Anda di halaman 1dari 55

APLIKASI ANALISIS JALUR UNTUK MENGANALISIS FAKTOR-FAKTOR

YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN


EKONOMI DI KABUPATEN TOBA
SAMOSIR

TUGAS AKHIR

ONY BELLA FRANSMITA PASARIBU


172407029

Review oleh:

RUTH ARYATI MANIHURUK

182407010

PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUANALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
DAFTAR ISI

Halaman
PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR i
ABSTRAK ii
ABSTRACT iii
PENGHARGAAN iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR LAMPIRAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Batasan Masalah 3
1.4 Tujuan Penelitian 3
1.5 Manfaat Penelitian 3
1.6 Sistematika Penulisan 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5


2.1 Analisis Jalur 5
2.1.1 Karakteristik Analisis Jalur 5
2.1.2 Istilah Dalam Analisis jalur 6
2.1.3 Model Analisis Jalur 7
2.1.4 Diagram Jalur dan Persamaan Struktural 11
2.1.5 Koefisien Jalur 12
2.1.6 Besarnya Pengaruh Variabel Eksogen terhadap
Variabel Endogen 15
2.1.7 Pengujian Koefisien Jalur 16
2.2 Pertumbuhan Ekonomi 17
2.3 Pajak Daerah 17
2.4 Jumlah Penduduk 17
2.5 Realisasi Penerimaan Daerah 18
2.6 Dana Alokasi Umum (DAU) 18

BAB 3 METODE PENELITIAN 19


3.1 Sumber Data 19
3.2 Lokasi Penelitian 19
3.3 Ruang Lingkup 19
3.4 Variabel Penelitian 21
3.5 Langkah-Langkah dalam Metode Penelitian 22

BAB 4 PEMBAHASAN 24
4.1 Penyajian Data 24
4.2 Pengolahan Data 24
4.2.1 Menentukan Variabel Endogen dan Variabel
Eksogen 24
4.2.2 Menentukan dan Menggambar Model Diagram
Jalur 24
4.2.3 Menghitung Korelasi Antar Variabel 25
4.2.4 Matriks Korelasi Antar Variabel 27
4.2.5 Menghitung Koefisien Jalur 28
4.2.6 Pengaruh Variabel Eksogen Terhadap Variabel
Endogen 35
4.2.7 Pengujian Hipotesis Secara Simultan 37
4.2.8 Pengujian Hipotesis Secara Individual 37

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 42


5.1 Kesimpulan 42
5.2 Saran 43

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


Tabel
1.1 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Toba Samosir Atas
Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha 2010-2019 2
4.1 Data 24
4.2 Korelasi Antar variabel 27

DAFTAR GAMBAR

iii
Nomor Judul
Halaman
Gambar
2.1 Model Regresi Berganda 8
2.2 Model Kompleks 8
2.3 Model Kombinasi 9
2.4 Model Mediasi 9
2.5 Model Rekursif dan Non Rekursif 10
2.6 Model Persamaan Satu Jalur 10
2.7 Model Persamaan Dua Jalur 10
2.8 Model Persaman Tiga Jalur 11
2.9 Diagram Jalur yang Menyatakan Hubungan 11
2.10 Diagram jalur 12
2.11 Hubungan Kausal Dari X1, X2,X3 12
4.1 Diagram Jalur Hubungan Variabel Eksogen dan Variabel 25
Endogen
4.2 Diagram Jalur Sub Struktur 1 28
4.3 Diagram Jalur Sub Sturktur 2 31
4.4 Diagram Jalur Antar Variabel 35

Bab 1

iv
Pendahuluan

a.Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi adalah sebuah proses dari perubahan kondisi


perekonomian yang terjadi di suatu negara secara berkesinambungan untuk menuju
keadaan yang dinilai lebih baik selama jangka waktu tertentu. Pertumbuhan ekonomi
seringkali kita dengar istilahnya saat menyaksikan tayangan tentang perekonomian
Indonesia, dan disebut-sebut sebagai hal yang sangat penting. Pertumbuhan ekonomi
suatu negara memang berkaitan erat dengan kesejahteraan rakyatnya, sehingga
menjadi tolak ukur apakah negara tersebut berada dalam keadaan ekonomi yang baik
atau tidak. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang mempunyai
pertumbuhan ekonomi yang dapat dikatakan dalam kondisi yang baik di tengah
kondisi ekonomi global yang sedang lesu. Dilansir dalam sindonews.com, Mentri
Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada
kuartal III tahun 2016 tumbuh 5,04 persen. Hal ini tidak terlepas dari adanya peranan
pembangunan daerah yang merupakan bagian penting dari pembangunan nasional
(Muchtholifah, 2010).

Pertumbuhan ekonomi dapat dijadikan sebagai patokan yang melihat


kemajuan suatu negara dan bagaimana hasil dari pembangunan yang dilakukan
selama periode tersebut. Jika pembangunan yang dilakukan pemerintah berhasil
dengan efektif, maka akan terlihat pertumbuhan ekonomi yang signifikan dalam
masyarakat. Pertumbuhan ekonomi juga menggambarkan bagaimana kemakmuran
rakyat karena dilihat berdasarkan pendapatan per-kapita atau pendapatan rata-rata
dari penduduk sebuah negara.

Dengan mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi, pemerintah dapat


membuat perencanaan mengenai penerimaan negara dan rencana pembangunan yang
akan dilakukan. Pertumbuhan ekonomi yang kurang baik dapat dijadikan landasan
untuk menerima bantuan dana dari pihak internasional, seperti Bank Dunia atau
negara lain. Sedangkan bagi para pelaku sektor usaha atau perusahaan, tingkat
pertumbuhan ekonomi dapat dijadikan dasar dalam membuat rencana pengembangan
produk dan sumber daya yang dimiliki perusahaan.

Pada dasarnya, pertumbuhan ekonomi dilihat dan diukur dengan


membandingkan komponen yang dapat mewakili keadaan ekonomi suatu negara
terhadap periode sebelumnya. Ada dua komponen yang bisa digunakan dalam
mengukur pertumbuhan ekonomi, yaitu:

 Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP) adalah


pendapatan yang diterima negara dalam kurun waktu tertentu, biasanya dalam
periode satu tahun, berdasarkan pendapatan yang diterima warga negaranya.

v
Hal ini berarti pendapatan warga negara Indonesia yang berada di luar negeri
juga dihitung ke dalam GNP, sedangkan pendapatan warga negara asing yang
berada di Indonesia tidak termasuk dalam GNP. Pendapatan yang termasuk
ke dalam GNP juga harus merupakan produk barang jadi yang dilihat dari
harga pasar yang berlaku pada periode yang akan dihitung.
 Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP) dan
produk domestik regional bruto(PDRB) dilihat dari pendapatan negara atau
daerah berdasarkan batas wilayah atau teritorialnya. Jadi semua produksi
ekonomi yang dilakukan dan terjadi dalam suatu negara atau daerah, baik itu
oleh warga negaranya atau warga negara asing, termasuk ke dalam
perhitungan GDP. Dan sebaliknya, pendapatan atau produksi yang dilakukan
oleh warga negara yang berada di luar negeri tidak termasuk ke dalam
hitungan GDP.
Pada dasarnya, pertumbuhan ekonomi sudah menjadi tugas berat bagi
pemerintah, mulai dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah(provinsi dan
kabupaten).Demikian juga untuk daerah kabupaten Toba Samosir yang masih
tergolong sebagai daerah yang berkembang dan perlu meningkatkan pertumbuhan
ekonominya.

Tabel 1.1 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Toba Samosir Atas Dasar Harga
Konstan Menurut Lapangan Usaha 2010-2019.

No. Tahun PDRB(persen)


1. 2010 4,60
2. 2011 4,37
3. 2012 5,08
4. 2013 4,85
5. 2014 4,23
6. 2015 4,50
7. 2016 4,76
8. 2017 4,90
9. 2018 4,96
10. 2019 4,88
Sumber:Badan Pusat Statistika Sumatera Utara.

Berdasarkan tabel 1.1 terlihat bahwa pertumbuhan ekonoi Kabupate Toba


Samosir pada tahun 2010-2019 mengalami perubahan(naik-turun) setiap tahunnya.

Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara


maupun daerah, diantaranya adalah penerimaan pajak daerah. Pajak memiliki arti
dan peran penting bagi negara karena merupakan sumber penerimaan utama bagi
negara dan digunakan untuk pembiayaan penyelanggaraan negara. Penerimaan pajak
bersumber dari masyarakat yang merupakan perwujudan dari pengabdian dan peran
serta langsung masyarakat terhadap penyelenggaraan negara dan pembangunan

vi
nasional. Berkat bantuan penerimaan pajak, pelaksanaan pembangunan nasional
maupun pembangunan di daerah telah menghasilkan perkembangan yang pesat di
bidang ekonomi yaitu kegiatan ekonomi masyarakat mengalami peningkatan dan
kemajuan, dan kesejahateraan masyarakat makin bertambah tinggi.

