Anda di halaman 1dari 39

TUGAS BESAR MATA KULIAH PROSES PERENCANAAN

Dosen Pengampu:
Dr. Holi Bina Wijaya, ST. MUM.
Rukuh Setiadi, ST. MEM. Ph.D.
Prof. Dr. Sunarti, ST., MT.
Dr. Mussadun, ST. Msi.
Mada Sophianingrum, ST, MSc.

Kelompok 6C
Disusun Oleh :
Gifary Rihhadatul’aisy 21040121140183
Lidya Annisa Putri 21040121130087
Thiananda Ainul Zulfa 21040121140123
Hitaloka Septy Kusuma 21040121130078
Novi Natalia Margaretta 21040121140152
Aisyah Safitri 21040121130075
Nahla Nur Sabrina 21040121140144

DEPARTEMEN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2022
Daftar Isi

Daftar Isi 4

BAB I
PENDAHULUAN 7
1.1 Konsep Penyusunan Laporan 7
1.2 Tahapan Proses Perencanaan 9
1.3 Metode 12
1.3.1 Metode Pengumpulan Data 12
1.3.2 Metode Analisis Data 13

BAB II 15

PROFIL WILAYAH 15
2.1 Gambaran Umum Makro 15
2.2 Gambaran Umum Mikro 15
2.3 Kependudukan 16
2.4 Sistem Aktivitas 17
2.5 Fisik Alam 18
2.5.1 Peta Tutupan Lahan 18
2.5.2 Peta Gerakan Tanah 19
2.5.3 Peta Kelerengan 19
2.6 Fisik Binaan 20
2.7 Pengelolaan dan Pemanfaatan Ruang 20
2.8 Keterkaitan Antar Aspek 20

BAB III 23

PERUMUSAN ISU DAN MASALAH PERENCANAAN 23


3.1 Analisis Potensi dan Masalah 23
3.2 Analisis Isu dengan Metode Fishbone 25
3.3 Perumusan Visi misi 26
3.4 Perumusan Tujuan 27
3,5 Keterkaitan Potensi dan Masalah 27

BAB IV 29

TANTANGAN DAN ALTERNATIF PERENCANAAN 29


4.1 Proyeksi 29
4.1.1 Potensi dan Hambatan 29
4.1.2 Potensi dan Kendala di Masa Mendatang dan Konsekuensi bagi Area Perencanaan 30
4.2 Scenario 31
4.2.1 Analisis Strategi Berbasis Target 32
4.2.2 Analisis Strategi Berbasis Skenario 33

BAB V 37
PENUTUP 37
5.1 Kesimpulan 37
5.2 Rekomendasi 38

Daftar Pustaka 38
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Konsep Penyusunan Laporan
Perencanaan secara luas dapat didefinisikan sebagai suatu proses mempersiapkan
kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu; cara
mencapai tujuan sebaik-baiknya dengan sumber-sumber yang ada supaya lebih efisien dan
efektif; serta penentuan tujuan yang akan dicapai atau yang akan dilakukan, bagaimana, kapan,
dan oleh siapa. Pengertian lain dari perencanaan dapat diambil dari UU Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Pasal 1 ayat 1 dimana tertulis bahwa
perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan tindakan di masa depan yang tepat,
melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.
Dalam penyusunan laporan ini, ditetapkan satu tujuan dan sasaran berdasarkan
permasalahan utama yang terjadi di Kelurahan Sambiroto yaitu pemanfaatan guna lahan yang
tidak merata dan teratur untuk menjadi dasar dalam penentuan proses perencanaan yang
sistematis dalam peningkatan optimal ruang lingkup wilayah Kelurahan Sambiroto yang
dianalisis dengan berbasis ruang lingkup skala kelurahan, dengan penetapan visi misi yang jelas
sehingga target dan output keluar dengan optimal untuk mengatasi permasalahan yang ada. Pada
dasar proses perencanaan Kelurahan Sambiroto didasarkan oleh data atau analisis ruang lingkup
Kelurahan Sambiroto yang digunakan menjadi acuan lanjutan dalam tahap proses perencanaan
selanjutnya. Lalu setelah analisis ruang lingkup secara menyeluruh dalam aspek sosial dan alam,
nantinya akan dilanjutkan dalam perumusan proyeksi, isu, potensi, dan hambatan dalam ruang
lingkup yang disusun secara runtut dalam hasil akhir yang nantinya akan diimplementasikan
berdasarkan strategi yang disusun secara potensial terhadap Kelurahan Sambiroto dengan paduan
unsur sinergitas dan melibatkan partisipasi stakeholders yang memegang peran penting yaitu
pemerintah setempat serta masyarakat Kelurahan Sambiroto sendiri dengan pemberian target-
target kualitatif maupun kuantitatif.
Kelurahan Sambiroto merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan
Tembalang. Kelurahan ini memiliki jumlah penduduk sekitar 16.870 jiwa dengan mayoritas guna
lahan dialihkan sebagai pemukiman serta mayoritas penduduk bekerja dalam lingkup
perdagangan dan jasa. Kecamatan Tembalang merupakan salah satu kawasan pendidikan
memiliki intensitas penduduk yang tinggi, ditambah dengan banyaknya pendatang berupa
mahasiswa yang berdatangan untuk sekolah. Hal ini berdampak terhadap perkembangan
kawasan Kecamatan Tembalang salah satunya terhadap pertumbuhan ekonomi yang tentunya
akan berdampak untuk kelurahan di Kecamatan Tembalang. Salah satu kelurahan yang
terdampak adalah Kelurahan Sambiroto.
Proses perencanaan dilakukan dalam Kelurahan Sambiroto sehingga kesejahteraan
masyarakat dapat diperoleh dengan sinergitas yang tinggi dimana manusia didalamnya sebagai
subjek penting dengan mendapatkan kehidupan dan penghidupan yang aman, adil, dan sejahtera.
Dibutuhkannya proses perencanaan yang sistematis dikarenakan masyarakat di Kelurahan
Sambiroto memiliki masyarakat yang beragam yang nantinya bisa memberikan dampak dalam
isu ego sektoral dengan mewarnai pola pikir subjektif dalam pelaksanaan pembangunan yang
optimal di masa depan. Dalam proses perencanaan di Kelurahan Sambiroto, diatur dan
berdasarkan penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang berisi tujuan, kebijakan,
strategi penataan, rencana struktur ruang, rencana pola ruang, penetapan kawasan strategis,
arahan pemanfaatan ruang, serta ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang di lingkup
Kelurahan Sambiroto. Hal itu diperlukan sehingga perencanaan ruang (spatial-plan) yang telah
dibangun sudah sesuai dengan prinsip-prinsip yang partisipatif berdasarkan kondisi fisik alam
dan sosial di Kelurahan Sambiroto yang nantinya meningkatkan optimalisasi pembangunan di
Kelurahan Sambiroto.
Sektor perdagangan dan jasa merupakan salah satu sektor yang mendukung
pertumbuhan ekonomi. Semakin meningkatnya sektor perdagangan dan jasa membuat
permintaan lahan di Kelurahan Sambiroto juga mengalami peningkatan dimana kepadatan
penduduk terus bertambah setiap tahunnya. Akibat dari hal ini menyebabkan banyaknya oknum
yang melanggar regulasi penggunaan lahan perdagangan yang membuat fungsi lahan terganggu
seperti berdagang di trotoar dan bahu jalan. Dari permasalahan tersebut dapat timbul
penyalahgunaan lahan yang nantinya akan membuat terhambatnya aksesibilitas dan sarana yang
optimal dari ruas jalan akibat pedagang kaki lima yang tidak teratur. Dari salah satu
permasalahan yang terjadi, dirumuskan tujuan dalam proses perencanaan Kelurahan Sambiroto
untuk memberikan gambaran dan hasil arahan perencanaan yang komprehensif dan sinergis agar
pembangunan Kelurahan Sambiroto di masa depan dapat lebih terstruktur dan menjadikan
Kelurahan Sambiroto dengan sistem aktivitas yang seimbang dengan pembangunan yang
berkelanjutan.
1.2 Tahapan Proses Perencanaan

