Anda di halaman 1dari 91

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DALAM

MEMODERASI PENGALAMAN KERJA DAN


KEMAMPUAN PENGGUNA TERHADAP KINERJA
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA
LEMBAGA PERKREDITAN DESA

PROPOSAL TESIS

Oleh
NI LUH AYU WIDIASIH
NIM 2229141041

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


PASCASARJANA
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
2023
Proposal Tesis oleh Ni Luh Ayu Widiasih ini telah diperiksa dan disetujui untuk

Mengikuti Ujian Proposal Tesis

Denpasar, …………………

Pembimbing I

Dr. Edy Sujana, S.E., M.Si., Ak.


NIP

Pembimbing II

Dr. Desak Nyoman Sri Werastuti, S.E., Ak., M.Si.


NIP 197912062008122001

1
DAFTAR ISI

COVER i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR LAMPIRAN vi
BAB I PENDAHULUAN 7
1.1 Latar Belakang 7
1.2 Identifikasi Masalah 24
1.3 Batasan Masalah 25
1.4 Rumusan Masalah 26
1.5 Tujuan Penelitian 26
1.6 Manfaat Penelitian 27
1.7 Penjelasan Istilah 28
1.8 Motivasi Penelitian 28
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 29
2.1 Kajian Teori 29
2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Terdahulu 43
2.3 Kerangka Berfikir 45
2.4 Hipotesis Penelitian 48
BAB III METODE PENELITIAN 53
3.1 Rancangan Penelitian 53
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian. 55
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 56
3.4 Jenis dan Sumber Data 57
3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operational Variabel 58
3.6 Metode Pengumpulan Data 62
DAFTAR PUSTAKA 70
LAMPIRAN 74

2
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Daftar Lembaga Perkreditan Desa Se-Kabupaten Tabanan 10

Tabel 3. 1 Jadwal Waktu Penelitian 53


Tabel 3. 2 Skala Likert dan Bobot Nilai 60
Tabel 3. 3 Goodness of Fit Model 66

3
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Konseptual 47

Gambar 3. 1 Rancangan Penelitian 53

4
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Penelitian Terdahulu 73


Lampiran 2 Kuesioner Penelitian 79

5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada mulanya sistem informasi perusahaan dikerjakan sepenuhnya oleh
manusia atau dengan sistem manual, kemudian sejalan dengan kemampuan
teknologi, sistem informasi manual yang sepenuhnya dikerjakan oleh manusia
di transformasikan kedalam sistem berbasis komputerisasi (Sugihartini, 2022).
Perkembangan teknologi informasi sangat pesat dan semakin maju yang
dibuktikan dengan munculnya banyak perangkat teknologi yang dapat
mempermudah manusia dalam berbagai kegiatan (Prastya, 2018). Penerapan
penggunaan teknologi informasi dalam perusahaan terkait erat dengan
penggunaan komputer dalam mendukung berbagai pekerjaan dalam
perusahaan, salah satunya pada bidang akuntansi. Dalam bidang akuntansi,
penggunaan komputer memberikan pengaruh yang besar terhadap sistem
informasi akuntansi (SIA) dari perusahaan. Penggunaan teknologi informasi
dalam bidang akuntansi membuat perusahaan meninggalkan akuntansi manual
dan beralih kepada akuntansi berbasis komputer. Penggunaan akuntansi
berbasis komputer memberikan pengaruh yang besar kepada SIA dimana
akuntansi berbasis komputer membuat SIA menjadi lebih cepat, akurat,
konsisten dan reliabel dibandingkan dengan akuntansi manual (Dharmawan,
2017).
Seiring berkembangnya kebutuhan informasi pada pengguna sistem
yang membutuhkan proses serta kinerja berkualitas hal ini menyebabkan
bidang informasi akuntansi juga mengalami perkembangan. Agar tetap eksis
secara kompetitif dan mengatasi segala tantangan dari masyarakat, instansi
pemerintah harus tetap dapat bersaing. Dan juga, masih ada banyak dari
instansi pemerintah saat ini yang sedang memiliki masalah dalam
pelaksanaan dari sistem informasi akuntansi yakni terletak dalam proses

6
menghasilkan suatu informasi yang dibutuhkan (Teri Teri, 2022). Penerimaan
dan pemanfaatan sistem informasi yang berbasis komputer, tidak hanya
berfungsi sebagai sarana pendukung untuk meningkatkan kinerja perusahaan,
tetapi telah menjadi senjata utama untuk menghadapi persaingan. Penggunaan
teknologi informasi diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar dalam
dunia bisnis yang sangat kompetitif (Putra, 2020). Menurut Romney dan
Steinbart, (2018 : 10) Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu sistem yang
mengumpulkan, mencatat, menyimpan dan mengelola data untuk
menghasilkan informasi bagi pengambilan keputusan. Pemanfaatan sistem
informasi ini akan memberikan kemudahan bagi pemakai sistem sehingga akan
menghasilkan informasi akurat, terpercaya, tepat waktu dan relevan. Sistem
informasi akuntansi merupakan sistem yang menanfaatkan teknologi yang
berkembang pada saat ini yaitu berbasis komputer dimana ada interaksi antara
sumber daya manusia sebagai pelaksana dan sebagai alat untuk memproses
data menjadi informasi yang dibutuhkan manajemen untuk merencanakan,
mengendalikan dan mengoperasikan bisnis serta informasi yang ada digunakan
untuk pengambilan keputusan (Mahoni, 2022).
Pengguna teknologi dalam menunjang sistem membawa pengaruh
terhadap semua aspek dalam pengelolaan bisnis termasuk intansi pemerintah
dalam pengelolaan Lembaga Perkreditan Desa (LPD). Lembaga Perkreditan
Desa (LPD) merupakan suatu lembaga keuangan yang didirikan oleh desa
pekraman untuk mendukung pembangunan ekonomi di desa melalui
peningkatan kebiasaan menabung krama desa. Persaingan yang ketat dalam
bisnis keuangan perlu di antisipasi selain dengan memperkuat modal finansial
namun juga memperkuat kualitas sumber daya manusia. LPD merupakan suatu
lembaga yang didirikan untuk kepentingan pelayanan umum khususnya bidang
perekonomian di desa dengan tujuan untuk mensejahterakan masyarakat desa
pakraman itu sendiri, dengan Surat Keputusan (SK) Gubernur No. 972 Tahun
1984 tentang Pendirian Lembaga Perkreditan Desa di Provinsi Daerah Tingkat

7
I Bali.
LPD merupakan Lembaga Perkreditan Desa di Desa Pakraman yang
selanjutnya disebut Desa adalah kesatuan masyarakat hukum adat di Provinsi
Bali yang mempunyai satu kesatuan tradisi dan tata krama pergaulan hidup
masyarakat umat Hindu secara turun temurun dalam ikatan kahyangan Tiga
atau Kahyangan Desa yang mempunyai wilayah tertentu dan harta kekayaan
sendiri serta berhak mengurus rumah tangganya sendiri. Pada dasarnya LPD
memiliki fungsi untuk mengumpulkan dana, pemberian kredit, serta menjadi
prantara dalam pembayaran pada umumnya yang merupakan sumber
pembiayaan pembangunan di wilayah desa adat yang ada di Bali. Transaksi
keuangan biasanya lebih sering terjadi pada Lembaga keuangan perbankan
atau Lembaga keuangan nonbank, baik yang berada pada tingkat kabupaten
ataupun di tingkat pedesaan. Salah satu Lembaga keuangan yang ada di
pedesaan yaitu Lembaga Perkreditan Desa (LPD) khususnya pedesaan yang
ada di Provinsi Bali. Laporan Keuangan LPD tercermin dari kinerja LPD
selama satu periode. Untuk mendapatkan laporan keuangan yang handal, tepat
dan akurat yang digunakan untuk pengambilan keputusan, maka diperlukan
adanya dukungan dari Sistem Informasi Akuntansi (SIA).
LPD sangat berperan bagi masyarakat sehingga mengharuskan LPD
setiap saat harus terus memperbaiki kinerjanya demi meningkatkan
kesejahteraan bagi para masyarakat. Semakin berkembangnya teknologi
informasi harus dapat dimanfaatkan dengan baik oleh para pengurus LPD
sehingga LPD dapat memberikan pelayanan yang optimal bagi para
nasabahnya. Keberadaan LPD terbukti mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di pedesaan sekaligus menyangga pertumbuhan dan berkembangan
budaya Bali sebagai asset bangsa (Mahendra, 2021). LPD tidak saja berfungsi
sebagai lembaga keuangan yang melayani transaksi keuangan masyarakat desa
tetapi menjadi solusi atas keterbatasan akses dana bagi masyarakat yang
memiliki kemampuan ekonomi terbatas. Pengelolaan LPD dilandasi dengan

8
nilai-nilai kekeluargaan dan kegotong-royongan dalam bingkai adat dan
budaya Bali. Sistem informasi akuntansi penting bagi Lembaga Perkreditan
Desa (LPD) untuk meningkatkan efisiensi organisasi dan mendukung daya
saing melalui penyediaan informasi keuangan dan akuntansi bagi manajemen
(Mahoni, Putra 2020).
Keberhasilan LPD yang dirasakan saat ini merupakan buah hasil dari
kerja keras masyarakat dalam mengembangkan dan mengelola LPD.
Berkembang dan tumbuhnya LPD dapat dikarenakan beberapa faktor, salah
satunya tumbuhnya kepercayan masyarakat untuk meningkatkan partisipasinya
dalam program LPD (Pratiwi, 2023). Pada suatu LPD informasi akuntansi
yang berkualitas merupakan hal penting karena informasi menjadi penentu dari
keberhasilan perusahaan, bahkan mereka tidak dapat beroperasi lagi tanpa
adanya teknologi informasi tersebut. Untuk mendapatkan informasi yang
berkualitas harus diimbangi dengan sistem informasi sebagai media
pembangkitnya. Pentingnya informasi dalam pengambilan keputusan,
menuntut suatu organisasi untuk mampu menghasilkan informasi yang
berkualitas. Semakin kompleksitasnya data transaksi, informasi yang
berkualitas dapat dihasilkan dengan adanya Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
(Prastowo, 2021).
Dalam proses menjalankan suatu sistem yang telah digunakan pada
setiap instansi masing-masing dan pelaksanaannya masih tidak terlepas dari
sebuah permasalahan pelayanan kepada nasabah dari Lembaga Perkreditan
Desa secara baik dan benar. Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Kabupaten
Tabanan, Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti pada karyawan
Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kabupaten Tabanan, Masalah yang sering
terjadi dalam penggunaan sistem informasi akuntansi di LPD yaitu sistem
operasional yang kurang memadai diketahui dari adanya penggunaan teknologi
yang terbatas, dimana LPD belum memiliki sistem baku yang wajib di
terapkan dari masing-masing LPD, sehingga sistem informasi yang digunakan

9
tidak terotomatisasi, hal ini menyebabkan keterlamabatan dalam pemrosesan
data, kurangnya akurasi dan kesulitan dalam menghasilkan laporan yang tepat
waktu serta akurat. Selain itu kurangnya keahlian dan pengetahuan dari
pengguna sistem informasi akuntansi yang menjadi hambatan dalam
pengelolaan data dan interprestasi laporan keuangan yang akurat dan relevan.
Kelalaian dalam penggunaan sistem informasi akuntansi yang sering terjadi
yaitu kesalahan dalam mamasukkan data, pemrosesan yang tidak akurat, serta
penyalahgunaan sistem oleh pihak yang tidak berwenang. Sehingga
menghasilkan kecacatan dalam kinerja sistem informasi akuntansi tersebut.
Data Lembaga Pembina LPD (LP-LPD) Kabupaten Tabanan hingga Juli tahun
2023, mencatat jumlah LPD berdasarkan SK Gubernur sebanyak 311 LPD
yang tersebar di Kabupaten Tabanan. Daftar LPD yang ada di Kabupaten
Tabanan dapat di lihat pada Tabel dibawah ini :

Tabel 1. 1
Daftar Lembaga Perkreditan Desa Se-Kabupaten Tabanan

No Nama LPD Jumlah Karyawan


KECAMATAN BATURITI
1 Abang 3
2 Angseri -
3 Antapan -
4 Apit Yeh 4
5 Apuan 5
6 Bangah 5
7 Bangli 3
8 Basangbe 4
9 Batunya 5
10 Baturiti 6
11 Batusesa -
12 Beluangan -
13 Berteh 3
14 Br Anyar 3
15 Bunyuh 3

10
16 Candi Kuning I
17 Gunung Kangin 7
18 Jelantik 3
19 Juwuk Legi 3
20 Kambangan -
21 Kembang Mertha 7
22 Kukub 5
23 Leba -
24 Luwus 6
25 Mayungan 3
26 Mojan 3
27 Munduk Lumbang 3
28 Pacung 3
29 Palian 3
30 Peneng 3
31 Perean 9
32 Piun 3
33 Poyan 3
34 Punjuan 3
35 Puseh 4
36 Sandan -
37 Sekar Gula 3
38 Selat 3
39 Tegeh 5
40 Temacun -
41 Tinungan 3
42 Titigalar 3
43 Toh Jiwa 3
44 Tuka 4
45 Umapoh 2

KECAMATAN KEDIRI
1 Abian Tuwung 11
2 Babakan 3
3 Banjar Anyar 7
4 Batan Pole 8
5 Beraban 22
6 Buwit 5
7 Cepaka 3
8 Demung 4

11
9 Jadi 3
10 Kaba-Kaba 14
11 Kediri 14
12 Kedungu 7
13 Kelaci Kelod 6
14 Mundeh 5
15 Nyitdah 17
16 Pandak Bandung 4
17 Pandak Gede 6
18 Pejaten 6
19 Sanggulan 5
20 Senapahan 6
21 Suralaga 5

KECAMATAN MARGA
1 Adeng 3
2 Baru -
3 Bayan 3
4 Belayu 12
5 Bunutin 3
6 Cau -
7 Cau Belayu 5
8 Gelagah 3
9 Geluntung 5
10 Kali Balang 4
11 Kekeran 9
12 Kelaci 3
13 Kukuh 16
14 Kuwum 6
15 Kuwum Ancak 3
16 Marga 6
17 Ole 3
18 Payangan -
19 Pengembungan 5
20 Petiga -
21 Pinge 3
22 Sribupati 4
23 Susut 3
24 Tegal Jadi 5
25 Tengah
26 Tengah Kangin 3

12
27 Tua 5
28 Umabian 3

KECAMATAN KEDIRI
1 Amplas 3
2 Anyar 3
3 Asah 3
4 Babahan 6
5 Batu Kambing -
6 Belatung -
7 Belulang 3
8 Benana 3
9 Bengkel 2
10 Biaung
11 Bolangan 3
12 Bongli 3
13 Bugbugan 3
14 Bun 3
15 Buruan 7
16 Cacab Jangkahan 4
17 Cepik 3
18 Dadia 3
19 Dukuh 4
20 Gunung 3
21 Gunung Sari 3
22 Jatiluwih 3
23 Jegu 11
24 Karadan 3
25 Kedampal
26 Kelembang 4
27 Keloncing 3
28 Kertha Buana K 3
29 Kuwum Keladi 3
30 Mengesta 3
31 Munduk Dawa 3
32 Ngis 4
33 Nyuling -
34 Pacung 2
35 Pacut 2
36 Pagi 3
37 Pemanis 3

13
38 Penatahan 6
39 Penebel 4
40 Penganggahan 4
41 Pesagi 4
42 Piling 3
43 Pitra 3
44 Poh Gending 3
45 Puakan 3
46 Puluk-Puluk 4
47 Pumahan 4
48 Puring 4
49 Rejasa 6
50 Riang Gede 9
51 Sandan 3
52 Sangketan 4
53 Senganan Kangin 4
54 Senganan Kawan 4
55 Serason -
56 Soka 3
57 Sunantaya -
58 Tajen 7
59 Tegal Seka -
60 Tegallingah 6
61 Tegayang 3
62 Tengkudak 4
63 Tingkih Kerep -
64 Ubung 5
65 Utu 4
66 Wongaya Betan -
67 Wongaya Gede 4

KECAMATAN KERAMBITAN
1 Bale Agung,krmbt 13
2 Batuaji 6
3 Batuaji Kawan 5
4 Belumbang 3
5 Dukuh Belong 3
6 Kelating 9
7 Kesiut Arca 4
8 Kesiut Tengah 5
9 Kutuh Kaja 3

14
10 Kutuh Kelod 3
11 Lumajang 4
12 Mandung 0
13 Meliling 9
14 Pacung 2
15 Pangkung Karung 4
16 Pelem Gede 0
17 Penarukan 9
18 Sambian 4
19 Samsam 4
20 Samsaman 4
21 Sarasidi 4
22 Selingsing 4
23 Sembung Gede 3
24 Serongga 5
25 Telaga Tunjung 3
26 Tibubiu 4
27 Timpag 8
28 Tista 7

