Anda di halaman 1dari 45

USULAN PENELITIAN SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN


MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR PAJAK KENDARAAN
BERMOTOR DI KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG KOTA
PANGKAJENE

Disusun dan diajukan oleh

MUH.SYUKUR
A031191077

Kepada

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
MAKASSAR
2022

i
USULAN PENELITIAN SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN


MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR PAJAK KENDARAAN
BERMOTOR DI KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG KOTA
PANGKAJENE

Disusun dan diajukan oleh

MUH.SYUKUR
A031191077

Telah diperiksa dan disetuji untuk diseminarkan

Makassar, 19 Juni 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Darmawati, S.E., Ak., M.Si, CA, AseanCPA Drs.H. Abdul Rahman, Ak., MM, CA
NIP 19670518 199802 2 001 NIP 19660110 199203 1 001

Ketua Dapertemen Akuntansi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Hasaniddin

Dr. Hj. Andi Kusumawati, S.E., M. Si., Ak., CA


NIP 19660405 199203 2 003

ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR v

BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Penelitian 4
1.4 Kegunaan Penelitian 4
1.4.1 Kegunaan Teoritis 4
1.4.2 Kegunaan Praktis 4

BAB II LANDASAN TEORITIS 5


2.1 Landasan Teori 5
2.1.1 Teori Atribusi 5
2.1.2 Pengertian Pajak dan Unsur-Unsur Pajak 6
2.2 Pajak Daerah 8
2.3 Pajak Kendaraan Bermotor 8
2.3 Kepatuhan Wajib Pajak 10
2.4 Kesadaran Wajib Pajak 11
2.5 Kualitas Pelayanan Publik 11
2.7 Sosialiasi Pajak 12
2.8 Sanksi Pajak 12
2.9 Penelitian Terdahulu 12
2.10 Kerangka Pemikiran Teoritis 14
2.11 Pengembangan Hipotesis 15

BAB III METODE PENELITIAN 18


3.1 Rancangan Penelitian 18
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 18
3.3 Lokasi Penelitian 18
3.4 Sumber Data 19
3.5 Teknik Pengambilan Data 19
3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 20
3.7 Instrumen Penelitian 23
3.8 Teknik Analisis Data 23
3.9 Pengecekan Validitas Data 24
3.10 Uji Asumsi Klasik 25
3.11 Pengujian Hipotesis 26

DAFTAR PUSTAKA 27
LAMPIRAN 32

iii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Pajak Kendaraan Bermotor 9

2.2 Penelitian Terdahulu 13

3.1 Variabel Operasional 21

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Teoritis 15

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ekonomi di Indonesia saat ini belum bisa mewujudkan masyarakat yang
adil dan makmur, dimana masih banyak pembangunan yang masih kurang
bahkan fasilitas umum untuk daerah-daerah perlu diperbaiki seperti jalan raya,
puskesmas, dan lembaga masyarakat. Masyarakat sering kali mengeluh dan
tidak puas dengan kebijakan pemerintah dalam hal pembangunan nasional yang
merata, namun masyarakat kurang sadar jika kondisi tersebut dipengaruhi oleh
para wajib pajak tidak patuh untuk melakukan pembayaran pajaknya sendiri.

Penerimaan perpajakan mempunyai peranan penting dan sebagai


komponen terbesar dalam penerimaan dalam nageri untuk pembiayaan
penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan nasional. Penerimaan negara
dari sektor pajak merupakan salah satu indikator keberhasilan dalam
pemerintahan. Untuk kerberhasilan tersebut butuh partisipan seluruh masyarakat
wajib pajak untuk melaksanakan kewajibannya dalam menyelengarakan
pembangunan nasional maupun daerah, setiap daerah membutuhkan dana yang
tidak sedikit, dimana dana tersebut dari tahun ke tahun mengalami peningkatan
seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan kebutuhan masyarakat.

Dilihat dari wewenang pemungutan pajak dibedakan menjadi dua yaitu


pajak pusat dan pajak daerah. Pajak pusat adalah pajak yang dipungut
pemerintahan pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara,
sedangkan pajak daerah menurut Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009 adalah
sumber pendapatan asli daerah sehinggah berpengaruh terhadap pendapatan
asli daerah apalagi memberikan kontribusi terbesar daerah untuk kemakmuran
rakyat.

Salah satu sumber pemungutan pajak daerah adalah pajak kendaraan


bermotor. Pertumbuhan penggunaan kendaraan bermotor di Indonesia semakin
meningkat setiap tahunnya. Jika diperhatikan masyarakat lebih memilih
menggunakan kendaraan pribadi dari pada kendaraan umum dalam menjalankan

1
aktifitas sehari-hari. Meningkatnya pertumbuhan kendaraan bermotor
disebabkan setiap keluarga memiliki kendaraan lebih dari satu. Hal ini dikarena
kemudahan untuk mendapatkan kendaraan bermotor dengan cara sistem kredit
yang diberikan oleh daeler ke masyarakat menyebabkan hal ini terjadi di tengah-
tengah masyarakat dan semakin meningkatkan penggunaan kendaraan bermotor.

Pada prinsipnya kepatuhan perpajakan adalah tindakan wajib pajak dalam


melakukan kewajiban pajaknya seusai ketentuan peraturan perundang-udangan
dan peraturan pelaksanaan perpajakan yang berlaku dalam suatu Negara.
(Rahayu, 2017).

Menurut Widyastuti & Anggraini (2021) dari hasil penelitannya semakin


tinggi penghasilan yang dimiliki oleh wajib pajak, maka akan semakin tinggi juga
kepatuhan wajib pajak dalam melakukan pembayaran pajak kendaraan bermotor
jadi tingkat penghasilan akan mempengaruhi kepatuhan wajib pajak.

Permasalahan tidak patuh wajib pajak kendaraan bermotor diungkap


Hidayat (2018) dimana terdapat dua penyebab tidak patuh wajib pajak dan
keterlambatan wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor yaitu
faktor internal dan ekternal. Faktor internal diantaranya ketidaksengajaan atau
lupa melakukan pembayaran dan sengaja karena belum memilki dana untuk
melakukan pembayaran, kendaraan akan dijual, kendaraan jarang dipakai, usia
kendaraan sudah tua, kendaraan sudah rusak, kendaraan berada diluar kota,
kendaraan sedang dipinjamkan ke pihak lain atau kendaraan sedang digadaikan.
Adapun faktor ekternalnya yaitu diakibatkan oleh bukan wajib pajak dimana
lokasi pelayanan yang dianggap jauh.

Alasan wajib pajak tidak patuh dalam melakukan pembayaran pajak


kendaraan bermotor diungkapkan Cong & Agoes (2019) adalah Kurangnya
sosialisasi mengenai pembayaran pajak kendaraan bermotor, info lokasi terkait
penerimaan pajak kendaraan bermotor, pengetahuan mengenai pajak kendaraan
bermotor dan sanksi yang diterapkan pemeritahan harus lebih ketat sehingga
mendapatkan efek jerah.

Penelitian dilakukan oleh Susanti, Cania, & Rosya (2020) tentang “Strategi
Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan di Kantor Samsat Paini”.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan tingkat kepatuhan wajib pajak

2
kendaraan bermotor dipengaruhi beberapa faktor salah satunya adalah
kesadaran wajib pajak. Kesadaran wajib pajak akan mendorong keinginan
masyarakat untuk melakukan kewajibannya membayar pajak kendaraan
bermotor. Maulidyah (2018) setuju mengenai alasan utama kepatuhan wajib
pajak adalah pemahaman wajib pajak tentang kendaraan bermotor, sanksi dan
kualitas pelayanan akan mempengaruhi kepatuhan wajib pajak.

Penelitian dilakukan oleh AR & Maduapessy (2021) tentang faktor-faktor


yang mempengaruhi tingkat kepatuhan masyarakat membayar pajak kendaraan
bermotor. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kepatuhan wajib pajak
kendaraan bermotor dilihat dari faktor kesadaran, faktor petugas pajak, dan
faktor hukum pajak.

Dan penelitian Ramadhan (2022) menyatakan bahwa kesadaran wajib


pajak dan kualitas pelayanan tidak mempengaruhi kepatuhan wajib pajak secara
signifikan dalam mebayar pajak kendaraan bermotornya. Hal ini berbeda dengan
yang pernyataan Widiastuti & Wa (2021) kesadaran wajib pajak dan kualitas
pemahaman berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan membayar pajak
kendaraan bermotor.

Berdasarkan observasi penulis Permasalahan di Kabupaten Sidenreng


Rappang kota Pangkajene, ditemukan bahwa kurangnya kesadaran masyarakat
dalam melakukan wajib pajak kendaraan bermotornya sehingga Unit Pelaksanaa
Teknis Pendapatan Wilayah Sidrap menggelar penertiban kendaraan bermotor
yang tidak melakukan pembayaran pajak diketahui dalam penertiban ditemukan
20 unit kendaraan yang belum membayar pajak kendaraannya, dimana terdiri dari
8 unit diantaranya adalah kendaraan bermotor. Dengan adanya permasalahan
yang berkaitan dengan wajib pajak penulis tertarik meneliti mengenai “Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Masyarakat Dalam Membayar Pajak
Kendaraan Bermotor Di Kabupaten Sidenreng Rappang Kota Pangkajene”

1.2 Rumusan Masalah


Pengguna kendaraan bermotor yang terbilang banyak dan tidak memiliki
kesadaran bayar pajak menyebabkan terjadinya wajib pajak tidak patuh dalam
melakukan pembayaran pajak kendaraan bermotor dan sering dilakukan
penertiban dijalan raya berlokasi di Kab. Sidenreng Rappang Kota Pangkajene.

