INSPEKTORAT
TAHUN 2021 - 2026
BAB I
PENDAHULUAN
Visi : “Terwujudnya Kabupaten Blitar Yang Mandiri dan Sejahtera Berlandaskan Akhlak Mulia.
Baldatun, Toyyibatun, Warobbun Ghofur”
Misi :
1. Meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat Blitar berlandaskan iman dan takwa dengan
kearifan lokal budaya
2. Meningkatkan taraf hidup masyarakat Blitar yang memiliki mutu dan nilai kompetensi tinggi,
dengan mengoptimalkan potensi generasi muda Kabupaten Blitar
3. Pengoptimalan kinerja Pemerintah yang akuntabel, inovatif dan berintegritas
4. Percepatan dan pemerataan pembangunan yang adil dan merata melalui pengembangan
potensi ekonomi daerah dengan mengedepankan pemberdayaan masyarakat dan kelestarian
lingkungan
Panca Bhakti :
1. Jaminan Pendidikan Masyarakat Desa
2. Kesehatan, Pemberdayaan Masyarakat, Serta Perlindungan Ibu dan Anak
3. Pelayanan Publik Berbasis E-Government
4. Pengembangan Potensi Ekonomi Daerah
5. Pesona Blitar Raya
Inspektorat selaku Perangkat Daerah yang menjalankan fungsi penunjang bidang pengawasan dan
pembinaan, mendukung Misi 3 yaitu Pengoptimalan kinerja Pemerintah yang akuntabel, inovatif
dan berintegritas. Tujuan dari misi tersebut adalah mewujudkan pemerintahan daerah yang
akuntabel, inovatif dan berintegritas. Indikator tujuannya adalah Indeks Reformasi birokrasi.
Dalam pelaksanaan cascading indikator pada misi 3, Inspektorat mendukung indikator tujuan
Indeks Reformasi birokrasi. Namun tidak secara langsung karena dalam penjabaran sasaran dan
indikator sasaran, Inspektorat tidak mendukung hal tersebut.
Sedangkan terkait dengan pelaksaaan Panca Bhakti, Inspektorat tidak mendukung langsung
pencapaian tersebut karena Inspektorat melakukan fungsi penunjang atau supporting dari sisi
pengawasan dan pembinaan mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi baik
perangkat daerah, kecamatan sampai dengan pemerintah desa.
b. Pengertian dan tahapan penyusunan Renstra Perangkat Daerah sesuai Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017
Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017, pengertian Rencana Strategis
Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat dengan Renstra Perangkat Daerah adalah dokumen
perencanaan Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) tahun. Dengan berakhirnya RPJMD
Kabupaten Blitar tahun 2016 – 2021, dan adanya RPJMD Kabupaten Blitar tahun 2021 – 2025
maka Inspektorat Kabupaten Blitar menyusun renstra untuk Tahun 2021 – 2025 dengan
menyesuikan RPJMD yang baru.
Sesuai dengan Pasal 16 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017, tahapan
penyusunan renstra adalah sebagai berikut :
a. persiapan penyusunan;
b. penyusunan rancangan awal;
c. penyusunan rancangan
d. pelaksanaan forum Perangkat Daerah/lintas Perangkat Daerah;
e. perumusan rancangan akhir; dan
f. penetapan.
Tahapan penyusunan Renstra Inspektorat dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. persiapan penyusunan dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan pemetaan program,
kegiatan dan sub kegiatan sesuai dengan Permendagri 90 Tahun 2019 dan Kepmendagri 050
Tahun 2020 yaitu pada Unsur Pengawasan yang dilakukan sejak Tahun 2019. Unsur
pengawasan dikodefikasi dengan angka 6 (enam) sedangkan Klasifikasi dan kodefikasi Unsur
pengawasan urusan pemerintahan yaitu inspektorat daerah dengan kode 6.01. Untuk Unsur
pengawasan dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Nomenklatur program terdiri dari :
a. Program Penyelenggaraan Pengawasan
b. Program Perumusan Kebijakan, Pendampingan Dan Asistensi
2. Nomenklatur kegiatan terdiri dari :
a. Penyelenggaraan Pengawasan Internal
b. Penyelenggaraan Pengawasan dengan Tujuan Tertentu
c. Perumusan Kebijakan Teknis di Bidang Pengawasan dan Fasilitasi Pengawasan
d. Pendampingan dan Asistensi
3. Nomenklatur sub kegiatan terdiri dari :
Pengawasan Kinerja Pemerintah Daerah
Pengawasan Keuangan Pemerintah Daerah
Reviu Laporan Kinerja
Reviu Laporan Keuangan
Pengawasan Desa
Kerjasama Pengawasan Internal
Monitoring dan Evaluasi Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK RI dan Tindak Lanjut
Hasil Pemeriksaan APIP
Penanganan Penyelesaian Kerugian Negara/Daerah
Pengawasan Dengan Tujuan Tertentu
Perumusan Kebijakan Teknis di Bidang Pengawasan
Perumusan Kebijakan Teknis di Bidang Fasilitasi Pengawasan
Pendampingan dan Asistensi Urusan Pemerintahan Daerah
Pendampingan, Asistensi, Verifikasi, dan Penilaian Reformasi Birokrasi
Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi serta Verifikasi Pencegahan dan
Pemberantasan
Korupsi
Pendampingan, Asistensi dan Verifikasi Penegakan Integritas
Untuk pemilihan kegiatan dan sub kegiatan, tidak semua digunakan mengingat efektifitas dan
efisiensi dari program kegiatan dan sub kegiatan dan lebih mengoptimalkan output dan
outcome nya.
b. penyusunan rancangan awal
penyusunan rancangan awal renstra dilakukan pada Bulan Pebruari 2021 simultan dengan
ranwal RPJMD Kabupaten Blitar Tahun 2021 – 2025.
c. penyusunan rancangan
penyusunan rancangan renstra dilakukan setelah adanya nota kesepakatan dengan DPRD untuk
rancangan awal RPJMD pada tanggal 17 April 2021.
