Anda di halaman 1dari 22

BAB 2 : LAPORAN KEUANGAN

Kasus 1. Neraca Saldo


PT. Maju Lancar memiliki data Neraca Saldo dan Penyesuaian yang telah tersimpan di excel pada
buku kerja bab2 pada lembar kerja NRC seperti nampak pada gambar berikut ini (nampak sebagian).

Dari saldo tersebut, susunlah neraca lajur, termasuk di dalamnya Neraca saldo Setelah Penyesuaian
dan Laba Rugi dan Neraca.

Kasus 2. Laporan Rugi Laba


Dengan menggunakan data pada kasus 1 di atas (neraca lajur), susunlah Laporan Rugi-Laba untuk
perusahaan tersebut (dsumsikan bahwa data tersebut adalah data tahun 2001).

Kasus 3. Laporan Perubahan Modal


Dengan menggunakan data pada kasus 1 di atas (neraca lajur), susunlah Lapoaran Perubahan Modal
untuk perusahaan tersebut (diasumsikan bahwa data tersebut adalah data tahun 2001).

Kasus 4. Neraca
Dengan menggunakan data pada kasus 1 di atas (neraca lajur), susunlah Lapoaran neraca untuk
perusahaan tersebut (diasumsikan bahwa data tersebut adalah data tahun 2001).

BAB 3 STUDI KELAYAKAN PROYEK


Kasus 1. Studi Kelayakan dengan Internal Rate of Return (IRR)
Anda mempertimbangkan untuk menjalankan suatu proyek penggemukan sapi potong dengan
investasi tahun pertama, yaitu tahun 1993, sebesar Rp 900.000,- suku bunga diketahui sebesar 18%
per tahun dan konstan selama 6 tahun. Dari investasi tersebut anda akan mendapatkan penghasilan
bersih dari penggemukan sapi potong tersebut selama enam tahun, dimana setiap tahunnya anda
akan menerima pendapatan sebagai berikut :
Tahun 1994 menerima Rp 250.000.000,-
Tahun 1995 menerima Rp 350.000.000,-
Tahun 1996 menerima Rp 300.000.000,-
Tahun 1997 menerima Rp 245.000.000,-
Tahun 1998 menerima Rp 260.000.000,-
Tahun 1999 menerima Rp 250.000.000,-
Berdasarkan data tersebut, buatlah analisis dengan menggunakan IRR, apakah investasi tersebut itu
layak atau tidak untuk dijalankan.

Kasus 2. Studi Kelayakan dengan Fungsi MIRR


Dengan menggunakan kasus 1 di atas, dengan menganggap dana pengeluaran adalah sebesar 18%
dan suku bunga investasi kembali sebesar 15%, tentukan apakah investasi tersebut itu layak atau
tidak. Kali ini menggunakan MIRR sebagai dasar.

1
Kasus 3. Studi Kelayakan dengan Fungsi Rate
Dengan menggunakan studi kasus 1 penggemukan sapi potong pada kasus 1 dimana investasi awal
pada tahun 1993 adalah sebesar Rp 900.000.000.- Investasi awal tersebut akan menghasilkan
pemasukan selama 6 tahun secara konstan, diawali dengan pemasukan tahun pertama, yakni tahun
1994, sampai tahun 1999, masing-masing sebesar Rp 400.000.000,-. Tingkat suku bunga aktual
pengembalian per tahun adalah 32%. Berapa tingkat bunga yang layak untuk investasi tersebut?

Kasus 4. Studi Kelayakan dengan Payback Periode (PP)


PT. Berdikari, sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha penggemukan sapi potong,
pada tahun 1993 berencana menginvestasikan dana awal sebesar Rp 900.000.000,- Dengan rencana
tersebut pihak manajemen mengharapkan pemasukan (cash inflow) pada tahun 1994 sampai
dengan tahun 1999 masing-masing sebesar Rp 100.000.000,- Rp 150.000.000,- Rp 225.000.000,-
Rp125.000.000,- Rp 125.000.000,- Rp 200.000.000,-. Selain itu perusahaan juga mensyaratkan
bahwa investasi tersebut akan kembali dalam jangka waktu 6 tahun. Dari data tersebut buatlah
analisis dengan menggunakan payback periode untuk menentukan apakah investasi tersebut layak
atau tidak.

Kasus 5. Studi Kelayakan dengan Average Rate of Return


Dengan menggunakan kasus pada payback period di atas, hitunglah penilaian investasi dengan mode
ARR, dimana average rate of return yang disyaratkan adalah sebesar 35%.

Kasus 6. Studi Kelayakan dengan Profitabilitas Index


Dengan menggunakan studi kasus pada ARR tersebut di atas, analisislah investasi tersebut dengan
menggunakan Profitability Index. Apakah investasi tersebut layak atau tidak bilamana diketahui
bahwa suku bunga pendanaan adalah sebesar 20%.

Kasus 7. Studi Kelayakan dengan Present Value


Tuan Bram dihadapkan pada kesempatan investasi yang memberikan penghasilan bersih setiap
tahunnya sebesar Rp 900.000.000,- sepanjang 5 tahun. Untuk mendapatkan penerimaan ini Tuan
Bram harus menanam modal awal sebesar Rp 1.000.000.000,-. Tingkat suku bunga yang berlaku saat
ini adalah 18% pertahun dan diasumsikan konstan selama 5 tahun. Pembayaran dilakukan diakhir
periode. Analisislah dengan menggunakan Present Value apakah investasi tersebut menarik atau
tidak.

Kasus 8. Studi Kelayakan dengan Presen Value


Dewi Ratna, seorang pengusaha toko pakaian jadi, menganggarkan pengeluaran rutin untuk biaya
pengiriman barang sebesar Rp 9.000.000,- per bulan yang diambil dari rekening bank ABC. Bunga
bank diketahuin 17% per tahun dan dianggap konstan selama 6 tahun. Di akhir tahun ke 6 Dewi
Ratna mengharapkan masih akan mempunyai dana di bank sebesar Rp 75.000.000.- Berapa dana
yang mestinya diinvestasikan di bank ABC pada saat ini jika Dewi Ratna selalu membiayai
pengeluaran tesebut dari bank ABC?

Kasus 9. Penilaian Investasi dengan Net Presen Value


Yuwono sedang mempertimbangkan pilihan investasi yang telah diperhitungkan akan mendatangkan
pemasukan bersih pada akhir tahun pertama, kedua, sampai keempat masing-masing sebesar
Rp250.000.000,- Rp550.000.000,- Rp450.000.000,- Rp 245.000.000,- Tingkat suku bunga diketahui
12% dan Yuwono harus menginvestasikan dana sebesar Rp 1.000.0000,- Buatlah suatu analisis
apakah investasi tersebut diterima atau tidak dengan dasar Net Presen Value.

2
Kasus 10. Penilaian Investasi dengan X Net Presen Value
Tuan Jarot sedang mempertimbangkan suatu usulan investasi dengan data sebagai berikut : Investasi
terjadi tanggal 5 Januari 1998 sebesar 35.000.000. Hasilnya, pemasukan bersih masing-masing
tanggal 6 Februari 1999 sebesar 50.000.000, 12 Desember 1999 sebesar 75.000.000, 1 Januari 2000
sebesar 100.000.000, 2 Februari 2000 sebesar 125.000.000. Tingkat suku bunga disyaratkan adalah
11%. Nilailah apakah investasi tersebut layak atau tidak dengan menggunakan XNPV.

