Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

TATA KELOLA SISTEM INFORMASI

Dosen pengampu: R. Hendri Gusaptono, Drs. MM.

Disusun Oleh :
Kelompok 2
1. Siti Nurmahmudah 141200049
2. Selawati 141200068
3. Nava Aulia Damayanti 141200082
4. Alfina Dyah Titisari 141200100
5. Rien Arfan 141200101
6. Enris Salia Dewi 141200104

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Tata Kelola Sistem Informasi” ini dengan tepat waktu. Adapun tujuan dari
penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tuga pada mata kuliah Sistem
Informasi Manajemen. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang bagaimana proses tata kelola sistem informasi yang benar bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak R. Hendri Gusaptono, Drs.


MM, selaku dosen pengampu mata kuliah Sistem Informasi Manajemen yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah yang
kami tulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, 17 Februari 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

JUDUL 1

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I 4
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan 5

BAB II 6
A. Transformasi Digital 6
B. Tata Kelola Sistem Informasi 7
C. Manajemen Jasa IT 9
D. Data dan Informasi 12
E. Kualitas Informasi 15

BAB III 19
A. Kesimpulan 19
B. Saran 19

DAFTAR PUSTAKA 20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi dan penggunaannya akan terus


meningkat dari waktu ke waktu, kecepatan dan keakuratan informasi akan
menjadi kebutuhan untuk menggerakkan roda ekonomi, bisnis, masyarakat
dan pemerintahan. Perkembangan teknologi informasi semakin marak dan
terus mengalami perkembangan. Sehingga para pengguna informasi terus
mencoba mencari informasi dengan berbagai cara, baik itu secara offline
maupun online. Kemajuan di bidang teknologi informasi tersebut
membuat penyajian informasi tentang berbagai aspek secara lebih praktis
dan mudah secara online. Sebelum Revolusi Industri 4.0, perusahaan
menggunakan aset dan sumber daya manusia sebagai sumber utama
mereka untuk mencapai keunggulan kompetitif mereka. Namun, dengan
kemajuan Revolusi Industri 4.0 dan sekarang Industri 5.0, informasi telah
menjadi sumber daya yang sama pentingnya dengan aset dan manusia.
Sebagai salah satu hal penting, dimana setiap perusahaan akan
berusaha semaksimal mungkin memberikan pelayanan yang terbaik untuk
para pelanggan. Terlebih lagi, pada era berkembangnya Teknologi
Informasi, tentu perusahaan mencoba menarik simpati pelanggan dengan
menggunakan layanan teknologi, yang tentu saja akan mempermudah
pelanggan dan meningkatkan kualitas perusahaan dimata pelanggannya.
Peran sistem informasi juga dapat berperan untuk mengatasi permasalahan
yang dihadapi proses bisnis perusahaan.
Oleh karena itu, manajer memasukkan pengetahuan sebagai salah
satu sumber daya perusahaan. Jika perusahaan memiliki informasi yang
baik, pengambil keputusan juga dapat membuat keputusan yang baik.
Sistem informasi tidak hanya ditujukan untuk internal perusahaan, tetapi
juga meluas ke pelanggan, pemasok dan semua stakeholder perusahaan.

4
5

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan transformasi digital?


2. Bagaimana bentuk tata kelola informasi?
3. Apa saja sistem IT service management?
4. Bagaimana bentuk data dan informasi ?
5. Apa saja kualitas informasi?
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan transformasi digital.


2. Untuk mengetahui bentuk tata kelola informasi.
3. Untuk menganalisis apa saja sistem IT service management
4. Untuk mengkaji bentuk data dan informasi.
5. Untuk mengetahui apa saja kualitas informasi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Transformasi Digital

Transformasi digital merupakan proses pengubahan berbagai


kegiatan dan proses ke dalam bentuk digital. Sehingga, kegiatan dan
proses dapat dilakukan melalui teknologi komputasi dan sistem informasi
(Westerman, Bonnet, & McAfee, 2014). Westerman, dkk (2014)
merancang sebuah matriks yang menggambarkan hubungan antara
kemampuan digital (digital capabilities) dengan kemampuan
kepemimpinan (leadership capabilities).

