Anda di halaman 1dari 59

KONSEP DAN ANALISIS PENGEMBANGAN SISTEM

SISTEM INFORMASI KESEHATAN

Dosen Pembimbing :

Daniel Happy Putra, MKM

Disusun Oleh :
Astry Rahayu P3.73.24.3.16.005
Dinda Rachmi P3.73.24.3.16.010
Galuh Nadya Safira P3.73.24.3.16.015
Maya Yustika P3.73.24.3.16.020
Nabilah Hurul Aini P3.73.24.3.16.025
Nurhayati P3.73.24.3.16.030
Rifdah Asriani P3.73.24.3.16.035
Sri Ajeng P3.73.24.3.16.040
Yoanda Mustika Dewi P3.73.24.3.16.045

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN


JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA 3
TAHUN AJARAN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa sebab atas segala rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya, makalah mengenai “Konsep dan Analisis Pengembangan
Sistem.” ini dapat diselesaikan tepat waktu. Meskipun kami menyadari masih banyak
terdapat kesalahan didalamnya.

Kami sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat kepada
mahasiswi kebidanan mengenai konsep dan analisis pengembangan sistem ini. Tidak
dapat dipungkiri bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca untuk kemudian makalah kami ini dapat kami perbaiki dan menjadi lebih
baik lagi.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Kami
juga yakin bahwa makalah kami jauh dari kata sempurna dan masih membutuhkan
kritik serta saran dari pembaca, untuk menjadikan makalah ini lebih baik ke
depannya.

Jakarta, 26 Agustus 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang................................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................... 2
1.3. Tujuan..............................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 4
2.1. Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan.................................................. 4
2.2. Analisis Sistem ............................................................................................ 10
2.3. Rancangan Sistem ........................................................................................ 38
2.4. Implementasi Sistem..................................................................................... 41
2.5. Pemeliharaan Sistem..................................................................................... 44
2.6. Peningkatan Sistem....................................................................................... 52

BAB III PENUTUPAN.............................................................................................. 54


3.1. Kesimpulan ..................................................................................................54
3.2. Saran..............................................................................................................55

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................56

ii

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Analisis adalah aktivitas yang terdiri dari serangkaian kegiatan seperti,


mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk dikelompokkan kembali menurut
kriteria tertentu dan kemudian dicari kaitannya lalu ditafsirkan maknanya.
Analisis adalah aktivitas yang terdiri dari serangkaian kegiatan seperti, mengurai,
membedakan, memilah sesuatu untuk dikelompokkan kembali menurut kriteria
tertentu dan kemudian dicari kaitannya lalu ditafsirkan maknanya. Pengembangan
sistem (systems development) dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru
untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem
yang telah ada. Sistem Informasi Kesehatan merupakan salah satu bagian penting
yang tidak dapat dipisahkan dari Sistem Kesehatan di suatu negara. Kemajuan atau
kemunduran Sistem Informasi Kesehatan selalu berkorelasi dan mengikuti
perkembangan Sistem Kesehatan, kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi
bahkan mempengaruhi Sistem Pemerintahan yang berlaku di suatu negara. Suatu
system yang terkonsep dan terstruktur dengan baik akan menghasilkan Output yang
baik juga. Sistem informasi kesehatan merupakan salah satu bentuk pokok Sistem
Kesehatan Nasional ( SKN ) yang dipergunakan sebagai dasar dan acuan dalam
penyusunan berbagai kebijakan, pedoman dan arahan penyelenggaraan
pembangunan kesehatan serta pembangunan berwawasan kesehatan.
Dengan sistem Informasi kesehatan yang baik maka akan membuat masyarakat
tidak buta dengan semua permasalahan kesehatan. Dan mau membawa keluarga
nya berobat dengan mudah bukan lagi dengan birokrasi yang rumit yang membuat
masyarakat enggan membawa anggota keluarganya berobat di pelayanan kesehatan

1
yang disediakan oleh pemerintah. Dengan maraknya perkembangan media dan
teknologi seharusnya membuat masyarakat dan khususnya pada mahasiswa
kesehatan masyarakat melek akan kemajuan berinovasi terhadap sistem informasi
kesehatan Indonesia.2
Berlandaskan dengan fakta yang terjadi di masyarakat pada saat ini seharus nya
bisa dijadiakan bahan evaluasi dan pertimbangan untuk dapat membentuk sistem
informasi kesehatan yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat, dengan
banyaknya referensi yang ada pada saat Ini sehingga bisa dijadikan rumusa yang
tepat dan membuat sistem informasi kesehatan yang tepat guna. Dengan adanya
fakta tersebut maka kelompok kami akan membahas konsep dan analisis
pengembangan sistem dalam sistem informasi kesehatan.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian pengembangan sistem informasi kesehatan?


2. Apa pengertian analisis sistem?
3. Apa pengertian rancangan sistem?
4. Bagaimana cara implementasi sistem?
5. Bagaimana cara memelihara sistem?
6. Bagaimana cara meningkatkan sistem?

2
1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian pengembangan sistem informasi kesehatan.

2. Untuk mengetahui pengertian analisis sistem.

3. Untuk mengetahui pengertian rancangan sistem.

4. Untuk mengetahui cara implementasi sistem.

5. Untuk mengetahui cara memelihara sistem.

6. Untuk mengetahui cara meningkatkan sistem.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Konsep-Konsep Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan (SIK)


Sistem informasi kesehatan harus dibangun untuk mengatasi
kekurangan maupun ketidakkompakan antar badan kesehatan. Dalam
melakukan pengembangan sistem informasi secara umum, ada beberapa
konsep dasar yang harus dipahami oleh para pengembang atau pembuat
rancang bangun sistem informasi (designer). Konsep-konsep tersebut antara
lain:
1. Sistem Sistem Informasi Tidak Identik Dengan Sistem Komputerisasi
Pada dasarnya sistem informasi tidak bergantung kepada penggunaan
teknologi komputer. Sistem informasi yang memanfaatkan teknologi
komputer dalam implementasinya disebut sebagai Sistem Informasi
Berbasis Komputer (Computer Based Information System). Pada
pembahasan selanjutnya, yang dimaksudkan dengan sistem informasi
adalah sistem informasi yang berbasis komputer. Isu penting yang
mendorong pemanfaatan teknologi komputer atau teknologi informasi
dalam sistem informasi suatu organisasi adalah :
a. Pengambilan keputusan yang tidak dilandasi dengan informasi.
b. Informasi yang tersedia, tidak relevan.
c. Informasi yang ada, tidak dimanfaatkan oleh manajemen.
d. Informasi yang ada, tidak tepat waktu.
e. Terlalu banyak informasi.
f. Informasi yang tersedia, tidak akurat.
g. Adanya duplikasi data (data redundancy).
h. Adanya data yang cara pemanfaatannya tidak fleksibel

4
2. Sistem Informasi Organisasi Adalah Suatu Sistem Yang Dinamis
Dinamika sistem informasi dalam suatu organisasi sangat ditentukan oleh
dinamika perkembangan organisasi tersebut. Oleh karena itu perlu
disadari bahwa pengembangan sistem informasi tidak pernah berhenti.
3. Sistem Informasi Sebagai Suatu Sistem Harus Mengikuti Siklus Hidup
Sistem
Seperti lahir, berkembang, mantap dan akhirnya mati atau berubah
menjadi sistem yang baru. Oleh karena itu, sistem informasi memiliki
umur layak guna. Panjang pendeknya umur layak guna sistem informasi
tersebut ditentukan diantaranya oleh :
a. Perkembangan organisasi tersebut
Makin cepat organisasi tersebut berkembang, maka kebutuhan
informasi juga akan berkembang sedemikian rupa sehingga sistem
informasi yang sekarang digunakan sudah tidak bisa lagi
memenuhi kebutuhan organisasi tersebut.
b. Perkembangan teknologi informasi
Perkembangan teknologi informasi yang cepat menyebabkan
perangkat keras maupun perangkat lunak yang digunakan untuk
mendukung beroperasinya sistem informasi tidak bisa berfungsi
secara efisien dan efektif. Hal ini disebabkan :
1) Perangkat keras yang digunakan sudah tidak di produksi
lagi, karena teknologinya ketinggalan jaman (outdated)
sehingga layanan pemeliharaan perangkat keras tidak dapat
lagi dilakukan oleh perusahaan pemasok perangkat keras.
2) Perusahaan pembuat perangkat lunak yang sedang
digunakan, sudah mengeluarkan versi terbaru. Versi
terbaru itu umumnya mempunyai feature yang lebih
banyak, melakukan optimasi proses dari versi sebelumnya
dan memanfaatkan feature baru dari perangkat keras yang

5
juga telah berkembang. Meskipun pada umumnya,
perusahaan pengembang perangkat keras maupun
perangkat lunak tersebut, mecoba menjaga kompatibilitas
dengan versi terdahulu, namun kalau dilihat dari sisi
efektivitasnya, maka pemanfaatan infrastruktur tersebut
tidak efektif. Hal ini disebabkan karena feature-feature
yang baru tidak termanfaatkan dengan baik. Mengingat
perkembangan teknologi informasi yang berlangsung
dengan cepat, maka para pengguna harus sigap dalam
memanfaatkan dan menggunakan teknologi tersebut.
4. Sistem Informasi Sebagai Suatu Sistem Harus Mengikuti Siklus Hidup
Sistem
Sistem informasi yang baik, akan dikembangkan berdasarkan tingkat
kemampuan dari para pemakai, baik dari sisi :
a. Tingkat pemahaman mengenai teknologi informasi,
b. Kemampuan belajar dari para pemakai, dan
c. Kemampuan beradaptasi terhadap perubahan sistem.
Dari sisi pemakai, dikenal istilah end-usercomputing (EUC). EUC
adalah pemakai yang melakukan pengembangan sistem untuk
keperluan dirinya sendiri. Mengingat bervariasinya kemampuan
EUC dan sulitnya melakukan pemantauan serta pengendalian
terhadap EUC, maka EUC akan menyebabkan masalah yang
serius dalam pengembangan maupun dalam pemeliharaan sistem
informasi. Ancaman yang paling serius adalah adanya disintegrasi
sistem menjadi sistem yang terfragmentasi.
5. Daya Guna Sistem Informasi Sangat Ditentukan Oleh Integritas Sistem
Informasi Itu Sendiri
Sistem informasi yang terpadu (integrated) mempunyai daya guna
yang tinggi, jika dibandingkan dengan sistem informasi yang