Kasus 11. Menghitung Investasi dengan Future Value


Ir. Teguh menabung secara berturut-turut selama 4 tahun, yaitu seperti berikut:
Awal tahun pertama, jumlah yang ditabung adalah sebesar Rp 250.000.000,-
Awal tahun pertama, jumlah yang ditabung adalah sebesar Rp 550.000.000,-
Awal tahun ketiga, jumlah yang ditabung adalah sebesar Rp 450.000.000,-
Awal tahun keempat, jumlah yang ditabung adalah sebesar Rp 245.000.000,-
Jika suku bunga tabungan per tahun adalah 15% dan konstan selama 7 tahun, berapa jumlah
tabungan plus bunga bank yang dimiliki oleh Ir. Teguh pada awal tahun ke 8?

Kasus 12. Penilaian Investasi dengan PMT


Tuan Erwan ingin mengambil pinjaman selama 30 tahun untuk jumlah Rp 1.000.000.000,-. Misalkan
suku bunga yang berlaku sebesar 15%, berapa besar pembayaran per bulan?

Kasus 13. Menghitung Investasi dengan IPMT


Tuan Edy Siswanto ingin mengambil pinjaman selama 30 tahun untuk jumlah Rp 900.000.000,-
misalkan suku bunga yang berlaku sebesar 15%, berapa besar pembayaran pada bulan pertama?

Kasus 14. Penilaian Investasi dengan PPMT


Dengan menggunakan data pada kasus 13 di atas, hitunglah komponen pokok pinjaman untuk bulan
pertama dengan menggunakan fungsi PPMT.

Kasus 15. Penilaian Investasi Dengan NPER


Nona Yanti menyanggupi untuk melunasi cicilan sebesar Rp 75.000.000 per bulan dari pinjaman yang
telah disepakati sebesar Rp 1.000.000.000. Nona Yanti ingin mengetahui berapa lama waktu yang
diperlukan untuk melunasi pinjaman tersebut. Jika diketahui bahwa suku bunga adalah sebesar 8%
per tahun dan konstan semala periode tersebut.

BAB 4 ANALISIS LABA KOTOR


Kasus 1. Laba Kotor Per Satu Produk
PT. Maju Lancar adalah sebuah perusahaan yang memproduksi satu jenis produk. Adapun adata
biaya per unit dan laba kotor adalah seperti tampak pada daftar berikut ini.
Data Biaya Per Unit
Uraian ANGGARAN ACTUAL SELISIH
VOLUME 80.000 unit 78.500 unit 1.500 unit
HARGA JUAL (Rp) 14.500 15.000 500
HARGA POKOK (Rp.) 10.750 10.675 75
LABA KOTOR 3.750 4.325 575
Data Laba Kotor
Uraian ANGGARAN ACTUAL SELISIH %
PENJUALAN (Rp) 1.160.000.000 1.177.500.000 17.500.000 1,5%
-
HARGA POKOK (Rp) 860.000.000 837.987.500 (22.012.500) 2,6%
LABA KOTOR 300.000.000 339.512.500 39.512.500 13%

3
Sedangkan Ratio HPP dan Margin Laba adalah sebagai berikut.
Uraian Anggaran Aktual
COST OF SALES RATIO 74,14% 71,17%
GROSS PROFIT MARGIN 25,86% 28,83%
TOTAL 100,00% 100,00%
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat selisih laba kotor sebesar
Rp39.512.500,- Angka tersebut positif, yang berarti menguntungkan. Selanjutnya hitunglah selisih
volume penjualan beserta penjelasan selisih laba atau selisih rugi.

Kasus 2. Laba Kotor Beberapa Produk


PT. ABC merupakan sebuah perusahaan yang memproduksi dua jenis produk. Data yang berhasil
dikumpulkan adalah data anggaran dan realisasi laba kotor seperti ditujukan melalui gambar berikut
ini.

Berdasarkan data tersebut anda diminta untuk menganalisis laba kotor untuik mengetahui penyebab
terjadinya penyimpangan. Anda diminta menghitung:
1. Selisih harga jual beserta penjelasan laba atau rugi
2. Selisih harga pokok beserta penjelasan laba atau rugi
3. Selisih volume (produk non-substitusi) beserta penjelasan laba atau rugi
4. Selisih volume final (produk substitusi) beserta penjelasan laba atau rugi
5. Selisih komposisi produk beserta penjelasan laba atau rugi
6. Selisih laba kotor beserta penjelasan laba atau rugi

Kasus 3. Laba Kotor Komparatif Per Produk


PT. Kemilau merupakan sebuah perusahaan yang memproduksi satu jenis produk. Data yang berhasil
dikumpulkan adalah data laba kotor komparatif seperti diperlihatkan berikut ini.
LAPORAN LABA RUGI KOMPARATIF
( Kotor)
2.000 2.001
KETERANGAN
Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah

Penjualan 3.500 3.250 11.375.000 4.000 3.200 12.800.000

HPP (Harga Pokok Penjualan) 3.500 3.000 10.500.000 4.000 3.000 12.000.000

Laba Kotor 875.000 800.000

Selisih Laba Kotor (75.000) RUGI


Dari data tersebut anda diminta untuk menganalisis, penghitung penyimpangan, dan mengetahui
penyebab terjadinya penyimpangan tersebut. Diantaranya adalah:
1. Selisih harga jual dan volume penjualan beserta penjelasan laba atau rugi
2. Selisih harga pokok dan volume harga pokok beserta penjelasan laba atau rugi
3. Analisis selisih laba kotor dalam bentuk bagan beserta masing-masing penjelasan laba atau
rugi

4
Kasus 4. Laba Kotor Komparatif Beberapa Produk
PT. Agung Jaya adalah sebuah perusahaan yang memproduksi dan menjual beberapa jenis produk.
Perusahaan ini memiliki data laba kotor komparatif dan data penjualan harga pokok penjualan
selama dua periode seperti terlihat pada gambar berikut ini.

