Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN TUGAS KELOMPOK

Disusun Guna Memenuhi Tugas Sistem Informasi Kesehatan

Dosen Pengampu: Dr. Drs. Tris Eryando, M.A dan Dr. Tiopan Sipahutar

OLEH:

KELOMPOK 6

ANGGOTA:

1. Cinta Callissta Anggraeni (2006594353)


2. Grace Melissa Tobing (2006535312)
3. Ibnu Muyassar (2006530135)
4. Nurmalita Hartiyana Kusuma W. (2006594523)
5. Ririn Ayudiasari (2006594196)
6. Zakia Nursyafiya Sidik (2006528206)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS INDONESIA

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 1
KATA PENGANTAR 2
BAB I 3
PENDAHULUAN 3
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan 4
BAB II 5
PEMBAHASAN 5
2.1 Pengertian Sistem Informasi RS 5
2.2 Tujuan Sistem Informasi RS 5
2.3 Fungsi Sistem Informasi RS 5
2.4 Subsistem dan Komponen Sistem Informasi RS 6
2.5 Contoh penerapan Sistem Informasi RS 7
2.6 Sistem Pencatatan, Pelaporan, Pengelolaan SIRS 8
2.7 Arsitektur Infrastruktur 10
2.8 Arsitektur Data 11
2.9 Arsitektur Aplikasi 15
2.10 Keamanan Sistem Informasi RS 16
BAB III 18
PENUTUP 18
3.1 Kesimpulan 18
3.2 Saran 18
DAFTAR PUSTAKA 19

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan tugas kelompok yang berjudul “Konsep
Umum Pencatatan Rekam Medis” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan laporan tugas kelompok ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Sistem Informasi Kesehatan (SIK). Selain itu, laporan tugas kelompok ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang bagi para pembaca dan juga bagi
kelompok 6.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Drs. Tris Eryando, M.A. dan Ibu
Dr. Tiopan Sipahutar selaku dosen mata kuliah Sistem Informasi Kesehatan (SIK) yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
tugas kelompok ini.

Kami menyadari laporan tugas kelompok yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 14 Desember 2021

Kelompok 6

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi telah mengubah manusia dalam


menyelesaikan semua pekerjaannya, tidak hanya dalam pekerjaannya saja tetapi dalam
segala aspek kehidupan manusia, seperti pada saat pencarian informasi. Jika dahulu manusia
mencari informasi sebatas pada buku, media cetak, maupun secara lisan, sekarang lebih
banyak mencari informasi tersebut melalui internet. Secara tidak langsung dapat
dikatakan semua serba terkomputerisasi.
Rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan umum membutuhkan
keberadaan suatu sistem informasi yang akurat dan andal, serta cukup memadai untuk
meningkatkan pelayanannya kepada para pasien serta lingkungan yang terkait lainnya.
Dengan lingkup pelayanan yang begitu luas, tentunya banyak sekali permasalahan kompleks
yang terjadi dalam proses pelayanan di rumah sakit. Banyaknya variabel di rumah sakit turut
menentukan kecepatan arus informasi yang dibutuhkan oleh pengguna dan lingkungan rumah
sakit
Pengelolaan data di rumah sakit merupakan salah satu komponen yang penting dalam
mewujudkan suatu sistem informasi di rumah sakit. Pengelolaan data secara manual,
mempunyai banyak kelemahan, selain membutuhkan waktu yang lama, keakuratannya juga
kurang dapat diterima, karena kemungkinan kesalahan sangat besar. Dengan dukungan
teknologi informasi yang ada sekarang ini, pekerjaan pengelolaan data dengan cara manual
dapat digantikan dengan suatu sistem informasi dengan menggunakan komputer. Selain
lebih cepat dan mudah, pengelolaan data juga menjadi lebih akurat.
Saat ini, telah dilakukan perancangan dan pengembangan sistem informasi rumah
sakit berbasis web. Sistem ini digunakan untuk membantu rumah sakit menyediakan
pelayanan dan informasi kesehatan bagi pasien sehingga dapat mendukung kelancaran
kegiatan manajemen di suatu rumah sakit sehari-hari.

3
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan sistem informasi rumah sakit?


