TUGAS AKHIR
Review oleh:
182407010
Halaman
PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR i
ABSTRAK ii
ABSTRACT iii
PENGHARGAAN iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR LAMPIRAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Batasan Masalah 3
1.4 Tujuan Penelitian 3
1.5 Manfaat Penelitian 3
1.6 Sistematika Penulisan 4
BAB 4 PEMBAHASAN 24
4.1 Penyajian Data 24
4.2 Pengolahan Data 24
4.2.1 Menentukan Variabel Endogen dan Variabel
Eksogen 24
4.2.2 Menentukan dan Menggambar Model Diagram
Jalur 24
4.2.3 Menghitung Korelasi Antar Variabel 25
4.2.4 Matriks Korelasi Antar Variabel 27
4.2.5 Menghitung Koefisien Jalur 28
4.2.6 Pengaruh Variabel Eksogen Terhadap Variabel
Endogen 35
4.2.7 Pengujian Hipotesis Secara Simultan 37
4.2.8 Pengujian Hipotesis Secara Individual 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
iii
Nomor Judul
Halaman
Gambar
2.1 Model Regresi Berganda 8
2.2 Model Kompleks 8
2.3 Model Kombinasi 9
2.4 Model Mediasi 9
2.5 Model Rekursif dan Non Rekursif 10
2.6 Model Persamaan Satu Jalur 10
2.7 Model Persamaan Dua Jalur 10
2.8 Model Persaman Tiga Jalur 11
2.9 Diagram Jalur yang Menyatakan Hubungan 11
2.10 Diagram jalur 12
2.11 Hubungan Kausal Dari X1, X2,X3 12
4.1 Diagram Jalur Hubungan Variabel Eksogen dan Variabel 25
Endogen
4.2 Diagram Jalur Sub Struktur 1 28
4.3 Diagram Jalur Sub Sturktur 2 31
4.4 Diagram Jalur Antar Variabel 35
Bab 1
iv
Pendahuluan
a.Latar Belakang
v
Hal ini berarti pendapatan warga negara Indonesia yang berada di luar negeri
juga dihitung ke dalam GNP, sedangkan pendapatan warga negara asing yang
berada di Indonesia tidak termasuk dalam GNP. Pendapatan yang termasuk
ke dalam GNP juga harus merupakan produk barang jadi yang dilihat dari
harga pasar yang berlaku pada periode yang akan dihitung.
Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP) dan
produk domestik regional bruto(PDRB) dilihat dari pendapatan negara atau
daerah berdasarkan batas wilayah atau teritorialnya. Jadi semua produksi
ekonomi yang dilakukan dan terjadi dalam suatu negara atau daerah, baik itu
oleh warga negaranya atau warga negara asing, termasuk ke dalam
perhitungan GDP. Dan sebaliknya, pendapatan atau produksi yang dilakukan
oleh warga negara yang berada di luar negeri tidak termasuk ke dalam
hitungan GDP.
Pada dasarnya, pertumbuhan ekonomi sudah menjadi tugas berat bagi
pemerintah, mulai dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah(provinsi dan
kabupaten).Demikian juga untuk daerah kabupaten Toba Samosir yang masih
tergolong sebagai daerah yang berkembang dan perlu meningkatkan pertumbuhan
ekonominya.
Tabel 1.1 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Toba Samosir Atas Dasar Harga
Konstan Menurut Lapangan Usaha 2010-2019.
vi
nasional. Berkat bantuan penerimaan pajak, pelaksanaan pembangunan nasional
maupun pembangunan di daerah telah menghasilkan perkembangan yang pesat di
bidang ekonomi yaitu kegiatan ekonomi masyarakat mengalami peningkatan dan
kemajuan, dan kesejahateraan masyarakat makin bertambah tinggi.
Selain penerimaan pajak daerah, faktor lain yang juga dapat mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi di suatu daerah adalah jumlah penduduk. Salah satu modal
dasar pembangunan adalah pertumbuhan penduduk, apabila pertumbuhan penduduk
juga diikuti dengan kesiapan dari pemerintah untuk mengatasi segala
permasalahannya, maka pembangunan akan tetap bisa berjalan dengan optimal.
Sebaliknya jika pertumbuhan penduduk tidak dibarengi dengan kesiapan, bisa
dipastikan akan banyak permasalahan yang baru yang bisa menghambat proses
pembangunan.Realisasi penerimaan daerah. Menurut UU No. 33 Tahun 2004 dalam
pelaksanaan desentralisasi fiskal, Pendapatan Asli daerah (PAD), Dana Alokasi
Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Bagi Hasil (DBH), pinjaman
daerah dan lain-lain penerimaan yang sah merupakan sumber penerimaan yang
digunakan untuk pendanaan pemerintah daerah. Upaya peningkatan penerimaan
daerah dengan memberi perhatian kepada perkembangan PAD akan mendorong
pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan masyarakat.
Selain itu, DBH, DAU, DAK dan bantuan keuangan dari pemerintah daerah provinsi,
serta lain-lain pendapatan yang sah merupakan sumber penerimaan lain yang dapat
digunakan untuk membiayai belanja daerah. PAD, DAU, DAK, dan DBH
merupakan bagian dari sumber keuangan pemerintah daerah. Kaitannya dengan
pelaksanaan otonomi daerah pemerintah selalu melakukan peningkatan PAD, karena
merupakan penerimaan dari usaha untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah
daerah. Peningkatan PAD harus berdampak pada perekonomian daerah (Maryati dan
Endrawati, 2010). Secara tidak langsung pemerintah dituntut untuk meningkatkan
potensi-potensi yang ada di daerahnya masing-masing agar dapat mandiri dalam
melaksanakan fungsi dan memberlakukan pembiayaan seluruh kegiatan daerah.
