SKRIPSI
Oleh :
NUR MUTMAINAH
1501035195
S1 AKUNTANSI
ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk
memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitka oleh orang lain, kecuali yang
secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan
daftar pustaka.
unsur-unsur penjiplakan, saya bersedia Skripsi dan Gelar Sarjana atas nama saya
berlaku.
Nur Mutmainah
iii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh laba bersih , arus kas
operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan terhadap return saham pada
perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2014-2018. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan perusahaan
sektor pertambangan, sampel dipilih menggunakan metode purposive sampling.
Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda. Berdasarkan hasil
ananlisis, diperoleh hasil bahwa laba bersih berpengaruh positif tidak signifikan
terhadap return saham, arus kas operasi berpengaruh negatif signifikan terhadap
return saham, arus kas investasi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap
return saham, dan arus kas pendanaan berpengaruh positif tidak signifikan
terhadap return saham.
Kata Kunci: Laba Bersih, Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas
Pendanaan, dan Return Saham.
iv
ABSRACT
This study aims to analyze the effect of net profit, operating cash flow,
investment cash flow, and financing cash flow to return of stock mining
companies listed on the Stock Exchange period 2014-2018. The data used in this
study are the annual financial statements of mining sector companies, the sample
was selected using purposive sampling method. This study used multiple linear
regression analysis. Based on the analysis results, the results show that net
income has no significant positive effect on stock returns, operating cash flow has
a significant negative effect on stock returns, investment cash flow has no
significant positive effect on stock returns, and financing cash flow has no
significant positive effect on stock returns.
Keywords: Net Income, Operating Cash Flow, Investment Cash Flow, Financing
Cash Flow, and Stock Returns.
v
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan segala karunia dan limpahan rahmat-Nya, serta junjungan kita Nabi
Mulawarman.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis tidak lepas dari imbingan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
3. Ibu Dwi Risma Deviyanti, S.E., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan
4. Bapak Dr. H. Zaki Fakhroni, Akt., CA., CTA., CfrA selaku Ketua
Mulawarman.
Pembimbing I dan Ibu Annisa Abubakar Lahjie, SE., M.Si., Ph.D selaku
vi
6. Bapak Dr. H. Hamid Bone, S.E., M.Si., Ak., CA selaku Dosen Wali
Mulawarman.
baik.
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.............................................................iii
ABSTRAK.............................................................................................................iv
ABSTRACT.............................................................................................................v
KATA PENGANTAR...........................................................................................vi
DAFTAR ISI.......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL..................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xii
BAB I. PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................7
1.4 Manfaat Penelitian..............................................................................7
viii
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 36
4.1 Analisis Statistik Deskriptif ........................................................ 36
4.2 Hasil Penelitian ........................................................................... 38
4.2.1 Uji Asumsi Klasik.............................................................. 38
4.2.1.1 Hasil Uji Normalitas............................................. 38
4.2.1.2 Hasil Uji Multikolinearitas.................................... 39
4.2.1.3 Hasil Uji Autokorelasi.......................................... 40
4.2.1.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas................................ 41
4.2.2 Hasil Analisis Linear Berganda.......................................... 42
4.2.2.1 Hasil Uji F............................................................. 44
4.2.2.2 Hasil Uji Koefisien Determinasi........................... 44
4.2.2.3 Hasil Uji Hipotesis................................................ 45
4.3 Pembahasan................................................................................. 47
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Data Penelitian.................................................................................60
Lampiran 2. Nilai Variabel X1, X2, X3, X4, dan Y tahun 2014-2018...................65
Lampiran 3. Uji Statistik Deskriptif dan Uji Asumsi Klasik................................69
Lampiran 4. Analisis Regresi Linear Berganda, Uji F dan Koefisien
Determinasi......................................................................................72
xii
BAB I
PENDAHULUAN
dana jangka panjang. Dalam dunia keuangan, investor ialah orang atau lembaga
domestik dan non domestik yang melakukan investasi dalam bentuk penanaman
modal sesuai dengan jenis investasi yang dipilihnya. Setiap jenis investasi baik
jangka panjang dan jangka pendek mempunyai tujuan utama yaitu memperoleh
yaitu mengaharapkan return yang optimal dari investasi. Return merupakan hasil
yang diperoleh dari investasi atau tingkat keuntungan yang dinikmati oleh para
(return) adalah selisih antara jumlah yang diterima dengan jumlah yang
Investor harus memiliki informasi untuk dapat menilai resiko yang ada
Informasi yang harus dimiliki investor salah satunya adalah laporan keuangan,
laporan keuangan diperoleh dari hasil akhir dari proses akuntansi dan ini memang
1
2
adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama pihak di
luar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan (Putra &
Widaningsih, 2016).
yang membutuhkan nilai investasi besar dengan resiko usaha yang tinggi. Salah
adalah harga minyak dunia dan batubara yang berfluktuaktif. Lonjakan harga
investor terhadap emiten batubara, otomatis harga saham terus meningkatkan aksi
beli (Himawan, 2016). Harga batubara terus mengalami kenaikan dari tahun 2014
hingga tahun 2018, pada tahun 2014 harga batubara mencapai 72,6 US $ /ton.
Kemudian pada tahun 2015 harga batubara sempat menurun menjadi 60,1 US $
/ton, namun pada tahun-tahun berikutnya harga batubara terus meningkat. Harga
batubara tertinggi terjadi pada tahun 2018 yaitu mencapai 98,9 US $ /ton (Puspa,
2018).
hingga tahun 2018. Pada tahun 2014 produksi batubara berada pada angka 458
juta ton/tahun, kemudian pada tahun 2015 produksi batubara meningkat menjadi
461 juta ton/tahun. Namun pada tahun 2016 hingga tahun 2018 produksi batubara
3
terus menurun setiap tahunnya, dimana pada tahun 2018 produksi batubara
menjadi yang terendah yaitu sebesar 425 juta ton/tahun. Menurunnya produksi
batubara ini disebabkan oleh rendahnya permintaan batubara dipasar dunia yang
2018).
Pada tahun 2014 jumlah batubara yang di ekspor mencapai 382 juta ton
pada tahun 2018 ekspor batubara masih terus menurun hingga mencapai angka
311 juta ton/tahun dan batubara untuk domestik terus meningkat hingga mencapai
angka 114 juta ton/tahun. Perubahan ini diakibatkan oleh kebijakan pemerintah
kemudian pada tahun 2018 saham sektor pertambangan tercatat masih bergerak
maksimal dari sektor industri ini. Oleh karena itu penting bagi perusahaan untuk
4
sahamnya di pasar modal. Salah satu informasi penting untuk menilai perusahaan
tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi
ekonomi.
jenis laporan yang memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda yaitu: Laporan Posisi
dan Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK). Parameter kinerja perusahaan yang
menjadi perhatian utama para investor dan kreditor adalah laba bersih dan arus
kas. Investor harus merasa yakin bahwa kedua parameter yang menjadi perhatian
dari kontribusi penanaman modal”. Laba bersih selain untuk menilai kinerja,
dapat pula digunakan untuk memprediksi kemampuan laba dan menaksir resiko
dalam investasi dan kredit. Dikarenakan kondisi inilah laba bersih mendapatkan
perhatian lebih banyak daripada bagian laba lainnya dalam laporan keuangan
perusahaan.
Selain berasal dari laba bersih, laporan arus kas juga dapat memberikan
perusahaan selama satu tahun. Penerimaan dan pengeluaran kas dalam laporan
arus kas disajikan dalam kelompok arus kas dari aktivitas operasional, investasi
dan pendanaan. Informasi arus kas yang dipublikasikan menjadi acuan bagi
selanjutnya tercermin dalam harga saham dan return saham. Dapat disimpulkan
2012).
Menurut Rahmasari (2014), komponen arus kas ada tiga macam, yaitu:
perolehan dan/atau pelepasan aktiva tetap baik yang berwujud dan tidak
perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman jangka panjang
perusahaan.
Purwanti et al., (2015) berpendapat bahwa semakin tinggi nilai arus kas
perusahaan yang memiliki nilai arus kas yang rendah. Kepercayaan investor inilah
yang mendorong para investor untuk menambah nilai investasi pada perusahaan
tersebut. Reaksi ini mempengaruhi perubahan harga saham dan pada akhirnya
berpengaruh pada tingkat return saham. Purwanti et al., (2015) juga berpendapat
bahwa kenaikan laba pada suatu perusahaan akan menarik minat investor untuk
6
Penelitian terdahulu membuktikan bahwa laba bersih dan laporan arus kas
Yocelyn & Christiawan, (2012) dengan variabel yang sama pada perusahaan LQ
Laba Bersih dan Laporan Arus Kas Terhadap Return Saham Pada
Tahun 2014-2018”.
Indonesia ?
