S1 AKUNTANSI
Topik:
IDENTIFIKASI PERPAJAKAN PADA USAHA PENGIRIMAN BARANG
"TIKI SALATIGA"
Oleh:
HALAMAN PENGESAHAN
1
LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT
Mengetahui
Prof. Dr. Theresia Woro Damayanti, SE., Dr. Usil Sucahyo, SE., MBA
M.Si, Ak, CA
KATA PENGANTAR
2
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga pada kesempatan kali ini kami dapat
menyusun laporan pengabdian masyarakat dengan lancar. Penyusunan laporan
pengabdian masyarakat menjadi salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Perpajakan dengan kode mata kuliah AC206. Tujuan dari penelitian kami adalah
sebagai bentuk pengabdian kami terhadap masyarakat dan untuk mengetahui secara
langsung pemenuhan kewajiban pajak bagi Wajib Pajak (WP) usaha orang pribadi.
Kami memiliki suatu harapan yaitu dengan adanya penelitian ini pemenuhan
kewajiban pajak dari entitas TIKI Pusat Salatiga telah dilaksanakan dengan tepat..
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada pihak yang telah membantu
kami dalam berlangsungnya penyusunan laporan pengabdian masyarakat ini. Dalam
kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen
pengampu mata kuliah Perpajakan yaitu Ibu Prof. Dr. Theresia Woro Damayanti,
SE.,M.Si.,Akt. serta Bapak Dr. Usil Sucahyo, SE., MBA yaitu selaku dosen
pembimbing dari penyusun laporan pengabdian masyarakat. Selain itu, kami juga
mengucapkan terima kasih kepada Kak Yosepphira Intan Permata Ramania selaku
pendamping dari mahasiswa magister Akuntansi Universitas Kristen Satya Wacana.
Kami juga mengucapkan kepada narasumber yaitu Bapak Toyo yang telah membantu
kami dalam melakukan pengabdian masyarakat ini, sehingga penyusunan laporan
dapat tersusun dengan baik. Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan
dalam penulisan laporan ini sehingga kami memohon kritik dan saran yang dapat
membangun untuk perbaikan laporan.
Penyusun
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR v
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Rumusan Masalah 3
4
1.3 Tujuan Penelitian 3
BAB II MODEL BISNIS 4
2.1 Gambaran Model Bisnis dari TIKI Salatiga 4
2.2 Proses Operasional TIKI Salatiga 6
2.3 Mekanisme Kewajiban Perpajakan Saat Pandemi Covid-19 9
BAB III ASPEK PERPAJAKAN 10
3.1 PPh Final atas UMKM dengan omzet di bawah 4,8M 10
3.2 Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh 21) 10
3.3 Pajak Air dan Tanah 16
3.4 Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) 16
3.5 Pajak Bumi dan Bangunan 17
BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 20
5.1 Simpulan dan Rekomendasi 20
DAFTAR PUSTAKA 22
LAMPIRAN 23
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
5
6
BAB I PENDAHULUAN
Perpajakan di Indonesia diatur melalui pasal 23A UUD 1945 dan peraturan
lainnya seperti UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan. Berdasarkan Undang-Undang No. 28 tahun 2007 mendefinisikan
bahwa pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan
tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Berbicara mengenai
perpajakan di Indonesia, tentu cakupan topik pembahasannya sangat luas.
Menurut Rochmat Soemitro dalam buku Pengantar Hukum Pajak, pajak adalah
gejala masyarakat, artinya pajak hanya ada di dalam masyarakat. Jadi, pajak
merupakan iuran yang bersifat memaksa dan tidak ada toleransi jika tidak
membayar dan digunakan untuk membiayai kepentingan umum dan juga
kepentingan pribadi. Pajak sendiri dibayarkan oleh wajib pajak atau sering disebut
WP. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang berkewajiban
menghitung, melaporkan, dan memungut jumlah pajak yang sudah diatur dalam
Undang Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan.