Dana alokasi umum DAU adalah dana yang bersumber dari pendapatan
APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar-
daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
Dari pengertian yang diambil dari Undang-undang nomor 33 tahun 2004 tersebut
dapat ditarik kesimpulan bahwa DAU merupakan sarana untuk mengatasi
vii
ketimpangan fiskal antar daerah dan di sisi lain juga memberikan sumber
pembiayaan daerah. Hal tersebut mengindikasikan bahwa DAU lebih diprioritaskan
untuk daerah yang mempunyai kapasitas fiskal yang rendah dan masih banyak faktor
lain yang dapat mempengaruhinya. Beberapa faktor tersebut berubah-ubah tiap
tahunnya dan dapat digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Toba Samosir. Berdasarkan hal tersebut maka
perlu diteliti sejauh mana pengaruh jumlah penduduk, dana alokasi umum, pajak
daerah, realisasi penerimaan daerah terhadap pertumbuhan ekonomi.Oleh karena itu
peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Aplikasi Analisis Jalur Untuk
Menganalisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di
Kabupaten Toba Samosir”.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Toba Samosir ada
berbagai faktor yang harus dipertimbangkan, untuk itu perlu diteliti faktor-faktor apa
yang perlu diperhatikan agar Pemerintah Daerah dapat dengan cepat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dalam kaitannya untuk meningkatkan pembangunan ekonomi
dan kesejahteraan masyarakat.
viii
1.5 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian diharapkan dapat untuk memperluas wawasan
pengetahuan penulis tentang Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Toba Samosir.
Penelitian ini juga bermanfaat sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam
mengambil kebijaksanaan terkait menanggulangi masalah Pertumbuhan Ekonomi di
Kabupaten Toba Samosir.
Bab II
Tinjauan Pustaka
ix
a. Pertumbuhan Ekonomi
Tingkat pertumbuhan perekonomian adalah kondisi dimana nilai riil Produk
Domestik Bruto (PDB) mengalami peningkatan. Penyebab utama dari Pertumbuhan
Ekonomi adalah tersedianya sejumlah sumber daya dan peningkatan efisiensi
penggunaan faktor produksi. Pentingnya peran pemerintah dalam perekonomian.
Pertumbuhan Ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivltas perekonomian akan
menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu.
Indikator yang digunakan untuk mengukur Pertumbuhan Ekonomi adalah tingkat
pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang mencerminkan jumlah nilai
tambah yang yang dihasilkan oleh seluruh aktivitas produksi di dalam perekonomian.
Pertumbuhan Ekonomi adalah perkembangan kegiatan ekonomi dari waktu
ke waktu dan menyebabkan pendapatan nasional riil berubah. Tingkat Pertumbuhan
Ekonomi menunjukkan persentase kenaikan pendapatan nasional riil pada suatu
tahun tertentu dibandingkan dengan pendapatan nasional riil pada tahun sebelumnya.
Pendapatan nasional ini dihitung berdasarkan jumlah seluruh output barang dan jasa
yang dihasilkan oleh perekonomian suatu negara.
1. Pajak Daerah
Berdasarkan Undang-Undang No.34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas
Undang Undang No.18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,
yang dimaksud dengan “Pajak Daerah yang selanjutnya disebut pajak, adalah iuran
wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan
langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintah daerah pembangunan daerah”. Seperti halnya pajak pada umumnya,
pajak daerah mempunyai peranan ganda yaitu :
1. Sebagai sumber pendapatan daerah (budgetary).
2. Sebagai alat pengukur (regulatory).
2. Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk adalah banyaknya penduduk yang tinggal disuatu daerah
atau wilayah. Jumlah penduduk di pengaruhi oleh faktor kelahiran, kematian, dan
migrasi. Dalam demografi dikenal istilah pertambahan penduduk alami dan
x
pertambahan penduduk total. Dimana pertambahan penduduk alami hanya di
pengaruhi oleh kelahiran dan kematian, sedangkan pertambahan penduduk total di
pengaruhi oleh kelahiran, kematian, migrasi masuk (imgrasi) dan migrasi keluar
(emigrasi).
b. Analisis Jalur
Analisis jalur pertama kali diperkenalkan oleh Sewall Wright (1921), seorang ahli
genetika, namun kemudian dipopulerkan oleh Otis Dudley Duncan (1966), seorang
ahli sosiologi. Analisis jalur bisa dikatakan sebagai pengembangan dari konsep
xi
korelasi dan regresi, dimana korelasi dan regresi tidak mempermasalahkan mengapa
hubungan antar variabel terjadi serta apakah hubungan antar variabel tersebut
disebabkan oleh variabel itu sendiri atau mungkin dipengaruhi oleh variabel lain.
Berbeda dengan korelasi dan regresi, analisis jalur mempelajari apakah hubungan
yang terjadi disebabkan oleh pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel
independen terhadap variabel dependen, mempelajari ketergantungan sejumlah
variabel dalam suatu model (model kausal), dan menganalisis hubungan antar
variabel dari model kausal yang telah dirumuskan oleh peneliti atas dasar
pertimbangan teoritis. Melalui analisis jalur kita akan menguji seperangkat hipotesis
kausal dan menginterpretasikan hubungan tersebut (langsung atau tidak langsung).
Asumsi yang digunakan dalam analisis jalur yaitu:
1. Hubungan antar variabel linier
2. Sifat aditif
3. Skala pengukuran minimal interval
4. Hubungan sebab akibat
5. Syarat lainnya sama dengan persyaratan untuk multiple regresi.
xii
panah. Anak panah-anak panah tunggal menunjukkan hubungan sebab–akibat antara
variabel-variabel eksogen atau perantara dengan satu variabel tergantung atau lebih.
Anak panah juga menghubungkan kesalahan (variabel residu) dengan semua variabel
endogen masing-masing. Anak panah ganda menunjukkan korelasi antara pasangan
variabel-variabel eksogen.
Variabeleksogen
Variabel–variabel eksogen dalam suatu model jalur ialah semua variabel yang tidak
ada penyebab-penyebab eskplisitnya atau dalam diagram tidak ada anak-anak panah
yang menuju kearahnya, selain pada bagian kesalahan pengukuran. Jika antara
variabel eksogen dikorelasikan maka korelasi tersebut ditunjukkan dengan anak
panah dengan kepala dua yang menghubungkan variabel-variabel tersebut. Dalam
istilah lain, dapat disebut pula sebagai independen variabel.