Berikut ini merupakan tahapan-tahapan proses perencanaan menurut Catanese, Anthony J and
James Snyder :
a. Diagnosa Masalah
Merupakan kegiatan untuk menentukan atau mencari solusi pemecahan sebuah masalah .
- Proses dari diagnosa masalah :
1. Menganalisis keadaan yang ada, apakah terjadi ketidakpuasan atau masalah
2. Menentukan tujuan, keadaan yang diinginkan
3. Mencari pemecahan masalah
- Stakeholders dari diagnosa masalah antara lain pemerintah dan pihak swasta serta
perencana
- Hasil Tahap dari diagnosa masalah adalah strategi mengenai gambaran supaya
mencapai tujuan dan gambaran mengenai keadaan yang diinginkan dimana berfungsi
sebagai titik yang dituju.
- Input Tahap dari diagnosa masalah adalah ketidakpuasan terhadap keadaan yang
ada/kondisi eksisting.
b. Perumusan Tujuan
Merupakan tujuan-tujuan dalam proses perencanaan berkaitan dengan definisi masalah.
Dimana sebuah perencanaan lebih berorientasi pada tujuan daripada masa sekarang.
- Proses perumusan tujuan adalah mengembangkan suatu "rencana induk" dalam
sebuah perencanaan kota dengan penggambaran keadaan akhir yang ingin dituju pada
tahun yang akan datang dalam jangka waktu yang sudah ditentukan, dengan
merumuskan pencapaian tujuan-tujuan tertentu.
- Stakeholders perumusan tujuan adalah pemerintah, bumn, pihak swasta, pekerjaan
umum, perencana dan pihak terkait tentang rencana yang ada.
- Hasil Tahap perumusan tujuan adalah penerjemahan tujuan-tujuan dari perencanaan
yang nantinya selaras dengan sasaran operasional yang sudah dituju.
- Input tahap dari perumusan tujuan adalah gambaran rencana yang berkaitan dengan
definisi masalah
c. Proyeksi dan Perkiraan
Proyeksi dan perkiraan dipergunakan sebagai pengembangan alternatif dalam pemecahan
masalah dalam rangka memperkirakan kondisi kedepan.
- Proses dari proyeksi dan perkiraan adalah mengumpulkan informasi yang dimiliki
dan kelanjutan dari fenomena yang dianalisis.menggunakan teknik prediksi dan
proyeksi yang telah dikembangkan untuk ketidakpastian yang berbeda beda. memakai
metode yang ada seperti proyeksi kuantitatif seperti ketepatan-kurva dan analisis
pergeseran, pendekatan kualitatif seperti analisis faktor-faktor laten dan penulisan
skenario juga pembuatan informasi seperti teknik konsultasi Delphi.
- Stakeholders dari proyeksi dan perkiraan adalah pekerjaan umum, pemerintah,
perencana dan badan usaha.
- Hasil tahap dari proyeksi dan perkiraan adalah dapat mengetahui dampak dan
alternatif usul untuk menghadapi kendala di masa depan.
- Input tahap dari proyeksi dan perkiraan adalah jumlah informasi data yang
dibutuhkan dan kontinuitas dengan fenomena yang dianalisis.
d. Pengembangan Alternatif
Uraian proses perencanaan yang mempunyai pengaruh yang mendalam pada kualitas
keputusan.
- Proses dari pengembangan alternatif adalah adanya pendekatan optimasi yang
mengkombinasikan pengembangan alternatif dengan tahap evaluasi.
- Stakeholders dari proyeksi dan perkiraan antara lain pemerintah, perencana, badan
usaha, arsitek, dan ahli konstruksi dan spesialis dalam bidang yang bersangkutan.
- Hasil tahap pengembangan alternatif adalah alternatif yang dihasilkan dari evaluasi
dan perbandingan juga pemecahan masalah.
- Input tahap pengembangan alternatif adalah pendekatan alternatif yang ada dalam
proses perencanaan.
e. Analisa Feasibilitas
Merupakan tujuan-tujuan yang didefinisikan secara jelas, serta dapat diterjemahkan ke dalam
sasaran-sasaran yang dapat di monitor.
- Proses analisa feasibilitas yaitu mendesain beberapa pilihan untuk dilaksanakan dan
mengkaji kembali tujuan-tujuan dan sasaran semula.
- Stakeholders analisa feasibilitas yaitu pemerintah, pihak swasta.
- Hasil tahap analisa feasibilitas yaitu jika alternatif telah dibuat dengan baik, maka
jawabannya akan positif. Jika jawabannya negatif maka akan mengurangi banyaknya
pilihan/alternatif menjadi suatu daftar yang singkat, hanya satu alternatif atau bahkan
menjadi tidak ada sama sekali.
- Input tahap analisa feasibilitas yaitu kondisi dari sumber-sumber yang ada dan telah
diproyeksikan.
f. Evaluasi
Suatu kegiatan untuk mengumpulkan informasi untuk menentukan pilihan/alternatif
terbaik dalam membuat keputusan.
- Proses dari evaluasi :
1. Melakukan analisis terhadap pilihan-pilihan/alternatif yang ada
2. Membandingkan dan memperkirakan dampak dari setiap pilihan/alternatif
3. Membuat keputusan akhir
4. Apabila hanya terdapat satu alternatif, maka harus membuat
keputusan“ya atau tidak” karena hal ini diperlukan untuk menentukan
alternatif yang diusulkan akan dilaksanakan atau tidak
- Stakeholders dari evaluasi antara lain Pemerintah, pihak swasta, masyarakat.
- Hasil Tahap dari evaluasi antara lain Keputusan akhir terhadap beberapa
pilihan/alternatif yang ada.
- Input Tahap dari evaluasi antara lain Alternatif-alternatif yang diperkirakan akan
dapat dilaksanakan.

