Anda di halaman 1dari 69

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI

KASUS PELAPORAN KEUANGAN & PERPAJAKANNYA (3 SKS)

Dr. Muhd. Nuryatno Amin, MM, AK, CA

DAFTAR JRU & JRP


No Nama Peneliti Judul Penelitian
(Tahun Penelitian)

Jurnal Utama

1. Espi Noviyani, Dul Pengaruh Return On Assets, Leverage, Ukuran Perusahaan, Intensitas Aset
Muid (2019) Tetap Dan Kepemilikan Institusional Terhadap Penghindaran Pajak (Tax
Avoidance)

Jurnal Pendukung

1. Vicka, Stawati (2020) Pengaruh Profitabilitas, Leverage Dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)

2. Tessa Anggraeni, Dampak Thin Capitalization, Profitabilitas, Dan Ukuran Perusahaan


Rachmawati Meita Terhadap Tindakan Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)
Oktaviani (2021)

3. Christili Tanjaya, Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Pertunbuhan Penjualan Dan Ukuran


Nazmel Nazir (2021) Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)

4. Rachmat Sulaeman Pengaruh Profitabilitas, Leverage Dan Ukuran Perusahaan Terhadap


(2021) Penghindaraan Pajak (Tax Avoidance)
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK DENGAN
STRUKTUR MODAL SEBAGAI VARIABEL MODERASI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komponen Keterangan

Fenomena Gap Fenomena :

Pajak memiliki kedudukan yang sangat kuat untuk kemajuan negara, di Indonesia lebih dari
80% penerimaan negara Republik Indonesia berasal dari pajak. Mengimplementasikan fungsi
pajak sebagai budgetair sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-
pengeluarannya. Juga sebagai regulerend yaitu melaksanakan kebijakan pemerintah dalam
bidang sosial dan ekonomi (Mardiasmo, 2019). Sehingga penerimaan pajak yang maksimum,
dapat memenuhi target per tahunnya adalah harapan dari pemerintah.

Perkara penghindaran pajak di Indonesia yang pernah terjadi antara lain kasus PT Adaro, PT
Toyota Motor Manufacturing Indonesia, PT Coca Cola Indonesia, dan lain sebagainya.
Sayangnya sampai sekarang jumlah kasus tindakan penghindaran pajak yang terjadi di
Indonesia diduga masih cukup banyak. Hal ini akan berdampak pada berkurangnya
penerimaan negara dan menimbulkan kerugian pada negara. Selain itu, penghindaran pajak
tersebut akan menimbulkan pembangunan nasional yang tidak optimal dan ketidakmerataan
kesejahteraan atau kemakmuran rakyat Indonesia.

Penghindaran pajak merupakan hal yang unik. Karena diperbolehkan akan tetapi tidak
diinginkan, juga kerena sistem pemungutan pajak di Indonesia yang menggunakan self
assessment system dimana wajib pajak orang pribadi maupun badan diberikan kewenangan
untuk menghitung, menyetorkan dan melaporkan sendiri sejumlah pajak yang terutang
berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan. Selain itu, penghindaran pajak juga
dapat diduga dipengaruhi beberapa variable diantaranya adalah ukuran perusahaan dan
pertumbuhan penjualan dengan variable moderating struktur modal.

Teori :

Teori keagenan menjelaskan hubungan yang kontraktual antara pemegang saham (principal)
dan manajemen perusahaan (agent) (Jensen dan Meckling, 1976).

Tax Avoidance yaitu segala bentuk tindakan yang mempengaruhi keharusan perpajakan, baik
itu kegiatan yang diizinkan pajak maupun kegiatan tertentu pengurangan pajak disebut dengan
penghindaran pajak (Khalidah Azizah (2016) (Dyreng: 2008)).

Research Gap Kelompok A. Hasil penelitian yang terdapat perbedaan:

1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Tax Avoidance adalah POSITIF (Tessa Anggraeni,


Rachamwati Meita Oktaviani, 2021; Christili Tanjaya, Nazmel Nazir, 2021 dan Rachmat
Sulaeman, 2021), dan hasil Tidak berpengaruh (Vicka, Stawati, 2020).
2. Pengaruh Leverage terhadap Tax Avoidance adalah POSITIF (Espi Noviyani, Dul Muid ,
2019), Tidak berpengaruh (Christili Tanjaya, Nazmel Nazir, 2021 dan Rachmat
Sulaeman, 2021; Vicka, Stawati, 2020).
3. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Tax Avoidance adalah POSITIF (Rachmat
Sulaeman, 2021), tidak berpengaruh (Tessa Anggraeni, Rachamwati Meita Oktaviani, 2021;
Christili Tanjaya, Nazmel Nazir, 2021 dan Vicka, Stawati, 2020).

Kelompok B. Variabel yang masih jarang diteliti :

4. Pengaruh Return On Asset terhadap Tax Avoidance adalah Negatif (Espi Noviyana, Dul
Muid, 2019)
5. Pengaruh Intensitas Aset Tetap terhadap Tax Avoidance adalah Positif (Espi Noviyana, Dul
Muid, 2019)
6. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Tax Avoidance adalah Negatif (Espi
Noviyana, Dul Muid, 2019)
7. Pengaruh Thin Capitalizion terhadap Tax Avoidance adalah Negatif (Tessa Anggraeni,
Rachmawati Meita Oktaviani, 2021)
8. Pengaruh Perumbuhan Penjualan terhadap Tax Avoidance adalah Negatif (Christili
Tanjaya, Nazmel Nazir, 2021)

Ruang Lingkup I. Research problems – Identifikasi


Penelitian A. Adanya anomaly dalam hasil-hasil penelitian terdahulu terkait :
1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Tax Avoidance
2. Pengaruh Leverage terhadap Tax Avoidance
3. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Tax Avoidance

B. Variabel yang masih jarang di teliti :


4. Pengaruh Return On Assets terhadap Tax Avoidance
5. Pengaruh Intensitas Aset Tetap terhadap Tax Avoidance
6. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Tax Avoidance
7. Pengaruh Thin Capitalizion terhadap Tax Avoidance
8. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Tax Avoidance

II. Research Problems – Pembatasan (Objek & Subjek)


Objek :
1. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Tax Avoidance
2. Pengaruh Profitabilitas terhadap Tax Avoidance
3. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Tax Avoidance dengan Stuktur Modal
sebagai Moderasi
4. Pengaruh Profitabilitas terhadap Tax Avoidance dengan Struktur Modal sebagai
Moderasi

Subjek :
Perusahaan Sektor Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun
2019-2021

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang diteliti oleh Christili Tanjaya, Nazmel
Nazir (2021) dengan judul “Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Perumbuhan Penjualan Dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak”

Dalam hal ini, peneliti melakukan pembatasan pada variabel bebas (independent) yang digunakan
pada penelitian ini yaitu Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan juga Tax Avoidance sebagai variabel
terikat (dependent). Dalam penelitian ini juga peneliti menggunakan variable moderasi yaitu Struktur
Modal. Target penelitian ini adalah Perusahaan Sektor Barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Tahun 2019-2021.
Motivasi Berdasarkan fenomena terurai diatas, motivasi dari penelitian ini yaitu terdapatnya hasil
Penelitian penelitian yang berbeda dari penelitian terdahulu.

Tujuan Umum dan Tujuan Umum :


Kontribusi
Penelitian Tujuan umum peneliti ialah untuk mengetahui hal-hal apa saja yang dapat dijadikan faktor yang
mempengaruhi terjadinya Penghindaran Pajak (Tax Avoidance), pada penelitian ini Ukuran
Perusahaan, Profitabilitas, Struktur Modal sebagai faktor yang diteliti.

Manfaat Penelitian :

Manfaat atas penelitian yang dilakukan ini ialah peneliti diharapkan dapat memberikan
masukan-masukan dan sumbangan pemikiran mengenai Tax Avoidance khususnya bagi
perusahaan sektor Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang terurai diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Tax Avoidance?


2. Apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap Tax Avoidance?
3. Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Tax Avoidance dengan Struktur Modal sebagai Moderasi?
4. Apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap Tax Avoidance dengan Struktur Modal sebagai Moderasi?
1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini berdasarkan rumusan masalah yang sudah diuraikan
diatas adalah :

1. Untuk menguji peengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Tax Avoidance.


2. Untuk menguji pengaruh Profitabilitas terhadap Tax Avoidance.
3. Untuk menguji pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Tax Avoidance dengan Struktur Modal sebagai Moderasi.
4. Untuk menguji pengaruh Profitabilitas terhadap Tax Avoidance dengan Struktur Modal sebagai Moderasi.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat Teoritis 1. Penelitian ini diharap bisa menjadi sumbangan atau masukan teori berupa bukti berdasarkan
pengalaman (empiris) tentang pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, terhadap Tax
Avoidance.

2. Hasil yang ditemukan dari kajian penelitian ini diharap dapat memberikan informasi,
wawasan, dan referensi tambahan di lingkungan akademis dan juga mempunyai manfaat
bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Manfaat Praktik 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan-masukan dan sumbangan
pemikiran mengenai Tax Avoidance khususnya bagi perusahaan sektor barang konsumsi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam Tindakan pengambilan
keputusan bagi pemilik perusahaan, majaner, dan investor.
1.5 Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini secara sistematis terdiri dari 5 bab yang akan dibahas satu per satu, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dijelaskan gambaran secara umum dan inti permasalah dari penelitian. Bab ini terbagi lagi menjadi
beberapa bagian yang diuraikan, yaitu : latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dijelaskan secara detail terkait teori yang akan digunakan sebagai dasar penulisan peneliti, serta
penjelasan terkait variabel yang digunakan dalam penelitian. Pada bab ini, juga akan dijelaskan perbedaan kerangka
teori yang dilakukan peneliti sebelumnya dengan yang dilakukan oleh peneliti sekarang, serta perumusan hipotesisnya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan dijelaskan terkait rancangan penelitian, pengertian dan pengukuran dari variabel-variabel yang
digunakan, populasi penelitian, sampel penelitian, teknik pengumpulan data, serta metode analisis data yang digunakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan hasil penelitian yang dilakukan berdasarkan penggunaan metode analisis data yang dipilih
peneliti. Pada bab ini juga akan dijelaskan intepretasi mengenai hasil pengujian hipotesis mengenai bagaimana
pengaruh variabel independent dan variabel dependen.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan dijelaskan terkait kesimpulan atas penelitian yang dilakukan peneliti, keterbatasan-keterbatasan yang
menjadi hambatan dalam penelitian, serta implikasi dan saran yang dapat dijadikan dasar penelitian selanjutnya dimasa
mendatang.
Syntax Idea: p–ISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X
Vol. 3, No. 2, Februari 2021

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE DAN UKURAN PERUSAHAAN


TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK (TAX AVOIDANCE)

Rachmat Sulaeman
Universitas Sangga Buana (USB) YPKP Bandung Jawa Barat, Indonesia
Email: apex.rahmat@gmail.com

Abstract
This study aims to analyze the effect of profitability, leverage and company size on
tax avoidance. The dependent variable in the study was tax avoidance as measured
by using the cash effective tax rate (CETR). This study selects the object of research
in the form of financial reports from property and real estate sector companies
listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) in 2014-2018. The number of
research samples of 30 companies obtained by purposive sampling method with
data analysis techniques using multiple linear regression analysis. The results of
the analysis show that profitability and company size have a significant positive
effect on tax avoidance. This shows that the higher the profitability and company
size, the higher the tax avoidance, but in this study Leverage has a significant
negative effect on tax avoidance. This shows that the higher the leverage, the lower
the tax avoidance.

Keywords: tax avoidance; profitability; leverage and company size

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh profitabilitas, leverage dan
ukuran perusahaan terhadap penghindaran pajak (Tax Avoidance). Variabel
dependen dalam penelitian berupa pengindaran pajak yang diukur dengan
menggunakan cash effective tax rate (CETR). Penelitian ini memilih objek
penelitian berupa laporan keuangan dari perusahaan sektor property dan real estate
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014-2018. Jumlah sampel
penelitian sebanyak 30 perusahaan yang diperoleh dengan metode purposive
sampling dengan teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda.
Hasil analisis menunjukkan bahwa profitabilitas, dan ukuran perusahaan
berpengaruh positif signifikan terhadap penghindaran pajak. Hal ini menunjukkan
bahwa semakin tinggi profitabilitas dan ukuran perusahaan, maka semakin tinggi
penghindaran pajak, namun dalam penelitian ini Leverage berpengaruh negatif
signifikan terhadap penghindaran pajak. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
tinggi leverage, maka semakin rendah penghindaran pajak.

Kata kunci: profitabilitas; penghindaran pajak; leverage; ukuran perusahaan

Pendahuluan
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan yang sangat besar yang
digunakan untuk melaksakan pembangunan, Pajak dipungut dari warga Negara

354
Rachmat Sulaeman

Indonesia dan menjadi salah satu kewajiban yang dapat dipaksakan penagihannya.
Pembangunan nasional Indonesia pada dasarnya dilakukan oleh masyarakat bersama-
sama pemerintah (Wijoyanti, 2010). Oleh karena itu peran masyarakat dalam
pembiayaan pembangunan harus terus ditumbuhkan dengan meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang kewajibannya membayar pajak. Sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 16 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada Pasal 1
ayat 1 menjelaskan definisi pajak yaitu merupakan kontribusi wajib kepada negara yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-
undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Pajak dapat diartikan sebagai pungutan yang dilakukan oleh negara terhadap
warga negaranya, berdasarkan undang-undang yang berlaku di mana atas pungutan
tersebut negara tidak memberikan kontraprestasi secara langsung kepada si pembayar
pajak. Pada umumnya pendapatan negara merupakan sumber utama belanja negara di
samping komponen pembiayaan APBN yang meliputi penerimaan pajak dan bukan
pajak (Jotopurnomo & Mangoting, 2013).
Dominasi pajak sebagai sumber penerimaan merupakan satu hal yang sangat
wajar, sumber penerimaan ini mempunyai umur tidak terbatas, terlebih dengan semakin
bertambahnya jumlah penduduk yang mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pajak
memiliki peran yang sangat besar dan semakin diandalkan untuk kepentingan
pembangunan dan pengeluaran pemerintah (Hardiningsih & Yulianawati, 2011).
Berdasarkan Laporan Kinerja Direktorat Jendral Pajak (DJP) tahun 2018,
Direktorat Jenderal Pajak telah melaksanakan berbagai program dan kegiatan
sebagaimana tertuang dalam Peta Strategis Direktorat Jenderal Pajak Tahun 2018 yang
diterjemahkan dalam Kontrak Kinerja Direktur Jenderal Pajak Tahun 2018 yang terdiri
dari 24 Indikator Kinerja Utama (IKU). Dalam LAKIN Direktorat Jenderal Pajak ini
akan dijabarkan perbandingan antara realisasi pencapaian IKU tahun 2018 dengan
Kontrak Kinerja tahun 2018, serta beberapa kinerja lainnya yang telah dicapai oleh
Direktorat Jenderal Pajak. Situasi dan kondisi perekonomian yang berfluktuasi dan
bergerak cepat, serta tuntutan masyarakat yang sangat dinamis, tugas pengelolaan
keuangan negara, khususnya di bidang fiskal merupakan sebuah tantangan. Walaupun
demikian dengan dimotivasi dengan visi dan misi yang telah ditetapkan, Direktorat
Jenderal Pajak senantiasa berupaya untuk mengatasi segala tantangan tersebut, sehingga
tugas yang diemban dapat diselesaikan sesuai dengan harapan.
Pada tahun 2018, pencapaian strategis Direktorat Jenderal Pajak dalam mencapai
penerimaan tercermin dalam IKU Persentase realisasi penerimaan pajak yang mencapai
Rp1.315,93 triliun atau 92,41% dari target APBN tahun 2018. Hal ini menjadi sesuatu
yang membanggakan. Penerimaan yang cukup tinggi dari tahun sebelumnya didapat
dengan tanpa didukung dari hasil Tax Amnesty (Pengampunan Pajak) seperti tahun-
tahun sebelumnya. Penerimaan tahun 2018 yang didukung dari pertumbuhan double
digits PPh Migas dan Non Migas, PPN dan PPnBM, serta PBB dan Pajak Lainnya.
Penerimaan pajak ini juga mendukung penerimaan negara pada APBN yang tidak

Syntax Idea, Vol. 3, No 2, Februari 2021 355


Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Ukuran Perusahaan

mengalami perubahan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini menjadi sebuah prestasi
yang cukup membanggakan dengan tidak adanya penyesuaian APBN sehingga target
pajak yang ditetapkan pada awal tahun tidak dilakukan penyesuaian.
Realisasi penerimaan pajak adalah jumlah realisasi penerimaan pajak neto
terhadap target penerimaan pajak. Penerimaan pajak neto DJP adalah jumlah realisasi
penerimaan pajak bruto dikurangi pembayaran Surat Perintah Membayar Kelebihan
Pembayaran Pajak (SPMKP), Surat Perintah Membayar Imbalan Bunga (SPMIB), dan
Surat Perintah Membayar Pengembalian Pendapatan (SPMPP). Target Penerimaan
Pajak adalah target yang telah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN). Dalam APBN 2018, penerimaan pajak ditetapkan sebesar Rp1.424,00
Triliun.
Tabel 1
Persentase Realisasi Penerimaan Pajak dalam Miliar Rupiah
Tahun 2016 2017 2018
Target 1.355,20 1.283,57 1.424,00
Realisasi 1.105,73 1.151,03 1.315,51
Capaian 81,59% 89,67% 92,24%
Sumber : Laporan Kinerja 2018 Direktorat Jendral Pajak
Target penerimaan pajak dalam APBN 2018 sebesar Rp1.424,00 triliun,
penerimaan pajak sampai dengan Desember 2018 mencapai Rp1.313,51 triliun, yaitu
sebesar 92,24% dari target. Persentase capaian penerimaan pajak tahun 2018 ini lebih
baik dibandingkan dengan capaian periode yang sama di tahun 2017, yaitu sebesar
89,67%. Capaian yang diraih tanpa mekanisme perubahan APBN ini merupakan yang
tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Dari Tabel 1. serta dari hasil laporan Kinerja DJP 2018 terlihat keseriusan
pemerintah dalam meningkatkan pendapatan negara dari sektor pajak. Hal ini sangat
wajar karena Pajak merupakan alternatif yang sangat potensial. Sebagai salah satu
sumber penerimaan Negara yang sangat potensial, sektor pajak merupakan pilihan yang
sangat tepat, selain karena jumlahnya yang relatif stabil juga merupakan cerminan
partisipasi aktif masyarakat dalam membiayai pembangunan.
Dalam sistem pemungutan pajak, terdapat 3 (tiga) macam pemungutan pajak yaitu
Official Assessment System, Self Assessment System, With Holding System. Official
Assessment System adalah system pemungutan pajak yang memberi wewenang
pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
Self Assessment System adalah system pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang dan With
Holding System adalah system pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada
pihak ketiga (bukan fiskus atau Wajib Pajak yang bersangkutan) untuk menentukan
besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
Indonesia menganut Self Assessment System, yaitu Wajib Pajak diberi
kepercayaan untuk menghitung, memperhitungkan, menetapkan, membayar, dan
melaporkan pajaknya sendiri. Fiskus, dalam hal ini aparat Direktorat Jendral Pajak atau
Pemerintah Daerah hanya menjalankan fungsi pembinaan, penelitian, pengawasan, dan

356 Syntax Idea, Vol. 3, No 2, Februari 2021


Rachmat Sulaeman

penerapan sanksi administrasi perpajakan (Diamastuti, 2016). Penagihan pajak dalam


sistem Self Assessment dilaksanakan sedini mungkin sejak timbulnya hutang pajak atau
sebelum tanggal jatuh tempo pembayaran atau penyetoran pajak, penerapan undang
undang perpajakan ini memberikan kesempatan pada wajib pajak, dalam hal ini
perusahaan untuk mengurangi jumlah pajak yang harus dibayar dengan cara menekan
biaya perusahaan, termasuk didalamnya beban pajak, sehingga banyak perusahaan yang
berupaya untuk memperkecil pajak dengan legal maupun illegal dan mereka mampu
mencapai target laba yang telah ditetapkan (Surya, 2014).
Strategi yang digunakan perusahaan untuk mengurangi atau meminimalkan beban
pajak yaitu dengan cara perencanaan pajak atau tax planning. Pada prinsipnya, tax
planning (perencanaan pajak) bukan merupakan sesuatu yang keliru atau terlarang.
Namun sebuah skema perencanaan pajak harus diuji apakah skema tersebut sesuai atau
melanggar Undang-undang.
Tax avoidance dan tax evasion yang membedakannya adalah legalitasnya, tax
avoidance bersifat legal, sedangkan tax evasion bersifat ilegal. Dilapangan,
pengelompokan antara keduanya tergantung pada interpretasi otoritas pajak di masing-
masing negara. Maka disimpulkan bahwa yang membedakan suatu skema perencanaan
pajak termasuk kategori tax avoidance atau tax evasion adalah legalitasnya, sedangkan
dari sisi etis, kedua praktik ini sebenarnya bertentangan dengan maksud dari undang-
undang (Fikri, 2017).
Salah satu cara perencanaan pajak (tax planning) yang dilakukan perusahaan
untuk mengurangi jumlah pajak yang dibayarkan yaitu dengan cara penghindaran pajak
(tax avoidance), dimana cara ini termasuk legal dan lebih aman karena memanfaatkan
kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam Undang-undang dan Peraturan Perpajakan
sehingga tidak bertentangan dengan ketentuan perpajakan yang berlaku dibandingkan
dengan tax evasion. Tax avoidance yg terjadi di indonesia disebabkan rendahnya moral
pajak pada masyarakat, moral pajak ini yg merupakan penentu kepatuhan wajib pajak
dan perilaku lainnya yg dilakukan oleh wajib pajak (Kustiawan, Prawira, Zulhaim, &
Solikin, 2019). Menurut (Cahyono, Andini, & Raharjo, 2016) penghindaran pajak
bertujuan meminimalkan beban pajak dengan memanfaatkan celah (loophole) ketentuan
perpajakan suatu negara.
Penelitian yang dilakukan oleh (Suryani & Mariani, 2019) dengan menggunakan
Variabel Umur Perusahaan, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas. Hasil penelitian
menunjukan bahwa Umur Perusahaan berpengaruh positif terhadap tax avoidance, dan
profitabilitas berpengaruh negatif terhadap Penghindaran Pajak Sedangkan Ukuran
Perusahaan tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya yaitu
penelitian (Surbakti, 2012) yang berjudul Pengaruh KarakteristikPerusahaan dan
reformasi Perpajakan terhadap Penghindaran Pajak di Perusahaan Industri
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian (Surbakti, 2012) terletak pada variabel, sampel dan tahun
penelitian, yaitu penelitian ini menggunakan variabel independen Profitabilitas

Syntax Idea, Vol. 3, No 2, Februari 2021 357


Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Ukuran Perusahaan

(ROA), Size, Leverage, Capital Intensity, dan Inventory Intensityserta menggunakan


ETR sebagai proksi untuk mengukur penghindaran pajak perusahaan. Sampel
perusahaan yang digunakan merupakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI tahun 2010-2014.
Penelitian yang dilakukan oleh (Jamaludin, 2020) dengan menggunakan Variabel
Profitabilitas, Leverage, dan Intensitas Aktiva Tetap. Hasil penelitian menunjukan
bahwa Profitabilitas, Leverage, dan Intensitas Aktiva Tetap tidak berpengaruh
terhadap tax avoidance.
Berdasarkan latar belakang dan penjabaran hasil penelitian di atas, diketahui
masih adanya perbedaan hasil penelitian (research gap) pada penelitian terdahulu. Hal
ini menjadi dasar bagi penulis untuk melakukan penelitian ulang tentang tax avoidance.
Sehingga, hasil dari penelitian ini dapat mengkonfirmasi atas penelitian terdahulu
maupun sebagai masukkan terkait tax avoidance. Sebagai objek penelitian, penulis
fokus kepada perusahaan property yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2014-
2018. Pemilihan objek ini sebagai pembeda dan berdasarkan latar belakang yang
dijabarkan di atas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh profitabilitas,
leverage dan ukuran perusahaan terhadap penghindaran pajak (Tax Avoidance).

Metode Penelitian
Metode yang digunakan penelitian pada dasarnya untuk menunjukkan kebenaran
dan pemecahan masalah atau apa yang diteliti. Untuk mencapai tujuan tersebut,
dilakukan suatu metode yang tepat dan relevan untuk tujuan yang diteliti. Dalam
melakukan penelitian ini penulis menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan
metode deskriptif dan verifikatif. Menurut (Sugiyono, 2010), metode kuantitatif adalah
“Metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi suatu sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada
umumnya random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan”.
Dalam penelitian ini analisis deskriftif dan verifikatif digunakan untuk
mengetahui pengaruh Profitabilitas, Laverage dan Ukuruan Perusahaan terhadap Tax
Avoidance pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2014-2018.

Hasil dan Pembahasan


1. Hasil Uji Analisis Data
Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) pada tahun 2014-2018 yang dijadikan Populasi oleh peneliti, Adapun Jumlah
perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI tahun 2018 sebanyak 48
perusahaan. Pemilihan sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive
sampling. Dengan melakukan seleksi pemilihan sampel berdasarkan kriteria yang
telah ditentukan, maka diperoleh sampel sebanyak 30 perusahaan yang memenuhi

358 Syntax Idea, Vol. 3, No 2, Februari 2021


Rachmat Sulaeman

kriteria. Berikut Hasi seleksi dalam pengambilan sampel Perusahaan property dan
real estate untuk penelitian ini:
Tabel 1
Proses Seleksi Sampel Penelitian
No Kriteria Jumlah
1. Perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di 48
Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2018
2. Perusahaan sektor property dan real estate yang tidak (19)
mempublikasikan laporan keuangan untuk tahun 2014-
2018
3. Perusahaan sektor property dan real estate yang (10)
mengalami rugi selama periode 2014-2018.
4. Perusahaan sektor property dan real estate yang tidak (1)
mempublikasikan annual report untuk tahun 2014-2018.
5. Perusahaan yang memenuhi kriteria 30
6. Jumlah sampel perusahaan selama tahun 2014-2018 (30 150
perusahaan x 5 tahun)
7. Data Outlier (19)
Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian 131
Sumber : Data diolah 2020

Data dari 30 sampel perusahaan tersebut dapat dilihat pada lampiran 1.


