TENTANG
BUPATI LAHAT,
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN,
PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PELAPORAN DAN
PERTANGGUNGJAWABAN SERTA MONITORING DAN EVALUASI
PEMBERIAN BELANJA HIBAH DAN BELANJA BANTUAN
SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN
DAN BELANJA DAERAH.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Pemerintah Pusat adalah Pemerintah Republik
Indonesia.
2. Kabupaten adalah Kabupaten Lahat.
3. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten
Lahat.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya
disingkat DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat
Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan
Kabupaten Lahat.
5. Bupati adalah Bupati Lahat.
6. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten
Lahat.
7. Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban
daerah dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk
didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan
dengan hak dan kewajiban Daerah.
8. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang
selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan
tahunan Pemerintah Daerah yang dibahas dan disetujui
bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD, dan
ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
9. Pengelolaan keuangan daerah adalah keseluruhan
kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan
pengawasan keuangan daerah.
10. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya
disingkat PPKD adalah Kepala Satuan Kerja Pengelola
Keuangan Daerah yang melaksanakan unsur penunjang
urusan pemerintahan pada Pemerintah Kabupaten yang
melaksanakan pengelolaan keuangan daerah.
11. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang
selanjutnya disingkat SKPKD adalah Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lahat yang
melaksanakan pengelolaan APBD.
12. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya
disingkat SKPD adalah perangkat daerah di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Lahat selaku Pengguna
Anggaran/Barang.
13. Tim Anggaran Pemerintah Daerah yang selanjutnya
disingkat TAPD adalah tim yang dibentuk dengan
Keputusan Bupati dan dipimpin oleh Sekretaris Daerah
yang mempunyai tugas menyiapkan serta melaksanakan
kebijakan Bupati dalam rangka penyusunan APBD yang
-4-
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
Ruang lingkup Peraturan Bupati ini meliputi:
a. penganggaran;
b. pelaksanaan dan penatausahaan;
c. pelaporan dan pertanggungjawaban; serta
d. monitoring dan evaluasi;
pemberian Hibah dan bantuan sosial yang bersumber dari
APBD.
Pasal 3
(1) Hibah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dapat berupa
uang, barang atau jasa.
(2) Bantuan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
dapat berupa uang atau barang.
BAB III
HIBAH
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 4
(1) Pemerintah Kabupaten dapat memberikan Hibah sesuai
dengan kemampuan keuangan daerah.
(2) Pemberian Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilakukan setelah memprioritaskan pemenuhan belanja
urusan wajib dan belanja urusan pilihan sesuai dengan
RPJMD, kecuali ditentukan lain dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(3) Pemberian Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ditujukan untuk menunjang pencapaian sasaran program
dan kegiatan Pemerintah Kabupaten sesuai urgensi dan
kepentingan daerah dalam mendukung terselenggaranya
fungsi pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan
dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan,
rasionalitas, dan manfaat untuk masyarakat.
(4) Hibah digunakan untuk menganggarkan pemberian Hibah
dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa yang secara
spesifik telah ditetapkan peruntukannya.
-6-
Pasal 5
(1) Hibah dapat diberikan kepada:
a. Pemerintah Pusat;
b. Pemerintah Daerah lainnya;
c. Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik
Daerah; dan/atau
d. badan, lembaga, dan Ormas yang berbadan hukum
Indonesia.
(2) Hibah kepada Pemerintah Pusat sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a diberikan kepada satuan kerja dari
kementerian/lembaga pemerintah non-kementerian yang
wilayah kerjanya berada dalam Kabupaten.
(3) Hibah kepada Pemerintah Daerah lainnya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b diberikan kepada daerah
otonom baru hasil pemekaran daerah sebagaimana
diamanatkan peraturan perundang-undangan.
(4) Hibah kepada Badan Usaha Milik Negara sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c diberikan untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(5) Hibah kepada Badan Usaha Milik Daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c diberikan dalam rangka
untuk meneruskan Hibah yang diterima Pemerintah
Kabupaten dari Pemerintah Pusat sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(6) Hibah kepada badan dan lembaga sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf d diberikan kepada badan
dan lembaga:
a. yang bersifat nirlaba, sukarela dan sosial yang
dibentuk berdasarkan peraturan perundang-
undangan;
b. yang bersifat nirlaba, sukarela dan sosial yang telah
memiliki surat keterangan terdaftar yang diterbitkan
oleh Menteri, Gubernur atau Bupati;
c. yang bersifat nirlaba, sukarela bersifat sosial
kemasyarakatan berupa kelompok
-7-
Pasal 6
(1) Unit kerja pada Kementerian Dalam Negeri yang
membidangi urusan pemerintahan di bidang administrasi
kependudukan dapat memperoleh Hibah dari Pemerintah
Kabupaten untuk penyediaan blanko KTP elektronik.
(2) Hibah dari Pemerintah Kabupaten sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), dilarang tumpang tindih pendanaannya
dengan anggaran pendapatan dan belanja negara sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan.
(3) Tumpang tindih sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dimaknai penyediaan setiap keping blanko KTP elektronik
tidak didanai dari 2 (dua) sumber dana yaitu APBD maupun
anggaran pendapatan dan belanja negara.
(4) Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), hanya dapat
diberikan 1 (satu) kali dalam tahun berkenaan.
Pasal 7
(1) Hibah kepada badan dan lembaga sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 ayat (1) huruf d diberikan dengan
persyaratan paling sedikit :
a. memiliki kepengurusan di daerah domisili;
b. memiliki Surat Keterangan Terdaftar dari Menteri,
Gubernur atau Bupati atau pengesahan dan/atau
penetapan dari Kepala SKPD atau instansi vertikal;
c. memiliki sekretariat tetap/kantor;
d. memiliki/menguasai tanah yang sah apabila kegiatan
yang diajukan merupakan pekerjaan konstruksi;
e. memiliki rekening bank atas nama badan/lembaga;
f. memilki surat keterangan domisili dari lurah/kepala
desa setempat; dan
g. berkedudukan dalam wilayah administrasi Pemerintah
-8-
Bagian Kedua
Permohonan
Pasal 9
(1) Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah lain, Badan
Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah,
badan, lembaga, dan Ormas dapat mengajukan
permohonan usulan Hibah secara tertulis kepada
Bupati.
(2) Permohonan usulan Hibah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat juga ditujukan kepada Bupati melalui
kepala SKPD terkait.
(3) SKPD terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Bupati.
(4) Dalam hal permohonan usulan Hibah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terdapat beberapa bidang, maka
terlebih dahulu dikoordinasikan dengan SKPD yang
menangani sesuai dengan tugas dan fungsinya.
(5) Permohonan usulan Hibah yang dikoordinasikan dengan
SKPD sebagaimana dimaksud dalam ayat (4), Bupati dapat
membentuk Tim Koordinasi SKPD.
-9-
Pasal 10
(1) SKPD terkait sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat
(2) melakukan penelitian kelengkapan permohonan
terhadap:
a. proposal;
b. persyaratan administratif; dan
c. dokumen teknis usulan Hibah, jika diperlukan.
(2) Apabila terdapat ketidaksesuaian antara permohonan
dengan:
a. proposal;
b. persyaratan administratif;
c. dokumen teknis usulan Hibah, jika diperlukan; dan
d. tidak memenuhi kelengkapan persyaratan secara
administratif;
maka dikembalikan kepada pemohon yang
bersangkutan.
(3) Tata cara penelitian kelengkapan permohonan usulan
Hibah, diatur lebih lanjut oleh masing-masing SKPD
terkait.
(4) Format permohonan Hibah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9 ayat (1) tercantum dalam Lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati
ini.
Pasal 11
(1) Proposal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (6)
huruf a paling sedikit memuat:
- 10 -
Pasal 12
(1) Penyampaian permohonan Hibah uang/barang untuk
dianggarkan dalam APBD paling lambat pada awal bulan
Mei tahun anggaran sebelumnya.
(2) Penyampaian permohonan Hibah uang/barang untuk
dianggarkan dalam Perubahan APBD paling lambat pada
awal bulan Mei tahun anggaran berjalan.
Bagian Ketiga
Evaluasi Permohonan
Pasal 13
(1) SKPD melakukan evaluasi terhadap usulan permohonan
Hibah dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa.
(2) Dalam melaksanakan evaluasi terhadap usulan
permohonan Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), kepala SKPD dapat membentuk tim evaluasi usulan
permohonan Hibah.
(3) SKPD melaksanakan evaluasi terhadap permohonan Hibah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. aspek legalitas;
b. aspek administratif; dan
c. aspek substansi kegiatan, kewajaran dan kepatutan
biaya/barang yang diusulkan.
(4) Evaluasi aspek legalitas sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) huruf a yakni dengan meneliti kebenaran dan
keberadaan calon penerima Hibah.
(5) Evaluasi aspek administratif sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) huruf b yakni dengan meneliti kebenaran dan
keberadaan dokumen persyaratan administratif
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (6) huruf b.
(6) Evaluasi aspek substansi, kewajaran dan kepatutan
biaya/jenis barang sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
huruf c yakni dengan meneliti kesesuaian kegiatan
yang diusulkan dengan program/kegiatan SKPD dan/
atau tidak tumpang tindih dengan program kegiatan
SKPD serta kewajaran dan kepatutan atas setiap
komponen biaya/barang yang diusulkan berdasarkan
standar biaya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan atau biaya yang berlaku umum
di lingkungan Pemerintah Kabupaten.
(7) Kepala SKPD terkait menyampaikan hasil evaluasi berupa
rekomendasi beserta daftar nominatif calon penerima
Hibah dan besaran Hibah kepada Bupati melalui TAPD.
- 12 -
Pasal 14
(1) Rekomendasi kepala SKPD dan pertimbangan TAPD
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (7) dan ayat
(8) menjadi dasar pencantuman alokasi anggaran Hibah
dalam rancangan KUA dan PPAS.
(2) Pencantuman alokasi anggaran sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), meliputi anggaran Hibah berupa uang,
barang dan/atau jasa.
(3) Format hasil pertimbangan TAPD atas belanja Hibah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terlampir dalam
Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Bupati ini.
Bagian Keempat
Penganggaran
Pasal 15
(1) Hibah berupa uang dicantumkan dalam RKA-SKPD.
(2) Hibah berupa barang atau jasa dicantumkan dalam RKA-
SKPD.
(3) RKA-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) menjadi dasar penganggaran Hibah dalam APBD.
Pasal 16
(1) Hibah berupa uang sebagaimana dimaksud dalam Pasal
15 ayat (1), dianggarkan dalam :
a. kelompok belanja operasi;
b. jenis belanja Hibah;
c. obyek belanja Hibah; dan
d. rincian obyek belanja Hibah
pada SKPD.