2. Apa saja tujuan sistem informasi rumah sakit?
3. Apa saja fungsi sistem informasi rumah sakit?
4. Apa saja pembagian subsistem dan komponen sistem informasi rumah sakit?
5. Bagaimana contoh penerapan sistem informasi rumah sakit?
6. Bagaimana sistem pencatatan, pelaporan, dan pengolahan sistem informasi rumah
sakit?
7. Bagaimana bentuk arsitektur infrastruktur yang ada pada sistem informasi rumah
sakit?
8. Bagaimana bentuk arsitektur data yang ada pada sistem informasi rumah sakit?
9. Bagaimana bentuk arsitektur aplikasi yang ada pada sistem informasi rumah sakit?
10. Bagaimana menjamin keamanan sistem informasi rumah sakit?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui definisi Sistem Informasi Rumah Sakit


2. Mengetahui tujuan Sistem Informasi Rumah Sakit
3. Mengetahui fungsi Sistem Informasi Rumah Sakit
4. Mengetahui subsistem dan komponen Sistem Informasi Rumah Sakit
5. Memahami contoh penerapan Sistem Informasi Rumah Sakit
6. Mengetahui sistem pencatatan, pelaporan, dan pengolahan Sistem Informasi Rumah
Sakit
7. Mengetahui bentuk arsitektur infrastruktur yang ada pada Sistem Informasi Rumah
Sakit
8. Mengetahui bentuk arsitektur data yang ada pada Sistem Informasi Rumah Sakit
9. Mengetahui bentuk arsitektur aplikasi yang ada pada Sistem Informasi Rumah Sakit
10. Memahami arti keamanan Sistem Informasi Rumah Sakit

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Informasi RS

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 82 Tahun 2013 Sistem Informasi


Manajemen Rumah Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Masih dalam peraturan yang sama,
terdapat istilah sistem informasi manajemen rumah sakit suatu sistem teknologi informasi
komunikasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses pelayanan rumah
sakit dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk
memperoleh informasi secara tepat dan akurat, dan merupakan bagian dari sistem informasi
kesehatan. Merujuk pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1171 Tahun 2011 Tentang
Sistem Informasi Rumah Sakit, sistem informasi rumah sakit adalah proses pengumpulan,
pengolahan, dan penyajian data rumah sakit.

2.2 Tujuan Sistem Informasi RS

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1171 Tahun 2011 Tentang Sistem Informasi
Rumah Sakit menyatakan bahwa tujuan dari sistem informasi rumah sakit sebagai berikut:
a. merumuskan kebijakan di bidang perumahsakitan
b. menyajikan informasi rumah sakit secara secara nasional
c. melakukan pemantauan, pengendalian, dan evaluasi penyelenggaraan rumah sakit
secara nasional
Selain itu, berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 82 Tahun 2013 Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit, sistem informasi manajemen rumah sakit bertujuan
untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, profesionalisme, kinerja, serta akses dan pelayanan
rumah sakit.

2.3 Fungsi Sistem Informasi RS

Sistem informasi RS memiliki banyak fungsi dalam penerapannya. Layanan rumah


sakit akan menjadi lebih efisien karena terdapat alur pelaksanaan yang jelas. Pertukaran

5
informasi akan lebih cepat dengan sistem yang terkomputerisasi sehingga tidak perlu
membawa dokumen secara manual. Proses bisnis rumah sakit juga bisa berjalan dengan
lancar karena semua departemen, finansial, administrasi, rekam medis, dan sebagainya
terintegrasi dengan tepat. Pelayanan kepada pasien juga bisa semakin lebih baik karena
rekam medis yang ada bisa diakses dengan cepat. Selain itu, penyajian data bisa dilakukan
secara real time sehingga lebih akurat dan memudahkan pengelolaan sistem.