Digital capabilities merupakan satu set elemen transformasi digital


yang diimplementasikan oleh organisasi, termasuk aset strategis dan
investasi digital yang digunakan untuk menciptakan elemen tersebut.
Dalam penelitian menunjukkan bahwa para eksekutif secara digital
mengubah tiga bidang utama organisasi yaitu, pengalaman pelanggan,
proses operasional, dan model bisnis. Leadership capabilities merupakan
kemampuan para eksekutif senior mendorong perubahan di seluruh
organisasi. hal ini termasuk menciptakan dan mengkomunikasikan visi,
membangun mekanisme tata kelola dan pengukuran, dan membangun
budaya siap-digital. hal ini juga berfungsi sebagai sarana bagi para
pemimpin untuk memastikan bahwa blok bangunan sistem informasi telah
dibangun secara efektif dan bahwa organisasi memiliki keterampilan dan
budaya untuk memanfaatkan sistem informasi.

Matriks kematangan digital yang dirancang oleh Westerman, dkk.


(2014) memiliki empat kuadran. Masing-masing kuadran memiliki ciri-ciri
yang menggambarkan kematangan digital suatu perusahaan seperti pada
gambar 1.

6
7

Gambar 1. Matriks Kematangan Digital (Westerman, dkk. 2014)

B. Tata Kelola Sistem Informasi


The Australian Standard for Corporate Governance of Information
and Communication Technology (Standar Australia untuk Tata Kelola
Perusahaan Teknologi Informasi dan Komunikasi) mendefinisikan Tata
Kelola Perusahaan TIK sebagai sistem penggunaan TIK saat ini dan masa
depan yang diarahkan dan dikendalikan , termasuk mengevaluasi dan
mengarahkan rencana penggunaan TIK untuk mencapai rencana, termasuk
strategi dan kebijakan menggunakan TIK dalam sebuah organisasi.
Tujuan utama tata kelola informasi dan teknologi (TI) adalah
untuk:
1. Memastikan bahwa penggunaan informasi dan teknologi
menghasilkan nilai bisnis,
2. Mengawasi kinerja manajemen dan
3. Mengurangi risiko yang terkait dengan penggunaan informasi dan
teknologi
8

Hal ini dapat dilakukan dengan arah Dewan Direksi, dengan


menerapkan struktur organisasi yang akuntabel dan terdefinisi dengan baik
dalam membuat keputusan yang berdampak pada pencapaian tujuan
strategis, Selain itu, manajemen juga perlu melembagakan praktik yang
baik melalui pengorganisasian kegiatan yang jelas dan dapat dikaitkan
dengan tujuan strategis organisasi atau perusahaan.
Beberapa jenis tata kelola sistem informasi yang dapat dipilih oleh
manajemen diantaranya adalah:
● Control Objectives for Information and Related Technology
(COBIT) adalah kerangka kerja untuk mengembangkan,
menerapkan, memantau, dan memperbaiki tata kelola dan praktik
manajemen teknologi informasi.
● IT Governance Institute (ITGI) adalah sebuah lembaga ISACA
yang menyediakan penelitian, publikasi, dan sumber daya
mengenai tata kelola TI dan topik terkait.
● IT Service Management (ITSM) merupakan keseluruhan
kegiatan yang dilakukan oleh organisasi untuk merencanakan,
merancang, menyampaikan, mengoperasikan, dan
mengendalikan teknologi informasi yang disediakan untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan.
● VAL IT (nilai dari TI) adalah kerangka kerja yang menguraikan
tata kelola praktik untuk investasi bisnis teknologi informasi.
Pemerintah berbagai negara juga mengatur dan memberi pedoman
untuk menjamin keamanan terhadap sistem informasi hingga batas-batas
tertentu. Beberapa diantaranya adalah:
● The Information Assurance Standard 6 (IAS 6) atau standar
Jaminan Informasi 6 adalah undang-undang yang diberlakukan
oleh pemerintah Inggris pada bulan Mei 2009 sebagai bagian dari
Kerangka Kerja Kebijakan Keamanan (SPF). SPF adalah respon
terhadap pelanggaran data pemerintah yang ditemukan dalam
Review Penanganan Data oleh Pemerintah.
9