KECAMATAN PUPUAN
1 Anggasari 3
2 Antap Gawang 3
3 Bale Timbang 3
4 Bantiran 6
5 Batungsel 3
6 Belatungan 6
7 Belimbing 10
8 Duren Taluh 3
9 Galiukir 4
10 Jelijih .P. 3
11 Karya Sari 3
12 Kebon Jero 3
13 Kebon Padangan 4
14 Munduk Temu 3
15 Padangan 5
16 Pajahan 5
17 Pempatan 3
18 Pujungan 5
19 Punggang 3
20 Pupuan 3

15
21 Sai 0
22 Sanda 4
23 Suradadi 3
24 Yeh Sibuh 3

KECAMATAN SELEMADEG
1 Antap Delod Sema 4
2 Antap Kaja 0
3 Bajera 0
4 Bale Agung Ser. 3
5 Batulumbang 4
6 Bebali 3
7 Bonian 4
8 Cangkup 0
9 Cekik 4
10 Cibukan 3
11 Gablogan 3
12 Gamongan 3
13 Jemberana 4
14 Kebon Lenganan 5
15 Kerta 3
16 Kikian 3
17 Manikyang 3
18 Mendek 0
19 Munduk 3
20 Munggu 3
21 Pengesan 3
22 Pupuan Sawah 3
23 Sarin Buana 0
24 Selemadeg 5
25 Singin 3
26 Soka 6
27 Sukawati 3
28 Wanagiri 0

KECAMATAN SELEMADEG BARAT


1 Angkah 4
2 Antagana 3
3 Antosari 6
4 Auman 5

16
5 Bangal 4
6 Banjar Bengkel 4
7 Delod Ceking 3
8 Gelunggang 3
9 Labak Suren 0
10 Lalanglinggah 4
11 Lumbung Cepaka 3
12 Lumbung Gede 5
13 Mundeh 10
14 Nagasari 4
15 Nyuh Gading 3
16 Pancoran 5
17 Pasut 4
18 Penataran 5
19 Pengedan 3
20 Pengereregan 4
21 Petiles 3
22 Samsaman ( Sb) 3
23 Selabih 7
24 Semaja 3
25 Suraberata 7
26 Tiyinggading 4
27 Umaseka 2
28 wanayu 4
29 Yeh Bakung 6
30 Yeh Silah 4

KECAMATAN SELEMADEG TIMUR


1 Apit Yeh 3
2 Bantas 7
3 Beraban 0
4 Bongan 3
5 Cepaka 3
6 Dalang 3
7 Dalang Pondok 3
8 Dukuh Pulu Kaja 3
9 Gadungan 3
10 Gempinis 4
11 Gunung Salak 3
12 Jelijih 4
13 Kelecung 3

17
14 Kemetug 0
15 Mambang Gede 5
16 Megati Kaja 3
17 Megati Kelod 4
18 Munduk Malang 3
19 Munduk Pakel 0
20 Munduk Ulan 3
21 Nyatnyatan 0
22 Pangkung Langkuas 3
23 Serampingan Megati 4
24 Sesandan ( Seltim ) 3
25 Tangguntiti 0
26 Tegal Mengkeb Kaja 0
27 Tegal Mengkeb Kelod 3

KECAMATAN TABANAN
1 Bedha 19
2 Bongan Puseh 7
3 Buahan 7
4 Dukuh Buahan 3
5 Kota Tabanan 0
6 Kubontingguh 7
7 Sandan Pondok 2
8 Sekartaji 3
9 Sesandan 6
10 Subamia 6
11 Tunjuk 10
12 Wanasari 7
13 Yeh Gangga 5
Sumber : (LPLPD, 2023)

Keterangan :
1. Kredit Macet

2 Tidak Membawa Laporan


.

18
Berdasarkan tabel 1 diatas menunjukkan bahwa beberapa LPD
mengalami kredit macet sebanyak 36 LPD, dan tidak membawa laporan
sebanyak 5 LPD per Bulan Juli 2023. Pada kondisi tersebut, perlu dilakukan
peningkatan dalam menggunakan sistem informasi akuntansi. Kurangnya
pemahaman dalam menggunakan sistem informasi membuat lambatnya
penyelesaian tugas dan kelirunya dalam memasukan laporan keuangan. Data
yang diinput tidak sesuai dengan kenyataan sehingga menimbulkan informasi
yang tidak akurat, serta tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, hal
tersebut akan berpengaruh dalam pengambilan keputusan yang akan dilakukan.
Kesalahan dalam pengambilan keputusan nantinya akan menimbulkan
berbagai macam masalah yang terjadi dalam organisasi.
Sistem informasi akuntansi dapat memberikan dampak yang besar
dalam keberhasilan pemberantasan korupsi di perusahaan. Sistem informasi
akuntansi yang baik dapat dilihat dengan memberikan laporan keuangan yang
transparan, akurat, dapat dipahami, dapat diandalkan dan tepat waktu.
Informasi yang dapat diandalkan, dapat dipahami, tepat waktu dapat
meningkatkan kualitas dan efisiensi dalam tingkat pengawasan perusahaan
oleh pemegang saham dan memperkuat tata kelola perusahaan. Pencatatan
yang akurat dan transparansi informasi akuntansi pelaporan keuangan
perusahaan dapat membuat efektivitas pencegahan para pengambil suap dan
pembayar suap dalam praktek korupsi (Prawiro, 2017).
Beberapa LPD di Kabupaten Tabanan sudah menerapkan sistem
informasi akuntansi yang efektif, namun ada beberapa LPD di Kabupaten
Tabanan yang menggunakan sistem informasi akuntansi secara tidak efektif,
artinya belum adanya pemerataan sistem informasi akuntansi yang digunakan
secara efektif. Masih kurangnya pemanfaatan serta penerapan sistem informasi
akuntansi di LPD sehingga lebih sulit untuk mendeteksi ketidakwajaran pada
laporan keuangan yang ada pada LPD. Tidak meratanya sistem informasi yang
digunakan di LPD serta belum adanya sistem yang baku sehingga sulit untuk

19
mendeteksi kecurangan yang terjadi.
Selain itu buruknya penerapan kinerja SIA terjadi pada LPD Kota
Tabanan, Kecamatan Tabanan terjadinya karena penyalahgunaan sistem oleh
pihak yang tidak berwenang, sehingga indikasi kecurangan dapat dilakukan
oleh oknum pengurus, diama penyalahgunaan dana terjadi mulai pada tahun
2010-2018. LPD Desa Adat Kota Tabanan mengalami kerugian total sebesar
Rp 7,3 Milyar, dimana hal ini bermula pada salah satu nasabah LPD Kota
Tabanan melapor kepada Polres Tabanan yang menyatakan bahwa deposito
yang jatuh tempo pada bulan oktober 2017 senilai Rp 25 Juta dan Rp 75 Juta
pada bulan Maret 2018 tidak bisa di cairkan dengan alasan kas habis. Dimana
pengurus dari LPD Kota Tabanan melakukan tindakan korupsi pada uang LPD
menggunakan sistem kas bon dari tahun 2010-2016, pengurus keuangan atau
bendahara terlibat melakukan tindakan tersebut yang akhirnya mengeluarakan
uang tersebut dengan mudah, tanpa adanya pencatatan sesuai ketentuan yang
ada (Kompas.com, 2022). Disini dapat dilihat bahwa masih kurangnya
pemanfaatan sistem informasi akuntansi dalam mencegah terjadinya tindak
korupsi serta akses yang terbatas mengakibatkan sistem informasi yang tidak
terotomatisasi, sehingga tindakan korupsi dengan mudah dilakukan. Hal ini
seharusnya dapat menjadi tolak ukur oleh suatu perusahaan untuk menyadari
akan pentingnya peningkatan kinerja sistem informasi akuntansi yang ada, dan
selalu memperhatikan faktor–faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kinerja
dari sistem informasi akuntansi tersebut (Purwaningsih, 2022).
Salah satu faktor yang dapat meningkatkan Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi adalah pengalaman kerja. Pengalaman kerja merupakan suatu
proses atau tingkat penguasaan pengetahuan serta keterampilan seseorang
dalam pekerjaannya yang dapat diukur dari masa kerja, tingkat pengetahuan
dan keterampilan yang dimilikinya. Pengalaman kerja adalah pengetahuan atau
keterampilan yang telah diketahui dan dikuasai sesorang dari pekerjaan yang
telah dilakukan selama beberapa waktu tertentu. Dalam meningkatkan

20
pengalaman kerja karyawannya perusahaan memberikan berbagai kegiatan
yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh
karyawan. Hal ini dapat memberikan manfaat bagi perusahaan karena
karyawan dapat melakukan pekerjaannya dengan lebih efektif dan efisien
(Sutono, Pah, & Aldora, 2021).
Pengalaman kerja diyakini sebagai kinerja masa lalu pada suatu
pekerjaan serupa dapat menjadi indikator terbaik dari kinerja dimasa yang akan
datang. Pengalaman kerja seseorang sangat mempengaruhi karakter seseorang
dalam bekerja karena semakin lama seseorang bekerja sesuai dengn bidang
tersebut, akan semakin baik juga kinerja seseorang dalam bekerja. Suatu
organisasi memerlukan dukungan para anggotan berupa pengalaman kerja
guna memperbesar peluang dalam memberikan pelayanan terhadap
masyarakat. Hasil pengalaman kerja individu yang terlibat dalam sebuah
organisasi yang dimaksud adalah hasil kerja yang diselesaikan secara
maksimal. Hasil pengalaman kerja yang dimiliki oleh setiap pelaku organisasi
memiliki peran tersendiri terhadap organisasi tersebut, pengalaman kerja pada
dasarnya memberikan peran serta dalam diri individu untuk mengaktualkan
kelebihan dirinya dalam membangun upaya pencapaian tujuan organisasi
(Annas, 2017).
Pendapat tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ari
(2018), Endika (2022) menyatakan bahwa pengaruh pengalaman kerja
berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Penelitian ini
sejalan dengan penelitian Udayani (2018), Setyawan (2018) dan Tamiarta
(2019) menunjukkan hasil bahwa pengalaman kerja berpengaruh positif
terhadap kinerja sistem informasi akuntansi sedangkan menurut Sukma (2019),
Wiriani (2018) dan Ariani (2017) yang menunjukan hasil bahwa pengalaman
kerja berpengaruh negatif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.
Kemampuan teknik pemakai bisa meningkatkan kinerja sistem
informasi akuntansi. Kemampuan teknik adalah kemampuan dalam

21
mengoptimalkan bidang kerja tertentu. Kemampuan teknik biasanya lebih
banyak dimiliki oleh pegawai atau pimpinan tingkat bawah. Kemampuan
teknik adalah kompetensi yang banyak berkaitan dengan kemampuan
fungsional atau teknisnya suatu pekerjaan yang ditekuni. Kemampuan teknik
berfokus pada pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk
melakukan pekerjaannya sesuai dengan profesi yang dimiliki (Suhelayanti,
Aziz, & Sari, 2020). Keterampilan teknik ini juga dibutuhkan karena berkaitan
dengan pemimpin dalam mendelegasikan wewenang, mengambil keputusan,
dan menyusun konsep dengan baik sehingga pencapaian tujuan berjalan dengan
lancar. Dengan memahami teknis suatu pekerjaan akan mempermudah dalam
hal perencanaan, pemahaman akan seluk beluk pekerjaan dan mampu
memperkirakan langkah apa yang harus ia lakukan dalam kondisi tertentu
(Adiyanti, 2019).
Kemampuan pengguna dalam penelitian ini yaitu kemampuan teknik
personal disini berkaitan dengan kemampuan yang dimiliki oleh pemakai
sistem informasi akuntansi. Ada dua jenis teknik yaitu kemampuan spesialis
(meliputi teknik desain sistem yang berhubungan dengan sistem, komputer, dan
model sistem), dan kemampuan umum (meliputi teknik analisis yang
berhubungan dengan organisasi, manusia, dan lingkungan sekitarnya) (Putra,
2021). Kemampuan teknik personal yang baik akan mendorong pemakai untuk
menggunakan SIA sehingga kinerja SIA lebih baik. Pemakai sistem informasi
yang memiliki kemampuan teknik yang baik yang diperolehnya dari
pendidikan atau dari segi menggunakan sistem akan meningkatkan kepuasan
dalam menggunakan SIA, sehingga akan terus menggunakannya dalam
membantu menyelesaikan pekerjaannya karena pemakai memiliki pengetahuan
dan kemampuan memadai (Wulandari, 2021). Penelitain Ardiwinata and
Sujana, (2019) berhasil membuktikan bahwa keterlibatan pemakai berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Namun hasil
tersebut berbanding terbalik denga penelitian yang dilakukan oleh Abhimantra

22
dan Suryanawa, (2016) menunjukkan bahwa, kemampuan teknik personal tidak
berpengaruh pada kinerja sistem informasi akuntansi.
Pendidikan Pelatihan merupakan serangkaian aktivitas individu dalam
meningkatkan keahlian dan pengetahuan secara sistematis sehingga mampu
memiliki kinerja yang profesional di bidangnya. Tujuan dari pelatihan dan
pendidikan adalah untuk memperbaiki kualitas kerja karyawan yang
berhubungan dengan pekerjaan. Karyawan yang sudah mendapat pelatihan atau
bisa disebut training diharapkan dapat mengoperasikan alat-alat yang
digunakan pada saat bekerja nanti agar kinerjanya sejalan dengan tujuan
perusahaan. Pelatihan diharapkan dapat memberikan karyawan ilmu yang lebih
banyak serta dapat mengarah pada peningkatan kinerjanya. Program
Pendidikan dan Pelatihan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja sistem
informasi akuntansi pada karyawan, Hal ini di karenakan jika suatu oerganisasi
selalu menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan bagi karyawan
baik yang baru maupun karyawan lama untuk memperkenalkan sistem
informasi akuntansi yang akan digunakan sehingga dapat meningkatkan
kemampuan, pemahaman karyawan dalam menggunakan sistem yang
disediakan dan agar karyawan dapat memahami tugas dan tanggung jawabnya
dalam bekerja (Astuti, 2022). Sehingga dalam pengembangan sistem akan lebih
baik jika para pengguna di berikan pelatihan sebelumnya agar mereka dapat
menerima informasi atau pengetahuan baru dengan baik (Purwaningsih, 2022).
Penelitian Handoko dan Dharmadiaksa (2017) serta Mahardika (2018)
menyatakan pendidikan pelatihan berpengaruh terhadap kinerja sistem
informasi akuntansi.
Pengaruh pengalaman kerja terhadap kinerja sistem informasi
akuntansi dapat di perkuat/diperlemah hubunganya oleh Program Pendidikan
maupun Pelatihan. Hal tersebut disebabkan adanya temuan penelitian
sebelumnya yang belum konsisten, dengan arah temuan yang berbeda.
Penelitian yang dilakukan oleh Mahoni (2020), program pendidikan dan

23
pelatihan pemakai yang diadakan untuk memberikan atau meningkatkan
kemampuan dan pemahaman pemakai terhadap sistem informasi akuntansi
yang digunakan akan membuat pemakai menjadi lebih puas dan akan
menggunakan sistem yang telah dikuasainya dengan baik dan lancar dengan
asumsi semakin sering pemakai mengikuti pelatihan maka akan menjadi lebih
percaya diri dalam menggunakan sistem (Mahoni, 2020). Dalam penelitian
Mahardika dan Suardikha (2018) program pelatihan kerja berpengaruh positif
terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Penelitian Kharisma dan Juliarsa
(2017) menyatakan bahwa pelatihan kerja berpengaruh negatif terhadap kinerja
sistem informasi akuntansi. Namun didapat hasil yang berbeda dari penelitian
Purnawati, dkk. (2019) dan Ernawatiningsih dan Widhiastuti (2020)
menyatakan pelatihan kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja sistem
informasi akuntansi.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, kajian hasil-hasil penelitian
terdahulu yang masih tidak konsisten, maka penulis mengambil keputusan
untuk usulan penelitian ini dengan judul “Pendidikan Dan Pelatihan Dalam
Memoderasi Pengalaman Kerja Dan Kemampuan Pengguna Terhadap
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada Lembaga Perkreditan Desa“.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut dapat diidentifikasi
permasalahaan sebagai berikut :
1. Terdapat beberapa permasalahan sistem operasional yang kurang
memadai pada LPD di Kabupaten Tabanan dibuktikan dengan
penggunaan teknologi yang tebatas mengakibatkan sistem informasi
akuntansi tidak dapat sepenuhnya terotomatisasi, Sistem yang ada
dalam LPD belum memiliki standar baku untuk diterapkan pada
seluruh LPD yang ada dibali sehingga laporan yang dihasilakan
beragam, kurangnya keahlian dan pengetahuan yang dimiliki oleh

24
pengurus LPD, kelalaian dalam penggunaan sistem mengakibatkan
sering terjadinya salah pencatatan, penyalahgunaan sistem oleh pihak
yang berwenang. Disisi lain penyalahgunaan dana serta korupsi pun
akan terus terjadi jika pemanfaatan sistem informasi akuntansi ini
tidak diterapkan dengan baik. Hal ini dibuktikan dari beberapa LPD
yang ada di Kabupaten Tabananan sistem pengelolaan sistem
informasi akuntansi masih kurang baik diterapkan serta masih terdapat
LPD yang tidak memakai sistem informasi akuntansi untuk
penginputan data dalam kegiatan sehari-harinya sehingga kinerja LPD
menjadi kurang efektif. Sehingga hal ini diperlukannya perhatian lebih
mengenai kinerja organisasi yang nantinya dapat meningkatkan
kinerja LPD itu sendiri, dan permasalahan-permasalahn yang ada di
LPD dapat teratasi.
2. Terdapat ketidakkonsistensi hasil penelitian pada studi empiris yang
mengangkat topik mengenai pengalaman kerja, kemampuan teknik
pemakai terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada LPD
dengan pendidikan dan pelatihan sebagai variabel moderasi. Dengan
demikian diperlukan studi empiris tambahan untuk memperkuat studi
empiris sebelumnya untuk menciptakan hasil studi empiris yang
konsisten.

