Dosen Pengampu: Dr. Drs. Tris Eryando, M.A dan Dr. Tiopan Sipahutar
OLEH:
KELOMPOK 6
ANGGOTA:
UNIVERSITAS INDONESIA
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 1
KATA PENGANTAR 2
BAB I 3
PENDAHULUAN 3
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan 4
BAB II 5
PEMBAHASAN 5
2.1 Pengertian Sistem Informasi RS 5
2.2 Tujuan Sistem Informasi RS 5
2.3 Fungsi Sistem Informasi RS 5
2.4 Subsistem dan Komponen Sistem Informasi RS 6
2.5 Contoh penerapan Sistem Informasi RS 7
2.6 Sistem Pencatatan, Pelaporan, Pengelolaan SIRS 8
2.7 Arsitektur Infrastruktur 10
2.8 Arsitektur Data 11
2.9 Arsitektur Aplikasi 15
2.10 Keamanan Sistem Informasi RS 16
BAB III 18
PENUTUP 18
3.1 Kesimpulan 18
3.2 Saran 18
DAFTAR PUSTAKA 19
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan tugas kelompok yang berjudul “Konsep
Umum Pencatatan Rekam Medis” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan laporan tugas kelompok ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Sistem Informasi Kesehatan (SIK). Selain itu, laporan tugas kelompok ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang bagi para pembaca dan juga bagi
kelompok 6.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Drs. Tris Eryando, M.A. dan Ibu
Dr. Tiopan Sipahutar selaku dosen mata kuliah Sistem Informasi Kesehatan (SIK) yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
tugas kelompok ini.
Kami menyadari laporan tugas kelompok yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 6
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1171 Tahun 2011 Tentang Sistem Informasi
Rumah Sakit menyatakan bahwa tujuan dari sistem informasi rumah sakit sebagai berikut:
a. merumuskan kebijakan di bidang perumahsakitan
b. menyajikan informasi rumah sakit secara secara nasional
c. melakukan pemantauan, pengendalian, dan evaluasi penyelenggaraan rumah sakit
secara nasional
Selain itu, berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 82 Tahun 2013 Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit, sistem informasi manajemen rumah sakit bertujuan
untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, profesionalisme, kinerja, serta akses dan pelayanan
rumah sakit.
5
informasi akan lebih cepat dengan sistem yang terkomputerisasi sehingga tidak perlu
membawa dokumen secara manual. Proses bisnis rumah sakit juga bisa berjalan dengan
lancar karena semua departemen, finansial, administrasi, rekam medis, dan sebagainya
terintegrasi dengan tepat. Pelayanan kepada pasien juga bisa semakin lebih baik karena
rekam medis yang ada bisa diakses dengan cepat. Selain itu, penyajian data bisa dilakukan
secara real time sehingga lebih akurat dan memudahkan pengelolaan sistem.
6
2.5 Contoh penerapan Sistem Informasi RS
1. RSUD Banyumas
Contoh implementasi dari aplikasi SIMRS berbasis web adalah RSUD (Rumah Sakit
Umum Daerah) Banyumas, yang telah menerapkan sistem informasi keperawatan berbasis
komputer. Sistem tersebut menggunakan NANDA (North American Nursing Diagnosis
Association), NIC (Nursing Intervention Classification) dan NOC (Nursing Outcome
Classification) yang dikembangkan oleh staf perawat di RSUD Banyumas. Beberapa bangsal
di rumah sakit tersebut sudah menggunakan perangkat laptop, wifi, dan PC (personal
computer) untuk membuat dokumentasi hasil keperawatan. Dengan memakai perangkat
tersebut dapat mempermudah tenaga medis dalam memonitoring kegiatan pasien yang ingin
berkonsultasi maupun mendapatkan perawatan lebih lanjut. Selain itu, juga dapat
memasukkan data terbaru dengan akurat dan efisien.
Intervensi yang telah dilakukan ke dalam komputer pada setiap bangsal, mampu
mengurangi kesalahan dalam dokumentasi hasil tindakan pemeriksaan yang sudah dilakukan.
Adapun manfaat lain dari sistem ini yaitu meningkatkan kualitas dan meningkatkan
produktivitas kerja, serta memudahkan komunikasi antara tim kesehatan dan klien.
