Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH SISTEM INFORMASI KESEHATAN

Mata Kuliah Dokumentasi Keperawatan

Dosen Pengampu : Tatik Trisnowati. M. Kes

Disusun Oleh :

1. Affifah Asna Shafa (21.1.003)


2. Clarita Ayu Vanesha P (21.1.010)
3. Januar Nindyah Ayu B (21.1.021)
4. Karina Putri Ayu S (21.1.022)
5. Laras Kartikasari (21.1.024)
6. Winda Robayanti (21.1.036)

PRODI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN


POLITEKNIK INSAN HUSADA SURAKARTA 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas Rahmat dan hidayah-
Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Informasi Kesehatan” dengan
baik.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Tatik Trisnowati selaku dosen
Mata Kuliah Dokumentasi Keperawatan dan teman-teman semua yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari ada banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh sebab itu, saran dan
kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan makalah kami. Kami juga berharap makalah ini
bisa memberikan pengetahuan tentang “Kaitan Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Dalam
Memahami Sistem Informasi Kesehatan”

Surakarta, 21 Juli 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

JUDUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I 1

PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 1

1.3 Tujuan 2

BAB II 3

PEMBAHASAN 3

2.1 Pengertian 3

2.2 Konsep-Konsep 4

2.3 Aplikasi Sistem Informasi Kesehatan pada Sistem Informasi RumahSakit 9

2.4 Tujuan Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan 12

2.5 Ruang Lingkup Sistem Informasi Kesehatan 13

BAB III 15

PENUTUP 15

3.1 Kesimpulan 15

3.2 Saran 15

Daftar pustaka 16

3
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada zaman sekarang, teknologi informasi mempunyai peranan penting dalam bidang industri
maupun kehidupan kita sendiri. Salah satu bidang industri yang memanfaatkan berkembangnya
teknologi informasi adalah bidang kesehatan.

Teknologi informasi sudah berkontribusi banyak dalam kehidupan kita, salah satu contohnya dalam
bidang kesehatan yaitu rekam medis elektronik (EMR) yang digunakan oleh dokter untuk
mengetahui riwayat penyakit anda, obat-obatan apa saja yang sudah pernah di konsumsi, apakah
anda mempunyai sebuah alergi, dan lain-lain.

Tanpa teknologi informasi, pengumpulan dan pengambilan data tersebut tidaklah mudah untuk
rumah sakit yang mempunyai ribuan pasien jika dilakukan secara manual. Teknologi informasi juga
memudahkan komunikasi jarak jauh dengan adanya internet. Seluruh rumah sakit akan mengakses
database yang berisi dengan data pasien, sehingga memudahkan pasien dan rumah sakit apabila
pasien menggunakan rumah sakit yang berbeda.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian sistem informasi kesehatan?


2. Bagaimana konsep-konsep pengembangan sistem informasi kesehatan?
3. Bagaimana aplikasi sistem informasi kesehatan pada sistem informasi rumah sakit?
4. Apa tujuan pengembangan sistem informasi kesehatan?
5. Ruang lingkup sistem informasi kesehatan?
2

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa pengertian sistem informasi kesehatan.


2. Untuk mengetahui bagaimana konsep-konsep pengembangan sistem informasi kesehatan.
3. Untuk mengetahui bagaimana aplikasi sistem informasi kesehatan pada sistem informasi
rumah sakit.
4. Untuk mengetahui apa tujuan pengembangan sistem informasi kesehatan.
5. Untuk mengetahui ruang lingkup sistem informasi kesehatan.
3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengantar dan Pengertian Sistem Informasi Kesehatan

Di dalam peraturan pemerintah RI no.46 tahun 2014 tentang sistem informasi kesehatan,
disebutkan bahwa suatu sistem informasi kesehatan adalah seperangkat tatanan yang
meliputi data, informasi, indikator, prosedur, perangkat, teknologi dan sumber daya
manusia yang saling berkaitan dan dikelola secara terpadu untuk mengarahkan tindakan
atau keputusan yang berguna dalam mendukung pembangunan kesehatan. Dan untuk
mendukung penyelenggaran pembangunan kesehatan tersebut, diperlukan data, informasi
dan indikator kesehatan yang dikelola dalam sistem informasi kesehatan.

Pada hakekatnya pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh


semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya dapat terwujud, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya
manusia yang produktif.

