FITRI YURNANINGSIH
17044014006
NIDN. 0925016301
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penelitian 5
D. Manfaat Penelitian 6
DAFTAR PUSTAKA 48
iii
BAB I
PENDAHULUAN
baliknya tidak biasa di rasakan secara langsung oleh wajib pajak serta di
gunakan untuk menutup biaya produksi barang – barang dan jasa kolektif
pengeluaran negara.
1
pelayanan kepada wajib pajak dalam setiap tahunnya adalah dengan
membayar pajak.
2
sumber daya manusia yang berkualitas di harapkan dapat terciptanya
Berikut ini peneliti sajikan data penerimaan pajak tahun anggaran 1984
3
1991 26,546 2000 115,800
4
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti merasa tertarik untuk
Selatan).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian.
pengaruh tersebut.
Selatan.
5
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
2. Manfaat Praktis
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pajak dalam islam dapat di kenakan pada wajib pajak yang ditarik atas
menarik pajak. Adapun dalil – dalil dalam islam yang menjelaskan tentang
1. Tinjauan Al - Quran
اِ ْنفِر ُْوا ِخفَافًا( َّوثِقَااًل َّو َجا ِه ُد ْوا بِا َ ْم َوالِ ُك ْم َواَ ْنفُ ِس ُك ْم فِ ْي َسبِ ْي ِل هّٰللا ِ ٰۗذلِ ُك ْم َخ ْي ٌر لَّ ُك ْم
rasa berat, dan berjihatlah dengan harta dan dirimu dijalan allah. Yang
2. Tinjauan Hadits
َ ت َت ْو َب ًة َل ْو َتا َب َها
ٍ صاحِبُ َم ْك
س َل ُغف َِر َل ُه ْ َف َوالَّذِى َن ْفسِ ى ِب َي ِد ِه َل َق ْد َتا َب
7
III/1321 No. 1695, Abu Daud II/557 No.4442 dan di shahihkan oleh
– 716)
rakyat harus membantu, jika dalam posisi seperti ini, maka pajak dapat
ini termaksud dalam jihad dengan harta. Pajak merupakan salah satu
jalan batil bagi pemungutnya apabila dipungut tidak sesuai aturan – aturan
yang berlaku.
1. Pengertian Penerapan
kedalam masyarakat.
8
Dari pengertian para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa
metode, dan hal lainnya untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk
tersebut.
atau diskusi, buku – buku atau berbagai dokumen ilmiah. Kata sistem juga
pula seperti sistem tata surya, sistem pendidikan, sistem pertahanan dan
9
lain sebagainya.Organisasi dalam pendekatan moderen di pandang
yang lebih besar. Sistem tidak terlepas dari lingkungannya dimana bagian
merupakan salah satu subsistem dari yang lebih besar. Defenisi sistem itu
digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Metode yang digunakan ini akan
meliputi himpunan yang saling berhubungan satu sama lain menjadi suatu
kesatuan yang utuh. Sistem berasal dari kata yunani yang artinya
10
dua atau lebih komponen atau subsistem yang berhubungan untuk
pengajaran bahasa.
adalah suatau kesatuan yang utuh dan tidak dapat di pisahkan dari suatu
kerangkaian yang saling terkait antara satu sama lainnya, agar tujuan
11
administrasi yang dibudayakan oleh bangsa Eropa Barat (Eropa
adopsi bangsa Belanda yang menjadi salah satu bangsa Eropa Barat.
berasal dari bahasa latin yaitu “Ad” + “ministrare” yang secara operasional
baiknya.
ketatausahaan.
12
c. Menurut Prof.Dr. Sondang P. Siagian pengertian administrasi
13
manusia dan sumber daya yang lain guna mencapai tujuan
kegiatan yang di lakukan melalui kerja sama antara dua orang atau
pengertian manajemen.
14
dengan melihat pada sumber daya yang dimiliki, terutama sumber daya
1. Administrasi perpajakan
Administrasi pajak dalam arti sempit adalah pelayanan dan
15
Prof. Dr. Mansury mengemukakan bahwa proses administrasi pajak
semakin efektif dan efesien administrasi pajak maka akan semakin adil
pajak yang adil dan administrasi pajak yang efektif saling mengalami
16
Dasar bagi terwujudnya administrasi pajak yang baik adalah
adalah:
17
b. Akses atau perolehan informasi perpajakan dan ketentuannya yang
sangat terbatas.
18
i. Sistem informasi yang diterapkan cendrung terbatas kepada
pelayanan.
