Anda di halaman 1dari 6

LOMBA KREATIVITAS D3TAXUSAKTI 2022

Attribution theory in (with holding system tax)


dalam upaya peningkatan perpajakan, dimasa pandemic

sub tema:
social

Penyusun:
Mohammad khalid rafi al hakim

MAN 1 KOA MALANG

i
Attribution theory in (with holding system tax)
dalam upaya peningkatan perpajakan, dimasa pandemic
Mohammad khalid rafi al hakim
MAN 1 KOTA MALANG

Abstrak:
Pandemic cofid-19 yang hingga kini belum mereda, memberikan dampak
yang sangat besar bagi segala sector termasuk sector perpajakan. Pajak itu
tersendiri yakni kontribusi masyarakat Indonesia dalam membangun negeri.
Namun penurunan pajak dan kenaikan yang menipis memberikan dampak yang
sangat buruk. Pada essay ini penulis akan menawarkan sebuah solusi yakni
mengoptimalkan mekanisme system withholding system dengan pendekatan
social menggunakan teori atribusi
Kata kunci: withholding system, pajak, teori atribusi,

PENDAHULUAN
Pajak menyiratkan makna gotong royong bagi Indonesia. Pajak yang
dibayarkan oleh rakyat dapat digunakan bersama untuk membangun infrastruktur,
transportasi, pendidikan, kesehatan, dan keamanan. Oleh karna itu kontribusi
seorang warga Negara dalam membayar pajak sangatlah wajib guna keperluan
negara bagi sebesarbesarnya kemakmuran rakyat. Namun, terlihat dari kondisi
terkini hadirnya Pandemi COVID-19 yang merupakan bencana nasional yang
berdampak besar dalam mempengaruhi stabilitas ekonomi nasional dan
produktivitas sosial. Pandemi cofid 19 tidak hanya memberikan dampak pada
skala nasional namun dunia international pun terkena akan dampaknya.
Pandemi yang hadir pada tahun 2020 ini pun belum berakhir hingga awal
tahun 2022. Sehingga, tentu kondisi perekonomian pun belum bisa dikatakan
normal kembali. Dikutip dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi
Indonesia pada Triwulan III/2021 tumbuh 3,51%. Meskipun meningkat akan
tetapi pencapaian tersebut belum bisa menyamai tahun tahun sebelumnya.
“Ini belum mencapai level pada tahun-tahun sebelumnya dikarenakan ada
berbagai peristiwa dan yang berpengaruh besar adanya PPKM yang
menghambat mobilitas yang akhirnya mengganggu aktivitas ekonomi
secara keseluruhan,” - Kepala BPS, Margo Yuwono .
Lalu apa yang bisa dilakukan pemerintah untuk memulihkan
penerimaan pajak pasca pandemi covid-19 ini?. Untuk menjawab pertanyaan
tersebut pemerintah beberapa kali telah memberikan kebijakan insetif pajak guna
membantu wajib pajak menghadapi pandemic cofid 19. Adapun salah satu contoh

ii
kebijakan ini yakni perpanjangan intensif pajak 3 febuari 2021 hingga 30 juni
2021. Ketentuan ini terbit menggantikan PMK-86/PMK.03/2020 jo PMK-
110/PMK.03/2020 yang mengatur tentang pemberian insentif pajak hingga 31
Desember 2020.
Di sisi lain Terdapat pro dan kontra dalam kebijakan ini. Adapun kontra
dari kebijakan ini yaitu akan memberikan dampak jangka panjang yang dimana
memberikan dampak buruk bagi msyarakat. Salah satu dampak ini dapat
mendorong peningkatan pengeluaran konsumsi rumah tangga ada pun juga
dampak lain nya adalah mengurangi tabungan nasional, Turunnya tabungan
nasional memicu naiknya tingkat suku bunga. Saat tingkat suku bunga mengalami
kenaikan, maka tingkat investasi akan mengalami penurunan.

