Anda di halaman 1dari 18

BUPATI NGAWI

PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI NGAWI


NOMOR 13 TAHUN 2022

TENTANG

KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI


SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI NGAWI,

Menimbang : bahwa guna menyesuaikan dengan dinamika ketentuan


peraturan perundang-undangan, maka perlu dilakukan
pencabutan terhadap Peraturan Bupati Ngawi Nomor 30
Tahun 2019 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas
dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Perhubungan Tipe A dan
Peraturan Bupati Ngawi Nomor 47 Tahun 2019 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Perhubungan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Ngawi
Nomor 199 Tahun 2021 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas
Perhubungan, serta menetapkan kembali Peraturan Bupati
tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi
serta Tata Kerja Dinas Perhubungan.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang


Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam
Lingkungan Provinsi Jawa Timur (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan Berita
Negara Republik Indonesia Nomor 9);
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 183, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6398);
-.2.-

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5673);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5887) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 72
Tahun 2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 187, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6402);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 106, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6041);
6. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 199);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 120 Tahun 2018;
8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 139 Tahun 2016
tentang Pedoman Nomenklatur, Tugas dan Fungsi
Organisasi Perangkat Daerah yang Menyelenggarakan
Urusan Pemerintahan Bidang Perhubungan;
9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2018 tentang
Pedoman Evaluasi Kelembagaan Instansi Pemerintah;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 99 Tahun 2018
tentang Pembinaan dan Pengendalian Perangkat Daerah;
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019
tentang Klasifikasi, Kodefikasi dan Nomenklatur
Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah;
12. Peraturan Menteri PendayagunaanAparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 17 Tahun 2021 tentang
Penyetaraan Jabatan Administrasi ke Dalam Jabatan
Fungsional;
-.3.-

13. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan


Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2021 tentang Penyederhanaan Struktur
Organisasi Pada Instansi Pemerintah Untuk
Penyederhanaan Birokrasi (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 546);
14. Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 8
Tahun 2021 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Ngawi
Tahun 2021 Nomor 08, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Ngawi Nomor 274).

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN


ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS
PERHUBUNGAN.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:


1. Daerah adalah Kabupaten Ngawi.
2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah otonom.
3. Bupati adalah Bupati Ngawi.
4. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu kepala Daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah.
5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Ngawi.
6. Dinas Perhubungan adalah Dinas Perhubungan Tipe A Kabupaten Ngawi.
7. Kepala Dinas Perhubungan adalah Kepala Dinas Perhubungan Tipe A
Kabupaten Ngawi.
8. Jabatan Struktural adalah suatu kedudukan yang menunjukkan tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang Aparatur Sipil Negara dalam
rangka memimpin suatu satuan organisasi Negara.
9. Kelompok Jabatan Fungsional adalah suatu kedudukan yang
menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang
Aparatur Sipil Negara dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsi
keahlian dan atau ketrampilan untuk mencapai tujuan organisasi.
10. Unit Pelaksana Teknis Dinas yang selanjutnya disebut UPT Dinas adalah
UPT Dinas Perhubungan.
11. Pimpinan Unit Kerja adalah Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang,
Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi dan/atau Kepala UPT Dinas di lingkup
Dinas Perhubungan Kabupaten Ngawi.
-.4.-

BAB II
KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN KEWENANGAN

Pasal 2

Dinas Perhubungan merupakan unsur pelaksana otonomi Daerah yang


dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan
bertanggungiawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Pasal 3

Dinas Perhubungan mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintahan


Daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang
Perhubungan serta tugas lain yang diberikan oleh Bupati.

Pasal 4

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Dinas


Perhubungan menyelenggarakan fungsi:
a. peningkatan implementasi Reformasi Birokrasi pada Dinas Perhubungan;
b. perumusan kebijakan teknis di bidang Perhubungan;
c. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
Perhubungan;
d. pembinaan, pelaksanaan dan pengendalian tugas di bidang Perhubungan;
e. monitoring dan evaluasi tugas di bidang Perhubungan; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang
tugasnya.