Sehingga Jumlah sampel perusahaan Property dan Real Estate terdaftar BEI dari
2014 -2018 yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 131 perusahaan.

2. Analisis Statistik Deskriptif


Menurut Menurut (Ghozali, 2016) analisis statistik deskriptif memberikan
gambaran atau deskripsi pada suatu data yang dapat diukur dengan nilai ratarata
(mean), minimum, maksimum serta standar deviasi yang terdapat dalam penelitian.
Tabel 2
Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif Setelah Penghapusan Outlier
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROA 131 1.00 286.00 60.2748 56.10595
DER 131 5.00 3094.00 705.3282 536.40918
LnTR 131 2806.00 31584.00 27629.4580 6836.43421
CETR 131 .00 1767.00 283.2748 270.27536
Valid N (listwise) 131
Sumber : Data diolah 2020

Dari hasil perhitungan statistik deskriptif menggunakan SPSS diperoleh


data tersajikan pada tabel 2, serta dapat dianalisa sebagai berikut:
1. Profitabilitas
Hasil statistik deskriptif dari perusahaan properti selama 5 tahun yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014-2018 menunjukkan nilai
maksimum Profitabilitas sebesar 286,00 terjadi pada Danayasa Arthatama Tbk
(SCMD) pada tahun 2015. Sedangkan, nilai minimumnya sebesar 1,00 terjadi

Syntax Idea, Vol. 3, No 2, Februari 2021 359


Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Ukuran Perusahaan

pada Gading Development Tbk (GAMA) pada tahun 2018. Profitabilitas


memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 60,2748 dan standar deviasi sebesar
56,10595. Nilai rata-rata tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar
perusahaan sampel memiliki tingkat profit yang tinggi karena mendekati nilai
maksimum. Nilai standar deviasi yang lebih rendah daripada nilai rata- rata
menunjukkan bahwa data relatif homogen.
2. Leverage
Hasil statistik deskriptif dari perusahaan properti selama 5 tahun yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014-2018 menunjukkan nilai
maksimum leverage sebesar 3,094.00 terjadi pada Plaza Indonesia Reality.Tbk
(PLIN) pada tahun 2018. Sedangkan, nilai minimum leverage sebesar 5.00
terjadi pada Metropolitan Kentjana Tbk (MKPI) pada tahun 2017. Nilai rata-rata
(mean) leverage sebesar 705.3282 dan standar deviasi sebesar 536.40918. Nilai
rata-rata tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan sampel
memiliki leverage yang rendah karena mendekati nilai minimum. Nilai standar
deviasi yang lebih rendah daripada nilai rata-rata menunjukkan bahwa data
relatif homogen.
3. Ukuran Perusahaan
Hasil statistik deskriptif dari perusahaan properti selama 5 tahun yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014 – 2018 menunjukkan
nilai maksimum ukuran perusahaan sebesar 31584.00 terjadi pada Bumi
Serpong Damai Tbk (BSDE) pada tahun 2017. Sedangkan, nilai minimum
ukuran perusahaan sebesar 2806.00 terjadi pada Perdana Gapura Prima Tbk
(GPRA) pada tahun 2018. Nilai rata-rata (mean) ukuran perusahaan sebesar
27629.4580 dan standar deviasi sebesar 6836.43421. Nilai rata-rata tersebut
menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan sampel memiliki ukuran
perusahaan yang tinggi karena mendekati nilai maksimum. Nilai standar
deviasi yang lebih rendah daripada nilai rata-rata menunjukkan bahwa data
relatif homogen.
3. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi
adalah antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-
variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel-variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variable dependen. Hasil perhitungan uji koefisien determinasi dapat dilihat dalam
tabel 2 berdasarkan tabel 2 diperoleh koefisien regresi Adjusted R Square sebesar
0,161 yang menunjukan bahwa kemampuan variabel profitabilitas, leverage, dan
ukuran perusahaan dalam menjelaskan variasi variabel penghindaran pajak sebesar
16,1% dan sisanya yaitu sebesar 83,9% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar
persamaan. Dengan nilai koefisien Adjusted R Square yamg hanya sebesar 0,161

360 Syntax Idea, Vol. 3, No 2, Februari 2021


Rachmat Sulaeman

maka kemampuan variabel dependennya relatif tinggi maka kemampuan variabel


independen yang baik dalam menjelaskan variasi variabel dependennya apabila
memiliki nilai Adjusted R Square yang mendekati nilai 1.
4. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah pengujian yang biasa digunakan untuk menguji
kelayakan model regresi. Uji asumsi klasik yang akan digunakan dalam penelitian
ini berupa uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji
autokorelasi.
5. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data dalam penelitian
berdistribusi normal atau tidak. Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
statistik dengan Kolmogorov-Smirnov. Dasar pengambilan keputusan dengan
menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov (1-Sample K-S) adalah apabila nilai Asymp.
Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi secara normal. Hasil uji
normalitas dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3
Uji Normalitas (Sebelum Penghapusan Outlier)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 150
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,46253387
Most Extreme Absolute ,199
Differences Positive ,199
Negative -,145
Test Statistic ,199
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber : Data diolah 2020

Dari hasil uji normalitas pada tabel 3 diketahui bahwa hasil Asymp. Sig. (2-
tailed) 0,000 lebih kecil dari 0,05 yang menunjukan bahwa data berdistribusi tidak
normal sehingga dilakukan penghapusan data outlier. Data outlier adalah data
yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi
dan muncul dalam bentuk nilai yang ekstrim (Ghozali, 2018). Setelah didapat hasil
bahwa terdapat data berdistribusi tidak normal maka dilakukan uji outlier, uji outlier
dilakukan dengan melihat grafik box plot, angka-angka yang terletak diluar boxplot
merupakan angka observasi yang perlu dihilangkan. Uji outlier dapat dilihat
pada lampiran 6. Hasil uji normalitas setelah penghapusan outlier dapat dilihat
pada Tabel 4.

Syntax Idea, Vol. 3, No 2, Februari 2021 361


Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Ukuran Perusahaan

Tabel 4
Uji Normalitas (Setelah Penghapusan Outlier)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 131
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation 244.68126439
Most Extreme Differences Absolute .150
Positive .150
Negative -.105
Test Statistic .150
Asymp. Sig. (2-tailed) .000c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber : Data diolah 2020
Dari hasil pengujian One Sample Kolmogorov-Smirnov setelah dilakukan
penghapusan outlier dan dilakukan transformasi diperoleh nilai Asymp. Sig (2-
Tailed) sebesar 0,2 dimana nilai tersebut lebih besar dari tingkat signifikansi yaitu
sebesar 0,05. Hasil pengujian ini menunjukan bahwa data dalam penelitian
berdistribusi secara normal.

6. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (Janie, 2012). Model regresi
dikatakan baik jika tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Ada atau
tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance
inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10 maka
dikatakan tidak terjadi multikolinearitas. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat
pada Tabel 5.
Tabel 5
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Toleranc
Model B Std. Error Beta t Sig. e VIF
1 (Constant) 298.113 97.621 3.054 .003
ROA -1.787 .399 -.371 -4.475 .000 .940 1.064
DER .071 .042 .142 1.717 .088 .948 1.055
LnTR .002 .003 .039 .482 .631 .991 1.009
a. Dependent Variable: CETR
Sumber : Data diolah 2020

Pada tabel 5 hasil pengujian uji multikolinearitas diatas diperoleh nilai


tolerance semua variabel independen > 0,10 dan nilai Variance Inflation Factor

362 Syntax Idea, Vol. 3, No 2, Februari 2021


Rachmat Sulaeman

(VIF) < 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas pada
model regresi.

7. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,
maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas (Pamungkas, Ghozali, & Achmad, 2018). Metode yang
digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas melalui
pengujian dengan menggunakan Scatter Plot. Hasil uji heteroskedastisitas dapat
dilihat pada gambar 1.

Gambar 1
Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Data diolah 2020

Berdasarkan grafik Scatter Plot diatas menunjukkan pola yang tidak jelas,
serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Jika terjadi
heteroskedastisitas grafiknya akan menunjukkan titik-titik yang membentuk pola
tertentu secara teratur seperti bergelombang, menyebar kemudian menyempit. Dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi karena
grafik scatter plot menunjukkan pola yang tidak jelas atau tidak teratur.
8. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk mendeteksi ada tidaknya
autokorelasi dengan cara melakukan uji Durbin-Watson (DW test) (Pamungkas et
al., 2018). Dikatakan tidak terdapat autokorelasi jika nilai DW > DU dan (4- DU) >

Syntax Idea, Vol. 3, No 2, Februari 2021 363


Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Ukuran Perusahaan

DW atau bisa dinotasikan dengan DU < DW < (4-DU). Hasil uji autokorelasi dapat
dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Std. Change Statistics
Adjuste Error of R F
R dR the Square Chang Sig. F Durbin
Model R Square Square Estimate Change e df1 df2 Change Watson
1 247.554
.425a .180 .161 .180 9.319 3 127 .000 1.520
33
a. Predictors: (Constant), LnTR, DER, ROA
b. Dependent Variable: CETR
Sumber : Data diolah 2020

Uji autokorelasi diperoleh nilai Durbin Watson (DW) sebesar 1.520. Untuk
memperoleh nilai DU dapat dilihat pada tabel Durbin Watson, dimana jumlah
sampel (n) yaitu 131 dan jumlah variabel (k) yaitu 4 maka diperoleh nilai DU
sebesar 0,483 dan dL sebesar 0,663. Jadi dari hasil analisis yang telah dilakukan
diperoleh nilai DW 1.520 lebih besar dari batas atas (du) 0,483 dan kurang dari 4-
du (4-483) atau dapat dinotasikan dengan 0,483<1.520<(41,483), maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi dalam penelitian ini.
1) Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui arah dan
seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil
dari analisis regresi linear berganda akan menguji seberapa besar pengaruh
Profitabilitas, leverage, dan ukuran perusahaan terhadap penghindaran pajak
Hasil perhitungan kaoefisien model regresi linear berganda dapat dilihat
dalam Tabel 6. Berdasarkan tabel 6 maka diperoleh persamaan regresi
linear berganda sebagai berikut:
CETR = 298,113 - 1,787 ROA + 0,71 DER + 0,002 LnTA
Interpretasi dari persamaan regresi linear berganda diatas sebagai berikut:
1. Penghindaran pajak diproksikan menggunakan nilai CETR. Dimana CETR
memiliki hubungan berbanding terbalik (negatif) dengan penghindaran
pajak, jika terjadi peningkatan nilai CETR menggambarkan penurunan
penghindaran pajak. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan
nilai konstanta CETR sebesar 298,113. Koefisien positif mengandung arti
bahwa pengaruh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam model regresi
memiliki hubungan berbanding lurus dengan CETR. Dengan kata lain
variabel lain tersebut memiliki hubungan negatif terhadap penghindaran
pajak, mengingat CETR dan penghindaran pajak memiliki hubungan
negatif. Oleh karena itu nilai konstanta sebesar 298,113 memiliki makna
apabila variabel profitabilitas (ROA), leverage (DER), dan ukuran
perusahaan (LnTA) adalah nol maka terjadi penghindaran pajak senilai
298,113.

364 Syntax Idea, Vol. 3, No 2, Februari 2021


Rachmat Sulaeman

2. Profitabilitas memiliki koefisien regresi sebesar -1,787. Nilai koefisien


regresi negatif menunjukkan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh negatif
terhadap CETR. Berdasarkan teori, semakin rendah nilai CETR maka
semakin tinggi penghindaran pajak sehingga nilai koefisien regresi negatif
dari profitabilitas menunjukkan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh
positif terhadap penghindaran pajak. Angka koefisien regresi -1,787
menunjukkan bahwa apabila profitabilitas meningkat sebesar satu persen,
maka terjadi penurunan pada CETR sebesar 1,787 persen atau terjadi
peningkatan penghindaran pajak sebesar 1,787 persen dengan asumsi
variabel independen lainnya konstan.
3. Leverage memiliki koefisien regresi sebesar 0,71. Nilai koefisien regresi
positif menunjukkan bahwa leverage memiliki pengaruh positif terhadap
CETR. Berdasarkan teori bahwa semakin tinggi nilai CETR maka
penghindaran pajaknya semakin rendah, sehingga nilai koefisien regresi
positif dari leverage menunjukkan bahwa leverage memiliki pengaruh
negatif terhadap penghindaran pajak. Angka koefisien regresi 0,71
menunjukkan bahwa apabila leverage meningkat sebesar satu persen,
maka terjadi peningkatan nilai CETR sebesar 0,71 persen atau terjadi
penurunan penghindaran pajak sebesar 0,71 persen dengan asumsi variabel
independen lainnya konstan.
4. Ukuran perusahaan mempunyai koefisien regresi sebesar -0,002. Nilai
koefisien regresi negatif menunjukkan bahwa ukuran perusahaan memiliki
pengaruh negatif terhadap CETR. Berdasarkan teori bahwa semakin
rendah nilai CETR maka penghindaran pajaknya semakin tinggi, sehingga
nilai koefisien regresi negatif dari ukuran perusahaan menunjukkan bahwa
ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap penghindaran
pajak. Angka koefisien regresi -0,002 menunjukkan bahwa apabila ukuran
perusahaan meningkat sebesar satu rupiah, maka terjadi penurunan nilai
CETR sebesar 0,002 rupiah atau terjadi peningkatan penghindaran pajak
sebesar 0,002 rupiah.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sesuai tahapan-tahapan
penelitian yang semestinya penulis beranggapan masih banyak kekurangan dari
penelitian ini yang berjudul Pengaruh Profitabilitas, leverage, dan ukuran perusahaan
terhadap penghindaran pajak, dengan mengambil objek penelitian berupa perusahaan
property dan real estate yang terdaftar di BEI dari tahun 2014 sampai dengan 2018,
maka penulis menyimpulkan dari penelitian tersebut sebagai berikut: (1) Berdasarkan
hasil analisis data diperoleh bahwa Profitabilitas memiliki pengaruh positif
signifikan terhadap penghindaran pajak. Artinya semakin tinggi profitabilitas
perusahaan maka semakin tinggi tingkat penghindaran pajak yang dilakukan oleh
perusahaan. Demikian pula dengan hasil penelitian hipotesis bahwa profitabilitas

Syntax Idea, Vol. 3, No 2, Februari 2021 365


Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Ukuran Perusahaan

berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak diterima. (2) Berdasarkan hasil


analisis data diperoleh bahwa leverage memiliki pengaruh negatif terhadap
penghindaran pajak. Artinya semakin tinggi leverage maka semakin rendah tingkat
penghindaran pajaknya. Demikian pula dengan hasil penelitian hipotesis bahwa
leverage berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak ditolak. (3) Berdasarkan
hasil analisis data diperoleh bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif
signifikan terhadap penghindaran pajak. Artinya semakin tinggi ukuran perusahaan
maka semakin tinggitingkat penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan.
Demikian pula dengan hasil penelitian hipotesis bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
positif terhadap penghindaran pajak diterima.
Hasil uji hipotesis terdapat satu variabel independen yang ditolak yaitu leverage.
Pengukuran leverage menggunakan proksi DER dan hasil penelitian menunjukkan
leverage berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak sedangkan menurut teori
leverage berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak.

BIBLIOGRAFI

Cahyono, Deddy Dyas, Andini, Rita, & Raharjo, Kharis. (2016). Pengaruh komite audit,
kepemilikan institusional, dewan komisaris, ukuran perusahaan (Size), leverage
(DER) dan profitabilitas (ROA) terhadap tindakan penghindaran pajak (tax
avoidance) pada perusahaan perbankan yang listing BEI periode tahun 2011–2013.
Journal Of Accounting, 2(2).

Diamastuti, Erlina. (2016). Ke(tidak) patuhan wajib pajak: potret self assessment
system. Ekuitas (Jurnal Ekonomi Dan Keuangan), 20(3), 280–304.

Fikri, Darin Rausan. (2017). Persepsi Mahasiswa Perpajakan Mengenai Penghindaran


Pajak (Studi pada Mahasiswa Perpajakan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas
Brawijaya). Universitas Brawijaya.

Ghozali, Imam. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.


Universitas Diponegoro.

Hardiningsih, Pancawati, & Yulianawati, Nila. (2011). Faktor-faktor yang


mempengaruhi kemauan membayar pajak. Dinamika Keuangan Dan Perbankan,
3(1), 126–142.

Jamaludin, Ali. (2020). Pengaruh Profitabilitas (Roa), Leverage (Ltder) Dan Intensitas
Aktiva Tetap Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) Pada Perusahaan
Subsektor Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bei Periode 2015-2017.
Eqien: Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 7(1), 85–92.

Janie, Dyah Nirmala Arum. (2012). Statistik deskriptif & regresi linier berganda dengan
SPSS. Jurnal, April.

Jotopurnomo, Cindy, & Mangoting, Yenni. (2013). Pengaruh kesadaran wajib pajak,

366 Syntax Idea, Vol. 3, No 2, Februari 2021


Rachmat Sulaeman

kualitas pelayanan fiskus, sanksi perpajakan, lingkungan wajib pajak berada


terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di Surabaya. Tax & Accounting
Review, 1(1), 49.

Kustiawan, Memen, Prawira, Ida Farida Adi, Zulhaim, Hanifa, & Solikin, Ikin. (2019).
Tax knowledge, Tax Morale, and Tax Compliance: Taxpayers’ View. The
International Journal of Business Management and Technology, 3(1).

Pamungkas, Imang Dapit, Ghozali, Imam, & Achmad, Tarmizi. (2018). A pilot study of
corporate governance and accounting fraud: The fraud diamond model. Journal of
Business and Retail Management Research, 12(2).

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:


Alfabeta.

Surbakti, Theresa Adelina Victoria. (2012). Pengaruh karakteristik perusahaan dan


reformasi perpajakan terhadap penghindaran pajak di perusahaan industri
manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2008-2010. Skripsi Jurnal
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Surya, David Marta. (2014). Pengaruh kepemilikan NPWP, sistem self assessment, dan
peraturan pemerintah nomor 46 terhadap kepatuhan wajib pajak Usaha Mikro di
Galaxy Mall Surabaya dalam membayar pajak. Universitas Katolik Darma
Cendika Fakultas Ekonomi.

Suryani, Suryani, & Mariani, Desy. (2019). Pengaruh Umur Perusahaan, Ukuran
Perusahaan Dan Profitabilitas Terhadap Penghindaran Pajak Dengan Leverage
Sebagai Variabel Pemoderasi. Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, &
Akuntansi), 3(3), Press-Press.

Wijoyanti, Mayang. (2010). Pengaruh penagihan pajak dengan surat paksa terhadap
kepatuhan wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Mampang
Prapatan. Skripsi. Jakarta: Program Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran.”

Syntax Idea, Vol. 3, No 2, Februari 2021 367


Jurnal Akuntansi Trisakti ISSN : 2339-0832 (Online)
Volume. 8 Nomor. 2 September 2021 : 189-208
Doi : http://dx.doi.org/10.25105/jat.v8i2.9260

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, PERTUMBUHAN


PENJUALAN, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP
PENGHINDARAN PAJAK

Christili Tanjaya1
Nazmel Nazir2
1,2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti
*Korespondensi: christilitanjaya@gmail.com

Abstract
This research’s purpose is to examine the influence of profitability, leverage, sales
growth, and firm size on tax avoidance in consumer goods manufacturing companies
listed on Indonesia Stock Exchange in 2015-2019. The proxy of tax avoidance is
Effective Tax Rate/ETR. The secondary data used as data source is the financial
reports of sample companies. Purposive sampling is used as the sampling method. The
samples that met the criteria are 105 samples. The data analysis is multiple linear
regression and is processed using EViews 9 program. The results showed that
profitability has a significant positive effect on tax avoidance; leverage and sales
growth have no significant effect on tax avoidance; and firm size has a significant
negative effect on tax avoidance.

Keywords: Firm Size; Leverage; Profitability; Sales Growth; Tax Avoidance.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas, leverage, pertumbuhan
penjualan, dan ukuran perusahaan terhadap penghindaran pajak pada perusahaan
manufaktur barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019.
Proksi penghindaran pajak adalah Effective Tax Rate/ETR. Data sekunder yang
digunakan sebagai sumber data adalah laporan keuangan perusahaan sampel.
Purposive sampling digunakan sebagai metode pengambilan sampel. Sampel yang
memenuhi kriteria sebanyak 105 sampel. Analisis data adalah regresi linier berganda
dan diolah menggunakan program EViews 9. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap penghindaran pajak; leverage
dan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh signifikan terhadap penghindaran
pajak; dan ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap penghindaran
pajak.

Kata Kunci: Manfaat; Penghindaran Pajak; Profitabilitas; Pertumbuhan Penjualan;


Ukuran Perusahaan.

189
190 Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Pertumbuhan___________________________

PENDAHULUAN

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang perubahan keempat


atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan pada Pasal 1 Ayat 1, pajak merupakan pembayaran yang wajib serta bersifat
memaksa oleh individu ataupun entitas kepada negara sesuai dengan undang-undang,
tanpa imbalan yang didapatkan langsung dimana dipergunakan untuk kebutuhan negara
dan kesejahteraan rakyat. Pajak menyumbang kontribusi paling besar untuk penerimaan
negara sehingga pajak menjadi hal yang krusial bagi negara. Data yang mendukung hal
ini tercantum pada tabel 1 dimana diambil dari Badan Pusat Statistik.

Tabel 1
Realisasi Penerimaan Negara Tahun 2015-2019 (dalam miliar rupiah)
Total
Penerimaan
Sumber Penerimaan Penerimaan
% % Perpajakan dan %
Penerimaan Perpajakan Bukan Pajak
Penerimaan
Bukan Pajak
2015 1.240.418,86 82,91 255.628,48 17,09 1.496.047,33 100
2016 1.284.970,10 83,06 261.976,30 16,94 1.546.946,60 100
2017 1.343.529,80 81,19 311.216,30 18,81 1.654.746,10 100
2018 1.518.789,80 78,77 409.320,20 21,23 1.928.110,00 100
2019 1.643.083,90 80,96 386.333,90 19,04 2.029.417,80 100
Sumber: www.bps.go.id

Sesuai dengan data di tabel 1, pada tahun 2015-2019, penerimaan yang diterima
negara dari sektor pajak berkisar 78% sampai 83% dari total penerimaan perpajakan
dan penerimaan bukan pajak. Karena besarnya peranan penerimaan pajak pada
penerimaan negara, pajak menjadi salah satu yang menarik perhatian pemerintah. Hal
tersebut mendorong pemerintah untuk berupaya mengoptimalkan penerimaan pajak.
Dalam buku Mardiasmo (2019), pungutan pajak salah satunya dipakai untuk
mendanai belanja negara, antara lain routine expenditure dan development expenditure.
Untuk belanja pembangunan, pajak dimanfaatkan untuk pembangunan pendidikan dan
kesehatan, pembangunan infrastruktur, dan pembangunan fasilitas umum. Semakin
banyak pajak yang dipungut, sepatutnya sarana dan prasarana umum yang dibangun
lebih banyak serta kualitas pelayanan negara yang semakin bermutu. Oleh karena itu,
semestinya masyarakat dapat mampu memahami krusialnya pajak bagi negara dan
memiliki kesadaran untuk memenuhi kewajiban perpajakannya.
Setiap tahunnya target pajak yang ditetapkan oleh negara cenderung menaik,
namun target pajak tersebut tidak berhasil. Khususnya dari tahun 2015-2019, realisasi
penerimaan pajak tidak menjangkau target. Informasi tersebut dapat dilihat di situs
CNBC Indonesia yang dicantumkan di tabel di bawah ini.

