Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
Astry Rahayu P3.73.24.3.16.005
Dinda Rachmi P3.73.24.3.16.010
Galuh Nadya Safira P3.73.24.3.16.015
Maya Yustika P3.73.24.3.16.020
Nabilah Hurul Aini P3.73.24.3.16.025
Nurhayati P3.73.24.3.16.030
Rifdah Asriani P3.73.24.3.16.035
Sri Ajeng P3.73.24.3.16.040
Yoanda Mustika Dewi P3.73.24.3.16.045
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa sebab atas segala rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya, makalah mengenai “Konsep dan Analisis Pengembangan
Sistem.” ini dapat diselesaikan tepat waktu. Meskipun kami menyadari masih banyak
terdapat kesalahan didalamnya.
Kami sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat kepada
mahasiswi kebidanan mengenai konsep dan analisis pengembangan sistem ini. Tidak
dapat dipungkiri bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca untuk kemudian makalah kami ini dapat kami perbaiki dan menjadi lebih
baik lagi.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Kami
juga yakin bahwa makalah kami jauh dari kata sempurna dan masih membutuhkan
kritik serta saran dari pembaca, untuk menjadikan makalah ini lebih baik ke
depannya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang................................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................... 2
1.3. Tujuan..............................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 4
2.1. Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan.................................................. 4
2.2. Analisis Sistem ............................................................................................ 10
2.3. Rancangan Sistem ........................................................................................ 38
2.4. Implementasi Sistem..................................................................................... 41
2.5. Pemeliharaan Sistem..................................................................................... 44
2.6. Peningkatan Sistem....................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................56
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
yang disediakan oleh pemerintah. Dengan maraknya perkembangan media dan
teknologi seharusnya membuat masyarakat dan khususnya pada mahasiswa
kesehatan masyarakat melek akan kemajuan berinovasi terhadap sistem informasi
kesehatan Indonesia.2
Berlandaskan dengan fakta yang terjadi di masyarakat pada saat ini seharus nya
bisa dijadiakan bahan evaluasi dan pertimbangan untuk dapat membentuk sistem
informasi kesehatan yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat, dengan
banyaknya referensi yang ada pada saat Ini sehingga bisa dijadikan rumusa yang
tepat dan membuat sistem informasi kesehatan yang tepat guna. Dengan adanya
fakta tersebut maka kelompok kami akan membahas konsep dan analisis
pengembangan sistem dalam sistem informasi kesehatan.
2
1.3. Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
2. Sistem Informasi Organisasi Adalah Suatu Sistem Yang Dinamis
Dinamika sistem informasi dalam suatu organisasi sangat ditentukan oleh
dinamika perkembangan organisasi tersebut. Oleh karena itu perlu
disadari bahwa pengembangan sistem informasi tidak pernah berhenti.
3. Sistem Informasi Sebagai Suatu Sistem Harus Mengikuti Siklus Hidup
Sistem
Seperti lahir, berkembang, mantap dan akhirnya mati atau berubah
menjadi sistem yang baru. Oleh karena itu, sistem informasi memiliki
umur layak guna. Panjang pendeknya umur layak guna sistem informasi
tersebut ditentukan diantaranya oleh :
a. Perkembangan organisasi tersebut
Makin cepat organisasi tersebut berkembang, maka kebutuhan
informasi juga akan berkembang sedemikian rupa sehingga sistem
informasi yang sekarang digunakan sudah tidak bisa lagi
memenuhi kebutuhan organisasi tersebut.
b. Perkembangan teknologi informasi
Perkembangan teknologi informasi yang cepat menyebabkan
perangkat keras maupun perangkat lunak yang digunakan untuk
mendukung beroperasinya sistem informasi tidak bisa berfungsi
secara efisien dan efektif. Hal ini disebabkan :
1) Perangkat keras yang digunakan sudah tidak di produksi
lagi, karena teknologinya ketinggalan jaman (outdated)
sehingga layanan pemeliharaan perangkat keras tidak dapat
lagi dilakukan oleh perusahaan pemasok perangkat keras.