Dari kondisi di atas, dapat di petakan bahwa ada tiga hal yanag
ditingkatkan
ditingkatkan.
1. Defenisi pajak
kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau
19
badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang – undang, dengan
menurut para ahli baik yang berasal dari Indonesia maupun luar
negeri.
pemerintah.
(iuran). Jadi pungutan lebih luas dari pajak, yang di maksud dengan
20
b. Prof.Dr.H Rochmat Soemitro SH
investment.
menjalankan pemerintahan.
21
pajak dan pemungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan
2. Fungsi Pajak
a. Fungsi Anggaran (Budgetair)
negara.
22
b. Fungsi mengatur (Regulerend)
3. Pengelompokan pajak
pajak itu sendiri dan tidak dapat di limpahkan kepada orang lain.
23
2. Pajak derah adalah pajak yang di pungut oleh pemerintah
ketetapan)
24
perpajakan baik kualitas maupun kuantitas telah memenuhi
kebutuhan.
c. Withholding system
5. Stelsel pajak
a. Stelsel nyata
Stelsel nyata yakni pemungutan pajak didasarkan pada objek
bersangkutan diketahui.
b. Stelsel anggapan
25
c. Stelsel campuran
moderma yang artinya masa kini, terbaru atau mutakhir. Moderen bisa
26
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) moderen dapat diartikan
sebagai sikap, cara berpikir serta cara bertindak sesuai dengan tuntutan
pengetahuan.
menjadi hal yang menarik dan trend di lingkungan DJP. Ada nuansa
tersendiri yang membuatnya jadi lebih teknis, focus dan dinamis sejalan
27
reformasi perpajakan itu sendiri. Apa lagi gambaran umum dari instansi
pemerintah di tanah air hingga saat ini di pandang masih jauh dari yang
1. Konsep umum
dasarnya meliputi:
a. Restrukturisasi organisasi
28
1) Debirokratisasi.
keberatan.
dikelola
KPP.
1) Berbasis kompetensi.
3) Customer driven.
4) Continous improvement.
29
a. Terjadinya perubahan paradikma, pola pikir dan nilai organisasi
efesien.
perpajakan.
30
2. Perubahan paradikma perpajakan
representative (AR).
31
Teori kepatuhan adalah teori yang menjelaskan suatu kondisi dimana
jawab terhadap tuhan, bagi pemerintah dan rakyat sebagai wajib pajak
yakni:
32
ketidak patuhan pajak yang akhirnya dapat menemukan cara untuk
cara perpajakan yang berbunyi sebagai berikut: Wajib pajak adalah orang
orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan
33
Mardiasmo (2016), Mengemukakan bahwa wajib pajak memiliki
beberapa kewajiban yang harus dipenuhi yakni:
1. Mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP.
terutang pajak.
dokumen serta keterangan yang diminta. Wajib pajak terikat oleh suatu
34
d. Mengajukan permohonan penundaan penyampaian SPT.
pajaknya.
moderen dan kesadaran wajib pajak pada kepatuhan wajib pajak dengan
35
informasi serta komunikasi, manajemen sumber daya manusia dan
dari penelitian ini adalah struktur organisasi, proses bisnis dan teknologi
Wajib Pajak.
L. Kerangka Pikir
.Kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat digambarkan dalam
bentuk bagan sebagai berikut:
Hipotesis :
H0 : Penerapan sistem administrasi perpajakan moderen tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak.
Ha : Penerapan sistem administrasi perpajakan moderen memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap
36 tingkat kepatuhan wajib pajak.
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
M. Hipotesis
merupakan hasil pemikiran rasional yang di landasi teori, dalil, hukum dan
lain sebagainya yang suda ada sebelumnya. Hipotesis juga dapat berupa
pajak maka semakin banyak wajib pajak yang akan patuh terhadap
sebagai berikut:
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Menurut Tatang M. Amirin (2011) pendekatan penelitian adalah
data yang sifatnya statistik yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang
memiliki sifat induktif dan hasil penelitian lebih condong pada makna dari
pada generalisasi.
penelitian ini berfungsi untuk mengetahui nilai variabel mandiri dari satu
38
variabel atau lebih (independen) tanpa melakukan perbandingan atau
dalam penelitian ini. Penelitian ini mulai di lakukan pada bulan februari
1. Jenis data yang di pakai dalam penelitian ini adalah kuantitatif yakni
a. Data primer yaitu data yang di ambil secara langsung dari lokasi
1. Populasi
39
Menurut Sugiyono (2011) populasi adalah tempat yang ingin di
terdiri dari objek dan subjek yang memiliki karakteristik tertentu yang di
2. Sampel
40
E. Tehnik Pengumpulan Data
yang di bagikan kepada wajib pajak orang pribadi yang terdaftar pada
dengan hal – hal yang di perlukan oleh peneliti dalam penelitian ini.
