Anda di halaman 1dari 8

Anggaran Fleksibel, Varians Biaya Langsung & Biaya

Tidak Langsung, Pengendalian Manajemen

Penganggaran adalah penciptaan suatu rencana kegiatan yang


dinyatakan dalam ukuran keuangan. Penganggaran memainkan
peran penting di dalam perencanaan, pengendalian, dan
pembuatan keputusan. Anggaran juga untuk meningkatkan
koordinasi dan komunikasi.

Penganggaran merupakan salah satu jenis perencanaan. Pada


kenyataannya jarang sekali pengeluaran biaya produksi
sesungguhnya sama dengan standar.

Pada umumnya terdapat perbedaan antara biaya standar


dengan pelaksanaan, yang disebut sebagai selisih atau varians.
Selisih/Varian adalah perbedaan antara biaya menurut standar
(anggaran) dengan biaya aktual (yang sesungguhnya terjadi).
Selisih merupakan petunjuk tentang adanya ketidak tepatan,
sehingga manajemen perlu menganalisis penyebab terjadinya
selisih. Jika pelaksanaan sesungguhnya menyimpang terus-
menerus dari standar dengan jenis penyimpangan yang sama,
maka bisa jadi terdapat ketidak tepatan dalam standarnya.
Namun jika penyimpangan tersebut tidak terjadi terus menerus
dan dengan pola yang berbeda-beda, berarti terjadi kesalahan
dalam pelaksanaan (biaya aktual).

Konsep Dasar
Varians merupakan perbedaan antara hasil aktual dan kinerja
yang diharapkan (dianggarkan).
Manajemen dengan pengecualian yaitu praktik memusatkan
perhatian pada area yang tidak berjalan seperti yang diharapkan
(dianggarkan).
Anggaran dasar (master) didasarkan pada output yang
direncanakan pada awal periode anggaran.
Varians anggaran statis yaitu perbedaan antara hasil sebenarnya
dan jumlah anggaran statis yang sesuai
Favorable Variances (Varians yang menguntungkan) artinya
memiliki efek peningkatan pendapatan operasional relatif
terhadap jumlah anggaran
Unfavorable Variances (Varians yang tidak menguntungkan)
artinya memiliki efek penurunan pendapatan operasional relatif
terhadap jumlah anggaran

Anggaran Fleksibel
Anggaran fleksibel adalah menggeser pendapatan yang
dianggarkan dan biaya naik turun berdasarkan hasil operasi
aktual (aktivitas)
 Merupakan gabungan aktivitas aktual dan jumlah dolar
yang dianggarkan
 Akan memungkinkan untuk mempersiapkan varians tingkat
2 dan 3

Mendapatkan Harga & Input Yang Dianggarkan


Harga input yang dianggarkan dan jumlah masukan yang
dianggarkan dapat diperoleh dari sejumlah sumber termasuk
data masukan aktual dari periode lalu, data dari perusahaan lain
yang memiliki proses dan standar serupa yang dikembangkan
oleh perusahaan itu sendiri. Standar adalah harga, biaya atau
kuantitas yang ditentukan dengan cermat, yang digunakan
sebagai tolok ukur untuk menilai kinerja.

Varians dan Jurnal Entri


 Setiap varian harus dijurnal.
 Setiap varian memiliki akun sendiri.
 Variabel yang menguntungkan dikredit; varians yang tidak
menguntungkan didebit.
 Akun varians umumnya ditutup dengan harga pokok
penjualan pada akhir periode, jika tidak material.

Perhitungan Biaya Standar


 Sasaran atau standar ditetapkan untuk bahan langsung dan
tenaga kerja langsung.
 Biaya standar dicatat dalam sistem akuntansi.
 Harga aktual dan jumlah pemakaian dibandingkan dengan
standar dan varians dicatat.
 Biaya Standar Bisa Menjadi Alat Berguna
 Varians harga dan efisiensi memberikan umpan balik untuk
memulai tindakan perbaikan.
 Standar digunakan untuk mengendalikan biaya.
 Manajer menggunakan analisis varians untuk mengevaluasi
kinerja setelah keputusan diterapkan.
 Bagian dari program perbaikan berkelanjutan.