Melihat tingginya minat konsumen untuk melakukan jual beli online,
membuat jasa pengiriman barang atau ekspedisi ini semakin banyak bermunculan.
Sistem jual beli yang berubah secara signifikan dan kemajuan teknologi yang
semakin pesat telah memberi dampak yang besar terhadap perekonomian negara
terutama bagi para pelaku bisnis yang semakin mendapatkan kemudahan untuk
melakukan jual beli via online. E-Commerce atau toko online merupakan salah
satu konsep yang cukup berkembang dalam dunia internet. Penggunaan sistem
tersebut dapat menguntungkan banyak pihak, baik pihak konsumen, produsen
maupun penjual. Bisnis online atau toko online melalui media internet sudah
menjamur di Indonesia. Banyaknya beragam kemudahan berbelanja dan
1
bermacam jenis produk dan jasa yang ditawarkan, membuat masyarakat Indonesia
menjadikan Bisnis online sebagai salah satu “tempat berbelanja” baru selain pusat
perbelanjaan. Dalam hal ini, berbagai jasa akan mendapatkan keuntungan seperti
jasa ekspedisi yang akhir-akhir ini penggunaan jasa ekspedisi meningkat di masa
pandemi untuk melakukan pengiriman barang. Perusahaan ekspedisi yang saat ini
sering digunakan oleh masyarakat Indonesia antara lain ada TIKI, Pos Indonesia,
JNE, Sicepat, J&T Express, Wahana Logistik, Lion Parcel dan Ninja Express.
Alasan Tim pengabdi mengambil TIKI sebagai objek analisis adalah berbeda
dengan jasa pengiriman maupun ekspedisi lainnya, jasa pengiriman TIKI
mengalami penurunan omzet ketika pandemi karena belum adanya kerja sama
dengan online shop. Selain itu juga, Tim pengabdi ingin melihat dan mengetahui
kewajiban perpajakan yang terdapat di jasa pengiriman tersebut. Perusahaan jasa
ekspedisi seperti TIKI maupun perusahaan tentu menetapkan besaran biaya
berdasarkan faktor tertentu. Biasanya biaya yang dikenakan kepada pengirim
yang biasa disebut dengan ongkos kirim ditetapkan yang kemudian merupakan
sumber pendapatan perusahaan yang sesuai peraturannya merupakan objek pajak
yang harus dibayarkan oleh entitas usaha ke pemerintah. Pajak yang dikenakan
oleh jasa pengiriman adalah terdapat kewajiban untuk membayar Pajak
Penghasilan (PPh), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Pajak Kendaraan Bermotor
(PKB), pajak lainnya seperti Pajak Air dan Tanah serta PPh Final atas UMKM
dengan omzet di bawah 4,8M.
2
1.2 Rumusan Masalah
3
2.1 Gambaran Model Bisnis dari TIKI Salatiga
4
● Real Time Tracking
Pelanggan dapat melakukan pengecekan status kiriman secara real
time melalui Aplikasi TIKI, website maupun telepon ke nomor hotline
TIKI 1500125. Adanya layanan ini membuat pelanggan tidak perlu
khawatir mengenai keberadaan barang kiriman berharga.
● Drive Thru 24 Hours
Gerai pengiriman barang yang memudahkan pelanggan melakukan
pengiriman barang atau dokumen tanpa turun dari kendaraan dan buka
selama 24 jam. TIKI adalah pelopor dalam layanan ini. Namun,
September 2019 ini, layanan Drive Thru TIKI hanya ada di beberapa
wilayah saja.
● SMS Notifikasi
Layanan ini dapat memperlancar komunikasi saat proses pengiriman
barang dilakukan. Penerima akan mendapatkan sms pemberitahuan
saat barang akan dikirimkan dan sms pemberitahuan ke pengirim
ketika barang telah diterima. Sehingga pelanggan akan menerima
update terbaru dari TIKI mengenai pengiriman barang anda.