2) Perusahaan pembuat perangkat lunak yang sedang
digunakan, sudah mengeluarkan versi terbaru. Versi
terbaru itu umumnya mempunyai feature yang lebih
banyak, melakukan optimasi proses dari versi sebelumnya
dan memanfaatkan feature baru dari perangkat keras yang
5
juga telah berkembang. Meskipun pada umumnya,
perusahaan pengembang perangkat keras maupun
perangkat lunak tersebut, mecoba menjaga kompatibilitas
dengan versi terdahulu, namun kalau dilihat dari sisi
efektivitasnya, maka pemanfaatan infrastruktur tersebut
tidak efektif. Hal ini disebabkan karena feature-feature
yang baru tidak termanfaatkan dengan baik. Mengingat
perkembangan teknologi informasi yang berlangsung
dengan cepat, maka para pengguna harus sigap dalam
memanfaatkan dan menggunakan teknologi tersebut.
4. Sistem Informasi Sebagai Suatu Sistem Harus Mengikuti Siklus Hidup
Sistem
Sistem informasi yang baik, akan dikembangkan berdasarkan tingkat
kemampuan dari para pemakai, baik dari sisi :
a. Tingkat pemahaman mengenai teknologi informasi,
b. Kemampuan belajar dari para pemakai, dan
c. Kemampuan beradaptasi terhadap perubahan sistem.
Dari sisi pemakai, dikenal istilah end-usercomputing (EUC). EUC
adalah pemakai yang melakukan pengembangan sistem untuk
keperluan dirinya sendiri. Mengingat bervariasinya kemampuan
EUC dan sulitnya melakukan pemantauan serta pengendalian
terhadap EUC, maka EUC akan menyebabkan masalah yang
serius dalam pengembangan maupun dalam pemeliharaan sistem
informasi. Ancaman yang paling serius adalah adanya disintegrasi
sistem menjadi sistem yang terfragmentasi.
5. Daya Guna Sistem Informasi Sangat Ditentukan Oleh Integritas Sistem
Informasi Itu Sendiri
Sistem informasi yang terpadu (integrated) mempunyai daya guna
yang tinggi, jika dibandingkan dengan sistem informasi yang
6
terfragmentasi. Usaha untuk melakukan integrasi sistem yang ada di
dalam suatu organisasi menjadi satu sistem yang utuh merupakan usaha
yang berat dengan biaya yang cukup besar dan harus dilakukan secara
berkesinambungan. Sinkronisasi antar sistem yang ada dalam sistem
informasi itu, merupakan prasyarat yang mutlak untuk dapat mendapatkan
sistem informasi yang terpadu.
Sistem informasi, pada dasarnya terdiri dari minimal 2 aspek yang
harus berjalan secara selaras, yaitu aspek manual dan aspek yang
terotomatisasi (aspek komputer). Pengembangan sistem informasi yang
berhasil apabila dilakukan dengan mengembangkan kedua aspek tersebut.
Sering kali pengembang sistem informasi hanya memfokuskan diri pada
pengembangan aspek komputernya saja, tanpa memperhatikan aspek
manualnya. Hal ini di akibatkan adanya asumsi bahwa aspek manual lebih
mudah diatasi dari pada aspek komputernya. Padahal salah satu faktor
penentu keberhasilan pengembangan sistem informasi adalah dukungan
perilaku dari para pengguna sistem informasi tersebut, dimana para
pengguna sangat terkait dengan sistem dan prosedur dari sistem informasi
pada aspek manualnya.
6. Keberhasilan Pengembangan Sistem Informasi Sangat Bergantung Pada
Strategi Yang Dipilih Untuk Pengembangan Sistem Tersebut
Strategi yang dipilih untuk melakukan pengembangan sistem sangat
bergantung kepada besar kecilnya cakupan dan tingkat kompleksitas dari
sistem informasi tersebut. Untuk sistem informasi yang cakupannya luas
dan tingkat kompleksitas yang tinggi diperlukan tahapan pengembangan
seperti :
a. Penyusunan Rencana Induk Pengembangan
b. Pembuatan Rancangan Global
c. Pembuatan Rancangan Rinci
d. Implementasi, dan
7
e. Operasionalisasi.