(2) Obyek belanja Hibah dan rincian obyek belanja Hibah,
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Pemerintah Pusat;
b. Pemerintah Daerah lain;
c. Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik
Daerah; dan/atau
d. badan, lembaga dan Ormas yang berbadan hukum
Indonesia.
(3) Hibah berupa barang atau jasa sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 15 ayat (2), dianggarkan dalam kelompok
belanja operasi yang diformulasikan ke dalam program
dan kegiatan yang diuraikan ke dalam :
a. jenis belanja barang dan jasa;
- 13 -
Bagian Kelima
Pelaksanaan dan Penatausahaan
Paragraf 1
Pelaksanaan
Pasal 17
(1) Pelaksanaan anggaran Hibah berupa uang berdasarkan
atas DPA-SKPD dan DPPA-SKPD.
(2) Pelaksanaan anggaran Hibah barang atau jasa
berdasarkan atas DPA-SKPD dan DPPA-SKPD.
Pasal 18
(1) Setiap pemberian Hibah dituangkan dalam NPHD yang
ditandatangani bersama oleh kepala SKPD selaku PA dan
penerima Hibah.
(2) NPHD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling
sedikit memuat ketentuan mengenai:
a. pemberi dan penerima Hibah;
b. tujuan pemberian Hibah;
c. besaran/rincian penggunaan Hibah yang akan
diterima;
d. hak dan kewajiban;
e. tata cara penyaluran/penyerahan Hibah; dan
f. tata cara pelaporan Hibah dan pertanggungjawaban
Hibah.
(3) Penetapan besaran dan tahapan penyaluran Hibah
dilakukan oleh SKPD terkait setelah dikoordinasikan
dengan Bendahara Umum Daerah.
(4) NPHD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan
pada Penjabaran APBD dan DPA-SKPD/DPPA-SKPD serta
Keputusan Bupati tentang penetapan penerima Hibah.
(5) NPHD disusun oleh SKPD terkait yang memberikan
rekomendasi.
(6) NPHD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat dalam
rangkap 2 (dua), bermaterai cukup.
(7) Format NPHD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
Pasal 19
(1) Daftar nama penerima, alamat penerima dan besaran
Hibah dicantumkan dalam Peraturan Bupati tentang
Penjabaran APBD.
(2) Bupati menetapkan daftar penerima Hibah beserta
besaran uang atau jenis barang atau jasa yang akan
dihibahkan dengan Keputusan Bupati berdasarkan :
a. Peraturan Daerah tentang APBD; dan
b. Peraturan Bupati tentang Penjabaran APBD.
- 14 -
Pasal 20
(1) SKPD menyiapkan rancangan Keputusan Bupati
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2) dan
mengajukan rancangan tersebut kepada Bupati melalui
Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Lahat.
(2) SKPD terkait memberitahukan kepada calon penerima
Hibah tentang anggaran belanja Hibah yang akan
diberikan sesuai dengan :
a. Peraturan Daerah tentang APBD;
b. Peraturan Bupati tentang Penjabaran APBD; dan
c. Keputusan Bupati tentang penetapan daftar
penerima Hibah dalam bentuk uang.
(3) Penyiapan rancangan NPHD dan penandatanganan
NPHD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (4)
disusun berdasarkan hasil evaluasi usulan pencairan
dana Hibah dari penerima Hibah yang telah ditetapkan
dalam Keputusan Bupati.
(4) Rancangan NPHD sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
diverifikasi oleh SKPD terkait pemberi rekomendasi
meliputi:
a. kesesuaian pagu anggaran dengan usulan
pencairan;
b. kesesuaian rencana penggunaan dana dengan
kegiatan yang diusulkan;
c. kewajaran dan kepatutan biaya yang akan
digunakan berdasarkan standar biaya yang berlaku
atau biaya yang berlaku umum di lingkungan
Pemerintah Kabupaten;
d. kebenaran dokumen pencairan.
Pasal 21
(1) SKPD pemberi rekomendasi penganggaran Hibah
menyiapkan rancangan Keputusan Bupati tentang
daftar penerima Hibah dalam bentuk barang/jasa
sesuai bidang tugasnya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 19 ayat (2) dan mengajukan draft tersebut
kepada Bupati melalui Bagian Hukum Sekretariat
Daerah Kabupaten Lahat.
(2) SKPD terkait memberitahukan kepada calon penerima
Hibah tentang anggaran belanja Hibah yang akan
diberikan sesuai dengan:
a. Peraturan Daerah tentang APBD;
b. Peraturan Bupati tentang Penjabaran APBD; dan
c. Keputusan Bupati tentang penetapan daftar
penerima Hibah dalam bentuk barang/jasa.
- 15 -
Paragraf 2
Penatausahaan
Pasal 22
Tata cara penatausahaan dan pelaksanaan belanja Hibah dalam
bentuk uang dan/atau barang/jasa berpedoman pada
Peraturan Bupati tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan
Keuangan Daerah.
Pasal 23
Penerima belanja Hibah berupa uang maupun barang/jasa
bertanggung jawab sepenuhnya atas kebenaran dan
keabsahan dokumen persyaratan baik substansi maupun
materiil.
Bagian Keenam
Pencairan Hibah Berupa Uang
Pasal 24
( 1) Pencairan Hibah berupa uang didasarkan pada
DPA-SKPD dan NPHD.
(2) Pencairan Hibah dalam bentuk uang dilakukan dengan
mekanisme pembayaran langsung (LS) dan disalurkan
melalui rekening Kas Umum Daerah ke rekening bank
penerima Hibah.
(3) Pencairan Hibah berupa uang sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2), terlebih dahulu diteliti
administrasi kelengkapan dokumen penerima Hibah
oleh Bendahara SKPD dan PPK-SKPD.
(4) Proses pencairan Hibah dalam bentuk uang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2),
dilakukan oleh Kepala SKPD selaku Pengguna
Anggaran.
(5) Dalam hal pembayaran belanja Hibah berupa uang
dengan nilai diatas Rp.200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah), dilakukan 2 (dua) tahap atau lebih.
(6) Pelaksanaan pembayaran tahap berikutnya dilakukan
setelah penerima Hibah menyampaikan laporan
penggunaan belanja Hibah tahap sebelumnya kepada
SKPD terkait selaku Pengguna Anggaran.
Pasal 25
(1) Penerima Hibah berupa uang mengajukan permohonan
pencairan kepada Bupati melalui SKPD terkait pemberi
rekomendasi dengan format sebagaimana tercantum
dalam Lampiran V dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
(2) Proses pencairan Hibah berupa uang dilaksanakan oleh
SKPD berdasarkan surat/nota permintaan penerbitan
SPP dan SPM dari SKPD terkait, dengan melengkapi
persyaratan administrasi meliputi:
a. Hibah untuk Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah lainnya, terdiri dari:
1. surat permohonan pencairan Hibah;
2. salinan NPWP;
- 16 -
Bagian Ketujuh
Penyaluran Hibah Berupa Barang atau Jasa
Pasal 27
(1) SKPD terkait melakukan proses pengadaan barang atau
jasa sesuai DPA-SKPD dengan berpedoman pada
peraturan perundang-undangan tentang pengadaan
barang/jasa pemerintah setelah NPHD ditandatangani.
(2) Pembayaran belanja operasional berupa Hibah barang
atau jasa dilakukan dengan mekanisme UP/GU/TU/LS
kepada penyedia barang/jasa dan mempedomani
sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah
yang berlaku.
(3) Penyerahan Hibah barang atau jasa dilakukan oleh
kepala SKPD terkait kepada penerima Hibah, setelah
dilengkapi persyaratan sebagai berikut:
a. bagi Hibah untuk Pemerintah dan Pemerintah Daerah
lainnya, terdiri atas:
1. Berita Acara Serah Terima rangkap 4 (empat),
bermaterai cukup, ditandatangani dan
dibubuhi cap instansi atau Pemerintah Daerah
lainnya serta dicantumkan nama lengkap
pimpinan instansi atau Kepala Daerah;
2. NPHD;
- 18 -
Bagian Kedelapan
Penggunaan
Pasal 28
(1) Penerima Hibah wajib menggunakan Hibah sesuai NPHD
dan/atau perubahan NPHD.
(2) Penerima Hibah dilarang mengalihkan Hibah yang
diterima kepada pihak lain.
(3) Penerima Hibah wajib mengembalikan dana Hibah yang
tidak digunakan dan/atau sisa anggaran terhadap
kegiatan Hibah yang telah selesai dilaksanakan sampai
dengan akhir tahun anggaran, dikecualikan terhadap
penggunaan sisa dana Hibah untuk pendanaan
pengamanan pemilihan kepala daerah, tahun berikutnya
penerima Hibah wajib menyampaikan Rencana Anggaran
dan Biaya (RAB) yang telah evaluasi dan disahkan oleh
SKPD terkait kepada PPKD.
Bagian Kesembilan
Pertanggungjawaban dan Pelaporan
Paragraf 1
Pertanggungjawaban
Pasal 29
Pertanggungjawaban Pemerintah Kabupaten atas pemberian
Hibah meliputi:
a. permohonan/usulan dari pemohon Hibah kepada Bupati;
- 19 -
Pasal 30
(1) Penerima Hibah bertanggung jawab secara formal dan
material atas penggunaan Hibah yang diterimanya.
(2) Pertanggungjawaban penggunaan Hibah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. penggunaan Hibah berupa uang, meliputi:
1. laporan penggunaan Hibah;
2. surat pernyataan tanggung jawab yang
menyatakan bahwa Hibah berupa uang yang
diterima telah digunakan sesuai dengan NPHD;
3. bukti-bukti pengeluaran yang lengkap dan sah
sesuai peraturan perundang-undangan; dan
4. bukti setoran ke kas daerah atas sisa dana yang
tidak dipergunakan oleh penerima Hibah,
dikecualikan penerima Hibah untuk pendanaan
pengamanan pemilihan kepala daerah dengan
bukti registrasi penerimaan Hibah bagi Hibah
untuk Pemerintah.
b. penggunaan Hibah berupa barang atau jasa, meliputi:
1. laporan penggunaan Hibah;
2. surat pernyataan tanggung jawab yang
menyatakan bahwa Hibah berupa barang atau
jasa yang diterima telah digunakan sesuai dengan
NPHD; dan
3. salinan bukti serah terima barang atau jasa.
(3) SKPD melakukan verifikasi terhadap surat
pertanggungjawaban penerima Hibah berupa uang dan
menyampaikan laporan penggunaannya kepada Bupati
melalui PPKD dengan melampirkan surat pernyataan telah
melakukan verifikasi terhadap pertanggungjawaban
penggunaan dana Hibah.