Pasal 5

Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Dinas


Perhubungan mempunyai kewenangan:
a. penetapan rencana induk jaringan lalu lintas dan angkutan jalan;
b. penyediaan perlengkapan jalan Daerah;
c. pengelolaan terminal penumpang tipe C;
d. penyelenggaraan,pembangunan dan pengelolaan fasilitas parkir dan halte;
e. pengujian berkala kendaraan bermotor;
f. pelaksanaan menejemen lalu lintas untuk jaringan jalan Daerah;
g. pelaksanaan rekayasa lalu lintas untuk jaringan jalan Daerah;
h. pengamanan,pengendalian dan penindakan ketertiban transportasi;
i. pembinaan dan keselamatan transportasi;
j. pengembangan teknologi bidang transportasi;
k. rekomendasi persetujuan hasil analisis dampak lalu lintas untuk jalan
Daerah;
l. audit dan inspeksi keselamatan transportasi;
m. penyediaan angkutan umum untuk jasa angkutan orang dan/atau barang
dalam Daerah;
n. penetapan kawasan perkotaan untuk pelayanan angkutan dalam Daerah;
o. penetapan rencana umum jaringan trayek yang menghubungkan dalam
Daerah;
p. penetapan wilayah operasi dalam wilayah Daerah angkutan orang dengan
menggunakan taksi dalam kawasan perkotaan yang wilayah operasinya
berada dalam satu Daerah;
q. rekomendasi izin penyelenggaraan angkutan umum dalam Daerah;
-.5.-

r. rekomendasi izin penyelenggaraan angkutan kawasan tertentu yang


wilayah operasinya berada dalam Daerah;
s. penetapan tarif untuk angkutan umum;
t. rekomendasi izin usaha penyelenggaraan angkutan sungai dan danau
sesuai dengan domisili orang perseorangan Warga Negara Indonesia atau
Badan Usaha;
u. penentuan lokasi untuk pengendalian, pengawasan dan operasional lalu
lintas; dan
v. penyediaan penerangan jalan.

BAB III
SUSUNAN ORGANISASI

Pasal 6

(1) Susunan Organisasi Dinas Perhubungan terdiri dari:


a. Kepala;
b. Sekretariat;
c. Bidang Lalu Lintas;
d. Bidang Angkutan;
e. Bidang Teknik Sarana dan Prasarana;
f. Bidang Keselamatan;
g. UPT Dinas; dan
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Susunan Organisasi Dinas Perhubungan sebagaimana tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Bupati ini.

Bagian Kesatu
Sekretariat

Pasal 7

Sekretariat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf b, dipimpin


oleh seorang Sekretaris yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung
jawab kepada Kepala Dinas Perhubungan.

Pasal 8

Sekretariat mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan


tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit
organisasi.

Pasal 9

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Sekretariat


mempunyai fungsi:
a. mengoordinasikan pelaksanaan Reformasi Birokrasi;
b. pelaksanaan koordinasi kegiatan;
c. pelaksanaan koordinasi dan penyusunan rencana program dan anggaran;
d. pengumpulan dan pengolahan data serta pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan;
-.6.-

e. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi


ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerja sama,
hukum, organisasi, hubungan masyarakat, serta kearsipan dan
dokumentasi;
f. penyelengaraan pengelolaan barang milik Daerah dan pelayanan
pengadaan barang/jasa; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

Pasal 10

Sekretariat membawahi:
a. Sub Bagian Perencanaan;
b. Sub Bagian Keuangan; dan
c. Sub Bagian Umum.

Pasal 11

(1) Sub Bagian Perencanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf a,


dipimpin oleh Kepala Sub Bagian Perencanaan yang dalam melaksanakan
tugasnya bertanggung jawab kepada Sekretaris.
(2) Sub Bagian Perencanaan mempunyai tugas:
a. penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana program dan
anggaran;
b. penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana strategis;
c. penyiapan bahan penyusunan laporan;
d. pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data;
e. penyiapan bahan penyusunan laporan kinerja; dan
f. melaksanakan tugas-tugas lain Sub Bagian Perencanaan yang diberikan
oleh Sekretaris.