2.4 Subsistem dan Komponen Sistem Informasi RS


Fungsi utama dari rumah sakit pada umumnya adalah pelayanan kesehatan, serta
pasien sebagai objek dari fungsi utama rumah sakit, dukungan operasional berupa tenaga
kerja, keuangan, sarana dan prasarana, serta sistem manajemen yang dibutuhkan untuk
mengelola suatu rumah sakit. Maka berdasarkan pertimbangan tersebut suatu sistem
informasi rumah sakit terdiri dari beberapa subsistem sebagai berikut:
1. Subsistem Layanan Kesehatan, yang mengelola kegiatan layanan kesehatan.
2. Subsistem Rekam Medis, yang mengelola data pasien.
3. Subsistem Personalia, yang mengelola data maupun aktivitas tenaga medis
maupun tenaga administratif rumah sakit.
4. Subsistem Keuangan, yang mengelola data-data dan transaksi keuangan.
5. Subsistem Sarana/Prasarana, yang mengelola sarana dan prasarana yang ada di
dalam rumah sakit tersebut, termasuk peralatan medis, persediaan obat-obatan
dan bahan habis pakai lainnya.
6. Subsistem Manajemen Rumah Sakit, yang mengelola aktivitas yang ada
didalam rumah sakit tersebut, termasuk pengelolaan data untuk perencaan
jangka panjang, jangka pendek, pengambilan keputusan dan untuk layanan
pihak luar.
Subsistem tersebut kemudian dijabarkan lagi ke dalam modul-modul yang sifatnya
lebih spesifik. Subsistem Layanan Kesehatan dapat dijabarkan lebih lanjut menjadi :
1. Modul Rawat Jalan, yang mengelola data-data dan aktivitas layanan medis
rawat jalan.
2. Modul Rawat Inap, yang mengelola data-data dan aktivitas layanan medis
rawat inap.
3. Modul Layanan Penunjang Medis, termasuk didalamnya tindakan medis,
pemeriksaan laboratorium, dan lainnya.

6
2.5 Contoh penerapan Sistem Informasi RS

1. RSUD Banyumas
Contoh implementasi dari aplikasi SIMRS berbasis web adalah RSUD (Rumah Sakit
Umum Daerah) Banyumas, yang telah menerapkan sistem informasi keperawatan berbasis
komputer. Sistem tersebut menggunakan NANDA (North American Nursing Diagnosis
Association), NIC (Nursing Intervention Classification) dan NOC (Nursing Outcome
Classification) yang dikembangkan oleh staf perawat di RSUD Banyumas. Beberapa bangsal
di rumah sakit tersebut sudah menggunakan perangkat laptop, wifi, dan PC (personal
computer) untuk membuat dokumentasi hasil keperawatan. Dengan memakai perangkat
tersebut dapat mempermudah tenaga medis dalam memonitoring kegiatan pasien yang ingin
berkonsultasi maupun mendapatkan perawatan lebih lanjut. Selain itu, juga dapat
memasukkan data terbaru dengan akurat dan efisien.

Intervensi yang telah dilakukan ke dalam komputer pada setiap bangsal, mampu
mengurangi kesalahan dalam dokumentasi hasil tindakan pemeriksaan yang sudah dilakukan.
Adapun manfaat lain dari sistem ini yaitu meningkatkan kualitas dan meningkatkan
produktivitas kerja, serta memudahkan komunikasi antara tim kesehatan dan klien.

2. RS Margono Soekarjo
Untuk RS Margono Soekarjo saat ini telah mengimplementasikan sistem informasi
berbasis komputer untuk mendukung pelayanan bersifat non-medis, yaitu Computerized
Billing System (CBS). Sistem tersebut merupakan contoh sistem pengolahan transaksi secara
elektronik untuk menangani fungsi pelayanan dalam bidang administrasi dan keuangan.
Sistem ini dapat menjamin tingkat pengelolaan keuangan rumah sakit yang cepat, transparan,
dan bertanggung jawab.

Dengan menerapkan sistem ini, rincian biaya yang harus dibayar dapat lebih mudah
dilihat oleh pasien/keluarga pasien. Dikarenakan mulai dari daftar obat, biaya tindakan
dokter, hingga biaya rawat inap sudah diketahui secara langsung (real-time) melalui tampilan
layar komputer.

3. Klinik Gadjah Mada Medical Center dan RSU PKU Muhammadiyah Bantul

7
Untuk pelayanan yang bersifat medis, contohnya seperti rekam medis berbasis
komputer. Secara prinsip, digunakan untuk dapat mencatat semua data medis, demografis,
serta event setiap pasien di dalam rumah sakit. Nantinya, akan disimpan secara digital dalam
bentuk database (basis data) pada perangkat komputer.

Saat ini, klinik Gadjah Mada Medical Center telah menggunakan rekam medis
berbasis komputer, khusus untuk melayani pasien rawat jalan saja. Aplikasi ini memberikan
kemudahan untuk menyimpan, memperbaharui, dan mencari catatan medis pasien secara
lengkap dan cepat. Aplikasi sistem informasi rekam medis Rumah Sakit Umum PKU
Muhammadiyah Bantul dapat mempersingkat proses pembuatan laporan yaitu mampu
menghasilkan luaran laporan yang valid dan relevan, sesuai dengan data yang diinputkan.