● Government Information Awareness (GIA) atau Kesadaran


Informasi Pemerintah adalah situs web yang didedikasikan untuk
mempermudah warga AsS untuk lebih tahu tentang pemerintah
mereka dan merupakan kebalikan dari program Terrorism
Information Awareness (TIA) atau Kewaspadaan Informasi
Terorisme, yang bertujuan untuk mengetahui lebih banyak
tentang warganya. GIA adalah inspirasi dari Ryan McKinley dan
mahasiswa pascasarjana lainnya di Laboratorium Media
Massachusett Institute of Technology. Tim siswa berharap dapat
menciptakan komunitas pengguna mandiri yang berkontribusi
dan mengevaluasi kualitas kontribusi orang lain ke dunia
informasi umum tentang pemerintah.

C. Manajemen Jasa IT
IT Service Management (ITSM) merupakan keseluruhan kegiatan
yang dilakukan oleh organisasi untuk merencanakan, merancang,
menyampaikan, mengoperasikan dan mengendalikan teknologi informasi
(TI) yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. ITSM
disahkan oleh kebijakan, diorganisasi dan disusun terstruktur dalam proses
dan prosedur pendukung. Dengan demikian, perhatian terhadap penerapan
layanan TI yang memenuhi kebutuhan pelanggan, dilakukan oleh penyedia
layanan TI melalui kombinasi orang, proses dan teknologi informasi yang
tepat.

Berbeda dengan pendekatan pengelolaan TI yang berorientasi pada


teknologi seperti manajemen jaringan dan manajemen sistem TI.
Manajemen layanan TI ditandai dengan menerapkan pendekatan proses
terhadap manajemen. Selain itu, manajemen pengelolaan TI perbaikan
terus menerus.

1. Hubungan antara ITSM dan ITIL


Manajemen layanan TI sering disamakan dengan
Information Technology Library (ITIL), walaupun ada berbagai
10

standar dan kerangka kerja yang berkontribusi terhadap


keseluruhan disiplin ITSM. ITIL berasal dari publikasi resmi badan
pemerintah inggris (awalnya bernama CCTA, kemudian berubah
menjadi OGC, dan terakhir menjadi Cabinet Office atau Kantor
Kabinet) Pada bulan Januari 2014, kepemilikan TTL dipindahkan
ke Axelos, perusahaan patungan pemerintah Inggris dan Capita,
sebuah proses bisnis outsourcing dan perusahaan jasa profesional.
Versi kerangka kerja ITIL saat ini adalah edisi 2011. Edisi
2011 merupakan revisi dan edisi sebelumnya yang dikenal dengan
nama ITIL versi 3 (diterbitkan pada bulan Juni 2007) ITIL versi 3
merupakan uograde besar dari versi 2 (2001). Sedangkan versi 2
berorientasi proses (dibagi menjadi dua kelompok: dukungan
layanan dan pemberian layanan), versi 3 berorientasi pada layanan.
Dalam ITIL V3, berbagai proses ITIL dikelompokkan menjadi
lima tahap siklus hidup Layanan, yaitu:
a. Strategi Layanan
b. Perancangan Layanan
c. Transisi Layanan
d. Operasi Layanan dan
e. Peningkatan Layanan Keberlanjutan