Pasal 12

(1) Sub Bagian Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf b,


dipimpin oleh Kepala Sub Bagian Keuangan yang dalam melaksanakan
tugasnya bertanggung jawab kepada Sekretaris.
(2) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas:
a. pelaksanaan urusan tata laksana keuangan;
b. pelaksanaan urusan perbendaharaan dan gaji;
c. pelaksanaan urusan verifikasi dan akuntansi;
d. pelaksanaan urusan pelaporan keuangan; dan
e. melaksanakan tugas-tugas lain Sub Bagian Keuangan yang diberikan
oleh Sekretaris.

Pasal 13

(1) Sub Bagian Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf c,


dipimpin oleh Kepala Sub Bagian Umum yang dalam melaksanakan
tugasnya bertanggung jawab kepada Sekretaris.
(2) Sub Bagian Umum mempunyai tugas:
a. penyiapan dan pelaksanaan urusan tata usaha;
b. penyiapan dan pelaksanaan urusan kepegawaian;
c. penyiapan dan pelaksanaan urusan rumah tangga;
-.7.-

d. penyiapan dan pelaksanaan urusan tata persuratan dan kearsipan;


e. penyiapan dan pelaksanaan urusan kehumasan;
f. pengelolaan dan inventarisasi barang milik negara yang ada;
g. penyiapan bahan penyusunan laporan kinerja;
h. penyiapan bahan penyampaian Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara
Negara dan Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara;
i. mengoordinasikan penyiapan bahan Reformasi Birokrasi dan Sistem
Pengendalian Internal Pemerintah; dan
j. melaksanakan tugas-tugas lain Sub Bagian Umum yang diberikan oleh
Sekretaris.

Bagian Kedua
Bidang Lalu Lintas

Pasal 14

Bidang Lalu Lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf c,
dipimpin oleh seorang Kepala Bidang Lalu Lintas yang dalam melaksanakan
tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Pasal 15

Bidang Lalu Lintas mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas


Perhubungan di Bidang Lalu Lintas.

Pasal 16

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, Bidang


Lalu Lintas mempunyai fungsi:
a. menyusun bahan rumusan kebijakan, rencana dan pelaksanaan program
peningkatan dan pengamanan lalu lintas;
b. melaksanakan kebijakan teknis bidang lalu lintas yang mencakup
penetapan rencana induk jaringan lalu lintas angkutan jalan Daerah;
c. mengumpulkan data dan pemeliharaan perlengkapan jalan lalu lintas;
d. mengumpulkan bahan penyusunan norma, standar prosedur dan kriteria di
Bidang Lalu Lintas;
e. menyusun rencana dan pelaksanaan penanganan manajemen dan rekayasa
lalu lintas;
f. mengumpulkan bahan evaluasi, penilaian dan rekomendasi analisa dampak
lingkungan, serta rekomendasi ijin penyelenggaraan di bidang lalu lintas;
g. melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian operasional lalu
lintas;
h. melaksanakan fasilitasi keselamatan lalu lintas angkutan jalan, sungai,
waduk dan penyeberangan;
i. melaksanakan koordinasi dan kerjasama antar instansi lainnya
dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas lalu lintas;
j. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan bidang lalu lintas; dan
k. melaksanakan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
sesuai dengan bidang tugasnya.
-.8.-

Pasal 17

Bidang Lalu Lintas membawahi:


a. Seksi Teknik Lalu Lintas;
b. Seksi Perparkiran; dan
c. Seksi Pengendalian, Pengawasan dan Operasional.

