Anda di halaman 1dari 18

Jurnal Riset Bisnis Vol 5 (2) (April 2022) hal: 190 – 207

e - ISSN 2598-005X p - ISSN 2581-0863


e-jurnal: http://journal.univpancasila.ac.id/index.php/jrb/

PENGARUH FINANCIAL DISTRESS DAN INTENSITAS ASET


TETAP TERHADAP TAX AVOIDANCE : PERAN GOOD
CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI PEMODERASI
Gian Anugerah1, Eva Herianti2, Sabaruddin3
1,2,3
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Indonesia

E-mail: gian.anugerah95@gmail.com

Diterima 11 Juni 2021, Disetujui 05 April 2022

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh financial distress, intensitas asset
tetap terhadap tax avoidance, sampel penelitian ini menggunakan industri property dan real estate yang
terdaftar dibursa efek indonesia untuk periode tahun 2016-2019 melalui purpose sampling dan diperoleh 24
perusahaan, sehingga diperoleh 96 pengamatan. Metode analisis data menggunakan analisis regresi data
panel dengan menggunakan software Eviews 9.0 dengan melakukan beberapa tahap pengujian. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa financial distress berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance, sedangkan
intensitas aset tetap tidak berpengaruh terhdap tax avoidance, sementara kepemilikan institusional dan
kepemilikan manajerial berhasil memberikan pengaruh signifikan terhadap hubungan financial distress dan
intensitas aset tetap dengan tax avoidance. Dan secara simultan variabel financial distress dan intensitas aset
tetap dengan good corporate governance sebagaipemoderasi berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance.
Kata Kunci : Financial Distress, Intensitas Aset Tetap, Good Corporate Governance, Tax Avoidance

Abstract
The purpose of this study was to examine and analyze the effect of financial distress, the intensity of fixed
assets on tax avoidance, the sample of this study used the property and real estate industries listed on the
Indonesian stock exchange for the period 2016-2019 through purpose sampling and obtained 24 companies,
in order to obtain 96 observations. The data analysis method uses panel data regression analysis using
Eviews 9.0 software by carrying out several testing stages. The results show that financial distress has a
significant effect on tax avoidance, while the intensity of fixed assets has no effect on tax avoidance. while
institutional ownership and managerial ownership managed to have a significant effect on the relationship
between financial distress and the intensity of fixed assets with tax avoidance. And simultaneously variable
financial distress and intensity of fixed assets with good corporate governance as moderating significant
effect on tax avoidance.
Keywords : Financial Distress, Assets Intensity Against, Tax Avoidance, GoodCorporate Governance.
191 Jurnal Riset Bisnis Vol 5 (2) (April 2022) : 190 - 207

PENDAHULUAN bagaimana para pejabat, politisi serta kaum


Tax avoidance merupakan persoalan superkaya dalam melindungi
penghindaran pajak yang bertujuan untuk (menyembunyikan) kekayaan mereka melalui
memperkecil jumlah kewajiban pajak. pendirian perusahaan cangkang di negara-
Tindakan ini merupakan tindakan yang umum negara surga pajak. Hal ini merupakan salah
dilakukan oleh perusahaan agar memperoleh satu praktik penghindaran pajak yang banyak
keuntungan yang lebih tinggi. Disatu sisi dilakukan. Fenomena panama papers
peraktik tax avoidance tidak melanggar hukum, menunjukkan betapa besarnya potensi
dan disisi lain tax avoidance tidak diinginkan penghindaran pajak yang terjadi, termasuk di
oleh pemerintah karena mengurangi Indonesia (CNN Indonesia, 2016).
pendapatan negara (Dewi dan Wirawati, 2017). Di Indonesia salah satu perusahaan yang
Tax avoidance merupakan upaya terdeteksi skandal “The Panama Papers” yakni
mengefisienkan beban pajak dengan cara PT. Ciputra Development Tbk. yang
menghindari pengenaan pajak yang mengarah merupakan perusahaan property dan real estate
pada transaksi yang bukanobjek pajak (Ariska, ternama di Indonesia ternyata juga melakukan
2020). Penghindaran Pajak dengan menyembunyikan
Tax avoidance merupakan aktivitas kekayaan yang mencapai USD 1,6 Miliar atau
pemaksimalan nilai dalam mentransfer setara dengan Rp 21,6 Triliun (Kurs Rp 13.538)
kekayaan dari pemerintah kepada pemegang dengan tujuan menghindari pajak negara.
saham perusahaan (Swandewi dan Noviari Perusahaan property dan real estatemerupakan
2020). perusahaan yang paling banyak terdeteksi
Penghindaran pajak merupakan suatu dalam kecurangan laporan keuangan termasuk
upaya meminimalkan beban pajak dengan cara penghindaran pajak.
memanfaatkan kelemahan (loopholes) dari Financial Distress bisa menjadi suatu
undang-undang yang berlaku dan peraturan tahap penurunan kondisi keuangan sebelum
perpajakan sehingga upaya demikian dapat kebangkrutan itu terjadi, diwarnai dengan
dikatakan legal karena tidak bertentangan ketidakmampuan perusahaan dalam
dengan ketentuan perpajakan yang ada (Pohan, melaksanakan kewajibannya. Pada tiap-tiap
2016). Upaya penghindaran pajak yang perusahaan didirikan tidak terlepas dari sebuah
dilakukan dengan cara legal dan aman bagi pengharapan bahwa perusahaan akan selalu
wajib pajak karena tidak bertentangan dengan beroperasi dalam tenggang waktu yang lama,
ketentuan perpajakan atau cenderung namun setiap perusahaan pasti memiliki
memanfaatkan kelemahan (grey area) yang kemungkinan-kemungkinan untuk mengalami
terdapat dalam undang-undang dan peraturan dan merasakan suatu fase kesulitan keuangan.
perpajakan (Swandewi dan Noviari 2020). Maka daripada itu perusahaan harus mampu
Bocoran dokumen terbesar sepanjang mengawasi kondisi keuangannya agar terhindar
sejarah tersebut. Panama papers menjelaskan dari kondisi kesulitan keuangan (financial
Gian dkk, Pengaruh Financial Distress dan Intensitas Aset Tetap Terhadap Tax Avoidance 192

distress) (Simanjuntak dkk, 2017). diperoleh perusahaan (Hartoto, 2018).