6
terfragmentasi. Usaha untuk melakukan integrasi sistem yang ada di
dalam suatu organisasi menjadi satu sistem yang utuh merupakan usaha
yang berat dengan biaya yang cukup besar dan harus dilakukan secara
berkesinambungan. Sinkronisasi antar sistem yang ada dalam sistem
informasi itu, merupakan prasyarat yang mutlak untuk dapat mendapatkan
sistem informasi yang terpadu.
Sistem informasi, pada dasarnya terdiri dari minimal 2 aspek yang
harus berjalan secara selaras, yaitu aspek manual dan aspek yang
terotomatisasi (aspek komputer). Pengembangan sistem informasi yang
berhasil apabila dilakukan dengan mengembangkan kedua aspek tersebut.
Sering kali pengembang sistem informasi hanya memfokuskan diri pada
pengembangan aspek komputernya saja, tanpa memperhatikan aspek
manualnya. Hal ini di akibatkan adanya asumsi bahwa aspek manual lebih
mudah diatasi dari pada aspek komputernya. Padahal salah satu faktor
penentu keberhasilan pengembangan sistem informasi adalah dukungan
perilaku dari para pengguna sistem informasi tersebut, dimana para
pengguna sangat terkait dengan sistem dan prosedur dari sistem informasi
pada aspek manualnya.
6. Keberhasilan Pengembangan Sistem Informasi Sangat Bergantung Pada
Strategi Yang Dipilih Untuk Pengembangan Sistem Tersebut
Strategi yang dipilih untuk melakukan pengembangan sistem sangat
bergantung kepada besar kecilnya cakupan dan tingkat kompleksitas dari
sistem informasi tersebut. Untuk sistem informasi yang cakupannya luas
dan tingkat kompleksitas yang tinggi diperlukan tahapan pengembangan
seperti :
a. Penyusunan Rencana Induk Pengembangan
b. Pembuatan Rancangan Global
c. Pembuatan Rancangan Rinci
d. Implementasi, dan

7
e. Operasionalisasi.

Dalam pemilihan strategi harus dipertimbangkan berbagai faktor seperti:

a. Keadaan yang sekarang dihadapi


b. Keadaan pada waktu sistem informasi siap dioperasionalkan dan
keadaan dimasa mendatang
c. Antisipasi perkembangan organisasi dan perkembangan
teknologi.
Ketidaktepatan dalam melakukan prediksi keadaan dimasa
mendatang, merupakan salah satu penyebab kegagalam
implementasi dan operasionalisasi sistem informasi.
7. Pengembangan Sistem Informasi Organisasi Harus Menggunakan
Pendekatan Fungsi Dan Dilakukan Secara Menyeluruh (Holistik)
Pada banyak kasus, pengembangan sistem informasi dilakukan dengan
menggunakan pendekatan struktur organisasi dan pada umumnya mereka
mengalami kegagalan, karena struktur organisasi sering kali kurang
mencerminkan semua fungsi yang ada didalam organisasi. Sebagai
pengembang sistem informasi hanya bertanggung jawab dalam
mengintegrasikan fungsi-fungsi dan sistem yang ada didalam organisasi
tersebut menjadi satu sistem informasi yang terpadu.
Pemetaan fungsi-fungsi dan sistem ke dalam unit-unit struktural yang ada
di dalam organisasi tersebut adalah wewenang dan tanggungjawab dari
pimpinan organisasi tersebut. Penyusunan rancang bangun/desain sistem
informasi seharusnya dilakukan secara menyeluruh sedangkan dalam
pembuatan aplikasi bisa dilakukan secara sektoral atau segmental menurut
prioritas dan ketersediaan dana. Pengembangan sistem yang dilakukan
segmental atau sektoral tanpa adanya desain sistem informasi yang
menyeluruh akan menyebabkan kesulitan dalam melakukan intergrasi
sistem.

8
8. Informasi Telah Menjadi Aset Organisasi

Dalam konsep manajemen modern, informasi telah menjadi salah satu


aset dari suatu organisasi, selain uang, SDM, sarana dan prasarana.
Penguasaan informasi internal dan eksternal organisasi merupakan salah
satu keunggulan kompetitif (competitive advantage), karena keberadaan
informasi tersebut :

a. Menentukan kelancaran dan kualitas proses kerja,


b. Menjadi ukuran kinerja organisasi/perusahaan,
c. Menjadi acuan yang pada akhirnya menentukan
kedudukan/peringkat organisasi tersebut dalam persaingan lokal
maupun global.
9. Penjabaran Sistem Sampai Ke Aplikasi Menggunakan Struktur Hirarkis
Yang Mudah Dipahami
Dalam semua kepustakaan yang membahasa konsep sistem, hanya
dikenal istilah sistem dan subsistem. Hal ini akan menimbulkan kesulitan
dalam melakukan penjabaran sistem informasi yang cukup luas
cakupannya. Oleh karena itu, dalam penjabaran sering digunakan istilah
sebagai berikut :
a. Sistem
b. Subsistem
c. Modul
d. Submodul
e. Aplikasi
Masing-masing subsistem dapat terdiri atas beberapa modul,
masing-masing modul dapat terdiri dari beberapa submodul dan
masing-masing submodul dapat terdiri dari beberapa aplikasi sesuai dengan
kebutuhan. Struktur hirarki seperti ini sangat memudahkan dari segi

9
pemahaman maupun penamaan. Pada beberapa kondisi tidak perlukan
penjabaran sampai 5 tingkat, misalnya sebuah modul tidak perlu lagi
dijabarkan dalam sub-sub modul, karena jabaran berikutnya sudah sampai
tingkatan aplikasi.2

2.2. Analisis Sistem

2.2.1 Definisi Analisis

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), analisis


adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan,
dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya
(sebab-musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya).

2.2.2 Definisi Sistem

Menurut Gelinas dan Dull (2012:13), sistem adalah seperangkat


elemen independen yang bersama-sama mencapai tujuan spesifik.
Sistem juga dikatakan sebagai kumpulan dan bagian yang saling
terintegerasi satu dengan yang lain.

Menurut O’Brien (2013:26), sistem adalah sekelompok komponen


yang saling berhubungan, dengan batasan yang jelas, dan bekerja
sama menuju tujuan tertentu dengan menerima input serta
menghasilkan output yang merupakan fungsi dasar dalam proses
transformasi yang teratur.

Menurut Abdul Kadir (2014:61), sistem adalah sekumpulan


elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk
mencapai suatu tujuan. Sebagai gambaran jika dalam sebuah sistem
terdapat sebuah elemen yang tidak memberikan manfaat dalam

10
mencapai tujuan yang sama maka elemen tersebut dapat dipastikan
bukanlah bagian dari sistem.

Melalui pengertian-pengertian dari sistem yang ada dapat


disimpulkan bahwa sistem merupakan komponenkomponen yang
saling terkait, yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan
dengan menerima masukan dan menghasilkan keluaran dalam suatu
proses transformasi yang tersusun secara teratur.

2.2.3 Definisi Analisis Sistem

Analisis sistem menurut KBBI adalah prosedur atau proses sistematis


yang memungkinkan pengombinasian pertimbangan para pakar dari
berbagai bidang ilmu sehingga diperoleh hasil yang sempurna dari
kegunaan tiap disiplin, pengamatan mengenai suatu kegiatan, metode,
prosedur, atau teknik untuk menentukan manfaat kegiatan tersebut dan
cara terbaik untuk memperolehnya.

Menurut Jogiyanto (2011:129), analisis sistem adalah penguraian dari


suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagianbagian komponennya
dan dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi
permasalahan-permasalahan,kesempatan-kesempatan,hambatan-hamba
tan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat
diusulkan perbaikan-perbaikannya.3

Menurut Yakub (2012:142), analisis sistem dapat diartikan sebagai


suatu proses untuk memahami sistem yang ada, dengan menganalisa
jabatan dan uraian tugas (business users), proses bisnis (business
prosess), ketentuan atau aturan (business rule), masalah dan mencari
solusinya (business problem and business soulution), dan
rencana-rencana perusahaan (business plan).

11
Menurut Abdul Kadir (2014:345), analisis sistem adalah proses untuk
menentukan hal-hal detail tentang yang akan dikerjakan oleh sistem
yang diusulkan (dan bukan bagaimana caranya). Tahapan analisis
sistem dilakukan untuk mengembangkan sistem yang sudah ada atau
mengatasi masalahmasalah yang belum tertangani.

Berdasarkan pendapat para ahli yang dicetuskan di atas, maka dapat


disimpulkan bahwa analisis sistem adalah suatu proses sistem yang
secara umum digunakan sebagai landasan konseptual yang mempunyai
tujuan untuk memperbaiki berbagai fungsi, merancang sistem badan
memberikan sistem yang terbaik di dalam suatu sistem tertentu.

Analis Sistem

Definisi Analis Sistem2

Analis Sistem adalah orang yang bertanggung jawab untuk


mempelajari informasi yang berhubungan dengan
masalah-masalah yang timbul dan mampu memberikan jalan
keluar sesuai dengan masalah yang dihadapi. Atau dapat
dikatakan bahwa analis sistem adalah orang yang menganalisis
sistem (mempelajari masalah-masalah yang timbul dan
menentukan kebutuhan-kebutuhan pemakai sistem) untuk
mengidentifikasikan pemecahan yang beralasan.

2.2.4 Istilah Analis Sistem

Ada banyak sebutan/istilah lain untuk analis sistem ini adalah


analis informasi (information analyst), analis bisnis (business
analyst), perancang sistem (system designer), konsultan sistem
(system consultant), konsultan manajemen (management
consultant), analis operasi (operation analyst), ahli teknik

12
sistem (system engineer), dan knowledge enginer untuk sistem
pakar, tetapi yang paling sering digunakan di Indonesia adalah
analis sistem.

