Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT PROGRAM STUDI

S1 AKUNTANSI

Topik:
IDENTIFIKASI PERPAJAKAN PADA USAHA PENGIRIMAN BARANG
"TIKI SALATIGA"

Oleh:

1. Dr. Usil Sucahyo, SE., MBA


2. Yosepphira Intan Permata Ramania (932021025)
3. Benedicta Sabat Yusdy Suprianto (232020001)
4. Levina Andrea Djulianto Salim (232020004)
5. Kalfarina Citra Nirwanda (232020006)
6. Edita Bening Setyaningtyas (232020007)
7. Raden Safira Oktaviany (232020008)
8. Tabitha Adeline Ardian (232020013)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2021

HALAMAN PENGESAHAN

1
LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT

1. Judul Pengabdian : Identifikasi Perpajakan Pada Usaha


Masyarakat Pengiriman Barang "TIKI SALATIGA"
2. Penanggung Jawab : Dr. Usil Sucahyo, SE., MBA
a. Nama lengkap
b. NIDN : 0612056402
c. Jabatan Fungsional : Lektor
d. Program Studi : Akuntansi
e. Nomor HP : 081311881439
f. Alamat surel (e-mail) : usil.sucahyo@uksw.edu
3. Tim Pelaksana : 1. Benedicta Sabat Yusdy Suprianto
(232020001)
2. Levina Andrea Djulianto Salim
(232020004)
3. Kalfarina Citra Nirwanda
(232020006)
4. Edita Bening Setyaningtyas
(232020007)
5.. Raden Safira Oktaviany
(232020008)
6. Tabitha Adeline Ardian
(232020013)
4. Tahun Pelaksanaan : 2022

Mengetahui

Salatiga, 20 Maret 2022

Ketua Program Studi Penyusun Laporan

Prof. Dr. Theresia Woro Damayanti, SE., Dr. Usil Sucahyo, SE., MBA
M.Si, Ak, CA

KATA PENGANTAR

2
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga pada kesempatan kali ini kami dapat
menyusun laporan pengabdian masyarakat dengan lancar. Penyusunan laporan
pengabdian masyarakat menjadi salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Perpajakan dengan kode mata kuliah AC206. Tujuan dari penelitian kami adalah
sebagai bentuk pengabdian kami terhadap masyarakat dan untuk mengetahui secara
langsung pemenuhan kewajiban pajak bagi Wajib Pajak (WP) usaha orang pribadi.
Kami memiliki suatu harapan yaitu dengan adanya penelitian ini pemenuhan
kewajiban pajak dari entitas TIKI Pusat Salatiga telah dilaksanakan dengan tepat..
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada pihak yang telah membantu
kami dalam berlangsungnya penyusunan laporan pengabdian masyarakat ini. Dalam
kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen
pengampu mata kuliah Perpajakan yaitu Ibu Prof. Dr. Theresia Woro Damayanti,
SE.,M.Si.,Akt. serta Bapak Dr. Usil Sucahyo, SE., MBA yaitu selaku dosen
pembimbing dari penyusun laporan pengabdian masyarakat. Selain itu, kami juga
mengucapkan terima kasih kepada Kak Yosepphira Intan Permata Ramania selaku
pendamping dari mahasiswa magister Akuntansi Universitas Kristen Satya Wacana.
Kami juga mengucapkan kepada narasumber yaitu Bapak Toyo yang telah membantu
kami dalam melakukan pengabdian masyarakat ini, sehingga penyusunan laporan
dapat tersusun dengan baik. Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan
dalam penulisan laporan ini sehingga kami memohon kritik dan saran yang dapat
membangun untuk perbaikan laporan.

Salatiga, 20 Maret 2022

Penyusun

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR v
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Rumusan Masalah 3

4
1.3 Tujuan Penelitian 3
BAB II MODEL BISNIS 4
2.1 Gambaran Model Bisnis dari TIKI Salatiga 4
2.2 Proses Operasional TIKI Salatiga 6
2.3 Mekanisme Kewajiban Perpajakan Saat Pandemi Covid-19 9
BAB III ASPEK PERPAJAKAN 10
3.1 PPh Final atas UMKM dengan omzet di bawah 4,8M 10
3.2 Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh 21) 10
3.3 Pajak Air dan Tanah 16
3.4 Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) 16
3.5 Pajak Bumi dan Bangunan 17
BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 20
5.1 Simpulan dan Rekomendasi 20
DAFTAR PUSTAKA 22
LAMPIRAN 23

DAFTAR TABEL

No table of figures entries found.

DAFTAR GAMBAR

No table of figures entries found.