● Cash On Delivery
Pilihan layanan bayar ditempat untuk pembelanjaan online di beberapa
e-Commerce tertentu. Pembayaran dilakukan saat kurir kami
memberikan barang pesanan Anda. Anda hanya perlu menunggu
barang kiriman dirumah sekaligus melakukan proses pembayaran
tanpa harus pergi ke bank, atam, atau mini market.
● Asuransi
Layanan asuransi memberikan perlindungan bagi barang dan dokumen
yang menambah kenyamanan saat melakukan pengiriman barang.
Layanan ini tentunya akan sangat menjamin keamanan barang kiriman
pelanggan untuk tetap dalam keadaan baik dan selamat.
Untuk TIKI Pusat Salatiga sendiri terletak di Jl. KH Wahid Hasyim
No.16 E, Sidorejo Lor, Kec. Sidorejo, Kota Salatiga, Jawa Tengah 50714 dan
5
sudah berdiri sejak tahun 2001 dengan pemiliknya adalah Bapak Didimus
Lakan S.E. TIKI merupakan usaha franchise yang bergerak dibidang jasa
pengiriman barang. Bisnis franchise atau bisnis waralaba merupakan sebuah
metode membuka bisnis dengan nama, merek dagang hingga produk dan
bahan dari bisnis yang sudah ada. Bentuk usaha TIKI Pusat saat ini adalah
masih berbentuk Commanditaire Vennootschap atau biasa dikenal dengan
CV. Dari awal berdirinya hingga sekarang, TIKI Pusat memiliki 15 karyawan.
Gaji karyawan TIKI Pusat Salatiga yaitu sebesar Rp2.000.000,00. Selama
berdirinya, TIKI Pusat Salatiga sudah memiliki NPWP dan NPPKP. Melalui
wawancara yang dilakukan, pihak TIKI juga menjelaskan bahwa karyawan
TIKI sudah familiar dengan pengisian SPT dan pembayaran pajak. Oleh
karena itu, sejauh ini belum ada kendala mengenai sistem pembayaran pajak
yang ada dalam TIKI Pusat Salatiga.
6
TIKI Salatiga juga menggunakan ketentuan untuk pengiriman barang
agar barang yang dikirim tidak membahayakan keselamatan pengirim.
Ketentuan pengiriman barang TIKI Salatiga adalah sebagai berikut:
● Pengirim dilarang memasukkan barang-barang yang mengandung hal-
hal sebagai berikut:
a. Barang berbahaya yang mudah meledak atau terbakar, obat-obatan
terlarang, barang-barang yang menurut pihak berwajib dilarang
diproduksi dan diedarkan.
b. Barang-barang berharga dan surat berharga berupa diantaranya : Emas,
perak, perhiasan, uang tunai, abu, cyanide, platinum, dan batu atau
metal berharga, cek tunai, bilyet giro, money order atau traveller's
cheque, barang antik, lukisan antik.
c. Barang-barang lain yang melebihi declare value dan/atau barang-
barang lain yang ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan TIKI.
● Pengirim wajib memberikan informasi yang lengkap dan benar kepada
TIKI tentang isi kiriman yang dinyatakan pada saat pengiriman dan
petugas TIKI akan mengisi sesuai dengan pernyataan pengirim.
● TIKI berhak memeriksa kesesuaian antara kiriman dengan pernyataan
yang disampaikan oleh pengirim terkait isi kiriman. TIKI berhak
menolak apabila ditemukan ketidaksesuaian antara pernyataan isi
kiriman dengan isi fisik kiriman sebenarnya atau kiriman tersebut
diduga akan membahayakan keselamatan umum yang berakibat pada
adanya akibat hukum bagi TIKI baik secara perdata maupun pidana.
