Anda di halaman 1dari 23

PP 72/2019

PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH


NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT
DAERAH
Pasal 43
(1) Pada Urusan Pemerintahan di bidang kesehatan, selain unit
pelaksana teknis dinas Daerah kabupaten/kota sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 41, terdapat rumah. sakit Daerah
kabupaten/kota sebagai unit organisasi bersifat khusus
serta pusat kesehatan masyarakat sebagai unit organisasi
bersifat fungsional, yang memberikan layanan secara
profesional.
(2) Sebagai unit organisasi bersifat khusus sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) rumah sakit Daerah kabupaten/ kota
memiliki otonomi dalam pengelolaan keuangan dan
barang milik Daerah serta bidang kepegawaian.
Pasal 44a Ayat (1)

Otonomi dalam pengeiolaan keuangan dan barang milik Daerah


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) meliputi:
perencanaan,
pelaksanaan, dan
pertangggungjawaban keuangan serta penggunaan dan penatausahaan
barang milik Daerah.
Pasal 44
(1) Direktur rumah sakit Daerah kabupaten/kota dalam
pengelolaan keuangan dan barang milik Daerah serta bidang
kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2)
bertanggung jawab kepada kepala dinas yang
menyelenggarakan Urusan Pemerintahan di bidang kesehatan.
(2) Pertanggungiawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan melalui penyampaian laporan pelaksanaan
pengelolaan keuangan dan barang rnilik Daerah serta bidang
kepegawaian rumah sakit Daerah kabupaten/ kota.
Pasal 44c
(1) Dalam pertanggungjawaban keuangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 44A ayat (1), direktur rumah sakit Daerah
kabupaten/kota melakukan penyusunan laporan
pertanggungjawaban keuangan yang merupakan bagian dari
laporan kinerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan’
(2) Laporan pertanggungjawaban keuangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) disajikan dalam laporan keuangan dinas yang
menyelenggarakan Urusan Pemerintahan di bidang kesehatan dan
laporan keuangan Pemerintah Daerah kabupaten/kota.
PERMENDAGRI 77/2010
PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH
Bab 1 F Butir 12

Dalam hal terdapat unit organisasi bersifat khusus, KPA mempunyai


tugas:
a.menyusun RKA-Unit Organisasi Bersifat Khusus;
b.menyusun DPA-Unit Organisasi Bersifat Khusus;

c.melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran


belanja dan/atau pengeluaran pembiayaan;
d.melaksanakan anggaran pada unit organisasi bersifat khusus yang dipimpinnya;

e.melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan


pembayaran;
f. melaksanakan pemungutan retribusi daerah;

g.mengadakan ikatan/perjanjian kerja sama dengan pihak lain


dalam batas anggaran yang telah ditetapkan;
h.menandatangani SPM;

i. mengelola utang dan piutang daerah yang menjadi


tanggung jawab SKPD yang dipimpinnya;
j. menyusun dan menyampaikan laporan keuangan unit
organisasi bersifat khusus yang dipimpinnya;
k.menetapkan PPTK dan PPK-Unit SKPD;

l.menetapkan pejabat lainnya dalam unit organisasi


bersifat khusus yang dipimpinnya dalam rangka
pengelolaan keuangan daerah; dan
m.melaksanakan tugas lainnya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bab 1 F
Butir 13
Dalam hal KPA berhalangan tetap atau
sementara sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan, PA bertugas untuk
mengambil alih pelimpahkan sebagian
tugasnya yang telah diserahkan kepada kepala
Unit SKPD selaku KPA.
Bab 1 I Butir 2
Penetapan PPK Unit SKPD didasarkan atas pertimbangan:
a. Besaran anggaran yang berlaku untuk biro pada provinsi dan bagian pada
kabupaten/kota di lingkungan Sekretariat Daerah;
b. rentang kendali dan/atau lokasi;
c. dibentuknya unit organisasi bersifat khusus yang memberikan layanan secara
profesional melalui pemberian otonomi dalam pengelolaan keuangan dan
barang milik daerah serta bidang kepegawaian sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Bab 1 I Butir 7
Tugas PPK Unit SKPD pada organisasi bersifat khusus:

a.melakukan verifikasi SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU, dan SPP-LS beserta bukti


kelengkapannya yang diajukan oleh Bendahara Pengeluaran, Bendahara
Pengeluaran Pembantu dan Bendahara lainnya;

b.menerbitkan surat pernyataan verifikasi kelengkapan dan keabsahan SPP-


UP, SPP-GU, SPP-TU, dan SPP-LS beserta bukti kelengkapannya sebagai
dasar penyiapan SPM;
c.menyiapkan SPM;

d.melakukan verifikasi laporan pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan,