2.2.5 Perbedaan Analis Sistem dan Pemrogram2

1. Berdasarkan Definisi

Berdasarkan definisi, analis sistem adalah orang yang


bertugas untuk menganalisis sistem termasuk permasalahan
yang terjadi beserta pemecahannya dan kebutuhan pengguna,
sistem analis harus ahli tidak hanya tentang teknologi
komputer tetapi juga tentang aspek kesehatan. Sistem analis
merupakan perencana program yang akan dibuat oleh
programmer. Sedangkan programmer adalah orang yang
membuat/menuliskannya ke dalam bahasa pemrograman
yang telah dibuat rancangannya oleh analis system.
Programmer tentunya harus ahli di bidang teknologi
komputer.

2. Berdasarkan Tugas dan Tanggung Jawab

Tabel 1. Perbedaan Tugas dan Tanggung Jawab


Pemrogram dan Analis Sistem

Pemrogram Analis Sistem


Tanggung jawab terbatas Tanggung jawab tidak hanya
pada pembuatan program pada pembuatan program
komputer. komputer saja, tetapi
pada sistem secara
keseluruhan.

13
Pengetahuan cukup Pengetahuan harus luas, tidak
terbatas pada teknologi hanya pada teknologi komputer,
tetapi juga pada bidang aplikasi
komputer, sistem yang ditanganinya, seperti ahli
komputer, utilities, dan tentang teknik pengolahan data,
pengetahuan kesehatan pun
bahasa-bahasa
harus dikuasai diantaranya agar
pemrograman yang berkomunikasi dengan pemakai
diperlukan, dan dapat sistem, metode kuantitatif seperti
mengimplementasikannya linier programming, dynamic
pada proyek yang akan programming,regresion,network,
dibuat. decision tree, trend, simulasi
untuk membangun model
aplikasi, mampu memecahkan
permasalahan yang kompleks
menjadi kecil, mampu
berkomunikasi dan membina
hubungan dengan baik, serta
memahami metodologi

pengembangan sistem informasi


kesehatan.

14
Pekerjaannya bersifat Pekerjaan dalam pembuatan
teknis dan harus tepat program terbatas pada
pemecahan masalah secara garis
dalam pembuatan besar.
instruksi-instruksi
program, tidak langsung
berhubungan dengan
pengguna, karena hanya
berhubungan dengan
pemrogram dan analis
sistem.

Pekerjaannya tidak Pekerjaannya melibatkan


menyangkut hubungan hubungan banyak orang, tidak
dengan banyak orang terbatas pada sesama analis
terbatas pada sesama sistem, pemrogram, tetapi juga
pemrogram dan analis pemakai sistem dan manajer.
sistem yang
mempersiapkan rancang
bangun (spesifikasi)
programnya.

2.2.6 Tugas Analis Sistem


Tugas utama dari seorang analis sistem adalah menganalisis sistem
yang telah ada, mengembangkannya dan menyusun sistem baru
terutama pada subsistem yang bermasalah dengan bantuan teknologi
komputer. Kunci utama yang perlu diperhatikan adalah
mengkombinasikan antara hasil analisisnya dengan teknologi
komputer sehingga dapat menjelaskan bagaimana sumber daya
manusia yang dimiliki perusahaan dengan metodologi yang tersedia

15
dan teknologi komputer yang dimiliki dapat memberikan hasil yang
terbaik dalam meningkatkan aktivitas perusahaan atau instansi
kesehatan.
Tugas seorang analis sistem bukan saja menganalisis dan
mendesain sistem, tetapi lebih dari itu ia haruslah mampu menyajikan
satu sistem informasi manajemen yang terpadu.

Maka seorang analis sistem haruslah orang yang memiliki


pengetahuan yang terpadu antara aktivitas sistem informasi kesehatan
dan teknologi. Analis sistem bukanlah seorang programer yang
ditugaskan/merasa mampu membuat program mutakhir dengan
komputer untuk menyelesaikan masalah.

Dalam menyusun sistem informasi kesehatan, diperlukan orang


yang mampu memahami apa itu sistem informasi kesehatan,
masalah-masalah yang dihadapi dalam sistem informasi kesehatan
tersebut dan mampu memberikan solusi serta menggabungkan solusi
tersebut dengan bantuan teknologi komputer.

2.2.6 Tahap Analisis Sistem 3

Tahap analisis dilakukan setelah tahap perencanaan sistem


(system planning) dan sebelum tahap desain sistem (system design).
Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena
kesalahan di dalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan di
tahap selanjutnya (Jogiyanto, 2011: 134).

Langkah-langkah di dalam tahap analisis sistem hampir sama


dengan langkah-langkah yang dilakukan dalam mendefinisikan
proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan di tahap perencanaan

16
sistem. Di analisis sistem, ruang lingkup tugasnya adalah lebih terinci
(detail).
Di dalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar
yang harus dilakukan oleh analis sistem sebagai berikut ini (Jogiyanto,
2011: 135):

 Identify, yaitu Mendefinisikan Masalah


Mengidentifikasi (mengenal) masalah merupakan langkah
pertama yang dilakukan dalam tahap analisis sistem. Masalah
dapat didefinisikan sebagai suatu pertanyaan yang diinginkan
untuk dipecahkan. Masalah inilah yang menyebabkan sasaran
dari sistem tidak dapat dicapai. Oleh karena itu langkah
pertama yang harus dilakukan oleh analis sistem adalah
mengidentifikasi terlebih dahulu masalah-masalah yang terjadi.
Tugas yang harus dilakukan analis sistem adalah:

1. Mengidentifikasi Penyebab Masalah


Analis sistem harus mempunyai pengetahuan yang cukup
tentang aplikasi yang sedang dianalisisnya. Untuk aplikasi
kesehatan, analis sistem perlu mempunyai pengetahuan
tentang sistem informasi kesehatan yang diterapkan di
organisasi atau instansi kesehatan, sehingga dapat
mengidentifikasi penyebab terjadinya masalah ini. Tugas
mengidentifikasi penyebab masalah dimulai dengan
mengkaji ulang terlebih dahulu subyek permasalahan yang
telah diutarakan oleh manajemen atau yang telah ditemukan
oleh analis sistem di tahap perencanaan sistem.
2. Mengidentifikasi Titik Keputusan
Setelah penyebab terjadinya masalah dapat diidentifikasi,
selanjutnya juga harus mengidentifikasikan titik keputusan

17
penyebab masalah tersebut. Titik keputusan menunjukkan
suatu kondisi yang menyebabkan sesuatu terjadi. Analis
sistem bila telah dapat mengidentifikasi terlebih dahulu
titik-titik keputusan penyebab masalah, maka dapat memulai
penelitiannya di titik-titik keputusan tersebut. Sebagai dasar
identifikasi titik-titik keputusan ini, dapat digunakan
dokumen paperwork flow atau form flowchart bila
dokumentasi ini dimiliki oleh perusahaan, organisasi, atau
instansi kesehatan.
3. Mengidentifikasi Personil-Personil Kunci
Setelah titik-titik keputusan penyebab masalah dapat
diidentifikasi beserta lokasi terjadinya, maka selanjutnya
yang perlu diidentifikasi adalah personil-personil kunci baik
yang langsung maupun yang tidak langsung dapat
menyebabkan terjadinya masalah tersebut. Identifikasi
personil-personil kunci ini dapat dilakukan dengan mengacu
pada bagan alir dokumen perusahaan serta dokumen
deskripsi kerja (job description).

 Understand, yaitu Memahami Kerja dari Sistem yang Ada

Langkah ini dapat dilakukan dengan mempelajari secara terinci


bagaimana sistem yang ada beroperasi. Diperlukan data yang
dapat diperoleh dengan cara melakukan penelitian. Bila di tahap
perencanaan sudah pernah diadakan penelitian, sifatnya masih
penelitian pendahuluan (preliminary survey). Sedangkan pada
tahap analisis sistem, penelitiannya bersifat penelitian terinci
(detailed survey).

18
Analis sistem perlu mempelajari apa dan bagaimana operasi
dari sistem yang ada sebelum mencoba untuk menganalisis
permasalahan, kelemahan dan kebutuhan pemakai sistem untuk
dapat memberikan rekomendasi pemecahannya. Sejumlah data
perlu dikumpulkan, dengan menggunakan teknik pengumpulan
data yang ada, yaitu wawancara, oberservasi, daftar pertanyaan
dan pengambilan sampel. Tugas yang perlu dilakukan di langkah
ini adalah:

1. Menentukan jenis penelitian


Jenis penelitian perlu ditentukan untuk masing-masing titik
keputusan yang akan diteliti. Jenis penelitian tergantung dari
jenis data yang diperoleh, dapat berupa data tentang operasi
sistem, data tentang perlengkapan sistem, pengendalian
sistem, atau I/O yang digunakan oleh sistem.

2. Merencanakan jadwal penelitian


Supaya penelitian dapat dilakukan secara efisien dan efektif,
maka jadwal penelitian harus direncanakan terlebih dahulu
yang meliputi :

a. Dimana penelitian akan dilakukan


b. Apa dan siapa yang akan diteliti
c. Siapa yang akan meneliti
d. Kapan penelitian dilakukan
Dari rencana jadwal ini, berikutnya ditentukan ke dalam jenis
penelitiannya masing-masing.

a. Mengatur jadwal wawancara


b. Mengatur jadwal observasi
c. Mengatur jadwal pengambilan sampel

19
3. Membuat penugasan penelitian
Setelah rencana jadwal penelitian dibuat, maka tugas
dilanjutkan dengan menentukan tugas dari masingmasing
anggota tim analis sistem, yang ditentukan oleh
koordinator analis sistem melalui surat penugasan dengan
menyertakan lampiran kegiatan penelitian yang harus
dilakukan.

4. Membuat agenda wawancara


Sebelum wawancara dilakukan, waktu dan materi
wawancara perlu didiskusikan. Rencana ini dapat ditulis
di agenda wawancara dan dibawa selama wawancara
berlangsung. Tujuannya adalah supaya wawancara dapat
diselesaikan tepat pada waktunya dan tidak ada materi
yang terlewatkan.