5
6
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perpajakan di Indonesia diatur melalui pasal 23A UUD 1945 dan peraturan
lainnya seperti UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan. Berdasarkan Undang-Undang No. 28 tahun 2007 mendefinisikan
bahwa pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan
tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Berbicara mengenai
perpajakan di Indonesia, tentu cakupan topik pembahasannya sangat luas.
Menurut Rochmat Soemitro dalam buku Pengantar Hukum Pajak, pajak adalah
gejala masyarakat, artinya pajak hanya ada di dalam masyarakat. Jadi, pajak
merupakan iuran yang bersifat memaksa dan tidak ada toleransi jika tidak
membayar dan digunakan untuk membiayai kepentingan umum dan juga
kepentingan pribadi. Pajak sendiri dibayarkan oleh wajib pajak atau sering disebut
WP. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang berkewajiban
menghitung, melaporkan, dan memungut jumlah pajak yang sudah diatur dalam
Undang Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan.
Melihat tingginya minat konsumen untuk melakukan jual beli online,
membuat jasa pengiriman barang atau ekspedisi ini semakin banyak bermunculan.
Sistem jual beli yang berubah secara signifikan dan kemajuan teknologi yang
semakin pesat telah memberi dampak yang besar terhadap perekonomian negara
terutama bagi para pelaku bisnis yang semakin mendapatkan kemudahan untuk
melakukan jual beli via online. E-Commerce atau toko online merupakan salah
satu konsep yang cukup berkembang dalam dunia internet. Penggunaan sistem
tersebut dapat menguntungkan banyak pihak, baik pihak konsumen, produsen
maupun penjual. Bisnis online atau toko online melalui media internet sudah
menjamur di Indonesia. Banyaknya beragam kemudahan berbelanja dan

1
bermacam jenis produk dan jasa yang ditawarkan, membuat masyarakat Indonesia
menjadikan Bisnis online sebagai salah satu “tempat berbelanja” baru selain pusat
perbelanjaan. Dalam hal ini, berbagai jasa akan mendapatkan keuntungan seperti
jasa ekspedisi yang akhir-akhir ini penggunaan jasa ekspedisi meningkat di masa
pandemi untuk melakukan pengiriman barang. Perusahaan ekspedisi yang saat ini
sering digunakan oleh masyarakat Indonesia antara lain ada TIKI, Pos Indonesia,
JNE, Sicepat, J&T Express, Wahana Logistik, Lion Parcel dan Ninja Express.
Alasan Tim pengabdi mengambil TIKI sebagai objek analisis adalah berbeda
dengan jasa pengiriman maupun ekspedisi lainnya, jasa pengiriman TIKI
mengalami penurunan omzet ketika pandemi karena belum adanya kerja sama
dengan online shop. Selain itu juga, Tim pengabdi ingin melihat dan mengetahui
kewajiban perpajakan yang terdapat di jasa pengiriman tersebut. Perusahaan jasa
ekspedisi seperti TIKI maupun perusahaan tentu menetapkan besaran biaya
berdasarkan faktor tertentu. Biasanya biaya yang dikenakan kepada pengirim
yang biasa disebut dengan ongkos kirim ditetapkan yang kemudian merupakan
sumber pendapatan perusahaan yang sesuai peraturannya merupakan objek pajak
yang harus dibayarkan oleh entitas usaha ke pemerintah. Pajak yang dikenakan
oleh jasa pengiriman adalah terdapat kewajiban untuk membayar Pajak
Penghasilan (PPh), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Pajak Kendaraan Bermotor
(PKB), pajak lainnya seperti Pajak Air dan Tanah serta PPh Final atas UMKM
dengan omzet di bawah 4,8M.

2
1.2 Rumusan Masalah

Berikut merupakan rumusan masalah berdasarkan fenomena yang telah


dijelaskan pada latar belakang, yaitu:
1.2.1 Bagaimana gambaran model bisnis dari TIKI Salatiga?
1.2.2 Apa saja proses operasional dari TIKI Salatiga?
1.2.3 Bagaimana mekanisme kewajiban perpajakan TIKI Salatiga saat terjadi
pandemi Covid-19?

1.3 Tujuan Penelitian

Berikut merupakan tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah, yaitu:


1.3.1 Menjelaskan dan menganalisis gambaran model bisnis TIKI Pusat Salatiga.
1.3.2 Menjelaskan proses operasional dari TIKI Pusat Salatiga.
1.3.3 Menjelaskan mekanisme kewajiban perpajakan dari TIKI Pusat Salatiga
pada saat Pandemi Covid-19.

BAB II MODEL BISNIS

3
2.1 Gambaran Model Bisnis dari TIKI Salatiga

TIKI adalah perusahaan jasa pengiriman terkemuka di Indonesia, berdiri


pertama kali di Jakarta pada tahun 1970. Hingga saat ini, TIKI memiliki jaringan
operasional yang meliputi 65 kota besar di Indonesia, didukung oleh lebih dari
500 kantor perwakilan, lebih dari 3.700 gerai dan lebih dari 6.000 karyawan di
seluruh Indonesia. TIKI merupakan suatu badan usaha yang mempekerjakan
orang lain sebagai mitra kerja untuk menghasilkan suatu jasa dalam bidang
pengiriman barang dengan sistem bagi hasil pendapatan. Produk dan pelayanan
TIKI telah diakui dan meraih berbagai penghargaan meliputi Superbrands
Indonesia 2017. TIKI percaya bahwa eksistensi bisnisnya tidak terlepas dari
dukungan dan kepercayaan dari masyarakat. TIKI sangat mendukung UMKM di
Indonesia dan turut mengembangkan kapabilitas pelaku bisnis dengan berbagi
pengalaman terkait pengelolaan sistem distribusi. TIKI berkolaborasi dengan
mitra keagenannya dan marketplace untuk memberikan pembekalan bagi
UMKM. TIKI memiliki komitmen untuk menjalankan tanggung jawab
perusahaan yang difokuskan pada dua area yaitu pendidikan dan bidang sosial.
Adapun layanan-layanan yang disediakan oleh TIKI yaitu sebagai berikut :

● Jemput Online (JEMPOL)


Layanan berbasis aplikasi untuk memudahkan penjemputan barang
dan dokumen secara gratis, dari mana dan kemana saja tanpa
minimum berat. Pembayaran ongkos kirim dilakukan saat kurir TIKI
menjemput barang.
● Gerai 24 Jam
Untuk kebutuhan pengiriman barang tanpa mengenal waktu, TIKI
memiliki gerai-gerai yang buka selama 24 jam di kota-kota besar di
Indonesia.
Sehingga pelanggan tidak perlu menunggu keesokan harinya lagi jika
akan mengirimkan barang di malam hari.