Mengacu pada rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini antara lain :
Dari informasi dan hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan
1. Manfaat Teoritis
seberapa besar komponen arus kas dan laba bersih memiliki kandungan
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Investor
b. Bagi Emiten
KAJIAN PUSTAKA
dan menganalisis informasi tersebut sebagai signal baik (good news) atau signal
prospek yang akan datang daripada pihak eksternal (investor dan kreditor). Pihak
perusahaan akan menilai bahwa semua perusahaan memiliki nilai yang sama.
Penilaian seperti ini tentunya akan merugikan bagi perusahaan yang memiliki
kondisi lebih baik karena pihak eksternal akan menilai perusahaan lebih rendah
memberikan signal kepada pihak eksternal yang dapat berupa informasi keuangan
9
10
laporan keuangan berupa laba bersih dan laporan arus kas informasi ini sangat
penting bagi para pengguna laporan keuangan (investor dan kreditor) sehingga
pelaporan arus kas dan laba diharapkan sebagai signal jika angka tersebut
dan perubahan bersih pada kas yang berasal dari aktivitas operasional,
investasi dan pendanaan dari suatu perusahaan selama satu periode dalam suatu
diantara dua alternatif metode untuk melaporkan arus kas dari kegiatan operasi
a. Metode langsung
penggunaan arus kas operasi di laporan arus kas. Sumber utama kas masuk
dari kegiatan operasi adalah kas diterima dari pelanggan. Sumber utama
dari kas keluar kegiatan operasi adalah kas dibayarkan untuk barang, beban
kas bersih dari kegiatan operasi. Namun metode ini jarang digunakan dalam
11
datanya.
Metode tidak langsung melaporkan arus kas dimulai dari laba bersih dan
bersih ke arus kas bersih dari kegiatan operasi meliputi hal-hal seperti
penyusutan dan laba atau rugi atas aset tetap. Metode ini menunjukkan
hubungan laba bersih dengan saldo akhir kas yang dilaporkan dilaporan
posisi keuangan. Metode tidak langsung pelaporan arus kas dari kegiatan
Arus kas sebagai salah satu komponen dalam laporan keuangan yang
penting bagi pengguna laporan keuangan yang terdiri dari tiga jenis kegiatan yaitu:
perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari
transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi
bersih. Beberapa contoh arus kas masuk dan keluar dari kegiatan
operasional, yaitu:
lainnya.
arus kas dari kegiatan operasi akan memberikan sinyal positif kepada
aktivitas investasi adalah arus kas bersih yang berasal dari perolehan dan
pelepasan aset jangka panjang serta investasi lain yang tidak masuk setara
kas. Arus kas dari kegiatan investasi menunjukkan arus kas masuk dan
perusahaan. Beberapa contoh arus kas masuk dan keluar dari kegiatan
investasi, yaitu :
dimasa depan yang diperoleh dari tambahan investasi pada aset tetap.
baru tersebut. Informasi ini tentunya berguna bagi para investor sehingga
perubahan harga saham dan return saham (Yocelyn & Christiawan, 2012).
aktivitas pendanaan adalah jumlah arus kas bersih yang berasal dari
14
pendanaan menunjukkan arus kas masuk dan keluar yang berkaitan dengan
perubahan dalam kewajiban jangka panjang dan ekuitas pemilik. Arus kas
pinjaman lainnya.
d. Pelunasan pinjaman.
Arus kas dari aktivitas pendanaan merupakan arus kas yang berguna
untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh pemasok
yang akan menyebabkan perubahan harga saham dan return saham (Latief,
2014).
Tujuan laporan arus kas adalah untuk melaporkan arus kas masuk dan
arus kas keluar perusahaan dalam periode berjalan. Informasi tentang arus kas
berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas, serta kebutuhan
2.1.3 Laba
modal. “Laba ialah imbalan yang diperoleh perusahaan dalam menghasilkan barang
atau jasa sehingga laba merupakan selisih antara pendapatan diatas beban.”
Apabila beban lebih besar dari pendapatan, selisihnya disebut rugi. Laba
atau rugi merupakan hasil perhitungan secara periodik (berkala). Laba atau rugi ini
belum merupakan laba atau rugi yang sebenarnya. Laba atau rugi yang sebenarnya
perusahaan terdiri dari dua macam, yaitu laba kotor dan laba bersih. Laba kotor
artinya selisih dari laba yang diperoleh dikurangi dengan biaya-biaya yang menjadi
16
beban perusahaan. Sedangkan, laba bersih merupakan selisih laba yang telah
periode bersangkutan. Laba bersih berguna bagi investor untuk memprediksi return
itu laba bersih juga dapat mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
return saham. Saham merupakan komoditas yang diperjual belikan dalam pasar
modal dengan tingkat resiko paling tinggi. Dikatakan demikian karena resiko
yang muncul akibat dari ketidakpastian return yang diperoleh investor, karena
memang sifat saham dimana nilai return yang diperoleh berdasarkan residual
claim, artinya besaran return bergantung dari tingkat laba yang dihasilkan
(Nugroho, 2018).
merupakan tingkat keuntungan atau pendapatan yang diperoleh dari investasi surat
berharga saham. Pendapatan investasi dalam saham ini meliputi keuntungan jual
beli saham, dimana jika untung disebut capital gain dan jika rugi disebut capital
ataupun keuntungan yang diharapkan yang disediakan oleh berbagai investasi pada
dan return ekspektasi. Return realisasi merupakan return yang sudah terjadi
berdasarkan data historis untuk mengukur kinerja perusahaan dan sebagai dasar
return yang diharapkan oleh investor yang sifatnya belum pasti. Selanjutnya,
keuntungan atau pendapatan yang diperoleh dari investasi surat berharga saham dan
besaran return yang diterima oleh investor bergantung pada besarnya laba yang
kepentingan untuk saling mengisi, yaitu calon pemodal (investor) dan pihak yang
membutuhkan dana (emiten), dengan kata lain pasar modal adalah tempat
bertemunya penawaran dan permintaan dana jangka menengah dan jangka panjang
Menurut Darmadji dan Hendy (2002:2) dalam Nugroho (2018) pasar modal
memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal
menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.
18
Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena menyediakan fasilitas yang
mempertemukan antara pihak investor dan pihak emiten. Pasar modal juga
dan laporan arus kas (operasi, investasi, dan pendanaan) terhadap return saham
sebagai berikut :
3 Widya Pengaruh Arus kas Variabel (X): Arus kas operasi, investasi,
Trisnawati dan operasi, investasi, Arus kas dan pendanaan, dan perubahaan
Wahidahwati dan pendanaan serta laba bersih laba berpengaruh
(2013). laba bersih terhadap signifikan terhadap return
Disambung ke halaman berikutnya
19
4 Afina Dwi Pengaruh Laba Variabel (X): Laba bersih, arus kas
Rahmawati Bersih dan Arus Kas Laba bersih, operasi, arus kas investasi
(2014). Terhadap Return dan Arus kas dan arus kas pendanaan
Saham di secara parsial tidak
Perusahaan LQ-45 Variabel (Y): berpengaruh signifikan
periode (2008- Return terhadap return saham
2014). Saham
5 Risna Pengaruh arus kas Variabel (X): Arus kas operasi, arus kas
Rahmasari operasi, investasi, Arus Kas investasi, arus kas
pendanaan serta laba
(2014). dan Laba pendanaan, dan laba
akuntansi terhadap
return saham pada Akuntansi akuntansi secara simultan
perusahaan makanan berpengaruh terhadap
dan minuman yang return saham. namun
terdaftar di BEI. Variabel (Y): secara parsial hanya arus
Return kas pendanaan yang
saham berpengaruh signifikan
terhadap return saham .
Dalam peneitian ini akan diteliti mengenai hubungan antara laba bersih,
arus kas operasional, arus kas Inventasi, dan arus kas pendanaan sebagai variabel
Hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dapat dilihat pada
diagram berikut:
Laba Bersih
H1 (+)
H (X1)
Sesuai dengan teori signal, menjelaskan bahwa laba bersih yang terus
meningkat dapat memberikan sinyal positif kepada investor mengenai prospek dan
Hal ini dikarenakan jika laba bersih suatu perusahaan meningkat, maka
kinerja manajemennya dimana hal tersebut akan memberikan good news bagi para
Penelitian yang dilakukan oleh Trisnawati & Wahidahwati (2013), Putra &
Widaningsih, (2016), serta Putriani & Sukartha (2014) menyatakan bahwa laba
tinggi laba bersih yang dihasilkan perusahaan, maka harga saham pun akan
saham.
Sesuai dengan teori signal, peningkatan arus kas dari aktivitas operasional
akan memberikan sinyal positif bagi para investor mengenai kinerja perusahaan
dimasa mendatang, maka investor akan membeli saham perusahaan yang pada
serta kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Jumlah arus kas dari
yang cukup untuk melunasi pinjaman jangka panjang dan beban-beban yang
Penelitian yang dilakukan oleh Putra & Widaningsih (2016), Trisnawati &
bahwa arus kas operasi berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.