Ketika lingkungan pembiayaan eksternal penelitian Feizi dkk, (2016) menyatakan bahwa
perusahaan tidak sedang sehat, perusahaan intensifikasi financial distress didalam suatu
dapat berpotensi lebih banyak melakukan perusahaan akan menggiring perusahaan untuk
penghindaran pajak (tax avoidance) untuk melakukan penghindaran pajak (tax
menciptakan arus kas internal guna mendanai avoidance). Juga penelitian yang dilakukan
operasinal perusahaan (Charles, 2020). Saputra dkk, (2017) menyatakan bahwa
Perusahaan dalam menghadapi peningkatan financial distress berpengaruh positif dan
kendala keuangan dapat terlihat dari signifikan terhadap tax avoidance.
penghindaran pajak yang lebih besar (Edwards Hasil penelitian yang dilakukan Meilia dan
dkk, 2016). Faktor selanjutnya yang memiliki Adnan (2017) dalam penelitiannya yang
pengaruh terhadap penghindaran pajak adalah mengangkat topik yang sama yaitu mengenai tax
intensitas aset tetap. Aset tetap merupakan avoidance menemukan kesimpulan bahwa
komponen aset yang nilainya paling besar ketika financial distress suatu perusahaan
dalam laporan posisi keuangan perusahaan meningkat, manajemen perusahaan tersebut
(Dharma dan Noviari, 2017). Lemahnya good cenderung melakukan tax avoidance.
corporate governance yang diterapkan di Berkurangnya beban pajak membuat
dalam perusahaan, tentu saja dapat menentukan perusahaan akan memiliki ketersediaan dana
bagaimana perusahaan tersebut menerapkan yang lebih untuk membayar kewajibannya
manajemen pajaknya (Black dkk, 2011). kepada pihak-pihak terkait seperti kreditor dan
Good corporate governance memainkan investor, sehingga perusahaan akan tetap
beberapa peran seperti menjadi pengawas atas mendapatkan pengakuan walaupun sedang
penghindaran pajak serta membuat prosedur mengalami financial distress. Sesuai dengan
pengambilan keputusan yang seharusnya hasil penelitian Feizi dkk, (2016) yang
pemantauan kinerja sehingga dapat menyatakan bahwa intensifikasi financial
dipertanggungjawabkan. Good corporate distress didalam perusahaan akan menggiring
governance sebagai tata kelola perusahaan perusahaan untuk melakukan tax avoidance.
menentukan arah perusahaan sesuai dengan Penelitian yang dilakukan Saputra dkk, (2017)
karakter pemimpin perusahaan. Karakter menunjukkan hasil bahwa financial distress
seorang pemimpin mempengaruhi keputusan berpengaruh positif signifikan terhadap tax
yang dibuatnya termasuk dalam penghindaran avoidance. Hal ini sejalan dengan penelitian
pajak (Mulyani dkk, 2018). Tatkala musim yang dilakukan oleh Swandewi dan Noviari
krisis melanda, maka banyak perusahaan yang (2020) menunjukkan hasil bahwa financial
akan mengalami kesulitan keuangan. Maka distress berpengaruh positif dan signifikan
perusahaan akan melakukan apa saja demi terhadap tax avoidance.
keberlangsungan perusahaan dan Hal ini berbanding terbalik dengan
mengesampingkan reputasi negatif yang akan penelitian yang dilakukan Cita dan Supadmi
193 Jurnal Riset Bisnis Vol 5 (2) (April 2022) : 190 - 207

(2019) menemukan bahwa financial distress kegiatan yang dilakukan agen secara terus-
berpengaruh negatif terhadap tax avoidance. menerus dan berkala. Agen berkewajiban untuk
Valensia dan Khairani (2019) menemukan memberikan informasi kepada principal
bahwa financial distress tidak berpengaruh (Situmorang, 2015 dalam Herianti, 2017).
terhadap tax avoidance. Reza (2012), Permasalahan keagenan dimana terdapat
menjelaskan bahwa adanya hubungan yang perbedaan kepentingan bagi agen dan prinsipal
negatif antara besarnya persentase anggota memicu timbulnya perilaku agresive tax
dewan komisaris pada tax avoidance. Timothy avoidance. menjembatani agency problem ini
(2010) dalam penelitiannya justru menemukan timbul perilaku agresive tax avoidance dalam
hubungan positif antara persentase anggota rangka mengoptimalkan kedua kepentingan
dewan komisaris pada tax avoidance. Cita dan tersebut (Tandean, 2018).
Supadmi, (2018) menemukan bahwa Pengalaman negatif atau pengalaman
kepemilikan institusional berpengaruh positif buruk di bidang kredit adalah indikasi bahwa
terhadap tax avoidance, komisaris independen perusahaan memiliki kemampuan profitabilitas
berpengaruh positif terhadap tax avoidance. yang rendah dan leverage yang tinggi. Satu
Penelitian yang dilakukan oleh Maidina dan kesalahan dalam pengambilan keputusan yang
Wati (2017) mengatakan bahwa good dilakukan oleh pihak agen juga dapat
corporate governance tidak berpengaruh mengakibatkan kerugian besar bagi perusahaan
terhadap tax avoidance. yang dapat berakhir pada kesulitan keuangan
Berdasarkan latar belakang permasalahan atau financial distress (Andi Kartika, 2020).
yang diuraikan diatas maka penelitian ini Financial Distress
bertujuan untuk meneliti “Pengaruh Financial Financial distress merupakan kesulitan
Distress dan Intensitas Aset Tetap Terhadap pada perusahaan mulai dari kesulitan likuiditas
Tax Avoidance: Peran Good Corporate yang dialami oleh perusahaan, kesulitan jenis
Governance sebagai Pemoderasi”. ini merupakan kesulitan keuangan yang paling
ringan, hingga terjadinya kebangkrutan yang
KAJIAN TEORI
dialami oleh perusahaan yang merupakan
Teori Agency kesulitan keuangan terberat (Hanafi dan Halim,
Teori agency adalah teori yang 2016:261).
menjelaskan hubungan antara agen sebagai Menurut Lizal dalam Wijoyo (2016:466)
pihak yang mengelola perusahaan dan principal ada tiga penyebab perusahaan mengalami
sebagai pihak pemilik, keduanya terikat dalam financial distress, sebagai berikut : a)
sebuah kontrak (Imelia, 2015). Teori agensi Neoclassical Model, disini kebangkrutan
mengasumsikan bahwa agen memiliki lebih dikarenakan pengalokasian sumber daya yang
banyak informasi mengenai kondisi kurang baik. b) Financial Model, dalam model
perusahaannya daripada principal. Hal ini ini pengalokasian asetnya sudah benar tapi
dikarenakan principal tidak dapat mengamati
Gian dkk, Pengaruh Financial Distress dan Intensitas Aset Tetap Terhadap Tax Avoidance 194