Selain penerimaan pajak daerah, faktor lain yang juga dapat mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi di suatu daerah adalah jumlah penduduk. Salah satu modal
dasar pembangunan adalah pertumbuhan penduduk, apabila pertumbuhan penduduk
juga diikuti dengan kesiapan dari pemerintah untuk mengatasi segala
permasalahannya, maka pembangunan akan tetap bisa berjalan dengan optimal.
Sebaliknya jika pertumbuhan penduduk tidak dibarengi dengan kesiapan, bisa
dipastikan akan banyak permasalahan yang baru yang bisa menghambat proses
pembangunan.Realisasi penerimaan daerah. Menurut UU No. 33 Tahun 2004 dalam
pelaksanaan desentralisasi fiskal, Pendapatan Asli daerah (PAD), Dana Alokasi
Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Bagi Hasil (DBH), pinjaman
daerah dan lain-lain penerimaan yang sah merupakan sumber penerimaan yang
digunakan untuk pendanaan pemerintah daerah. Upaya peningkatan penerimaan
daerah dengan memberi perhatian kepada perkembangan PAD akan mendorong
pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan masyarakat.
Selain itu, DBH, DAU, DAK dan bantuan keuangan dari pemerintah daerah provinsi,
serta lain-lain pendapatan yang sah merupakan sumber penerimaan lain yang dapat
digunakan untuk membiayai belanja daerah. PAD, DAU, DAK, dan DBH
merupakan bagian dari sumber keuangan pemerintah daerah. Kaitannya dengan
pelaksanaan otonomi daerah pemerintah selalu melakukan peningkatan PAD, karena
merupakan penerimaan dari usaha untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah
daerah. Peningkatan PAD harus berdampak pada perekonomian daerah (Maryati dan
Endrawati, 2010). Secara tidak langsung pemerintah dituntut untuk meningkatkan
potensi-potensi yang ada di daerahnya masing-masing agar dapat mandiri dalam
melaksanakan fungsi dan memberlakukan pembiayaan seluruh kegiatan daerah.
Dana alokasi umum DAU adalah dana yang bersumber dari pendapatan
APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar-
daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
Dari pengertian yang diambil dari Undang-undang nomor 33 tahun 2004 tersebut
dapat ditarik kesimpulan bahwa DAU merupakan sarana untuk mengatasi

vii
ketimpangan fiskal antar daerah dan di sisi lain juga memberikan sumber
pembiayaan daerah. Hal tersebut mengindikasikan bahwa DAU lebih diprioritaskan
untuk daerah yang mempunyai kapasitas fiskal yang rendah dan masih banyak faktor
lain yang dapat mempengaruhinya. Beberapa faktor tersebut berubah-ubah tiap
tahunnya dan dapat digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Toba Samosir. Berdasarkan hal tersebut maka
perlu diteliti sejauh mana pengaruh jumlah penduduk, dana alokasi umum, pajak
daerah, realisasi penerimaan daerah terhadap pertumbuhan ekonomi.Oleh karena itu
peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Aplikasi Analisis Jalur Untuk
Menganalisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di
Kabupaten Toba Samosir”.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Toba Samosir ada
berbagai faktor yang harus dipertimbangkan, untuk itu perlu diteliti faktor-faktor apa
yang perlu diperhatikan agar Pemerintah Daerah dapat dengan cepat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dalam kaitannya untuk meningkatkan pembangunan ekonomi
dan kesejahteraan masyarakat.

1.3 Batasan Masalah


Sehubungan dengan keterbatasan waktu dan kemampuan penulis, serta untuk
menghindari kesimpangsiuran dalam penulisan penelitian yang sesuai latar belakang
dan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis membatasi masalah
atau ruang lingkup dengan hanya menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Toba Samosir dengan metode Analisis jalur.
Selain itu, penulis hanya menganalisa data 10 tahun terakhir.

1.4 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis lebih dalam
mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Toba Samosir. Hal ini bertujuan agar Pemerintah Daerah dapat dengan
cepat meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi dalam kaitannya untuk meningkatkan
pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

viii
1.5 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian diharapkan dapat untuk memperluas wawasan
pengetahuan penulis tentang Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Toba Samosir.
Penelitian ini juga bermanfaat sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam
mengambil kebijaksanaan terkait menanggulangi masalah Pertumbuhan Ekonomi di
Kabupaten Toba Samosir.

Bab II

Tinjauan Pustaka

ix
a. Pertumbuhan Ekonomi
  Tingkat pertumbuhan perekonomian adalah kondisi dimana nilai riil Produk
Domestik Bruto (PDB) mengalami peningkatan. Penyebab utama dari Pertumbuhan
Ekonomi adalah tersedianya sejumlah sumber daya dan peningkatan efisiensi
penggunaan faktor produksi. Pentingnya peran pemerintah dalam perekonomian.
Pertumbuhan Ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivltas perekonomian akan
menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu.
Indikator yang digunakan untuk mengukur Pertumbuhan Ekonomi adalah tingkat
pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang mencerminkan jumlah nilai
tambah yang yang dihasilkan oleh seluruh aktivitas produksi di dalam perekonomian.
Pertumbuhan Ekonomi adalah perkembangan kegiatan ekonomi dari waktu
ke waktu dan menyebabkan pendapatan nasional riil berubah. Tingkat Pertumbuhan
Ekonomi menunjukkan persentase kenaikan pendapatan nasional riil pada suatu
tahun tertentu dibandingkan dengan pendapatan nasional riil pada tahun sebelumnya.
Pendapatan nasional ini dihitung berdasarkan jumlah seluruh output barang dan jasa
yang dihasilkan oleh perekonomian suatu negara.
1. Pajak Daerah
Berdasarkan Undang-Undang No.34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas
Undang Undang No.18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,
yang dimaksud dengan “Pajak Daerah yang selanjutnya disebut pajak, adalah iuran
wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan
langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintah daerah pembangunan daerah”. Seperti halnya pajak pada umumnya,
pajak daerah mempunyai peranan ganda yaitu :
1. Sebagai sumber pendapatan daerah (budgetary).
2. Sebagai alat pengukur (regulatory).

2. Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk adalah banyaknya penduduk yang tinggal disuatu daerah
atau wilayah. Jumlah penduduk di pengaruhi oleh faktor kelahiran, kematian, dan
migrasi. Dalam demografi dikenal istilah pertambahan penduduk alami dan

x
pertambahan penduduk total. Dimana pertambahan penduduk alami hanya di
pengaruhi oleh kelahiran dan kematian, sedangkan pertambahan penduduk total di
pengaruhi oleh kelahiran, kematian, migrasi masuk (imgrasi) dan migrasi keluar
(emigrasi).

3. Realisasi Penerimaan Daerah


Realisasi Penerimaan Daerah terdiri atas sembilan bagian yaitu:
1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu
2. Pajak Daerah
3. Retribusi Daerah
4. Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan
5. Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang sah
6. Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak
7. Dana Alokasi Umum
8. Dana Alokasi Khusus
9. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah
4. Dana Alokasi Umum (DAU)
Dana Alokasi Umum (DAU) adalah sejumlah dana yang harus dialokasikan
Pemerintah Pusat kepada setiap Daerah Otonom (Provinsi/Kabupaten/Kota)
di Indonesia setiap tahunnya sebagai dana pembangunan. DAU dialokasikan untuk
provinsi dan kabupaten/kota. Jumlah keseluruhan DAU ditetapkan sekurang-
kurangnya 26% dari Pendapatan Dalam Negeri Neto dan ditetapkan dalam negara.
Proporsi DAU antara provinsi dan kabupaten/kota dihitung dari perbandingan antara
bobot urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi dan kabupaten/kota.
Dalam hal penentuan proporsi dimaksud belum dapat dihitung secara kuantitatif,
maka proporsi DAU antara provinsi dan kabupaten/kota ditetapkan dengan imbangan
10% dan 90%.

b. Analisis Jalur
Analisis jalur pertama kali diperkenalkan oleh Sewall Wright (1921), seorang ahli
genetika, namun kemudian dipopulerkan oleh Otis Dudley Duncan (1966), seorang
ahli sosiologi. Analisis jalur bisa dikatakan sebagai pengembangan dari konsep

xi
korelasi dan regresi, dimana korelasi dan regresi tidak mempermasalahkan mengapa
hubungan antar variabel terjadi serta apakah hubungan antar variabel tersebut
disebabkan oleh variabel itu sendiri atau mungkin dipengaruhi oleh variabel lain.
Berbeda dengan korelasi dan regresi, analisis jalur mempelajari apakah hubungan
yang terjadi disebabkan oleh pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel
independen terhadap variabel dependen, mempelajari ketergantungan sejumlah
variabel dalam suatu model (model kausal), dan menganalisis hubungan antar
variabel dari model kausal yang telah dirumuskan oleh peneliti atas dasar
pertimbangan teoritis. Melalui analisis jalur kita akan menguji seperangkat hipotesis
kausal dan menginterpretasikan hubungan tersebut (langsung atau tidak langsung).
Asumsi yang digunakan dalam analisis jalur yaitu:
1. Hubungan antar variabel linier
2. Sifat aditif
3. Skala pengukuran minimal interval
4. Hubungan sebab akibat
5. Syarat lainnya sama dengan persyaratan untuk multiple regresi.

1. Karakteristik Analisis Jalur


Karakteristik analisis jalur adalah metode analisis data multivariat dependensi yang
digunakan untuk menguji hipotesis hubungan asimetris yang dibangun atas dasar
kajian teori tertentu, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak
langsung seperangkat variabel penyebab terhadap variabel akibat.
Menguji hipotesis hubungan asimetris yang dibangun atas kajian teori
tertentu artinya yang diuji adalah model yang menjelaskan hubungan kausal antar
variabel yang dibangun atas kajian teori teori tertentu. Hubungan kausal tersebut
secara eksplisit dirumuskan dalam bentuk hipotesis direksional, baik positif maupun
negative.

2. Istilah Dalam Analisis Jalur


 Model jalur
Model jalur ialah suatu diagram yang menghubungkan antara variabel bebas,
perantara dan tergantung. Pola hubungan ditunjukkan dengan menggunakan anak

xii
panah. Anak panah-anak panah tunggal menunjukkan hubungan sebab–akibat antara
variabel-variabel eksogen atau perantara dengan satu variabel tergantung atau lebih.
Anak panah juga menghubungkan kesalahan (variabel residu) dengan semua variabel
endogen masing-masing. Anak panah ganda menunjukkan korelasi antara pasangan
variabel-variabel eksogen.

 Jalur penyebab untuk suatu variabel yang diberikan


Meliputi pertama jalur-jalur arah dari anak-anak panah menuju ke variabel tersebut
dan kedua jalur-jalur korelasi dari semua variabel endogen yang dikorelasikan
dengan variabel-variabel yang lain yang mempunyai anak panah-anak panah menuju
ke variabel yang sudah ada tersebut.