8
8. Informasi Telah Menjadi Aset Organisasi
9
pemahaman maupun penamaan. Pada beberapa kondisi tidak perlukan
penjabaran sampai 5 tingkat, misalnya sebuah modul tidak perlu lagi
dijabarkan dalam sub-sub modul, karena jabaran berikutnya sudah sampai
tingkatan aplikasi.2
10
mencapai tujuan yang sama maka elemen tersebut dapat dipastikan
bukanlah bagian dari sistem.
11
Menurut Abdul Kadir (2014:345), analisis sistem adalah proses untuk
menentukan hal-hal detail tentang yang akan dikerjakan oleh sistem
yang diusulkan (dan bukan bagaimana caranya). Tahapan analisis
sistem dilakukan untuk mengembangkan sistem yang sudah ada atau
mengatasi masalahmasalah yang belum tertangani.
Analis Sistem
12
sistem (system engineer), dan knowledge enginer untuk sistem
pakar, tetapi yang paling sering digunakan di Indonesia adalah
analis sistem.
1. Berdasarkan Definisi
13
Pengetahuan cukup Pengetahuan harus luas, tidak
terbatas pada teknologi hanya pada teknologi komputer,
tetapi juga pada bidang aplikasi
komputer, sistem yang ditanganinya, seperti ahli
komputer, utilities, dan tentang teknik pengolahan data,
pengetahuan kesehatan pun
bahasa-bahasa
harus dikuasai diantaranya agar
pemrograman yang berkomunikasi dengan pemakai
diperlukan, dan dapat sistem, metode kuantitatif seperti
mengimplementasikannya linier programming, dynamic
pada proyek yang akan programming,regresion,network,
dibuat. decision tree, trend, simulasi
untuk membangun model
aplikasi, mampu memecahkan
permasalahan yang kompleks
menjadi kecil, mampu
berkomunikasi dan membina
hubungan dengan baik, serta
memahami metodologi
14
Pekerjaannya bersifat Pekerjaan dalam pembuatan
teknis dan harus tepat program terbatas pada
pemecahan masalah secara garis
dalam pembuatan besar.
instruksi-instruksi
program, tidak langsung
berhubungan dengan
pengguna, karena hanya
berhubungan dengan
pemrogram dan analis
sistem.
15
dan teknologi komputer yang dimiliki dapat memberikan hasil yang
terbaik dalam meningkatkan aktivitas perusahaan atau instansi
kesehatan.
Tugas seorang analis sistem bukan saja menganalisis dan
mendesain sistem, tetapi lebih dari itu ia haruslah mampu menyajikan
satu sistem informasi manajemen yang terpadu.
16
sistem. Di analisis sistem, ruang lingkup tugasnya adalah lebih terinci
(detail).
Di dalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar
yang harus dilakukan oleh analis sistem sebagai berikut ini (Jogiyanto,
2011: 135):
17
penyebab masalah tersebut. Titik keputusan menunjukkan
suatu kondisi yang menyebabkan sesuatu terjadi. Analis
sistem bila telah dapat mengidentifikasi terlebih dahulu
titik-titik keputusan penyebab masalah, maka dapat memulai
penelitiannya di titik-titik keputusan tersebut. Sebagai dasar
identifikasi titik-titik keputusan ini, dapat digunakan
dokumen paperwork flow atau form flowchart bila
dokumentasi ini dimiliki oleh perusahaan, organisasi, atau
instansi kesehatan.
3. Mengidentifikasi Personil-Personil Kunci
Setelah titik-titik keputusan penyebab masalah dapat
diidentifikasi beserta lokasi terjadinya, maka selanjutnya
yang perlu diidentifikasi adalah personil-personil kunci baik
yang langsung maupun yang tidak langsung dapat
menyebabkan terjadinya masalah tersebut. Identifikasi
personil-personil kunci ini dapat dilakukan dengan mengacu
pada bagan alir dokumen perusahaan serta dokumen
deskripsi kerja (job description).