2. RS Margono Soekarjo
Untuk RS Margono Soekarjo saat ini telah mengimplementasikan sistem informasi
berbasis komputer untuk mendukung pelayanan bersifat non-medis, yaitu Computerized
Billing System (CBS). Sistem tersebut merupakan contoh sistem pengolahan transaksi secara
elektronik untuk menangani fungsi pelayanan dalam bidang administrasi dan keuangan.
Sistem ini dapat menjamin tingkat pengelolaan keuangan rumah sakit yang cepat, transparan,
dan bertanggung jawab.
Dengan menerapkan sistem ini, rincian biaya yang harus dibayar dapat lebih mudah
dilihat oleh pasien/keluarga pasien. Dikarenakan mulai dari daftar obat, biaya tindakan
dokter, hingga biaya rawat inap sudah diketahui secara langsung (real-time) melalui tampilan
layar komputer.
3. Klinik Gadjah Mada Medical Center dan RSU PKU Muhammadiyah Bantul
7
Untuk pelayanan yang bersifat medis, contohnya seperti rekam medis berbasis
komputer. Secara prinsip, digunakan untuk dapat mencatat semua data medis, demografis,
serta event setiap pasien di dalam rumah sakit. Nantinya, akan disimpan secara digital dalam
bentuk database (basis data) pada perangkat komputer.
Saat ini, klinik Gadjah Mada Medical Center telah menggunakan rekam medis
berbasis komputer, khusus untuk melayani pasien rawat jalan saja. Aplikasi ini memberikan
kemudahan untuk menyimpan, memperbaharui, dan mencari catatan medis pasien secara
lengkap dan cepat. Aplikasi sistem informasi rekam medis Rumah Sakit Umum PKU
Muhammadiyah Bantul dapat mempersingkat proses pembuatan laporan yaitu mampu
menghasilkan luaran laporan yang valid dan relevan, sesuai dengan data yang diinputkan.
8
Formulir RL 2 merupakan data rekapitulasi semua tenaga yang ditetapkan
resmi bekerja di suatu rumah sakit (full time) berdasarkan jenis kelamin sesuai
dengan keadaan, kebutuhan dan kekurangan dalam rumah sakit tersebut, dan
dilaporkan satu kali dalam setahun paling lambat tanggal 15 bulan Januari
tahun setelah tahun periode pelaporan.
3. RL 3 berisikan Data Kegiatan Pelayanan Rumah Sakit
Formulir RL 3 adalah formulir yang berisikan data kegiatan pelayanan rumah
sakit, yang dilaporkan satu kali dalam setahun, paling lambat tanggal 15 bulan
Januari tahun setelah tahun periode pelaporan. Formulir ini berisikan 15
bagian, yaitu:
● Formulir Data Kegiatan Pelayanan Rawat Inap (Form RL 3.1)
● Formulir pelayanan rawat darurat (Form RL 3.2)
● Formulir Kegiatan Kesehatan Gigi dan Mulut (Form RL 3.3)
● Formulir Kegiatan Kebidanan (Form RL 3.4)
● Formulir Kegiatan Perinatologi (Form RL 3.5)
● Formulir kegiatan pembedahan (Form RL 3.6)
● Formulir Kegiatan Radiologi (Form RL 3.7)
● Formulir Pemeriksaan Laboratorium (Form RL 3.8)
● Formulir Pelayanan Rehabilitasi Medik (Form RL 3.9)
● Formulir Kegiatan Pelayanan Khusus (Form RL 3.10)
● Formulir Kegiatan Kesehatan Jiwa (Form RL 3.11)
● Formulir Kegiatan Keluarga Berencana (Form RL 3.12)
● Formulir Kegiatan Obat, Penulisan, dan Pelayanan Resep (Form RL
3.13)
● Formulir Kegiatan Rujukan (Form RL 3.14)
● Formulir Cara Pembayaran (Form RL 3.15)
4. RL 4 berisikan Data Morbiditas/Mortalitas Pasien
5. RL 5 yang merupakan Data Bulanan
9
Mortalitas yang dilakukan dengan dua cara, yaitu pengolahan secara manual dan
pengolahan secara komputerisasi.