Menurut WHO dalam buku design and implementation of health information system,
sistem informasi kesehatan tidak dapat berdiri sendiri, melainkan sebagai bagian dari suatu
sistem kesehatan. Suatu sistem informasi kesehatan yang efektif memberikan dukungan
informasi bagi proses pengambilan keputusan di semua jenjang. Sistem informasi harus
dijadikan sebagai alat yang efektif bagi manajemen.

Penggunaan informasi kesehatan dilaksanakan untuk memperoleh manfaat langsung atau


tidak langsung sebagai pengetahuan untuk mendukung pengelolaan, pelaksanaan, dan
pengembangan pembangunan kesehatan dan informasi yang didapat harus bersumber dari
informasi yang akurat yang dilaksanakan untuk penyusunan kebijakan, perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi pembangunan
kesehatan. Selain itu penggunaannya harus menaati ketentuan tentang :
4

Kerahasiaan informasi dan hak atas kekayaan intelektual yang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Adapun tujuan untuk mewujudkan penyelenggaraan sistem
informasi kesehatan yang berdaya guna dan berhasil guna memiliki arti yang sama dengan
tujuan mendukung proses kerja pemerintah, pemerintah daerah, dan fasilitas pelayanan
kesehatan dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang efektif dan efisien.
Penyelenggaraan sistem informasi kesehatan itu juga merupakan bentuk pertanggungjawaban
instansi terhadap penyelenggaraan pembangunan kesehatan

2.2 Konsep-konsep Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan

Untuk mengatasi kekurangan dan ketidakkompakan dari badan kesehatan di Indonesia


maka dibentuklah sistem informasi kesehatan. Dalam melakukan pengembangan sistem
informasi secara umum, ada beberapa konsep dasar yang harus dipahami oleh para
pembuat rancang bangun sistem informasi, yaitu antara lain :

1. Sistem informasi tidak identik dengan sistem komputerisasi.

Pada dasarnya sistem informasi tidak bergantung pada penggunaan teknologi


komputer. Sistem informasi yang dimaksud disini adalah sistem informasi yang
berbasis komputer. Hal-hal yang penting dalam pemanfaatan teknologi
komputer/informasi dalam suatu sistem informasi suatu organisasi adalah :

a) Pengambilan keputusan yang tidak dilandasi dengan informasi.


b) Informasi yang tersedia tidak relevan.
c) Informasi yang ada tidak dimanfaatkan oleh manajemen.
d) Informasi yang ada tidak tepat waktu.
e) Terlalu banyak informasi.
f) Informasi yang tersedia tidak akurat.
g) Adanya duplikasi data (redundancy).
h) Adanya data yang cara pemanfaatannya tidak fleksibel.
5

2. Sistem informasi organisasi adalah suatu sistem yang dinamis.

Dinamika sistem informasi dalam suatu organisasi sangat ditentukan oleh dinamika
perkembangan organisasi tersebut. Oleh karena itu perlu disadari bahwa
pengembangan sistem informasi tidak pernah berhenti.

3. Sistem informasi sebagai suatu sistem harus mengikuti siklus hidup sistem.
sistem informasi memiliki umur layak guna, maksudnya panjang pendeknya umur
layak guna sistem informasi ditentukan oleh :

A. Makin cepat organisasi tersebut berkembang, maka kebutuhan informasi


juga akan berkembang sedemikian rupa sehingga sistem informasi yang
sekarang digunakan sudah tidak lagi memenuhi kebutuhan organisasi
tersebut
B. Perkembangan teknologi informasi yang cepat menyebabkan perangkat
keras maupun perangkat lunak yang digunakan untuk mendukung
beroperasinya sistem informasi tidak bisa berfungsi secara efisien dan
efektif. Hal ini disebabkan karena :

● Perangkat keras yang digunakan sudah tidak diproduksi lagi, karena


teknologinya ketinggalan zaman, sehingga layanan pemeliharaan
perangkat keras tidak dapat lagi dilakukan oleh perusahaan pemasok
perangkat keras.
● Perusahaan pembuat perangkat lunak yang sedang digunakan, sudah
mengeluarkan versi baru. Versi terbaru itu umumnya mempunyai
feature yang lebih banyak, melakukan optimasi proses dari versi
sebelumnya dan memanfaatkan feature baru dari perangkat keras
yang juga telah berkembang. Jadi mengingat perkembangan teknologi
informasi yang berlangsung dengan cepat, maka pengguna harus
sigap dalam memanfaatkan dan menggunakan teknologi tersebut.
6

Yang dimaksud dengan perangkat keras (hardware) adalah peralatan yang


digunakan dalam pengumpulan data, pengolahan data, dan penyajian data
serta untuk komunikasi data. Perangkat keras tersebut berupa perangkat
elektronik dan/atau nonelektronik, antara lain berupa kartu, buku register,
formulir laporan, jaringan komputer, dan media koneksi.