 Variabeleksogen
Variabel–variabel eksogen dalam suatu model jalur ialah semua variabel yang tidak
ada penyebab-penyebab eskplisitnya atau dalam diagram tidak ada anak-anak panah
yang menuju kearahnya, selain pada bagian kesalahan pengukuran. Jika antara
variabel eksogen dikorelasikan maka korelasi tersebut ditunjukkan dengan anak
panah dengan kepala dua yang menghubungkan variabel-variabel tersebut. Dalam
istilah lain, dapat disebut pula sebagai independen variabel.

 Variabel endogen
Variabel endogen ialah variabel yang mempunyai anak-anak panah menuju kearah
variabel tersebut. Variabel yang termasuk didalamnya ialah mencakup semua
variabel perantara dan tergantung. Variabel perantara endogen mempunyai anak
panah yang menuju kearahnya dan dari arah variabel tersebut dalam sutau model
diagram jalur. Sedang variabel tergantung hanya mempunyai anak panah yang
menuju kearahnya.  Atau dapat disebut juga sebagai variabel dependen.

 Koefesien Jalur / Pembobotan Jalur

xiii
Koefesien jalur adalah koefesien regresi standar atau disebut ‘beta’ yang
menunjukkan pengaruh langsung dari suatu variabel bebas terhadap variabel
tergantung dalam suatu model jalur tertentu. Oleh karena itu, jika suatu model
mempunyai dua atau lebih variabel penyebab, maka koefesien-koefesien jalurnya
merupakan koefesien-koefesien regresi parsial yang mengukur besarnya pengaruh
satu variabel terhadap variabel lain dalam suatu model jalur tertentu yang mengontrol
dua variabel lain sebelumnya dengan menggunakan data yang sudah distandarkan
atau matriks korelasi sebagai masukan.

 Variabel laten
Dapat didefinisikan sebagai variabel penyebab yang tidak dapat diobservasi
secara langsung (unobservable). Pengamatan variabel tersebut diamati melalui
variabel manifesnya. Variabel manifest adalah variabel indikator terukur yang dapat
diobservasi secara langsung untuk mengukur variabel laten.  Contoh: variabel laten
motivasi. Tidak bisa diobservasi secara langsung, namun melalui variabel
manifesnya (indikator) seperti kerja keras, pantang penyerah, tekun, teliti, dll.

 Variabel mediator
Variabel mediator adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antar
variabel independent dengan variabel dependen menjadi hubungan yang tidak
langsung.

3 Model Analisis Jalur


Analisis jalur adalah bentuk terapan dari analisis multi-regresi . Meskipun model
regresi dan analisis jalur sama merupakan bentuk analisis regresi, tetapi penggunaan
kedua model ini berbeda. Tujuan hubungan sebab-akibat pola yang tepat adalah
model struktural. Analisis jalur merupakan teknik statistik yangdigunakan untuk
menguji hubungan antara dua variabel atau lebih. Analisis jalur memungkinkan
pengujian menggunakan variabel perantara. Beberapa model analisis jalur dari yang
paling sederhana sampai dengan yang lebih rumit:

xiv
 Model regresi berganda
Model ini merupakan pengembangan regresi berganda dengan menggunakandua
variabel eksogen, yaitu X1 dan X2 dengan satu variabel endogenY. Model
digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Model regresi berganda


 Model kompleks
Model ini merupakan model yang lebih kompleks, yaitu variabel X1 secaralangsung
mempengaruhi variabel Y2 dan melalui variabel X2 secara tidak langsung
mempengaruhi Y2, sementara variabel Y2 juga dipengaruhi olehvariabel Y2. Model
digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.2 Model kompleks


 Model kombinasi
Merupakan model kombinasi regresi berganda dengan model mediasi, yaitu variabel
X berpengaruh terhadap variabel Z secara langsung dan secara tidak langsung
mempengaruhi variabel Z melalui variabel Y. Model ini digambarkan sebagai
berikut:

xv
Gambar 2.3 Model kombinasi
 Model mediasi
Model mediasi atau perantara dimana variabel Y memodifikasi pengaruh
variabel X terhadap Z. Model ini digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.4 Model mediasi

 Model rekursif dan model non rekursif


Dari sisi pandang arah sebab-akibat, ada dua tipe model jalur, yaitu rekursif dan non
rekursif. Model tersebut dapat diterangkan sebagai berikut:
1. Anak panah menuju satu arah, yaitu dari 1 ke 2, 3, dan 4; dari 2 ke 3 dan dari3
menuju ke 4. Tidak ada arah yang terbalik, misalnya dari 4 ke 1.
2. Hanya terdapat satu variabel eksogen, yaitu 1 dan tiga variabel endogen, yaitu 2,
3, dan 4. Satu variabel endogen dapat menjadi penyebab variable endogen
lainnya, tetapi bukan ke variabel eksogen.

xvi
Gambar 2.5 Model Rekursif dan Non Rekursif
Model non rekursif terjadi jika anak panah tidak searah atau terjadi arah yang
terbalik (looping), misalnya dari 4 ke 3 atau dari 3 ke 1 dan 2, atau bersifat sebab
akibat (reciprocal cause).Ada tiga tipe model dalam model rekursif dan non rekursif,
yaitu:

 Model persamaan satu jalur

Gambar 2.6 model persamaan satu jalur

 Model persamaan dua jalur

Gambar 2.7 Model persamaan dua jalur

xvii
 Model persamaan tiga jalur

Gambar 2.8 Model Persamaan Tiga Jalur

4. Diagram Jalur dan Persamaan Struktural


Pada saat akan melakukan analisis jalur, disarankan untuk terlebih dahulu
menggambarkan secara diagramatik struktur hubungan kausal antara variabel
penyebab dengan variabel akibat. Diagram ini disebut diagram jalur, dan bentuknya
ditentukan oleh proposisi teoritik yang berasal dari kerangka pikir tertentu.

Gambar 2.9 Diagram Jalur Yang Menyatakan Hubungan


Kausal Dari X1 Sebagai Penyebab ke X2 Sebagai Akibat.
Keterangan:
X1 adalah variabel eksogen untuk itu selanjutnya variabel penyebab disebut sebagai
variabel eksogen. X2 adalah endogen sebagai akibat dan ε adalah variabel residu,
yang merupakan gabungan dari:
1. Variabel lain, di luar X1, yang mungkin mempengaruhi X2 dan telah
teridentifikasi oleh teori, tetapi tidak dimasukkan dalam model.
2. Variabel lain, di luar X2, yang mungkin mempengaruhi X2 tetapi belum
teridentifikasi oleh teori.
3. Kekeliruan pengukuran.

xviii
4. Komponen yang sifatnya tidak menentu.
Persamaan struktural atau juga disebut model struktural yaitu apabila setiap variabel
endogen secara unik keadaannya ditentukan oleh seperangkat variabel eksogen.
Selanjutnya gambar meragakan struktur hubungan kausal antar variabel disebut
diagram jalur. Jadi, persamaan ini Y=F(X 1; X2; X3) dan Z=F(X1; X3;Y) merupakan
persamaan struktural karena setiap persamaan menjelaskan hubungan kausal yaitu
variabel eksogen X1, X2, dan X3 terhadap variabel endogen Y dan Z. Diagram jalur
untuk model struktural sebagai berikut:

Gambar 2.10 Diagram JalurZ


Persamaan model struktural untuk diagram jalur, yaitu:
𝑌 = 𝜌𝑦𝑥1𝑋1 + 𝜌𝑦𝑥2𝑋2 + 𝜌𝑦𝑥3𝑋3 + ℰ1
𝑍 = 𝜌𝑧𝑥1𝑋1 +𝜌𝑧𝑥2𝑋2 + 𝜌𝑧𝑥3𝑋3 + 𝜌𝑧𝑦𝑌 + ℰ2
Jadi, secara sistematik analisis jalur mengikuti pola model struktural, sehingga
langkah awal untuk mengerjakan atau penerapan model analisis jalur yaitu dengan
merumuskan persamaan struktural dan diagram jalur yang berdasarkan kajian teori
tertentu yang telah diuraikan.

5. Koefisien Jalur
Besarnya pengaruh langsung dari suatu variabel eksogen terhadap variabel endogen
tertentu, dinyatakan oleh besarnya nilai numerik koefisien jalur (path coefficient) dari
eksogen ke endogen.

xix
Gambar 2.11 Hubungan Kausal dari X1,X2,X3
Hubungan antara X1 dan X2 adalah hubungan korelasional. Intensitas keeratan
hubungan tersebut dinyatakan oleh besarnya koefisien korelasi. Hubungan X1 dan X2,
ke X3 adalah hubungan kausal. Besarnya nilai numerik koefisien jalur dan Koefisien
jalur menggambarkan besarnya pengaruh langsung variabel residu
(implicitexogenous variable) terhadap X3. Langkah kerja yang dilakukan untuk
menghitung koefisien jalur adalah:
1. Gambarkan dengan jelas diagram jalur yang mencerminkan proposisi hipotetik
yang diajukan, lengkap dengan persamaan strukturalnya. Dengan demikian
tampak jelas variabel apa saja yang merupakan variabel eksogen danvariabel
endogennya.
2. Menghitung matriks korelasi antar variabel.
X₁
X ₂ 1 r x ₁x ₂ ⋯ Xk r
Rvariabel¿ ⋮
1 ⋯ [¿ ¿
x₂ x ¿ 1 ¿ k
]
Xk
Formula untuk menghitung koefisien korelasi yang dicari adalah menggunakan
Product Moment Coeffisient dari Karl Pearson. Alasan penggunaan teknik koefisien
korelasi dari Karl Pearson. adalah karena variabel-variabel yang hendak dicari
korelasinya memiliki skala pengukuran interval. Formulanya:
n ∑ XᵢYᵢ−∑ Xᵢ ∑Yᵢ
r XiYi =
√ {n ∑ X ᵢ −(∑ Xᵢ)² } √ {n ∑ Y ᵢ −(∑ Yᵢ) ² }
2 2

di mana:
r XiYi= koefisien korelasi variabel dan variabel
i = 1,2,…,n
n = Jumlah sampel
3. Identifikasikan sub-struktur dan persamaan yang akan dihitung koefisien
jalurnya. Misalkan dalam substruktur yang telah diidentifikasi terdapat k buah
variable eksogen, dan sebuah variabel endogen Xu yang dinyatakan oleh
persamaan:
𝑋𝑢 = 𝜌𝑥𝑢X1 + 𝜌𝑥𝑢𝑥2𝑋2 + ⋯ + 𝜌𝑥𝑢𝑥𝑘𝑋𝑘 + ℰ
dimana:
Xi = Variabel eksogen

xx
i = 1,2,... , k
Xu = Variabel endogen
ℰ = error, dan untuk menghitung koefisien residunya (ℰ) dihitung dengan
rumus:
𝜌𝑥𝑢ℰ1= √ 1−(R xu (x ₁ , x₂ , …, , x ))
k

di mana:
𝑋𝑖 =Variabel eksogen
𝑋𝑢 =Variabel endogen
ℰ = Error
Kemudian hitung matriks korelasi antar variabel eksogen yang menyusun sub
struktur tersebut :
X ₁ 1 ¿r Xk
X ₂
Reksogen¿ ⋮ 1
Xk 1

