1 Latar Belakang
Fenomena Gap :
Pada saat pandemic Covid-19, roda perekonomian melambat dikarenakan adanya
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM. Selain itu banyak karyawan
yang dirumahkan akibat pandemi tersebut. Untuk mengerakan kembali perekonomian,
pemerintah membutuhkan dana untuk penanggulanan virus covid-19 yang bisa
didapatkan dari sektor pajak. Namun, di sisi lain kondisi perekonomian sedang lumpuh,
sehingga sangat sulit untuk diterapkan apabila negara masih harus membebani
masyarakat untuk membayar pajak.
Research Scope :
Maka dari itu tindakan yang diambil pemerintah adalah mengeluarkan sejumlah
kebijakan fiskal yang salah satunya yaitu pemberian insentif pajak. Insentif pajak yang
diberikan mengarah pada fungsi regulasi dengan tujuan membantu menggerakan roda
perekonomian Indonesia. Akhirnya pada bulan Maret 2020, pemerintah mengeluarkan
Peraturan Pemerintah No.1 tahun 2020 dan PMK 23/PMK03/2020 memberikan insentif
pajak pada pajak penghasilan (PPh) pasal 21, yaitu objek pajaknya pegawai, pajak
penghasilan (PPh) pasal 22 yakni objek pajaknya atas impor, pajak penghasilan pasal 25
angsuran pajak dan pajak pertambahan nilai (PPN) dalam hal mempercepat pengembalian
(restitusi) PPN lebih bayar. Peraturan tersebut mulai berlaku 1 April 2020 .
Hampir semua orang ingin berada didalam rumah agar aman dari penularan Covid-19.
Industri pariwisata mengalami penurunan, seperti biro perjalanan, perhotelan, dan
restoran di tempat wisata. Adanya Perpu No. 1, adanya penurunan tarif pajak yaitu tarif
Pajak Penghasilan Badan yang semula 25%, menjadi 22% untuk tahun pajak 2020 dan
2021, lalu menjadi 20% pada tahun pajak 2022. Sedangkan untuk perusahaan yang
berbentuk Perseroan Terbuka (Go Public) dengan jumlah keseluruhan saham yang
diperdagangkan di bursa efek di Indonesia paling sedikit 40%, dan memenuhi syarat
tertentu, dapat memperoleh tarif 3% lebih rendah dari tarif umum PPh Badan. Jadi, tarif
PPh wajib pajak Badan Go Public sebesar 19% untuk tahun pajak 2020 dan 2021, lalu
17% mulai tahun pajak 2022.
Selain dari sisi permasalahan terhambatnya roda ekonomi, Reformasi perpajakan lain
yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak yaitu memperbaiki basis data dan
teknologi informasi dengan melakukan digitalisasi administrasi perpajakan, sehingga
dapat meningkatkan integritas sistem perpajakan. Digitalisasi membuat semua prosedur
pajak mempunyai jejak digital atau digital traces yang akan meningkatkan pengawasan
dalam setiap proses.
Research Gap
Banyak fenomena yang terjadi selama masa pandemic yang dapat mempengaruhi
kondisi wajib pajak. Maka dari itu, apakah kebijakan yang diberikan berupa insentif dan
kemudahan layanan perpajakan membantu wajib pajak dalam melaksanakan
kepatuhannya kepada negara walaupun di masa pandemi?
Research Motivation/ Research Aim
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya oleh Kartiko
(2020) mengenai Insentif Pajak Dalam Merespons Dampak Pandemi Covid-19 Pada
Sektor Pariwisata. Pada penelitian sebelumnya, peneliti mencari insentif yang dibutuhkan
oleh sektor pariwisata dalam menanggulangi dampak Covid-19. Pada penelitian ini,
peneliti ingin menguji “Pengaruh Insentif Pajak Dalam Meningkatkan Kepatuhan
Pajak Dimoderasi Oleh Digitalisasi Pajak Pada Sektor Pariwisata Selama Pandemic
COVID-19 (2020-2022) “
Berdasarkan pada yang telah dijelaskan dalam latar belakang, maka rumusan masalah
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang sudah dipaparkan diatas,
tujuan penelitian ini ialah untuk menguji dan menganalisis :
2. Pemecahan Masalah
a. Kontribusi perusahaan.
Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan pemikiran
tentang pentingnya kebutuhan perusahaan pada sektor-sektor yang terdampak
pandemi untuk mencapai kepatuhan pajak yang lebih baik.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi teori-teori yang menjadi landasan penelitian serta tinjauan pustaka atas
variabel-variabel penelitian baik dari sisi definisi hingga hubungan antar variabel.
Dalam Bab ini juga menampilkan penelitian terdahulu, rerangka konseptual, dan
hipotesis atas variabel keuangan berkelanjutan, profitabilitas dan nilai perusahaan.
Andreansyah, F., & Farina, K. (2022). Analisis Pengaruh Insentif Pajak, Sanksi Pajak Dan
Pelayanan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM. Jesya, 5(2), 2097–2104.
https://doi.org/10.36778/jesya.v5i2.796
Dewi, S. W. N. (2020). Pengaruh Insentif Pajak, Tarif Pajak, Sanksi Pajak Dan. Jurnal
Ekonomika Dan Manajemen, 9(2), 108–124.
Etanim, F. (2022). Terhadap Kinerja Umkm Di Jakarta Barat Dengan Insentif Pajak. Jurnal
Revenue - Jurnal Akuntansi, 3(1), 107–124.
https://revenue.lppmbinabangsa.id/index.php/home/article/view/64
Kartiko, N. D. (2020). Insentif Pajak Dalam Merespons Dampak Pandemi Covid-19 Pada
Sektor Pariwisata. Jurnal Pajak Dan Keuangan Negara (PKN), 2(1), 124–137.
https://doi.org/10.31092/jpkn.v2i1.1008
Yap, M., & Mulyani, S. D. (2022). Pengaruh Pelayanan, Pengawasan Dan Pemeriksaan Pajak
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Yang Dimoderasi Digitalisasi Administrasi
Perpajakan. Jurnal Magister Akuntansi Trisakti, 9(1), 37–54.
https://doi.org/10.25105/jmat.v9i1.10573