Variabel endogen
Variabel endogen ialah variabel yang mempunyai anak-anak panah menuju kearah
variabel tersebut. Variabel yang termasuk didalamnya ialah mencakup semua
variabel perantara dan tergantung. Variabel perantara endogen mempunyai anak
panah yang menuju kearahnya dan dari arah variabel tersebut dalam sutau model
diagram jalur. Sedang variabel tergantung hanya mempunyai anak panah yang
menuju kearahnya. Atau dapat disebut juga sebagai variabel dependen.
xiii
Koefesien jalur adalah koefesien regresi standar atau disebut ‘beta’ yang
menunjukkan pengaruh langsung dari suatu variabel bebas terhadap variabel
tergantung dalam suatu model jalur tertentu. Oleh karena itu, jika suatu model
mempunyai dua atau lebih variabel penyebab, maka koefesien-koefesien jalurnya
merupakan koefesien-koefesien regresi parsial yang mengukur besarnya pengaruh
satu variabel terhadap variabel lain dalam suatu model jalur tertentu yang mengontrol
dua variabel lain sebelumnya dengan menggunakan data yang sudah distandarkan
atau matriks korelasi sebagai masukan.
Variabel laten
Dapat didefinisikan sebagai variabel penyebab yang tidak dapat diobservasi
secara langsung (unobservable). Pengamatan variabel tersebut diamati melalui
variabel manifesnya. Variabel manifest adalah variabel indikator terukur yang dapat
diobservasi secara langsung untuk mengukur variabel laten. Contoh: variabel laten
motivasi. Tidak bisa diobservasi secara langsung, namun melalui variabel
manifesnya (indikator) seperti kerja keras, pantang penyerah, tekun, teliti, dll.
Variabel mediator
Variabel mediator adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antar
variabel independent dengan variabel dependen menjadi hubungan yang tidak
langsung.
xiv
Model regresi berganda
Model ini merupakan pengembangan regresi berganda dengan menggunakandua
variabel eksogen, yaitu X1 dan X2 dengan satu variabel endogenY. Model
digambarkan sebagai berikut:
xv
Gambar 2.3 Model kombinasi
Model mediasi
Model mediasi atau perantara dimana variabel Y memodifikasi pengaruh
variabel X terhadap Z. Model ini digambarkan sebagai berikut:
xvi
Gambar 2.5 Model Rekursif dan Non Rekursif
Model non rekursif terjadi jika anak panah tidak searah atau terjadi arah yang
terbalik (looping), misalnya dari 4 ke 3 atau dari 3 ke 1 dan 2, atau bersifat sebab
akibat (reciprocal cause).Ada tiga tipe model dalam model rekursif dan non rekursif,
yaitu:
xvii
Model persamaan tiga jalur
xviii
4. Komponen yang sifatnya tidak menentu.
Persamaan struktural atau juga disebut model struktural yaitu apabila setiap variabel
endogen secara unik keadaannya ditentukan oleh seperangkat variabel eksogen.
Selanjutnya gambar meragakan struktur hubungan kausal antar variabel disebut
diagram jalur. Jadi, persamaan ini Y=F(X 1; X2; X3) dan Z=F(X1; X3;Y) merupakan
persamaan struktural karena setiap persamaan menjelaskan hubungan kausal yaitu
variabel eksogen X1, X2, dan X3 terhadap variabel endogen Y dan Z. Diagram jalur
untuk model struktural sebagai berikut:
5. Koefisien Jalur
Besarnya pengaruh langsung dari suatu variabel eksogen terhadap variabel endogen
tertentu, dinyatakan oleh besarnya nilai numerik koefisien jalur (path coefficient) dari
eksogen ke endogen.
xix
Gambar 2.11 Hubungan Kausal dari X1,X2,X3
Hubungan antara X1 dan X2 adalah hubungan korelasional. Intensitas keeratan
hubungan tersebut dinyatakan oleh besarnya koefisien korelasi. Hubungan X1 dan X2,
ke X3 adalah hubungan kausal. Besarnya nilai numerik koefisien jalur dan Koefisien
jalur menggambarkan besarnya pengaruh langsung variabel residu
(implicitexogenous variable) terhadap X3. Langkah kerja yang dilakukan untuk
menghitung koefisien jalur adalah:
1. Gambarkan dengan jelas diagram jalur yang mencerminkan proposisi hipotetik
yang diajukan, lengkap dengan persamaan strukturalnya. Dengan demikian
tampak jelas variabel apa saja yang merupakan variabel eksogen danvariabel
endogennya.