(4) Penerima Hibah bertanggung jawab atas kebenaran dan
keabsahan laporan penggunaan Hibah sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf a angka 1 dan huruf b
angka 1.
(5) Penerima Hibah selaku objek pemeriksaan, wajib
menyimpan bukti pengeluaran yang lengkap dan sah atau
salinan bukti serah terima barang atau jasa sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf a angka 3 dan huruf b
angka 3.
- 20 -
Paragraf 2
Pelaporan
Pasal 31
(1) Laporan penggunaan Hibah berupa uang dan barang atau
jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2) huruf
a angka 1 dan huruf b angka 1, disampaikan oleh
penerima Hibah kepada SKPD terkait paling lambat
tanggal 10 (sepuluh) bulan Januari tahun anggaran
berikutnya, kecuali ditentukan lain sesuai peraturan
perundang-undangan.
(2) Laporan penggunaan Hibah berupa uang disampaikan
SKPD terkait kepada Bupati melalui PPKD.
Pasal 32
(1) Laporan penggunaan Hibah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 31 ayat (1) meliputi:
a. surat pengantar dari penerima Hibah ditujukan
kepada SKPD terkait;
b. laporan kegiatan, paling sedikit terdiri atas:
1. latar belakang, berisi uraian tentang gambaran
umum mengenai pelaksanaan kegiatan yang
telah dilakukan oleh penerima Hibah;
2. maksud dan tujuan, berisi uraian tentang
maksud dan tujuan disusunnya laporan
penggunaan Hibah;
3. ruang lingkup kegiatan, berisi hasil kegiatan
yang telah dilaksanakan sesuai dengan
proposal Hibah yang telah diajukan;
4. realisasi pelaksanaan kegiatan berisi uraian
tentang anggaran yang telah dibelanjakan.
5. daftar personalia berisi uraian tentang panitia
atau peserta yang ikut serta dalam kegiatan;
dan
6. penutup berisi uraian tentang hal-hal yang
perlu untuk disampaikan oleh penerima Hibah
terkait dengan kegiatan yang telah dilaksanakan.
c. laporan keuangan, meliputi:
1. realisasi penerimaan Hibah; dan
2. realisasi penggunaan.
d. fotocopy laporan pertanggungjawaban penggunaan
Hibah; dan
e. lampiran berupa dokumen pendukung
lainnya/dokumentasi kegiatan yang telah
dilaksanakan.
- 21 -
Pasal 33
(1) Hibah berupa uang dicatat sebagai realisasi jenis belanja
Hibah pada SKPD dalam tahun anggaran berkenaan.
(2) Hibah berupa barang atau jasa dicatat sebagai realisasi
obyek belanja Hibah pada jenis belanja barang dan jasa
dalam program dan kegiatan pada SKPD terkait.
(3) SKPD melakukan pencatatan realisasi Hibah, untuk
selanjutnya dicantumkan pada Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah dalam tahun anggaran berkenaan.
(4) Hibah berupa barang atau jasa yang belum diserahkan
kepada penerima Hibah sampai dengan akhir tahun
anggaran berkenaan, dilaporkan sebagai persediaan dalam
neraca.
(5) Realisasi Hibah berupa barang atau jasa dikonversikan
sesuai Standar Akuntansi Pemerintah pada laporan
realisasi anggaran dan diungkapkan pada catatan atas
laporan keuangan dalam penyusunan Laporan Keuangan
Daerah Pemerintah Daerah.
(6) Format konversi dan pengungkapan Hibah berupa barang
dan/atau jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
tercantum dalam Lampiran VIII yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
Pasal 34
(1) Dalam hal penerima Hibah tidak menyampaikan
pertanggungjawaban sampai dengan batas terakhir, SKPD
terkait memberi peringatan pertama secara tertulis kepada
penerima Hibah.
(2) Apabila dalam waktu 2 (dua) minggu setelah peringatan
pertama diterima oleh penerima Hibah, dan penerima
Hibah tetap tidak menyampaikan pertanggungjawaban
yang dipersyaratkan, SKPD terkait memberi peringatan
kedua secara tertulis kepada penerima Hibah.
- 22 -
Bagian Kesepuluh
Audit
Pasal 35
(1) Penggunaan belanja Hibah berupa uang, barang dan/atau
jasa sewaktu-waktu dapat dilakukan audit/pemeriksaan
oleh Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP), atau
kantor akuntan publik.
(2) Audit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
meliputi:
a. kesesuaian penggunaan belanja Hibah dengan NPHD
dan rencana anggaran belanja;
b. kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(3) Biaya pelaksanaan audit sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dibebankan pada penerima Hibah.
(4) Laporan hasil audit belanja Hibah berupa uang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada
Bupati melalui Inspektorat Kabupaten dan merupakan
bagian dari laporan pertanggungjawaban dengan
tembusan disampaikan kepada PPKD dan SKPD pemberi
rekomendasi.
BAB IV
BANTUAN SOSIAL
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 36
(1) Bupati dapat memberikan bantuan sosial kepada
anggota/kelompok masyarakat sesuai kemampuan
keuangan daerah.
(2) Pemberian bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), dilakukan setelah memprioritaskan
pemenuhan belanja, urusan wajib dan urusan pilihan
sesuai dengan RPJMD dan memperhatikan asas
keadilan, kepatutan, rasionalitas dan manfaat untuk
masyarakat.
Pasal 37
Anggota/kelompok masyarakat sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 36 ayat (1), meliputi:
a. individu, keluarga, dan/atau masyarakat yang mengalami
- 23 -
Bagian Kedua
Kriteria Pemberian Bantuan Sosial
Pasal 39
(1) Bantuan sosial bersifat tidak mengikat dan tidak wajib
serta harus digunakan sesuai dengan usulan tertulis
atau surat keterangan dari pejabat yang berwenang
sekaligus sebagai usulan permohonan yang diajukan dan
telah disetujui.
(2) Pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) adalah unsur pejabat desa/kelurahan.
(3) Bantuan sosial dapat berupa uang atau barang diterima
langsung oleh penerima bantuan sosial.
- 24 -
Pasal 40
(1) Pemberian bantuan sosial harus dilaksanakan dengan
ketentuan:
a. selektif;
b. memenuhi persyaratan penerima bantuan sosial;
c. bersifat sementara dan tidak terus menerus, kecuali
dalam keadaan tertentu dapat berkelanjutan; dan
d. sesuai dengan tujuan penggunaan.
(2) Kriteria selektif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a diartikan bahwa bantuan sosial hanya diberikan kepada
calon penerima yang ditujukan untuk melindungi dari
kemungkinan resiko sosial dan tidak untuk diberikan
kembali sebagai bantuan kepada pihak lainnya.
(3) Kriteria persyaratan penerima bantuan sosial sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:
a. memiliki identitas yang jelas; dan
b. berkedudukan dalam wilayah administrasi Pemerintah
Kabupaten.
(4) Kriteria bersifat sementara dan tidak terus-menerus,
kecuali dalam keadaan tertentu dapat berkelanjutan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c diartikan
bahwa pemberian bantuan sosial tidak wajib dan tidak
harus diberikan setiap tahun anggaran.
(5) Keadaan tertentu dapat berkelanjutan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c diartikan bahwa
bantuan sosial dapat diberikan setiap tahun anggaran
sampai penerima bantuan telah lepas dari resiko sosial.
(6) Kriteria sesuai tujuan penggunaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf d diartikan bahwa tujuan pemberian
bantuan sosial meliputi :
a. rehabilitasi sosial;
b. perlindungan sosial;
c. pemberdayaan sosial;
d. jaminan sosial;
e. penanggulangan kemiskinan; dan
f. penanggulangan bencana.
- 25 -
Pasal 41
Bentuk resiko sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40
ayat (2) meliputi:
a. resiko yang terkait dengan siklus hidup seperti kelaparan,
penyakit kekurangan gizi, cacat fisik dan/atau mental,
masyarakat terlantar, anak-anak yatim piatu, orang lanjut
usia/jompo, dan orang sakit;
b. resiko yang terkait dengan kondisi ekonomi seperti fakir
miskin, pelajar/mahasiswa dari keluarga tidak mampu,
dan tuna wisma; dan
c. resiko yang terkait dengan lingkungan seperti kekeringan,
banjir, gempa bumi, tanah longsor, bencana alam lainnya,
dan keterisolasian/masyarakat tertinggal.
Bagian Ketiga
Tujuan dan Jenis Kegiatan
Pasal 42
(1) Rehabilitasi sosial sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 40 ayat (6) huruf a ditujukan untuk
memulihkan dan mengembangkan kemampuan
seseorang yang mengalami disfungsi sosial agar dapat
melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar.
(2) Perlindungan sosial sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 40 ayat (6) huruf b ditujukan untuk mencegah
dan menangani resiko dari guncangan dan kerentanan
sosial seseorang, keluarga, kelompok masyarakat agar
kelangsungan hidupnya dapat dipenuhi sesuai dengan
kebutuhan dasar minimal.
(3) Pemberdayaan sosial sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 40 ayat (6) huruf c ditujukan untuk menjadikan
seseorang atau kelompok masyarakat yang mengalami
masalah sosial mempunyai daya, sehingga mampu
memenuhi kebutuhan dasarnya.
(4) Jaminan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal
40 ayat (6) huruf d merupakan skema yang
melembaga untuk menjamin penerima bantuan agar
dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang
layak.
(5) Penanggulangan kemiskinan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 40 ayat (6) huruf e merupakan kebijakan,
program, dan kegiatan yang dilakukan terhadap
orang, keluarga, kelompok masyarakat yang tidak
mempunyai atau mempunyai sumber mata
pencaharian dan tidak dapat memenuhi kebutuhan
yang layak bagi kemanusiaan.
(6) Penanggulangan bencana sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 40 ayat (6) huruf f merupakan serangkaian upaya
yang ditujukan untuk rehabilitasi pasca bencana.
Pasal 43
(1) Jenis kegiatan rehabilitasi sosial sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 40 ayat (6) huruf a yang dapat diberikan
belanja bantuan sosial meliputi:
a. pembinaan kewirausahaan;
- 26 -
Bagian Keempat
Pengajuan dan Persyaratan Permohonan
Pasal 44
(1) Anggota/kelompok masyarakat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 36 ayat (1) dapat mengajukan permohonan
tertulis bantuan sosial kepada Bupati melalui SKPD
terkait.
(2) SKPD terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Bupati.