¿
x ₁ x₂

[
rx ₁ x
1
k
]
4. Menghitung matriks invers korelasi eksogen, dengan rumus berikut:
X₁
X ₂ C ₁₁ C ₁₂ ⋯ C 1 k ⋯ C
R-1¿ ⋮ [
C ₂₂ ⋯ ¿ ¿
¿ kk ¿ ]
Xk
5. Menghitung semua koefisien jalur , di mana i = 1,2,..,k ; melalui
rumus:
ρx x₁ rx x₁

[] []
u u

ρx x₂ C ₁₁ C ₁₂ ⋯ C 1 k r
u

⋮ C ₂₂ [ ⋯ ¿ ¿
⋯ ¿ C kk ¿ x x ₂
⋮ ] u

ρx x
u u
rx x u u

di mana:
ρ xᵤx₁ = koefisien jalur variabel
r x₁ xᵤ = korelasi variabel
𝐶𝑖𝑗 = kofaktor dari kolom ke – i baris ke-j

6. Besarnya Pengaruh Variabel Eksogen Terhadap Variabel Endogen


Pengaruh yang diterima oleh sebuah variabel endogen dari dua atau lebih variabel
eksogen, dapat secara sendiri maupun secara bersama-sama. Pengaruh secara sendiri

xxi
atau parsial, bisa berupa pengaruh langsung maupun tidak langsung, yaitu melalui
variabel eksogen lainnya. Menghitung besarnya pengaruh langsung, pengaruh tidak
langsung serta pengaruh total variabel eksogen terhadap variabel endogen secara
parsial dapat dilakukan dengan rumus:
1. Besarnya pengaruh langsung (Dirrect Effect atau DE) variabel eksogen (Xu)
terhadap variabel endogen (Xk).
𝐷𝐸 = 𝜌𝑥𝑘𝑥𝑢
2. Besarnya pengaruh tidak langsung (Indirect Effect atau IE) variabel eksogen (Xu)
terhadap variabel endogen (Xi) melalui hubungan korelasi dari variabel
Xk = (𝜌𝑥𝑘𝑥𝑢) (𝑟𝑥𝑢𝑥𝑖)
3. Besarnya pengaruh tidak langsung variabel (Xu) terhadap variabel (Xk) melalui
variabel (Xi).
𝐼𝐸 = 𝜌𝑥𝑘𝑥𝑢𝑥𝜌𝑥𝑖𝑥𝑘
4. Besarnya pengaruh total adalah pengaruh langsung dijumlahkan dengan variabel
tidak langsung.
Pengaruh Total = DE+IE
5. Besarnya pengaruh simultan variabel eksogen terhadap variabel endogen adalah:
rx x

[]
1 k

rx x
1 k

R² x u( x 1 x 2,..., x k )=(ρ x u x 1 x x x x
ρ u 2 ... ρ u k ) .
.
rx x
u k

Keterangan :
1. R2( x ₁, x ₂,…, x k ) adalah koefisien determinasi total terhadap atau besarnya
pengaruh variabel eksogen secara bersama-sama (gabungan) terhadap variabel
endogen.
2. ( ρ x x ₁ ρ x x ₂ … ρ x x ¿adalah koefisien jalur.
u u u k

3. (r x x ₁ r x x ₂ … r x x ¿adalah koefisien variabel eksogen dengan variabel endogen.


u u u k

7. Pengujian Koefisien Jalur


Menguji kebermaknaan (test of significance) setiap koefisien jalur yang telah
dihitung, baik secara tersendiri maupun secara bersama-sama, serta menguji

xxii
perbedaan besarnya pengaruh langsung masing-masing variabel eksogen terhadap
variabel endogen, dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
1. Nyatakan hipotesis statistik (hipotesis operasional) yang akan diuji.
Ho: = 0, Artinya terdapat pengaruh variabel eksogen (X u) terhadap variabel endogen
(Xk)
H1:≠ 0, Artinya tidak terdapat pengaruh variabel eksogen (X u) terhadap variabel
endogen (Xk)
2. Gunakan statistik uji yang tepat, yaitu:
a. Untuk menguji setiap Koefisien jalur :
ρ
t=
1−R ² x ( x₁ , x ₂ ,… , x )c
√ n−k−1
u k ij

Keterangan:
i = 1, 2, …, k
k = Banyaknya variabel eksogen yang dalam sub-struktur yang diuji
n = Mengikuti tabel distribusi t, dengan derajat kebebasan = n - k – 1
Kriteria Pengujian = Ditolak Ho jika nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (thitung>
ttabel) dan sebaliknya.
b. Untuk menguji koefisien jalur secara keseluruhan atau bersama-sama:
( n−k−1 ) R ² x (x ₁ ,x ₂ ,… , x )
F= u k

k ¿¿
Keterangan:
i = 1, 2, …, k
k = Banyaknya variabel eksogen yang dalam sub-struktur yang diuji.
F = Mengikuti tabel distribusi F, dengan dk = (V ,V ) dengan Fα (k, n – k –1)
1 2

Kriteria pengujian = Ditolak H jika nilai Fhitung lebih besar dari Ftabelatau
O

(Fhitung>Ftabel).

xxiii
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Sumber Data


Data yang digunakan adalah sekunder yang diperoleh secara online dari situs
https://Sumut.bps.go.id. Penulis memperoleh data dengan cara studi kepustakaan
terlebih dahulu yaitu dengan membaca buku – buku yang bersifat teoritis yang
mendukung serta relevan.

xxiv
3.2 Lokasi Penelitian
Dalam melakukan penulisan Tugas Akhir ini penulis mengambil data secara
sekunder yaitu data yang diperoleh dari situs https://Sumut.bps.go.id. Badan Pusat
Statistik (BPS) Sumatera Utara beralamat di Jl. Asrama No. 179, Dwi Kora, Kec.
Medan Helvetia, Kota Medan, Sumatera Utara. Sampel yang diambil dalam
penelitian ini adalah yang berada di Kabupaten Toba Samosir dengan data yang ada
pada tahun 2010-2019.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah penduduk, dana alokasi
umum, pajak daerah, realisasi penerimaan daerah, pertumbuhan ekonomi.
1. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk yang dinotasikan dengan X1 adalah banyaknya penduduk yang
tinggal di suatu daerah atau wilayah. Jumlah Penduduk dalam hal ini dinyatakan
satuan jiwa.
2. Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Umum (DAU) yang dinotasikan dengan X 2 adalah sejumlah dana
yang harus dialokasikan Pemerintah Pusat kepada setiap Daerah otonom
(Provinsi/Kabupaten/Kota). Dana Alokasi Umum dalam hal ini dinyatakan dalam
satuan miliar rupiah.
3. Pajak Daerah
Pajak daerah yang dinotasikan dengan X3 adalah jumlah iuran wajib yang
diterima daerah dari orang pribadi atau badan. Pajak Daerah dalam hal ini
dinyatakan dalam satuan miliar rupiah.
4. Realisasi Penerimaan daerah
Realisasi penerimaan daerah yang dinotasikan dengan Y adalah segala
pendapatan daerah yang berasal dari beberapa sumber seperti Pajak Daerah, Dana
Alokasi Khusus, Retribusi daerah, dan sebagainya. Realisasi Penerimaan Daerah
dalam hal ini dinyatakan dalam miliar rupiah.
5. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi yang dinotasikan dengan Z adalah nilai persentasedari
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tanpa melihat apakah kenaikan
tersebut lebih besar atau lebih kecil dari kenaikan jumlah penduduk atau

xxv
perubahan pola dan struktur ekonomi terjadi atau tidak. Pertumbuhan Ekonomi
dalam hal ini dinyatakan dalam Persen.

3.4 Langkah-Langkah Dalam Metode Penelitian


Metode yang digunakan penulis dalam melaksanakan penelitian di antaranya adalah:

1. Metode Penelitian Kepustakaan (Studi Literatur)


Dalam hal ini penelitian dilakukan dengan membaca dan mempelajari buku-
buku ataupun literatur pelajaran yang didapat di perkuliahan ataupun umum, serta
sumber informasi lainnya yang berhubungan dengan objek yang diteliti.

2. Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data untuk keperluan penelitian dilakukan penulis dengan
menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah data primer yang diperoleh oleh
pihak lain yang umumnya disajikan dalam bentuk tabel-tabel atau diagram. Data
sekunder yang digunakan diperoleh dari situs tobasamosirkab.bps.go.id.. Data yang
telah dikumpulkan kemudian diatur, disusun dan disajikan dalam bentuk angka-
angka untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang sekumpulan data tersebut.

