E-mail: gian.anugerah95@gmail.com
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh financial distress, intensitas asset
tetap terhadap tax avoidance, sampel penelitian ini menggunakan industri property dan real estate yang
terdaftar dibursa efek indonesia untuk periode tahun 2016-2019 melalui purpose sampling dan diperoleh 24
perusahaan, sehingga diperoleh 96 pengamatan. Metode analisis data menggunakan analisis regresi data
panel dengan menggunakan software Eviews 9.0 dengan melakukan beberapa tahap pengujian. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa financial distress berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance, sedangkan
intensitas aset tetap tidak berpengaruh terhdap tax avoidance, sementara kepemilikan institusional dan
kepemilikan manajerial berhasil memberikan pengaruh signifikan terhadap hubungan financial distress dan
intensitas aset tetap dengan tax avoidance. Dan secara simultan variabel financial distress dan intensitas aset
tetap dengan good corporate governance sebagaipemoderasi berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance.
Kata Kunci : Financial Distress, Intensitas Aset Tetap, Good Corporate Governance, Tax Avoidance
Abstract
The purpose of this study was to examine and analyze the effect of financial distress, the intensity of fixed
assets on tax avoidance, the sample of this study used the property and real estate industries listed on the
Indonesian stock exchange for the period 2016-2019 through purpose sampling and obtained 24 companies,
in order to obtain 96 observations. The data analysis method uses panel data regression analysis using
Eviews 9.0 software by carrying out several testing stages. The results show that financial distress has a
significant effect on tax avoidance, while the intensity of fixed assets has no effect on tax avoidance. while
institutional ownership and managerial ownership managed to have a significant effect on the relationship
between financial distress and the intensity of fixed assets with tax avoidance. And simultaneously variable
financial distress and intensity of fixed assets with good corporate governance as moderating significant
effect on tax avoidance.
Keywords : Financial Distress, Assets Intensity Against, Tax Avoidance, GoodCorporate Governance.
191 Jurnal Riset Bisnis Vol 5 (2) (April 2022) : 190 - 207
(2019) menemukan bahwa financial distress kegiatan yang dilakukan agen secara terus-
berpengaruh negatif terhadap tax avoidance. menerus dan berkala. Agen berkewajiban untuk
Valensia dan Khairani (2019) menemukan memberikan informasi kepada principal
bahwa financial distress tidak berpengaruh (Situmorang, 2015 dalam Herianti, 2017).
terhadap tax avoidance. Reza (2012), Permasalahan keagenan dimana terdapat
menjelaskan bahwa adanya hubungan yang perbedaan kepentingan bagi agen dan prinsipal
negatif antara besarnya persentase anggota memicu timbulnya perilaku agresive tax
dewan komisaris pada tax avoidance. Timothy avoidance. menjembatani agency problem ini
(2010) dalam penelitiannya justru menemukan timbul perilaku agresive tax avoidance dalam
hubungan positif antara persentase anggota rangka mengoptimalkan kedua kepentingan
dewan komisaris pada tax avoidance. Cita dan tersebut (Tandean, 2018).
Supadmi, (2018) menemukan bahwa Pengalaman negatif atau pengalaman
kepemilikan institusional berpengaruh positif buruk di bidang kredit adalah indikasi bahwa
terhadap tax avoidance, komisaris independen perusahaan memiliki kemampuan profitabilitas
berpengaruh positif terhadap tax avoidance. yang rendah dan leverage yang tinggi. Satu
Penelitian yang dilakukan oleh Maidina dan kesalahan dalam pengambilan keputusan yang
Wati (2017) mengatakan bahwa good dilakukan oleh pihak agen juga dapat
corporate governance tidak berpengaruh mengakibatkan kerugian besar bagi perusahaan
terhadap tax avoidance. yang dapat berakhir pada kesulitan keuangan
Berdasarkan latar belakang permasalahan atau financial distress (Andi Kartika, 2020).