Sedangkan yang dimaksud perangkat lunak (software) adalah kumpulan


program komputer yang berisi instruksi atau perintah untuk menjalankan
proses pengelolaan data. Perangkat lunak meliputi perangkat lunak untuk

sistem operasi, perangkat lunak untuk aplikasi, dan perangkat lunak


pabrikan yang dapat terintegrasi dalam penyelenggaraan sistem informasi
kesehatan nasional, provinsi, kabupaten/kota, dan fasilitas pelayanan
kesehatan.

C. Perkembangan tingkat kemampuan pengguna (user) sistem informasi.

Suatu sistem informasi yang baik, akan dikembangkan berdasarkan tingkat


kemampuan dari para pengguna, baik dari sisi :

● Tingkat pemahaman mengenai teknologi informasi.


● Kemampuan belajar dari para pengguna.
● Kemampuan beradaptasi terhadap perubahan sistem.

4. Daya guna sistem informasi sangat ditentukan oleh tingkat integritas sistem
informasi itu sendiri.

Sistem informasi yang terpadu (integrated) mempunyai daya guna yang tinggi, jika
dibandingkan dengan sistem informasi yang terfragmentasi. Usaha untuk
melakukan integrasi sistem yang ada di dalam suatu organisasi menjadi satu sistem
yang utuh merupakan usaha yang berat dan harus dilakukan secara
berkesinambungan. Sinkronisasi antar sistem yang ada dalam sistem informasi itu,
merupakan prasyarat yang mutlak untuk mendapatkan sistem informasi yang
terpadu.
7

5. Keberhasilan pengembangan sistem informasi sangat bergantung pada strategi


yang dipilih untuk pengembangan sistem tersebut.

Strategi yang dipilih untuk melakukan pengembangan sistem sangat bergantung


pada besar kecilnya cakupan dan kompleksitas dari sistem informasi tersebut. Dan
ketidaktepatan dalam melakukan prediksi keadaan di masa mendatang, merupakan
salah satu penyebab kegagalan implementasi dan operasionalisasi sistem informasi.

6. Pengembangan sistem informasi organisasi harus menggunakan pendekatan fungsi


dan dilakukan secara menyeluruh.

Pengembangan sistem informasi harus dilakukan dengan menggunakan pendekatan


struktur organisasi dan pada umumnya mereka mengalami kegagalan, karena
struktur organisasi sering kali kurang mencerminkan semua fungsi yang ada di
dalam organisasi. Sebagai pengembang, sistem informasi hanya bertanggung
jawab dalam mengintegrasikan fungsi-fungsi dan sistem yang ada di dalam
organisasi tersebut menjadi satu. Pemetaan fungsi-fungsi dan sistem ke dalam unit-
unit struktural yang ada di dalam organisasi adalah wewenang dan tanggung jawab
dari pimpinan organisasi. Adapun penyusunan rancang bangun atau design sistem
informasi harus dilakukan secara menyeluruh, sedangkan dalam pembuatan
aplikasi bisa dilakukan secara sektoral atau segmental menurut prioritas dan
ketersediaan dana.

Pengembangan dan penguatan sistem informasi kesehatan dilakukan dengan


memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :

● Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.


Pemanfaatan TIK diperlukan untuk mendukung sistem informasi dalam
proses pencatatan data agar dapat meningkatkan akurasi data dan kecepatan

dalam penyediaan data untuk diseminasi informasi dan untuk meningkatkan


efisiensi dalam proses kerja serta memperkuat transparansi.
● Keamanan dan kerahasiaan data.
Sistem informasi yang dikembangkan dapat menjamin keamanan dan
kerahasiaan data. agar sistem informasi kesehatan terstandar perlu
8

menyediakan pedoman nasional untuk pengembangan dan pemanfaatan TIK


Sistem informasi kesehatan yang dikembangkan dapat mengintegrasikan
berbagai macam sumber data, termasuk pula dalam pemanfaatan TIK.
● Kemudahan akses.

Data dan informasi yang tersedia mudah diakses oleh semua pemangku
kepentingan, data dan informasi yang dikumpulkan harus dapat ditelusuri
lebih dalam secara individual dan aggregate, sehingga dapat
menggambarkan perbedaan gender, status sosial ekonomi dan wilayah
geografi.

