Anda di halaman 1dari 85

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, PROFESIONALISME

AUDITOR INTERNAL PEMERINTAH TERHADAP KUALITAS AUDIT


(Studi Kasus pada Auditor Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan Daerah Papua)

SKRIPSI

Di ajukan sebagai salah satu syarat


Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Oleh :
HUSELOGO YELIPELE
NIM. 0130440171

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2019
ii
iii
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : HUSELOGO YELIPELE


Nim : 0130440171
Jurusan : AKUNTANSI
Fakultas : EKONOMI DAN BISNIS

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya susun dengan judul:
“Pengaruh Kompetensi, Independensi, Profesionalisme Auditor Internal
Pemerintah Terhadap Kualitas Audit (Studi Kasus pada Auditor Perwakilan
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Daerah Papua)” Adalah benar-
benar hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan plagiat dari skripsi orang
lain. Apabila kemudian hari pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademis yang berlaku.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, untuk dapat
dipergunakan bilamana diperlukan.

Jayapura, Mei 2019

Huselogo Yelipele
Nim. 0130440171

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Mahakuasa, karena

atas berkat dan rahmatnya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul:

“Pengaruh Kompetensi, Independensi, Profesionalisme Auditor Internal

Pemerintah Terhadap Kualitas Audit (Studi Kasus pada Auditor Perwakilan

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Daerah Papua)”

Maksud dari penyusunan proposal ini adalah untuk memenuhi salah satu

syarat guna memperoleh gelar sarjana ekonomi Jurusan Akuntansi.

Dan penyususunan Skripsi ini, banyak pihak-pihak yang sangat membantu

penulis dalam berbagai hal. Oleh karena itu, penulis sampaikan rasa terimakasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. Rektor Universitas Cenderwasih yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis mengikuti pendidikan di Universitas Cenderwasih.

2. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Cenderawasih yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis mengikuti pendidikan di Universitas

Cenderwasih.

3. Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Cenderawasih, yang telah banyak memberikan petunjuk dan dorongan bagi

penulis selama masa studi.

4. Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Cenderawasih, yang telah banyak memberikan petunjuk dan dorongan bagi

penulis selama masa studi.

v
5. Dr. Syaikul Falah, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi Akuntansi, yang

telah banyak memberikan petunjuk dan dorongan bagi penulis selama masa

studi.

6. Dr. Syaikul Falah, SE., M.Si sebagai Dosen Pembimbing I yang telah

berkenan membimbing dan memberikan arahan serta semangat dalam proses

penyususan skripsi ini.

7. Mariolin Sagenafa, SE, M. SA. AK sebagai Dosen pembimbing II yang telah

berkenan membimbing dan memberikan arahan serta semangat dalam proses

penyususan skripsi ini.

8. Bapak/ Ibu dosen dan Staf-staf Fakultas Ekonomi Universitas Cenderawasih

yang telah banyak membantu penulis selama masa studi.

9. Untuk semua keluarga terkhususnya kedua Orang Tua walidanIbu tercinta

yang memberikan dukungan dan selalu mendoakan penulis hingga mampu

menyelesaikan proposal ini.

10. Untuk teman-teman Danang Ronggo Warsito, Jamir Rizky, Muhammad

Setyawan, Boy, J. P. Butar-butar, Agus S. Duma, MohNurAlam, Elinus

Enggalim dan teman-teman yang lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu-

persatu yang dari awal perkuliahan hingga akhir selalu menjadi faktor

penentu dalam proses perkuliahan. Sekali lagi terimakasih untuk selalu

menberi dukungan satu sama lain.

11. Rekan-rekan Akuntansi angkatan 2013 yang tidak bisa penulis sebutkan satu

per satu, terima kasih kalian telah memberi inspirasi, canda tawa, semangat,

serta dukungan selama kuliah. Sukses selalu untuk kalian semua.

vi
12. Terakhir penulis juga berterimakasih kepada pihak-pihak lain yang tidak

sempat penulis sebutkan. Semoga bantuan dan doa yang penulis terima dari

semua pihak mendapatkan balasan dari Allah Yang Maha kuasa.

Penulis menyadari bahwa apa yang terdapat dalam Proposal ini masih

memiliki kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangung sangat

diharapkan.

Jayapura, Mei 2019

Penulis

Huselogo Yelipele
NIM. 0130440171

vii
DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ............................................................................................................ i

PERSETUJUAN............................................................................................. ii

SURAT PERNYATAAN .............................................................................. iii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

1.2. Identifikasi Masalah ................................................................... 6

1.3. Pembatasan Masalah .................................................................. 6

1.4. Rumusan Masalah ...................................................................... 6

1.5. Tujuan Penelitian ........................................................................ 7

1.6. Manfaat Penelitian ...................................................................... 8

1.7. Sistematika Penulisan ................................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori ........................................................................... 10

2.1.1. Pengertian Kualitas Audit ............................................... 10

2.1.1.1.............................................................Pengertian Auditing

...........................................................................10

2.1.1.2..................................................................Standar Audit

...........................................................................12

2.1.2. Kompetansi ..................................................................... 15

2.1.3. Independensi ................................................................... 17

viii
2.1.4. Profesionalisme .............................................................. 20

2.1.5. Pengertian Auditor .......................................................... 21

2.2. Penelitian yang Relevan ............................................................. 23

2.3. Kerangka Berpikir ...................................................................... 25

2.4. Kerangka Pemikiran ................................................................... 27

2.5. Hipotesis Penelitian .................................................................... 28

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian............................................................................ . 29

3.2. Lokasi Penelitian........................................................................ 29

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. 29

3.3.1. Populasi .......................................................................... 29

3.3.2. Sampel .......................................................................... 30

3.4. Data Penelitian ........................................................................... 31

3.4.1. Jenis dan Sumber Data ................................................. 31

3.4.2. Teknik Pengumpulan Data ......................................... 31

3.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ........................ 32

3.5.1. Variabel Independen ................................................... 32

a. Kompentensi ......................................................... 33

b. independensi Auditor Internal Pemerintah............. 33

c. Profesionalisme ...................................................... 33

3.5.2. Variabel dependen ...................................................... 33

3.6. Metode Analisis Data ................................................................ 33

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum........................................................................ 38

ix
4.2. Analisa Deskriptif........................................................................ 40

4.3. Uji Instrumen............................................................................... 44

4.4. Uji Asumsi Klasik....................................................................... 51

4.5. Uji Hipotesis................................................................................ 56

4.6. Pembahasan................................................................................. 65

BAB V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan.................................................................................. 69

5.2. Saran............................................................................................ 70

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 72

LAMPIRAN

x
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Auditor merupakan pihak yang berperan penting dalam pengontrol

dan penjaga kepentingan publik dibidang yang terkait dengan keuangan.

Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melasksanakan audit

untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan

bebas dari salah saji material baik yang disebabkan oleh kecurangan atau

kekeliruan.

Salah satu manfaat dari jasa auditor adalah memberikan informasi

yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan

keuangan yang telah diaudit oleh auditor kewajarannya lebih dapat

dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang belum diaudit. Para

pengguna laporan audit mengharapkan laporan audit yang telah di audit

bebas dari salah saji material, dapat dipercaya kebenarannya untuk

dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan dan telah sesuai dengan

prinsip-prinsip pelaporan keuangan yang berlaku di Indonesia.

Auditor atau akuntan dapat dikelompokkan dalam tiga kategori

yaitu akuntan publik, akuntan pemerintah dan akuntan internal. Akuntan

publik atau bisa disebut Auditor Independen merupakan auditor yang

melakukan fungsi pengauditan atas laporan keuangan yang diterbitkan

oleh perusahaan. Pengauditan ini dilaksanakan pada perusahaan terbuka,

yaitu perusahaan go public. Perusahaan-perusahaan besar dan juga

perusahaan kecil serta organisasi-organisasi yang tidak bertujuan mencari

1
laba. Praktik akuntan publik harus dilaksanakan melalui Kantor Akuntan

Publik (KAP).

Akuntan pemerintah dibagi menjadi dua yaitu Auditor Eksternal

Pemerintah dan Auditor Internal Pemerintah. Auditor Eksternal

Pemerintah yang dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

sebagai perwujudan dari Pasal 23E ayat (1) Undang-undang Dasar 1945

yang berbunyi Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang

keuangan negara diadakan satu badan Pemeriksa Keuangan yang bebas

dan mandiri. ayat (2) Hasil pemeriksa keuangan negara diserahkan kepada

Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah,sesuai dengan kewenangannya. Badan

Pemeriksa Keuangan merupakan badan yang tidak tunduk kepada

pemerintah, sehingga diharapkan dapat bersikap independen.

Auditor Internal Pemerintah atau yang lebih dikenal sebagai Aparat

Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang dilaksanakan oleh Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Inspektorat Jenderal

Kementerian, Inspektorat/unit pengawasan intern pada Kementerian

Negara, Inspektorat Utama/Inspektorat Lembaga Pemerintah Non

Kementerian, Inspektorat/unit pengawasan intern pada Kesekretariatan

Lembaga Tinggi Negara dan Lembaga Negara, Inspektorat

Provinsi/Kabupaten/Kota, dan unit pengawasan intern pada Badan Hukum

Pemerintah lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Landasan dasar pokok dan fungsi BPKP secara resmi diatur berdasarkan

Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan

2
dan Pembangunan. BPKP berada di bawah dan bertanggung jawab

langsung kepada Presiden dengan tugas menyelenggarakan urusan

pemerintah di bidang pengawasan keuangan negara/daerah dan

pembangunan nasional.

Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

(BPKP) Daerah Papua merupakan salah satu instansi yang mempunyai

tugas utama melasksanakan pengawasan keuangan dan pembangunan serta

menyelenggarakan akuntabilitas di daerah sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Tentunya dalam pelaksanaan

pengawasan keuangan dan pembangunan serta menyelengarakan

akuntabilitas di daerah, pegawai BPKP khususnya Auditor Internal harus

bekerja secara optimal, sesuai dengan visi dari Perwakilan Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Papua yaitu “Auditor Internal

Pemerintah RI berkelas Dunia untuk Meningkatkan Akuntabilitas

Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional”. Pemeriksaan yang

dilaksanakan oleh BPKP terkadang menemui kendala dalam

pelaksanaannya dimana adanya pertimbangan rasa manusiawi,

kekeluargaan dan kebersamaan. Selain itu masalah yang dihadapi adalah

sikap/prilaku, kemampuan aparat pengawasan dalam melaksanakan

pemeriksaan, sehingga pengawasan yang dilaksanakan dapat berjalan

secara wajar, efektif dan efisien.

Auditor internal pemerintah yang bekerja di Perwakilan Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan diharapkan bersih, berwibawa,

tertib dan teratur dalam menjalankan tugas dan fungsinya sesuai ketentuan

3
yang berlaku. Ketentuan yang berlaku bagi auditor internal pemerintah

terdiri dari Kode Etik APIP dan Standar Audit APIP. Kode etik yang

dimaksudkan agar auditor internal pemerintah dapat menjaga perilaku

dalam melaksanakan tugasnya, sedangkan Standar Audit dimaksudkan

untuk menjaga mutu dari hasil audit yang dilaksanakan.

Kode Etik APIP tertuang dalam Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara (PERMENPAN) nomor

PER/04/M.PAN/03/2008, salah satu tujuanmya adalah untuk mendorong

sebuah budaya etis dan profesinal, agar terpenuhinya prinsip-prinsip

akuntabel dan terlaksannya pengendalian audit sehingga dapat terwujud

auditor yang kredibel dalam kinerja yang optimal dalam pelaksanaan

audit. Kode Etik ini memiliki dua komponen yaitu prinsip-prinsip prilaku

auditor dan aturan perilaku yang menjelaskan lebih lanjut prinsip-prinsip

auditor. Prinsip-prinsip prilaku auditor antara lain integritas, obyektifitas,

kerahasiaan, dan kompetensi.

Standar Audit APIP diatur dalam PERMENPAN Nomor

PER/05/M.PAN/03/2008, digunakan sebagai acuan seluruh APIP dalam

melaksanakan tugas audit. Standar Audit APIP terdiri dari prinsip-prinsip

dasar, standar umum, standar audit kerja dan standar audit investigatif.

Adanya Standar Audit APIP ini diharapkan dapat memberikan standar

yang seragam bagi seluruh APIP.

Keberadaan Kode Etik APIP dan Standar Audit APIP masih saja

menimbulkan praktik-praktik kecurangan seperti adanya kasus korupsi

maupun penyelewengan. Acaman ini berdampak pada komitmen auditor

4
internal pemerintah terhadap kode etik dan standar audit khususnya pada

pemeriksaan atas laporan keuangan agar kualitas audit dapat terjaga dan

ditingkatkan. Kualitas audit ini penting karena kualitas audit yang bagus

akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya oleh pemakai

laporan keuangan untuk mengambil keputusan.

Kompetensi saja belum cukup bagi seorang auditor internal

pemerintah menjalankan dan melaksanakan tugasnya. Tidak mudah juga

menjaga independensi dan profesionalisme auditor internal pemerintah.

Berbagai fasilitas yang disediakan dalam masa pemeriksaan dapat

mempengaruhi profesionalisme auditor, bukan tidak mungkin auditor tidak

jujur dalam mengungkapkan fakta yang menunjukkan terpengaruhnya

independensi auditor. Mengingat pentingnya peran Perwakilan Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan dalam kelangsungan

pemerintah, maka dilakukan penelitian mengenai kualitas audit yang

berada didalamnya. Peneliti mengangkat judul “Pengaruh Kompetensi,

Independensi, Dan Profesionalisme Auditor Internal Pemerintah Terhadap

Kualitas Audit (Studi Kasus pada Auditor Perwakilan Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan Daerah Papua).

Peneliitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya

yang meneliti mengenai “Pengaruh Kompetensi, Independensi,

Profesionalisme Auditor Internal Pemerintah Terhadap Kualitas

Audit” yang dilakukan oleh, Rindu Rika Gamayuni yang melakukan

penelitian di Inspektorat Pemerintah Provinsi/Kota/Kabupaten di Pulau

5
Jawa Tahun 2016. Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya yaitu lokasi penelitian, populasi, dan juga sample.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang diatas Penulis mengidentifikasi beberapa

masalah, antara lain sebagai berikut:

1. Adanya pertimbangan rasa manusiawi, kekeluargaan dan kebersamaan

dalam melaksanakan tugas audit.

2. Adanya Kode Etik APIP dan Standar Audit APIP agar auditor internal

pemerintah bisa menjalankan tugas sesuai dengan ketentuan tersebut,

terkadang masih saja ada praktik-praktik kecurangan seperti Korupsi,

Kolusi dan Nepotisme.

3. Kompetensi tidak cukup untuk melaksanakan tugas audit, terkadang

banyak tekanan dari pihak-pihak yang berkepentingan sehingga perlu

adanya independensi dan sikap profesional.

1.3 Batasan Masalah

Penelitian ini dilakukan di Daerah Provinsi Papua. Responden

adalah auditor internal pemerintah yang sampelnya merupakan auditor

internal yang bekerja di Badan Pengawasan dan Pembangunan Perwakilan

Provinsi Papua.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dihadapi di atas,

maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

6
1. Apakah Kompetensi Auditor Internal Pemerintah berpengaruh terhadap

Kualitas Audit di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Perwakilan Provinsi Papua?

2. Apakah Independensi Auditor Internal Pemerintah berpengaruh

terhadap Kualitas Audit di Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua?

3. Apakah Profesionalisme Auditor Internal Pemerintah berpengaruh

terhadap Kualitas Audit di Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua?

4. Apakah Kompetensi, Independensi, Profesionalisme Auditor internal

Pemerintah berpengaruh terhadap Kualitas Audit di Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah

dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh Kompetensi Auditor Internal Pemerintah

terhadap Kualitas Audit di Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua.

2. Untuk mengetahui pengaruh Independensi Auditor Internal Pemerintah

terhadap Kualitas Audit di Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua.

3. Untuk mengetahui pengaruh Profesionalisme Auditor Internal

Pemerintah terhadap Kualitas Audit di Badan Pengawasan Keuangan

dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua.

7
4. Untuk mengetahui pengaruh Kompetensi, Independensi,

Profesionalisme Auditor Internal Pemerintah terhadap kualitas Audit di

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi

Papua.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dibagi menjadi 2, yaitu manfaat praktis dan

manfaat teoretis.

1. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran, masukan

dan evaluasi bagi Badan Pengawasan dan Pembangunan Perwakilan

Provinsi Papua.

2. Manfaat teoretis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan ilmu

pengetahuan dalam hal kompetensi, independensi dan profesionalisme

auditor internal pemerintah, serta diharapkan dapat menjadi tambahan

referensi dan dapat dijadikan sebagai sumber acuan bagi penelitian

selanjutnya yang berkaitan dengan audit.

1.7 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah,

tujuan penelitian dan manfaat dari penelitian ini.

8
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang Landasan Teori yang digunakan dalam

penelitian, penelitian terdahulu dan pengembangan hipotesis dan

kerangka pemikiran.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang populasi dan sampel penelitian, jenis

penelitian, sumber data, definisi operasional dan pengukuran

variabel, teknik pengumpulan data, pengujian instrument/

validitas data, uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis.

9
BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Pengertian Kualitas Audit

Pengertian kualitas audit sangatlah luas, berikut beberapa

pengertian Kualitas Audit menurut beberapa teori para Ahli.

2.1.1.1. Pengertian Auditing

Auditing adalah jasa yang diberikan oleh auditor dalam

memeriksa dan mengevaluasi laporan keuangan yang disajikan perusahaan

klien. Pemeriksaan ini tidak dimaksudkan untuk mencari kesalahan atau

menemukan kecurangan, walaupun dalam pelaksanaannya sangat

memungkinkan diketemukannya kesalahan atau kecurangan. Pemeriksaan

atas laporan keuangan dimaksudkan untuk menilai kewajaran laporan

keuangan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia

(Agoes, 2004) Dalam Standar Audit APIP tahun 2008 disebutkan audit

adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi bukti yang

dilakukan secara independen, obyektif, dan professional berdasarkan

standar audit, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas,

efektifitas, efisiensi, dan keadalan informasi pelaksanaan tugas dan fungsi

instansi pemerintah.

Audit adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan

sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang

telah disusun oleh manajemen, beserta catatan pembukuan dan bukti

pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat

10
mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut (Sukrisno Agoes, 2008: 3)

Auditing atau pemeriksaan akuntansi bertujuan untuk memberikan nilai

tambah bagi laporan keuangan perusahaan, karena tujuan akhir auditing

adalah memberikan pendapat mengenai kewajaran posisi keuangan suatu

perusahaan. Auditing merupakan salah satu bentuk atestasi. Atestasi

adalah merupakan suatu komunikasi tertulis yang menjelaskan suatu

kesimpulan mengenai realibilitas dari asersi tertulis yang merupakan

tanggung jawab dari pihak lainnya. Disamping itu auditing juga

merupakan salah satu bentuk jasa assurance (Agoes, 2004).

Menurut Mulyadi (2002, 9) auditing adalah suatu proses

sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif

mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi,

dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-

pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta

penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.

Dari keseluruhan pengertian definisi di atas, bahwa pengertian

auditing adalah suatu proses pengumpulan, pengevaluasian bukti-bukti

laporan keuangan yang dilakukan oleh pihak auditor secara sistematis

terhadap informasi mengenai segala kegiatan yang mengandung unsur

ekonomi melalui tahap-tahap yang diteliti dengan benar. serta dapat

memilih untuk menggunakan teknik audit yang tepat sehingga kesesuaian

informasi dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan dapat dipastikan

sesuai dengan aturan dan hasilnya dapat dikomunikasikan, sehingga dapat

memberikan pendapat atas kewajaran suatu laporan keuangan perusahaan

11
2.1.1.2. Standar Audit

Standar Audit APIP diatur dalam PERMENPAN Nomor

PER/05/M.PAN/03/2008. Standar Audit APIP (seksi 4300, 2008)

menyebutkan laporan hasil audit kinerja harus tepat waktu, lengkap,

akurat, obyektif, meyakinkan, serta jelas, dan seringkas mungkin. Kualitas

dari laporan hasil audit yang disajikan secara lengkap memuat semua

informasi yang dibutuhkan, bukti yang disajikan benar dan temuan itu

disajikan dengan tepat menjadikan kualitas bagus. Penyajian yang

obyektif, meyakinkan, ringkas dan jelas merupakan faktor-faktor yang bisa

membuat kualitas audit semakin bagus. Selain itu ketepatan waktu juga

dipertimbangkan, karena informasi akan kurang maksimal apabila

disampaikan terlambat.

Dari indikator kualitas audit di atas dapat diuraikan penjelasan

sebagai berikut:

a) Tepat Waktu

Agar suatu informasi bermanfaat secara maksimal, maka laporan hasil

pemeriksaan harus tepat waktu. Laporan yang dibuat hati-hati tetapi

terlambat disampaikan, nilainya menjadi kurang bagi pengguna

laporan auditor. Selama pemeriksaan, auditor atau pemeriksa perlu

mempertimbangkan adanya laporan hasil pemeriksaan sementara

untuk hal yang material kepada pihak lain yang terkait. Laporan hasil

sementara inibukan merupakan penggati laporan hasil audit akhir,

melainkan untuk memperingatkan pejabat terkait terhadap hal yang

material agar dapat diperbaiki sebelum hasil audit akhir diselesaikan.

12
b) Lengkap

Agar menjadi lengkap, laporan hasil audit harus memuat semua

informasi dari bukti yang dibutuhkan untuk memenuhi sasaran audit,

memberikan pemahaman yang benar atas hal yang dilaporkan dan

untuk memenuhi prasyarat isi laporan hasil audit. Halhal yang dapat

dimasukan sebagai informasi antara lain latar belakang permasalahan,

aspek kedalaman dan signfikansi temuan audit, frekuensi terjadinya

penyimpangan dibandingkan dengan jumlah kasus atau transaksi yang

diuji, serta hubungan antara temuan audit dengan kegiatan entitas yang

diaudit. Satu kasus kekurangan/kelemahan belum bisa dijadikan

simpulan atau rekomndasi. Satu kasus hanya dapat diartikan sebagai

adanya kelemahan, kesalahan atau kekurangan data pendukung oleh

karenanya informasi yang terperinci perlu diungkapkan dalam laporan

hasil audit untuk meyakinkan pengguna laporan hasil audit tersebut.

c) Akurat

Akurat berati bukti yang disajikan benar dan temuan itu disajikan

dengan tepat. Perlunya keakuratan didasarkan atas kebutuhan untuk

meyakinkan pengguna laporan hasil audit bahwa yang dilaporkan

memiliki kredibilitas dan dapat diandalkan. Sedikit saja ada yang tidak

akurat dapat menimbulkan keraguan atas keandalan seluruh laporan

tersebut dan berdampak pada kredibilitas organisasi pemeriksa yang

menerbitkan laporan hasil pemeriksaan. Laporan hasil pemeriksaan

harus memuat informasi yang didukung oleh bukti yang kompeten dan

relevan dalam kertas kerja audit. Bukti yang dicantumkan dalam

13
laporan audit harus masuk akal dan mencerminkan kebenaran

mengenai masalah yang dilaporkan.

d) Obyektif

Obyektifitas berarti penyajian seluruh laporan harus seimbang dalam

isi dan redaksi. Kredibilitas suatu laporan ditentukan oleh penyajian

bukti yang tidak memihak, sehingga pengguna laporan hasil audit

dapat diyakinkan oleh fakta yang disajikan. Auditor harus menyajikan

hasil audit secara netral dan menghidari melebih-lebihkan kekurangan

yang ada, hal ini agar laporan hasil audit adil dan tidak menyesatkan.

e) Meyakinkan

Agar meyakinkan, maka laporah hasil audit dapat menjawab dari

tujuan pemeriksaan, menyajikan temuan, dan rekomendasi yang logis.

Informasi yang disajikan harus cukup meyakinkan pengguna laporan

untuk mengakui validitas temuan tersebut dan manfaat penerapan

rekomendasi.

f) Jelas

Laporan harus mudah dibaca dan dipahami. Laporan harus ditulis

dengan bahasa yang jelas dan sesederhana mungkin. Penggunaan

bahasa yang lugas dan tidak teknis sangat penting untuk

penyederhanaan penyajian. Apabila menggunakan istialh teknis,

akronim, dan singkatan yang tidak begitu dikenal sebaiknya pemeriksa

memberikan definisinya secara jelas.

g) Ringkas Laporan yang ringkas adalah laporan yang tidak lebih panjang

daripada yang diperlukan untuk menyampaikan dan mendukung pasan.

14
Laporan yang terlalu terperinci dapat menurunkan kualitas laporan,

menyembunyikan pesan yang sesungguhnya, membingungkan dan

mengurangi minat pembaca laporan. Laporan yang ringkas dan

lengkap akan memperoleh hasil yang lebih baik.

2.1.2. Kompetensi

Kode Etik Auditor Intern Pemerintah Indonesia disingkat KE-AIPI

tahun 2014 menyebutkan bahwa kompetensi adalah kemampuan dan

karakteristik yang dimilki oleh seseorang, berupa :

a) Pengetahuan

Pengetahuan merupakan fakta, informasi, dan keahlian yang

diperoleh seseorang melalui pendidikan, baik secara teori maupun

pemahaman praktis. Kompetensi dalam aspek pengetahuan merupakan

pengetahuan di bidang pengawasan yang harus dimiliki oleh seluruh

auditor di semua tingkat atau jenjang jabatan. Perolehan pengetahuan

melibatkan proses kognitif yang kompleks meliputi: persepsi,

pembelajaran, komunikasi, asosiasi dan argumentasi. Dalam

Taksonomi Bloom, pengetahuan masuk dalam ranah kognitif yang

berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual.

b) Keterampilan

Keterampilan merupakan kemampuan untuk melakukan tugas

dengan baik atau lebih baik dari rata-rata. Dalam Taksonomi Bloom,

keterampilan masuk dalam ranah psikomotor yang berisi perilaku-

perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik. Kompetensi

dari aspek keterampilan/keahlian merupakan keterampilan/keahlian di

15
bidang pengawasan yang harus dimiliki oleh seluruh auditor di semua

tingkat atau jenjang jabatan.

c) Sikap Perilaku

Sikap perilaku mewakili rasa suka atau tidak seseorang pada

suatu hal. Dalam Taksonomi Bloom, sikap perilaku masuk dalam

ranah afektif yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek

perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara

penyesuaian diri. Kompetensi dari aspek sikap perilaku merupakan

sikap perilaku yang harus dimiliki oleh seluruh auditor di sumua

tingkat atau jenjang jabatan. Auditor Internal pemerintah diharapkan

dapat menerapkan ilmu pengetahuan, keahlian, keterampilan dan

mempergunakan pengalaman yang diperlukan dalam pelaksanaan

layanan pengawasan internal. Menurut Wibowo (2013 : 324)

kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau

melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan

dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh

pekerjaan tersebut. Dengan demikian, kompetensi merupakan keahlian,

keterampilan, pengetahuan yang dimiliki oleh seorang profesionalisme

dalam suatu bidang tertentu sebagai suatu yang terpenting, sebagai

keunggulan dalam bidang tersebut.