3. Metode Pengolahan Data


Data penelitian dianalisa dengan menggunakan metode analisis jalur untuk
melihat persamaan analisis jalur dan untuk mengetahui hubungan setiap variabel
digunakan analisis korelasi. Adapun langkah yang dilakukan dalam pengolahan
dataadalah:
a. Menentukan variabel eksogen dan endogen.
b. Menentukan model dan menggambar diagram jalur.
c. Merumuskan persamaan struktural.
d. Menentukan matriks korelasi
e. Menghitung koefisien jalur.
f. Menghitung besarnya pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel
eksogen terhadap variabel endogen.
g. Membuat kesimpulan.

xxvi
xxvii
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Penyajian Data


Data yang akan diolah dalam tugas akhir ini adalah data yang dikumpulkan secara
online dari situs tobasamosirkab.bps.go.id yaitu data mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Toba Samosir. Adapun data
yang diperoleh dari hasil survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.1 Data
Dana Realisasi
Pajak Pertumbuhan
Jumlah Alokasi Penerimaa
Daerah Ekonomi
Tahun Penduduk Umum n Daerah
(miliar (persen)
(Jiwa) (miliar (miliar
rupiah)
rupiah) rupiah)
2010 173.129 0,28 0,03 0,46 4,60
2011 174.748 0,31 0,04 0,48 4,37
2012 174.865 38,76 3,54 658,50 5,08
2013 175.069 423,29 4,19 632,18 4,85
2014 178.568 495,34 5,67 861,33 4,23
2015 179.704 506,84 6,73 867,55 4,50
2016 180.694 537,94 18,89 1.087,37 4,76
2017 181.790 528,49 22,40 1.215,13 4,90
2018 182.673 528,49 21,28 1.104,29 4,96
2019 184.493 548,69 24,56 1.075,19 4,88

4.2 Pengolahan Data


4.2.1 Menentukan variabel Endogen dan Variabel Eksogen
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel endogen adalah Realisasi Penerimaan
Daerah dan Pertumbuhan Ekonomi. Sementara itu yang menjadi variabel eksogennya
adalah Jumlah Penduduk, Dana Alokasi Umum dan Penerimaan Pajak Daerah di
Kabupaten Toba Samosir.

4.2.2 Menentukan dan Menggambar Model Diagram Jalur


Menentukan model diagram alur berdasarkan paradigma hubungan variabel dengan
tahapan sebagai berikut:

26
Gambar 4.1 Model Diagram Jalur Hubungan Variabel Eksogen dan Endogen.
X1,X2,X3 = Variabel eksogen bagi Variabel Y dan variabel Z
Y =Variabel endogen bagi variabel X1,X2,X3 dan variabel eksogen bagi
variabel Z.
Z =Variabel endogen bagi variabel X1,X2,X3 dan Y.
ɛ =Variabel sisa(residu)

X1 = Jumlah Penduduk
X2 = Dana Alokasi Umum
X3 = Penerimaan Pajak Daerah
Y = Realisasi Penerimaan Daerah
Z = Pertumbuhan Ekonomi

4.2.3 Menghitung Korelasi Antar Variabel


Menghitung korelasi antar setiap variabel adalah dengan menggunakan product
moment pearson dengan rumus:
n ∑ X i Y i−∑ X i ∑Y i
r xiyi= 2 2
√ {n ∑ X Y ²−( ∑ X ) } √{n ∑ Y −(∑ Y ) }
i i i i i

Menghitung korelasi X1 dan X2

26
n ∑ X ₁ X ₂−∑ X ₁ ∑ X ₂
rx₁x₂= √ n∑ X ₁ −(∑¿ X ₁) ² √ n ∑ X ₂ −(∑ X ₂) ² ¿
2 2

10(651.565 .466)−(1.785.733)(3.608,43)
rx₁x₂= √10 ( 319.022 .513.085 ) −(1.785 .733)² √10 ( 1.831.968,96 )−(3.608,43)²

rx₁x₂= 0,840

Menghitung korelasi X1 dan X3

n ∑ X ₁ X ₃−∑ X ₁ ∑ X ₃
r x₁ x₃ = 2 2
√ n∑ X ₁ −(∑¿ X ₁) ² √ n ∑ X ₃ −( ∑ X ₃) ² ¿
10( 19.490.468,66)−(1.785 .733)(107,33)
r x₁ x₃ =
√10 ( 319.022 .513.085 ) −(1.785 .733)² √10 ( 2.022,16 )−(107,33)²
r x₁ x₃ = 0,934
Menghitung korelasi X1 dan Y

n ∑ X ₁ Y −∑ X ₁ ∑Y
r x₁ y = 2
√ n∑ X ₁ −(∑¿ X ₁) ² √ n ∑ ²−(∑ ) ² ¿
Y Y

10(1.353 .164 .135)−(1.622 .122)(7.502,48)


r x₁ y =
√10 ( 319.022 .513.085 ) −(1.785 .733)² √10 ( 7.362.211 )−(7.502,48) ²
r x₁ y = 0,86

Menghitung korelasi X1 dan Z

n ∑ X ₁ z−∑ X ₁ ∑ z
r x₁ z=
√ n∑ X ₁−(∑¿ X ₁) ² √ n ∑ z ²−( ∑z ) ² ¿
10(7.617 .016,11)−(1.622.122)(47,13)
r x₁ z=
√10 ( 319.022 .513.085 ) −(1.785 .733)² √10 ( 222,8123 )−(47,13) ²
r x₁ z= 0,26

28
Menghitung korelasi X2 dan X3

n ∑ X ₂ X ₃−∑ X ₂∑ X ₃
r x₂ x₃ =
√ n∑ X ₂²−( ∑¿ X ₂)² √n ∑ X ₃²−(∑ X ₃) ² ¿
10 (387.292,7919)−(3.608,43)(107,33)
r x₂ x₃ =
√10 ( 1.831 .968 )−(3.608,43) ² √ 10 (2.022,16 )−( 107,33)²
r x₂ x₃ =0,75

Menghitung korelasi X2 dan Y

n ∑ X 2 Y −∑ X 2 ∑ Y
r x₂ y =
√ n∑ ᵪ ₂²−(∑ ¿ X 2)² √ n ∑Y ²−(∑Y ) ²¿
10(3.560 .155,55)−(3.608,43)(7.502,48)
r x₂ y =
√10 ( 1.831 .968 )−(3.608,43)² √ 10 (7.362 .210,99 )−(7.502,48)²
r x₂ y =0,889

Menghitung korelasi X2 dan Z

n ∑ X ₂ Z−∑ X ₂∑ Z
r x₂ z=
√ n∑ X ₂²−(∑¿ X ₂)² √n ∑ Z ²−( ∑Z )² ¿
10(17.077,68)−(3.608,43)(47,13)
r x₂ z=
√10 ( 1.831 .968 )−(3.608,43)² √ 10 (222,81 ) −( 47,13) ²
r x₂ z= 0,117

Menghitung korelasi X3 dan Y

n ∑ X ₃ Y −∑ X ₃∑ Y
r x₃ y=
√ n∑ X ₃²−( ∑¿ X ₃) ² √n ∑Y ²−(∑ Y )² ¿

30
10(113.368 )−(107,33)(7.362 .211)
r x₃ y=
√10 ( 2.022,16 ) −(107,33)² √10 ( 7.362 .210,99 )−(7.502,48)²
r x₃ y=0,845

Menghitung korelasi X3 dan Z

n ∑ X ₃ Z−∑ X ₃ ∑ Z
r x₃ z=
√ n∑ X ₃²−( ∑¿ X ₃) ² √n ∑ Z ²−(∑Z )²¿
10 (518)−(107,33)(47,13)
r x₃ z=
√10 ( 2.022,16 ) −(107,33)² √10 ( 222,81 )−(47,13)²
r x₃ z= 0,49

Menghitung korelasi Y dan Z

n∑ YZ−∑ Y ∑ Z
r yz =
√ n∑Y ²−(∑¿Y )² √ n ∑ Z ²−(∑ Z )² ¿
10(35.817,09)−(7.502,48)(47,13)
r yz =
√10 ( 7.362 .210,99 )−(7.502,48)² √ 10 ( 222,81 ) −(47,13) ²
r yz = 0,419

Tabel 4.2 Korelasi Antar Variabel


X1 X2 X3 Y Z
X1 1 0,84 0,93 0,86 0,26
X2 0,84 1 0,75 0,889 0,117
X3 0,93 0,75 1 0,845 0,49
Y 0,86 0,889 0,845 1 0,419
Z 0,26 0,117 0,49 0,419 1
4.2.4 Matriks Korelasi Antar Variabel

1 r X ₁ X ₂ r X ₁ X ₃ r X ₁Y r X₁Z

[
r X₁ X₂
Rvar = r X ₁ X ₃
r X ₁Y
r X ₁Z
1
r X₂ X₃
r X ₂ X ₃ r X ₂Y
1 r X ₃Y
r X ₂Y r X ₃Y 1
r X ₂ Z r X ₃ Z r YZ
r X₂Z
rX ₃ Z
r YZ
1
]
X₁ 1 0,84 0,93 0,86 0,26
X₂
Rvar = X ₃
Y
Z
[ 0,84 1
0,93 0,75
0,75 0,889 0,117
1 0,8 45 0 , 49
0,86 0,889 0,845 1
0,26 0,1 17 0,49 0,419
0,419
1
]
4.2.5 Menghitung Koefisien Jalur
Diagram jalur tersebut terdiri atas dua persamaan struktural, yaitu X1, X2 dan X3
(variabel endogen) serta Y dan Z (variabel eksogen). Bentuk persamaan
strukturalnya adalah sebagai berikut:

𝑌 = 𝜌𝑦𝑥₁𝑋₁+ 𝜌𝑦𝑥₂𝑋2 + 𝜌𝑦𝑥₃𝑋3 + ℰ1


𝑍 = 𝜌𝑧𝑥₁𝑋1 + 𝜌𝑧𝑥₂𝑋2 + 𝜌𝑧𝑥₃𝑋3 + 𝜌𝑧𝑦 𝑌 + ℰ1

1. Sub Struktur 1

32
Gambar 4.2 Diagram Jalur Sub Struktur 1

Untuk Sub Struktur 1 dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut:


a . Persamaan Struktural

𝑌= 𝜌𝑦𝑥₁𝑋₁+ 𝜌𝑦𝑥₂𝑋2 + 𝜌𝑦𝑥₃𝑋3 + ℰ1


Y = Realisasi Penerimaan Daerah
X1 = Jumlah Penduduk
X2 = Dana Alokasi Umum
X3 = Penerimaan Pajak Daerah
ℰ = Error

b . Matriks Korelasi Antar Variabel

X₁ 1 r x₁ x₂ r x ₁ x ₃ r x₁ y
X₂ r

[
rvariabel= X ₃ r x 1 x ₂ r
x ₂x ₃
1
x₂ x₃
rx ₂ x ₃ r x ₂ y

Y r x ₁ y r x ₂ y r x₃ y
1 r x₃ y
1
]
X₁ 1 0,84 0,93 0,86

[
X ₂ 0,84 1
rx₁,x₂.x₃, y= X ₃ 0,93 0,75
0,75 0,89
1 0,845
Y 0,86 0,889 0,845 1
]
C . Matriks korelasi antara variabel eksogen dan matriks invers nya
1 0,84 0,93 0,86
X₁
rekso = X ₂
X₃ [
0,84 1
0,93 0,75
0,75 0,89
1 0,845
0,86 0,889 0,845 1
= Matriks (A)
]
Matriks invers korelasi variabel dihitung dengan menggunakan metode matriks
adjoin, dengan rumus:
1
A¯ = [ adjoin A ] ; Det ( A ) ¿ ≠ 0
Det ( A)
Keterangan:
𝐷𝑒𝑡 (𝐴) = |𝐴|
Untuk menghitung 𝐴−1 dilakukan dengan cara
1. Menghitung Determinan A
1 0,84 0,93

[
| A| = 0,84 1
0,93 0,75
0,75
1 ]
| A| = (1+0,58+0,58)-(0,86+0,56+0,70)
| A| = 0,31
2. Menghitung Kofaktor A

| A ₁₁| = +|0,751 0,751 | = 0,25

0,84 0,75
| A ₁₂| = -|
1 |
=0,142
0,93
0,84 1
| A ₁₃| = + |
0,93 0,75|
= -0,3

0,84 0,93
| A ₂₁| = -|
1 |
= 0,142
0,75
1 0,93
| A ₂₂| = +|
1 |
= 0,135
0,93
1 0,84
| A ₂₃| = -|
0,93 0,75|
= -0,031

0,84 0,93
| A ₃₁| = +|
0,75|
= -0,3
1
1 0,93
| A ₃₂| = -|
0,84 0,75|
= -0,031

34
| A ₃₃| = + |0,841 0,84
1 | = 0,29

3. Membuat Adjoin A
0,25 0,142 −0,3

[
Adjoin (A)= 0,142 −0,3 −0,031
−0,3 −0,031 0,29 ]
4. Menghitung Invers Matriks A

1 0,25 0,142 −0,3


A¯ =
0,31 [
0,142 −0,3 −0,031
−0,3 −0,031 0,29 ]
0,8 0,45 −0,96

[
A¯ = 0,45 −0,96 −0,1
−0,96 −0,1 2,55 ]
Maka,
0,8 0,45 −0,96

[
r¯ekso= 0,45 −0,96 −0,1
−0,96 −0,1 0,93 ]
d . Menghitung koefisien jalur antara variabel eksogen dan variabel endogen
ρ yx ₁ rx ₁ y

[ ] [ ]
ρ yx ₂ = r¯ekso r x ₂ y
ρ yx ₃ rx ₃ y

ρ yx ₁ 0,8 0,45 −0,96 0,86

[ ][
ρ yx ₂ = 0,45 −0,96 −0,1 0,889
ρ yx ₃ −0,96 −0,1 0,93 0,845 ][ ]
ρ yx ₁ 0,27

[ ][ ]
ρ yx ₂ = −0,54
ρ yx ₃ −0,12

Maka diperoleh persamaan jalur seperti berikut:


𝑌 = 0,27𝑋1 + (-0,54)𝑋2 + (-0,12)𝑋3 + ε1
Dari persamaan tersebut, koefisien residu (ε1) diperoleh dengan rumus:
ρyε1 =√ 1−R ²( x ₁ x ₂ x ₃)
Sebelum menghitung koefisien residu, koefisien determinasi dapat diperoleh dengan
rumus:
rx ₁ y
R² y(x₁,x₂,x₃)= (ρyx₁ ρyx₂ ρyx₃) r x ₂ y
rx ₃ y [ ]
0,86
R
2
y ( x ₁ ,x ₂ , x₃ ) = (0,27 -0,54 -0,12)
[ ]
0,889
0,845
2
R y ( x ₁ ,x ₂ , x₃ ) = -0,35
Koefisien residunya yaitu:
2
ρyε₁ = √ 1−R y ( x ₁ , x₂ , x ₃)

ρyε₁= √ 1−(−0,35 )

ρyε₁= 1,16
Maka persamaan jalurnya menjadi:
𝑌 = 0,27𝑋1 + (-0,54)𝑋2 + (-0,12)𝑋3 + 1,16

2. Sub Struktur 2

Gambar 4.3 Diagram Jalur Sub Struktur 2

Untuk Sub Struktur 2 dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:


a . Persamaan Struktural
𝑍=𝜌𝑥₁𝑧𝑋1+𝜌𝑥₂𝑧𝑋2+𝜌𝑥₃𝑧𝑋3+𝜌𝑦𝑧𝑌+ℰ2

36
b . Matriks korelasi antar variabel

1 r X₁ X₂ r X₁ X₃ r X₁Y r X ₁Z

[
r X₁ X₂
rvar = r X ₁ X ₃
r X ₁Y
r X ₁Z
1
r X₂ X₃
r X₂ X₃ r X₂Y r X ₂Z
1
r X ₂Y r X ₃Y
r X₃Y r X ₃Z
1
r X ₂ Z r X ₃ Z r YZ
r YZ
1
]
X₁ 1 0,84 0,93 0,86 0,26
X₂
rvar = X ₃
y
z
[ 0,84 1
0,93 0,75
0,75 0,889 0,117
1 0,8 45 0 , 49
0,86 0,889 0,845 1
0,26 0,1 17 0,49 0,419
0,419
1
]
C . Matriks korelasi antara variabel eksogen
X₁ 1 0,84 0,93 0,86
rekso=
[
X ₂ 0,84 1
X ₃ 0,93 0,75
0,75 0,89
1 0,845
y 0,86 0,889 0,845 1
= Matriks C
]
Matriks invers korelasi variabel dihitung dengan menggunakan metode matriks
adjoin, dengan rumus:
1
C= (Adjoint A); Det(A) ≠ 0
Det ( A)
Keterangan:
𝐷𝑒𝑡 (𝐶) = |𝐶|
Untuk menghitung C¯¹ dilakukan dengan metode sarrus:
1. Menghitung Kofaktor C
1 0,75 0,89
|
C11= + 0,75 1
0,89 0,85
0,85
1 | =2,14-2,17 = 0,07

0,84 0,75 0,889


|
C12=− 0,93 1
0,86 0,845
0,845
1 | =-(2,09-2,06) = -0,03

0,84 1 0,889
|
C13=+ 0,93 0,75 0,845
0,86 0,889 1 | = (2,094-2,03) = 0,064
0,84 1 0,75

|
C14= 0,93 0,75 1
0,86 0,889 0,845 | = -(2,01-2,01) =0

0,84 0,93 0,86



|
C21 = 0,75 1
0,889 0,845
0,845
1 | = -(2,09-2,06) = -0,03

1 0,93 0,86
+
|
C22 = 0,93 1
0,86 0,845 |
0,845 = (2,36)- (2,06)
1
= 0,3

1 0,84 0,86
C23 = −
|0,93
0,86 0,889 1 |
0,75 0,845 = -(2,07 – 2,08) = 0,01

1 0,84 0,93
C24 =
|
+ 0,93 0,75 1
0,86 0,889 0,845 |
= (2,11)– (2,14) = -0,03

0,84 0,93 0,86


|
C31 = + 1
0,889 0,845 1 |
0,75 0,89 = (2,06)–( 2,13) =0,07

1 0,93 0,86
|
C32 =− 0,84 0,75 0,89
0,86 0,845 1 | = -(2,07)–(2,08) = 0,01

1 0,84 0,86
|
C33 = + 0,84 1
0,86 0,889
0,89
1 | =(2,28)–(2,22) = 0,06

1 0,84 0,93
|
C34 = − 0,84 1
|
0,75 = -(2,08)- (2,17)
0,86 0,889 0,845
= 0,085

0,84 0,93 0,86


|
C41 =− 1
0,75
0,75 0,89
1 0,845 | = -(2,01)- (2,01) =0

38
1 0,93 0,86
+
|
C42 = 0,84 0,75 0,89
0,93 1 0,845 | = (2,11)–(2,14) = -0,03

1 0,84 0,86
|
C43 = − 0,84 1 0,89
0,93 0,75 0,845 | = -(2,07)–(2,04) = -0,03

1 0,84 0,93
|
C44 = + 0,84 1
0,93 0,75
0,75
1 | = (2,18)–(2,12) = 0,06

2. Membuat Matriks Adjoin C


0,07 −0,03 0,064 0
C=
[
−0,03
0,07
0
0,3
0.01
0,01 −0,03
0,06 0,085
−0,03 −0,03 0,6
]
3. Menghitung Determinan Matriks C
Det𝐶 =1𝐶11 + 0,84𝐶12 + 0,93𝐶13 + 0,86𝐶14
Det𝐶 =1(0,06) + (0,84)(-0,03) + (0,93)(0,06) + (0,86) (0)
Det𝐶 =0,06-0,0252+0,055+0
Det𝐶 =0,089