kebangkrutan ini terjadi karena struktur perusahaan yang diukur dengan cara
keuangannya yang bermasalah dengan liquidity membandingkan dengan total aset yang
constraints. c) Corporate Governance Model, dimiliki intensitas aset tetap diperoleh dengan
kebangkrutan dikarenakan tata kelola membandingkan total aset tetap dan total aset.
perusahaan yang buruk. Perusahaan di kelola Tax Avoidance
dengan tidak efisien. Menurut Pohan (2016) mengemukakan
Intensitas Aset Tetap bahwa penghindaran pajak atau tax avoidance
Aset tetap merupakan aset berwujud yang merupakan suatu upaya meminimalkan beban
diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan pajak dengan cara memanfaatkan kekurangan
dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dari perundang-undangan yang berlaku dan
dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan peraturan perpajakan sehingga upaya tersebut
untuk dijual dalam rangka kegiatan normal dapat dikatakan legal karena tidak bertentangan
perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dengan ketentuan perpajakan yang ada.
dari satu tahun (PSAK No. 16 Tahun 2007 Meskipun praktik penghindaran pajak termasuk
dalam Waluyo, 2014:108). Sedangkan kategori legal atau tidak melanggar undang-
intensitas aset tetap menurut Mulyani dalam undang perpajakan namun praktik tersebut
Meisiska (2016) adalah suatu proporsi di mana tidak seharusnya dilakukan oleh perusahaan
dalam aset tetap terdapat pos bagi perusahaan karena akan mengurangi pendapatan negara
untuk menambahkan beban yaitu beban sehingga hal tersebut akan merugikan negara.
penyusutan yang ditimbulkan oleh aset tetap Tax avoidance menggambarkan tindakan
sebagai pengurang penghasilan, jika aset tetap perencanaan pajak yang dilakukan oleh
semakin besar maka laba yang dihasilkan akan perusahaan atau lembaga guna mengurangi
semakin kecil, karena adanya beban beban pajak (tax expense) yang ditanggung
penyusutan yang terdapat dalam aset tetap yang perusahaan (Jingga dan Lina, 2017).
dapat mengurangi laba. Menurut Lestari dan Putri (2017)
Menurut Purwanti dan Sugiyarti (2017) mengemukakan bahwa penghindaran pajak (tax
mengemukakan bahwa aset tetap merupakan avoidance) merupakan suatu usaha wajib pajak
suatu aset berwujud yang termasuk ke dalam dalam hal ini lembaga atau perusahaan untuk
aset tidak lancer yang diperoleh dalam bentuk mencari tahu cara yang berbeda untuk
siap pakai atau dengan dibangun terlebih mengurangi atau menghilangkan kewajiban
dahulu, yang digunakan dalam operasi pajak dengan cara yang legal tanpa melanggar
perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual hukum, sehingga beban pajak yang seharusnya
dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan dibayarkan oleh perusahaan dapat dikurangi
mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun atau bahkan dihilangkan melalui tindakan tax
(PSAK No. 16 Tahun 2015). Intensitas aset avoidance. Hal di atas sejalan dengan
tetap menunjukkan proporsi aset tetap di dalam pemikiran Maraya dan Yendrawati (2016),
195 Jurnal Riset Bisnis Vol 5 (2) (April 2022) : 190 - 207

Ningrum, Suprapti & Anwar (2018) di tarik kesimpulan bahwa, terdapat hubungan
mengemukakan bahwasanya dalam negatif yang signifikan antara financial distress
meminimalisir pengeluaran pajak, perusahaan dengan tax avoidance.
menggunakan strategi penghindaran pajak atau Hal tersebut di dukung oleh penelitian dari
(tax avoidance). Namun pada dasarnya Rani (2017) yang menyatakan pengaruh negatif
penghindaran pajak dapat dilakukan dengan financial distress terhadap tax avoidance.
cara memanfaatkan peraturan-peraturan yang Bahwa perusahaan yang melakukan upaya tax
masih memiliki celah (loopholes), kelemahan avoidance yakni ketika perusahaan tersebut
atau biasa yang disebut grey area. Sehingga berada pada posisi financial distress, hal
penghindaran pajak bukan merupakan tindakan tersebut akan menyebabkan penurunan pada
pelanggaran. citra perusahaan. Perusahaan yang merugi akan
Financial Distress Dan Tax Avoidance terbebas dari beban pajak penghasilan dan
Menurut Richardson dkk, (2015) mendapatkan sebuah fasilitas berupa
mengemukakan bahwa terdapat beberapa kompensasi kerugian pada masa mendatang.

implikasi pada peraturan pajak perusahaan Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis
ketika perusahaan tersebut mengalami dalam penelitian ini adalah:
kesulitan keuangan (financial distress). Sebagai H1 : Financial Distress Berpengaruh Terhadap
contoh, meningkatnya biaya modal serta Tax Avoidance
berkurangnya sumber keuangan external Intensitas Aset Tetap Dan Tax Avoidance
(pinjaman dan utang) yang dihadapi perusahaan Perusahaan property dan real estate lebih
ketika mengalami krisis secara general, banyak menginvestasikan modalnya dalam
keinginan manajer untuk mengambil risiko bentuk asset tetap. Keputusan investasi dalam
guna mengembalikan keseimbangan bentuk asset tetap atau modal berkaitan dengan
perusahaan melalui penghindaran pajak (tax perpajakan (Nafis et al., 2016). semakin besar
avoidance). jumlah asset tetap yang dimiliki oleh
Blaylock dkk, (2012) mennyatakan bahwa perusahaan maka semakin besar pula biaya
perusahaan yang memiliki perbedaan book-tax depresiasi yang dapat dikurangkan dengan
berskala besar mempunyai pendapatan serta penghasilan sehingga mengakibatkan jumlah
arus kas yang lemah dibandingkan dengan penghasilan kena pajak perusahaan semakin
perusahaan yang perbedaan book-tax nya kecil. Teori akuntansi positif memberikan
berskala kecil. Dalam penelitian ini pilihan untuk memanfaatkan kebijakan
menunjukkan hubungan signifikan antara akuntansi yang ada untuk meningkatkan
rating kredit dan penghindaran pajak. labanya, dimana dalam berinvestasi pada aset
Faktanya, lemahnya pendapatan atau tidak tetap, perusahaan dapat menggunakan metode
konsistennya pendapatan maka akan depresiasi mana yang dipandang dapat
menghasilkan aliran kas yang jelas. Jadi dapat meningkatkan laba perusahaan.
Gian dkk, Pengaruh Financial Distress dan Intensitas Aset Tetap Terhadap Tax Avoidance 196