Tabel 2
Efektivitas Pemungutan Pajak di Indonesia Tahun 2015-2019
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019
Target
1.294 1.539 1.283 1.424 1.577,6
(triliun rupiah)
________________________________________Christili Tanjaya/Nazmel Nazir 191

Tahun 2015 2016 2017 2018 2019

Realiasisi (triliun rupiah) 1.055 1.283 1.147 1.315,9 1.332,1

Efektivitas Pemungutan Pajak 81,53% 83,37% 89,40% 92,41% 84,44%


Sumber: www.cnbcindonesia.com, 2020

Hal yang dapat disimpukan dari tabel 2 adalah efektivitas pemungutan pajak dari
tahun 2015-2018 mengalami peningkatan dan tahun 2018-2019 menurun. Di tahun
2015, besarnya efektivitas pemungutan pajak adalah 81,53%, di tahun 2016 yaitu
83,37%, di tahun 2017 yaitu 89,40%, di tahun 2018 yaitu 92,41%, dan di tahun 2019
yaitu sebesar 84,44%. Walaupun efektivitas pemungutan pajak pada tahun 2015-2019
sudah mengalami peningkatan dan tahun 2018-2019 mengalami penurunan, realisasi
penerimaan pajak belum pernah berhasil menyentuh angka target yang diharapkan.
Upaya pemerintah untuk mendapatkan penerimaan pajak terbaik tentunya
menghadapi banyak rintangan. Hal ini dikarenakan adanya praktik dari wajib pajak
untuk meminimalkan pembayaran pajaknya dengan cara tax evasion dan tax avoidance.
Obafemi (2014) mengungkapkan tax evasion/penggelapan pajak adalah kegiatan
mengecilkan kewajiban pajak oleh wajib pajak secara sengaja, termasuk pelaporan
pajak yang tidak jujur seperti menyatakan pendapatan atau keuntungan yang lebih
sedikit daripada yang sebenarnya diperoleh. Penggelapan pajak selain sebagai
kesalahan moral juga merupakan pelanggaran hukum perpajakan (ilegal). Sedangkan
penghindaran pajak atau tax avoidance adalah tindakan mengurangi atau
meminimalkan kewajiban perpajakan secara legal melalui pengaturan yang cermat
untuk memanfaatkan celah-celah dalam peraturan perpajakan. Perbedaan utama
penggelapan pajak dan penghindaran pajak terletak pada legalitas tindakan pembayar
pajak.
Perkara penghindaran pajak di Indonesia yang pernah terjadi antara lain kasus PT
Adaro, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, PT Coca Cola Indonesia, dan lain
sebagainya. Sayangnya sampai sekarang jumlah kasus tindakan penghindaran pajak
yang terjadi di Indonesia diduga masih cukup banyak. Hal ini akan berdampak pada
berkurangnya penerimaan negara dan menimbulkan kerugian pada negara. Selain itu,
penghindaran pajak tersebut akan menimbulkan pembangunan nasional yang tidak
optimal dan ketidakmerataan kesejahteraan atau kemakmuran rakyat Indonesia.
Variabel-variabel yang diteliti terkait penghindaran pajak yaitu profitabilitas,
leverage, pertumbuhan penjualan atau sales growth, ukuran perusahaan, dan masih
banyak lagi variabel independen yang digunakan. Kesimpulan penelitian dari beberapa
riset ada yang konsisten dan beberapa kesimpulan juga ada yang tidak konsisten.
Profitabilitas berpengaruh dengan arah positif pada penghindaran pajak merupakan
kesimpulan penelitian dari Dewinta dan Setiawan (2016). Riset oleh Oktamawati
(2017) dan Hidayat (2018) menyimpulkan terdapat pengaruh negatif antara
profitabilitas pada penghindaran pajak. Handayani (2018) menyimpulkan terdapat
pengaruh antara profitabilitas pada penghindaran pajak. Lalu untuk riset dari Christy
dan Subagyo (2019) dan Akbar et al. (2020) mengungkapkan profitabilitas tidak
mempunyai pengaruh pada penghindaran pajak.
Wijayanti dan Merkusiwati (2017) dan Oktamawati (2017) menyimpulkan
terdapat pengaruh positif antara leverage pada penghindaran pajak. Riset oleh Swingly
dan Sukartha (2015) serta Lestari dan Putri (2017) menyatakan adanya pengaruh
dengan arah negatif antara leverage pada penghindaran pajak. Peneliti lain seperti
192 Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Pertumbuhan___________________________

Dewinta dan Setiawan (2016), Handayani (2018), Hidayat (2018), dan Akbar et al.
(2020) mengungkapkan tidak terdapat pengaruh antara leverage pada penghindaran
pajak. Sedangkan riset oleh Barli (2018) menunjukkan adanya pengaruh variabel
leverage pada penghindaran pajak.
Riset oleh Dewinta dan Setiawan (2016) menyimpulkan terdapat pengaruh
dengan arah positif antara pertumbuhan penjualan pada penghindaran pajak. Penelitian
dari Hidayat (2018) dan Oktamawati (2017) mengungkapkan terdapat pengaruh dengan
arah negatif antara pertumbuhan penjualan pada penghindaran pajak, Berdasarkan riset
dari Swingly dan Sukartha (2015) serta Christy dan Subagyo (2019) menyimpulkan
tidak adanya pengaruh antara pertumbuhan penjualan pada penghindaran pajak.
Sedangkan Akbar et al. (2020) mengungkapkan pertumbuhan penjualan atau sales
growth memiliki pengaruh pada penghindaran pajak.
Riset dari Swingly dan Sukartha (2015) serta Dewinta dan Setiawan (2016)
mengungkapkan adanya pengaruh dengan arah positif antara ukuran perusahaan pada
penghindaran pajak. Kemudian Oktamawati (2017) menunjukkan adanya pengaruh
negatif antara ukuran perusahaan pada penghindaran pajak. Peneliti lainnya seperti
Wijayanti dan Merkusiwati (2017) dan Barli (2018) mengungkapkan ukuran
perusahaan tidak mempunyai pengaruh pada penghindaran pajak. Sedangkan
berdasarkan Handayani (2018) dan Christy dan Subagyo (2019), mereka menyatakan
terdapat pengaruh antara ukuran perusahaan pada penghindaran pajak.
Dari perbedaan kesimpulan riset inilah, peneliti akan meneliti apakah
profitabilitas, leverage, pertumbuhan penjualan atau sales growth dan ukuran
perusahaan berpengaruh terhadap penghindaran pajak pada perusahaan manufaktur
sektor barang konsumsi di Indonesia. Penelitian ini mereplikasi penelitian yang dikaji
oleh Handayani (2018). Penelitian ini mereplikasi penelitian yang dikaji oleh
Handayani (2018). Perbedaan riset ini dengan riset Handayani (2018) yaitu pada
variabel bebas, sampel penelitian serta periode pengamatan. Riset pada Handayani
(2018) menggunakan 3 variabel bebas yaitu ROA, leverage, dan ukuran perusahaan.
Sementara di penelitian ini digunakan 3 variabel bebas yang sama yakni profitabilitas,
leverage dan ukuran perusahaan, kemudian menambah 1 faktor/variabel bebas lagi
yaitu pertumbuhan penjualan atau sales growth. Hal ini dikarenakan variabel sales
growth lebih jarang dilakukan penelitiannya terhadap penghindaran pajak dibandingkan
dengan variabel-variabel lainnya. Peneliti akan menggunakan sampel penelitian dari
perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang listing di BEI serta jangka waktu
pengamatannya dilakukan dari tahun 2015-2019.
Alasan memilih sektor barang konsumsi yaitu dikarenakan sektor ini memiliki
pertumbuhan dan perkembangan yang cukup baik. Selain itu, krisis global tidak akan
mempengaruhi sektor ini sebab barang konsumsi seperti makanan dan minuman
merupakan kebutuhan dasar manusia yang selalu dibutuhkan dan akan selalu dicari
walaupun harganya dinaikkan.

RIVIU LITERATUR DAN HIPOTESIS

Teori Keagenan (Agency Theory)


Pada tahun 1976, Jensen dan Meckling mengartikan teori keagenan sebagai
adanya hubungan kontraktual dimana seseorang atau lebih selaku principal
memerintahkan individu lain sebagai agent agar dapat melaksanakan sejumlah jasa
mewakili principal dan memberikan otorisasi kepada agent dalam menentukan
________________________________________Christili Tanjaya/Nazmel Nazir 193

keputusan terbaik. Teori keagenan mengungkapkan bagaimana hubungan antara


principal dan agent.
Principal dan agent pada dasarnya mempunyai perbedaan kepentingan sehingga
dapat menciptakan konflik keagenan (agency conflict). Hal ini terjadi karena principal
dan agent berupaya memaksimalkan kepentingannya masing-masing. Principal selaku
shareholders atau owner entitas mendambakan pengembalian atau return yang tinggi
dan cepat atas investasi yang mereka tanam di entitas tersebut. Sedangkan agent
menginginkan imbalan seperti insentif, kompensasi, kenaikan gaji, jabatan dan yang
lainnya atas kinerjanya dalam mengoperasikan entitas.
Seluruh informasi terkait entitas tentunya diketahui oleh manajer sebagai agent.
Kondisi riil entitas juga tentunya diketahui oleh manajer. Hal ini dikarenakan manajer
lah yang mengelola atau mengoperasikan. Dibandingkan dengan manajer, shareholders
sebagai principal mempunyai informasi yang lebih sedikit tentang entitas. Situasi ini
disebut asimetri informasi. Asimetri informasi ini mendorong manajer untuk
melakukan tindakan oportunistik (opportunistic behaviour) sehingga manajer dapat
bertindak untuk kepentingan pribadinya (Rahmawati 2015 dalam Saifudin dan
Yunanda, 2016).
Perbedaan kepentingan principal dan agent serta asimetri informasi
menyebabkan manajer melakukan tindakan oportunistik dengan cara memaksimalkan
laba entitas. Dalam hal memaksimalkan laba, tentunya manager dapat membuat
keputusan atau kebijakan yang akan meminimalkan biaya entitas termasuk beban pajak.
Hal ini tentunya dapat mengarah pada praktik penghindaran pajak.

Pajak dan Tax Avoidance


Warga negara Indonesia yang termasuk dalam wajib pajak seperti perorangan
(individu) atau badan (entitas) wajib memberikan kontribusinya dengan membayar
pajak kepada negara. Pajak yang selama ini diterima negara digunakan untuk
memakmurkan dan mensejahterakan rakyatnya sesuai dengan undang-undang. Selain
itu porsi paling besar dari seluruh penerimaan negara ditempati oleh pajak. Maka dari
itu, pajak adalah suatu hal yang krusial bagi negara.
Di sisi lain, wajib pajak menganggap pajak merupakan pengurang hasil
keuntungan atau pendapatannya. Hal ini membuat wajib pajak keberatan untuk
menyetorkan pajaknya. Akan tetapi wajib pajak tidak bisa sepenuhnya melakukan
pengelakan, maka banyak wajib pajak berusaha untuk seminimal mungkin dalam
membayar pajak. Pembayaran pajak seminimal mungkin biasanya dilakukan dengan
mengecilkan laba ataupun memperbesar biaya. Wajib pajak terutama entitas biasanya
melakukan manajemen pajak. Manajemen pajak bisa dicapai melalui perencanaan
pajak (tax planning). Salah satu strategi umum perencanaan pajak yaitu tax avoidance
atau yang biasa disebut penghindaran pajak.
Putra (2019) menyatakan tax avoidance yaitu suatu kegiatan rekayasa dimana
tetap berada di dalam kerangka aturan perpajakan. Cara melakukan praktik
penghindaran pajak yaitu meminimalkan beban pajak seperti menghindari pajak
melalui transaksi pada objek tidak kena pajak. Contohnya dengan mengalihkan uang
sebagai tunjangan karyawan menjadi natura dimana natura merupakan bukan objek
kena pajak sesuai PPh Pasal 21. Dengan menggunakan kelemahan/celah yang ada pada
ketentuan perpajakan, wajib pajak dapat melakukan tax avoidance secara legal.
Sementara tax evasion yaitu tindakan pengurangan beban pajak secara ilegal seperti
194 Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Pertumbuhan___________________________

pelaporan yang tidak jujur (Obafemi, 2014). Kedua perbedaan utama terletak pada
legalitas tindakan pembayar pajak.
Pengukuran yang dipakai untuk penghindaran pajak yaitu effective tax rate/ETR.
Tingginya nilai ETR entitas menunjukkan bahwa entitas kurang efektif dalam
memanfaatkan insentif pajak dan memiliki pembayaran pajak yang besar. Sebaliknya,
entitas yang memiliki ETR rendah dapat digunakan sebagai indikator adanya
pemanfaatan insentif pajak atau tingginya tingkat penghindaran pajak yang
mengakibatkan rendahnya pembayaran beban pajak. Berikut formula untuk menghitung
ETR:

Profitabilitas
Kemampuan suatu entitas untuk menghasilkan keuntungan/laba dari penjualan,
total aset, ataupun dengan modal sendiri disebut profitabilitas (Fahmi 2014 dalam
Hidayat 2018). Profitabilitas merupakan suatu rasio yang digunakan sebagai
pengukuran keseluruhan efektivitas manajemen. Pengukuran ini ditunjukkan oleh
besarnya tingkat keuntungan atau laba yang dihasilkan dalam kaitannya dengan
penjualan ataupun investasi. Tingginya rasio profitabilitas menunjukkan adanya
kemampuan entitas yang semakin baik dalam memperoleh keuntungan atau laba bagi
entitas.
Pengukuran profitabilitas yang digunakan yaitu Return on Assets (ROA). ROA
mencerminkan bagaimana entitas mampu untuk memperoleh laba dalam
pengelolaannya terhadap assets yang dimiliki. Oleh karena itu, ROA dapat
menunjukkan tingkat efesiensi suatu entitas dalam memanfaatkan asetnya. ROA
memperhitungkan seluruh total aset entitas, baik aset yang diperoleh dari modal sendiri
maupun dari pendanaan di luar entitas. Rumus ROA dapat dicari dengan:

dimana rata-rata aset tertimbang dicari dengan:

Leverage
Leverage mengukur bagaimana kemampuan entitas untuk memenuhi utang atau
kewajiban jangka pendek dan jangka panjangnya (Barli, 2018). Leverage
mencerminkan seberapa besar pendanaan entitas yang berasal dari utang. Penggunaan
utang tersebut dapat digunakan oleh entitas untuk memenuhi operasional ataupun
investasi entitas. Entitas yang menggunakan utang akan memunculkan biaya tambahan
atas pinjaman atau utang tersebut yaitu beban bunga. Utang entitas yang tinggi
menimbulkan beban bunga yang tinggi pula. Bunga atas pinjaman adalah deductible
expense sehingga dapat mengakibatkan laba kena pajak menurun. Berkurangnya laba
fiskal akan menurunkan besarnya pembayaran pajak.
Debt to Equity Ratio/DER dipakai sebagai pengukuran leverage. DER
mencerminkan seberapa besarnya entitas menggunakan pendanaan utang dibandingkan
________________________________________Christili Tanjaya/Nazmel Nazir 195

dengan ekuitas/modal. Selain itu, rasio ini menyiratkan besarnya kemampuan entitas
untuk melunasi seluruh liabilitasnya dengan modal atau ekuitas entitas. Dengan kata
lain, DER mengukur besarnya persentase ekuitas atau modal yang menjadi jaminan
liabilitas/utang entitas. Tingginya DER suatu entitas menunjukkan tingginya utang dan
menunjukkan rendahnya modal entitas. Tingginya DER juga mencerminkan tingginya
risiko. Maka dari itu, investor dan kreditur cenderung menyukai entitas yang
mempunyai DER yang rendah karena menunjukkan kondisi entitas tidak terlalu
berisiko dan cenderung aman. DER dapat dinilai dengan melakukan perbandingan total
utang dengan total ekuitas atau modal ekuitas. Berikut formula untuk menghitung
DER:

Pertumbuhan Penjualan
Sales growth atau yang biasa disebut pertumbuhan penjualan adalah pengukuran
yang mengukur penjualan tahun berjalan dikurangkan dengan penjualan untuk tahun
lalu, kemudian dibandingkan pada penjualan tahun lalu (Fahmi, 2014 dalam Hidayat,
2018). Pertumbuhan penjualan (sales growth) dapat menunjukkan apakah setiap
tahunnya entitas mengalami perkembangan pada tingkat penjualannya. Oleh karena itu,
tingkat penjualan entitas bisa mengalami peningkatan ataupun penurunan. Semakin
meningkatnya penjualan entitas, semakin tinggi pula entitas mendapatkan laba dan
semakin baik pula kinerja entitas. Pertumbuhan penjualan dapat digunakan sebagai
ramalan untuk menghitung seberapa besar laba yang akan diperoleh di waktu
mendatang. Berikut rumus untuk menghitung pertumbuhan penjualan atau sales
growth:

Ukuran Perusahaan
Saifudin dan Yunanda (2016) menyatakan ukuran perusahaan merupakan skala
dimana suatu entitas dapat dikelompokkan sebagai entitas yang besar atau entitas yang
kecil. Ukuran perusahaan tersebut didasarkan pada nilai equity, nilai penjualan, jumlah
karyawan, total aset, dan lain sebagainya. Ada 3 kelompok ukuran perusahaan yaitu
perusahaan kecil, menengah, dan besar.
Pengukuran ukuran perusahaan bisa dilakukan dengan transformasi total
aktiva/aset entitas ke logaritma natural (Ln). Pengukuran ukuran perusahaan dengan
Ln(total Aset) dinilai lebih stabil jika dibandingkan dengan proksi lainnya. Nilai total
aktiva/aset biasanya bernilai lebih besar, maka nilai total aset disederhanakan dengan
logaritma natural tanpa merubah proporsi jumlah aset yang sebenarnya (Murhadi 2013
dalam Christy dan Subagyo 2019). Maka formula ukuran perusahaan yakni:
196 Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Pertumbuhan___________________________

Kerangka Penelitian
Pada penelitian ini, kerangka penelitian tercantum pada gambar 1 yakni:

Gambar 1
Kerangka Penelitian

Profitabilitas
(X1) H1(+)

Leverage H2 (+)
(X2) Penghindaran Pajak
H3 (+) (Y)

Pertumbuhan Penjualan
(X3) H4 (+)

Ukuran Perusahaan
(X4)

Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Profitabilitas terhadap Penghindaran Pajak
Sesuai dengan teori keagenan, antara principal dan agent terkadang mempunyai
kepentingan yang bertolak belakang. Manajer sebagai agent berusaha untuk
meningkatkan profitabilitas, bisa saja bertindak untuk selalu menaikkan labanya yaitu
dengan mengecilkan timbulnya beban pajak. Cara yang biasa dilakukan oleh entitas
yaitu perencanaan pajak dimana yang dapat diaplikasikan entitas serta bersifat legal
adalah dengan melakukan penghindaran pajak. Dengan penghindaran pajak, beban
pajak entitas akan menurun dan membuat profitabilitas meningkat. Maka dari itu,
entitas yang mempunyai profitabilitas yang meningkat cenderung berupaya melakukan
tax avoidance. Argumen tersebut didukung oleh riset dari Dewinta dan Setiawan
(2016) yang mengungkapkan profitabilitas mempunyai pengaruh dengan arah positif
pada penghindaran pajak. Selan itu, riset yang mengungkapkan profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap penghindaran pajak yaitu riset dari Christy dan Subagyo (2019)
dan Akbar et al. (2020). Sesuai penjelasan sebelumnya, maka hipotesis pertama yaitu:
H1: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak

Pengaruh Leverage terhadap Penghindaran Pajak


Entitas yang memakai pinjaman alias utang sebagai sumber pendanaannya,
akan menyebabkan munculnya biaya atas utang tersebut yang disebut beban bunga.
Makin tinggi rasio leverage, makin tinggi pula utang entitas. Tingginya utang entitas,
menyebabkan timbulnya beban bunga yang tinggi. Hal tersebut tentunya akan
berdampak pada laba entitas yang berkurang dan beban pajak entitas juga menurun. Hal
ini dikarenakan beban bunga merupakan deductible expense yang dapat mengakibatkan
________________________________________Christili Tanjaya/Nazmel Nazir 197

laba kena pajak menurun dan kemudian akan menyebabkan berkurangnya pembayaran
jumlah pajak. Sesuai dengan teori keagenan pula, terkadang entitas akan melakukan
tindakan supaya kinerjanya terlihat baik. Maka dari itu, entitas dapat melakukan upaya
penghindaran pajak melalui pendanaan dari utang. Hasil penelitian terdahulu yang
mendukung argumen diatas yaitu penelitian dari Wijayanti dan Merkusiwati (2017) dan
Oktamawati (2017) yang menyimpulkan terdapat pengaruh positif antara leverage pada
penghindaran pajak. Peneliti lain seperti Dewinta dan Setiawan (2016), Handayani
(2018), Hidayat (2018), dan Akbar et al. (2020) mengungkapkan tidak terdapat
pengaruh antara leverage pada penghindaran pajak. Sesuai penjelasan sebelumnya,
maka hipotesis kedua yakni:
H2: Leverage berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak

Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Penghindaran Pajak


Dari waktu ke waktu, penjualan entitas bisa mengalami peningkatan maupun
penurunan. Entitas yang mempunyai sales growth yang mengalami peningkatan
menunjukkan laba yang diperoleh entitas juga meningkat. Meningkatnya laba entitas
menyebabkan pajak entitas juga meningkat. Hal ini akan membuat entitas bertindak
melakukan penghindaran pajak. Sesuai dengan teori keagenan pula, terkadang entitas
akan melakukan berbagai cara untuk memperlihatkan kinerja yang bagus. Maka dari
itu, entitas yang mempunyai pertumbuhan penjualan yang meningkat akan lebih
condong melakukan kegiatan tax avoidance supaya dapat mengurangi beban pajak
entitas. Argumen diatas didukung oleh riset dari Dewinta dan Setiawan (2016) yang
menyimpulkan terdapat pengaruh dengan arah positif antara pertumbuhan penjualan
pada penghindaran pajak. Berdasarkan riset dari Swingly dan Sukartha (2015) serta
Christy dan Subagyo (2019) menyimpulkan tidak adanya pengaruh antara pertumbuhan
penjualan pada penghindaran pajak. Sesuai penjelasan sebelumnya, hipotesis ketiga
yaitu:
H3: Pertumbuhan Penjualan berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak

Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Penghindaran Pajak


Entitas besar dengan aset yang besar akan mempengaruhi produktivitas entitas
dalam meningkatkan laba. Tingginya laba tentunya akan mempengaruhi beban pajak
entitas dan akhirnya entitas dapat melakukan tindakan penghindaran pajak. Selain itu,
entitas besar biasanya mempunyai SDM yang mahir dalam hal perpajakan dimana
membantu entitas untuk membuat perencanaan pajak. Perencanaan pajak seperti
penghindaran pajak yang bersifat legal merupakan suatu cara bagi entitas yang akan
mengoptimalkan beban pajaknya. Maka dari itu, entitas yang besar akan lebih condong
melakukan penghindaran pajak. Barli (2018) juga menyatakan ukuran perusahaan
menjadi faktor yang menyebabkan penghindaran pajak. Penelitian yang mendukung
argumen diatas adalah riset dari Swingly dan Sukartha (2015) serta Dewinta dan
Setiawan (2016) yang mengungkapkan terdapat pengaruh secara positif antara ukuran
perusahaan pada penghindaran pajak. Handayani (2018). Peneliti lainnya seperti
Wijayanti dan Merkusiwati (2017) dan Barli (2018) mengungkapkan ukuran
perusahaan tidak mempunyai pengaruh pada penghindaran pajak Sesuai penjelasan
sebelumnya, maka hipotesis keempat yaitu:
H4: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak
198 Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Pertumbuhan___________________________

METODE PENELITIAN

Pengujian hipotesis dengan pendekatan kuantitatif dilakukan dalam penelitian ini.


Financial statements akan digunakan sebagai data sekunder. Populasi yang digunakan
di penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Metode pengambilan sampelnya akan
memakai metode non probability sampling yakni teknik purposive sampling. Berikut
beberapa kriteria penentuan sampel:
1. Perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di BEI selama
periode 2015-2019.
2. Perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang mempublikasikan financial
statements secara konsisten selama periode 2015-2019.
3. Perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang tidak mengalami kerugian
selama periode 2015-2019.
4. Perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang menyajikan financial
statements dalam mata uang Rupiah dan berakhiran 31 Desember selama periode
2015-2019.
5. Perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang mempunyai data lengkap
terkait dengan variabel penelitian.
Data panel tersebut kemudian akan diolah dengan metode regresi data panel dan
memakai aplikasi EViews 9. Metode analisis data yang dipakai di penelitian ini adalah
dengan analisis statistik deskriptif, estimasi model regresi dan uji hipotesis.
Definisi operasional serta pengukuran untuk 5 variabel penelitian tercantum pada
tabel berikut:

Tabel 3
Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya
No. Variabel Definisi Variabel Pengukuran Variabel
1. Penghindaran Penghindaran pajak
Pajak yaitu kegiatan rekayasa
yang tetap berada
dalam kerangka aturan
perpajakan yang akan
mengurangi pajak

2. Profitabilitas Profitabilitas yaitu


kemampuan entitas
menciptakan laba
dengan penjualan, total dimana rata-rata aset tertimbang dapat
aset, ataupun dengan dihitung dengan:
modal sendiri.
________________________________________Christili Tanjaya/Nazmel Nazir 199

No. Variabel Definisi Variabel Pengukuran Variabel


3. Leverage Leverage adalah
pengukuran seberapa
besar pendanaan entitas
berasal dari utang.

4. Pertumbuhan Pertumbuhan penjualan


Penjualan yaitu rasio yang
mengukur bagaimana
kemampuan entitas
untuk meningkatkan
penjualan setiap
tahunnya.
5. Ukuran Ukuran perusahaan
Perusahaan yaitu nilai alias skala
dimana suatu entitas
dikategorikan sebagai
entitas yang besar atau
kecil.

Berikut model persamaan regresi dalam penelitian ini:


ETR = α + β1ROA + β2DER + β3GS+ β4SIZE + ε
Keterangan:
ETR = Effective Tax Rate
ROA = Return on Assets
DER = Debt to Equity Ratio
SG = Sales Growth (Pertumbuhan Penjualan)
SIZE = Ukuran Perusahaan
α = Konstanta
β1- β4 = Koefisien regresi dari tiap variabel independent
ε = Error

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Data
Berdasarkan kriteria pada pengambilan sampel didapatkan 21 perusahaan
manufaktur sektor barang konsumsi dengan periode tahun 2015-2019, sehingga total
sampel penelitian ada sebanyak 105 sampel. Dalam hal ini, ada 7 perusahaan yang
tidak dimasukkan sebagai sampel penelitian karena datanya outlier. Tabel 4
menunjukkan hasil penyaringan sampel.

Tabel 4
Deskripsi Sampel
No Keterangan Total
Populasi Perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi 64
Perusahaan yang tidak memenuhi kriteria
Perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang tidak terdaftar di BEI
1 (23)
selama 2015-2019.
200 Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Pertumbuhan___________________________

No Keterangan Total
Perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang tidak mempublikasikan
2 1
laporan keuangan secara konsisten selama periode tahun 2015-2019.
Perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang mengalami kerugian
3 (12)
selama periode 2015-2019
Perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang tidak menyajikan laporan
4 keuangan dalam mata uang Rupiah dan berakhiran 31 Desember selama periode 0
2015-2019
Perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang tidak mempunyai data
5 0
yang lengkap terkait dengan variabel penelitian
Jumlah8 sampel perusahaan 28
Outlier (7)
Jumlah sampel perusahaan setelah outlier 21
Jumlah sampel perusahaan selama periode 2015-2019 (21 x 5 tahun) 105

Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dianalisa dengan melihat nilai rata-rata/mean, standar
deviasai/standard deviasion, data maksimum serta data minimum dari data sampel
yang dikumpul. Berikut hasil analisa statistik deskriptif dari 21 sampel perusahaan
dengan periode 2015-2019 yang menghasilkan 105 sampel penelitian yang ditunjukkan
pada Tabel 5.