yang diuraikan diatas maka penelitian ini Financial Distress
bertujuan untuk meneliti “Pengaruh Financial Financial distress merupakan kesulitan
Distress dan Intensitas Aset Tetap Terhadap pada perusahaan mulai dari kesulitan likuiditas
Tax Avoidance: Peran Good Corporate yang dialami oleh perusahaan, kesulitan jenis
Governance sebagai Pemoderasi”. ini merupakan kesulitan keuangan yang paling
ringan, hingga terjadinya kebangkrutan yang
KAJIAN TEORI
dialami oleh perusahaan yang merupakan
Teori Agency kesulitan keuangan terberat (Hanafi dan Halim,
Teori agency adalah teori yang 2016:261).
menjelaskan hubungan antara agen sebagai Menurut Lizal dalam Wijoyo (2016:466)
pihak yang mengelola perusahaan dan principal ada tiga penyebab perusahaan mengalami
sebagai pihak pemilik, keduanya terikat dalam financial distress, sebagai berikut : a)
sebuah kontrak (Imelia, 2015). Teori agensi Neoclassical Model, disini kebangkrutan
mengasumsikan bahwa agen memiliki lebih dikarenakan pengalokasian sumber daya yang
banyak informasi mengenai kondisi kurang baik. b) Financial Model, dalam model
perusahaannya daripada principal. Hal ini ini pengalokasian asetnya sudah benar tapi
dikarenakan principal tidak dapat mengamati
Gian dkk, Pengaruh Financial Distress dan Intensitas Aset Tetap Terhadap Tax Avoidance 194
kebangkrutan ini terjadi karena struktur perusahaan yang diukur dengan cara
keuangannya yang bermasalah dengan liquidity membandingkan dengan total aset yang
constraints. c) Corporate Governance Model, dimiliki intensitas aset tetap diperoleh dengan
kebangkrutan dikarenakan tata kelola membandingkan total aset tetap dan total aset.
perusahaan yang buruk. Perusahaan di kelola Tax Avoidance
dengan tidak efisien. Menurut Pohan (2016) mengemukakan
Intensitas Aset Tetap bahwa penghindaran pajak atau tax avoidance
Aset tetap merupakan aset berwujud yang merupakan suatu upaya meminimalkan beban
diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan pajak dengan cara memanfaatkan kekurangan
dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dari perundang-undangan yang berlaku dan
dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan peraturan perpajakan sehingga upaya tersebut
untuk dijual dalam rangka kegiatan normal dapat dikatakan legal karena tidak bertentangan
perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dengan ketentuan perpajakan yang ada.
dari satu tahun (PSAK No. 16 Tahun 2007 Meskipun praktik penghindaran pajak termasuk
dalam Waluyo, 2014:108). Sedangkan kategori legal atau tidak melanggar undang-
intensitas aset tetap menurut Mulyani dalam undang perpajakan namun praktik tersebut
Meisiska (2016) adalah suatu proporsi di mana tidak seharusnya dilakukan oleh perusahaan
dalam aset tetap terdapat pos bagi perusahaan karena akan mengurangi pendapatan negara
untuk menambahkan beban yaitu beban sehingga hal tersebut akan merugikan negara.
penyusutan yang ditimbulkan oleh aset tetap Tax avoidance menggambarkan tindakan
sebagai pengurang penghasilan, jika aset tetap perencanaan pajak yang dilakukan oleh
semakin besar maka laba yang dihasilkan akan perusahaan atau lembaga guna mengurangi
semakin kecil, karena adanya beban beban pajak (tax expense) yang ditanggung
penyusutan yang terdapat dalam aset tetap yang perusahaan (Jingga dan Lina, 2017).