g. Implementasi (pelaksanaan)
Merupakan tujuan-tujuan yang didefinisikan secara jelas, serta dapat diterjemahkan ke
dalam sasaran-sasaran yang dapat di monitor.
- Proses dari implementasi adalah menjelaskan faktor-faktor yang diperlukan untuk
pemecahan masalah dalam perencanaan kota, seperti tujuan, sasaran, fasilitasi, dan
aspek lain.
- Stakeholders dari implementasi yaitu Pemerintah dan pihak swasta.
- Hasil tahap dari implementasi yaitu proyek-proyek sederhana yang dapat dikerjakan
dalam kerangka organisasi yang relatif otonom, mempunyai keberhasilan lebih besar.
- Input tahap dari implementasi yaitu rasionalitas murni dan penilaian-penilaian
kuantitatif.

Berdasarkan tahapan proses perencanaan menurut Larz T. Anderson (1995) diatas, tahapan proses
perencanaan yang telah dilakukan adalah:
1. Diagnosa Masalah
Pada tahap pertama, dilakukan identifikasi terhadap masalah apa saja yang ada di Kelurahan
Sambiroto. Setelah itu kami menemukan beberapa masalah dari berbagai aspek, mulai dari
fisik alam, fisik binaan, kependudukan, sistem aktivitas, dan sistem pengelolaan dan
pemanfaatan ruang. Kemudian kami menentukan isu utama dari masalah-masalah yang ada
yaitu “Ketidaksesuaian Penggunaan Lahan di Kelurahan Sambiroto”.

2. Perumusan Tujuan
Setelah mengidentifikasi masalah, kami merumuskan visi dan tujuan berupa kondisi yang
akan diharapkan. Dengan visi “Terwujudnya Lahan perdagangan yang optimal dengan
mengikuti regulasi tata ruang sehingga meningkatkan pertumbuhan sektor ekonomi
Kelurahan Sambiroto” dan tujuan “terciptanya ruang kawasan yang sesuai dengan
pemanfaatannya di Kelurahan Sambiroto”. Dalam tujuan dan visi yang ingin dicapai,
dirumuskan sasaran yang menjadi titik utama dalam pencapaian tujuan yang ingin diperoleh.

3. Proyeksi dan Perkiraan


Pada tahap ini, kami menetapkan proyeksi dan perkiraan berupa potensi dan hambatan serta
konsekuensi dari berbagai aspek di Kelurahan Sambiroto. Kemudian kami juga membuat
skenario berupa analisis berbasis target dan analisis berbasis skenario di Kelurahan
Sambiroto.

1.3 Metode
1.3.1 Metode Pengumpulan Data
a. Data Primer
Pengumpulan data primer pada analisis ini dilakukan dengan survei ke lapangan,
melakukan wawancara dengan salah satu perangkat di Kelurahan Sambiroto. Data primer
yang didapat berupa data demografi, permasalahan yang sering terjadi, dan juga terkait
dengan sarana dan prasarana yang ada di Kelurahan Sambiroto.
b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dengan melakukan studi literatur dari penelitian yang sudah
ada sebelumnya, buku, jurnal, dan website.

1.3.2 Metode Analisis Data


a. Metode Analisis Data Kualitatif
Penelitian ini menggunakan data kualitatif berupa deskripsi mengenai kondisi sarana
dan prasarana yang ada di Kelurahan Sambiroto, dan deskripsi mengenai permasalahan yang
ada. Data Kualitatif lainnya berupa gambar yang diambil saat sedang melakukan survei
langsung ke Kelurahan Sambiroto.

b. Metode Analisis Data Kuantitatif


Data Kuantitatif dalam penelitian ini diambil dari data-data yang tersedia di Badan
Pusat Statistik (BPS). Data tersebut berupa data jumlah penduduk, data luas lahan, dan data
jumlah RT dan RW yang ada di Kelurahan Sambiroto.
BAB II
PROFIL WILAYAH

2.1 Gambaran Umum Makro


Kecamatan Tembalang merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kota Semarang. Luas
Kecamatan Tembalang yaitu 39,47 km2 yang terbagi menjadi 12 kelurahan yaitu Kelurahan
Rowosari, Kelurahan Meteseh, Kelurahan Kramas, Kelurahan Tembalang, Kelurahan Bulusan,
Kelurahan Mangunharjo, Kelurahan Sendangmulyo, Kelurahan Sambiroto, Kelurahan Jangli,
Kelurahan Tandang, Kelurahan Kedungmundu, dan Kelurahan Sendangguwo. Jumlah penduduk di
Kecamatan Tembalang yaitu sebanyak 186.690 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 4.730
jiwa/km2. Berikut ini merupakan batas dari Kecamatan Tembalang :
● Sebelah Timur : Kabupaten Demak
● Sebelah Utara : Kecamatan Pedurungan
● Sebelah Barat : Kecamatan Candisari
● Sebelah selatan : Kecamatan Banyumanik

2.2 Gambaran Umum Mikro


Kelurahan Sambiroto adalah salah satu kelurahan yang ada di Kecamatan Tembalang
dengan luas wilayah 3,18 km2 dengan batas kelurahan yaitu :
● Sebelah Utara : Kelurahan Kedungmundu
● Sebelah Timur : Kelurahan Sendangmulyo
● Sebelah Selatan : Kelurahan Mangunharjo
● Sebelah Barat : Kelurahan Tandang

Jumlah penduduk Kelurahan Sambiroto pada bulan April 2022 yaitu 16.870 jiwa dengan
jumlah KK 5.421. Kelurahan Sambiroto pada awalnya merupakan lahan sawah dan tegalan. Sekitar
tahun 1980-an mulai bermunculan pembangunan perumahan. Orbitasi dan waktu tempuh dari ibukota
kecamatan 3 km dan dari ibukota kabupaten 7 km.