Menurut Hadari Nawawi (2006: 166), kompetensi adalah

kemampuan yang harus dimiliki seseorang atau setiap pekerja/pegawai

untuk dapat melaksanakan suatu pekerjaan/jabatan secara efektif,

efisien dan berkualitas sesuai dengan visi dan misi organisasi

16
/perusahaan. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

kompetensi adalah, keahlian, kemampuan, pengetahuan, pengalaman

seseorang yang secara langsung mempengaruhi kinerja.

2.1.3. Independensi

Standar Audit APIP (seksi 2110, 2008) menyebutkan bahwa posisi

APIP ditempatkan secara tepat sehingga babas dari intervensi, dan

memperoleh dukungan yang memadai dari pimpinan tertinggi organisasi

sehingga dapat bekerja sama dengan auditi dan melaksanakan pekerjaan

dengan leluasa.

Dalam Kode Etik dan Standar Audit (2008: 47-48) disebutkan

bahwa Independensi yang diatur dalam kode etik tersebut mewajibkan

setiap praktisi untuk bersikap sebagai berikut:

a) Independensi Praktis, yakni independensi yang nyata atau faktual yang

diperoleh dan dipertahankan oleh auditor dalam seluruh rangkaian

kegiatan audit, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, sampai

tahap pelaporan. Independensi dalam fakta ini merupakan tinjauan

terhadap kebebasan yang sesungguhnya dimiliki oleh auditor, sehingga

merupakan kondisi ideal yang perlu diwujudkan oleh auditor. Apabila

auditor sunguh-sunguh memiliki kebebasan demikian, maka

independensi dalam hal perencanaan, pelasksanaan, dan pelaporan

hasil audit dapat terpenuhi. Namun demikian, independensi dalam

fakta tersebut sifatnya sukar diukur dan tidak serta merta dapat

disaksikan oleh orang lain. Kenyataan adanya independensi tersebut

17
hanya dapat dirasakan langsung oleh auditor sendiri dan tidak mudah

untuk ditunjukkan atau didemonstrasikan kepada umum.

b) Independensi Profesi, Independensi yang ditinjau menurut citra

(image) auditor dari pandangan publik atau masyarakat umum

terhadap auditor yang bertugas. Independensi menurut tinjauan ini

sering pula dinamakan independensi dalam penampilan (independence

in appearance). Independensi menurut tinjauan ini sangat krusial

karena tanpa keyakinan publik bahwa seorang auditor adalah

independen, maka segala hal yang dilakukannya serta pendapatnya

tidak akan mendapatkan penghargaan dari publik atau pemakainya.

Agar independensi menurut tujuan penampilan ini dapat memperoleh

pengakuan publik, maka cara yang efektif untuk mewujudkannya

adalah dengan menghindari segala hal yang dapat menyebabkan

penampilan auditor dalam kaitannya dengan kliennya mendapat

kecurigaan dari publik. Ruchjat Kosasih (2000, 47-48) menyebutkan

ada empat jenis risiko yang dapat merusak independensi seorang

auditor, yaitu: a. Self interst risk, yang terjadi apabila auditor

menerima manfaat dari keterlibatan klien. b. Self review risk, yang

terjadi apabila auditor melaksanakan penugasan pemberian jasa

keyakinan yang menyangkut keputusan yang dibuat untuk kepentingan

klien atau melaksanakan jasa lain yang mengarah pada produk atau

pertimbangan yang mempengaruhi informasi yang menjadi pokok

bahasan dalam penugasan pemberian jasa keyakinan. c. Advocary risk,

yang terjadi apabila tindakan auditor menjadi terlalu erat kaitannya

18
dengan kepentingan klien. d. Client influence risk, yang terjadi apabila

auditor mempunyai hubungan erat yang kontinyu dengan klien,

termasuk hubungan pribadi yang dapat mengakibatkan intimidasi oleh

atau keramahtamahan (familiarity) yang berlebihan dengan klien.

Antle (1984) dalam Mayangsari (2003) mendefinisikan independensi

sebagai suatu hubungan antara akuntan dan kliennya yang mempunyai

sifat sedemikian rupa sehingga temuan dan laporan yang diberikan

auditor hanya dipengaruhi oleh bukti-bukti yang ditemukan dan

dikumpulkan sesuai dengan aturan atau prinsip-prinsip profesionalnya.

Standar umum pertama (SA seksi 220 dalam SPAP, 2011)

menyebutkan sttandar ini mengharuskan auditor bersikap independen,

artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaan

untuk kepentingan umum (dibedakan dalam hal ia berpraktik sebagai

auditor internal), dengan demikian, ia tidak dibenarkan memihak

kepada kepentingan siapa pun, sebab bagaimana pun sempurnanya

keahlian teknis yang ia miliki, ia akan kehilangan sikap tidak

memihak, yang justru sangat penting untuk mempertahankan

kebebasan pendapatnya. Jadi, Independensi merupakan sikap seorang

auditor yang tidak memihak, tidak mempunyai kepentingan pribadi,

dan tidak mudah dipengaruhi oleh pihak-pihak yang berkepentingan

dalam memberikan jasa profesi sebagai auditor, serta menjunjung

kejujuran sehingga dengan demikian pendapat atau simpulan yang

diberikan auditor berdasarkan integritas dan objektivitas tinggi.

19
2.1.4. Profesionalisme

Bedasarkan Peraturan BPK RI Nomor 2 Tahun 2011 tentang Kode

Etik BPK, profesionalisme adalah kemampuan, keahlian, dan komitmen

profesi dalam menjalankan tugas. Menurut Lekatompessy (2009) dalam

Kirana (2012:3) mendefinisikan Profesionalisme dapat dibedakan secara

konseptual, profesi merupakan jenis pekerjaan yang memenuhi beberapa

kriteria, sedangkan profesionalisme merupakan atribut individual yang

penting tanpa melihat apakah suatu pekerjaan merupakan suatu profesi

atau tidak. Menurut Yendrawati (2008: 76) Profesionalisme adalah konsep

untuk mengukur bagaimana para profesional memendang profesi mereka

yang tercemin dalam sikap dan perilaku mereka. Untuk mengukur tingkat

profesionalisme bukan hanya dibutuhkan suatu indikator yang

menyebutkan bahwa orang dikatakan profesional. Tetapi juga dibutuhkan

faktor-faktor eksternal seperti bagaimana seorang berprilaku dalam

menjalan kan tugasnya. Sehingga ada gambaran yang menyebutkan bahwa

prilaku prefesional adalah sikap profesionalisme.

Dalam kaitannya dengan proses tugas audit, setiap auditor dibekali

dengan aturan-aturan serta kode etik yang mengikat. Untuk itu dibutuhkan

namanya sikap auditor yang dapat dijadikan pedoman bagi auditor junior

lainnya. Seorang auditor memiliki tanggung jawab besar terhadap hasil

opininya. Auditoe dituntut untuk bersikap profesional. Segala bentuk

tekanan dan intervensi dari klien hendaknya dijadikan sebagai sebuah

tantangan dalam kaitannya dengan pekerjaan sebagai auditor.

20
Kode Etik Auditor Intern Pemerintah Indonesia disingkat KE-AIPI

tahun 2014 menyebutkan bahwa perilaku profesional adalah tindak tanduk

yang merupakan ciri, mutu, dan kualitas suatu profesi atau orang yang

profesional di mana memerlukan kepandaian khusus untuk

menjalankannya. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan

bahwa Profesionalisme Auditor Internal Pemerintah adalah sebuah sikap

wajib dimiliki untuk melaksanakan profesi sebagai seorang auditor yang

bertanggung jawab kepada pemerintah dengan memenuhi kriteria-kriteria

dalam profesinya.

2.1.5. Pengertian Auditor

Auditor adalah para profesional yang ditugaskan untuk melakukan

audit atas kegiatan dan peristiwa ekonomi bagi perorangan dan entitas

resmi (Boynton et al, 2002:8). Sedangkan berdasarkan kelompok atau

pelaksana audit, audit dibagi 4 jenis yaitu:

a) Auditor Ekstern

Auditor ekstern atau independen bekerja untuk kantor akuntan publik

yang statusnya diluar struktur perusahaan yang mereka audit.

Umumnya auditor ekstern menghasilkan laporan atas finansial audit.

b) Auditor Intern

Auditor intern bekerja untuk perusahaan yang mereka audit. Laporan

audit manajemen umumnya berguna bagi manajemen perusahaan

yang diaudit. Oleh karena itu, tugas internal auditor biasanya adalah

audit manajemen yang termasuk jenis compliance audit.

21
c) Auditor pajak

Auditor pajak bertugas melakukan pemeriksaan ketaatan wajib pajak

yang diaudit terhadap undang-undang perpajakan.

d) Auditor Pemerintah

Tugas auditor pemerintah adalah menilai kewajaran informasi

keuangan yang disusun oleh instansi pemerintahan.serta audit juga

dilakukan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan ekonomisasi operasi

program dan penggunaan barang milik pemerintah.Audit yang

dilaksanakan oleh pemerintahan dapat dilaksanakan oleh Badan

Pemeriksa Keuangan (BPK) atau Badan Pemeriksa Keuangan dan

Pembangunan (BPKP). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Pemerintah adalah sistem yang menjalankan wewenang dan

kekuasaan mengatur kehidupan sosial, ekonomi, dan politik suatu

negara atau bagian-bagiannya. Jadi, pemerintah adalah suatu

organisasi yang memiliki wewenang dan memerintah dalam suatu

negara yang memikul tanggung jawab terbatas untuk menggunakan

kekuasaan.

Menurut Mulyadi (2009: 29) Auditor Pemerintah adalah auditor

profesional yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas pokoknya

melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh

unit-unit organisasi atau entitas pemerintah atau pertanggungjawaban

keuangan yang ditujukan kepada pemerintah. Jadi, Audor Internal

Pemerintah adalah auditor yang bekerja untuk pemerintah yang

22
bertanggung jawab melakukan audit pada unit-unit organisasi atau entitas

pemerintah yang ditujuan kepada pemerintah.

2.2. Penelitian yang Relevan

Deva Aprianti (2010) melakukan penelitian tentang pengaruh

kompetensi, independensi, dan keahlian profesional terhadap kualitas audit

dengan etika auditor sebagai variabel moderasi pada kantor akuntan publik

di wilayah jakarta selatan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa

secara bersama-sama (simultan) variabel Kompetansi, Independensi,

Keahlian

Profesional, dan Etika Auditor berpengaruh signifikan terhadap

Kualitas Audit, sedangkan secara parsial variabel Kompetensi berpengaruh

signifikan terhadap Kualitas Audit, variabel Independen berpengaruh

signifikan terhadap Kualitas Audit, variabel Keahlian Profesional

berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit, interaksi variabel

Kompetensi dan Etika

Auditor berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit, interaksi

variabel Independensi dan Etika Auditor berpengaruh signifikan terhadap

Kualitas Audit, dan interaksi variabel Keahlian Profesional dan Etika

Auditor berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit. Persamaan

penelitian ini dengan penelitian yang relevan adalah variabel independen

yaitu Kompetensi dan Independensi serta variabel dependen yaitu Kualitas

Audit. Perbedaannya, dalam penelitian ini menambahkan variabel

independen yaitu Profesionalisme. Penelitian ini bertempat di Kantor

Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Daerah

23
Papua. Rizki Wahyuni (2013) melakukan penelitian tentang Pengaruh

Independensi, Kompetensi, Profesionalisme, dan Sensitivitas Etika Profesi

Terhadap Kualitas Audit (Studi Kasus pada BPK RI Perwakilan Provinsi

Sulawesi Selatan). Hasil dari penelitian ini adalah variabel kompetensi,

profesionalisme, dan sensitivitas etika profesi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kualitas audit, sedangkan variabel independensi tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit. Secara

simultan variabel independen, kompetensi, profesionalisme dan

sensitivitas etika profesi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kualitas audit. Peneliti menyarankan untuk penelitian di masa mendatang

untuk meneliti variabel-variabel lain yang mempengaruhi kualitas audit.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang relevan adalah

variabel independen yaitu Kompetensi, Independensi dan Profesionalisme

serta variabel dependen yaitu Kualitas Audit. Sedangkan perbedaannya

dalam penelitian relevan menambahkan variabel independen yaitu

Sensitifitas Etika Profesi. Penelitian ini bertempat di Kantor Perwakilan

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Daerah Papua.

Hari Susanti (2012) melakukan penelitian tentang Pengaruh

Kompetensi dan Independensi Terhadap Kualitas Audit pada Auditor

BPKP Perwakilan Provinsi Papua. Hasil dari penelitian ini menunjukkan

bahwa Kompetensi berpengaruh terhadap Kualitas Audit dan Independensi

tidak berpengaruh terhadap Kualitas Audit. Persamaan penelitian ini

dengan penelitian yang relevan adalah variabel independen yaitu

Kompetensi dan Independensi serta variabel dependen yaitu Kualitas

24
Audit. Sedangkan perbedaannya dalam penelitian ini menambahkan

variabel independen yaitu Profesionalisme. Penelitian ini sama bertempat

di Kantor Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembanguna

Papua.