dapat mengurangi laba. Menurut Lestari dan Putri (2017)
Menurut Purwanti dan Sugiyarti (2017) mengemukakan bahwa penghindaran pajak (tax
mengemukakan bahwa aset tetap merupakan avoidance) merupakan suatu usaha wajib pajak
suatu aset berwujud yang termasuk ke dalam dalam hal ini lembaga atau perusahaan untuk
aset tidak lancer yang diperoleh dalam bentuk mencari tahu cara yang berbeda untuk
siap pakai atau dengan dibangun terlebih mengurangi atau menghilangkan kewajiban
dahulu, yang digunakan dalam operasi pajak dengan cara yang legal tanpa melanggar
perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual hukum, sehingga beban pajak yang seharusnya
dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan dibayarkan oleh perusahaan dapat dikurangi
mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun atau bahkan dihilangkan melalui tindakan tax
(PSAK No. 16 Tahun 2015). Intensitas aset avoidance. Hal di atas sejalan dengan
tetap menunjukkan proporsi aset tetap di dalam pemikiran Maraya dan Yendrawati (2016),
195 Jurnal Riset Bisnis Vol 5 (2) (April 2022) : 190 - 207
Ningrum, Suprapti & Anwar (2018) di tarik kesimpulan bahwa, terdapat hubungan
mengemukakan bahwasanya dalam negatif yang signifikan antara financial distress
meminimalisir pengeluaran pajak, perusahaan dengan tax avoidance.
menggunakan strategi penghindaran pajak atau Hal tersebut di dukung oleh penelitian dari
(tax avoidance). Namun pada dasarnya Rani (2017) yang menyatakan pengaruh negatif
penghindaran pajak dapat dilakukan dengan financial distress terhadap tax avoidance.
cara memanfaatkan peraturan-peraturan yang Bahwa perusahaan yang melakukan upaya tax
masih memiliki celah (loopholes), kelemahan avoidance yakni ketika perusahaan tersebut
atau biasa yang disebut grey area. Sehingga berada pada posisi financial distress, hal
penghindaran pajak bukan merupakan tindakan tersebut akan menyebabkan penurunan pada
pelanggaran. citra perusahaan. Perusahaan yang merugi akan
Financial Distress Dan Tax Avoidance terbebas dari beban pajak penghasilan dan
Menurut Richardson dkk, (2015) mendapatkan sebuah fasilitas berupa
mengemukakan bahwa terdapat beberapa kompensasi kerugian pada masa mendatang.
implikasi pada peraturan pajak perusahaan Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis
ketika perusahaan tersebut mengalami dalam penelitian ini adalah:
kesulitan keuangan (financial distress). Sebagai H1 : Financial Distress Berpengaruh Terhadap
contoh, meningkatnya biaya modal serta Tax Avoidance
berkurangnya sumber keuangan external Intensitas Aset Tetap Dan Tax Avoidance
(pinjaman dan utang) yang dihadapi perusahaan Perusahaan property dan real estate lebih
ketika mengalami krisis secara general, banyak menginvestasikan modalnya dalam
keinginan manajer untuk mengambil risiko bentuk asset tetap. Keputusan investasi dalam
guna mengembalikan keseimbangan bentuk asset tetap atau modal berkaitan dengan
perusahaan melalui penghindaran pajak (tax perpajakan (Nafis et al., 2016). semakin besar
avoidance). jumlah asset tetap yang dimiliki oleh
Blaylock dkk, (2012) mennyatakan bahwa perusahaan maka semakin besar pula biaya
perusahaan yang memiliki perbedaan book-tax depresiasi yang dapat dikurangkan dengan
berskala besar mempunyai pendapatan serta penghasilan sehingga mengakibatkan jumlah
arus kas yang lemah dibandingkan dengan penghasilan kena pajak perusahaan semakin
perusahaan yang perbedaan book-tax nya kecil. Teori akuntansi positif memberikan
berskala kecil. Dalam penelitian ini pilihan untuk memanfaatkan kebijakan
menunjukkan hubungan signifikan antara akuntansi yang ada untuk meningkatkan
rating kredit dan penghindaran pajak. labanya, dimana dalam berinvestasi pada aset
Faktanya, lemahnya pendapatan atau tidak tetap, perusahaan dapat menggunakan metode
konsistennya pendapatan maka akan depresiasi mana yang dipandang dapat
menghasilkan aliran kas yang jelas. Jadi dapat meningkatkan laba perusahaan.