5. Mengumpulkan hasil penelitian


Fakta atau data yang diperoleh dari hasil penelitian harus
dikumpulkan sebagai suatu dokumentasi sistem lama,
yaitu:

a. Waktu untuk melakukan suatu kegiatan


b. Kesalahan melakukan kegiatan di sistem yang lama
c. Pengambilan sampel
d. Formulir dan laporan yang dihasilkan oleh sistem
lama
e. Elemen-elemen data
f. Teknologi yang digunakan di sistem lama
g. Kebutuhan informasi pemakai sistem/manajemen

20
 Analyze, yaitu Menganalisis Sistem
1. Menganalisis Kelemahan Sistem
Penelitian dilakukan untuk menjawab pertanyaan:
a. Apa yang dikerjakan?
b. Bagaimana mengerjakannya?
c. Siapa yang mengerjakan?
d. Dimana dikerjakan?
Menganalisis kelemahan sistem sebaliknya dilakukan
untuk menjawab pertanyaan:
a. Mengapa dikerjakan?
b. Perlukah dikerjakan?
c. Apakah telah dikerjakan dengan baik?
Sasaran yang diinginkan oleh sistem yang baru ditentukan
oleh kriteria penilaian sebagai berikut : relevance, capacity,
efficiency, timeliness, accessibility, flexibility, accuracy,
reliability, security, economy, simplicity.
Berdasarkan pertanyaan dan kriteria ini, selanjutnya analis
sistem akan dapat melakukan analis dari hasil penelitian
dengan baik untuk menemukan kelemahan dan
permasalahan dari sistem yang ada.
Analisa yang dilakukan meliputi:

21
Tabel 2. Analisa Sistem
Analisa Daftar Pertanyaan
Distribusi Pekerjaan a. Apakah tugas dan tanggung
jawab telah didefinisikan dan
diterapkan dengan jelas?
b. Apakah telah didistribusikan
dengan efektif untuk
masingmasing personil dan unit
organisasi?

Pengukuran Pekerjaan a. Apakah kebijakan dan prosedur


telah dipahami dan diikuti?
b.Apakah produktivitas karyawan
memuaskan?
c. Apakah unit-unit organisasi telah

bekerja sama dan terkoordinasi


dengan baik menjadi arus data
dengan lancar?
d.Apakah terjadi operasi yang
tumpang tindih?
e. Apakah volume puncak dari data
dapat ditangani dengan baik?
f. Apakah terdapat standar kinerja
yang baik dan selalu mutakhir?

22
Keandaian a. Apakah jumlah kesalahan yang
terjadi di masing-masing
operasi diminimumkan?
b. Apakah operas-operasi telah
direncanakan dengan baik dan
terkendali?

Dokumen a. Seberapa perlu


dokumendokumen yang ada?
b. Apakah masing-masing Apakah
dokumen telah dirancang untuk
penggunaan yang elektif?
c. Apakah tembusan dan dokumen
perlu?

Laporan a. Dapatkah laporan dipersiapkan


dengan mudah dari file dan
dokumen yang ada?
b. Apakah terdapat duplikasi di
file catatan dan laporan?

Teknologi a. Apakah fasilitas dari sistem


informasi (personil, peralatan,
dan fasilitas lain) cukup untuk

menangani volume rata-rata data


tanpa terjadi penundaan yang
berarti?

2. Menganalisis Kebutuhan Informasi Pemakai/Manajemen Tugas


lain dari analis sistem yang diperlukan sehubungan dengan
sasaran utama sistem informasi, yaitu menyediakan informasi
yang dibutuhkan bagi para pemakainya perlu dianalisis.

23
 Report, yaitu Membuat Laporan Hasil Analisis

Laporan hasil analisis diserahkan ke Panitia Pengarah (Steering


Committee) yang nantinya akan diteruskan ke manajemen. Pihak
manajemen bersama-sama dengan panitia pengarah dan pemakai
sistem akan mempelajari temuantemuan dan analis yang telah
dilakukan oleh analis sistem yang disajikan dalam laporan ini.
Tujuan utama dari penyerahan laporan ini kepada manajemen
adalah:

1. Analisis telah selesai dilakukan


Meluruskan kesalah-pengertian mengenai apa yang telah
ditemukan dan dianalisis oleh analis sistem tetapi tidak sesuai
menurut manajemen
2. Meminta pendapat dan saran dari pihak manajemen
3. Meminta persetujuan kepada pihak manajemen untuk
melakukan tindakan selanjutnya (dapat berupa meneruskan ke
tahap desain sistem atau menghentikan proyek bila dipandang
tidak layak lagi)

Semua hasil yang didapat dari penelitian perlu dilampirkan pada


laporan hasil analisis ini, sehingga manajemen dan user dapat
memeriksa kembali kebenaran data yang telah diperoleh.
Untuk masing-masing langkah ini, beberapa tugas perlu dilakukan
oleh analis sistem. Supaya memudahkan untuk melakukan koordinasi
dan pengawasan, koordinator tim analis dapat membuat suatu kertas
kerja yang memuat tugas-tugas yang harus dikerjakan untuk
masing-masing langkah analisis sistem ini.

24
2.2.7 Pengetahuan dan Keahlian yang Diperlukan Analis Sistem1

Analis sistem harus mempunyai pengetahuan yang luas dan keahlian


yang khusus. Beberapa analis sistem setuju bahwa
pengetahuan-pengetahuan dan keahlian berikut ini sangat diperlukan
bagi seorang analis sistem yang baik :

 Pengetahuan dan Keahlian tentang Teknik Pengolahan


Data, Teknologi Komputer dan Pemrograman
Komputer
Keahlian teknik yang harus dimiliki adalah termasuk keahlian
dalam penggunaan alat dan teknik untuk pengembangan
perangkat lunak aplikasi serta keahlian dalam menggunakan
computer. Pengetahun teknik yang harus dimiliki meliputi
pengetahuan tentang perangkat keras computer, teknologi
komunikasi data, bahasa-bahasa computer, sistem operasi,
utilites dan paket-paket perangkat lunak lainnya.

 Pengetahun tentang Kesehatan secara Umum

Aplikasi bisnis merupakan aplikasi yang sekarang paling


banyak diterapkan, maka analis sistem harus mempunyai
pengetahuan tentang ini. Pengetahuan ini dibutuhkan supaya
analis sistem dapat berkomunikasi dengan pemakai sistem.
Pengetahun tentang sistem informasi kesehatan.

 Pengetahun tentang Metode Kuantitatif

Dalam membangun model-model aplikasi, analis sistem


banyak menggunakan metode-metode kuantitatif, seperti
misalnya pemrograman linier (linier programming),

25
pemrograman dinamik (dynamic programming), regresi
(regression), network, pohon keputusan (decision tree), trend,
simulasi dan lain sebagainya.

 Keahlian Pemecahan Masalah

Analis sistem harus mempunyai kemampuan untuk meletakkan


permasalahan-permasalahan kompleks yang dihadapi oleh
bisnis, memecah-mecah masalah tersebut ke dalam
bagian-bagiannya, menganalisisnya dan kemudian harus dapat
merangkainya kembali menjadi suatu sistem yang dapat
mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut.

 Keahlian Komunikasi Antar Personil


Analis sistem harus mempunyai kemampuan untuk
mengadakan komunikasi baik secara tertulis. Keahlian ini
diperlukan di dalam wawacara, presentasi, rapat dan
pembuatan lapoaran-laporan.

 Keahlian Membina Hubungan antar Personil

Manusia merupakan faktor yang kritis didalam sistem dan


watak manusia satu dengan yang lainnya berbeda. Analis
sistem yang kaku dalam membina hubungan kerja dengan
personil-personil lainnya yang terlibat, akan membuat
pekerjaannya menjadi tidak efektif. Apalagi bila analis sistem
tidak dapat membina hubungan yang baik dengan pemakai
sistem, maka akan tidak mendapat dukungan dari pemakai
sistem atau manajemen dan kecenderungan pemakai sistem
akan mempersulitnya.

26
2.2.8. Tim Pengembangan Sistem1

Dalam proyek pengembangan sistem yang kecil dan sederhana,


kemungkinan hanya ada seorang analis sistem yang merangkap
sebagai pemrogram (analis/pemrogram) atau seorang pemrogram yang
merangkap sebagai analis sistem (pemrogram/analis). Akan tetapi
untuk proyek pengembangan sistem yang besar atau kompleks,
pekerjaan ini biasanya dilakukan oleh sejumlah orang dalam bentuk
tim. Anggota dari tim pengembangan sistem ini tergantung dari besar
kecilnya ruang lingkup proyek yang akan ditangani.

 Manajer Analis Sistem

Manajer analis sistem (manager of system analysis) ini disebut


juga sebagai coordinator proyek dan mempunyai tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut:

1. Sebagai ketua/ coordinator tim pengembangan sistem


2. Mengarahkan,mengontrol dan mengatur anggota tim
pengembangan sistem lainnya
3. Membuat jadwal pelaksanaan proyek pengembangan
sistem yang akan dilakukan
4. Bertanggung jawab dalam mendefinisikan masalah,studi
kelayakan, disain sistem dan penerapananya.
5. Memberikan rekomendasi-rekomendasi perbaikan sistem
6. Mewakili tim untuk berhubungan dengan pemakai sistem
dalam hal perundingan-perunndingan dan
pemberianpemberian nasehat kepada manajemen dan
pemakai sistem.
7. Membuat laporan-laporan kemajuan proyek (progress report)
8. Mengkaji ulang dan memeriksa kembali hasil kerja dari tim.

27
 Ketua Analis Sistem
Ketua analis sistem (lead system analyst) biasanya menjabat
sebagai wakil dari manajer analisis sistem.Tugasnya adalah
membantu tugas dari manajer analisis sistem dan mewakilinya
bila manajer analis sistem berhalangan.

 Analis Sistem Senior


Analis sisten senior (senior system analyst) merupakan analis
sistem yang sudah berpengaalaman.

 Analis sistem
Analis sistem (system analyst) merupakan analis sistem yang
cukup berpengalaman dan dapat bekerja sendiri tanpa
bimbingan dari analis sistem senior.

 Analis Sistem Junior


Analis sistem junior (junior system analyst) merupakan analis
sistem yang belum berpengalaman dan masih membutuhkan
bimbingan-bimbingan dari analis sistem yang lebih senior.
Analis sistem junior ini sering juga disebut dengan analis sistem
yang masih dilatih (system analyst trainee).