3
Berdasarkan uraian diatas, maka dikemukakan pertanyaan penelitian sebagai
berikut :

Apakah kesadaran wajib pajak, kualitas pelayanan pajak, sosialisasi


perpajakan dan sanksi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak
dalam membayar pajak kendaraan bermotor?

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini memiliki tujuan untuk membuktikan bahwa kesadaran wajib
pajak, kualitas pelayanan pajak, sosialisasi perpajakan dan sanksi perpajakan
memiliki pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dalam melakukan
pembayaran pajak kendaraan bermotor.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis


- Penelitian ini diharapkan bisa menjadi referensi bagi mahasiawa
yang tertarik meneliti kepatuhan wajib pajak dalam membayar
pajak kendaraan bermotor dan membantu mahasiswa untuk
memahami faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan wajib
pajak patuh dalam membayar pajak kendaraan bermotor.

1.4.2 Kegunaan Praktis


- Penelitian ini diharapkan bisa memberikan sungbangsi pemikiran
untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor
khususnya di Kab.Sidenreng Rappang Kota Pangkajene dan bisa
memberikan informasi kepada masyarakat untuk dapat memenuhi
kewajiban pajaknya sebaik-baiknya.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Atribusi


Teori atribusi dikembangkan oleh Flitz Heider pada tahun 1958. Menurut
Heider (1958) teori atribusi merupakan teori yang menjelaskan penyebab perilaku
dirinya sendiri maupun orang lain ditentukan oleh kombinasi antara kekuatan
internal (interal forces), yaitu faktor yang berasal dari diri seseorang dan faktor
ekternal. Teori atribusi ini menyebabkan perilaku, dimana orang mencoba
menentukan mengapa seseorang melakukan apa yang mereka lakukan.

Robbins & Judge (2008) memberikan kesimpulan bahwa “ Perilaku yang


disebabkan secara internal adalah perilaku yang diyakini dipengaruhi oleh kendali
pribadi seseorang individu. Perilaku disebabkan secara ekternal dianggap
sebagai akibat-akibat dari sebab luar, yaitu individu tersebut dianggap telah
dipaksa berperilaku demikian oleh situasi”. Pada dasarnya teori ini menyatakan
ketika seseorang mengobservasi perilaku seseorang akan menentukan apakah
perilaku tersebut disebabkan faktor internal atau faktor ekternal.

Realisasi teori atribusi terhadap kepatuhan wajib pajak adalah untuk


menentukan penyebab perilaku patuh atau tidaknya melakukan kewajibannya
dalam membayar pajak kendaraan bermotor dilihat dari faktor internal dan
ekternal yang ada. Seperti yang dijelaskan faktor internal berasal dari diri sendiri
sedangkan faktor ekternal berasal dari lingkungan sekitar yang mempengaruhi
wajib pajak . Dalam penelitian ini terdapat variabel yang termasuk dalam faktor
internal dan ekternal. Adapun faktor internal yang dapat mempengaruhi
kepatuhan wajib pajak adalah kesadaran wajib pajak, Sedangkan untuk variabel
yang masuk dalam kategori faktor ekternal adalah kualitas pelayanan pajak,
sosiasisai pajak, dan sanksi pajak.

2.1.2 Pengertian Pajak dan Unsur- Unsur Pajak


Definisi Pajak menurut Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007
menyatakan bahwa: “Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang

5
oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-
Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan
untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”

Terdapat beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian pajak yang


berbeda dengan UU No.28 tahun 2007 tetapi memiliki arti dan tujuan yang sama.
Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH dalam bukunya (Mardiasmo, 2011:1) “ Pajak
adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tidak medapat jasa timbal (kontraprestasi), yang langsung
dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum ”

Menurut Adriani (Darwin, 2010:15) “Pajak adalah iuran kepada Negara


yang dapat dipaksakan yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut
peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung
dapat ditunjuk, dan yang berguna adalah untuk membiayai pengeluaran-
pengeluaran umum berhubungan dengan tugas Negara menyelenggarakan
pemerintahan” Sedangkan Djadinigrat (1998) mengemukakan bahwa Pajak
adalah kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan kepada negara kaarena
suatu keadaan, kejadian, perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu,
namun bukan sebagai hukuman, sebagaimana peraturan yang ditetapkan
pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa atau imbalan secara
langsung, untuk memelihara kesejahteraan umum.

Dari beberapa pengertian dapat disimpulkan bahwa pajak adalah iuran


wajib kepada Negara yang memiliki sifat memaksa bagi wajib pajak berdasarkan
ketentuan undang-undang dan wajib pajak tidak menerima imbalan secara
langasung namun akan digunakan untuk membiayai keperluan Negara yang akan
bermanfaat bagi masyarakat.

Dari pengertian diatas bisa dilihat unsur-unsur dari pajak sebagai berikut:

1. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang yang berlaku.

2. Pajak memiliki sifat memaksa.

3. Pajak merupakan kewajiban wajib pajak.

4. Pungutan pajak dipergunakan untuk berbagai keperluan Negara.

6
5. Pajak dipungut Negara baik dari pemerintahan pusat maupun
pemerintahan daerah

2.1.2.1 Fungsi Pajak


Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan Negara yang
paling besar baik dalam pembangunan maupun politik perekonomian
Indonesia. Ada dua fungsi pajak menurut Mardiasmo (2011:1-2), yaitu:

1. Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai


pengeluaranpengeluarannya, atau biasa disebut fungsi budgetair.

2. Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan


pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi, atau disebut fungsi
mengatur (regulerend)

2.1.2.2 Pengelompokan Pajak


Menurut Mardiasmo (2011:5-6) pajak dapat dapat dikelompokkan
menurut golongan, sifat, dan lembaga pemungutnya, yaitu:

1. Menurut golongannya

a. Pajak langsung. Dimana seluruh beban pajak dipikul oleh wajib


pajak dan tidak dapat dipindahtanganlan kepada pihak lain.

b. Pajak tidak langsung. Merupakan jenis pajak dimana beban


pajaknya dapat dipindahtangankan ke orang lain, baik seluruh
maupun sebagai beban pajak tersebut.

2. Menurut sifatnya.

a. Pajak Subjektif. Pajak yang memperhatikan keadaan subjek


pajak, yaitu Wajib Pajak.

b. Pajak Objektif. Pajak yang berdasarkan objek pajaknya tanpa


memperhatikan Wajib Pajak.

3. Menurut Lembaga pemungutnya.

a. Pajak pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat


dan digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara.

7
b. Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.

2.2 Pajak Daerah


Pegertian pajak daerah menurut UU Nomor 29 Tahun 2009 menyatakan
bahwa “Pajak daerah adalah kontibus wajib pajak kepada daerah yang terutang
oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-
undang dengan tidak mendatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

Sedangkan menurut Siahaan (2010) Pajak daerah merupakan pajak yang


ditetapkan pemeritah daerah untuk peraturan daearah, dimana daerah
berwewenang melakukan pemungutan pajak yang dilaksanakan oleh pemerintah
daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan daerah.
Secara umum dapat diartikan pajak daerah merupakan pajak yang dipungut
pemerintah daerah dari daerahnya sendiri dan dipergunakan sebaik-baiknya
untuk keperluan masyarakat.

Adapun karakteristik pajak daerah (Zuraida, 2012:31-32) sebagai berikut:

1. Dipungut oleh Pemerintah Daerah berdasarkan kekuatan peraturan


perundangundangan.

2. Pemungutan tersebut dilakukan dalam hal terdapat keadaan atau


peristiwa yang menurut peraturan perundang-undangan dapat dikenakan
Pajak Daerah.

3. Dapat dipaksakan pemungutannya, apabila wajib pajak tidak memenhi


kewajiban pembayaran pajak daerah dapat dikenakan sanksi administrasi
maupun pidana.

4. Tidak terdapat hubungan langsung atas pembayaran pajak daerah


dengan imbalan atau jasa secara langsung.

5. Hasil penerimaan pajak daerah disetor ke kas daerah.

6. Digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran


rakyat.

8
2.3 Pajak Kendaraan Bermotor
Pajak kendaraan bermotor menurut Undang-Undang Nomor 28 tentang
Pajak Daerah dan Retibusi 2009 Pasal 1 Ayat 12 menyatakan bahwa Pajak
Kendaraan Bermotor adalah pajak atas kepemilikan atau penguasaan kendaraan
bermotor. Menurut Undang-Undang Nomor 28 tentang Pajak Daerah dan Retibusi
2009 Pasal 4 menyatakan objek pajak kendaraan bermotor yaitu kepemilikan
atau penguasaan kendaraan bermotor yang sudah terdftar di daerah, sedangkan
untuk subjeknya yaitu orang pribadi atau suatu badan yang mempunyai atau
menguasai kendaraan bermotor.