Gian dkk, Pengaruh Financial Distress dan Intensitas Aset Tetap Terhadap Tax Avoidance 196
perusahaan juga semakin tinggi atau tingkat tax perusahaan untuk memberikan informasi yang
avoidance perusahaan rendah. Perusahaan kurang sesuai dengan kenyataannya serta
dengan aset tetap yang besar akan membayar mendorong perusahaan untuk cenderung
pajaknya lebih rendah karena depresiasi yang melakukan manipulasi akuntansi untuk
melekat pada aset tetap tersebut dapat menghindari besarnya beban pajak terutangnya
mengurangi beban pajak perusahaan. Baik (Subagiastra dkk, 2016). Dari penelitian yang
buruknya penerapan good corporate dilakukan oleh Subagiastra dkk, (2016)
governance oleh perusahaan akan berdampak menunjukkan pengaruh bahwa good corporate
pada kelangsungan kinerja keuangan governance berpengaruh positif terhadap tax
perusahaan tersebut. Ketika corporate avoidance.
governance tidak diterapkan dengan baik maka Menurut (Riantami dan Triyanto, 2018)
akan berdampak pada turunnya kinerja tax avoidance upaya untuk menghindari pajak
keuangan perusahaan dan dalam jangka dengan cara aman dan legal yang
panjang akan berakhir pada financial distress memanfaatkan celah atau kelemahan ketentuan
(Radifan, 2015). perpajakan dengan mengarahkan pengenaan
H3 : Financial Distress berpengaruh terhadap pada bukan objek pajak. Pengukuran tax
Tax Avoidance yang dimoderasi oleh avoidance dalam penelitian menggunakan
Good Corporate Governance. proksi Book Tax Difference (BTD). Intensitas
aset tetap menggambarkan jumlah aset tetap
Good Corporate Governance , Tax Avoidance
perusahaan terhadap total aset keseluruhan
dan Intensitas Aset Tetap
yang dimiliki oleh perusahaan (Putri dan
Hubungan antara kompensasi insentif
Launtania, 2016). Menurut (Darsono, 2015)
dengan tindakan penghindaran pajak bersifat
Capital Intensity seberapa besar perusahaan
negatif. Hubungan negatif ini lebih banyak
menginvestasikan asetnya dalam bentuk aset
terjadi pada perusahaan-perusahaan yang
tetap dan persediaan. Dalam penelitian ini
memiliki tingkat corporate governance rendah,
capital intensity akan diproksikan dengan
yang dalam pengelolaannya sifat oportunis
intensitas aset tetap. Intensitas aset tetap adalah
manajer diduga merupakan faktor yang
jumlah aset tetap yang dimiliki perusahaan
dominan. Timbulnya kasus-kasus mengenai
dibandingkan dengan total aset perusahaan.
usaha untuk meminimalisir beban pajak yang
Aset tetap perusahaan memungkinkan
harus dibayar melalui upaya tindakan
perusahaan untuk mengurangi pajaknya akibat
penghindaran pajak menimbulkan pertanyaan
dari penyusutan yang muncul dari aset tetap
bagi pihak corporate governance yang
setiap tahunnya. Karena beban penyusutan
mengakibatkan terungkapnya kenyataan bahwa
berpengaruh sebagai pengurang beban pajak.
mekanisme good corporate governance (GCG)
Penelitian yang dilakukan oleh Darsono, (2015)
belum diterapkan di perusahaan-perusahaan
menunjukkan bahwa intensitas aset tetap
publik di Indonesia. Hal itu dapat memicu
berpengaruh negatif terhadap tax avoidance.
Gian dkk, Pengaruh Financial Distress dan Intensitas Aset Tetap Terhadap Tax Avoidance 198
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis property dan real estate yang terdaftar di Bursa
dalam penelitian ini adalah: Efek Indonesia pada tahun 2016-2019. Yang di
H4 : Intensitas aset tetap berpengaruh terhadap akses menggunakan website atau situs resmi
tax avoidance yangdimoderasi oleh good IDX (www.idx.co.id) dan juga melalui
corporate governance TICMI.melalui teknik purposive sampling.
Berikut ini adalah tabel hasil purposibe
METODE
sampling.