4
● Real Time Tracking
Pelanggan dapat melakukan pengecekan status kiriman secara real
time melalui Aplikasi TIKI, website maupun telepon ke nomor hotline
TIKI 1500125. Adanya layanan ini membuat pelanggan tidak perlu
khawatir mengenai keberadaan barang kiriman berharga.
● Drive Thru 24 Hours
Gerai pengiriman barang yang memudahkan pelanggan melakukan
pengiriman barang atau dokumen tanpa turun dari kendaraan dan buka
selama 24 jam. TIKI adalah pelopor dalam layanan ini. Namun,
September 2019 ini, layanan Drive Thru TIKI hanya ada di beberapa
wilayah saja.
● SMS Notifikasi
Layanan ini dapat memperlancar komunikasi saat proses pengiriman
barang dilakukan. Penerima akan mendapatkan sms pemberitahuan
saat barang akan dikirimkan dan sms pemberitahuan ke pengirim
ketika barang telah diterima. Sehingga pelanggan akan menerima
update terbaru dari TIKI mengenai pengiriman barang anda.
● Cash On Delivery
Pilihan layanan bayar ditempat untuk pembelanjaan online di beberapa
e-Commerce tertentu. Pembayaran dilakukan saat kurir kami
memberikan barang pesanan Anda. Anda hanya perlu menunggu
barang kiriman dirumah sekaligus melakukan proses pembayaran
tanpa harus pergi ke bank, atam, atau mini market.
● Asuransi
Layanan asuransi memberikan perlindungan bagi barang dan dokumen
yang menambah kenyamanan saat melakukan pengiriman barang.
Layanan ini tentunya akan sangat menjamin keamanan barang kiriman
pelanggan untuk tetap dalam keadaan baik dan selamat.
Untuk TIKI Pusat Salatiga sendiri terletak di Jl. KH Wahid Hasyim
No.16 E, Sidorejo Lor, Kec. Sidorejo, Kota Salatiga, Jawa Tengah 50714 dan

5
sudah berdiri sejak tahun 2001 dengan pemiliknya adalah Bapak Didimus
Lakan S.E. TIKI merupakan usaha franchise yang bergerak dibidang jasa
pengiriman barang. Bisnis franchise atau bisnis waralaba merupakan sebuah
metode membuka bisnis dengan nama, merek dagang hingga produk dan
bahan dari bisnis yang sudah ada. Bentuk usaha TIKI Pusat saat ini adalah
masih berbentuk Commanditaire Vennootschap atau biasa dikenal dengan
CV. Dari awal berdirinya hingga sekarang, TIKI Pusat memiliki 15 karyawan.
Gaji karyawan TIKI Pusat Salatiga yaitu sebesar Rp2.000.000,00. Selama
berdirinya, TIKI Pusat Salatiga sudah memiliki NPWP dan NPPKP. Melalui
wawancara yang dilakukan, pihak TIKI juga menjelaskan bahwa karyawan
TIKI sudah familiar dengan pengisian SPT dan pembayaran pajak. Oleh
karena itu, sejauh ini belum ada kendala mengenai sistem pembayaran pajak
yang ada dalam TIKI Pusat Salatiga.

2.2 Proses Operasional TIKI Salatiga

Dalam menjalankan usahanya, proses operasional TIKI dibagi menjadi


dua yaitu proses saat barang kiriman masuk dan saat barang kiriman keluar.
Keduanya memiliki mekanisme sebagai berikut:
● Proses saat barang kiriman masuk: melalui via estafet yaitu mobil akan
bertemu di exit tol tingkir kemudian barang akan dibongkar dan
disortir sesuai di area pengantar masing-masing kurir. Keterangan
update barang yaitu sukses atau tidak adalah pada saat itu juga.
● Proses saat barang kiriman keluar: pengirim datang ke teller kemudian
barang diterima langsung di tempat dan barang juga akan ditimbang
saat itu juga. Setelah itu, alamat penerima di entry dengan sales
counter dan barang akan pindah ke bagian operasional untuk
keberangkatan barang. Yang akhirnya akan diproses sesuai kota tujuan
masing-masing kemudian setelah itu adalah membuat packing list.