2.6 Sistem Pencatatan, Pelaporan, Pengelolaan SIRS

a. Pencatatan Sistem Informasi Rumah Sakit


Pencatatan sistem informasi rumah sakit adalah pendokumentasian segala informasi
mengenai rumah sakit ke dalam bentuk data. Berdasarkan sifatnya, dapat dibedakan
menjadi catatan yang bersifat kolektif dan catatan yang bersifat individual. Catatan
kolektif adalah kumpulan catatan pasien yang datang ke unit pelayanan sedangkan
catatan individual adalah catatan yang mendokumentasikan segala tindakan medik
yang diberikan kepada seorang pasien.

b. Pelaporan Sistem Informasi Rumah Sakit


Sifat pelaporan SIRS sebagaimana dimaksud PERMENKES RI
No.1171/MENKES/PER/VI/2011 yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Bina Upaya
Kesehatan bahwa formulir pelaporan SIRS terdiri dari 5 rekapitulasi laporan (RL),
yaitu:
1. RL 1 berisikan Data Dasar rumah Sakit
Formulir RL 1 ini terdiri atas 3 bagian, yaitu:
● Formulir Data Dasar Rumah Sakit (Form RL 1.1)
● Formulir Indikator Pelayanan Rumah Sakit (Form RL 1.2)
● Formulir Fasilitas Tempat Rawat Inap (Form RL 1.3)
2. RL 2 berisikan Data ketenagaan

8
Formulir RL 2 merupakan data rekapitulasi semua tenaga yang ditetapkan
resmi bekerja di suatu rumah sakit (full time) berdasarkan jenis kelamin sesuai
dengan keadaan, kebutuhan dan kekurangan dalam rumah sakit tersebut, dan
dilaporkan satu kali dalam setahun paling lambat tanggal 15 bulan Januari
tahun setelah tahun periode pelaporan.
3. RL 3 berisikan Data Kegiatan Pelayanan Rumah Sakit
Formulir RL 3 adalah formulir yang berisikan data kegiatan pelayanan rumah
sakit, yang dilaporkan satu kali dalam setahun, paling lambat tanggal 15 bulan
Januari tahun setelah tahun periode pelaporan. Formulir ini berisikan 15
bagian, yaitu:
● Formulir Data Kegiatan Pelayanan Rawat Inap (Form RL 3.1)
● Formulir pelayanan rawat darurat (Form RL 3.2)
● Formulir Kegiatan Kesehatan Gigi dan Mulut (Form RL 3.3)
● Formulir Kegiatan Kebidanan (Form RL 3.4)
● Formulir Kegiatan Perinatologi (Form RL 3.5)
● Formulir kegiatan pembedahan (Form RL 3.6)
● Formulir Kegiatan Radiologi (Form RL 3.7)
● Formulir Pemeriksaan Laboratorium (Form RL 3.8)
● Formulir Pelayanan Rehabilitasi Medik (Form RL 3.9)
● Formulir Kegiatan Pelayanan Khusus (Form RL 3.10)
● Formulir Kegiatan Kesehatan Jiwa (Form RL 3.11)
● Formulir Kegiatan Keluarga Berencana (Form RL 3.12)
● Formulir Kegiatan Obat, Penulisan, dan Pelayanan Resep (Form RL
3.13)
● Formulir Kegiatan Rujukan (Form RL 3.14)
● Formulir Cara Pembayaran (Form RL 3.15)
4. RL 4 berisikan Data Morbiditas/Mortalitas Pasien
5. RL 5 yang merupakan Data Bulanan

c. Pengolahan Data Rumah Sakit


Pengolahan data dalam sistem informasi rumah sakit yang dilakukan di rumah sakit,
mulai dari Data Kegiatan Pelayanan Rumah Sakit sampai Data Morbiditas dan

9
Mortalitas yang dilakukan dengan dua cara, yaitu pengolahan secara manual dan
pengolahan secara komputerisasi.

2.7 Arsitektur Infrastruktur

Berdasarkan pasal 6 PMK no 82 tentang sistem informasi manajemen rumah sakit,


dijelaskan dalam Ayat 1 bahwa arsitektur SIMRS terdiri atas kegiatan pelayanan utama (front
office), kegiatan administratif (back office), dan komunikasi dan kolaborasi. Selain ketiga hal
tadi, pada ayat 2 juga dijelaskan bahwa Rumah Sakit dapat mengembangkan SIMRS dengan
menambahkan arsitektur pendukung yang berupa Picture Archiver System (PACS), Sistem
Manajemen Dokumen (Document Management System), Sistem Antar Muka Peralatan
Klinik, serta Data Warehouse dan Bussines Intelegence.