Pasal 18

(1) Seksi Teknik Lalu Lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf a,
dipimpin oleh seorang Kepala Seksi Teknik Lalu Lintas yang dalam
melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Bidang Lalu Lintas.
(2) Seksi Teknik Lalu Lintas mempunyai tugas:
a. menyusun bahan rencana dan pelaksanaan kegiatan pengadaan dan
pemeliharaan rambu-rambu lalu lintas, peningkatan operasional,
manajemen dan rekayasa lalu lintas dan pemeliharaan marka jalan;
b. mengumpulkan bahan perumusan kebijakan manajemen dan rekayasa
lalu lintas;
c. menyiapkan bahan rekomendasi penetapan rencana induk jaringan lalu
lintas angkutan jalan Daerah;
d. melaksanakan perencanaan dan penyelenggaraan manajemen dan
rekayasa lalu lintas dan informasi teknologi yang terkait;
e. menyediakan dan memelihara perlengkapan jalan;
f. melaksanakan inventarisasi, analisis dan identifikasi permasalahan lalu
lintas;
g. menyelenggarakan kegiatan analisa dampak lalu lintas;
h. menyiapkan bahan rekomendasi analisa dampak lalu lintas dan
dispensasi jalan;
i. menyiapkan bahan pembinaan kepada masyarakat terkait manajemen
dan rekayasa lalu lintas;
j. melaksanakan koordinasi teknis dengan instansi lainnya dalam rangka
kelancaran pelaksanaan tugas;
k. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas
seksi manajemen dan rekayasa lalu lintas; dan
l. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Lalu
Lintas sesuai dengan tugas Bidang Lalu Lintas.

Pasal 19

(1) Seksi Perparkiran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf b,


dipimpin oleh seorang Kepala Seksi Perparkiran yang dalam melaksanakan
tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Lalu Lintas.
(2) Seksi Perparkiran mempunyai tugas:
a. menyusun laporan dan mendata tentang fasilitas parkir ditepi jalan
umum;
b. melaksanakan kegiatan dalam rangka mendukung, memelihara dan
mewujudkan keamanan, ketertiban, kelancaran dan keselamatan lalu
lintas;
c. melaksanakan monitoring dan evaluasi titik parkir ditepi jalan umum;
d. melaksanakan koordinasi dengan instansi lainnya dalam rangka
kelancaran pelaksanaan tugas;
-.9.-

e. menyiapan bahan penetapkan titik parkir ditepi jalan umum;


f. melaksanakan fasilitasi dan sosialisasi tentang perparkiran; dan
g. melaksanakan tugas–tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Lalu
Lintas sesuai dengan tugas Bidang Lalu Lintas.

Pasal 20

(1) Seksi Pengendalian, Pengawasan dan Operasional sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 17 huruf c, dipimpin oleh seorang Kepala Seksi Pengendalian,
Pengawasan dan Operasional yang dalam melaksanakan tugasnya berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Lalu Lintas.
(2) Seksi Pengendalian, Pengawasan dan Operasional mempunyai tugas:
a. menyiapkan bahan rencana dan pelaksanaan kegiatan peningkatan
pelayanan dan pengamanan pengguna jalan, penyelenggaraan dan
fasilitasi penghargaan wahana tata nugraha, pengendalian disiplin
pengoperasian angkutan umum di jalan raya;
b. mengumpulkan bahan perumusan kebijakan pengendalian operasional
lalu lintas;
c. menyiapkan bahan tata kelola keamanan, ketertiban, kelancaran dan
keselamatan lalu lintas;
d. melaksanakan pengamanan kegiatan protokoler Pejabat Negara
dan/atau Pejabat Daerah;
e. melaksanakan pengamanan dan penertiban lalu lintas pada peringatan
hari besar Nasional maupun kegiatan tertentu;
f. menyiapkan bahan pengawasan dan pengendalian operasional terminal
angkutan orang dan barang;
g. melaksanakan pengawasan, penertiban tentang persyaratan pemenuhan
persyaratan teknis dan laik jalan;
h. melaksanakan penderekan dan pemberian sanksi terhadap kendaraan
yang melakukan pelanggaran lalu lintas;
i. melaksaanakan koordinasi dengan instansi lainnya dalam rangka
kelancaran pelaksanaan tugas;
j. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
tugas; dan
k. melaksanakan tugas–tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Lalu
Lintas sesuai dengan tugas Bidang Lalu Lintas.