2.3. Kerangka Berpikir

a) Pengaruh Kompetensi Auditor Internal Pemerintah terhadap Kualitas

Audit Kompetensi Auditor Internal Pemerintah merupakan keahlian,

kemampuan, pengetahuan, pengalaman seseorang yang secara

langsung mempengaruhi kinerja auditor internal pemerintah.

Sedangkan Kualitas Audit merupakan hasil audit yang memenuhi

standar auditing dan standar pengendalian mutu. Oleh karena itu dapat

disimpulkan bahwa Aditor Internal Pemerintah memilki yang

Kompetensi, maka akan menghasilkan Kualitas Audit yang

berkualitas. Hal ini dapat tejadi karena pengalaman dan pengetahuan

akan membentuk keahlian auditor dalam megaudit secara teknis.

Pengalaman juga akan mempermudah auditor dalam menemukan

kesalahan dan penyebab dari kesalahan tersebut.

b) Pengaruh Independensi Auditor Internal Pemerintah terhadap Kualitas

Audit Independensi merupakan sikap seorang auditor yang tidak

memihak, tidak mempunyai kepentingan pribadi, dan tidak mudah

dipengaruhi oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam memberikan

jasa profesi sebagai auditor sehingga membuat Kualitas Audit bebas

dari pengaruh pihak yang berkepentingan pada laopran keuanagan.

25
Seorang Auditor yang mempunyai sikap independen yang tinggi,

maka Kualitas Audit yang dihasilkan akan baik. Hasil audit akan

dibuat berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dan dikumpulkan

tanpa terpengaruh oleh pihak yang berkepentingan dengan laporan

keuangan tersebut.

c) Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal Pemerintah terhadap

Kualitas Audit Profesionalisme merupakan sikap wajib dimiliki untuk

melaksanakan profesi sebagai seorang auditor yang bertanggung

jawab, selain itu keahlian khusus diperlukan untuk menjalankan tugas.

Tidak dapat dipungkiri bahwa sikap profesional diperlukan bagi

seorang auditor.

Hal ini menjadikan Kualitas Audit yang dikerjakan oleh Auditor yang

profesional akan berkualitas baik. Auditor akan dituntut

pertanggungjawabannya terhadap hasil audit yang dibuatnya, hal ini

menyebabkan sikap profesionalisme seorang auditor harus dijaga.

d) Pengaruh Kompetensi, Independensi, Profesionalisme Auditor

Internal Pemerintah terhadap Kualitas Audit Kompetensi,

Independensi, Profesionalisme secara bersama-sama akan membuat

seorang auditor mempunyai kualitas yang baik. Adanya ketiga faktor

tersebut akan mempermudah auditor untuk menyelesaikan

pekerjaannya dengan mudah, cepat dan berkualitas. Auditor Internal

Pemerintah yang memiliki kompetensi maka keahlian akan terasah,

serta didukung sikap independensi dan profesionalisme maka kualitas

26
audit yang dihasilkan akan baik. Sehingga ketiga variabel tersebut

berpengaruh terhadap kualitas audit.

2.4. Model Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas mengenai Pengaruh

Kompetensi, Independensi, dan Profesionalisme Auditor Internal

Pemerintah Terhadap Kualitas Audit, maka dibuat kerangka pemikiran

penelitian sebagai berikut:

Gambar 1. Model Penelitian

Kompetensi Auditor
Internal Pemerintah (𝑋1) H1

Independensi Auditor H2 Kualitas Audit (Y)


Internal Pemerintah (𝑋2)

H3
Profesionalisme Auditor
Internal Pemerintah (𝑋3)

H4

(Sumber : Data di olah Penulis Maret 2019)

Keterangan:

Pengaruh Kompetensi, Independensi, Profesionalisme

Auditor Internal Pemerintah terhadap Kualitas Audit secara

Parsial atau sendiri-sendiri.

Pengaruh Kompetensi, Independensi dan Profesionalisme

Auditor Internal Pemerintah secara simultan terhadap

Kualitas Audit secara simultan atau bersama-sama.

27
2.5. Hipotesis Penelitian

𝐻1 = Kompetensi Auditor Internal Pemerintah berpengaruh terhadap

Kualitas Audit di Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua

Hasilnya adalah nilai t-hitung 1,966 lebih besar dari 1,706 artinya

Kompetensi Auditor Internal Pemerintah berpengaruh positif terhadap

Kualitas Audit. Kemudian nilai signifikan yang dihasilkan adalah 0,04

lebih kecil dari 0,05 artinya Kompetensi Auditor Internal Pemerintah

berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit. Kesimpulan Uji Hipotesis

pertama adalah Variabel Kompetensi Auditor Internal Pemerintah

berpengaruh Positif Signifikan terhadap Kualitas Audit di Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua.

𝐻2 = Independensi Auditor Internal Pemerintah berpengaruh terhadap

Kualitas Audit di Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua

Hasilnya adalah nilai t-hitung 2,388 lebih besar dari 1,706 artinya

Independensi Auditor Internal Pemerintah berpengaruh positif terhadap

Kualitas Audit. Kemudian nilai signifikan yang dihasilkan adalah 0,024

lebih kecil dari 0,05 artinya Independensi Auditor Internal Pemerintah

berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit. Kesimpulan Uji Hipotesis

pertama adalah Variabel Independensi Auditor Internal Pemerintah

berpengaruh Positif Signifikan terhadap Kualitas Audit di Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua.

28
𝐻3 = Profesionalisme Auditor Internal Pemerintah tidak berpengaruh

terhadap Kualitas Audit di Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua.

Hasilnya adalah nilai t-hitung 1,363 lebih kecil dari 1,706 artinya Variabel

Profesionalisme Auditor Internal Pemerintah tidak berpengaruh terhadap

Kualitas Audit di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Perwakilan Provinsi Papua. Kemudian nilai signifikan yang dihasilkan

adalah 0,185 lebih besar dari 0,05 artinya Profesionalisme Auditor Internal

Pemerintah tidak berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit di Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua.

Kesimpulan Uji Hipotesis Profesionalisme Auditor Internal Pemerintah

tidak berpengaruh terhadap Kualitas Audit di Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua.

𝐻4 = Kompetensi, Independensi, dan Profesionalisme Auditor

Internal Pemerintah berpengaruh terhadap Kualitas Audit di

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan

Provinsi Papua.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa output ANOVA diperoleh hasil F-

hitung (2.759) kurang dari nilai F-tabel (2.74). Hasil ini menunjukkan

bahwa variabel bebas secara simultan berpengaruh terhadap variabel

terikat. Sig. (0,06) > (0,05) hasil ini menunjukkan bahwa variabel bebas

secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

29
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini merupakan penelitian causal comparative

reaserch dimana penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

sebab akibat antara dua variabel atau lebih (Sugiyono 2016:62) . Penelitian

kausal comparative ini juga termasuk penelitian yang mengidentifikasi fakta

yang terjadi sebagai variabel yang dipengaruhi dan melakukan penyelidikan

terhadap variabel-variabel yang mempengaruhi. Dilakukannya penelitian ini

dengan maksud tujuan untuk melihat seberapa jauh Pengaruh Kompetensi,

Independensi, Profesionalisme Auditor Internal Pemerintah Terhadap

Kualitas Audit pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Daerah Provinsi Papua.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini berada di lingkungan Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan Daerah Provinsi Papua.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Berikut adalah penjelasan mengenai kriteria dan teknik pengumpulan

populasi dan sampel dalam penelitian ini.

3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan

30
(Sugiyono, 2010:115). Populasi dalam penelitian ini adalah auditor

yang bekerja pada Kantor Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan Daerah Papua.

3.3.2 Sampel

Menurut Nur Indriantoro (2009:115), sampel merupakan

sebagian dari elemen-elemen populasi. Sampel dalam penelitian ini

adalah bagian dari populasi tersebut yang bersedia menjadi responden

penelitian. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan

menggunakan pemilihan sampel berdasarkan kemudahan (convenience

sampling).

Metode convenience sampling ini memilih sampel dari elemen

populasi (orang atau kejadian) yang datanya mudah diperoleh peneliti.

Elemen populasi yang dipilih sebagai subjek sampel adalah tidak

terbatas sehingga peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel

yang paling cepat dan murah (Nur Indriantoro, 2009: 26). Penelitian ini

menggunakan metode convenience sampling sebab metode ini mudah

dilakukan dan subjek yang bersedia menjadi responden dalam

penelitian ini hanya 40 responden. Metode pengambilan sampel ini

dipilih berdasarkan kesediaan auditor untuk dijadikan sampel dalam

penelitian ini. Sampel yang terkumpul berjumlah 40 responden dengan

digolongkan berdasarkan jenis kelamin, umur, jenjang pendidikan, lama

bekerja, dan jabatan.

31
3.4 Data Penelitian

Berikut ini adalah penjelasan mengenai jenis dan sumber, serta teknik

dalam pengumpulan data penelitian yang penulis lakukan.

3.4.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

kuantitatif, sedangkan sumber data pada penelitian ini adalah sumber

primer. Dengan instrument berupa kuisioner. Responden Auditor internal

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Daerah Provins Papua,

Teknik pengukuran yang digunakan untuk mengubah data-data kualitatif

dari kuisioner menjadi suatu ukuran data kuantitatif adalah Summated

Rating Method : Likert Schale (Skala Likert).

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan menyebarkan kuesioner kepada partisipan penelitian yang

bersangkutan. Teknik kuesioner merupakan suatu pengumpulan data

dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan/pernyataan

kepada partisipan dengan harapan memberikan respons atas daftar

pertanyaan tersebut (Mudrajad Kuncoro, 2013:183). Pembagian

kuisioner dilakukan peneliti kepada semua Auditor di Kantor Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Daerah Papua.

Kuesioner yang disebarkan yang berkaitan dengan objek yang

diteliti, kuesioner diberikan disertai dengan surat permohonan izin dan

penjelasan mengenai tujuan dari penelitian yang dilakukan tersebut.

Selain itu, dalam penyebaran kuesioner juga disertakan petunjuk

32
pengisian yang jelas agar memudahkan partisipan dalam memberikan

jawabannya secara lengkap. Untuk mengukur pendapat responden

digunakan lima poin skala likert,dengan perincian sebagai berikut:

Angka 1 (STS) =Sangat Tidak Setuju


Angka 2 (TS) =Tidak setuju
Angka 3 (RR) =Ragu-Ragu
Angka 4 (S) =Setuju
Angka 5 (SS) = Sangat Setuju

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini, variabel yang akan diteliti tediri dari tiga

variabel independen, dan satu variabel dependen.

1.

3.5.1 Variabel Independen

Variabel Independen dalam bahasa Indonesia sering disebut

variabel bebas. Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen

(Sugiyono, 2007). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian

ini adalah kompetensi auditor internal, objektivitas auditor internal,

dukungan manajemen, efektivitas fungsi audit internal yang mengukur

kualitas pelaoran keuangan pemerintah.

Berikut adalah variabel independen dan indikator-indikator yang

membangun variabel.

a. Kompetensi

33
Kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau

melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas

keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang

dituntut oleh pekerjaan tersebut

b. Independensi Auditor Internal Pemerintah

Independensi menurut Standar Umum Kedua (SA seksi 220 dalam

SPAP, 2001) artinya tidak mudah dipengaruhi, melaksanakan

pekerjaan untuk kepentingan umum, tidak memihak kepada

kepentingan siapapun, mempertahankan kebebasan pendapatnya dan

jujur kepada semua pihak lain yang meletakan kepercayaan.

c. Profesionalisme

Profesionalisme adalah dedikasi terhadap profesi, kewajiban sosial,

sikap perilaku, menjunjung tinggi kode etik dalam profesi dan

hubungan dengan sesama profesi maupun lain disiplin ilmu.

3.5.2 Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kualitas Audit.

Kualitas audit adalah kemungkinan dimana seorang auditor menemukan

dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran maupun tidak ada

pelanggran dalam sistem akuntansi kliennya agar temuan bermanfaat

bagi pihak yang berkepentingan dan dapat di tindak lanjuti.

3.6 Metode Analisis Data

Berbagai pengujian data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu

meliputi distribusi frekuensi untuk statistik deskriptif, uji homogenitas, dan uji

normalitas data.Setelah itu dilakukan analisis varians (ANOVA) untuk

34
menguji hubungan antara satu variabel dependen (skala metrik) dengan satu

atau lebih variabel independen (skala nonmetrik atau kategorikal).

1. Uji Instrumen Data

Penelitian yang mengukur variabel dengan menggunakan instrumen

kuesioner harus dilakukan pengujian kualitas terhadap data yang diperoleh.

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan

valid dan reliabel sebab kebenaran data yang diolah sangat menentukan

kualitas hasil peneliggtian, data diukur dengan menggunakan uji diantaranya:

2. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner

mempu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner

tersebut. Pengujian validitas ini menggunakan Pearson Correlation yaitu

dengan cara menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan

dengan total skor. Jika korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan

dengan total skor mempunyai tingkat signifikansi di bawah 0,05 maka butir

pertanyaan tersebut dinyatakan valid dan sebaliknya (Ghozali, 2005).

3. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas data adalah suatu uji yang dilakukan untuk mengukur

suatu kuesioner yang merupakan indikator dari suatu variabel atau

konstruk.Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban

seseorang dalam kuesioner konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.Suatu

kuesioner dikatakan relaibel atau handal jika memberikan nilai cronbach

alpha di atas 0,6 (Ghozali, 2005).