● Etika, integritas dan kualitas.

7. Informasi telah menjadi aset organisasi.

Dalam konsep manajemen modern, informasi telah menjadi salah satu aset dari
suatu organisasi, selain uang, SDM, sarana dan prasarana. Penggunaan informasi
internal dan eksternal organisasi merupakan salah satu keunggulan kompetitif, hal
tersebut karena keberadaan informasi menentukan kelancaran dan kualitas proses
kerja, dan menjadi ukuran kinerja organisasi atau perusahaan, serta menjadi acuan
yang pada akhirnya menentukan kedudukan atau peringkat organisasi tersebut
dalam persaingan lokal maupun global.

Adapun yang dimaksud dengan Informasi kesehatan disini adalah informasi yang
terdiri dari :

● Informasi upaya kesehatan.


Untuk informasi ini paling sedikit harus memuat mengenai informasi
penyelenggaraan pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan
kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan
● Informasi penelitian dan pengembangan kesehatan.
Informasi harus memuat hasil penelitian dan pengembangan kesehatan dan
hak kekayaan intelektual bidang kesehatan.
● Informasi pembiayaan kesehatan.
9

Untuk informasi disini paling sedikit harus memuat informasi mengenai


sumber dana, pengalokasian dana dan pembelanjaan.

8. Penjabaran sistem sampai ke aplikasi menggunakan struktur hirarkis yang mudah


dipahami.
Oleh karena penjabaran sistem informasi cukup luas dan menimbulkan kesulitan,
maka dalam penjabarannya sering digunakan istilah :

sistem

subsistem

modul

submodul

dan aplikasi

Masing-masing subsistem dapat terdiri atas beberapa modul, masing-masing


modul dapat terdiri dari beberapa submodul dan masing-masing submodul dapat
terdiri dari beberapa aplikasi sesuai dengan kebutuhan. Struktur hirarki seperti ini
sangat memudahkan dari segi pemahaman maupun penamaan.

2.3 Aplikasi Sistem Informasi Kesehatan pada Sistem Informasi RumahSakit

Sistem informasi rumah sakit tidak dapat lepas kaitannya dengan sisteminformasi
kesehatan karena sistem ini merupakan aplikasi dari sisteminformasi kesehatan itu sendiri.
Untuk itu, perlu kita mengetahui sedikittentang sistem informasi rumah sakit yang ada di

Indonesia, mulai darirancang bangun (desain) sistem informasi rumah sakit


hinggapengembangannya.

1.Rancang Bangun (desain) Sistem Informasi Rumah Sakit


10

Rancang Bangun Rumah Sakit (SIRS), sangat bergantung kepada jenisdari rumah sakit
tersebut. Rumah sakit di Indonesia, berdasarkankepemilikannya dibagi menjadi 2,
sebagai berikut:

A. Rumah Sakit Pemerintah, yang dikelola oleh :


● Departemen Kesehatan,
● Departemen Dalam Negeri,
● TNI,
● BUMN

Sifat rumah sakit ini adalah tidak mencari keuntungan (non profit)

B. Rumah Sakit Swasta, yang dimiliki dan dikelola oleh sebuah yayasan,baik yang
sifatnya tidak mencari keuntungan (non profit) maupun yangmemang mencari
keuntungan (profit). Berdasarkan sifat layanannya rumah sakit dibagi 2, sebagai
berikut:
a. Rumah Sakit Umum

Untuk Rumah Sakit Pemerintah, Rumah Sakit Umum digolongkanmenjadi 4


tingkatan, sebagai berikut:

1. Rumah Sakit Umum tipe A, rumah sakit umum yang


memberikanlayanan medis spesialistik dan subspesialistik yang luas.
2. Rumah Sakit Umum tipe B, rumah sakit umum yang
memberikanlayanan medis spesialistik dan subspesialistik yang terbatas.
3. Rumah Sakit Umum tipe C, rumah sakit umum yang
memberikanlayanan medis spesialistik yang terbatas, seperti penyakit
dalam,bedah, kebidanan dan anak.
4. Rumah Sakit Umum tipe D, rumah sakit umum yang
memberikanlayanan medis dasar.