4. Menghitung Invers Matriks C


0,07 −0,03 0,064 0
C¯¹ =
[
1 −0,03
0,089 0,07
0
0,3
0.01
0,01 −0,03
0,06 0,085
−0,03 −0,03 0,6
]
0,79 −0,34 0,71 0
R¯ekso =
[
−0,34 3,37
0,79
0
0,11
0,11 −0,34
0,67 0,95
−0,34 −0,34 6,74
]
d . Menghitung koefisien jalur antara variabel eksogen dan variabel endogen
ρzx 1 rx ₁ z

[ ρzx 2
ρzx3
ρzy
] []
= R¯ekso
rx ₂ z
rx ₃ z
ryz

ρzx 1 0,79 −0,34 0,71 0 0,26

[ ρzx 2
ρzx3
ρzy
][
=
−0,34 3,37
0,79
0
0,11
−0,34
0,11 −0,34 0,12
0,67
−0,34
0,95 0,49
6,74 0,41
][ ]
ρzx 1 0,51

[ ρzx 2
ρzx3
ρzy
][ ]
=
0,224
0,92
2,56

Maka diperoleh persamaan jalur seperti berikut:

𝑍 = 0,51𝑋1 – 0,224 + 0,92𝑋3 + 2,56𝑌 + ε2

Dari persamaan tersebut, koefisien residu (ε2) diperoleh dengan rumus:

ε = √ 1−R ² z (x₁ , x ₂ , x₃ , y)
2

Sebelum menghitung koefisien residu, koefisien determinasi dapat diperoleh dengan


rumus:
rx ₁ z
R ²(x ₁ , x₂ x₃ , y)= (ρzx₁ ρzx₂ ρzx₃ ρzy) = r
[]
rx ₂ z
x ₃z
r yz

0,26
R2z( x₁ , x ₂ , x₃ , y)= (0,51 0,224 0,92 2,56)
[]
0,12
0,49
0,41

R2z( x₁ , x ₂ , x₃ , y)= 0,66


Koefisien residunya yaitu:

ε2 = √ 1−R ²(x ₁ , x₂ , x ₃ , y)
ε = √ 1−0,66
2

ε 2 = 0,58

Maka persaman jalurnya adalah sebagai berikut:

40
𝑍 = 0,51𝑋1 – 0,224 + 0,92𝑋3 + 2,56𝑌 +0,58

4.2.6 Pengaruh Variabel Eksogen terhadap Variabel Endogen


Berdasarkan hasil perhitungan koefisien jalur diperoleh model persamaan struktural
sebagai berikut:

Gambar 4.4 Diagram Jalur Antar Variabel

rx₁x₂ = 0,84 merupakan korelasi antara X1 dan X2

rx₂x₃ = 0,94 merupakan korelasi antara X1 dan X3

rx₂x₃ = 0,75 merupakan korelasi antara X2 dan X3

ρyx₁ = 0,27 merupakan koefisien jalur dari X1 terhadap Y

ρyx₂ = -0,54 merupakan koefisien jalur dari X2 terhadap

ρyx₃ = -0,12 merupakan koefisien jalur dari X3 terhadap

ρzx₁ = 0,51 merupakan koefisien jalur dari X1 terhadap Z

ρzx₃ = 0,92 merupakan koefisien jalur dari X3 terhadap Z

𝜌𝑧𝑦 = 2,56 merupakan koefisien jalur dari Y terhadap Z

1. Menghitung Pengaruh Langsung (Direct Efect) antara variabel eksogen


terhadap variabel endogen
a. Besar pengaruh langsung variabel Jumlah Penduduk (X 1) terhadap variabel
Realisasi Penerimaan Daerah (Y)
D E = ρyx₁
𝐷𝐸 = 0,27
b. Besar pengaruh langsung variabel Dana Alokasi Umum (X 2) terhadap variabel
Realisasi Penerimaan Daerah (Y)
D E = ρyx₂
𝐷𝐸 = -0,54
c. Besar pengaruh langsung variabel Penerimaan Pajak Daerah (X3) terhadap variabel
Realisasi Penerimaan Daerah (Y)
𝐷𝐸 = 𝜌𝑦𝑥3
𝐷𝐸 = -0,12
d. Besar pengaruh langsung variabel Jumlah Penduduk (X1) terhadap variabel
Pertumbuhan Ekonomi (Z)
𝐷𝐸 = 𝜌𝑧𝑥1
𝐷𝐸 = 0,51
e. Besar pengaruh langsung variabel Dana Alokasi Umum (X 2) terhadap variabel
Pertumbuhan Ekonomi (Z)
𝐷𝐸 = 𝜌𝑧𝑥2
𝐷𝐸 = 0,224
f. Besar pengaruh langsung variabel Penerimaan Pajak Daerah (X3) terhadap variabel
Pertumbuhan Ekonomi (Z)
𝐷𝐸 = 𝜌𝑧𝑥3
𝐷𝐸 = 0,92
g. Besar pengaruh langsung variabel Realisasi Penerimaan Daerah (Y) terhadap
variabel Pertumbuhan Ekonomi (Z)
𝐷𝐸 = 𝜌𝑧𝑦
𝐷𝐸 = 2,56

2. Menghitung Pengaruh tidak Langsung (Indirect Efect) antara variabel


eksogen terhadap variabel endogen
a. Besar pengaruh tidak langsung variabel Jumlah Penduduk (X1) terhadap variabel
Pertumbuhan Ekonomi (Z) melalui variabel Realisasi Penerimaan Daerah (Y)
𝐼𝐸 = 𝜌𝑦𝑥1.𝜌𝑧𝑦
𝐼𝐸 = (0,27)(2,56)

42
𝐼𝐸 = 0,69
b. Besar pengaruh tidak langsung variabel Dana Alokasi Umum (X 2) terhadap
variabel Pertumbuhan Ekonomi (Z) melalui variabel Realisasi Penerimaan Daerah
(Y)
𝐼𝐸 = 𝜌𝑦𝑥2.𝜌𝑧𝑦
𝐼𝐸 = (-0,54)(2,56)
𝐼𝐸 = -1,38
c. Besar pengaruh tidak langsung variabel Penerimaan Pajak Daerah (X3) terhadap
Pertumbuhan Ekonomi (Z) melalui variabel Realisasi Penerimaan Daerah (Y)
𝐼𝐸 = 𝜌𝑦𝑥3. 𝜌𝑧𝑦
𝐼𝐸 = (-0,12)(2,56)
𝐼𝐸 = -0,30

3. Pengaruh Total (Total Effect) variabel eksogen terhadap variabel endogen


a. Besar pengaruh total Jumlah Penduduk (X1) terhadap variabel Pertumbuhan
Ekonomi (Z)
𝑇𝐸 = 𝐷𝐸𝑧𝑥1 + 𝐼𝐸𝑧𝑦𝑥1
𝑇𝐸 = 0,51 + 0,69
𝑇𝐸 = 1,2
b. Besar pengaruh total Dana Alokasi Umum (X 2) terhadap variabel Pertumbuhan
Ekonomi (Z)
𝑇𝐸= 𝐷𝐸𝑧𝑥2 + 𝐼𝐸𝑧𝑦𝑥2
𝑇𝐸= 0,224 + -1,38
𝑇𝐸= -1,14
c. Besar pengaruh total Penerimaan Pajak Daerah (X3) terhadap variabel
Pertumbuhan Ekonomi (Z)
𝑇𝐸 = 𝐷𝐸𝑧𝑥3 + 𝐼𝐸𝑧𝑦𝑥3
𝑇𝐸 = 0,92+ (-0,30)
𝑇𝐸 = 0,62
d. Besar pengaruh total Realisasi Penerimaan Daerah (Y) terhadap variabel
Pertumbuhan Ekonomi (Z)
𝑇𝐸 = 𝐷𝐸
𝑇𝐸 = 2,56

4.2.7 Pengujian Hipotesis secara Simultan


Menguji hipotesis secara bersama-sama hubungan variabel Jumlah Penduduk, Dana
Alokasi Umum, Penerimaan Pajak Daerah serta Realisasi Penerimaan Daerah
terhadap Pertumbuhan Ekonomi.

a . Menentukan Hipotesa
H0 = R²Z(x₁,x₂,x₃,y)= 0, artinya tidak terdapat pengaruh variabel hubungan variabel jumlah
penduduk, dana alokasi umum, penerimaan pajak daerahserta realisasi penerimaan
daerah terhadap pertumbuhan ekonomi.
H1 = R²Z(x₁,x₂,x₃,y) ≠ 0, artinya terdapat variabel hubungan variabel jumlah penduduk,
dana alokasi umum, penerimaan pajak daerah serta realisasi penerimaan daerah
terhadap pertumbuhan ekonomi.

b . Menentukan Taraf Signifikan Taraf signifikan


𝛼 = 0,05
𝐷𝑓1 = 𝑘 − 1
𝐷𝑓1 = 4 − 1
𝐷𝑓1 = 3
𝐷𝑓2 = 𝑛 − 𝑘
𝐷𝑓2 = 10 − 4
𝐷𝑓2 = 6
Pada persamaan struktural I, 𝑣1=4 dan 𝑣2 = 10-4-1=5
𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = (𝑣1,2)
𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝐹0,05(4,5)
𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 7,39

c . Menentukan Kriteria Pengujian


H0 ditolak jika Fhitung ≥ Ftabel
H0 diterima jika Fhitung ≤ Ftabel

d . Uji Statistik F dengan rumus:

44
Fhitung = (n−k −1) ¿ ¿ ¿
(10−4−1)(0,66)
Fhitung =
4 (1−0,66)
Fhitung = 1,87
Diperoleh nilai Fhitung sebesar 1,87 dan 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 7,39 hal ini berarti Fhitung ≤ 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
maka 𝐻𝑜 diterima. Yang berarti tidak terdapat pengaruh variabel jumlah penduduk,
dana alokasi umum, penerimaan pajak daerah serta realisasi penerimaan daerah
secara simultan atau secara bersama-sama terhadap pertumbuhan ekonomi.