1.3 Batasan Masalah


Berdasarkan permasalahan yang dijelaskan pada latar belakang,
penelitian ini dibatasi hanya membahas mengenai pengalaman kerja,
kemampuan teknik pemakai pada kinerja sistem informasi akuntansi LPD,
serta pendidikan dan pelatihan sebagai variabel moderasi. Penelitian ini juga
hanya dilakukan pada LPD Se-Kabupaten Tabanan. Hal ini dilakukan agar
peneliti dapat fokus pada suatu permasalahan LPD yang ada di Kabupaten
Tabanan. Permasalahan tersebut di pilih karena keberadaan LPD sangat

25
diperlukan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat desa adat serta
kerberlangsungan LPD dapat terjaga dengan baik.

1.4 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut :
1. Apakah pengalaman kerja berpengaruh terhadap kinerja sistem
informasi akuntansi pada Lembaga Perkreditan Desa di Kabupaten
Tabanan ?
2. Apakah kemampuan teknik pemakai berpengaruh terhadap kinerja
sistem informasi akuntansi pada Lembaga Perkreditan Desa di
Kabupaten Tabanan ?
3. Apakah pendidikan dan pelatihan memiliki peran moderasi pada
pengaruh pengalaman kerja, terhadap kinerja sistem informasi
akuntansi pada Lembaga Perkreditan Desa di Kabupaten Tabanan ?
4. Apakah pendidikan dan pelatihan memiliki peran moderasi pada
kemampuan Teknik pemakai terhadap kinerja sistem informasi
akuntansi pada Lembaga Perkreditan Desa di Kabupaten Tabanan ?

1.5 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini
sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis pengaruh pengalaman kerja berpengaruh terhadap
kinerja sistem informasi akuntansi pada Lembaga Perkreditan Desa di
Kabupaten Tabanan
2. Untuk menganalisis pengaruh kemampuan teknik pemakai berpengaruh
terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada Lembaga Perkreditan
Desa di Kabupaten Tabanan
3. Untuk menganalisis pendidikan dan pelatihan memoderasi pada pengaruh

26
pengalaman kerja terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada
Lembaga Perkreditan di Kabupaten Tabanan
4. Untuk menganalisis pendidikan dan pelatihan memoderasi pada pengaruh
kemampuan Teknik pemakai terhadap kinerja sistem informasi akuntansi
pada Lembaga Perkreditan di Kabupaten Tabanan

1.6 Manfaat Penelitian


1.6.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan
dan wawasan yang lebih luas bagi penulis dan berbagai pihak yang
berkaitan, sehingga hasilnya dapat digunakan sebagai acuan bagi penelitian
berikutnya.
1.6.2 Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa
Melalui penelitian ini, mahasiswa dapat mengaplikasikan teori yang
didapatkan dengan kenyataan yang ada di lapangan.
b. Bagi Universitas Pendidikan Ganesha
Hasil penelitian ini dapat dijadikan refrensi tambahan yang dapat
digunakan sebagai acuan penelitian-penelitian selanjutnya, khususnya
bagi yang meneliti tentang pengalaman kerja, kemampuan teknik
pemakai tehadap kinerja sistem informasi akuntansi dengan pendidikan
dan pelatihan sebagai variabel moderasi.
c. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
bagi pihak manajemen dalam pengambilan keputusan yang tepat, guna
keberlangsungan usahanya.

1.7 Penjelasan Istilah


Penjelasan-penjelasan yang diuraikan pada tesis ini terdapat beberapa istilah

27
atau singkatan yang digunakan, yaitu dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. SIA : Sistem Informasi Akuntansi
2. LPD : Lembaga Pekreditan Desa

1.8 Motivasi Penelitian


Adapun motivasi penelitian ini untuk membangun serta menguji model
baru berdasarkan studi empiris yang sudah ada. Permasalahan yang ada di LPD
diharapkan nantinya dapat diatasi dengan adanya sistem informasi akuntansi
yang diterapkan dengan baik. Meskipun topik penelitian mengenai pengalaman
kerja, kemapuan teknik pemakai, variabel moderasi pendidikan dan pelatihan
dan kinerja LPD telah banyak dilakukan, Namun lokasi penelitian ini pada
LPD Se-Kabupaten Tabanan dan Teknik analisis data yang digunakan Smart-
PLS masih terbatas sehingga ini akan menjadi unsur kebaruan.
.

28
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori


Bab II menguraikan tinjauan teoritis dan tinjauan empiris dari
beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan pengaruh dari
pengalaman kerja, kemampuan teknik pemakai terhadap kinerja sistem
informasi akuntansi pada Lembaga Perkreditan Desa pendidikan dan
pelatihan sebagai variabel moderasi.

2.1.1 Theory Agensi


Teori keagenan adalah hubungan antara principle dengan agent
(Jensen, M. and Meckling, 1976). Dalam hal ini principle atau prinsipal
adalah pemilik saham atau orang yang mendayagunakan agen, kemudian
agen adalah manajer yang melaksanakan kegiatan atas nama pemilik saham
(Scott, 2015). Teori ini muncul karena timbul konflik kepentingan antara
pemilik dengan agen karena adanya peluang agen untuk bertindak tidak
sesuai dengan kepentingan pemilik, yang kemudian timbul biaya keagenan.
Permasalahan yang terjadi dalam hubungan antara prinsipal dan agen
mencakup keinginan yang berbeda antara pemilik dan manajemen, dimana
prinsipal seringkali bertindak tidak sesuai dengan apa yang harus dilakukan
oleh agen. Teori ini hadir untuk memisahkan fungsi pengendalian yang
dilakukan oleh manajemen atau agen dengan prinsipal yang melaksanakan
fungsi kepemilikan. Timbulnya perselisihan antara manajemen dengan
konflik juga dapat terjadi karena sudut pandang yang berbeda ketika melihat
risiko.
Dalam konteks LPD, pemilik adalah masyarakat desa yang menjadi
pemegang saham dan anggota LPD, sementara manager adalah pengurus
LPD yang bertanggungjawab terhadap kinerja LPD termasuk sistem
informasi akuntansi. Dalam teori ini, kinerja sistem informasi akuntansi

29
LPD diharapkan dapat meminimalisir terjadinya konflik keagenan antara
pemilik dan manager LPD dengan memberikan informasi yang akurat,
relevan, dan transparan.Tujuan utama sebuah organisasi
mengimplementasikan sistem informasi akuntansi adalah memaksimalkan
efektivitas dari kinerja manajemen atau agen. Dengan penggunaan sistem
informasi akuntansi yang terintegrasi secara otomatis, akan meningkatkan
transparansi atas informasi yang dibutuhkan oleh pemangku kepentingan.
Peningkatan efektivitas dan transparansi informasi menumbuhkan
kepercayaan principal.

2.1.2 Teori Kontigensi


Teori kontingensi adalah teori kesesuaian pemimpin yang berarti
menyesuaikan pemimpin dengan kondisi yang tepat. Teori yang
dikemukakan oleh fiedler’s, (1967) ini berpendapat bahwa, kinerja
pemimpin ditentukan dari pemahamannya terhadap situasi dimana mereka
memimpin. Filosofi pola pikir teori kontingensi berdasarkan bahwa setiap
organisasi memiliki karakteristik masing-masing dan menghadapi masalah
yang berbeda. Oleh karena itu pendekatan ini mempunyai pandangan bahwa
situasi yang berbeda harus dihadapi dengan perilaku kepemimpinan yang
berbeda pula, dan setiap organisasi harus dihadapi dengan gaya
kepemimpinan tersendiri.
Pendekatan kontingensi yang digunakan dalam akuntansi
manajemen didasarkan pada suatu premis bahwa tidak ada sistem akuntansi
manajemen secara universal selalu tepat untuk diterapkan pada seluruh
organisasi dalam setiap keadaan, namun sistem akuntansi manajemen juga
tergantung pada faktor-faktor situasional yang ada dalam organisasi.
Pendekatan kontingensi dapat mengetahui apakah keandalan sistem
akuntansi manajeman itu akan selalu berpengaruh sama pada setiap kondisi
atau tidak. Dengan didasarkan pada teori kontingensi maka sistem
pengukuran kinerja dan proses sosialisasi perlu digeneralisasi dengan

30
mempertimbangkan faktor organisasi dan situasional seperti perilaku
individu (kerjasama/saling bergantungan) agar dapat di terapkan secara
efektif pada perusahaan.
Beberapa variabel kontinjensi yang dapat terjadi dalam suatu
sistem pengendalian manajemen sebuah perusahaan dapat dibagi ke dalam
lima kategori Fisher (1998) : kategori pertama, terdiri dari variabel-variabel
yang berhubungan dengan ketidakpastian yaitu ketidakpastian tugas dan
ketidakpastian lingkungan. Kategori kedua, terdiri dari variabel kontingensi
yang berhubungan dengan ketergantungan dan teknologi perusahaan.
Kategori ketiga, terdiri dari industri perusahaan dan variabel unit bisnis,
seperti ukuran, diversifikasi, struktur. Kategori keempat, mencakup strategi
dan misi kompetitif. Kategori terakhir, yang diuji pada literatur
pengendalian adalah faktor pengawasan
Teori ini berfokus pada hubungan antara lingkungan eksternal dan
karakteristik internal organisasi. Dalam penelitian ini LPD lingkungan
eksternal meliputi hukum dan peraturan yang mengatur lembaga keuangan
seperti LPD, sementara karakteristik internal perusahaan meliputi ukuran
kegiatan operasional, dan sumber daya LPD. Kinerja sistem informasi
akuantansi LPD akan dipengaruhi oleh faktor-faktor kontigensi ini, dimana
sistem informasi yang di rancang dan diterapakan harus sesuai dengan
lingkungan dan karakteristik LPD.

2.1.3 Theory of Accptance Model (TAM)


Technologi Acceptance Model (TAM) pertama kali diperkenalkan
oleh Davis pada tahun 1989. TAM adalah teori yang menjelaskan
penerimaan teknologi yang akan digunakan oleh pengguna teknologi. Teori
TAM diadopsi dari Theory of Reasoned Action (TRA), yaitu teori yang
menjelaskan bahwa presepsi seseorang terhadap sesuatu akan menentukan
sikap dan perilaku orang tersebut yang secara khusus dirancang dan
dikonsepkan mengenai bagaimana pengguna menerima dan menggunakan

31
teknologi baru yaitu berdasarkan oleh niat.
Model TAM secara lebih terperinci menjelaskan penerimaan
internet dengan dimensi-dimensi tertentu yang dapat mempengaruhi dengan
mudah diterimanya internet oleh pengguna (user). Model ini menempatkan
faktor kepercayaan dari tiap-tiap perilaku pengguna dengan dua variable
yaitu kemanfaatan (usefulness) dan kemudahan pengguna (ease of use).
Secara empiris model ini telah terbukti memberikan gambaran pada aspek
perilaku pengguna komputer, di mana banyak pengguna komputer dapat
dengan mudah mengoperasikan internet, karena sesuai dengan apa yang
diinginkannya ( Iqbaria et al., 1997).
Teori TAM menyakini perilaku pengguna komputer yang
berlandaskan pada kepercayaan (trust), sikap (attitude), keinginan
(intention), dan hubungan perilaku pengguna (user behavior relationship),
yang menempatkan faktor sikap dari setiap perilaku. Penggunaan dengan
dua variabel yaitu : variabel manfaat (usefulness) dan variabel kemudahan
pemakai (ease of use) dalam menerima dan menggunakan sistem informasi
akuntansi akan meningkatkan efisiensi kinerja individu atau organisasi
sehingga dapat meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi. Dengan
begitu manajemen dapat mengambil suatu keputusan untuk menerapkan
sistem informasi secara efektif sehingga dapat meningkatkan kualitas dan
kepercayaan terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi.
Technology Acceptance Model (TAM) dalam penelitian ini
digunakan sebagai dasar pemikiran yang menjelaskan hubungan variable
pengalaman kerja, kemampuan teknik pemakai, pendidikan dan pelatihan,
terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Pengalaman kerja berkaitan
dengan teori TAM berlandaskan kepercayaan (Trust) yang menyakini
tingkat penggunaan sistem dapat memberikan hasil kerja yang lebih baik
dan diharapkan dapat menjadi alasan positif dalam kinerja sistem informasi
akuntansi. Pendidikan dan Pelatihan berkaitan dengan teori TAM
berdasarkan keinginan (intention) yang menyakini semakin banyak

32
keinginan seseorang untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan yang di
ikuti sehingga pengguna lebih paham dalam pemanfaatan sistem informasi
akuntansi dan tingkat penggunaan sistem dapat memberikan informasi yang
lebih efektif dan diharapkan dapat menjadi alasan positif dalam kinerja
sistem informasi akuntansi. Kemampuan teknik pemakai berkaitan dengan
teori TAM berlandaskan hubungan perilaku pengguna (user behavior
relationship) yang secara langsung melakukan tugas dengan menggunakan
sistem informasi tersebut dengan kemampuan yang dimiliki oleh pengguna,
serta meyakini tingkat penggunaan sistem dapat meningkatkan
produktivitas anggota dalam menyelesaikan tugas dan diharapkan menjadi
alasan yang positif dalam kinerja sistem informasi akuntansi.

2.1.4 Lembaga Perkreditan Desa (LPD)


Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan memberikan
bantuan kredit kepada kegiatan usaha dipedesaan, maka salah satu langka
yang mendapat prioritas adalah dengan meningkatan kegiatan perkreditan di
daerah pedesaan. Oleh karena itu dikembangkanlah lembaga perkreditan Desa
yang disingkat dengan LPD. LPD merupakan suatu Lembaga keuangan
komunitas yang digagas oleh Prof. Dr. Ida Bagus Mantra, yang bertujuan
untuk membantu desa pekraman dalam menjalankan fungsi kulturalnya.
Sesuai Perda Provinsi Bali No. 3 tahun 2001 tentang Desa Pakraman,
ditegaskan : ”Lembaga Perkreditan Desa (LPD), yaitu suatu lembaga yang
dibentuk, dikelola dan dimiliki oleh desa pakraman, serta hanya melayani
kebutuhan masyarakat desa anggota desa pakraman”.
Pasal 1 angka 10 Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002
tentang Lembaga Perkreditan Desa menyatakan bahwa : LPD adalah lembaga
Perkreditan Desa di Desa Pakraman yang selanjutnya disebut Desa adalah
kesatuan masyarakat hukum adat di Provinsi Bali yang mempunyai satu
kesatuan tradisi dan tata krama pergaulan hidup masyarakat umat hindu secara
turun temurun dalam ikatan kahyangan Tiga atau Kahyangan Desa yang

33
mempunyai wilayah tertentu dan harta kekayaan sendiri serta berhak
mengurus rumah tangganya sendiri.
Pasal 2 ayat (1) Perda tersebut menyatakan bahwa : ”LPD merupakan
badan usaha keuangan milik Desa yang melaksanakan kegiatan usaha di
lingkungan Desa dan untuk Krama Desa.” Pasal 2 ayat (2) menyatakan bahwa
: ”Nama LPD hanya dapat digunakan oleh badan usaha keuangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).” Pasal 3 ayat (2) perda menyatakan
bahwa : ”Dalam tiap-tiap Desa hanya dapat didirikan satu LPD.
Dalam menjalankan tugasnya LPD di bimbing oleh LPLPD (Lembaga
Pemerdayaan Lembaga Perkreditan Desa) yang merupakan Lembaga yang
berfungsi untuk memberikan pendamping teknis terkait dengan pemerdayaan
LPD dan dikelola oleh pengurus yang bertanggung jawab kepada masyarakat
desa. Pengurus LPD sendiri terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara yang
di melengkapi dengan sejumlah kepala bidang dan karyawan sesuai kebutuhan
LPD tersebut.

Fungsi Dan Tujuan LPD


Fungsi LPD berdasarkan Perda Tingkat I Bali No.3 Tahun 2007 yaitu
sebagai salah satu wadah kekayaan desa, menjalankan fungsinya dalam
bentuk usaha-usaha kearah peningkatan taraf hidup krama desa dan
kegiatannya banyak menunjang pembangunan desa. Berdasarkan Perda
Tingkat I Bali No. 3 Tahun 2007 tujuan LPD yaitu :
1) Mendorong pembangunan ekonomi masyarakat desa memalui kegiatan
menghimpun tabungan dan simpanan berjangka dari krama desa.
2) Memberantas ijon, gadai gelap dan lain-lain yang dapat dipersamakan
dengan itu.
3) Menciptakan pemerataan dan kesempatan untuk berusaha serta perluasan
kesempatan kerja bagi krama desa.
4) Meningkatkan daya beli dan melancarkan lalu lintas pembayaran dan
peredaran uang desa.