Tabe 2.1 Pajak kendaraan bermotor

Objek Pajak Kepemilikan atau penguasaan kendaraan bermotor


berdasarkan nama dan alamat yang sama.
Dikecualikan a. Kereta api.
b. Kendaraan bermotor yang semata-mata digunakan
untuk keperluan pertahanan Negara.
c. Kendaraan bermotor yang dimiliki atau dikuasai
kedutaan, konsulat, perwakilan Negara asing atas timbal
balik dan lembaga-lembaga internasional yang
memperoleh fasilitas bebas pajak dari pemerintahan.
d. Objek pajak yang telah ditetapkan dalam peraturan
pemerintah.
Wajib pajak Orang pribadi atau badan yang memiliki kendaraan
bermotor.
Dasar pengenaan Hasil perkalian dari nilai jual kendaraan dan bobot
pajak (DPP) mencerminkan tingkat kerusakan jalan atau pencemaran
lingkungan yang diakibatkan oleh pengunaan kendaraan
bermotor
Tarif Pajak 1. Kendaraan bermotor pribadi
a. Kepemilikan pertama : 1%-2%
b. Kepemilikan kedua dan seterusnya ditetapkan
secara progresif: 2%-10%
2. Angkutan umum, ambulans, kendaraan lain yang
ditetapkan pemerintah: 0,5%-1%
3. Alat berat, alat besar 0,1%-0,2%

9
Sumber : Pajak Kendaraan Bermotor TMBooks (2015)

Berdasarkan tabel 2.1 bisa ditarik kesimpulan bahwa Kendaraan bermotor


adalah semua kendaraan yang beroda serta gandegannya yang digunakan di
semua jenis darat dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau
peralatan lainnya yang memiliki fungsi untuk mengubah sumber energi menjadi
sumber gerak pada kendaraan bermotor, termasuk alat-alat berat dan alat-alat
besar yang dalam operasinya menggunaka roda dan motor, tidak melekat secara
permanen serta kendaraan bermotor yang dioperasiokan di air. Menurut Darwin
(2010) kendaraan bermotor adalah semua kendaraa beroda bersera
gandengannya digunakan di darat dan di air dengan ukuran 5GT sampai 7GT.

2.4 Kepatuhan Wajib Pajak


“Tax Compliance atau kepatuhan pajak diartikan sebagai kondisi ideal
wajib pajak yang memenuhi peraturan perpajakan serta melaporkan
penghasilannya secara akurat dan jujur. Dari kondisi ideal tersebut,
kepatuhan pajak didefinisikan sebagai suatu keadaan wajib pajak yang
memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak
perpajakannya dalam bentuk formal dan kepatuhan material” (Harinurdin,
2009).

Kepatuhan dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai sikap tunduh atau


patuh terhadap ajaran atau aturan. Menurut Warow, Sondakh, & Walandouw
( (2015) menyatakan kepatuhan dalam perpajakan adalah keadaan dimana wajib
pajak tersebut memenuhi semua kebijakan perpajakan dan dapat melaksanakan
hak perpajakannya.

Seorang wajib pajak dikatakan patuh apabila memenuhi beberapa


persyaratan sebagai berikut.

1. Tepat waktu dalam menyampaikan surat pemberitahuan.

2. Tidak memiliki tunggakan pajak semua jenis pajak

3. Laporan keuangan diaudit oleh Akuntan Publik atau lembaga penawan


leuangan pemerintah dengan pendapatan wajar tanpa pengecualian
selama 3 tahun berutut-turut.

10
4. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang
perpajakan berdasarkan putusan pengauditan yang telah mempunyai
hukum tetap dalam jangka waktu 5 tahun terakhir.

Terdapat 2 macam kepatuhan, yaitu kepatuhan formal dan kepatuhan


material. Kepatuhan formal merupakan suatu keadaan dimana wajib pajak
memenuhi kewajibannya secara formal sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan perpajakan sedangkan kepatuhan material merupakan suatu keadaan
dimana wajib pajak memenuhi ketentuan material perpajakan sesuai dengan isi
dan jiwa undang-undang perpajakan (Aswanti, Mas'ud, & Nudi, 2018)

2.5 Kesadaran Wajib Pajak


Kasadaran wajib pajak adalah suatu kondisi dimana wajib pajak
mengetahui, mengakui, menghargai, dan menaati ketentuan perpajakan yang
berlaku serta memiliki kesungguhan dan keinginan dalam memenuhi kewajiban
perpajakannya sesuai dengan Undang-Undang perpajakan. Menurut Nugroho
(2016). Kesadaran wajib pajak memiliki fungsi perpajakan sebagai pembiayaan
Negara dan kesadaran membayar pajak sangat diperlukan untuk meningkatkan
kepatuhan wajib pajak. Wajib pajak yang memiliki kesadaran akan wajib pajaknya
akan cenderung patuh dalam melakukan pembayaran wajib pajaknya sebaliknya
kurangnya kesadaran akan menyebabkan wajib pajak tidak patuh dalam
melakukan kewajiban pajaknya.

Menurut Asri (2009) wajib pajak dikatakan memiliki kesadaran membayar


pajak apabila:

1. Mengetahui adanya UU dan ketentuan perpajakan

2. Mengetahui fungsi pajak dan pembiayaan Negara

3. Memahami bahwa kewajiban perpajakan harus dilaksanakan sesuai


dengan ketentuan yang berlaku.

4. Memahami fungsi pajak untuk pembiayaan Negara.

5. Menghitung, membayar, melaporkan pajak dengan sukarela.

6. Menghitung. Membayar, melaporkan pajak dengan benar.

11
2.6 Kualitas Pelayanan Pajak
Menurut Goest dan Davis (Tjiptono, 2016) mengemukakan bahwa kualitas
merupakan kondisi yang dimanis berhubungan dengan produk, jasa manusia,
proses dan lingkunganyang memenuhi atau melebihi harapan, sedangkan
menurut Kotler kualitas diambil dari isltilafh service dalam bahasa inggris berarti
setiap tindakan yang dapat ditawarkan oleh pihak ke pihak lain dan pada
dasarnya tidak berwujud fisik dan tidak menghasilkan kepemilikan.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas bisa disimpulkan bahwa kualitas


pelayanan pajak adalah tingkat baik atau buruknya sikap aparat pajak dalam
melayani dan membantu keperluan wajib pajak.

2.7 Sosialisasi Pajak


Sosialisasi merupakan sesuatu hal yang sangat penting dalam
meningkatkan kepatuhan wajib pajak dan menghindari tidak patuhnya wajib
pajak melakukan pembayaran pajak kendaraan bermotor. Sosialisasi bisa
dilakukan melalui berbagai media baik online atau mengadakan pertemuan untuk
masyarakat. Sosialisasi diharapkan membawa pesan moral dan menambah
pengetahuan wajib pajak tenntang peraturan perpajakan serta meningkatkan
kepatuhan dalam melaksanakan kewajiban wajib pajak. Menurut Winerungan
(2013) sosialisasi akan membuat masyarakat mengerti dan paham mengenai
manfaat membayar pajak serta sanksi yang akan diterima jika tidak
melaksanakan kewajibannya. Sehingga sosialisasi perpajakan ini dapat
mempengaruhi wajib pajak dalam mematuhi kewajiban perpajakannya.

2.8 Sanksi Pajak


Mardiasmo (2013) berpendapat bahwa sanksi pajak adalah jaminan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang dipatuhi. Dengan kata
lain sanksi perpajakan yaitu alat pencegah tidak patuhnya wajib pajak dalam
melakukan kewajibannya. Pandangan tentang sanksi perpajakan dapat diukur
dengan indikator (Yadunyana, 2009) sebagai berikut.

1. Sanksi pidana yang dikenakan bagi pelanggar aturan pajak cukup berat.

2. Sanksi administrasi dikenakan bagi pelanggar aturan pajak ringan.

3. Pengenaan sanksi yang cukup berat merupakakan salah satu sarana

12
mendidik wajib pajak.