2.3 Kependudukan
Kelurahan Sambiroto merupakan Kelurahan yang berada di Kecamatan Tembalang,Kota
Semarang, Jawa Tengah. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) terdapat 103 RT dan 11
RW di Kelurahan Sambiroto. Penduduk Kelurahan Sambiroto pada tahun 2022 berada di angka
16.870 Jiwa dengan Persentase penduduk Kelurahan Sambiroto di angka 8,18 % dari 100 %
penduduk Kecamatan Tembalang. Laju pertumbuhan penduduk kelurahan Sambiroto per tahun
dalam jangka 2010 - 2020 di angka 0,59. Kepadatan penduduk Kelurahan Sambiroto berada di angka
5.413 per km². Jumlah penduduk sesuai kelamin, pada tahun 2022, jumlah penduduk jenis kelamin
laki-laki di Kelurahan Sambiroto terhitung 8,356 jiwa dan untuk jenis kelamin perempuan terhitung
8,514 jiwa. Mayoritas pekerjaan penduduk Sambiroto merupakan karyawan swasta, PNS dan Buruh
Tani.
Diagram Kependudukan berdasarkan jenis kelamin Kelurahan Sambiroto

2.4 Sistem Aktivitas


Di awal berdirinya Kelurahan Sambiroto, penggunaan lahan dalam kelurahan ini sebagian
besar berisi tegal dan sawahan. Lalu semakin berjalannya waktu, pada tahun 1980-an, Kelurahan
Sambiroto dialokasikan lahan menjadi kawasan perumahan dimana ditunjukkan bermunculannya
pembangunan perumahan. Kawasan perumahan di Kelurahan Sambiroto diawalkan dengan ditandai
terbangunnya Perumahan Intan Sambiroto lalu berjalannya waktu semakin bermunculan perumahan
yang dibangun terhitung sampai tahun 2014 sudah ada 8 perumahan.
Dengan adanya alokasi guna lahan Kelurahan Sambiroto dari sawahan menjadi kawasan
perumahan yang otomatis ditinggal dan diatur oleh manusia sebagai subjek pengguna kawasan
Kelurahan Sambiroto, sehingga berdampak terhadap aktivitas yang terjadi pada Kelurahan Sambiroto.
Dikarenakan Kelurahan Sambiroto banyak dibangun untuk kawasan pemukiman sehingga aktivitas
yang terjadi didominasi oleh sektor perdagangan dan jasa dimana merupakan juga salah satu
pencaharian terbanyak yang dilakukan oleh masyarakat di Kelurahan Sambiroto berdasarkan data
Kelurahan yang tercatat.Terlihat dengan munculnya aktivitas perdagangan dan jasa yang pesat di
sepanjang Jalan Kompol.R.Soekamto sampai Jalan Sambiroto Raya. Dari dampak sistem aktivitas
tersebut, Kelurahan Sambiroto dapat dialokasikan kembali menjadi penggunaan lahan yang optimal
dengan didukungnya salah satu aktivitas yang didominasi yaitu perdagangan dan jasa yang juga
dilakukan oleh masyarakat Kelurahan Sambiroto sendiri untuk meningkatkan kualitas nilai dan mutu
kelurahan.
Dari sistem aktivitas di atas, berpengaruh terhadap kondisi ekonomi di Kelurahan Sambiroto
sehingga semakin menaik untuk ke tingkat tahap hidup yang lebih optimal, ditunjukkan pada usia
produktif Kelurahan Sambiroto yang bisa menunjang pendidikan sampai tingkat perguruan tinggi.
2.5 Fisik Alam
Secara topografi Kelurahan Sambiroto merupakan daerah perbukitan atau dataran tinggi.
Kelurahan Sambiroto memiliki kemiringan lereng antara 15-40% karena termasuk kedalam daerah
perbukitan. Secara geografis, Kelurahan Sambiroto dipengaruhi oleh musim kemarau pada bulan
April hingga September dan musim penghujan antara bulan Oktober hingga Maret. Suhu udara di
Kelurahan Sambiroto berkisar antara 23°C-34°C. Siklus hidrologi di Kelurahan Sambiroto termasuk
kedalam jenis akuifer produktivitas sedang dengan karakteristik kontur yang sangat curam. Jenis
tanah di Kelurahan Sambiroto yaitu mediteran coklat tua yang terbentuk dari pelapukan batuan kapur
sehingga tingkat kesuburannya cukup buruk. Pola tata guna lahan Kelurahan Sambiroto terdiri dari
perumahan, perusahaan, jasa, pendidikan, dan perdagangan.
2.5.1 Peta Tutupan Lahan

Tutupan lahan di Kelurahan Sambiroto didominasi oleh lahan pemukiman dan


pertanian lahan kering campur.
2.5.2 Peta Gerakan Tanah

Potensi Gerakan Tanah di Kelurahan Sambiroto diklasifikasikan menjadi 3, yaitu sangat


rendah, rendah, dan menengah.

2.5.3 Peta Kelerengan

Kelerengan di Kelurahan Sambiroto di dominasi oleh kelerengan 2-15%


2.6 Fisik Binaan
Kelurahan Sambiroto memiliki fisik binaan yang cukup mendukung perkembangan wilayah.
Hal ini ditunjukkan dengan ketersediaan sarana dan prasarana yang lengkap. Seperti kondisi jalan,
keadaan drainase, sumber air, sumur, dll. Kondisi jalan di Kelurahan Sambiroto mengalami
peningkatan setelah adanya pembangunan perumahan. Pembangunan jalan akan berdampak terhadap
aksesibilitas masyarakat. Hal tersebut mempengaruhi mobilisasi yang cepat bagi masyarakat. Kondisi
jalan juga akan mempengaruhi perekonomian daerah tersebut seperti halnya harga barang dan jasa
yang akan jauh lebih murah sehingga bisa dijangkau. Hal ini membuat nilai Kelurahan Sambiroto
menjadi bertambah, terutama dalam segi transportasi.
Pembangunan perumahan yang di terjadi di Kelurahan Sambiroto menjadikan kualitas
drainase semakin baik. Perbaikan saluran drainase ini dilakukan untuk memberikan kenyamanan bagi
masyarakat yang tinggal. Adanya perumahan menjadikan pembangunan infrastruktur di Kelurahan
Sambiroto menjadi baik termasuk untuk drainase. Sedangkan mengenai sumber air sumur di
Kelurahan Sambiroto perlu adanya penambahan kedalaman sumur setelah adanya pembangunan
perumahan, rata-rata mengalami penambahan berkisaran 11-15 meter perlunya penambahan
kedalaman sumur untuk meningkatkan kapasitas air yang semakin menurun jika tidak diperdalam.
Salah satu cara yang ditempuh menggunakan pengeboran sumur tersebut. Tingkat kedalaman sumur
yang dibor disesuaikan dengan keberadaan air tanah. Semakin sulit air tanah yang keluar semakin
dalam pula kedalaman air dan sebaliknya.