34
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Tingkat I Bali No. 3 Tahun
2007, bidang usaha yang dijalankan LPD meliputi :
1) Menerima atau menghimpun dana dari krama desa dalam bentuk tabungan
dan deposito.
2) Memberikan pinjaman hanya kepada krama desa.
3) Menyimpan kelebihan likuiditas pada Bank BPD dengan imbalan bunga
bersaing dan pelayanan yang memadai.
Sumber Permodalan bagi LPD ditentukan berdasarkan Peraturan
Daerah Provinsi Bali No 8 Tahun 2002 dalam pasal 9 yaitu :
1) LPD dapat didirikan dengan modal awal sekurang-kurangnya Rp.
10.000.000 (sepuluh juta rupiah)
2) Modal LPD terdiri dari :
a) Swadaya masyarakat sendiri dan atau iuran krama desa
b) Bantuan pemerintah atau sumber lain yang tidak mengikat.
c) Cadangan modal.

2.1.5 Sistem Informasi Akuntansi


Sistem informasi akuntansi sebagai sebuah alat yang dirancang
untuk menyajikan informasi akuntansi mampu meningkatkan transparasi
dan inovasi dalam siklus bisnis, baik disektor organisasi non-profit maupun
organisasi yang bergerak disektor profit (Matheus et al., 2021). Sistem
informasi akuntansi yang sebelumnya dilakukan dengan model
konvensional dengan adanya teknologi digital lebih mudah terkontrol karena
kegiatan akuntansi lebih efektif dan efisien karena informasi yang disajikan
lebih akurat dan lebih real time (Setyowati, et al., 2022). Dengan adanya
sistem informasi akuntansi kegiatan pencatatan, penyimpanan, dan
pengelolaan keuangan lebih tersusun untuk memudahkan pemimpin
organisasi mengelola keuangan maupun mengambil keputusan yang
berkaitan dengan operasional organisasi (Løberg, 2021). Disamping itu
dengan adanya sistem informasi akuntansi pemimpin keuangan lebih

35
mudah dalam mentransformasikan data keuangan sesuai dengan kebutuhan
organisasi (Xiao dan Shao, 2020).
Sebagai alat dalam menyajikan informasi, menganalisis dan
memutuskan kebijakan yang terkait dengan pengelolaan keuangan
diorganisasi, sistem informasi akuntansi juga memiliki manfaat sebagai alat
dalam mempertanggung jawabkan tugas dan wewenang yang dari pimpinan
ke anggota organisasi sesuai dengan level dan tingkat pertanggung jawaban
masing-masing departemen (Marshall & Paul, 2018). Sistem informasi
akuntansi menjadi bagian penting dalam kesuksesan operasional di
organisasi karena dengan adanya sistem informasi akuntansi catatan dan
laporan yang berkaitan dengan kegiatan keuangan perusahaan dapat
tersimpan dan tersajikan dengan baik. Dengan adanya penyimpanan data
keuangan dengan baik, pemangku kepentingan dapat mempergunakan
informasi keuangan sebagai strategi dalam menentukan operasional
perusahaan melalui informasi keuangan sebagai landasan dalam
pengambilan keputusan.
Sistem informasi akuntansi memiliki enam komponen yang saling
terkait dan berinteraksi untuk mencapai tujuan (Andirfa, 2019),
diantaranya :
1) Orang yang menggunakan sistem.
2) Prosedur dan instruksi yang digunakan untuk mengumpulkan,
memproses, dan menyimpan data.
3) Data tentang organisasi dan aktivitas bisnis.
4) Software yang digunakan untuk memproses data.
5) Infrastruktur teknologi informasi terdiri dari komputer, peripheral
devices, dan perangkat jaringan komunikasi yang digunakan dalam
sistem informasi akuntansi.
6) Pengendalian internal dan keamanan untuk mengamankan data sistem.
Menurut Bodnar dan Hopwood dalam Andirfa (2019) menjelaskan
bahwa sistem Informasi Akuntansi yaitu suatu komponen organisasi yang

36
mengumpulkan, mengklasifikasikan, memproses, menganalisis,
mengkomunikasikan informasi pengambilan keputusan dengan orientasi
financial yang releven bagi pihak-pihak luar dan pihak-pihak dalam
perusahaan (secara prinsip adalah manajemen). Dalam menjalankan
fungsinya sistem informasi akuntansi harus menpunyai tujuan-tujuan yang
dapat memberikan pedoman kepada manajemen dalam melakukan tugasnya
sehingga dapat menghasilkan informasi-informasi yang berguna terutama
dalam menunjang perencanaan dan pengendalian.

2.1.6 Kinerja Sistem Informasi Akuntansi


Kinerja adalah suatu gambaran tentang pencapaian atau target,
pelaksanaan program, usaha dan kebijakan yang dilakukan untuk mewujudkan
visi, misi dan tujuan dalam kelompok atau organisasi. Kinerja sangat tinggi
berarti terjadinya peningkatan efisiensi, efektivitas, dan kualitas lebih baik
dalam menyelesaikan tugas-tugas. (Hamta, 2019). Suatu perusahaan penting
menilai kinerja sistem informasi akuntansi untuk membantu keberhasilan
perkembangan sistem informasi akuntansi itu sendiri, sehingga mampu
memberikan nilai tambah (Prastya, 2018). Kinerja sistem informasi akuntansi
merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu
maupun kelompok dalam suatu aktivitas tertentu yang di akibatkan oleh
kemampuan alami (Pratiwi, 2021). Kinerja sistem informasi yang baik adalah
ketika pengguna percaya bahwa sistem informasi itu mudah untuk digunakan.
Intensitas penggunaan dan interaksi antar pengguna sistem juga dapat
menunjukkan kinerja yang baik. Sistem yang sering digunakan juga
menunjukkan bahwa sistem tersebut lebih mudah dioperasikan dan lebih
mudah digunakan oleh pengguna (Prastya, 2018).
Kinerja sistem informasi akuntansi, yaitu penilaian dan evaluasi
terhadap pelaksanaan sistem informasi akuntansi yang digunakan oleh suatu
perusahaan dalam pencapaiannya untuk memberikan sebuah informasi
akuntansi yang efektif, efisien, dan akurat sesuai dengan tujuan perusahaan

37
tersebut. Kinerja sistem informasi akuntansi relevan dijelaskan oleh teori
kebutuhan akan prestasi.

2.1.7 Pengalaman Kerja


Pengalaman kerja merupakan suatu proses atau tingkat penguasaan
pengetahuan serta keterampilan seseorang dalam pekerjaannya yang dapat
diukur dari masa kerja, tingkat pengetahuan dan keterampilan yang
dimilikinya. Pengalaman kerja adalah pengetahuan atau keterampilan yang
telah diketahui dan dikuasai sesorang dari pekerjaan yang telah dilakukan
selama beberapa waktu tertentu. Dalam meningkatkan pengalaman kerja
karyawannya perusahaan memberikan berbagai kegiatan yang dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh karyawan.
Hal ini dapat memberikan manfaat bagi perusahaan karena karyawan dapat
melakukan pekerjaannya dengan lebih efektif dan efisien (Sutono, Pah, &
Aldora, 2021).
Pengalaman kerja telah menjadi tonggak dasar dalam setiap lembaga,
kreativitas disetiap pelaku organisasi menjadi kebutuhan dasar. Organisasi
akan mengalami kemajuan peningkatan produktifitas ketika setiap pelaku
organisasi memiliki pengalaman kerja yang baik. Pengalaman kerja dalam
sebuah lembaga organisasi adalah hal yang sangat dibutuhkan utamanya
dalam menjalankan konsep interaksi pengambilan keputusan. Serta dapat
memberikan produktifitas dalam pemecahan masalah dalam sebuah
organisasi. Pengalaman kerja mampu memberikan produktifitas pelayanan-
pelayanan organisasi serta dapat pula menjadi pendorong organisasi dalam
pencapaian tujuan yang maksimal.
Pengalaman kerja adalah pengetahuan atau keterampilan yang telah
diketahui dan dikuasaisesorang dari pekerjaan yang telah dilakukan selama
beberapa waktu tertentu. Dalam meningkatkan pengalaman kerja
karyawannya perusahaan memberikan berbagai kegiatan yang dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh karyawan.

38
Hal ini dapat memberikan manfaat bagi perusahaan karena karyawan dapat
melakukan pekerjaannya dengan lebih efektif dan efisien (Sutono,Pah, &
Aldora, 2021).
Pengalaman kerja tidak hanya yang bersifat formal, misalnya harus
bekerja pada suatu perusahaan. Pengalaman kerja mencakup bekerja secara
part-time, pekerjaan volunteer, pekerjaan memberi kurus/les pada orang lain,
kerja sosial, dan lain-lain. Pada pokoknya pengalaman dalam bekerja yang
menghasilkan suatu keterampilan dalam bidang tertentu itulah yang
dimaksud dengan pengalaman kerja (Pella, 2020).
Pengalaman kerja telah menjadi tonggak dasar dalam setiap lembaga,
kreativitas disetiap pelaku organisasi menjadi kebutuhan dasar. Organisasi
akan mengalami kemajuan peningkatan produktifitas ketika setiap pelaku
organisasi memiliki pengalaman kerja yang baik. Pengalaman kerja dalam
sebuah lembaga organisasi adalah hal yang sangat dibutuhkan utamanya
dalam menjalankan konsep interaksi pengambilan keputusan. Serta dapat
memberikan produktifitas dalam pemecahan masalah dalam sebuah
organisasi. Pengalaman kerja mampu memberikan produktifitas pelayanan-
pelayanan organisasi serta dapat pula menjadi pendorong organisasi dalam
pencapaian tujuan yang maksimal.
Suatu organisasi memerlukan dukungan para anggotan berupa
pengalaman kerja guna memperbesar peluang dalam memberikan pelayanan
terhadap masyarakat. Hasil pengalaman kerja individu yang terlibat dalam
sebuah organisasi yang dimaksud adalah hasil kerja yang diselesaikan secara
maksimal. Hasil pengalaman kerja yang dimiliki oleh setiap pelaku
organisasi memiliki peran tersendiri terhadap organisasi tersebut,
pengalaman kerja pada dasarnya memberikan peran serta dalam diri individu
untuk mengaktualkan kelebihan dirinya dalam membangun upaya
pencapaian tujuan organisasi (Annas, 2017).
Pengalaman kerja adalah pengetahuan atau keterampilan yang telah
diketahui dan dikuasai seseorang yang merupakan akibat dari perbuatan atau

39
pekerjaan yang telah dilakukan selama periode waktu tertentu (Sari,
Suryandari, & Putra, 2021). Pengalaman kerja dapat diukur dengan indikator
sebagai berikut (Sari, Suryandari, & Putra, 2021):
a. Lama waktu dan masa kerja
b. Penguasaan terhadap pekerjaan dan peralatan
c. Tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki

40
2.1.8 Kemampuan Teknik Pemakai
Kemampuan teknik adalah kemampuan dalam mengoptimalkan
bidang kerja tertentu. Kemampuan teknik biasanya lebih banyak dimiliki
oleh pegawai atau pimpinan tingkat bawah. Kemampuan teknik adalah
kompetensi yang banyak berkaitan dengan kemampuan fungsional atau
teknisnya suatu pekerjaan yang ditekuni. Kemampuan teknik berfokus pada
pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan
pekerjaannya sesuai dengan profesi yang dimiliki (Suhelayanti, Aziz, &
Sari, 2020).
Kemampuan teknik merupakan hal pokok yang harus dimiliki setiap
individu. Kemampuan teknik ini penting karena karyawan harus
mengetahui teknis suatu pekerjaan atau program yang akan dijalankan.
Kemampuan teknik digunakan pemimpin sebagai panduan dalam
mengarahkan bawahannya, menganalisis dan menjalankan fungsi
manjemen seperti merencanakan dan mengorganisasi. Keterampilan teknik
ini juga dibutuhkan karena berkaitan dengan pemimpin dalam
mendelegasikan wewenang, mengambil keputusan, dan menyusun konsep
dengan baik sehingga pencapaian tujuan berjalan dengan lancar. Dengan
memahami teknis suatu pekerjaan akan mempermudah dalam hal
perencanaan, pemahaman akan seluk beluk pekerjaan dan mampu
memperkirakan langkah apa yang harus ia lakukan dalam kondisi tertentu
(Adiyanti, 2019).
Kemampuan teknik meliputi kemampuan untuk menerapkan
pengetahuan atau keahlian khusus. Kemampuan personal merupakan
kemampuan untuk bekerja sama, memahami, dan memotivasi orang lain,
baik secara individual maupun dalam kelompok. Jadi,kemampuan teknik
persomal dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk menerapkan
kemampuan atau keahlian khusus yang dimiliki untuk bekerja sama,
memahami dan memotivasi orang lain, baik secara individual maupun
kelompok (Sawir, 2020) .Kemampuan Teknik personal sistem informasi

41
merupakan pengaruh utama dari perekrutan karyawan dan perancangan
sistem informasi akuntansi. User yang mahir dan memahami sistem akan
berpengaruh pada kinerja yang dihasilkan dari sistem tersebut (Sari,
Suryandari, & Putra, 2021).
Kemampuan Teknik personal dapat diukur dengan indikator sebagai
berikut (Wahyudi, Tobing, & Handriyono, 2018):
1) Pengetahuan (knowledge), Pengetahuan sebagai pemakai sistem
informasi dapat dilihat melalui:
a. Memiliki pengetahuan mengenai sistem informasi akuntansi.
b. Memahami pengetahuan tugas dari pekerjaannya sebagai pemakai
sistem informasi.
2) Kemampuan (abilities), Kemampuan sebagai pemakai sistem informasi
dapat dilihat dari:
a. Kemampuan menjalankan sistem informasi yang ada.
b. Kemampuan untuk mengekspresikan kebutuhan informasi.
c. Kemampuan untuk mengekspresikan bagaimana sistem seharusnya.
d. Kemampuan mengerjakan tugas dari pekerjaan.
e. Kemampuan menyelaraskan pekerjaan dengan tugas.
3) Keahlian (skills), Keahlian sebagai pemakai sistem informasi dapat
dilihat dari:
a. Keahlian dalam pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
b. Keahlian dalam mengekspresikan kebutuhan-kebutuhannya dalam
pekerjaan.

2.1.9 Pendidikan dan Pelatihan


Tingkat pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan
berdasarkan tingkat perkembangan seseorang, tujuan yang akan dicapai,
dan kemampuan yang dikembangkan. Pendidikan Pelatihan merupakan
serangkaian aktivitas individu dalam meningkatkan keahlian dan
pengetahuan secara sistematis sehingga mampu memiliki kinerja yang

42
profesional di bidangnya. Tujuan dari pelatihan dan pendidikan adalah
untuk memperbaiki kualitas kerja karyawan yang berhubungan dengan
pekerjaan. Karyawan yang sudah mendapat pelatihan atau bisa disebut
training diharapkan dapat mengoperasikan alat-alat yang digunakan pada
saat bekerja nanti agar kinerjanya sejalan dengan tujuan perusahaan.
Pelatihan diharapkan dapat memberikan karyawan ilmu yang lebih banyak
serta dapat mengarah pada peningkatan kinerjanya.
Perusahaan dalam mengikuti dan mengembangkan Sistem Informasi
Akuntansi harus mengusahakan keberadaan program pelatihan dan
pendidikan bagi pemakai Sistem Informasi Akuntansi, karena dengan
pelatihan dan pendidikan, pengguna bisa mendapatkan kemampuan
untuk mengidentifikasi-kan persyaratan informasi mereka dan
kesungguhan serta keterbatasan sistem informasi dan kemampuan ini
dapat mengarah pada peningkatan kinerja (Risanti, 2022). Program
Pendidikan dan Pelatihan memiliki pengaruh secara signifikan terhadap
kinerja sistem informasi akuntansi pada karyawan, dimana hal ini jika
setiap organisasi atau perusahaan selalu menyelenggarakan program
pendidikan dan pelatihan bagi karyawan baik yang baru maupun karyawan
lama untuk memperkenalkan sistem informasi akuntansi yang akan
digunakan sehingga dapat meningkatkan kemampuan, pemahaman
karyawan dalam menggunakan sistem yang disediakan dan agar karyawan
dapat memahami tugas dan tanggung jawabnya dalam bekerja
(Astuti,2022).
Pola pendidikan memberikan kemampuan kepada karyawan untuk
(Ika dan Vika, Belawa 2018) :
1. Menyesuaikan dan menyederhanakan situasi yang kompleks
2. Menganalisa masalah untuk menentukan penyebab yang kritis dalam
unit kerja
3. Memilih tindakan yang terbaik untuk memecahkan masalah
4. Mengantisipasi masalah-masalah sehingga mereka dapat mencegah

43
terjadinya masalah berikutnya.
Pelatihan kerja merupakan sebuah proses mengajarkan
pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap, agar karyawan semakin
terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin
baik serta sesuai dengan standar. Pelatihan kerja dilakukan bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan karyawan dalam memberikan kontribusi pada
efektivitas organisasi. Training (pelatihan) sumber daya manusia (SDM)
sendiri dibagi menjadi lima jenis pelatihan antara lain (Ika dan Vika,
Belawa 2018):
1. Skill Training,
2. Retraining,
3. Cross Functional Training,
4. Creativity Training,
5. Team training
Pelatihan sangat diperlukan bagi suatu perusahaan kerena
bermanfaat bagi perusahaan dan individu. Adapun manfaat bagi
perusahaan (Mangkuprawira, 2003:136), yaitu :
1) Memperbaiki pengetahuan dan keterampilan pada semua tingkat
perusahaan
2) Membantu meningkatkan citra perusahaan yang lebih baik
3) Membantu pengembangan perusahaan
4) Membantu dalam memahami dan melaksanakan kebijakan perusahaan
5) Menyediakan informasi untuk kebutuhan masa depandalam semua
segi di perusahaan
6) Perusahaan mendapat keputusan yang lebih efektif dalam pemecahan
masalah
7) Membantu dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja
8) Membantu dalam mengatasi konflik danjuga mencegah stress dan tensi,
9) Memperbaiki hubungan pekerja dan manajemen
10) Memperbaiki moral pekerja
11) Membantu karyawan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan yang

44
ada.