6
TIKI Salatiga juga menggunakan ketentuan untuk pengiriman barang
agar barang yang dikirim tidak membahayakan keselamatan pengirim.
Ketentuan pengiriman barang TIKI Salatiga adalah sebagai berikut:
● Pengirim dilarang memasukkan barang-barang yang mengandung hal-
hal sebagai berikut:
a. Barang berbahaya yang mudah meledak atau terbakar, obat-obatan
terlarang, barang-barang yang menurut pihak berwajib dilarang
diproduksi dan diedarkan.
b. Barang-barang berharga dan surat berharga berupa diantaranya : Emas,
perak, perhiasan, uang tunai, abu, cyanide, platinum, dan batu atau
metal berharga, cek tunai, bilyet giro, money order atau traveller's
cheque, barang antik, lukisan antik.
c. Barang-barang lain yang melebihi declare value dan/atau barang-
barang lain yang ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan TIKI.
● Pengirim wajib memberikan informasi yang lengkap dan benar kepada
TIKI tentang isi kiriman yang dinyatakan pada saat pengiriman dan
petugas TIKI akan mengisi sesuai dengan pernyataan pengirim.
● TIKI berhak memeriksa kesesuaian antara kiriman dengan pernyataan
yang disampaikan oleh pengirim terkait isi kiriman. TIKI berhak
menolak apabila ditemukan ketidaksesuaian antara pernyataan isi
kiriman dengan isi fisik kiriman sebenarnya atau kiriman tersebut
diduga akan membahayakan keselamatan umum yang berakibat pada
adanya akibat hukum bagi TIKI baik secara perdata maupun pidana.

Demi menjaga kelancaran kegiatan usaha, usaha pengiriman barang


yang dalam hal ini adalah TIKI memerlukan beberapa hal sebagai inputnya
antara lain karyawan, saat ini TIKI sudah memiliki 15 karyawan dengan
rincian lima berada di kantor yang meliputi finance, korektor, penerimaan dan
bidang teknologi informasi serta terdapat 10 kurir yang termasuk didalamnya
sopir pickup. Kemudian mobil untuk kegiatan operasional, biaya-biaya

7
overhead yang meliputi listrik dan air. Setiap bulannya, TIKI harus
membayarkan biaya-biaya tersebut. Biaya-biaya tersebut adalah dalam bentuk
pajak seperti Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Bumi dan Bangunan, Pajak
Penghasilan, Pajak Air dan Tanah serta Pajak Final atas UMKM. Mengingat
bahwa TIKI merupakan bentuk usaha jasa yang bergerak dibidang pengiriman
barang, maka TIKI akan dikenakan Pajak Pertambahan Nilai. Dalam hal
sumber pendanaan, TIKI mendapatkan sumber pendanaan dari modal sendiri
dan pinjaman. Melalui input tersebut, maka akan diproses dengan
mengirimkan barang oleh kurir dan menghasilkan output yaitu penghasilan
jasa pengiriman.

Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 1. Aktivitas Operasional TIKI Salatiga

8
2.3 Mekanisme Kewajiban Perpajakan Saat Pandemi Covid-19 (masuk
rekomendasi / bagian akhir)meskipun ada relaksasi dsb, tiki ttp melakukan
kewajibannya sbg biasanya, shg tdk memanfaatkan relaksasi, shg aspek pajak yg
dilakukan tiki tidak ada perbedaan sebelum pandemi maupun setelah adanya
pandemi.

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan manajemen,


terdapat beberapa perubahan terkait dengan pembayaran pajak selama pandemi.
Sebelum adanya pandemi entitas biasanya membayarkan pajaknya melalui
Kantor Pelayanan Pajak Pratama, tujuannya adalah untuk pemindahbukuan dari

9
entitas ke Kantor Pelayanan Pajak dan menangani perubahan PPh pasal 25 ke
pasal 4 ayat (2). Melalui hal tersebut, kendala yang utama dalam mekanisme
kewajiban perpajakan oleh TIKI saat adanya pandemi Covid-19 ini adalah
sulitnya konsultasi secara tatap muka ke Kantor Pelayanan Pajak. Karena hal
itulah yang membuat TIKI mengalami sedikit kesulitan dalam pelaporan pajak.
Meskipun mengalami kendala tersebut, TIKI selalu berusaha untuk membayar
pajak tepat waktu. Kendala kedua adalah selama pandemi berlangsung TIKI telah
mengalami pengurangan omzet. Namun, walaupun omzet berkurang, TIKI tetap
tidak menghindar dari kewajiban pajak. Dalam hal pengenaan pajak, pihak TIKI
menuturkan bahwa ada perubahan dalam dasar pengenaan pajak selama pandemi
ini yaitu perubahan pasal PPh 21 ayat 4 yaitu sudah tidak 0,5% dari PPn. Selama
pandemi berlangsung, TIKI tidak mendapatkan relaksasi pajak. Namun sejauh
ini, TIKI sudah puas dengan pelayanan pajak dari pemerintah. Karena, menurut
pihak dari TIKI, pembayaran pajak untuk saat ini sudah lebih mudah dan
transparan.