2.7 Pengelolaan dan Pemanfaatan Ruang


Kelurahan Sambiroto memiliki luas wilayah sebesar 3,18 km2 dengan lahan yang luas,
bersamaan dengan semakin berkembangnya zaman membuat Kelurahan Sambiroto juga mengalami
perubahan, salah satunya dalam pengelolaan dan pemanfaatan ruang. Pemanfaatan ruang Kelurahan
Sambiroto dimanfaatkan sebagai pemukiman, pendidikan, dan komersial. Sepanjang koridor jalan
tepatnya trotoar pada area Kelurahan Sambiroto dijadikan sebagai tempat berdagang. Beberapa
pemukiman juga dimanfaatkan sebagai kegiatan ekonomi dalam bentuk kos atau kontrakan. Selain itu
kelurahan Sambiroto juga termasuk dalam kawasan rencana pengembangan embung pada sub sistem
drainase sungai menurut RTRW Kota Semarang.

2.8 Keterkaitan Antar Aspek


Kelurahan Sambiroto merupakan salah satu kelurahan pada Kecamatan Tembalang.
Kawasan Kelurahan Sambiroto merupakan Kawasan padat penduduk dengan Kepadatan penduduk
Kelurahan berada di angka 5.413 per km. Kelurahan Sambiroto terletak di sepanjang jalur utama
Jalan Mrican/sekitar Kampus Undip membuat perkembangan daerah sambiroto meningkat seiring
waktu didukung oleh lahan yang cenderung berpotensi untuk pembangunan berkelanjutan.
Perkembangan Kelurahan Sambiroto mempengaruhi tentunya mempengaruhi aktivitas
didalamnya salah satunya dalam sektor ekonomi. berkembangnya Kawasan tidak luput dari
pembangunan Kawasan. Dengan banyaknya permukiman serta terdapat sarana Pendidikan
menjadikan peningkatan ekonomi salah satunya dalam industri perdagangan dan jasa .
Arah pengembangan pemanfaatan ruang kelurahan sambiroto dalam RTRW Kota
Semarang adalah sebagai Kawasan Campuran, Kawasan campuran terdiri dari kegiatan permukiman,
perdagangan dan jasa. Dari hal tersebut Kelurahan Sambiroto diharapkan dapat memenuhi
perannya yang tertulis dalam RTRW Kota Semarang Tahun 2005-2025 sehingga Kelurahan
Sambiroto dapat memenuhi kebutuhan penduduk Kelurahan Sambiroto maupun daerah daerah
sekitarnya.
Aspek kependudukan, sistem aktivitas, fisik binaan, serta pengelolaan dan pemanfaatan ruang
di Kelurahan Sambiroto saling berkaitan satu sama lain. Aspek fisik alam berhubungan dengan
keadaan fisik binaan yaitu daerah mana saja yang mempunyai potensi untuk pembangunan supaya
terhindar dari bencana. Fisik binaan berkaitan dengan sistem aktivitas yaitu masyarakat akan
memanfaatkan suatu bangunan sesuai dengan aktivitas yang dilakukan. Fisik alam dan fisik binaan
juga berkaitan dengan pengelolaan dan pemanfaatan ruang yang artinya dalam memanfaatkan suatu
ruang harus sesuai dengan aturan yang ada.
Keterkaitan antar aspek dapat dimanfaatkan untuk melihat masalah dan potensi yang ada di
Kelurahan Sambiroto. Selain itu, keterkaitan antar aspek tersebut dapat menentukan solusi dan
penyusunan skenario di Kelurahan Sambiroto.
BAB III
PERUMUSAN ISU DAN MASALAH PERENCANAAN

3.1 Analisis Potensi dan Masalah


Analisis potensi di Kelurahan Sambiroto adalah sebagai berikut :
1. Aspek fisik alam :
Kelurahan Sambiroto memiliki kemiringan lereng antara 15-40% karena termasuk
kedalam daerah perbukitan dengan kondisi tanah yang tergolong kering. lahan kering
berpotensi besar dalam pembangunan berkelanjutan.
2. Aspek fisik binaan :
Adanya ketersediaan sarana dan prasarana yang mendukung perkembangan wilayah
sehingga menjadikan Kelurahan Sambiroto memiliki aksesibilitas yang mudah.
3. Aspek kependudukan :
Kelurahan Sambiroto mempunyai jumlah penduduk 16.870 jiwa dengan jumlah
penduduk tersebut Kelurahan Sambiroto memiliki banyak ketersediaan tenaga kerja.
4. Sistem Aktivitas :
Masyarakat Kelurahan Sambiroto banyak yang beraktivitas dalam sektor
perdagangan dan jasa. Hal tersebut dapat membantu meningkatkan perekonomian
masyarakat dan kebutuhan masyarakat terpenuhi.
5. Sistem Pemanfaatan dan pengelolaan ruang :
Pemanfaatan dan pengelolaan ruang di Kelurahan Sambiroto banyak digunakan
sebagai tempat tinggal dan perdagangan barang jasa, hal tersebut dapat ditingkatkan
sebagai suatu ruang wilayah pusat perekonomian.
Analisis masalah di Kelurahan Sambiroto adalah sebagai berikut :
1. Aspek fisik alam
Berkurangnya ruang terbuka hijau akibat peralihan fungsi lahan sehingga
mengakibatkan kurangnya daerah resapan air.
2. Aspek fisik binaan
Banyak munculnya pedagang kaki lima yang berjualan di sepanjang Jalan Raya
Sambiroto.
3. Aspek kependudukan
Bertambahnya jumlah penduduk yang ada di Kelurahan Sambiroto, menyebabkan
semakin banyaknya pembangunan yang ada di Kelurahan Sambiroto.
4. Aspek sistem aktivitas
Aktivitas di Kelurahan Sambiroto yang banyak didominasi perdagangan barang dan
jasa serta pemukiman atau perumahan.
5. Aspek sistem pemanfaatan dan pengelolaan ruang
Penyempitan jalan karena pedagang kaki lima dan adanya parkir liar.
3.2 Analisis Isu dengan Metode Fishbone