2. Hubungan ITIL dengan Rerangka Lainnya


ITIL dapat dikaitkan dengan berbagai kerangka kerja atau
standar lain yang juga berkaitan dengan sistem informasi
11

perusahaan. Pertama, ITIL bersama-sama dengan ISO 15504 dan


CMMI, sama-sama digunakan untuk mengembangkan COBIT.
Di sisi lain, ITIL, dan COBIT ditambah ISO/IEC 20000
sama-sama digunakan untuk membuat rerangka kerja yang lebih
ringas dibanding COBIT, yaitu FitSM. Sebagai contoh, ada empat
rerangka kerja dan standar. Standar kualitas manajemen ada di ISO
9000, sedang standar manajemen keamanan sistem informasi diatur
oleh ISO/IEC 27000. Standar dan rerangka kerja diwakili oleh
ITIL, ISO/IEC 20000, FitSM dan COBIT. Sadangkan model
kematangan teknik perangkat lunak diatur oleh ISO 15504 dan
CMMI.
Tanda panah menunjukkan adopsi konsep. Misalnya ISO
27000, mengadopsi dari ISO 9000. ISO 27000 dan ISO 20000
bersifat saling melengkapi. COBIT mengadopsi ITIL dan ISO
15504. Demikian seterusnya.
3. Alternatif selain ITIL
USMBOKTM (Universal Service Management Body of
Knowledge) adalah serangkaian publikasi dan rujukan untuk para
profesional yang bekerja di organisasi penyedia layanan perlu
merancang praktik terpusat dan relevan dari konsumen berdasarkan
pada bisnis layanan yang sukses. USMBOK dikenal dengan
pendekatan "di luar" untuk pengelolaan layanan TI.
FitSM (http://fitsm.itemo.org/fitsm) - Standar pengelolaan
layanan ringan di infrastruktur TI federasi. FitSM mencoba
menawarkan pendekatan yang lebih sederhana dan lebih dapat
direalisasikan terhadap ITSM, terutama untuk organisasi TI
berukuran kecil hingga menengah. Semua bagian FitSM
diterbitkan di bawah lisensi Creative Commons.
ISO/IEC 20000-1 adalah standar sistem manajemen layanan
(SMS). Ini menentukan persyaratan bagi penyedia layanan untuk
merencanakan, menetapkan, menerapkan, mengoperasikan,
memantau, meninjau memelihara, dan memperbaiki SMS.
12

Persyaratan meliputi perancangan, peralihan, pengiriman, dan


peningkatan layanan untuk memenuhi persyaratan layanan.
COBIT 5 (www.isaca.org/COBIT/) adalah satu-satunya
kerangka bisnis untuk tata kelola dan pengelolaan perusahaan TI.
Ini menyediakan prinsip, praktik, alat analisis, dan model yang
dapat diterima secara global untuk membantu meningkatkan
kepercayaan dan nilai dari, sistem informasi.
Microsoft Operations Framework (MOF) 4.0
(https://technet.microsoft.com) memberikan panduan yang relevan,
praktis, dan dapat ditindaklanjuti untuk profesional TI saat ini.
Kerangka kerja gratis yang dapat diunduh mencakup keseluruhan
siklus pengelolaan layanan TI, yang memberikan pengetahuan
kepada organisasi untuk memadukan tujuan bisnis dan TI dengan
lancar dan menetapkan dan menerapkan layanan TI yang andal dan
hemat biaya.
The Open Group Architecture Framework (TOGAF) adalah
kerangka kerja yang terdiri atas metode terperinci dan seperangkat
alat pendukungnya, yang digunakan untuk mengembangkan
arsitektur perusahaan. TOGAF dapat dimanfaatkan oleh organisasi
atau perusahaan yang ingin mengembangkan arsitektur organisasi
atau perusahaan untuk digunakan di dalam organisasi tersebut.
Integrated Service Management (ISM) (https://www.impl.nl/en)
menyediakan layanan manajemen yang modern dengan proses dan
terutama orang-orang dan konsistensi produk, standar dan mudah
untuk mengatur dan untuk mengemudi. Melalui pendekatan
terpadu untuk mengelola panggilan, escalations, proyek, dan
tingkat keamanan.

