Dosen Pengampu:
Dr. Holi Bina Wijaya, ST. MUM.
Rukuh Setiadi, ST. MEM. Ph.D.
Prof. Dr. Sunarti, ST., MT.
Dr. Mussadun, ST. Msi.
Mada Sophianingrum, ST, MSc.
Kelompok 6C
Disusun Oleh :
Gifary Rihhadatul’aisy 21040121140183
Lidya Annisa Putri 21040121130087
Thiananda Ainul Zulfa 21040121140123
Hitaloka Septy Kusuma 21040121130078
Novi Natalia Margaretta 21040121140152
Aisyah Safitri 21040121130075
Nahla Nur Sabrina 21040121140144
Daftar Isi 4
BAB I
PENDAHULUAN 7
1.1 Konsep Penyusunan Laporan 7
1.2 Tahapan Proses Perencanaan 9
1.3 Metode 12
1.3.1 Metode Pengumpulan Data 12
1.3.2 Metode Analisis Data 13
BAB II 15
PROFIL WILAYAH 15
2.1 Gambaran Umum Makro 15
2.2 Gambaran Umum Mikro 15
2.3 Kependudukan 16
2.4 Sistem Aktivitas 17
2.5 Fisik Alam 18
2.5.1 Peta Tutupan Lahan 18
2.5.2 Peta Gerakan Tanah 19
2.5.3 Peta Kelerengan 19
2.6 Fisik Binaan 20
2.7 Pengelolaan dan Pemanfaatan Ruang 20
2.8 Keterkaitan Antar Aspek 20
BAB III 23
BAB IV 29
BAB V 37
PENUTUP 37
5.1 Kesimpulan 37
5.2 Rekomendasi 38
Daftar Pustaka 38
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Konsep Penyusunan Laporan
Perencanaan secara luas dapat didefinisikan sebagai suatu proses mempersiapkan
kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu; cara
mencapai tujuan sebaik-baiknya dengan sumber-sumber yang ada supaya lebih efisien dan
efektif; serta penentuan tujuan yang akan dicapai atau yang akan dilakukan, bagaimana, kapan,
dan oleh siapa. Pengertian lain dari perencanaan dapat diambil dari UU Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Pasal 1 ayat 1 dimana tertulis bahwa
perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan tindakan di masa depan yang tepat,
melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.
Dalam penyusunan laporan ini, ditetapkan satu tujuan dan sasaran berdasarkan
permasalahan utama yang terjadi di Kelurahan Sambiroto yaitu pemanfaatan guna lahan yang
tidak merata dan teratur untuk menjadi dasar dalam penentuan proses perencanaan yang
sistematis dalam peningkatan optimal ruang lingkup wilayah Kelurahan Sambiroto yang
dianalisis dengan berbasis ruang lingkup skala kelurahan, dengan penetapan visi misi yang jelas
sehingga target dan output keluar dengan optimal untuk mengatasi permasalahan yang ada. Pada
dasar proses perencanaan Kelurahan Sambiroto didasarkan oleh data atau analisis ruang lingkup
Kelurahan Sambiroto yang digunakan menjadi acuan lanjutan dalam tahap proses perencanaan
selanjutnya. Lalu setelah analisis ruang lingkup secara menyeluruh dalam aspek sosial dan alam,
nantinya akan dilanjutkan dalam perumusan proyeksi, isu, potensi, dan hambatan dalam ruang
lingkup yang disusun secara runtut dalam hasil akhir yang nantinya akan diimplementasikan
berdasarkan strategi yang disusun secara potensial terhadap Kelurahan Sambiroto dengan paduan
unsur sinergitas dan melibatkan partisipasi stakeholders yang memegang peran penting yaitu
pemerintah setempat serta masyarakat Kelurahan Sambiroto sendiri dengan pemberian target-
target kualitatif maupun kuantitatif.