Berdasarkan data tersebut, analisislah untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan,


antara lain:
1. Selisih harga jual dan volume penjualan beserta penjelasan laba atau rugi
2. Selisih harga pokok dan volume harga pokok beserta penjelasan laba atau rugi
3. Analisis selisih laba kotor dalam bentuk bagan beserta masing-masing penjelasan laba atau
rugi

BAB 5 ANALISIS RASIO KEUANGAN


Kasus 1. Analisis Rasio
PT. Telaga Tbk. adalah sebuah perusahaan fiktif yang mempunyai laporan keuangan perusahaan
berupa Neraca dan Laporan Rugi Laba. Data tersebut adalah seperti nampak pada gambar berikut:
1. Data Neraca PT. Telaga, Tbk.
PT. TELAGA, Tbk
NERACA PER 31 DESEMBER

AKTIVA LANCAR 2003 2004


Kas dan Bank 55.000.000 67.000.000
Surat Berharga 45.000.000 35.000.000
Piutang Dagang 180.000.000 165.000.000
Persediaan 325.000.000 310.000.000
Jumlah Aktiva Lancar 605.000.000 577.000.000
Bangunan dan Peralatan 530.000.000 460.000.000
Akumulasi Penyusutan 130.000.000 110.000.000
Aktiva Tetap Bersih 400.000.000 350.000.000

TOTAL AKTIVA 1.005.000.000 927.000.000

5
HUTANG LANCAR
Hutang Dagang 130.000.000 125.000.000
Hutang Wesel 155.000.000 125.000.000
Hutang Pajak 20.000.000 25.000.000
Hutang Gaji 40.000.000 35.000.000
Jumlah Hutang Lancar 345.000.000 310.000.000
HUTANG JANGKA PANJANG 155.000.000 172.000.000
MODAL
Saham Biasa (1.000.000 Lbr) 230.000.000 230.000.000
Capital Surplus 125.000.000 125.000.000
Laba Ditahan 150.000.000 90.000.000
JUMLAH MODAL 505.000.000 445.000.000
TOTAL PASIVA 1.005.000.000 927.000.000
2. Data Rugi Laba PT. Telaga Tbk.
PT. TELAGA, Tbk
LAPORAN RUGI - LABA
Tahun yang Berakhir 31 Desember
KETERANGAN 2003 2004
Penjualan Bersih 1.200.000.000 1.300.000.000
Harga Pokok Penjualan 900.000.000 950.000.000
Laba kotor 300.000.000 350.000.000
Biaya Pemasaran 70.000.000 81.000.000
Biaya Administrasi dan Umum 125.000.000 132.000.000
Biaya Operasional 195.000.000 213.000.000

Laba sebelum Bunga dan pajak 105.000.000 137.000.000


Bunga Hutang 32.500.000 35.500.000
Laba Sebelum Pajak 72.500.000 101.500.000
Pajak 29.000.000 40.600.000

Laba Setelah Pajak 43.500.000 60.900.000


Pembayaran Deviden(5%) 2.175.000 3.045.000
Laba Ditahan 41.325.000 57.855.000
Selain kedua data tersebut, diketahui bahwa sewa yang masih harus dibayar adalah sebesar
Rp18.000.000,- dan angsuran pokok pinjaman adalah sebesar Rp36.000.000,- tarif pajak 40%.
Dengan menggunakan data-data tersebut, selanjutnya anda diminta untuk menghitung:
1. Rasio Likuiditas
2. Rasio Leverage
3. Rasio Aktivitas
4. Rasio Profitabilitas
5. Rangkuman dan analisis

Kasus 2. Analisis Rasio dan Trend Grafik


Berikut ini disajikan laporan keuangan untuk tahun 2000 sampai dengan 2003 yang dimiliki oleh PT.
Karya Tani (perusahaan fiktif). Data tersebut adalah sebagai berikut:

6
1. Laporan Neraca

2. Laporan Rugi Laba

Berdasarkan kedua laporan keuangan tersebut Anda diminta oleh manajemen untuk membuat
menganalisis rasio dan juga membuat trend grafik.

7
Kasus 3. Rasio Keuangan Industri
Dengan menggunakan data pada kasus 2 dan diketahui bahwa rasio keuangan industri pada tahun
2003 dalah sebagai berikut :

Berdasarkan data tersebut, buatlah analisis dengan membandingkn rasio tahun 2003 yang ada pada
PT. Karya Tani pada kasus 2 di atas.

BAB 6 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN KOMPARATIF


Kasus 1. Analisis Laporan Keuangan Komparatif
PT. XYZ mempunyai data laporan keuangan antara lain untuk neraca terletak di lembar kerja Neraca
dan Rugi Laba terletak di lembar kerja Rugi Laba seperti nampak pada gambar berikut:

8
Dari data laporan keuangan tersebut buatlah analisis laporan keuangan dengan dasar sebagai
berikut:
a. Untuk analisis perbandingan, gunakan data tahun 2002 dan 2003
b. Analisis Common Size
c. Analisis Indeks

BAB 7 MANAJEMEN KAS


Kasus 1. Anggaran Kas
PT. Karya Jasa adalah sebuah perusahaan yang pada tahun 2002 mempunyai data anggaran kas dan
data penjualan, pembelian bahan baku, pembayaran gaji & upah, biaya pemasaran, administrasi &
umum, serta pajak seperti ditunjukan melalui gambar berikut.

Kasus 2. Manajemen Kas Model Baumol


PT. Angin Mamiri adalah sebuah perusahaan fiktif. Perusahaan ini merupakan pengeluaran kas untuk
periode mendatang sebesar Rp2.750.000,- yang dipenuhi dari penjualan surat berharga. Surat
berharga yang ada di perusahaan tersebut memberikan tingkat keuntungan sebesar 18% per tahun.
Biaya transaksi setiap kali mengubah surat berharga menjadi kas sebesar Rp 225.000,-
Berdasarkan data tersebut tentukan kas optimal yang diubah dari surat berharga dan penjelasannya,
rata-rata cash balance dan frekuensi transaksi dalam setahun dengan menggunakan model baumol.

9
Kasus 3. Manajemen Kas Model
Miller – Orr
PT. Enak Rasa adalah sebuah perusahaan bumbu masak yang mempunyai variasi arus kas sebesar
Rp25.000.000,-. Sedangkan biaya untuk melakukan setiap transaksi mengubah sekuritas menjadi kas
Rp 225.000,- dan bunga sekuritas per tahun sebesar 16%. (Catatan: Asumsi perhitungan 1 tahun=
365 hari) dan saldo kas minimum ditentukan Rp 8.000.000,-.
Dari data tersebut, tentukan saldo kas yang optimal dan besaran batas atas saldo kas dengan
metode Miller – Orr.

BAB 8 PIUTANG DAGANG


Kasus 1. Analisis Umur Piutang
PT. Jaya Maju merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang produk makanan.
Perusahaan ingin mengelompokan piutangnya berdasar tanggal jatuh tempo transaksi. Perusahaan
ini menetapkan syarat pembayaran adalan n/30 yang berarti jatuh tempo 30 hari setelah tanggal
transaksi. Sebelum mengelo9mpokan piutangnya, perusahaan telah mengambil kebijakan taksiran
piutang tidak tertagih sebagai berikut:
 Belum jatuh tempo, dengan batasan maksimal 30 hari dari tanggal transaksi, taksiran piutang
tidak tertagih adalah sebesar 0,5%
 Lewat waktu, 1-30 hari, dengan batasan 31 s.d. 60 hrai setelah masa transaksi, taksiran piutang
tidak tertagih adalah sebesar 2%.
 Lewat waktu 31-60 hari, dengan batasan 61 s.d. 90 hari setelah masa transaksi, taksiran piutang
tidak tertagih adalah sebesar 4,5%.
 Lewat waktu 61-90 hari, dengan batasan 91 s.d. 120 hari setelah masa transaksi, taksiran
piutang tidak tertagih adalah sebesar 10%.
 Lewat waktu > 90 hari, dengan batasan di atas 120 hari setelah masa transaksi, taksiran piutang
tidak tertagihm sebesar 16%.
 Data Debitur dan tanggal transaksi adalah sebegai berikut :
NAMA SALDO TANGGAL
DEBITUR PIUTANG TRANSAKSI
PT A 30.000.000 11 Des 2005
PT B 40.000.000 20 Nov 2005
PT C 20.000.000 11 Okt 2005
PT D 25.000.000 26 Sep 2005
PT E 10.000.000 15 Agu 2005
Berdasarkan data tersebut, buatlah analisis umur piutang sesuai dengan kelompok di atas dengan
dasar perhitungan 1 Januari 2006.