D. Data dan Informasi


Data adalah representasi atau wakil suatu objek. Data diciptakan
untuk mempermudah komunikasi dan pemrosesan data. Tanpa data, kita
harus menggunakan kalimat panjang lebar untuk menggambarkan seorang
13

mahasiswa. Misalnya, seorang mahasiswa kelahiran Yogyakarta yang baru


saja mendapat hadiah lomba karya tulis yang terdaftar di Jurusan
Akuntansi, lahir pada tanggal 17 Agustus. Dengan data, kalimat itu dapat
disederhanakan menjadi: mahasiswa yang memiliki nomor mahasiswa
1234. Nomor ini sudah dapat menggantikan berbagai atribut yang dimiliki
oleh mahasiswa yang bersangkutan. Tanpa menyebut namanya, tanggal
lahirnya, junisannya, ataupun prestasinya, kita sudah dapat mengetahui
bahwa nomor mahasiswa 1234 adalah mahasiswa tertentu.
Agar dapat menggambarkan objek yang diwakilinya, data harus
dipilih yang paling sesuai. Dalam contoh di atas, akan sulit kiranya kalau
kita mencatat mahasiswa berdasarkan warna rambutnya (karena banyak
yang warna rambutnya sama) atau dengan tinggi-rendahnya suara (karena
kita sulit mencatat suara). Contoh yang paling mudah adalah nomor
mahasiswa, karena tidak ada kata yang sama.
Data yang akurat, bala diproses akan menghasilkan informasi yang
juga akurat. Informasi akurat sangat berguna untuk membuat keputusan,
baik Laga manajemen maupun orang lain, Infomni adalah dara yang sudah
diolah sehingga berguna untuk membuat keputusan, Informasi yang baik
memiliki karakteristik seperti tampak pada Tabel 3.1.
Data tidak hanya akan diolah menjadi informasi, tetapi masih dapat
memiliki pengaruh yang panjang Sekumpulan informasi yang selalu
diperoleh secara berulang-ulang akan menjadi pengetahuan. Misalnya
menjelang liburan, penjualan tiket perjalanan dan pemesanan kamar hotel
meningkat. Hal ini akan menjadi pengetahuan para pebisnis.

Tabel 3.1 karakteristik informasi yang baik

Karakteristik Keterangan

Akurat menggambarkan objek yang sesungguhnya

Tepat Waktu informasi harus tersedia sebelum keputusan


dibuat

lengkap mencakup semua yang diperlukan oleh


pembuat keputusan
14

Relevan Berhubungan dengan keputusan yang akan


diambil

Terpercaya Isi informasi dapat dipercaya ( istilah


lainnya: reliable)

Terverifikasi dapat diacak ke sumber aslinya ( verifiable)

Mudah dipahami Informasi harus siap dipahami oleh


pembacanya

Mudah diperoleh Informasi yang sulit diperoleh sistem tidak


berguna

Para pebisnis kemudian memiliki sikap atau kebijakan untuk


segera menyiapkan din menyambut liburan. Mereka akan mengambil
keputusan untuk membenahi berbagai hal untuk menyambut para
pelancong. Proses ini akan berlaku terus-menerus dan berulang- ulang,
akhirnya meluas, tidak hanya para pelaku bisnis, tetapi juga anggota
masyarakat terkait juga akan merasakan manfaatnya, misalnya
pertumbuhan ekonomi daerah sekitar juga meningkat.
Warga masyarakat akan menjaga agar daerahnya akan tetap
menjadi tujuan wisata, Wisatawan pun karena puas, akan menceritakan
pengalamannya kepada teman-temannya. Bandingkan apabila para
pebisnis sudah menyambut wisatawan ke daerahnya, tetapi tingkat
kriminalitas di daerah tersebut cukup tinggi, tentu industri wisata tidak
akan berkembang.
Dalam suatu lingkungan yang lebih luas daripada suatu
perusahaan, yaitu di dalam masyarakat, data sidak cukup hanya diolah
menjadi informasi, karena informasi yang semakin banyak terkumpul akan
menjadi suatu pengetahuan bersama berdasarkan data yang terkumpul di
berbagai perusahaan, diketahui bahwa penjualan yang nak terjadi adalah
penjualan dengan pembayaran kartu kredit angsuran 12x bunga (% Hal ini
menjadi sebuah pengetahuan bahwa kalau perusahaan ingin meningkatkan
penjualan, perlu disediakan fasilitas angsuran dengan kartu kredit.
15