Benchmarking dan Varians


Benchmarking adalah proses berkelanjutan untuk
membandingkan tingkat kinerja dalam menghasilkan produk
dan layanan terhadap tingkat kinerja terbaik di perusahaan
pesaing.
Varians dapat diperluas untuk mencakup perbandingan dengan
entitas lain.

Analisis biaya standar untuk biaya variabel seperti bahan mentah


langsung adalah sebagai berikut:
1. Analisis Varians untuk Biaya Variabel – Biaya Bahan Mentah
Langsung
Biaya bahan mentah langsung merupakan biaya variabel, artinya
semakin banyak unit yang diproduksi, maka semakin banyak pula
jumlah bahan mentah langsung yang dipakai. Akibatnya, analisis
varians untuk biaya bahan mentah langsung tidak dapat
dilakukan dengan jumlah unit produksi yang berbeda, tapi harus
dilakukan dengan mempergunakan unit produksi yang sama.

Misalkan, PT. XYZ menganggarkan untuk memproduksi 10.000


unit barang pada tahun 202X. Standar kuantitas untuk
memproduksi barang ini adalah 1 unit mempergunakan 2 kg
bahan mentah langsung.
Standar biaya untuk 1 kilogram bahan mentah langsung adalah
Rp5.000 per kilogram. Dengan demikian, anggaran biaya bahan
mentah langsung untuk tahun 202X adalah
10.000 X 2 X Rp5.000 = Rp100.000.000.
 Kenyataannya, pada tahun 202X perusahaan memproduksi
11.000 unit barang, dengan biaya bahan mentah langsung aktual
sebesar Rp106.425.000.
 Hasil tersebut memperlihatkan adanya varians yang tidak
baik (unfavorable) sebesar Rp6.425.000.
 Varians tersebut tidak mencerminkan bahwa kinerja dari
cost center tersebut kurang baik, karena selisih tersebut
diperoleh dengan memperbandingkan dua tingkatan
volume produksi yang berbeda.
 Untuk memperoleh perbandingan yang benar, maka harus
dibuat anggaran bahan mentah langsung dengan tingkatan
produksi sebesar 11.000 unit, yaitu 1.000 X 2 X Rp5.000 =
Rp110.000.000.

Jika jumlah ini diperbandingkan dengan biaya bahan mentah


langsung aktual, maka pengeluaran biaya bahan mentah
langsung aktual perusahaan adalah Rp3.575.000 lebih rendah
dibandingkan dengan standar atau anggarannya.
Penyebab selisih tersebut dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu
varians harga (price variance) yang dapat dicari dengan rumus
sebagai berikut:

Varians harga (price variance) =


(harga beli aktual bahan mentah langsung per unit – harga beli
bahan mentah langsung per unit standar)
X total aktual unit bahan mentah langsung yang dibeli/dipakai.

Jika dalam rumus tersebut yang dipakai adalah total unit bahan
mentah yang dibeli, maka nama varianya adalah varians harga
beli (purchase price variance), namun bila yang dipakai adalah
unit yang dipergunakan, maka varians tersebut dinamakan
dengan varians harga penggunaan (usage price variance).
Sedangkan varians kedua adalah varians penggunaan (quantity
variance), yang dapat dicari dengan mempergunakan rumus
sebagai berikut:

Varians penggunaan (quantity variance) =


(Jumlah aktual bahan mentah langsung yang dipergunakan –
jumlah bahan mentah langsung yang seharusnya dipergunakan
sesuai standar)
X Harga standar perunit bahan mentah langsung.