Kelurahan Sambiroto merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan
Tembalang. Kelurahan ini memiliki jumlah penduduk sekitar 16.870 jiwa dengan mayoritas guna
lahan dialihkan sebagai pemukiman serta mayoritas penduduk bekerja dalam lingkup
perdagangan dan jasa. Kecamatan Tembalang merupakan salah satu kawasan pendidikan
memiliki intensitas penduduk yang tinggi, ditambah dengan banyaknya pendatang berupa
mahasiswa yang berdatangan untuk sekolah. Hal ini berdampak terhadap perkembangan
kawasan Kecamatan Tembalang salah satunya terhadap pertumbuhan ekonomi yang tentunya
akan berdampak untuk kelurahan di Kecamatan Tembalang. Salah satu kelurahan yang
terdampak adalah Kelurahan Sambiroto.
Proses perencanaan dilakukan dalam Kelurahan Sambiroto sehingga kesejahteraan
masyarakat dapat diperoleh dengan sinergitas yang tinggi dimana manusia didalamnya sebagai
subjek penting dengan mendapatkan kehidupan dan penghidupan yang aman, adil, dan sejahtera.
Dibutuhkannya proses perencanaan yang sistematis dikarenakan masyarakat di Kelurahan
Sambiroto memiliki masyarakat yang beragam yang nantinya bisa memberikan dampak dalam
isu ego sektoral dengan mewarnai pola pikir subjektif dalam pelaksanaan pembangunan yang
optimal di masa depan. Dalam proses perencanaan di Kelurahan Sambiroto, diatur dan
berdasarkan penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang berisi tujuan, kebijakan,
strategi penataan, rencana struktur ruang, rencana pola ruang, penetapan kawasan strategis,
arahan pemanfaatan ruang, serta ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang di lingkup
Kelurahan Sambiroto. Hal itu diperlukan sehingga perencanaan ruang (spatial-plan) yang telah
dibangun sudah sesuai dengan prinsip-prinsip yang partisipatif berdasarkan kondisi fisik alam
dan sosial di Kelurahan Sambiroto yang nantinya meningkatkan optimalisasi pembangunan di
Kelurahan Sambiroto.
Sektor perdagangan dan jasa merupakan salah satu sektor yang mendukung
pertumbuhan ekonomi. Semakin meningkatnya sektor perdagangan dan jasa membuat
permintaan lahan di Kelurahan Sambiroto juga mengalami peningkatan dimana kepadatan
penduduk terus bertambah setiap tahunnya. Akibat dari hal ini menyebabkan banyaknya oknum
yang melanggar regulasi penggunaan lahan perdagangan yang membuat fungsi lahan terganggu
seperti berdagang di trotoar dan bahu jalan. Dari permasalahan tersebut dapat timbul
penyalahgunaan lahan yang nantinya akan membuat terhambatnya aksesibilitas dan sarana yang
optimal dari ruas jalan akibat pedagang kaki lima yang tidak teratur. Dari salah satu
permasalahan yang terjadi, dirumuskan tujuan dalam proses perencanaan Kelurahan Sambiroto
untuk memberikan gambaran dan hasil arahan perencanaan yang komprehensif dan sinergis agar
pembangunan Kelurahan Sambiroto di masa depan dapat lebih terstruktur dan menjadikan
Kelurahan Sambiroto dengan sistem aktivitas yang seimbang dengan pembangunan yang
berkelanjutan.
1.2 Tahapan Proses Perencanaan
Berikut ini merupakan tahapan-tahapan proses perencanaan menurut Catanese, Anthony J and
James Snyder :
a. Diagnosa Masalah
Merupakan kegiatan untuk menentukan atau mencari solusi pemecahan sebuah masalah .
- Proses dari diagnosa masalah :
1. Menganalisis keadaan yang ada, apakah terjadi ketidakpuasan atau masalah
2. Menentukan tujuan, keadaan yang diinginkan
3. Mencari pemecahan masalah
- Stakeholders dari diagnosa masalah antara lain pemerintah dan pihak swasta serta
perencana
- Hasil Tahap dari diagnosa masalah adalah strategi mengenai gambaran supaya
mencapai tujuan dan gambaran mengenai keadaan yang diinginkan dimana berfungsi
sebagai titik yang dituju.
- Input Tahap dari diagnosa masalah adalah ketidakpuasan terhadap keadaan yang
ada/kondisi eksisting.
b. Perumusan Tujuan
Merupakan tujuan-tujuan dalam proses perencanaan berkaitan dengan definisi masalah.
Dimana sebuah perencanaan lebih berorientasi pada tujuan daripada masa sekarang.