- 27 -
Pasal 45
(1) Permohonan tertulis bagi lembaga non pemerintah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (4) huruf a,
dilengkapi proposal yang memuat informasi tentang:
a. latar belakang;
b. maksud dan tujuan;
c. hasil yang diharapkan;
d. lokasi pelaksanaan;
e. waktu pelaksanaan;
f. data umum organisasi/lembaga;
g. alamat lengkap;
h. daftar personalia pelaksana dan susunan
kepengurusan lembaga;
i. rencana anggaran biaya;
j. nomor rekening bank yang masih berlaku;
- 28 -
k. NPWP ; dan
l. penutup
(2) Selain proposal sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
permohonan bantuan sosial bagi lembaga non pemerintah,
wajib melampirkan persyaratan administratif, meliputi:
a. akta notaris mengenai pendirian lembaga atau
dokumen lain yang dipersamakan;
b. surat pernyataan tanggungjawab;
c. surat keterangan domisili dari desa/ kelurahan
setempat;
d. izin operasional/tanda daftar lembaga dari instansi
yang berwenang;
e. bukti kontrak sewa gedung/bangunan, bagi lembaga
yang kantornya menyewa;
f. salinan KTP yang masih berlaku atas nama ketua dan
sekretaris atau sebutan lain; dan
g. salinan rekening bank yang masih aktif atas nama
lembaga dan dilegalisir oleh bank berkenaan.
(3) Persyaratan dokumen teknis usulan bantuan sosial
sebagaimana dimaksud pada Pasal 44 ayat (5) huruf c
bagi lembaga non pemerintah ditetapkan oleh SKPD
terkait.
(4) Dikecualikan dari ketentuan pada ayat (1) huruf k dan
ayat (2) huruf a, huruf d dan huruf f, untuk belanja
bantuan sosial kepada lembaga non pemerintah yang
bersifat non formal yang berperan melindungi individu,
kelompok, dan/atau masyarakat dari kemungkinan
terjadinya resiko sosial.
Pasal 46
(1) Permohonan tertulis bagi individu, keluarga, dan/atau
masyarakat sebagaimana dalam Pasal 44 ayat (4) huruf b,
paling sedikit memuat informasi tentang:
a. maksud dan tujuan penggunaan;
b. jumlah bantuan sosial yang dimohonkan;
c. identitas lengkap penerima bantuan sosial, terdiri
atas:
1. nama lengkap;
2. tempat/tanggal lahir;
3. alamat lengkap; dan
4. pekerjaan/aktivitas.
d. salinan/fotocopy nomor rekening bank atas nama
penerima belanja bantuan sosial untuk bantuan sosial
berupa uang; dan
e. salinan KTP yang masih berlaku.
(2) Permohonan tertulis bagi individu, keluarga, dan/atau
masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44
ayat (4) huruf b, dilengkapi proposal paling sedikit
meliputi:
a. latar belakang;
b. susunan kepengurusan bagi masyarakat;
c. domisili sekretariat;
d. salinan KTP yang masih berlaku; dan
e. salinan rekening bank yang masih aktif atas nama
individu, keluarga, dan/atau masyarakat dan
dilegalisir oleh bank berkenaan.
- 29 -
Pasal 47
(1) Penyampaian permohonan bantuan sosial berupa
uang/barang untuk dianggarkan dalam APBD paling
lambat pada awal bulan Mei tahun anggaran sebelumnya.
(2) Penyampaian permohonan bantuan sosial berupa
uang/barang untuk dianggarkan dalam Perubahan APBD
paling lambat pada awal bulan Mei tahun anggaran
berjalan.
Bagian Kelima
Evaluasi Permohonan
Pasal 48
(1) SKPD terkait melakukan evaluasi terhadap usulan
permohonan bantuan sosial sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 44 ayat (1).
(2) Dalam melaksanakan evaluasi terhadap usulan
permohonan bantuan sosial sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), kepala SKPD dapat membentuk tim
evaluasi usulan permohonan bantuan sosial.
(3) Tim evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
melaksanakan evaluasi permohonan bantuan sosial
meliputi :
a. aspek legalitas;
b. administratif; dan
c. substansi kegiatan, kewajaran serta kepatutan biaya
yang diusulkan.
(4) Evaluasi aspek legalitas sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) yakni dengan meneliti kebenaran dan keberadaan calon
penerima bantuan sosial.
(5) Evaluasi aspek administratif sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) yakni dengan meneliti kebenaran dan keberadaan
dokumen proposal pengajuan bantuan sosial.
- 30 -
Pasal 49
(1) Bantuan sosial kepada individu dan/atau keluarga yang
tidak dapat direncanakan sebelumnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 38 ayat (1) didasarkan pada
permintaan tertulis dari individu dan/atau keluarga
yang bersangkutan atau surat keterangan dari pejabat
yang berwenang.
(2) Pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) adalah unsur pejabat desa/kelurahan.
(3) Permintaan tertulis atau surat keterangan dari pejabat
berwenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang
disampaikan kepada Bupati melalui SKPD terkait
dilakukan evaluasi dan dituangkan dalam Berita Acara
Hasil Evaluasi berupa rekomendasi beserta daftar
nominatif calon penerima bantuan sosial yang tidak dapat
direncanakan dan besaran bantuan sosial untuk mendapat
persetujuan Bupati.
(4) SKPD terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dilaksanakan oleh Dinas Sosial atau Sekretariat Daerah.
(5) TAPD memberikan pertimbangan atas rekomendasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sesuai dengan
prioritas dan kemampuan keuangan daerah yang
dituangkan dalam daftar nominatif dan disampaikan
kepada SKPD terkait.
(6) Format hasil evaluasi berupa rekomendasi dan
pertimbangan TAPD sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dan ayat (5), terlampir dalam Lampiran IX yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
- 31 -
Pasal 50
(1) Rekomendasi kepala SKPD dan pertimbangan TAPD
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat (3) dan ayat
(5) menjadi dasar pencantuman alokasi anggaran bantuan
sosial dalam rancangan KUA dan PPAS.
(2) Pencantuman alokasi anggaran sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), meliputi anggaran bantuan sosial berupa
uang dan barang.
Bagian Keenam
Penganggaran
Pasal 51
(1) Belanja bantuan sosial berupa uang dicantumkan dalam
RKA-SKPD.
(2) Belanja bantuan sosial berupa barang dicantumkan dalam
RKA-SKPD.
(3) RKA- SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) menjadi dasar penganggaran belanja bantuan sosial
dalam APBD sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 52
(1) Bantuan sosial berupa uang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 51 ayat (1) dianggarkan dalam :
a. kelompok belanja operasi;
b. jenis belanja bantuan sosial;
c. objek belanja bantuan sosial; dan
d. rincian objek belanja bantuan sosial.
(2) Objek belanja bantuan sosial dan rincian objek belanja
bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c dan huruf d meliputi:
a. individu dan/atau keluarga;
b. masyarakat; dan
c. lembaga non pemerintahan.
(3) Bantuan sosial berupa barang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 51 ayat (2) dianggarkan dalam kelompok
belanja operasi yang diformulasikan ke dalam program
dan kegiatan, yang diuraikan ke dalam :
a. jenis belanja barang dan jasa;
b. objek belanja bantuan sosial barang; dan
c. rincian objek belanja bantuan sosial barang yang
diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat.
(4) Daftar nama penerima, alamat penerima dan besaran
bantuan sosial tercantum dalam Lampiran IV Peraturan
Bupati tentang Penjabaran APBD tahun berkenaan, tidak
termasuk bantuan sosial kepada individu dan/atau
keluarga yang tidak dapat direncanakan sebelumnya.
Bagian Ketujuh
Pelaksanaan
Pasal 53
(1) Pelaksanaan anggaran bantuan sosial berupa uang
berdasarkan atas DPA/DPPA-SKPD.
- 32 -
Pasal 54
(1) Daftar penerima dan besaran bantuan sosial ditetapkan
dengan Keputusan Bupati berdasarkan :
a. Peraturan Daerah tentang APBD; dan
b. Peraturan Bupati tentang Penjabaran APBD.
(2) Penyaluran/penyerahan bantuan sosial sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada daftar penerima
bantuan sosial yang tercantum dalam Keputusan Bupati.
(3) Penyaluran/penyerahan bantuan sosial kepada individu
dan/atau keluarga yang tidak dapat direncanakan
sebelumnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat
(6) didasarkan pada :
a. permintaan tertulis dari individu dan/atau keluarga
yang bersangkutan; atau
b. surat keterangan dari pejabat yang berwenang; serta
c. mendapat persetujuan Bupati setelah dievaluasi oleh
SKPD terkait.
(4) Penyaluran/penyerahan bantuan sosial berupa uang
dilakukan dengan cara pembayaran langsung (LS) dan
disalurkan melalui rekening Kas Umum Daerah ke
rekening penerima bantuan sosial.
(5) Penyaluran/penyerahan bantuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) dilengkapi dengan kwitansi sebagai bukti
penerimaan uang dan dibubuhi meterai secukupnya.
Bagian Kedelapan
Pencairan Bantuan sosial Berupa Uang
Pasal 55
(1) SKPD terkait menyiapkan rancangan Keputusan Bupati
tentang daftar penerima bantuan sosial dalam bentuk
uang berdasarkan Peraturan Daerah tentang APBD dan
Peraturan Bupati tentang Penjabaran APBD serta
mengajukan rancangan tersebut kepada Bupati melalui
Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Lahat.
(2) SKPD terkait memberitahukan kepada calon penerima
bantuan sosial tentang anggaran belanja bantuan sosial
yang akan diberikan sesuai dengan :
a. Peraturan Daerah tentang APBD;
b. Peraturan Bupati tentang Penjabaran APBD; dan
c. Keputusan Bupati tentang penetapan daftar
penerima bantuan sosial dalam bentuk uang.
(3) Penerima bantuan sosial berupa uang mengajukan
permohonan pencairan bantuan sosial kepada Bupati
melalui SKPD terkait dengan format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran V dan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
(4) Permohonan pencairan bantuan sosial sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dilengkapi dengan persyaratan
administrasi pencairan, meliputi:
a. bantuan sosial untuk individu paling sedikit terdiri
dari:
- 33 -
Bagian Kesembilan
Penyaluran Bantuan Sosial Berupa Barang
Pasal 57
(1) SKPD terkait menyiapkan rancangan Keputusan Bupati
tentang daftar penerima bantuan sosial dalam bentuk
barang berdasarkan Peraturan Daerah tentang APBD
dan Peraturan Bupati tentang Penjabaran APBD serta
mengajukan draft tersebut kepada Bupati melalui
Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Lahat.
(2) SKPD terkait memberitahukan kepada calon penerima
bantuan sosial tentang anggaran belanja bantuan sosial
yang akan diberikan sesuai dengan :
a. Peraturan Daerah tentang APBD;
b. Peraturan Bupati tentang Penjabaran APBD; dan
c. Keputusan Bupati tentang penetapan daftar
penerima bantuan sosial dalam bentuk
barang/jasa.