d. pelaksanaan forum Perangkat Daerah/lintas Perangkat Daerah
pelaksanaan forum Perangkat Daerah/lintas Perangkat Daerah dilakukan pada Bulan Juni 2021.
e. perumusan rancangan akhir
perumusan rancangan akhir renstra dilakukan pada akhir Bulan Juni sampai dengan Bulan Juli
2021.
f. Penetapan
Penetapan renstra dijadwalkan pada Bulan Juli 2021.
c. Fungsi Renstra Perangkat Daerah dalam penyelenggaraan pembangunan daerah
Fungsi renstra dalam penyelenggaraan pembangunan daerah, yaitu sebagai tuntutan tata
kepemerintahan yang baik (goood governance) karena dengan adanya renstra yang baik, maka
dapat mendukung pemerintah daerah untuk mewujudkan tujuan pebangunan daerah yang
dijabarkan melalui visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati.
d. Keterkaitan Renstra dengan dokumen perencanaan lainnya, terutama dengan RPJMD dan
Renja Perangkat Daerah, serta dokumen penganggaran.
Renstra mempunyai peran yang penting dalam rangka mewujudkan keberhasilan kinerja OPD
yang dicapai dalam periode lima tahun. Renstra juga merupakan cascading dari RPJMD, baik
sebagai unsur utama maupun sebagai unsur pendukung. Sesuai dengan RPJMD Tahun 2021 –
2025, Inspektorat tidak terkait langsung dengan Indikator Kinerja Utama Bupati. Terkait dengan
Indikator Kinerja Daerah, ada 3 hal yang diampu oleh Inspektorat.
Dokumen Renstra Inspektorat merupakan pedoman untuk penyusunan Renja Tahun 2021 sampai
dengan Tahun 2025 serta dijadikan pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Anggaran ( RKA
) untuk Tahun 2021 sampai dengan Tahun 2025.
1.2. Landasan Hukum
Dasar Hukum dalam penyusunan Renstra 2021-2025 ini adalah :
1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
2) Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggungjawab Keuangan Negara.
3) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan
Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
4) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi
5) Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
6) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Pasal 176 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020
tentang Cipta Kerja;;
7) Peraturan Pemerintahan Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah ;
8) Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
9) Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang
Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
10) Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah ;
11) Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2020-2024;
12) Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 tentang Strategi Nasional Pencegahan Korupsi
13) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan
Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah,
dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
14) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor T2tahun 2019 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah
15) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi, Kodefikasi,
dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah;
16) Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 24 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2005 – 2025 ;
17) Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 5 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Blitar Tahun 2011 - 2031; dan
18) Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor ..... Tahun 2021 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Tahun 2021-2026. (menunggu RPJMD ditetapkan)
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Landasan Hukum
1.3. Maksud dan Tujuan
1.4. Sistimatika Penulisan
BAB.II. GAMBARAN PELAYANAN PD
2.1. Tugas,Fungsi dan Struktur Organisasi
2.2. Sumber Daya OPD
2.3. Kinerja Pelayanan OPD
2.4. Tantangan,Peluang Pengembangan pelayanan OPD
BAB.III. PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS PD
3.1 Identifikasi permasalahan
3.2 Sumber Daya Aparatur pengawas
3.3 Telaahan Visi,Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil kepala
daerah
3.4 Telaahan Renstra K/L dan Provinsi
3.5 Telaahan RTRW dan KLHS
3.6 Penentuan Isu-isu Strategis
BAB IV. TUJUAN DAN SASARAN
4.1 Visi, Misi Kepala Daerah.
4.2. Tujuan dan Sasaran
BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN
BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN
BAB VIII PENUTUP
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah yang selanjutnya dijabarkan kedalam Peraturan Bupati Blitar
Nomor 46 Tahun 2016 Tentang Kedudukan Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi serta
Tata Kerja Inspektorat Daerah Kabupaten Blitar, Inspektorat Daerah adalah unsur pengawas
penyelenggaraan pemerintahan daerah dan tugas pembantuan. Inspektorat Daerah dipimpin oleh
seorang Inspektur yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab langsung kepada
Bupati dan secara teknis administratif mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah.
Inspektur mempunyai tugas membantu Bupati membina dan mengawasi pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan oleh perangkat daerah.
Daerah melaksanakan pembinaan dan penyelenggaraan pemerintahan desa dan pelaksanaan
urusan pemerintahan desa serta melaksanakan pemeriksaan / audit keuangan.
INSPEKTUR
SEKRETARIS
SEKRETARIS
Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada dibawah dan bertanggung
jawab kepada Inspektur, mempunyai tugas melakukan koordinasi dan perencanaan
bidang administrasi umum, kepegawaian, keuangan, rumah tangga, perlengkapan,
protokol, hubungan masyarakat, pemeliharaan, penyusunan program, perencanaan dan
pelaporan Inspektorat Daerah serta meneliti Naskah Hasil Pemeriksaan ( NHP ) dan
Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP)
Sekretaris juga mempunyai fungsi :
a. mengkoordinasikan penyusunan program kerja Inspektorat Daerah, pengumpulan dan
pengelolaan data serta pelaporan dan hubungan masyarakat;
b. mengkoordinasikan pengelolaan keuangan/anggaran Inspektorat Daerah;
c. memimpin urusan kepegawaian, rumah tangga, perlengkapan, protokol dan surat
menyurat;
d. melaksanakan kerjasama dengan pengawas eksternal;
e. melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan program;dan
f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Inspektur.