- Proses perumusan tujuan adalah mengembangkan suatu "rencana induk" dalam
sebuah perencanaan kota dengan penggambaran keadaan akhir yang ingin dituju pada
tahun yang akan datang dalam jangka waktu yang sudah ditentukan, dengan
merumuskan pencapaian tujuan-tujuan tertentu.
- Stakeholders perumusan tujuan adalah pemerintah, bumn, pihak swasta, pekerjaan
umum, perencana dan pihak terkait tentang rencana yang ada.
- Hasil Tahap perumusan tujuan adalah penerjemahan tujuan-tujuan dari perencanaan
yang nantinya selaras dengan sasaran operasional yang sudah dituju.
- Input tahap dari perumusan tujuan adalah gambaran rencana yang berkaitan dengan
definisi masalah
c. Proyeksi dan Perkiraan
Proyeksi dan perkiraan dipergunakan sebagai pengembangan alternatif dalam pemecahan
masalah dalam rangka memperkirakan kondisi kedepan.
- Proses dari proyeksi dan perkiraan adalah mengumpulkan informasi yang dimiliki
dan kelanjutan dari fenomena yang dianalisis.menggunakan teknik prediksi dan
proyeksi yang telah dikembangkan untuk ketidakpastian yang berbeda beda. memakai
metode yang ada seperti proyeksi kuantitatif seperti ketepatan-kurva dan analisis
pergeseran, pendekatan kualitatif seperti analisis faktor-faktor laten dan penulisan
skenario juga pembuatan informasi seperti teknik konsultasi Delphi.
- Stakeholders dari proyeksi dan perkiraan adalah pekerjaan umum, pemerintah,
perencana dan badan usaha.
- Hasil tahap dari proyeksi dan perkiraan adalah dapat mengetahui dampak dan
alternatif usul untuk menghadapi kendala di masa depan.
- Input tahap dari proyeksi dan perkiraan adalah jumlah informasi data yang
dibutuhkan dan kontinuitas dengan fenomena yang dianalisis.
d. Pengembangan Alternatif
Uraian proses perencanaan yang mempunyai pengaruh yang mendalam pada kualitas
keputusan.
- Proses dari pengembangan alternatif adalah adanya pendekatan optimasi yang
mengkombinasikan pengembangan alternatif dengan tahap evaluasi.
- Stakeholders dari proyeksi dan perkiraan antara lain pemerintah, perencana, badan
usaha, arsitek, dan ahli konstruksi dan spesialis dalam bidang yang bersangkutan.
- Hasil tahap pengembangan alternatif adalah alternatif yang dihasilkan dari evaluasi
dan perbandingan juga pemecahan masalah.
- Input tahap pengembangan alternatif adalah pendekatan alternatif yang ada dalam
proses perencanaan.
e. Analisa Feasibilitas
Merupakan tujuan-tujuan yang didefinisikan secara jelas, serta dapat diterjemahkan ke dalam
sasaran-sasaran yang dapat di monitor.
- Proses analisa feasibilitas yaitu mendesain beberapa pilihan untuk dilaksanakan dan
mengkaji kembali tujuan-tujuan dan sasaran semula.
- Stakeholders analisa feasibilitas yaitu pemerintah, pihak swasta.
- Hasil tahap analisa feasibilitas yaitu jika alternatif telah dibuat dengan baik, maka
jawabannya akan positif. Jika jawabannya negatif maka akan mengurangi banyaknya
pilihan/alternatif menjadi suatu daftar yang singkat, hanya satu alternatif atau bahkan
menjadi tidak ada sama sekali.
- Input tahap analisa feasibilitas yaitu kondisi dari sumber-sumber yang ada dan telah
diproyeksikan.
f. Evaluasi
Suatu kegiatan untuk mengumpulkan informasi untuk menentukan pilihan/alternatif
terbaik dalam membuat keputusan.
- Proses dari evaluasi :
1. Melakukan analisis terhadap pilihan-pilihan/alternatif yang ada
2. Membandingkan dan memperkirakan dampak dari setiap pilihan/alternatif
3. Membuat keputusan akhir
4. Apabila hanya terdapat satu alternatif, maka harus membuat
keputusan“ya atau tidak” karena hal ini diperlukan untuk menentukan
alternatif yang diusulkan akan dilaksanakan atau tidak
- Stakeholders dari evaluasi antara lain Pemerintah, pihak swasta, masyarakat.