Misalkan, ternyata perusahaan memakai 21.500 kg unit bahan


mentah langsung yang dibeli dengan harga Rp4.950 per kg, maka
besarnya varians harga adalah (Rp4.950 – Rp5.000) X 21.500 kg
= Rp1.075.000.
 Varians ini baik (favorable) karena harga beli aktual lebih
rendah dari yang dianggarkan. Sedangkan besarnya varians
penggunaan adalah (21.500 kg – 22.000 kg) X Rp5.000 =
Rp2.500.000.
 Varians ini juga bersifat baik (favorable), karena pemakaian
bahan mentah langsung aktual lebih rendah dari pada
standar yang ditetapkan. Cost center tersebut harus
mencari penyebab timbulnya varians ini, sebagai upaya
untuk memperbaiki kinerjanya.

2. Analisis Varians Biaya Buruh Langsung – Biaya Tetap


Hampir semua buku akuntansi manajemen dan akuntansi biaya
mengasumsikan biaya buruh langsung sebagai biaya variabel.
Jika memang hal tersebut yang terjadi dalam perusahaan, maka
analisis varians untuk biaya buruh langsung akan sama dengan
analisis varians untuk biaya bahan mentah langsung. Namun
demikian, kebanyakan perusahaan saat ini memiliki karyawan
produksi yang memiliki gaji tetap per bulannya.

Misalkan, seseorang hanya ditugaskan untuk membuat satu


jenis produk, karena itu biaya gaji karyawan tersebut merupakan
biaya langsung. Namun, karyawan tersebut merupakan
karyawan tetap perusahaan yang digaji dalam jumlah yang tetap
per bulannya. Dalam hal ini, karyawan perusahaan merupakan
buruh langsung yang memiliki gaji yang merupakan biaya tetap.
Untuk kondisi seperti ini, maka analisis varians harus dilakukan
dengan cara yang berbeda.

Misalkan, PT. Kursi Sederhana memiliki 7 orang karyawan yang


bertugas untuk memproduksi kursi.
Perusahaan hanya memproduksi satu jenis kursi, sehingga biaya
gaji dari ketujuh karyawan tersebut adalah biaya buruh
langsung. Setiap orang diberikan gaji sebesar Rp3.000.000 per
bulannya. Pada tahun 202X perusahaan menganggarkan untuk
membuat 20.000 unit kursi. Untuk membuat 1 unit kursi
diperlukan 25 menit buruh langsung. Saat perusahaan
menyusun anggaran, maka angka yang akan terlihat adalah
Penyusunan Anggaran Biaya Buruh Langsung.

 Biaya gaji buruh langsung (7 orang x 12 bulan x


Rp3.000.000) Rp 252.000.000.00
 Kapasitas Praktikal (365 hari - 104 hari - 12 hari cuti - 12 hari
libur) x 6 jam x 7 orang x 60 menit = 597.240.00
 Tarif buruh per menit Rp 421.94
Total gaji buruh terpakai
(20,000 unit x 25 menit x Rp421.94) Rp 210.970.464.14
Kapasitas menganggur
(597,240 menit - 500,000 menit) x Rp 421.94 Rp 41.029.535.86
Total biaya gaji buruh langsung Rp 252.000.000.00

Kenyataannya, pada tahun 202X perusahaan memproduksi


20.500 unit kursi, dengan total penggunaan menit buruh
langsung sebanyak 514.000 menit. Karena banyaknya tuntutan
buruh,maka perusahaan terpaksa menaikkan gaji buruh menjadi
Rp3.300.000 per bulan dimulai pada pembayaran gaji bulan Juli
202X.
 Varians pertama dalam biaya buruh langsung muncul
karena perusahaan harus membayarkan gaji yang lebih
tinggi dari yang dianggarkan. Hal ini akan menimbulkan
selisih antara jumlah total gaji buruh aktual yang
dibayarkan dengan total gaji buruh yang dianggarkan.
 Selisih ini disebut dengan Direct Labor Spending Variance,
Biaya buruh langsung aktual
(Rp3.300.000 x 7 orang x 6 bulan) +
(Rp3.000.000 x 7 orang x 6 bulan) Rp 264.600.000.00
Biaya buruh langsung yang dianggarkan Rp 252.000.000.00
Direct Labor Spending Variance Rp 12.600.000.00

Anda mungkin juga menyukai