Penelitian ini di lakukan pada perusahaan
Tabel 1. Hasil Penentuan Sampel
No. Kriteria Sampel Tidak Sesuai Kriteria Jumlah
Perusahaan property dan real estate yang
1 terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun - 61
2016-2019
Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan
2 tahunan yang sudah di audit selama tahun (9) 52
penelitian berturut-turut
Perusahaan yang menggunakan mata uang selain
3 (9) 43
rupiah
Perusahaan yang mengalami kerugian saat tahun
4 (19) 24
penelitian
Jumlah Sample 24
Tahun Pengamatan 4
Jumlah observasi sample 96
Sumber : Data diolah
Penelitian ini menggunakan dua variable financial distress, intensitas Asset Tetap serta
independen dan satu variable dependen serta variable moderasi adalah Good Corporate
variable moderasi. Variable dependen adalah Governance Berikut Pengukuran dari masing-
Tax Avoidance dan variable independen adalah masing variable.
Tabel 2. Operasional Variabel
Jenis Skala
Variabel Pengukuran
Variabel Pengukuran
𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑨𝒌𝒖𝒏𝒕𝒂𝒏𝒔𝒊 − 𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑷𝒂𝒋𝒂𝒌
Tax Avoidance Dependen 𝑩𝑻𝑫 = Rasio
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐞𝐭
Financial
Independen Z = 1.2 Z1 + 1.4 Z2 + 3.3 Z3 + 0.6 Z4 + 0.999 Z5 Rasio
Distress
Intensitas Aset 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒆𝒕 𝑻𝒆𝒕𝒂𝒑
Independen 𝑰𝑨𝑻 = Rasio
Tetap 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐞𝐭
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊 𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉
GCG Moderasi 𝑮𝑪𝑮 = 𝑿𝟏𝟎𝟎% Rasio
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐡𝐚𝐫𝐚𝐩𝐤𝐚𝐧
Penelitian ini menggunakan pendekatan data seksi silang dan runtun waktu
data panel untuk mengestimasi hipotesis (Winarno,2015) sebelum melakukan estimasi
penelitian, data panel merupakan gabungan dari regresi, maka penelitian ini akan menguji
199 Jurnal Riset Bisnis Vol 5 (2) (April 2022) : 190 - 207
uji random effect untuk menguji hipotesis Pengujian Model Data Panel
penelitian selain itu penelitian ini juga 1. Uji Chow (Redundant Fixed Effects Tests)
Tabel 3. Hasil Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 5.185567 (23,68) 0.0000
Cross-section Chi-square 97.251188 23 0.0000
Sumber : Data diolah
Berdasarkan tabel 3 dari hasil uji chow, yang menjadi tingkat signifikansi yang
peneliti membandingkan estimasi antara fixed digunakan dalam penelitian ini. Sehingga
effect dan common effect. Dalam tabel tersebut model yang lebih tepat digunakan adalah fixed
dapat diketahui bahwa probabilitas (Prob.) effect.
untuk Cross Section F sebesar 0.0000 yang
2. Uji Hausman (Correlated Random Effect)
artinya nilai probabilitas berada dibawah 0.05
Tabel 4. Hasil Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Chi-Sq.Statistic
Test Summary Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 37.957316 4 0.0000
Sumber : Data diolah
Uji hausman dilakukan karena dalam uji diatas, dapat diketahui bahwa probabilitas
chow estimasi yang terpilih adalah fixed effect. (Prob) sebesar 0,0000 yang artinya nilai
Dalam pengujian hausman, peneliti tersebut berada dibawah tingkat signifikansi
membandingkan estimasi antara fixed effect yaitu 0,05. Sehingga model yang lebih tepat
dengan random effect. Berdasarkan tabel 4 adalah random effect dan karena dalam
Gian dkk, Pengaruh Financial Distress dan Intensitas Aset Tetap Terhadap Tax Avoidance 200
pengujian hausman ini random effect yang 3. Uji Lagrange Multiplier (LM)
lebih tepat untuk digunakan, maka dilanjutkan Uji Lagrange Multiplier (LM) dilakukan
dengan uji lagrange multiplier. untuk membandingkan antara common effect
dengan random effect..