Didalam Struktur organisasi Sekretariat terdapat 3 (tiga) Sub Bagian yaitu Sub Bagian
penyusunan Program, Sub Bagian Keuangan, dan Sub Bagian Administrasi dan Umum
Sarana dan Prasarana yang dipakai sebagai penunjang tugas pokok dan fungsi di Inspektorat
adalah sbb :
Pada tahun 2017, 2018 dan 2020 realisasi indikator kinerja program tidak mencapai target, hal
ini disebabkan berbagai faktor antara lain :
1. Kurangnya anggaran
2. Kurangnya personil
3. Adanya mandatory dari pusat yang tidak sebanding dengan anggaran dan personil
4. Pengawasan belum berbasis resiko
5. Adanya pandemi covid 19 yang membatasi mobilitas
6. Adanya refocusing anggaran
Pada Tahun 2019 realisasi indikator kinerja program mencapai target, hal ini disebabkan
berbagai faktor antara lain :
1. Optimalisasi kinerja pengawasan
2. Efektifitas dan efisiensi anggaran
Berdasarkan hasil evaluasi SAKIP Inspektorat Tahun 2019, bahwa indikator kinerja program
tidak SMART dan harus diganti. Namun perubahan indikator program harus merubah RPJMD
sehingga sampai dengan akhir periode, hal ini belum bisa dilaksanakan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel yang disajikan berikut ini :
Tabel
Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Inspektorat
Kabupaten Blitar
Uraian Anggaran**) Realisasi Anggaran Rasio antara Realisasi dan Anggaran Rata-rata Pertumbuhan
No Sumber
Keuangan 2017 2018 2019 2020 2021 2017 2018 2019 2020 2021 2017 2018 2019 2020 2021 Anggaran Realisasi
2017-2020:
1 Belanja Tidak
2.929.07 6.181.27 5.601.99
Langsung 2.959.443. 2.870.022. 2.856.8 5.373.9 5.527.7 97% 98% 87% 99% 0,17 0,18
1.200 2.722 3.793
000 159 85.762 73.839 43.908
2 Belanja
Langsung: 6.912.148. 5.721.90 6.484.66 3.210.34 6.148.523. 5.014.4 5.533.0 3.027.0
89% 88% 85% 94% -0,17 -0,16
900 0.000 6.000 7.565 427 97.551 86.021, 52.129
40
- Belanja 369.950.0 193.797. 139.760. 212.030. 352.268.00 166.73 121.73 209.76
Modal 00 000 000 000 0 7.250 2.500 8.000 95,22% 86,04% 87,10% 98,93%
2021 :
1 Belanja 13.956.48
Operasi 8.964
2 Belanja Modal 951.291.7
00
3 Bantuan Tidak -
terduga
4 Belanja -
Transfer
3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
a. visi, misi, program prioritas Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah periode 2021-
2026.
Pemerintah Kabupaten Blitar dalam melaksanakan roda pemerintahan memiliki visi yang
telah disampaikan pada saat pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah. Visi tersebut
memberikan gambaran kearah mana pembangunan dalam kurun waktu lima tahun kedepan
akan tercapai. Adapun visi tersebut adalah : TERWUJUDNYA KABUPATEN BLITAR YANG
MANDIRI DAN SEJAHTERA BERLANDASKAN AKHLAK MULIA (BALDATUN,
THOYYIBATUN, WA ROBBUN GHOFUUR)
Melalui visi tersebut, dilaksanakan dalam program kerja yang disebut PANCA BHAKTI,
dengan uraian sebagai berikut :
Misi IV : Percepatan dan pemerataan pembangunan yang adil dan merata melalui
pembangunan potensi ekonomi daerah dengan mengedepankan
pemberdayaan masyarakat dan kelestarian lingkungan
Inspektorat menjadi salah satu Perangkat Daerah yang melaksanakan salah satu Misi dari
Visi Misi pemerintah kabupaten blitar yang telah ditetapkan yaitu misi yang ke III adalah
Pengoptimalan kinerja pemerintah yang akuntabel, inovatif dan berintegritas. Tujuan dari
misi 3 adalah mewujudkan pemerintahan daerah yang akuntabel, inovatif dan berintegritas
dengan indicator sasaran Indeks Reformasi Birokrasi.
Dalam Misi 3, Inspektorat tidak secara langsung mengampu Indikator Kinerja Utama Bupati
dan hanya sebagai pendukung karena Fungsi Inspektorat adalah sebagai pengawas yang
mempunyai tugas memberikan assurance dan asistensi terhadap pelaksanaan penyelenggaraan
pemerintahan di daerah melalui program kegiatan di masing-masing OPD dan
penyelenggaraan pemerintahan desa.
Isu strategis
Dalam meningkatkan pembinaan pada Tahun 2020 dan 2021 melalui Program
Penyelenggaraan Pengawasan dalam rangka peningkatan level Maturitas penyelenggaraan
SPIP Provinsi Jawa Timur dan Program Perumusan Kebijakan, Pendampingan Dan
Asistensi dalam rangka mempertahankan/meningkatkan Level Kapabilitas APIP Provinsi
Jawa Timur dengan melaksanakan :
a. Pengawasan dan Pendampingan yang dilaksanakan oleh Auditor Inspektorat Provinsi
Jawa Timur terhadap Pengelolaan Keuangan dan Belanja pada perangkat daerah (PD)
di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagai pertanggungjawaban Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Provinsi Jawa Timur
b. Sekretariat Inspektorat Provinsi Jawa Timur sebagai supporting system, turut berperan
dengan melaksanakan Program Penunjang Urusan Pemerintahan Daerah Provinsi
c. melakukan pembinaan dengan pelaksanaan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah (EKPPD) atas Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
bertujuan untuk meningkatan kinerja Pemerintah pada 38 Kabupaten/ Kota di Jawa
Timur
d. Inspektorat Provinsi Jawa Timur sebagai Sekretariat Program Pengendalian Gratifikasi
(PPG) memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memfasilitasi PPG Pemerintah
Provinsi Jawa Timur
e. Sebagai tindak lanjut terhadap Evaluasi Pelayananan Publik yang dilaksanakan oleh
Tim Daerah Evaluasi Pelayananan Publik, dimana Inspektorat Provinsi Jawa Timur
sebagai Sekretaris Tim Daerah, melalui penilaian dan penetapan yang diputuskan oleh
Gubernur Jawa Timur, Inspektorat Provinsi Jawa Timur melaksanakan kerjasama
dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK-RI) dan Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI dengan mencanangkan Wilayah Bebas
Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) di Provinsi
Jawa Timur.
f. Inspektorat Provinsi Jawa Timur bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten di Jawa
Timur melakukan pembinaan pengelolaan bantuan keuangan ke Desa meliputi Alokasi
Dana Desa (ADD), Bantuan Keuangan Desa (BKD), Dana Desa (DD), dan hibah-
bansos, dengan membuka ruang konsultasi bagi perangkat desa yang diberi nama
“KADES LAWAS” yang merupakan akronim dari KAWAL DESA MELALUI
PENGAWASAN.