4. Sanksi pajak dikenakan bagi semua pelanggar wajib pajak tanpa toloransi.

5. Pengenaan sanksi atas pelanggaran dapat dinegosiasikan.

2.9 Penelitian Terdahulu


Hasil dari penelitian terdahulu merupakan referensi bagi peneliti melakukan
penelitian. Dalam penelitian terdapat kesamaan yaitu permasalahan dalam
penelitian. Adapun penelitian terdahulu sebagai berikut:

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu

Nama
No Judul Penelitian Hasil Penelitian
Pengarang
1 Lestari Faktor-faktor yang mempengaruhi Kesadaran wajib pajak, kualitas
(2014) kepatuhan wajib pajak dalam upaya pelayanan, dan sanksi pajak
pemenuhan kewajiban pajak kendaraan berpengaruh positif dalam
bermotor di kabupaten maros kepatuhan wajib pajak
kendaraan bermotor dalam
pembayaran pajaknya.
2 Putri (2012) Faktor-faktor yang mempengaruhi Terdapat empat variabel yang
kepatuhan wajib pajak dalam mempengaruhi kepatuhan wajib
membayar kendaraan bermotor di pajak secara signifikan
denpasar diantarranya sanksi perpajakan,
kesadaran wajib pajak,
pelayanan fiskus, dan tingkat
pemahaman.
3 Randi Pengaruh pemahanan dan Pemahaman dan pengetahuan
Ilmansyah, pengetahuan wajib pajak tentang wajib pajak mengenai peraturan
dkk (2016) peraturan perpajkaan, kesadaran wajib perpajakan, kesadaran wajib
pajak, kualitas palayanan, dan sanksi pajak, kualiatas pelayanan, dan
perpajakan terhadap kepatuhan wajib sanksi perpajakan memiliki
pajak kendaraan bermotor (studi pengaruh signifikan terhdap
samsat kota malang) kepatuhan wajib pajak
kendaraan bermotor.
4 Esa Kurnia Analisis pengaruh faktor-faktor wajib Pemahaman wajib pajak

13
Ramadhan pajak kendaraan bermotor di provinsi tentang perpajakan kendaraan
(2022) banten 2020 bermotor tidak mempengaruhi
kepatuhan wajib pajak
sedangkan sanksi perpajakan
dan kualitas pelayanan akan
mempengaruhi wajib pajak
patuh dalam membayar pajak
kendaraan bermotor.

5 Evita Pengaruh kesadaran wajib pajak, Kesadaaran wajib pajak,


Widistuti & kualitas pelayanan, dan sanksi kualitas pelayanan dan sanksi
Sri Nitta perpajakan terhadap kepatuhan perpajakan akan
Crissianan membayar pajak kendaraan bermotor mempengaruhi secara
Wa (2021) signifikan terhadap kepatuhan
membayar pajak kendaraan
bermotor.
6 Jenni Cong Faktor-faktor yang mempengaruhi Alasan wajib pajak tidak patuh
& Sukrisno kepatuhan wajib pajak kendaraan dalam melakukan pembayaran
Agoes bermotor. pajak kendaraan bermotor
(2019) adalah kurangnya sosialisasi
mengenai pembayaran pajak
kendaraan bermotor dan info
terkait penerimaan pajak
kendaraan bermotor serta
sanksi perpajakan harus lebih
ketat agar memberikan efek
jerah jika wajib pajak tidak
melakukan pembayaran pajak
kendaraan bermotor

2.10 Kerangka Pemikiran Teorits


Penelitian ini berusaha menjelaskan faktor-faktor yang dapat memengaruhi
kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor. Kesadaran
Wajib Pajak, kualitas pelayanan, sosialisasi perpajakan dan sanksi perpajakn

14
merupakan faktor-faktor yang diduga akan berpengaruh terhadap tidak
kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor. Gambar
berikut akan menyajikan kerangka pemikiran teoritis penelitian ini.

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Kesadaran Wajib Pajak (X1)

Kualitas Pelayanan Pajak (X2)


Kepatuhan Wajib
Pajak (Y)
Sosialisai Pajak (X3)

Sanksi Pajak (X4)

2.11 Pengembangan Hipotesesis

2.11.1 Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak


Teori atribusi yang dikembangkan Fritz Heider (1958) ialah perlilaku
seseorang yang ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor kekuatan internal
(internal foroes) dan ekternal.

Pada penelitian Lestari (2014) menyatakan kesadaran wajib dalam


membayar wajib pajaknya berasal dari dalam dirinya sendiri, karena kewajiban
wajib pajak adalah suatu kondisi wajib pajak untuk mengetahui, memahami, dan
melaksanakan ketentuan perpajakannya dengan benar dan sukarela. Sehingga
kesadaran wajib pajak berkaitan dengan kepatuhan wajib pajak dalam membayar
pajak kendaraan bermotor.

Menurut Putri (2012) menyatakan faktor kesadaran wajib pajak


berpengaruh terhadap kepatuhan pembayaran pajak kendaraan bermotor. Evita &
Sri (2021) juga setuju dengan pernyataan kesadaran wajib pajak memiliki
penaruh yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor,
dengan demikian wajib pajak yang memiliki kesadaran wajib pajak akan lebih
patuh dalam malaksanakan kewajibannya membayar pajak kendaraan bermotor
dan akan mengurangi wajib pajak yang tidak patuh dalam membayar pajak

15
kendaraan bermotor. Sehingga dapat dirumuskan hiptotesis sebagai berikut:

H1: Kesadaran wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan


wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor

2.10.2 Pengaruh Kualitas Pelayanan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak


Kualitas layanan adalah pelayanan yang memberikan kepuasan kepada
setiap pelanggan secara terus-menerus dan tetap memenuhi standar pelayanan
serta dapat mempertanggungkan pelayanannya (Hardiningsih, 2009).Jadi
kualitas pelayanan pajak adalah tingkat baik atau buruknya sikap pelayanan pajak
dalam melayani dan membantu keperluan wajib pajak.

Pada penelitian Lestari (2016) dan Evita (2021) mengemukakan bahwa


kualitas pelayanan memiliki pengaruh secara positif dan singnifkan terhadap
kepatuhan wajib pajak. Dengan demikian pelayanan yang baik atau buruk akan
mempengaruhi patuh dan tidak patuh wajib pajak dalam melakukan pembayaran
kewajiban pajak kendaraan bermotornya. Sehingga dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:

H2: Kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib


pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor

2.10.3 Pengaruh Sosialisasi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak


Sosialisasi perpajakan merupakan pemberian wawasan, pengertian,
informasi, dan pembinaan kepada masyarakat secara umum terkhusus wajib
pajak agar mengetahui mengenai aturan perpajakan dan undang-undang
perpajakan yang dilakukan Dirjen Pajak dan Instansi yang berwanang.

Menurut Jenni Cong (2019) menyatakan untuk meningkatkan kesadaran


kepatuhan wajib pajak dan menghindari tidak patuh wajib pajak perlu dilakukan
sosialisasi perpajakan dan berbagai bentuk sosialisasi. Kegiatan sosialisasi
dapat dilakukan langsung kepada masyarakat umum atau melalui media online.

Pada penelitian Cahyadi dan Jati (2016) menunjukkan bahwa sosialisasi


perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kapatuhan pajak. Dengan
demikian sosialisasi perpajakan membantu masyarakat menambah pengatahuan
perpajakan agar wajib pajak lebih sadar akan kesadaran wajib pajaknya dan
megetahui sanksi pajak yang akan diterima. Hal ini akan menghindarkan dari

16
tidak patuhnya wajib pajak terhadap kewajibannya dalam membayar pajak
kendaraan bermotor serta menigkatkan kepatuhan wajib pajak membayar pajak
kendaraan bermotor. Sehingga dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3: Kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib


pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor

2.10.4 Pengaruh Sanksi Pajak Terhadap Kepapatuhan Wajib Pajak


Menurut Mardiasmo (2016) sanksi perpajakan merupakan jaminan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang harus dituruti, ditaati,
dan dipatuhi sebagai alat pencegah terjadinya ketidakpatuhan wajib pajak.

Sanksi perpajakan memiliki tujuan untuk menghindari banyaknya


ketidakpatuhan wajib pajak dalam membayar kendaraan bermotornya dan sanksi
perpajakan ditujukan untuk ditakuti agar tidak melakukan pelanggaran Undang-
Undang Perpajakan. Untuk menghindari sanksi perpajakan baik pidana maupun
administrasi, wajib pajak akan patuh melaksanakan kewajiban pajak kendaraan
bermotornya.

Esa Kunia (2012) dan Ilhamsyah (2016) menyatakan sanksi perpajakan


akan berpengaruh positif dan singnifikan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam
kendaraan bermotor. Hal ini akan menghindarkan wajib pajak tidak patuh dan
meningkatkan kepatuhan terhadap kewajiban dalam melakukan pembayaran
pajak kendaraan bermotor. Sehingga dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H4: Sanksi perpajakan berpengaruh secara positif terhadap kepatuhan


wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor

17
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan kausal komparatif
(Causal Comparative Research). Penelitan kausal komparatif adalah tipe
penelitian dengan karakteristik masalah sebab-akibat antara dua variabel atau
lebih (Indriantoro, 2013) Penelitian dilakukan dengan melakukan pengamatan
terhadap konsekuensi-konsekuensi yang timbul dan penelusuran kembali fakta
yang secara masuk akal sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi wajib pajak
patuh dalam membayar pajak kendaraan bermotor.

3.2 Tempat dan Waktu Peneltian


Penelitian ini dilaksanakan di Kab.Sidenreng Rappang kota Pangkajene.
Penelitina dilakukan pada awal bulan Juni sampai dengan akhir bulan Juni 2022.
Penelitian dilakukan menggunakan kuesioner untuk mengetahui tingkat
kepatuhan wajib pajak dalam pembayaran pajak kedaraan bermotor, kuensioner
tersebut akan dibagikan ke setiap wajib pajak di wilayah kota Pangkajene.