BAB III ASPEK PERPAJAKAN

10
3.1 PPh Final atas UMKM dengan omzet di bawah 4,8M

TIKI Salatiga merupakan usaha franchise dengan omzet kurang dari Rp 4,8
Miliar. Menurut Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM,
usaha ini termasuk kedalam kategori pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah.
Maka dari itu, restoran ini dikenai pajak penghasilan final (PPh Final) dengan
tarif sebesar 0,5% dari omzet per tahunnya. Omzet yang didapat TIKI Pusat
Salatiga per tahunnya sebesar Rp1.600.000.000 atau sekitar Rp 133.333.333 per-
bulan. Skema dari perhitungan PPh Final TIKI Pusat Salatiga yaitu sebagai
berikut :
Tarif PPh Final atas UMKM = 0,5%
Omzet satu tahun terakhir = Rp1.600.000.000
PPh Final = Rp1.600.000.000 x 0,5% = Rp8.000.000

3.2 Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh 21)

Terdapat 8 karyawan TIKI dengan status belum menikah (TK/0) yang


mana bekerja sebagai pegawai tetap dengan gaji yang diterima yaitu sebesar
Rp2.000.000 per bulannya. Selain itu, 8 karyawan tersebut memperoleh
tunjangan asuransi kesehatan sebesar Rp80.000/bulan. Berikut merupakan
rincian aspek perpajakan pada PPh 21 orang pribadi yaitu karyawan TIKI Pusat
Salatiga:

Subjek Pajak Pegawai Tetap (Karyawan TIKI Pusat Salatiga)

Objek Pajak Penghasilan Pegawai Tetap

Mekanisme Gaji pegawai tetap dibayarkan sebesar Rp 2.000.000 per


bulannya tanpa dipotong PPh Pasal 21 karena gaji per
tahun yang diterima oleh setiap pegawai kurang PTKP
yaitu sebesar Rp 24.000.000.

11
Dasar Hukum
● Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang-undang No. 28 Tahun 2007.
● Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang
Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun
2008.
● Peraturan Menteri Keuangan Nomor
PMK-254/PMK.03/2008 tentang Penetapan
Bagian Penghasilan Sehubungan Dengan
Pekerjaan dari Pegawai Harian dan Mingguan
serta Pegawai Tidak Tetap Lainnya yang Tidak
Dikenakan Pemotongan Pajak Penghasilan.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
31/PJ/2009
● Dll.

Berdasarkan Peraturan Di atas dapat didapatkan


jumlah PPh 21 dengan langkah-langkah berikut
ini. Yang pertama adalah menghitung gaji bruto
dalam satu tahun (gaji pokok, tunjangan, makan,
kesehatan dll). Kemudian, kalkulasikan PTKP
sesuai dengan status kekeluargaan (sudah menikah
belum atau punya anak). Kurangi dengan
tunjangan biaya jabatan 5% (maks. 6 juta) dan
iuran pensiun 5% (maks. 2,4 juta). Kedua biaya
tersebut diambil dari penghitungan gaji bruto
selama satu tahun. Menghitung penghasilan Netto:
(Gaji Bruto – PTKP – Iuran Jabatan dan Pensiun).
Terakhir, setelah gaji bersih (netto) didapatkan,
kalikan hasil dengan besaran tarif pajak yang
berlaku.

Perhitungan Perhitungan:
- Gaji per tahun Rp24.000.000
- Premi asuransi kesehatan Rp640.000
- Penghasilan Bruto Rp24.640.000
Pengurangan:

12
- Biaya jabatan (5%) Rp1.232.000
- Penghasilan Netto Rp23.408.000
Pengurang PTKP:
- WP OP Rp 54.000.000
- Status (TK): -
- Tanggungan (0): -
Total PTKP = Rp54.000.000

Dikarenakan penghasilan masing-masing pegawai per


tahun kurang dari Rp54.000.000 maka semua pegawai
TIKI Salatiga tidak dikenakan PPh 21.

Terdapat 6 karyawan TIKI dengan status sudah menikah dan mempunyai


anak 1 (K/1) yang mana bekerja sebagai pegawai tetap dengan gaji yang diterima
yaitu sebesar Rp2.000.000 per bulannya. Selain itu, 6 karyawan tersebut
memperoleh tunjangan asuransi kesehatan sebesar Rp80.000/bulan. Berikut
merupakan rincian aspek perpajakan pada PPh 21 orang pribadi yaitu karyawan
TIKI Pusat Salatiga:

Subjek Pajak Pegawai Tetap (Karyawan TIKI Pusat Salatiga)

Objek Pajak Penghasilan Pegawai Tetap

Mekanisme Gaji pegawai tetap dibayarkan sebesar Rp 2.000.000 per


bulannya tanpa dipotong PPh Pasal 21 karena gaji per
tahun yang diterima oleh setiap pegawai kurang PTKP
yaitu sebesar Rp 24.000.000.

Dasar Hukum
● Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang-undang No. 28 Tahun 2007.
● Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang
Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun

13
2008.
● Peraturan Menteri Keuangan Nomor
PMK-254/PMK.03/2008 tentang Penetapan
Bagian Penghasilan Sehubungan Dengan
Pekerjaan dari Pegawai Harian dan Mingguan
serta Pegawai Tidak Tetap Lainnya yang Tidak
Dikenakan Pemotongan Pajak Penghasilan.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
31/PJ/2009
● Dll.

Berdasarkan Peraturan Di atas dapat didapatkan


jumlah PPh 21 dengan langkah-langkah berikut
ini. Yang pertama adalah menghitung gaji bruto
dalam satu tahun (gaji pokok, tunjangan, makan,
kesehatan dll). Kemudian, kalkulasikan PTKP
sesuai dengan status kekeluargaan (sudah menikah
belum atau punya anak). Kurangi dengan
tunjangan biaya jabatan 5% (maks. 6 juta) dan
iuran pensiun 5% (maks. 2,4 juta). Kedua biaya
tersebut diambil dari penghitungan gaji bruto
selama satu tahun. Menghitung penghasilan Netto:
(Gaji Bruto – PTKP – Iuran Jabatan dan Pensiun).
Terakhir, setelah gaji bersih (netto) didapatkan,
kalikan hasil dengan besaran tarif pajak yang
berlaku.