 Pemrogram Aplikasi Senior


Permograman aplikasi senior (senior application programmer)
merupakan pemrigraman computer yang sudah berengalaman
dengan tugas merancang spesifikasi dari program aplikasi dan
mengkoordinasi kerja dari pemrogram yang lainnya. Pemrogram
aplikasi senior ini kadang-kadang juga disebut dengan
pemrogram / analis.

28
 Pemrogram Aplikasi
Pemrogram apliaksi (application programmer) merupakan
pemrogram computer yang cukup berpengalaman dan dapat
melakukan tugasnya tanpa harus dibimbing secara langsung lagi.

 Pemrogram Aplikasi Junior


Pemrogram aplikasi junior (junior application programmer)
merupakan pemrogram computer yang belum berpengalaman
dan masih dibawah bimbingan langsung dari pemrogram yang
lebih senior. Pemrogram aplikasi junior biasanya hanya
dilibatkan pada pembuatan modul-modul program yang
sederhana, seperti misalnya pembuatan bentuk-bentuk I/O.
Pemrogram aplikasi junior ini sering juga disebut dengan
pemrogram aplikasi yang masih dilatih (application programmer
trainee).

2.2.9. Analisis PIECES


Analisis PIECES atau analisis (Performance, Information, Economy,
Control, Eficiency ,and Service) adalah analisis sebagai dasar untuk
memperoleh pokok-pokok permasalahan yang lebih spesifik. Dalam
menganalisis sebuah sistem, biasanya akan dilakukan terhadap beberapa
aspek antara lain adalah kinerja, informasi, ekonomi, keamanan aplikasi,
efisiensi, dan pelayanan pelanggan. Analisis PIECES ini sangat penting
untuk dilakukan sebelum mengembangkan sebuah sistem informasi
karena dalam analisis ini biasanya akan ditemukan beberapa masalah
utama maupun masalah yang bersifat gejala dari masalah utama.

29
Dalam bukunya Hanif Al Fatta tentang Analisis dan Perancangan
Sistem Informasi: untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan
Organisasi Modern, dijelaskan bahwa Analisis PIECES terdiri dari enam
variabel evaluasi:

 Analisis Kinerja (Performance)


Adalah kemampuan menyelasaikan tugas pelayanan dengan cepat
sehingga sasaran atau tujuan segera tercapai. Kinerja diukur dengan
jumlah produksi (Troughput) dan waktu tanggap (Respon Time)
dari suatu sistem. Jumlah Produksi adalah jumlah pekerjaan yang
bias diselesaikan selama jangka waktu tertentu. Sedangkan waktu
tanggap adalah waktu tansaksi yang terjadi dalam proses kinerja.

 Analisis Informasi (Information)


Adalah evaluasi kemampuan sistem informasi dalam menghasilkan
nilai atau produk yang bermanfaat untuk menyikapi peluang dalam
menangani masalah yang muncul. Situasi dalam analisis informasi
ini meliputi:
1. Akurasi, informasi harus bebas dari kesalahan dan tidak bias
atau menyesatkan.
2. Relevan, informasi tersebut memiliki manfaat bagi pihak
pemakai maupun pihak pengelola. Dimana relevansi setiap
orang berbeda satu dengan yang lainnya.

 Analisis Ekonomi (Economy)


Adalah Penilaian sistem atas biaya dan keuntungan yang akan
didapatkan dari sistem yang diterapkan. Sistem ini akan
memberikan penghematan operasional dan keuntungan bagi
instansi atau perusahaan. Hal yang diperlukan dalam analisis ini

30
meliputi biaya berupa biaya tidak diketahui, biaya tidak dapat
dilacak ke sumber, dan biaya terlalu tinggi serta keuntungan
berupa pasar-pasar baru dapat dieksplorasi, pemasaran saat ini
dapat diperbaiki, dan pesanan-pesanan dapat ditingkatkan.

 Analisis Keamanan (Controling)


Adalah Sistem keamanan yang digunakan harus dapat
mengamankan data dari kerusakan, misalnya dengan membeck up
data. Selain itu sistem keamanan juga harus dapat mengamankan
data dari akses yang tidak diizinkan. Analisis ini meliputi
pengawasan dan pengendalian. Adapun hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah:

1. Keamanan atau kontrol yang lemah


a. Input data tidak diedit dengan cukup.
b. Kejahatan (misalnya, penggelapan atau pencurian) terhadap
data.
c. Pelanggaran etika pada data atau informasi. Misalnya, data
atau informasi diakses orang yang tidak berwenang.
d. Data tersimpan secara berlebihan, tidak konsisten pada
dokumen atau database yang berbeda.
e. Pelanggaran peraturan atau panduan privasi data.
f. Terjadi error saat pemrosesan (oleh manusia, mesin, atau
perangkat lunak).
g. Terjadi error saat membuat keputusan.
2. Kontrol atau keamanan berlebihan.
a. Prosedur birokratis memperlamban sistem.
b. Pengendalian yang berlebihan mengganggu para pelanggan
atau karyawan.

31
c. Pengendalian berlebihan menyebabkan penundaan
pemrosesan.

 Analisis Efisiensi (Eficiency)


Adalah sumber daya yang ada guna meminimalkan pemborosan.
Efesiensi dari sistem yang dikembangkan adalah pemakaian
secara maksimal terhadap sumber daya infrastuktur, dan sumber
daya manusia. Serta efesiensi juga menganalisis keterlambatan
pengolahan data yang terjadi. Berikut adalah indikasi bahwa suatu
sistem dapat dikatakan tidak efisien:
1. Banyak waktu yang terbuang pada aktivitas sumber daya
manusia, mesin, atau komputer.
2. Data dimasukkan atau disalin secara berlebihan.
3. Data diproses secara berlebihan.
4. Informasi dihasilkan secara berlebihan.
5. Usaha yang dibutuhkan untuk tugas-tugas terlalu berlebihan.
6. Material yang dibutuhkan untuk tugas-tugas terlalu
berlebihan.

 Analisis Layanan (Service)


Adalah mengkoordinasikan aktifitas dalam pelayanan yang ingin
dicapai sehingga tujuan dan sasaran pelayanan dapat capai. Berikut
kriteria penilaian dimana kualitas sustu sistem dapat dikatakan
buruk:
1. Sistem menghasilkan produk yang tidak akurat.
2. Sistem menghasilkan produk yang tidak konsisten.
3. Sistem menghasilkan produk yang tidak dipercaya.
4. Sistem tidak mudah dipelajari.
5. Sistem tidak mudah digunakan.

32
6. Sistem tidak fleksibel.

Berdasarkan uraian diatas, analisis sistem dilakukan untuk


menghasilkan suatu laporan tertulis yang digunakan untuk
mengidentifikasi masalah dari suatu sistem yang diterapkan guna
mendapatkan gambaran tentang keadaan sistem yang sedang
diterapkan. Hal ini, untuk menyelesaikan maslah yang terjadi dan
sebagai referensi bagi pemimpin dalam pengambilan keputusan.

2.2.10 Analisis TELOS


 Definisi Analisis TELOS
Studi kelayakan adalah proses yang cukup penting untuk
dilaksanakan ketika membangun sebuah sistem. Hal ini
dilakukan untuk menilai apakah sistem layak untuk
dikembangkan dengan mempertimbangankan beberapa aspek
seperti kelayakan ekonomi, teknik,operasi,waktu dan hukum.
Studi kelayakan yang terdiri dari lima macam kelayakan
tersebut disebut TELOS (Technical, Economic, Law,
Operational, dan Schedule).

1. Kelayakan Teknik (Technical Feasibility) Kelayakan


teknis melihat kebutuhan sistem yang telah disusun dari
aspek teknologi yang akan digunakan. Kelayakan teknis
berfokus pada apakah sistem dapat dibangun dengan
memeriksa resiko yang terkait dengan keakraban pengguna
dan analis dengan aplikasi, keakraban dengan teknologi
dan kompatibilitas sistem yang akan dibangun dengan
sistem yang ada. Kelayakan teknis ini menyangkut
infrastruktur yang ada di dalam organisasi tersebut.

33
Infrastruktur ini biasanya mencakup ketersediaan teknologi
di pasaran.

2. Kelayakan Ekonomi (Economic Feasibility) Kelayakan


ekonomi berfokus pada apakah sistem harus dibangun
dengan didalamnya terdapat analisis biaya dan manfaat.
Apabila manfaat yang diberikan oleh sistem tersebut lebih
besar daripada biaya yang dikeluarkan, maka sistem
tersebut dinilai layak dari segi ekonomi. Kelayakan
ekonomi berhubungan dengan return investmen atau
berapa lama biaya investasi dapat kembali.

3. Kelayakan Hukum (Law Feasibility)


Kelayakan hukum berhubungan dengan legalitas dari sistem
yang dikembangkan dengan mempertimbangkan dampak
hukum yang akan ditimbulkan. Berhubungan dengan lisensi
perangkat lunak yang dipakai dalam proses pengembangan.
Hal ini merupakan hal yang penting mengingat biasanya
terdapat banyak keluhan dari para pengguna mengenai
sistem yang dikembangkan.

4. Kelayakan Operasional (Operational Feasibility)


Kelayakan operasional fokus kepada penilaian apakah
sistem yang dikembangkan akan dapat dipakai dengan baik
atau tidak oleh pengguna. Masalah yang biasa muncul
dalam penilaian kelayakan operasional sebuah sistem
biasanya karena para pengguna merasa kesulitan beralih ke
sistem yang baru. Kelayakan kerja operasional dapat
dinilai dengan kerangka kerja PIECES yang dikembangkan
oleh James Wetherbe yang dapat dipakai untuk mengukur

34
kemampuan sistem dalam penggunaannya pada organisasi.
Kerangka PIECES meliputi performance, information,
economy,control,efficiency,services.

5. Kelayakan Waktu (Schedule Feasibility) Kelayakan waktu


berhubungan dengan batas waktu pengembangan sistem
yang telah ditetapkan dan disepakati oleh manajemen
dalam organisasi dan pengemban sistem. Dalam
menentukan kelayakan waktu biasanya dilakukan
penjadwalan dalam beberapa tahap pengembangan mulai
dari perancangan hingga implementasi. Kemudian
ditentukan apakah jangka waktu yang direncanakan
tersebut disepakati atau tidak.