3.3 Lokasi Penelitian


Populasi dari penelitian ini adalah keseluruhan wajib pajak yang bertempat
tinggal di Kab. Sidenreng Rappang kota Pangkajene. Adapun metode pemilihan
sampel yang digunakan adalah teknik probability sampling, dengan jenis Simple
Random Sampling. Probality sampling adalah sampel yang memberikan peluang
atau kesempatan yang sama bagi semua anggota polulasi yang dipilih sebagai
sampel. Sedangkan Simple Random adalah metode pengambilan sampel dari
semua anggota populasi yang akan dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
perbedaan yang ada dalam populasi tersebut. Metode penentuan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus slovin
sebagai berikut:

n= N N
2
1 + N (e)

Keterangan :

n = Jumlah Sampel

18
N = Populasi

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan dalam


pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir, dalam penelitian
ini adalah 0,1.

Berdasarkan perhitingan di atas maka jumlah sampel yang akan diambil


dalam penelitian ini sebanyak 99,975 atau dibulatkan menjadi 100 wajib pajak.

3.4 Sumber Data


Sumber data yang akan digunakan peneliti adalah data primer dan data
sekunder. Data primer didapatkan dari hasil jawaban kuensioner oleh responden
langsung saat mengisi kuensioner. Sedangkan untuk data sekunder diperoleh
secara tidak langsung dengan melalui media perantara umumnya berupa bukti,
catatan atau laporan historis yang tersusun dalam arsip (dokumen) baik yang
diduplikasikan maupun belum dipublikasikan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Terdapat beberapa teknik yang digunakan dalam penelitian untuk
mengumpulakn data yaitu sebagai berikut.

1. Data primer dimana data ini dikumpulkan menggunakan metode survey


dengan media angket (kuensioner). Sejumlah pertanyaan akandiajukan
oleh peneliti dan kemudian responden akan menjawab pertanyaan sesuai
dengan pendapatnya. Untuk mengukur pendapat responden, maka
digunakan skala likert atau summated rattings yang pada umumnya
menggunakan lima angka penelitian (Indriantoro, 2013) yaitu:

a. Sangat Setuju (SS) skor 5

b. Setuju (S) skor 4

c. Netral (N) skor 3

d. Tidak Setuju (TS) skor 2

e. Sangat Tidak Setuju (STS) skor 1

2. Data Sekunder yaitu datang yang diperoleh dari lembaga yang memiliki
pengaruh terhadap penelitian, buku pustaka, dan sebagainya.

19
3.6 Variabel Peneltian dan Definisi Operasional
Penelitian ini terdiri dari satu variabel yang terikat yaitu kepatuhan wajib
pajak sedangkan untuk varabel bebasnya ialah kesadaran wajib pajak, kualitas
pelayanan, sosiasisasi perpajakan dan sanksi perpajakan. Adapun definisi
operasinal dari masing-masing variabel sebagai berikut.

1. Kepatuhan Wajib Pajak (Y)

Kepatuhan wajib pajak adalah keadaan dimana wajib pajak dapat


memenuhi kewajiban perpajakannya dan melaksanakan hak
perpajakannya.

2. Kesadaran Wajib Pajak (X1)

Kesadaran wajib pajak adalah suatu kondisi dimana wajib pajak


mengetahui, memahami dan melaksanakan wajib pajaknya sesuai
ketentuan perpajakan dengan sukarela.

3. Kualitas Pelayanan (X2)

Kualitas pelayanan adalah bagaimana tingkat baik buruknya pelayanan


yang diberikan kepada wajib pajak daari petugas pajak, dimana petugas
pajak melakukan tugasnya secara professional, disiplin, transafaran dan
wajib pajak puas akan pelayanan yang diberikan.

4. Sosialisasi Perpajakan (X3)

Sosialisasi perpajakan adalah upaya dalam memberikan pengertian,


informasi dan pembinaan kepada masyarakat umum terkhusus wajib
pajak agar mengetahui mengenai aturan perpajakan dan undang-undang
perpajakan yang dilakukan Dirjen Pajak dan Instansi yang berwanang

5. Sanksi Perpajakan (X4)

Sanksi perpajakan adalah sebuah jaminan ketentuan peraturan perundang


-undangan perpajakan yang wajib dituruti, diataati dan dipatuhi. Sanksi
perpajakann merupakan alat pencegah untuk menghindari tidak patuhnya
wajib pajak dalam malaksanakan kewajibannya. (Mardiasmo, 2011)

20
Tabel 3.1 Definisi Operasinal

Variabel Notasi Indikator Pertanyaan Skala Sumber

Patuh 1 Secara umum dapat dikatakan5 poin Tri Julianti


bahwa Bapak/Ibu paham UUskala likert, Farimah
Perpajakan. 1 untuk STS Ismail
hingga 5 (2017)
Patuh 2 Bapak/Ibu selalu mengisi
untuk SS
formulir pajak dengan benar.
Kepatuhan
Wajib Pajak
Patuh 3 Bapak/Ibu selalu menghitung
pajak dengan jumlah yang
benar.

Patuh 4 Bapak/Ibu selalu membayar


pajak tepat pada waktunya.

Sadar 1 Pajak merupakan bentuk5 poin Sitti


pengabdian masyarakatskala likert, Rukhaya
kepada Negara. 1 untuk STS (2019)
hingga 5
Sadar 2 Membayar pajak kendaraan
untuk SS
bermotor merupakan bentuk
partisipan dalam menunjang
Kesadaran
pembangunan daerah.
Wajib Pajak

Sadar 3 Saya mengetahui bahwa fungsi


pajak kendaraan bermotor
sebagai sumber pendapatan
Negara untuk pembangunan
daerah

Sadar 4 Bagaimanapun kondisi


keuangan saya, saya akan
tetao berusaha untuk
membayarkan pajak kendaraan
bermotor.

21
Kualitas 1 Petugas pajak telah5 poin Marjan
memberkan pelayanan pajakskala likert, (2014)
dengan baik 1 untuk STS
hingga 5
Kualitas 2 Saya merasa bahwa
untuk SS
penyuluhan yang dilakukan oleh
petugas pajak dapat membantu
pemahaman

Kualitas
mengenai hak dan kewajiban
Palayanan
saya selaku Wajib Pajak

Kualitas 3 Petugas pajak selalu


memperhatikankeberatan Wajib
Pajak atas pajak yang
dikenakan

Kualitas 4 Cara membayar pajak


adalah mudah/ efisien

Sosialisasi 1Adanya kegiatan seminar5 poin Dharma


terkait pentingnya membayarskala likert (2014)dan
pajak yang diadakan lembaga1 untuk STS Stephanie
pemungut. hingga 5 Amelia
untuk SS Handayani
Sosialisasi 2Wajib pajak sering mendapat
Barus
Sosialisasi brosur pajak.
(2017)
Perpajakan
Sosialisasi 3Petugas menguasai materi
tentang pajak saat memberi
penjelasan dan sosialisasi

Sosialisasi 4Wajib pajak memperoleh


informasi lengkap tentang
pajak melalui internet.

22
Sanksi 1 Sanksi pajak sangat diperlukan5 poin Marjan
agar tercipta kedisiplinan Wajibskala likert, (2014)
Pajak dalam memenuhi1 untuk STS
kewajiban perpajakan hingga 5
untuk SS
Sanksi 2 Pengenaan sanksi harus
dilaksanakan dengan tegas
kepada semua Wajib Pajak
yang melakukan

Sanksi pelanggaran
Perpajakan
Sanksi 3 Sanksi yang diberikan kepada
Wajib Pajak harus sesuai
dengan besar

kecilnya pelanggaran yang


sudah dilakukan

Sanksi 4 Penerapan sanksi pajak harus


sesuai dengan ketentuan yang
berlaku

3.7 Instrumen Penelitian


Sugiyono (2013) menyatakan bahwa intrumen penelitian digunakan untuk
mengukur nilai variabel yang akan diteliti peneliti. Instrument yang akan
digunakan dalam melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilan data
kuantitatif yang akurat. Pada penelitian ini, instrument yang akan digunakan
adalah kuensioner dimana pertanyaan akan diajukan dan dijawab oleh resonden
lalu data akan dikelola.

3.8 Teknik Analisis Data


Penelitian ini menggunakan teknik analisis data menggunakan regresi
berganda. Tujuan analisis regresi berganda dalam penelitian untuk menguji
kesadaran wajib pajak, kualitas pelayanan, sosialisasi perpajakan, dan sanksi
perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak.

23
Penelitian ini mengguanakan tiga variabel bebas sehingga memiliki
persamaan sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + … + e


Keterangan:

Y = Kepatuhan Wajib Pajak

a = Konstanta

B1, B2, B3, B4= Koefisien regresi

X1 = Kesadaran Wajib Pajak

X2 = Kualitas Pelayanan

X3 = Sosialisasi Perpajakan

X4 = Sanksi Perpajakan

E = Error

3.9 Pengecekan Validitas Data


Suntoyo (2013:84-85) menjelaskan tentang validitas dan reliabilitas, yaitu:

1. Validita

Untuk mengukur sah atau valid maupun tidaknya suatu kuesioner


makadigunakan uji validitas. Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan
pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
oleh kuesioner tersebut. Mengukur tingkat validitas dapat dilakukan
dengan melakukan korelasi antara skor butir pertanyaan dengan total
skor konstruk.