Perhitungan Perhitungan:
- Gaji per tahun Rp24.000.000
- Premi asuransi kesehatan Rp640.000
- Penghasilan Bruto Rp24.640.000
Pengurangan:
- Biaya jabatan (5%) Rp1.232.000
- Penghasilan Netto Rp23.408.000
Pengurang PTKP:
- WP OP Rp 54.000.000

14
- Status (K): 4.500.000
- Tanggungan (1): 4.500.000
Total PTKP = Rp63.000.000

Dikarenakan penghasilan masing-masing pegawai per


tahun kurang dari Rp54.000.000 maka semua pegawai
TIKI Salatiga tidak dikenakan PPh 21.

Terdapat 1 karyawan TIKI dengan status sudah menikah dan belum


mempunyai anak (K/0) yang mana bekerja sebagai pegawai tetap dengan gaji
yang diterima yaitu sebesar Rp2.000.000 per bulannya. Selain itu, 1 karyawan
tersebut memperoleh tunjangan asuransi kesehatan sebesar Rp80.000/bulan.
Berikut merupakan rincian aspek perpajakan pada PPh 21 orang pribadi yaitu
karyawan TIKI Pusat Salatiga:

Subjek Pajak Pegawai Tetap (Karyawan TIKI Pusat Salatiga)

Objek Pajak Penghasilan Pegawai Tetap

Mekanisme Gaji pegawai tetap dibayarkan sebesar Rp 2.000.000 per


bulannya tanpa dipotong PPh Pasal 21 karena gaji per
tahun yang diterima oleh setiap pegawai kurang PTKP
yaitu sebesar Rp 24.000.000.

Dasar Hukum
● Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang-undang No. 28 Tahun 2007.
● Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang
Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun
2008.
● Peraturan Menteri Keuangan Nomor
PMK-254/PMK.03/2008 tentang Penetapan
Bagian Penghasilan Sehubungan Dengan

15
Pekerjaan dari Pegawai Harian dan Mingguan
serta Pegawai Tidak Tetap Lainnya yang Tidak
Dikenakan Pemotongan Pajak Penghasilan.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
31/PJ/2009
● Dll.

Berdasarkan Peraturan Di atas dapat didapatkan jumlah


PPh 21 dengan langkah-langkah berikut ini. Yang
pertama adalah menghitung gaji bruto dalam satu tahun
(gaji pokok, tunjangan, makan, kesehatan dll). Kemudian,
kalkulasikan PTKP sesuai dengan status kekeluargaan
(sudah menikah belum atau punya anak). Kurangi dengan
tunjangan biaya jabatan 5% (maks. 6 juta) dan iuran
pensiun 5% (maks. 2,4 juta). Kedua biaya tersebut
diambil dari penghitungan gaji bruto selama satu tahun.
Menghitung penghasilan Netto: (Gaji Bruto – PTKP –
Iuran Jabatan dan Pensiun). Terakhir, setelah gaji bersih
(netto) didapatkan, kalikan hasil dengan besaran tarif
pajak yang berlaku.

Perhitungan Perhitungan:
- Gaji per tahun Rp24.000.000
- Premi asuransi kesehatan Rp640.000
- Penghasilan Bruto Rp24.640.000
Pengurangan:
- Biaya jabatan (5%) Rp1.232.000
- Penghasilan Netto Rp23.408.000
Pengurang PTKP:
- WP OP Rp 54.000.000
- Status (K): 4.500.000
- Tanggungan (0): -
Total PTKP = Rp58.500.000

Dikarenakan penghasilan masing-masing pegawai per


tahun kurang dari Rp54.000.000 maka semua pegawai
TIKI Salatiga tidak dikenakan PPh 21.

16
3.3 Pajak Air dan Tanah

TIKI Salatiga menggunakan air untuk keperluan membuat minuman,


makanan, sanitasi, dan keperluan air untuk keseharian seperti mandi, buang air
kecil, dan tanaman. Karena penggunaan air tidak terlalu diperlukan untuk
kepentingan operasional maka TIKI Salatiga menggunakan air sebanyak 500
liter/bulan dengan tarif Rp 3.230/liter sesuai dengan Perda Kota Salatiga. Berikut
adalah rincian aspek Pajak Air dan Tanah TIKI Salatiga:

Subjek Pajak TIKI Salatiga

Objek Pajak Pemanfaatan Air dan Tanah

Mekanisme Pajak Air dan Tanah ini dibayarkan setiap bulan


sekali. Dengan mekanisme pembayaran yang
dilakukan sebelum tanggal 20.

Dasar Hukum Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 2


Tahun 2011 mengenai Pajak Air Tanah, tepatnya pada
ketentuan umum Pasal 1 yang menyatakan bahwa
“Pajak Air Tanah adalah pajak atas
pengambilan/atau pemanfaatan air tanah.”
Kemudian, untuk tarif pajaknya dijelaskan pada
Bagian Kedua Pasal 7 yang menyatakan bahwa “Tarif
Pajak Air Tanah ditetapkan sebesar 20% (dua puluh
perseratus).”