35
4. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Ujinormalitas bertujuanuntuk menguji apakah dalam model

regresi,variable dependen dan variabel independen keduanya mempunyai

kontribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki

distribusi data normal atau mendekati normal. Jika distribusi data adalah

normal,makagaris yang menggambarkan data sesungguhnya akan

mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2005).

b. Uji Multikolinearitas

Multicollinearity merupakan suatu keadaan, dimana satu atau

lebih variabel indipenden (X) dapat dinyatakan sebagai konstribusi linier

dari variabel lainnya. Masing-masing satu atau lebih variabel bebas yang

berkolerasi sempurna dengan variabel bebas lainnya. Biasanya

multicollinearity terjadibila korelasi antara variabel bebas lebih dari 0,8

maka terjadi multicollinearity yang serius. Sritua (1993:23), dan Gujariti

(1992:290) menyatakan multicollinearity adalah situasi dimananya adanya

korelasi variabel-variabel bebas diantara satu dengan lainnya.Lebih lanjut

Sritua (1993:27) dan Gujarati (1992:293) bila terjadi multicollinearity

dapat di deteksi dengan mengunakan metode Kountsoyiannis yaitu

meregresi dependenvariable atas setiap variabel bebas yang dapat dapat

dalam suatu model regresi yang sedang diuji. Kemudian dari hasil regresi

ini akan dipilih salah satu model regresi yang secara aprori dan stastitik

secara menyakinkan. Regresi yang terpilih disebut regresi elementer atau

elementary regression.

36
c. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas terjadi karena perubahan situasi yang

tidak tergambarkan dalam spesfikasi mode lregresi,misalanya perubahan

struktur ekonomi dan kebijakan pemerintah yang dapat mengakibatkan

terjadinya perubahan tingkat keakuratan data. Dengan katalain,

heterokedastisitas terjadijika residual tidak memiliki varians yang konstan

(Oktari,2011).

d. Uji Determinasi (R2)

2
Uji determinasi (R ) digunakan untuk mengukur seberapa besar

persentase pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen.Semakin besar koefisian determinannya, makasemakin baik

variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen.

5. Uji Hipotesis

Setelah mendapat model yang baik, maka dilakukan pengujian

hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah menggunakan :.

a. Analisis Regresi Linier Berganda

Metode Analisis dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur

hubungan antara variabel independen (Kompetensi, Independensi Dan

Profesionalisme Auditor Internal)) dengan variabel dependen (Kualitas

Audit). Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio.

Menurut nawawi (2010), analisis regresi adalah suatu metode

sederhana untuk melakukan investigasi tentang hubungan fungsional diantara

beberapa variabel.Hubungan antara variabel tersebut diwujudkan

Rumus regresi linier Berganda sebagai berikut :

37
Y = a + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e

Dimana:
Y = Variabel Dependent (Kualitas Audit)
X = Variabel independent (Kompetensi, Independensi
Dan Profesionalisme Auditor Internal)
a = Konstanta ( nilai Y, apabila X = 0)
β = Koefisien regresi (nilai peningkatan atau penurunan)
x1 = Kompetensi
x2 = Independensi
x3 = Profesionalisme Auditor Internal
ε = Standar eror
b. Pengujian Secara Simultan (Uji-F)

Uji F (uji simultan) adalah untuk melihat apakah variabel

independen secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel dependen.

c. Pengujian Secara Parsial (Uji-t)

Uji statistik t disebut juga uji signifikasi individual. Uji ini

menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial

terhadap variabel dependen.

38
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

4.1.1 Sejarah Singkat

Sejarah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

(BPKP) tidak dapat dilepaskan dari sejarah panjang perkembangan

lembaga pengawasan sejak sebelum era kemerdekaan. Dengan besluit

Nomor 44 tanggal 31 Oktober 1936 secara eksplisit ditetapkan bahwa

Djawatan Akuntan Negara (Regering Accountantsdienst) bertugas

melakukan penelitian terhadap pembukuan dari berbagai perusahaan

negara dan jawatan tertentu. Dengan demikian, dapat dikatakan aparat

pengawasan pertama di Indonesia adalah Djawatan Akuntan Negara

(DAN). Secara struktural DAN yang bertugas mengawasi pengelolaan

perusahaan negara berada di bawah Thesauri Jenderal pada

Kementerian Keuangan.

Dengan Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 1961 tentang Instruksi

bagi Kepala Djawatan Akuntan Negara (DAN), kedudukan DAN

dilepas dari Thesauri Jenderal dan ditingkatkan kedudukannya langsung

di bawah Menteri Keuangan. DAN merupakan alat pemerintah yang

bertugas melakukan semua pekerjaan akuntan bagi pemerintah atas

semua departemen, jawatan, dan instansi di bawah kekuasaannya.

Sementara itu fungsi pengawasan anggaran dilaksanakan oleh Thesauri

Jenderal. Selanjutnya dengan Keputusan Presiden Nomor 239 Tahun

39
1966 dibentuklah Direktorat Djendral Pengawasan Keuangan Negara

(DDPKN) pada Departemen Keuangan. Tugas DDPKN (dikenal

kemudian sebagai DJPKN) meliputi pengawasan anggaran dan

pengawasan badan usaha/jawatan, yang semula menjadi tugas DAN dan

Thesauri Jenderal.

4.1.2 Visi dan Misi

Visi BPKP:

Auditor Internal Pemerintah RI Berkelas Dunia untuk Meningkatkan

Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional

Misi BPKP:

1 Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas

pengelolaan keuangan dan pembangunan nasional guna mendukung

tata kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih dan efektif

2 Membina penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

yang efektif, dan

3 Mengembangkan kapabilitas pengawasan intern pemerintah yang

profesional dan kompeten.

40
4.1.3 Struktur Organisasi

Gambar 4.1 Struktur Organisasi BPKP

4.2 Pengumpulan Data

Populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor

Badan Pengawasan Keuangan dan pembangunan Daerah Papua, Mengingat

jumlah responden yang sedikit, maka penelitian ini menggunakan keseluruhan

jumlah populasi untuk dijadikan sebagai partisipan penelitian. Penelitian ini

termasuk penelitian populatif yang berarti bahwa penelitian ini tidak

menggunakan sampel. Populasi diambil seluruhnya untuk dijadikan partisipan

penelitian karena jumlah pegawai yang bekerja di Kantor Badan Pengawasan

Keuangan dan pembangunan Daerah Papua relatif kecil, Hal ini bertujuan

untuk mengantisipasi tingkat pengembalian kuisioner yang rendah. Jumlah

41
data partisipan yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah 40 data

partisipan.

Tabel 4.1

Tingkat Partisipasi dan Pengembalian Kuesioner

Keterangan Jumlah Presentase


Kuesioner yang disebarkan 40 100%
Kuesioner yang tidak kembali (5) 12.5%
Kuesioner yang tidak dapat digunakan (5) 12.5%
Kuesioner yang layak diperoleh 30 75%
Sumber: Data primer diolah,2019

Dari tabel 4.1 40 (100%) kuesioner yang telah disebarkan ternyata

kuesioner yang layak diperoleh berjumlah 30 (75%) kuesioner dan sisanya 5

(12.5%) kuesioner tidak kembali sedangkan yang idak dapat digunakan

sebanyak 5 (12.5%) Kuesioner. Banyaknya kuesioner yang tidak kembali

dikarenakan, tidak semua pegawai di Kantor Badan Pengawasan Keuangan

dan pembangunan Daerah Papua bersedia mengisi kuesioner yang di bagikan

dan juga beberapa pegawai yang sedang berpergian untuk perjalanan dinas

keluar kota sehingga hasil penelitian tidak bisa menggambarkan secara

keseluruhan.

4.3 Analisa Deskriptif

Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan kepada responden,

maka dapat diketahui tanggapan responden terhadap Kompetensi,

Independensi, Profesionalisme Auditor Internal Pemerintah dan Kualitas

Audit. Dalam mendeskripsikan data setiap jawaban dari responden diberi

nilai berdasarkan skala likert. Adapun kriteria penilaian sebagai berikut:

42
Tabel 4.2
Interval Penilaian rata – rata
Interval Kualitas Layanan
1,00 – 1,79 Sangat Buruk
1,80 – 2,59 Buruk
2,60 – 3,39 Cukup Baik
3,40 – 4,19 Baik
4,20 – 5,00 Sangat Baik
Sumber : Sudjana (2001:79)

Dengan menggunakan pedoman penilaian rata-rata diatas. Berikut

dibawah ini penulis uraikan hasil tanggapan yang telah dijawab oleh

responden :

1. Kompetensi Auditor Internal

Tabel 4.3 Frekuensi Tanggapan Variabel Kompetensi Auditor Internal

Kompetensi Auditor (X1)


Rata-
Skor
STS TS RR S SS Jumlah Rata
Item Total
Responden Item
F % F % F % F % F %
P1 0 - 0 - 0 - 16 53.3 14 46.7 30 134 4.47
P2 2 6.7 2 6.7 4 13.3 13 43.3 9 30.0 30 115 3.83
P3 0 - 1 3.3 0 - 13 43.3 16 53.3 30 134 4.47
P4 0 - 2 6.7 1 3.3 16 53.3 11 36.7 30 126 4.20
P5 3 10.0 10 33.3 8 26.7 6 20.0 3 10.0 30 86 2.87
P6 0 - 2 6.7 3 10.0 12 40.0 13 43.3 30 126 4.20
P7 1 3.3 1 3.3 3 10.0 16 53.3 9 30.0 30 121 4.03
P8 0 - 1 3.3 1 3.3 21 70.0 7 23.3 30 124 4.13
P9 0 - 0 - 4 13.3 18 60.0 8 26.7 30 124 4.13
P10 0 - 0 - 2 6.7 16 53.3 12 40.0 30 130 4.33
P11 0 - 1 3.3 3 10.0 15 50.0 11 36.7 30 126 4.20
P12 0 - 0 - 2 6.7 14 46.7 14 46.7 30 132 4.40
P13 11 36.7 6 20.0 6 20.0 5 16.7 2 6.7 30 71 2.37
Rata-Rata Variabel X1 = 3.97
Sumber : Data diolah, 2019

Dari tabel 4.2 diatas maka dapat dilihat dari tanggapan responden

terhadap Pertanyaan pada Variabel Keeektifan Pengendalian Internal

keseluruhan rata – rata adalah 3.97 yang pada tabel interval berada pada

43
kategori Baik. Sehingga dapat disimpulkan responden berpendapat bahwa

Kompetensi Auditor Internal adalah Baik.

2. Independensi Auditor Internal

Tabel 4.4 Frekuensi Tanggapan Variabel Independensi Auditor


Pemerintah
Independensi Auditor (X2)
Jumlah Rata-
Skor
Ite STS TS RR S SS Responde Rata
Total
m n Item
F % F % F % F % F %
53.
P1 0 - 1 3.3 5 16.7 16 3 8 26.7 30 121 4.03
10. 40. 30.
P2 3 0 12 0 6 20.0 9 0 0 - 30 81 2.70
16. 50.
P3 1 3.3 5 7 8 26.7 15 0 1 3.3 30 100 3.33
30. 50. 10.
P4 9 0 15 0 3 10.0 3 0 0 - 30 60 2.00
56. 1
P5 0 - 0 - 3 10.0 17 7 0 33.3 30 127 4.23
43. 16.
P6 1 3.3 13 3 10 33.3 5 7 1 3.3 30 82 2.73
46. 1
P7 0 - 0 - 5 16.7 14 7 1 36.7 30 126 4.20
23. 46. 10.
P8 7 3 14 7 5 16.7 3 0 1 3.3 30 67 2.23
33. 36. 16.
P9 10 3 11 7 3 10.0 5 7 1 3.3 30 66 2.20
53.
P10 0 - 1 3.3 5 16.7 16 3 8 26.7 30 121 4.03
50. 1
P11 1 3.3 0 - 2 6.7 15 0 2 40.0 30 127 4.23
13. 53. 13.
P12 4 3 16 3 6 20.0 4 3 0 - 30 70 2.33
23. 43. 10.
P13 7 3 13 3 7 23.3 3 0 0 - 30 66 2.20
46. 1
P14 0 - 0 - 1 3.3 14 7 5 50.0 30 134 4.47
16. 40. 10.
P15 5 7 12 0 6 20.0 3 0 4 13.3 30 79 2.63
Rata-Rata Variabel X2 = 3.17
Sumber : Data diolah, 2019

44
Dari tabel 4.3 diatas maka dapat dilihat dari tanggapan responden

terhadap Pertanyaan pada Variabel Independensi Auditor Pemerintah

keseluruhan rata – rata adalah 3.17 yang pada tabel interval berada pada

kategori Cukup Baik. Sehingga dapat disimpulkan responden berpendapat

bahwa Independensi Auditor Pemerintah adalah Cukup Baik.

3. Profesionalisme Auditor Internal

Tabel 4.5 Frekuensi Tanggapan Variabel Profesionalisme Auditor Internal

Profesionalisme Auditor (X3)


Jumlah Rata-
Skor
Ite STS TS RR S SS Responde Rata
Total
m n Item
F % F % F % F % F %
43.
P1 0 - 0 - 1 3.3 16 53.3 13 3 30 132 4.40
33.
P2 0 - 0 - 1 3.3 19 63.3 10 3 30 129 4.30
13. 20.
P3 4 3 7 23.3 6 20.0 7 23.3 6 0 30 94 3.13
43.
P4 0 - 0 - 3 10.0 14 46.7 13 3 30 130 4.33
13.
P5 0 - 5 16.7 8 26.7 13 43.3 4 3 30 106 3.53
26.
P6 0 - 2 6.7 3 10.0 17 56.7 8 7 30 121 4.03
16. 10.
P7 5 7 14 46.7 5 16.7 3 10.0 3 0 30 75 2.50
46.
P8 0 - 1 3.3 1 3.3 14 46.7 14 7 30 131 4.37
23.
P9 1 3.3 7 23.3 4 13.3 11 36.7 7 3 30 106 3.53
36.
P10 0 - 0 - 2 6.7 17 56.7 11 7 30 129 4.30
33.
P11 0 - 0 - 5 16.7 15 50.0 10 3 30 125 4.17
Rata-Rata Variabel X3 = 3.87
Sumber : Data diolah, 2019

Dari tabel 4.4 diatas maka dapat dilihat dari tanggapan responden

terhadap Pertanyaan pada Variabel Profesionalisme Auditor Internal

45
keseluruhan rata – rata adalah 3,87 yang pada tabel interval berada pada

kategori Baik. Sehingga dapat disimpulkan responden berpendapat bahwa

Profesionalisme Auditor Internal adalah Baik.