PEMBAHASAN
Indonesia memiliki 2 dasar pengenaan pajak (DPP) yaitu “laba bersih”
untuk DPP Pajak Penghasilan (DPP PPh) dan “omset” untuk DPP Pajak
Pertambahan Nilai (DPP PPN). Dalam kondisi yang abnormal ini, banyak
perusahaan mengalami penurunan omset, sementara beberapa biaya
operasional bersifat tetap, yang dimana akan membuat dampak buruk tersendiri.
hal itu dikarnakan Kedua jenis pajak ini memiliki hubungan langsung, Jika
omset meningkat, maka laba bersih juga akan meningkat. Dan jika omset
menurun maka otomatis laba juga akan menurun. Kondisi ini menyebabkan
penerimaan pajak dari PPh dan PPN juga akan menurun.
Peningkatan perpajakan hanya bisa dilakukan juga dengan dua cara yaitu
meningkatkan penerimaan pajak serta mengurangi biaya pengumpulan pajak.
Oleh karna itu penulis menawarkan solusi yaitu dengan cara meningkatkan dan
juga mengoptimalkan penggunaan mekanisme withholding system tax (WHT)
dengan pendekatan sosialisasi menggunakan teori atribusi. Dengan ini, maka di
harapkan menjadi bahan pertimbangan dalam system perpajakan semasa Pandemi
sebagai kontribusi gen z dalam peduli Negara, di sector perekonomian &
perpajakan
Apa itu withholding sytem?. Withholding system tax (WHT) itu tersendiri
yakni sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga
yang ditunjuk sebagai pemungut atau pemotong pajak. Berhasil atau tidaknya
pelaksanaan pemungutan pajak banyak bergantung pada pihak ketiga
yang ditunjuk. Hal ini yang membedakan sistem WHT dengan official
assessment system yang bergantung pada fiskus dan dengan self assessment
system yang bergantung pada wajib pajak sendiri (Resmi, 2017:11).
Mekanisme withholding system terdapat dasar hukum nya tersendiri.
Terlihat dari undang undang pajak penghasilan (UU PPH), dengan beberapa pasal
yakni Pasal 4 Ayat 2, Pasal 15, Pasal 17 Ayat 2C, Pasal 21/26, Pasal 22, dan
Pasal 23/26. Pada dasar nya mekanisme withholding system dapat meningkatkan

iii
kepatuhan wajib pajak dan juga membantu dalam pengelolaan anggaran arus kas
masuk lebih cepat diterima. Di sisi lain mekanisme ini menimbulkan biaya
kepatuhan bagi wajib pajak sehingga membebani arus kas wajib pajak.
Pajak yang sudah dipotong atau dipungut melalui mekanisme WHT dapat
dijadikan kredit pajak yang mengurangi pajak terutang akhir tahun, kecuali
untuk pemotongan PPh final (Kristiaji dan Awwaliatul, 2020: 12).
Penulis memberikan solusi dengan cara pengoptimalan mekanisme
withholding system, meskipun sudah diperkenalkan sejak lama, namun
pelaksanaan nya masih tergolong minim. Kurangnya sosialisasi merupakan
salah satu penyebab kurang optimalnya pelaksanaan WHT, sehingga
banyak pemungut atau pemotong pajak yang belum memahami kewajibannya
(Charoline Cheisviyann, 2020:1). Dengan ada nya data tersebut maka penulis
memberikan solusi kembali dengan melakukan sosialisasi menggunakan teori
atribusi.
Apa itu teori atribusi (attribution theory)?. Teori atribusi merupakan
teori yang menerangkan tentang sikap seseorang. Teori atribusi menekuni proses
bagaimana seorang menginterpretasikan suatu kejadian, alibi, ataupun alasan
perilakunya (Lubis, 2011). Teori ini menjelaskan tentang adanya
keterkaitan dari proses penilaian dalam diri seseorang terhadap sesuatu atau
peristiwa yang kemudian mempengaruhi kesadaran dan persepsi itu sendiri.
Sebagai contoh, Pandemi Covid-19 yang melanda, berimbas pada 1,7 juta pemilik
kendaraan bermotor di Jawa Tengah (Jateng) menunggak pembayaran pajak pada
2020 (gatra.com, 12/3/2021).
Beberapa ahli psikologi telah merumuskan berbagai pengertian atribusi
dan dari pengertian tersebut kemudian berkembang menjadi sebuah teori. Para
ahli psikologi seperti Fritz Heider, Edward Jones, Harold Kelley, dan Bernard
Weiner adalah ahli-ahli yang mendefinisikan atribusi dari sudut pandang masing-
masing (Malle, 2007 : 74).
Penggunaan teori atribusi dalam pengoptimalan mekanisme withholding
system dapat kita realisasikan dengan cara pendekatan social. Herryanto dan
Toly (2013), sosialisasi dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu: sosialisasi
langsung dan tidak langsung. Contoh sosialisasi langsung dapat berupa
seminar, tax education, kuis perpajakan, kompetisi perpajakan dan workshop.
Sedangkan contoh sosialisasi tidak langsung dapat melalui siaran televisi,
handphone (gadget), radio, koran, majalah, buku, media cetak ataupun media
elektronik lainnya. yang dimana hal itu dapat membuat para pelaku wajib pajak
mengenal withholding system itu tersendiri.
Sebuah system tanpa adanya sebuah peraturan yang berlaku maka akan
menjadi sia sia sehingga dibuatlah sebuah sanksi bagi para pelanggar peraturan
perundang-undangan perpajakan. Menurut Winerungan (2013), sanksi
perpajakan diterapkan untuk mewujudkan kepatuhan wajib pajak dalam
membuat kewajiban perpajakannya. Adapun fungsi lain nya yaitu memberikan