Berdasarkan UU No 46 Pasal 45 tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan,


dijelaskan bahwa setiap Infrastruktur Sistem Informasi Kesehatan harus menyediakan
infrastruktur sistem informasi kesehatan meliputi kelembagaan, perangkat, teknologi, dan
sumber daya manusia.

Penyelenggaraan sistem informasi manajemen rumah sakit salah satunya meliputi


arsitektur infrastruktur. Berdasarkan PMK No 82 Tahun 2013 tentang Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit pada penyelenggaraannya kebutuhan infrastruktur jaringan
komputer kedepnnya tidak hanya sebagai kebutuhan Sistem Informasi RS saja, tetapi juga
harus dapat digunakan dalam hal lainnya, seperti jalur telepon IP, CCTV, Intelegent Building,
Medical Equipment, dan lain-lain.

Untuk mendukung pelayanan yang disebutkan sebelumnya, maka infrastruktur


jaringan komunikasi data yang disyaratkan adalah:

10
1. Meningkatkan unjuk kerja dan memudahkan untuk melakukan manajemen lalu lintas
data pada jaringan komputer, seperti utilisasi, segmentasi jaringan, dan security.
2. Membatasi broadcast domain pada jaringan, duplikasi IP address dan segmentasi
jaringan menggunakan VLAN (virtual LAN) untuk setiap gedung dan atau lantai.
3. Memiliki jalur backbone fiber optik dan backup yang berbeda jalur, pada keadaan
normal jalur backup digunakan untuk memperkuat kinerja jaringan/redudant, tapi
dalam keadaan darurat backup jaringan dapat mengambil alih kegagalan jaringan.
4. Memanfaatkan peralatan aktif yang ada, baik untuk melengkapi kekurangan sumber
daya maupun sebagai backup.
5. Dianjurkan pemasangan oleh vendor jaringan yang tersertifikasi (baik perkabelan
maupun perangkat aktif).
6. Dokumentasi sistem jaringan lengkap (perkabelan, konfigurasi, uji coba, dan
sejenisnya) baik hardcopy maupun softcopy.
7. Mengingat penggunaan jaringan yang komplek kedepan, maka perangkat aktif
mengharuskan pengelolaan bertingkat, seperti adanya:
a. Core switch yang merupakan device vital dalam local area network di Rumah
Sakit dimana core switch ini sebagai bacbone lan dan sentral switch yang
berperan dalam prosesing semua paket dengan memproses atau men-switch
traffic secepat mungkin).
b. Distribution switch yang merupakan suatu device antara untuk keperluan
pendistribusian akses antar core switch dengan access switch pada
masing-masing gedung, dimana antara sebaiknya distribution switch dan core
switch terhubung melalui fiber optic.
c. Acces switch yang merupakan suatu device yang menyediakan user port untuk
akses ke network.

2.8 Arsitektur Data


Arsitektur data adalah seperangkat aturan, kebijakan, standar, dan model yang
mengatur dan menentukan jenis data yang dikumpulkan, digunakan, disimpan, dikelola, dan
diintegrasikan dalam suatu organisasi dan sistem basis datanya. Arsitektur data memberikan
pendekatan formal untuk membuat dan mengelola aliran data dan bagaimana data diproses di
seluruh sistem dan aplikasi IT rumah sakit.
Arsitektur data memiliki tujuan untuk mendefinisikan data bersama dengan skema,
integrasi, transformasi, penyimpanan, dan alur kerja yang diperlukan untuk mengaktifkan