Isu Antara #1: Perlunya Penataan dan Pembangunan Perdagangan dan Hunian
Berdasarkan hasil survei lapangan penulis, terdapat pedagang liar yang berada di sepanjang
bahu jalan utama Kelurahan Sambiroto. Kegiatan perdagangan tersebut yang disertai dengan tidak
tersedianya lahan parkir kendaraan untuk pembeli ini, sangat membutuhkan penanganan lebih lanjut
mengenai penataan atau pembangunan kawasan komersial.
Isu Antara #2: Pengaruh Dominasi Bangunan Hunian terhadap Kegiatan Sosial
Kegiatan sosial antar masyarakat Kelurahan Sambiroto dirasa kurang sebab kawasan hunian
perumahan lebih mendominasi. Hunian perumahan lebih sedikit melakukan interaksi terhadap warga
di sekitarnya, oleh karena itu sistem aktivitas yang ada di Kelurahan Sambiroto sangat kurang.
Sebagai contohnya yaitu kegiatan kerja bakti yang hanya dilakukan 1-2 kali dalam sebulan di
beberapa lingkup pemukiman saja.
Isu Antara #3: Daerah menjadi Rawan Bencana Banjir dan Longsor
Kelurahan Sambiroto merupakan kelurahan yang memiliki kerawanan bencana longsor.
Dengan banyaknya permintaan lahan hunian, keadaan tanah menjadi lebih datar mengingat kelurahan
ini tergolong dalam daerah perbukitan. Namun keadaan tersebut juga dapat menimbulkan masalah
pada ketersediaan ruang terbuka hijau yang berkurang. Terlebih Kelurahan Sambiroto tidak memiliki
taman terbuka hijau.
Isu Antara #4: Kurangnya Keterampilan/Pelatihan Kerja untuk Usia Produktif
Sumber daya manusia yang cukup memadai dengan jumlah 16.870 jiwa seharusnya dapat
memberikan kontribusi lebih untuk peningkatan fisik dan non fisik daerah. Maka dari itu diperlukan
program pelatihan kerja untuk menunjang perekonomian masyarakat sendiri.
Isu Antara #5: Aksesibilitas dan Sarana yang Kurang Berfungsi Optimal
Kelurahan Sambiroto memiliki kemudahan aksesibilitas/jalan yang dapat menjangkau pusat
kota. Namun beberapa kekurangan aksesibilitas yang ada yaitu di beberapa titik jalan Kelurahan
Sambiroto ditemukan tidak ada trotoar. Jalan yang terdapat trotoar pun disalahgunakan untuk kegiatan
perdagangan barang dan jasa.
Isu Utama
Ketidaksesuaian Penggunaan Lahan di Kelurahan Sambiroto

3.3 Perumusan Visi misi


Visi dan misi yang dibuat disesuaikan dengan kondisi dan permasalahan yang terdapat di
Kelurahan Sambiroto. Sehingga visi yang telah dirumuskan dari variabel kondisi dan permasalah
tersebut diharapkan dapat mengatasi dan menyelesaikan permasalahan yang ada di Kelurahan
Sambiroto serta berorientasi ke keadaan di masa depan . Berikut ini merupakan visi perencanaan pada
Kelurahan Sambiroto yang telah dirumuskan.

Visi:
Terwujudnya Lahan perdagangan yang optimal dengan mengikuti regulasi tata ruang sehingga
meningkatkan pertumbuhan sektor ekonomi Kelurahan Sambiroto.

Misi :

Menertibkan fungsi lahan yang menyalahi regulasi sehingga terciptanya ruang kawasan yang sesuai
dengan arahan tata ruang kota di Kelurahan Sambiroto
3.4 Perumusan Tujuan
Tujuan utama dalam analisis Kelurahan Sambiroto adalah terciptanya ruang kawasan yang
sesuai dengan pemanfaatannya di Kelurahan Sambiroto. Dalam tujuan yang ingin dicapai, dirumuskan
sasaran yang menjadi titik utama dalam pencapaian tujuan yang ingin diperoleh. Sasaran tersebut
yaitu penyesuaian fungsi lahan sesuai dengan arahan tata ruang kota. Dimana titik pusat dari tujuan
dan sasaran yang ingin dicapai berfokus pada potensi Kelurahan Sambiroto yang akan dialokasikan
menjadi kawasan perdagangan dan jasa secara optimal.

3,5 Keterkaitan Potensi dan Masalah


Potensi Kelurahan Sambiroto memiliki kemiringan lereng antara 15-40% karena termasuk
kedalam daerah perbukitan dengan kondisi tanah yang tergolong kering. lahan kering berpotensi besar
dalam pembangunan berkelanjutan. Ketersediaan sarana dan prasarana yang mendukung
perkembangan wilayah menjadikan Kelurahan Sambiroto memiliki aksesibilitas yang mudah.
Kelurahan Sambiroto mempunyai jumlah penduduk 16.870 jiwa dengan jumlah penduduk tersebut
Kelurahan Sambiroto memiliki banyak ketersediaan tenaga kerja. Masyarakat Kelurahan Sambiroto
banyak yang beraktivitas dalam sektor perdagangan dan jasa. Hal tersebut dapat membantu
meningkatkan perekonomian masyarakat dan kebutuhan masyarakat terpenuhi. Pemanfaatan dan
pengelolaan ruang di Kelurahan Sambiroto banyak digunakan sebagai tempat tinggal dan
perdagangan barang jasa, hal tersebut dapat ditingkatkan sebagai suatu ruang wilayah pusat
perekonomian.
Namun, terdapat juga beberapa permasalahan di Kelurahan Sambiroto yaitu Berkurangnya
ruang terbuka hijau akibat peralihan fungsi lahan sehingga mengakibatkan kurangnya daerah resapan
air, banyak munculnya pedagang kaki lima yang berjualan di sepanjang Jalan Raya Sambiroto,
bertambahnya jumlah penduduk yang ada di Kelurahan Sambiroto, menyebabkan semakin banyaknya
pembangunan yang ada di Kelurahan Sambiroto, aktivitas di Kelurahan Sambiroto yang banyak
didominasi perdagangan barang dan jasa serta pemukiman atau perumahan, serta penyempitan jalan
karena pedagang kaki lima dan adanya parkir liar.
Adanya potensi dan masalah di Kelurahan Sambiroto saling berkaitan satu sama lain. Hal
tersebut dapat membutuhkan sebuah solusi untuk mengatasi permasalahan yang ada dengan melihat
potensi Kelurahan Sambiroto dengan mempertimbangkan segala aspek. Nantinya, hasil akhir dari
perencanaan yang dilakukan dapat sesuai dengan visi, misi dan tujuan yang telah ditentukan.
BAB IV
TANTANGAN DAN ALTERNATIF PERENCANAAN

4.1 Proyeksi
4.1.1 Potensi dan Hambatan
Potensi suatu wilayah merupakan segala sesuatu yang dimiliki baik berupa sumber daya alam,
buatanbuatan dan manusia yang memiliki kemampuan untuk dikembangkan lebih baik. Sedangkan
hambatan yaitu kondisi dengan adanya berbagai halangan ataupun kesulitan untuk mencapai tujuan.

Aspek Potensi Hambatan

Fisik Alam Kelurahan Sambiroto memiliki Berkurangnya lahan RTH akibat


kemiringan lereng antara 15-40% peralihan fungsi lahan sehingga
karena termasuk kedalam daerah mengakibatkan kurangnya daerah
perbukitan. Dengan tanah resapan air
tergolong kering.