Tabel 5
Statistik Deskriptif
ETR ROA DER SG SIZE
Mean 0,268514 0,109226 0,557193 0,070351 29,02831
Maximum 0,814617 0,316999 1,732365 0,352330 32,20096
Minimum 0,066277 0,000533 0,076125 -0,204431 25,79571
Std. Dev. 0,078667 0,071374 0,387552 0,089702 1,671277
Observations 105 105 105 105 105

Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai minimum variabel ETR adalah 0,066277


yaitu pada tahun 2015 oleh perusahaan Mandom Indonesia Tbk. Nilai paling tinggi
untuk variabel ETR adalah 0,814617 pada tahun 2019 oleh perusahaan Sekar Bumi
Tbk. Secara rata-rata, nilai ETR yaitu 0,268514 dengan standar deviasi 0,078667.
Variabel profitabilitas yaitu ROA mempunyai nilai paling rendah yakni
0,000533 pada tahun 2019 oleh perusahaan Sekar Bumi Tbk. Nilai
tertingginya/maksimumnya yaitu 0,316999 pada tahun 2016 oleh perusahaan H.M.
Sampoerna Tbk. Secara rata-rata, nilai ROA yaitu 0,109226 dengan standar deviasi
0,071374.
Nilai paling rendah dari variabel leverage (DER) adalah 0,076125 yaitu pada
tahun 2015 oleh Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk. Nilai paling tinggi untuk
DER adalah 1,732365 yaitu pada tahun 2018 oleh perusahaan Kimia Farma Tbk.
Secara rata-rata, nilai DER yaitu 0,557193 dengan standar deviasi 0,387552.
Variabel pertumbuhan penjualan yaitu SG mempunyai nilai terendah sebesar -
0,204431 pada tahun 2015 oleh perusahaan Delta Djakarta Tbk. Nilai paling tinggi
yaitu 0,352330 pada tahun 2018 oleh perusahaan Kimia Farma Tbk. Secara rata-rata,
nilai SG yaitu 0,070351 dengan standar deviasi 0,089702.
Ukuran perusahaan yaitu SIZE dimana nilai paling rendahnya adalah 25,79571
pada tahun 2017 oleh Pyridam Farma Tbk. Nilai paling tinggi yakni 32,20096 pada
________________________________________Christili Tanjaya/Nazmel Nazir 201

tahun 2018 oleh Indofood Sukses Makmur Tbk. Secara rata-rata, nilai SIZE yaitu
29,02831 dengan standar deviasi 1,671277.

Estimasi Model Regresi Data Panel


1. Chow Test
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 1.630828 (20,80) 0.0654
Cross-section Chi-square 35.906022 20 0.0158
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2020
Hasil chow test dilihat pada nilai prob. Cross-section chi-square yaitu 0,0158 <
0,05 yang artinya yang paling baik di chow test adalah FEM dan uji Hausman
selanjutnya diuji.

2. Hausman Test
Correlated random Effects - Hausman Tests
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Chi-Sq. d.f. Prob.
Statistic
Cross-section random 10.965977 4 0.0269
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2020
Hasil Prob. Cross-section random yatiu 0,0269 < 0,05 yang artinya yang paling
baik adalah FEM. Dikarenakan hasil uji chow serta uji hausman menghasilkan
model terbaik yaitu FEM, maka pengujian LM tidak perlu dilakukan. Sehingga
dapat disumpulkan model terbaik dalam penelitian ini yaitu fixed effect (FEM).
Dikarenakan hasil model yang terpilih adalah FEM, maka tidak diperlukan uji
asumsi klasik. Berikut adalah tabel regresi model FEM:

Tabel 6
Regresi Fixed Effect Model
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -1.996453 0.958979 -2.081854 0.0406
ROA -0.864064 0.249230 -3.466937 0.0008
DER -0.044898 0.032748 -1.371033 0.1742
SG -0.069792 0.091105 -0.766062 0.4459
SIZE 0.082308 0.032879 2.503353 0.0143
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.439375 Mean dependent var 0.268514
Adjusted R-squared 0.271187 S.D. dependent var 0.078667
S.E. of regression 0.067158 Akaike info criterion -2.359271
Sum squared resid 0.360819 Schwarz criterion -1.727375
Log likelihood 148.8617 Harman-Quinn criter. -2.103214
F-statistic 2.612410 Durbin-Watson stat 1.774752
Prob(F-statistic) 0.000736
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2020
202 Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Pertumbuhan___________________________

Model Regresi Berganda


Di penelitian ini, model paling baik yaitu FEM/Fixed Effect Model, oleh karena
itu sesuai dengan model yang terpilih maka persamaan yang tercipta dalam penelitian
ini sesuai dengan tabel 6 adalah:
ETR = -1,996453 – 0,864064*ROA – 0,044898*DER – 0,069792*SG +
0,082308*SIZE

Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)


Berdasarkan tabel hasil regresi, nilai untuk Adjusted R-squared yakni 0,271187.
Hal ini mencerminkan kemampuan dari variabel bebas yakni profitabilitas, leverage,
pertumbuhan penjualan, dan ukuran perusahaan dapat menjelaskan variabel terikatnya
yakni penghindaran pajak adalah 27,1187% dan sisanya 72,8813% dijelaskan oleh
faktor/variabel lain di luar penelitian. Oleh karena itu, hal tersebut menunjukkan relatif
rendahnya kemampuan dari variabel bebas dalam hal menjelaskan variabel terikatnya.

Uji Simultan/Uji Global (Uji F)


Sesuai hasil regresi, dapat dilihat nilai Prob(F-statistic) atau sig (p-value) adalah
0,000736 dimana 0,000736 ≤ 0,05, maka dapat diartikan paling tidak terdapat satu
variabel bebas pada penelitian ini yang memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel
terikatnya dan juga memiliki makna bahwa secara bersama-sama/simultan Profitabilitas
(ROA), Leverage (DER), Pertumbuhan Penjualan (SG), dan Ukuran Perusahaan (SIZE)
mempunyai pengaruh signifikan terhadap Penghindaran Pajak (ETR).

Uji Individu (Uji T)

Tabel 7
Uji Individu (Uji T)
Prediksi Hipotesis Prob. Keputusan
Coefficient
Variable t-Statistic (One-
Beta
tailed)
C -1.996453 -2.081854
H1 : Probabilitas
ROA berpengaruh positif terhadap -0.864064 -3.466937 0,0004 H1 diterima
penghindaran pajak
H2 : Leverage berpengaruh
DER positif terhadap -0.044898 -1.371033 0,0871 H2 ditolak
penghindaran pajak
H3 : Pertumbuhan penjualan
SG berpengaruh positif terhadap -0.069792 -0.766062 0,22295 H3 ditolak
penghindaran pajak
H4 : Ukuran perusahaan
SIZE berpengaruh positif terhadap 0.082308 2.503353 0,00715 H4 ditolak
penghindaran pajak
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2020

Pembahasan
Pengaruh Profitabilitas terhadap Penghindaran Pajak
Sesuai Tabel 7, nilai t statistiknya ROA yaitu -3,466937 dengan sig (p-value)
sebesar 0,0008/2 = 0,0004 (pengujian 1 sisi sehingga sig/2) sehingga 0,0004 ≤ 0,05
sehingga bisa disimpulkan profitabilitas mempunyai pengaruh yang signifikan pada
penghindaran pajak. Diketahui juga koefisien regresi profitabilitas yaitu -0,864064
________________________________________Christili Tanjaya/Nazmel Nazir 203

sehingga dapat diartikan variabel profitabilitas berpengaruh negatif terhadap ETR.


Sesuai dengan teori ETR dan penghindaran pajak yang memiliki hubungan berbanding
terbalik, maka nilai koefisien regresi untuk profitabilitas dapat dibaca menjadi
0,864064 pada penghindaran pajak. Sehingga bisa disimpulkan profitabilitas
berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak. Oleh karena itu, hipotesis pertama
(H1) diterima.
Sesuai dengan hasil pengujian regresi, diketahui untuk hipotesis pertama terbukti
(diterima). Hal ini dikarenakan hasil pengujian regresi menunjukkan profitabilitas
berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak. Hasil pada penelitian ini didukung
dengan riset dari Dewinta dan Setiawan (2016). Tingginya profitabilitas menunjukkan
tingginya tingkat penghindaran pajak suatu entitas dan begitu pula sebaliknya. Entitas
yang memiliki ROA yang tinggi menunjukkan entitas memiliki laba yang tinggi pula.
Sesuai dengan teori agensi, agent berusaha untuk menunjukkan kinerja yang baik.
Ketika entitas memiliki laba yang tinggi, pajak yang akan dibayarkan juga tinggi dan
akan menyebabkan laba tahun berjalan menjadi lebih kecil. Oleh karena itu, agent
mungkin akan melakukan tindakan penghindaran pajak dimana entitas memanfaatkan
loopholes dalam aturan perpajakan guna meminimalkan pajak yang dibayar sehingga
tidak mengurangi kompensasi yang didapat.

Pengaruh Leverage terhadap Penghindaran Pajak


Sesuai tabel 7, variabel leverage diproksikan dengan DER. Untuk DER diperoleh
nilai t statistik yaitu -1,371033 dengan sig (p-value) sebesar 0,1742/2 = 0,0871
(pengujian 1 sisi sehingga sig/2) sehingga 0,0871 > 0,05 yang bisa disimpulkan
leverage tidak mempunyai pengaruh pada penghindaran pajak. Diketahui juga koefisien
regresi leverage sebesar -0,044898 dimana dapat diartikan variabel leverage
berpengaruh negatif terhadap ETR. Sesuai dengan teori ETR berbanding terbalik
dengan penghindaran pajak sehingga nilai koefisien regresi leverage dapat dibaca
menjadi 0,044898 terhadap penghindaran pajak. Meskipun nilai koefisien regresi
mempunyai arah positif terhadap penghindaran pajak sesuai hipotesis, namun nilai sig
tersebut > 0,05. Hasil uji T ini menunjukkan leverage tidak berpengaruh terhadap
penghindaran pajak. Dengan demikian, hipotesis kedua (H2) ditolak.
Sesuai dengan hasil pengujian regresi, hipotesis kedua dinyatakan ditolak (tidak
terbukti). Hal ini dikarenakan sesuai hasil uji regresi leverage tidak berpengaruh
terhadap penghindaran pajak. Hasil pada penelitian ini didukung dengan riset dari
Dewinta dan Setiawan (2016), Handayani (2018), Hidayat (2018), dan Akbar et al.
(2020).
Hal tersebut mungkin dikarenakan entitas dengan tingkat leverage yang terlalu
tinggi akan membuat entitas terlihat buruk sehingga entitas akan lebih konservatif atas
laporan keuangan untuk operasional entitas. Utang yang terlalu tinggi juga bisa
menimbulkan adanya risiko gagal bayar dan akan mengganggu going concern entitas.
Selain itu, dikarenakan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No.
169/PMK.010/2015, adanya pembatasan maksimum untuk perbandingan DER yakni
sebesar 4:1 sebagai salah satu pendekatan untuk mencegah penghindaran pajak,
mungkin menyebabkan entitas lebih berhati-hati serta tidak menggunakan pinjaman
yang terlalu tinggi sebagai cara untuk penghindaran pajak, sehingga entitas mungkin
akan mencari cara lain atau memanfaatkan celah lain dalam perpajakan.
204 Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Pertumbuhan___________________________

Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Penghindaran Pajak


Sesuai tabel 7, variabel pertumbuhan penjualan ditulis dengan SG dalam penelitian
ini. Untuk SG diperoleh nilai t statistik yaitu -0,766062 dengan sig (p-value) 0,4459/2 =
0,22295 (pengujian 1 sisi sehingga sig/2) sehingga 0,22295 > 0,05 sehingga bisa
disimpulkan pertumbuhan penjualan tidak mempunyai pengaruh pada penghindaran
pajak. Diketahui juga koefisien regresi untuk SG sebesar -0,069792 sehingga bisa
diartikan variabel SG berpengaruh negatif terhadap ETR. Sesuai dengan teori ETR
berbanding terbalik dengan penghindaran pajak, maka nilai koefisien regresi SG dapat
dibaca menjadi 0,069792 terhadap penghindaran pajak. Meskipun nilai koefisien
regresi menunjukkan arah positif terhadap penghindaran pajak sesuai hipotesis, namun
nilai sig tersebut > 0,05. Hasil uji T ini menyatakan pertumbuhan penjualan tidak
berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Oleh karena itu, hipotesis ketiga (H3)
ditolak.
Sesuai dengan hasil pengujian regresi, hipotesis ketiga dinyatakan ditolak (tidak
terbukti). Hal ini dikarenakan sesuai hasil uji regresi, pertumbuhan penjualan tidak
berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Hasil pada penelitian ini didukung dengan
riset dari Swingly dan Sukartha (2015) dan Christy dan Subagyo (2019).
Pertumbuhan penjualan menunjukkan adanya peningkatan atau penurunan
terhadap penjualan atau pendapatan entitas. Entitas dengan tingginya pertumbuhan
penjualan belum tentu memperoleh laba yang tinggi pula. Hal ini bisa dikarenakan
adanya beban atau biaya yang tinggi pula akibat dari penjualan yang tinggi sehingga
pertumbuhan penjualan yang tinggi bisa saja menghasilkan laba yang rendah. Sehingga
tinggi rendahnya pertumbuhan penjualan tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada
penghindaran pajak.

Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Penghindaran Pajak


Sesuai tabel 7, variabel ukuran perusahaan ditulis dengan SIZE dalam penelitian
ini. Untuk SIZE diperoleh nilai t statistik yaitu 2,503353 dengan sig (p-value) sebesar
0,0143/2 = 0,00715 (pengujian 1 sisi sehingga sig/2) sehingga 0,00715 ≤ 0,05 sehingga
bisa disimpulkan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh pada penghindaran pajak.
Diketahui juga koefisien regresi ukuran perusahaan yaitu 0,082308 sehingga dapat
diartikan variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap ETR. Sesuai dengan
teori ETR dan penghindaran pajak yang berbanding terbalik, maka nilai koefisien
regresi profitabilitas dapat dibaca menjadi -0,082308 terhadap penghindaran pajak.
Sehingga kesimpulannya yaitu ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap
penghindaran pajak. Oleh karena itu, hipotesis keempat (H4) ditolak.
Sesuai dengan hasil pengujian regresi, hipotesis keempat dinyatakan ditolak (tidak
terbukti) karena tidak lolos uji arah. Hal ini dikarenakan kesimpulan yang dihasilkan
yakni ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak yang berarti
makin besar suatu ukuran perusahaan, makin rendah pula tingkat praktik penghindaran
pajaknya dan begitu pula sebaliknya. Hasil pada penelitian ini didukung dengan riset
dari Oktamawati (2017).
Hal ini dapat dikarenakan entitas yang besar (dengan total aktiva yang besar)
biasanya cenderung mempunyai laba yang lebih stabil dibandingkan entitas kecil. Maka
dari itu, entitas besar dianggap akan lebih sanggup untuk melakukan pembayaran pajak,
oleh karena itu tingkat penghindaran pajaknya menjadi lebih rendah. Selain itu, entitas
yang besar kemungkinan menjadi pusat perhatian bagi pemerintah dan publik, sehingga
entitas besar cenderung berusaha untuk menjaga citra entitas dan cenderung untuk
________________________________________Christili Tanjaya/Nazmel Nazir 205

mematuhi peraturan perpajakan. Entitas besar cenderung patuh pada peraturan terkait
perpajakan serta lebih hati-hati untuk pengambilan kebijakan/keputusan terkait
perpajakan. Hal ini dikarenakan jika entitas tidak melakukannya, maka dapat
merugikan entitas, seperti sanksi, dan menciptakan reputasi yang buruk bagi entitas di
mata masyarakat dan pemerintah

SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

Simpulan
Berikut kesimpulan atas penelitian ini:
1. Profitabilitas berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak.
2. Leverage tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
3. Pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
4. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak.

Keterbatasan
Adapun beberapa keterbatasan penelitian ini yakni:
1. Jumlah sampel pada penelitian ini hanya sebanyak 21 perusahaan dari 64
perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di BEI pada
tahun 2015-2019 yang memenuhi syarat purposive sampling sehingga hasil
penelitian kurang dapat digeneralisasikan.

Implikasi Manajerial
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat bagi pihak-
pihak terkait seperti:
1. Sesuai dengan hasil penelitian, hanya profitabilitas yang berpengaruh positif
terhadap penghindaran pajak, maka pemerintah dapat membuat peraturan atau
kebijakan terkait untuk mengatasi masalah penghindaran pajak dengan
menggunakan profitabilitas sebagai indikator. Sehingga pemerintah harus lebih
memperhatikan perusahaan yang profitabilitasnya meningkat, apakah
perusahaan sudah benar dalam menyusun laporan keuangannya yang terkait
dengan pehitungan pajaknya.
2. Sesuai dengan hasil penelitian, hanya profitabilitas yang berpengaruh positif
terhadap penghindaran pajak, maka para investor dapat menjadikan
profitabilitas perusahaan sebagai indikator dan menjadikan bahan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan investasi. Para investor juga dapat terlebih
dahulu menganalisis bagaimana kinerja suatu perusahaan dan menilai apakah
perusahaan tersebut mematuhi peraturan perpajakan yang ada.

Saran Untuk Penelitian Selanjutnya


Mengingat adanya keterbatasan dalam penelitian, maka berikut beberapa saran
bagi penelitian berikutnya yakni:
1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memakai model ini untuk penelitian
di industri lainnya atau dapat memperluas sampel pada penelitian sehingga
tidak hanya terbatas pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi
saja.
206 Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Pertumbuhan___________________________

2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan variabel-variabel


tambahan lainnya seperti komite audit, komisaris independent, kualitas
audit, dan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Z., Irawati, W., Wulandari, R., & Barli, H. (2020). Analisis Profitabilitas,
Leverage, Pertumbuhan Penjualan, dan Kepemilikan Keluarga terhadap
Penghindaran Pajak. Jurnal Akuntansi: Kajian Ilmiah Akuntansi, 7(2), 190–199.
Badan Pusat Statistik. (2020, 10 Januari). Realisasi Pendapatan Negara (Miliaran
Rupiah) 2007-2020. Diakses pada 30 September 2020, dari
https://www.bps.go.id/statictable/2009/02/24/1286/realisasi-pendapatan-negara-
milyar-rupiah-2007-2020.html.
Barli, H. (2018). Pengaruh Leverage dan Firm Size terhadap Penghindaran Pajak (Studi
Empiris pada Perusahaan sektor Property, Real Estate dan Building Construction
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2013-2017). Jurnal Ilmiah
Akuntansi Universitas Pamulang, 6(2), 223–238.
Christy, J., & Subagyo. (2019). Pengaruh Firm Size, Sales Growth, dan ROA terhadap
Penghindaran Pajak dengan Komite Audit Sebagai Variabel Moderasi. Jurnal
Akuntansi, 19(2), 139–150.
CNBC Indonesia. (2020, 8 Januari). Hmm.. Sudah 11 Tahun, RI Tak Mampu Capai
Target Pajak. Diakses pada 28 September 2020, dari
https://www.cnbcindonesia.com/news/20200108133413-4-128546/hmm-sudah-
11-tahun-ri-tak-mampu-capai-target-pajak.
Dewinta, I. A. R., & Setiawan, P. E. (2016). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur
Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Tax
Avoidance. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 14(3), 1584–1613.
Handayani, R. (2018). Pengaruh Return on Assets (ROA), Leverage dan Ukuran
Perusahaan terhadap Tax Avoidance pada Perusahaan Perbankan yang Listing di
BEI Periode Tahun 2012-2015. Jurnal Akuntansi Maranatha, 10(1), 72–84.
Hidayat, W. W. (2018). Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Pertumbuhan Penjualan
terhadap Penghindaran Pajak: Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Di Indonesia.
Jurnal Riset Manajemen Dan Bisnis, 3(1), 19–26.
Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). Theory of the firm: Managerial behavior,
agency costs and ownership structure. Journal of Financial Economics, 3(4), 305–
360.
Mardiasmo. (2019). Perpajakan-Edisi 2019. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Obafemi, F. J. F. (2014). An Empirical Study of Tax Evasion and Tax Avoidance : A
Critical Issue in Nigeria Economic Development. Journal of Economics and
Sustainable Development, 5(18), 22–27.
Oktamawati, M. (2017). Pengaruh Karakter Eksekutif, Komite Audit, Ukuran
Perusahaan, Leverage, Pertumbuhan Penjualan, dan Profitabilitas terhadap Tax
Avoidance. Jurnal Akuntansi Bisnis, 15(1), 23–40.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 169/PMK.010/2015
Penentuan Besarnya Perbandingan Antara Utang dan Modal Perusahaan untuk
Keperluan Penghitungan Pajak Penghasilan. 9 September 2015. Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1351. Jakarta.
________________________________________Christili Tanjaya/Nazmel Nazir 207

Putra, I. M. (2019). Manajemen Pajak: Strategi Pintar Merencanakan dan Mengelola


Pajak dan Bisnis. Yogyakarta: Quadrant.
Saifudin, & Yunanda, D. (2016). Determinasi Return On Asset, Leverage, Ukuran
Perusahaan, Kompensasi Rugi Fiskal dan Kepemilikan Institusi terhadap
Penghindaran Pajak (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
BEI Tahun 2011 - 2014). WIGA: Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi, 6(2), 131–143.
Swingly, C., & Sukartha, I. M. (2015). Pengaruh Karakter Eksekutif, Komite Audit,
Ukuran Perusahaan, Leverage, dan Sales Growth pada Tax Avoidance. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana, 10(1), 47–62.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 Perubahan Ketiga Atas
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan. 17 Juli 2007. Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2007
Nomor 85. Jakarta.
Wijayanti, Y. C., & Werkusiwati, N. K. L. A. (2017). Pengaruh Proporsi Komisaris
Independen, Kepemilikan Institusional, Leverage, dan Ukuran Perusahaan pada
Penghindaran Pajak. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 20(1), 699–728.
208 Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Pertumbuhan___________________________
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 8, Nomor 3, Tahun 2019, Halaman 1-11
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting ISSN (Online): 2337-3806

PENGARUH RETURN ON ASSETS, LEVERAGE, UKURAN


PERUSAHAAN, INTENSITAS ASET TETAP DAN KEPEMILIKAN
INSTITUSIONAL TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK

Espi Noviyani, Dul Muid 1

Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro


Jl. Prof. Soedharto SH Tembalang, Semarang 50239, Phone: +622476486851

ABSTRACT
This study aims to examine the factors that affect the company’s tax avoidance using effective tax
avoidance as an indicator. There are several factors used in this research consisted of return on
assets, leverage, size, capital intensity and institutional ownership. The purpose of this study is to
empirically examine whether the return on assets, leverage, size, capital intensity and institutional
ownership affect the tax avoidance in manufacturing companies listed in Indonesia Stock
Exchange. The result showed that return on assets, leverage, capital intensity and institutional
ownership significantly affect tax avoidance. Meanwhile size does not significantly influence tax
avoidance. In this study there are still many limitation and shortcomings namely the effect of
independent variables on the dependent variables can only explain by 12.7%. Hence, more
independent variables are needed.

Keywords: tax avoidance, effective tax rates, manufacturing.

PENDAHULUAN
Sesuai dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 mengenai Pajak Penghasilan pasal 2 ayat
1 huruf b menyatakan bahwa subjek pajak badan yaitu
Sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha
maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan
komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah
dengan nama dan bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan,
perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya,
lembaga, dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha
tetap lainnya.
Ketika perusahaan menerima atau memperoleh penghasilan, maka status perpajakannya
berubah dari subjek pajak ke wajib pajak yang kemudian dikenakan pajak penghasilan. Sesuai
dengan yang tercantum dalam Undang Undang No. 36 Tahun 2008 Pasal 1 menyatakan
Pajak penghasilan dikenakan terhadap Subjek Pajak atas penghasilan yang diterima atau
diperolehnya dalam tahun pajak. Subjek pajak yang menerima atau memperoleh
penghasilan, dalam undang-undang disebut wajib pajak. Wajib pajak akan dikenakan pajak
atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya selama satu tahun pajak atau dapat pula
dikenakan pajak untuk penghasilan dalam bagian tahun pajak, apabila kewajiban pajak
subjektifnya dimulai atau berakhir dalam tahun pajak.
Perusahaan menggunakan dasar penghasilan kena pajak dan tarif yang berlaku untuk
perhitungan pajaknya, sesuai dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 pasal 6 ayat 1 dijelaskan
bahwa perhitungan penghasilan kena pajak yaitu berdasarkan penghasilan bruto dikurangkan
dengan biaya untuk memelihara, mendapatkan, dan menagih penghasilan. Tarif pajak yang
dikenakan dinyatakan dalam bentuk persentase. Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 pasal 17 ayat
1 huruf b, ayat 2 huruf a, huruf b, dan pasal 31E mengatur segala ketentuan mengenai tarif pajak
yang berlaku di Indonesia.