Maka manajemen akan melakukan mempengaruhi suatu keputusan yang terjadi


investasi aset tetap dengan cara menggunakan dalam perusahaan dan juga termasuk dalam
dana mengganggur perusahaan untuk penghindaran pajak (Mulyani dkk, 2018).
mendapatkan keuntungan berupa biaya Ketika krisis melanda banyak perusahaan
depresiasi yang berguna sebagai pengurang yang mengalami kesulitan keuangan atau yang
pajak (Darmadi, 2013). Sehingga jika intensitas disebut dengan financial distress. Ketika
aset tetap semakin tinggi, maka beban perusahaan merasa bahwa tingkat kesulitan
depresiasinya akan semakin tinggi juga dan keuangan yang dialami semakin tinggi
penghasilan kena pajak akan semakin kecil sehingga kemungkinan perusahaan tersebut
juga, sehingga pajak terutang menjadi lebih bangkrut lebih tinggi maka praktik tax
kecil. Intensitas aset tetap merupakan gambaran avoidance sangat mungkin dilakukan
perusahaan dalam berinvestasi dalam aset tetap (Brondolo, 2015).
yang dimiliki. Menurut Mulyani (2014) dalam Hasil penelitian dari Meilia dan Adnan
Dharma dan Ardiana (2016), Laba kena pajak (2017) dalam penelitiannya yang mengangkat
perusahaan yang semakin berkurang akan topik yang sama yaitu mengenai tax avoidance
mengurangi pajak terutang perusahaan. Hal ini menemukan kesimpulan bahwa ketika financial
diperkuat dengan penelitian yang dilakukan distress suatu perusahaan meningkat,
oleh Purwanti dan Sugiyarti (2017) yang manajemen perusahaan tersebut cenderung
mengatakan intensitas aset tetap berpengaruh melakukan tax avoidance.
secara signifikan terhadap penghindaran pajak. Penghindaran pajak (tax avoidance)
Namun pendapat berbeda diutarakan oleh adalah usaha untuk mengurangi utang pajak
Sundari dan Vita (2017) serta Adisamartha dan yang bersifat legal (lawful) (Xynas, 2011). Aset
Noviari, (2015) yang mengatakan intensitas tetap adalah aset berwujud yang diperoleh
aset tetap tidak berpengaruh secara signifikan dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun
terhadap penghindaran pajak. terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual
dalam penelitian ini adalah: dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan
H2 : Intensitas Aset Tetap Berpengaruh mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun
Terhadap Tax Avoidance (Waluyo, 2014:108).
Perusahaan yang memiliki aset tetap akan
Good Corporate Governance , Tax Avoidance
menanggung beban penyusutan sehingga akan
Dan Financial Distress
mengurangi laba perusahaan. Laba yang
Pembentukan tata kelola dari suatu
semakin kecil menunjukkan kewajiban pajak
perusahaan untuk menentukan sebuah arah
yang ditanggung perusahaan juga semakin
perusahaan agar hasil tata kelola sesuai dengan
kecil. Penelitian yang dilakukan Dharma dan
karakter pimpinan perusahaan, karakter
Ardiana (2016) menyatakan semakin besar
seorang pimpinan adalah mampu dalam
intensitas aset tetap maka effective tax rate
197 Jurnal Riset Bisnis Vol 5 (2) (April 2022) : 190 - 207

perusahaan juga semakin tinggi atau tingkat tax perusahaan untuk memberikan informasi yang
avoidance perusahaan rendah. Perusahaan kurang sesuai dengan kenyataannya serta
dengan aset tetap yang besar akan membayar mendorong perusahaan untuk cenderung
pajaknya lebih rendah karena depresiasi yang melakukan manipulasi akuntansi untuk
melekat pada aset tetap tersebut dapat menghindari besarnya beban pajak terutangnya
mengurangi beban pajak perusahaan. Baik (Subagiastra dkk, 2016). Dari penelitian yang
buruknya penerapan good corporate dilakukan oleh Subagiastra dkk, (2016)
governance oleh perusahaan akan berdampak menunjukkan pengaruh bahwa good corporate
pada kelangsungan kinerja keuangan governance berpengaruh positif terhadap tax
perusahaan tersebut. Ketika corporate avoidance.
governance tidak diterapkan dengan baik maka Menurut (Riantami dan Triyanto, 2018)
akan berdampak pada turunnya kinerja tax avoidance upaya untuk menghindari pajak
keuangan perusahaan dan dalam jangka dengan cara aman dan legal yang
panjang akan berakhir pada financial distress memanfaatkan celah atau kelemahan ketentuan
(Radifan, 2015). perpajakan dengan mengarahkan pengenaan
H3 : Financial Distress berpengaruh terhadap pada bukan objek pajak. Pengukuran tax
Tax Avoidance yang dimoderasi oleh avoidance dalam penelitian menggunakan
Good Corporate Governance. proksi Book Tax Difference (BTD). Intensitas
aset tetap menggambarkan jumlah aset tetap
Good Corporate Governance , Tax Avoidance
perusahaan terhadap total aset keseluruhan
dan Intensitas Aset Tetap
yang dimiliki oleh perusahaan (Putri dan
Hubungan antara kompensasi insentif
Launtania, 2016). Menurut (Darsono, 2015)
dengan tindakan penghindaran pajak bersifat
Capital Intensity seberapa besar perusahaan
negatif. Hubungan negatif ini lebih banyak
menginvestasikan asetnya dalam bentuk aset
terjadi pada perusahaan-perusahaan yang
tetap dan persediaan. Dalam penelitian ini
memiliki tingkat corporate governance rendah,
capital intensity akan diproksikan dengan
yang dalam pengelolaannya sifat oportunis
intensitas aset tetap. Intensitas aset tetap adalah
manajer diduga merupakan faktor yang
jumlah aset tetap yang dimiliki perusahaan
dominan. Timbulnya kasus-kasus mengenai
dibandingkan dengan total aset perusahaan.
usaha untuk meminimalisir beban pajak yang
Aset tetap perusahaan memungkinkan
harus dibayar melalui upaya tindakan
perusahaan untuk mengurangi pajaknya akibat
penghindaran pajak menimbulkan pertanyaan
dari penyusutan yang muncul dari aset tetap
bagi pihak corporate governance yang
setiap tahunnya. Karena beban penyusutan
mengakibatkan terungkapnya kenyataan bahwa
berpengaruh sebagai pengurang beban pajak.
mekanisme good corporate governance (GCG)
Penelitian yang dilakukan oleh Darsono, (2015)
belum diterapkan di perusahaan-perusahaan
menunjukkan bahwa intensitas aset tetap
publik di Indonesia. Hal itu dapat memicu
berpengaruh negatif terhadap tax avoidance.
Gian dkk, Pengaruh Financial Distress dan Intensitas Aset Tetap Terhadap Tax Avoidance 198