Bagian Ketiga
Bidang Angkutan

Pasal 21

Bidang Angkutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf d,


dipimpin oleh seorang Kepala Bidang Angkutan yang dalam melaksanakan
tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Pasal 22

Bidang Angkutan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas


Perhubungan di Bidang Angkutan.
-.10.-

Pasal 23

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, Bidang


Angkutan mempunyai fungsi:
a. penyiapan bahan rumusan kebijakan, rencana dan pelaksanaan program
peningkatan pelayanan angkutan, program rehabilitasi pemeliharaan, dan
pengadaan sarana prasarana angkutan;
b. penyusunan norma, standar prosedur kriteria dan petunjuk teknis serta
pembinaan di bidang angkutan;
c. penyiapan bahan rekomendasi penetapan kawasan dan rencana umum
jaringan trayek dalam Daerah;
d. penyiapan bahan rekomendasi penetapan kebijakan tarif angkutan umum
dalam Daerah;
e. fasilitasi rekomendasi pelayanan perijinan tertentu dan angkutan;
f. perencanaan/pembangunan/pengadaan/peningkatan/pengembangan/
pemeliharaan sarana dan prasarana pengujian kendaraan bermotor;
g. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan di Bidang Angkutan; dan
h. melaksanakan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
bidang tugasnya.

Pasal 24

Bidang Angkutan membawahi:


a. Seksi Angkutan Orang dan Barang; dan
b. Seksi Sistem Informasi Manajemen Angkutan.

Pasal 25

(1) Seksi Angkutan Orang dan Barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24
huruf a, dipimpin oleh seorang Kepala Seksi Angkutan Orang dan Barang
yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Bidang Angkutan.
(2) Seksi Angkutan Orang dan Barang mempunyai tugas:
a. menyiapkan bahan rencana dan pelaksanaan kegiatan pembinaan
pengelolaan angkutan umum, dan kegiatan koordinasi dalam
peningkatan pelayanan angkutan;
b. mengumpulkan bahan perumusan kebijakan manajemen angkutan;
c. menyiapkan bahan penyusunan pedoman, petunjuk teknis operasional
dan analisis kinerja angkutan;
d. menyiapkan bahan rekomendasi angkutan dalam trayek, angkutan tidak
dalam trayek dan perijinan angkutan orang dan barang;
e. menyiapkan bahan rencana penetapan tarif penumpang angkutan umum
dalam Daerah;
f. fasilitasi pelaksanaan angkutan umum murah dan/atau gratis untuk
anak sekolah dan masyarakat;
g. menyusun bahan pengawasan dan pembinaan angkutan orang dan
barang;
h. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas
seksi angkutan orang dan barang; dan
i. melaksanakan tugas–tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
Angkutan sesuai dengan tugas Bidang Angkutan.
-.11.-

Pasal 26

(1) Seksi Sistem Informasi Manajemen Angkutan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 24 huruf b, dipimpin oleh seorang Kepala Seksi Sistem Informasi
Manajemen Angkutan yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Angkutan.
(2) Seksi Sistem Informasi Manajemen Angkutan mempunyai tugas:
a. menyiapkan bahan rencana dan pelaksanaan kegiatan pemutakhiran
data pelayanan angkutan;
b. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis, penelitian,
perencanaan dan pengembangan teknologi angkutan;
c. menyiapkan bahan penyusunan norma, standar prosedur pengelolaan
teknis Angkutan;
d. melaksanakan pengembangan sistem informasi manajemen pelayanan
perijinan dan pengujian kendaraan bermotor;
e. melaksanakan administrasi pengembangan teknologi dan transportasi;
f. melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
tugas; dan
g. melaksanakan tugas–tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
Angkutan sesuai dengan tugas Bidang Angkutan.

Bagian Keempat
Bidang Teknik Sarana dan Prasarana

Pasal 27

Bidang Teknik Sarana dan Prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6


ayat (1) huruf e, dipimpin oleh seorang Kepala Bidang Teknik Sarana dan
Prasarana yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada
Kepala Dinas.

Pasal 28

Bidang Teknik Sarana dan Prasarana mempunyai tugas melaksanakan


sebagian tugas Dinas Perhubungan di Bidang Teknik Sarana dan Prasarana.