Fisik Binaan Ketersediaan sarana dan prasarana Banyak bermunculan pedagang kaki
yang mendukung perkembangan lima yang berjualan di sepanjang jalan
wilayah, menjadikan Kelurahan raya Sambiroto
Sambiroto memiliki aksesibilitas
yang mudah

Kependudukan Kelurahan Sambiroto mempunyai Bertambahnya jumlah penduduk yang


jumlah penduduk 16.870 jiwa. ada di Kelurahan Sambiroto,
Dengan jumlah penduduk tersebut menyebabkan semakin banyaknya
Kelurahan Sambiroto memiliki pembangunan yang ada di Kelurahan
banyak ketersediaan tenaga kerja. Sambiroto

Sistem Aktivitas Masyarakat Kelurahan Sambiroto Aktivitas di Kelurahan Sambiroto yang


banyak yang beraktivitas dalam banyak didominasi perdagangan barang
sektor perdagangan dan jasa. Hal dan jasa, serta pemukiman/perumahan
ini dapat membantu meningkatkan
perekonomian masyarakat dan
kebutuhan masyarakat dapat
terpenuhi.

Sistem Pemanfaatan dan pengelolaan Penyempitan jalan karena pedagang kaki


Pemanfaatan dan ruang di Kelurahan Sambiroto lima dan parkir liar
Pengelolaan Ruang banyak digunakan sebagai tempat
tinggal dan perdagangan barang
jasa, hal tersebut dapat
ditingkatkan sebagai suatu ruang
wilayah pusat perekonomian.

4.1.2 Potensi dan Kendala di Masa Mendatang dan Konsekuensi bagi Area Perencanaan

Aspek Potensi dan Hambatan Konsekuensi

Trend Ramalan ke Depan


(Dulu-Sekarang)

Fisik Alam Lahan terbangun Luasan area Ruang


1. Memiliki kemiringan
untuk hunian akan Terbuka Hijau (RTH)
lereng antara 15-40%
semakin padat. sedikit.
dengan kerawanan
bencana tanah longsor.
2. Jenis tanah mediteran
coklat tua yang cocok
untuk dijadikan lahan
terbangun

Fisik Binaan Kebutuhan tempat Permintaan lahan


1. Ketersediaan fasilitas
tinggal permanen untuk hunian akan
kesehatan dan
mencapai 100%. meningkat.
pendidikan yang
mudah dijangkau.
2. Hunian permanen
94% , semi dan non
permanen 6%.

Kependudukan Masih terus


1. Peningkatan penduduk Fasilitas pendidikan
bertambah mencapai
25% dari tahun 2018 tidak terpenuhi dan
101.220 jiwa dalam
ke 2022. Rumah permanen
20 tahun kedepan.
2. Kepadatan di angka
5.413-5.483/km2.
padat.
3. Tahun 2018, penduduk
tidak sekolah sebanyak
793 jiwa.

Sistem Aktivitas Luapan sungai Area pemukiman


1. Kelengkapan tempat
sewaktu-waktu ke dekat sungai menjadi
peribadatan sesuai
rumah penduduk dan kumuh.
agama.
pengangguran
2. Tidak ada
meningkat.
pembuatan/perawatan
sungai.
3. Aktivitas ekonomi
sebagai pedagang 7%,
buruh 4%,
PNS/Pensiunan 27%
lainnya 62%.

Sistem Aktivitas dan


1. Pemanfaatan kawasan Munculnya pedagang
Pemanfaatan dan pengelolaan tidak
sebagai hunian dan liar yang bertambah
Pengelolaan Ruang sesuai regulasi.
komersial. dan wilayah menjadi
2. Pedagang dengan pola kawasan
mengikuti jalur perekonomian dan
transportasi. hunian.

4.2 Scenario
Kelurahan Sambiroto direncanakan sebagai kawasan perdagangan dan jasa. Sebagai kawasan
perdagangan, Kelurahan Sambiroto memiliki potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut. Alasan
tersebut dikarenakan Kelurahan Sambiroto mempunyai fasilitas pendidikan seperti perguruan tinggi
yang membuatnya ramai. Oleh karena itu, Kelurahan Sambiroto direncanakan sebagai kawasan
perdagangan yang memperhatikan beberapa aspek. Kawasan perdagangan dan jasa tersebut berupa
Pujasera yang memiliki RTH berupa taman yang memfokuskan kepada pemusatan relokasi dan
penyediaan lahan serta penataan.
Rencana pengembangan kawasan perdagangan dan jasa berupa Pujasera yang didalamnya
terdapat RTH, yaitu kegiatan perdagangan berskala sedang dengan menjajakan segala jenis makanan
Rencana pemenuhan kebutuhan fasilitas perdagangan dan jasa, meliputi :

● Dapat mendorong pembangunan, penataan, dan pengembangan fasilitas perdagangan di


Kelurahan Sambiroto sesuai dengan peraturan yang berlaku
● Menyediakan ruang terbuka hijau di area Pujasera sehingga memberikan manfaat baik secara
ekologis, estetis, sosial, maupun ekonomis
● Penyediaan lahan parkir bagi pengunjung yang datang

Rencana pembangunan, penataan, dan pengembangan sebagai skala pelayanan berupa : pengalokasian
para pedagang ke lahan lain berupa pembangunan Pujasera yang didalamnya terdapat RTH yang
peletakannya berada di dekat Jalan Raya Sambiroto dekat dengan permukiman dan aktivitas kegiatan
lainnya. Adanya pengaturan secara khusus tentang Pujasera yang didalamnya terdapat RTH yang akan
diatur dalam peraturan daerah sendiri yang tidak bertentangan dengan peraturan daerah.

4.2.1 Analisis Strategi Berbasis Target


1. Pemusatan dan relokasi kawasan perdagangan yang belum sesuai tempatnya
Kelurahan Sambiroto memiliki permasalahan mengenai penggunaan lahan yang
belum sesuai yaitu masih banyaknya pedagang kaki lima di trotoar sekitar jalan raya
Sambiroto. Dari permasalahan tersebut adanya strategi yang dapat dilakukan untuk
menangani permasalahan ini, dengan pemusatan dan relokasi kawasan perdagangan ke
kawasan yang cocok serta strategi untuk perdagangan. Dalam mendukung strategi yang ada
perlu adanya aksi yang dilakukan seperti:
● Aksi 1: Penyediaan lahan untuk pedagang sesuai standar dan peraturan pemerintah.
Penyediaan lahan telah diatur dalam SNI 03-1733-2004 sehingga dapat lebih mudah
dalam penyediaan lahan yang sesuai untuk perdagangan.
● Aksi 2: Mengarahkan para pedagang untuk memanfaatkan lahan perdagangan dengan
memperhatikan ketertiban dan kebersihan
Setelah adanya lahan yang sesuai untuk penempatan PKL yang direlokasi, perlunya
pengarahan kepada para pedagang dalam pemanfaatan lahan yang baru sehingga
meminimalisir penyalahgunaan lahan.