2. Menghitung matriks korelasi antar variabel.
X₁
X ₂ 1 r x ₁x ₂ ⋯ Xk r
Rvariabel¿ ⋮
1 ⋯ [¿ ¿
x₂ x ¿ 1 ¿ k
]
Xk
Formula untuk menghitung koefisien korelasi yang dicari adalah menggunakan
Product Moment Coeffisient dari Karl Pearson. Alasan penggunaan teknik koefisien
korelasi dari Karl Pearson. adalah karena variabel-variabel yang hendak dicari
korelasinya memiliki skala pengukuran interval. Formulanya:
n ∑ XᵢYᵢ−∑ Xᵢ ∑Yᵢ
r XiYi =
√ {n ∑ X ᵢ −(∑ Xᵢ)² } √ {n ∑ Y ᵢ −(∑ Yᵢ) ² }
2 2
di mana:
r XiYi= koefisien korelasi variabel dan variabel
i = 1,2,…,n
n = Jumlah sampel
3. Identifikasikan sub-struktur dan persamaan yang akan dihitung koefisien
jalurnya. Misalkan dalam substruktur yang telah diidentifikasi terdapat k buah
variable eksogen, dan sebuah variabel endogen Xu yang dinyatakan oleh
persamaan:
𝑋𝑢 = 𝜌𝑥𝑢X1 + 𝜌𝑥𝑢𝑥2𝑋2 + ⋯ + 𝜌𝑥𝑢𝑥𝑘𝑋𝑘 + ℰ
dimana:
Xi = Variabel eksogen
xx
i = 1,2,... , k
Xu = Variabel endogen
ℰ = error, dan untuk menghitung koefisien residunya (ℰ) dihitung dengan
rumus:
𝜌𝑥𝑢ℰ1= √ 1−(R xu (x ₁ , x₂ , …, , x ))
k
di mana:
𝑋𝑖 =Variabel eksogen
𝑋𝑢 =Variabel endogen
ℰ = Error
Kemudian hitung matriks korelasi antar variabel eksogen yang menyusun sub
struktur tersebut :
X ₁ 1 ¿r Xk
X ₂
Reksogen¿ ⋮ 1
Xk 1
⋯
¿
x ₁ x₂
[
rx ₁ x
1
k
]
4. Menghitung matriks invers korelasi eksogen, dengan rumus berikut:
X₁
X ₂ C ₁₁ C ₁₂ ⋯ C 1 k ⋯ C
R-1¿ ⋮ [
C ₂₂ ⋯ ¿ ¿
¿ kk ¿ ]
Xk
5. Menghitung semua koefisien jalur , di mana i = 1,2,..,k ; melalui
rumus:
ρx x₁ rx x₁
[] []
u u
ρx x₂ C ₁₁ C ₁₂ ⋯ C 1 k r
u
⋮ C ₂₂ [ ⋯ ¿ ¿
⋯ ¿ C kk ¿ x x ₂
⋮ ] u
ρx x
u u
rx x u u
di mana:
ρ xᵤx₁ = koefisien jalur variabel
r x₁ xᵤ = korelasi variabel
𝐶𝑖𝑗 = kofaktor dari kolom ke – i baris ke-j
xxi
atau parsial, bisa berupa pengaruh langsung maupun tidak langsung, yaitu melalui
variabel eksogen lainnya. Menghitung besarnya pengaruh langsung, pengaruh tidak
langsung serta pengaruh total variabel eksogen terhadap variabel endogen secara
parsial dapat dilakukan dengan rumus:
1. Besarnya pengaruh langsung (Dirrect Effect atau DE) variabel eksogen (Xu)
terhadap variabel endogen (Xk).
𝐷𝐸 = 𝜌𝑥𝑘𝑥𝑢
2. Besarnya pengaruh tidak langsung (Indirect Effect atau IE) variabel eksogen (Xu)
terhadap variabel endogen (Xi) melalui hubungan korelasi dari variabel
Xk = (𝜌𝑥𝑘𝑥𝑢) (𝑟𝑥𝑢𝑥𝑖)
3. Besarnya pengaruh tidak langsung variabel (Xu) terhadap variabel (Xk) melalui
variabel (Xi).
𝐼𝐸 = 𝜌𝑥𝑘𝑥𝑢𝑥𝜌𝑥𝑖𝑥𝑘
4. Besarnya pengaruh total adalah pengaruh langsung dijumlahkan dengan variabel
tidak langsung.
Pengaruh Total = DE+IE
5. Besarnya pengaruh simultan variabel eksogen terhadap variabel endogen adalah:
rx x
[]
1 k
rx x
1 k
R² x u( x 1 x 2,..., x k )=(ρ x u x 1 x x x x
ρ u 2 ... ρ u k ) .
.
rx x
u k
Keterangan :
1. R2( x ₁, x ₂,…, x k ) adalah koefisien determinasi total terhadap atau besarnya
pengaruh variabel eksogen secara bersama-sama (gabungan) terhadap variabel
endogen.
2. ( ρ x x ₁ ρ x x ₂ … ρ x x ¿adalah koefisien jalur.
u u u k
xxii
perbedaan besarnya pengaruh langsung masing-masing variabel eksogen terhadap
variabel endogen, dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
1. Nyatakan hipotesis statistik (hipotesis operasional) yang akan diuji.
Ho: = 0, Artinya terdapat pengaruh variabel eksogen (X u) terhadap variabel endogen
(Xk)
H1:≠ 0, Artinya tidak terdapat pengaruh variabel eksogen (X u) terhadap variabel
endogen (Xk)
2. Gunakan statistik uji yang tepat, yaitu:
a. Untuk menguji setiap Koefisien jalur :
ρ
t=
1−R ² x ( x₁ , x ₂ ,… , x )c
√ n−k−1
u k ij
Keterangan:
i = 1, 2, …, k
k = Banyaknya variabel eksogen yang dalam sub-struktur yang diuji
n = Mengikuti tabel distribusi t, dengan derajat kebebasan = n - k – 1
Kriteria Pengujian = Ditolak Ho jika nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (thitung>
ttabel) dan sebaliknya.
b. Untuk menguji koefisien jalur secara keseluruhan atau bersama-sama:
( n−k−1 ) R ² x (x ₁ ,x ₂ ,… , x )
F= u k
k ¿¿
Keterangan:
i = 1, 2, …, k
k = Banyaknya variabel eksogen yang dalam sub-struktur yang diuji.
F = Mengikuti tabel distribusi F, dengan dk = (V ,V ) dengan Fα (k, n – k –1)
1 2
Kriteria pengujian = Ditolak H jika nilai Fhitung lebih besar dari Ftabelatau
O
(Fhitung>Ftabel).
xxiii
BAB III
METODE PENELITIAN
xxiv
3.2 Lokasi Penelitian
Dalam melakukan penulisan Tugas Akhir ini penulis mengambil data secara
sekunder yaitu data yang diperoleh dari situs https://Sumut.bps.go.id. Badan Pusat
Statistik (BPS) Sumatera Utara beralamat di Jl. Asrama No. 179, Dwi Kora, Kec.
Medan Helvetia, Kota Medan, Sumatera Utara. Sampel yang diambil dalam
penelitian ini adalah yang berada di Kabupaten Toba Samosir dengan data yang ada
pada tahun 2010-2019.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah penduduk, dana alokasi
umum, pajak daerah, realisasi penerimaan daerah, pertumbuhan ekonomi.
1. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk yang dinotasikan dengan X1 adalah banyaknya penduduk yang
tinggal di suatu daerah atau wilayah. Jumlah Penduduk dalam hal ini dinyatakan
satuan jiwa.
2. Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Umum (DAU) yang dinotasikan dengan X 2 adalah sejumlah dana
yang harus dialokasikan Pemerintah Pusat kepada setiap Daerah otonom
(Provinsi/Kabupaten/Kota). Dana Alokasi Umum dalam hal ini dinyatakan dalam
satuan miliar rupiah.
3. Pajak Daerah
Pajak daerah yang dinotasikan dengan X3 adalah jumlah iuran wajib yang
diterima daerah dari orang pribadi atau badan. Pajak Daerah dalam hal ini
dinyatakan dalam satuan miliar rupiah.
4. Realisasi Penerimaan daerah
Realisasi penerimaan daerah yang dinotasikan dengan Y adalah segala
pendapatan daerah yang berasal dari beberapa sumber seperti Pajak Daerah, Dana
Alokasi Khusus, Retribusi daerah, dan sebagainya. Realisasi Penerimaan Daerah
dalam hal ini dinyatakan dalam miliar rupiah.
5. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi yang dinotasikan dengan Z adalah nilai persentasedari
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tanpa melihat apakah kenaikan
tersebut lebih besar atau lebih kecil dari kenaikan jumlah penduduk atau
xxv
perubahan pola dan struktur ekonomi terjadi atau tidak. Pertumbuhan Ekonomi
dalam hal ini dinyatakan dalam Persen.
xxvi
xxvii
BAB IV
PEMBAHASAN
26
Gambar 4.1 Model Diagram Jalur Hubungan Variabel Eksogen dan Endogen.
X1,X2,X3 = Variabel eksogen bagi Variabel Y dan variabel Z
Y =Variabel endogen bagi variabel X1,X2,X3 dan variabel eksogen bagi
variabel Z.
Z =Variabel endogen bagi variabel X1,X2,X3 dan Y.
ɛ =Variabel sisa(residu)
X1 = Jumlah Penduduk
X2 = Dana Alokasi Umum
X3 = Penerimaan Pajak Daerah
Y = Realisasi Penerimaan Daerah
Z = Pertumbuhan Ekonomi
26
n ∑ X ₁ X ₂−∑ X ₁ ∑ X ₂
rx₁x₂= √ n∑ X ₁ −(∑¿ X ₁) ² √ n ∑ X ₂ −(∑ X ₂) ² ¿
2 2
10(651.565 .466)−(1.785.733)(3.608,43)
rx₁x₂= √10 ( 319.022 .513.085 ) −(1.785 .733)² √10 ( 1.831.968,96 )−(3.608,43)²
rx₁x₂= 0,840
n ∑ X ₁ X ₃−∑ X ₁ ∑ X ₃
r x₁ x₃ = 2 2
√ n∑ X ₁ −(∑¿ X ₁) ² √ n ∑ X ₃ −( ∑ X ₃) ² ¿
10( 19.490.468,66)−(1.785 .733)(107,33)
r x₁ x₃ =
√10 ( 319.022 .513.085 ) −(1.785 .733)² √10 ( 2.022,16 )−(107,33)²
r x₁ x₃ = 0,934
Menghitung korelasi X1 dan Y
n ∑ X ₁ Y −∑ X ₁ ∑Y
r x₁ y = 2
√ n∑ X ₁ −(∑¿ X ₁) ² √ n ∑ ²−(∑ ) ² ¿
Y Y
n ∑ X ₁ z−∑ X ₁ ∑ z
r x₁ z=
√ n∑ X ₁−(∑¿ X ₁) ² √ n ∑ z ²−( ∑z ) ² ¿
10(7.617 .016,11)−(1.622.122)(47,13)
r x₁ z=
√10 ( 319.022 .513.085 ) −(1.785 .733)² √10 ( 222,8123 )−(47,13) ²
r x₁ z= 0,26
28
Menghitung korelasi X2 dan X3
n ∑ X ₂ X ₃−∑ X ₂∑ X ₃
r x₂ x₃ =
√ n∑ X ₂²−( ∑¿ X ₂)² √n ∑ X ₃²−(∑ X ₃) ² ¿
10 (387.292,7919)−(3.608,43)(107,33)
r x₂ x₃ =
√10 ( 1.831 .968 )−(3.608,43) ² √ 10 (2.022,16 )−( 107,33)²
r x₂ x₃ =0,75
n ∑ X 2 Y −∑ X 2 ∑ Y
r x₂ y =
√ n∑ ᵪ ₂²−(∑ ¿ X 2)² √ n ∑Y ²−(∑Y ) ²¿
10(3.560 .155,55)−(3.608,43)(7.502,48)
r x₂ y =
√10 ( 1.831 .968 )−(3.608,43)² √ 10 (7.362 .210,99 )−(7.502,48)²
r x₂ y =0,889
n ∑ X ₂ Z−∑ X ₂∑ Z
r x₂ z=
√ n∑ X ₂²−(∑¿ X ₂)² √n ∑ Z ²−( ∑Z )² ¿
10(17.077,68)−(3.608,43)(47,13)
r x₂ z=
√10 ( 1.831 .968 )−(3.608,43)² √ 10 (222,81 ) −( 47,13) ²