Perhitungan DPP = 500 liter x Rp3.230 = Rp1.615.000


= 20% x Rp1.615.000
= Rp 323.000/bulan, Rp3.876.000/tahun
(Pajak Terutang)

3.4 Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)

TIKI Salatiga memiliki 2 kendaraan yaitu 2 berjenis pick up. Kendaraan


tersebut digunakan untuk proses operasional TIKI seperti untuk mengantarkan

17
barang. Berikut adalah rincian aspek perpajakan Pajak Kendaraan Motor (PKB)
TIKI Salatiga:

Subjek Pajak Jasa Ekspedisi TIKI Salatiga

Objek Pajak Kendaraan Bermotor

Mekanisme Jasa Ekspedisi TIKI Salatiga akan dipungut pajak


kendaraan oleh pemerintah atas kendaraan yang
dimilikinya sebesar Rp 5.250.000 per tahunnya.

Dasar Hukum Berdasarkan Peraturan Daerah Jawa Tengah Nomor 7


tahun 2017 pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor
(PKB) akan dikenakan tarif progresif jika memiliki lebih
dari satu kendaraan. Yang dikenakan tarif progresif ini
adalah kendaraan roda 2 (dua) yang dikategorikan 200cc
keatas, roda 3 (tiga) dan roda 4 (empat). Besaran tarif
progresif yang dimaksud sebagai berikut: kepemilikan
pertama kendaraan bermotor pribadi akan dikenakan tarif
pajak sebesar 1,5%, untuk kepemilikan kedua sebesar 2%,
tarif untuk kepemilikan ketiga sebesar 2,5%, tarif
kepemilikan keempat sebesar 3% dan tarif kepemilikan
kendaraan kelima dan seterusnya sebesar 3,5%. Untuk
menghitung PKB, maka diperlukan rumus : tarif progresif
x NJKB.

Perhitungan ● Pajak mobil 1 = 1,5% x Rp 150.000.000


= Rp 2.250.000
● Pajak mobil 2 = 2% x Rp 150.000.000
= Rp 3.000.000
Jadi, total pajak yang harus dibayarkan TIKI setiap
tahunnya yaitu sebesar Rp 5.250.000 yang diperoleh dari
pajak mobil 1 sebesar Rp 2.250.000 ditambah dengan
pajak mobil 2 sebesar Rp 3.000.000.

18
3.5 Pajak Bumi dan Bangunan

TIKI Salatiga dipungut Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan


Perkotaan (PBB-P2) atas tempat parkir kendaraan yang disewakan. Pemungutan
PBB ini didasarkan pada Peraturan Walikota Salatiga Nomor 48 Tahun 2017
yang merupakan perubahan dari Peraturan Walikota Salatiga Nomor 2 Tahun
2013 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan. Di mana yang
dikenakan pajak (objek pajak) yaitu bumi dan bangunan yang dimiliki, dikuasai,
dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan.

Subjek Pajak TIKI Pusat Salatiga

Objek Pajak Bangunan dan tanah dari TIKI Pusat Salatiga

Mekanisme TIKI Salatiga akan dipungut pajak atas tanah dan bangunan
sebesar Rp206.000 oleh pemerintah Salatiga setiap
tahunnya. Setelah menyetorkan pajak PBB TIKI Salatiga
akan mendapatkan bukti pembayaran pajak dari pemerintah
Salatiga.

Dasar Hukum Peraturan Walikota Salatiga Nomor 48 Tahun 2017


Tentang Perubahan Atas Peraturan Walikota Salatiga
Nomor 27 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Pelaksanaan
Peraturan Daerah kota Salatiga Nomor 2 Tahun 2013
Tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan. Besaran pokok perhitungan PBB-P2 yang
terutang dapat dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak
dengan NJOP setelah dikurangi NJOPTKP. Nilai
NJOPTKP yaitu sebesar Rp 10.000.000,00 untuk setiap
wajib pajak dan hanya berlaku bagi Wajib Pajak yang
memiliki atau menguasai bangunan untuk pertama kali
dibuktikan dengan izin mendirikan bangunan. Sedangkan
untuk tarif pengenaan PBB-P2 yaitu untuk objek pajak
yang NJOP lebih dari Rp 1.000.000.000,00 tarifnya 0,1%
dan objek pajak yang NJOP lebih dari Rp 1.000.000.000,00
akan dikenakan tarif 0,2%.

19
Perhitungan Luas tanah: 96m x Rp1.500.000 = Rp144.000.000
Luas bangunan: 36 x Rp2.000.000 = Rp72.000.000
NJOP = Rp216.000.000
Karena NJOP kurang dari Rp1.000.000.000,00 maka tarif
pajak yang dikenakan adalah 0,1%

Pajak = Tarif x (NJOP-NJOPTKP)


= 0,1% x (Rp216.000.000 - Rp 10.000.000)
= 0,1% x Rp 206.000.000
= Rp206.000

BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

- melakukana assesment . apakah yg dilakukan tiki udah sesuai atau


belum? Kalau sudah sesuai, Perbaikan/ saran kedepan dia harus apa, klo belum
sesuai sarannya harus apa?