10
1. Meningkatkan unjuk kerja dan memudahkan untuk melakukan manajemen lalu lintas
data pada jaringan komputer, seperti utilisasi, segmentasi jaringan, dan security.
2. Membatasi broadcast domain pada jaringan, duplikasi IP address dan segmentasi
jaringan menggunakan VLAN (virtual LAN) untuk setiap gedung dan atau lantai.
3. Memiliki jalur backbone fiber optik dan backup yang berbeda jalur, pada keadaan
normal jalur backup digunakan untuk memperkuat kinerja jaringan/redudant, tapi
dalam keadaan darurat backup jaringan dapat mengambil alih kegagalan jaringan.
4. Memanfaatkan peralatan aktif yang ada, baik untuk melengkapi kekurangan sumber
daya maupun sebagai backup.
5. Dianjurkan pemasangan oleh vendor jaringan yang tersertifikasi (baik perkabelan
maupun perangkat aktif).
6. Dokumentasi sistem jaringan lengkap (perkabelan, konfigurasi, uji coba, dan
sejenisnya) baik hardcopy maupun softcopy.
7. Mengingat penggunaan jaringan yang komplek kedepan, maka perangkat aktif
mengharuskan pengelolaan bertingkat, seperti adanya:
a. Core switch yang merupakan device vital dalam local area network di Rumah
Sakit dimana core switch ini sebagai bacbone lan dan sentral switch yang
berperan dalam prosesing semua paket dengan memproses atau men-switch
traffic secepat mungkin).
b. Distribution switch yang merupakan suatu device antara untuk keperluan
pendistribusian akses antar core switch dengan access switch pada
masing-masing gedung, dimana antara sebaiknya distribution switch dan core
switch terhubung melalui fiber optic.
c. Acces switch yang merupakan suatu device yang menyediakan user port untuk
akses ke network.
11
persyaratan analitis arsitektur informasi. Arsitektur data juga bertujuan untuk memandu
bagaimana data dikumpulkan, diintegrasikan, ditingkatkan, disimpan, dan dikirim.
Arsitektur data juga memiliki beberapa fungsi. Beberapa di antaranya adalah sebagai
berikut.
● Mempersiapkan organisasi rumah sakit secara strategis untuk dengan cepat
berkembang dan memanfaatkan peluang yang melekat pada teknologi
● Menerjemahkan kebutuhan bisnis ke dalam persyaratan data dan sistem
● Memfasilitasi penyelarasan teknologi informasi dan sistem bisnis
● Mengelola pengiriman data dan informasi yang kompleks di seluruh rumah sakit
● Bertindak sebagai agen untuk transformasi perubahan
● Menggambarkan aliran informasi antara pengguna dan proses dalam bisnis
Perancangan arsitektur data meliputi beberapa hal. Beberapa di antaranya adalah
sebagai berikut.
● Menganalisis kelas-kelas data yang akan digunakan dalam sistem suatu rumah sakit
● Menganalisis hubungan antara fungsi atau proses bisnis yang telah dianalisis
sebelumnya dengan kelas-kelas data berupa matriks
● Membuat model relasi antar kelas-kelas data dengan menggunakan class diagram
Selanjutnya, terdapat juga beberapa aspek lainnya yang harus diperhatikan dalam
membangun arsitektur data, yaitu sebagai berikut.
1. Kodefikasi
Kodfikasi diperlukan untuk integrasi dan pengelolaan lebih lanjut seperti data
statistik.
2. Mapping
Mapping diperlukan sebagai integrasi dan pengelolaan lebih lanjut. Misalnya,
mapping kodefikasi antara tarif dengan kode perkiraan, mapping kode kabupaten/kota
dengan provinsi dan sejenisnya.
3. Standar Pertukaran Data Antar Aplikasi
Standar pertukaran data antar aplikasi dibutuhkan agar dapat terjalinnya
komunikasi antar satu aplikasi dengan yang lainnya karena terdapat beberapa software
aplikasi yang terpisah.
4. Database
Mengacu pada best practice database rumah sakit, mengambil dari sumber
terbuka, dan mempertimbangkan kebutuhan informasi stakeholder terkait.
Pada prosesnya, arsitektur data terdiri dari 3 (tiga) lapisan atau proses yang berbeda
12
dalam cara kerjanya, yaitu sebagai berikut.