r x₂ z= 0,117
n ∑ X ₃ Y −∑ X ₃∑ Y
r x₃ y=
√ n∑ X ₃²−( ∑¿ X ₃) ² √n ∑Y ²−(∑ Y )² ¿
30
10(113.368 )−(107,33)(7.362 .211)
r x₃ y=
√10 ( 2.022,16 ) −(107,33)² √10 ( 7.362 .210,99 )−(7.502,48)²
r x₃ y=0,845
n ∑ X ₃ Z−∑ X ₃ ∑ Z
r x₃ z=
√ n∑ X ₃²−( ∑¿ X ₃) ² √n ∑ Z ²−(∑Z )²¿
10 (518)−(107,33)(47,13)
r x₃ z=
√10 ( 2.022,16 ) −(107,33)² √10 ( 222,81 )−(47,13)²
r x₃ z= 0,49
n∑ YZ−∑ Y ∑ Z
r yz =
√ n∑Y ²−(∑¿Y )² √ n ∑ Z ²−(∑ Z )² ¿
10(35.817,09)−(7.502,48)(47,13)
r yz =
√10 ( 7.362 .210,99 )−(7.502,48)² √ 10 ( 222,81 ) −(47,13) ²
r yz = 0,419
1 r X ₁ X ₂ r X ₁ X ₃ r X ₁Y r X₁Z
[
r X₁ X₂
Rvar = r X ₁ X ₃
r X ₁Y
r X ₁Z
1
r X₂ X₃
r X ₂ X ₃ r X ₂Y
1 r X ₃Y
r X ₂Y r X ₃Y 1
r X ₂ Z r X ₃ Z r YZ
r X₂Z
rX ₃ Z
r YZ
1
]
X₁ 1 0,84 0,93 0,86 0,26
X₂
Rvar = X ₃
Y
Z
[ 0,84 1
0,93 0,75
0,75 0,889 0,117
1 0,8 45 0 , 49
0,86 0,889 0,845 1
0,26 0,1 17 0,49 0,419
0,419
1
]
4.2.5 Menghitung Koefisien Jalur
Diagram jalur tersebut terdiri atas dua persamaan struktural, yaitu X1, X2 dan X3
(variabel endogen) serta Y dan Z (variabel eksogen). Bentuk persamaan
strukturalnya adalah sebagai berikut:
1. Sub Struktur 1
32
Gambar 4.2 Diagram Jalur Sub Struktur 1
X₁ 1 r x₁ x₂ r x ₁ x ₃ r x₁ y
X₂ r
[
rvariabel= X ₃ r x 1 x ₂ r
x ₂x ₃
1
x₂ x₃
rx ₂ x ₃ r x ₂ y
Y r x ₁ y r x ₂ y r x₃ y
1 r x₃ y
1
]
X₁ 1 0,84 0,93 0,86
[
X ₂ 0,84 1
rx₁,x₂.x₃, y= X ₃ 0,93 0,75
0,75 0,89
1 0,845
Y 0,86 0,889 0,845 1
]
C . Matriks korelasi antara variabel eksogen dan matriks invers nya
1 0,84 0,93 0,86
X₁
rekso = X ₂
X₃ [
0,84 1
0,93 0,75
0,75 0,89
1 0,845
0,86 0,889 0,845 1
= Matriks (A)
]
Matriks invers korelasi variabel dihitung dengan menggunakan metode matriks
adjoin, dengan rumus:
1
A¯ = [ adjoin A ] ; Det ( A ) ¿ ≠ 0
Det ( A)
Keterangan:
𝐷𝑒𝑡 (𝐴) = |𝐴|
Untuk menghitung 𝐴−1 dilakukan dengan cara
1. Menghitung Determinan A
1 0,84 0,93
[
| A| = 0,84 1
0,93 0,75
0,75
1 ]
| A| = (1+0,58+0,58)-(0,86+0,56+0,70)
| A| = 0,31
2. Menghitung Kofaktor A
0,84 0,75
| A ₁₂| = -|
1 |
=0,142
0,93
0,84 1
| A ₁₃| = + |
0,93 0,75|
= -0,3
0,84 0,93
| A ₂₁| = -|
1 |
= 0,142
0,75
1 0,93
| A ₂₂| = +|
1 |
= 0,135
0,93
1 0,84
| A ₂₃| = -|
0,93 0,75|
= -0,031
0,84 0,93
| A ₃₁| = +|
0,75|
= -0,3
1
1 0,93
| A ₃₂| = -|
0,84 0,75|
= -0,031
34
| A ₃₃| = + |0,841 0,84
1 | = 0,29
3. Membuat Adjoin A
0,25 0,142 −0,3
[
Adjoin (A)= 0,142 −0,3 −0,031
−0,3 −0,031 0,29 ]
4. Menghitung Invers Matriks A
[
A¯ = 0,45 −0,96 −0,1
−0,96 −0,1 2,55 ]
Maka,
0,8 0,45 −0,96
[
r¯ekso= 0,45 −0,96 −0,1
−0,96 −0,1 0,93 ]
d . Menghitung koefisien jalur antara variabel eksogen dan variabel endogen
ρ yx ₁ rx ₁ y
[ ] [ ]
ρ yx ₂ = r¯ekso r x ₂ y
ρ yx ₃ rx ₃ y
[ ][
ρ yx ₂ = 0,45 −0,96 −0,1 0,889
ρ yx ₃ −0,96 −0,1 0,93 0,845 ][ ]
ρ yx ₁ 0,27
[ ][ ]
ρ yx ₂ = −0,54
ρ yx ₃ −0,12
ρyε₁= √ 1−(−0,35 )
ρyε₁= 1,16
Maka persamaan jalurnya menjadi:
𝑌 = 0,27𝑋1 + (-0,54)𝑋2 + (-0,12)𝑋3 + 1,16
2. Sub Struktur 2
36
b . Matriks korelasi antar variabel
1 r X₁ X₂ r X₁ X₃ r X₁Y r X ₁Z
[
r X₁ X₂
rvar = r X ₁ X ₃
r X ₁Y
r X ₁Z
1
r X₂ X₃
r X₂ X₃ r X₂Y r X ₂Z
1
r X ₂Y r X ₃Y
r X₃Y r X ₃Z
1
r X ₂ Z r X ₃ Z r YZ
r YZ
1
]
X₁ 1 0,84 0,93 0,86 0,26
X₂
rvar = X ₃
y
z
[ 0,84 1