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis property dan real estate yang terdaftar di Bursa
dalam penelitian ini adalah: Efek Indonesia pada tahun 2016-2019. Yang di
H4 : Intensitas aset tetap berpengaruh terhadap akses menggunakan website atau situs resmi
tax avoidance yangdimoderasi oleh good IDX (www.idx.co.id) dan juga melalui
corporate governance TICMI.melalui teknik purposive sampling.
Berikut ini adalah tabel hasil purposibe
METODE
sampling.
Penelitian ini di lakukan pada perusahaan
Tabel 1. Hasil Penentuan Sampel
No. Kriteria Sampel Tidak Sesuai Kriteria Jumlah
Perusahaan property dan real estate yang
1 terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun - 61
2016-2019
Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan
2 tahunan yang sudah di audit selama tahun (9) 52
penelitian berturut-turut
Perusahaan yang menggunakan mata uang selain
3 (9) 43
rupiah
Perusahaan yang mengalami kerugian saat tahun
4 (19) 24
penelitian
Jumlah Sample 24
Tahun Pengamatan 4
Jumlah observasi sample 96
Sumber : Data diolah

Penelitian ini menggunakan dua variable financial distress, intensitas Asset Tetap serta
independen dan satu variable dependen serta variable moderasi adalah Good Corporate
variable moderasi. Variable dependen adalah Governance Berikut Pengukuran dari masing-
Tax Avoidance dan variable independen adalah masing variable.
Tabel 2. Operasional Variabel
Jenis Skala
Variabel Pengukuran
Variabel Pengukuran
𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑨𝒌𝒖𝒏𝒕𝒂𝒏𝒔𝒊 − 𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑷𝒂𝒋𝒂𝒌
Tax Avoidance Dependen 𝑩𝑻𝑫 = Rasio
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐞𝐭
Financial
Independen Z = 1.2 Z1 + 1.4 Z2 + 3.3 Z3 + 0.6 Z4 + 0.999 Z5 Rasio
Distress
Intensitas Aset 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒆𝒕 𝑻𝒆𝒕𝒂𝒑
Independen 𝑰𝑨𝑻 = Rasio
Tetap 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐞𝐭
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊 𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉
GCG Moderasi 𝑮𝑪𝑮 = 𝑿𝟏𝟎𝟎% Rasio
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐡𝐚𝐫𝐚𝐩𝐤𝐚𝐧

Sumber : Data diolah

Penelitian ini menggunakan pendekatan data seksi silang dan runtun waktu
data panel untuk mengestimasi hipotesis (Winarno,2015) sebelum melakukan estimasi
penelitian, data panel merupakan gabungan dari regresi, maka penelitian ini akan menguji
199 Jurnal Riset Bisnis Vol 5 (2) (April 2022) : 190 - 207

asumsi heteroskedastisitas.Ghozali&Ratmono menggunakan pendekatan uji berpasangan


(2017) menjelaskan bahwa white’s cross- untuk menentukan menentukan metode
section heteroscedasticity dapat digunakan estimasi data panel yang cocok untuk menguji
untuk mengoreksi nilai parameter yang hipotesis yaitu uji chow, uji lagrange multiplier
diperoleh melalui OLS, sehingga dapat dan uji hauman. untuk analisis data yang terdiri
digunakan sebagai output dalam pengujian dari beberapa kategori dan dikumpulkan dalam
hipotesis . Selanjutnya Penelitian ini jangka waktu tertentu (Rosadi, 2012:271).
menggunakan ketiga metode estimasi data
panel yaitu, uji common efect, fixed effect, dan HASIL DAN PEMBAHASAN

uji random effect untuk menguji hipotesis Pengujian Model Data Panel
penelitian selain itu penelitian ini juga 1. Uji Chow (Redundant Fixed Effects Tests)
Tabel 3. Hasil Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 5.185567 (23,68) 0.0000
Cross-section Chi-square 97.251188 23 0.0000
Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel 3 dari hasil uji chow, yang menjadi tingkat signifikansi yang
peneliti membandingkan estimasi antara fixed digunakan dalam penelitian ini. Sehingga
effect dan common effect. Dalam tabel tersebut model yang lebih tepat digunakan adalah fixed
dapat diketahui bahwa probabilitas (Prob.) effect.
untuk Cross Section F sebesar 0.0000 yang
2. Uji Hausman (Correlated Random Effect)
artinya nilai probabilitas berada dibawah 0.05
Tabel 4. Hasil Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Chi-Sq.Statistic
Test Summary Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 37.957316 4 0.0000
Sumber : Data diolah

Uji hausman dilakukan karena dalam uji diatas, dapat diketahui bahwa probabilitas
chow estimasi yang terpilih adalah fixed effect. (Prob) sebesar 0,0000 yang artinya nilai
Dalam pengujian hausman, peneliti tersebut berada dibawah tingkat signifikansi
membandingkan estimasi antara fixed effect yaitu 0,05. Sehingga model yang lebih tepat
dengan random effect. Berdasarkan tabel 4 adalah random effect dan karena dalam
Gian dkk, Pengaruh Financial Distress dan Intensitas Aset Tetap Terhadap Tax Avoidance 200

pengujian hausman ini random effect yang 3. Uji Lagrange Multiplier (LM)
lebih tepat untuk digunakan, maka dilanjutkan Uji Lagrange Multiplier (LM) dilakukan
dengan uji lagrange multiplier. untuk membandingkan antara common effect
dengan random effect..
Tabel 5. Hasil Uji Lagrange Multiplier
Residual Cross-Section Dependence Test
Null hypothesis: No cross-section dependence
(correlation) in residuals
Equation: Untitled
Periods included: 4
Cross-sections included: 24
Total panel observations: 96
Cross-section effects were removed during estimation
Test Statistic d.f. Prob.
Breusch-Pagan LM 387.3328 276 0.0000
Pesaran scaled LM 3.717131 0.0002
Bias-corrected scaled
LM -0.282869 0.7773
Pesaran CD -0.032895 0.9738
Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel 5 diatas dapat diketahui Berdasarkan hasil pemilihan model, model
bahwa nilai probabilitas sebesar 0,0000. Nilai yang terpilih adalah Random Effect. Berikut
tersebut lebih kecil dari tingkat signifikan yaitu adalah hasil dari regresi data panel dengan
0,05, sehingga model random effect lebih tepat model Random Effect:
digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 6. Hasil Uji Regresi Berganda
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 143.0119 111.1181 1.287026 0.2013
X1 0.087328 0.013272 6.579739 0.0000
X2 -0.009790 0.008289 -1.181168 0.2406
X3 -0.049371 0.009693 -5.093278 0.0000
X4 0.006893 0.003017 2.284670 0.0247
Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 6 diatas dapat 4. Uji Hipotesis


diestimasikan persamaan, sebagai berikut: Berdasarkan hasil pemilihan model,
Y = 143.0119 + 0 model yang terpilih adalah RandomEffect.
Berikut adalah hasil dari regresi data panel
dengan model Random Effect:
201 Jurnal Riset Bisnis Vol 5 (2) (April 2022) : 190 - 207