22
Artinya bahwa arus kas dari aktivitas operasional mempunyai pengaruh positif
signifikan terhadap return saham. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas
cukup untuk melunasi pinjaman, membayar dividen dan melakukan investasi tanpa
Sesuai dengan teori signal, adanya penurunan arus kas dari aktivitas
perusahaan banyak melakukan investasi pada aset tetap atau melakukan pembelian
masa depan yang diperoleh dari tambahan investasi baru tersebut. Sebaliknya,
melakukan penjualan aset tetap. Informasi ini tentunya berguna bagi para investor
menyebabkan perubahan harga saham dan return saham (Yocelyn & Christiawan,
2012).
Putra & Widaningsih (2016), serta Sarifudin & Manaf (2016) menyatakan bahwa
23
arus kas investasi berpengaruh negatif terhadap return saham, artinya jika arus kas
return saham.
sehingga harga saham meningkat dan meningkatnya harga saham ini akan
Menurut Latief, (2014) arus kas dari aktivitas pendanaan merupakan arus
kas yang berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh
dan penawaran saham yang akan menyebabkan perubahan harga saham dan return
saham.
serta Purwanti et al., (2015) menyatakan bahwa arus kas pendanaan berpengaruh
positif signifikan terhadap return saham. Hal ini dikarenakan penerimaan dan
24
return saham.
METODE PENELITIAN
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain, yang
menjadi variabel dependen dalam penelitian ini adalah return saham. Return saham
merupakan tingkat keuntungan atau pendapatan yang diperoleh dari investasi surat
berharga.
Jenis return yang digunakan dalam penelitian ini adalah return realisasi atau
sering disebut actual return yang merupakan capital gain (keuntungan modal) atau
capital loss (kerugian modal). Dalam penelitian ini untuk mencari actual return
return saham yang diukur dengan mengurangi harga saham tahun ini (t) dengan
harga saham sebelumnya (t-1) dibagi dengan harga saham tahun sebelumnya (t-1)
𝑃𝑡 − 𝑃(𝑡−1)
𝑅𝑖𝑡 = [ ]
𝑃(𝑡−1)
(Latief, 2014)
Keterangan :
25
26
Laba bersih merupakan selisih laba yang telah dikurangi biaya-biaya yang
menjadi beban perusahaan, termasuk pajak. Variabel laba bersih diukur dengan
perubahan laba yang dihitung dari laba bersih tahun sekarang (t) dikurangi laba
bersih tahun sebelumnya (t-1) dibagi dengan laba bersih tahun sebelumnya (t-1)
Keterangan :
b.
Arus kas dari aktivitas operasional (X2)
menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman jangka panjang dan
Variabel arus kas operasional diukur dengan perubahan arus kas yang
dihitung dari arus kas aktivitas operasional tahun sekarang (t) dikurangi kas yang
diperoleh dari kegiatan operasional tahun sebelumnya (t-1) dibagi dengan kas yang
diperoleh dari kegiatan operasional tahun sebelumnya (t-1) atau dihitung dengan
𝐴𝐾𝑂(𝑡) − 𝐴𝐾𝑂(𝑡−1)
∆ 𝐴𝐾𝑂 = [ ]
𝐴𝐾𝑂(𝑡−1)
Keterangan :
c.
Arus kas dari aktivitas investasi (X3)
Arus kas dari aktivitas investasi adalah arus kas bersih yang berasal dari
perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak
masuk setara kas. Variabel arus kas dari aktivitas investasi diukur dengan
perubahan arus kas yang dihitung dari arus kas aktivitas investasi tahun sekarang (t)
dikurangi kegiatan investasi tahun sebelumnya (t-1) dibagi dengan kas yang
diperoleh dari kegiatan investasi periode tahun sebelumnya (t-1) atau dihitung
𝐴𝐾𝐼(𝑡)−𝐴𝐾𝐼(𝑡−1)
∆ 𝐴𝐾𝐼 = [ 𝐴𝐾𝐼(𝑡−1)
]
Keterangan :
d.
Arus kas dari aktivitas pendanaan (X4)
Arus kas dari aktivitas pendanaan adalah jumlah arus kas bersih yang
berasal dari aktivits yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi
modal perusahaan. Variabel arus kas dari aktivitas pendanaan diukur dengan
perubahan arus kas yang dihitung dari perubahan arus kas aktivitas pendanaan
tahun sekarang (t) dikurangi kegiatan pendanaan periode tahun sebelumnya (t-1)
dibagi dengan kas yang diperoleh dari kegiatan pendanaan periode tahun
𝐴𝐾𝑃(𝑡) − 𝐴𝐾𝑃(𝑡−1)
∆ 𝐴𝐾𝑃 = [ ]
𝐴𝐾𝑃(𝑡−1)
Keterangan :
sampling adalah suatu teknik pengambilan sampel dengan kriteria tertentu dimana
4. Tidak ada perusahaan yang beralih sektor industri selama tahun amatan.
5. Total perusahaan 29
5 perusahaan yang baru listing di BEI selama tahun amatan, 10 perusahaan yang
sahamnya tidak aktif atau dihentikan sementara, dan 6 perusahaan yang beralih
sektor industri selama tahun amatan. Sehigga hanya 29 perusahaan yang memenuhi
amatan dan total data amatan sebanyak 145. Berikut daftar perusahaan yang
Jenis data yang digunakan merupakan data kuantitatif, yaitu data berupa
angka-angka yang memiliki satuan hitung dan dapat dihitung secara matematik
(Santoso, 2014). Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari
selama tahun 2014-2018. Menurut Purwanti et al., (2015) data sekunder merupakan
data primer yang diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pengumpul data primer
Data penelitian ini di akses melalui situs resmi Bursa efek Indonesia,
www.idx.co.id. Data tersebut berupa laporan keuangan dan annual report masing-
masing perusahaan sampel penelititan serta nilai closing price saham masing-
masing perusahaan.
dokumentasi dikarenakan data berupa data sekunder yang terdapat dalam annual
dikumpulkan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengunduh data laporan
www.idx.co.id.
32
atau menjelaskan suatu data yang dapat dilihat dari mean, standar deviasi serta
varian sehingga menjadi informasi yang lebih jelas dan mudah dipahami.
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2016). Pada
uji One Sample Kolmogorov Smirnov kriteria suatu data dapat dikatakan
terdistribusi secara normal atau tidak normal yaitu apabila angka signifikansi
( s i g ) > 0,05, maka artinya data berdistribusi normal. Sebaliknya apabila angka
signifikansi (sig) < 0,05, maka artinya data tidak berdistribusi normal.
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) dimana model regresi
yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi korelasi antar variable independen
yang satu dengan variable independen yang (Ghozali, 2016). Ada atau tidaknya
tolerance dan Variance Inflantion Factor (VIF). Nilai tolerance digunakan untuk
lainnya. Nilai tolerance yang terlalu rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi
33
dimana VIF = 1/tolerance. Nilai cut off yang umum digunakan untuk menunjukkan
adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan VIF ≥ 10.
linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (Ghozali, 2016). Autokorelasi dalam regresi linier
(DW-Test).
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
2. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah
berganda. Analisis regresi linear berganda adalah analisis statistik yang bertujuan
dependen. Untuk mengetahui pengaruh antara beberapa atau lebih dari satu variabel
dengan menggunakan Software Statisitcal Package for Social Science (SPSS) versi
22.
Y = α + β₁ X₁ + β₂ X₂ + β₃ X₃ + β₄ X₄ + e
Keterangan :
Y = Return Saham
α = Konstanta
β₁₋β₄ = Koefisien regresi
X1 = Laba Bersih
X2 = Arus Kas Operasional
X3 = Arus Kas Investasi
X4 = Arus Kas Pendanaan
e = Eror
3.5.3.1 Uji Kelayakan Model (Uji F)
dalam pengambilan keputusan pada uji F yaitu: Jika sig < 0,05; maka hipoteis
diterima, artinya variabel laba bersih, arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah nol dan satu. Nilai (R 2) yang kecil
variabel dependen sangat terbatas, sedangkan nilai (R2) mendekati satu berarti
kesalahannya sig 0,05 (α=5%). Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (sig <
0,05) maka hipotesis diterima, yang berarti secara individual variabel independen
signifikansi lebih besar dari 0,05 (sig > 0,05) maka hipotesis ditolak.
BAB IV
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh laba bersih dan laporan
arus kas terhadap return saham pada perusahaan sektor pertambangan yang
alat analisis model regresi linear berganda dengan menggunakan data yang telah
dijadikan sampel, dimana akan memberikan gambaran atau deskripsi data yang
dilihat melalui nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi.