1. Model Konseptual (Bisnis)
Termasuk seluruh entitas data dan menyediakan model data konseptual atau
yang semantik.
2. Model Logis (Sistem)
Artinya menentukan bagaimana entitas data ditautkan dan menyediakan model
data logis.
3. Model Fisik (Teknologi)
Artinya menyediakan mekanisme data untuk proses dan fungsionalitas
tertentu, atau bagaimana arsitektur data aktual diimplementasikan pada infrastruktur
teknologi yang mendasarinya.
Arsitektur data dapat disintesis menjadi beberapa komponen, di antaranya sebagai
berikut.
1. Data Architecture Results
Merupakan model, definisi, dan aliran data pada berbagai tingkatan yang
biasanya disebut artefak atau data architecture artifacts.
2. Data Architecture Activities
Merupakan bentuk, distribusi, penyebaran, dan pemenuhan niat dan tujuan
arsitektur data.
3. Data Architecture Behaviors
Merupakan kolaborasi, pola pikir, dan keterampilan di antara berbagai peran
yang memengaruhi arsitektur data rumah sakit.
Tahapan arsitektur data akan menghasilkan output berupa perdefinisian entitas,
matriks entitas terhadap fungsi, dan dokumen arsitektur data. Arsitektur data menghasilkan
klasifikasi data sistem informasi yang berhubungan dengan data yang dimiliki dan data yang
akan dibuat aplikasi dengan terdiri dari 9 (sembilan) kandidat class, yaitu sebagai berikut.
● Rawat inap
● Rawat jalan
● Logistik ditribusi ruangan
● Logistik barang
● Logistik pemakaian
● Logistik gudang
● IGD inap
● IGD tidak inap
13
● Rekam medis
Arsitektur data merupakan arsitektur data yang ideal apabila dapat mengidentifikasi
data yang mendukung fungsi bisnis. Fungsi bisnis suatu rumah sakit dimulai dari kegiatan
pendaftaran, pelayanan utama, pelayanan penunjang medis, pelayanan penyerahan obat, dan
pelayanan informasi.
Data yang nyata dapat disebut juga entitas. Entitas data dapat berfungsi untuk
mendukung bisnis. Namun, perlu penentuan entitas data yang yang didasarkan pada fungsi
bisnis dalam model bisnis. Berikut ini merupakan hasil dari penguraian fungsi bisnis untuk
memperoleh entitas data.
14
4. Entitas Konsultasi Gizi
15
19. Logistik
20. Apotek
21. Rekam Medik
22. Jaminan Kesehatan Nasional
23. Gizi
24. Eksekutif
25. Admission
26. ICD
27. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
28. Keuangan
29. JAspel
30. Perina
31. THT
32. Mata
33. Paru
34. Jantung
35. Kulit
36. Rehab Medik
37. Rawat Jalan
38. Fisioterapi
39. Keperawatan
A. Keamanan Fisik
1. Kebijakan hak akses pada ruang data center/server
2. Kebijakan penggunaan hak akses komputer untuk user pengguna
B. Keamanan Jaringan
1. Keamanan jaringan (network security) dalam jaringan komputer sangat penting
dilakukan untuk memonitor akses jaringan dan mencegah penyalahgunaan sumber
daya jaringan yang tidak sah. Tugas keamanan jaringan dikontrol oleh
administrator jaringan.
2. Segi-segi keamanan didefinisikan sebagai berikut:
a. Informasi (data) hanya bisa diakses oleh pihak yang memiliki wewenang.
16
b. Informasi hanya dapat diubah oleh pihak yang memiliki wewenang.
c. Informasi tersedia untuk pihak yang memiliki wewenang ketika dibutuhkan.
d. Pengirim suatu informasi dapat diidentifikasi dengan benar dan ada jaminan
bahwa identitas yang didapat tidak palsu.
e. Pengirim maupun penerima informasi tidak dapat menyangkal pengiriman dan
penerimaan pesan.
C. Keamanan Aplikasi
Untuk memenuhi syarat keamanan sebuah, maka sistem harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
1. Keamanan aplikasi harus mendukung dan mengimplementasikan protokol
keamanan dalam melakukan transfer data (seperti: SSL, TLS)
2. Aplikasi harus memungkinkan masing-masing user dapat diidentifikasikan secara
unik, baik dari segi nama dan perannya.