Bendahara Pengeluaran dan Bendahara lainnya;
e.melaksanakan fungsi akuntansi pada unit SKPD khusus; dan
f. menyusun laporan keuangan unit SKPD khusus.
Bab 1 J Butir 2

i. Dalam hal terdapat pembentukan unit organisasi bersifat


khusus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, kepala daerah menetapkan bendahara unit
organisasi bersifat khusus.
j. Bendahara unit organisasi bersifat khusus memiliki tugas
dan wewenang setara dengan Bendahara Pengeluaran.
USULAN KEBIJAKAN
PENGELOLAAN KEUANGAN DAN
SUMBER DAYA MANUSIA SERTA
BARANG MILIK DAERAH
PRINSIP-PRINSIP KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN
RSD – BLUD
RUANG LINGKUP:
1. Perencanaan dan Penganggaran (RBA/RKA, DPA)
Pedoman Penyusunan, Pengajuan, Penetapan dan Perubahan RBA
2. Pelaksanaan Anggaran dan Penatausahaan
a. Pendapatan dan Beban d. Persediaan, Aset Tetap dan Investasi
b. Penerimaan dan Pengeluaran e. Ekuitas
c. Utang dan Piutang
3. Pelaporan/Pertanggungjawaban
a. Kebijakan Akuntansi
b. Sistem Akuntansi
Perencanaan dan Penganggaran

1. Mengacu pada Renstra


2. Penyusunan RBA berdasarkan:
a.Kinerja, orientasi output, penggunaan sumber daya dan efisiensi
b.Standar harga satuan, disusun oleh Pemimpin BLUD atau
Kepala Darah
c.Kebutuhan dan kemampuan pendapatan
3. Disampaikan kepada TAPD melalui PPKD (PP 72/2019 Pasal 22A
Ayat (4))
Struktur Anggaran
1. Pendapatan (basis kas);
2. Belanja
a. Operasi
b. Modal
3. Pembiayaan
a. Penerimaan Pembiayaan
b. Pengeluaran Pembiayaan
Fleksibilitas Anggaran
1. Dalam SIPD global per jenis, rincian ada di RBA.
2. Pergeseran
3. Penggunaan SILPA
4. Ambang Batas (pelampauan pagu)
Pelaporan/Pertanggungjawaban Keuangan
1. Kebijakan Akuntansi
a. Basis Akuntansi Akrual sesuai PP 71/2010.
b. Sebagai Entitas Pelaporan
c. Komponen Laporan Keuangan (PSAP 13 dan PMDN 79/2018):
1) LRA; 5) Laporan Arus Kasl;
2) LPSAL; 6) Laporan Perubahan Ekuitas;
3) Neraca; 7) Catatan atas Laporan Keuangan,
4) Laporan Operasional;
d. Penggabungan/Konsolidasi (langsung) dengan LKPD setelah dilakukan penyesuaian
reciprocal accounts.
Catatan:
Jika Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah harus mengakomodir BLUD sebagai entitas
pelaporan, yang berbeda dengan Akuntansi SKPD dan Unit SKPD.
PRINSIP-PRINSIP KEBIJAKAN PENGELOLAAN SDM RSD –
BLUD
1. Pejabat Pengelola dan Pegawai terdiri atas:
a. ASN (PNS dan PPPK); dan
b. Profesional Lainnya
2. Peraturan Pejabat Pengelola dan Pegawai yang berasal dari
ASN sesuai peraturan yang berlaku. Sedangkan untuk
Profesional Lainnya diatur dengan Peraturan Kepala Daerah.
3. Direktur “menetapkan” kriteria professional lainnya.
SUBSTANSI PENGELOLAAN SDM
1. Perencanaan kebutuhan sesuai analisis beban kerja dan peraturan perundang undangan.
2. Kriteria jabatan
3. Seleksi
4. Penempatan
5. Pengembangan
6. Remunerasi
7. Penilaian kinerja
8. Pemutusan hubungan kerja
PENGELOLAAN BARANG
1. Perencanaan Kebutuhan
2. Pengadaan
a. Sumber dana BLUD sesuai Peraturan Bupati.
b. Sumber dana APBD sesuai Perpres tentang Pengadaan
Barang dan Jasa Pemerintah.
c. Barang hibah diatur sesuai kebijakan pemberi hibah.
3. Pengelolaan barang mengikuti ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai barang milik daerah
(Permendagri No. 19/2016).
Kebijakan Pelaporan
1. Jenis Laporan:
a. Laporan Keuangan, sesuai SAP/PSAP
13/Permendagri 79/2018
b. Laporan Pengelolaan Barang Milik Daerah
sesuai Permendagri No. 16/2019
c. Laporan Pengelolaan SDM, sesuai Tata Kelola.
2. Periodisasi Laporan: Semesteran dan Tahunan.

Anda mungkin juga menyukai