Penelitian ini menggunakan data observasi sebanyak 175 data yang diperoleh
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu laba bersih (X 1),
arus kas operasi (X2), arus kas investasi (X3), arus kas pendanaan (X4) sebagai
variabel independen dan return saham (Y) sebagai variabel dependen. Berikut ini
36
37
Berdasarkan tabel 4.1 di atas yang merupakan hasil olah data SPSS versi 22
-1,56, sedangkan nilai tertinggi 1,25 dan nilai rata-rata laba bersih yang
2.
Arus kas operasi sebagai variabel independen (X2) memiliki nilai terendah
sebesar -1,21, sedangkan nilai tertinggi 1,35 dan nilai rata-rata arus kas
3.
Arus kas investasi sebagai variabel independen (X 3) memiliki nilai terendah
sebesar -2,64, sedangkan nilai tertingi 2,50 dan nilai rata-rata arus kas
4.
Arus kas pendanaan sebagai variabel independen (X 4) memiliki nilai terendah
sebesar -1,47, sedangkan nilai tertinggi 1,29 dan nilai rata-rata arus kas
5.
Return saham sebagai variabel dependen (Y) memiliki nilai terendah sebesar
-0,80, sedangkan nilai tertinggi sebesar 0,84, dan nilai rata-rata return saham
analisis regresi linear berganda. Persyaratan tersebut terdiri dari uji normalitas,
pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 22. Berikut hasil
regresi, data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Dasar pengambilan
keputusan pada pengujian ini adalah dengan melihat nilai signifikansi probabilitas
data residual. Apabila nilai signifikansinya lebih dari 0,05 maka distribusi dkatakan
Berdasarkan tabel 4.2 mengenai hasil uji normalitas menggunakan uji One-
tailed)) sebesar 0,000 yang nilainya lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini tidak berdistribusi normal. Untuk
mengatasi masalah data yang tidak normal peneliti melakukan outlier pada data
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa data
data setelah melakukan outlier. Pada tabel diatas terlihat bahwa Asymp.Sig. (2-
tailed) mengalami peningkatan sebesar 0,200 dimana nilai signifikannya lebih besar
dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal.
antar varibel independen. Model regresi yang baik adalah nodel regresi yang bebas
dari multikolinieritas. Uji multikolinearitas ini dilihat dari nilai tolerance (T) ≥ 0,10
40
dan variance inflation factor (VIF) ≥ 10. Berikut adalah tabel hasil pengujian uji
diatas, pengujian nilai tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen yang
memiliki nilai tolerance lebih kecil dari 0,10 (T ≤10)yang berarti tidak ada korelasi
antar variabel independen. Hasil pengujian nilai VIF juga menunjukkan tidak ada
variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 (VIF≥10). Jadi dapat
model regresi.
Berdasarkan tabel 4.5 diatas hasil uji autokorelasi menggunakan uji Durbin-
Watson, diperoleh nilai Durbin-Watson (d) sebesar 2,094, nilai ini dibandingkan
dengan nilai tabel Durbin menggunakan nilai signifikansi 5%, jumlah sampel (n) =
du sebesar 1,7218. Tidak terjadi autokorelasi jika du < d < 4-du, maka dalam
penelitian ini dapat dibuktikan bahwa nilai dw terletak antara du dan 4-du. Nilai du
sebesar 1,7218 sehingga 4-du adalah sebesar 2,2782 maka hasilnya 1,7218 < 2,094
< 2,2782. Berdasarkan pengujian tersebut, dapat disimpulkan bahwa model regresi
Pada penelitian ini untuk melihat ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat
acak dan tidak membentuk pola tertentu. Titik-titik berada diatas maupun dibawah
angka 0 pada sumbu Y. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi pada
pengaruh dari variabel Laba Bersih (X1), Arus Kas Operasi (X2), Arus Kas Investasi
(X3), dan Arus Kas Pendanaan (X4) terhadap return saham (Y). Berikut ini
independennya bernilai konstan atau sama dengan nol (0), maka nilai return
setiap kenaikan laba bersih sebesar 1 satuan maka akan diikuti oleh
sigifikannya lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis diterima atau terdapat pengaruh
signifikansi 0,214. Karena nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 (0,214 >
0,05) maka secara simultan laba bersih, arus kas operasi, arus kas investasi,dan
penelitian ini memiliki lebih dari dua variabel independen. Berikut merupakan hasil
(R2) memiliki nilai adjusted R2 sebesar 0,039. Hal ini menjelaskan bahwa laba
bersih (X1), arus kas operasi (X2), arus kas investasi (X3) dan arus kas pendanaan
(X4) hanya dapat menjelaskan pengungkapan return saham (Y) sebesar 3,9%.
Sedangkan sebesar 96,1% merupakan kontribusi variabel lain yang tidak termasuk
nilai signifikansinya. Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.6 diatas diperoleh hasil
1)
Hipotesis pertama (H1) dalam penelitian ini menyatakan bahwa laba bersih
regresi pada tabel 4.6 diperoleh koefisien regresi untuk variabel laba bersih
sebesar 0,010 dengan arah positif yang memiliki nilai signifikan sebesar
0,910 lebih besar dari tingkat signifikansinya yaitu 0,05, maka dari itu H1
46
2)
Hipotesis kedua (H2) dalam penelitian ini menyatakan bahwa arus kas
Berdasarkan hasil regresi pada tabel 4.6 diperoleh koefisien regresi untuk
variabel arus kas operasional sebesar -0,238 yang memiliki arah negatif
dengan nilai signifikan sebesar 0,026 lebih kecil dari tingkat signifikansinya
yaitu 0,05, maka dari itu H2 ditolak yang artinya arus kas operasional
3)
Hipotesis ketiga (H3) dalam penelitian ini adalah arus kas investasi
regresi pada tabel 4.6 diperoleh hasil koefisien regresi sebesar 0,018 dengan
arah positif yang memiliki nilai signifikansi 0,717 lebih besar dari
signifikansinya yaitu 0,05, maka dari itu H 3 ditolak yang artinya arus kas
4)
Hipotesis keempat (H4) dalam penelitian ini adalah arus kas pendanaan
regresi pada tabel 4.6 diperoleh hasil koefisien regresi sebesar 0,135 dengan
arah positif yang memiliki nilai signifikan sebesar 0,146 lebih besar dari
signifikansinya yaitu 0,05, maka dari itu H 4 ditolak yang artinya arus kas
4.3 Pembahasan
bernilai positif sebesar 0,010 dengan nilai signifikansi sebesar 0,910 lebih besar
dari 0,05 maka variabel laba bersih tidak berpengaruh signifikan terhadap return
memberikan sinyal positif kepada para investor sehingga dapat dikatakan bahwa
perusahaan telah melakukan kinerja keuangan dengan sangat baik. Hal ini yang
investor dalam melakukan transaksi di bursa. Jika laba bersih suatu perusahaan
menunjukan peningkatan dari waktu ke waktu, maka akan menarik investor untuk
laba bersih akan berpengaruh terhadap peningkatan return saham perusahaan. Hal
ini dikarenakan laba bersih juga dipengaruhi oleh besar kecilnya beban dan
terdapat beberapa perusahaan yang setiap tahun laba bersihnya meningkat akan
laba bersihnya menurun akan tetapi return sahamnya meningkat. Pada tahun 2015
48
dan nilai return sahamnya sebesar –0,55. Sedangkan pada tahun 2017 laba bersih
sahamnya meningkat menjadi 0,02. Hal ini yang diduga menjadi alasan investor
untuk tidak menjadikan laba bersih sebagai sumber informasi yang tepat dalam
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Hendrawati &
bahwa laba bersih tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Berbeda
dengan penelitian yang dilakukan oleh Putra & Widaningsih (2016) dan Santoso
return saham.
koefisien regresinya bernilai negatif sebesar -0,238 dan hasil uji t untuk variabel
arus kas operasional sebesar 0,026 lebih kecil dari 0,05. Artinya variabel arus kas
Berdasarkan teori sinyal apabila arus kas bersih dari aktivitas operasional
tinggi maka perusahaan dikatakan telah mampu meningkatkan nilai perusahaan dan
aktivitas operasional perusahaan. Hal ini bisa terjadi karena jumlah arus kas
49
aktivitas operasi ini memberikan sinyal positif kepada investor untuk melakukan
saham.
meningkatnya arus kas operasional yang bernilai positif akan berpengaruh terhadap
peningkatan return saham perusahaan. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa arus
kas operasi memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham.
Adanya pengaruh yang negatif dan signifikan ini terjadi dikarenakan arus kas
saham yang pada akhirnya akan meningkatkan return saham perusahaan tersebut.