11
persyaratan analitis arsitektur informasi. Arsitektur data juga bertujuan untuk memandu
bagaimana data dikumpulkan, diintegrasikan, ditingkatkan, disimpan, dan dikirim.
Arsitektur data juga memiliki beberapa fungsi. Beberapa di antaranya adalah sebagai
berikut.
● Mempersiapkan organisasi rumah sakit secara strategis untuk dengan cepat
berkembang dan memanfaatkan peluang yang melekat pada teknologi
● Menerjemahkan kebutuhan bisnis ke dalam persyaratan data dan sistem
● Memfasilitasi penyelarasan teknologi informasi dan sistem bisnis
● Mengelola pengiriman data dan informasi yang kompleks di seluruh rumah sakit
● Bertindak sebagai agen untuk transformasi perubahan
● Menggambarkan aliran informasi antara pengguna dan proses dalam bisnis
Perancangan arsitektur data meliputi beberapa hal. Beberapa di antaranya adalah
sebagai berikut.
● Menganalisis kelas-kelas data yang akan digunakan dalam sistem suatu rumah sakit
● Menganalisis hubungan antara fungsi atau proses bisnis yang telah dianalisis
sebelumnya dengan kelas-kelas data berupa matriks
● Membuat model relasi antar kelas-kelas data dengan menggunakan class diagram
Selanjutnya, terdapat juga beberapa aspek lainnya yang harus diperhatikan dalam
membangun arsitektur data, yaitu sebagai berikut.
1. Kodefikasi
Kodfikasi diperlukan untuk integrasi dan pengelolaan lebih lanjut seperti data
statistik.
2. Mapping
Mapping diperlukan sebagai integrasi dan pengelolaan lebih lanjut. Misalnya,
mapping kodefikasi antara tarif dengan kode perkiraan, mapping kode kabupaten/kota
dengan provinsi dan sejenisnya.
3. Standar Pertukaran Data Antar Aplikasi
Standar pertukaran data antar aplikasi dibutuhkan agar dapat terjalinnya
komunikasi antar satu aplikasi dengan yang lainnya karena terdapat beberapa software
aplikasi yang terpisah.
4. Database
Mengacu pada best practice database rumah sakit, mengambil dari sumber
terbuka, dan mempertimbangkan kebutuhan informasi stakeholder terkait.
Pada prosesnya, arsitektur data terdiri dari 3 (tiga) lapisan atau proses yang berbeda

12
dalam cara kerjanya, yaitu sebagai berikut.
1. Model Konseptual (Bisnis)
Termasuk seluruh entitas data dan menyediakan model data konseptual atau
yang semantik.
2. Model Logis (Sistem)
Artinya menentukan bagaimana entitas data ditautkan dan menyediakan model
data logis.
3. Model Fisik (Teknologi)
Artinya menyediakan mekanisme data untuk proses dan fungsionalitas
tertentu, atau bagaimana arsitektur data aktual diimplementasikan pada infrastruktur
teknologi yang mendasarinya.
Arsitektur data dapat disintesis menjadi beberapa komponen, di antaranya sebagai
berikut.
1. Data Architecture Results
Merupakan model, definisi, dan aliran data pada berbagai tingkatan yang
biasanya disebut artefak atau data architecture artifacts.
2. Data Architecture Activities
Merupakan bentuk, distribusi, penyebaran, dan pemenuhan niat dan tujuan
arsitektur data.
3. Data Architecture Behaviors
Merupakan kolaborasi, pola pikir, dan keterampilan di antara berbagai peran
yang memengaruhi arsitektur data rumah sakit.
Tahapan arsitektur data akan menghasilkan output berupa perdefinisian entitas,
matriks entitas terhadap fungsi, dan dokumen arsitektur data. Arsitektur data menghasilkan
klasifikasi data sistem informasi yang berhubungan dengan data yang dimiliki dan data yang
akan dibuat aplikasi dengan terdiri dari 9 (sembilan) kandidat class, yaitu sebagai berikut.
● Rawat inap
● Rawat jalan
● Logistik ditribusi ruangan
● Logistik barang
● Logistik pemakaian
● Logistik gudang
● IGD inap
● IGD tidak inap

13
● Rekam medis
Arsitektur data merupakan arsitektur data yang ideal apabila dapat mengidentifikasi
data yang mendukung fungsi bisnis. Fungsi bisnis suatu rumah sakit dimulai dari kegiatan
pendaftaran, pelayanan utama, pelayanan penunjang medis, pelayanan penyerahan obat, dan
pelayanan informasi.
Data yang nyata dapat disebut juga entitas. Entitas data dapat berfungsi untuk
mendukung bisnis. Namun, perlu penentuan entitas data yang yang didasarkan pada fungsi
bisnis dalam model bisnis. Berikut ini merupakan hasil dari penguraian fungsi bisnis untuk
memperoleh entitas data.