7
overhead yang meliputi listrik dan air. Setiap bulannya, TIKI harus
membayarkan biaya-biaya tersebut. Biaya-biaya tersebut adalah dalam bentuk
pajak seperti Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Bumi dan Bangunan, Pajak
Penghasilan, Pajak Air dan Tanah serta Pajak Final atas UMKM. Mengingat
bahwa TIKI merupakan bentuk usaha jasa yang bergerak dibidang pengiriman
barang, maka TIKI akan dikenakan Pajak Pertambahan Nilai. Dalam hal
sumber pendanaan, TIKI mendapatkan sumber pendanaan dari modal sendiri
dan pinjaman. Melalui input tersebut, maka akan diproses dengan
mengirimkan barang oleh kurir dan menghasilkan output yaitu penghasilan
jasa pengiriman.
8
2.3 Mekanisme Kewajiban Perpajakan Saat Pandemi Covid-19 (masuk
rekomendasi / bagian akhir)meskipun ada relaksasi dsb, tiki ttp melakukan
kewajibannya sbg biasanya, shg tdk memanfaatkan relaksasi, shg aspek pajak yg
dilakukan tiki tidak ada perbedaan sebelum pandemi maupun setelah adanya
pandemi.
9
entitas ke Kantor Pelayanan Pajak dan menangani perubahan PPh pasal 25 ke
pasal 4 ayat (2). Melalui hal tersebut, kendala yang utama dalam mekanisme
kewajiban perpajakan oleh TIKI saat adanya pandemi Covid-19 ini adalah
sulitnya konsultasi secara tatap muka ke Kantor Pelayanan Pajak. Karena hal
itulah yang membuat TIKI mengalami sedikit kesulitan dalam pelaporan pajak.
Meskipun mengalami kendala tersebut, TIKI selalu berusaha untuk membayar
pajak tepat waktu. Kendala kedua adalah selama pandemi berlangsung TIKI telah
mengalami pengurangan omzet. Namun, walaupun omzet berkurang, TIKI tetap
tidak menghindar dari kewajiban pajak. Dalam hal pengenaan pajak, pihak TIKI
menuturkan bahwa ada perubahan dalam dasar pengenaan pajak selama pandemi
ini yaitu perubahan pasal PPh 21 ayat 4 yaitu sudah tidak 0,5% dari PPn. Selama
pandemi berlangsung, TIKI tidak mendapatkan relaksasi pajak. Namun sejauh
ini, TIKI sudah puas dengan pelayanan pajak dari pemerintah. Karena, menurut
pihak dari TIKI, pembayaran pajak untuk saat ini sudah lebih mudah dan
transparan.
10
3.1 PPh Final atas UMKM dengan omzet di bawah 4,8M
TIKI Salatiga merupakan usaha franchise dengan omzet kurang dari Rp 4,8
Miliar. Menurut Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM,
usaha ini termasuk kedalam kategori pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah.
Maka dari itu, restoran ini dikenai pajak penghasilan final (PPh Final) dengan
tarif sebesar 0,5% dari omzet per tahunnya. Omzet yang didapat TIKI Pusat
Salatiga per tahunnya sebesar Rp1.600.000.000 atau sekitar Rp 133.333.333 per-
bulan. Skema dari perhitungan PPh Final TIKI Pusat Salatiga yaitu sebagai
berikut :
Tarif PPh Final atas UMKM = 0,5%
Omzet satu tahun terakhir = Rp1.600.000.000
PPh Final = Rp1.600.000.000 x 0,5% = Rp8.000.000
11
Dasar Hukum
● Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang-undang No. 28 Tahun 2007.
● Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang
Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun
2008.
● Peraturan Menteri Keuangan Nomor
PMK-254/PMK.03/2008 tentang Penetapan
Bagian Penghasilan Sehubungan Dengan
Pekerjaan dari Pegawai Harian dan Mingguan
serta Pegawai Tidak Tetap Lainnya yang Tidak
Dikenakan Pemotongan Pajak Penghasilan.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
31/PJ/2009
● Dll.