50
Pada tahun 2015 PT Atlas Resource Tbk. Memiliki arus kas operasi sebesar
Rp 171.465.192.000 dengan nilai return saham sebesar -0,11 kemudian pada tahun
2016 perusahaan memiliki arus kas operasi sebesar –Rp 35.842.289.000 akan tetapi
nilai return saham yang diperoleh sebesar 0,30. Hal ini membuktikan bahwa nilai
arus kas operasi yang bernilai negatif mampu menghasilkan return saham yang
bernilai positif.
(2016) dan Basuki (2017) yang dalam penelitiannya menyatakan bahwa arus kas
penelitian yang dilakukan oleh Putra & Widaningsih (2016) dan Ernayani et al.,
koefisien regresinya bernilai positif sebesar 0,018 dan hasil uji t untuk variabel
arus kas investasi diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,717 lebih besar dari 0,05
maka variabel arus kas investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap return
saham. Artinya return saham tidak ditentukan oleh arus kas investasi.
sinyal positif bagi investor hal ini menunjukkan bahwa perusahaan banyak
melakukan investasi pada aset tetap atau melakukan pembelian aset investasi, yang
ini tentunya memberikan sinyal yang positif bagi para investor dan dapat
51
permintaan terhadap saham yang pada akhirnya akan mempengaruhi return saham.
meningkatnya return saham. Hal ini dikarenakan arus kas investasi tidak menjadi
arus kas investasi yg dimiliki perusahaan tidak dapat memprediksi kapan terjadinya
realisasi keuntungan yang diperoleh atas investasi tersebut. Karena besar kecilnya
arus kas yang terjadi pada aktivitas investasi tidak dapat mempengaruhi besaran
Pada tahun 2015 Perusahaan Apexindo Pratama Duta Tbk memiliki arus kas
Kemudian pada tahun 2016 perusahaan meningkatkan jumlah kas yang digunakan
untuk aktivitas investasi menjadi –Rp 115.025.218.244 akan tetapi nilai return
saham yang diperoleh menurun menjadi –0,47. Hal inilah yang menimbulkan
yang diharapkan. Sehingga dapat dikatakan bahwa informasi arus kas investasi
(2014) dan Adiwiratama (2012) yang dalam penelitiannya menyatakan bahwa arus
kas investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Berbeda dengan
52
penelitian yang dilakukan oleh Sarifudin & Manaf (2016) dan Trisnawati &
koefisien regresi bernilai positif sebesar 0,135 dan hasil uji t untuk variabel arus kas
pendanaan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,146 lebih besar dari 0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa variabel arus kas pendanaan tidak berpengaruh signifikan
terhadap return saham. Artinya besaran return saham yang diperoleh tidak
Berdasarkan teori sinyal semakin tinggi arus kas pendanaan perusahaan maka
semakin tinggi tingkat kepercayaan dan minat investor dalam berinvestasi pada
perusahaan tersebut. Akitivitas pendanaan merupakan arus kas yang berguna untuk
memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh pemasok modal perusahaan.
penerbitan obligasi merupakan sinyal yang baik untuk menaksir arus kas karena
terhadap harga saham. Meningkatnya harga saham ini pada akhirnya akan
Karena informasi arus kas pendanaan yang disampaikan dalam laporan keuangan
tidak menjamin kondisi keuangan yang mampu memberikan keamanan yang pasti
untuk dijadikan acuan. Investor beranggapan bahwa arus kas pendanaan yang tinggi
lain, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan belum terolah dengan baik sehingga
resiko yang diperoleh dari investasi tersebut semakin besar dan keuntungan atau
return yang didapat tidak banyak. Pada tahun 2018 perusahaan Atlas Apexindo
Pratama Duta Tbk meningkatkan arus kas pendanaan yang pada tahun sebelumnya
arus kas yang dilakukan perusahaan tidak dapat meningkatkan nilai return saham
yang diperoleh perusahaan. Nilai return saham yang diperoleh perusahaan pada
tahun 2018 hanya sebesar -0,08 yang dimana pada tahun sebelumnya perusahaan
memperoleh nilai return saham sebesar 0,88. Dengan adanya hal tersebut diduga
menjadi alasan investor untuk tidak menjadikan arus kas pendanaan sebagai sumber
dikatakan bahwa informasi arus kas dari aktivitas pendanaan tidak dapat
(2011) dan Basuki (2017) yang dalam penelitiannya menyatakan bahwa laporan
arus kas pendanaan tidak berpengaruh signifikan terhadap retrun saham. Berbeda
dengan penelitian yang dilakukan oleh Purwanti et al., (2015) dan Sarifudin &
Manaf (2016) yang menyatakan bahwa arus kas pendanaan berpengaruh positif
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian atas pengaruh laba bersih dan arus kas terhadap
return saham. Arus kas yang diteliti terdiri dari arus kas operasional, investasi,
pendanaan. Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
5.2 Saran
tidak perlu memperhatikan laba bersih dan seluruh komponen arus kas secara
54
55
terhadap return saham. Peneliti tidak menyarankan bagi para investor untuk
keputusan investasi. Hal ini dikarenakan jika nilai arus kas operasi mengalami
penurunan dari tahun ketahun atau bahkan bernilai negatif, ini menunjukkan
bahwa kondisi perusahaan sedang tidak stabil dan tentunya akan sangat
4. Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar acuan untuk peneliti selanjutnya
yang diteliti dan tahun penelitian agar penelitian selanjutnya lebih mampu
DAFTAR PUSTAKA
Adiwiratama, J. (2012). Pengaruh informasi laba, arus kas, dan size perusahaan
terhadap return saham (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI ). Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Humanika, 2(1), 1–25.
Ariani, M. D. (2010). Pengaruh laba kotor, laba operasi dan laba bersih dalam
memprediksi arus kas di masa mendatang. Universitas Diponegoro Semarang.
Basuki. (2017). Pengaruh arus kas dan profitabilitas terhadap return saham (pada
industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2010-2012). Competitive Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 1(2).
https://doi.org/10.31000/competitive.v1i2.231
Ernayani, R., Prihandoyo, C., & Abdiannur. (2018). Perubahan Arus Kas dan
Pengaruhnya terhadap Return Saham. Jurnal Sosial Humaniora Dan
Pendidikan, 2(1), 1–10.
Haryatih. (2016). Analisa Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Terhadap Return
Saham Pada Perusahaan Food and Beverages: Studi Empiris Di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Riset Keuangan Dan Akuntansi, 2(2), 1–12.
https://doi.org/10.25134/jrka.v2i2.329
Hendrawati, L., & Christiawan, Y. J. (2014). Pengaruh Debt to Equity Ratio , Arus
Kas Operasi , dan Earnings terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur
Sektor Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia. Business
Accounting Review, 2(2), 42–51.
Kasmir. (2016). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Latief, W. F. (2014). Pengaruh Komponen Arus kas, Laba Akuntansi dan Dividen
Yield Terhadap Return Saham. Universitas Diponegoro Semarang.
Nugroho, R. W. (2018). Pengaruh Arus Kas dan Laba Akuntansi Terhadap Return
Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indonesia Periode
2013-2016). Skripsi.
Purwanti, S., W, E. M., & Chomsatu, Y. (2015). Pengaruh Laba Akuntansi dan
Arus Kas Terhadap Return Saham. Jurnal Akuntansi Dan Pajak, 16(01), 113–
123.
Puspa, A. W. (2018). Produksi Batu Bara per September 2018 Capai 319 Juta Ton.
Retrieved October 13, 2020, from ekonomi.bisnis.com website:
https://ekonomi.bisnis.com/read/20181014/44/849133/produksi-batu-bara-
per-september-2018-capai-319-juta-ton
Putriani, N. P., & Sukartha, I. M. (2014). Pengaruh Arus Kas Bebas dan Laba
Bersih Pada Reutrn Saham Perusahaan LQ-45. E-Jurnal Akuntansi, 6(3),
390–401.
Rahmawati, A. D. (2014). Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Terhadap Return
Saham di Perusahaan LQ 45.
Santoso, O. H. (2014). Pengaruh Informasi Laba Dan Arus Kas Terhadap Harga
Saham (Studi Pada Perusahaan Yang Tercatat Di Indeks Sri Kehati Tahun
2010-2012). Jurnal Akuntansi Bisnis Dan Ekonomi, 1(3), 255–278.
58
Sarifudin, A., & Manaf, S. (2016). Pengaruh Arus Kas Operasi, Arus Kas
Investasi,Arus Kas Pendanaan Dan Laba Bersih Terhadap Return Saham Pada
Perusahaan Munafaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Dharma
Ekonomi, 23(43), 1–12.
Trisnawati, W., & Wahidahwati. (2013). Pengaruh arus kas operasi, investasi dan
pendanaan serta laba bersih terhadap return saham. Jurnal Ilmu Dan Riset
Akuntansi, 1(1), 77–92.