18
Analis sistem perlu mempelajari apa dan bagaimana operasi
dari sistem yang ada sebelum mencoba untuk menganalisis
permasalahan, kelemahan dan kebutuhan pemakai sistem untuk
dapat memberikan rekomendasi pemecahannya. Sejumlah data
perlu dikumpulkan, dengan menggunakan teknik pengumpulan
data yang ada, yaitu wawancara, oberservasi, daftar pertanyaan
dan pengambilan sampel. Tugas yang perlu dilakukan di langkah
ini adalah:
19
3. Membuat penugasan penelitian
Setelah rencana jadwal penelitian dibuat, maka tugas
dilanjutkan dengan menentukan tugas dari masingmasing
anggota tim analis sistem, yang ditentukan oleh
koordinator analis sistem melalui surat penugasan dengan
menyertakan lampiran kegiatan penelitian yang harus
dilakukan.
20
Analyze, yaitu Menganalisis Sistem
1. Menganalisis Kelemahan Sistem
Penelitian dilakukan untuk menjawab pertanyaan:
a. Apa yang dikerjakan?
b. Bagaimana mengerjakannya?
c. Siapa yang mengerjakan?
d. Dimana dikerjakan?
Menganalisis kelemahan sistem sebaliknya dilakukan
untuk menjawab pertanyaan:
a. Mengapa dikerjakan?
b. Perlukah dikerjakan?
c. Apakah telah dikerjakan dengan baik?
Sasaran yang diinginkan oleh sistem yang baru ditentukan
oleh kriteria penilaian sebagai berikut : relevance, capacity,
efficiency, timeliness, accessibility, flexibility, accuracy,
reliability, security, economy, simplicity.
Berdasarkan pertanyaan dan kriteria ini, selanjutnya analis
sistem akan dapat melakukan analis dari hasil penelitian
dengan baik untuk menemukan kelemahan dan
permasalahan dari sistem yang ada.
Analisa yang dilakukan meliputi:
21
Tabel 2. Analisa Sistem
Analisa Daftar Pertanyaan
Distribusi Pekerjaan a. Apakah tugas dan tanggung
jawab telah didefinisikan dan
diterapkan dengan jelas?
b. Apakah telah didistribusikan
dengan efektif untuk
masingmasing personil dan unit
organisasi?
22
Keandaian a. Apakah jumlah kesalahan yang
terjadi di masing-masing
operasi diminimumkan?
b. Apakah operas-operasi telah
direncanakan dengan baik dan
terkendali?
23
Report, yaitu Membuat Laporan Hasil Analisis
24
2.2.7 Pengetahuan dan Keahlian yang Diperlukan Analis Sistem1
25
pemrograman dinamik (dynamic programming), regresi
(regression), network, pohon keputusan (decision tree), trend,
simulasi dan lain sebagainya.
26
2.2.8. Tim Pengembangan Sistem1
27
Ketua Analis Sistem
Ketua analis sistem (lead system analyst) biasanya menjabat
sebagai wakil dari manajer analisis sistem.Tugasnya adalah
membantu tugas dari manajer analisis sistem dan mewakilinya
bila manajer analis sistem berhalangan.
Analis sistem
Analis sistem (system analyst) merupakan analis sistem yang
cukup berpengalaman dan dapat bekerja sendiri tanpa
bimbingan dari analis sistem senior.
28
Pemrogram Aplikasi
Pemrogram apliaksi (application programmer) merupakan
pemrogram computer yang cukup berpengalaman dan dapat
melakukan tugasnya tanpa harus dibimbing secara langsung lagi.
29
Dalam bukunya Hanif Al Fatta tentang Analisis dan Perancangan
Sistem Informasi: untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan
Organisasi Modern, dijelaskan bahwa Analisis PIECES terdiri dari enam
variabel evaluasi:
30
meliputi biaya berupa biaya tidak diketahui, biaya tidak dapat
dilacak ke sumber, dan biaya terlalu tinggi serta keuntungan
berupa pasar-pasar baru dapat dieksplorasi, pemasaran saat ini
dapat diperbaiki, dan pesanan-pesanan dapat ditingkatkan.
31
c. Pengendalian berlebihan menyebabkan penundaan
pemrosesan.