 Penilaian Faktor Kelayakan TELOS

1. Menilai Kelayakan Teknik


Jika dalam sistem yang hendak dikembangkan
menggunakan teknologi yang stabil dan sudah diketahui
atau dipakai secara umum maka nilai kelayakan teknik
antara 9.5 sampai 10. Namun jika teknologi tersebut
dianggap baru atau belum dipakai secara umum sehingga
butuh keluaran terbaru dari pemasok maka penilaian antara
6 sampai 8.

2. Menilai Kelayakan Ekonomi


Kelayakan ekonomi menilai apakah ada dukungan secara
ekonomi oleh manajemen dalam pengembangan sistem. Jika
manajemen memberikan indikasi bahwa mereka mendukung
sistem tersebut tapi dana belum bisa disediakan maka

35
penilaian kelayakan antara 5 sampai 8. Jika dana yang
diperlukan telah diberikan maka penilaian berkisar 9 sampai
10.

3. Menilai Kelayakan Hukum


Biasanya legalitas dari suatu proyek bukan sebuah
permasalahan. Sehingga nilai kelayakan ini sangat mungkin
bernilai 10. Namun jika data yang dimiliki bernilai sensitif
yang berakibat managemen berurusan dengan hukum
dikarenakan kesalahan terhadap data maka penilaian
kelayakan 9.5.

4. Menilai Kelayakan Operasional


Penilaian kelayakan operasional menilai adanya pengguna
yang terlatih dengan baik dan berdedikasi untuk
menjalankan sistem. Namun jika pengguna adalah pengguna
yang tidak terlatih dengan baik sehubungan dengan kinerja
mereka maka penilaian kelayakan 7.

5. Menilai Kelayakan Waktu


Pengukuran kesalahan estimasi waktu adalah kunci
keberhasilan Jika sistem terlihat sederhana, standar dan
berbasis local dimana total waktu pengembangan diukur
dalam jam atau hari maka kesalahan perkiraan (etimation
error) yang dibutuhkan dalam perancangan dan
implementasi menjadi kecil. Tetapi jika sistem adalah
enterprise wide membutuhkan toal waktu dalam tahun maka
probabilitas kesalahan estimasi semakin tinggi.

Nilai akhir dari faktor kelayakan TELOS didapatkan


dengan menjumlah hasil nilai dari setiap faktor kelayakan

36
kemudian dibagi dengan jumlah faktor kelayakan. Semakin
rendah rate (nilai) faktor kelayakan TELOS, semakin tinggi
resiko pengembangan sistem. Begitu pula sebaliknya.

37
2.3. Rancangan Sistem

Analisis sistem didefinisikan sebagai bagaimana memahami dan


menspesifikasi dengan detail apa yang harus dilakukan oleh system. Sementara
system design diartikan sebagai menjelaskan dengan detail bagaimana bagia-bagian
dari system informasi diimplementasikan. Dengan demikian, analisis dan desain
system informasi (ANSI) bias didefinisikan sebagai proses organisasional
kompleks dimana system informasi berbasis computer diimplementasikan. Atau
bias diringkas sebagai berikut:1
Analysis : Mendefinisikan masalah
 From requirements to specification
Design : Memecahkan masalah
 From specification to implementation
Ada pertanyaan kunci, mengapa urutan tahapan-tahapan dalam ANSI
menjadi sangat penting. Ada beberapa alasan spesifik. Pertama, kesuksesan suatu
sistem informasi tergantung pada analisis dan perancangan yang baik. Tahapan
analisis akan menentukan masalah apa yang harus diselesaikan pada organisasi atau
perusahaan. Kesalahan dalam tahap ini akan mengakibatkan masalah tetap ada
walaupun system informasi telah diimplementasikan. Sementara tahap desain akan
sangat menentukan seperti apa system akan berfungsi. Walaupun pada tahapan
analisis masalah utama sudah terpetakan dengan benar, kesalahn desain akan
mengakibatkan kegagalan penyelesaian masalh oleh sistem komputer. Dengan
demikian, dua langkah ini adalah langkah sangat menentukan untuk pengembangan
sistem.1
Kedua, metode ANSI merupakan metode yang cukup lama dipakai untuk
membangun perangkat lunak konvesional. Dengan demikian, kesahihan
langkah-langkah baku yang ada asudah teruji. Metode ini juga telah digunakan
secara luas di berbagai industri (teknologi yang telah teruji).1

38
Ketiga, ANSI menawarkan profesi baru sebagai seorang analis. Stakeholder
akan bertanggung jawab pada pelaksanaan seluruh tahapan ANSI adalah seorang
analis. Sistem analis adalah profesi yang menantang karena menggabungkan
banyak keahlian seperti analisis, teknis, interpersonal, dan manajerial. Hal ini bisa
dilihat dari tanggung jawab seorang analis berdasarkan pendekatan ANSI, yang
meliputi :1
a. Bagaimana membangun sistem informasi
b. Bagaimana menganalisis kebutuhan dari sistem informasi
c. Bagaimana merancang sebuah sistem informasi berbasis komputer
d. Bagaimana memecahkan masalah dalam organisasi melalui sistem
informasi1
Tahapan rancangan adalah tahapan mengubah kebutuhan yang masih berupa
konsep menjadi spesifikasi sistem yang riil. Tahapan rancangan sistem dapat dibagi
menjadi 2 tahap, yaitu rancangan logis dan tahapan rancangan fisik. Adapaun
perbedaan dari keduanya dapat dijelaskan sebagai berikut:1
1. Rancangan Logis1
Rancangan logis adalah bagian dari fase desain dalam SDLC dimana semua
fitur-fitur fungsional dari sistem dipilih dari tahapan analisis dideskripsikan
terpisah dari platform komputer yang nanti digunakan. Hasil dari tahapan ini
adalah :
a. Deskripsi fungksional mengenai data dan proses yang ada dalam sistem
baru
b. Deskripsi yang detail dari spesifikasi sistem, meliputi:
 Input (data apa saja yang menjadi input)
 Output (
 Process
Tahapan ini biasanya menghasilkan beberapa dokumen, di antaranya
dokumen model data, dokumen model proses, rancangan tabel, hierarki antar
modul, sampai desain antar muka dari sitem yang akan dibuat.

39
2. Rancangan Fisik1
Pada bagian ini, spesifikasi logis diubah kedalam detail teknologi dimana
pemrograman dan pengembangan sistem bisa diselesaikan. Pada tahapan
inilah aktifitas coding dilakukan. Adapun output dari sistem ini adalah:
a. Deskripsi teknis, mengenai pilihan teknologi perangkat lunak dan
perangkat keras yang digunakan.
b. Deskripsi yang detail dari spesifikasi sistem meliputi:
 Modul-modul program
 File-file
 Sistem jaringan
 Sistem perangkat lunak
Pada tahapan desain, ada beberapa aktivitas utama yang dilakukan, yaitu:1
a. Merancang dan mengintegrasikan jaringan
b. Merancang arsitektur aplikasi
c. Mendesain antar muka pengguna
d. Mendasin sistem antar muka
e. Mendesain dan mengintegrasikan database
f. Membuat prototype untuk detail dari desain
g. Mendesain dan mengintegrasikan kendali sistem
Menurut Jugiyanto H.M, desain sistem terbagi menjadi desain input dan desain
output. Desain input merupakan masukan sistem yang harus dirancang secara rici
mulai perangkat yang akan digunakan sampai dengan desain yang digunakan
karena jika desain masukan kurang lengkap maka akan berdampak informasi yang
dihasilkan data yang disimpan atau informasi yang dihasilkan juga tidak sesuai
dengan kebutuhan sistem.2
Tujuan dari desain input adalah:
1. Untuk mengefektifkan biaya pemasukan
2. Untuk mencapai keakuratan sistem yang tinggi
3. Menjamin pemasukkan data yang dapat diterima dan dimengerti oleh pemakai2

40
Dalam mendasain input ada beberapa tipe input, yaitu :
1. Eksternal : Pemasukan data berasal dari luar organisani
2. Internal : pemasukan data berasal dari dalam organisasi2
Desain input merupakan hasil yang tidak diabaikan karena keluaran yang
dihasilkan harus memudahkan bagian setiap unsur manusia yang memerlukan2 :
1. Eksternal : Pemasukan data berasal dari luar organisasi
2. Internal : pemasukan data berasal dari dalam organisasi

2.4. Implementasi Sistem


Implementasi sistem adalah suatu proses untuk menempatkan sistem
informasi baru ke dalam sistem yang sudah ada (sistem lama). Pada kesempatan
ini saya akan membahas tahapan dalam melakukan implementasi sistem
informasi. Ada 4 tahap dalam implementasi sistem, yaitu membuat dan menguji
basis data dan jaringan, membuat dan menguji program, memasang dan menguji
sistem baru, serta mengirim sistem baru ke dalam sistem lama.

2.4.1 Membuat dan menguji basis data dan jaringan (pemograman).


Penerapan sistem yang baru atau perbaikan sistem dibuat pada basis data dan
jaringan yang telah ada. Jika penerapan sistem yang baru memerlukan basis data
dan jaringan yang baru atau dimodifikasi, sistem yang baru ini biasanya harus
diimplementasikan sebelum pemasangan program komputer.
Setelah melakukan analisis dan perancangan sistem, programmer melakukan
pemrograman yang merupakan aktivitas membuat program atau sederetan
instruksi yang digunakan untuk mengatur program agar bekerja dan berjalan
sesuai dengan maksud dari instruksi yang diketik.