Kasus 2. Analisis Umur Piutang


PT. Maju Terus ingin menganalisis umur piutangnya. Perusahaan mensyaratkan pembayaran n/30
dan dasar perhitungan piutang adalah tanggal 1 Feberuari 2006. Cadangan kerugian piutang tak
tertagih adalah sebagai berikut:
Untuk belum jatuh tempo : 2%
1 – 30 hari : 5%
31 – 60 hari : 7,5%
61 – 90 hari : 10%
90 hari : 15%
Sedangkan data debitur, jumlah piutang, dan tanggal transaksi adalah sebagai berikut :
NAMA SALDO TANGGAL
DEBITUR PIUTANG TRANSAKSI
PT. Abadi 15.000.000 28 Jan 2006
PT. Aneka 75.000.000 12 Des 2005
PT. Atena 19.500.000 28 Nov 2005
PT. Indah 7.500.000 18 Nov 2005
PT. Megah 6.100.000 22 Okt 2005

10
NAMA SALDO TANGGAL
DEBITUR PIUTANG TRANSAKSI
PT. Gagah 12.500.000 09 Okt 2005
PT. Berani 9.500.000 20 Okt 2005
PT. Pancoran 18.000.000 28 Sep 2005
PT. SAS 4.900.000 14 Sep 2005
PT. BAS 10.000.000 02 Sep 2005
PT. Kemilau 4.500.000 25 Agu 2005
PT. Jaya 17.500.000 17 Agu 2005
Berdasarkan data tersebut, buatlah analisis piutang, termasuk berapa hari telah lewat dari tanggal
jatuh tempo.

Kasus 3. Penjualan Kredit Tanpa Diskon


PT. Karnival adalah sebuah perusahaan dagang. Selama ini perusahaan itu menjual barang secara
tunai. Untuk menaikan volume penjualan, manajemen mencoba melakukan transaksi dengan cara
kredit. Adapun data-data yang berhasil dikumpulkan adalah sebagai berikut:
 Penjualan tunai rata-rata per tahun Rp 5.000.000.000
 Syarat penjualan yang direncanakan n/60
 Penjualan dianggarkan per tahun Rp 6.000.000.000
 Profit margin 21%
 Biaya dana 17,5%
Dari data tersebut, dengan adanya biaya dana, apakah kebijakan penjualan kredit layak dijalankan
atau harus tetap dengan penjualan tunai. Buatlah kesimpulannya!

Kasus 4. Penjualan Kredit dengan Diskon


CV. Barokah adalah sebuah perusahaan dagang. Selama ini CV tersebut menjual produk dengan cara
kredit. Pada tahun yang akan datang pihak manajemen merencanakan untuk melakukan penjuaklan
kredit dengan diskon. Dengan kebijakan ini diperkirakan sebagian konsumen akan membayar dalam
periode diskon dan sebagian lagi akan di luar periode diskon. Untuk keperluan tersebut, berikut
disajikan beberapa informasi yang diperlukan:
 Penjualan dianggarkan Rp 5.000.000.000
 Termin yang direncanakan 2,5/10, n/60
 Profit margin dianggarkan 30%
 Biaya dana 16%
 Estimasi membayar dalam periode potongan 20%
 Estimasi membayar di luar periode potongan 80%
Berdasarkan data tersebut, buatlah analisis ekonomi sebagai dasar pembuatan keputusan apakah
sebaiknya perusahaan membnerikan diskon, menaikan volume penjualan, atau menjual barang
dengan cara kredit tanpa diskon.

Kasus 5. Penjualan Kredit dan Kerugian Piutang


UD. Merapi adalah sebuah perusahaan dagang dimana kebijakan penjualan kreditnya tidak
menerapkan diskon. Konsekuensinya, perusahaan menganggarkan adanya kredit yang tidak tertagih.
Persentase piutang yang tidak tertagih dapat ditentukan berdasarkan pada data historis yang dimiliki
oleh perusahaan, yaitu sebagai berikut :
 Penjualan tunai rata-rata per tahun Rp 25.000.000.000,-
 Syarat penjualan direncanakan n/60
 Penjualan dianggarkan Rp 35.000.000.000,-
 Profit margin 30%
 Biaya dana 15%
 Kerugian piutang 2,5%
Dari data tersebut buatlah analisis financial sebagai dasar pembuatan suatu keputusan apakah
perusahaan sebaiknya menjual abarang secara tunai atau secara kredit?

11
BAB 9 PERSEDIAAN
Kasus 1. Jumlah Pembelian Optimal
PT. Subur Makmur adalah sebuah perusahaan yang memproduksi barang. Dari laporan perusahaan
terlihat bahwa perusahaan membutuhkan bahan mentah sebanyak 200.000 unit barang. Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut, setyiap kali pemesanan meliputi jumlah 15.000 unit. Sedangkan
informasi lain yang berhasil dikumpulkan meliputi harga beli barang dan biaya-biaya setiap kali
dilakukan pembelian barang adalah sebagai berikut:
NO Keterangan Jumlah
1 Harga beli barang/unit 25.000
2 Biaya pesanan barang 275.000
3 Biaya angkut barang 2.500.000
4 Biaya pesan lainnya 250.000
5 Biaya modal 5.000.000
6 Biaya asuransi 750.000
7 Biaya simpan 7.500.000
8 Biaya pemeliharaan barang 4.500.000
Dari data tersebut, hitunglah jumlah pembelian yang paling optimal (Economic Order Quantity).

Kasus 2. Reorder Point


PT. Karen adalah sebuah perusahaan yang memproduksi barang. Perusahaan tersebut
membutuhkan barang mentah sebanyak Rp 20.000,00. Informasi lain meliputi biaya pesan dan biaya
simpan adalah sebagai berikut :
NO Uraian Jumlah
1 Biaya Kirim 5.500.000
2 Biaya pengecekan 250.000
3 Biaya penyimpan/unit 950
4 Biaya asuransi per unit 750
5 Biaya modal yang tertanam pada persediaan 3%
6 Pajak atas persediaan 1%
7 Biaya lain-lain 750.000
Persediaan pengaman ditentukan sebesar kebutuhan selama 3 minggu, dengan asumsi 1 tahun
adalah 52 minggu. Kebutuhan selama lead time ditetapkan sebesar 25% dari persediaan pengaman.
Berdasar data tersebut, hitunglah unit pembelian bahan baku yang optimal dan tentukan titik
pemesanan barang (re-order-point).
Catatan:
Untuk menetapkan reorder point dapat dilakukan dengan dua cara, diantaranya adalah:
 Berdasarkan kebutuhan selama lead time ditambah dengan persentase tertentu.
 Berdasarkan kebutuhan selama lead time ditambah penggunaan selama periode tertentu
sebagai safety stock.