(3) SKPD pengguna anggaran bantuan sosial melakukan
proses pengadaan barang sesuai DPA/DPPA-SKPD dan
ketentuan peraturan perundang-undangan tentang
pengadaan barang dan jasa pemerintah.
(4) Penyerahan bantuan sosial berupa barang dilakukan oleh
kepala SKPD/pengguna anggaran bantuan sosial kepada
penerima bantuan sosial, yang meliputi:
a. bagi bantuan sosial untuk individu, terdiri atas:
1. Berita Acara Serah Terima rangkap 4 (empat)
yang bermaterai cukup, ditandatangani dan
dicantumkan nama lengkap penerima bantuan
sosial;
2. salinan KTP atas nama peneriama bantuan
sosial;
3. surat pernyataan tanggung jawab.
b. bagi bantuan sosial untuk keluarga, terdiri atas:
1. Berita Acara Serah Terima rangkap 4 (empat)
yang bermaterai cukup, ditandatangani dan
dicantumkan nama lengkap kepala keluarga
penerima bantuan sosial;
2. salinan KTP atas nama kepala keluarga penerima
bantuan sosial;
3. surat pernyataan tanggung jawab.
c. bagi bantuan sosial untuk kelompok
masyarakat/lembaga non pemerintah, terdiri atas:
1. Berita Acara Serah Terima rangkap 4 (empat)
yang bermaterai cukup, ditandatangani dan
dibubuhi cap, serta dicantumkan nama
lengkap ketua/pimpinan atau sebutan lain
kelompok masyarakat/lembaga non
pemerintah;
2. salinan KTP ketua/pimpinan atau sebutan lain
kelompok masyarakat/lembaga non pemerintah;
3. surat penyataan tanggung jawab.
- 35 -
Bagian Kesepuluh
Penggunaan
Pasal 58
(1) Penerima bantuan sosial wajib menggunakan uang
dan/atau barang yang diterima sesuai dengan
peruntukan yang dicantumkan dalam proposal
permohonan yang diajukan dan sesuai dengan yang
ditetapkan dalam DPA.
(2) Penerima bantuan sosial dilarang mengalihkan uang
dan/atau barang yang diterima kepada pihak lain.
Bagian Kesebelas
Pertanggungjawaban dan Pelaporan
Paragraf 1
Pertanggungjawaban
Pasal 59
(1) Pertanggungjawaban Pemerintah Kabupaten atas
pemberian bantuan sosial meliputi:
a. usulan/permintaan tertulis dari pemohon bantuan
sosial atau surat keterangan dari pejabat yang
berwenang kepada Bupati;
b. Keputusan Bupati tentang penetapan daftar penerima
bantuan sosial;
c. pakta integritas dari penerima bantuan sosial yang
menyatakan bahwa bantuan sosial yang diterima akan
digunakan sesuai dengan usulan; dan
d. bukti transfer (SP2D) atas pemberian bantuan sosial
berupa uang atau bukti serah terima barang atas
pemberian bantuan sosial berupa barang.
(2) Pertanggungjawaban Pemerintah Kabupaten atas
Keputusan Bupati dan pakta integritas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf c dikecualikan
terhadap bantuan sosial bagi individu dan/atau keluarga
yang tidak dapat direncanakan sebelumnya.
Pasal 60
(1) Penerima bantuan sosial bertanggung jawab secara
formal dan materil atas penggunaan bantuan sosial yang
diterimanya.
(2) Pertanggungjawaban penerima bantuan sosial
sebagaimana dimaksud pada ayat(1), meliputi:
a. laporan penggunaan belanja bantuan sosial;
b. surat pernyataan tanggung jawab yang menyatakan
bahwa bantuan sosial yang diterima telah digunakan
sesuai dengan proposal yang telah disetujui;
c. bukti pengeluaran yang lengkap dan sah sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan bagi
penerima bantuan sosial berupa uang; dan
d. salinan berita acara serah terima barang bagi penerima
bantuan sosial berupa barang.
(3) Penerima bantuan sosial bertanggung jawab atas
kebenaran dan keabsahan laporan penggunaan belanja
bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a.
- 36 -
Paragraf 2
Pelaporan
Pasal 61
Laporan penggunaan bantuan sosial berupa uang dan
barang dan surat pernyataan tanggung jawab sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 60 ayat (2) huruf a dan huruf b,
disampaikan oleh penerima bantuan sosial kepada Bupati
1 (satu) bulan setelah kegiatan selesai dilaksanakan atau
paling lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan Januari tahun
anggaran berikutnya kepada:
a. kepala SKPD selaku pengguna anggaran untuk bantuan
sosial berupa uang;
b. kepala SKPD selaku pengguna anggaran untuk bantuan
sosial berupa barang.
Pasal 62
(1) Belanja bantuan sosial berupa uang, dicatat sebagai
realisasi jenis bantuan sosial pada SKPD dalam tahun
anggaran berkenaan.
(2) Belanja bantuan sosial berupa barang, dicatat sebagai
realisasi objek bantuan sosial pada jenis belanja barang
dalam program dan kegiatan pada SKPD terkait.
(3) SKPD melakukan pencatatan realisasi bantuan sosial,
untuk selanjutnya dicantumkan pada Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah dalam tahun anggaran berkenaan.
(4) Bantuan sosial berupa barang yang belum diserahkan
kepada penerima bantuan sosial sampai dengan akhir
tahun anggaran berkenaan, dilaporkan sebagai persediaan
dalam neraca.
(5) Realisasi bantuan sosial berupa barang dikonversikan
sesuai standar akuntansi pemerintahan pada laporan
realisasi anggaran dan diungkapkan pada catatan atas
laporan keuangan dalam penyusunan Laporan Keuangan
Pemerintah Kabupaten.
(6) Format konversi dan pengungkapan bantuan sosial berupa
barang sebagaimana dimaksud pada ayat (5) tercantum
dalam Lampiran VIII yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
BAB V
MONITORING, EVALUASI DAN PENGAWASAN
Pasal 63
(1) SKPD terkait melakukan monitoring dan evaluasi atas
pemberian Hibah dan bantuan sosial.
- 37 -
Pasal 64
Dalam hal hasil monitoring dan evaluasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 63 ayat (2) terdapat penggunaan
Hibah dan bantuan sosial yang tidak sesuai dengan usulan
yang telah disetujui, penerima Hibah atau bantuan sosial
dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan.
BAB VI
STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR
Pasal 65
(1) Penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan
dan pertanggungjawaban serta monitoring dan evaluasi
pemberian belanja Hibah dan belanja bantuan sosial
mengacu pada standar operasional dan prosedur.
(2) Ketentuan mengenai standar operasional dan prosedur
penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan
dan pertanggungjawaban serta monitoring dan evaluasi
pemberian belanja Hibah dan belanja bantuan sosial
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
Peraturan Bupati.
BAB VII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 66
(1) Dalam hal pengelolaan Hibah dan/atau bantuan sosial
tertentu diatur lain dengan peraturan perundang-
undangan, maka pengaturan pengelolaan dimaksud
dikecualikan dari Peraturan Bupati ini.
(2) Untuk pelaksanaan Hibah dan/atau bantuan sosial
tertentu diatur lain dengan peraturan perundang-undangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Bupati dapat
menunjuk SKPD yang membidangi sesuai tugas dan fungsi
terkait untuk melakukan evaluasi.
BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 67
Pemberian Hibah dan bantuan sosial untuk tahun anggaran
2021 tetap dapat dilaksanakan sepanjang telah dianggarkan
dalam APBD tahun anggaran 2021 dengan berpedoman
pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun
2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan
Daerah.
- 39 -
LAMPIRAN I
PERATURAN BUPATI
NOMOR 23 TAHUN 2021
TENTANG
TATA CARA PENGANGGARAN,
PELAKSANAAN DAN
PENATAUSAHAAN, PELAPORAN DAN
PERTANGGUNGJAWABAN SERTA
MONITORING DAN EVALUASI
PEMBERIAN BELANJA HIBAH DAN
BELANJA BANTUAN SOSIAL YANG
BERSUMBER DARI ANGGARAN
PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
KOP ORGANISASI/LEMBAGA
Hormat kami,
Pemohon
(Ketua Ormas/LSM)
Tembusan:
1. Kepala BAPPEDA Kabupaten Lahat;
2. Inspektur Kabupaten Lahat;
3. dst.
- 40 -
Sistematika
Proposal Permohonan Hibah
Bab I Pendahuluan
Bab II Rencana Pemanfaatan Hibah
Bab III Waktu dan Lokasi Hibah
Bab IV Jenis Hibah yang Diusulkan
Bab V Nilai Hibah dan RKA Belanja Hibah
Bab VI Penutup
Lampiran Penunjang
KOP ORGANISASI/LEMBAGA
di-
Lahat
……………………..
(Kepala Kelompok/
Anggota Masyarakat)
Ketua RW,
................
Ketua RT,
................
- 41 -
Sistematika
Proposal Permohonan Bantuan Sosial
BUPATI LAHAT,
CIK UJANG
- 42 -
LAMPIRAN II
PERATURAN BUPATI
NOMOR 23 TAHUN 2021
TENTANG
TATA CARA PENGANGGARAN,
PELAKSANAAN DAN
PENATAUSAHAAN, PELAPORAN DAN
PERTANGGUNGJAWABAN SERTA
MONITORING DAN EVALUASI
PEMBERIAN BELANJA HIBAH DAN
BELANJA BANTUAN SOSIAL YANG
BERSUMBER DARI ANGGARAN
PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
Pada hari ini …. tanggal …. bulan .... tahun ...., kami Tim Evaluasi
Permohonan Belanja Hibah Daerah pada SKPD .…./Bagian …… yang
dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala SKPD ……/Bagian ….. Nomor ......
tanggal ......, telah melakukan evaluasi atas permohonan belanja hibah
daerah tahun anggaran ......
Berdasarkan hasil evaluasi, kami memberikan penilaian sebagai berikut :
Permohonan yang
No Hasil Evaluasi
Uraian Masuk Ket
Jumlah Nilai Jumlah Nilai
1 2 3 4 5 6 7
Belanja Hibah
Uang
Rincian hasil evaluasi disajikan dalam tabel Daftar Nominatif Calon Penerima
Hibah Uang sebagaimana terlampir dalam Berita Acara ini.
Demikian Berita Acara ini kami buat dengan penuh tanggung jawab dalam
rangkap 4 (empat) untuk dipergunakan seperlunya.
TIM EVALUASI
Besaran Belanja
Nama Hibah (Rp)
No Lengkap Calon Alamat Rencana
Lengkap Penggunaan Hasil Ket
Penerima Permohonan Evaluasi
1 2 3 4 5 6 7
1
2
3
dst
Total
Pada hari ini .... tanggal .... bulan ..... tahun ...., kami Tim Evaluasi
Permohonan Belanja Hibah Daerah pada SKPD ……/Bagian …… yang
dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala SKPD .…./Bagian ….. Nomor …….
tanggal …., telah melakukan evaluasi atas permohonan belanja hibah daerah
tahun anggaran …...