Pasal 29

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28, Bidang


Teknik Sarana dan Prasarana mempunyai fungsi:
a. penyiapan bahan rencana dan pelaksanaan program pembinaan dan
pengembangan bidang ketenagalistrikan;
b. penyiapan rencana dan bahan bimbingan pengelolaan penerangan jalan dan
permukiman;
c. penyusunan kebijakan teknis bidang teknis di Bidang Teknik Sarana dan
Prasarana;
d. perencanaan, pengadaaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana;
e. penyiapan bahan penyusunan norma, standar prosedur dan kriteria di
Bidang Teknis Sarana dan Prasarana;
f. pemberian rekomendasi pembangunan penerangan jalan yang
pembangunanya dibiayai oleh masyarakat;
g. monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;
-.12.-

h. penginventarisasian keadaan penerangan jalan dan fasilitas lainya yang


menjadi wewenang dan tanggung jawabnya; dan
i. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
bidang tugasnya.

Pasal 30

Bidang Teknik Sarana dan Prasarana membawahi:


a. Seksi Pembangunan Penerangan Jalan; dan
b. Seksi Pemeliharaan Penerangan Jalan.

Pasal 31

(1) Seksi Pembangunan Penerangan Jalan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 30 huruf a, dipimpin oleh seorang Kepala Seksi Pembangunan
Penerangan Jalan yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Teknik Sarana dan
Prasarana.
(2) Seksi Pembangunan Penerangan Jalan mempunyai tugas:
a. menyusun laporan rencana dan pelaksanaan kegiatan pembangunan
penerangan jalan umum;
b. mengumpulkan bahan perumusan kebijakan pembangunan penerangan
jalan umum;
c. memberikan rekomendasi pembangunan penerangan jalan;
d. menyiapkan bahan pemutakhiran program-program dan estimasi biaya
pelaksanaan pembangunan penerangan jalan dan permukiman;
e. melakukan pengawasan dan pengendalian pembangunan penerangan
jalan;
f. menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi lainnya dalam rangka
kelancaran pelaksanaan tugas pembangunan penerangan jalan;
g. melaksanakan monitoring, evaluasi dan laporan Seksi Pembangunan
Penerangan Jalan; dan
h. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
Angkutan sesuai dengan tugas Bidang Angkutan.

Pasal 32

(1) Seksi Pemeliharaan Penerangan Jalan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 30 huruf b, dipimpin oleh seorang Kepala Seksi Pemeliharaan
Penerangan Jalan yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Teknik Sarana dan
Prasarana.
(2) Seksi Pemeliharaan Penerangan Jalan mempunyai tugas:
a. menyusunan rencana dan kegiatan pemeliharaan penerangan jalan;
b. menyiapkan bahan koordinasi dan memadukan rencana pemeliharaan
penerangan jalan;
c. melaksanakan pemeliharaan penerangan jalan;
d. melakukan inventarisasi, monitoring, evaluasi dan pelaporan Seksi
Pemeliharaan Penerangan Jalan; dan
e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
Teknik Sarana dan Prasarana sesuai dengan tugas Bidang Teknik
Sarana dan Prasarana.
-.13.-

Bagian Kelima
Bidang Keselamatan

Pasal 33

Bidang Keselamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf f,


dipimpin oleh seorang Kepala Bidang Keselamatan yang dalam melaksanakan
tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Pasal 34

Bidang Keselamatan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas


Perhubungan di Bidang Keselamatan.

Pasal 35

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34, Bidang


Keselamatan mempunyai fungsi:
a. penyiapan bahan rencana dan pelaksanaan program keselamatan;
b. penyusunan kebijakan teknis Bidang Keselamatan;
c. Perencanaan, pengadaaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana di
Bidang Keselamatan;
d. menyiapan bahan penyusunan norma, standar prosedur dan kriteria di
Bidang Keselamatan;
e. melaksanakan sosialisasi tentang keselamatan;
f. memberikan bahan pertimbangan izin rekomendasi tentang analisis dampak
lalu lintas;
g. memberikan bahan pertimbangan rekomendasi izin penutupan jalan;
h. monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; dan
i. melaksanakan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
bidang tugasnya.

Pasal 36

Bidang Keselamatan membawahi:


a. Seksi Rekayasa; dan
b. Seksi Pembinaan Keselamatan.