2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Terdahulu


Berbagai penelitian empiris dilakukan untuk mengetahui Pengalaman
Kerja, Kemampuan Teknik Pemakai Terhadap Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) dengan Pendidikan dan
Pelatihan sebagai Variabel Moderasi. Penelitian terdahulu yang telah
dilakukan hanya meneliti hungan antara pengalaman kerja, kemampuan
teknik pemakai, pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja sistem informasi
akuntansi. Namun masih menghasilkan ketidak konsistenan sehingga perlu
untuk dilakukan penelitian kembali. Seperti penelitian yang dilakukan Emy
(2022), menyatakan bahwa pendidikan dan pelatihan tidak berpengaruh
terhadap kinerja sistem informasi akuntansi secara signifikan. Berbeda
dengan Manikka dan Maryani (2022), yang menyatakan jika pendidikan dan
pelatihan berpengaruh signifikan terhadap kinerja sistem informasi
akuntansi.
Penelitian ini mengembangkan penelitian yang dilakukan
(Wulandari, 2022). oleh karena itu peneliti mencoba mengombinasikan
pendidikan dan pelatihan sebagai variabel moderasi dan variabel
dependennya adalah kinerja sistem informasi akuntansi. Alasan mengapa
memilih sampel penelitian ini adalah masih banyaknya pegawai atau pelaku
dalam lembaga perkerditan desa memanfaatkan sistem informasi akuntansi
yang ada. Hal ini yang akan sangat berdampak pada kinerja lembaga
perkreditan desa apakah sudah dapat dikatakan berjalan dengan baik atau
tidak. Selain itu juga berbagai penelitian terkait kinerja sistem informasi
akuntansi menunjukkan hasil yang beragam. Kemudian ada beberapa
penelitian yang telah dilakukan serta memiliki hubungan positif antara
pengalaman kerja dengan kinerja sistem informasi akuntansi ( Pranata dan
Endika, 2022). Akan tetapi penelitian yang dilakukan oleh (Wulandari dan
Emy, 2022) yang menunjukkan adanya hubungan yang tidak signifikan

45
antara pengalaman kerja dengan kinerja sistem informasi akuntansi.
Dalam hubungan kemampuan teknik pemakai dengan kinerja sistem
informasi akuntansi menunjukkan nilai yang tidak konsisten. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh (Maryani dan Ardiwinata, 2022) yang
menunjukkan bahwa kemampuan teknik personal memiliki pengaruh positif
signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Bertolak belakang
dengan hasil penelitian Manikka (2022), yang menyatakan bahwa
kemampuan teknik personal tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
sistem informasi akuntansi. Dalam hubungan pendidikan dan pelatihan
dengan kinerja sistem informasi akuntansi menunjukkan nilai yang tidak
konsisten. Dimana dalam penelitian Wibawa dan Vardhanaya, (2019)
pendidikan dan pelatihan memiliki pengaruh positif signifikan terhadap
kinerja sistem informasi akuntansi. Sedangkan penelitian (Prastowo dan
Noviana, 2019) menyatakan bahwa pendidikan dan pelatihan tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

2.3 Kerangka Berfikir


Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana
teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai
masalah yang penting. Kerangka berfikir menjelaskan secara teoritis
pertautan antara variabel yang akan diteliti dan selanjutnya digunakan untuk
merumuskan hipotesis.
Meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi berbasis komputer
dalam perusahaan itu sendiri adalah bagaimana perusahaan dapat
memaksimalkan keterampilan para pengguna sistem informasi akuntansi
berbasis komputer pada perusahaan tersebut. Keberhasilan suatu perusahaan
dalam meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi yaitu dengan
beberapa faktor. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem
informasi akuntansi berbasis komputer pada lembaga perkreditan desa
(LPD) di Kabupaten Tabanan yaitu, pengalaman kerja, kemampuan teknik

46
pemakai serta pendidikan dan pelatihan.
Dalam penelitian ini menggunakan teori TAM, karena teori TAM
dirasa memiliki hubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
sistem informasi akuntansi. Dimana teori TAM menjelaskan mengenai dua
faktor kunci yaitu pemanfaatan (perceived usefulness) yang didefinisikan
sebagai tingkat keyakinan individu terhadap penggunaan sistem informasi,
dan kemudahaan (perceived ease of use) didefinisikan sebagai tingkat
dimana seseorang menyakini bahwa penggunaan sistem informasi
merupakan hal yang mudah dan tidak memerlukan usaha yang keras dari
pemakainya.
Kinerja sistem informasi akuntansi berbasis komputer itu sendiri
merupakan penilaian dan evaluasi melalui rangkaian perangkat keras dan
perangkat lunak komputer yang dirancang untuk mengelola data menjadi
informasi, terhadap sistem informasi akuntansi yang digunakan oleh suatu
perusahaan dalam pencapaian untuk memberikan informasi yang efektif,
efisien dan akurat sesuai dengan tujuan perusahaan.
Dalam memaksimalkan penggunaan sistem informasi akuntansi
pengalaman kerja sangat berpengaruh pada penggunaan sistem informasi
akuntansi, karena pada umumnya seseorang yang memiliki pengalaman
kerja sebelumnya dapat membantu karyawan lebih mudah dan trampil dalam
menggunakan sistem informasi dibandingkan dengan seseorang yang tidak
memiliki pengalaman kerja. Terlepas dari hal tersebut dalam suatu
organisasi banyak terdapat seseorang yang belum memahami sistem
informasi akuntansi dimana dalam hal ini dapat mengurangi tingkat kinerja
sistem informasi akuntansi dalam suatu perusahaan. Maka dari itu perlu
adanya program pendidikan dan pelatihan bagi seluruh karyawan yang ada
dalam suatu perusahaan tersebut. Dimana nantinya dengan adanya program
pendidikan dan pelatihan seseorang dapat meningkatkan keahlian diri dalam
melaksanakan suatu tugas yang sama secara berulang-ulang. Hal tersebut
yang akan lebih memberikan pemahaman tentang sistem informasi

47
akuntansi yang baik terhadap tugas yang di kerjakan, sehingga kinerja
sistem informasi akuntansi dapat berjalan dengan baik serta memiliki
pengetahuan yang luas yang mendorong informasi yang akan dihasilkan
dapat berkualitas.
Kemampuan teknik pemakai juga dapat meningkatkan kinerja sistem
informasi akuntansi, karena kemampuan teknik pemakai merupakan
kemampuan seseorang dalam menerapkan pengetahuannya kedalam bentuk
tindakan. Kemampuan teknik pemakai tercermin dari seberapa cakap
seseorang dalam melaksanakan suatu kegiatan yang spesifik di dalam
penggunaan sistem informasi akuntansi, seperti mengoperasikan suatu
peralatan komputer, berkomunikasi secara efektif atau
mengimplementasikan suatu strategi bisnis. Keterlibatan pengguna yang
semakin sering akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi.
Namun pada kenyataannya dilapangan masih banyak karyawan-karyawan
yang belum cakap dalam mengoperasikan komputer, sehingga hal itu yang
menghambat kinerja sistem informasi akuntansi. Maka di dalam perusahaan
perlu adanya program pendidikan dan pelatihan yang lebih menjurus ke
sistem informasi akuntansi yang diperlukan dalam suatu LPD. Dimana hal
ini nantinya dapat menunjang pelayanan dan juga kinerja sistem informasi
akuntansi di suatu LPD. Adapun variabel independent dalam penelitian ini
yaitu pengalaman kerja dan kemampuan teknik pemakai, varibel dependen
dalam penelitian ini yaitu kinerja sistem informasi akuntansi serta
pendidikan dan pelatihan merupakan variabel moderasi dalam penelitian ini.
Berdasarkan uraian diatas, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini
dapat di gambarkan 2.1 sebagai berikut :

48
Teori Technology Acceptance Model (TAM)
Davis (1989:2), Ari (2018), Wibawa (2019), Vardhanaya
dan Prastowo (2019), Noviana dan Ardiwinata (2019),
Maryani dan Dewi (2020), Pranata, dkk (2021), Emy dan
Wulandari (2022), Endika dan Manikka (2022).

Teori Kontigensi
(fiedler’s, (1967)

Pengalaman Kerja
(X1) Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi LPD
(Y)

Kemampuan Teknik
pemakai (X2)

Teory Agensi Pendidikan dan Pelatihan


(Jensen, M. and Meckling, 1976)) (Z)

Gambar 2. 1 Kerangka Konseptual


Sumber : Hasil Pemikiran Peneliti (2023)

49
Keterangan :
Menjelaskan sumber yang digunakan sebagai dasar keterkaitan
antar variabel, memiliki pengaruh moderasi.
Menjelaskan sumber yang digunakan sebagai dasar keterikatan
antar variabel, yang memiliki pengaruh langsung.

2.4 Hipotesis Penelitian


2.4.1 Pengaruh Pengalaman Kerja Terhadap Kinerja Lembaga Perkerditan
Desa
Teori TAM menyatakan bahwa penerimaan seseorang pengguna
terhadap sistem teknologi informasi ditentukan oleh kegunaan persepsi dan
kemudahan pengguna. Teori TAM menyakini bahwa pengalaman kerja
dapat meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi dalam suatu
organisasi, karena karyawan yang memiliki banyak pengalaman di suatu
organisasi sebelumnya dinyatakan dapat membantu karyawan lebih mudah
dan trampil dalam melaksanakan tugasnya dalam hal sistem informasi
akuntansi.
Seseorang yang memiliki banyak pengalaman diharapkan mampu
lebih banyak memberikan kontribusi terhadap organisasi di tempat
seseorang tersebut bekerja. Pengalaman kerja menunjukkan jenis-jenis
pekerjaan yang pernah dilakukan dan memberikan peluang yang besar untuk
melakukan pekerjaan lebih baik lagi. Hasil penelitian Manikka dan Endika
(2022), Pranata (2021) yang menyatakan bahwa pengalaman kerja
berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.
Berdasarkan rumusan masalah, landasan teori dan pembahasan hasil
penelitian sebelumnya, maka hipotesis yang pertama diajukan dalam
penelitian ini adalah :
H1 : Pengalaman Kerja berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja
sistem informasi akuntansi.

50
2.4.2 Pengaruh Kemampuan Teknik Pemakai Terhadap Kinerja Lembaga
Perkreditan Desa
Teori TAM menyakini bahwa kemampuan teknik pemakai juga
dapat meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi, karena kemampuan
teknik pemakai merupakan kemampuan seseorang dalam menerapkan
pengetahuan yang dimiliki kedalam tindakan. Apabila pemakai memiliki
kemampuan dan pemahaman yang baik terhadap sistem informasi akuntansi
yang digunakan, maka pemakai akan merasa lebih nyaman memakai sistem
yang digunakan. Arus informasi juga akan tersampaikan dan dapat
diinterprestasikan dengan baik serta pemahaman yang baik dari pemakai,
diharapkan nantinya kualitas informasi yang dihasilkan juga akan baik.
Penelitian Maryani (2020) dan Ardiwinata (2019) menyatakan bahwa
kemampuan teknik pemakai berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja
sistem informasi akuntansi.
Berdasarkan rumusan masalah, landasan teori dan pembahasan hasil
penelitian sebelumnya, maka hipotesis yang kedua yang diajukan dalam
penelitian ini adalah :
H2 : Kemampuan teknik pemakai berpengaruh positif signifikan
terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

2.4.3 Moderasi Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Pengalaman Kerja pada


Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Pelatihan merupakan sesuatu yang terpenting guna memberikan
latar belakang yang bertujuan mendekatkan pemakai dengan pengguna
teknik komputer secara umum sebagi bagian dari proses penggunaan sistem
spesifik. Sistem informasi akuntansi yang efektif juga harus diimbangi
dengan program pendidikan dan pelatihan, hal ini perlu diadakan untuk
karyawan dalam menjalankan sistem informasi akuntansi yang
terkomputerisasi tersebut agar karyawan lebih terampil dalam menggunakan
sistem yang ada, sehingga program pelatihan dan pendidikan tersebut akan

51
memberikan keuntungan pada perusahaan (Ardiwiranata, 2019).
Teori TAM menjelaskan bahwa terdapat dua faktor yang
memengaruhi perilaku personal untuk menerima dan menggunakan
teknologi. Dua faktor tersebut adalah kemanfaatan dan kemudahan dalam
penggunaan teknologi. Berdasarkan teori ini menggambarkan bahwa
pendidikan dan pelatihan dalam menggunakan SIA diperusahaan sangat
diperlukan karena dengan adanya pendidikan dan pelatihan maka pengguna
SIA akan lebih memahami manfaat SIA dan mudah menggunakan aplikasi
SIA tersebut. Penelitian ini sejalan dengan Lantari, (2023) dan Wulandari
(2022) yang menyatakan bahwa pendidikan dan pelatihan memiliki
pengaruh dan memperkuat pengalaman kerja terhadap kinerja sistem
informasi akuntansi.
Berdasarkan rumusan masalah, landasan teori dan pembahasan hasil
penelitian sebelumnya, maka hipotesis yang ketiga yang diajukan dalam
penelitian ini adalah :
H3 : Pendidikan dan pelatihan memperkuat pengaruh pengalaman
kerja terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

2.4.4 Moderasi Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kemampuan Teknik


Pemakai pada Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Pelatihan dan pendidikan merupakan sebuah program yang diadakan
untuk memberikan atau meningkatkan kemampuan dan pemahaman
pemakai terhadap SIA yang digunakan untuk pemakai tersebut membuatnya
menjadi lebih puas dan akan menggunakan sistem yang telah dkuasai
dengan baik.
TAM menjelaskan bahwa pelatihan dan pendidikan berhubungan
dengan persepsi kegunaan dan kemudahan penggunaan yang berdampak
pada kepuasan pengguna sehingga akan memengaruhi kinerja sistem
informasi akuntansi . Program pelatihan adalah penentu terkuat persepsi
kemudahan penggunaan sehingga akan memberikan kepuasan terhadap

52
pengguna dan akan berdampak positif pada kinerja sistem informasi
akuntansi (Wulandari, 2022).
Dimana nantinya dengan adanya program pendidikan dan pelatihan
seseorang dapat meningkatkan keahlian diri dalam melaksanakan suatu
tugas yang sama secara berulang-ulang. Hal tersebut yang akan lebih
memberikan pemahaman tentang sistem informasi akuntansi yang baik
terhadap tugas yang di kerjakan, sehingga kinerja sistem informasi akuntansi
dapat berjalan dengan baik serta memiliki pengetahuan yang luas yang
mendorong informasi yang akan dihasilkan dapat berkualitas. Penelitian ini
sejalan dengan penelitian Maryani (2020) dan Pranata (2021) yang
menyatakan bahwa pendidikan dan pelatihan berpengaruh positif dan
memperkuat hubungan kemampuan teknik pemakai terhadap kinerja sistem
informasi akuntansi.
H4 : Pendidikan dan pelatihan memperkuat pengaruh kemampuan
teknik pemakai terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

53
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Pada bab ini, akan membahas terkait jenis penelitian yang akan dilaksanakan
serta penjelasan dari setiap jenis penelitian yang didukung oleh teori yang ada.
Dalam penelitian ini data yang digunakan yaitu data primer, karena data yang
diperoleh langsung dari lapangan oleh peneliti guna memperoleh informasi yang
dijadikan jawaban atas pertanyaan yang disusun oeleh peneliti (Sugiyono, 2016).
Data primer tersebut didapatkan langsung oleh peneliti dalam penelitian ini yang
bersumber dari LPLPD serta Desa yang ada di Kabupaten Tabanan.
Penyusunan penelitian ini dimulai dari perumusan masalah penelitian yang
membahas serta menganalisis mengenai pengalaman kerja, kemampuan teknik
pemakai terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada lembaga perkreditan
desa di Kabupaten Tabanan dengan pendidikan dan pelatihan sebagai variabel
moderasi. Kemudian melakukan penentuan tujuan penelitian serta manfaat
penelitian yang akan digunakan sebagai acuan dalam menentukan kerangka
berfikir dan hipotesis penelitian agar dapat menetapkan jenis dan metode
pengumpulan data. Selanjutnya menginterprestasikan hasil penelitian serta
membuat kesimpulan dan saran untuk penelitian. Berdasarkan uaraian tersebut
rancangan penelitian dapat di lihat pada Gambar 3.1 dibawah ini adalah:

54
Gambar 3. 1 Rancangan Penelitian
Pendidikan Dan Pelatihan Dalam Memoderasi Pengalaman Kerja Dan
Kemampuan Pengguna Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Pada Lembaga Perkreditan Desa

Rumusan Masalah

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Mendeskripsikan Teori dan Variabel penelitain.