4.2.8 Pengujian Hipotesis secara Individual


a. Pengujian Koefisien Jalur Hubungan Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan
Ekonomi.
𝐻0: 𝜌𝑧𝑥1 = 0 artinya tidak terdapat pengaruh jumlah penduduk terhadap pertumbuhan
ekonomi
𝐻1: 𝜌𝑧𝑥1 ≠ 0 artinya terdapat pengaruh jumlah penduduk terhadap pertumbuhan
ekonomi.
ρ xu x i
t= 1−R ² z ( x ₁ ,x ₂ , x ₃ , y ) c
√ n−k−1
ii

ρ zx 1
t= 1−R 2z ( x₁ , x ₂ , x₃ , y ) c 11
√ 0,51
n−k−1

t= ( 1−0,66 ) 0,07
√ 10−4−1
t=3.3
Kriteria pengujiannya adalah 𝐻0 diterima jika |t hitung |<𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan 0 ditolak jika thitung


>𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙. Dengan 𝛼 = 0,05 maka 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = ( , n-k-1) = 2,571. Nilai thitung sebesar 3,3,
2
sehingga dapat disimpulkan bahwa 𝐻0 ditolak. Artinya terdapat terdapat pengaruh
yang signifikan antara jumlah penduduk dengan pertumbuhan ekonomi.
b. Pengujian Koefisien Jalur antara Dana Alokasi Umum dengan Pertumbuhan
Ekonomi
𝐻0: 𝜌𝑧𝑥2 = 0 artinya tidak terdapat pengaruh dana alokasi umum terhadap
pertumbuhan ekonomi
𝐻1: 𝜌𝑧𝑥2 ≠ 0 artinya pengaruh dana alokasi umum terhadap pertumbuhan ekonomi
ρ xu x i
t= 1−R ² z ( x ₁ ,x ₂ , x ₃ , y ) c
√ n−k−1
ii

ρ zx 2
t= 1−R 2z ( x₁ , x ₂ , x₃ , y ) c 22
√ n−k−1
0,224
t= ( 1−0,66 ) 0,3
√ 10−4−1
t= 1,56
Kriteria pengujiannya adalah 𝐻0 diterima jika |t hitung| <𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan H0 ditolak jika |t hitung|


>𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 .Dengan 𝛼 = 0,05 maka 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = ( , n-k-1) = 2,571. Nilai t sebesar 1,56,
2 hitung

sehingga dapat disimpulkan bahwa 𝐻0 ditolak. Artinya terdapat terdapat pengaruh


yang signifikan antara dana alokasi umum dengan pertumbuhan ekonomi.

c. Pengujian Koefisien Jalur antara Penerimaan Pajak Daerah dengan


Pertumbuhan Ekonomi.
𝐻0: 𝜌𝑧𝑥2 = 0 artinya tidak terdapat pengaruh penerimaan pajak daerah terhadap
pertumbuhan ekonomi.
𝐻1: 𝜌𝑧𝑥2 ≠ 0 artinya terdapat pengaruh penerimaan pajak daerah terhadap
pertumbuhan ekonomi.
ρ xu x i
t= 1−R ² z ( x ₁ ,x ₂ , x ₃ , y ) c
√ n−k−1
ii

46
ρ zx 3
t= 1−R ² z ( x ₁ ,x ₂ , x ₃ , y ) c 33
√ n−k −1
0,92
t= ( 1−0,66 ) 0,06
√ 10−4−1
t= 14,4
Kriteria pengujiannya adalah 𝐻0 diterima jika |t hitung| <𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan H0 ditolak jika


|t hitung| >𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 .Dengan 𝛼 = 0,05 maka 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = ( 2 , n-k-1) = 2,571. Nilai t hitung sebesar
3,73, sehingga dapat disimpulkan bahwa 𝐻0 ditolak. artinya terdapat pengaruh yang
signifikan antara penerimaan pajak daerah dengan pertumbuhan ekonomi.

d. Pengujian Koefisien Jalur antara Realisasi Penerimaan Daerah dengan


Pertumbuhan Ekonomi
𝐻0: 𝜌𝑧𝑦 = 0 artinya tidak terdapat pengaruh realisasi penerimaan daerah terhadap
pertumbuhan ekonomi
𝐻1: 𝜌𝑧𝑦 ≠ 0 artinya terdapat pengaruh realisasi penerimaan daerah terhadap
pertumbuhan ekonomi
ρ xu x i
t= 1−R ² z ( x ₁ ,x ₂ , x ₃ , y ) c
√ n−k−1
ii

ρzy
t= 1−R ² z ( x ₁ ,x ₂ , x ₃ , y ) c 44
√ n−k −1
2,56
t= ( 1−0,66 ) 0,06
√ 10−4−1
t= 40,07
Kriteria pengujiannya adalah 𝐻0 diterima jika |t hitung| <𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan 0 ditolak jika |t hitung|


>𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 .Dengan 𝛼 = 0,05 maka 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = ( , n-k-1) = 2,571. Nilai thitung sebesar 40,07,
2
sehingga dapat disimpulkan bahwa 𝐻0 ditolak. Artinya terdapat pengaruh yang
signifikan antara realisasi penerimaan daerah dengan pertumbuhan ekonomi.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan
1. Persamaan struktur diagram jalur yang terbentuk adalah:
𝑌 = 0,27𝑋1 + (-0,54)𝑋2 + (-0,12)𝑋3 + 1,16
𝑍 = 0,51𝑋1 – 0,224 + 0,92𝑋3 + 2,56𝑌 +0,58
a. Realisasi Penerimaan Daerah (Y) berbanding lurus dengan Jumlah Penduduk
(X1) artinya semakin tinggi jumlah penduduk maka Realisasi Penerimaan daerah
(Y) akan semakin meningkat dan Realisasi Penelimaan Daerah(Y) berbanding
terbalik dengan Dana Alokasi Umum (X2), dan Penerimaan pajak daerah (X3)
Artinya semakin tinggi Dana Alokasi Umum (X 2), dan Penerimaan Pajak Daerah
(X3) maka Realisasi Penelimaan Daerah(Y) akan semakin rendah.
b. Hubungan Pertumbuhan Ekonomi (Z) berbanding terbalik dengan Dana Alokasi
Umum (X2), sedangkan Jumlah Penduduk (X1), Penerimaan Pajak Daerah (X3)
dan Realisasi Penerimaan Daerah (Y) berbanding lurus. Artinya semakin tinggi
variabel Dana Alokasi Umum (X2), maka Pertumbuhan Ekonomi (Z) semakin
rendah. Sedangkan jika Jumlah Penduduk (X1), Penerimaan Pajak Daerah (X3),
dan Realisasi Penerimaan Daerah (Y) meningkat maka nilai Pertumbuhan
Ekonomi (Z) akan semakin meningkat.

2. Berdasarkan penelitian variabel Jumlah Penduduk (X1), Dana Alokasi Umum


(X2), dan Penerimaan Pajak Daerah (X3) memberi kontribusi secara bersama-
sama sebesar -0,35 atau 35 % terhadap Realisasi Penerimaan Daerah (Y) dan
sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati dalam penelitian ini.

3. Berdasarkan penelitian variabel Jumlah Penduduk (X1), Dana Alokasi Umum


(X2), Penerimaan Pajak Daerah (X3) serta Realisasi Penerimaan Daerah (Y)
memberi kontribusi secara bersama-sama sebesar 0,66 atau 66% terhadap

48
Pertumbuhan Ekonomi (Z) dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
diamati dalam penelitian ini.

4. Dari penelitian diperoleh nilai Fhitung sebesar 1,87 dan 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 7,39 hal ini
berarti Fhitung ≤ 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka 𝐻𝑜 diterima. Yang berarti terdapat pengaruh variabel
Jumlah Penduduk (X1), Dana Alokasi Umum (X2), Penerimaan Pajak Daerah
(X3) serta Realisasi Penerimaan Daerah (Y) secara simultan atau secara bersama-
sama terhadap Pertumbuhan Ekonomi.

5. Berdasarkan perhitungan thitung didapat bahwa variabel Jumlah Penduduk (X1)


berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Sedangkan Dana Alokasi Umum
(X2), Penerimaan Pajak Daerah (X3) serta Realisasi Penerimaan Daerah (Y)
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Z).

5.2 Saran
Pemerintah perlu memperhatikan hal-hal yang dapat meningkatkan
Pertumbuhan Ekonomi Daerah seperti Dana Alokasi Umum, Penerimaan Pajak
Daerah, dan Realisasi Penerimaan Daerah. Hal ini bertujuan agar berlangsungnya
pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat. Dalam hal ini peran
serta kesadaran masyarakat juga sangat diperlukan agar ekonomi masyarakat
mengalami peningkatan,dan kesejahateraan masyarakat semakin bertambah tinggi.
43

DAFTARPUSTAKA

Badan Pusat Statistik. Sumatera Utara dalam Angka 2019

Engkos.2012. Cara Mudah Menggunakan dan Memakai Path Analysis(AnalisiJalur).


Bandung: Alfabeta.

Sudjana (1989). Metode Statistika. Bandung: Tarsito

https://sumut.bps.go.id/publication/2018/08/06/6bb0847a56d2c3a34cf860b7/provinsi
sumatera- utara-dalam-angka-2018.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Dana_Alokasi_Umum

H. Bambang Suwarno,MA,Ph.D. Cara menggunakan dan memaknai analisis jalur,


Bandung,2006

https://www.online-pajak.com/pajak-daerah

https://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_ekonomi

https://www.simulasikredit.com/pertumbuhan-ekonomi-pengertian-dan-
pengukurannya/

https://media.neliti.com/media/publications/254231-pengaruh-pendapatan-daerah-
terhadap-pert-4a386eeb.pdf

https://media.neliti.com/media/publications/1923-ID-dana-alokasi-umum-dau-
pengaruhnya-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-sulawesi-utara-de.pdf
44

Anda mungkin juga menyukai