4. Kualitas Audit

Tabel 4.6 Frekuensi Tanggapan Variabel Kualitas Audit

Kinerja Auditor (Y)


STS TS RR S SS Jumlah Rata-
Ite Skor
Responde Rata
m F % F % F % F % F % Total
n Item
40. 13.
P1 1 3.3 2 6.7 12 0 11 36.7 4 3 30 105 3.50
10. 30.
P2 0 - 0 - 3 0 18 60.0 9 0 30 126 4.20
10. 36.
P3 0 - 0 - 3 0 16 53.3 11 7 30 128 4.27
13. 50. 26.
P4 4 3 15 0 8 7 3 10.0 0 - 30 70 2.33
23.
P5 0 - 1 3.3 2 6.7 20 66.7 7 3 30 123 4.10
26.
P6 1 3.3 0 - 2 6.7 19 63.3 8 7 30 123 4.10
10. 26.
P7 0 - 0 - 3 0 19 63.3 8 7 30 125 4.17
10. 30.
P8 0 - 0 - 3 0 18 60.0 9 0 30 126 4.20
20. 30.
P9 0 - 0 - 6 0 15 50.0 9 0 30 123 4.10
13. 46.
P10 0 - 0 - 4 3 12 40.0 14 7 30 130 4.33

46
Rata-Rata Variabel Y = 3.93
Sumber : Data diolah, 2019

Dari tabel 4.5 diatas maka dapat dilihat dari tanggapan responden

terhadap Pertanyaan pada Variabel Kualitas Audit keseluruhan rata – rata

adalah 3,93 yang pada tabel interval berada pada kategori Baik. Sehingga

dapat disimpulkan responden berpendapat bahwa Kualitas Audit adalah

Baik.

4.4 Uji Instrumen

1. Validitas

Uji validitas dilakukan dengan melakukan korelasi antar skor butir

pernyataan dengan total skor konstruk atau variabel yaitu dengan

membandingkan nilai r-hitung dan r-tabel. Untuk mendapatkan r-tabel

dilakukan dengan perhitungan degree of freedom (df) dan jumlah sampel

(n) adalah 30, df = 30 - 4, maka df =26, kemudian nilai dari df = 26

dengan tingkat signifikansi 5% atau 0,05 adalah 0.388 (dapat digunakan

sebagai r-tabel dalam uji validitas).

Dasar pengambilan keputusan Uji Validitas dengan melalui hasl

output corelasi person adalah sebagai berikut :

- Data dikatakan valid, jika nilai r-hitung > nilai r-tabel.

- Sebaliknya data dikatakan tidak valid, jika nilai r-hitung < nilai r-tabel

Uji Validitas :

Tabel 4.7 Ringkasan Uji Validitas Kompetensi Auditor Internal

Variabel Label r-hitung r-tabel ket


Pernyataa

47
n
1 0,570 0,388 Valid
2 0,485 0,388 Valid
3 0,612 0,388 Valid
4 0,712 0,388 Valid
5 0,455 0,388 Valid
Kompetensi Auditor
6 0,727 0,388 Valid
Internal
7 0,571 0,388 Valid
(X1)
8 0,631 0,388 Valid
9 0,710 0,388 Valid
10 0,674 0,388 Valid
11 0,702 0,388 Valid
12 0,709 0,388 Valid
13 0,335 0,388 Tidak Valid
Sumber : Data Diolah, 2019

Dari tabel diatas diketahui bahwa uji validitas terhadap variabel

Kompetensi Auditor Internal (X1) sebanyak 13 instrumen. Penulis

membandingkan hasil nilai r-hitung dengan nilai r-tabel, kemudian dengan

menggunakan dasar pengambilan keputusan pada uji validitas, maka

didapatkan hasil yaitu : Dari 13 instrumen yang diuji diperoleh hasil 12

instrumen dinyatakan “Valid” karena nilai r-hitung yang dihasilkan lebih

dari nilai r-tabel sedangkan 1 instrumen dinyatakan tidak valid..

Kesimpulan pada uji validitas instrumen Variabel Gaji adalah dari

13 instrumen yang diuji diperoleh hasil 12 instrumen dinyatakan “Valid”

karena nilai r-hitung yang dihasilkan lebih dari nilai r-tabel. Sehingga 12

instrumen yang dapat digunakan dalam uji selanjutnya. (Hasil perhitungan

validitas instrumen dengan program SPSS 22 terlampir).

Tabel 4.8 Ringkasan Uji Validitas Independensi Auditor Internal

Label
Variabel Pernyataa r-hitung r-tabel ket
n
Independensi 1 0,083 0,388 Tidak Valid
Auditor Internal 2 0,426 0,388 Valid
(X2) 3 0,180 0,388 Tidak Valid

48
4 0,686 0,388 Valid
5 0,272 0,388 Tidak Valid
6 0,527 0,388 Valid
7 0,065 0,388 Tidak Valid
8 0,629 0,388 Valid
9 0,476 0,388 Valid
10 0,152 0,388 Tidak Valid
11 0,290 0,388 Tidak Valid
12 0,541 0,388 Valid
13 0,496 0,388 Valid
14 0,186 0,388 Tidak Valid
15 0,551 0,388 Valid
Sumber : Data Diolah, 2019

Dari tabel diatas diketahui bahwa uji validitas terhadap variabel

Independensi Auditor Internal nilai r-tabel, kemudian dengan

menggunakan dasar pengambilan keputusan pada uji validitas, maka

didapatkan hasil yaitu : Dari 15 instrumen yang diuji diperoleh hasil 8

instrumen dinyatakan “Valid” karena nilai r-hitung yang dihasilkan lebih

dari nilai r-tabel.

Kesimpulan pada uji validitas instrumen Variabel Independensi

Auditor Internal adalah dari 15 instrumen yang diuji diperoleh hasil 8

instrumen dinyatakan “Valid” karena nilai r-hitung yang dihasilkan lebih

dari nilai r-tabel dan 7 instrumen dinyatakan “tidak valid” karena nilai r-

hitung yang dihasilkan kurang dari nilai r-tabel. Sehingga hanya 8

instrumen yang dapat digunakan dalam uji selanjutnya. (Hasil perhitungan

validitas instrumen dengan program SPSS 22 terlampir).

Tabel 4.9 Ringkasan Uji Validitas Profesionalisme Auditor Internal

Label
Variabel r-hitung r-tabel ket
Pernyataan
Prtofesionalisme 1 0,654 0,388 Valid
Auditor Internal 2 0,632 0,388 Valid
(X3) 3 0,441 0,388 Valid

49
4 0,637 0,388 Valid
5 0,514 0,388 Valid
6 0,569 0,388 Valid
7 0,249 0,388 Tidak Valid
8 0,600 0,388 Valid
9 0,677 0,388 Valid
10 0,427 0,388 Valid
11 0,633 0,388 Valid
Sumber : Data Diolah, 2019

Dari tabel diatas diketahui bahwa uji validitas terhadap variabel

Profesionalisme Auditor Internal (X3) sebanyak 11 instrumen. Penulis

membandingkan hasil nilai r-hitung dengan nilai r-tabel, kemudian dengan

menggunakan dasar pengambilan keputusan pada uji validitas, maka

didapatkan hasil yaitu : Dari 11 instrumen yang diuji diperoleh hasil 10

instrumen dinyatakan “Valid” karena nilai r-hitung yang dihasilkan lebih

dari nilai r-tabel.

Kesimpulan pada uji validitas instrumen Variabel Profesionalisme

Auditor Internal adalah dari 11 instrumen yang diuji diperoleh hasil 10

instrumen dinyatakan “Valid” karena nilai r-hitung yang dihasilkan lebih

dari nilai r-tabel. Sehingga 10 instrumen yang dapat digunakan dalam uji

selanjutnya. (Hasil perhitungan validitas instrumen dengan program SPSS

22 terlampir).

Tabel 4.10 Ringkasan Uji Validitas Kualitas Audit

Label
Variabel Pernyataa r-hitung r-tabel ket
n
Kualitas Audit 1 0,437 0,388 Valid
(Y) 2 0,616 0,388 Valid
3 0,837 0,388 Valid
4 0,009 0,388 Tidak Valid
5 0,803 0,388 Valid
6 0,798 0,388 Valid
7 0,692 0,388 Valid

50
8 0,910 0,388 Valid
9 0,692 0,388 Valid
10 0,647 0,388 Valid
Sumber : Data Diolah, 2019

Dari tabel diatas diketahui bahwa uji validitas terhadap variabel

Kualitas Audit nilai r-tabel, kemudian dengan menggunakan dasar

pengambilan keputusan pada uji validitas, maka didapatkan hasil yaitu :

Dari 10 instrumen yang diuji diperoleh hasil 9 instrumen dinyatakan

“Valid” karena nilai r-hitung yang dihasilkan lebih dari nilai r-tabel.

Kesimpulan pada uji validitas instrumen Variabel Kualitas Audit

adalah dari 10 instrumen yang diuji diperoleh hasil 9 instrumen dinyatakan

“Valid” karena nilai r-hitung yang dihasilkan lebih dari nilai r-tabel dan 1

instrumen dinyatakan “tidak valid” karena nilai r-hitung yang dihasilkan

kurang dari nilai r-tabel. Sehingga hanya 9 instrumen yang dapat

digunakan dalam uji selanjutnya. (Hasil perhitungan validitas instrumen

dengan program SPSS 22 terlampir).

2. Reliabilitas

Untuk melihat suatu kehandalan atau reliabelitas suatu alat

pengumpul data maka dapat dilihat berdasarkan nilai koefisien Cronbach

Alpha. Menurut Malhotra (1999: 282) nilai Cronbach Alpha yang dapat

diterima > 0,600. Pada penelitian ini, teknik pengukuran reliabilitas yang

digunakan adalah teknik Cronbach. Reliabilitas untuk kuesioner masing-

masing variabel disajikan pada tabel di bawah ini :

51
Hasil analisis korelasi antara belah awal dan belah akhir adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.11

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Cronbach’s Nilai
Variabel Ket
Alpha Standar
Kualitas Audit (Y) 0,816 0,600 Reliabel
Kompetensi Auditor Internal (X1) 0,814 0,600 Reliabel
Indenpedensi Auditor Internal (X2) 0,676 0,600 Reliabel
Profesionalisme Auditor Internal (X3) 0,679 0,600 Reliabel
Sumber : Data diolah, 2019

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa nilai koefisien

korelasi alpha untuk variabel Kompetensi Auditor Internal (X1) diperoleh

nilai Cronbach’s Alpa yang dihasilkan lebih dari 0,600, kemudian variabel

Indenpedensi Auditor Internal (X2) diperoleh nilai Cronbach’s Alpa yang

dihasilkan lebih dari 0,600, dan kemudian variabel Profesionalisme

Auditor Internal (X3) diperoleh nilai Cronbach’s Alpa yang dihasilkan

lebih dari 0,600, Sedangkan Kualitas Audit (Y) juga mempunyai hasil

yang lebih dari 0,600 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua

butir pernyataan untuk mengukur variabel-variabel dalam penelitian ini

mempunyai kehandalan/ konsistensi yang dapat dipertanggungjawabkan

dan layak untuk digunakan dalam penelitian ini. (Hasil perhitungan

Reliabilitas instrumen dengan program SPSS 22 terlampir).

52
Data Skor Tiap Variabel

Tabel 4.12
Skor Total tiap Variabel Uji Regresi

No X1 X2 X3 Y
1 49 44 45 38
2 59 60 42 39
3 40 47 33 32
4 46 45 37 34
5 51 41 43 30
6 47 62 48 43
7 40 47 55 47
8 42 48 39 42
9 46 52 37 47
10 51 49 48 38
11 44 46 36 37
12 57 42 44 37
13 65 46 41 39

53
14 50 47 42 39
15 51 53 41 42
16 55 42 44 37
17 54 56 44 46
18 49 46 38 39
19 50 42 38 39
20 51 47 40 40
21 65 44 52 37
22 54 48 42 39
23 59 46 46 45
24 55 39 46 42
25 52 46 40 39
26 52 49 42 37
27 59 45 48 30
28 50 46 44 44
29 52 53 39 44
30 54 47 44 37
Sumber : Kuisioner diolah, 2019

Tabel diatas merupakan nilai Skor Total dari instrument yang telah

dinyatakan valid dan reliabel untuk dapat digunakan dalam mengukur

variabel– variabel penelitian ini atau bisa dikatakan data tersebut

mempunyai kehandalan/ konsistensi yang dapat dipertanggungjawabkan

dan layak untuk digunakan dalam penelitian ini.

4.4 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan salah satu bagian dari uji persyaratan data

atau uji asumsi klasik, artinya sebelum kita melakukan analisis yang

sesungguhnya, data tersebut harus diuji kenormalan distribusinya.