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan kriteria yang digunakan
untuk menyatakan suatu instrumen dianggap valid atau layak digunakan
dalam pengujian hipotesis apabila Corrected Item-Total Correlation lebih
besar dari 0,05.

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan


indikator dari variabel atau konstruk. Butir pertanyaan dikatakan reliabel

24
atau handal apabila jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah
konsisten.

Dalam penelitian ini digunakan fasilitas Cronbach Alpha yang terdapat


dalam bantuan komputer SPSS. Suatu konstruk atau variabel dikatakan
reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,60.

3.10 Uji Asumsi Klasik


Terdapat 3 jenis uji asumsi klasik (Suntoyo, 2013:89-92) sebagai berikut.

1. Multikolinearitas

Uji asumsi klasik jenis ini diterapkan untuk analisis regresi berganda yang
terdiri atas dua atau lebih variabel bebas dimana akan diukur keeratan
hubungan antarvariabel bebas tersebut melalui besaran koefisien korelasi
(r). Dikatakan terjadi multikolinieritas, jika koefisien korelasi antar variabel
bebas lebih besar dari 0,60. Dikatakan tidak terjadi multikolinieritas jika
koefisien korelasi antar variabel bebas lebih kecil atau sama dengan 0,60
(r ≤ 0,60).

2. Heteroskedastisitas

Selain uji asumsi klasik multikolinearitas, dalam persamaan regresi


berganda perlu juga diuji mengenai sama atau tidak varian dari residual
dari observasi yang satu dengan yang lainnya. Dikatakan
Homoskedastisitas jika residualnya memiliki varian yang sama. Namun,
jika variansnya berbeda maka disebut terjadi heteroskedastisitas.

3. Normalitas

Uji normalitas merupakan uji asumsi klasik lainnya selain uji asumsi klasik
multikolinearitas dan heteroskedastisitas. Uji normalitas di mana akan
menguji data variabel bebas (X) dan data variabel terikat (Y) pada
persamaan regresi yang dihasilkan.

3.11 Pengujian Hipotesis


Menurut Ghozali (2006:84) uji statistik F pada dasarnya menunjukkan
apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Hipotesis Nol (Ho)

25
yang akan diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol,
atau:

Ho : b1 = b2 = ……. = bk = 0

Persamaan diatas menunjukkan apakah semua variabel independen


bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
Hipotesis alternatifnya (Ha), tidak semua parameter secara simultan sama
dengan nol, atau:

Ha : b1 ≠ b2 ≠ …….≠ bk ≠ 0

Persamaan diatas menunjukkan semua variabel independen secara


simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu


variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen.Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter
(bi) sama dengan nol, atau:

Ho : bi = 0

Persamaan diatas menunjukkan apakah suatu variabel independen bukan


merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis
alternatifnya (Ha), parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau:

Ha : bi ≠ 0

Persaaman diatas menunjukkan bahwa variabel tersebut merupakan penjelas


yang signifikan terhdap variabel dependen.

26
DAFTAR PUSTAKA

AR, I. S., & Maduapessy, R. L. (2021). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


TINGKAT KEPATUHAN MASYARAKAT MEMBAYAR PAJAK KENDARAAN
BERMOTOR. JURNAL KRITIS, 5(1), 43-64.

Aswanti, W. O., Mas'ud, A., & Nudi, T. N. (2018). Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak,
Pengetahuan Pajak, Dan Akuntabilitas Pelayanan Publik Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor (Studi Kasus Kantor UPTB
Samsat KabupatenMuna). Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.III(1), Hal
27-39.

Bapendasulsel. (2019, April 9). Samsat Sidrap Cari Kendaraan Tak Bayar Pajak.
Retrieved Juni 8, 2022, from www.Bapendasulsel.web.id:
https://bapendasulsel.web.id/v1/2019/04/09/samsat-sidrap-cari-
kendaraan-tak-bayar-pajak/

Barus, S. A. (2017). Pengaruh Akses Pajak, Fasilitas,Sosialisasi Perpajakan Dan


Kualitas Pelayanan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan
Bermotor. JOM Fekon, Vol.3(1).

Cahyadi, I. M. (2016). Pengaruh Kesadaran, Sosialisasi, Akuntabiltas Pelayanan


Publik dan Sanksi Perpajakan Pada Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan
Bermotor. E-Jurnal Akuntansi, Vol.16(3), 2342-2373.

Cong, J., & Agoes, S. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib
Pajak Dalam Membayar Pajak Kendaraan Bermotor. Jurnal
Multiparadigma Akuntansi, 1(2), 292-299.

Darwin. (2010). Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ( Edisi Pertama ed.). Jakarta:
Mitra Wacana Media.

Dharma, G. P. (2014). Pengaruh Kesadaran. Wajib Pajak, Sosialisasi Perpajakan,


Kualitas Pelayanan pada KepatuhanWajib Pajak. E-Junal Akutansi
Universitas Udayana, 6(1), 340-353.

Djayaningrat. (1998). Pajak Bumi dan Bangunan. Jakarta: PT Ghalia Indonesia.

27
Ghozali, I. (2006). Aplikasi Analisis Multivarite dengan SPSS. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.

Hardiningsih, P. (2009). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Membayar


Pajak. Jurnal Dinamika Keuangan dan Perbankan, Vol.3(1), 126-142.

Harinurdin. (2009). Perilaku Kepatuhan Wajib Pajak Badan. Bisnis & Birokrasi,
Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Vol.16.

Heider, F. (1958). The Psychology of Interpersonal Relations. New York: Wilay.

Hidayat, T. (2018). Ketidakpatuhan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor.


Jurnal EBBANK, 9(2), 11-18.

Ilhamsyah, E. &. (2016). Pengaruh Pemahaman dan Pengetahuan Wajib Pajak


Tentang Peraturan Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak,Kualitas Pelayanan,
dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan
Bermotor. Jurnal Perpajakan (JEJAK) , Vol.8(1).

Indriantoro, N. d. (2013). Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE.

Ismail, T. J. (2017). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN


WAJIB PAJAK DALAM UPAYA PEMENUHAN KEWAJIBAN PAJAK
KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA MAKSSAR.

Lestari, N. W. (2014). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak


Dalam Upaya Pemenuhan Kewajiban Pajak Kendaraan Bermotor di
Kabupaten Maros. Skripsi. Fakultas Ekonomi. Universitas Islam Negri
Makassar.

Lestari, N. W. (2016). Faktor – Faktor Yang MemengaruhiKepatuhan Wajib Pajak


Dalam Membayar Pajak Kendaraan Bermotor (Studi Kasus SAMSAT
Kabupaten Kepulauan Selayar). Skripsi : Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Universitas Hasanuddin.

Manik Asri, W. (2009). Pengaruh Kualitas Pelayanan Pajak, Biaya Kepatuhan


Pajak, dan Kesadaran Wajib Pajak pada Kepatuhan Pelaporan WajibPajak
Badan yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Madya Denpasar. Skripsi
Jurusan Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.

28
Mardiasmo. (2011). Perpajakan. Yogyakarta: Salemba Empat.

Mardiasmo. (2013). Perpajakan. Yogyakarta: Andi Offset.

Mardiasmo. (2016). Perpajakan Edisi terbaru 2016. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Marjan, R. M. (2014). Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, dan


Sanksi Pajak terhadap Tingkat Kepatuhan Formal Wajib Pajak (Studi di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Selatan). Makassar: Program
Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.

Maulidyah, A. (2018). Faktor-faktor yang mempegaruhi kepatuhan wajib pajak


dalam mebayar pajak kendaraan bermotor.

Putri, A. R. (2012). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak


dalam Membayar Pajak Kendaraan Bermotor di Denpasar. Jurnal
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Hal 661-677.

Rachman, B. M., Muttaqin, Z., & Cahyadini, A. (2021). IMPLEMENTATION OF


AUTHORIZED REVENUE . POROS HUKUM PADJADJARAN, 256-283.

Rahayu, S. K. (2017). Perpajakan Konsep dan Aspek Formal. Bandung: Rakayasa


Sains.

Ramadhan, E. K. (2022). Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Wajib Pajak Kendaraan


Bermotor di Provinsi Banten Tahun 2020. Riset & Jurnal Akuntansi, 6(1),
600-607.

Republik Indonesia. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK/03/2012


Tentang Cara Penetapan dan Pencabutan Penetapan Wajib Pajak dengan
Kriteria Tertentu dalamRangka Pengembalian Pendahuluan Kelebihan
Pembayaran Pajak.

Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2008). Perilaku Organisasi (12 ed.). Jakarta:
Selemba Empat.

Rukhayah, S. (2019). Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak


kendaraan bermotor dikantor pelayanan pajak kendaraan bermotor di
samsat semarang.