Selain itu juga diketahui bahwa semakin banyak seorang nasabah


membeli dengan angsuran, semakin besar kemungkinan pembayaran kartu
kreditnya macet. Oleh karenanya, perlu dibuat kebijakan agar jumlah
pembelian dengan angsuran dibatasi jumlahnya. Nasabah sendiri juga
harus dapat bijak mengukur kemampuannya sendiri dalam berbelanja
secara angsuran.
Apabila antara masyarakat pembeli, masyarakat penjual, dan
pemerintah memiliki kesadaran untuk mencegah kredit macet, maka di
dalam masyarakat tidak akan banyak timbul masalah. Hal ini seperti lalu
lintas di negara-negara maju yang masyarakat pengguna jalan dapat
berperilaku tertib. Dapat dikatakan, jika sistem informasi di suatu negara
sudah maju, maka perilaku masyarakatnya akan cenderung tertib.

E. Kualitas Informasi
Informasi dapat berguna bagi pemakainya atau bisa juga tidak
berguna sama sekali. Hal ini tergantung kepada kualitas informasi tersebut.
Baik buruknya kualitas informasi dipengaruhi oleh tiga penentu, yaitu:
1. Isi informasi
2. Waktu penyajian
3. Bentuk Informasi
Ketiga penentu kualitas tersebut sebenarnya dapat dikendalikan
oleh manajemen sehingga manajemen harus menjaga agar penentu
(variabel) tersebut dapat meningkatkan kualitas informasi. Masing-masing
penentu tersebut dapat dirinci lebih lanjut seperti yang tampak pada
gambar ini atau seperti pada uraian berikut.
16

1. Isi informasi
Isi informasi adalah berbagai hal yang dilaporkan l. Isi
laporan yang baik haruslah memenuhi persyaratan berikut:
a. Akurasi atau ketepatan (accuracy), yaitu ketepatan
informasi dengan objek yang diwakilinya. Lengkap bukan
berarti semakin banyak semakin baik.
b. Relevansi (relevance), yaitu kesesuaian antara informasi
dengan masalah yang akan dipecahkan berdasarkan
informasi tersebut.
c. Kelengkapan (completeness), yaitu cukup tidaknya
informasi jika digunakan sebagai bahan untuk membuat
keputusan.
d. Ringkas (conciseness), yaitu jumlah info yang harus
ditampilkan, tanpa berlebihan.
e. Lingkup atau cangkupan (scope), informasi yang
disampaikan harus dapat meliputi semua objek yang harus
disampaikan l.
f. Kinerja informasi (performance) adalah seberapa sering
informasi dapat digunakan bagi pembuat keputusan.
2. Waktu penyajian
Kualitas informasi dapat dipengaruhi oleh waktu penyajian.
Informasi yang terlambat disajikan (misalnya setelah pembuatan
keputusan dilakukan), tidak ada gunanya lagi. Berbagai kualitas
informasi yang berhubungan dengan waktu adalah sebagai berikut:
17