Grand Theory Variabel Penelitian


Teori Agensi Pengalaman Kerja
Teori Kontigensi Kemampuan Teknik Pemakai
Theory Acceptance Model Pendidikan dan Pelatihan
(TAM) Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Menentukan Kerangka Berfikir

Menentukan Hipotesis Penelitian

Menetapkan Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Teknik Analisis Data :


Analisis Deskriftif
Analisis Medode SEM-PLS

Melakukan Pengumpulan Data

Hasil Penelitian

Kesimpulan dan Saran

55
Sumber : Hasil Pemikiran Peneliti (2023)
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian.

Penelitian ini berlokasi di Lembaga Perkreditan Desa Se-Kabupaten


Tabanan. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mendapatkan hasil yang
lebih baik dari penelitian sebelumnya mengenai kinerja sistem informasi
akuntansi. Lokasi penelitian ini dipilih karena masih terdapat kurangnya
pemanfaatan sistem informasi akuntansi pada lembaga perkreditan desa yang
ada di Kabupaten Tabanan, dimana hal tersebut ditunjukkan terdapat 36 LPD
yang mengalami kondisi sakit pada tahun 2023. Waktu penelitian
direncanakan mulai bulan September 2023 sampai dengan Maret 2024.
Bulan
No Kegiatan
September Oktober November Desember Januari Februari Ma
1 Tahap persiapan
penelitian
a. Penyusunan dan
pengajuan judul
b. Pengajuan
Proposal
c. Perijinan
penelitian
2 Tahap pelaksanaan
a. Pengumpulan
Data
b. Analisis Data
3 Tahap Penyusunan
Laporan
Tabel 3. 1
Jadwal Waktu Penelitian

56
57
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh
peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2018). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan LPD yang
masih aktif beroperasi di Kabupaten Tabanan. LPD Se-Kabupaten Tabanan
berjumlah 311 LPD, dimana jumlah seluruh karyawan Lembaga
Perkereditan Desa Se Kabupaten Tabanan berjumlah 1.220 Orang.

3.3.2 Sampel
a. Besar Sampel
Sampel di hitung dengan menggunakan teknik Slovin menurut Sugiyono,
2018. Rumus Slovin untuk menentukan sampel adalah sebagai berikut :
N
n= 2
1+ N (e)
1.220
n= 2
1+1.220 (0 ,5)
1.220
n=
1+¿ ¿
1.220
n=
1+3 , 05
n=¿301,2345
n=302 Sampel
Jadi setelah dihitung menggunakan Rumus Slovin menurut sugiyono,
2018 didapatkan sampel sebanyak 302 Sampel.
Keterangan :
n = Ukuran Sampel/Jumlah Responden
N = Ukuran Populasi
e = Persentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel yang
masih bisa di tolerir

Dalam Rumus Slovin ukuran sampel minimum yang harus di ambil

58
dari populasi yang berukuran :
1.000 dengan taraf signifikansi α = 0,05
45.250 dengan taraf signifikansi α = 0,01

b. Teknik Pengambilan Sampel


Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
penentuan sampel non probability sampling dengan Teknik purposive
sampling. Purposive sampling merupakan Teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2018: 144). Pemilihan Teknik
purposive sampling bertujuan untuk mendapatkan sampel yang
representative sesuai dengan kreteria yang ditentukan. Sampel dihitung
menggunakan teknik Slovin (Sugiyono, 2018).

c. Teknik Sampling
Pengambilan sampel ditentukan menggunakan metode konsekutif
yaitu seluruh karyawan LPD Se-Kabupaten Tabanan yang memenuhi
kriteria-kriteria tertentu sesuai dengan yang telah di tetapkan peneliti.
Kriteria responden dalam penelitian ini yaitu:
1. LPD yang menggunakan sistem informasi akuntansi pada
kegiatan sehari-harinya.
2. Karyawan yang bekerja di LPD Kabupaten Tabanan
3. Karyawan LPD yang Menggunakan Sistem Informasi Akuntansi.

3.4 Jenis dan Sumber Data


3.4.1 Jenis Data
Penelitian ini menggunakan penelitian data kuantitatif, dimana
penelitian kuantitatif yaitu data yang dijabarkan berbentuk angka atau data
kuantitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2018). dalam penelitian ini data
kuantitatif yang diperoleh berupa jawaban kuisioner yang telah diberi skor
dengan bantuan skala likert yang diangkakan dari masing-masing

59
responden pada Lembaga Perkreditan Desa di Kabupaten Tabanan.

3.4.2 Sumber Data


Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Menurut
(Sugiyono, 2018) data primer adalah data yang diperoleh secara langsung
dari hasil kuesioner yang disebarkan kepada sejumlah sampel responden
yang sesuai dengan target sasaran dan dianggap mewakili seluruh populasi.
Data primer dalam penelitian ini adalah jawaban dari responden penelitian
meliputi: indentitas dan responden LPD di Kabupaten Tabanan.
Data Sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung
melalui media prantara, seperti seseorang atau dokumen (Sugiyono, 2018).
Data Sekunder yang dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu data struktur
organisasi dan gambaran umum lembaga tahun 2023 yang didapat dari
LPLPD Kabupaten Tabanan.

3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operational Variabel


3.5.1 Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan empat variabel yang diamati,
diantaranya pengalaman kerja, kemampuan teknik pemakai, pendidikan
dan pelatihan dan kinerja sistem informasi akuntansi Lembaga Perkreditan
Desa. Keempat variabel diklasifikasikan berdasarkan keberadaan,
keterikatan dan pengaruhnya di dalam hipotesis dalam penelitian ini yang
dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1. Variabel dependen yaitu variabel yang variabilitasnya ditentukan atau
tergantung atau dipengaruhi oleh variabel lainnya. Variabel ini juga
dikenal sebagai variabel endogen. Variabel endogen tau variabel terikat
dalam penelitian ini adalah kinerja sistem informasi akuntansi.
2. Variabel independen yaitu variabel yang keragamannnya
mempengaruhi variabel terikat. variabel ini juga disebut variabel
eksogen. Variabel eksogen atau variabel bebas dalam penelitian ini

60
adalah pengalaman kerja dan kemampuan teknik pemakai.
3. Variabel moderasi yaitu variabel yang memperkuat atau memperlemah
hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Variabel
moderasi dalam penelitian ini adalah pendidikan dan pelatihan.

3.5.2 Definisi Operasional Penelitian


Definisi operasional variabel merupakan suatu bahasan yang sangat
membantu peneliti dalam mengkomunikasikan objek yg diteliti. Bahasan
ini merupakan pedoman atau penilaian kegiatan operasional yang
dilakukan untuk dapat mengukur variabel dalam hipotesis penelitian.
Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel dalam penelitian
ini sebegai berikut:
1. Pengalaman Kerja
Pengalaman adalah pengetahuan atau keterampilan yang telah
diketahui atau dikuasai seseorang yang merupakan akibat dari
perbuatan atau pekerjaan yang telah dilakukan selama waktu tertentu.
Karyawan dengan pengalaman kerja memiliki pemahaman yang lebih
baik dan memampu memahami etos kerja yang dapat menjadi alasan
utama bagi seseorang untuk membangun lingkungan kerja yang positif
dan memungkinkan orang lain untuk belajar dari seseorang tersebut.
Pengalaman karyawan adalah tingkat kepuasan dan pemahaman
pekerjaan yang dimiliki karyawan, lamanya bekerja, pengausaan
terhadap tugas-tugas yang diberikan, pelatihan yang diperoleh
sehubungan dengan sistem akuntansi untuk menambah wawasan dan
pengetahuan (Dewi, 2020). Karyawan yang berpengalaman selalu lebih
luwes dan juga selalu lebih mudah bagi seseorang menyesuaikan diri
dengan budaya kerja, dibandingkan dengan lebih muda dan tidak
mempunyai pengalaman (fresh graduate).

2. Kemampuan Teknik Pemakai

61
Kemampuan teknik pemakai SIA yaitu suatu kapasitas
pemakai untuk mengerjakan berbagai tugas dalam pendekatan
bagaimana menggunakan alat-alat dan peraturan-peraturan yang
melengkapi satu atau lebih tahapan- tahapan dalam siklus
pengembangan sistem informasi akuntansi.
Pengguna menjadi pertimbangan utama dalan pembuatan
sistem informasi, untuk meningkatkan kinerja sistem informasi
akuntansi, pengguna sistem perlu memiliki kompetensi teknis tingkat
tinggi. Pengguna dengan merekam jejak ketergantungan dan
keakraban dengan teknologi baru akan melihat peningkatan output
yang di hasilkan oleh mereka (Juniartawan, 2021).
Pengguna yang memiliki pengetahuan dan familiar tentang
sistem yang digunakan, maka seseorang tersebut akan lebih nyaman
saat menggunakan sistem tersebut. Sehingga kebutuhan pengguna
dapat dipahami, arus informasi juga akan jelas dapat di pahami, serta
kualitas data atau informasi yang dihasilkan sepadan. Dimana dalam
suatu informasi SIA mengandung kesalahan (errors), pelaporan
(fraud) dan keterlambatan penyampaian laporan keuangannya, maka
disebut informasi yang memiliki kualitas buruk.

3. Pendidikan dan Pelatihan


Pendidikan dan pelatihan adalah suatu proses pembinaan
pengertian dan pengetahuan terhadap kelompok fakta, aturan serta
metode yang terorganisasikan dengan megutamakan pembinaan,
kejujuran dan keterampilan John Suprihanto (1988:86).
Menurut Pasal 1, Peraturan Pemerintah Nomor. 101 Tahun
2000 disebutkan bahwa pendidikan dan pelatihan adalah proses
penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan
kemampuan Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan jabatannya.
Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil merupakan suatu

62
proses meningkatkan pengetahuan, teori-teori yang berkaitan dengan
pekerjaan dan keterampilan seorang Pegawai Negeri Sipil agar tujuan
pemerintahan dapat tercapai dengan maksimal.
Pendidikan dan pelatihan pemakai bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran akan informasi dan keterampilan dalam
pengambilan keputusan. Pendidikan dan pelatihan merupakan sesuatu
yang terpenting guna memberikan latar belakang yang bertujuan
mendekatkan pemakai dengan penggunaan teknik komputer secara
umum sebagai bagian dari proses penggunaan sistem yang spesifik.

4. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi


Kinerja sistem informasi akuntansi, yaitu penilaian dan
evaluasi terhadap pelaksanaan sistem informasi akuntansi yang
digunakan oleh suatu perusahaan dalam pencapaiannya untuk
memberikan sebuah informasi akuntansi yang efektif, efisien, dan
akurat sesuai dengan tujuan perusahaan tersebut.
Kinerja sistem informasi akuntansi relevan dijelaskan oleh
teori kebutuhan akan prestasi. Persyaratan ini didasari suatu
pandangan bahwa sistem informasi yang dikembangkan melalui
suatu perencanaan, perancangan, perekayasaan, dan seperangkat
metode serta prosedur yang dijadikan acuan atau standar adalah agar
mencapai keberhasilan dalam implementasi dan operasionalnya Mc
Clelland dalam Lubis (2010 : 86).
Sistem adalah sekelompok dari dua atau lebih komponen atau
subsistem yang berhubungan untuk melayani tujuan tertentu.
Menuut Romney, Hall (2004). Sistem informasi akuntansi sebagai
kumpulan dari subsistem/ komponen baik fisik dan non fisik yang
saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis
untuk mengolah data transaksi yang berkaitan dengan masalah
keuangan menjadi informasi keuangan (Azhar Susanto, 2013:124).

63
3.6 Metode Pengumpulan Data
1) Kuesioner
Kuesioner yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab (Sugiyono, 2018:225). Kuesioner yang
disebarkan berupa daftar pertanyaan dan pernyataan tertulis kepada
responden yang berhubungan dengan penelitian. Responden yang
dimaksud dalam penelitian ini yaitu Ketua LPD, Bendahara LPD.
Kuesioner yang disebarkan tentang pengaruh pengalaman kerja,
kemampuan teknik pemakai terhadap kinerja sistem informasi akuntansi
pada lembaga perkerditan desa di kabupaten tabanan dengan pendidikan
dan pelatihan sebagai variabel moderasi. Dari jawaban atas pertanyaan
yang terdapat dalam kuesioner telah ditentukan skornya berdasarkan skala
likert.

Tabel 3. 2
Skala Likert dan Bobot Nilai

Skala Likert Bobot Nilai


Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Tidak Setuju (TS) 2
Setuju (S) 3
Sangat Setuju (SS) 4

3.7 Metode Analisis Data


3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif merupakan transformasi data mentah yang
paling dasar untuk menjelaskan karakteristik awal seperti tendensi, distribusi

64
dan variabilitas. Analisis statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan
gambaran atau mendeskripsikan studi empiris atau data yang dikumpulkan
dalam penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan jawaban-jawaban
kuesioner

3.7.2 Analisis Metode PLS-SEM


Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan Patial Least
Square (PLS) dengan dukungan software SmartPLS 4.0 . PLS merupakan
metode alternatif untuk model persamaan stuctural ( Structural Equation
Modeling) yaitu untuk menguji secara simultan hubungan antar kontruk laten
dalam hubungan linier ataupun non linier dengan banyak indikator baik
berbentuk mode A (refleksif), mode B (formatif) dan atau mode M (MIMIC).
PLS dikatakan metode analisis yang powerfull karena dapat digunakan untuk
membangun model penelitian dengan banyak variabel dan indikator, dapat
menggambarkan model dalam bentuk graphical bersifat distribution-free dan
masih banyak lagi keunggulan yang dimiliki PLS (Latan dan Ghozali,
2017:3).
Analisis PLS-SEM terdiri dari dua sub model yaitu model pengukuran
(measurement model) atau sering disebut outer model dan model struktural
(Structural model) atau sering disebut inner model. Model pengukuran
menunjukkan bagaimana variabel manifest atau observasi variabel
merepresentasikan variabel laten untuk di ukur. Sedangkan model struktural
menunjukkan kekuatan estimasi antar variabel laten atau konstruk ( Latan dan
Ghozali, 2015:7).
Langkah - langkah analisis dengan metode Partial Least Square ( PLS
) adalah sebagai berikut ( Jaya dan Sumetajaya, 2008 ):
1) Merancang model struktural ( inner model )
2) Merancang model pengukuran ( outer model )
3) Mengkonstruksi diagram jalur
4) Melakukan konversi diagram jalur ke dalam sistem persamaan

65
5) Estimasi koefisien jalur, loading dan weight
6) Evaluasi Goodness of Fit Model
7) Pengujian uji hipotesis

3.7.3 Merancang Model Struktural (Inner Model)

Inner model merupakan model struktural yang digunakan untuk memprediksi hubungan

Pengujian pada inner model atau disebut juga evaluasi model


struktural dilakukan untuk mengetahui tingkat akurasi model struktural dalam
kaitannya dengan prediksi yang akan dilakukan. Pengujian ini dilakukan
dengan melihat Q-Square predictive relevance (Q 2) yang didapatkan melalui
rumus :

Q2 = 1- (1-Rt2)(1-R22 )

Semakin besar nilai Q2 berarti semakin besar kontribusi eksogen


terhadap endogen dan berarti semakin baik pula model struktural yang
dihasilkan.

3.7.4 Merancang Model Pengukuran (Outer Model)


Analisa model pengukuran merupakan sebuah penjelasan mengenai
hubungan dari masing-masing variabel laten dengan indikatornya atau suatu
hal yang mendefinisikan bagaimana suatu indikator memiliki hubungan

66
dengan variabel laten. Model pengukuran dilakukan agar dapat memberikan
kepastian bahwa pengukuran yang digunakan valid dan reliabel. Uji yang
dilakukan pada model pengukuran adalah:
1) Convergent Validity
Hasil output yang temasuk dalam indeks ini adalah:
a) Loading Factor Sebuah indikator memiliki convergent validity bila
nilai loading faktornya > 0.70.
b) Average Variance Extracted (AVE)

Average Variance Extracted (AVE) adalah rata-rata varians keseluruhan indikat

c) Communality

Communality adalah ukuran kualitas model pengukuran pada tiap variabel laten

2) Discriminant Validity
Hasil output yang termasuk dalam indeks ini adalah:
a) Akar AVE vs Korelasi Antara Variabel Laten
Sebuah indikator dinyatakan memiliki diskriminan validity
apabila nilai akar AVE setiap variabel laten lebih besar dibandingkan
nilai korelasi antar variabel laten. Hal ini berarti indikator yang
mengukur suatu variabel hanya dapat mengukur variabel tersebut
b) Cross Loading

67
Sebuah indikator dinyatakan memiliki diskriminan validity
apabila loading faktor tiap indikator yang mengukur variabel latennya
lebih besar dari nilai cross loading (korelasi indikator dengan variabel
laten lainnya). Sedangkan untuk reliabilitas konstruk, pengujian
dilakukan dengan menggunakan ukuran sebagai berikut.
1) Composite Reliability
Suatu construct dikatakan reliabel apabila nilai composite
reliabilitynya > 0.7.
2) Cronbach’s Alpha
Suatu construct dikatakan reliabel apabila nilai composite
reliabilitynya > 0.7

3.7.5 Mengkronstruksi Diagram Jalur


Hubungan diagram jalur ditandai dengan anak panah dan dibuat
berdasarkan hasil perancangan model struktural dan model pengukuran.
Fungsi utama dari membangun diagram jalur adalah untuk memvisualisasikan
hubungan antar indicator dengan konstraknya serta antara konstrak yang akan
mempermudah peneliti untuk melihat model secara keseluruhan.