Kasus 3. Menentukan Kebutuhan Bahan Baku


PT. Amro merupakan perusahaan yang memproduksi barang. Data yang ada di perusahaan dapat
dikumpulkan sebagai berikut:
 Pembelian bahan baku yang optimal 8.000 unit
 Total biaya simpan per unit bahan baku Rp 4.500.000
 Total biaya pesan setiap kali memesan bahan baku Rp 3.600.000,-
Dari data tersebut, hitunglah jumlah kebutuhan bahan baku selama setahun.

Kasus 4. Reorder Point


Sebuah perusahaan memiliki 2 macam persediaan bahan baku untuk memproduksi barang mewah
dan murah. Untuk menentukan reorder point, bahan baku produk mewah ditentukan dengan lead
time 4 minggu, kebutuhan perminggu 5.000 unit dan safety stock ditetapkan 45% dari kebutuhan

12
lead time. Reorder point untuk bahan baku produk murah ditetapkan berdasarkan lead time 4
minggu, dengan kebutuhan per minggu mencapai 7.500 unit dan tambahan kebutuhan pemakaian
selama 2 minggu.
Dari data tersebut, hitung titik pemesanan kembali (Reorder point) uhntuk kedua macam bahan
baku tersebut.

Kasus 5. EQQ dan Incremental Cost


PT. Karunia Abadi adalah sebuah perusahaan yang memproduksi mainan anak. Setiap tahunnya
perusahaan membutuhkan bahan baku 250.000 kg dengan harga beli Rp 15.000,- per kg. Biaya yang
diperlukan untuk setiap kali pesan adalah sebagai berikut:
No Keterangan Jumlah
1 Biaya pengiriman 4.500.000
2 Biaya pemeriksaan 900.000
3 Biaya administrasi 300.000
4 Biaya penimbangan 150.000
5 Biaya simpan sebesar 7,5% per kg bahan baku
6 Biaya asuransi sebesar 1,5% kg bahan baku
7 Biaya modal yang tertanam pada persediaan 2%
Dari data tersebut, hitunglah jumlah pembelian yang optimum dan total incremental cost selama
setahun. Selain itu hitung kebutuhan bahan selama setahun jika diketahui biaya setiap kali pesan
adalah sebesar Rp 5.500,- dan biaya simpannya adalah Rp 10.000.000,-

BAB 10 BREAK EVENT POINT


Kasus 1. Break Event Point
PT. ABC adalah sebuah perusahaan yang memproduksi barang. Pada tahun yang akan datang
perusahaan merencanakan untuk memproduksi suatu barang sebanyak 10.000 unit. Biaya tetap
diperkirakan sebesar Rp 60.000.000,- dan total biaya variabel untuk memproduksi barang adalah
sebesar Rp 50.000.000,-
Informasi lain yang berhasil dikumpulkan adalah bahwa harga jual ditetapkan sebesar Rp 15.000,-
Dari data tersebut, hitunglah berapa titik impas atau break event point (BEP) dalam unit dan rupiah,
total penjualan, biaya variabel per unit dan biaya variabel dibanding penjualan.

Kasus 2. Break Event Point


PT. Andini adalah sebuah perusahaan yang memproduksi minuman instant. Perusahaan tersebut
memiliki satu unit mesin untuk nmemproduksi minuman secara masal. Data yang berhasil
dikumpulkan adalah sebagai berikut:
 Biaya Tetap diketahui Rp 250.000.000,-
 Biaya Variabel sebesar Rp 8.500,- per unit
 Harga Jual sebesar Rp 25.000,- per unit
 Kapasitas maksimum 25.000 unit
Dari data tersebut, hitunglah BEP dalam rupiah dan unit.

Kasus 3. Margin of Safety


PT. X adalah sebuah industri yang mempunyai data anggaran laba-rugi, jumlah produksi 55.000 unit,
biaya tetap Rp 26.000.000, total biaya variabel Rp 28.000.000 dan ahrga jual per unit barang 2.500,-.
Dari data tersebut hitunglah margin of safety untuk menentukan seberapa besar berkurangnya
volume penjualan yang boleh turun agar perusahaan tidak mengalami kerugian.

Kasus 4. Shut Down Point


PT. Expresi mempunyai informasi data biaya dan penjualan sebagai berikut:
 Jumlah produk (Unit) 60.000
 Biaya Tetap Tunai (Out of Pocket Cost) Rp 25.000.000,-

13
 Total Biaya Variabel Rp 30.000.000,-
 Harga Jual per Unit Rp 5.250,-
Dari data tersebut, hitunglah jumlah minimal penjualan yang harus dilakukan oleh eprusahaan
untuk menutup biaya tunai.

BAB 11 PENETAPAN HARGA JUAL PRODUK


Kasus 1. Target Biaya Produk
PT. ABC memproduksi barang keperluan rumah tangga dengan investasi sebear Rp 990.000.000,-
Rencana jumlah yang diproduksi dan terjual dalam satu tahun 50.000 unit dengan harga jual per unit
Rp 45.000,-. Biaya non produksi per tahun adalah sebesar Rp 15.000.000,-
Dari data tersebut, tetapkan target biaya per unit produk jika ROI diharapkan sebesar 35% per
tahun.

Kasus 2. Target Laba 1


PT. Sinar Terang adalah sebuah perusahaan yang memproduksi televisi khusus SOGUN. Setiap tahun
perusahaan ini dapat memproduksi sebanyak 20.000 unit.
Data keuangan yang berhasil dikumpulkan adalah berupa biaya tetap sebesar Rp 990.000.000 dan
biaya variabel Rp 650.000,00. Tahun ini pemilik menganggarkan laba sebesar Rp 1.100.000.000,-
Berdasar data tersebut, hitunglah berapa harga jual produk berdasarkan target laba tersebut.

Kasus 3. Elastisitas Harga


PT. Subaru adalah sebuah perusahaan yang memproduksi mainan anak. Pada konsidi normal
perusahaan dapat menjual barang dengan harga Rp 50.000,- per buah. Adapun data lain yang
berhasil dikumpulkan adalah sebagai berikut:
 Volume penjualan pada tingkat harga tersebut diharapkan sebanyak 60.000 unit
 Proporsi biaya non produksi variabel dari penjualan sebesar 12%
 Biaya produk variabel per produk adalah sebesar Rp 20.000,-
 Total biaya tetap produksi sebesar Rp 125.000.000,-
 Biaya tetap non-produksi sebesar Rp 130.000.000,-
 Harga jual yang telah ditetapkan sebelumnya direncanakan untuk diturunkan sebesar 15%
Manajemen bermaksud untuk mengkaji dampak penurunan harga jual tersebut terhadap laba.
Asumsi:
 Elastisitas rendah, penurunan harga jual akan menaikan volume penjualan sebesar 15%
 Elastisitas tinggi, penurunan harga jual dapat meningkatkan volume penjualan sebanyak 45%.
Sisi lain dari kenaikan volume penjualan adalah akan meningkatkan total biaya tetap produksi
menjadi Rp 150.000.000,- dan total biaya tetap non produksi meningkat menjadi
Rp160.000.000.-
Dari data tersebut, hitunglah pengaruh penurunan harga jual terhadap laba perusahaan.