Warren, C. S., Reeve, J. M., E. Duchac, J., Suhardianto, N., Kalanjati, D. S., Yusuf,
A. A., & Djackman, C. D. (2015). Pengantar Akuntansi (25th ed.). Jakarta:
Salemba Empat.
Yocelyn, A., & Christiawan, Y. J. (2012). Analisis Pengaruh Perubahan Arus Kas
dan Laba Akuntansi Terhadap Return Saham pada Perusahaan Berkapitalisasi
Besar. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 14(2).
https://doi.org/10.9744/jak.14.2.81-90
Yoliawan, & Rahmawati, W. (2018). Penurunan harga minyak dan batubara bikin
indeks sektor tambang merosot. Retrieved March 12, 2020, from
investasi.kontan.co.id website: https://investasi.kontan.co.id/news/penurunan-
harga-minyak-dan-batubara-bikin-indeks-sektor-tambang-merosot
59
LAMPIRAN
60
Lampiran 1. Sambungan
Arus Kas Arus Kas Arus Kas Closing
No Nama Tahun Laba Bersih
Operasi Investasi Pendanaan Price
2018 995.131.519.119 1.214.797.329.297 514.515.246.372 702.486.458.199 2.340
2013 -8.005.734.969.056 355.240.241.376 1.367.027.215.872 -1.697.888.467.200 300
2014 -5.550.417.865.980 -2.324.783.539.170 -38.144.044.800 2.353.313.071.494 80
PT. Bumi 2015 -29.997.905.164.562 -437.655.761.064 759.114.686.798 -297.441.006.222 50
7 Resource 2016 1.607.698.586.990 -709.318.685.406 884.124.697.312 -250.643.683.125 278
Tbk.
(BUMI) 2017 3.272.218.546.840 -1.721.497.275.240 -425.661.842.240 2.545.629.845.120 270
2018 2.279.768.190.741 -1.582.394.867.055 1.634.543.617.266 627.509.125.836 103
2013 484.079.776 5.873.952.115 -10.896.498.308 2.263.946.239 64
2014 1.014.318.138 -21.291.125.837 5.491.508.516 13.339.627.694 67
2015 1.949.752.745 -14.163.710.004 -1.551.303.217 8.223.403.089 56
PT. Citatah
8 2016 20.881.438.764 -8.427.737.158 11.218.981.218 819.102.339 80
Tbk. (CTTH)
2017 4.716.765.807 -79.173.117.840 -1.228.996.579 77.302.546.455 99
2018 5.205.032.919 -26.990.342.993 -5.243.516.492 33.952.394.088 119
2013 -627.553.463.552 110.654.210.464 -151.773.879.136 -118.671.715.936 50
2014 3.696.083.178 259.503.792.138 -71.798.007.234 -154.090.714.146 50
PT. Darma 2015 6.392.939.404 373.373.800.988 -223.599.916.596 -112.458.435.696 50
9 Henwa 2016 7.351.479.410 607.190.835.580 -551.238.896.780 -33.516.042.893 50
Tbk.
(DEWA) 2017 37.328.007.200 -12.981.630.920 -87.860.321.440 -58.994.896.480 50
2018 36.963.926.424 260.359.477.434 -275.111.267.544 -115.523.566.731 50
2013 337.286.068.438 181.363.652.268 45.481.595.884 -26.911.272.216 380
2014 46.208.090.816 31.432.586.120 -82.539.718.476 -284.235.683.246 397
PT. Central
2015 -32.644.552.934 -17.234.932.689 -358.613.246.816 198.014.686.302 397
Omega
10 2016 -87.161.029.519 -163.319.324.648 -487.889.737.478 479.361.745.330 334
Resource
Tbk. (DKFT) 2017 -44.593.748.354 19.913.771.923 -374.094.660.008 269.517.533.614 394
2018 -93.547.077.149 91.591.541.275 -120.108.010.174 21.158.432.999 306
2013 -356.199.032.544 2.703.059.581.312 -139.246.843.680 -644.940.455.424 92
PT. Delta 2014 201.835.185.258 956.235.752.544 -713.549.292.972 -1.976.507.020.962 193
Dunia 2015 -114.016.322.970 1.626.716.959.848 -598.381.263.980 -1.053.320.721.888 54
11 Makmur 2016 495.845.314.265 2.538.762.899.453 -479.640.361.664 -2.119.967.370.161 510
Tbk.
(DOID) 2017 630.153.617.480 2.187.261.969.200 -848.193.116.240 -1.330.308.484.040 715
2018 1.089.944.309.700 2.505.247.110.243 -2.320.351.038.378 -195.729.276.789 525
2013 -55.656.471.392 668.385.225.632 -1.162.503.910.560 -144.496.848.704 13.500
2014 109.803.765.018 343.440.322.206 -2.232.668.220.846 1.116.885.816.450 12.900
PT. Dian
2015 1.640.351.764.304 949.379.186.836 -1.470.647.755.364 3.009.281.953.492 12.100
Swastatika
12
Sentosa Tbk. 2016 866.001.386.794 328.225.273.549 -1.903.716.629.377 1.559.628.462.461 5.550
(DSSA) 2017 1.714.759.796.000 3.033.263.062.200 -3.277.298.700.520 1.654.489.799.360 13.900
2018 1.739.815.382.223 1.965.988.829.934 -5.401.995.410.295 2.935.100.692.125 13.500
13 PT. Elnusa 2013 242.605.000.000 753.549.000.000 40.862.000.000 -524.822.000.000 330
Tbk. 2014 431.457.000.000 420.593.000.000 -354.185.000.000 -338.366.000.000 685
Disambung ke halaman berikutnya
62
Lampiran 1. Sambungan
Arus Kas Arus Kas Arus Kas Closing
No Nama Tahun Laba Bersih
Operasi Investasi Pendanaan Price
2015 379.745.000.000 424.231.000.000 -538.079.000.000 -82.843.000.000 247
2016 316.066.000.000 447.139.000.000 -295.227.000.000 -312.200.000.000 420
(ELSA)
2017 250.754.000.000 395.459.000.000 358.506.000.000 119.698.000.000 372
2018 276.316.000.000 344.756.000.000 -586.671.000.000 37.374.000.000 344
2013 2.102.978.354.208 4.808.263.569.056 -730.329.592.032 -2.613.128.351.040 70
2014 -914.708.577.540 4.768.260.908.628 -2.555.873.793.222 -3.045.886.717.068 100
PT. Energi
2015 -3.947.349.653.536 2.888.494.169.216 -1.571.546.963.694 -688.262.200.330 50
Mega
14 2016 -5.905.285.535.532 2.664.644.922.169 -1.231.034.458.523 -1.044.805.785.851 50
Persada
Tbk. 2017 199.249.214.520 -78.267.117.680 -179.227.195.280 -466.916.088.160 89
(ENRG)
2018 -124.247.337.282 545.030.482.482 65.437.580.142 -1.320.664.661.451 50
2013 152.485.950.400 170.213.144.800 -226.118.967.872 235.363.184.160 2.375
2014 127.719.706.974 97.761.691.560 -442.482.864.450 39.497.368.674 2.995
PT. Surya 2015 66.855.832.144 -89.149.189.564 -1.182.351.833.902 1.272.089.525.716 1.650
15 Esa Perkasa 2016 2.065.430.286 -155.437.325.562 -3.848.795.661.330 5.068.250.279.754 1.620
Tbk. (ESSA)
2017 29.538.144.360 49.825.274.760 -2.084.275.227.520 1.346.254.825.280 220
2018 750.897.974.898 391.596.073.074 -531.531.497.286 1.084.665.788.685 322
2013 170.268.433.795 200.995.886.835 -238.988.304.205 -132.143.289.865 2.175
2014 133.821.901.227 96.999.724.370 -100.390.077.624 8.619.436.656 2.700
PT. Golden
2015 28.670.608.006 -113.272.318.866 -759.647.571.296 618.017.652.128 2.700
Energy
16 2016 467.757.887.512 668.769.037.816 -261.000.286.462 -259.742.290.300 2.700
Mines Tbk.
(GEMS) 2017 1.619.029.419.200 2.126.020.509.400 -315.760.561.520 -224.256.164.720 2.750
2018 1.448.804.460.402 1.147.458.294.288 -1.174.868.996.076 -1.414.869.882.138 2.550
2013 580.702.381.024 1.402.686.507.232 -242.716.099.488 -929.104.055.552 2.750
2014 32.256.486.234 624.616.469.850 13.223.999.166 -390.936.280.212 1.660
PT. Harun 2015 -260.750.474.854 169.608.050.474 -176.922.018.204 -69.447.671.546 675
17 Energy 2016 240.371.184.167 600.477.244.636 -62.525.877.170 -65.933.795.698 2.140
Tbk.