- Hasil Tahap dari evaluasi antara lain Keputusan akhir terhadap beberapa
pilihan/alternatif yang ada.
- Input Tahap dari evaluasi antara lain Alternatif-alternatif yang diperkirakan akan
dapat dilaksanakan.
g. Implementasi (pelaksanaan)
Merupakan tujuan-tujuan yang didefinisikan secara jelas, serta dapat diterjemahkan ke
dalam sasaran-sasaran yang dapat di monitor.
- Proses dari implementasi adalah menjelaskan faktor-faktor yang diperlukan untuk
pemecahan masalah dalam perencanaan kota, seperti tujuan, sasaran, fasilitasi, dan
aspek lain.
- Stakeholders dari implementasi yaitu Pemerintah dan pihak swasta.
- Hasil tahap dari implementasi yaitu proyek-proyek sederhana yang dapat dikerjakan
dalam kerangka organisasi yang relatif otonom, mempunyai keberhasilan lebih besar.
- Input tahap dari implementasi yaitu rasionalitas murni dan penilaian-penilaian
kuantitatif.
Berdasarkan tahapan proses perencanaan menurut Larz T. Anderson (1995) diatas, tahapan proses
perencanaan yang telah dilakukan adalah:
1. Diagnosa Masalah
Pada tahap pertama, dilakukan identifikasi terhadap masalah apa saja yang ada di Kelurahan
Sambiroto. Setelah itu kami menemukan beberapa masalah dari berbagai aspek, mulai dari
fisik alam, fisik binaan, kependudukan, sistem aktivitas, dan sistem pengelolaan dan
pemanfaatan ruang. Kemudian kami menentukan isu utama dari masalah-masalah yang ada
yaitu “Ketidaksesuaian Penggunaan Lahan di Kelurahan Sambiroto”.
2. Perumusan Tujuan
Setelah mengidentifikasi masalah, kami merumuskan visi dan tujuan berupa kondisi yang
akan diharapkan. Dengan visi “Terwujudnya Lahan perdagangan yang optimal dengan
mengikuti regulasi tata ruang sehingga meningkatkan pertumbuhan sektor ekonomi
Kelurahan Sambiroto” dan tujuan “terciptanya ruang kawasan yang sesuai dengan
pemanfaatannya di Kelurahan Sambiroto”. Dalam tujuan dan visi yang ingin dicapai,
dirumuskan sasaran yang menjadi titik utama dalam pencapaian tujuan yang ingin diperoleh.
1.3 Metode
1.3.1 Metode Pengumpulan Data
a. Data Primer
Pengumpulan data primer pada analisis ini dilakukan dengan survei ke lapangan,
melakukan wawancara dengan salah satu perangkat di Kelurahan Sambiroto. Data primer
yang didapat berupa data demografi, permasalahan yang sering terjadi, dan juga terkait
dengan sarana dan prasarana yang ada di Kelurahan Sambiroto.
b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dengan melakukan studi literatur dari penelitian yang sudah
ada sebelumnya, buku, jurnal, dan website.
Jumlah penduduk Kelurahan Sambiroto pada bulan April 2022 yaitu 16.870 jiwa dengan
jumlah KK 5.421. Kelurahan Sambiroto pada awalnya merupakan lahan sawah dan tegalan. Sekitar
tahun 1980-an mulai bermunculan pembangunan perumahan. Orbitasi dan waktu tempuh dari ibukota
kecamatan 3 km dan dari ibukota kabupaten 7 km.
2.3 Kependudukan
Kelurahan Sambiroto merupakan Kelurahan yang berada di Kecamatan Tembalang,Kota
Semarang, Jawa Tengah. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) terdapat 103 RT dan 11
RW di Kelurahan Sambiroto. Penduduk Kelurahan Sambiroto pada tahun 2022 berada di angka
16.870 Jiwa dengan Persentase penduduk Kelurahan Sambiroto di angka 8,18 % dari 100 %
penduduk Kecamatan Tembalang. Laju pertumbuhan penduduk kelurahan Sambiroto per tahun
dalam jangka 2010 - 2020 di angka 0,59. Kepadatan penduduk Kelurahan Sambiroto berada di angka
5.413 per km². Jumlah penduduk sesuai kelamin, pada tahun 2022, jumlah penduduk jenis kelamin
laki-laki di Kelurahan Sambiroto terhitung 8,356 jiwa dan untuk jenis kelamin perempuan terhitung
8,514 jiwa. Mayoritas pekerjaan penduduk Sambiroto merupakan karyawan swasta, PNS dan Buruh
Tani.