TIKI merupakan suatu entitas bisnis yang bergerak di bidang ekspedisi yaitu
pengiriman paket barang dimana setiap pelanggan diharuskan membayar ongkos
kirim sesuai daerah tujuan. Dalam praktik operasi bisnisnya, terdapat 2 proses utama
yang dijalankan yaitu saat barang kiriman masuk dan saat barang kiriman keluar.
Barang masuk menggunakan sistem estafet oleh kurir saat tiba di exit toll sedangkan
barang keluar pengirim datang ke teller kemudian barang diterima langsung di
tempat. Untuk menghindari hal-hal tidak diinginkan seperti kerusakan barang,
terancamnya keselamatan pekerja dan komplain ketidakpuasan pelanggan, pihak
manajemen menyiapkan regulasi yang harus ditaati oleh kurir dalam memperlakukan
barang konsumen hingga standar keselamatan kerja yang diharapkan dapat
meningkatkan value jasa pengiriman TIKI agar tetap kompetitif di tengah banyaknya
pesaing. Perusahaan Ekspedisi TIKI telah memenuhi kewajiban perpajakannya

20
sebagai wajib pajak badan sesuai dengan peraturan yang telah diatur oleh hukum
serta undang-undang perpajakan negara. Segenap aspek perpajakan yang telah
dipenuhi kewajibannya untuk dibayarkan kepada negara meliputi : PPh 21 karyawan,
PKB, PBB, Pajak air dan tanah, dan PPh Final atas UMKM. Gambaran umum
tentang jumlah pajak yang harus dibayarkan oleh entitas sudah dilampirkan peneliti di
bab sebelumnya beserta pengaplikasian rumus perhitungan yang telah disesuaikan
dengan peraturan perhitungan perpajakan yang berlaku di Indonesia.
Dalam masa pandemi covid-19 ini, pihak TIKI sempat mengeluhkan turunnya
omzet pada kuartal pertama dan kedua pandemi di tahun 2020 dikarenakan
skeptisisme konsumen dalam menggunakan jasa ekspedisi saat awal pandemi
muncul. Tetapi, kemudian bangkit kembali di kuartal ketiga dan keempat tahun 2020
hingga 2021 karena perekonomian Indonesia yang juga sudah mulai bangkit selaras
dengan periode pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah pandemi yang tak kunjung
usai. Walaupun sempat mengalami penurunan omzet, pihak manajemen tidak
mengabaikan kewajibannya dalam membayar pajak. Dengan konsep self assessment
system, pihak manajemen tetap melakukan proses hitung, setor, dan lapor yang
kemudian melaporkan SPT tahunan badan ke dirjen pajak sesuai dengan ketentuan
pelaporan SPT bagi badan usaha. Terdapat beberapa ketidaknyamanan minor terkait
dengan proses pelaporan SPT namun tidak signifikan dengan proses penghitungan
pajak yang dianggap cukup transparan dan rasional bagi ketentuan perpajakan badan
usaha.
Setelah melakukan analisa lebih lanjut terhadap entitas perusahaan, terdapat
beberapa hal yang dapat direkomendasikan oleh Tim pengabdi. Untuk secara
keseluruhan garis besar perpajakan TIKI telah memenuhi persyaratan dan segala
ketentuan perpajakan yang ada dan telah melakukan kewajiban perpajakannya sesuai
undang-undang dan atas hal itu tim pengabdi sangat mengapresiasi kepatuhan entitas,
dan diharapkan entitas dapat mempertahankan kepatuhannya. Dari sisi bisnis, tim
pengabdi menyimpulkan dan merekomendasikan kepada entitas untuk bisa memulai
melakukan kerjasama dengan marketplace online terkemuka seperti Shopee atau

21
Tokopedia sehingga omzet entitas dapat ikut berkembang selaras dengan
perkembangan pesat dari marketplace online tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2007 Pasal 1 Nomor 2


Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan
Kewajiban Perpajakan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983
Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Sebagaimana Telah
Diubah Terakhir Dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007.

Peraturan Menteri Keuangan Tentang Jenis Jasa Lain Sebagaimana Dimaksud Dalam
Pasal 23 AYAT (1) HURUF C ANGKA 2 UNDANG UNDANG NOMOR 7
TAHUN 1983 Tentang Pajak Penghasilan Sebagaimana Telah Beberapa
Kali Diubah Terakhir Dengan UNDANG UNDANG NOMOR 36 TAHUN
2008.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-254/PMK.03/2008 tentang Penetapan


Bagian Penghasilan Sehubungan Dengan Pekerjaan dari Pegawai Harian dan
Mingguan serta Pegawai Tidak Tetap Lainnya yang Tidak Dikenakan
Pemotongan Pajak Penghasilan.

PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 2 TAHUN 2011


TENTANG PAJAK AIR DAN TANAH. (2019, December 30). Retrieved
from jdih.salatiga.go.id: https://jdihn.go.id/files/177/perda_2011_02.pdf

22
Rochmat Soemitro, 1988, Penghantar Singkat Hukum Pajak, Eresco, Bandung

Mardiasmo. 2011. Perpajakan. Yogyakarta: Salemba Empat

https://tiki.id/id/tentangtiki#:~:text=TIKI%20adalah%20perusahaan%20jasa
%20pengiriman,dari%206.000%20karyawan%20di%20seluruh

LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Tugas

Lampiran 2. Berita Acara

23

Anda mungkin juga menyukai