32
6. Sistem tidak fleksibel.
33
Infrastruktur ini biasanya mencakup ketersediaan teknologi
di pasaran.
34
kemampuan sistem dalam penggunaannya pada organisasi.
Kerangka PIECES meliputi performance, information,
economy,control,efficiency,services.
35
penilaian kelayakan antara 5 sampai 8. Jika dana yang
diperlukan telah diberikan maka penilaian berkisar 9 sampai
10.
36
kemudian dibagi dengan jumlah faktor kelayakan. Semakin
rendah rate (nilai) faktor kelayakan TELOS, semakin tinggi
resiko pengembangan sistem. Begitu pula sebaliknya.
37
2.3. Rancangan Sistem
38
Ketiga, ANSI menawarkan profesi baru sebagai seorang analis. Stakeholder
akan bertanggung jawab pada pelaksanaan seluruh tahapan ANSI adalah seorang
analis. Sistem analis adalah profesi yang menantang karena menggabungkan
banyak keahlian seperti analisis, teknis, interpersonal, dan manajerial. Hal ini bisa
dilihat dari tanggung jawab seorang analis berdasarkan pendekatan ANSI, yang
meliputi :1
a. Bagaimana membangun sistem informasi
b. Bagaimana menganalisis kebutuhan dari sistem informasi
c. Bagaimana merancang sebuah sistem informasi berbasis komputer
d. Bagaimana memecahkan masalah dalam organisasi melalui sistem
informasi1
Tahapan rancangan adalah tahapan mengubah kebutuhan yang masih berupa
konsep menjadi spesifikasi sistem yang riil. Tahapan rancangan sistem dapat dibagi
menjadi 2 tahap, yaitu rancangan logis dan tahapan rancangan fisik. Adapaun
perbedaan dari keduanya dapat dijelaskan sebagai berikut:1
1. Rancangan Logis1
Rancangan logis adalah bagian dari fase desain dalam SDLC dimana semua
fitur-fitur fungsional dari sistem dipilih dari tahapan analisis dideskripsikan
terpisah dari platform komputer yang nanti digunakan. Hasil dari tahapan ini
adalah :
a. Deskripsi fungksional mengenai data dan proses yang ada dalam sistem
baru
b. Deskripsi yang detail dari spesifikasi sistem, meliputi:
Input (data apa saja yang menjadi input)
Output (
Process
Tahapan ini biasanya menghasilkan beberapa dokumen, di antaranya
dokumen model data, dokumen model proses, rancangan tabel, hierarki antar
modul, sampai desain antar muka dari sitem yang akan dibuat.
39
2. Rancangan Fisik1
Pada bagian ini, spesifikasi logis diubah kedalam detail teknologi dimana
pemrograman dan pengembangan sistem bisa diselesaikan. Pada tahapan
inilah aktifitas coding dilakukan. Adapun output dari sistem ini adalah:
a. Deskripsi teknis, mengenai pilihan teknologi perangkat lunak dan
perangkat keras yang digunakan.
b. Deskripsi yang detail dari spesifikasi sistem meliputi:
Modul-modul program
File-file
Sistem jaringan
Sistem perangkat lunak
Pada tahapan desain, ada beberapa aktivitas utama yang dilakukan, yaitu:1
a. Merancang dan mengintegrasikan jaringan
b. Merancang arsitektur aplikasi
c. Mendesain antar muka pengguna
d. Mendasin sistem antar muka
e. Mendesain dan mengintegrasikan database
f. Membuat prototype untuk detail dari desain
g. Mendesain dan mengintegrasikan kendali sistem
Menurut Jugiyanto H.M, desain sistem terbagi menjadi desain input dan desain
output. Desain input merupakan masukan sistem yang harus dirancang secara rici
mulai perangkat yang akan digunakan sampai dengan desain yang digunakan
karena jika desain masukan kurang lengkap maka akan berdampak informasi yang
dihasilkan data yang disimpan atau informasi yang dihasilkan juga tidak sesuai
dengan kebutuhan sistem.2
Tujuan dari desain input adalah:
1. Untuk mengefektifkan biaya pemasukan
2. Untuk mencapai keakuratan sistem yang tinggi
3. Menjamin pemasukkan data yang dapat diterima dan dimengerti oleh pemakai2
40
Dalam mendasain input ada beberapa tipe input, yaitu :
1. Eksternal : Pemasukan data berasal dari luar organisani
2. Internal : pemasukan data berasal dari dalam organisasi2
Desain input merupakan hasil yang tidak diabaikan karena keluaran yang
dihasilkan harus memudahkan bagian setiap unsur manusia yang memerlukan2 :