Tabel
Faktor Pendorong dan Penghambat Pelayanan Inspektorat Kabupaten Blitar,
terhadap Sasaran Renstra Provinsi
Sasaran Renstra
Faktor Penghambat Faktor Pendorong
Provinsi
Meningkatnya - Adanya rekomendasi BPK yang tidak - adanya anggaran yang mencukupi
akuntabilitas kinerja dapat ditindaklanjuti yang masih - kesediaan BPKP dan melakukan
Penyelenggaraan dalam proses untuk dihapuskan. asistensi kepada APIP dan PD
Pemerintahan Daerah - diampu dalam sasaran Inspektorat
- Adanya temuan material pada
sehingga harus dilaksanakan
pemeriksaan BPK yang belum - APIP melakukan penagihan
ditindaklanjuti secara keseluruhan kepada OPD untuk mencukupi
karena dilakukan pembayaran secara rekomendasi temuan hasil
bertahap pemeriksaan dan target kinerja
yang rendah secara intensif
- adanya koordinasi dan konsultasi
yang baik antara Irprov dan
Itkab/Kota
INDIKATOR KINERJA
TUJUAN STRATEGIS SASARAN STRATEGIS UTAMA INDIKATOR
(IKU)
Peningkatan Kapasitas Meningkatnya kualitas SDM 1. Tingkat Kapabilitas Auditor a. Tingkat Pemenuhan Jumlah
Dan Sinergi aparatur pemerintahan dalam negeri Kemendagri Auditor Kemendagri yang
Pembangunan Pusat Dan (SS-2) memiliki sertifikasi profesi
Daerah, Serta Pelayanan audit
Publik yang berkualitas 2. Tingkat Kapasitas PPUPD a. Nilai pemenuhan formasi
dan Penguatan Inovasi Secara Nasional PPUPD
(T-2)
Untuk renstra Inspektorat Tahun 2021 – 2026, salah satu Indikator Kinerja Utamanya adalah
Prosentase OPD dengan Indeks Penerapan Manajemen Resiko Level 3 dan Persentase K/L/D
yang melakukan penyelesaian tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan APIP.
Dari telaah diatas dapat disimpulkan bahwa renstra Inspektorat Kabupaten Blitar masih
linear dengan RPJMN dan Inspektorat Jendral Kementrian Dalam Negeri.
Faktor pendorong maupun penghambat terhadap sasaran renstra K/L dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel
Faktor Pendorong dan Penghambat Pelayanan Inspektorat Kabupaten Blitar,
terhadap Sasaran Renstra K/L
Isu Strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam
perencanaan pembangunan Daerah karena dampaknya yang signifikan bagi Daerah dengan
karakteristik bersifat penting, mendasar, mendesak, berjangka menengah/panjang, dan
menentukan pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan Daerah di masa yang akan
datang. Isu strategis merupakan suatu kondisi yang berpotensi menjadi masalah maupun
menjadi peluang suatu daerah dimasa datang. Isu strategis sebagai fokus pelayanan yang ingin
dikedepankan/ berdaya ungkit dalam kurun waktu Renstra PD. Rumusan isu strategis
mempertimbangkan faktor internal dan eksternal perangkat daerah.
Berdasarkan hasil telaah capaian kinerja PD pada Sub Bab sebelumnya dan Faktor Internal
dan Faktor eksternal Inspektorat, maka dapat disusun Isu Strategis sebagai berikut :
1. Transformasi Pengawasan Berbasis Digital Menuju APIP yang Agile APIP harus
bertranformasi untuk melakukan pengawasan yang berbasis digital. Bahwa APIP harus
mengikuti perkembangan teknologi. Hal ini dilakukan agar APIP dapat melakukan
pengawasan secara cepat dan tepat sementara kegiatan auditan tetap dapat berjalan secara
normal. Agar dapat bertransformasi menuju era digital, auditor pada APIP harus memiliki
kompetensi pengawasan berbasis elektronik dan selalu adaptif terhadap perkembangan
teknologi dan teklnik audit terbaru agar tetap dapat memberikan solusi yang tepat kepada
auditan.
2. Adanya aturan bahwa anggaran APIP sebesar 0,5% dari APBD
Sesuai Peraturan Perundang – undangan terkait dengan pengelolaan keuangan daerah,
mengamanatkan bahwa demi mendukung kelancaran tugas APIP, maka untuk anggaran
APIP sebesar 0,5% dari APBD.
3. Tuntutan terhadap APIP yang menjadi garda terdepan dalam pengawalan mulai
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dalam penyelenggaraan pemerintah daerah.
Sesuai beberapa Peraturan Perundang – undangan terkait perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi dalam penyelenggaraan pemerintah daerah, bahwa APIP memberikan assurance
dan consulting dengn melakukan reviu, evaluasi, monitoring, asistensi dalam
penyelenggaraan pemerintah daerah dan penyelenggaraan pemerintahan desa.
4. Kualitas sumberdaya aparat pengawas yang baik
Sesuai Peraturan Perundang – undangan bahwa setiap ASN dituntut untuk meningkatkan
kompetensi dengan mengikuti diklat ataupun bintek setidaknya 20 jp dalam satu tahun.
Di Inspektorat, disediakan anggaran yang besar bagi APIP untuk mengikuti diklat dan
bintek teknis terkait dengan pengawasan.