Tabel 7. Hasil Uji f

R-squared 0.390253 Mean dependent var 278.1979


Adjusted R-squared 0.363451 S.D. dependent var 286.1229
S.E. of regression 228.2804 Sum squared resid 4742186.
F-statistic 14.56055 Durbin-Watson stat 2.260750
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Data diolah

Dalam tabel 7 diatas, hasil uji F dapat 5. Uji Parsial (Uji t)

dilihat bahwa nilai probabilitas dari F-statistik Pada dasarnya dalam uji t

sebesar 0,000000 < 0,05, maka dapat dibuat menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

kesimpulan bahwa financial distress, intensitas variabel independen secara individual dalam

aset tetap dengan GCG sebagai pemoderasi, menjelaskan variasi variabel dependen

memberikan pengaruh signifikan terhadap tax (Gemilang, 2017). Berikut ini tabel 8 yang

avoidance. merupakan hasil uji t:

Tabel 8. Hasil Uji t


Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
X1 0.087328 0.013272 6.579739 0.0000
X2 -0.009790 0.008289 -1.181168 0.2406
X3 -0.049371 0.009693 -5.093278 0.0000
X4 0.006893 0.003017 2.284670 0.0247
C 143.0119 111.1181 1.287026 0.2013
Sumber: Data diolah

Tabel 8 diatas menunjukkan hasil 0.05) maka variabel financial distress


pengujian regresi berganda untuk model yang berpengaruh signifikan terhadap tax
digunakan dalam penelitian ini. Oleh karena avoidance.
itu, berikut kesimpulan yang dapat ditarik dari 2. Pengaruh intensitas aset tetap terhadap tax
uji hipotesis: avoidance
Berdasarkan tabel 8 pada uji t atau uji
Pembahasan
parsial variabel intensitas aset tetap
Berdasarkan pengujian diatas dapat
memiliki nilai yang tidak signifikan sebesar
disimpulkan hasil dari ujihipotesis pada tabel 6
prob. 0.2406 > 0.05 (karena signifikan
yaitu:
lebih besar dari 0.05) maka variabel
1. Pengaruh financial distress terhadap tax
intensitas aset tetap tidak berpengaruh
avoidance
signifikan terhadap tax avoidance.
Berdasarkan tabel 8 pada uji t atau uji
3. Pengaruh kepemilikan institusional dalam
parsial variabel financial distress memiliki
memoderasi financial distress dengan tax
nilai yang signifikan sebesar prob. 0.0000
avoidance
< 0.05 (karena signifikan lebih kecil dari
Gian dkk, Pengaruh Financial Distress dan Intensitas Aset Tetap Terhadap Tax Avoidance 202

Berdasarkan tabel 8 pada uji t atau uji dan signifikan dalam memoderasi hubungan
parsial variabel kepemilikan institusional antara tax avoidance dan financial distress.
memiliki nilai yang signifikan sebesar Keempat, Kepemilikan manajerial
prob. 0.0000 < 0.05 (karena signifikan berpengaruh positif dan signifikan dalam
lebih kecil dari 0.05) maka variabel memoderasi hubungan antara tax avoidance
kepemilikan institusional berpengaruh dan intensitas aset tetap. Kelima, Financial
negatif dan signifikan dalam memodarsi distress, intensitas aset tetap dengan good
financial distress dengan tax avoidance. corporate governance sebagai pemoderasi
4. Pengaruh kepemilikan manajerial dalam berpengaruhsignifikan terhadap tax avoidance.
memoderasi intensitas aset tetap dengan
Saran
tax avoidance.
Berdasarkan penelitian yang telah
Berdasarkan tabel 8 pada uji t atau uji dilakukan, maka peneliti memiliki beberapa
parsial variabel kepemilikan manajerial saran kepada peneliti selanjutnya, seperti:
memiliki nilai yang signifikan sebesar 1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat
prob. 0.0247 < 0.05 (karena signifikan melakukan analisa dengan variabel lain
lebih kecil dari 0.05) maka variabel selain financial distress, intensitas aset
kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap tax avoidance dengan good
signifikan dalam memoderasi intensitas corporate governance sebagai
aset tetap dengan tax avoidance. pemoderasi, seperti ukuran perusahaan,
dan asimetri informasi.
SIMPULAN DAN SARAN 2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat
Kesimpulan menyempurnakan model agar lebih dapat
Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan tentang bagaimana fenomena
mendapatkan bukti adanya pengaruh financial tax avoidance lebih dalam, yang kaitannya
distress dan intensitas aset tetap terhadap tax dengan variabel akuntansi maupun
avoidance dengan good corporate governance variabel lain yang terkait dengan
sebagai pemoderasi. Sampel yang digunakan perpajakan.
adalah perusahaan property dan real estate 3. Diharapkan kepada penelitian selanjutnya
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada agar dapat memperluas periode penelitian
tahun 2016-2019. Berdasarkan hasil analisis sehingga mampu menghasilkan hasil yang
dan pengujian data, dapat dibuat kesimpulan lebih akurat.
sebagai berikut: Pertama, Financial distress
DAFTAR PUSTAKA
berpengaruh positif dan signifikan terhadap tax
avoidance. Kedua, Intensitas aset tetap tidak Altman, E. I. (1968). The Prediction of
berpengaruh terhadap tax avoidance. Ketiga, Corporate Bankruptcy: A Discriminant
Kepemilikan institusional berpengaruh negatif Analysis. The Journal of Finance, 23 (1),
203 Jurnal Riset Bisnis Vol 5 (2) (April 2022) : 190 - 207