Berdasarkan hasil evaluasi, kami memberikan penilaian sebagai berikut :
Permohonan
No Pengusulan Barang Hasil Evaluasi Ket
Uraian
Jumlah Jumlah
1 2 3 4 5
Belanja Hibah
Barang/Jasa
Rincian hasil evaluasi disajikan dalam tabel Daftar Nominatif Calon Penerima
Hibah Barang/Jasa sebagaimana terlampir dalam Berita Acara ini.
Demikian Berita Acara ini kami buat dengan penuh tanggung jawab dalam
rangkap 4 (empat) untuk dipergunakan seperlunya.
TIM EVALUASI
Rencana Penggunaan
Nama Lengkap Alamat Hasil
No Permohonan Evaluasi Ket
Calon Penerima Lengkap Jenis
Jumlah Jumlah
1 2 3 4 5 6 7
1.
2.
3.
dst
Total
2. Tempat Usaha/Organisasi
3. Jenis Usaha
5. Tanggal Diteliti
6. Besaran Usulan (Rp.)
— Ya — Tidak
7. Tahun Pendirian Lebih dari 3 Tahun
— Ya — Tidak
8. Memiliki Kepengurusan Yang Jelas
— Ya — Tidak
9. Memiliki Kantor/Tempat Sekretariat
1 3 Tahun
. Perolehan dan Besaran a. Tahun ......Rp ......
Bantuan b. Tahun ......Rp ......
- 47 -
Dengan mengacu pada Peraturan Bupati Nomor .... Tahun 2021 tentang Tata
Cara Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan, Pelaporan dan
Pertanggungjawaban Serta Monitoring dan Evaluasi Pemberian Belanja
Hibah dan Belanja Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah, dimana …….. (nama SKPD) bertanggung
jawab untuk melakukan evaluasi usulan hibah .... (nama pemohon hibah)
yang telah dilakukan terhadap proposal tersebut dinyatakan layak/tidak
layak **) untuk mendapatkan hibah dari Pemerintah Kabupaten Lahat.
Tembusan:
1. Bupati Lahat sebagai laporan
2. Sekretaris Daerah Kabupaten Lahat sebagai laporan
3. Inspektur Kabupaten Lahat
4. dst
D. Format Surat Pengantar Kepala SKPD kepada Bupati tentang Hasil Evaluasi
Permohonan Hibah Berupa Uang Rekomendasi SKPD
Jumlah Nilai
No Data Pemohon Proposal (Rp)
1 Permohonan Belanja Hibah
Daerah Berupa Uang
Tembusan:
1. Kepala BAPPEDA Kabupaten Lahat
2. Inspektur Kabupaten Lahat
3. dst.
- 49 -
Ketua TAPD,
………………
- 53 -
Bupati Lahat,
…………………
- 54 -
Bupati Lahat,
………………..
BUPATI LAHAT,
CIK UJANG
- 55 -
LAMPIRAN III
PERATURAN BUPATI
NOMOR 23 TAHUN 2021
TENTANG
TATA CARA PENGANGGARAN,
PELAKSANAAN DAN
PENATAUSAHAAN, PELAPORAN DAN
PERTANGGUNGJAWABAN SERTA
MONITORING DAN EVALUASI
PEMBERIAN BELANJA HIBAH DAN
BELANJA BANTUAN SOSIAL YANG
BERSUMBER DARI ANGGARAN
PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
NOMOR : ……………………………………………………..
NOMOR : ……………………………………………………..
TENTANG
Pada hari ini ......... , tanggal ........... bulan ................ tahun ........... yang
bertanda tangan di bawah ini :
1. ……………………, selaku Kepala ....... (nama SKPD), dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama Pemerintah Kabupaten Lahat, berkedudukan dan
beralamat di Jalan Kol. Barlian, Bandar Jaya, Lahat yang selanjutnya
disebut PIHAK PERTAMA.
2. ……………………, selaku......, dalam hal ini bertindak untuk dan atas
nama......, berkedudukan dan beralamat di jalan …… yang selanjutnya
disebut PIHAK KEDUA.
BAB I
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 1
Belanja Hibah yang dituangkan dalam NPHD ini dalam rangka untuk tertib
pengelolaan belanja hibah Pemerintah Kabupaten Lahat yang bertujuan:
a .............
b. ...dst....
- 56 -
BAB II
BELANJA HIBAH
Pasal 2
PIHAK PERTAMA memberikan hibah berupa uang sebesar Rp. ........ (terbilang)
kepada PIHAK KEDUA yang bersumber dari APBD Kabupaten Lahat tahun
anggaran ...... pada kode rekening ................
Pasal 3
Pasal 4
Pembayaran dana hibah kepada ......... yang bersumber dari APBD Kabupaten
Lahat tahun anggaran ............ dilaksanakan bertahap/triwulan dalam
tahun anggaran …………. dengan rincian :
a. tahap I Rp...................................;
b. ....dst......................................... Rp...................................;
Total Rp. ..................................
Terbilang : .............................................................................................
Pasal 5
BAB III
PELAKSANAAN
Pasal 6
BAB IV
PERTANGGUNGJAWABAN
Pasal 7
BAB V
PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN
Pasal 8
Pasal 9
BAB VI
SANKSI
Pasal 10
BAB VII
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
PASAL 11
(1) Penafsiran isi perjanjian dan hubungan PARA PIHAK dalam perjanjian ini
sesuai dan tunduk dengan hukum dan peraturan yang berlaku di
Indonesia.
(2) Apabila dikemudian hari terjadi perselisihan dan penafsiran dan/atau
pelaksanaan ketentuan-ketentuan dari perjanjian ini ataupun hal-hal
lainnya maka para pihak sepakat untuk terlebih dahulu menyelesaikan
secara musyawarah untuk mufakat.
(3) Apabila dalam rangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender cara
musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak tercapai kata
sepakat dalam penyelesaian perselisihan, maka PARA PIHAK sepakat
untuk menyelesaikan seluruh sangketa yang timbul kepada
Pengadilan Negeri Lahat untuk menyelesaikan pada tingkat pertama
dan terakhir.
BAB VIII
BERLAKUNYA PERJANJIAN
Pasal 12
Perjanjian ini mulai berlaku pada tanggal ditandatangani oleh PARA PIHAK.
NOMOR : ……………………………………………………..
NOMOR : ……………………………………………………..
TENTANG
Pada hari ini …………, tanggal ........ bulan ........ tahun .......... yang bertanda
tangan di bawah ini :
I. Nama :
NIP :
Pangkat :
Jabatan :
SKPD :
yang bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Kabupaten Lahat yang
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
II. Nama :
Nomor KTP :
Jabatan dalam organisasi :
Alamat :
yang bertindak untuk dan atas nama …… yang selanjutnya
disebut PIHAK KEDUA
Kedua belah pihak sepakat untuk melakukan perjanjian hibah daerah dengan
ketentuan sebagai berikut :
Pasal 1
Pasal 2
Pasal 3
(1) PIHAK KEDUA wajib menggunakan barang yang telah diterima sesuai
dengan peruntukan.
(2) PIHAK PERTAMA berhak melaksanakan evaluasi dan monitoring atas
penggunaan hibah berdasarkan laporan pertanggungjawaban penggunaan
yang disampaikan oleh PIHAK KEDUA.
60
Pasal 4
(1) Naskah Perjanjian Hibah Daerah ini dibuat rangkap 3 (tiga), lembar
pertama dan kedua masing-masing bermaterai cukup sehingga
mempunyai kekuatan hukum sama.
(2) Hal-hal lain yang belum tercantum dalam Naskah Perjanjian Hibah
Daerah ini diatur lebih lanjut dalam addendum.
BUPATI LAHAT,
CIK UJANG
- 61 -
LAMPIRAN IV
PERATURAN BUPATI
NOMOR 23 TAHUN 2021
TENTANG
TATA CARA PENGANGGARAN,
PELAKSANAAN DAN
PENATAUSAHAAN, PELAPORAN DAN
PERTANGGUNGJAWABAN SERTA
MONITORING DAN EVALUASI
PEMBERIAN BELANJA HIBAH DAN
BELANJA BANTUAN SOSIAL YANG
BERSUMBER DARI ANGGARAN
PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
BUPATI LAHAT
PROVINSI SUMATERA SELATAN
TENTANG
BUPATI LAHAT,
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KESATU : Menetapkan Daftar Nama Penerima Hibah/Bantuan Sosial
Berupa Uang Tahun Anggaran 20xx, sebagaimana tercantum
dalam lampiran Keputusan ini.
KEDUA : Biaya yang timbul akibat tertbitnya Keputusan ini dibebankan
pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lahat
Tahun Anggaran ....
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dengan
ketentuan bahwa apabila terdapat kekeliruan dalam penetapan
ini, akan diubah dan diperbaiki kembali sebagaimana mestinya
Ditetapkan di Lahat
pada tanggal 20xx
BUPATI LAHAT,
………………..
- 63 -
LAMPIRAN
KEPUTUSAN BUPATI LAHAT
NOMOR
TENTANG
PENETAPAN DAFTAR NAMA
PENERIMA HIBAH/BANTUAN
SOSIAL BERUPA UANG TAHUN
ANGGARAN 20xx
PENERIMA JUMLAH
NO HIBAH/BANTUAN ALAMAT (Rp)
SOSIAL
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
dst
BUPATI LAHAT,
………………..
- 64 -
BUPATI LAHAT
PROVINSI SUMATERA SELATAN
TENTANG
BUPATI LAHAT,
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KESATU : Menetapkan Daftar Nama Penerima Hibah/Bantuan Sosial
Berupa Barang/Jasa Tahun Anggaran 20xx, sebagaimana
tercantum dalam lampiran Keputusan ini.
KEDUA : Biaya yang timbul akibat tertbitnya Keputusan ini dibebankan
pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lahat
Tahun Anggaran ....
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dengan
ketentuan bahwa apabila terdapat kekeliruan dalam penetapan
ini, akan diubah dan diperbaiki kembali sebagaimana mestinya
Ditetapkan di Lahat
pada tanggal 20xx
BUPATI LAHAT,
………………..
- 66 -
LAMPIRAN
KEPUTUSAN BUPATI LAHAT
NOMOR
TENTANG
PENETAPAN DAFTAR NAMA
PENERIMA BANTUAN SOSIAL
BERUPA BARANG/JASA TAHUN
ANGGARAN 20xx
JUMLAH NILAI
PENERIMA/HIBAH ALAMAT JENIS BARANG BARANG
NO BANTUAN SOSIAL
(Unit) (Rp)
1 2 3 4 5 6
1.