Perhitungan Perhitungan:
- Gaji per tahun Rp24.000.000
- Premi asuransi kesehatan Rp640.000
- Penghasilan Bruto Rp24.640.000
Pengurangan:
12
- Biaya jabatan (5%) Rp1.232.000
- Penghasilan Netto Rp23.408.000
Pengurang PTKP:
- WP OP Rp 54.000.000
- Status (TK): -
- Tanggungan (0): -
Total PTKP = Rp54.000.000
Dasar Hukum
● Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang-undang No. 28 Tahun 2007.
● Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang
Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun
13
2008.
● Peraturan Menteri Keuangan Nomor
PMK-254/PMK.03/2008 tentang Penetapan
Bagian Penghasilan Sehubungan Dengan
Pekerjaan dari Pegawai Harian dan Mingguan
serta Pegawai Tidak Tetap Lainnya yang Tidak
Dikenakan Pemotongan Pajak Penghasilan.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
31/PJ/2009
● Dll.
Perhitungan Perhitungan:
- Gaji per tahun Rp24.000.000
- Premi asuransi kesehatan Rp640.000
- Penghasilan Bruto Rp24.640.000
Pengurangan:
- Biaya jabatan (5%) Rp1.232.000
- Penghasilan Netto Rp23.408.000
Pengurang PTKP:
- WP OP Rp 54.000.000
14
- Status (K): 4.500.000
- Tanggungan (1): 4.500.000
Total PTKP = Rp63.000.000
Dasar Hukum
● Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang-undang No. 28 Tahun 2007.
● Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang
Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun
2008.
● Peraturan Menteri Keuangan Nomor
PMK-254/PMK.03/2008 tentang Penetapan
Bagian Penghasilan Sehubungan Dengan
15
Pekerjaan dari Pegawai Harian dan Mingguan
serta Pegawai Tidak Tetap Lainnya yang Tidak
Dikenakan Pemotongan Pajak Penghasilan.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
31/PJ/2009
● Dll.
Perhitungan Perhitungan:
- Gaji per tahun Rp24.000.000
- Premi asuransi kesehatan Rp640.000
- Penghasilan Bruto Rp24.640.000
Pengurangan:
- Biaya jabatan (5%) Rp1.232.000
- Penghasilan Netto Rp23.408.000
Pengurang PTKP:
- WP OP Rp 54.000.000
- Status (K): 4.500.000
- Tanggungan (0): -
Total PTKP = Rp58.500.000
16
3.3 Pajak Air dan Tanah
17
barang. Berikut adalah rincian aspek perpajakan Pajak Kendaraan Motor (PKB)
TIKI Salatiga:
18
3.5 Pajak Bumi dan Bangunan
Mekanisme TIKI Salatiga akan dipungut pajak atas tanah dan bangunan
sebesar Rp206.000 oleh pemerintah Salatiga setiap
tahunnya. Setelah menyetorkan pajak PBB TIKI Salatiga
akan mendapatkan bukti pembayaran pajak dari pemerintah
Salatiga.
19
Perhitungan Luas tanah: 96m x Rp1.500.000 = Rp144.000.000
Luas bangunan: 36 x Rp2.000.000 = Rp72.000.000
NJOP = Rp216.000.000
Karena NJOP kurang dari Rp1.000.000.000,00 maka tarif
pajak yang dikenakan adalah 0,1%
TIKI merupakan suatu entitas bisnis yang bergerak di bidang ekspedisi yaitu
pengiriman paket barang dimana setiap pelanggan diharuskan membayar ongkos
kirim sesuai daerah tujuan. Dalam praktik operasi bisnisnya, terdapat 2 proses utama
yang dijalankan yaitu saat barang kiriman masuk dan saat barang kiriman keluar.