3.7.6 Melakukan Konversi Diagram Jalur ke dalam Sistem Persamaan


Adapun persamaan yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Model 1 (Pengaruh Langsung)

KSIA = β1(PK) + β2(KP) + e

Model 1 (Pengaruh dengan menggunakan Variabel Moderasi)

KLPD = β1(PK) + β2(KP) + β3(PP*PK) + β4(PP*KP) + e


Keterangan:
KSIA : Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

68
PK : Pengalaman Kerja
KP : Kemampuan Teknik Pemakai
PP : Pendidikan dan Pelatihan
β1-4 : Koefisien
PP*PK : Interaksi antara Pendidikan dan Pelatihan dengan Pengalaman Kerja
PP*KP : Interaksi antara Pendidikan dan Pelatihan dengan Kemampuan
Teknik Pemakai
e : Faktor kesalahan (error)

3.7.7 Estimasi Koefisien Jalur, Loading dan Weight


Metode pendugaan estimasi dalam PLS menggunakan metode kuadrat
terkecil (least square methods) dengan proses perhitungan melalui iterasi.
Pendugaan parameter di dalam PLS dalam penelitian ini yaitu:
1) Weight estimate, untuk memberikan skor variabel laten
2) Path estimate, menggambarkan kekuatan hubungan antar konstruk dan
menaksir loading factor yang menghubungkan variabel laten dengan
indikatornya.
3) Means parameter, hubungan antara variabel laten dengan indikator dan
dengan variabel laten lain.

3.7.8 Evaluasi Goodness of Fit Model


Model goodness of fit secara ringkas dapat dijelaskan pada Tabel 3.4
berikut ini :

69
Tabel 3. 3
Goodness of Fit Model

Uji Kreteria
Indikator Indeks Output
Model Terpenuhi
Outer Formatif Weght Estimate
T Statistic 1.96
Model
Reflektif Convergent Loading
Loading Factor 0.60
Validity Factor
Outer Refletif Convergent AVE AVE 0.50
Model Validity Communalit Communality
0.05
y
Discriminant Cross
Validity Loading Faktor
Loading Faktor ≥
korelasi item
dengan variabel
laten

AVE vs Korelasi
Akar AVE Korelasi antar variabel

Reliability Composite Nilai Composite


Reliability Reliability 0.70
Cronbach’s Nilai Cronbach’s
Alpha Alpha 0.60
Inner Q-Square Predictive Semakin besar Q2 Maka kontribusi
Model Relevance (Q2) eksogen terhadap endogen semakin
besar serta model struktural yang
dihasilkan semakin baik.

70
3.7.9 Pengujian Hipotesis
Hipotesis merupakan pernyataan-pernyataan yang menggambarkan
seuatu hubungan antara dua variabel yang berkaitan dengan suatu kasus
tertentu dan merupakan anggapan sementara yang perlu diuji benar atau tidak
tentang dugaan dalam suatu penelitian. Pengujian hipotesis pada penelitian ini
dilakukan dengan metode boostrapping non-parametrik untuk melakukan
pengujian terhadap signifikan koefisiennya, karena PLS tidak mengasumsikan
data yang berdistribusi normal. Boostrapping merupakan metode yang
ditujukan untuk dapat mengatasi permasalahan dalam statistika, salah satunya
data yang terlalu sedikit, data yang menyimpang dari asumsi, serta data yang
tidak memiliki asumsi sama sekali dalam distribusinya.
Apabila dilihat dari path coefficient, hubungan antara dua variabel
dapat dikatakan signifikan jika nilai path coefficient > 0,1 dan menggunakan
two-tailed t-test dengan signifikan 0,05. Kriteria penerimaan atau penolakan
hipotesa yaitu Ha diterima dan Ho ditolak apabila t- statistik > 1,96. Maka
nilai koefisien dan path coefficient dikatakan signifikan jika t hitung > t tabel
yaitu sebesar 1,96 (nilai 1.96 berarti nilai t tabel dalam melakukan keyakinan
sebesar 95%.

71
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir. 2014. Pengenalan Sistem Informasi Edisi Revisi.


Andi.Yogyakarta.
Adnyani, K. W., & Julianto, I. P. (2021). Pengaruh Sistem Pengendalian
Internal, GCG, dan Keberadaan Awig-Awig terhadap Kinerja Lembaga
Perkreditan Desa Dengan Tri Hita Karana Sebagai Variabel Moderasi
(Studi Empiris Pada LPD di Kecamatan Mendoyo, Kabupaten
Jembrana. JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Undiksha,
12(2), 413-424.
Almilia, Luciana Spica dan Irmaya Briliantien. 2007. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada Bank Umum
Pemerintah Di Wilayah Surabaya Dan Sidoarjo. Jurnal. STIE Perbanas
Surabaya.
Ardiwinata, IGNP, & Sujana, IK (2019). Pengaruh Kemampuan Teknik
Personal, masalah Pemakai, Pelatihan Dan Pendidikan Kinerja Pada
Sistem Informasi Akuntansi. E-Jurnal Akuntansi , 27 (3), 1867-1896.
Candra, Putu. 2022. Dugaan Korupsi LPD Desa Adat Kota Tabanan Rp 7,3
Miliar, Mantan Ketua dan Sekretaris Diadili. Artikel ini telah tayang di
Tribun-Bali.com diakses pada 5 April 2023.
Davis, F. D, Bagozzi, R. P, and Warshaw, P. R. 1989. User Acceptance of
Computer Technology: A Comparison of Two Theoretical Models,
Management and Science (35:8), pp. 982-1002.
Dharmawan, J. and Ardianto, J., 2017. Pengaruh Kemutakhiran Teknologi,
Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi, Program Pelatihan
Pengguna Dan Dukungan Manajemen Puncak Terhadap Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi. Ultimaccounting: Jurnal Ilmu Akuntansi, 9(1),
pp.60-78.
Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Cetakan IV. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Granell, Ximo. 2014. Multilingual Information Management: Information,
Technology, and Translators. Chandos Publishing. Oxford.
Handoko, Richard dan Ida Bagus Dharmadiaksa. 2017. Faktor-faktor yang
Memengaruhi Pada Efektifitas Sistem Informasi Akuntansi Hotel
Berbintang Tiga Di Denpasar. E Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.
1101-1130
https://bali.tribunnews.com/2022/03/22/dugaan-korupsi-lpd-desa-adat-
kota-tabanan-rp-73-miliar-mantan-ketua-dan-sekretaris-diadili
Hussin, H., King. M. and Cragg, P.B. 2002. IT Alignment in Small Firms.
European Journal of Information Systems, 11 (1), pp: 108-127.
Jayanti, K.M., Yuniarta, G.A., Ak, S.E. and Julianto, I.P., 2018. Pengaruh
kemampuan teknik personal, pendidikan dan pelatihan pengguna serta
dukungan manajemen puncak terhadap kinerja sistem informasi
akuntansi pada SPPBE Di Kabupaten Tabanan. JIMAT (Jurnal Ilmiah

72
Mahasiswa Akuntansi) Undiksha, 8(2).
Jen, Tjhai Fung. 2002. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi. Journal Bisnis Akuntansi. (4:2). 135-154.
Jogiyanto. 2000. Sistem informasi Berbasis Kompııter. Edişi Kedua.
Yogyakarta: BPFE.
Lantari, N. (2023). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Sistem Informasi Akuntansi (Sia) Pada Lembaga Perkreditan Desa
(Lpd) Di Kecamatan Petang (Disertasi Doktor, Universitas
Mahasaraswati Denpasar).
Latan, H., & Ghozali, I. (2017). Partial Least Squares: Konsep, Metode dan
Aplikasi menggunakan Program WarpPLS 5.0 (Third Edit). Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Lee, et al. 2003. Frequency of Instan Noodle (Ramyeon) Intake and Food
Value Recognition and Their Relationship to Blood Lipid Lecels of
Male Adolescents in Rural Area. Korean Journal of Community
Nutrition Agustus 2003; 8 (4):485-489.
Manikka Santhi, Ias (2022). Pengaruh Pengalaman Kerja, Tingkat
Pendidikan, Kemampuan Teknik Personal, Dan Keterlibatan Pemakai
Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada Lembaga
Perkreditan Desa (Lpd) Di Kecamatan Ubud (Disertasi
Doktor, Universitas Mahasaraswati Denpasar).
Marshall B. Romney dan Paul John Steinbart. 2018 Sistem Informasi
Akuntansi: Accounting Information Systems (Edisi 13), Prentice Hall.
Maryani, T. (2020). Pengaruh partisipasi pemakai sistem informasi,
kemampuan pemakai sistem informasi, ukuran organisasi, pelatihan
program dan pendidikan terhadap kinerja sistem informasi
akuntansi. Prisma (Platform Riset Mahasiswa Akuntansi) , 1 (1), 36-46.
Mukholid, W., & Setiawati, E. 2016. Analisis Faktor-Faktor Yang
Mepengaruhi Kinerja Pengguna Sistem Informasi Akuntansi Pada Bank
Konvensional (StudiEmpiris di KabupatenWonogiri)(Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Muliana, IK, Suprasto, HB, & Ratnadi, NMD (2017). Pengaruh partisipasi
pemakai sistem informasi akuntansi dukungan manajemen puncak dan
pendidikan dan pelatihan pada kinerja sistem informasi akuntansi
dengan kerumitan tugas sebagai variabel pemoderasi. E-Jurnal Ekonomi
dan Bisnis Universitas Udayana , 6 (2017), 2413-2440.
Muliana, IK, Suprasto, HB, & Ratnadi, NMD (2017). Pengaruh partisipasi
pemakai sistem informasi akuntansi dukungan manajemen puncak dan
pendidikan dan pelatihan pada kinerja sistem informasi akuntansi
dengan kerumitan tugas sebagai variabel pemoderasi. E-Jurnal Ekonomi
dan Bisnis Universitas Udayana , 6 (2017), 2413-2440.
Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Desa Adat Di
Bali. 28 Mei 2019. Lembaran Daerah Provinsi Bali Tahun 2019 Nomor
4 Noreg Peraturan Daerah Provinsi Bali: (4-131/2019) Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Bali Nomor 4. Denpasar.

73
Prabowo, Galang Rahadian, Amir Mahmud, dan Henny Murtini. 2014.
Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi (Studi Kasus Pada Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Temanggung). E-Jurnal. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi,
Universitas Negeri Semarang. ISSN 2252-6765.
Pradani, N.L.C., Edy Sujana, S.E. and Purnamawati, I.G.A., 2017. Pengaruh
kecanggihan teknologi informasi, perlindungan sistem informasi,
partisipasi manajemen dan pengetahuan manajer akuntansi terhadap
efektivitas sistem informasi akuntansi pada hotel berbintang di
kabupaten karangasem. JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi)
Undiksha, 7(1).
Pranata, IPA, Arizona, IPE, & Ernawatiningsih, NPL (2021). Pengaruh
Pengalaman Kerja, Kompleksitas Tugas, Menyelesaikan Pemakai,
Pelatihan Dan Pendidikan Dan Partisipasi Manajemen Terhadap Kinerja
Sistem Informasi Akuntansi Pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Di
Kecamatan Klungkung. KARMA (Karya Riset Mahasiswa
Akuntansi) , 1 (5), 1506-1514.
Ratnaningsih, Kadek Indah dan I Gusti Ngurah Agung Suaryana. 2014.
Pengaruh Kecanggihan Teknologi Informasi, Partisipasi Manajemen,
dan Pengetahuan Manajer Akuntansi pada Efektivitas Sistem Informasi
Akuntansi. E-jurnal. Akuntansi Universitas Udayana. 6.1 (2014):1-16.
Ratnasih, Komang Septi, Edy Sujana, dan Ni Kadek Sinarwati. 2017.
Pengaruh Kecanggihan Teknologi Informasi, Partisipasi Pengguna, dan
Kemampuan Pengguna Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Pada Pt Pln (Persero) Area Bali Utara (Kantor Pusat). E-jurnal S1
Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program
S1 (Volume 7 No. 1 Tahun 2017).
Robins, R.W., Tracy, J.L., Trzesniewski, K., Potter, J. and Gosling, S.D.,
2001. Personality correlates of self-esteem.Journal of research in
personality, 35(4), pp.463-482.
Santa ̧ Puput Gio. 2014 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Sistem Informasi Akuntansi (Studi kasus pada Bank Jateng di
Kabupaten Sragen). E-jurnal. Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya
Yogyakarta.
Sari, G.A.M.K.N., Mendra, N.P.Y. and Adiyadnya, M.S.P., 2019,
December. Pengaruh Kecanggihan Teknologi Informasi, Partisipasi
Manajemen, dan Kemampuan Teknik Pemakai SIA Terhadap
Efektivitas SIA pada Main Office of Krisna Holding Company. In
Seminar Nasional Inovasi dalam Penelitian Sains, Teknologi dan
Humaniora-InoBali (pp. 524-531).
Sedarmayanti. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi
Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung: PT: Refika
Aditama.
Sugihartini, KE, & Kepramareni, P. (2022). PEngaruh Partisipasi Pemakai,
Dukungan Manajemen Puncak, Pelatihan Dan Pengalaman Kerja

74
Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada Koperasi Simpan
Pinjam Kecamatan Abiansemal. Kumpulan Hasil Riset Mahasiswa
Akuntansi (KHARISMA) , 4 (2), 1-10.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Manajemen. Cetakan ke-6. Bandung:
Alfabeta.
Suryawarman, A.A Ngr Kaweswara. dan Widhiyani, Ni Luh Sari. 2012.
Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi Pada Restoran Waralaba Asing Di Kota Denpasar. E-jurnal.
Universitas Udayana.
Syahril, W. N., & Rikumahu, B. (2019). Penggunaan Technology
Acceptance Model (TAM) dalam Analisis Minat Perilaku Penggunaan
E-Money pada Mahasiswa Universitas Telkom. Jurnal Mitra
Manajemen, 3(2), 201-214.
Wardani, D.K. and Andriyani, I., 2017. Pengaruh Kualitas Sumber Daya
Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, Dan Sistem Pengendalian
Intern Terhadap Keandalan Pelaporan Keuangan Pemerintahan Desa Di
Kabupaten Klaten. Jurnal Akuntansi, 5(2), pp.88-98.
Widodo, Suparno. 2015. Manajemen Pengembangan Sumber Daya
Manusia.Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR
Wulandari, Nla (2022). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi Pada Lembaga Perkreditan Desa Di Kecamatan
Manggis (Disertasi Doktor, Universitas Mahasaraswati Denpasar).
Kuntadi, C., & Pramukty, R. (2023). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi: Keterlibatan Pemakaian Dalam
Pengembangan, Pelatihan Pemakai dan Ukuran Organisasi. IJM:
Indonesian Journal of Multidisciplinary, 1(3), 943-951.
Sabilisa, K., Mahsuni, A. W., & Hariri, H. (2022). Pengaruh Sistem
Informasi Akuntansi Dan Penggunaan Teknologi Informasi Terhadap
Kinerja Manajerial Pada Perbankan Di Kota Malang. e_Jurnal Ilmiah
Riset Akuntansi, 11(11).
Putri, S. D., Kuntadi, C., & Pramukty, R. (2023). Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi: Partisipasi
Pemakai Sistem Informasi Akuntansi, Kemampuan Pemakai Sistem
Informasi Akuntansi, Ukuran Organisasi, dan Program Pelatihan
Pendidikan. Madani: Jurnal Ilmiah Multidisiplin, 1(5).
Risanti, T. Y., & Sulistiyo, H. (2022). Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan,
Partisipasi Pengguna, Dan Dukungan Manajemen Puncak Terhadap
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Di PT. Triangle Motorindo
Semarang. Dharma Ekonomi, 29(2), 127-141.
Alifa, S., Asri, W. N., Indrijawati, A., & Ferdiansah, M. I. (2023).
LITERATURE REVIEW PENGARUH KEPERCAYAAN DAN
KEPUASAN KONSUMEN/PELANGGAN PADA PROSES BISNIS
E-COMMERCE. Jurnal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi, 3(1), 100-107.