Entitas Bisnis Entitas Data

Entitas Penerimaan Pasien 1. Entitas Pasien


2. Entitas Dokter
3. Entitas Jadwal Dokter
4. Entitas Pendaftaran
5. Entitas Penjadwalan

Entitas Entitas Entitas IGD, VK, OK, 1. Entitas Diagnosa


Pelayanan Pelayanan ICU, Rawat Inap 2. Entitas Tindakan
Pasien Medis 3. Entitas Resep
Pasien 4. Entitas Penyakit
5. Entitas Rekam Medis
6. Entitas Catatan Medis
7. Entitas Rawat Inap
8. Entitas Rawat Jalan
9. Entitas IGD

Entitas Entitas Instalasi 1. Entitas Farmasi Apotek


Penunjang Farmasi 2. Entitas Stok Obat
Medis 3. Entitas Penjualan Obat
4. Entitas Retur Penjualan Obat
5. Entitas Penjualan Resep
6. Entitas Retur Penjualan Resep

Entitas Laboratorium 1. Entitas Pengujian Laboratorium


2. Entitas Sampel Laboratorium
3. Entitas Hasil Uji Entitas

Entitas Radiologi 1. Entitas Rontgen


2. Entitas USG
3. Entitas CT-Scan
4. Entitas Hasil Radiologi

Entitas Instalasi Gizi 1. Entitas Stok Makanan


2. Entitas Catering Pasien
3. Entitas Diet Pasien

14
4. Entitas Konsultasi Gizi

Entitas Pemulangan 1. Entitas Pembayaran


2. Data Rekening Pasien

2.9 Arsitektur Aplikasi

Variabel Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit


1. Pendaftaran
2. Pembayaran
3. Laboratorium
4. Radiologi
5. Rawat Inap
6. Kamar Operasi
7. Dalam
8. Kebidanan
9. Anak
10. Bedah
11. Gigi
12. Neurologi
13. Anestesi
14. IGD
15. Vk
16. Adm Master
17. Jiwa
18. Gudang

15
19. Logistik
20. Apotek
21. Rekam Medik
22. Jaminan Kesehatan Nasional
23. Gizi
24. Eksekutif
25. Admission
26. ICD
27. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
28. Keuangan
29. JAspel
30. Perina
31. THT
32. Mata
33. Paru
34. Jantung
35. Kulit
36. Rehab Medik
37. Rawat Jalan
38. Fisioterapi
39. Keperawatan

2.10 Keamanan Sistem Informasi RS

A. Keamanan Fisik
1. Kebijakan hak akses pada ruang data center/server
2. Kebijakan penggunaan hak akses komputer untuk user pengguna
B. Keamanan Jaringan
1. Keamanan jaringan (network security) dalam jaringan komputer sangat penting
dilakukan untuk memonitor akses jaringan dan mencegah penyalahgunaan sumber
daya jaringan yang tidak sah. Tugas keamanan jaringan dikontrol oleh
administrator jaringan.
2. Segi-segi keamanan didefinisikan sebagai berikut:
a. Informasi (data) hanya bisa diakses oleh pihak yang memiliki wewenang.

16
b. Informasi hanya dapat diubah oleh pihak yang memiliki wewenang.
c. Informasi tersedia untuk pihak yang memiliki wewenang ketika dibutuhkan.
d. Pengirim suatu informasi dapat diidentifikasi dengan benar dan ada jaminan
bahwa identitas yang didapat tidak palsu.
e. Pengirim maupun penerima informasi tidak dapat menyangkal pengiriman dan
penerimaan pesan.
C. Keamanan Aplikasi
Untuk memenuhi syarat keamanan sebuah, maka sistem harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
1. Keamanan aplikasi harus mendukung dan mengimplementasikan protokol
keamanan dalam melakukan transfer data (seperti: SSL, TLS)
2. Aplikasi harus memungkinkan masing-masing user dapat diidentifikasikan secara
unik, baik dari segi nama dan perannya.
3. Akses melalui metode akses remote dapat berfungsi dengan baik melalui aplikasi
client (yaitu melalui VPN, modem, wireless, dan sejenisnya).
4. Aplikasi dapat berfungsi dengan baik pada software anti-virus yang digunakan saat
ini
Keamanan sistem informasi manajemen rumah sakit berdasarkan aspek privacy, integrity
dan authentication
1. Fitur Keamanan Data Privacy
Fitur keamanan privacy berkaitan dengan usaha untuk menjaga informasi dari orang
yang tidak berhak mengakses.
2. Fitur Keamanan Data Integrity
Fitur ini berkaitan dengan informasi yang tersedia hanya diubah/diolah untuk
kebutuhan tertentu dan oleh pengguna tertentu yang berhak.
3. Fitur Keamanan Data authentication
Fitur ini berkaitan dengan cara untuk menyatakan bahwa informasi betul-betul asli,
atau orang yang mengakses atau memberikan informasi adalah betul-betul orang yang
dimaksud.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan memiliki struktur manajemen