41
2.4.2 Membuat dan menguji program.
Merupakan tahap pertama untuk siklus pengembangan sistem yang
spesifik bagi programer. Bertujuan untuk mengembangkan rencana yang lebih
terperinci dalam pengembangan dan pengujian program komputer yang baru.
Pengujian program bertujuan untuk menghindari kesalahan yang dibuat.
Adapun kesalahan yang mungkin ditemukan pada proses pengujian program:
a. Pengujian White Box

b. Pengujian Black Box 4.3 Instalansi Program

2.4.3 Memasang dan menguji sistem baru (instalansi).


Tahap ini dilakukan untuk menyakinkan bahwa kebutuhan sistem lama
terpenuhi pada sistem baru.
Setelah program selesai dibuat saatnya dilakuakan instalansi program
cara masuk dalam folder Simpus Rawat Inap, kemudian cari file yang
bertuliskan SETUP.exe kemudiandouble click atau enter.
a)Pengetesan Sistem, Pengujian sistem bertujuan untuk mengetahui bahwa
komponen-komponen sudah berfungsi dengan baik dan untuk
mengetahui kelemahan atau kesalahan sehingga perlu dilakukan
perbaikan.

b) Pelatihan Personil,Tahap pelatihan karyawan mencakup beberapa hal


sebagai berikut:

Pengenalan tentang gambaran umum sistem baru yang akan


diberlakukan, Pengenalan tersebut menyangkut apa saja yang baru
dalam sistem tersebut, latar belakang diberlakukan sistem yang baru,
perbedaan sistem baru dengan sistem yang lama, serta kelebihan dan
kelemahan sistem baru dengan dibandingkan dengan sistem yang telah
ada.

42
 Latihan atau simulasi untuk menjalankan prosedur-prosedur bar
yang mungkin diterapkan dalam sistem misalnya yang
menyangkut alur dokumen dalam sistem, personel-personel yang
terkait dalam sistem, tugas dan tanggung jawab masing-masing
personel disertai dengan simulasi menjalankan prosedur-prosedur
secara manual.

 Latihan meng operasikan program untuk operator PDE


(prngolahan data elektronk) sistem tersebut. Langkah ini dapat
dijalankan setelah program dibuat. Latihan pengoperasian tersebut
mencakup latihan bagaimana melakukan input data, melakukan
proses data, dan cetak atau menampilkan hasil pengolahannya.

 Pelatihan dalam hal perawatan sistem, disamping diperlukan


seorang maintenance khusus terhadap pemeliharaan program,
semua pihak bagian rawat inap dan rekamedik dalam puskesmas
harus terlibat dalam pemeliharaan sistem baik dari sisi
pemeliharaan perangkat elektronik maupun menjaga arus prosedur
manual yang diterapkan,untuk menghindari penyimpangan yang
mungkin dapat terjadi baik yang disengaja maupun yang tidak
disengaja.

a. Konversi Sistem, Konversi sistem terdapat beberapa


pendekatan salah satunya konversi pararel. Konversi paralel
diterapkan dengan cara mengoperasikan sistem lama dengan
sistem baru secara bersama-sama pada periode waktu tertentu.
Sistem konversi pararel ini berfungsi untuk meyakinkan kinerja
sistem baru telah beroperasi dengan baik dan sesuai dengan
tujuan, sehingga sistem lama akan dihentikan. Keunggulan
sistem ini adalah sistem lama masih dapat dijalankan jika

43
sistem baru tidak sesuai dengan tujuan. Kelemahan sistem ini
adalah biaya yang harus dikeluarkan lebih banyak karena harus
membiayai dua sistem sekaligus. Adapun konversi sistem yang
diterapkan pada Puskesmas Grabag I Kabupaten Magelang
adalah sistem pararel, karena untuk mengantisipasi jika sistem
baru mengalami kendala maka sistem lama masih dapat
dioperasikan.

2.4.4. Mengirim sistem baru ke dalam sistem lama.


Tujuan tahap ini adalah untuk mengubah secara
perlahan-lahan sistem lama menjadi sistem baru.

2.5. Pemeliharaan Sistem

2.5.1. Definisi Pemeliharaan Sisitem

Pemeliharaan sistem informasi adalah suatu upaya untuk memperbaiki,


menjaga, menanggulangi, mengembangkan sistem yang ada. Pemeliharaan ini di
perlukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja sistem yang kita
ada agar dalam penggunaannya dapat optimal.Pemeliharaan sistem merupakan
cara terbaik untuk menjaga efiensi sistem yang sudah ada. Seperti kata pepatah,
lebih baik memelihara dari pada mengganti.
Berikut merupakan beberapa alasan mengapa kita perlu memelihara sistem
yang ada :
a. Agar dapat meningkatkan sistem / kinerja sistem
b. Menyesuaikan dengan perkembangan, agar sistem yang ada tidak
tertinggal,dll.
Pemeliharaan sistem sangatlah penting bagi pengguna sistem.

44
Karena, seringkali penggunaan sistem operasi menjadi tidak aman karena
alasan-alasan seperti :
a. Sistem terinfeksi malware aktif
b. Sistem berkas corrupt
c. Perangkat keras melemah
Untuk mencegah hal-hal tesebut, digunakanlah MOS (maintenance
Operating system) yang berfungsi untuk :
a. Manajemen Malware yang aktif
b. Pemulihan data (recovery) dan perbaikan sistem berkas
c. Diagnosa perangkat keras.
MOS tidak menulis ke disk atau menjalankan kode apapun dari disk, memiliki
akses langsung ke perangkat keras, dan hanya membutuhkan sedikit bagian dari
perangkat keras untuk bekerja dengan sempurna. Selain dengan MOS, kita juga
dapat memelihara sistem (pada windows) dengan cara-cara yang sederhana seperti:
a. Jangan pernah mematikan power sampai sistem benar-benar sudah
shutdown.
b. Buatlah backup data-data yang penting.
c. Lakukan defragment setidaknya satu bulan sekali
d. Sisakan sedikit space kosong di partisi tempat sistem operasi berada.
e. Gunakan firewall jika anda terkoneksi dengan jaringan.
f. Lakukan pengecekan virus secara rutin.

2.5.2. Jenis – jenis Pemeliharaan Sistem

a. Pemeliharaan Korektif
adalah pemeliharaan yang mengkoreksi kesalahan –kesalahan yang ditemukan pada
sistem, pada saat sistem dijalankan / berjalan.

45
b. Pemeliharaan Adaptif
Yaitu pemelihaaan yang bertujuan untuk menyesuaikan perubahan yang terjadi

c. Pemeliharaan Perfektif
Pemeliharaan ini bertujuan untuk menigkatkan cara kerja
suatu siste

d. Pemeliharaan Preventif
Pemeliharaan ini bertujuan untuk menangani masalah – masalah yang ada

2.5.3. System Maintenance Life Cycle (SMLC)


a. Permintaan Perubahan
b. Mengubah permohonan pemeliharaan menjadi suatu perubahan
c. Menspesifikasi perubahan
d. Membangun pengganti
e. Menguji pengganti
f. Melatihpenggunadanmelakukantespenerimaan,Dll.

2.5.4. Prosedur Pemeliharaan Sistem

a. SDLC (System Development Life Cycle) dan SWDLC (Software


Development Life Cycle)
SDLC (System Development Life Cycle) adalah siklus hidup pengembangan
sistem yang menggambarkan tahapan utama dan langkah- langkah di dalam
tahapan tersebut untuk proses pengembangannya.SLDC dapat dikatakan sebagai
suatu proses berkesinambungan untuk menciptakan atau merubah sebuah sistem,
merupakan sebuah model atau metodologi yang di gunakan untuk melakukan
pengambangan sistem. Setiap pengembang mempunyai strategi yang berlainan,

46
namun demikian, pada dasarnya siklus hidup pengembangan sistem informasi
terdapat 5 tahapan :
1. Perencaan Sistem (System Planning)
2. Analisis Sistem (System Analysis)
3. Perangcangan Sistem (System Design)
4. Implementasi Sistem (System Implementation)
5. Penggunaan Sistem (System Utilizaton)

SWLDC (Software Development Life Cycle) menjadi komponen siklus hidup dari
SDLC. Dalam sistem yang memerlukan perngkat lunak yang didasarkan pada
rancangan sistem yang diciptakan oleh SDLC. Aplikasi yang professional dalam
SDLC dan SWDLC dan teknik maupun perangkat modeling yang mendukungnya
adalah hal-hal keseluruhan yang terbaik yang dapat seseorang lakukan untuk
meningkatkan maintainabilitas system.

b. Definisi Data Standar


Trend ke arah sistem manajemen database relasional mendasari dorongan ke
normalisasi data dan definisi data standart.

c. Bahasa Pemrograman Standar


Penggunaan bahasa pemrograman standart, misalnya C atau COBOL,akan
mempermudah pekerjaan pemeliharaan.

d. Rancangan Moduler
Programer pemeliharaan dapat mengganti modul program jauh lebih mudah
daripada jika ia berurusan dengan kedeluruhan program.

47
e. Modul yang Dapat Digunakan Kembali
Modul biasa dari kode yang dapat digunakan kembali,dapat diakses oleh semua
aplikasi yang memerlukannya. Dokumentasi standar Diperlukan
system,pemakai,perangkat lunak dan dokumentasi operasiyang standart sehingga
semua informasi yang diperlukan untuk beroperasi dan pemeliharaan aplikasi
khusus akan tersedia. Kontrol sentral Semua program,dokumentasi dan data test
seharusnya diinstal dalam penyimpanan pusat dari system CASE (Computer-Aided
Softtware Engineering atau computer Assisted Software Enginering).

2.5.5 Mengelola Pemeliharaan Sistem


Tantangan mengelola pemeliharaan sistem adalah sama dengan tantangan
mengelola usaha-usaha lain,yaitu tantangan untuk mengelola manusia. Prioritas
untuk mengarahkan pemeliharaan sistem adalah mengumpulkan sekelompok
pemelihara yang berkompeten dan termotivasi,serta menyuplai mereka dengan
perngkat dan sumber-sumber untuk melakukan pemeliaraan sistem yang terjadwal
maupun yang tidak terjadwal. Pemeliharaan sistem terjadwal dapat dibuat menurut
kalender atau diagram gantt.Pemeliharaan tidak terjadwal biasanya dilakukan atas
inisiatif pemakai dan operator. Bagaimanapun juga pihak manajemen seharusnya
menetapkan suatu cara untuk mengawali,merekam,dan mengevaluasi aktivitas
pemeliharaan. Dengan melalui evaluasi kegiatan pemeliharaan,seorang manager
akhirnya dapat mengoptimalkan program pemeliharaan sistem secara keseluruhan.
(Hakam, 2016)
Pemeliharaan sebuah sistem teknologi informasi dapat dikatakan sebagian besar
bergantung pada ketersediaan sumber daya manusia di bidang IT yang memiliki
kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan dan kompleksitas sistim yang dimiliki.
Alternatif yang terbaik bila perusahaan tidak ingin direpotkan dengan
permasalahan di bidang IT yang hanya dianggap sebagai bidang penunjang adalah
dengan menjalin kontrak pemeliharaan dengan perusahaan di bidang jasa teknologi
informasi.