193–194. emerging markets? Evidence from Brazil


https://doi.org/10.1111/j.1540- (and other BRIK countries).” Journal of
6261.1968.tb00843.x/pdf. Corporate Finance (2011).
Altman, E. I., & Hotchkiss, E. (2006). Blaylock, B., Shevlin, T., & Wilson, R. J.
Corporate Financial Distress and (2012). Tax avoidance, large positive
Bankruptcy: Predict and Avoid temporary book-tax differences, and
Bankruptcy, Analyze and Invest in earnings persistence. Accounting
Distressed Debt. Wiley. Review, 87(1), 91–120.
Amelia, V. (2015). Pengaruh Ukuran https://doi.org/10.2308/accr-10158.
Perusahaan, Leverage, Profitabilitas, Bougie, U. S. (2017). Metode Penelitian
Intensitas Aset Tetap, Intensitas Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Persediaan, Dewan Komisaris Dan Butje, Stella, dan Elisa Tjondoro. 2014.
Komisaris Independen Terhadap Pengaruh Karakter Eksekutif dan
Effective Tax Ratio. Koneksi Politik terhadap Tax Avoidance.
Andhari, Putu Ayu Seri., dan I Made Sukartha. Tax & Accounting Review, 4(2): 1-9.
2017. Pengaruh Pengungkapan CNN. Indonesia. (2016). Panama Papers
Corporate Social Responsibility, dan Praktik Penghindaran Pajak.
Profitabilitas, Inventory Intensity, Delvi Afrianti, J. F. (2018). Pengaruh
Capital Intensity Dan Leverage Pada Profitabilitas, Dewan Komisaris
Agresivitas Pajak. Vol.18.3: 2115-2142, Independen, Leverage, intensitas Aset
Andi Kartika & Abdul, R. (2020). Rasio Tetap terhadap Tarif Pajak Efektif Pada
Keuangan Sebagai Prediksi Financial Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
Distress. Prosiding Sendi_U 2020. Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-
ISBN: 978-979-3649-99-3. 2016.
Ardyansah, D. (2014). Pengaruh Size, DetikFinance. (2013). Berpotensi Lakukan
Leverage, Profitability, Capital Intensity Penghindaran Pajak, 40% Pengembang
Ratio Dan Komisaris Independen Real Estate Perlu Diperiksa.
Terhadap Effective Tax Rate (Etr). https://finance.detik.com. Diakses 20 Juli
Arifani, R. (2012). Pengaruh Good Corporate 2020.
Governance Terhadap Kinerja Dharma, I M. S., dan Agus Ardiana. 2015.
Keuangan Perusahaan (Studi Pada Pengaruh Leverage, Intensitas Aset
Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Tetap, Ukuran Perusahaan, dan Koneksi
Indonesia). Jurnal Universitas Brawijaya Politik terhadap Tax Avoidance. E-
Malang : 1-17. Jurnal Akuntansi Universitas Udayana,
Black, Bernard S. Antonio G. de Carvalho, Vol. 15 No. 3 hlm. 584-613.
Erica G. 2011. ” What matters and for Fadhilah, F. N., & Syafruddin, M. (2013).
which firms for corporate governance in Analisis Pengaruh Corporate
Gian dkk, Pengaruh Financial Distress dan Intensitas Aset Tetap Terhadap Tax Avoidance 204

Governance Terhadap Kemungkinan 2016. Pengaruh Leverage, IntensitasAset


Financial Distress. Diponegoro Journal Tetap, Ukuran Perusahaan, dan Koneksi
of Accounting, 2 (2), 1–15. Politik terhadap Tax Avoidance. E-
Farida, Dessy Noor. 2017. Pengaruh Dewan Jurnal Akuntansi Universitas Udayana,
Komisaris Independen Dan Kepemilikan 15(1): 2302-8556.
Manajerial Terhadap Kualitas Laba. Illeny. (2016). Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Jurnal STIE SEMARANG,9 (1): 50-71. Tingkat Utang, Profitabilitas, Intensitas
Febrianti, S. E. (2017). Pengaruh Size, Persediaan, Intensitas Aset Tetap, Dan
Leverage, Profitability, Inventory Corporate Governance Terhadap
Intensity Dan Corporate Governance Manajemen Pajak.
Terhadap Manajemen Pajak. Jurnal Imelia, S. (2015). Analisis Faktor Yang
Bisnis Dan Akuntansi, 274-280. Mempengaruhi Manajemen Pajak
Feizi, Mehdi, Esmaeil Panahi, Farzad Dengan Indikator Tarif Pajak Efektif
Keshavarz, Saeideh Mirzaee dan Sayed (Etr) Pada Perusahaan Lq45 Yang
Mohsen Mosavi. 2016. The Impact of Terdaftar Dalam Bursa Efek Indonesia
Financial Distress on Tax Avoidance in Tahun 2010-2012. Jom Vekon.
Listed Firms: Evidence from Tehran Jacob, F. (2014). An Empirical Study of Tax
Stock Exchange (TSE). International Evasion and Tax Avoidance: A Critical
Journal of Advanced Biotechnology and Issue in Nigeria Economic Development.
Research (IJBR) Vol 7 No 1 pp 373-382. Journal of Economics and Sustainable
Hartoto, Rafidah Ilhami. 2018. Pengaruh Development, 5(18), 22–27. Retrieved
Financial Distress, Corporate from www.iiste.org
Governance dan Konservatisme Jensen, M. C., W. H. Meckling. 1976. Theory
Akuntansi Terhadap Tax Avoidance of The Firm : Manajerial Behaviour,
(Studi Empiris pada perusahaan Agency Cost, and Ownership Structure.
perbankan yang listing di BEI tahun Journal of Financial and Economics, 3,
2015- 2017). Skripsi. Program Studi 305-360
Akuntansi pada Fakultas Ekonomi UII. Khomsatun, S., & Martani, D. (2015).
Hidayati, N. N., & Murni, S. (2009). Pengaruh Pengaruh Thin Capitalization dan Assets
Pengungkapan Corporate Social Mixperusahaan Indeks Saham Syariah
Responsibility Terhadap Earningss Indonesia (Issi) Terhadap Penghindaran
Response Coefficient Pada Perusahaan Pajak. Simposium Nasional Akuntansi
High Profile. Jurnal Bisnis Dan XVIII, No. 1, 1–23.
Akuntansi, 11(1), 1 – 18. Kurniasih, T. dan M.M.R. Sari. 2013. Pengaruh
http://www.cnnindonesia.com. Diakses Return On Assets, Leverage, Corporate
pada 24 Juli 2020. Governance, Ukuran Perusahaan dan
I Made Surya Dharma.,Putu Agus Ardiana. Kompensasi Rugi Fiskal pada Tax
205 Jurnal Riset Bisnis Vol 5 (2) (April 2022) : 190 - 207