1. Eksternal : Pemasukan data berasal dari luar organisasi
2. Internal : pemasukan data berasal dari dalam organisasi
41
2.4.2 Membuat dan menguji program.
Merupakan tahap pertama untuk siklus pengembangan sistem yang
spesifik bagi programer. Bertujuan untuk mengembangkan rencana yang lebih
terperinci dalam pengembangan dan pengujian program komputer yang baru.
Pengujian program bertujuan untuk menghindari kesalahan yang dibuat.
Adapun kesalahan yang mungkin ditemukan pada proses pengujian program:
a. Pengujian White Box
42
Latihan atau simulasi untuk menjalankan prosedur-prosedur bar
yang mungkin diterapkan dalam sistem misalnya yang
menyangkut alur dokumen dalam sistem, personel-personel yang
terkait dalam sistem, tugas dan tanggung jawab masing-masing
personel disertai dengan simulasi menjalankan prosedur-prosedur
secara manual.
43
sistem baru tidak sesuai dengan tujuan. Kelemahan sistem ini
adalah biaya yang harus dikeluarkan lebih banyak karena harus
membiayai dua sistem sekaligus. Adapun konversi sistem yang
diterapkan pada Puskesmas Grabag I Kabupaten Magelang
adalah sistem pararel, karena untuk mengantisipasi jika sistem
baru mengalami kendala maka sistem lama masih dapat
dioperasikan.
44
Karena, seringkali penggunaan sistem operasi menjadi tidak aman karena
alasan-alasan seperti :
a. Sistem terinfeksi malware aktif
b. Sistem berkas corrupt
c. Perangkat keras melemah
Untuk mencegah hal-hal tesebut, digunakanlah MOS (maintenance
Operating system) yang berfungsi untuk :
a. Manajemen Malware yang aktif
b. Pemulihan data (recovery) dan perbaikan sistem berkas
c. Diagnosa perangkat keras.
MOS tidak menulis ke disk atau menjalankan kode apapun dari disk, memiliki
akses langsung ke perangkat keras, dan hanya membutuhkan sedikit bagian dari
perangkat keras untuk bekerja dengan sempurna. Selain dengan MOS, kita juga
dapat memelihara sistem (pada windows) dengan cara-cara yang sederhana seperti:
a. Jangan pernah mematikan power sampai sistem benar-benar sudah
shutdown.
b. Buatlah backup data-data yang penting.
c. Lakukan defragment setidaknya satu bulan sekali
d. Sisakan sedikit space kosong di partisi tempat sistem operasi berada.
e. Gunakan firewall jika anda terkoneksi dengan jaringan.
f. Lakukan pengecekan virus secara rutin.
a. Pemeliharaan Korektif
adalah pemeliharaan yang mengkoreksi kesalahan –kesalahan yang ditemukan pada
sistem, pada saat sistem dijalankan / berjalan.
45
b. Pemeliharaan Adaptif
Yaitu pemelihaaan yang bertujuan untuk menyesuaikan perubahan yang terjadi
c. Pemeliharaan Perfektif
Pemeliharaan ini bertujuan untuk menigkatkan cara kerja
suatu siste
d. Pemeliharaan Preventif
Pemeliharaan ini bertujuan untuk menangani masalah – masalah yang ada
46
namun demikian, pada dasarnya siklus hidup pengembangan sistem informasi
terdapat 5 tahapan :
1. Perencaan Sistem (System Planning)
2. Analisis Sistem (System Analysis)
3. Perangcangan Sistem (System Design)
4. Implementasi Sistem (System Implementation)
5. Penggunaan Sistem (System Utilizaton)
SWLDC (Software Development Life Cycle) menjadi komponen siklus hidup dari
SDLC. Dalam sistem yang memerlukan perngkat lunak yang didasarkan pada
rancangan sistem yang diciptakan oleh SDLC. Aplikasi yang professional dalam
SDLC dan SWDLC dan teknik maupun perangkat modeling yang mendukungnya
adalah hal-hal keseluruhan yang terbaik yang dapat seseorang lakukan untuk
meningkatkan maintainabilitas system.
d. Rancangan Moduler
Programer pemeliharaan dapat mengganti modul program jauh lebih mudah
daripada jika ia berurusan dengan kedeluruhan program.