Pasal 37

(1) Seksi Rekayasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf a, dipimpin


oleh seorang Kepala Seksi Rekayasa yang dalam melaksanakan tugasnya
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Keselamatan.
(2) Seksi Rekayasa mempunyai tugas:
a. menyiapkan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan
rekayasa lalu lintas;
b. menyiapkan bahan koordinasi dan memadukan rencana rekayasa
keselamatan;
c. melaksanakan pemeliharaan sarana dan prasarana keselamatan;
d. melakukan inventarisasi, monitoring, evaluasi dan pelaporan Seksi
Rekayasa; dan
e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
Keselamatan.
-.14.-

Pasal 38

(1) Seksi Pembinaan Keselamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36


huruf b, dipimpin oleh seorang Kepala Seksi Pembinaan Keselamatan yang
dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab
pada Kepala Bidang Keselamatan .
(2) Seksi Pembinaan Keselamatan mempunyai tugas:
a. menyiapkan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan
rekayasa keselamatan;
b. menyiapkan bahan koordinasi dan memadukan rencana rekayasa
keselamatan;
c. melaksanakan pemeliharaan sarana dan prasarana keselamatan;
d. melakukan inventarisasi, monitoring, evaluasi dan pelaporan seksi
rekayasa keselamatan; dan
e. melaksanakan tugas–tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
Keselamatan.

Bagian Ketujuh
UPT Dinas

Pasal 39

(1) UPT Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf g, terdiri
dari:
a. UPT Terminal;
b. UPT Sub Terminal; dan
c. UPT Sarana Parkir Kendaraan Berat.
(2) UPT Dinas dipimpin oleh seorang Kepala UPT yang dalam melaksanakan
tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Pasal 40

UPT Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (1), mempunyai tugas
melaksanakan sebagian tugas Dinas Perhubungan dalam memberikan layanan
pengaturan kedatangan dan keberangkatan kendaraan bermotor umum,
menaikkan dan menurunkan orang dan/atau barang, serta
perpindahan moda angkutan.

Pasal 41

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40,


UPT Dinas mempunyai fungsi layanan:
a. pengaturan kedatangan dan keberangkatan kendaraan bermotor umum;
b. menaikkan dan menurunkan orang dan/atau barang; dan
c. perpindahan moda angkutan.
-.15.-

Bagian Kedelapan
Kelompok Jabatan Fungsional

Pasal 42

(1) Kelompok Jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian


tugas Dinas Perhubungan sesuai dengan keahlian dan/atau
keterampilannya.
(2) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri
dari sejumlah tenaga ahli dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi
dalam berbagai kelompok sesuai dengan keahliannya.
(3) Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (2), terdiri dari:
a. Penguji Kendaraan Bermotor Ahli Muda;
b. Analis Kebijakan Ahli Muda; dan
c. Jabatan Fungsional lainnya sesuai dengan kebutuhan Perangkat
Daerah.
(4) Jumlah masing-masing jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada
ayat (3), ditetapkan oleh Bupati berdasarkan kebutuhan dan beban kerja
serta sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.

Pasal 43

(1) Pejabat Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (3) huruf a
dan huruf b, dapat ditunjuk dan diberikan tugas tambahan sebagai Sub
Koordinator untuk membantu Pejabat Administrator dalam penyusunan
rencana, pelaksanaan dan pengendalian, pemantauan dan evaluasi, serta
pelaporan pada masing-masing pengelompokan uraian tugas.
(2) Penetapan Pejabat Fungsional yang dapat diberikan tugas tambahan
sebagai Sub Koordinator ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
(3) Penugasan Pejabat Fungsional yang diberikan tugas tambahan sebagai
Sub Koordinator, dilakukan dengan berdasarkan Surat Tugas dari
Kepala Perangkat Daerah kepada Pejabat Fungsional yang bersangkutan.
(4) Pejabat Fungsional yang diberi tugas tambahan sebagai Sub Koordinator,
diutamakan dari Pejabat Fungsional hasil penyetaraan.
(5) Dalam hal tidak terdapat Pejabat Fungsional hasil penyetaraan maka
Sub Koordinator dapat ditunjuk dari Pejabat Fungsional dalam rumpun
yang sama dan telah memenuhi persyaratan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.