48
Tahap pemeliharaan dilakukan setelah tahap implementasi. Sistem baru yang
berjalan digunakan sesuai dengan keperluan organisasi. Selama masa hidupnya,
sistem secara periodik akan ditinjau. Perubahan dilakukan jika muncul masalah
atau jika ternyata ada kebutuhan baru. Selanjutnya, organisasi akan menggunakan
sistem yang telah diperbaiki tersebut. Pemeliharaan Sistem meliputi:

49
a. System Back-Up
Membuat Salinan/copy untuk data-data penting perusahaan yang ada pada
computer user maupun server ke dalam backup storage (External Disk).

b. System Optimization
Melakukan Defragmentasi data dan membuang sampah- sampah yang ada pada
computer, serta memperbaiki kesalahan setting sehingga computer dapat berjalan
normal.

c. System Rebuild
Membangun dan menata ulang kembali system yang rusak oleh faktor yang tidak
disengaja, agar system dapat bekerja normal kembali.

d. System Upgrade
Menambah fungsi, memperbaharui system yang ada sesuai dengan kebutuhan
pelanggan, serta melakukan testing stabilitas untuk hardware dan software.

e. Training dan Pelatihan


Memberikan Pengarahan dan konsultasi kepada operator computer, sehingga
operator dapat mengoperasikan computer sesuai dengan prosedur pengoperasian
komputer yang baik dan benar.

f. Update Anti Virus & Pembersihan Virus


Melakukan Update Definition file Anti Virus sehingga anti virus yang ada dapat
memproteksi komputer dari serangan virus baik virus lam amaupun baru, dan juga
melakukan scaning virus serta membersihkan komputer dari Virus.

50
g. System Security
Pemasangan firewall dan sistem authentifikasi untuk pengamanan system dan data
penting perusahaan dari orang luar yang tidak berkepentingan.Langkah-langkah
pemeliharaan sistem terdiri atas:

- Penggunaan Sistem, Yaitu menggunakan sistem sesuai dengan fungsi tugasnya


masing-masing untuk operasi rutin atau sehari-hari.b) Audit Sistem, Yaitu
melakukan penggunaan dan penelitian formal untuk menentukan seberapa baik
sistem baru dapat memenuhi kriteria kinerja. Hal semacam ini disebut penelaahan
setelah penerapan dan dapat dilakukan oleh seorang auditor internal.
- Penjagaan Sistem, Yaitu melakukan pemantauan untuk pemeriksaan rutin
sehingga sistem tetap beroperasi dengan baik. Selain itu juga untuk menjaga
kemutakhiran sistem jika sewaktu-waktu terjadi perubahan lingkungan sistem atau
modifikasi rancangan software.
- Perbaikan Sistem, Yaitu melakukan perbaikan jika dalam operasi terjadi
kesalahan (bugs) dalam program atau kelemahan rancangan yang tidak terdeteksi
saat tahap pengujian sistem.
- Peningkatan Sistem, Yaitu melakukan modifikasi terhadap sistem ketika terdapat
potensi peningkatan sistem setelah sistem berjalan beberapa waktu, biasanya
adanya potensi peningkatan sistem tersebut terlihat oleh manajer kemudian
diteruskan kepada spesialis informasi untuk dilakukan modifikasi sesuai keinginan
manajer.

51
2.6. Peningkatan Sistem
Peningkatan sistem, meningktakan pengelolaan data kesehatan yang
meliputi pengumpulan, penyimpanan, dan analisis data, serta diseminasi
informasi. Sehingga data dan informasi yang tersedia mudah diakses oleh
semua pemangku kepentingan.
Serta melakukan modifikasi terhadap sistem ketika terdapat potensi
peningkatan sistem setelah sistem berjalan beberapa waktu, biasanya adanya
potensi peningkatan sistem tersebut terlihat oleh manajer kemudian diteruskan
kepada spesialis informasi untuk dilakukan modifikasi sesuai keinginan
manajer.
Dalam tahun 2010, Pusat Data dan Informasi giat menyusun Roadmap
untuk penguatan/peningkatan SIK nasional. Inisiatiinisiatif yang
diidentifikasikan di dalam Roadmap 5 tahun ini adalah khusus untuk
menangani tiga permasalahan besar SIK di atas. Informasi lengkap mengenai
inisiatif yang disusun di dalam Roadmap ini bisa dilihat bila Roadmap ini
diterbitkan.
Salah satu inisiatif yang disusun dalam Roadmap ini adalah SIKDA
Generik. Yang jelas, untuk memperkuatkan SIK nasional, adopsi TIK harus
ditingkatkan agar semua dapat berbasis elektronik dan data bisa dikirim dan
diakses dengan cepat dan tepat.
Namun untuk memodernisasikan SIK dengan adopsi TIK memerlukan
investasi yang sangat tinggi karena melibatkan banyak dana untuk perangkat
keras, lunak, implementasi dan operasional. Ini menjadi hambatan utama
(selain faktor lain seperti kekurangan dalam infrastruktur seperti listrik).
Hal tersebut merupakan sebab mengapa implementasi TIK di sektor
Kesehatan masih belum menyeluruh.Dengan alasan ini, Pusdatin mengambil
inisiatif untuk membangun perangkat lunak SIK yang bisa dipakai di
Puskesmas, Rumah Sakit, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Provinsi, dan
di tingkat nasional sebagai Bank Data Kesehatan Nasional yang gratis

52
(berbasis open source) untuk semua. Untuk fase pertama tahun 2011, SIKDA
Generik akan konsentrasi dalam semua modul kecuali modul Rumah Sakit
yang akan dibangun pada fase kedua tahun 2012.
Integrasi mencakup sistem secara teknis (sistem yang bisa
berkomunikasi antar satu sama lain) dan konten (data set yang sama). Bentuk
fisik dari SIK terintegrasi adalah sebuah aplikasi sistem informasi yang
dihubungkan dengan aplikasi lain (aplikasi sistem informasi puskesmas,
aplikasi sistem informasi rumah sakit, dan aplikasi lainnya) sehingga secara
interoperable terjadi pertukaran data antar aplikasi. Pada model ini terdapat 7
komponen yang saling terhubung dan saling terkait, yaitu :
a. Sumber Data Manual
b.Sumber Data Komputerisasi
c. Sistem Informasi Dinas Kesehatan
d.Sistem Informasi Pemangku Kepentingan
e. Bank Data Kesehatan Nasional
f. Penggunaan Data oleh Kementerian Kesehatan
g.Pengguna Data

53
BAB III
PENUTUPAN

3.1. Kesimpulan
Sistem informasi kesehatan harus dibangun untuk mengatasi
kekurangan maupun ketidakkompakan antar badan kesehatan. Dalam
melakukan pengembangan sistem informasi secara umum, ada beberapa
konsep dasar yang harus dipahami oleh para pengembang atau pembuat
rancang bangun sistem informasi (designer). Konsep pengembangan sistem
yang telah dipaparkan dalam makalah antara lain sistem informasi tidak
identik dengan sistem komputerisasi, sistem informasi organisasi adalah suatu
sistem yang dinamis, sistem informasi sebagai suatu sistem harus mengikuti
siklus hidup sistem, daya guna sistem informasi sangat ditentukan oleh
integritas sistem informasi itu sendiri, keberhasilan pengembangan sistem
informasi sangat bergantung pada strategi yang dipilih untuk pengembangan
sistem tersebut, pengembangan sistem informasi organisasi harus
menggunakan pendekatan fungsi dan dilakukan secara menyeluruh (holistik),
informasi telah menjadi aset organisasi, penjabaran sistem sampai ke aplikasi
menggunakan struktur hirarkis yang mudah dipahami. Analis Sistem adalah
orang yang bertanggung jawab untuk mempelajari informasi yang
berhubungan dengan masalah-masalah yang timbul dan mampu memberikan
jalan keluar sesuai dengan masalah yang dihadapi. Rancangan adalah tahapan
mengubah kebutuhan yang masih berupa konsep menjadi spesifikasi sistem
yang riil. Tahapan rancangan sistem dapat dibagi menjadi 2 tahap, yaitu
rancangan logis dan tahapan rancangan fisik. Implementasi sistem adalah
suatu proses untuk menempatkan sistem informasi baru ke dalam sistem yang
sudah ada (sistem lama). Pemeliharaan sistem informasi adalah suatu upaya
untuk memperbaiki, menjaga, menanggulangi, mengembangkan sistem
yang ada. Peningkatan sistem, meningktakan pengelolaan data kesehatan yang

54
meliputi pengumpulan, penyimpanan, dan analisis data, serta diseminasi
informasi. Sehingga data dan informasi yang tersedia mudah diakses oleh
semua pemangku kepentingan.

3.2. Saran

Konsep dan analisis pengembangan sistem sangat diperlukan dalam


pelayanan kesehatan mengingat tujuan dikembangkannya berbagai bentuk
SIK tersebut adalah agar dapat mentransformasi data yang tersedia melalui
sistem pencatatan rutin maupun non rutin menjadi sebuah informasi.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah ilmu dalam pelayanan
kesehatan khususnya kebidanan.

55
DAFTAR PUSTAKA

1. Al Fatta, Hanif. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Untuk


Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern. ANDI.
Yogyakarta
2. Hakim Fahmi. 2016. Analisis, Perancangan, dan Evaluasi Sistem Informasi
Kesehatan. Yogyakarta : Gosyen Publishing (3)
3. Jogiyanto, H.M.. 2005. Analisa dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan
Terstruktur Teori dan Praktik Aplikasi Bisnis. ANDI. Yogyakarta (2)

56

Anda mungkin juga menyukai