47
e. Modul yang Dapat Digunakan Kembali
Modul biasa dari kode yang dapat digunakan kembali,dapat diakses oleh semua
aplikasi yang memerlukannya. Dokumentasi standar Diperlukan
system,pemakai,perangkat lunak dan dokumentasi operasiyang standart sehingga
semua informasi yang diperlukan untuk beroperasi dan pemeliharaan aplikasi
khusus akan tersedia. Kontrol sentral Semua program,dokumentasi dan data test
seharusnya diinstal dalam penyimpanan pusat dari system CASE (Computer-Aided
Softtware Engineering atau computer Assisted Software Enginering).
48
Tahap pemeliharaan dilakukan setelah tahap implementasi. Sistem baru yang
berjalan digunakan sesuai dengan keperluan organisasi. Selama masa hidupnya,
sistem secara periodik akan ditinjau. Perubahan dilakukan jika muncul masalah
atau jika ternyata ada kebutuhan baru. Selanjutnya, organisasi akan menggunakan
sistem yang telah diperbaiki tersebut. Pemeliharaan Sistem meliputi:
49
a. System Back-Up
Membuat Salinan/copy untuk data-data penting perusahaan yang ada pada
computer user maupun server ke dalam backup storage (External Disk).
b. System Optimization
Melakukan Defragmentasi data dan membuang sampah- sampah yang ada pada
computer, serta memperbaiki kesalahan setting sehingga computer dapat berjalan
normal.
c. System Rebuild
Membangun dan menata ulang kembali system yang rusak oleh faktor yang tidak
disengaja, agar system dapat bekerja normal kembali.
d. System Upgrade
Menambah fungsi, memperbaharui system yang ada sesuai dengan kebutuhan
pelanggan, serta melakukan testing stabilitas untuk hardware dan software.
50
g. System Security
Pemasangan firewall dan sistem authentifikasi untuk pengamanan system dan data
penting perusahaan dari orang luar yang tidak berkepentingan.Langkah-langkah
pemeliharaan sistem terdiri atas:
51
2.6. Peningkatan Sistem
Peningkatan sistem, meningktakan pengelolaan data kesehatan yang
meliputi pengumpulan, penyimpanan, dan analisis data, serta diseminasi
informasi. Sehingga data dan informasi yang tersedia mudah diakses oleh
semua pemangku kepentingan.
Serta melakukan modifikasi terhadap sistem ketika terdapat potensi
peningkatan sistem setelah sistem berjalan beberapa waktu, biasanya adanya
potensi peningkatan sistem tersebut terlihat oleh manajer kemudian diteruskan
kepada spesialis informasi untuk dilakukan modifikasi sesuai keinginan
manajer.
Dalam tahun 2010, Pusat Data dan Informasi giat menyusun Roadmap
untuk penguatan/peningkatan SIK nasional. Inisiatiinisiatif yang
diidentifikasikan di dalam Roadmap 5 tahun ini adalah khusus untuk
menangani tiga permasalahan besar SIK di atas. Informasi lengkap mengenai
inisiatif yang disusun di dalam Roadmap ini bisa dilihat bila Roadmap ini
diterbitkan.
Salah satu inisiatif yang disusun dalam Roadmap ini adalah SIKDA
Generik. Yang jelas, untuk memperkuatkan SIK nasional, adopsi TIK harus
ditingkatkan agar semua dapat berbasis elektronik dan data bisa dikirim dan
diakses dengan cepat dan tepat.