(HRUM) 2017 751.483.053.480 736.010.453.360 -116.135.335.880 -143.581.303.360 2.050
2018 579.319.925.598 358.845.525.567 -176.600.032.479 -901.414.763.532 1.400
2013 468.771.456.000 3.224.738.176.000 -1.703.826.336.000 -1.156.962.688.000 2.650
2014 2.132.370.438.000 4.002.153.984.000 -951.199.788.000 -1.783.050.900.000 3.625
PT. Vale 2015 693.176.726.000 1.837.856.496.000 -2.697.762.944.000 -596.271.166.000 1.635
18 Indonesia
2016 25.481.314.000 179.411.980.000 266.257.004.000 -572.514.056.000 2.820
Tbk. (INCO)
2017 -205.853.080.000 2.056.522.280.000 -1.005.796.720.000 -562.493.440.000 2.890
2018 871.917.408.000 2.944.608.831.000 -1.207.243.656.000 -582.541.461.000 3.260
19 2013 -652.463.393.184 505.019.113.024 487.006.959.136 -1.185.005.255.776 590
2014 -378.976.916.550 -87.655.500.168 400.878.512.616 -230.879.221.530 510
PT. Indika
Energy Tbk. 2015 -1.054.802.306.328 -1.007.325.719.448 138.140.509.174 -113.991.780.882 110
(INDY) 2016 -1.393.460.575.894 535.059.626.028 1.559.661.630.950 -2.302.446.305.713 705
2017 4.335.614.956.360 2.503.566.098.240 -4.486.269.714.480 7.068.814.458.720 3.060
Disambung ke halaman berikutnya
63
Lampiran 1. Sambungan
Arus Kas Arus Kas Arus Kas Closing
No Nama Tahun Laba Bersih
Operasi Investasi Pendanaan Price
2018 1.410.096.281.301 4.182.853.407.273 -2.494.368.171.153 -1.779.104.690.703 1.585
2013 2.486.009.568.000 1.931.881.248.000 -689.949.792.000 -3.262.989.888.000 28.500
2014 2.487.619.038.000 2.363.282.028.000 -645.190.872.000 -2.476.404.570.000 15.375
PT. Indo
2015 866.206.682.000 2.644.547.242.000 -477.939.320.000 -1.572.148.588.000 5.725
Tambangraya
20 2016 1.747.448.621.000 1.941.499.656.000 -327.540.500.000 -812.621.296.000 16.875
Megah Tbk.
(ITMG) 2017 3.406.436.440.000 4.299.809.960.000 -995.161.000.000 -2.683.194.000.000 20.700
2018 3.728.415.204.000 5.113.682.055.000 -1.565.264.079.000 -3.593.215.557.000 20.250
2013 209.090.964.800 280.449.254.592 -93.636.516.192 -147.122.330.272 2.050
PT. Resource 2014 99.099.159.216 84.257.392.584 -65.209.135.944 -74.992.137.756 1.005
Alam 2015 77.856.795.638 119.994.901.886 -41.954.603.354 -16.142.462.300 420
21 Indonesia 2016 126.642.718.816 182.560.767.201 -75.024.434.949 -20.924.784.468 1.500
Tbk.
(KKGI) 2017 181.170.863.000 281.531.741.120 -102.291.025.400 -109.712.183.280 324
2018 6.852.920.400 73.894.265.469 -318.398.281.029 52.107.122.610 354
2013 173.784.084.000 35.862.020.000 -232.893.161.000 229.745.956.000 490
2014 279.506.033.616 466.660.192.950 -248.192.119.704 -103.960.111.218 458
PT.
2015 339.479.187.190 593.196.020.412 -149.823.490.156 -274.933.276.134 525
Samindo
22 2016 284.209.605.757 327.398.949.028 23.756.539.203 -468.296.217.035 630
Resources
Tbk. 2017 165.889.678.880 417.564.554.520 -61.931.271.840 -364.693.365.920 700
(MYOH)
2018 445.651.119.576 786.189.664.827 -199.061.948.808 -259.926.371.712 1.045
2013 1.854.281.000.000 2.051.330.000.000 -1.324.238.000.000 -3.303.540.000.000 10.200
2014 1.863.781.000.000 1.976.117.000.000 -2.035.306.000.000 736.899.000.000 12.500
PT. Bukit 2015 2.037.111.000.000 1.897.771.000.000 -1.113.356.000.000 -1.794.992.000.000 4.525
23 Asam Tbk. 2016 2.024.405.000.000 1.928.346.000.000 -315.119.000.000 -1.011.134.000.000 12.500
(PTBA)
2017 4.547.232.000.000 2.415.444.000.000 -536.264.000.000 -2.006.843.000.000 2.460
2018 5.121.112.000.000 7.867.786.000.000 -1.576.781.000.000 -3.585.132.000.000 4.300
2013 209.911.424.000 1.124.156.448.000 -306.510.944.000 -670.278.176.000 1.150
2014 29.162.568.000 1.125.197.334.000 -478.743.906.000 -544.396.818.000 920
2015 -174.196.666.000 631.217.562.000 -563.548.382.000 -229.581.076.000 290
PT. Petrosea
24 2016 -104.612.425.000 718.944.713.000 -169.291.647.000 -377.848.047.000 720
Tbk. (PTRO)
2017 160.236.760.000 777.256.800.000 -664.550.520.000 -164.011.160.000 1.660
2018 333.798.894.000 1.087.836.273.000 -1.654.787.196.000 609.298.974.000 1.785
2013 29.635.487.726 95.928.756.258 -12.280.796.914 -51.496.554.179 192
PT. 2014 56.049.811.031 62.741.531.070 -22.627.461.036 -21.579.065.310 217
Radiant 2015 41.281.106.302 245.646.321.070 -16.147.671.539 -228.622.434.665 215
25 Utama
2016 26.070.316.770 159.547.544.780 -18.363.983.834 -218.111.062.903 236
Interinsco
Tbk. 2017 20.922.363.433 31.415.476.036 -8.386.938.950 -10.336.300.795 232
(RUIS) 2018 27.055.086.453 23.488.401.524 -9.757.782.877 -6.778.163.662 260
26 PT. Golden 2013 19.337.808.450 -31.031.317.175 -80.585.308.923 104.509.660.064 5.900
Eagle Energy 2014 -3.502.096.211 -34.183.229.250 -104.412.961.559 93.924.093.144 1.785
Disambung ke halaman berikutnya
64
Lampiran 1. Sambungan
Arus Kas Arus Kas Arus Kas Closing
No Nama Tahun Laba Bersih
Operasi Investasi Pendanaan Price
2015 -60.578.867.106 -23.463.441.295 -23.156.230.950 20.221.666.104 171
Tbk.
2016 -18.281.061.731 -27.256.984.967 -7.345.716.709 -55.956.996.648 149
(SMMT)
2017 40.078.001.432 -9.463.298.519 7.077.150.426 4.111.873.578 133
2018 84.584.567.691 53.183.856.754 -18.158.033.003 -6.550.122.497 160
2013 -45.548.862.927 -3.265.856.117 3.002.755.609 -17.152.231.538 350
2014 -34.827.211.164 159.697.873.878 -1.126.913.754.126 1.001.629.703.346 264
PT. SMR 2015 -267.608.986.452 170.010.057.562 -215.284.664.618 27.889.818.222 238
27 Utama Tbk. 2016 224.544.681.218 310.997.605.817 234.839.840.631 87.710.279.049 340
(SMRU)
2017 32.479.723.000 2.426.075.293.760 106.373.753.440 317.503.228.960 482
2018 69.562.072.768 366.963.497.170 62.072.475.761 248.866.507.362 650
2013 580.570.000.000 -761.537.000.000 -454.589.000.000 1.052.368.000.000 1.600
2014 637.954.000.000 -640.782.000.000 -445.984.000.000 819.474.000.000 1.230
PT. Timah, 2015 101.561.000.000 1.290.229.000.000 -687.834.000.000 -47.397.900.000 505
28 Tbk. 2016 251.969.000.000 1.090.381.000.000 -548.217.000.000 -467.505.000.000 1.075
(TINS)
2017 502.417.000.000 -152.027.000.000 -806.172.000.000 1.758.141.000.000 775
2018 531.349.000.000 -1.420.759.000.000 -1.254.063.000.000 -593.711.000.000 755
2013 419.674.801.504 774.591.116.128 -35.229.123.328 -340.547.969.824 740
PT. Toba 2014 -347.567.840.574 233.907.424.962 -162.436.147.416 -260.903.186.928 920
Bara
2015 353.088.927.970 270.844.575.254 -137.517.403.678 -163.355.857.474 675
Sejahtera
29 2016 195.010.554.868 414.417.074.840 -147.479.508.526 -374.491.452.063 1.245
, Tbk.