Kasus 4. Harga Pokok Produksi Penuh


PT. Karina adalah sebuah perusahaan yang memproduksi peralatan rumah tangga. Data yang
berhasil dihimpun adalah sebagai berikut:
 Biaya overhead pabrik pada kapasitas normal Rp 150.000.000,-
 Total biaya non produksi sebesar Rp 175.000.000,-
 Biaya produksi variabel per unit:
Biaya bahan baku Rp 45.000,-
Biaya tenaga kerja langsung Rp 25.000,-
Biaya overhead pabrik Rp 6.000,-
 Biaya non produksi Rp 7.500,-
 Jumlah yang diproduksi 150.000 unit barang
 Mark up ditentukan sebesar 65%

14
Dari data tersebut, tentukan harga jual produk dan susunlah laporan laba rugi untuk
membuktikannya.

BAB 12 ANGSURAN PINJAMAN


Kasus 1. Tabel Angsuran Pinjaman Bunga Menurun
Sebuah koperasi simpan pinjaman yang sedang berkembang ingin membuat tabel angsuran
pinjaman dari pinjaman yang diberikan kepada nasabah. Tabel yang diinginkan koperasi tersebut
diharapkan mampu membuat informasi antara lain pokok pinjaman, cicilan pokok pinjaman, bunga,
angsuran perbulan, dan saldo pokok pinjaman. Dalam tahap pertama koperasi tersebut ingin
membuat tabel pinjaman dengan data seperti berikut :
 Bunga pinjaman ditetapkan sebesar 16%
 Jangka waktu pinjaman 12 bulan
 Jumlah pokok pinjaman 25.000.000
 Tanggal pinjaman 1 Januari 2006
Dari data tersebut, buatlah tabel angsuran pinjaman dengan sistem bunga menurun.

Kasus 2. Tabel Angsuran Pinjaman Bunga Tetap


Dengan menggunakan data pada kasus 1 di atas, buatlah tabel angsuran pinjaman dengan metode
atau sistem bunga tetap.

Kasus 3. Tabel Angsuran Pinjaman Bunga Efektif


Dengan menggunakan data kasus1 di atas, buatlah tabel angsuran pinjaman dengan metode atau
sistem bunga efektif.

BAB 13 PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERDASARKAN INFORMASI DIFERENSIAL


Kasus 1. Pemilihan Alternatif Pesanan
PT. ABG adalah sebuah perusahaan yang memproduksi sepatu dan memiliki mesin dengan kapasitas
produksi setahun 275.000 buah. Saat ini kapasitas mesin digunakan untuk membuat 200.000 produk
dalam setahun. Informasi lain yang berhasil dikumpulkan adalah sebagai berikut:
 Harga jual per unit produk Rp 65.000,-
 Biaya per unit (termasuk biaya tetap) Rp 25.000,-
 Biaya tetap Rp 275.000.000,-
Saat ini manajemen perusahaan sedang mempertimbangkan untuk menerima atau menolak
pesanan khusus untuk memanfaatkan kapasitas mesin yang belum optimal. Tawaran selanjutnya
disebut alternatif A, B, C, dan D, yaitu sebagai berikut :
 Alternatif A – menerima pesanan khusus sebanyak 40.000 unit dengan harga Rp 75.000,-
 Alternatif B – menerima pesanan khusus sebanyak 55.000 unit dengan harga Rp 72.000,-
 Alternatif C – menerima pesanan khusus sebanyak 45.000 unit dengan harga Rp 70.000,-
 Alternatif D – menerima pesanan khusus sebanyak 60.000 unit dengan harga Rp 60.000,-
Dari data tersebut, buatlah analisis untuk membantu manajemen membuat keputusan menerima
salah satu tawaran atau menolak pesanan khusus dari ke-4 alternatif pilihan tersebut.

15
Kasus 2. Alternatif Penggantian Aktiva Tetap
Sebuah perusahaan sedang mempertimbangkan untuk mempertahankan atau mengganti aktiva
tetap yang selama ini dimilikinya. Data aktiva lama dan aktiva baru tersebut alah sebagai berikut :
DATA TEKNIS AKTIVA
Keterangan Aktiva Lama Aktiva Baru
Umur ekonomis aktiva 10 Tahun 10 Tahun
Harga perolehan aktiva 1.200.000.000 1.200.000.000
Nilai buku saat sekarang 800.000.000 0
Biaya produksi variabel per tahun 2.000.000.000 1.800.000.000
Biaya non produksi variabel per
tahun 500.000.000 500.000.000
Biaya non produksi tetap per tahun 700.000.000 700.000.000
Pendapatan penjualan per tahun 6.000.000.000 6.000.000.000
Nilai jual 500.000.000 0
Berdasarkan data tersebut, Anda diminta oleh manajemen perusahaan untuk membuat keputusan
mempertahankan atau mengganti aktiva lama dengan aktiva baru disertai dengan proyeksi laba-rugi
sebagai pembuktian.

Kasus 3. Analisis Keputusan Penjualan Produk


PT. X saat ini memproduksi dan menjual barang makanan yang dikategorikan dalam tiga produk,
yakni produk Manis, Produk Asin, dan Produk Gurih. Pada tahun-tahun terakhir ini, laporan laba-rugi
untuk produk gurih cenderung menurun sehingga perusahaan dihadapkan pada pilihan tetap
memproduksi dan menjual produk gurih atau menghentikannya. Data lain yang berhasil
dikumpulkan adalah sebagai berikut :

Penjelasan:
Perusahaan melakukan perhitungan terhadap biaya tetap umum Produk Gurih dan menyimpulkan
dalam suatu kondisi seperti berikut ini:
 Kondisi 1, biaya tetap umum sebesar Rp 75.000.000,- terdiri dari biaya tidak dapat dihindari
sebesar Rp 65.000.000,- dan biaya dapat dihindari sebesar Rp 10.000.000,-
 Kondisi 2, biaya tetap umum sebesar Rp 75.000.000,- terdiri dari biaya tidak dapat dihindari
sebesar Rp 5.000.000,- dan biaya dapat dihindari sebesar Rp 70.000.000,-
Dari data tersebut buatlah rekomendasi untuk menghentikan atau meneruskan dengan membuat
laporan rugi laba perbandingan jika tetap menjual atau tidak menjual produk gurih.

16
BAB 14 RISIKO INVESTASI
Kasus 1. Memilih Proyek dengan Probabilitas Berbeda
PT. Ambisi adalah sebuah perusahaan industri yang saat ini sedang dihadapkan pada dua pilihan
investasi. Keduanya memiliki cashflow yang sama namun memiliki distribusi probabilitas berbeda
selama setahun. Data dari kedua proyek tersebut adalah sebagai berikut:

DATA INVESTASI
No. PROYEK X PROYEK Y
Probabilitas Cashflow Probabilitas Cashflow
1 0,10 180.000.000 0,10 180.000.000
2 0,30 200.000.000 0,25 200.000.000
3 0,30 260.000.000 0,40 260.000.000
4 0,15 275.000.000 0,10 275.000.000
5 0,15 350.000.000 0,15 350.000.000
Berdasarkan data tersebut, pilih salah satu proyek dengan menghitung dan membandingkan kedua
nilai harapan investasi dan standar deviasi.