Namun untuk memodernisasikan SIK dengan adopsi TIK memerlukan
investasi yang sangat tinggi karena melibatkan banyak dana untuk perangkat
keras, lunak, implementasi dan operasional. Ini menjadi hambatan utama
(selain faktor lain seperti kekurangan dalam infrastruktur seperti listrik).
Hal tersebut merupakan sebab mengapa implementasi TIK di sektor
Kesehatan masih belum menyeluruh.Dengan alasan ini, Pusdatin mengambil
inisiatif untuk membangun perangkat lunak SIK yang bisa dipakai di
Puskesmas, Rumah Sakit, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Provinsi, dan
di tingkat nasional sebagai Bank Data Kesehatan Nasional yang gratis
52
(berbasis open source) untuk semua. Untuk fase pertama tahun 2011, SIKDA
Generik akan konsentrasi dalam semua modul kecuali modul Rumah Sakit
yang akan dibangun pada fase kedua tahun 2012.
Integrasi mencakup sistem secara teknis (sistem yang bisa
berkomunikasi antar satu sama lain) dan konten (data set yang sama). Bentuk
fisik dari SIK terintegrasi adalah sebuah aplikasi sistem informasi yang
dihubungkan dengan aplikasi lain (aplikasi sistem informasi puskesmas,
aplikasi sistem informasi rumah sakit, dan aplikasi lainnya) sehingga secara
interoperable terjadi pertukaran data antar aplikasi. Pada model ini terdapat 7
komponen yang saling terhubung dan saling terkait, yaitu :
a. Sumber Data Manual
b.Sumber Data Komputerisasi
c. Sistem Informasi Dinas Kesehatan
d.Sistem Informasi Pemangku Kepentingan
e. Bank Data Kesehatan Nasional
f. Penggunaan Data oleh Kementerian Kesehatan
g.Pengguna Data
53
BAB III
PENUTUPAN
3.1. Kesimpulan
Sistem informasi kesehatan harus dibangun untuk mengatasi
kekurangan maupun ketidakkompakan antar badan kesehatan. Dalam
melakukan pengembangan sistem informasi secara umum, ada beberapa
konsep dasar yang harus dipahami oleh para pengembang atau pembuat
rancang bangun sistem informasi (designer). Konsep pengembangan sistem
yang telah dipaparkan dalam makalah antara lain sistem informasi tidak
identik dengan sistem komputerisasi, sistem informasi organisasi adalah suatu
sistem yang dinamis, sistem informasi sebagai suatu sistem harus mengikuti
siklus hidup sistem, daya guna sistem informasi sangat ditentukan oleh
integritas sistem informasi itu sendiri, keberhasilan pengembangan sistem
informasi sangat bergantung pada strategi yang dipilih untuk pengembangan
sistem tersebut, pengembangan sistem informasi organisasi harus
menggunakan pendekatan fungsi dan dilakukan secara menyeluruh (holistik),
informasi telah menjadi aset organisasi, penjabaran sistem sampai ke aplikasi
menggunakan struktur hirarkis yang mudah dipahami. Analis Sistem adalah
orang yang bertanggung jawab untuk mempelajari informasi yang
berhubungan dengan masalah-masalah yang timbul dan mampu memberikan
jalan keluar sesuai dengan masalah yang dihadapi. Rancangan adalah tahapan
mengubah kebutuhan yang masih berupa konsep menjadi spesifikasi sistem
yang riil. Tahapan rancangan sistem dapat dibagi menjadi 2 tahap, yaitu
rancangan logis dan tahapan rancangan fisik. Implementasi sistem adalah
suatu proses untuk menempatkan sistem informasi baru ke dalam sistem yang
sudah ada (sistem lama). Pemeliharaan sistem informasi adalah suatu upaya
untuk memperbaiki, menjaga, menanggulangi, mengembangkan sistem
yang ada. Peningkatan sistem, meningktakan pengelolaan data kesehatan yang
54
meliputi pengumpulan, penyimpanan, dan analisis data, serta diseminasi
informasi. Sehingga data dan informasi yang tersedia mudah diakses oleh
semua pemangku kepentingan.
3.2. Saran
55
DAFTAR PUSTAKA
56