1
Corresponding author
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 8, Nomor 3, Tahun 2019, Halaman 2

Sebagai salah satu negara pemungut pajak, di Indonesia pajak merupakan sumber
pendapatan terbesar negara. Selama pelaksanaan, muncul perbedaan kepentingan antara warga
negara sebagai wajib pajak dan pemerintah. Penerimaan pajak menjadi sebagian besar sumber dana
dalam penerimaan negara yang diperlukan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan. Di
sisi lain, membayar pajak dapat mengurangi kemampuan ekonomi perusahaan sehingga para wajib
pajak akan berupaya meminimalkan pembayaran pajak mereka. Adanya perbedaan kepentingan ini
disebabkan wajib pajak akan berusaha meminimalkan beban pajak mereka, entah melalui cara yang
legal maupun ilegal dengan memanfaatkan peluang karena kelemahan peraturan perpajakan
(Surbakti, 2012).
Dalam Buku Pengantar Ilmu Hukum Pajak R. Santoso Brotodihardjo, (1993:13-14) terdapat
dua tipe perlawanan pajak yaitu, perlawanan aktif dan perlawanan pasif:
a. Perlawanan aktif merupakan seluruh upaya maupun tindakan yang secara langsung
dilakukan wajib pajak yang memiliki tujuan untuk menghindari pajak. Contoh dari
perlawanan aktif yang dilakukan oleh wajib pajak yaitu penyelundupan pajak (tax evasion)
dan pengindaran pajak (tax avoidance) merupakan salah satu contoh perlawanan aktif.
b. Perlawanan pasif merupakan usaha maupun hambatan-hambatan yang secara sengaja
dilakukan untuk mempersulit pemungutan pajak. Hal ini mempunyai keterkaitan yang kuat
dengan struktur ekonomi suatu negara, moral penduduk, perkembangan intelektual serta
sistem dan cara pemunggutan pajak itu sendiri.
Menurut Suandy (2001), strategi yang dapat dilakukan untuk penghematan pajak dan masih
sesuai dengan peraturan perpajakan (legal) adalah penghindaran pajak (tax avoidance). Perusahaan
wajib memahami peraturan perpajakan apabila ingin melakukan praktik penghindaran pajak.
Penghindaran pajak dilakukan dengan memanfaatkan celah dalam kebijakan pajak yang
menguntungkan bagi perusahaan sehingga masih dianggap legal dan tidak melanggar ketentuan
perpajakan yang ada.
Praktik penghindaran pajak menjadi salah satu pilihan menarik yang diambil manajemen
karena masih pada grey area. Praktik penghindaran pajak dilakukan untuk menurunkan beban
pajak dalam rangka meningkatkan profitabilitas perusahaan. Tidak semua perusahaan melakukan
strategi penghindaran pajak, karena terdapat sanksi atau beban biaya yang cukup berat, nama baik
perusahaan dan menjunjung tinggi good corporate governance, serta anggapan penghindaran pajak
sama dengan penggelapan pajak (Rusydi dan Martani, 2014).
Perusahaan mungkin memiliki preferensi yang berbeda mengenai keterlibatan mereka dalam
kegiatan penghindaran pajak. Risiko yang timbul diantaranya memunculnya biaya-biaya misalnya
biaya langsung, biaya pelaksanaan, rusaknya reputasi perusaan, potensi jeratan hukum dan
sebagainya Selain menimbulkan risiko, praktik penghindaran pajak juga memiliki dampak buruk
bagi perusahaan. Hal ini dikarenakan penghindaran pajak mencerminkan adanya perilaku manajer
yang lebih mementingkan kepentingan pribadi dengan penyampaian informasi yang tidak sesuai
kepada investor yang memunculkan adanya asimetri informasi serta manipulasi laporan keuangan
(Chen, 2015). Terdapat banyak faktor yang mendorong perusahaan melakukan penghindaran pajak
diantaranya, diataranya profitabilitas, tingkat utang, ukuran perusahaan, intensitas aset tetap serta
struktur kepemilikan.
Profitabilitas perusahaan dapat diukur dengan menggunakan rasio return on assets. Rasio
return on assets menunjukkan kemampuan aset perusahaan dalam menghasilkan laba bersih
(Kurniasih dan Sari, 2013). Perusahaan menggunakan return on assets untuk memaksimalkan
perencanaan pajak perusahaan. Pengenaan pajak berbanding lurus dengan tingkat profitabilitas
perusahaan. Profitabilitas perusahaan berbanding lurus dengan tingkat pajak yang dikenakan.
Pembiayaan perusahaan dari sumber utang dapat dihitung dengan rasio leverage. Leverage
adalah jumlah utang perusahaan untuk pembiayaan perusahaan yang menimbulkan biaya tambahan
berupa interest atau bunga yang dapat mengurangi kewajiban pajak penghasilan yang ditanggung
oleh wajib pajak badan (Kurniasih dan Sari, 2013).
Kemampuan dan kestabilan perusahaan dalam menjalankan aktivitas ekonominya dapat
ditunjukkan melalui ukuran perusahaan. Perusahaan berskala besar cenderung menjadi pusat
perhatian bagi pemerintah dan mendorong pihak manajemen agar bersikap taat (compliance) atau
agresif (tax avoidance) dalam mengelola pajaknya (Kurniasih dan Sari, 2013).

2
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 8, Nomor 3, Tahun 2019, Halaman 3

Menurut definisi Blocher et al, (2007) dikutip oleh Darmadi (2013), intensitas aset tetap
mempunyai biaya penyusutan yang terdapat pada aset tetap yang nantinya akan berpengaruh pada
kewajiban pembayaran pajak perusahaan. Biaya penyusutan ini dapat digunakan sebagai komponen
pengurang pajak.
Salah satu struktur kepemilikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepemilikan
institusional. Kepemilikan institusional yaitu keseluruhan kepemilikan saham yang di pegang oleh
badan kelembagaan, contohnya bank, asuransi, dan lembaga institusi lainnya pada akhir tahun
(Tarjo, 2008 dikutip oleh Simarmata, 2013). Dengan adanya kepemilikan institusional, diharapkan
dapat meningkatkan pengawasan dan memonitor perilaku manajemen. Dengan adanya investor
institusional, keputusan yang diambil oleh manajer dapat dimonitoring secara lebih efektif (Septian
dan Panggabean, 2014).
Sesuai dengan deskripsi dan penjelasan yang telah dijabarkan pada latar belakang,
perumusan masalah yang hendak diteliti dan dijawab pada penelitian yaitu:
1. Apakah return on assets memiliki pengaruh terhadap penghindaran pajak?
2. Apakah leverage memiliki pengaruh terhadap penghindaran pajak?
3. Apakah ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap penghindaran pajak?
4. Apakah intensitas aset tetap memiliki pengaruh terhadap penghindaran pajak?
5. Apakah kepemilikan institusional memiliki pengaruh terhadap penghindaran pajak?

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS


Teori Agensi
Teori agensi didefinisikan sekumpulan kontrak antara prinsipal dengan agen yang
menangani operasional dan pengendalian sumber daya dalam perusahaan. Saat prinsipal
memperkerjakan jasa agen untuk mengoperasikan perusahaan dan melimpahkan wewenang atas
penetapan keputusan perusahaan disebut sebagai hubungan agensi (Jensen dan Meckling, 1976).
Menurut Jensen dan Meckling (1976), teori agensi menyatakan bahwa seorang agen akan bertindak
dengan cara yang akan memajukan kepentingannya, bukan kepentingan prinsipal, kecuali apabila
terdapat mekanisme corporate governance yang tepat untuk mencegah tindakan tersebut. Masalah
keagenan yang muncul tersebut diharapkan dapat menjadi berkurang apabila dilakukan
penyelarasan kepentingan antara agen dan prinsipal.

Kerangka Pemikiran Teoritis


Gambar 1: Kerangka Pemikiran Teoritis

Return on Assets

Leverage

Ukuran Perusahaan Penghindaran Pajak

Intensitas Aset Tetap

Kepemilikan Institusional

Pengaruh Return on Assets (ROA) terhadap Penghindaran Pajak


Menurut Richardson dan Lanis (2007), perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi
akan membayar pajak lebih tinggi dari perusahaan yang memiliki profitabilitas yang lebih rendah.
Pada penelitian Richardson dan Lanis (2007), menyebutkan bahwa return on assets perusahaan
yang semakin tinggi, menyebabkan tarif pajak efektif semakin tinggi. Hal ini dikarenakan adanya
dasar pengenaan pajak penghasilan adalah penghasilan yang diperoleh dan diterima oleh
perusahaan. Tarif pajak efektif yang tinggi menunjukkan tingkat penghindaran pajak perusahaan
yang rendah karena perusahaan membayar pajak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Dari uraian diatas, didapat hipotesa pertama yaitu:
Hipotesis 1: Return On Assets berpengaruh negatif terhadap Penghindaran Pajak.

3
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 8, Nomor 3, Tahun 2019, Halaman 4

Pengaruh Leverage Terhadap Penghindaran Pajak


Perusahaan dapat memanfaatkan utang jangka panjang sebagai salah satu cara untuk
meminimalkan beban pajak karena perusahaan dengan pendanaan yang berasal dari hutang
memiliki tarif pajak efektif yang lebih kecil dibandingkan perusahaan yang menggunakan
pendanaan ekuitas. Hal ini berarti, apabila perusahaan menggunakan utang sebagai sumber
pendanaan, perusahaan tersebut memiliki kemungkinan membayar pajak dengan jumlah yang lebih
kecil dibandingkan perusahaan-perusahaan sejenis. Kondisi ini disebabkan adanya biaya bunga
pinjaman yang ditimbulkan dari utang yang dimanfaatkan oleh perusahaan sebagai pengurang
pajak (tax deductible) dalam penghasilan kena pajak, sedangkan dividen tidak (Lestari, 2010
dikutip oleh Surbakti, 2012). Dari uraian diatas, didapat hipotesa kedua yaitu:
Hipotesis 2: Leverage berpengaruh positif terhadap Penghindaran Pajak.

Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak


Menurut Subair (2013) dikutip oleh Ngadiman dan Puspitasari (2014), ukuran perusahaan
akan berbanding lurus dengan transaksi yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Artinya,
perusahaan besar akan memiliki transaksi yang lebih kompleks dan memberi kesempatan bagi
perusahaan untuk memanfaatkan celah-celah dalam transaksi tersebut untuk melakukan tindaran
penghindaran pajak. Perusahaan berskala besar menanggung beban pajak yang lebih kecil, hal ini
dikarenakan perusahaan memiliki sumber daya yang mampu memanfaatkan perencanaan pajak dan
lobi politik sesuai dengan kehendaknya demi mencapai penghematan pajak (tax saving) secara
optimal serta laba perushaan tetap maksimal (Lestari, 2010 dikutip oleh Surbakti, 2012). Dari
uraian diatas, di dapat hipotesa ketiga yaitu :
Hipotesis 3 : Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Penghindaran Pajak.

Pengaruh Intensitas Aset Tetap Terhadap Penghindaran Pajak


Liu dan Cao (2007) dikutip oleh Amelia (2014) menyatakan bahwa metode penyusutan aset
merupakan bagian dari hukum pajak, oleh karena itu beban depresiasi dapat digunakan sebagai
pengurang laba sebelum pajak. Selanjutnya, Sabli dan Noor (2012) dikutip oleh Amelia (2014)
mengatakan bahwa perusahaan dengan aset tetap yang besar cenderung melakukan perencanaan
pajak demi meminimalkan tarif pajak efektif. Penelitian yang telah dilakukan oleh Derashid dan
Zhang (2003), Gupta dan Newberry (1997), Noor et al. (2010), Richardson dan Lanis (2007)
menunjukkan bahwa variabel intensitas aset tetap memiliki pengaruh negatif terhadap tarif pajak
efektif. Tarif pajak efektif yang rendah menunjukkan adanya indikasi perusahaan melakukan
penghindaran pajak. Dari uraian di atas, di dapat hipotesa keempat yaitu:
Hipotesis 4: Intensitas Aset Tetap berpengaruh positif terhadap Penghindaran Pajak.

Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Penghindaran Pajak


Penelitian yang dilakukan oleh Ngadiman dan Puspitasari (2014) juga menunjukkan bahwa
variabel kepemilikan institusional memiliki pengaruh negatif dan signifikat terhadap tax avoidance.
Semakin tinggi kepemilikan institusional, maka semakin tinggi pula jumlah beban pajak yang harus
dibayarkan oleh perusahaan. Hal ini dikarenakan semakin kecil kemungkinan praktik penghindaran
pajak yang dilakukan oleh perusahaan. Pemilik institusional berdasarkan besar dan hak suara yang
dimiliki, dapat memaksa manajer untuk berfokus pada kinerja ekonomi dan menghindari peluang
untuk perilaku mementingkan diri sendiri. Dari uraian diatas, didapat hipotesa kelima yaitu:
Hipotesis 5: Kepemilikan Institusional berpengaruh negatif terhadap Penghindaran Pajak.

METODE PENELITIAN
Variabel Penelitian
Penghindaran Pajak
Variabel dependen yang dipilih dalam penelitian ini yaitu penghindaran pajak. Penghindaran pajak
adalah sebuah upaya yang dilakukan oleh perusahaan demi meminimalisir atau bahkan
menghilangkan beban perpajakannya dengan cara yang legal serta tidak melanggar peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Model pengukuran yang dipakai untuk menghitung
penghindaran pajak yaitu Effective Tax Rates (ETR) atau tarif pajak efektif. Tarif pajak efektif
perusahaan dapat diukur dengan menggunakan rumus:

4
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 8, Nomor 3, Tahun 2019, Halaman 5

Return on Assets (ROA)


Return on assets merupakan proksi yang dapat dipakai untuk menghitung profitabilitas
perusahaan, yaitu dengan cara menghitung total laba bersih perusahaan kemudian dibagi dengan
total aset pada akhir periode, yang menunjukkan estimasi kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan keuntungan (Kurniasih dan Sari, 2013). ROA dapat dihitung dengan cara :

Leverage
Leverage merupakan rasio untuk menghitung utang baik jangka pendek maupun jangka
panjang dalam pembiayaan perusahaan. Leverage diukur menggunakan debt to equity ratio dengan
rumus sebagai berikut (Kurniasih dan Sari, 2013) :

Ukuran Perusahaan
Total keseluruhan aset yang dimiliki oleh perusahaan menjadi skala untuk menentukan
ukuran perusahaan. Model perhitungan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
memakai proksi logaritma natural total aset perusahaan untuk menentukan ukuran perusahaan
(Gupta dan Newberry, 1997). Rumus ukuran perusahaan adalah sebagai berikut:

Intensitas Aset Tetap


Intensitas aset tetap memberikan informasi mengenai jumlah aset tetap yang dimiliki oleh
perusahaan. Dalam penelitian ini, perhitungan intensitas aset tetap menggunakan model
mengukuran total aset tetap dibagi total aset perusahaan atau dengan rumus sebagai berikut
(Darmadi, 2013) :

Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional adalah proporsi jumlah saham yang dimiliki oleh pihak institusi.
Model pengukuran yang dipilih untuk menghitung kepemilikan institusional yaitu persentase
proporsi saham milik pihak institusi dari keseluruhan jumlah modal saham perusahaan yang
beredar (Simarmata, 2013), atau dengan rumus sebagai berikut:

Populasi dan Sampel


Populasi yang dipakai ialah perusahaan dalam sektor manufaktur yang tercatat pada BEI
tahun 2015-2017. Peneliti memakai purposive method sebagai metode pengambilan sampel.
Metode ini ialah metode pengambilan sampel atas dasar kriteria tertentu yang disesuaikan dengan
tujuan penelitian (Cooper, 2014).
Kriteria tertentu yang digunakan untuk menentukan sampel adalah sebagai berikut:
1. Seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia dan tidak
delisting tahun 2015-2017
2. Menerbitkan laporan keuangan yang berakhir pada 31 Desember yang telah di audit secara
lengkap dan di publikasikan tahun 2015-2017.
3. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang rupiah
5
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 8, Nomor 3, Tahun 2019, Halaman 6

4. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dengan nilai laba dan ekuitas selalu positif.
5. Perusahaan yang tidak memiliki pengembalian pajak karena nilai ETR terdistorsi
(Richardson dan Lanis, 2007).

Metode Analisis
Model analisis regresi dirumuskan dengan persamaan regresi sebagai berikut:

Dimana:
α = konstanta
β1, β2 = koefisien regresi
ROA = tingkat pengembalian aset perusahaan
LEV = proporsi total utang terhadap total aset perusahaan
SIZE = ukuran perusahaan
CAPINT = intensitas aset tetap perusahaan
INST = kepemilikan institusional perusahaan
e = standar error

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Deskripsi Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini ialah perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek
Indonesia. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang di unduh dari website Bursa Efek
Indonesia (www.idx.co.id) dan Indonesia Capital Market Directory (ICMD). Seluruh populasi
untuk penelitian ini adalah sebanyak 144 perusahaan manufaktur tahun 2015-2017. Hasil seleksi
sampel dengan menggunakan purposive sampling terpilih 72 perusahaan manufaktur sebagai
sampel penelitian dengan total pengamatan sebanyak 216 selama tiga tahun (2015-2017). Tabel 1
menjelaskan mengenai 216 sampel yang telah memenuhi kriteria dari proses pengambilan sampel.

Tabel 1
Pemilihan Sampel Penelitian
Keterangan Jumlah Jumlah
Perusahaan Data
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2015-2017 144 432
Dikurangi :
Perusahaan dengan data yang tidak lengkap dan tidak berakhir pada 31 (6) (18)
Desember
Perusahaan dengan saldo laba dan ekuitas yang bernilai negatif selama (59) (177)
tahun 2015-2017.
Perusahaan yang memiliki pengembalian pajak (5) (15)
Perusahaan delisting selama periode 2015-2017 (2) (6)
Total 72 216

Statistik Deskriptif
Hasil pengujian statitstik deskriptif ditunjukkan dengan menggunakan tabel distribusi
frekuensi terdapat pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2
Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROA 208 0.000180 0.526704 0.082198 0.079362
LEV 208 0.076125 5.022828 0.884311 0.785239
SIZE 208 9.306741 17.695052 13.753380 1.718580
CAPINT 208 0.035696 0.796561 0.368694 0.166560
INST 208 0.000900 0.925000 0.415626 0.284543
ETR 208 0.012414 0.921922 0.284906 0.137530
Valid N (listwise) 208
Sumber data sekunder yang diolah
6
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 8, Nomor 3, Tahun 2019, Halaman 7

Variabel ROA atau return on assets yaitu laba bersih dibagi dengan total aset. Nilai terendah
sebesar 0.000180 atau 0.018% dimiliki oleh perusahaan Voksel Electric Tbk. pada tahun observasi
2015 dan nilai tertinggi sebesar 0.5267 atau 52.67% dimiliki oleh perusahaan Multi Bintang
Indonesia Tbk. pada tahun observasi 2017. Nilai rata-rata sebesar 0.082198 atau 8.2198% dengan
standar deviasi sebesar 0.079362 atau 7.9362%.
Variabel LEV atau leverage yaitu total liabilitas dibagi total ekuitas. Nilai terendah sebesar
0.07612 dimiliki oleh perusahaan Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. pada tahun
observasi 2015 dan nilai tertinggi sebesar 5.022828 dimiliki oleh perusahaan Tembaga Mulia
Semanan Tbk. pada tahun observasi 2015. Nilai rata-rata sebesar 0.884311 dengan standar deviasi
sebesar 0.785239.
Variabel SIZE atau ukuran perusahaan yaitu perhitungan logaritma natural atas total aset
perusahaan. Nilai rata-rata sebesar 13.753380 dengan standar deviasi sebesar 1.718580. Nilai
terendah sebesar 9.306 dimiliki oleh perusahaan Duta Pertiwi Nusantara Tbk. pada tahun observasi
2017 dan nilai tertinggi sebesar 17.695 dimiliki oleh perusahaan Astra International Tbk. pada
tahun observasi 2017.
Variabel CAPINT atau intensitas aset tetap yaitu perhitungan total aset tetap dibagi total aset
perusahaan. Nilai rata-rata sebesar 0.368694 dengan standar deviasi sebesar 0.166560. Nilai
terendah sebesar 0.0356 dimiliki oleh perusahaan Duta Pertiwi Nusantara Tbk. pada tahun
observasi 2017 dan nilai tertinggi sebesar 0.7965 yang dimiliki oleh perusahaan Semen Baturaja
(Persero) Tbk. pada tahun observasi 2016.
Variabel INST atau kepemilikan institusional yaitu perhitungan jumlah saham yang dimiliki
oleh institusi dibagi jumlah saham yang beredar. Nilai terendah sebesar 0.000900 atau 0.9%
dimiliki oleh perusahaan Kimia Farma Tbk. pada tahun observasi 2015 dan nilai tertinggi sebesar
0.925 atau 92.5% dimiliki oleh perusahaan H.M. Sampoerna Tbk. pada tahun observasi 2015. Nilai
rata-rata sebesar 0.415626 atau 41.5626% dengan standar deviasi 0.284543.
Variabel penghindaran pajak yang diproksikan dengan ETR berasal dari perhitungan beban
pajak dibagi laba sebelum pajak. Nilai rata-rata sebesar 0.2849 atau 28.49% dengan standar deviasi
0.137530. Tarif PPh berdasarkan UU PPh No 36 tahun 2010 Pasal 17 Ayat 2b yang ditetapkan
yaitu sebesar 25%, yang berarti nilai effective tax rates relatif sama dengan tarif yang ditetapkan
oleh pemerintah dan kemungkinan adanya indikasi penghindaran pajaknya relatif rendah. Nilai
terendah sebesar 0,0124 atau 1.24% dimiliki oleh perusahaan Kabelindo Murni Tbk. pada tahun
observasi 2017 dan nilai tertinggi 0.9219 atau 92.19% dimiliki oleh perusahaan Star Petrochem
Tbk. pada tahun observasi 2016.

Pembahasan Hasil Penelitian


Kuatnya pengaruh variabel independen atas variabel dependen ditunjukkan oleh nilai
koefisien determinasi (R2). Nilai R2 untuk model penelitian ini adalah 0.127. Nilai tersebut
memperlihatkan jika variabel return on assets, leverage, ukuran perusahaan, intensitas aset tetap,
dan kepemilikan institusional mampu memengaruhi penghindaran pajak sebesar 12.7%, dan
sisanya 87.3% dapat dipengaruhi oleh variabel lain.

Pengujian Hipotesis
Hasil uji ANOVA atau F didapat nilai F hitung sebesar 7.265 dengan probabilitas 0.000.
Karena probabilitas lebih kecil dari 0,005 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi
ETR atau penghindaran pajak. Maka variabel independen (return on assets, leverage, ukuran
perusahaan, intensitas aset tetap, dan kepemilikan institusional) secara bersama-sama berpengaruh
terhadap variabel dependen (Penghindaran Pajak), sehingga model layak diuji lebih lanjut.

7
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 8, Nomor 3, Tahun 2019, Halaman 8

Tabel 3
Uji Regresi Linier Berganda

Model Unstandardized Standardized


Coefficients Coefficient
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 0.348 0.072 4.841 0.000
ROA -0.386 0.119 -0.233 -3.243 0.001
LEV 0.026 0.011 0.147 2.266 0.024
SIZE -0.006 0.006 -0.069 -0.971 0.333
CAPINT 0.134 0.058 0.162 2.285 0.023
INST -0.066 0.033 -0.137 -2.029 0.044
Adj R2 0.127
Signifikansi F-Test 0.000
Dependent Variable: ETR
Sumber: data sekunder yang diolah

Pengaruh Return On Assets Terhadap Penghindaran Pajak


Hasil pengujian hipotesis pertama, variabel return on assets dihitung dengan laba bersih
dibagi total aset. Berdasarkan hasil uji regresi berganda, return on assets berpengaruh negatif
signifikan terhadap penghindaran pajak. Artinya semakin tinggi rasio return on assets perusahaan,
maka semakin rendah tingkat penghindaran pajak perusahaan. Penyebabnya adalah karena pajak
penghasilan perusahaan akan dikenakan berdasarkan besarnya penghasilan yang diterima oleh
perusahaan. Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 pasal 1 menjelaskan bahwa pajak penghasilan
dibebankan kepada subjek pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan dalam tahun pajak
(Darmadi dan Zulaikha, 2013). Hal tersebut sesuai dengan penelitian Darmadi dan Zulaikha
(2013), Richardson dan Lanis (2007), Kurniasih dan Sari (2013).

Pengaruh Leverage Terhadap Penghindaran Pajak


Hasil pengujian hipotesis kedua, variabel leverage dihitung dengan membandingkan total
hutang dengan total ekuitas. Berdasarkan hasil uji regresi berganda, leverage berpengaruh positif
signifikan terhadap penghindaran pajak. Artinya perusahaan yang memiliki rasio leverage besar,
terindikasi melakukan penghindaran pajak. Indikasi perusahaan melakukan penghindaran pajak
dapat dilihat dari keputusan pendanaan perusahaan. Keputusan pendanaan yang dimaksud adalah
apakah perusahaan lebih menggunakan pendanaan dari sisi hutang atau ekuitas. Beban bunga yang
timbul dari penggunaan hutang dapat menjadi pengurang dalam perhitungan laba fiskal, sedangkan
dividen tidak, maka perusahaan dengan tingkat leverage yang semakin tinggi akan memiliki tarif
pajak efektif yang lebih rendah. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Derashid dan Zhang
(2003), Gupta dan Newberry (1997), Richardson dan Lanis, (2007), Noor et al. (2010).

Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak


Hasil pengujian hipotesis ketiga, variabel ukuran perusahaan dihitung dengan logaritma
natural total aset. Berdasarkan hasil uji regresi berganda, ukuran perusahaan berpengaruh negatif
tidak signifikan terhadap penghindaran pajak. Artinya ukuran perusahaan tidak berpengaruh atas
penghindaran pajak, disebabkan karena membayar pajak adalah sebuah kewajiban bagi seluruh
warga negara, baik wajib pajak pribadi maupun badan. Perusahaan besar maupun kecil memiliki
kewajiban yang sama untuk menyetorkan pajak kepada negara, sehingga ukuran perusahaan tidak
mempengaruhi keputusan manajemen dalam melakukan penghindaran pajak (Rosyada, 2018). Hal
ini selaras dengan penelitian Lui dan Cao (2007), Rusydi (2005), Rosyada (2018).

Pengaruh Intensitas Aset Tetap Terhadap Penghindaran Pajak


Hasil pengujian hipotesis keempat, variabel intensitas aset tetap dihitung dengan total aset
tetap dibagi total aset. Berdasarkan hasil uji regresi berganda, intensitas aset tetap berpengaruh
positif signifikan terhadap penghindaran pajak. Artinya perusahaan dengan intensitas aset tetap
yang tinggi, memiliki tingkat penghindaran pajak yang tinggi. Kepemilikan aset tetap perusahaan
akan menimbulkan biaya depresiasi yang merupakan beban yang dapat mengurangi laba fiskal

8
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 8, Nomor 3, Tahun 2019, Halaman 9

sehingga berdampak pada penurunan pembayaran pajak perusahaan. Semakin tinggi tingkat aset
tetap yang dimiliki semakin rendah pula pajak yang dibayarkan. Dengan demikian, perusahaan
yang memiliki tingkat aset tetap yang lebih tinggi menjadikan manajemen cendrung melakukan
pelaporan pajak yang agresif. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan
oleh Derashid dan Zhang (2003), Gupta dan Newberry (1997), Noor et al. (2010), Richardson dan
Lanis (2007).

Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Penghindaran Pajak


Hasil pengujian hipotesis kelima, variabel kepemilikan institusional dihitung dengan
persentase proporsi saham milik pihak institusi dari keseluruhan jumlah saham perusahaan yang
beredar. Berdasarkan hasil uji regresi berganda kepemilikan institusional berpengaruh negatif
signifikan terhadap penghindaran pajak. Artinya perusahaan dengan kepemilikan institusional yang
tinggi memiliki tingkat pengindaran pajak yang rendah. Saham yang dimiliki oleh pihak
institusional mampu memberikan pengawasan dari pihak pemegang saham untuk menghindari
adanya perilaku oportunis para manajer dan dapat mengarahkan manajer untuk mengambil
kebijakan utang dan dividen yang lebih menguntungkan pihak investor institusional (Jensen dan
Meckling, 1976). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Pranata,
Puspa dan Herawati (2013), Ngadiman dan Puspitasari (2014). Ngadiman dan Puspitasari (2014)
mengatakan bahwa pemilik institusional berdasarkan besar dan hak suara yang dimiliki, dapat
memaksa manajer untuk berfokus pada kinerja ekonomi dan menghindari peluang untuk perilaku
mementingkan diri sendiri

KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN


Kesimpulan
Penelitian ini dilaksanakan dengan maksud agar mendapatkan bukti empiris berkenaan
dengan apakah return on assets, leverage, ukuran perusahaan, intensitas aset tetap dan kepemilikan
institusional memengaruhi praktik penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI tahun observasi 2015-2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa return on
assets, leverage, intensitas aset tetap dan kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap
penghindaran pajak. Sementara ukuran perusahaan berpengaruh tidak signifikan terhadap
penghindaran pajak.

Keterbatasan
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, yaitu pertama tingkat penghindaran pajak
hanya dilihat dari periode tahun 2015 – 2017, sehingga hasil penelitian tidak dapat menggambarkan
keadaan perusahaan untuk periode-periode lainnya. Kedua, penelitian terbatas pada memilihan
sampel dari perusahaan sektor manufaktur, oleh karena itu kesimpulan hasil penelitian tidak
relevan apabila dijadikan acuan bagi industri lain di Indonesia. Ketiga, penelitian hanya memakai
satu model pengukuran effective tax rates untuk mengukur tingkat pengukuran pajak yang
dilakukan oleh perusahaan. Keempat, terdapat variabel independen lain yang belum tercakup dalam
dalam penelitian dan dapat berpengaruh terhadap penghindaran pajak.

Saran
Memperbanyak tahun penelitian paling tidak 5 tahun agar dapat melihat bagaimana reaksi
investor dan perilaku pernghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan. Selain itu, perlu
diperluas cakupan sektor penelitian pada industri lainnya selain industri manufaktur.
Menambahkan variabel-variabel selain yang telah tercantum dalam penelitian ini, yang masih
berkaitan dengan penghindaran pajak. Menambahkan model pengukuran lebih dari satu demi
mendapatkan hasil penelitian yang lebih akurat dan dapat digunakan sebagai landasan penelitian
selanjutnya.

9
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 8, Nomor 3, Tahun 2019, Halaman 10

REFERENSI
Amelia, V. 2014. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Profitabilitas, Intensitas Aset Tetap,
Intensitas Persediaan Dan Komisaris Independen Terhadap Effective Tax Rate.
Brotodihardjo, R. Santoso. 1994. Pengantar Ilmu Hukum Pajak. Bandung: Pt Eresco.
Chen, S., Chen X,. And Cheng, Q. 2010. Are Family Firms More Aggressive Than Non-Family
Firms? Journal Of Financial Economics.
Darmadi, I. N. H., Dan Zulaikha. 2013. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Pajak
Dengan Indikator Tarif Pajak Efektif. Diponegoro Journal Of Accounting.
Derashid, C., And Zhang, H. 2003. Effective Tax Rates And The “Industrial Policy” Hypothesis:
Evidence From Malaysia. Journal Of International Accounting, Auditing And Taxation,
12(1), 45–62.
Ghozali, Imam. 2011. Analisis Multivariate Lanjutan Dengan Program Spss. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Gupta, S., And Newberry, K. 1997. Determinants Of The Variability In Corporate Effective Tax
Rates: Evidence From Longitudinal Data. Emerging Markets Finance And Trade, 50(S4),
113–131.
Indonesian Capital Market Directory. 20015. Jakarta. Bursa Efek Indonesia.
Indonesian Capital Market Directory. 20016. Jakarta. Bursa Efek Indonesia.
Indonesian Capital Market Directory. 20017. Jakarta. Bursa Efek Indonesia.
Jensen, M. C., and Meckling, W. H. 1976. Theory Of The Firm: Managerial Behavior, Agency
Costs And Ownership Structure. Journal Of Financial Economics, 3(4), 305–360.
Kurniasih, T., dan Sari, M. M. R. 2013. Pengaruh Return On Assets, Leverage, Corporate
Governance, Ukuran Perusahaan Dan Kompensasi Rugi Fiskal Pada Tax Avoidance. Buletin
Studi Ekonomi, 18(1), 58–66.
Liu, X., And Cao, S. 2007. Determinants Of Corporate Effective Tax Rates. The Chinese
Economy, Vol. 40 No. 6.
Ngadiman, dan Puspitasari, C. 2014. Pengaruh Leverage, Kepemilikan Institusional, Dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) Pada Perusahaan Sektor
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2010-2012. Jurnal Akuntansi, 18(03),
408–421.
Noor, R. M., Fadzillah, N. S. M., and Mastuki, N. A. 2010. Corporate Tax Planning : A Study On
Corporate Effective Tax Rates Of Malaysian Listed Companies. International Journal Of
Trade, Economics And Finance, 1(2), 189–193.
Pemerintah Indonesia. 2009. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Ketentuan Umum
Dan Tata Cara Perpajakan. Jakarta: Sekretariat Negara.

10
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 8, Nomor 3, Tahun 2019, Halaman 11

Pemerintah Indonesia. 2008. Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat
Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Mengenai Pajak Penghasilan. Jakarta :
Sekretariat Negara.
Richardson, G., & Lanis, R. (2007). Determinants Of The Variability In Corporate Effective Tax
Rates And Tax Reform : Evidence From Australia, 26, 689–704.
Https://Doi.Org/10.1016/J.Jaccpubpol.2007.10.003
Rosyada, R. A. (2018). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Komite Audit, Leverage, Intensitas Modal,
Dan Profitabilitas Terhadap Penghindaran Pajak.
Rusydi, M. K. (2005). Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Aggressive Tax Avoidance Di
Indonesia.
Rusydi, M. K., & Martani, D. (2014). Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Aggressive Tax
Avoidance.
Septian, M., dan Panggabean, R. R. 2014. Pengaruh Good Corporate Governance Dan Kepemilikan
Keluarga Terhadap Biaya Utang : Studi Empiris Terhadap Perusahaan Yang Masuk Dalam
Daftar Kompas 100 Periode Agustus 2013-Januari 2014, 1–12.
Simarmata, A. P. P. 2013. Pengaruh Tax Avoidance Jangka Panjang. Diponegoro Journal Of
Accounting, Volume 2(Nomor 2), Halaman 1-10.
Suandy, Erly. 2011. Hukum Pajak, Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat.
Surbakti, T. A. 2012. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Dan Reformasi Perpajakan Terhadap
Penghindaran Pajak Di Perusahaan Industri Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2008- 2010.

11
Available at http://jurnal.stie-aas.ac.id/index.php/jap
Jurnal Akuntansi dan Pajak, 21 (2), 2021, 390-397

Dampak Thin Capitalization, Profitabilitas, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap


Tindakan Penghindaran Pajak
Tesa Anggraeni1, Rachmawati Meita Oktaviani2
1,2
Fakultas Ekonomika dan Bisnis/Akuntansi, Universitas Stikubank Semarang
*Email korespondensi: anggraeniang23@gmail.com

Abstract
This researcher examines how thin capitalization, profitability, and company size affect tax avoidance. The
sample used is manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange for the period 2017 to 2019.
The sampling method uses purposive sampling in order to obtain 69 manufacturing companies. This study uses
panel data regression analysis techniques with the help of the Eviews 10. This study shows that the independent
variable thin capitalization has no effect on tax avoidance. While profitability has a significant positive effect on
tax avoidance, and company size has a significant negative effect on tax avoidance.

Keywords : Tax Avoidance, Thin Capitalization, Profitability, Company Size

Saran sitasi: Anggraeni, T., & Oktaviani, R. M. (2021). Dampak Thin Capitalization, Profitabilitas, Dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Tindakan Penghindaran Pajak. Jurnal Akuntansi dan Pajak, 21 (2), 390-397.
doi:http://dx.doi.org/10.29040/jap.v21i2.1530

DOI: http://dx.doi.org/10.29040/jap.v21i2.1530

1. PENDAHULUAN
Pajak memiliki kedudukan yang sangat kuat merupakan mekanisme merujuk pada keputusan
untuk kemajuan suatu negara. Di Indonesia, lebih dari investasi oleh perusahaan dalam mendanai operasi
80% penerimaan negara Republik Indonesia berasal bisnis dengan mengutamakan pendanaan hutang
dari pajak.Pada tahun 2019 pajak di Indonesia dibandingkan menggunakan modal ekuitas dalam
mengalami penurunan khususnya dibidang industri struktur modalnya (Salwah & Herianti, 2019). Banyak
manufaktur sebesar Rp. 16,77 triliun atau turun 16,2% perusahaan yang lebih memilih menggunakan cara
year on year. Padahal sektor ini berkontribusi sebesar thin capitalization agar dapat terhindar dari pajak
20,8% terhadap penerimaan pajak. Meski sektor karena perusahaan lebih memilih untuk membayar
manufaktur masih tumbuh negatif, tetapi penerimaan bunga pinjaman daripada membayarkan pajak. Bunga
pajak sektor lainnya masih tumbuh positif bahkan pinjaman tersebut akan menjadi beban yang dapat
meningkat signfikan dibandingkan tahun lalu. dikurangkan sebagai pengurang pajak. Dengan
Kementrian Keuangan mencatat penerimaan pajak demikian pajak yang dibayarkan oleh perusahaan
sepanjang Januari 2019 tumbuh 8,82% atau semakin sedikit.
meningkat dari Rp 79 triliun menjadi Rp 86 triliun. Di Indonesia, aturan mengenai thin capitalization
Penurunan tingkat penerimaan pajak tersebut telah diatur dalam Undang-Undang khususnya yang
disebabkan oleh wajib pajak badan yang berkaitan dengan rasio hutang terhadap modal.
menimimumkan beban pajaknya untuk Pendekatan rasio hutang dan modal diatur dalam Pasal
memaksimalkan laba perusahaan. Penghindaran pajak 18 ayat (1) Undang-Undang Pajak Penghasilan
yang dilakukan menggunakan strategi-strategi dimana Menteri Keuangan berwenang menentukan
dibidang perpajakan. besaran perbandingan hutang dengan modal yang
Dalam melakukan penghindaran pajak terdapat dapat dibenarkan untuk kepentingan penghitungan
beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya, pajak. Besarnya perbandingan antara hutang dan
diantaranya yaitu thin capitalization, profitabilitas, modal sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan
dan ukuran perusahaan. Thin capitalization No.169/ PMK.010/2015 tentang Penentuan Besarnya

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Pajak, 21 (02), 2021, 391
Perbandingan antara hutang dan modal perusahaan & Jati, (2019) menyatakan bahwa profitabilitas
untuk Keperluan Penghitungan Pajak Penghasilan berpengaruh negatif signifikan terhadap penghindaran
ditetapkan paling tinggi sebesar empat dibanding satu pajak.
(4:1) (Salwah & Herianti, 2019). Ukuran perusahaan juga merupakan faktor yang
Wati & Utomo (2020), dan Olivia & Dwimulyani berpengaruh terhadap kegiatan penghindaran pajak.
(2019) menyebutkan bahwa bahwa thin capitalization Hal ini karena digambarkan dengan semakin besar
tidak memiliki pengaruh yang signifikan, dapat perusahaan semakin besarsumber daya yang dimiliki
diartikan bahwa thin capitalization secara individu dengan harapan dapat mengelola pajak dengan baik.
tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Hal ini dilakukan dengan cara memanfaatkan beban
Peneliti Salwah & Herianti, (2019); Jumailah, (2020) penyusutan dan amortisasi yang timbul dari
dan Widodo et al., (2020) bahwa thin Capitalization pengeluaran untuk memperoleh aset.Beban
berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak. penyusutan dan amortisasi dapat digunakan sebagai
Peningkatan praktik thin Capitalization menyebabkan pengurang penghasilan kena pajak perusahaan (Putri,
tindakan penghindaran pajak akan mengalami 2018).
peningkatan. Pembiayaan berupa utang akan Wulandari & Masqudi (2019) menyatakan bahwa
memunculkan biaya bunga, di mana biaya bunga ukuran peusahaan berpengaruh positif dan tidak
merupakan unsur pengurang dalam proses signifikan terhadap penghindaran pajak. Putri (2018)
perhitungan penghasilan kena pajak. Sedangkan dan Sutono (2020), menyatakan bahwa ukuran
pembiayaan perusahaan berupa modal saham akan perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan
muncul dividen di mana dividen bukan unsur terhadap penghindaran pajak.Putri et al., (2019)
pengurang untuk penghasilan kena pajak. menyatakan bahwa ukuran perusahan berpengaruh
Profitabilitas merupakan salah satu cara negatif dan tidak signifikan terhadap penghindaran
menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam pajak. Hubungan yang negatif antara ukuran
menghasilkan laba selama periode tertentu pada perusahaan ini mengindikasikan bahwa perusahaan
tingkat penjualan, asset, dan modal saham tertentu. dengan sekala besar akan lebih cenderung melaporkan
Rasio profitabilitas diproksikan dalam Return On kondisi perusahaannya lebih spesifik dan akurat. Hal
Assets (ROA). ROA berfungsi untuk mengukur ini membuat para manajer yang ada di perusahaan
efektivitas perusahaan dalam menggunakan besar tidak memiliki kesempatan yang lebih kecil
sumberdaya yang dimilikinya. Semakin tinggi dibandingkan perusahaan yang berskala kecil dalam
profitabilitas perusahaan akan semakin tinggi pula memanipulasi pendapatan labanya.
laba bersih perusahaan yang dihasilkan. Teori agensi Teori Agensi
memacu para agent untuk meningkatkan laba Teori Agensi atau Teori keagenan menurut
perusahaan. Ketika laba yang diperoleh perusahaan Jensen dan Meckling (1976) adalah suatu kontrak di
membesar, maka jumlah pajak penghasilan akan bawah satu atau lebih yang melibatkan agen untuk
meningkat sesuai dengan peningkatan laba melaksanakan beberapa layanan bagi mereka dengan
perusahaan (Jamaludin, 2020). melakukan pendelegasian wewenang pegambilan
Hutapea & Herawaty (2020),Saputra et al., keputusan kepada agen. Teori Agensi menjelaskan
(2019), dan Olivia & Dwimulyani (2019), menyatakan hubungan antara pemilik perusahaan (Prinsipal) dan
bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap tax manajer (agen). Konflik agensi adalah konflik yang
avoidance. Semakin efisien perusahan maka pajak muncul antara pemilik, karyawan dan manajer
yang dibayar akan lebih sedikit sehingga tarif pajak perusahaan dimana ada kecenderungan manajer untuk
efektif perusahaan menjadi lebih rendah. Tarif pajak mengutamakan individu tujuan daripada tujuan
efektif perusahaan yang rendah merupakan proksi perusahaan. Konflik kepentingan bisa saja terjadi
tingkat penghindaran pajak yang tinggi. Namun karena terdapat perbedaan kepentingan antar
pernyataan ini bertolak belakang dengan penelitian perusahaan pemilik dan pengelola sehingga dapat
yang dilakukan oleh Jamaludin (2020) pengaruh terjadi ketidakseimbangan informasi bahwa manajer
profitabilitas (Return On Assets) terhadap memiliki informasi lebih lanjut tentang perusahaan
penghindaran pajak menunjukkan bahwa dibandingkan dengan pemilik perusahaan (Oktaviani
profitabilitas (Return On Assets) berpengaruh negatif et al., 2019).
dan tidak signifikan terhadap tax avoidance. Dwiyanti

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Pajak, 21 (02), 2021, 392
Teori agensi dalam hubungannya dengan rasio yang mengukur pengembalian atas total aset
penghindaran pajak, para pemegang saham dengan membandingkan laba bersih dengan total aset.
menginginkan manajemen mengatur laporan ROA digunakan untuk mengukur kemampuan suatu
keuangan yang menguntungkan pemegang saham, perusahaan untuk menghasilkan laba atas aset yang
sehingga manajemen melakukan cara dengan dimilikinya. Semakin besar ROA semakin besar pula
mengatur laba yang besar dengan beban pajak yang tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh
sekecil-kecilnya, sehingga cara penghindaran pajak perusahaan dan semakin efektif dan efisien kinerja
yang dilakukan oleh manajemen dalam mengatur perusahaan tersebut dari mengelola asset perusahaan
laporan keuangannya. Alokasi yang harusnya (Olivia & Dwimulyani, 2019).
dibebankan untuk membayar pajak tidak dibayarkan Ukuran Perusahaan
seluruhnya karena manajemen mengatur pajaknya Ukuran Perusahaan menunjukkan kemampuan
lebih rendah dari seharusnya. Alokasi yang sisa perusahaan dengan tindakan pengembalian keputusan
tersebut akan menjadi keuntungan bagi perusahaan perpajakannya. Ukuran perusahaan menunjukkan
(Andawiyah et al., 2019). kestabilan dan kemampuan perusahaan untuk
Penghindaran Pajak melakukan aktivitas ekonominya. Semakin besar
Penghindaran pajak adalah upaya penghindaran ukuran perusahaan maka semakin menjadi pusat
pajak yang dilakukan secara legal dan aman bagi perhatian dari pemerintah dan akan menimbulkan
wajib pajak karena tidak bertentangan dengan kecenderungan untuk berlaku patuh (compliances)
ketentuan perpajakan, dimana metode dan teknik yang atau menghindari pajak (tax avoidance) (Putri, 2018).
digunakan cenderung memanfaatkan kelemahan- Pengembangan Hipotesis
kelemahan (grey area) yang terdapat dalam undang- Pengaruh thin capitalization terhadap
undang dan peraturan perpajakan itu sendiri, untuk penghindaran pajak
memperkecil jumlah pajak yang terutang (Rejeki et Thin capitalization dapat menjadi masalah dalam
al., 2019). Perusahaan memiliki alasan untuk perpajakan dikarenakan adanya perbedaan perlakuan
melakukan penghindaran pajak, yaitu untuk antara investasi modal dan investasi utang. Pada
mengurangi jumlah keuntungan dengan tidak investasi modal, pengembalian modal dalam bentuk
mengakui pendapatan saat ini tetapi keberadaan diakui dividen akan dikenakan pajak, sedangkan melalui
di masa depan. Karena semakin tinggi, semakin tegas pendanaan utang akan menimbulkan beban bunga
laba yang dilaporkan, semakin tinggi beban pajaknya. yang dapat dijadikan sebagai pengurang penghasilan
Perilaku Penghindaran pajakdapat menimbulkan kena pajak. Perusahaan menggunakan teori agensi
konflik keagenan antara kepentingan manajer dan untuk kepentingan penghindaran pajak pada
kepentingan investor. Penghindaran pajak bisa perusahaan. Maka dari itu banyak perusahaan yang
meningkatkan perilaku oportunistik manajer, dengan memilih investasi hutang dengan membayar beban
mengenalibiaya pribadi menjadi biaya operasional bunga, sehingga penghasilan kena pajak akan lebih
perusahaan untuk mengurangikeuntungan yang kecil. (Wati & Utomo, 2020); (Widodo et al., 2020);
diperoleh investor (Oktaviani et al., 2019). (Olivia & Dwimulyani, 2019); (Falbo & Firmansyah,
Thin Capitalization 2018); (Jumailah, 2020). menyatakan bahwa thin
Thin capitalization adalah pembentukan struktur capitalization berpengaruh positif terhadap
modal perusahaan dengan kombinasi kepemilikan penghindaran pajak. Semakin tinggi perusahaan
hutang yang banyak dan modal yang kecil. Perusahaan memiliki utang untuk pembiayaan perusahaan maka,
dapat mengurangkan beban bunga, sehingga beban bunga akan semakin tinggi dan mengakibatkan
penghasilan kena pajak akan lebih kecil. Pengurangan tingginya penghindaran pajak yang dilakukan oleh
seperti ini menyebabkan efek makro berupa perusahaan. Efek dari adanya Thin Capitalization ini
berkurangnya potensi pendapatan negara dari pajak berpengaruh makro ke negara, karena semakin banyak
(Salwah & Herianti, 2019). perusahaan menggurangi beban pajaknya akan
Profitabilitas semakin mengurangnya pendapatan negara melalui
Profitabilitas merupakan suatu ukuran dalam pajak. Dari penelitian tersebut, maka diambil
menilai kinerja perusahaan, yang dapat diukur dengan hipotesis:
menggunakan berbagai rasio keuangan, salah satunya H1: Thin capitalization diduga berpengaruh positif
dengan Return on asset (ROA). ROA merupakan terhadap penghindaran pajak

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Pajak, 21 (02), 2021, 393
Pengaruh profitabilitas terhadap penghindaran H3: Ukuran perusahaan diduga berpengaruh
pajak positifsignifikan terhadap penghindaran
Profitabilitas merupakan salah satu pengukuran pajak.
bagi kinerja suatu perusahaan yang diukur dengan
Return on assets (ROA). Rasio ROA menunjukkan 2. METODE PENELITIAN
bahwa besarnya laba yang diperoleh perusahaan Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan
dengan menggunakan total aset yang dimilikinya. Sampel
Agency Theory akan memacu para agen untuk Dalam penelitian ini populasi yang diambil yang
meningkatkan laba perusahaan sehingga jumlah pajak diambil adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
penghasilan akan meningkat sesuai dengan terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2019.
peningkatan laba perusahaan. Laba perusahaan yang Teknik samping yang digunakan adalah purposive
diukur dengan rasio profitabilitas menunjukan kinerja sampling methode yaitu pemilihan berdasarkan
dari manajemen,Apabila rasio profitabilitas tinggi, karateristik dengan pemilihan sampel atas dasar
berarti menunjukkan adanya efisiensi yang dilakukan kecocokan dengan pemilihan sampel yang telah
oleh pihak manajemen dan tindakan efisiensi tersebut ditentukan. Kriteria sampel dalam penelitian ini
mengurangi nilai efektif tax rate.(Hutapea & adalah sebagai berikut: a). perusahaan manufaktur
Herawaty, 2020), (Saputra et al., 2019), (Olivia & yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-
Dwimulyani, 2019) menyatakan bahwa profitabilitas 2019, b). perusahaan manufaktur yang
berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak. mempublikasikan laporan keuangan periode 2017-
Berdasarkan dugaan diatas, maka peneliti mengambil 2019 secara berturut-turut, c). mempunyai laba pada
hipotesis sebagai berikut : laporan keuangan periode 2017-2019, dan d).
H2: Profitabilitas diduga berpengaruh positif mempunyaidata secara lengkap berkaitan dengan
terhadap Penghindaran Pajak variabel yang dilakukan peneliti selama periode
penelitian tahun 2017-2019.
Pengaruh ukuran perusahaan terhadap Identifikasi Variabel
penghindaran pajak Penelitian yang dilakukan ini menggunakan dua
Ukuran perusahaan merupakan perbandingan variabel sebagai berikut: a). variabel dependen (Y)
skala yang mengukur besar atau kecilnya perusahaan adalah variabel yang menjadi akibat karena
berdasarkan aset. Aset merupakan kekayaan yang dipengaruhi oleh variabel independen. Pada penelitian
dimiliki oleh perusahaan yang digunakan sebagai ini variabel dependen yang digunakan adalah
proses bisnis atau pengelolaan bisnis yang dapat penghindaran pajak dan b). variabel independen (X)
menghasilkan keuntungan. Besarnya aset dijadikan adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi
sebagai tolok ukur bagi prinsipal dalam melakukan sebab perubahan variabel dependen. Pada penelitian
kegaiatan investasi. Semakin besar perusahaan maka ini variabel independen yang digunakan adalah thin
akan semakin meningkat juga jumlah produktifitas capitalization, profitabilitas, dan ukuran perusahaan.
perusahaan tersebut. hal ini akan membuat laba Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
perusahaan meningkat dan mempengaruhi tingkat Penghindaran Pajak
pembayaran pajak. Perencanaan pajak bertujuan untuk Penghindaran pajak menjadi salah satu bentuk
meminimalisir beban pajak perusahaan, perusahaan perlawanan aktif wajib pajak yang banyak digunakan
dapat mengelola total aset perusahaan untuk oleh wajib pajak dalam mengurangi beban pajak
mengurangi penghasilan kena pajak dengan cara terhutang (Salwah & Herianti, 2019).
memanfaatkan beban penyusutan dan amortisasi yang Total Beban Pajak Penghasilan
ETR =
timbul dari pengeluaran untuk memperoleh aset Laba Sebelum Pajak
tersebut. karena beban penyusutan dan amortisasi
dapat digunakan sebagai pengurang penghasilan kena Thin Capitalization
pajak perusahaan( Putri, 2018). Thin capitalization adalah pembentukan struktur
Penelitian yang dilakukan oleh Putri, (2018) dan modal perusahaan dengan kombinasi kepemilikan
Sutono, (2020) menyatakan bahwa ukuran perusahaan hutang yang banyak dan modal yang kecil. Variabel
berpengaruh negatif signifikan terhadap penghindaran ini diukur menggunakan Debt to Equity Ratio (DER)
pajak.Peneliti menduga hipotesis sebagai berikut : yaitu rasio jumlah utang terhadap jumlah modal.