0,93 0,75
0,75 0,889 0,117
1 0,8 45 0 , 49
0,86 0,889 0,845 1
0,26 0,1 17 0,49 0,419
0,419
1
]
C . Matriks korelasi antara variabel eksogen
X₁ 1 0,84 0,93 0,86
rekso=
[
X ₂ 0,84 1
X ₃ 0,93 0,75
0,75 0,89
1 0,845
y 0,86 0,889 0,845 1
= Matriks C
]
Matriks invers korelasi variabel dihitung dengan menggunakan metode matriks
adjoin, dengan rumus:
1
C= (Adjoint A); Det(A) ≠ 0
Det ( A)
Keterangan:
𝐷𝑒𝑡 (𝐶) = |𝐶|
Untuk menghitung C¯¹ dilakukan dengan metode sarrus:
1. Menghitung Kofaktor C
1 0,75 0,89
|
C11= + 0,75 1
0,89 0,85
0,85
1 | =2,14-2,17 = 0,07
0,84 1 0,889
|
C13=+ 0,93 0,75 0,845
0,86 0,889 1 | = (2,094-2,03) = 0,064
0,84 1 0,75
−
|
C14= 0,93 0,75 1
0,86 0,889 0,845 | = -(2,01-2,01) =0
1 0,93 0,86
+
|
C22 = 0,93 1
0,86 0,845 |
0,845 = (2,36)- (2,06)
1
= 0,3
1 0,84 0,86
C23 = −
|0,93
0,86 0,889 1 |
0,75 0,845 = -(2,07 – 2,08) = 0,01
1 0,84 0,93
C24 =
|
+ 0,93 0,75 1
0,86 0,889 0,845 |
= (2,11)– (2,14) = -0,03
1 0,93 0,86
|
C32 =− 0,84 0,75 0,89
0,86 0,845 1 | = -(2,07)–(2,08) = 0,01
1 0,84 0,86
|
C33 = + 0,84 1
0,86 0,889
0,89
1 | =(2,28)–(2,22) = 0,06
1 0,84 0,93
|
C34 = − 0,84 1
|
0,75 = -(2,08)- (2,17)
0,86 0,889 0,845
= 0,085
38
1 0,93 0,86
+
|
C42 = 0,84 0,75 0,89
0,93 1 0,845 | = (2,11)–(2,14) = -0,03
1 0,84 0,86
|
C43 = − 0,84 1 0,89
0,93 0,75 0,845 | = -(2,07)–(2,04) = -0,03
1 0,84 0,93
|
C44 = + 0,84 1
0,93 0,75
0,75
1 | = (2,18)–(2,12) = 0,06
[ ρzx 2
ρzx3
ρzy
] []
= R¯ekso
rx ₂ z
rx ₃ z
ryz
[ ρzx 2
ρzx3
ρzy
][
=
−0,34 3,37
0,79
0
0,11
−0,34
0,11 −0,34 0,12
0,67
−0,34
0,95 0,49
6,74 0,41
][ ]
ρzx 1 0,51
[ ρzx 2
ρzx3
ρzy
][ ]
=
0,224
0,92
2,56
ε = √ 1−R ² z (x₁ , x ₂ , x₃ , y)
2
0,26
R2z( x₁ , x ₂ , x₃ , y)= (0,51 0,224 0,92 2,56)
[]
0,12
0,49
0,41
ε2 = √ 1−R ²(x ₁ , x₂ , x ₃ , y)
ε = √ 1−0,66
2
ε 2 = 0,58
40
𝑍 = 0,51𝑋1 – 0,224 + 0,92𝑋3 + 2,56𝑌 +0,58
42
𝐼𝐸 = 0,69
b. Besar pengaruh tidak langsung variabel Dana Alokasi Umum (X 2) terhadap
variabel Pertumbuhan Ekonomi (Z) melalui variabel Realisasi Penerimaan Daerah
(Y)
𝐼𝐸 = 𝜌𝑦𝑥2.𝜌𝑧𝑦
𝐼𝐸 = (-0,54)(2,56)
𝐼𝐸 = -1,38
c. Besar pengaruh tidak langsung variabel Penerimaan Pajak Daerah (X3) terhadap
Pertumbuhan Ekonomi (Z) melalui variabel Realisasi Penerimaan Daerah (Y)
𝐼𝐸 = 𝜌𝑦𝑥3. 𝜌𝑧𝑦
𝐼𝐸 = (-0,12)(2,56)
𝐼𝐸 = -0,30
a . Menentukan Hipotesa
H0 = R²Z(x₁,x₂,x₃,y)= 0, artinya tidak terdapat pengaruh variabel hubungan variabel jumlah
penduduk, dana alokasi umum, penerimaan pajak daerahserta realisasi penerimaan
daerah terhadap pertumbuhan ekonomi.
H1 = R²Z(x₁,x₂,x₃,y) ≠ 0, artinya terdapat variabel hubungan variabel jumlah penduduk,
dana alokasi umum, penerimaan pajak daerah serta realisasi penerimaan daerah
terhadap pertumbuhan ekonomi.
44
Fhitung = (n−k −1) ¿ ¿ ¿
(10−4−1)(0,66)
Fhitung =
4 (1−0,66)
Fhitung = 1,87
Diperoleh nilai Fhitung sebesar 1,87 dan 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 7,39 hal ini berarti Fhitung ≤ 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
maka 𝐻𝑜 diterima. Yang berarti tidak terdapat pengaruh variabel jumlah penduduk,
dana alokasi umum, penerimaan pajak daerah serta realisasi penerimaan daerah
secara simultan atau secara bersama-sama terhadap pertumbuhan ekonomi.