5. Tuntutan masyarakat untuk birokrasi yang akuntabel dan bebas korupsi
Melihat banyaknya kasus korupsi yang diblow up secara luas di media massa sejak
beberapa tahun yang lalu, membuat masyarakat semakin kritis dalam menyoroti birokrasi
baik eksekutif maupun legislatif dan pemerintahan desa. Masyarakat menuntut
Inspektorat sebagai pengawas internal agar lebih efektif dalam melakukan pengawasan
agar tidak terjadi kasus korupsi dan penggunaan anggaran yang akuntabel dan bermanfaat
yang nyata bagi masyarakat.
6. Tidak sebandingnya tenaga kerja yang tersedia dengan beban kerja
Adanya kegiatan mandatory dari pusat yang sangat banyak, dan tidak sebanding dengan
SDM yang ada di Inspektorat sehingga perlu adanya penambahan SDM pengawas.
7. Adanya bantuan audit dari K/L
8. Kesediaan BPKP melakukan asistensi terkait pelaksanaan pengawasan
Terkait dengan kegiatan pengawasan, Inspektorat sering melakukan asistensi ke BPKP.
Selain itu, BPKP juga mempunyai program konsultasi ataupun coaching clinic ke
Inspektorat Kabupaten/Kota.
9. Peraturan perundang-undangan yang dinamis
Adanya perubahan peraturan perundang – undangan yang berubah setiap tahun sehingga
menuntut APIP untuk selalu mengikuti perkembangan dan menganalisa terkait perubahan
tersebut.
10.Lokasi obrik yang cukup jauh mengingat luasnya wilayah Kabupaten Blitar
Kabupaten Blitar terdiri dari 22 kecamatan, 28 kelurahan dan 220 desa yang letaknya
mayoritas jauh dari kantor dan medan yang lumayan sulit sehingga membuat kegiatan
pengawasan memerlukan waktu yang panjang.
11. Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan yang cepat
12. Adanya Perencanaan Pengawasan dan Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
yang ditetapkan setiap tahun dimana terdapat minimal 31 jenis kinerja pengawasan
Inspektorat yang harus dilaksanakan.
BAB IV
TUJUAN DAN SASARAN
Tabel yang menunjukkan Tujuan Inspektorat, Sasaran Inspektorat, dan Indikator Sasaran (IKU)
Inspektorat.
Tabel
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Inspektorat Kabupaten Blitar
Kondisi
Indikator awal Target Kondisi
Tujuan Sasaran Tujuan dan Renstra akhir
Sasaran Renstra
2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Terciptanya Indeks 79,23 79,25 79,30 79,35 79,40 79,45 79,50 79,50
pemerintahan Integritas (B) (B) (B) (B) (B) (B) (B) (B)
daerah yang Pemerintah
efisien, efektif Kabupaten
dan anti Blitar
korupsi
Meningkatnya Prosentase 0 40 45 50 60 70 70 70
kualitas Penyelesaian
pengawasan dan Tindak
pembinaan dalam Lanjut Hasil
penyelenggaraan Pengawasan
Pemerintahan
Daerah
Prosentase 0 40 45 50 55 60 60 60
OPD dengan
Indeks
Penerapan
Manajemen
Resiko
Level 3
BAB V
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Strategi dan kebijakan dalam Renstra PD adalah strategi dan kebijakan PD untuk mencapai
tujuan dan sasaran jangka menengah PD yang selaras dengan strategi dan kebijakan daerah serta
rencana program prioritas dalam rancangan awal RPJMD. Strategi dan kebijakan jangka
menengah PD menunjukkan bagaimana cara PD mencapai tujuan, sasaran jangka menengah PD,
dan target kinerja hasil (outcome) program prioritas RPJMD yang menjadi tugas dan fungsi PD.
Strategi dan kebijakan dalam Renstra PD selanjutnya menjadi dasar perumusan kegiatan PD bagi
setiap program prioritas RPJMD yang menjadi tugas dan fungsi PD.
A. Strategi
Strategi adalah cara untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi yang dijabarkan
kedalam kebijakan-kebijakan dengan program-program. Strategi merupakan faktor terpenting
dalam proses perencanaan strategis, sebab strategi merupakan suatu rencana yang menyeluruh
dan terpadu mengenai upaya mewujudkan tujuan dan sasaran dengan memperhatikan
ketersediaan sumber daya organisasi dan keadaan lingkungan yang dihadapi.
Strategi yang akan dilaksanakan oleh Inspektorat adalah :
1. Mendorong peningkatan pelaksanaan Reformasi Birokrasi di seluruh PD sampai dengan
tingkat kecamatan
2. Mendorong terciptanya Perangkat Daerah, Pemerintahan Desa dan unit kerja yang akuntabel
3. Mendorong optimalisasi SPIP pada PD
4. Memberikan pemahaman kepada seluruh penyelenggara negara terkait gratifikasi dan
penolakan gratifikasi
5. Peningkatan progress pemenuhan rencana aksi pencegahan korupsi dan stranas PK
6. Melakukan Pengawasan Internal dan Pembinaan secara terus menerus kepada Obrik
pengawasan
7. Meningkatkan/ mempertahankan Kapabilitas APIP level 3
8. Meningkatkan Sumber Daya Manusia / Aparatur pengawas
B. Arah Kebijakan
Untuk mencapai tujuan dan sasaran maka strategi memerlukan persepsi dan tekanan
khusus dalam bentuk kebijakan. Kebijakan adalah merupakan pedoman pelaksanaan
tindakan (program dan kegiatan) yang akan dilaksanakan. Elemen penting dalam
menyiapkan kebijakan adalah kemampuan untuk menjabarkan strategi kedalam kebijakan-
kebijakan yang cocok dan dapat dilaksanakan.
Kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan untuk
dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk dalam pengembangan ataupun pelaksanaan
program/kegiatan guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan
pencapaian sasaran, tujuan, serta visi dan misi instansi pemerintah.