29
Siahaan, M. P. (2010). Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta: Raja Grafido
Persada.

Sugiyono. (2013). Cara Mudah Menyusun: Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Bandung:
Alfabeta.

Suntoyo, D. (2013). Metodologi Penelitian Akuntansi. Bandung: Refika Aditama.

Susanti, N., Cania, S., & Rosya, N. (2020). Strategi Peningkatan Kepatuhan Wajib
Pajak kendaraan Bermotor di kantor Samsat Painan. EcoGen, 344-353.

Susanto, H. (2012). Membangun Kesadaran dan Kepedulian Sukarela Wajib Pajak.


Retrieved Juni 14, 2022, from Direktorat Jendaral Pajak:
(http://www.pajak.go.id/content/membangun-kesadaran-dan-kepedulian-
sukarela-wajib-pajak

Tjiptono, F. (2016). Manajemen Jasa. Yogyakata: Andi.

TMBooks. (2015). Perpajakan Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan .

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi


Daerah.

Warow, J. Z., Sondakh, J. J., & Walandouw, S. K. (2015). The Influence Of


Socialition Taxation and Penalty of Taxation Against Reporting
Compliance of Corporate Annual Tax Return. Jurnal EMBA, Vol.3(4), Hal
585-592.

Widiastuti, E., & Wa, S. N. (2021). PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK,


KUALITAS PELAYANAN, DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP
KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK KENDARAAN BERMOTOR. SAKUNTALA,
1(1), 449-462.

Widyastuti, R. D., & Anggraini, M. (2021). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Kendaraan Bermotor
(PKB) Pada Unit Pelayanan Pendapatan Daerah (UPPD) Pontianak
Wilayah II. Jurnal Akuntansi, Auditing dan Investasi (JAADI), 2(1), 1-6.

30
Winerungan, O. L. (2013, September). Sosialiasai Perpajakan, Pelayanan Fiskus
Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan WPOP di KPP Manado dan g.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi, Universitas. Jurnal
Emba, Vol.1(3), 960-970.

Yadunyana, I. K. (2009). Pengaruh Moral dan Sikap Wajib Pajak Kepatuhan Wajib
Pajak Koperasi di Kota Denpasar.

Zuraida, I. (2012). Teknik Penyusunan Peraturan Daerah. Jakarta: Sinar Grafika.

31
LAMPIRAN

32
Lampiran 1

BIODATA

Identitas Diri

Nama : Muh. Syukur

Tempat, Tanggal Lahir : SIDRAP, 31 Desember 2001

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Alamat Rumah : Jl. Rusa Pangkajene

Telepon Rumah dan Hp : 082285610878

Alamat Email : muhammadsyukur321@gmail.com

Riwayat Pendidikan

Pendidikan Formal

 TK PGRI 1 PANGKAJENE

 SD 4 PANGSID

 SMP NEGERI 1 PANGSID

 SMA NEGERI 2 SIDRAP

Demikian biodata ini dibuat dengan sebenarnya.

Makassar, Juni 2020

Muh Syukur

33
Lampiran 2

PETA TEORI

Tujuan Variabel
Penulis Topik/Judul
No Penelitian/Penulisan Konsep/Teori/Hipotesis Penelitian dan Hasil Penelitian/Isi Buku
Buku/Artikel
Buku Artikel Teknik Analisis
1 Esa Kurnia Ramadhan., 2022, Penelitian dilakukan 1. Teori yang digunakan Variabel: 1. Pemahaman wajib pajak
Analisis Pengaruh Faktor Faktor untuk menguji secara dalam penelitian 1. Pemahaman tentang perpajakan kendaraan
Wajib Pajak Kendaraan empiris pengaruh adalah teori atribusi perpajakan bermotor tidak mempengaruhi
Bermotor di Provinsi Banten pemahaman mengenai 2. Teradapat tiga 2. Sanksi kepatuhan wajib pajak dalam
Tahun 2020. perpajakan, sanksi hipotesis yaitu: (1) perpajakan membayarkan pajaknya.
perpajakan dan kualitas pemahaman 3. Kualitas 2. Sanksi perpajakan yang
pelayanan terhadap perpajakan perpajakan diberikan mempengaruhi
kepatuhan wajib pajak berpengaruh positif 4. Wajib pajak kepatuhan wajib pajak dalam
kendaraan bermotor. tehadap kepatuhan kendaraan membayarkan pajaknya.
wajib pajak bermotor 3. Kualitas pelayanan publik
kendaraan bermotor Teknik analisis: tidak mempengaruhi
(2) sanksi perpajakan Teknik analisis kepatuhan wajib pajak dalam
berpengaruh poositif yang digunakan membayarkan pajaknya.
tehadap kepatuhan adalah aplikasi
wajib pajak eview 10
kendaraan bermotor dengan analisis
(3) kualitas pelayanan uji instrumen
public berpengaruh penelitian
positif tehadap meliputi uji
kepatuhan wajib validasi serta
pajak kendaraan menggunakan
bermotor analisis regresi
berganda

34
2 Jenni Cong & Sukrisno Agoes., Tujuan penelitian untuk 1. Teori yang digunakan Variabel: Pengetahuan pajak dan sanksi
2019. Faktor-Faktor Yang mengetahui pengaruh dalam penelitian 1. Analisis perpajakan berpengaruh
Mempengaruhi Kepatuhan kesadaran wajib pajak, adalah teori atribusi Korelasi segnifikan dan positif terhadap
Wajib Pajak Dalam Membayar pengetahuan pajak, 2. Teradapat tiga 2. Prediksi kepatuhan wajib pajak sedangkan
Pajak Kendaraan Bermotor. sanksi pajak terhadap hipotesis yaitu: (1) regresi dan kesadaran wajib pajak tidak
kepatuhan wajib pajak kesadaran wajib 3. Perbandinga berpengaruh signifikan dan positif
untuk membayar pajak pajak berpengaruh n dengan terhadap kepatuhan wajib pajak.
kendaraan bermotor di poositif tehadap membanding
SAMSAT Jakarta Barat kepatuhan wajib kan rata-rata
pajak (2) sampel dan
pengetahuan wajib populasi.
pajak berpengaruh Teknik analisis:
positif tehadap Regresi
kepatuhan wajib berganda
pajak (3) sanksi pajak
berpengaruh positif
tehadap kepatuhan
wajib pajak
kendaraan bermotor
3 Evita Widiastuti & Sri Nitta Tujuan penelitian untuk 1. Teori atribusi Variabel: 3. Kesadaran wajib pajak
Crissianan Wa., 2021, Pengaruh mmengetahui pengaruh 2. Terdapat empat 1. Kesadaran berpengaruh signifikan
Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas kesadaran wajib pajak, hipotesisi yaitu: (1) wajib pajak terhadap kepatuhan
Pelayanan, Dan Sanksi kualitas pelayanan, dan kesadaran wajib 2. Kualitas Membayar pajak kendaraan
Perpajakan Terhadap Kepatuhan sanksi perpajakan pajak berpengaruh pelayanan bermotor.
Membayar Pajak Kendaraan terhadap kepatuhan terhadap kepatuhan 3. Sanksi 4. Kualitas Pelayanan
Bermotor. membayar kendaraan membayar pajak perpajakan berpengaruh signifikan
bermotor yang terdaftar kendaraan bermotor 4. Kepatuhan terhadap kepatuhan
di kantor SAMSAT BSD pada SAMSAT BSD wajib pajak Membayar pajak kendaraan
Serpong Utara Serpong Utara (2) Teknik Analisis: bermotor.
kualitas pelayanan Analisis data 5. Sanksi perpajakan
berpengaruh terhadap yang digunakan berpengaruh signifikan

35
kepatuhan membayar mrenguji terhadap kepatuhan
pajak kendaraan variabel dengan Membayar pajak kendaraan
bermotor pada teknik analisis bermotor.
SAMSAT BSD data, asumsi
Serpong Utara (3) klasik, analisis
sanksi perpajakan linear berganda,
berpengaruh terhadap uji parameter
kepatuhan membayar individu, uji
pajak kendaraan kelayakan
bermotor pada model regresi,
SAMSAT BSD uji koefisiensi
Serpong Utara (4) determinasi
kesadaran wajib
pajak, kualitas
pelayanan, dan sanksi
perpajakan
berpengaruh terhadap
kepatuhan membayar
pajak kendaraan
bermotor pada
SAMSAT BSD
Serpong Utara.
4 Reni Dwi Widyastuti & Mira Penelitian bertujuan Terdapat empat Variabel: 1. Kesadaran wajib pajak daerah,
Anggraini., 2021, Faktor-Faktor mengetahui pengaruh hipotesisi yaitu: (1) 1. Kesadaran Sosialisasi Perpajakan dan
Yang Mempengaruhi Kepatuhan kesadaran wajib pajak kesadaran wajib pajak wajib pajak Sanksi Perpajakan tidak
Wajib Pajak Dalam Membayar daerah, sosialisasi berpengaruh terhadap 2. Kualitas berpengaruh terhadap
Pajak Kendaraan Bermotor perpajakan, sanksi kepatuhan membayar pelayanan kepatuhan wajib pajak dalam
(PKB) Pada Unit Pelayanan perpajakan, dan tingkat pajak kendaraan 3. Sanksi membayar pajak kendaraan
Pendapatan Daerah (UPPD) penghasilan terhadap bermotor pada Unit perpajakan bermotor pada Unit Pelayanan
Pontianak Wilayah II. kepatuhan wajib pajak Pelayanan Pendapatan 4. Tingkat Pendapatan Daerah (UPPD)
dalam membayar pajak Daerah Pontianak II (2) penghasilan Pontianak Wilayah II.