2. Mempertegas aturan untuk tata guna lahan yang sesuai dengan pemanfaatan
Dalam strategi ini mengacu pada peraturan yang sudah ada mengenai tata guna lahan,
sehingga dalam pemanfaatan lahan tidak mengalami penyalahgunaan lahan. Aksi yang dapat
mendukung dari adanya strategi ini antara lain:
● Aksi 1 : Sosialisasi peraturan guna lahan kepada para pedagang
Adanya sosialisasi yang dapat dilakukan kepada masyarakat mengenai peraturan
tentang penggunaan lahan, sehingga para pedagang dapat menempatkan diri ke lahan yang
cocok dan strategis.
● Aksi 2 : Pengawasan terhadap penggunaan dan pemeliharaan lahan
Pengawasan dan pemeliharaan lahan perlu dalam keberlangsungannya strategi ini,
dikarenakan jika tidak ada pengawasan dan pemeliharaan yang dilakukan maka tidak akan
berjalan dengan baik.

3. Mempergunakan badan jalan sesuai dengan fungsinya sehingga tidak ada hambatan
samping
Permasalahan tentang badan jalan yang tidak sesuai dengan fungsinya menyebabkan
munculnya permasalahan seperti terganggunya lalu lintas serta parkir liar di pinggir jalan. Hal
ini perlu adanya strategi yang dapat dilakukan untuk menangani hal tersebut yaitu
penggunaan badan jalan yang sesuai dengan fungsinya. Aksi yang dapat dilakukan dalam
mendukung strategi yang ada antara lain:
● Aksi 1 : Menyediakan lahan parkir untuk kendaraan
Lahan parkir merupakan salah satu hal penting dalam lokasi perdagangan seperti
yang diatur pada SNI 03-1733-2004, dikarenakan jika tidak terdapat lahan parkir akan
menyebabkan terganggunya kelancaran perdagangan.

4.2.2 Analisis Strategi Berbasis Skenario


Strategi basis skenario dilakukan dengan mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor
PESTO (Politic, Economic, Social, Technology, Others). Didapat faktor-faktor PESTO pada
Kelurahan Sambiroto yaitu :
Langkah berikutnya setelah menentukan faktor-faktor PESTO, melakukan perumusan tema
dengan pemetaan/pengelompokan 4 kuadran yang terdiri dari kondisi baik (inward looking), kondisi
harapan, kondisi terburuk dan kondisi baik (outward looking).

Skenario yang timbul dapat dilihat dari kondisi yang terjadi yakni kondisi terburuk, kondisi
harapan, dan kondisi terbaiknya. Berdasarkan skenario yang didapat maka dapat merumuskan strategi
dan aksi yang akan digunakan.
● Kondisi Baik: Peningkatan Lokasi Perdagangan
1. Memaksimalkan dan memanfaatkan kesediaan lahan (Citragrand) untuk kegiatan
bazar UMKM
a. Sosialisasi kawasan kepada masyarakat
● Kondisi Terburuk: Pertumbuhan Ekonomi Lambat
1. Ketersediaan lahan komersial berkurang akibat peruntukan lahan hunian
a. Identifikasi jumlah lahan yang tersedia
b. Membuat kebijakan terkait pemanfaatan lahan
● Kondisi Baik: Tenaga Kerja Dalam Sektor Perdagangan
1. Meningkatkan minat masyarakat dalam berwirausaha
a. Sosialisasi kepada masyarakat terkait pentingnya berwirausaha
b. Pemerintah mengadakan pelatihan terkait berbagai jenis wirausaha
yang dikembangkan masyarakat di Kelurahan Sambiroto
1. Meningkatkan sifat berwirausaha untuk masyarakat
a. Mengadakan seminar kewirausahaan
● Kondisi Harapan: Pembangunan Lokasi Perdagangan dalam Pemanfaatan Lahan dan
Peningkatan Sarana Prasarana
1. Meningkatkan penggunaan lahan di Kelurahan Sambiroto untuk lokasi perdagangan
a. Pengajuan proposal untuk membuat lokasi pusat perdagangan
b. Pembangunan fasilitas yang sesuai dengan SNI
2. Meningkatkan perekonomian Kelurahan Sambiroto
a. Pembukaan lapangan kerja untuk mengelola UMKM
b. Seminar masyarakat tentang pengelolaan UMKM
c. Mengadakan pelatihan untuk mempersiapkan keterampilan masyarakat
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari proses perencanaan pada Kelurahan Sambiroto, Kecamatan Tembalang,
Kota Semarang adalah dapat mengetahui mengenai kondisi dari Kelurahan Sambiroto yang mana
dapat diidentifikasi mengenai isu-isu dan masalah yang ada pada kelurahan tersebut. Dari adanya
pengidentifikasian mengenai isu dan permasalahan yang ada dapat dirumuskan satu tujuan dan
sasaran untuk menjadi dasar dalam penentuan proses perencanaan yang sistematis dalam peningkatan
optimal ruang lingkup wilayah yang dianalisis dengan berbasis ruang lingkup skala kelurahan, dengan
penetapan visi misi yang jelas sehingga target dan output keluar dengan optimal untuk Kelurahan
Sambiroto.
Tujuan utama dalam analisis Kelurahan Sambiroto adalah terciptanya ruang kawasan yang
sesuai dengan pemanfaatannya di Kelurahan Sambiroto. Dalam tujuan yang ingin dicapai, dirumuskan
sasaran yang menjadi titik utama dalam pencapaian tujuan yang ingin diperoleh. Sasaran tersebut
yaitu penyesuaian fungsi lahan sesuai dengan arahan tata ruang kota. Dimana titik pusat dari tujuan
dan sasaran yang ingin dicapai berfokus pada potensi Kelurahan Sambiroto yang akan dialokasikan
menjadi kawasan perdagangan dan jasa secara optimal.

5.2 Rekomendasi
Dari analisis yang telah dilakukan, berikut merupakan rekomendasi yang dapat diberikan
untuk pemerintah Kelurahan Sambiroto:
1. Pembangunan kawasan Pujasera untuk para pedagang.
2. Relokasi pedagang ke lokasi yang optimal.
3. Pengembangan kawasan yang baru.

Daftar Pustaka

Wijaya, D. W. (2016). Perencanaan Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh (Studi


Penentuan Kawasan Prioritas untuk Peningkatan Kualitas Infrastruktur pada Kawasan Permukiman
Kumuh di Kota Malang). Jurnal Ilmiah Administrasi Publik, 2(1), 1-10.

Najiyati, S., & Susilo, S. R. T. (2011). Sinergitas instansi pemerintah dalam pembangunan
Kota Terpadu Mandiri. Jurnal ketransmigrasian, 28(2), 113-124.

Kecamatan Tembalang Dalam Angka 2021 https://semarangkota.bps.go.id

Anda mungkin juga menyukai