1. Uji validitas adalah uji yang di gunakan untuk menilai data tersebut
41
validitas instrument dilakukan terhadap 60 wajib pajak orang pribadi
a. Jika r hitung positif atau > dari r tabel maka pernyataan valid.
b. Jika r hitung negaif atau < dari r tabel maka pernyataan tidak valid.
a. Jika r alpa positif atau > dari r tabel maka pernyataan reliabel.
b. Jika r alpa negative atau < dari r tabel maka pernyataan tidak
reliabel.
42
lainnya. Dalam analisis ini hubungan antara dua variabel bersifat
Y = a + bX
Dimana:
a = Konstanta.
43
Dalam penelitian ini tehnik analisis data yang digunakan adalah
korelasi produk moment dari program SPSS 20.0 for windows. Untuk
kaidah yang digunakan adalah jika X2 hitung > dengan X2 tabel maka
variabel Y.
44
Tabel 3.1 Variabel Penelitian
45
pajak
3.Kelengkapan
surat
pemberitahuan
dan lampiran-
lampirannya
4.Kebenaraan
penulisan dan
perhitungan
pajak
5.Kebenaran
pembayaran
pajak yang
telah dilakukan
oleh wajib
pajak
individu dengan memilih sala satu dari lima titik pilihan dari setiap item
pernyataan yaitu sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju, sangat
2. Tidak setuju :2
3. Kurang setuju :3
4. Setuju :4
5. Sangat setuju :5
46
DAFTAR PUSTAKA
Al - Qur'an Hr . Muslim III/1321 No: 1695, Abu Daut II/557 No: 4442.
Al - Qur'an Surah At - Taubah Ayat : 41.
Amirin T. 2011. Populasi Dan Sampel Penelitian, Jakarta, Erlangga.
Ardiyanto. 2014. Pengaru sangsi pajak dan Pelayanan Aparat pajak
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dengan Preferensi Resiko
Sebagai Variabel Moderasi. Accounting Analysis Journal: 57-58.
Arifin. 2015. Pengaruh Moderenisasi Sistem Administrasi Perpajakan,
Sanksi Pajak dan Pelayanan Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama.
Perbanas Review, 41 - 45.
Arikunto. 2011. Prosedur Penelitian; Suatau Pendekatan Praktik, Edisi
Refisi Vii Jakarta: PT. Primeka Cipta.
Bohari. (2019). Pengantar Hukum Pajak. Depok: Rajawali Pers.
47
Undang-undang Perpajakan. Jakarta Selatan: Direktorat Jendaral
Pajak.
Kresnawati. 2020. Implementasi Pasal 55 Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 Terhadap Kebijakan Alokasi Dana Desa Di Wilayah
Kecamatan Karang Tinggi Bengkulu Tenggah. Jurnal Ilmiah
Akuntansi, Manajemen, dan Ekonomi Islam, 126.
48
Setiawan. (2016). Pengaruh Moderenisasi Sistem Administrasi
Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. E-
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana , 226 - 235.
Sinta Setiana, T. K. (2010). Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi
Perpajakan Modern terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal
Akuntansi, 134 - 141
Sugi Astana. 2017. Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan
Moderen Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana , 818 - 830.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta
Sukanto. 2013.Implementasi Kebijakan Pengarusutamaan Hak Anak
Dalam Rangka Perwujudan Kabupaten Layak Anak. JUrnal
Administrasi Publik.
Tangkuman. (2018). Analisis Sistem Informasi Akuntansi Dalam
Pemberian Kredit Pada Koppelog Bulok Manado. Jurnal Riset
Akuntansi Going Concren, 585.
TMbooks. 2015. Cermat Menguasai Seluk Beluk Perpajakan Indonesia.
Yogyakarta: C.V Andi Offset
Triwigati. 2013. Pengaruh Penerapan Moderenisasi Sistem Administrasi
Perpajakan Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa FEB Universitas Brawijaya.
Umar. 2014. Konsep Hukum Moderen: Suatu Perspektif Keindonesiaan,
Integrasi Sistem Hukum Agama dan Sistem Hukum Nasional.
Walisongo, 161.
Wardani. 2014. Pengaruh Penerapan Modernisasi Administrasi
Perpajakan Terhadap Tingkat kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal
Akuntansi, 77 - 80.
49
50