Kasus 2. Memilih Proyek dengan Cash Flow Berbeda


PT. Segar adalah sebuah perusahaan industri. Saat ini perusahaan tersebut sedang mendapatkan
tawaran investasi pada dua proyek yang sama-sama memiliki umur ekonomis 2 tahun investasi
sebesar Rp 5.000.000.000,-
Data kedua proyek tersebut adalah sebagai berikut:
DATA INVESTASI
No. PROYEK X PROYEK Y
Investasi 5.000.000.000 Investasi 5.000.000.000
Bunga disyaratkan 15% Bunga disyaratkan 15%
Tahun Probabilitas Cashflow Tahun Probabilitas Cashflow
1 1 0,16 450.000.000 1 0,10 400.000.000
2 0,14 575.000.000 0,20 550.000.000
3 0,30 600.000.000 0,45 625.000.000
4 0,20 500.000.000 0,10 750.000.000
5 0,20 750.000.000 0,15 800.000.000

1 2 0,10 500.000.000 2 0,10 450.000.000


2 0,20 700.000.000 0,25 600.000.000
3 0,30 850.000.000 0,30 700.000.000
4 0,30 800.000.000 0,25 800.000.000
5 0,10 700.000.000 0,10 900.000.000
Berdasarkan data tersebut buatlah suatu analisis sebagai dasar untuk memilih dalah satu proyek
dengan menghitung nilai harapan proyek. Gunakan metode NPV.

17
Kasus 3. Memilih Proyek dengan Probabilitas Sama
Sebuah perusahaan dagang sedang menilai usulan dua proyek investasi yang memiliki distribusi
probabilitas yang berbeda. Umur ekonomis investasi adalah 5 tahun dengan aliran kas dan distribusi
probabilitas seperti berikut ini :

PROBABILITAS DAN ALIRAN KAS


PROYEK X PROYEK Y
Probabilitas Aliran Kas Probabilitas Aliran Kas
0,20 600.000.000 0,15 500.000.000
0,15 900.000.000 0,20 700.000.000
0,30 950.000.000 0,30 900.000.000
0,25 1.100.000.000 0,20 1.200.000.000
0,10 1.300.000.000 0,15 1.500.000.000
Berdasarkan data tersebut, hitunglah nilai harapan, deviasi standar masing-masing proyek, serta
koefisien variasi kedua proyek. Selanjutnya buatlah kesimpulan dengan memilih salah satu proyek
tersebut.

Kasus 4. Memilih Proyek Berdasarkan Probabilitas NPV


PT. Abadi merupakan sebuah perusahaan industri. Saat ini sedang mendapatkan proposal suatu
proyek dengan nilai investasi pada tahun ke-0 sebesar Rp 3.500.000.000,-. Tingkat suku bunga bebas
risiko yang diperhitungkan untuk proyek tersebut sebesar 15%. Investasi tersebut diharapkan akan
menghasilkan aliran kas bersih selama 3 tahun dengan distribusi probabilitas sebagai berikut :
DATA INVESTASI PROYEK
Investasi (Tahun ke-0) 3.500.000.000
Tingkat bunga bebas risiko 15,0%
ALIRAN KAS BERSIH DIHARAPKAN
Probabilitas Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3
0,20 600.000.000 400.000.000 200.000.000
0,15 900.000.000 600.000.000 400.000.000
0,30 950.000.000 800.000.000 600.000.000
0,25 1.100.000.000 1.350.000.000 1.250.000.000
0,10 1.300.000.000 1.600.000.000 1.750.000.000
Berdasarkan data tersebut, hitunglah standar deviasi periode investasi, nilai yang diharapkan dari
Net Present Value (NPV), dan probabilitas NPV proyek tersebut.

18
BAB 15 INVESTASI AKTIVA
Kasus 1. Metode Laba Bersih
PT. Makmur adalah sebuah perusahaan industri. Saat ini sedang mengevaluasi kelayakan usulan
proyek pembelian aktiva tetap baru dengan metode laba sisa. Data yang berhasil dikumpulkan
adalah seperti daftar berikut:
DATA AKTIVA
Harga Perolehan 900.000.000
Nilai Sisa 0
Umur ekonomis 4 Tahun
Laba Sisa
Diharapkan 350.000.000
Biaya Modal Per Th 18,0%
Tarif Pajak 15%

Laba Akuntansi Sebelum Pajak


yang diharapkan
Tahun ke- Laba
1 150.000.000
2 175.000.000
3 190.000.000
4 150.000.000
Jumlah 665.000.000
Dari data tersebut, hitunglah laba sisa umur proyek dan buatlah kesimpulan kelayakan investasi
tersebut.

Kasus 2. Metode Payback Period


PT. Patriot adalah sebuah perusahaan fiktif. Perusahaan ini sedang mempertimbangkan usulan
proyek pembelian aktiva tetap baru dengan metode Payback Periode. Data aktiva dan laba akuntansi
sebelum pajak yang diharapkan adlah seperti pada tabel berikut:
DATA AKTIVA
Harga Perolehan 900.000.000
Nilai Sisa 0
Umur ekonomis 4 Tahun
Payback Diharapkan 3,0 Tahun
Pajak Penghasilan 15%

Laba Akuntansi Sebelum Pajak


yang diharapkan
Tahun ke- Laba
1 150.000.000
2 175.000.000
3 190.000.000
4 150.000.000
Jumlah 665.000.000

19
Kasus 3. Metode Return On Investment 1
PT. ABC sedang mempertimbangkan untuk membeli aktiva tetap berupa mesin baru merek X. Data
yang berhasil dikumpulkan adalah data tentang harga perolehan, masa manfaat, laba akuntansi yang
diharapkan, tarif pajak, dan ROI mesin lain (mesin Y) yang sejenis sebagai pembanding, yang dapat
dilihat melalui tabel berikut ini.
DATA AKTIVA
Harga Perolehan 900.000.000
Nilai Sisa 0
Masa Manfaat 4 Tahun
ROI Aktiva Y (ak lain) 29,0%
ROI yang diharapkan 25,0%
Tarif Pajak 15%

Laba Akuntansi Sebelum Pajak


yang diharapkan
Tahun
ke- Laba
1 150.000.000
2 175.000.000
3 190.000.000
4 150.000.000
Berdasarkan data tersebut, hitunglah ROI atas investasi rata-rata. Ambil kesimpulan untuk
pengambilan keputusan melalui kriteria penyaringan dan preferensi aktiva lain.