Avoidance. Buletin Studi Ekonomi, 1 Financial Distress, Karakteristik


(18), 58-66. Eksekutif, Dan Kompensasi Eksekutif
Lanis, R., dan Richardson, G. 2012. Corporate Terhadap Tax Avoidance Pada
social responsibility and tax Perusahaan Jakarta Islamic Index”.
aggresiveness: an empirical analysis. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi
Journal of Accounting and Public Policy. Akuntansi. Vol. 2. No.2. Hal: 84- 92.
31, 86-108. Mulyani, Sri. 2018. Pengaruh Corporate
Lestari, Gusti Ayu Widya., I.G.A.M Asri Dwija Governance terhadap Tax Avoidance
Puti. 2017. Pengaruh Corporate (perusahaan pertambangan yang
Governance, Koneksi Politik dan terdaftar di BEI). Jurnal Riset Akuntansi
Laverage terhadap Penghindaran Pajak. dan Bisnis Airlangga Vol. 3. No. 1
E-Jurnal Akuntansi Universitas (2018) 322-340. Fakultas Ekonomi.
Udayana, 18(3): 2028-2054. Universitas Batik Surakarta
Maharani, I. G. A. C., & Suardana, K. A. (2014). Nafis, M., Manik, T., & Fatahurrazak. (2016).
Pengaruh Corporate Governance, Pengaruh Return On Asset (Roa),
Profitabilitas, Dan Karakteristik Capital Intensity, Sales Growth, Debt To
Eksekutif Pada Tax Avoidance Asset Ratio (Dar), Dan Firm Size
Perusahaan Manufaktur. Skripsi Ilmiah Terhadap Penghindaran Pajak (Tax
Universitas Udayana, 2(9), 525– 539. Avoidance) Pada Perusahaan
Maraya dan Yendrawati. 2016. Pengaruh Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa
Corporate Governance dan Corporate Efek Indonesia Periode 2012-2016.
Social Responsibility Disclosure Kazoku Syakaigaku Kenkyu, 28(2),
terhadap Tax Avoidance. JAAI,20(2): 250–250.
2528-6528. https://doi.org/10.4234/jjoffamilysociol
Maskanah, dan Islahuddin. (2019). The ogy.28.250.
Influence of Leverage, Density of Fixed Nugroho, Sholehudin Adi dan Amrie,
Assets and Independent Commissioners Firmansyah. (2017). Pengaruh Financial
on Effective Companies Tax Rate in Distress, Real Earnings Management
Indonesia. Journal of Accounting, dan Corporate Governance Terhadap
Finance and Auditing Studies , 24-37. Tax Aggressiveness. Journal Of Business
Mehrani, S., & Seyyedi, S. . (2014). Administration, 1(2) ,17-36.
Investigating The Relationship Between Nugroho, Wawan Cahyo dan Dian, Agustia.
Tax Avoidance And Tax Differences In (2017). Corporate Governance, Tax
Companies Listed On The Tehran Stock Avoidance and Firm Value. AFEBI
Exchange. Journal Accounting and Accounting Review (AAR), 2 (2) ,15-29.
Auditing Research, 6, 50–75. Purwanti dan Sugiyarti. 2017. Pengaruh
Meilia, Putri dan Adnan. 2017.”Pengaruh Intensitas Aset Tetap, Pertumbuhan
Gian dkk, Pengaruh Financial Distress dan Intensitas Aset Tetap Terhadap Tax Avoidance 206

Penjualan dan Koneksi Politik Terhadap Stamatopoulosa, I., Hadjidemaa, S., dan
Tax Avoidance. JRAK, 5(3): 1625-1642. Eleftherioua, K. (2019). Explaining
Rahmawati, A., Endang, M. G. W., & Agusti, Corporate Effective Tax Rates: Evidence
R. R. (2016). Pengaruh Pengungkapan From Greece. Economic Analysis and
CSR dan Corporate Governance Policy , 1-42.
terhadap Tax Avoidance. Jurnal Subagiastra, K., Arizona, I. P. E., dan I,
Perpajakan (JEJAK), 10(1), 1–9. Nyoman Kusuma. (2016). Pengaruh
Rani Alfianti, A. C. 2017. Pengaruh Financial Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga,
Distress Dan Good Corporate dan Good Corporate Governance
Governance Terhadap Praktik Tax Terhadap Penghindaran Pajak (Studi
Avoidance Pada Perusahaan M Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa
Anufaktur. Diponegoro Journal Of Efek Indonesia). Jurnal Ilmiah Akuntansi
Accounting, 6(2), 1-11s ,1( 2) ,167-193.
Richardson, G.,and Lanis, R. 2007. Sundari, Novi dan Vita Aprilina. 2017.
Determinants of variablility in corporate Pengaruh Konservatisme Akuntansi,
effective tax rates and tax reform: Intensitas Aset Tetap, Kompensasi Rugi
evidence from Australia. Journal of Fiskal dan Corporate Governance
Accounting and Public Policy. 26 (2007), terhadap Tax Avoidance. JRAK, 8(1):
689-704. 85-109.
Rodriguez dan Ariaz. 2013. Do Business Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008
Characteristic Determine an Effective tentang Pajak Penghasilan. PSAK 16
Tax Rate?. The Chinese Economy, 45(6): Revisi 2007 tentang Aset Tetap.
60-83. Wahbah Zuhaily, 2011, Fiqih Islam wa
Salwah dan Herianti. 2019. Pengaruh Aktivitas Adillatuhu, Gema Insani, Jakarta
Thin Capitalization terhadap Wahidahwati (2012), The Influence of
Penghindaran Pajak. Univpancasila Financial Policies on Earnings
Journal Riset Bisnis, 3(1), 2581-0863. Management Moderated by Good
Saputro, Dimas Aji. 2017. Pengaruh Corporate Governance, Ekuitas: Jurnal
Kompensasi Eksekutif dan Karakteristik Ekonomi dan Keuangan Sekolah Tinggi
Eksekutif Terhadap Penghindaran Ilmu Ekonomi Indonesia Surabaya, Hal
Pajak. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah 507-521.
Sartika, F. J. (2018). Pengaruh Corporate Watts, R., and Zimmerman, J. 1986. Towards a
Governance Dan Profitabilitas Positive Theory of The Determination of
Terhadap Tarif Pajak Efektif Pada Accounting Standards. The Accounting
Perusahaan Pertambangan Yang Review 53, 112- 134.
terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Winata (2014), Pengaruh Corporate
Periode 2013-2016. Governance terhadap Tax Avoidance
207 Jurnal Riset Bisnis Vol 5 (2) (April 2022) : 190 - 207

pada Perusahaan yang Terdaftar di 379-389.


Bursa Efek Indonesia Tahun 2013. Tax Yunanto, Fajar. 2017. Analisis Pengaruh
and Accounting Review, Vol. 4, No. 1, Financial Distress, Komiasris
2014. Independen dan Struktur Kepemilikan
Xynas, L. 2011. Tax Planning, Avoidance and Terhadao Agresivitas Pajak. Skripsi S1.
Evasion in Australia 1970-2010: The Universitas Diponegoro. Diakses 2
Regulatory Responses and Taxpayer Agustus 2018. http://i
Compliance. Revenue Law Journal, Vol. eprints.undip.ac.id.
20 No.1. Yusuf Qardhawy, 2006, Hukum Zakat, Lentera
Yuliastary, E. C., dan Wirakusuma, M. G. Antarnusa, Jakarta.
(2015). Analisis Financial Distress www.idx.co.id
dengan Meotde Z-Score. E-Jurnal www.sahamok.com
Akuntansi Universitas Udayana, 6(3),

Anda mungkin juga menyukai