Arah kebijakan :
1. Menerapkan PKPT berbasis resiko
Sesuai dengan amanat Kapabilitas APIP level 3 bahwa Inspektorat harus menerapkan
PKPT berbasis resiko untuk efektifitas dan efisiensi pelaksanaan pengawasan.
2. Penganggaran peningkatan kompetensi APIP yang memadai
Dengan adanya mandatory bahwa setiap ASN berhak mendapatkan peningkatan
kompetensi sebanyak 20 JP dalam satu tahun sehigga penganggaran harus harus
mencukupi.
3. Mengoptimalkan kerjasama APIP dan APH
Sesuai dengan mandatory tindak lanjut pelaksanaan kerjasama APIP dan APH ditingkat
pusat dalam rangka penanganan pengaduan yang berindikasi tipikor bagi ASN maupun
pemerintah desa sehingga perlu dioptimalkan.
4. Penerapan elemen pada Kapabilitas APIP secara berkelanjutan
Pada Tahun 2021 Inspektorat Kabupaten Blitar telah mencapai level 3 dalam Kapabilitas
APIP namun tetap di monitoring oleh BPKP terkait penerapan berkelanjutan. Oleh karena
itu perlu adanya komitmen penerapan elemen pada Kapabilitas APIP secara berkelanjutan
agar Inspektorat Kabupaten Blitar tetap berada pada level 3.
5. Pelaksanaan semua mandatory kegiatan.
Mandatory kegiatan pembinaan dan pengawasan yang dilaksanakan oleh Inspektorat,
ditetapkan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri yang dirubah setiap tahun. Mandatory
kegiatan ini wajib dilaksanakan oleh seluruh Inspektorat Provinsi, Kabupaten dan kota se
Indonesia. Selain itu, mandatory pada saat tahun berjalan juga harus dilaksanakan oleh
Inspektorat.
6. Pemenuhan rencana aksi KPK dan stranas PK kepada OPD pengampu
Rencana aksi KPK dan stranas PK dilaporkan melalui aplikasi jaga.id setiap 3 bulan sekali.
Rencana aksi ini diampu oleh 13 PD
7. Pembinaan dan pengawasan kepada seluruh PD dan Pemerintah Desa
Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Inspektorat, melakukan pembinaan dan pengawasan
kepada PD dan pemerintah Desa, baik melalui audit, reviu,evaluasi dan consulting.
8. Monitoring pelaksanaan zona integritas
Sampai dengan Tahun 2020, unit kerja yang diusulkan berpredikat WBK belum ada. Sejak
Tahun 2018, unit kerja yang berpredikat ZI ditetapkan dengan Keputusan Bupati. Selama
ini Inspektorat belum melakukan monev kepada unit kerja yang berpredikat ZI, sehingga
untuk kedepannya akan dilaksanakan monev oleh Tim Evaluator ZI.
9. Asistensi RB dan ZI
Sesuai dengan arahan KemenPAN dan RB bahwa seluruh PD dilakukan evaluasi RB.
Sehingga Inspektorat selain melakukan evaluasi juga melakukan asistensi agar PD bisa
optimal dalam pelaksanaan RB.
Terkait dengan ZI, Inspektorat melakukan asistensi kepada unit kerja yang ditetapkan ZI
dan diusulkan menuju WBK.
10. Asistensi penerapan manajemen resiko PD
Penerapan manajemen resiko merupakan hal yang baru bagi pemerintah daerah dan wajib
dilaksanakan oleh seluruh PD. Oleh karena itu, Inspektorat melakukan asistensi penerapan
manajemen resiko kepada seluruh PD. Selain itu, indeks manajemen resiko merupakan
salah satu IKU Inspektorat, sehingga harus dilaksanakan.
11. Peningkatan progress tindak lanjut rekomendasi temuan BPK dan APIP
Prosentase tindak lanjut rekomendasi TL BPK dan APIP merupakan salah satu IKU
Inspektorat. Masih terdapat kendala dalam tindak lanjut rekomendasi BPK yaitu adanya
rekomendasi yang tidak dapat ditindaklanjuti dan masih proses untuk dihilangkan. Terkait
tindak lanjut rekomendasi APIP, selama ini yang dilakukan penagihan adalah rekomendasi
hasil audit. Mulai Tahun 2021, akan dilakukan penagihan tindak lanjut terhadap seluruh
pengawasan APIP mulai dari audit, reviu, evaluasi dan monitoring.
12. Sosialisasi gratifikasi dan asistensi pengisian GOL KPK
Pengendalian Gratifikasi masih belum optimal di Pemkab Blitar. Sementara ini masih
dilakukan sosialisasi tidak sampai keseluruhan penyelenggara negara. sejak Tahun 2020
telah direncanakan roadshow sosialisasi dan asistensi pengisian GOL KPK ke OPD, namun
dengan adanya pandemic COVID 19, kegiatan tersebut belum berjalan secara maksimal.
Selama lima tahun kedepan, kegiatan roadshow tersebut akan tetap dilaksanakan.
13. Asistensi optimalisasi SPIP di PD
Pemkab Blitar sudah berada pada level 3 untuk maturitas SPIP sejak Tahun 2019. Dalam
rangka pelaksanaan SPIP Integrasi Tahun 2021 maka SPIP pada OPD perlu disesuaikan
lagi dengan aturan yang baru. Pendampingan dan evaluas oleh APIP perlu dilaksanakan
mulai Tahun 2021.
Strategi dan arah kebijakan yang menunjukkan relevansi dan konsistensi antar pernyataan visi
dan misi RPJMD Kabupaten Blitar Tahun 2021-2026 dengan tujuan, sasaran, strategi, dan arah
kebijakan Inspektorat tertuang pada Tabel dibawah ini.