Untuk Rumah Sakit Swasta, Rumah Sakit Umum digolongkan menjadi3


tingkatan sebagai berikut:
11

● Rumah Sakit Umum Pratama, rumah sakit umum yangmemberikan


layanan medis umum,
● Rumah Sakit Umum Madya, rumah sakit umum yang
memberikanlayanan medis spesialistik,
● Rumah Sakit Umum Utama, rumah sakit umum yang memberikanlayanan
medis spesialistik dan subspesialisitik.

b .Rumah Sakit Khusus

Rumah sakit khusus ini banyak sekali ragamnya, rumah sakit inimelakukan
penanganan untuk satu atau beberapa penyakit tertentu danlayanan medis
subspesialistik tertentu. Yang masuk dalam kelompok ini diantaranya: Rumah Sakit
Karantina, Rumah Sakit Bersalin, dsb.

2. Pengembangan Sistem Informasi Rumah Sakit

Dalam melakukan pengembangan SIRS, pengembang haruslahbertum bypu dalam 2 hal


penting yaitu “kriteria dan kebijakan pengembanganSIRS” dan “sasaran pengembangan
SIRS” tersebut. Adapun kriteria dankebijakan yang umumnya dipergunakan dalam
penyusunan spesifikasiSIRS adalah sebagai berikut:

a) SIRS harus dapat berperan sebagai subsistem dari Sistem KesehatanNasional dalam
memberikan informasi yang relevan, akurat dan tepatwaktu.
b) SIRS harus mampu mengaitkan dan mengintegrasikan seluruh arusinformasi dalam
jajaran Rumah Sakit dalam suatu sistem yang terpadu.
c) SIRS dapat menunjang proses pengambilan keputusan dalam prosesperencanaan
maupun pengambilan keputusan operasional padaberbagai tingkatan.
d) SIRS yang dikembangkan harus dapat meningkatkan daya-guna danhasil-guna
terhadap usaha-usaha pengembangan sistem informasirumah sakit yang telah ada
maupun yang sedang dikembangkan.
e) SIRS yang dikembangkan harus mempunyai kemampuan beradaptasiterhadap
perubahan dan perkembangan dimasa datang.
f) Usaha pengembangan sistem informasi yang menyeluruh dan terpadudengan biaya
investasi yang tidak sedikit harus diimbangi pula denganhasil dan manfaat yang
berarti (rate of return) dalam waktu yangrelatif singkat.
12

g) SIRS yang dikembangkan harus mampu mengatasi kerugian sedini


h) Pentahapan pengembangan SIRS harus disesuaikan dengan keadaanmasing-masing
subsistem serta sesuai dengan kriteria dan prioritas.
i) SIRS yang dikembangkan harus mudah dipergunakan oleh petugas,bahkan bagi
petugas yang awam sekalipun terhadap teknologikomputer (user friendly)
j) SIRS yang dikembangkan sedapat mungkin menekan seminimalmungkin perubahan,
karena keterbatasan kemampuan pengguna SIRSdi Indonesia, untuk melakukan
adaptasi dengan sistem yang baru.
k) Pengembangan diarahkan pada subsistem yang mempunyai dampak yang kuat
terhadap pengembangan SIR

2.4 Tujuan Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan

Melalui hasil pengembangan sistem informasi diatas, maka diharapkandapat menghasilkan


hal-hal sebagai berikut:

1. Perangkat lunak tersebut dikembangkan sesuai dengan sesuai denganstandar yang


ditentukan oleh pemerintah daerah.
2. Dengan menggunakan open system tersebut diharapkan jaringan akan
bersifatinteroperable dengan jaringan lain.
3. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mensosialisasikan danmendorong
pengembangan dan penggunaan Local Area Network di dalamkluster unit pelayanan
kesehatan baik pemerintah dan swasta sebagai komponen sistem di masa depan.
4. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkankemampuan dalam
teknologi informasi video, suara, dan data nirkabeluniversal di dalam yang efektif,
homogen dan efisiensebagai bagian dari jaringan sistem informasi pemerintah daerah.
5. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan,mengembangkan dan
memelihara pusat penyimpanan data dan informasiyang menyimpan direktori materi
teknologi informasi yang komprehensif.
13

6. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan secara proaktif mencari,menanalisis,


memahami, menyebarluaskan dan mempertukarkan secaraelektronis data/informasi
bagi seluruh stakeholders
7. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan memanfaatkan websitedan access
point lain agar data kesehatan dan kedokteran dapatdimanfaatkan secara luas dan
bertanggung jawab dan dalam rangkamemperbaiki pelayanan kesehatan sehingga
kepuasan pengguna dapatdicapai sebaik-baiknya
8. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakanpengembangan
manajemen SDM sistem informasi mulai dari rekrutmen,penempatan, pendidikan dan
pelatihan, penilaian pekerjaan, penggajiandan pengembangan karir.
9. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkan unitorganisasi
pengembangan dan pencarian dana bersumber masyarakat yangberkaitan dengan
pemanfaatan dan penggunaan data/informasi kesehatandan kedokteran.
10. Dapat digunakan untuk mengubah tujuan, kegiatan, produk, pelayananorganisasi,
untuk mendukung agar organisasi dapat meraih keunggulankompetitif.