ρ zx 1
t= 1−R 2z ( x₁ , x ₂ , x₃ , y ) c 11
√ 0,51
n−k−1
t= ( 1−0,66 ) 0,07
√ 10−4−1
t=3.3
Kriteria pengujiannya adalah 𝐻0 diterima jika |t hitung |<𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan 0 ditolak jika thitung
∝
>𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙. Dengan 𝛼 = 0,05 maka 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = ( , n-k-1) = 2,571. Nilai thitung sebesar 3,3,
2
sehingga dapat disimpulkan bahwa 𝐻0 ditolak. Artinya terdapat terdapat pengaruh
yang signifikan antara jumlah penduduk dengan pertumbuhan ekonomi.
b. Pengujian Koefisien Jalur antara Dana Alokasi Umum dengan Pertumbuhan
Ekonomi
𝐻0: 𝜌𝑧𝑥2 = 0 artinya tidak terdapat pengaruh dana alokasi umum terhadap
pertumbuhan ekonomi
𝐻1: 𝜌𝑧𝑥2 ≠ 0 artinya pengaruh dana alokasi umum terhadap pertumbuhan ekonomi
ρ xu x i
t= 1−R ² z ( x ₁ ,x ₂ , x ₃ , y ) c
√ n−k−1
ii
ρ zx 2
t= 1−R 2z ( x₁ , x ₂ , x₃ , y ) c 22
√ n−k−1
0,224
t= ( 1−0,66 ) 0,3
√ 10−4−1
t= 1,56
Kriteria pengujiannya adalah 𝐻0 diterima jika |t hitung| <𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan H0 ditolak jika |t hitung|
∝
>𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 .Dengan 𝛼 = 0,05 maka 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = ( , n-k-1) = 2,571. Nilai t sebesar 1,56,
2 hitung
46
ρ zx 3
t= 1−R ² z ( x ₁ ,x ₂ , x ₃ , y ) c 33
√ n−k −1
0,92
t= ( 1−0,66 ) 0,06
√ 10−4−1
t= 14,4
Kriteria pengujiannya adalah 𝐻0 diterima jika |t hitung| <𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan H0 ditolak jika
∝
|t hitung| >𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 .Dengan 𝛼 = 0,05 maka 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = ( 2 , n-k-1) = 2,571. Nilai t hitung sebesar
3,73, sehingga dapat disimpulkan bahwa 𝐻0 ditolak. artinya terdapat pengaruh yang
signifikan antara penerimaan pajak daerah dengan pertumbuhan ekonomi.
ρzy
t= 1−R ² z ( x ₁ ,x ₂ , x ₃ , y ) c 44
√ n−k −1
2,56
t= ( 1−0,66 ) 0,06
√ 10−4−1
t= 40,07
Kriteria pengujiannya adalah 𝐻0 diterima jika |t hitung| <𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan 0 ditolak jika |t hitung|
∝
>𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 .Dengan 𝛼 = 0,05 maka 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = ( , n-k-1) = 2,571. Nilai thitung sebesar 40,07,
2
sehingga dapat disimpulkan bahwa 𝐻0 ditolak. Artinya terdapat pengaruh yang
signifikan antara realisasi penerimaan daerah dengan pertumbuhan ekonomi.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 Kesimpulan
1. Persamaan struktur diagram jalur yang terbentuk adalah:
𝑌 = 0,27𝑋1 + (-0,54)𝑋2 + (-0,12)𝑋3 + 1,16
𝑍 = 0,51𝑋1 – 0,224 + 0,92𝑋3 + 2,56𝑌 +0,58
a. Realisasi Penerimaan Daerah (Y) berbanding lurus dengan Jumlah Penduduk
(X1) artinya semakin tinggi jumlah penduduk maka Realisasi Penerimaan daerah
(Y) akan semakin meningkat dan Realisasi Penelimaan Daerah(Y) berbanding
terbalik dengan Dana Alokasi Umum (X2), dan Penerimaan pajak daerah (X3)
Artinya semakin tinggi Dana Alokasi Umum (X 2), dan Penerimaan Pajak Daerah
(X3) maka Realisasi Penelimaan Daerah(Y) akan semakin rendah.
b. Hubungan Pertumbuhan Ekonomi (Z) berbanding terbalik dengan Dana Alokasi
Umum (X2), sedangkan Jumlah Penduduk (X1), Penerimaan Pajak Daerah (X3)
dan Realisasi Penerimaan Daerah (Y) berbanding lurus. Artinya semakin tinggi
variabel Dana Alokasi Umum (X2), maka Pertumbuhan Ekonomi (Z) semakin
rendah. Sedangkan jika Jumlah Penduduk (X1), Penerimaan Pajak Daerah (X3),
dan Realisasi Penerimaan Daerah (Y) meningkat maka nilai Pertumbuhan
Ekonomi (Z) akan semakin meningkat.
48
Pertumbuhan Ekonomi (Z) dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
diamati dalam penelitian ini.
4. Dari penelitian diperoleh nilai Fhitung sebesar 1,87 dan 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 7,39 hal ini
berarti Fhitung ≤ 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka 𝐻𝑜 diterima. Yang berarti terdapat pengaruh variabel
Jumlah Penduduk (X1), Dana Alokasi Umum (X2), Penerimaan Pajak Daerah
(X3) serta Realisasi Penerimaan Daerah (Y) secara simultan atau secara bersama-
sama terhadap Pertumbuhan Ekonomi.
5.2 Saran
Pemerintah perlu memperhatikan hal-hal yang dapat meningkatkan
Pertumbuhan Ekonomi Daerah seperti Dana Alokasi Umum, Penerimaan Pajak
Daerah, dan Realisasi Penerimaan Daerah. Hal ini bertujuan agar berlangsungnya
pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat. Dalam hal ini peran
serta kesadaran masyarakat juga sangat diperlukan agar ekonomi masyarakat
mengalami peningkatan,dan kesejahateraan masyarakat semakin bertambah tinggi.
43
DAFTARPUSTAKA
https://sumut.bps.go.id/publication/2018/08/06/6bb0847a56d2c3a34cf860b7/provinsi
sumatera- utara-dalam-angka-2018.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Dana_Alokasi_Umum
https://www.online-pajak.com/pajak-daerah
https://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_ekonomi
https://www.simulasikredit.com/pertumbuhan-ekonomi-pengertian-dan-
pengukurannya/
https://media.neliti.com/media/publications/254231-pengaruh-pendapatan-daerah-
terhadap-pert-4a386eeb.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/1923-ID-dana-alokasi-umum-dau-
pengaruhnya-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-sulawesi-utara-de.pdf
44