Barang masuk menggunakan sistem estafet oleh kurir saat tiba di exit toll sedangkan
barang keluar pengirim datang ke teller kemudian barang diterima langsung di
tempat. Untuk menghindari hal-hal tidak diinginkan seperti kerusakan barang,
terancamnya keselamatan pekerja dan komplain ketidakpuasan pelanggan, pihak
manajemen menyiapkan regulasi yang harus ditaati oleh kurir dalam memperlakukan
barang konsumen hingga standar keselamatan kerja yang diharapkan dapat
meningkatkan value jasa pengiriman TIKI agar tetap kompetitif di tengah banyaknya
pesaing. Perusahaan Ekspedisi TIKI telah memenuhi kewajiban perpajakannya
20
sebagai wajib pajak badan sesuai dengan peraturan yang telah diatur oleh hukum
serta undang-undang perpajakan negara. Segenap aspek perpajakan yang telah
dipenuhi kewajibannya untuk dibayarkan kepada negara meliputi : PPh 21 karyawan,
PKB, PBB, Pajak air dan tanah, dan PPh Final atas UMKM. Gambaran umum
tentang jumlah pajak yang harus dibayarkan oleh entitas sudah dilampirkan peneliti di
bab sebelumnya beserta pengaplikasian rumus perhitungan yang telah disesuaikan
dengan peraturan perhitungan perpajakan yang berlaku di Indonesia.
Dalam masa pandemi covid-19 ini, pihak TIKI sempat mengeluhkan turunnya
omzet pada kuartal pertama dan kedua pandemi di tahun 2020 dikarenakan
skeptisisme konsumen dalam menggunakan jasa ekspedisi saat awal pandemi
muncul. Tetapi, kemudian bangkit kembali di kuartal ketiga dan keempat tahun 2020
hingga 2021 karena perekonomian Indonesia yang juga sudah mulai bangkit selaras
dengan periode pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah pandemi yang tak kunjung
usai. Walaupun sempat mengalami penurunan omzet, pihak manajemen tidak
mengabaikan kewajibannya dalam membayar pajak. Dengan konsep self assessment
system, pihak manajemen tetap melakukan proses hitung, setor, dan lapor yang
kemudian melaporkan SPT tahunan badan ke dirjen pajak sesuai dengan ketentuan
pelaporan SPT bagi badan usaha. Terdapat beberapa ketidaknyamanan minor terkait
dengan proses pelaporan SPT namun tidak signifikan dengan proses penghitungan
pajak yang dianggap cukup transparan dan rasional bagi ketentuan perpajakan badan
usaha.
Setelah melakukan analisa lebih lanjut terhadap entitas perusahaan, terdapat
beberapa hal yang dapat direkomendasikan oleh Tim pengabdi. Untuk secara
keseluruhan garis besar perpajakan TIKI telah memenuhi persyaratan dan segala
ketentuan perpajakan yang ada dan telah melakukan kewajiban perpajakannya sesuai
undang-undang dan atas hal itu tim pengabdi sangat mengapresiasi kepatuhan entitas,
dan diharapkan entitas dapat mempertahankan kepatuhannya. Dari sisi bisnis, tim
pengabdi menyimpulkan dan merekomendasikan kepada entitas untuk bisa memulai
melakukan kerjasama dengan marketplace online terkemuka seperti Shopee atau
21
Tokopedia sehingga omzet entitas dapat ikut berkembang selaras dengan
perkembangan pesat dari marketplace online tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan
Kewajiban Perpajakan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983
Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Sebagaimana Telah
Diubah Terakhir Dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007.
Peraturan Menteri Keuangan Tentang Jenis Jasa Lain Sebagaimana Dimaksud Dalam
Pasal 23 AYAT (1) HURUF C ANGKA 2 UNDANG UNDANG NOMOR 7
TAHUN 1983 Tentang Pajak Penghasilan Sebagaimana Telah Beberapa
Kali Diubah Terakhir Dengan UNDANG UNDANG NOMOR 36 TAHUN
2008.
22
Rochmat Soemitro, 1988, Penghantar Singkat Hukum Pajak, Eresco, Bandung
https://tiki.id/id/tentangtiki#:~:text=TIKI%20adalah%20perusahaan%20jasa
%20pengiriman,dari%206.000%20karyawan%20di%20seluruh
LAMPIRAN
23