(TOBA) 2017 557.666.130.680 265.386.515.960 -380.631.929.200 391.880.787.000 2.070
2018 981.105.870.564 550.784.961.585 -1.022.390.667.045 474.717.444.282 1.620
Sumber: Data diolah
65
Lampiran 2. Nilai Variabel Laba bersih, Arus Kas Operasi, Arus Kas
Lampiran 2. Sambungan
Laba
No Nama Tahun Arus Kas Arus Kas Arus Kas Return
Bersih
Operasi Investasi Pendanaan Saham
2014 1,10 -4,62 -1,50 4,89 0,05
2015 0,92 -0,33 -1,28 -0,38 -0,16
8
CTTH 2016 9,71 -0,40 -8,23 -0,90 0,43
2017 -0,77 8,39 -1,11 93,37 0,24
2018 0,10 -0,66 3,27 -0,56 0,20
2014 -1,01 1,35 -0,53 0,30 0,00
2015 0,73 0,44 2,11 -0,27 0,00
9 DEWA 2016 0,15 0,63 1,47 -0,70 0,00
2017 4,08 -1,02 -0,84 0,76 0,00
2018 -0,01 -21,06 2,13 0,96 0,00
2014 -0,86 -0,83 -2,81 9,56 0,04
2015 -1,71 -1,55 3,34 -1,70 0,00
10 DKFT 2016 1,67 8,48 0,36 1,42 -0,16
2017 -0,49 -1,12 -0,23 -0,44 0,18
2018 1,10 3,60 -0,68 -0,92 -0,22
2014 -1,57 -0,65 4,12 2,06 1,10
2015 -1,56 0,70 -0,16 -0,47 -0,72
11 DOID 2016 -5,35 0,56 -0,20 1,01 8,44
2017 0,27 -0,14 0,77 -0,37 0,40
2018 0,73 0,15 1,74 -0,85 -0,27
2014 -2,97 -0,49 0,92 -8,73 -0,04
2015 13,94 1,76 -0,34 1,69 -0,06
12 DSSA 2016 -0,47 -0,65 0,29 -0,48 -0,54
2017 0,98 8,24 0,72 0,06 1,50
2018 0,01 -0,35 0,65 0,77 -0,03
2014 0,78 -0,44 -9,67 -0,36 1,08
2015 -0,12 0,01 0,52 -0,76 -0,64
13 ELSA 2016 -0,17 0,05 -0,45 2,77 0,70
2017 -0,21 -0,12 -2,21 -1,38 -0,11
2018 0,10 -0,13 -2,64 -0,69 -0,08
2014 -1,43 -0,01 2,50 0,17 0,43
2015 3,32 -0,39 -0,39 -0,77 -0,50
14 ENRG 2016 0,50 -0,08 -0,22 0,52 0,00
2017 -1,03 -1,03 -0,85 -0,55 0,78
2018 -1,62 -7,96 -1,37 1,83 -0,44
2014 -0,16 -0,43 0,96 -0,83 0,26
15
2015 -0,48 -1,91 1,67 31,21 -0,45
ESSA
2016 -0,97 0,74 2,26 2,98 -0,02
2017 13,30 -1,32 -0,46 -0,73 -0,86
Disambung ke halaman berikutnya
67
Lampiran 2. Sambungan
Laba Arus Kas Arus Kas Arus Kas Return
No Nama Tahun
Bersih Operasi Investasi Pendanaan Saham
2018 24,42 6,86 -0,74 -0,19 0,46
2014 -0,21 -0,52 -0,58 -1,07 0,24
2015 -0,79 -2,17 6,57 70,70 0,00
16 GEMS 2016 15,31 -6,90 -0,66 -1,42 0,00
2017 2,46 2,18 0,21 -0,14 0,02
2018 -0,11 -0,46 2,72 5,31 -0,07
2014 -0,94 -0,55 -1,05 -0,58 -0,40
2015 -9,08 -0,73 -14,38 -0,82 -0,59
17 HRUM 2016 -1,92 2,54 -0,65 -0,05 2,17
2017 2,13 0,23 0,86 1,18 -0,04
2018 -0,23 -0,51 0,52 5,28 -0,32
2014 3,55 0,24 -0,44 0,54 0,37
2015 -0,67 -0,54 1,84 -0,67 -0,55
18 INCO 2016 -0,96 -0,90 -1,10 -0,04 0,72
2017 -9,08 10,46 -4,78 -0,02 0,02
2018 -5,24 0,43 0,20 0,04 0,13
2014 -0,42 -1,17 -0,18 -0,81 -0,14
2015 1,78 10,49 -0,66 -0,51 -0,78
19 INDY 2016 0,32 -1,53 10,29 19,20 5,41
2017 -4,11 3,68 -3,88 -4,07 3,34
2018 -0,67 0,67 -0,44 -1,25 -0,48
2014 0,00 0,22 -0,06 -0,24 -0,46
2015 -0,65 0,12 -0,26 -0,37 -0,63
20 ITMG 2016 1,02 -0,27 -0,31 -0,48 1,95
2017 0,95 1,21 2,04 2,30 0,23
2018 0,09 0,19 0,57 0,34 -0,02
2014 -0,53 -0,70 -0,30 -0,49 -0,51
2015 -0,21 0,42 -0,36 -0,78 -0,58
21 KKGI 2016 0,63 0,52 0,79 0,30 2,57
2017 0,43 0,54 0,36 4,24 -0,78
2018 -0,96 -0,74 2,11 -1,47 0,09
2014 0,61 12,01 0,07 -1,45 -0,07
2015 0,21 0,27 -0,40 1,64 0,15
22 MYOH 2016 -0,16 -0,45 -1,16 0,70 0,20
2017 -0,42 0,28 -3,61 -0,22 0,11
2018 1,69 0,88 2,21 -0,29 0,49
2014 0,01 -0,04 0,54 -1,22 0,23
23
PTBA 2015 0,09 -0,04 -0,45 -3,44 -0,64
2016 -0,01 0,02 -0,72 -0,44 1,76
Disambung ke halaman berikutnya
68
Lampiran 2. Sambungan
Laba Arus Kas Arus Kas Arus Kas Return
No Nama Tahun
Bersih Operasi Investasi Pendanaan Saham
2017 1,25 0,25 0,70 0,98 -0,80
2018 0,13 2,26 1,94 0,79 0,75
2014 -0,86 0,00 0,56 -0,19 -0,20
2015 -6,97 -0,44 0,18 -0,58 -0,68
24 PTRO 2016 -0,40 0,14 -0,70 0,65 1,48
2017 -2,53 0,08 2,93 -0,57 1,31
2018 1,08 0,40 1,49 -4,71 0,08
2014 0,89 -0,35 0,84 -0,58 0,13
2015 -0,26 2,92 -0,29 9,59 -0,01
25 RUIS 2016 -0,37 -0,35 0,14 -0,05 0,10
2017 -0,20 -0,80 -0,54 -0,95 -0,02
2018 0,29 -0,25 0,16 -0,34 0,12
2014 -1,18 0,10 0,30 -0,10 -0,70
2015 16,30 -0,31 -0,78 -0,78 -0,90
26 SMMT 2016 -0,70 0,16 -0,68 -3,77 -0,13
2017 -3,19 -0,65 -1,96 -1,07 -0,11
2018 1,11 -6,62 -3,57 -2,59 0,20
2014 -0,24 -49,90 -376,29 -59,40 -0,25
2015 6,68 0,06 -0,81 -0,97 -0,10
27 SMRU 2016 -1,84 0,83 -2,09 2,14 0,43
2017 -0,86 6,80 -0,55 2,62 0,42
2018 1,14 -0,85 -0,42 -0,22 0,35
2014 0,10 -0,16 -0,02 -0,22 -0,23
2015 -0,84 -3,01 0,54 -1,06 -0,59
28 TINS 2016 1,48 -0,15 -0,20 8,86 1,13
2017 0,99 -1,14 0,47 -4,76 -0,28
2018 -1,00 -0,99 -1,00 -1,00 -0,03
2014 -1,83 -0,70 3,61 -0,23 0,20
2015 -2,02 0,16 -0,15 -0,37 -0,27
29 TOBA 2016 -0,45 0,53 0,07 1,29 0,84
2017 1,86 -0,36 1,58 -2,05 0,66
2018 0,76 1,08 1,69 0,21 -0,22
Sumber: Data diolah
69
4. Grafik Histogram
6. Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
Laba Bersih (X1) 0,959 1,042
Arus Kas Operasi (X2) 0,832 1,202
Arus Kas Investasi (X3) 0,911 1,098
Arus Kas Pendanaan (X4) 0,876 1,142
8. Uji Heteroskedastisitas
72
Determinasi
2. Uji F
ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression ,887 4 ,222 1,512 ,214b
Residual 6,748 46 ,147
Total 7,635 50
3. Koefisien Determinasi
Model Summaryb