36
kendaraan bermotor di kualitas pelayanan Teknik Analisis: 2. Semakin tinggi tingkat
UPPD Pontianak berpengaruh terhadap Analisis data penghasilan yang dimiliki oleh
Wilayah II kepatuhan membayar yang digunakan wajib pajak, maka akan
pajak kendaraan mrenguji semakin tinggi pula kepatuhan
bermotor pada Unit variabel dengan wajib pajak dalam membayar
Pelayanan Pendapatan teknik analisis pajak kendaraan bermotor jadi
Daerah Pontianak II (3) data, asumsi Tingkat penghasilan
sanksi perpajakan klasik, analisis berpengaruh terhadap
berpengaruh terhadap linear berganda, kepatuhan wajib pajak
kepatuhan membayar uji parameter
pajak kendaraan individu, uji
bermotor pada Unit kelayakan
Pelayanan Pendapatan model regresi,
Daerah Pontianak II (4) uji koefisiensi
tingkat pegnhasilan determinasi
berpengaruh terhadap
kepatuhan membayar
pajak kendaraan
bermotor pada Unit
Pelayanan Pendapatan
Daerah Pontianak II.
5 Almira Maulidyah.,2018, Faktor- Penelitian bertujuan Terdapat tiga hipotesis Variabel: Kualitas Pelayanan,Pengetahuan
Faktor Yang Mempengaruhi mengetahui pengaruh yatu: (1) kualitas Variabel Pajak dan Sanksi Pajak
Kepatuhan Wajib Pajak Dalam kualitas pelayanan, pelayanan pajak Penelitian yang berpengaruh positif dan signifikan
Membayar Pajak Kendaraan pengetahuan pajak, berpengaruh signifikan digunakan terhadap kepatuhan wajib pajak.
Bermotor Di Kota Surabaya sanksi perpajakan, dan terhadap kepatuhan dalam penelitian
tingkat penghasilan wajib pajak dalam ini variabel
terhadap kepatuhan membayar pajak dependen yaitu
wajib pajak dalam kendaraan bermotor di kepatuhan wajib
membayar pajak Kota Surabaya (2) pajak, dan
kendaraan bermotor di pengetahuan pajak variabel

37
Kota Surabaya berpengaruh signifikan independen
terhadap kepatuhan yang terdiri dari
wajib pajak dalam kualitas layanan,
membayar pajak pengetahuan
kendaraan bermotor di pajak, dan
Kota Surabaya (3) Sanksi kualitas
pajak berpengaruh layanan.
signifikan terhadap Teknik Analisis:
kepatuhan wajib pajak Regersi linier
dalam membayar pajak berganda
kendaraan bermotor di
Kota Surabaya
6 Indah Sari AR & Rulan L. Penelitian ini bertujuan Tingkat kepatuhan wajib Variabel: Faktor-faktor yang mempengaruhi
Maduapessy., 2021, Faktor- untuk mengetahui pajak dalam 3 tahun 1. Kesadaran kepatuhan masyarakat membayar
Faktor Yang Mempengaruhi faktor yang paling terakhir mengalami 2. Petugas pajak kendaraan roda dua di
Tingkat Kepatuhan Masyarakat dominan dalam penurunan di Kabupaten 3. Hukum Kabupaten Mimika yaitu faktor
Membayar Pajak Kendaraan meningkatkan tingkat Mimika tahun 2017- 4. Rasional kesadaran, faktor petugas pajak,
Bermotor. kepatuhan masyarakat 2019. Teknik Analisis: faktor hukum pajak.
dalam membayar pajak Analisis Faktor
kendaraan roda dua di
Kabupaten Mimika.

7 Nora Susanti, Silvia Cania & Penelitian ini bertujuan Hipotesis: Variabel: Kesadaran wajib pajak dan
Nilmadesri Rosya., 2020, mengetahui pengaruh Kesadaran wajib pajak 1. Kesadaran kualitas layanan berpengaruh
Strategi Peningkatan Kepatuhan kesadaran wajib pajak dan kualitas layanan wajib pajak signifkan terhadap kepatuhan
Wajib Pajak Kendaraan dan kualitas layanan memiliki pengaruh dalam 2. Kualitas wajib pajak kendaraan bermotor.
Bermotor Di Kantor Samsat secara bersama-sama kepatuhan wajib pajak pelayanan
Painan. terdahap kepatuhan membayar pajak 3. Kepatuhan
wajib pajak kendaraan kendaraan bermotor di wajib pajak.
bermotor di Kantor Kantor Samsat Painan. Teknik Analisis:
Samsat Painan. Analisis

38
deskiriptif dan
induktifserta
regresi
berganda

8 Restu Mutmainna Marjan .,2014, Penelitian ini bertujuan Terdapat tiga hipotesis Variabel: Kesadaran wajib pajak, pelayanan
Pengaruh Kesadaran Wajib untuk menguji secara yaitu: (1) Kesadaran 1. Kesadaran fiskus, dan sanksi pajak
Pajak, Pelayanan Fiskus, Dan empiris dan wajib pajak berpengaruh wajib pajak berpengaruh positif dan signifikan
Sanksi Pajak Terhadap Tingkat menganalisis pengaruh positif terhadap 2. Pelayanan terhadap tingkat kepatuhan
Kepatuhan Formal Wajib Pajak kesadaran wajib pajak, kepatuhan formal wajib fiskus formal wajib pajak secara parsial
(Studi di Kantor Pelayanan Pajak pelayanan fiskus, dan pajak (2) Pelayanan 3. Sanksi dan simultan. Variabel pelayanan
Pratama Makassar Selatan) sanksi pajak terhadap fiskus berpengaruh perpajakan fiskus memberikan pengaruh
tingkat kepatuhan positif terhadap 4. Kepatuhan paling besar terhadap kepatuhan
formal wajib pajak kepatuhan formal wajib wajib pajak formal wajib pajak
pajak (3) Sanksi pajak Teknik Analisis:
berpengaruh positif Regresi Linear
terhadap kepatuhan berganda
formal wajib pajak
9 Gede Pani Esa Dharma & Ketut Penelitian ini bertujuan Hipotesis: Variabel: Kesadaran wajib pajak, sosialisasi
mengetahui pengaruh Beberapa faktor yang 1. Kesadaran perpajakan, dan sanksi
Alit Suardana., 2014, Pengaruh
kesadaran wajib pajak, memiliki pengaruh wajib pajak perpajakan berpengaruh
Kesadaran Wajib Pajak, sosialisasi perpajakan terhadap kepatuhan 2. Sosialisasi signifikan tehadap patuhnya wajib
dan kualitas pelayanan wajib pajak dalam perpajakan pajak dalam memabayar pajak
Sosialisasi Perpajakan, Kualitas
terhadap kepatuhan melakukan pembayaran 3. Kualitas kendaraan bermotor.
Pelayanan Pada Kepatuhan wajib pajak dalam pajak PKB dan BBKNB Pelayanan
membayar pajak adalah kesadaran wajib perpajakan
Wajib Pajak
kendaraan bermotor pajak, sosialisasi 4. Kepatuhan
dan pajak balik nama di perpajakan dan kuaitas wajib pajak
SAMSAT Denpasar pelayanan kantor Teknik Analisis:
SAMSAT. Analisis linear

39
berganda

10 Tri Julianti Fatimah Ismail., Penelitian ini bertujuan 1. Teori atribusi Variabel: Kesadaran wajib pajak, kualitas
2017, Faktor-faktor yang menganalisis faktor 2. Teori kepatuhan 1. Kesadaran pelayanan, sanksi perpajakan dan
mempengaruhi kepatuhan wajib yang akan 3. Terdapat empat wajib pajak kewajiban moral berpengaruh
pajak dalam upaya pemenuhan mempengaruhi hipotesis yaitu: (1) 2. Kualitas positif dan signifikan terhadap
kewajiban kendaraan bermotor kepatuhan dalam upaya kesadaran wajib pelayanan kepatuhan wajib pajak
di Kota Makassar. memabyar pajak pajak berpengaruh 3. Sanksi
kendaraan bermotor di positif terhadap perpajakan
Kantor Samsat di kota kepatuhan wajib 4. Kewajiban
Makassar pajak (2) kualitas mora
pelayanan 5. Kepatuhan
berpengaruh positif wajib pajak
terhadap kepatuhan Teknik Analisis:
wajib pajak (3) sanksi Analisis regresi
perpajakan berganda
berpengaruh positif
terhadap kepatuhan
wajib pajak (4)
kewajiban moral
berpengaruh positif
terhadap kepatuhan
wajib pajak

40

Anda mungkin juga menyukai