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Pajak, 21 (02), 2021, 394
Pengukuran Thin Capitalization(Wati & Utomo, dengan data panel, yaitu pendekatan Common Effect
2020) adalah: Model, Fixed Effect Model dan Random Effect Model.
Untuk memilih model mana yang terbaik maka
dibutuhkan uji sebagai berikut:
Profitabilitas Uji Chow
ROA memiliki keterkaitan dengan laba bersih Uji Chow bertujuan untuk menentukan model
perusahaan dan pengenaan pajak penghasilan untuk analisis data yang akan digunakan dalam penelitian
perusahaan. Semakin tinggi profitabilitas perusahaan dan digunakan untuk memilih diantara metode
akan semakin tinggi pula laba bersih perusahaan yang common effect model dan fixed effect model. Dari hasil
dihasilkan. Teori agensi akan memacu para agent probabilitas Cross-selection F jika lebih kecil dari 5%
untuk meningkatkan laba perusahaan. Ketika laba makamenggunakan common effect model dan
yang diperoleh membesar, maka jumlah pajak sebaliknya jika hasil menunjukan lebih besar dari 5%
penghasilan akan meningkat sesuai dengan maka yang digunakan fixed effect model. Jika hasil
peningkatan laba perusahaan sehingga kecenderungan data panel menunjukan probabilitas Cross-selection F
untuk melakukan tax avoidance yang dilakukan oleh lebih besar dari nilai 5%,makafixed effect model yang
perusahaan akan meningkat (Dewi & Noviari, 2017). dipilih untuk digunakan penelitian.
Secara matematis ROA dirumuskan sebagai berikut : Uji Hausman
Laba Setelah Pajak Uji hausman digunakan untuk menentukan
ROA =
Total Asset pilihanantara metode fixed effect model dan random
Ukuran Perusahaan effect model. Apabila nilai p-value lebih kecil dari 5%
Ukuran perusahaan merupakan skala untuk maka menggunakan fixed effect model, sedangkan
menentukan besar kecilnya perusahaan menurut lebih besar dari 5% menggunakan random effect
berbagai cara, diantaranya adalah: total aset, log size, model.Dari hasil olah data panel nilai p-value cross
penjualan, kapitalisasi pasar dan lain-lain. Semakin selection random lebih besar dari nilai 5%, dapat
besar perusahaan maka semakin besar total aset yang disimpulkan bahwa random effect model yang
dimiliki. Ukuran perusahaan pada penelitian ini digunakan dalam penelitian ini.
diukur dengan rumus (L. E. Putri, 2018).
SIZE = Ln (Total Aset) 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil penelitian
Teknik Analisis Uji Statistik Deskriptif
Pada penelitian ini terdapat tiga pendekatan yang Berdasarkan uji statistika deskriptif, dapat
dapat dilakukan untuk mengestimasi model regresi disimpulkan bahwa:
Tabel 1. Uji Statistik Deskriptif
ETR TCAP ROA SIZE
Mean 0.308841 1.495362 0.393913 16.40203
Median 0.270000 1.020000 0.330000 16.14000
Maximum 0.840000 6.990000 0.820000 18.46000
Minimum 0.140000 0.220000 0.100000 13.99000
Std. Dev. 0.122577 1.267690 0.237692 1.289228
Skewness 1.984686 1.944715 0.443295 -0.04723
Kurtosis 7.552925 7.817568 1.722603 1.753991

Jarque-Bera 104.8945 110.2178 6.951131 4.489199


Probability 0.000000 0.000000 0.030944 0.105970

Sum 21.31000 103.1800 27.18000 1131.740


Sum Sq. Dev. 1.021707 109.2785 3.841843 113.0233

Observations 69 69 69 69
Cross sections 23 23 23 23
Sumber : Olah data eviews 10

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Pajak, 21 (02), 2021, 395
Penghindaran Pajak. Nilai ETR objek Uji F. Nilai probabilistic F-statistic 0.031686
penelitian sangat bervariasi dengan nilai minimum lebih kecil dari significance level 0,05 yang
ETR 0.14%; PT Sri Rejeki Isman Tbk pada tahun menunjukan bahwa secara bersama-sama variabel
2019, nilai maksimum ETR sebesar 0.84% yaitu PT bebas dalam penelitian ini dapat mempengaruhi ETR
Lion Metal Works Tbk pada tahun 2019. secara signifikan.
Thin Capitalization.Nilai minimum pada thin
capitalization sebesar 0.22% dimiliki oleh PT 3.2. Pembahasan
Tembaga Mulia Semanan Tbk pada tahun 2019, nilai Pengaruh thin capitalization terhadap
maksimum sebesar 6.99% yang dimiliki oleh PT penghindaran pajak
Charoen Pokphand Indonesia Tbk pada tahun 2019. Berdasarkan hasil pengujian olah data panel
Profitabilitas. Nilai minimum pada profitabilitas menunjukan bahwa hasil koefisien regresi X1
sebesar 0.10% yang dimiliki oleh PT Tembaga Mulia 0.019457 yang nilai positif dengan probabilitasnya
Semanan Tbk pada tahun 2019, dan nilai maksium 0.1197,yang berarti bahwa 0.1197> 0,05. Hal tersebut
sebesar 0.82% dimiliki oleh PT Garuda Metalindo berarti bahwa thin capitalization tidak berpengaruh
Tbk pada tahun 201. terhadap penghindaran pajak. Thin capitalization
Ukuran Perusahaan.Nilai minimum pada merupakan tingkat utang yang dilakukan oleh
ukuran perusahaan sebesar 13.99% yang dimiliki oleh perusahaan sebagai pembiayaan, jika perusahaan
PT Garuda Metalindo Tbk pada tahun 2017, menggunakan utang maka akan timbul beban bunga
sedangkan nilai maksimum sebesar 18.46% dimiliki yang harus dibayar oleh perusahaan. Keputusan
oleh PT Charoen Pokphard Indonesia Tbk pada tahun pendanaan perusahaan ( pendana internal dan
2017. ekternal) dapat dijadikan gambaran mengenai
penghindaran pajak. Namun, beban bunga yang dapat
Analisis Regresi Data Panel digunakan sebagai pengurang laba kena pajak yaitu
Tabel 2.Hasil Dari REM yang muncul akibat pinjaman pihak ke tiga, dimana
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. pihak ketiga tidak memiliki hubungan apapun
terhadap perusahaan.
C 1.024880 0.310494 3.300803 0.0016 Jika dikaitkan dengan teori agensi, perusahaan
TCAP 0.019457 0.012338 1.576965 0.1197 menggunakan hutang untuk meningkatkan kinerja
ROA 0.248078 0.096870 2.560931 0.0128 perusahaan. Laba yang besar menunjukkan kinerja
SIZE -0.039472 0.017017 -2.319483 0.0235 perusahaan yang baik. Laba yang besar dapat menarik
Sumber: Olah data eviews 10 investor, sesuai dengan keinginan prinsipal. Hal ini
dapat mengurangi konflik keagenan. Hasil penelitian
Pada kolom coefficient menunjukan bahwa tanpa ini sejalan dengan (Wati & Utomo,2020), (Olivia &
adanya pengaruh apapun, penghindaran pajak tetap Dwimulyani, 2019), (Komariah ,2017), yang
mengalami kenaikan sebesar 1.24%. Setiap kenaikan membuktikan bahwa thin capitalization tidak
1% pada thin capitalization, penghindaran pajak akan berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Namun,
mengalami kenaikan sebesar 0.01%. Setiap kenaikan penelitian ini bertolak belakang dengan peneliti
1% pada profitabilitas, penghindaran pajak akan Widodo et al.,(2020) dan Falbo & Firmansyah, (2018)
mengalami kenaikan sebesar 0.24%. Dan setiap yang menyatakan bahwa thin capitalization
kenaikan 1% pada ukuran perusahaan, penghindaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pajak mengalami penurunan sebesar 0.03%. penghindaran pajak. Sedangkan penelitian yang
Koefisien Determinasi. Angka adjusted R- dilakukan oleh Andawiyah et al., (2019) menyatakan
Square sebesar 0.085755 menunjukan bahwa 85% bahwa thin capitalization berpengaruh negatif dan
perubahan ETR dapat dijelaskan oleh perubahan thin signifikan terhadap penghindaran pajak.
capitalization, profitabilitas dan ukuran perusahaan Pengaruh profitabilitas terhadap penghindaran
yang merupakan variabel bebas dalam penelitian ini. pajak
Sedangkan sisanya sebesar 15% perubahan ETR Berdasarkan hasil pengujian olah data panel
dijelaskan oleh variabel lain diluar model penelitian menunjukan bahwa hasil koefisien regresi X2
ini. 0248078 yang nilai positif dengan probabilitasnya
0.0128< 0,05. Hal ini dapat dinyatakan bahwa

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Pajak, 21 (02), 2021, 396
profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap tidak merasa dirugikan setelah melakukan
penghindaran pajak. Perusahaan dengan profitabilitas investasi.Penelitian ini selajan dengan Putri, (2018)
tinggi memiliki kesempatan memposisikan dirinya dan Sutono, (2020) menyatakan bahwa ukuran
dengan cara merencanakan pajak, sehingga dapat perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap
mengurangi jumlah beban pajak. Perusahaan dengan penghindaran pajak. Namun, penelitian ini bertolak
perencanaan pajak yang baik akan memperoleh pajak belakang dengan Wulandari & Masqudi, (2019) dan
yang optimal, sehingga kecenderungan perusahaan Putri et al., (2019) yang menyatakan bahwa ukuran
untuk melakukan penghindaran pajak akan menurun. perusahaan tidak berpengaruh terhadap penghindaran
Jika dikaitkan dengan teori agensi akan memacu pajak.
para agen untuk meningkatkan laba perusahaan
sehingga jumlah pajak penghasilan akan meningkat 4. KESIMPULAN
sesuai dengan peningkatan laba perusahaan. Laba Peneliti yang telah dilakukan ini dengan menguji
perusahaan yang diukur dengan rasio profitabilitas faktor-faktor yang mempengaruhi penghindaran
menunjukan kinerja dari manajemen,Apabila rasio pajak. Hasil pembahasan penelitian ini menyatakan
profitabilitas tinggi, berarti menunjukkan adanya sebagai berikut: 1).thin capitalization tidak
efisiensi yang dilakukan oleh pihak manajemen dan berpengaruh terhadap penghindaran pajak,
tindakan efisiensi tersebut mengurangi nilai efektif tax 2).profitabilitas berpengaruh positif signifikan
rate.Penelitian ini sejalan dengan Hutapea & terhadap penghindaran pajak, dan 3).ukuran
Herawaty, (2020), Saputra et al., (2019) dan Olivia & perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap
Dwimulyani, (2019) yang menyatakan bahwa penghindaran pajak.
pfitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap Berdasarkan hasil penelitian yang telah
penghindaran pajak. Namun, pernytaan ini bertolak dilakukan, dapat memberikan gambaran agar
belakang dengan peneliti Jamaludin, (2020) yang perusahaan dapat menyusun perencanaan pajak yang
menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh baik sehingga perusahaan terhindar dari indikasi
terhadap penghindaran pajak. Sedangkan peneliti penggelapan pajak. Penelitian selanjutnya diharapkan
Dwiyanti & Jati, (2019) menyatakan bahwa dapat menambahkan variabel lain sebagai factor
profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap penguat terjadi penghindaran pajak.Selain menambah
penghindaran pajak. variabel juga diharapkan menambahkan periode
Pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengamatan dan sector perusahaan yang diamati
penghindaran pajak
Berdasarkan hasil pengujian olah data panel 5. UCAPAN TERIMAKASIH
menunjukan bahwa hasil koefisien regresi X3 - Puji syukur kehadirat Allah SWT yang
0.039472 yang nilai negatif dengan probabilitasnya memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
0.0235 < 0.05. hal ini dapat dinyatakan bahwa ukuran penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan
perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap lancar. Penulis hanya bisa mengucapkan banyak
penghindaran pajak.Semakin besar total aset terimakasih kepada semua pihak yang telah
perusahaan menunjukkan perusahaan memiliki membantu, diantaranya sebagai berikut :
kinerja yang baik, perusahaan yang termasuk dalam a. Bapak dan Mamak tercinta yang selalu memberi
kategori perusahaan berskala besar cenderung dukungan dan doa yang terbaik.
memiliki sumber daya untuk melakukan pengelolaan b. Ibu Rachmawati Meita Oktaviani, S.E, M.Si.,
pajak yang lebih besar dibandingkan perusahaan kecil. Ak.CA, Asean CPA selaku dosen pembimbing
Jika dikaitkan dengan teori agensi, ukuran yang telah sabar dan telaten membantu saya dalam
perusahaan merupakan suatu tolak ukur yang pembuatan tugas akhir.
digunakan oleh pihak prinsipal dalam melakukan c. Kakak- kakak tingkat yang telah membantu saya
kegiatan investasi. Semakin besar aset suatu setiap kesulitan yang saya hadapi.
perusahaan maka menunjukkan perusahaan dapat d. Adek saya yang telah mensuport saya.
mengelola aset dengan baik. Semakin tinggi aset dapat e. Semua pihak yang membantu dan memberi
meningkatkan laba perusahaan. Laba yang tinggi dukungan.
mampu menarik perhatian investor. Pihak agen akan
berusaha untuk mendapatkan laba agar pihak prinsipal

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Pajak, 21 (02), 2021, 397
6. REFRENSI Putri, K. E., Sochib, & Yahdi, M. (2019). Pebgaruh
Andawiyah, A., Subeki, A., & Hakiki, A. (2019). Intensitas Aset Tetap , Leverage , Return On
Pengaruh Thin Capitalization Terhadap Asset , Dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Penghindaran Pajak Perusahaan Index Saham Penghindaran Pajak Pada Perusahaan Dagang
Syariah Indonesia. Akuntabilitas, 13(1). Besar Yang Terdaftar di BursaEfek Indonesia.
https://doi.org/10.29259/ja.v13i1.9342 Progress Conference, 2(July).
Dewi, N. L. P. P., & Noviari, N. (2017). Pengaruh Putri, L. E. (2018). Pengaruh Kepemilikan
Ukuran Perusahaan , Leverage , Profitabilitas Institusional, Kepemilikan Manajerial, Preferensi
Dan Corporate Social Responsibility Terhadap Risiko Eksekutif, Leverage Dan Ukuran
Penghindaran Pajak ( Tax Avoidance ). E-Jurnal Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak.
Akuntansi Universitas Udayana, 21, 830–859. Director, 15.
Dwiyanti, I. A. I., & Jati, I. K. (2019). Pengaruh https://doi.org/10.22201/fq.18708404e.2004.3.6
Profitabilitas, Capital Intensity, dan Inventory 6178
Intensity pada Penghindaran Pajak. E-Jurnal Rejeki, S., Wijaya, A. L., & Amah, N. (2019).
Akuntansi Universitas Udayana, 27, 2293–2321. Pengaruh Kepemilikan Institusional
Falbo, T. D., & Firmansyah, A. (2018). Thin Kepemilikan Manajeial dan Proporsi Dewan
Capitalization, Transfer Pricing Aggresiveness, Komisaris Terhadap Penghindaran Pajak dan
Penghindaran Pajak. Indonesia Journal of Transfer Princing Sebagai Variabel Moderasi
Accounting and Governance, 2(June). (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang
Hutapea, I. V. R., & Herawaty, V. (2020). Pengaruh Terdafar di BEI Tahun 2014-2017. Seminar
Manajemen Laba, Leverage dan Profitabilitas Inovasi Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi.
terhadap Tax Avoidance dengan Ukuran Salwah, S., & Herianti, E. (2019). Pengaruh Aktivitas
Perusahaan sebagai Variabel Moderasi. Thin Capitalization Terhadap Penghindaran
Prosiding Seminar Nasional. Pajak. Jurnal Riset Bisnis, 3(1), 30–36.
Jamaludin, A. (2020). Pengaruh Profitabilitas (Roa), Saputra, M. D., Susanti, J., & Istiarto. (2019).
Leverage (Ltder) Dan Intensitas Aktiva Tetap Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga
Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) Dan Corporate Governance Terhadap
Pada Perusahaan Subsektor Makanan Dan Penghindaran Pajak Di Indonesia. Valid Jurnal
Minuman Yang Terdaftar Di Bei Periode 2015- Ilmiah, 16, 164–179.
2017. Eqien: Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 7(1), Sutono, W. C. (2020). Pengaruh Corporate
85–92. https://doi.org/10.34308/eqien.v7i1.120 Governance Terhadap Tax Avoidance.
Jumailah, V. (2020). Pengaruh Thin Capitalization Wati, R. A., & Utomo, R. B. (2020). Pengaruh Thin
dan Konservatisme Akuntansi terhadap Tax Capitalization Dan Kepemilikan Manajerial
Avoidance dengan Kepemilikan Institusional Terhadap Penghindaran Pajak.
sebagai Variabel Moderasi. Management & Widodo, L. L., Diana, N., & Mawardi, M. C. (2020).
Accounting Expose, 3(1), 13–21. Pengaruh Multinasionalitas, Good Coorporate
Komariah, N. (2017). Pengaruh Thin Capitalization Governance, Tax Haven, Dan Thin
Dan Karakter Eksekutif Dengan Konpensasi Capitalization Terhadap Praktik Penghindaran
Manajemen Kunci Sebagai Pemoderasi Pajak Pada Perusahaan Multinasional Yang
Terhadap Penghindaran Pajak. Terdaftar Di Bei Periode Tahun 2016-2018. E-
Oktaviani, R. M., Susanti, D. T., Sunarto, S., & Udin, Jra, 09(06), 119–133.
U. (2019). The Effect Of Profitability, Tax Wulandari, Y., & Masqudi, A. (2019). Pengaruh
Avoidance And Information Transparency On Ukuran Perusahaan, Leverage, Dan Pertumbuhan
Firm Value: An Empirical Study In Indonesia. Penjualan Terhadap Penghindaran Pajak Dengan
International Journal of Scientific and Profitbilitas Sebagai Variabel Intervening Pada
Technology Research, 8(11), 3777–8780. Perusahaan Manufaktur Sektor Food & Beverage
Olivia, I., & Dwimulyani, S. (2019). Pengaruh Thin Yang Terdaftar Di BEI Periode 2014-2018.
Capitalization dan Profitabilitas Terhadap Jurnal Ekonomi Akuntansi, 4, 35–50.
Penghindaran Pajak dengan Kepemilikan
Institusional sebagai Variabel Moderasi.
Prosiding Seminar Nasional Pakar Ke 2: Sosial
Dan Humaniora.

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Bisnis: Jurnal Program studi Akuntansi, 6 (2) November 2020.
ISSN 2443-3071 (Print) ISSN 2503-0337 (Online). DOI: 10.31289/jab.v6i2.3472

JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS


Jurnal Program Studi Akuntansi
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/jurnalakundanbisnis

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE DAN UKURAN


PERUSAHAAN TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK

Vicka Stawati a*
a Program Studi Akuntansi, Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta

Diterima February 2020; Disetujui Juni 2020; Dipublikasikan November 2020

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Ukuran
Perusahaan terhadap Penghindaran Pajak. Populasi yang menjadi objek penelitian ini adalah sektor
argikultural yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2014 - 2018. Jumlah populasi 20
perusahaan, penelitian ini diperoleh dengan teknik purposive sampling yang kemudian menghasilkan 6
sampel penelitian untuk penyelidikan lebih lanjut. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi
berganda. Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa Profitabilitas, Leverage,
dan Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Penghindaran Pajak. Ini berarti bahwa pemerintah belum
berhasil melakukan program Pengampunan Pajak yang berdampak pada perusahaan akan melakukan
Penghindaran Pajak.

Kata Kunci: Profitabilitas; Leverage; Ukuran Perusahaan; Penghindaran Pajak.

Abstract
The purpose of this study was to examine the effect of Profitability, Leverage and Size Company on Tax
Avoidance. The population which is the object of this research is argicultural sectors listed on Indonesia
Stock Exchange (BEI) in 2014 - 2018. The total population of 20 companies, this study obtained by purposive
sampling technique which then resulted in 6 research samples for further investigation. The analysis
technique used is multiple regression analysis. Based on data analysis and discussion can be concluded that
Profitability, Leverage, and Company Size has effect on Tax Avoidance. This means that the government has
not succeeded in conducting Tax Amnesty program which has the impact of the company will do Tax
Avoidance.

Keyword: Profitabilitas; Leverage; Company Size; Tax Avoidance.

How To Cite: Vicka Stawati (2020) Pengaruh Profitabiltas, leverage dan Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindaran
Pajak. Jurnal Akuntansi dan Bisnis: Jurnal Program Studi Akuntansi, 6 (2): 147 - 157
* email: vickasta2@gmail.com

PENDAHULUAN
Pajak merupakan sebuah penerimaan negara yang didapatkan dari suatu pungutan
terhadap orang pribadi dan juga badan atau perusahaan yang umumnya bersifat wajib
dan memaksa (Latofah, N., & Harjo, D. 2020). Manfaat pajak tidak secara langsung
dirasakan oleh rakyat karena pajak dimanfaatkan untuk kepentingan bersama dan
bersifat umum, bukan untuk kepentingan perorangan. Pajak adalah hal yang sangat
penting bagi pemerintah karena sangat memberikan pengaruh yang besar dalam
penerimaan negara (Widyaningtyas, N. S. 2020). Di negara Indonesia upaya dalam
memaksimalkan penerimaan pajak bukan tanpa rintangan. Dalam proses perbaikan
system pada perpajakan yang dilakukan oleh pemerintah, terdapat perbedaan

147
Vicka Stawati (2020) Pengaruh Profitabiltas, leverage dan Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak…

kepentingan antara pemerintah dan perusahaan. Pajak dimata negara adalah suatu
pendapatan yang dimanfaatkan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, akan
tetapi bagi perusahaan pajak adalah suatu beban yang dapat mempengaruhi laba yang
dihasilkan oleh perusahaan. Adanya perbedaan kepentingan tersebut menimbulkan
wajib pajak akan melakukan penghindaran terhadap perpajakan (Alfaruqi, H. A.,
Sugiharti, D. K., & Cahyadini, A. 2019).
Perlawanan terhadap pajak salah satunya dilakukan dengan cara penghindaran
pajak (tax avoidance) dimana perusahaan akan melakukan pengurangan terhadap beban
pajaknya dengan cara yang legal dan hal tersebut tidak bertentangan dengan undang-
undang perpajakan yang berlaku. Permasalahan ini merupakan persoalan yang rumit
dan unik karena dalam hal ini, tax avoidance tidak melanggar hukum (legal), namun di
sisi lain tax avoidance tidak di harapkan oleh perusahaan. Kesempatan terjadinya tax
avoidance disebabkan juga oleh karena pemerintah Indonesia menganut system self
assessment dalam system pemungutan pajaknya (Razif, R., & Rasyidah, A. 2020). Wajib
pajak diberikan keleluasaan penuh dalam menghitung, membayar dan melaporkan
sendiri kewajiban pajaknya. Penerapan perpajakan ini seolah membuka kesempatan
kepada wajib pajak untuk memanipulasi jumlah angka pajak yang harus dibayar dengan
upaya menekan biaya perusahaan, termasuk dalam beban pajaknya. Terdapat beberapa
faktor lain yang mempengaruhi suatu perusahaan melakukan penghindaran pajak (tax
avoidance) diantaranya adalah Profitabilitas, Leverage dan Ukuran Perusahaan.
Profitabilitas merupakan suatu kemampuan suatu perusahaan dalam mengahasilkan
keuntungan (laba) dalam kurun waktu tertentu. Semakin tinggi laba perusahaan akan
berdampak baik pada kinerja perusahaan tersebut, namun laba merupakan poin penting
dalam pengenaan pajak, apabila semakin tinggi nilai laba dari suatu perusahaan hal ini
akan berdampak pada besarnya beban pajak yang harus dikeluarkan oleh perusahaan
(Eksandy, A., & Milasari, E. 2019).
Selanjutnya faktor lain yang mempengaruhi perusahaan melakukan penghindaran
pajak (tax avoidance) adalah leverage. Leverage merupakan suatu perbandingan yang
mencerminkan besarnya hutang yang digunakan untuk pembiayaan oleh perusahaan
dalam menjalankan aktifitas operasionalnya. Semakin besar penggunaan hutang oleh
perusahaan, akan berdampak pada jumlah beban bunga yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan, hal ini dapat mengurangi laba sebelum kena pajak yang selanjutnya dapat
mengurangi besaran pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan (Purnama, D. 2020).
Faktor lain yang dapat memberikan pengaruh perusahaan dalam melakukan
penghindaran pajak adalah Ukuran Perusahaan. Makin besar aset yang dimiliki oleh
perusahaan, maka perusahaan dapat memberikan catatan baik untuk melakukan suatu
kegiatan yang dapat memperluasan pangsa pasar dan hal ini akan mempengaruhi suatu
profitabilitas perusahaan (Arfin Taniman, J. 2020). Berdasarkan latar belakang masalah
diatas, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini dibatasi hanya pada kajian
perusahaan sector Argicultural yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-
2018 yang melaporkan Profitabilitas, Leverage dan Ukuran Perusahaan dan terindikasi
dapat melakukan penghindaran pajak.
Pajak merupakan sebuah penerimaan negara yang diperoleh dari suatu pungutan
terhadap orang pribadi dan juga badan atau perusahaan yang umumnya bersifat wajib
dan memaksa. Bagi pemerintah pajak adalah sumber penghasilan yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan negara, sedangkan bagi perusahaan pajak merupakan suatu beban
yang mempengaruhi berkurangnya laba bersih yang telah dihasilkan oleh perusahaan.
Adapun definisi pajak menurut para ahli yaitu Soemitro, pajak merupakan iuran rakyat
kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dipaksakan) dengan tidak

148
Jurnal Akuntansi dan Bisnis: Jurnal Program Studi Akuntansi, 6 (2) November 2020

mendapat jasa imbalan (kompensasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan
dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum (Sidharta, 2017).

Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)


Penghindaran Pajak (tax avoidance) adalah suatu usaha pengurangan secara legal
yang dilakukan dengan cara memanfaatkan ketentuan-ketentuan dibidang perpajakan
secara optimal, seperti pengecualian dan pemotongan-pemotongan yang diperkenankan
maupun manfaat hal-hal yang belum diatur dan kelemahan-kelemahan yang ada dalam
peraturan perpajakan yang berlaku (Erly Suandy, 2013:17).

Profitabilitas
Profitabilitas merupakan suatu kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan (laba) dalam kurun waktu tertentu. Menurut Hery (2016:7) rasio
profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dari aktivitas
operasionalnya. Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung rasio tersebut :

Levereage
Leverage merupakan suatu kemampuan perusahaan dalam memenuhi pembayaran
seluruh kewajbannya baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. Menurut
Fahmi (2014). leverage bertujuan untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai
oleh hutang. Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung rasio tersebut :

Ukuran Perusahaan
Secara umum perusahaan adalah suatu unit kegiatan tertentu yang mengubah
sumber-sumber ekonomi menjadi lebih bernilai guna berupa barang atau jasa dengan
tujuan untuk memperoleh keuntungan dan tujuan lainnya. Cara pengkuruan ukuran
perusahaan ini ada dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Ukuran Perusahaan = Ln Total Aset

METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Teknik
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yaitu pengambilan sampel secara
tidak acak melainkan dengan beberapa criteria tertentu. Sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data sekunder atau dengan menggunakan data yang
diperoleh secara tidak langsung, melainkan melalui suatu lembaga tertentu dan
diterbitkan untuk kepentingan umum. Penelitian ini digunakan untuk mengkaji
pengaruh profitabilitas, leverage dan ukuran perusahaan sebagai variable bebas (variable
independen) terhadap penghindaran pajak (tax avoidance) sebagai variable terikat

149
Vicka Stawati (2020) Pengaruh Profitabiltas, leverage dan Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak…

(variabel dependent) pada perusahaan argicultual yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2014-2018.

Objek dan Waktu Penelitian


Dalam penelitian ini objek yang diteliti adalah 6 (enam) perusahaan sector
agricultural yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2018. Periode yang
dilakukan oleh penulis dari awal penelitian hingga mendapatkan laporan yang sesuai,
dimulai pada bulan Oktober 2019 samapai dengan Januari 2020 atau kurang lebih
selama 3 (tiga) bulan.

Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder merupakan penelitian yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui
media perantara (diperoleh atau dicatat oleh pihak lain). Data yang digunakan berupa
data keuangan perusahaan periode 2014–2018 yang diperoleh dari situs resmi Bursa
Efek Indonesia.

Teknik Analisa Data


Statistik Deksriptif
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai masing-masing variable, baik satu
variable atau lebih yang sifatnya independen untuk mendapatkan gambaran tentang
variable-variabel tersebut (Sujarweni, 2015). Untuk pengolahan data dengan
menggunakan nilai mean, median, modus, standar deviasi, nilai minimum, dan nilai
maksimum. Variabel tersebut dapat menggambarkan secara sistematis dan akurat
mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu.

Uji Regresi Berganda (Uji Asumsi Klasik)


Uji Normalitas
Uji normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk menilai
sebaran data atau variable, apakah sebaran data tersebut berdistribusi normal atau
tidak.

Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas adalah sebuah situasi yang menunjukan adanya korelasi atau
hubungan kuat antara dua variable atau bebas atau lebih dalam sebuah model regresi
berganda, atau dengan kata lain uji ini dilakukan untuk membuktikan adanya hubungan
linear antara variable bebas dan varaibel terikat.

Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah suatu kegiatan menganalisis data yang dilakukan untuk
mengetahui adanya korelasi variable yang ada di dalam model prediksi dengan
perubahan waktu. Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu
pada periode t-1 (sebelumnya).

Uji Heterokedastisitas
Menurut Sudarmanto (2013:240) uji asumsi heterokedastisitas ini dimaksudkan
untuk mengetahui apakah residual absolute sama atau tidak sama untuk semua
pengamatan. Apabila asumsi tidak terjadinya heterokedastisitas ini tidak terpenuhi,

150
Jurnal Akuntansi dan Bisnis: Jurnal Program Studi Akuntansi, 6 (2) November 2020

maka penaksir menjadi tidak lagi efisien baik dalam sampel kecil maupun besar dan
estimasi koefisien dapat dikatakan menjadi kurang akurat.

Uji Regresi Linier Berganda


Pengujian regresi linier berganda digunakan untuk melihat hubungan antara dua
atau lebih variable independen (X1,X2,…,Xn) dengan variable dependen (Y) dan untuk
melihat apakah ada hubungan sebab akibat antara kedua variable, seberapa besar
pengaruh antara variable independen terhadap variable dependen. Model regresi
berganda bertujuan untuk mengukur besarnya pengaruh antara dua atau lebih variable
independen terhadap satu variable independen dan memprediksi variable dependen
dengan menggunakan variable independen.

Pengujian Hipotesis
Uji Statistik T
Priyanto (2013:139) menyatakan bahwa uji T digunakan untuk mengetahui apakah
secara parsial variable independen berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap
variable dependen.

Uji KoefisienDeterminasi (R2)


Menurut Sugiyono (2017:244) menyatakan bahwa koefisien determinasi diperoleh
dengan mengkuadratkan koefisien korelasi kemudian dikalikan 100%. Persentasi
tersebut menunjukan besarnya pengaruh variable independen terhadap variable
dependen, sedangkan sisanya ditentukan oleh faktor lain.

Uji SignifikansiSimultan (Uji Statistik F)


Uji F atau uji koefisien regresi secara bersama-sama digunakan untuk mengetahui
apakah secara bersama-sama variable independen berpengaruh signifikan terhadap
variable dependen.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dalam penelitian ini data yang digunakan merupakan data sekunder, yaitu data
yang diambil dari Perusahaan Sektor Argicultural yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
mulai tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 dan data yang dikumpulkan adalah
laporan keuangan tahunan yang didalamnya terdapat laporan posisi keuangan, laporan
laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan
keuangan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji apakah terdapat pengaruh dari
profitabilitas, leverage dan ukuran perusahaan dalam memprediksi praktik
penghindaran pajak pada suatu perusahaan. Metode yang digunakan untuk menentukan
sample penelitian ini adalah purposive sampling yang artinya sample yang akan
digunakan adalah sampel yang memenuhi kriteria, sehingga penelitian ini hanya
menggunakan perusahaan yang memenuhi kriteria. Berikut adalah data sampel yang
akan digunakan oleh penulis dari keseluruhan populasi yang ada :

Deskripsi Data
Menurut Imam Ghozali (2018:19) statistic deskriptif memberikan gambaran atau
dekripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi). Hasil

151
Vicka Stawati (2020) Pengaruh Profitabiltas, leverage dan Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak…

analisis deskriptif statistic masing-masing variabel yang terdiri dari variable dependen
Penghindaran Pajak dan variable independen Profitabilitas, Leverage dan Ukuran Pajak
ini akan dibahas mengenai karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi jumlah sampel (N), rata-rata (Mean), nilai maksimum, nilai minimum serta
standar deviasi, hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil Uji StatistikDeskriptif

Range Min Max Sum Mean


Profitabilitas ,14 ,01 ,15 2,02 ,0673
Leverage ,55 ,14 ,69 11,94 ,3980
Ukuran Perusahaan 12,29 14,44 26,73 564,51 18,8170
PenghindaranPajak ,68 ,04 ,72 8,69 ,2897

Berdasarkan tabel 1 diatas diketahui jumlah data (N) yang dicantumkan dalam
penelitian ini adalah 30 data, dengan keterangan sebagai berikut :

Profitabilitas
Berdasarkan tabel 1. Diatas diketahui nilai minimum dari profitabilitas adalah
sebesar 0.01 yang berarti bahwa profitabilitas perusahaan terendah selama periode
penelitian yang diperoleh perusahaan yang dijadikan sampel adalah sebesar 0,01 pada
PT Sampoerna Agro Tbk dengan kode saham (Emiten) SGRO pada laporan keuangannya
tahun 2018, nilai maksimum dari profitabilitas perusahaan adalah sebesar 0,15 pada PT.
BISI International Tbk dengan kode saham (emiten) BISI pada laporan keuangannya
tahun 2017 dan 2018, rata-rata atau mean dari profitabilitas perusahaan tersebut
sebesar 0,673 dan jumlah keseluruhan (sum) profitabilitas perusahaan adalah sebesar
2,02, sedangkan untuk standar deviasi adalah sebesar 0,04168. Dengan demikian batas
penyimpangan dari profitabilitas perusahaan dalam penelitian ini adalah sebesar
0,04168 dari 30 data observasi.

Leverage
Berdasarkan tabel 1. diatas diketahui nilai minimum dari leverage adalah sebesar
0.14 yang berarti bahwa leverage perusahaan terendah selama periode penelitian yang
diperoleh perusahaan yang dijadikan sampel adalah sebesar 0,14 pada PT BISI
International Tbk dengan kode saham (Emiten) BISI pada laporan keuangannya tahun
2014, nilai maksimum dari leverage perusahaan adalah sebesar 0,69 pada PT. Dharma
Satya Nusantara Tbk dengan kode saham (emiten) DSNG pada laporan keuangannya
tahun 2018, rata-rata atau mean dari leverage perusahaan tersebut sebesar 0,3980 dan
jumlah keseluruhan (sum) leverage perusahaan adalah sebesar 11,94, sedangkan untuk
standar deviasi adalah sebesar 0,19923. Dengan demikian batas penyimpangan dari
leverage perusahaan dalam penelitian ini adalah sebesar 0,19923 dari 30 data observasi.

Ukuran Perusahaan
Berdasarkan tabel 1. diatas diketahui nilai minimum dari ukuran perusahaan
adalah sebesar 14,44 yang berarti bahwa ukuran perusahaan terendah selama periode
penelitian yang diperoleh perusahaan yang dijadikan sampel adalah sebesar 14,44 pada
PT BISI International Tbk dengan kode saham (Emiten) BISI pada laporan keuangannya
tahun 2014, nilai maksimum dari ukuran perusahaan adalah sebesar 26,73 pada PT.
Dharma Samudera Fishing Indust Tbk dengan kode saham (emiten) DSFI pada laporan
keuangannya tahun 2018, rata-rata atau mean dari ukuran perusahaan tersebut sebesar
152
Jurnal Akuntansi dan Bisnis: Jurnal Program Studi Akuntansi, 6 (2) November 2020

18,8170 dan jumlah keseluruhan (sum) ukuran perusahaan adalah sebesar 564,51,
sedangkan untuk standar deviasi adalah sebesar 4,38428. Dengan demikian batas
penyimpangan dari ukuran perusahaan dalam penelitian ini adalah sebesar 4,38428 dari
30 data observasi.

PenghindaranPajak
Pada penelitian ini diketahui nilai minimum dari penghindaran pajak perusahaan
adalah sebesar 0,04 yang berarti bahwa penghindaran pajak perusahaan terendah
selama periode penelitian yang diperoleh perusahaan yang dijadikan sampel adalah
sebesar 0,04 pada PT Astra Agro Lestari Tbk dengan kode saham (Emiten) AALI pada
laporan keuangannya tahun 2016, nilai maksimum dari penghindaran pajak perusahaan
adalah sebesar 0,72 PT Sampoerna Agro Tbk dengan kode saham (emiten) SGRO pada
laporan keuangannya pada tahun 2016, rata-rata atau mean dari penghindaran pajak
perusahaan tersebut sebesar 0,2897 dan jumlah keseluruhan (sum) penghindaran pajak
perusahaan adalah sebesar 8,69, sedangkan untuk standar deviasi adalah sebesar
0,11895 . Dengan demikian batas penyimpangan dari penghindaran pajak perusahaan
dalam penelitian ini adalahsebesar 0,11895 dari 30 data observasi

Uji Statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S)


Pada penelitian ini diketahui bahwa nilai statistic sebesar 0,204 dan tingkat
signifikan pada 0,05 yang dibuktikan dengan monte carlo p=0,146 > 0,05 yang berarti
data terdistribusi secara normal dan model regresi diatas dapat diterima untuk
dilakukan analisis tahap selanjutnya.

Uji Autokorelasi
Dapat diketahui bahwa dari tiga variasi yang digunakan dalam penelitian ini nilai
tolerance value lebih kecil 0,10 dengan nilai tolerance value dari masing-masing variable
tersebut adalah -0,472 untuk variable profitabilitas, 0,577 untuk leverage dan 0,570
untuk variable ukuran perusahaan. Nilai VIF dibawah 10 dengan nilai masing-masing
2,119 untuk variable profitabilitas, 1,733 untuk variable leverage dan 1,753 untuk
variable ukuran perusahaan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinearitas dalam penelitian ini.

Uji Heterokedastisitas
Menurut Imam Ghozali (2018:137) uji heteroskedastisitas bertujuan menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan kepengamatan yang lain. Ada atau tidak adanya heterokedastisitas di lihat
dari nilai signifikansi dari masing-masing variable bebasnya, jika nilai signifikansi antara
variable indipenden dengan variable dependen (residual absolute) lebih kecil dari 0,05
maka tidak terjadi masalah heterokedastisitas yang artinya data tersebut memiliki
hubungan yang signifikan dan data yang ada tidak menyimpang terlalu jauh. Pada
penelitian ini menunjukan titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu
pola, baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y hal ini tidak terjadi
heterokedastisitas pada model regresi. Dapat disimpulkan bahwa instrument penelitian
ini memenuhi asusmsi heterokedastisitas.

Hasil Uji Hipotesis


Dalam suatu penelitian kuantitatif umumnya dilakukan uji hipotesis untuk
mengetahui besarnya pengaruh dan atau kontribusi variable bebas terhadap variable

153
Vicka Stawati (2020) Pengaruh Profitabiltas, leverage dan Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak…

terikat. Di dalam penelitian ini dilakukan pengujian terhadap sampel yang telah
dikumpulkan dengan 3 cara yaitu : uji parsial (uji t), uji simultan (uji F) dan analisis
determinasi (adjust R square). Dalam pengujian hipotesis ini dilakukan dengan metode
regresi linier berganda karena memiliki empat variabel, tiga diantaranya variable bebas
dan satu variable terikat.

Untuk rumus regresi linier berganda adalah :

“Y = a + b1 X1 + b2 X2 + ........................ + bnXn”

Pada penelitian ini dapat disimpulkan menjadi :

Y = 0,140 + (-0,184) X1 + 0,159 X2 + 0,005 X3

Nilai konstanta (a) yaitu 0,140 yang artinya apabila seluruh variable bebas
dianggap constant yaitu profitabilitas, leverage dan ukuran perusahaan maka nilai
variable terikatnya yaitu penghindaran pajaknya sebesar 0,140.
Nilai profitabilitas sebesar -0,184 yang artinya jika terjadi kenaikan 1 point dari
profitabilitas maka nilai dari penghindaran pajak akan bertambah sebesar -0,184 atau
persentase dari kenaikan profitabilitas sebesar 1 point.
Nilai leverage sebesar 0,159 yang artinya jika terjadi penurunan 1 point dari
leverage akan mengakibatkan penurunan atas penghindaran pajak sebesar 0,159 atau
sebesar persentase dari kenaikan 1 point leverage.
Nilai ukuran perusahaan sebesar 0,005 yang artinya jika terjadi kenaikan 1 point
dari ukuran perusahaan maka akan mengakibatkan kenaikan atas nilai penghindaran
pajak sebesar 0,005 atau sebesar 0,5% dari kenaikan ukuran perusahaan sebesar 1
point.

Hasil Uji Parsial (Uji t)


Menurut Imam Ghozali (2018:98) uji t dilakukan untuk mengetahui apakah
variable bebas dalam model regresi berpengaruh secara individual terhadap variable
terikat dengan dasar pengambilan keputusan bahwa: Jika nilai sig < 0,05 atau t-hitung> t-
tabel maka terdapat pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Jika nilai sig > 0,05 atau t-
hitung < t-tabel maka tidak terdapat pengaruh variabel X terhadap variabel Y

Untuk mencari t table dengan rumus sebagai berikut :

t-tabel = t (a/2 ; n-k-1) = (0,05/2 ; 30-3-1) = (0,025 ; 26) =

Berdasarkan angka t-tabel dengan ketentuan a=0,05 dan dk = (n-k) atau (30-4) = 26
sehingga diperoleh nilai t-tabel sebesar 1,705. Maka dapat diketahui pengaruh masing-
masing variable sebagai berikut:

Pengaruh Profitabilitas terhadap Penghindaran Pajak


Diperoleh nilai t-hitung -0,253 yang artinya t-hitung -0,253 < t-tabel 1,705 dan
untuk taraf signifikannya 0,802 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha
ditolak yang artinya secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan antara
Profitabilitas terhadap Penghindaran Pajak.

154
Jurnal Akuntansi dan Bisnis: Jurnal Program Studi Akuntansi, 6 (2) November 2020

Pengaruh Leverage terhadap Penghindaran Pajak


Diperoleh nilai t-hitung 1,152 yang artinya t-hitung 1,152 < t-tabel 1,705 dan untuk
taraf signifikannya 0,240 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha
ditolak yang artinya secara parsial tidak berpengaruh antara Leverage terhadap
Penghindaran Pajak.

Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Penghindaran Pajak


Dari table diatas coefficient diperoleh nilai t-hitung 0,837 yang artinya t-hitung
0,837 < t-tabel 1,705 dan untuk taraf signifikannya 0,410 > 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa Ho ditolak dan Ha ditolak yang artinya secara parsial tidak berpengaruh antara
Ukuran Perusahaan terhadap Penghindaran Pajak.

Hasil Uji F
Menurut Imam Ghozali (2018:98) uji F bertujuan untuk mengetahui pengaruh
variable independen bersama-sama (simultan) terhadap variable dependen. Uji F dapat
dilihat dengan nilai F hitung dari ouput SPSS versi 25 dan juga membandingkan hasil
dari probability value. Jika F-hitung> F-tabel dan prbability value dalam kolom sig < 0,05
maka dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima. Berikut adalah hasil SPSS dari uji F,
Jumlah pengamatan sebanyak 30 (n = 30), variable penelitian berjumlah 4 (k = 4),
dengan signifikan sebesar 0,05, maka dapat ditentukan f-tabel dengan menggunakan
derat penyebut (dfl) = k-1 dan derajat pembilang (dfl2)= n-k. Maka diperoleh dfl = 3 dan
dfl = 27, dengan nilai f-tabel.

T-tabel = FINC (probability;deg_freedom2)


F-tabel = FINV (0,05;3;27)
F-tabel = 2,96

Berdasarkan hasil Uji-F diatas menunjukan bahwa F hitung sebesar 2,216 dengan
signifikan 0,110 sedangkan f-tabel sebesar 2,96 dengan signifikan 0,05. Karena
Fhitung<Ftabel (2,216 < 2,96) dan tingkat signifikannya lebih besar dari 0,05
(0,110>0,05), maka dapat disimpulkan bahwa Profitabilitas, Leverage dan Ukuran
Perusahaan pada penelitian ini berpengaruh secara simultan terhadap penghindaran
pajak.

Hasil Uji R2
Menurut Imam Ghozali (2018:97) pengujian koefisien determinasi ditunjukan
dengan nilai adjusted R-Square. Nilai adjusted R-Square pada intinya untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variable independen.
Berikut adalah hasil SPSS untuk koefisien determinasi penelitian. Dari model summary
diatas terlihat bahwa nilai adjusted R-Square adalah 0,112. Hal iniberarti 11,2% dari
variasi Penghindaran Pajak dapat dijelaskan oleh Profitabilitas, Leverage dan Ukuran
Perusahan sedangkan sisanya 88,8% (100% - 11,2%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain
yang tidak dimasukan dalam model regresi.

SIMPULAN
Secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan dan negatif pada
Profitabilitas terhadap penghindaran pajak (tax avoidance) pada perusahaan argicultural
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang dibuktikan dengan hasil statistik uji t
diperoleh nilai t-hitung lebih kecil dari t-tabel (-0,253 < 1,705). Secara parsial tidak
terdapat pengaruh yang signifikan dan positif pada Leverage terhadap penghindaran pajak (tax
155
Vicka Stawati (2020) Pengaruh Profitabiltas, leverage dan Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak…

avoidance) pada perusahaan argicultural yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang dibuktikan
dengan hasil statistik uji t diperoleh nilai t-hitung lebih kecil dari t-tabel (1,152 < 1,705). Secara
parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan dan positif pada Ukuran Perusahaan terhadap
penghindaran pajak (tax avoidance) pada perusahaan argicultural yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia yang dibuktikan dengan hasil statistik uji t diperoleh nilai t-hitung lebih kecil dari t-
tabel (0,837 > 1,705). Profitabilitas, Leverage dan Ukuran Perusahaan berpengaruh secara
simultan dan postitf terhadap penghindaran pajak (tax avoidance) pada perusahaan argicultural
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang dibuktikan dengan hasil statistik uji F diperoleh nilai
F-hitung lebih besar dari F-tabel (2,216 < 2,96), dan tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,05
(0,110 > 0,05). Sedangkan untuk nilai adjusted R-Square adalah 0,112. Hal iniberarti 11,2% dari
variasi Penghindaran Pajak dapat dijelaskan oleh Profitabilitas, Leverage dan Ukuran Perusahan
sedangkan sisanya 88,8% (100% - 11,2%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak
dimasukan dalam model regresi.

DAFTAR PUSTAKA
Alfaruqi, H. A., Sugiharti, D. K., & Cahyadini, A. (2019). Peran pemerintah dalam mencegah tindakan
penghindaran pajak sebagai aktualisasi penyelenggaraan pemerintahan yang baik dalam bidang
perpajakan. Acta diurnal Jurnal Ilmu Hukum Kenotariatan, 3(1), 113-133.
Amanda, D. P. (2018). Pengaruh Size, Age, Profitability, Leverage dan Sales Growth Terhadap Tax
Avoidance Pada Perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2012-2016. Jurnal Akuntansi dan Pajak, 10-20.
Arfin Taniman, J. (2020). Pengaruh Leverage, Likuiditas, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai
Perusahaan. Jurnal Paradigma Akuntansi, 2(3), 1372-1379.
Chandrarin, G. (2017). Metode Riset Akuntansi Pendekatan Kuantitatif. Salemba Empat.
Danang, S. (2016). Metodologi Penelitian Akuntansi. Yogyakarta: Refika Aditama.
Eksandy, A., & Milasari, E. (2019). Pengaruh Environmental Disclosure, Kualitas Auditor Internal, Dan
Kontrak Manajemen Terhadap Kualitas Laba (Pada Perusahaan Indeks Kompas 100 yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2016). COMPETITIVE, 3(1), 88-113.
Fahmi, I. (2014). Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta.
Febby, N. S. (2018). Pengaruh Leverage, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan
Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Sektor Farmasi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2012-2016. ISSN, 2262.
Hery. (2016). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Grasindo.
Imam, G. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS 25. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Latofah, N., & Harjo, D. (2020). Analisis Tax Awareness Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak
Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Barat. Jurnal Pajak Vokasi (JUPASI), 2(1), 52-62.
Mardiasmo. (2016). Perpajakan Edisi Revisi Tahun 2016. Yogyakarta: Andi.
Muhammad, R. (2014). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Profitabilitas dan Sales Growth Terhadap
Penghindaran Pajak (Tax Avoidance). Skripsi, 1-106.
Naniek, N., & Dewi Luh Ni, P. P. (2017). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Profitabilitas dan
Corporate Social Responsibility Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance). E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana, 2302-8556.
Permata, A. D. (2018). Pengaruh Size, Age, Profitability, Leverage dan Sales Growth Terhadap Tax
Avoidance. Jurnal Akuntansi dan Pajak,19(01), 10-20.
Priyanto, D. (2013). Mandiri Belajar Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta: Mediakom.
Purnama, D. (2020). Pengaruh profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, kepemilikan institusional dan
kepemilikan manajerial terhadap manajemen laba. Jurnal Riset Keuangan Dan Akuntansi, 3(1).
Razif, R., & Rasyidah, A. (2020). Pengaruh Self Assessment System, Money Ethics, Dan Teknologi Dan
Informasi Perpajakan Terhadap Persepsi Wajib Pajak Badan Mengenai Tax Evasion (Studi Kasus
Pada Kpp Pratama Langsa). Al Mashaadir: Jurnal Ilmu Syariah, 1(1).
Ririh, A. G. (2019). Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan dan Capital Intensity Terhadap
Tax Avoidance. Skripsi, 1-17.
Rudangga, & Sudiarta, G. (2016). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, dan Profitabilitas terhadap Nilai
Perusahaan. E-Jurnal Manajemen Unud, 4394-4422.
Sidharta, I. (2017). Pengantar Perpajakan. Yogyakarta: Diandra Kreatif.
Suandy, E. (2013). Perencanaan Pajak. Jakarta: Salemba Empat.
156
Jurnal Akuntansi dan Bisnis: Jurnal Program Studi Akuntansi, 6 (2) November 2020

Sudarmanto, R. G. (2013). Analisis Regresi Linier Ganda dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. (2017). Kerangka Berfikir Uma Sekaran Business Research.
Sujarweni, V. W. (2015). Metodelogi Penelitian Bisnis & Ekonomi. Pustaka Baru Press.
Sumarsan, T. (2017). Perpajak Indonesia : Pedoman Perpajakan Lengkap Berdasarkan Undang-Undang
Terbaru (Edisi 5). Jakarta: PT. Indeks.
Waluyo. (2012). Akuntansi Pajak. Jakarta: Salemba Empat.
Widyaningtyas, N. S. (2020). Hubungan Antara Perilaku Wajib Pajak dan Kebijakan Pajak Berdasarkan
Sudut Pandang Behavioral Accounting. E-Jurnal Akuntansi, 30(1), 14-27.

157

Anda mungkin juga menyukai