sistem informasi yang mengatur seluruh alur proses pelayanan yang berguna bagi pasien.
Sistem informasi rumah sakit ini bertujuan untuk merumuskan kebijakan, menyajikan
informasi, dan melakukan pemantauan, pengendalian, dan evaluasi di rumah sakit.
Berdasarkan tujuan tersebut, sistem informasi RS terdiri dari subsistem seperti layanan
kesehatan, rekam medis, personalia, keuangan, sarana/prasarana dan manajemen rumah sakit.
Penerapan sistem informasi rumah sakit ini sudah dilaksanakan dengan baik di Indonesia di
beberapa wilayah. Dari penerapan ini didapatkan kemudahan baik bagi tenaga kesehatan
maupun pasien.

Pelaksanaan sistem informasi rumah sakit ini terdiri dari sistem pencatatan, pelaporan
dan pengelolaan dari data yang tersedia di rumah sakit. Dalam pelaksanaannya perlu
didukung oleh fasilitas seperti perangkat, kelembagaan, dan sumber daya manusia. Salah
satunya perlu ada fasilitas komputer yang selain digunakan dalam sistem informasi, dapat
digunakan dalam hal lainnya yang mendukung pelayanan di rumah sakit. Sistem informasi di
rumah sakit juga perlu di pertimbangkan keamanannya baik dari segi fisik, jaringan, dan
aplikasi sehingga seluruh data dapat digunakan dengan aman tanpa kebocoran privasi data
pasien dan autentikasi data yang ada.

3.2 Saran

Berdasarkan pembahasan, kita dapat mengetahui bahwa sistem informasi rumah sakit
sangat esensial keberadaannya. Sistem informasi rumah sakit yang terintegrasi perlu
diperhatikan kelancaran berjalannya mengingat manfaatnya, yaitu membuat layanan rumah
sakit menjadi lebih efisien karena terdapat alur pelaksanaan yang jelas. Sistem informasi
rumah sakit perlu terus ditingkatkan kelancaran penggunaannya di Indonesia agar dapat
memaksimalkan kinerja dan perolehan manfaat pada sistem kesehatan Indonesia.

18
DAFTAR PUSTAKA

Adani, M., 2021. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Berbasis Web. [online] Sekawan
Media | Software House & System Integrator Indonesia. Available at:
<https://www.sekawanmedia.co.id/sistem-informasi-manajemen-rumah-sakit/amp/>
[Accessed 11 December 2021].

Fuad Noor S., Agung B.P., Eko Handoyo (2012). Implementasi Sistem Informsi Rumah Sakit
untuk Subsistem Farmas. [online] Available at:
https://www.researchgate.net/publication/264883684_IMPLEMENTASI_SISTEM_INF
ORMASI_RUMAH_SAKIT_UNTUK_SUBSISTEM_LABORATORIUM/citation/do
wnload [Accessed 14 Dec. 2021].

Mulyawan, R., n.d. Memahami Pengertian Data Architecture. [online] Rifqimulyawan.com.


Available at: <https://rifqimulyawan.com/blog/pengertian-data-achitecture/> [Accessed
11 December 2021].

N.n. 2011. JUKNIS SIRS 2011 Sistem Informasi Rumah Sakit. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2013 Tentang Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1171 Tahun 2011 Tentang Sistem Informasi Rumah
Sakit.

Prasetyo, T. F., 2015. Perancangan Arsitektur Sistem Informasi Rumah Sakit Kabupaten
(Studi Kasus RSUD Majalengka). Infotech Journal. ISSN: 2460-1861. [online]
Media.neliti.com. Available at:
<https://media.neliti.com/media/publications/236592-perancangan-arsitektur-sistem-inf
ormasi-8ecca594.pdf> [Accessed 11 December 2021].

Rasul, M. F., Sitokdana, M. N., and Tanaem, P. F., 2020. Perencanaan Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit Menggunakan Enterprise Architecture Planning (EAP).
[online] Repository.uksw.edu. Available at:

19
<https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/20888/2/T1_682018708_Full%20tex
t.pdf> [Accessed 11 December 2021].

Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2014 Tentang Sistem Informasi Kesehatan.

20

Anda mungkin juga menyukai