BAB IV
TATA KERJA

Pasal 44

(1) Dalam melaksanakan tugas Pimpinan Unit Kerja wajib menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkup Dinas
Perhubungan maupun antar Perangkat Daerah di lingkup Pemerintah
Daerah serta Instansi lain di luar Pemerintah Daerah sesuai dengan bidang
tugasnya.
-.16.-

(2) Pimpinan Unit Kerja wajib melakukan pembinaan dan pengawasan


terhadap bawahan masing-masing berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
(3) Dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) setiap Pimpinan Unit Kerja wajib mengadakan rapat secara
berkala.

Pasal 45

(1) Kepala Dinas bertanggung jawab untuk memimpin, mengkoordinasikan,


memberikan bimbingan, petunjuk serta arahan kepada bawahan dalam
pelaksanaan tugasnya.
(2) Kepala Dinas menerima laporan pelaksanaan tugas dari Sekretaris, Kepala
Bidang dan Kepala UPT Dinas secara berkala.

Pasal 46

(1) Sekretaris, Kepala Bidang dan Kepala UPT Dinas wajib mengikuti dan
mematuhi petunjuk serta arahan dari Kepala Dinas.
(2) Sekretaris, Kepala Bidang dan Kepala UPT Dinas bertanggung jawab untuk
menyampaikan laporan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Dinas secara
berkala.

Pasal 47

(1) Kepala Sub Bagian wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk serta arahan
dari Sekretaris.
(2) Kepala Sub Bagian bertanggung jawab untuk menyampaikan laporan
pelaksanaan tugasnya kepada Sekretaris secara berkala.

Pasal 48

(1) Kepala Seksi dan Sub Koordinator pada Bidang wajib mengikuti dan
mematuhi petunjuk serta arahan dari Kepala Bidang.
(2) Kepala Seksi dan Sub Koordinator pada Bidang bertanggung jawab untuk
menyampaikan laporan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Bidang
secara berkala.

Pasal 49

Setiap laporan yang diterima oleh Pimpinan Unit Kerja dari bawahannya wajib
diolah dan dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan
kebijakan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada bawahan
masing-masing.
-.17.-

BAB V
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 50

Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku:


a. Peraturan Bupati Ngawi Nomor 30 Tahun 2019 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas
Perhubungan Tipe A (Berita Daerah Kabupaten Ngawi Tahun 2019 Nomor
30);
b. Peraturan Bupati Ngawi Nomor 47 Tahun 2019 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis Dinas Perhubungan (Berita Daerah Kabupaten Ngawi Tahun 2019
Nomor 47); dan
c. Peraturan Bupati Ngawi Nomor 199 Tahun 2021 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas
Perhubungan (Berita Daerah Kabupaten Ngawi Tahun 2021 Nomor 199).
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 51

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Ngawi.

Ditetapkan di Ngawi
pada tanggal 3 Januari 2022r
2016
BUPATI NGAWI,

ttd

ONY ANWAR HARSONO

Diundangkan di Ngawi
pada tanggal 3 Januari 2022

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN NGAWI,

ttd

MOKH. SODIQ TRIWIDIYANTO ISW

BERITA DAERAH KABUPATEN NGAWI TAHUN 2022 NOMOR 13


LAMPIRAN
PERATURAN BUPATI NGAWI
NOMOR 13 TAHUN 2022
TENTANG
KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI
SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI


DINAS PERHUBUNGAN

KEPALA

SEKRETARIAT

SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN


PERENCANAAN KEUANGAN UMUM

BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG


LALU LINTAS ANGKUTAN TEKNIK SARANA DAN KESELAMATAN
PRASARANA

SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI


TEKNIK LALU LINTAS ANGKUTAN ORANG DAN PEMBANGUNAN REKAYASA
BARANG PENERANGAN JALAN

SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI


PERPARKIRAN SISTEM INFORMASI PEMELIHARAAN PEMBINAAN KESELAMATAN
MANAJEMEN ANGKUTAN PENERANGAN JALAN

SEKSI
PENGENDALIAN,
PENGAWASAN DAN
OPERASIONAL

KELOMPOK
JABATAN UPTD
FUNGSIONAL BUPATI NGAWI,

ttd
ESELON II 1
III 5 ONY ANWAR HARSONO

Anda mungkin juga menyukai