75
Lampiran 1 Hasil Penelitian Terdahulu

Table 1
Hasil Penelitian Sebelumnya

Teknik
No Peneliti/Tahun/Judul Variabel Peneliti Analisis Hasil Penelitian
Data
1. Purwanto, dkk. (2016) a. Variabel Analisis Pengetahuan
Pengaruh Pengetahuan Independen : Regresi Karyawan Bagian
Karyawan Bagian Pengetahuan Linear Akuntansi Dan
Akuntansi, Dan Karyawan Bagian Berganda Pemanfaatan
Pemanfaatan Akuntansi, Teknologi Informasi
Teknologi Informasi Partisipasi Mempunyai Pengaruh
Terhadap Efektivitas Manajemen, Dan Positif Dan Signifikan
(Sistem Informasi Pemanfaatan Terhadap Efektivitas
Akuntansi ) SIA Pada Teknologi SIA.
Studi Empiris Hotel Di Informasi
Surakarta b. Variabel
Dependen :
Efektivitas Sistem
Informasi.
2. Febrianingsih (2016), a. Variabel Analisis Pengaruh informasi
Pengaruh Pemanfaatan Independen : Regresi berpengaruh terhadap
Teknologi Informasi Pengetahuan Linear efektivitas sistem
Dan Pengetahuan Karyawan Bagian Berganda informasi akuntansi.
Karyawan Bagian Akuntansi, Pengetahuan pegawai
Akuntansi Terhadap Partisipasi akuntansi tidak
Efektivitas Sistem Manajemen, Dan mempengaruhi
Informasi Akuntansi Pemanfaatan efektivitas sistem
Dengan Pelatihan Teknologi informasi akuntansi.
Sebagai Variabel Informasi Pengetahuan pegawai
Kontrol b. Variabel akuntansi dilihat dari
Dependen : pelatihan tidak ada
Efektivitas Sistem efektivitas sistem
Informasi. informasi akuntansi.

3. Prastowo (2021) a. Variabel Analisis Keterlibatan pemakai


Analisis Faktor-Faktor Independen : regresi dalam pengembangan,
Yang Mempengaruhi Keterlibatan linear kemampuan teknik
Kinerja Sistem pemakai dalam berganda personal, ukuran
Informasi Akuntansi pengembangan, organisasi, formalisasi
(SIA) Pada Lembaga Program pelatihan pengembangan sistem

76
Perkreditan Desa dan pendidikan, informasi, program
(Lpd) Di Kecamatan kemampuan pendidikan dan
Denpasar Utara teknik personal, pelatihan, keberadaan
Ukuran organisasi, badan pengawas
Formalisasi tidak berpengaruh
pengembangan terhadap kinerja SIA,
sistem, sedangkan dukungan
manajemen manajemen puncak
puncak ,keberadaa berpengaruh positif
n badan pengawas pada kinerja SIA
b. Variabel tidak berpengaruh
Dependen : terhadap kinerja
Efektivitas Sistem
Informasi
4. Safitri (2021) Analisis a. Variabel Analisis Keterlibatan
Faktor-Faktor yang Independen : Regresi pengguna dalam
Mempengaruhi keterlibatan Linaer pengembangan
Kinerja Sistem pengguna dalam Berganda sistem, program
Informasi Akuntansi pengembangan pelatihan dan
pada Lembaga sistem, program pendidikan pemakai,
Perkreditan Desa pelatihan dan kemampuan teknik
pendidikan personal, komunikasi
pemakai, pengguna dan
kemampuan pengembang sistem
teknik personal, informasi dan ukuran
komunikasi organisasi
pengguna dan berpengaruh positif
pengembang signifikan pada
sistem informasi kinerja SIA.
dan ukuran
organisasi
b. Variabel
Dependen :
Efektivitas Sistem
Informasi
5. Endika (2022), Faktor- a. Variabe Analisis Pengalaman kerja,
Faktor Yang l Regresi dukungan pejabat
Mempengaruhi Independen :Pe Linaer struktural
Kinerja Sistem ngalaman Berganda berpengaruh positif
Informasi Akuntansi Kerja, terhadap kinerja
Lembaga Perkreditan Dukungan sistem informasi
Desa Sekota Denpasar pejabat akuntansi, keterlibatan
Struktural, pengguna tidak
Keterlibatan perpengaruh positif

77
Pengguna, terhadap kinerja
kemampuan sistem informasi
teknik personal akuntansi,
b. Variabe kemampuan teknik
l Dependen : personal tidak
Kinerja sistem berpengaruh
informasi terhadap kinerja
akuntansi. sistem informasi
akuntansi.
6. Mahoni (2022), a. Variabe Analisis Keterlibatan Pemakai
Analisis Faktor – l Regresi Dalam Pengembangan
Faktor Yang Independen :Ke Linear Sistem, Kemampuan
Mempengaruhi terlibatan Berganda Teknik
Kinerja Pemakai dalam Personal,Program
Sistem Informasi pengembangan Pendidikan dan
Akuntansi (Sia) Di sistem, Pelatihan Pemakai
Pusat Pemerintahan kemampuan tidak berpengaruh
Kabupaten Badung teknik personal, terhadap kinerja
dukungan SIA. Sedangkan
manajemen Dukungan
puncak, Manajemen Puncak,
formalisasi Formalisasi
pengembangan Pengembangan
sistem, Sistem berpengaruh
program positif terhadap
pendidikan dan kinerja SIA.
pelatihan,
b. Variabe
l Dependen :
Kinerja sistem
informasi
akuntansi.
7. Teri Teri (2022), a. Variabe analisis Keterlibatan antar
Faktor-faktor yang l Independen : regresi pengguna, program
Mempengaruhi Keterlibatan linear pendidikan dan
Kinerja Sistem Antar berganda pelatihan serta
Informasi Akuntansi Pengguna, . dukungan manajemen
pada Rumah Sakit Program puncak memiliki
Umum Daerah Pendidikan Dan pengaruh positif
Kota Palopo Pelatihan, signifikan terhadap
Dukungan kinerja sistem
Manajemen informasi akuntansi.
Puncak
b. Variabe

78
l Dependen :
Kinerja sistem
informasi
akuntansi.
8. Risanti (2022), a. Variabe regresi Pendidikan dan
pengaruh pendidikan l Independen : linaer pelatihan tidak
dan pelatihan, Pendidikan dan berganda berpengaruh terhadap
partisipasi pengguna, pelatihan, kinerja sistem
dan dukungan partisipasi informasi akuntansi.
manajemen puncak pengguna, Partisipasi pengguna
terhadap kinerja dukungan berpengaruh positif
sistem informasi puncak terhadap kinerja
akuntansi di Triangle b. Variabe sistem informasi
Motorindo Semarang l Dependen : akuntansi. Dukungan
Kinerja sistem manajemen puncak
informasi berpengaruh
akuntansi positif terhadap
kinerja sistem
informasi akuntansi.

9. Shofiani (2022), a. Variabe Analisis Ukuran organisasi,


Faktor-Faktor Yang l Independen : regresi kemampuan teknis
Mempengaruhi Ukuran linaer personal, program
Kinerja Sistem Organisasi, berganda pelatihan dan
Informasi Akuntansi kemampuan pendidikan, dan
Pada Perusahaan teknik personal, dukungan manajemen
Umum Daerah Air program puncak berpengaruh
Minum (Perumda) pelatihan dan signifikan terhadap
Tirtayasa Kota pendidikan, kinerja sistem
Pekalongan dukungan informasi akuntansi,
manajemen sedangkan
puncak, keterlibatan pengguna
keterlibatan tidak berpengaruh
pengguna signifikan.
b. Variabe
l Dependen :
Kinerja sistem
informasi
akuntansi
10. Anggarawati (2022), a. Variabe Analisis keterlibatan pemakai
Kinerja Sistem l Independen : Regresi dalam pengembangan
Informasi Akuntansi Keterlibatan linaer sistem informasi
Pada Lembaga pemakai. berganda akuntansi, program
Perkreditan Desa Di kemampuan pelatihan dan

79
Kecamatan teknik personal, pendidikan, ukuran
Abiansemal program organisasi tidak
pelatihan dan berpengaruh terhadap
pendidikan, kinerja sistem
ukuran informasi
organisasi Akuntansi,
keberadaan Kemampuan teknik
dewan personal berpengaruh
pengarah positif terhadap
b. Variabe kinerja sistem
l Dependen : informasi akuntansi,
Kinerja Sistem Keberadaan dewan
informasi pengarah sistem
akuntansi informasi
berpengaruh negatif
terhadap kinerja
sistem informasi
akuntansi.
11. Indrayani (2022), a. Variabe Analisis Dukungan
Pengaruh Dukungan l Independen : Regresi manajemen puncak,
Manajemen Puncak, Dukungan Linaer Kemampuan teknik
Kemampuan Teknik manajemen Berganda personal serta
Personal, Program puncak, Program pendidikan
Pendidikan Dan kemampuan dan pelatihan
Pelatihan Terhadap teknik personal, berpengaruh positif
Kinerja Sistem program signifikan terhadap
Informasi Akuntansi pelatihan dan kinerja sistem
pendidikan informasi akuntansi
b. Variabe
l Dependen :
Kinerja Sistem
informasi
akuntansi
12. Risanti (2022), a. Variabe Analisis Pendidikan dan
Pengaruh Pendidikan l Independen : regresi pelatihan tidak
Dan Pelatihan, Pendidikan dan linaer berpengaruh
Partisipasi Pengguna, pelatihan, Berganda terhadap kinerja
Dan Dukungan Partisipasi sistem informasi
Manajemen Puncak pengguna, akuntansi. Partisipasi
Terhadap Kinerja Dukungan pengguna
Sistem Informasi manajemen berpengaruh positif
Akuntansi Di PT. puncak terhadap kinerja
Triangle Motorindo b. Variabe sistem informasi
Semarang l Dependen : akuntansi. Dukungan

80
Kinerja Sistem manajemen puncak
informasi berpengaruh positif
akuntansi terhadap kinerja
sistem informasi
akuntansi.
13. Sugihartini (2022), a. Variabe Analisis Partisipasi pemakai
Pengaruh Partisipasi l Independen : Regresi dan Dukungan
Pemakai, Dukungan Pengaruh Linaer manajemen puncak
Manajemen Partisipasi Berganda berpengaruh positif
Puncak, Pelatihan Dan Pemakai, terhadap kinerja
Pengalaman Kerja Dukungan sistem
Terhadap Manajemen informasi akuntansi
Kinerja Sistem Puncak, Sedangkan Pelatihan
Informasi Akuntansi Pelatihan Dan tidak dan Pengalaman
Pada Koperasi Pengalaman kerja berpengaruh
Simpan Pinjam Kerja terhadap kinerja
Kecamatan b. Variabe sistem informasi
Abiansemal l Dependen : akuntansi.
Kinerja Sistem
informasi
akuntansi
14. Munisari (2023), a. Variabe Analisis keterlibatan
Faktor-Faktor yang l Independen : regresi pemakai, pelatihan
Mempengaruhi Keterlibatan linaer pemakai, dan ukuran
Kinerja Sistem Pemakai, berganda organisasi memiliki
Informasi Pelatihan pengaruh yang
Akuntansi: pemakai, signifikan
Keterlibatan ukuran terhadap kinerja
Pemakaian Dalam organisasi sistem informasi
Pengembangan, b. Variabe akuntansi.
Pelatihan Pemakai dan l Dependen :
Ukuran Organisasi Kinerja sistem
informasi
akuntansi
15. Putri (2023), Faktor- a. Variabe Analisis Partisipasi pemakai
Faktor yang l Independen : regresi sistem informasi
Mempengaruhi partisipasi linaer akuntansi,
Kinerja Sistem pemakai, berganda Kemampuan pemakai,
Informasi Akuntansi: kemampuan Ukuran organisasi,
Partisipasi Pemakai pemakai, Program pelatihan
Sistem Informasi ukuran pendidikan
Akuntansi, organisasi dan berpengaruh terhadap
Kemampuan Pemakai program kinerja
Sistem Informasi pelatihan sistem informasi

81
Akuntansi, Ukuran pendidikan akuntansi.
Organisasi, dan b. Variabe
Program Pelatihan l Dependen :
Pendidikan Kinerja sistem
informasi
akuntansi

82
Lampiran 2 Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

Perihal : Permohonan Menjadi Responden


Lampiran : 1 (satu) berkas

Yth. Bapak/Ibu Ketua LPD di Kabupaten Tabanan


di –
tempat

Dengan hormat,
Dalam rangka penyusunan Tugas Akhir (Tesis) sebagai salah satu syarat
menyelesaikan Program Studi S2 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha, maka
dengan ini saya:
Nama : Ni Luh Ayu Widiasih
Prodi : S2 Akuntansi
NIM : 2229141041
Universitas : Universitas Pendidikan Ganesha
Bermaksud untuk melakukan penelitian tentang “Pendidikan Dan Pelatihan
Dalam Memoderasi Pengalaman Kerja dan Kemampuan Pengguna Terhadap
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada Lembaga Perkreditan Desa”. Besar
harapan saya agar Bapak/Ibu dapat membantu mengisi kuesioner ini secara benar,
lengkap, dan jelas. Tujuan penelitian ini hanyalah semata-mata untuk tujuan ilmiah,
data yang terkumpul nantinya akan dianalisis dan segala identitas beserta jawaban
yang diberikan dijaga kerahasiaannya. Atas kerjasama dan kesediaan Bapak/Ibu saya
ucapkan terimakasih.

Hormat saya,
Peneliti

Ni Luh Ayu Widiasih NIM.

83
2229141041

84
A. Identitas Responden

Nama Responden : ...…………………………………………………...

Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

Umur :

Jabatan : Ketua LPD

Pendidikan Terakhir : SD SMP SMA/SMK

D3 S1 S2

S3 ………

Nama LPD : ……………………………………………………..

Alamat LPD : ……………………………………………………..

B. Petunjuk Pengisian

1. Sebelum menjawab setiap pernyataan, mohon dibaca terlebih dahulu dengan

baik dan benar.

2. Dalam mengisi kuesioner mohon untuk mengisi seluruh pernyataannya

karena sangat dibutuhkan untuk kepentingan penelitian.

3. Pilihlah jawaban dengan memberikan tanda centang (✔) pada salah satu

jawaban yang paling sesuai menurut anda. Penilaian dilakukan berdasarkan

skala 1 sampai dengan 4 yang memiliki makna sebagai berikut:

STS = Sangat tidak setuju dengan nilai 1

TS = Tidak setuju dengan nilai 2

S = Setuju dengan nilai 3

SS = Sangat setuju dengan nilai 4

85
4. Setelah melakukan pengisian, mohon Bapak/Ibu mengembalikan kepada

yang menyerahkan kuesioner.

5. Atas perhatian dan waktu yang Bapak/Ibu berikan saya ucapkan terimakasih.

86
1. Pertanyaan dibawah ini berkaitan dengan persepsi Bapak/Ibu terhadap Pengaruh

Pengalaman Kerja yang terdapat dalam perusahaan tempat Bapak/Ibu/Saudara

bekerja. Mohon pilih dan checklist kolom yang Bapak/Ibu/Saudara anggap

paling tepat mencerminkan persepsi Bapak/Ibu/Saudara.

No Pernyataan STS TS S SS
A.

B.
1
2
3
C.
1
2
D.
1
2
3
D.
1
2

Sumber: Suwarmika dkk., (2019)

2. Pertanyaan dibawah ini berkaitan dengan persepsi Bapak/Ibu terhadap Pengaruh

Kemampuan Pengguna yang terdapat dalam perusahaan tempat

Bapak/Ibu/Saudara bekerja. Mohon pilih dan checklist kolom yang

Bapak/Ibu/Saudara anggap paling tepat mencerminkan persepsi

Bapak/Ibu/Saudara.

No Pernyataan STS TS S SS

87
A.
1
2
3
4
5
6
7
B.
1
2
3
4
C.
1
2
3
4

Sumber: Riana (2021)

3. Pertanyaan dibawah ini berkaitan dengan persepsi Bapak/Ibu terhadap Pengaruh

Pendidikan dan Pelatihan yang terdapat dalam perusahaan tempat

Bapak/Ibu/Saudara bekerja. Mohon pilih dan checklist kolom yang

Bapak/Ibu/Saudara anggap paling tepat mencerminkan persepsi

Bapak/Ibu/Saudara.

No Pernyataan STS TS S SS
A.
1
2
3
4
5

88
B.
1
2
3
4
5
6
C.
1
2
3
C.
1
2
3

Sumber: Riana dan Wirasedana (2018)

4. Pertanyaan dibawah ini berkaitan dengan persepsi Bapak/Ibu terhadap Pengaruh

Kinerja Lembaga Perkreditan Desa (LPD) yang terdapat dalam perusahaan

tempat Bapak/Ibu/Saudara bekerja. Mohon pilih dan checklist kolom yang

Bapak/Ibu/Saudara anggap paling tepat mencerminkan persepsi

Bapak/Ibu/Saudara.

No Pernyataan STS TS S SS
Perspektif Pembelajaran
1
2
3

89
5
6

7
8

9
10

Sumber: Riana dan Wirasedana (2018)

90

Anda mungkin juga menyukai