Uji Normalitas dengan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Salah satunya menggunakan uji One-Sample Kolmogorov-

Smirnov Test dengan dasar pengambilan keputusan yaitu :

54
Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data tersebut

berdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05

maka data tersebut tidak berdistribusi normal.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 30
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation 3.84864291
Most Extreme Differences Absolute .071
Positive .051
Negative -.071
Test Statistic .071
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan output diatas diketahui bahwa nilai signifikansi yang

dihasilkan sebesar 0,20 lebih besar dari 0,05 jadi dapat disimpulkan

bahwa data yang diuji berdistribusi normal.

2. Hasil Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas

(tidak terjadi multikolinearitas). Jika variabel bebas saling berkorelasi ,

maka variabel – variabel ini tidak ortogonal atau adalah variabel bebas

yang nilai korelasi antar sesama variabel sama dengan nol.

55
Dasar pengambilan keputusan pada Uji Multikolinearitas dapat

dilakukan dengan dua cara yakni :

Dasar Pengambilan Keputusan berdasarkan nilai Tolerance :

1. Jika nilai Tolerance > 0,10 maka artinya tidak terjadi


multikolinearitas.
2. Jika nilai Tolerance < 0,10 maka artinya terjadi multikolinearitas.

Dasar Pengambilan Keputusan berdasarkan nilai VIF :

1. Jika nilai VIF < 10,00 maka artinya tidak terjadi multikolinearitas.
2. Jika nilai VIF > 10,00 maka artinya terjadi multikolinearitas.

Berikut dibawah ini Output Uji Multikolinearitas :


Coefficientsa

Standar
dized
Unstandardized Coefficie Collinearity
Coefficients nts Statistics

Std. Toler
Model B Error Beta t Sig. ance VIF

1 (Constant) 10.9
19.393 1.769 .089
62

Kompetensi Auditor Internal -.126 .130 -.176 1.966 .343 .874 1.144

Independen Auditor .349 .146 .410 2.388 .024 .990 1.010

Profesionalisme Auditor .230 .169 .248 1.363 .185 .883 1.133

a. Dependent Variable: Kualitas Auditor

Berdasarkan output diatas diketahui bahwa :

56
a. Nilai Tolerance yang dihasilkan pada Kompetensi Auditor Internal

(X1) dan Kualitas Audit (Y) yakni 0,874 lebih besar dari 0,10.

Kemudian Nilai VIF yang dihasilkan pada Kompetensi Auditor

Internal (X1) dan Kualitas Audit (Y) yakni 1,144 lebih kecil dari 10,0.

Sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.

b. Nilai Tolerance yang dihasilkan pada Indepedensi Auditor Internal

(X2) dan Kualitas Audit (Y) yakni 0,990 lebih besar dari 0,10.

Kemudian Nilai VIF yang dihasilkan pada Indepedensi Auditor

Internal (X2) dan Kualitas Audit (Y) yakni 1,010 lebih kecil dari 10,0.

Sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.

c. Nilai Tolerance yang dihasilkan pada Profesionalisme Auditor Internal

(X3) dan Kualitas Audit (Y) yakni 0,883 lebih besar dari 0,10.

Kemudian Nilai VIF yang dihasilkan pada Profesionalisme Auditor

Internal (X3) dan Kualitas Audit (Y) yakni 1,133 lebih kecil dari 10,0.

Sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.

3. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada grafik Scatterplot

dari hasil output SPSS ver 22 :

Dasar Pengambilan Keputusan berdasarkan grafik Scatterplot:


1. Jika terdapat pola tertentu pada Grafik Scatterplot SPSS, seperti titik –
titik yang membentuk pola yang teratur (bergelombang, menyebar
kemudian menyempit). Maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi
heteroskedastisitas.
2. Sebaliknya, jika tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar,
maka indikasinya adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

57
Setelah melihat hasil output diatas dapat dijelaskan bahwa titik – titik

menyebar, Tidak ada pola yang jelas, maka indikasinya adalah tidak

terjadi heteroskedastisitas.

4.5 Uji Hipotesis

1. Uji T- Parsial

Derajat bebas pengujian adalah

n-k = 30-4= 26

Keterangan :

n = jumlah responden

k = jumlah variabel

58
Hasil perolehan angka 26 pada tabel distribusi nilai t-tabel dengan α 5%

(0,05) menunjukkan angka 1,706 yang dapat digunakan sebagai t-tabel

dalam pengujian hipotesis penelitian.

Dasar pengambilan keputusan berdasarkan nilai t hitung dan t tabel :


 Jika nilai t hitung > t tabel maka variabel bebas berpengaruh positif
terhadap variabel terikat.
 Jika nilai t hitung < t tabel maka variabel bebas tidak berpengaruh
positif terhadap variabel terikat.

Dasar pengambilan keputusan berdasarkan nilai signifikansi hasil output


SPSS
a. Jika nilai Sig. < 0.05 maka variabel bebas berpengaruh signifikan
terhadap variabel terikat.
b. Jika nilai Sig. > 0.05 maka variabel bebas tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel terikat.

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 19.393 10.962 1.769 .089


Kompetensi Auditor Internal -.126 .130 -.176 1.966 .043

Independen Auditor .349 .146 .410 2.388 .024

Profesionalisme Auditor .230 .169 .248 1.363 .185

a. Dependent Variable: Kualitas Auditor

Keterangan Hasil Uji Hipotesis (T-Parsial):

Dari hasil output SPSS.22 diatas dapat diketahui bahwa :

a. Hipotesis Pertama : Pengaruh Kompetensi Auditor Internal

Pemerintah terhadap Kualitas Audit di Badan Pengawasan Keuangan

dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua.

59
Hasilnya adalah nilai t-hitung 1,966 lebih besar dari 1,706 artinya

Kompetensi Auditor Internal Pemerintah berpengaruh positif terhadap

Kualitas Audit. Kemudian nilai signifikan yang dihasilkan adalah 0,04

lebih kecil dari 0,05 artinya Kompetensi Auditor Internal Pemerintah

berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit. Kesimpulan Uji

Hipotesis pertama adalah Variabel Kompetensi Auditor Internal

Pemerintah berpengaruh Positif Signifikan terhadap Kualitas Audit di

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi

Papua.

b. Hipotesis Kedua : Pengaruh Independensi Auditor Internal

Pemerintah terhadap Kualitas Audit di Badan Pengawasan Keuangan

dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua.

Hasilnya adalah nilai t-hitung 2,388 lebih besar dari 1,706 artinya

Independensi Auditor Internal Pemerintah berpengaruh positif

terhadap Kualitas Audit. Kemudian nilai signifikan yang dihasilkan

adalah 0,024 lebih kecil dari 0,05 artinya Independensi Auditor

Internal Pemerintah berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit.

Kesimpulan Uji Hipotesis pertama adalah Variabel Independensi

Auditor Internal Pemerintah berpengaruh Positif Signifikan terhadap

Kualitas Audit di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Perwakilan Provinsi Papua.

c. Hipotesis Ketiga : Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal

Pemerintah terhadap Kualitas Audit di Badan Pengawasan Keuangan

dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua.

60
Hasilnya adalah nilai t-hitung 1,363 lebih kecil dari 1,706 artinya

Variabel Profesionalisme Auditor Internal Pemerintah tidak

berpengaruh terhadap Kualitas Audit di Badan Pengawasan Keuangan

dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua. Kemudian nilai

signifikan yang dihasilkan adalah 0,185 lebih besar dari 0,05 artinya

Profesionalisme Auditor Internal Pemerintah tidak berpengaruh

signifikan terhadap Kualitas Audit di Badan Pengawasan Keuangan

dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua. Kesimpulan Uji

Hipotesis Profesionalisme Auditor Internal Pemerintah tidak

berpengaruh terhadap Kualitas Audit di Badan Pengawasan Keuangan

dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua.

2. Uji F-Simultan

Uji F merupakan uji secara bersama-sama yang digunakan untuk

menguji signifikansi pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal dan

Moralitas Manajemen terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi di

Kota Jayapura.

Dalam pengujian ini digunakan sampel sebanyak 30 responden.

Pengujian hipotesis dengan α=5% dan derajat bebas pengujian dengan

menggunakan rumus berikut.

(k : n-k) jadi (4 : 30 - 4) = (4:26)

Keterangan:

n = jumlah responden

k = jumlah variabel bebas

61
Hasil perolehan angka (4:26) pada tabel distribusi nilai F-tabel

dengan α = 5% (0,05) menunjukkan angka 2,74 yang dapat digunakan

sebagai F-tabel dalam pengujian hipotesis penelitian.

Untuk melihat ada tidaknya pengaruh yang signifikan secara

simultan antara variabel bebas dan variabel terikat dapat dilihat dari

perbandingan antara F-Hitung dengan F-Tabel. Dengan dasar pengampilan

keputusan sebagai berikut.

 Jika nilai F-hitung > F-tabel maka variabel bebas secara simultan
berpengaruh terhadap variabel terikat.
 Jika nilai F-hitung < F-tabel maka variabel bebas secara simultan tidak
berpengaruh terhadap variabel terikat.
Kriteria signifikansi hasil output SPSS

 Jika nilai Sig. < 0,05, maka variabel bebas secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
 Jika nilai Sig. > 0,05, maka variabel bebas secara bersama-sama tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat

Ringkasan output pada tabel ANOVA dapat dilihat tabel berikut.

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 136.750 3 45.583 2.759 .062b

Residual 429.550 26 16.521

Total 566.300 29

a. Dependent Variable: Kualitas Auditor


b. Predictors: (Constant), Profesionalisme Auditor , Independen Auditor, Kompetensi Auditor
Internal

Dari output ANOVA diatas, diperoleh hasil sebagai berikut.

 F-hitung (2.759) kurang dari nilai F-tabel (2.74). Hasil ini


menunjukkan bahwa variabel bebas secara simultan berpengaruh
terhadap variabel terikat.

62
 Sig. (0,06) > (0,05) hasil ini menunjukkan bahwa variabel bebas secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

3. Hasil Uji Koefisien Determinan (R)

Untuk mengukur kuat lemahnya hubungan antara Kompetensi

Auditor Internal, Independensi Auditor Internal, Profesional Auditor

Internal dan Kualitas Audit, penulis menggunakan Regresi yang mana

hasil output model sumarry yang hendak penulis lihat.

Kriteria tingkat hubungan (koefisien korelasi) antara variabel

berkisar ± 0,00 sampai ± 1,00 tanda + adalah hubungan positif dan tanda –

tanda negatif. Adapun kriteria penafsirannya adalah :

Tabel 4.13

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0,00-0,20 Hampir tidak ada korelasi
0,21-0,40 Korelasi rendah
0,41-0,60 Korelasi sedang
0,61-0,80 Korelasi tinggi
0,81-1,00 Korelasi sempurna
Sumber : Riduwan (2003:228)

Hasil Output Model Summary:

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 .491a .241 .154 4.065

a. Predictors: (Constant), Profesionalisme Auditor , Independen


Auditor, Kompetensi Auditor Internal

63
Dari output model sumarry, diketahui bahwa :

Kategori Koefisien Korelasi

a. Kompetensi Auditor Internal, Independensi Auditor Internal,

Profesional Auditor Internal terhadap Kualitas Audit.

Nilai Koefisien Korelasi adalah 0,521 yang mana pada tabel interval

penilaian koefisien korelasi berada pada kategori Korelasi Sedang.

Koefisien Determinan (R Square)

Kd = r2 x 100%

a. Auditor Internal, Independensi Auditor Internal dan Profesional

Auditor Internal

Nilai koefisien determinan (R Square) sebesar 0,241 (nilai 0,491

adalah pengkuadratan dari Koefisien korelasi atau R, yaitu 0,491 x

0,491 = 0,241). Besarnya angka koefisien determinan (R Square)

0,241 sama dengan 24,1%. Angka tersebut mengandung arti bahwa

Kompetensi Auditor Internal, Independensi Auditor Internal dan

Profesional Auditor Internal memberikan pengaruh Kualitas Audit di

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi

Papua sebesar 27,2%. Sedangkan sisanya (100% - 24,1% = 75,9%)

dipengaruhi oleh variabel lain diluar model regresi ini.

Kesimpulan dari uji kofisien determinan adalah Kompetensi Auditor

Internal, Independensi Auditor Internal dan Profesional Auditor Internal

64
memberikan pengaruh sebesar 24,1% terhadap Kualitas Audit di Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua.

4. Analisis Regresi Linier Berganda

Y= a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e

Keterangan:
Y = Kualitas Audit
a = Konstanta
b1,2,3 = Koefisien regresi
X1,2,3 = Kompetensi Auditor, Independensi Auditor dan
Profesional Auditor

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 19.393 10.962 1.769 .089

Kompetensi Auditor Internal -.126 .130 -.176 1.966 .043

Independen Auditor .349 .146 .410 2.388 .024

Profesionalisme Auditor .230 .169 .248 1.363 .185

a. Dependent Variable: Kualitas Auditor

Untuk menetapkan rumusan persamaan regresi linier sederhana

pengaruh Kompetensi Auditor Internal, Independensi Auditor Internal dan

Profesional Auditor Internal terhadap Kualitas Audit di Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua

perlu dilakukan analisis koefisien regresi. Dengan menggunakan fasilitas

program SPSS 22, hasilnya adalah sebagai berikut : Konstanta sebesar 19,393,

Kompetensi Auditor :-.126, Independensi Auditor Internal: 0,349 sedangkan

Profesional Auditor Internal: 0,230.