Diagram Kependudukan berdasarkan jenis kelamin Kelurahan Sambiroto
Isu Antara #1: Perlunya Penataan dan Pembangunan Perdagangan dan Hunian
Berdasarkan hasil survei lapangan penulis, terdapat pedagang liar yang berada di sepanjang
bahu jalan utama Kelurahan Sambiroto. Kegiatan perdagangan tersebut yang disertai dengan tidak
tersedianya lahan parkir kendaraan untuk pembeli ini, sangat membutuhkan penanganan lebih lanjut
mengenai penataan atau pembangunan kawasan komersial.
Isu Antara #2: Pengaruh Dominasi Bangunan Hunian terhadap Kegiatan Sosial
Kegiatan sosial antar masyarakat Kelurahan Sambiroto dirasa kurang sebab kawasan hunian
perumahan lebih mendominasi. Hunian perumahan lebih sedikit melakukan interaksi terhadap warga
di sekitarnya, oleh karena itu sistem aktivitas yang ada di Kelurahan Sambiroto sangat kurang.
Sebagai contohnya yaitu kegiatan kerja bakti yang hanya dilakukan 1-2 kali dalam sebulan di
beberapa lingkup pemukiman saja.
Isu Antara #3: Daerah menjadi Rawan Bencana Banjir dan Longsor
Kelurahan Sambiroto merupakan kelurahan yang memiliki kerawanan bencana longsor.
Dengan banyaknya permintaan lahan hunian, keadaan tanah menjadi lebih datar mengingat kelurahan
ini tergolong dalam daerah perbukitan. Namun keadaan tersebut juga dapat menimbulkan masalah
pada ketersediaan ruang terbuka hijau yang berkurang. Terlebih Kelurahan Sambiroto tidak memiliki
taman terbuka hijau.
Isu Antara #4: Kurangnya Keterampilan/Pelatihan Kerja untuk Usia Produktif
Sumber daya manusia yang cukup memadai dengan jumlah 16.870 jiwa seharusnya dapat
memberikan kontribusi lebih untuk peningkatan fisik dan non fisik daerah. Maka dari itu diperlukan
program pelatihan kerja untuk menunjang perekonomian masyarakat sendiri.
Isu Antara #5: Aksesibilitas dan Sarana yang Kurang Berfungsi Optimal
Kelurahan Sambiroto memiliki kemudahan aksesibilitas/jalan yang dapat menjangkau pusat
kota. Namun beberapa kekurangan aksesibilitas yang ada yaitu di beberapa titik jalan Kelurahan
Sambiroto ditemukan tidak ada trotoar. Jalan yang terdapat trotoar pun disalahgunakan untuk kegiatan
perdagangan barang dan jasa.
Isu Utama
Ketidaksesuaian Penggunaan Lahan di Kelurahan Sambiroto
Visi:
Terwujudnya Lahan perdagangan yang optimal dengan mengikuti regulasi tata ruang sehingga
meningkatkan pertumbuhan sektor ekonomi Kelurahan Sambiroto.
Misi :
Menertibkan fungsi lahan yang menyalahi regulasi sehingga terciptanya ruang kawasan yang sesuai
dengan arahan tata ruang kota di Kelurahan Sambiroto
3.4 Perumusan Tujuan
Tujuan utama dalam analisis Kelurahan Sambiroto adalah terciptanya ruang kawasan yang
sesuai dengan pemanfaatannya di Kelurahan Sambiroto. Dalam tujuan yang ingin dicapai, dirumuskan
sasaran yang menjadi titik utama dalam pencapaian tujuan yang ingin diperoleh. Sasaran tersebut
yaitu penyesuaian fungsi lahan sesuai dengan arahan tata ruang kota. Dimana titik pusat dari tujuan
dan sasaran yang ingin dicapai berfokus pada potensi Kelurahan Sambiroto yang akan dialokasikan
menjadi kawasan perdagangan dan jasa secara optimal.