Tabel
Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Arah Kebijakan
Visi : Terwujudnya Kabupaten Blitar Yang Mandiri dan Sejahtera Berlandaskan Akhlak Mulia, Baldatun, Toyyibatun, Warobbun Ghofur
Misi : Pengoptimalan Kinerja Pemerintah yang Akuntabel, Inovatif dan Berintegritas
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
(1) (2) (3) (4)
Terciptanya pemerintahan Meningkatnya kualitas Mendorong peningkatan pelaksanaan Reformasi Birokrasi di seluruh Menerapkan PKPT berbasis resiko
daerah yang efisien, pengawasan dan
PD sampai dengan tingkat kecamatan Asistensi RB dan ZI
efektif dan anti korupsi pembinaan dalam
penyelenggaraan Mendorong terciptanya Perangkat Daerah, Pemerintahan Desa dan Pelaksanaan semua mandatory kegiatan.
indikator tujuan : Indeks
Pemerintahan Daerah
Integritas Pemerintah unit kerja yang akuntabel Monitoring pelaksanaan zona integritas
Indikator sasaran :
Kabupaten Blitar
1. Prosentase Asistensi RB dan ZI
Penyelesaian Tindak Peningkatan progress tindak lanjut rekomendasi temuan BPK
Lanjut Hasil dan APIP
Pengawasan
2. Prosentase OPD Mendorong optimalisasi SPIP pada PD Asistensi optimalisasi SPIP di PD
dengan Indeks Asistensi penerapan manajemen resiko PD
Penerapan Manajemen
Resiko Level 3 Memberikan pemahaman kepada seluruh penyelenggara negara terkait Sosialisasi gratifikasi dan asistensi pengisian GOL KPK
gratifikasi dan penolakan gratifikasi
Peningkatan progress pemenuhan rencana aksi pencegahan korupsi Pemenuhan rencana aksi KPK dan stranas PK kepada OPD
pengampu
dan stranas PK
Melakukan Pengawasan Internal dan Pembinaan secara terus menerus Mengoptimalkan kerjasama APIP dan APH
kepada Obrik pengawasan
Pelaksanaan semua mandatory kegiatan.
Pembinaan dan pengawasan kepada seluruh PD dan Pemerintah
Desa
Meningkatkan Sumber Daya Manusia / Aparatur pengawas Penganggaran peningkatan kompetensi APIP yang memadai
Meningkatkan/ mempertahankan Kapabilitas APIP level 3 Penerapan elemen pada Kapabilitas APIP secara berkelanjutan
BAB VI
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN
Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi,
Kodefikasi, dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah yang kemudian
diupdate dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50-3708 Tahun 2020 tentang Hasil Verifikasi
dan Validasi Pemutakhiran Klasifikasi, Kodefikasi dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan
Keuangan Daerah, bahwa untuk seluruh Instansi baik di tingkat pusat sampai dengan tingkat daerah
sudah ditentukan nomenklatur untuk Program, Kegiatan dan Sub Kegiatan. Perangkat Daerah seluruh
Indonesia dalam pelaksanaan program dan kegiatan berpedoman pada Kepmendagri tersebut yang
disesuaikan dengan kondisi daerah masing - masing. Meskipun nomenklatur untuk Program, Kegiatan
dan Sub Kegiatan sudah ditentukan oleh Pusat, namun daerah diberikan keleluasaan dalam menentukan
indikator. Indikator ini mencerminkan apa yang akan dicapai oleh pemerintah daerah yang disesuaikan
dengan visi dan misi Kepala Daerah terpilih. Jadi, dimungkinkan pernyataan indikator pada program,
kegiatan maupun sub kegiatan yang sama itu berbeda pada tiap – tiap daerah.
Sesuai dengan Kepmendagri tersebut, nomenklatur program, kegiatan dan sub kegiatan pada
Inspektorat yang teknis dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Jumlah program sebanyak 2 program
2. Jumlah kegiatan sebanyak 4 kegiatan
3. Jumlah sub kegiatan sebanyak 15 sub kegiatan
Untuk Inspektorat Kabupaten Blitar, tidak mengambil seluruh program, kegiatan dan sub kegiatan yang
tersedia. Hal ini dikarenakan adanya pertimbangan efektifitas dan efisiensi dan mengoptimalkan output
kegiatan. Program, kegiatan dan sub kegiatan yang diambil oleh Inspektorat Kabupaten Blitar sebagai
berikut :
1. Program terdiri dari :
a. Program Penyelenggaraan Pengawasan
b. Program Perumusan Kebijakan, Pendampingan Dan Asistensi
2. Kegiatan dan sub kegiatan yang terdiri dari :
a. Penyelenggaraan Pengawasan Internal dengan 6 sub kegiatan
b. Penyelenggaraan Pengawasan dengan Tujuan Tertentu dengan 2 sub kegiatan
c. Pendampingan dan Asistensi dengan Tujuan Tertentu dengan 4 sub kegiatan
Untuk lebih detail dari rencana program, kegiatan, dan sub kegiatan, indikator kinerja, target, dan
pendanaan indikatif untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang akan dating pada Inspektorat disediakan
pada table berikut :
Tabel
Rencana program, kegiatan, dan sub kegiatan, indikator kinerja, target, dan pendanaan indikatif Inspektorat
Kabupaten Blitar
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Lokasi
Indikator
Kerja
Kinerja, Data
Peran
Kode Tujuan, Capaian Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Kondisi Kinerja pada
Program, gkat
Sasaran, pada akhir periode Renstra
Tuju Indikator Indikator Kegiatan, Satua Daera
Sasaran Program Tahun Perangkat Daerah
an Tujuan Sasaran dan Sub n h
(outcome), Awal
Kegiatan Penan
Kegiatan, dan Perencan
ggung
Sub Kegiatan aan
Tar Rp Tar Rp Tar Rp Tar Rp Tar Rp Tar Rp jawab
(output)
get get get get get get