3. Akses melalui metode akses remote dapat berfungsi dengan baik melalui aplikasi
client (yaitu melalui VPN, modem, wireless, dan sejenisnya).
4. Aplikasi dapat berfungsi dengan baik pada software anti-virus yang digunakan saat
ini
Keamanan sistem informasi manajemen rumah sakit berdasarkan aspek privacy, integrity
dan authentication
1. Fitur Keamanan Data Privacy
Fitur keamanan privacy berkaitan dengan usaha untuk menjaga informasi dari orang
yang tidak berhak mengakses.
2. Fitur Keamanan Data Integrity
Fitur ini berkaitan dengan informasi yang tersedia hanya diubah/diolah untuk
kebutuhan tertentu dan oleh pengguna tertentu yang berhak.
3. Fitur Keamanan Data authentication
Fitur ini berkaitan dengan cara untuk menyatakan bahwa informasi betul-betul asli,
atau orang yang mengakses atau memberikan informasi adalah betul-betul orang yang
dimaksud.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pelaksanaan sistem informasi rumah sakit ini terdiri dari sistem pencatatan, pelaporan
dan pengelolaan dari data yang tersedia di rumah sakit. Dalam pelaksanaannya perlu
didukung oleh fasilitas seperti perangkat, kelembagaan, dan sumber daya manusia. Salah
satunya perlu ada fasilitas komputer yang selain digunakan dalam sistem informasi, dapat
digunakan dalam hal lainnya yang mendukung pelayanan di rumah sakit. Sistem informasi di
rumah sakit juga perlu di pertimbangkan keamanannya baik dari segi fisik, jaringan, dan
aplikasi sehingga seluruh data dapat digunakan dengan aman tanpa kebocoran privasi data
pasien dan autentikasi data yang ada.
3.2 Saran
Berdasarkan pembahasan, kita dapat mengetahui bahwa sistem informasi rumah sakit
sangat esensial keberadaannya. Sistem informasi rumah sakit yang terintegrasi perlu
diperhatikan kelancaran berjalannya mengingat manfaatnya, yaitu membuat layanan rumah
sakit menjadi lebih efisien karena terdapat alur pelaksanaan yang jelas. Sistem informasi
rumah sakit perlu terus ditingkatkan kelancaran penggunaannya di Indonesia agar dapat
memaksimalkan kinerja dan perolehan manfaat pada sistem kesehatan Indonesia.
18
DAFTAR PUSTAKA
Adani, M., 2021. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Berbasis Web. [online] Sekawan
Media | Software House & System Integrator Indonesia. Available at:
<https://www.sekawanmedia.co.id/sistem-informasi-manajemen-rumah-sakit/amp/>
[Accessed 11 December 2021].
Fuad Noor S., Agung B.P., Eko Handoyo (2012). Implementasi Sistem Informsi Rumah Sakit
untuk Subsistem Farmas. [online] Available at:
https://www.researchgate.net/publication/264883684_IMPLEMENTASI_SISTEM_INF
ORMASI_RUMAH_SAKIT_UNTUK_SUBSISTEM_LABORATORIUM/citation/do
wnload [Accessed 14 Dec. 2021].
N.n. 2011. JUKNIS SIRS 2011 Sistem Informasi Rumah Sakit. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2013 Tentang Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1171 Tahun 2011 Tentang Sistem Informasi Rumah
Sakit.
Prasetyo, T. F., 2015. Perancangan Arsitektur Sistem Informasi Rumah Sakit Kabupaten
(Studi Kasus RSUD Majalengka). Infotech Journal. ISSN: 2460-1861. [online]
Media.neliti.com. Available at:
<https://media.neliti.com/media/publications/236592-perancangan-arsitektur-sistem-inf
ormasi-8ecca594.pdf> [Accessed 11 December 2021].
Rasul, M. F., Sitokdana, M. N., and Tanaem, P. F., 2020. Perencanaan Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit Menggunakan Enterprise Architecture Planning (EAP).
[online] Repository.uksw.edu. Available at:
19
<https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/20888/2/T1_682018708_Full%20tex
t.pdf> [Accessed 11 December 2021].
20