iv
kesadaran kepada wajib pajak khususnya UMKM agar lebih peduli dan
bertanggung jawab dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

KESIMPULAN
Secara keseluruhan withholding tax system telah mampu meningkatkan
penerimaan pajak di Indonesia untukpajak penghasilan (PPh) maupun pajak
pertambahan nilai(PPN). Akan tetapi kurang nya socialisasi membuat para pelaku
wajib pajak menjadi apatis, sehingga diperlukan socialisasi dengan menerapkan
theory atribusi. yang dimana teori tersebut menjelaskan tentang proses penilaian
seseorang yang dipengaruhi oleh suatu kejadian atau peristiwa. Dan cara penulis
dalam mengoptimalkan nya dengan membuat suatu even social, atau pun
melakukan socialisasi secara langsung ataupun tidak langsung.
DAFTAR PUSAKA
Kristiaji, B. Bawono dan Awwaliatul Mukarromah. (2020). Meninjau
Konsep dan Relevansi PPh Final di Indonesia. DDTC Working Paper 2220
Resmi, Siti. (2017). Perpajakan: Teori dan Kasus. Buku 1. Edisi 10.
Jakarta: Salemba Empat
Charoline Cheisviyanny (2020). Memulihkan Penerimaan Pajak Pasca
Pandemi Covid-19, JurnalPajak IndonesiaVol.4,No.1,(2020)
Endang Sri Rahayu. 2004. Metode Penelitian (Khusus Tentang Penelitian
Kajian Tindak/ActionResearch). Jakarta: Lembaga Akta Mengajar Universitas
Negeri Jakarta.
Malle, B. F., Knobe, J. M., & Nelson, S. E. (2007). Actor-observer
asymmetries in explanations of behavior: New answers to an old question. Journal
of Personality and Social Psychology.
lhamsyah, R., Endang, M. G. W., & D, R. Y. (2017). Pengaruh
Pemahaman Dan Pengetahuan Wajib Pajak Tentang Peraturan Perpajakan,
Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan, Dan Sanksi Perpajakan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor (Studi Samsat Kota Malang).
Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Riftiasari, D. (2018). Analisis Pemungutan Dan Pemotongan Atas
Pajak Penghasilan Final Dan Tidak Final Bendahara Pengeluaran Kementerian,
5(2), 157–162.

Sumber lain:
https://www.bps.go.id/news/2021/11/05/435/ekonomi-indonesia-tumbuh-3-51-
persen.html

v
https://www.pajak.go.id/sites/default/files/2021-02/SP-
5%20PEMERINTAH%20PERPANJANG%20INSENTIF%20PAJAK%20.pdf#:~
:text=Jakarta%2C%203%20Februari%202021%20%E2%80%93%20Pemerintah
%20memperpanjang%20insentif,tentang%20pemberian%20insentif%20pajak%20
hingga%2031%20Desember%202020.
https://news.detik.com/kolom/d-5072305/kelemahan-insentif-pajak
https://www.online-pajak.com/tentang-pajakpay/withholding-tax
https://www.gatra.com/news-506061-politik-covid-19-17-juta-pemilik-kendaraan-
nunggak-bayar-pajak-.html

vi

Anda mungkin juga menyukai