Tabel 5. Hasil Uji Lagrange Multiplier
Residual Cross-Section Dependence Test
Null hypothesis: No cross-section dependence
(correlation) in residuals
Equation: Untitled
Periods included: 4
Cross-sections included: 24
Total panel observations: 96
Cross-section effects were removed during estimation
Test Statistic d.f. Prob.
Breusch-Pagan LM 387.3328 276 0.0000
Pesaran scaled LM 3.717131 0.0002
Bias-corrected scaled
LM -0.282869 0.7773
Pesaran CD -0.032895 0.9738
Sumber : Data diolah
Berdasarkan tabel 5 diatas dapat diketahui Berdasarkan hasil pemilihan model, model
bahwa nilai probabilitas sebesar 0,0000. Nilai yang terpilih adalah Random Effect. Berikut
tersebut lebih kecil dari tingkat signifikan yaitu adalah hasil dari regresi data panel dengan
0,05, sehingga model random effect lebih tepat model Random Effect:
digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 6. Hasil Uji Regresi Berganda
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 143.0119 111.1181 1.287026 0.2013
X1 0.087328 0.013272 6.579739 0.0000
X2 -0.009790 0.008289 -1.181168 0.2406
X3 -0.049371 0.009693 -5.093278 0.0000
X4 0.006893 0.003017 2.284670 0.0247
Sumber: Data diolah
dilihat bahwa nilai probabilitas dari F-statistik Pada dasarnya dalam uji t
sebesar 0,000000 < 0,05, maka dapat dibuat menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
kesimpulan bahwa financial distress, intensitas variabel independen secara individual dalam
aset tetap dengan GCG sebagai pemoderasi, menjelaskan variasi variabel dependen
memberikan pengaruh signifikan terhadap tax (Gemilang, 2017). Berikut ini tabel 8 yang
Berdasarkan tabel 8 pada uji t atau uji dan signifikan dalam memoderasi hubungan
parsial variabel kepemilikan institusional antara tax avoidance dan financial distress.
memiliki nilai yang signifikan sebesar Keempat, Kepemilikan manajerial
prob. 0.0000 < 0.05 (karena signifikan berpengaruh positif dan signifikan dalam
lebih kecil dari 0.05) maka variabel memoderasi hubungan antara tax avoidance
kepemilikan institusional berpengaruh dan intensitas aset tetap. Kelima, Financial
negatif dan signifikan dalam memodarsi distress, intensitas aset tetap dengan good
financial distress dengan tax avoidance. corporate governance sebagai pemoderasi
4. Pengaruh kepemilikan manajerial dalam berpengaruhsignifikan terhadap tax avoidance.
memoderasi intensitas aset tetap dengan
Saran
tax avoidance.
Berdasarkan penelitian yang telah
Berdasarkan tabel 8 pada uji t atau uji dilakukan, maka peneliti memiliki beberapa
parsial variabel kepemilikan manajerial saran kepada peneliti selanjutnya, seperti:
memiliki nilai yang signifikan sebesar 1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat
prob. 0.0247 < 0.05 (karena signifikan melakukan analisa dengan variabel lain
lebih kecil dari 0.05) maka variabel selain financial distress, intensitas aset
kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap tax avoidance dengan good
signifikan dalam memoderasi intensitas corporate governance sebagai
aset tetap dengan tax avoidance. pemoderasi, seperti ukuran perusahaan,
dan asimetri informasi.