Intersep dari persamaan regresi tersebut adalah sebagai berikut :

65
Konstanta / Intersep nilainya sebesar 19,393 secara matematis

menyatakan bahwa jika nilai Kompetensi Auditor Internal, Independensi

Auditor Internal dan Profesional Auditor Internal sama dengan nol maka

nilai Kualitas Audit di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Perwakilan Provinsi Papua adalah 19,393. Dalam kata lain bahwa nilai

Kualitas Audit tanpa Keefektifan Kompetensi Auditor Internal,

Independensi Auditor Internal dan Profesional Auditor Internal 19,393.

Koefisien regresi Kompetensi Auditor Internal nilainya -.126

artinya jika pelaksanaan Kompetensi Auditor Internal skornya turun 1

(satu) satuan maka Kualitas Audit di Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua (Y) akan turun -.126 satuan.

Koefisien regresi Independensi Auditor Internal nilainya 0,349

artinya jika pelaksanaan Independensi Auditor Internal skornya turun 1

(satu) satuan maka Kualitas Audit di Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua (Y) akan turun 0,349 satuan.

Koefisien regresi Profesional Auditor Internal nilainya 0,230

artinya jika pelaksanaan Profesional Auditor Internal skornya turun 1

(satu) satuan maka Kualitas Audit di Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua (Y) akan turun 0,230 satuan.

4.6 Pembahasan

Uraian pembahasan dari hasil penelitian adalah sebagai berikut :

66
a. Pengaruh Kompetensi Auditor Internal Pemerintah terhadap

Kualitas Audit di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Perwakilan Provinsi Papua

Untuk dapat mengukur Kompetensi Auditor Internal, penulis

menggunakan indikator menurut Hadari Nawawi (2006: 166), kompetensi

adalah kemampuan yang harus dimiliki seseorang atau setiap

pekerja/pegawai untuk dapat melaksanakan suatu pekerjaan/jabatan secara

efektif, efisien dan berkualitas sesuai dengan visi dan misi organisasi

/perusahaan. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

kompetensi adalah, keahlian, kemampuan, pengetahuan, pengalaman

seseorang yang secara langsung mempengaruhi kinerja.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tanggapan responden

terhadap Pertanyaan pada Variabel Keeektifan Pengendalian Internal

keseluruhan rata – rata adalah 3.97 yang pada tabel interval berada pada

kategori Baik. Sehingga dapat disimpulkan responden berpendapat bahwa

Kompetensi Auditor Internal adalah Baik.

Kemudian hasil uji hipotesis menunjukkan nilai t-hitung nilai t-

hitung 1,966 lebih besar dari 1,706 artinya Kompetensi Auditor Internal

Pemerintah berpengaruh positif terhadap Kualitas Audit. Kemudian nilai

signifikan yang dihasilkan adalah 0,04 lebih kecil dari 0,05 artinya

Kompetensi Auditor Internal Pemerintah berpengaruh signifikan terhadap

Kualitas Audit. Kesimpulan Uji Hipotesis pertama adalah Variabel

Kompetensi Auditor Internal Pemerintah berpengaruh Positif Signifikan

67
terhadap Kualitas Audit di Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua.

b. Pengaruh Independensi Auditor Internal Pemerintah terhadap

Kualitas Audit di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Perwakilan Provinsi Papua

Untuk dapat mengukur Indenpendensi Auditor Internal, penulis

menggunakan indikator menurut Antle (1984) dalam Mayangsari (2003)

mendefinisikan independensi sebagai suatu hubungan antara akuntan dan

kliennya yang mempunyai sifat sedemikian rupa sehingga temuan dan

laporan yang diberikan auditor hanya dipengaruhi oleh bukti-bukti yang

ditemukan dan dikumpulkan sesuai dengan aturan atau prinsip-prinsip

profesionalnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tanggapan responden

terhadap Pertanyaan pada Variabel Independensi Auditor Pemerintah

keseluruhan rata – rata adalah 3.17 yang pada tabel interval berada pada

kategori Cukup Baik. Sehingga dapat disimpulkan responden berpendapat

bahwa Independensi Auditor Pemerintah adalah Cukup Baik.

Kemudian hasil uji hipotesis menunjukkan nilai t-hitung nilai t-

hitung 2,388 lebih besar dari 1,706 artinya Independensi Auditor Internal

Pemerintah berpengaruh positif terhadap Kualitas Audit. Kemudian nilai

signifikan yang dihasilkan adalah 0,024 lebih kecil dari 0,05 artinya

Independensi Auditor Internal Pemerintah berpengaruh signifikan terhadap

Kualitas Audit. Kesimpulan Uji Hipotesis pertama adalah Variabel

Independensi Auditor Internal Pemerintah berpengaruh Positif Signifikan

68
terhadap Kualitas Audit di Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua.

c. Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal Pemerintah terhadap

Kualitas Audit di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Perwakilan Provinsi Papua

Untuk dapat mengukur Indenpendensi Auditor Internal, penulis

menggunakan indikator menurut Kode Etik Auditor Intern Pemerintah

Indonesia disingkat KE-AIPI tahun 2014 menyebutkan bahwa perilaku

profesional adalah tindak tanduk yang merupakan ciri, mutu, dan kualitas

suatu profesi atau orang yang profesional di mana memerlukan kepandaian

khusus untuk menjalankannya. Dari beberapa pengertian di atas, dapat

disimpulkan bahwa Profesionalisme Auditor Internal Pemerintah adalah

sebuah sikap wajib dimiliki untuk melaksanakan profesi sebagai seorang

auditor yang bertanggung jawab kepada pemerintah dengan memenuhi

kriteria-kriteria dalam profesinya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tanggapan responden

terhadap Pertanyaan pada Variabel Profesionalisme Auditor Internal

keseluruhan rata – rata adalah 3,87 yang pada tabel interval berada pada

kategori Baik. Sehingga dapat disimpulkan responden berpendapat bahwa

Profesionalisme Auditor Internal adalah Baik.

Kemudian hasil uji hipotesis menunjukkan nilai t-hitung nilai t-

hitung 1,363 lebih kecil dari 1,706 artinya Variabel Profesionalisme

Auditor Internal Pemerintah tidak berpengaruh terhadap Kualitas Audit di

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi

69
Papua. Kemudian nilai signifikan yang dihasilkan adalah 0,185 lebih besar

dari 0,05 artinya Profesionalisme Auditor Internal Pemerintah tidak

berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit di Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua. Kesimpulan Uji

Hipotesis Profesionalisme Auditor Internal Pemerintah tidak berpengaruh

terhadap Kualitas Audit di Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua.

d. Pengaruh Kompetensi, Independensi, Profesionalisme Auditor

Internal Pemerintah Terhadap Kualitas Audit Di Badan Pengawasan

Keuangan Dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tanggapan responden

terhadap Pertanyaan pada Variabel Kualitas Audit keseluruhan rata – rata

adalah 3,93 yang pada tabel interval berada pada kategori Baik. Sehingga

dapat disimpulkan responden berpendapat bahwa Kualitas Audit adalah

Baik.

Kemudian hasil Dari output ANOVA diatas, diperoleh hasil F-

hitung (2.759) kurang dari nilai F-tabel (2.74). Hasil ini menunjukkan

bahwa variabel bebas secara simultan berpengaruh terhadap variabel

terikat. Sig. (0,06) > (0,05) hasil ini menunjukkan bahwa variabel bebas

secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

70
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Beberapa kesimpulan dari penelitian adalah sebagai berikut :

a) Kesimpulan pada hasil uji hipotesis menunjukkan nilai t-hitung nilai t-

hitung 1,966 lebih besar dari 1,706 artinya Kompetensi Auditor Internal

Pemerintah berpengaruh positif terhadap Kualitas Audit. Kemudian nilai

signifikan yang dihasilkan adalah 0,04 lebih kecil dari 0,05 artinya

Kompetensi Auditor Internal Pemerintah berpengaruh signifikan terhadap

Kualitas Audit. Kesimpulan Uji Hipotesis pertama adalah Variabel

Kompetensi Auditor Internal Pemerintah berpengaruh Positif Signifikan

71
terhadap Kualitas Audit di Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua.

b) Kesimpulan pada hasil uji hipotesis menunjukkan nilai t-hitung nilai t-

hitung 2,388 lebih besar dari 1,706 artinya Independensi Auditor Internal

Pemerintah berpengaruh positif terhadap Kualitas Audit. Kemudian nilai

signifikan yang dihasilkan adalah 0,024 lebih kecil dari 0,05 artinya

Independensi Auditor Internal Pemerintah berpengaruh signifikan terhadap

Kualitas Audit. Kesimpulan Uji Hipotesis pertama adalah Variabel

Independensi Auditor Internal Pemerintah berpengaruh Positif Signifikan

terhadap Kualitas Audit di Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua.

c) Kesimpulan pada hasil uji hipotesis menunjukkan nilai t-hitung nilai t-

hitung 1,363 lebih kecil dari 1,706 artinya Variabel Profesionalisme

Auditor Internal Pemerintah tidak berpengaruh terhadap Kualitas Audit di

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi

Papua. Kemudian nilai signifikan yang dihasilkan adalah 0,185 lebih besar

dari 0,05 artinya Profesionalisme Auditor Internal Pemerintah tidak

berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit di Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua. Kesimpulan Uji

Hipotesis Profesionalisme Auditor Internal Pemerintah tidak berpengaruh

terhadap Kualitas Audit di Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua.

d) Kesimpulan pada hasil Dari output ANOVA diatas, diperoleh hasil F-

hitung (2.759) kurang dari nilai F-tabel (2.74). Hasil ini menunjukkan

72
bahwa variabel bebas secara simultan berpengaruh terhadap variabel

terikat. Sig. (0,06) > (0,05) hasil ini menunjukkan bahwa variabel bebas

secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

B. Saran

Beberapa saran yang dapat penulis sampaikan adalah :

1. Kepada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

a. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Kompetensi Auditor

Internal memberikan pengaruh yang baik terhadap kualitas audit, akan

tetapi penulis sarankan agar Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan tetap memperhatikan Kompetensi Auditor, Agar

kualitas audit yang dihasilkan tetap berjalan dengan baik.

b. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Independensi Auditor

Internal memberikan pengaruh yang baik terhadap kualitas audit, tetapi

penulis sarankan agar Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan tetap memperhatikan karena dalam penyusunan laporan

tidak bebas dari kepentingan pihak lain, yang akan mengurangi

keyakinan dari pengguna laporan akan kredibilitas informasi yang

disajikan.

c. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Profesionalisme

Auditor Internal tidak memberikan pengaruh yang baik terhadap

kualitas audit, oleh karenanya dapat penulis sarankan agar Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan lebih memperhatikan

73
Profesionalisme Auditor, Agar kualitas audit yang dihasilkan akan

lebih baik.

2. Penelitian selanjutnya

Diharapkan agar penelitian penulis dapat menjadi referensi bagi

peneliti selanjutnya dan agar dapat menambahkan variabel lain yang

mempengaruhi Kualitas Audit.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan


Publik. Edisi Ketiga. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Cenderawah

_____________. 2008 “Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan


Public”. Jilid 2, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI Arikunto
Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jayapura : Rineka Cipta

________________. 2005. Manajemen Penelitian. Jayapura: Rineka Cipta

Boynton, William C., dan Jhonson Raymond, Walter G. Kell. 2001. Modern
Auditing, Seventh Edition. Jhon Wiley & Sons, Inc. Diterjemahkan oleh
Paul A. Rajoe. 2002. Modern Auditing, Edisi Ketujuh. Jayapura:
Erlangga.

Christiawan, Y. J. 2002. Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik: Refleksi


Hasil Penelitian Empiris. Jurnal Akuntansi dan Keuangan.

De Angelo. L.E. 1981. Auditor Size and Audit Quality. Journal of Accounting and
Economics 3. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate
dengan Program SPSS. Universitas Cenderawasih. Ikatan Akuntan
Indonesia. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. Jayapura:
Salemba Empat. Ikatan Akuntan Indonesia. 2011. Standar Profesional
Akuntan Publik. Salemba Empat. Jayapura Indriantoro, Nur. 1999.

74
Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen.
Jayapura: BPFE Kirana, Annisa Lucia. 2012. Pengaruh
Profesionalisme Auditor Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas
Laporan Keuangan (Pada Kantor Akuntan Publik Komisariat Wilayah
Jayapura). Universitas Cenderawasih

Mayangsari, Sekar. 2003. ”Pengaruh keahlian dan independensi terhadap


pendapat audit: Sebuah kuasieks perimen”. Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia Vol.6 No.1 (Januari)

M. Taufik, Hidayat. 2011. Pengaruh Faktor-faktor Akuntabilitas Auditor dan


Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Auditor. Proposal .
Jayapura : Universitas Cenderawasih Mulyadi. 2002. Auditing Edisi
Keenam. Jayapura : Salemba Empat Nur Indriantoro dan Bambang
Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis. Jayapura: BPFE
Jayapuara.

Sujarweni, V. Wiratna. 2012. Statistika untuk Penelitian. Jayapura: Graha Ilmu


Sugiarto, dkk. 2001. Teknik Sampling. Jayapura : PT Gramedia Pustaka
Utama. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta Wibowo. 2013.
Manajemen Kerja. Jayapura : Rajawali Yendrawati, Reni. 2008.
Analisis Hubungan Antara Profesionalisme Auditor dengan
Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Proses Pengauditan Laporan
Keuangan”. Jurnal Fenomena : Vol. 6 No.1, 2008.

Yusuf, Muri. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian


Gabungan. Jayapura: Prenadamedia Group.

75

Anda mungkin juga menyukai