2.
3.
4.
dst
BUPATI LAHAT,
………………..
BUPATI LAHAT,
CIK UJANG
- 67 -
LAMPIRAN V
PERATURAN BUPATI
NOMOR 23 TAHUN 2021
TENTANG
TATA CARA PENGANGGARAN,
PELAKSANAAN, PENATAUSAHAAN,
PELAPORAN DAN
PERTANGGUNGJAWABAN SERTA
MONITORING DAN EVALUASI
PEMBERIAN BELANJA HIBAH DAN
BELANJA BANTUAN SOSIAL YANG
BERSUMBER DARI ANGGARAN
PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
KOP LEMBAGA
Pemohon,
....................
- 68 -
Penerima Hibah,
………………………..
- 69 -
KOP SKPD
SURAT PERNYATAAN
materai/ttd
(Nama Lengkap)
NIP.
- 70 -
Pada hari ...... tanggal .... bulan .... tahun , bertempat di ....... berdasarkan
Keputusan Bupati Lahat Nomor ..... tanggal ..... tentang Penetapan Nama
Penerima Hibah Barang/Jasa, kami yang bertanda tangan dibawah ini :
1. ....... (nama jelas) berkedudukan di ...., dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama Pemerintah Kabupaten Lahat, selanjutnya disebut
PIHAK PERTAMA.
2 ....... (nama jelas) berkedudukan di ..... dalam hal ini bertindak untuk
dan atas nama ...... (lembaga/organisasi/anggota masyarakat) selanjutnya
disebut PIHAK KEDUA.
1.
2.
dst
BUPATI LAHAT,
CIK UJANG
- 71 -
LAMPIRAN VI
PERATURAN BUPATI
NOMOR 23 TAHUN 2021
TENTANG
TATA CARA PENGANGGARAN,
PELAKSANAAN DAN
PENATAUSAHAAN, PELAPORAN DAN
PERTANGGUNGJAWABAN SERTA
MONITORING DAN EVALUASI
PEMBERIAN BELANJA HIBAH DAN
BELANJA BANTUAN SOSIAL YANG
BERSUMBER DARI ANGGARAN
PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
PAKTA INTEGRITAS
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
No. Identitas KTP :
Alamat :
Jabatan :
Bertindak untuk dan atas nama :
Dalam rangka pemberian hibah/bantuan sosial berupa barang dari
Pemerintah Kabupaten Lahat, dengan ini menyatakan bahwa saya :
1. akan menggunakan barang dimaksud sesuai dengan usulan proposal
hibah/bantuan sosial dan Naskah Perjanjian Hibah Daerah serta
pelaksanaannya akan mematuhi Peraturan Bupati Lahat Nomor …..
Tahun 2021 tentang Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan dan
Penatausahaan, Pelaporan dan Pertanggungjawaban serta Monitoring
dan Evaluasi Pemberian Belanja Hibah dan Belanja Bantuan Sosial
Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
2. apabila saya melanggar hal-hal yang telah saya nyatakan dalam Pakta
Integritas ini, saya bersedia dikenakan sanksi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
materai/ttd
(Nama Lengkap)
BUPATI LAHAT,
CIK UJANG
- 73 -
LAMPIRAN VII
PERATURAN BUPATI
NOMOR 23 TAHUN 2021
TENTANG
TATA CARA PENGANGGARAN,
PELAKSANAAN DAN
PENATAUSAHAAN, PELAPORAN DAN
PERTANGGUNGJAWABAN SERTA
MONITORING DAN EVALUASI
PEMBERIAN BELANJA HIBAH DAN
BELANJA BANTUAN SOSIAL YANG
BERSUMBER DARI ANGGARAN
PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
KOP ORGANISASI/LEMBAGA
Kepada Yth:
Kepala …. (nama SKPD)
Nomor : Kab. Lahat
Sifat : di-
Lampiran : Lahat
Hal : Laporan Penggunaan
Belanja Hibah berupa Uang
Tahun Anggaran 20xx
Sehubungan dengan belanja hibah tahun ….. yang telah kami terima,
maka bersama ini kami sampaikan laporan penggunaan dana dengan
rincian sebagai berikut:
1. Realisasi Penerimaan Hibah
Realisasi penerimaan hibah tahun ........ adalah sebesar Rp ............
Dana bantuan tersebut diterima melalui rekening nomor...........
pada Bank.......... (sebutkan nama, nomor rekening dan banknya)
pada tanggal........ (sebutkan tanggal, bulan, tahun).
2. Realisasi Penerimaan dan Penggunaan Dana
Realisasi. penerimaan dana hibah tahun.... sebesar Rp..............dan
penggunaan dananya sebesar Rp............. sehingga terdapat saldo
dana sebesar Rp.............rincian penerimaan dan penggunaan dana
tahun...........terlampir.
Laporan penggunaan belanja hibah telah disusun sesuai dengan fakta
kejadian serta bukti-bukti yang dapat dipertanggungjawabkan. Bukti-
bukti pengeluaran yang asli disimpan oleh kami selaku penerima hibah.
Untuk tujuan transparansi dan akuntabilitas penggunaan belanja
hibah, kami bersedia dan siap untuk dilakukan pemeriksaan oleh
instansi pengawasan fungsional sesuai peraturan perundangundangan
yang berlaku.
Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan bantuannya, kami
ucapkan terima kasih.
Penerima
(Nama Lengkap)
Tembusan:
- 74 -
Ketua Bendahara,
Badan/Lembaga/Ormas Badan/Lembaga/Ormas
Pemerintah/Lembaga/Organisasi :
Nama Pimpinan :
Bendahara :
Bulan :
............................. 20xx
Mengetahui : Bendahara,
Kepala/Pimpinan/Ketua,
PEMERINTAH/PERUSAHAAN/LEMBAGA/ORGANISASI
BUKU RINCIAN OBYEK BELANJA
BENDAHARA
Pemerintah/Lembaga/Organisasi :
Nama Kegiatan :
Nomor Rekening :
Nama Rekening :
Anggaran Hibah :
Tahun Anggaran :
Pengeluaran
Tanggal No. BKU Uraian LS-Hibah
(Rp.)
1 2 3 4
Tgl/bIn/thn Xxx XXXXX
Tgl/bIn/thn Xxx xxxxx
dst.... dst.... dst....
Mengetahui : Bendahara,
Kepala/Pimpinan/Ketua,
Pemerintah/Lembaga/Organisasi :
Nama Pimpinan :
Bendahara :
Bulan :
SPj-LS HIBAH
Jumlah
Sisa
LS-
Jumlah bulan Bulan s.d. Anggaran
No. Rek Uraian (LS
Angaran lalu ini bulan int Hibah
(Hibah)
(Rp) (Rp.) (Rp.) (Rp.)
(Rp.)
1.20.03 LS-Hibah Pemerintah Kab. Lahat T.A. 20xx Xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx
xxxxx Nama kegiatan Xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx
xxxxx Nama kegiatan Xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx
xxxxx Nama kegiatan Xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx
xxxxx Dst ........... Xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx
Jumlah Xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx
Perimaan xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx
- SP2D xxxx xxxx xxxx xxxx
- Potongan Pajak xxxx xxxx xxxx xxxx
a. PPn xxxx xxxx xxxx xxxx
b. PPh 21 xxxx xxxx xxxx xxxx
c. PPh 22 xxxx xxxx xxxx xxxx
d. PPh 23 xxxx xxxx xxxx xxxx
e. PPh 24 xxxx xxxx xxxx xxxx
- Pajak lain-lain xxxx xxxx xxxx xxxx
Jumlah Penerimaan xxxx xxxx xxxx xxxx
SPj (LS-Hibah) xxxx xxxx xxxx xxxx
- Penyetoran Pajak xxxx xxxx xxxx xxxx
a . PPn xxxx xxxx xxxx xxxx
b . PPh 21 xxxx xxxx xxxx xxxx
c . PPh 22 xxxx xxxx xxxx xxxx
d . PPh 23 xxxx xxxx xxxx xxxx
e . PPh 24 xxxx xxxx xxxx xxxx
- Pajak lain-lain xxxx xxxx xxxx xxxx
Jumlah Pengeluaran xxxx xxxx xxxx xxxx
Saldo xxxx xxxx xxxx xxxx
................................ 20xx
Mengetahui : Bendahara,
Kepala/Pimpinan/Ketua,
PEMERINTAH/PERUSAHAAN/LEMBAGA/ORGANISASI
BUKU PEMBANTU SIMPANAN/BANK
Pemerintah/Lembaga/0rganisasi :
Nama Pimpinan :
Bendahara :
BuIan :
................................20xx
Mengetahui : Bendahara,
Kepala/Pimpinan/Ketua,
Catatan
* dilampirkan print out rekening yang ditandatangani oleh pihak Bank
- 79 -
(KOP PEMERINTAH/PERUSAHAAN/LEMBAGA/YAYASAN/ORGANISASI)
NAMA PEMERINTAH/PERUSAHAAN/LEMBAGA/ORGANISASI
BERITA ACARA PEMERIKSAAN KAS
Pada hari ini .......... tanggal .......... bulan ......... tahun ......... yang
bertanda tangan di bawah ini :
Nama Jabatan :
Sesuai dengan Buku Kas Umum dan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara
Pemerintah/Badan/Lembaga, kami melakukan pemeriksaan setempat pada :
Nama Jabatan :
berdasarkan Keputusan Kepala/Pimpinan/Ketua Nomor :....................
ditugaskan mengurus uang berdasarkan basil pemeriksaan kas serta bukti-
bukti yang berada dalam pengurus itu, kami menemui kenyataan sebagai
berikut.
Jumlah uang yang kami hitung dihadapan pejabat tersebut adalah :
1. Uang kertas = Rp. xxx
2. Uang logam = Rp. xxxx
3. SP2D dan alat pembayaran lain yang
belum dicairkan = Rp. xxxx
4. Saldo Bank = Rp. xxxx
5. Surat/barang/benda berharga yang
diizinkan = Rp. xxxx
................................20xx
terdiri atas
1. Uang Kertas :
Pecahan Rp 100,000 = 0 lembar Rp xx
Pecahan Rp 50,000 = 0 lembar Rp xx
Pecahan Rp 20,000 = 0 lembar Rp xx
Pecahan Rp 10,000 = 0 lembar Rp xx
Pecahan Rp 5,000 = 0 Iembar Rp xx
Pecahan Rp 1,000 = 0 lembar Rp xx
Pecahan Rp 500 = 0 lembar Rp xx
2. Uang Logam :
Pecahan Rp 1,000 = 0 keping Rp xx
Pecahan Rp 500 0 keping Rp xx
Pecahan Rp 200 = 0 keping Rp xx
Pecahan Rp 100 = 0 keping Rp xx
Pecahan Rp 50 = 0 keping Rp xx
Pecahan Rp 25 = 0 keping Rp xx
3. Kertas berharga dan
bagian kas yang
dizinkan
ordonasi/SP2D, wesel,
cek, saldo bank, materai
dan sebagainya
Rp xx
Jumlah Rp xx
Perbedaan Positif/ Negatif Rp xx
..............., ..........................