a. Ketepatan waktu (timeliness), adalah saat informasi


disampaikan kepada pembuat keputusan. Saat yang paling
baik adalah pada saat informasi diperlukan untuk membuat
keputusan, biasanya pada saat akan dilakukan analisis.
b. Keterkinian (currency) informasi, yaitu informasi harus
benar-benar mencerminkan keadaan yang paling baru.
Misalnya laporan penjualan minggu ini, meliputi Senin
hingga Minggu, untuk dirapatkan pada Senin berikutnya.
Informasi harus menunjukkan penjualan hingga
menit-menit terakhir toko tutup pada hari Minggu, bukan
informasi pada Minggu pagi ketika toko baru buka.
c. Frekuensi (frequency) disampaikannya informasi kepada
manajemen, harus sesuai dengan frekuensi pembuatan
keputusan oleh manajemen. Bila informasi terlalu sering
disampaikan, juga belum tentu baik bagi manajemen karena
hanya akan menyebabkan biasnya informasi. Apabila
manajemen membuat keputusan seminggu sekali, maka
informasi juga perlu disediakan seminggu sekali, sebelum
pembuatan keputusan dilakukan.
d. Cakupan Waktu (time period) harus sesuai dengan
informasi yang perlu dilakukan. Untuk pembuatan
keputusan strategis, informasi yang diperlukan adalah
informasi jangka panjang. Sebaliknya, untuk keputusan
sederhana (yang bersifat operasional, misalnya
memindahkan lokasi barang dagangan), tidak perlu
informasi yang mencakup rentang waktu lama.
3. Bentuk Informasi
Tiap jenis informasi memiliki karakteristik yang berbeda
sehingga memerlukan bentuk yang berbeda pula. Informasi yang
berhubungan dengan rentang waktu akan lebih mudah bila
dipahami dengan grafik berbentuk kurva. Informasi laba atau rugi,
akan lebih mudah dipahami bila dinyatakan dengan angka.
18

Pemilihan bentuk Informasi akan sangat mempengaruhi


keberhasilan pembaca Informasi. Bentuk-bentuk informasi
diuraikan di bawah ini.
a. Kejelasan (clarity) adalah seberapa jelas dan seberapa tajam
informasi dapat dipahami pembaca. Misalnya, biaya gaji
saja, mungkin belum jelas bagi manajemen, melainkan
harus dipisahkan biaya gaji pokok, biaya gaji variabel, dan
biaya lembur.
b. Rincian (detail) laporan harus dapat ditampilkan atau dapat
disediakan bila diperlukan oleh pembacanya. Biasanya,
manajemen hanya memerlukan informasi secara garis besar
saja, misalnya total penjualan.
c. Urutan (order) urutan informasi, sangat menentukan
kemudahan pembaca laporan. Urutan biasa ditentukan dari
urutan nama (abjad) atau urut angka, atau urut tanggal.
Laporan piutang harus ditampilkan berdasarkan urut
tanggal atau urut saldo, bukan urut abjad
d. Cara Penyajian (presentation), bisa dilakukan dengan
grafik, dengan warna, dengan kata-kata, dengan
perbandingan, dengan perbandingan, dengan garis runtutan,
dan sebagainya. Informasi yang berbeda memerlukan cara
penyajian yang berbeda pula.
e. Sarana (media) pelaporan. Informasi dapat dilaporkan
melalui berbagai media, misalnya email, laporan tercetak
atau buku, tampilan di layar, laporan melalui pesan singkat
di telepon seluler, informasi berbentuk film di disk, atau
tampilan di internet. Informasi sederhana dapat
disampaikan melalui media yang sederhana. Informasi yang
rumit harus disampaikan melalui media tercetak, agar bisa
dibaca berulang kali dengan mudah.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perusahaan akan berusaha semaksimal mungkin memberikan


pelayanan yang terbaik untuk para pelanggan. Terlebih lagi, pada era
berkembangnya Teknologi Informasi, tentu perusahaan mencoba menarik
simpati pelanggan dengan menggunakan layanan teknologi, yang tentu
saja akan mempermudah pelanggan dan meningkatkan kualitas perusahaan
dimata pelanggannya. Transformasi digital merupakan proses pengubahan
berbagai kegiatan dan proses ke dalam bentuk digital.

B. Saran

Diharapkan dengan adanya makalah ini mampu memberikan


landasan pengetahuan tentang materi tata kelola sistem informasi
manajemen. Penulis menyadari bahwa materi dirasa kurang dan
memerlukan perbaikan dan diskusi. Sehingga diharapkan mampu
menyempurnakan makalah ini.

19
DAFTAR PUSTAKA

Winarno, Wing Wahyu. 2017. Sistem Informasi Manajemen. UPP STIM YKPN,
Yogyakarta. Edisi 3.

20

Anda mungkin juga menyukai