SIMPULAN DAN SARAN 2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat
Kesimpulan menyempurnakan model agar lebih dapat
Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan tentang bagaimana fenomena
mendapatkan bukti adanya pengaruh financial tax avoidance lebih dalam, yang kaitannya
distress dan intensitas aset tetap terhadap tax dengan variabel akuntansi maupun
avoidance dengan good corporate governance variabel lain yang terkait dengan
sebagai pemoderasi. Sampel yang digunakan perpajakan.
adalah perusahaan property dan real estate 3. Diharapkan kepada penelitian selanjutnya
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada agar dapat memperluas periode penelitian
tahun 2016-2019. Berdasarkan hasil analisis sehingga mampu menghasilkan hasil yang
dan pengujian data, dapat dibuat kesimpulan lebih akurat.
sebagai berikut: Pertama, Financial distress
DAFTAR PUSTAKA
berpengaruh positif dan signifikan terhadap tax
avoidance. Kedua, Intensitas aset tetap tidak Altman, E. I. (1968). The Prediction of
berpengaruh terhadap tax avoidance. Ketiga, Corporate Bankruptcy: A Discriminant
Kepemilikan institusional berpengaruh negatif Analysis. The Journal of Finance, 23 (1),
203 Jurnal Riset Bisnis Vol 5 (2) (April 2022) : 190 - 207
Penjualan dan Koneksi Politik Terhadap Stamatopoulosa, I., Hadjidemaa, S., dan
Tax Avoidance. JRAK, 5(3): 1625-1642. Eleftherioua, K. (2019). Explaining
Rahmawati, A., Endang, M. G. W., & Agusti, Corporate Effective Tax Rates: Evidence
R. R. (2016). Pengaruh Pengungkapan From Greece. Economic Analysis and
CSR dan Corporate Governance Policy , 1-42.
terhadap Tax Avoidance. Jurnal Subagiastra, K., Arizona, I. P. E., dan I,
Perpajakan (JEJAK), 10(1), 1–9. Nyoman Kusuma. (2016). Pengaruh
Rani Alfianti, A. C. 2017. Pengaruh Financial Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga,
Distress Dan Good Corporate dan Good Corporate Governance
Governance Terhadap Praktik Tax Terhadap Penghindaran Pajak (Studi
Avoidance Pada Perusahaan M Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa
Anufaktur. Diponegoro Journal Of Efek Indonesia). Jurnal Ilmiah Akuntansi
Accounting, 6(2), 1-11s ,1( 2) ,167-193.
Richardson, G.,and Lanis, R. 2007. Sundari, Novi dan Vita Aprilina. 2017.
Determinants of variablility in corporate Pengaruh Konservatisme Akuntansi,
effective tax rates and tax reform: Intensitas Aset Tetap, Kompensasi Rugi
evidence from Australia. Journal of Fiskal dan Corporate Governance
Accounting and Public Policy. 26 (2007), terhadap Tax Avoidance. JRAK, 8(1):
689-704. 85-109.
Rodriguez dan Ariaz. 2013. Do Business Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008
Characteristic Determine an Effective tentang Pajak Penghasilan. PSAK 16
Tax Rate?. The Chinese Economy, 45(6): Revisi 2007 tentang Aset Tetap.
60-83. Wahbah Zuhaily, 2011, Fiqih Islam wa
Salwah dan Herianti. 2019. Pengaruh Aktivitas Adillatuhu, Gema Insani, Jakarta
Thin Capitalization terhadap Wahidahwati (2012), The Influence of
Penghindaran Pajak. Univpancasila Financial Policies on Earnings
Journal Riset Bisnis, 3(1), 2581-0863. Management Moderated by Good
Saputro, Dimas Aji. 2017. Pengaruh Corporate Governance, Ekuitas: Jurnal
Kompensasi Eksekutif dan Karakteristik Ekonomi dan Keuangan Sekolah Tinggi
Eksekutif Terhadap Penghindaran Ilmu Ekonomi Indonesia Surabaya, Hal
Pajak. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah 507-521.
Sartika, F. J. (2018). Pengaruh Corporate Watts, R., and Zimmerman, J. 1986. Towards a
Governance Dan Profitabilitas Positive Theory of The Determination of
Terhadap Tarif Pajak Efektif Pada Accounting Standards. The Accounting
Perusahaan Pertambangan Yang Review 53, 112- 134.
terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Winata (2014), Pengaruh Corporate
Periode 2013-2016. Governance terhadap Tax Avoidance
207 Jurnal Riset Bisnis Vol 5 (2) (April 2022) : 190 - 207