4.1 Proyeksi
4.1.1 Potensi dan Hambatan
Potensi suatu wilayah merupakan segala sesuatu yang dimiliki baik berupa sumber daya alam,
buatanbuatan dan manusia yang memiliki kemampuan untuk dikembangkan lebih baik. Sedangkan
hambatan yaitu kondisi dengan adanya berbagai halangan ataupun kesulitan untuk mencapai tujuan.
Fisik Binaan Ketersediaan sarana dan prasarana Banyak bermunculan pedagang kaki
yang mendukung perkembangan lima yang berjualan di sepanjang jalan
wilayah, menjadikan Kelurahan raya Sambiroto
Sambiroto memiliki aksesibilitas
yang mudah
4.1.2 Potensi dan Kendala di Masa Mendatang dan Konsekuensi bagi Area Perencanaan
4.2 Scenario
Kelurahan Sambiroto direncanakan sebagai kawasan perdagangan dan jasa. Sebagai kawasan
perdagangan, Kelurahan Sambiroto memiliki potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut. Alasan
tersebut dikarenakan Kelurahan Sambiroto mempunyai fasilitas pendidikan seperti perguruan tinggi
yang membuatnya ramai. Oleh karena itu, Kelurahan Sambiroto direncanakan sebagai kawasan
perdagangan yang memperhatikan beberapa aspek. Kawasan perdagangan dan jasa tersebut berupa
Pujasera yang memiliki RTH berupa taman yang memfokuskan kepada pemusatan relokasi dan
penyediaan lahan serta penataan.
Rencana pengembangan kawasan perdagangan dan jasa berupa Pujasera yang didalamnya
terdapat RTH, yaitu kegiatan perdagangan berskala sedang dengan menjajakan segala jenis makanan
Rencana pemenuhan kebutuhan fasilitas perdagangan dan jasa, meliputi :
Rencana pembangunan, penataan, dan pengembangan sebagai skala pelayanan berupa : pengalokasian
para pedagang ke lahan lain berupa pembangunan Pujasera yang didalamnya terdapat RTH yang
peletakannya berada di dekat Jalan Raya Sambiroto dekat dengan permukiman dan aktivitas kegiatan
lainnya. Adanya pengaturan secara khusus tentang Pujasera yang didalamnya terdapat RTH yang akan
diatur dalam peraturan daerah sendiri yang tidak bertentangan dengan peraturan daerah.
2. Mempertegas aturan untuk tata guna lahan yang sesuai dengan pemanfaatan
Dalam strategi ini mengacu pada peraturan yang sudah ada mengenai tata guna lahan,
sehingga dalam pemanfaatan lahan tidak mengalami penyalahgunaan lahan. Aksi yang dapat
mendukung dari adanya strategi ini antara lain:
● Aksi 1 : Sosialisasi peraturan guna lahan kepada para pedagang
Adanya sosialisasi yang dapat dilakukan kepada masyarakat mengenai peraturan
tentang penggunaan lahan, sehingga para pedagang dapat menempatkan diri ke lahan yang
cocok dan strategis.
● Aksi 2 : Pengawasan terhadap penggunaan dan pemeliharaan lahan
Pengawasan dan pemeliharaan lahan perlu dalam keberlangsungannya strategi ini,
dikarenakan jika tidak ada pengawasan dan pemeliharaan yang dilakukan maka tidak akan
berjalan dengan baik.
3. Mempergunakan badan jalan sesuai dengan fungsinya sehingga tidak ada hambatan
samping
Permasalahan tentang badan jalan yang tidak sesuai dengan fungsinya menyebabkan
munculnya permasalahan seperti terganggunya lalu lintas serta parkir liar di pinggir jalan. Hal
ini perlu adanya strategi yang dapat dilakukan untuk menangani hal tersebut yaitu
penggunaan badan jalan yang sesuai dengan fungsinya. Aksi yang dapat dilakukan dalam
mendukung strategi yang ada antara lain:
● Aksi 1 : Menyediakan lahan parkir untuk kendaraan
Lahan parkir merupakan salah satu hal penting dalam lokasi perdagangan seperti
yang diatur pada SNI 03-1733-2004, dikarenakan jika tidak terdapat lahan parkir akan
menyebabkan terganggunya kelancaran perdagangan.