11. Mengarah pada peluang-peluang strategis yang dapat ditemukan.

2.5 Ruang Lingkup Sistem Informasi Kesehatan

Ruang lingkup Aplikasi Sistem Informasi Kesehatan, mencakuppengelolaan informasi dalam


lingkup manajemen pasien ( front officemanagement ). Lingkup ini antara lain sebagai
berikut:

1. Registrasi Pasien, yang mencatat data/status pasien untuk


memudahkanpengidentifikasian maupun pembuatan statistik dari pasien masuk
sampaikeluar. Modul ini meliputi pendaftaran pasien baru/lama, pendaftaranrawat
inap/jalan, dan info kamar rawat inap.
2. Rawat Jalan/Poliklinik yang tersedia di rumah sakit, seperti: penyakitdalam, bedah,
anak, obstetri dan ginekologi, KB, syaraf, jiwa, THT, mata,gigi dan mulut, kardiologi,
radiologi, bedah orthopedi, paru-paru, umum,UGD, dan lain-lain sesuai kebutuhan.
Modul ini juga mencatat diagnosadan tindakan terhadap pasien agar tersimpan di
dalam laporan rekammedis pasien.
14

3. Rawat Inap. Modul ini mencatat diganosa dan tindakan terhadap pasien,konsultasi
dokter, hubungan dengan poliklinik/penunjang medis.
4. Penunjang Medis/Laboratorium, yang mencatat informasi pemeriksaanseperti: ECG,
EEG, USG, ECHO, TREADMIL, CT Scan, Endoscopy, danlain-lain.
5. Penagihan dan Pembayaran, meliputi penagihan dan pembayaran untuk rawat jalan,
rawat inap dan penunjang medis (laboratorium, radiologi,rehab medik), baik secara
langsung maupun melalui jaminan dari pihak ketiga/asuransi/JPKM. Modul ini juga
mencatat transaksi harian pasien(laboratorium, obat, honor dokter), daftar piutang,
manajemen deposit danlain-lain.
6. Apotik/Farmasi, yang meliputi pengelolaan informasi inventori dantransaksi obat-
obatan.
15

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Sistem informasi kesehatan merupakan sarana untuk menunjang pelayanan kesehatan
yang diberikan kepada masyarakat. Sistem informasi kesehatan yang efektif
memberikan dukungan informasi bagi proses pengambilan keputusan di semua
jenjang, bahkan di puskesmas atau di rumah sakit kecil sekalipun. Bukan hanya data,
bahkan juga informasi yang lengkap, tepat, akurat, dan cepat yang dapat disajikan
dengan adanya sistem informasi kesehatan yang tertata dan terlaksana dengan baik.

3.2 SARAN

1. Perlunya dilakukan kajian mengenai kendala-kendala yang dihadapi dalam


pelaksanaanSIK.
2. Kebutuhan data dan informasi merupakan kebutuhan daerah, maka sebaiknya SIK
yangdikembangkan disesuaikan denga kebutuhan dan karakteristik
16

DAFTAR PUSTAKA

•Bahan kuliah Kapita Selekta (2006) D3 Rekam Medis dan InformasiKesehatan


Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
•Browsing Internet menggunakan situs www.google.com dengan kata
kunci“sistem informasi kesehatan”, “menejemen informasi kesehatan”,
“sisteminformasi”, “sistem informasi rumah sakit”, “menejemen informasi”, “data
dan informasi kesehatan”, dll
•Download file type*.pdf via situs
•Beberapa situs yang mendukung, antara lain:
o http://www.dinkes-dki.go.id/sik.htm
o http://www.depkes.go.id
o http://www.dinkesjatim.go.id
o http://www.desentralisasi-kesehatan.net
o http://www.sikonline.net/index.php?option=content&task=view&id=17
o http://www.med.usf.edu/CLASS/his.htm
o http://www.hsc.usf.edu/CLASS/his.htm
o http://www.amia.org/pubs/symposia/D005614 22

Anda mungkin juga menyukai