Penerima Hibah
Materai/ ttd
(Nama Lengkap)
- 83 -
KOP ORGANISASI/LEMBAGA
Lahat, ..............20xx
Hormat kami,
Penerima Hibah,
.............
Jumlah Penerima
No. Jenis Barang Barang Keterangan
Nama Alamat
Jumlah
Ketua Bendahara,
Badan/Lembaga/Ormas Badan/Lembaga/Ormas
…………………. ……………………..
- 84 -
Penerima Hibah
Materai/ttd
(Nama Lengkap)
- 85 -
Lahat,................. 20xx
(nama/nip/ditandatangani/dicap)
BUPATI LAHAT,
CIK UJANG
- 86 -
LAMPIRAN VIII
PERATURAN BUPATI
NOMOR 23 TAHUN 2021
TENTANG
TATA CARA PENGANGGARAN,
PELAKSANAAN, PENATAUSAHAAN,
PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN
SERTA MONITORING DAN EVALUASI
PEMBERIAN BELANJA HIBAH DAN
BELANJA BANTUAN SOSIAL YANG
BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN
DAN BELANJA DAERAH
Anggaran
Nomor Lebih
Uraian Setelah Realisasi
Urut (Kurang)
Perubahan
1 Pendapatan
1.1 Pendapatan Asli Daerah
1.1.1 Pendapatan pajak daerah *)
1.1.2 Pendapatan retribusi daerah
1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli
Daerah yang Sah
Jumlah
2 Belanja
2.1 Belanja Tidak Langsung
2.1.1 Belanja Pegawai
2.2 Belanja Langsung
2.2.1 Belanja Pegawai
2.2.2 Belanja Barang dan Jasa
2.2.2.1 Belanja Hibah Barang
2.2.2.1.1 Hibah barang/jasa yang
diserahkan kepada pihak
ketiga/masyarakat
2.2.2.2 Belanja Bantuan Sosial
2.2.2.2.1 Bantuan sosial barang yang
diserahkan kepada pihak
ketiga/masyarakat
2.2.2.3 Belanja barang untuk diserahkan
kepada pihak ketiga/masyarakat
selain hibah dan bantuan sosial**)
Anggaran
Nomor Lebih
Uraian Setelah Realisasi
Urut (Kurang)
Perubahan
1 Pendapatan
1.1 Pendapatan Asli Daerah
1.1.1 Pajak Daerah
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
1.1.3 dipisahkan
1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
1.2 Dana Perimbangan
1.2.1 Dana Bagi Hasil
1.2.1.1 Dana Bagi Hasil Pajak
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak/ Sumber
1.2.1.2 Daya Alarn
1.2.2 Dana Alokasi Umum
1.2.3 Dana Alokasi Khusus
1.3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
1.3.1 Pendapatan Hibah
1.3.2 Dana Darurat
1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dariProvinsi
dan Pemerintah Daerah Lainnya
1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
1.3.5 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau
Pemerintah Daerah lainnya
Jumlah Pendapatan
2 Belanja
2.1 Belanja Tidak Langsung
2.1.2 Belanja Bunga
2.1.3 Belanja subsidi
2.1.4 Belanja Hibah
2.1.5 Belanja Bantuan Sosial
2.1.6 Belanja Bagi Hasil
2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan
2.1.8 Belanja Tidak Terduga
Jumlah Belanja
SURPLUS/ (DEFISIT)
3. Pembiayaan Daerah
3.1 Penerimaan Pembiayaan Daerah
3.1.1 Penggunaan SiLPA
3.1.2 Pencairan Dana Cadangan
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang
3.1.3 Dipisahkan
3.1.4 Penerimaan Pinjaman Daerah
3.1.5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman
3.1.6 Penerimaan Piutang Daerah
Jumlah Penerimaan
3.2 Pengeluaran Pembiayaan Daerah
3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan
Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah
3.2.2 Daerah
3.2.3 Pembayaran Pokok Utang
3.2.4 Pemberian Pinjaman Daerah
Jumlah Pengeluaran
Pembiayaan Neto
3.3 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA)
88
BUPATI LAHAT,
CIK UJANG
- 90 -
LAMPIRAN IX
PERATURAN BUPATI
NOMOR 23 TAHUN 2021
TENTANG
TATA CARA PENGANGGARAN,
PELAKSANAAN DAN
PENATAUSAHAAN, PELAPORAN DAN
PERTANGGUNGJAWABAN SERTA
MONITORING DAN EVALUASI
PEMBERIAN BELANJA HIBAH DAN
BELANJA BANTUAN SOSIAL YANG
BERSUMBER DARI ANGGARAN
PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
Pada hari ini ....... tanggal …….. bulan …...... tahun …...., kami Tim Evaluasi
Permohonan Belanja Bantuan Sosial pada SKPD …../Bagian …… yang dibentuk
berdasarkan Keputusan Kepala SKPD ……/Bagian ……. Nomor………, telah
melakukan evaluasi atas permohonan belanja bantuan sosial tahun anggaran
….....
Berdasarkan hasil evaluasi, kami memberikan penilaian sebagai berikut :
Permohonan yang
Masuk Hasil Evaluasi
No Uraian Ket
Jumlah Nilai (Rp.) Jumlah Nilai
(Rp.)
1 2 3 4 5 6 7
Belanja
Bantuan Sosial
Berupa Uang
Rincian hasil evaluasi disajikan dalam tabel Daftar Nominatif Calon Penerima
Bantuan Sosial berupa Uang sebagaimana terlampir dalam Berita Acara ini.
Demikian Berita Acara ini kami buat dengan penuh tanggung jawab dalam rangkap
4 (empat) untuk dipergunakan seperlunya.
TIM EVALUASI
Nama SKPD :
Jenis Belanja Bantuan Sosial : Uang
Besaran Belanja Bansos
Nama
No Lengkap Calon Alamat Rencana (Rp)
Lengkap Penggunaan Hasil K et
Penerima Permohonan Evaluasi
1 2 3 4 5 6 7
1
2
3
Total
Pada hari ini ...... tanggal …… bulan ...... tahun ...., kami Tim Evaluasi
Permohonan Belanja Bantuan Sosial pada SKPD …../Bagian …… yang dibentuk
berdasarkan Keputusan Kepala SKPD/Bagian …….. Nomor …… tanggal …., telah
melakukan evaluasi atas permohonan belanja bantuan sosial tahun anggaran …....
Berdasarkan hasil evaluasi, kami memberikan penilaian sebagai berikut :
Permohonan
Pengusulan Barang Hasil Evaluasi Ket
No Uraian
Jumlah Jumlah
1 2 3 4 5
Belanja Bantuan
Sosial Barang/Jasa
Rincian hasil evaluasi disajikan dalam tabel Daftar Nominatif Calon Penerima
Bantuan Sosial berupa barang/jasa sebagaimana terlampir dalam Berita Acara ini.
Demikian Berita Acara ini kami buat dengan penuh tanggung jawab dalam rangkap
4 (empat) untuk dipergunakan seperlunya.
TIM EVALUASI
Total
Data Administrasi
1. Nama Badan/Lembaga/
Organisasi Masyarakat
2. Tempat Usaha/Organisasi
3. Jenis Usaha
4. Tanggal Penyerahan Proposal
5. Tanggal Diteliti
6. Besaran Usulan (Rp.)
Tahun Pendirian Lebih dari 3 — Ya — Tidak
7.
Tahun
— Peraturan perundang-
undangan (jika ada)
Dengan mengacu pada Peraturan Bupati Nomor ...... Tahun 2021 tentang
Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan, Pelaporan
dan Pertanggungjawaban Serta Monitoring dan Evaluasi Pemberian
Belanja Hibah dan Belanja Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, dimana ..... (Nama
SKPD/Bagian) bertanggung jawab untuk melakukan evaluasi usulan
bantuan sosial .... (nama pemohon) yang telah dilakukan terhadap
proposal tersebut dinyatakan layak/tidak layak **) untuk mendapatkan
pemberian hibah oleh Pemerintah Kabupaten Lahat.
Tembusan:
1. Bapak Bupati Lahat sebagai laporan.
2. Sekretaris Daerah Kabupaten Lahat sebagai laporan.
3. Inspektur Kabupaten Lahat.
- 96 -
D. Format Surat Pengantar Kepala SKPD Kepada Bupati tentang Hasil Evaluasi
Permohonan Bantuan Sosial Berupa Uang rekomendasi SKPD
Sesuai dengan Peraturan Bupati Lahat Nomor ... Tahun 2021 tentang
Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan, Pelaporan
dan Pertanggungjawaban Serta Monitoring dan Evaluasi Pemberian
Belanja Hibah dan Belanja Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, kami telah melakukan
evaluasi atas permohonan belanja bantuan sosial berupa uang dan
mempertimbangkan prioritas serta keterkaitan dengan
penyelenggaraan program dan kegiatan Pemerintah Kabupaten Lahat.
Jumlah permohonan sebanyak ........... proposal senilai Rp ........... dan
berdasarkan hasil evaluasi yang telah disetujui sebanyak ........ proposal
senilai Rp …….., yang terdiri dari :
Nama SKPD :
Jenis Belanja Bantuan Sosial : Uang
Total
E. Format Surat Pengantar Kepala SKPD kepada Bupati tentang Hasil Evaluasi
Permohonan Bantuan Sosial Berupa Barang/Jasa Rekomendasi SKPD
Rencana Penggunaan
Permohonan Jumlah Yang
Nama Lengkap Alamat
No Direkomendasikan Ket
Calon Penerima Lengkap Jenis
Jumlah Jumlah
1 2 3 4 5 6 7
1.
2.
3.
Total
Ketua TAPD,
………………
- 101 -
1 2 3 4 5 6 7 8
1.
2.
3.
Total
Bupati Lahat,
(nama jelas/ditandatangani/cap)
- 102 -
Nama SKPD :
Jenis Belanja Bantuan Sosial : Barang/Jasa
Rencana Penggunaan
Nama Lengkap Alamat Hasil Pertimbangan
No Permohonan Ket
Calon Penerima Lengkap Jenis Evaluasi TAPD
Jumlah Jumlah Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8
1.
2.
3.
dst
Total
Bupati Lahat,
……………….
BUPATI LAHAT,
CIK UJANG