Skenario yang timbul dapat dilihat dari kondisi yang terjadi yakni kondisi terburuk, kondisi
harapan, dan kondisi terbaiknya. Berdasarkan skenario yang didapat maka dapat merumuskan strategi
dan aksi yang akan digunakan.
● Kondisi Baik: Peningkatan Lokasi Perdagangan
1. Memaksimalkan dan memanfaatkan kesediaan lahan (Citragrand) untuk kegiatan
bazar UMKM
a. Sosialisasi kawasan kepada masyarakat
● Kondisi Terburuk: Pertumbuhan Ekonomi Lambat
1. Ketersediaan lahan komersial berkurang akibat peruntukan lahan hunian
a. Identifikasi jumlah lahan yang tersedia
b. Membuat kebijakan terkait pemanfaatan lahan
● Kondisi Baik: Tenaga Kerja Dalam Sektor Perdagangan
1. Meningkatkan minat masyarakat dalam berwirausaha
a. Sosialisasi kepada masyarakat terkait pentingnya berwirausaha
b. Pemerintah mengadakan pelatihan terkait berbagai jenis wirausaha
yang dikembangkan masyarakat di Kelurahan Sambiroto
1. Meningkatkan sifat berwirausaha untuk masyarakat
a. Mengadakan seminar kewirausahaan
● Kondisi Harapan: Pembangunan Lokasi Perdagangan dalam Pemanfaatan Lahan dan
Peningkatan Sarana Prasarana
1. Meningkatkan penggunaan lahan di Kelurahan Sambiroto untuk lokasi perdagangan
a. Pengajuan proposal untuk membuat lokasi pusat perdagangan
b. Pembangunan fasilitas yang sesuai dengan SNI
2. Meningkatkan perekonomian Kelurahan Sambiroto
a. Pembukaan lapangan kerja untuk mengelola UMKM
b. Seminar masyarakat tentang pengelolaan UMKM
c. Mengadakan pelatihan untuk mempersiapkan keterampilan masyarakat
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari proses perencanaan pada Kelurahan Sambiroto, Kecamatan Tembalang,
Kota Semarang adalah dapat mengetahui mengenai kondisi dari Kelurahan Sambiroto yang mana
dapat diidentifikasi mengenai isu-isu dan masalah yang ada pada kelurahan tersebut. Dari adanya
pengidentifikasian mengenai isu dan permasalahan yang ada dapat dirumuskan satu tujuan dan
sasaran untuk menjadi dasar dalam penentuan proses perencanaan yang sistematis dalam peningkatan
optimal ruang lingkup wilayah yang dianalisis dengan berbasis ruang lingkup skala kelurahan, dengan
penetapan visi misi yang jelas sehingga target dan output keluar dengan optimal untuk Kelurahan
Sambiroto.
Tujuan utama dalam analisis Kelurahan Sambiroto adalah terciptanya ruang kawasan yang
sesuai dengan pemanfaatannya di Kelurahan Sambiroto. Dalam tujuan yang ingin dicapai, dirumuskan
sasaran yang menjadi titik utama dalam pencapaian tujuan yang ingin diperoleh. Sasaran tersebut
yaitu penyesuaian fungsi lahan sesuai dengan arahan tata ruang kota. Dimana titik pusat dari tujuan
dan sasaran yang ingin dicapai berfokus pada potensi Kelurahan Sambiroto yang akan dialokasikan
menjadi kawasan perdagangan dan jasa secara optimal.
5.2 Rekomendasi
Dari analisis yang telah dilakukan, berikut merupakan rekomendasi yang dapat diberikan
untuk pemerintah Kelurahan Sambiroto:
1. Pembangunan kawasan Pujasera untuk para pedagang.
2. Relokasi pedagang ke lokasi yang optimal.
3. Pengembangan kawasan yang baru.
Daftar Pustaka
Najiyati, S., & Susilo, S. R. T. (2011). Sinergitas instansi pemerintah dalam pembangunan
Kota Terpadu Mandiri. Jurnal ketransmigrasian, 28(2), 113-124.