Kasus 4. Metode Net Present Value


PT. Expresi adalah sebuah perusahaan fiktif. Perusahaan ini akan mengevaluasi kelayakan usulan
pembelian aktiva tetap baru dengan metode Net Present Value. Data aktiva dan laba akuntansi
sebelum pajak yang diharapkan adalah seperti yang ada dalam daftar berikut ini.
DATA AKTIVA
Harga Perolehan 1.000.000.000
Nilai Sisa 0
Masa Manfaat 4 Tahun
Pajak Penghasilan 20%
Bunga Per Tahun 12%
Nilai Bersih
Diharapkan 150.000.000

Laba Akuntansi Sebelum Pajak


yang diharapkan
Tahun ke- Laba
1 150.000.000
2 175.000.000
3 190.000.000
4 150.000.000
Jumlah 665.000.000
Berdasarkan data tersebut, hitunglah laba tunai kini dan berikan kesimpulan layak tidaknya investasi
tersebut dijalankan. Asumsi bahwa metode penyusutan yang dipakai adalah metode garis lurus.

20
Kasus 5. Metode Internal Rate of Return 1
PT. Semar merupakan sebuah peruahaan industri. Saat ini perusahaan itu sedang mengevaluasi
kelayakan usulan proyek pembelian aktiva tetap berupa mesin baru dengan menggunakan metode
Intenal Rate of Return berupa mesin baru dengan menggunakan metode Internal Rate of Return
(IRR). Perusahaan mengharapkan dengan pembelian aktiva tersebut akan dapat meningkatkan
penjualan. Namun demikian perusahaan menyadari bahwa pembelian tersebut akan menambah
biaya. Data yang berhasil dikumpulkan berkaitan dengan rencana tersebut adalah sebagai berikut:
DATA TEKNIS AKTIVA
Harga Perolehan Aktiva 900.000.000
Nilai Sisa 0
Umur ekonomis 4 Tahun
Metode Penyusutan Garis Lurus
Biaya Modal (cost of capital) 16,0%
Peningkatan Penjualan 325.000.000
Peningkatan Biaya 275.000.000
Pajak Penghasilan 15,0%
Dari data tersebut buatlah evaluasi kelayakan investasi tersebut dengan metode IRR dan membuat
rekomendasi layak tidaknya investasi tersebut untuk dijalankan.

Kasus 6. Metode Internal Rate of Return 2


Dengan menggunakan data pada kasus5, namun dengan perbedaan pada peningkatan nilai biaya,
yakni menjadi sebesar Rp 175.000.000,-. Berdasarkan data tersebut buatlah evaluasi kelayakan
dengan metode IRR dan buatlah rekomendasi layak tidaknya investasi tersebut untuk dijalankan.

Kasus 7. Metode Internal Rate of Return 3


Dengan menggunakan data pada kasus5 tersebut di atas, namun beda dalam nilai sisa aktiva, yakni
terdapat nilai aktiva sebesar Rp 225.000.000 dan perubahan biaya yang menjadi Rp 150.000.000,-.
Dari data tersebut nilailah apakah investasi tersebut layak atau tidak.

Kasus 8. Metode Internal Rate of Return 4


Dengan menggunakan data pada kasus5 di atas, hanya saja beda dalam penggunaan metode
penyusutan, yakni dengan menggunakan metode Jumlah Angka Tahun dan terdapat nilai sisa
sebesar Rp 150.000.000,-. Berdasarkan data tersebut, analisislah dengan menggunakan IRR. Apakah
investasi tersebut layak atau tidak untuk dijalankan.

BAB 16 PENYUSUTAN AKTIVA TETAP


Kasus 1. Penyusutan dengan Metode Garis Lurus
PT. Mandiri adalah sebuah perusahaan industri. Data aktiva tetap yang dimiliki perusahaan tersebut
mempunyai harga perolehan (harga beli + biaya-biaya) senilai Rp 900.000.000,- dengan taksiran nilai
sisa (salvage) sebesar Rp 75.000.000,- dan masa manfaat (life) ditetapkan selama 4 tahun. Dari data
tersebut, hitunglah besar beban penyusutan per tahun dan susun tabel penyusutan tersebut selama
masa manfaat dengan menggunakan metode garis lurus.

Kasus 2. Penyusutan dengan Metode Jumlah Angka Tahun


Dengan menggunakan data pada kasus 1 di atas, hitunglah penyusutan dan hitunglah besar bebean
penyusutan dengan metode Jumlah Angka Tahun. Susun tabel penyusutan untuk kasus tersebut.

Kasus 3. Penyusutan dengan Metode Saldo Menurun


Dengan menggunakan data pada Kasus 1 di atas, hitung beban penyusutan dengan metode Saldo
Menurun. Susun pula tabel penyusutannya.

21
Kasus 4. Penyusutan dengan Metode Saldo Menurun Ganda
Dengan menggunakan data pada Kasus 1 di atas, hitung beban penyusutan dengan metode Saldo
Menurun Ganda. Susun pula tabel penyusutannya.

Kasus 5. Penyusutan dengan Metode Jam Jasa


Dengan menggunakan Kasus1, dengan informasi tambahan bahwa aktiva tersebut diperkirakan
adapat digunakan selama 15.000 jam kerja dalam jangka waktu (life) 4 tahun. Distribusi 15.000 jam
kerja selama 4 tahun tersebut adalah sebagai berikut:
 Tahun ke-1 2.500 jam
 Tahun ke-2 5.500 jam
 Tahun ke-3 6.000 jam
 Tahun ke-4 1.000 jam
Dari data tersebut, tentukan:
1. Tarif per jam jasa
2. Distribusi taksiran pemakaian jam jasa
3. Penyusutan periode bersangkutan dihitung berdasarkan perkalian tarif per jam jasa dengan
jumlah pemakaian jam jasa.
Selanjutnya susun beban penyusutan per jam jasa dan tabel penyusutan.

Kasus 6. Penyusutan dengan Metode Satuan Hasil Produksi


Dengan menggunakan kasus 1, dengan tambahan informasi bahwa aktiva tersebut diperkirakan
dapat menghasilkan 50.000 unit barang dalam jangka waktu 4 tahun. Estimasi hasil produksi
sebanyak 50.000 unit barang selama 4 tahun adalah:
 Tahun ke-1 5.000 unit barang
 Tahun ke-2 10.000 unit barang
 Tahun ke-3 20.000 unit barang
 Tahun ke-4 15.000 unit barang
Berdasar data tersebut, tetntukan tarif penyusutan per unit barang dan susun tabel penyusutan
tersebut dengan metode satuan hasil produksi atau metode jumlah unit produksi.

Kasus 7. Penyusutan dengan Metode Gabungan


PT. X adalah sebuah perusahaan fiktif. Perusahaan tersebut mnempunyai aktiva tetap gabungan
dengan data sebagai berikut:
Data Aktiva Gabungan
JENIS HARGA NILAI SISA UMUR
AKTIVA PEROLEHAN (RESIDU) EKONOMIS
Alfa 150.000.000 5.000.000 5 tahun
Beta 125.000.000 10.000.000 3 tahun
Carli 250.000.000 65.000.000 2 tahun
Delta 275.000.000 5.000.000 7 tahun
Exa 120.000.000 15.000.000 3 tahun
Dari data tersebut, hitunglah beban penyusutan dengan metode gabungan dan susun tabel
penyusutannya.

22

Anda mungkin juga menyukai