1 2 3 4 5 6 7 10 12 14 15 16 17 18 19 20 21 22
8 9 11 13
Tercipt Indeks Meningkatnya Prosentase Program Persentase OPD, prosent Irban
anya Integritas kualitas Penyelesaian Penyelengg Desa dan unit ase 1.431.256.000 1.433.500.000 1.576.850.000 1.734.535.000 1.907.988.500 8.084.129.500 dan
pemeri Pemerintah pengawasan dan Tindak Lanjut araan kerja yang funsion
ntahan Kabupaten pembinaan Hasil Pengawasa akuntabel al
daerah Blitar dalam Pengawasan n
yang penyelenggaraan Pemkab
0 70 75 80 85 90 90
efisien, Pemerintahan Blitar
efektif Daerah
dan
anti
korupsi
0 1 1 1 1 1
Prosentase PD %
yang dilakukan -
PMPRB 52 100 100 100 100 100 100
Prosentase PD %
yang berpredikat -
SAKIP minimal
"BB" 94,23 100 100 100 100 100 100
Prosentase PD %
yang dievaluasi -
dokumen PRG
nya 52 100 100 100 100 100 100
Prosentase OPD %
yang dievaluasi -
manajemen
resiko 0 100 100 100 100 100 100
0 0 0 0
Presentase prosent 80 80 80
progress aksi ase -
pencegahan
korupsi yang 80 80 80 80
dilaksanakan
6 6 6 6 6 6
Inspektorat merupakan Perangkat Daerah yang melaksanakan fungsi penunjang urusan pada
Unsur Pengawasan Urusan Pemerintahan. Hal ini dijabarkan pada tugasnya yaitu melaksanakan
pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintah daerah dan pemerintah desa. Pengawasan
tersebut dilakukan melalui audit, reviu, evaluasi, monitoring dan pemantauan. Sedangkan untuk
pembinaan dilakukan melalui asistensi dan consulting. Sesuai dengan tugas dan fungsi tersebut,
Inspektorat mengampu Misi 3 yaitu “Pengoptimalan Kinerja Pemerintah yang Akuntabel, Inovatif dan
Berintegritas”. Dalam mencapai target pada Misi 3, Inspektorat memiliki 1 tujuan yaitu terciptanya
pemerintahan daerah yang efisien, efektif dan anti korupsi. Indikator dari tujuan tersebut yaitu Indeks
Integritas Pemerintah Kabupaten Blitar.
Tujuan tersebut dikerucutkan menjadi satu sasaran yaitu Meningkatnya kualitas pengawasan dan
pembinaan dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang ditetapkan dengan 2 indikator sasaran
yaitu Prosentase Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pengawasan dan Prosentase PD dengan Indeks
Penerapan Manajemen Resiko Level 3. Inspektorat tidak mempunyai standar pelayanan minimal (SPM)
yang ditetapkan oleh Kementrian. Analisis Indikator kinerja Inspektorat yang akan dicapai dalam 5
(lima) tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD
dapat dilihat pada table berikut :
Tabel
Indikator Kinerja Inspektorat yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD
Kondisi Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
Kinerja Kinerja
pada awal pada
No. Indikator
periode 2021 2022 2023 2024 2025 2026 akhir
RPJMD periode
(2020) RPJMD
INDIKATOR TUJUAN &
I
SASARAN:
Indikator Tujuan:
Indeks Integritas Pemerintah 79,23 (B) 79,25 79,30 79,35 79,40 79,45 79,50 79,50 (B)
Kabupaten Blitar (B) (B) (B) (B) (B) (B)
Rencana Strategis (renstra) Inspektorat Tahun 2021 – 2026 merupakan pedoman bagi Inspektorat
dalam menyusun program dan kegiatan yang tercantum dalam rencana kerja selama 5 (lima) tahun ke
depan. Hal ini juga merupakan sarana untuk mendukung pencapaian visi dan misi Bupati dan Wakil
Bupati periode 2021 – 2025.
a. Dalam rangka menjamin terlaksananya program dan kegiatan tersebut, maka ditetapkan kaidah-
kaidah pelaksanaan serta rencana tindak lanjut setelah Renstra ditetapkan sebagai berikut :
1. Seluruh aparatur Inspektorat melaksanakan program, kegiatan, dan sub kegiatan tahun 2022
sampai dengan 2026 sesuai dengan rencana serta tugas dan fungsinya untuk mencapai target
sasaran Renstra Perangkat Daerah
2. Program, kegiatan, dan sub kegiatan tahun 2022 sampai dengan 2026 menjadi pedoman dalam
menyusun Renja Perangkat Daerah dan RKA SKPD
3. Kepala perangkat daerah bersama seluruh aparatur melakukan evaluasi hasil Renstra Perangkat
Daerah yang diperoleh dari evaluasi hasil Renja Perangkat Daerah secara periodik
4. Perlunya komitment yang tegas dari pimpinan untuk pelaksanaan tugas tugas pengawasan
Rencana tindak lanjut :
1. Melakukan evaluasi pelaksanaan renstra secara periodik yaitu satu tahun sekali.
2. Akan mengakomodir mandatory tahun berjalan yang tidak tertampung dalam renstra dengan
menambahkan output pada sub kegiatan.
3. Mengawal anggaran Inspektorat sesuai dengan peraturan perundang – undangan.
b. Catatan penting yang perlu mendapat perhatian
Catatan penting yang perlu mendapatkan perhatian selama 5 (lima) tahun kedepan antara lain :
1. Perlunya penambahan personil pengawas baik melalui formasi CPNS maupun impasing
2. Adanya mandatory kegiatan pada tahun berjalan yang mengakibatkan perubahan Perencanaan
Kinerja Pengawasan Tahunan (PKPT)
3. Perlunya anggaran yang mencukupi dalam peningkatan SDM
4. Tuntutan APIP yang agile sehingga memerlukan optimalisasi setiap individu dalam pelaksanaan
tugas dan fungsi pengawasan.
Akhirnya kami berharap mudah-mudahan Rencana Strategis Inspektorat Kabupaten Blitar periode
tahun 2021 – 2026 dapat memberikan arah dan pedoman bagi penyelenggaraan program dan
kegiatan Inspektorat selama lima tahu kedepan.
Blitar,
Plt.INSPEKTUR KABUPATEN BLITAR