2012 - 2013
LAPORAN
KONTEKSTUAL
BUKU DUA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, atas terbitnya Laporan Ketiga Inisiatif Transparansi Industri Ekstraktif
(EITI) Indonesia ini, yang pertama kali disusun dengan mengacu standar EITI yang baru, yaitu Standar
tahun 2013. Laporan ini merupakan laporan ketiga EITI Indonesia sejak menjadi negara pelaksana EITI
(EITI Implementing Country) yang meliputi data dan informasi mengenai kegiatan dan kebijakan industri
ekstraktif Indonesia tahun 2012 dan 2013. Laporan pertama yang disusun dan dipublikasikan pada tahun
2013, dan laporan ke-2 pada tahun 2014 masih mengacu pada EITI Rules tahun 2011 yang isinya berfokus
pada aspek rekonsiliasi penerimaan negara dari industri ekstraktif.
Landasan hukum pelaksanaan EITI di Indonesia adalah Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2010 tentang
Transparansi Pendapatan Negara dan Pendapatan Daerah Yang Diperoleh Dari Industri Ekstraktif.
Sesuai dengan persyaratan dalam Standar EITI 2013, isi Laporan Ketiga EITI Indonesia ini lebih komprehensif
karena tidak hanya berfokus pada aspek penerimaan negara, tetapi meliputi seluruh rantai nilai (value
chains) industri ekstraktif yaitu mulai dari aspek perizinan, operasi produksi, penerimaan negara, mekanisme
alokasi, dan kebijakan sektor industri ekstraktif. Penerapan Standar EITI 2013 diharapkan dapat mendekatkan
tujuan dari transparansi EITI, yaitu memperbaiki tata kelola industri migas dan tambang.
Laporan ini disusun oleh Administrator Independen dari Kantor Akuntan Publik (KAP) Sukrisno, Sarwoko
i
dan Sandjaja. Proses penyusunan laporan dimulai sejak akhir bulan Mei 2015 dan selesai disusun pada
Maksud dan tujuan utama dari penerbitan Laporan ini adalah untuk memberikan penjelasan yang lengkap
mengenai pelaksanaan kegiatan industri ekstraktif di Indonesia dalam rangka lebih meningkatkan
pemahaman dan kesamaan persepsi dari para pemangku kepentingan EITI di Indonesia. Kami menyadari
bahwa keberhasilan pelaksanaan EITI di Indonesia akan sangat ditentukan oleh adanya kesamaan
pemahaman dan persepsi dari seluruh pemangku kepentingan.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada Tim Pengarah, anggota Tim Pelaksana, Sekretariat EITI,
serta seluruh pemangku kepentingan EITI Indonesia yang selama ini telah turut berkontribusi terhadap
kelancaran pelaksanaan kegiatan EITI Indonesia. Tidak lupa juga kami sampaikan terima kasih kepada pihak
Bank Dunia yang telah memberikan dukungan finansial melalui dana hibah dari beberapa donor (Multi
Donor Trust Fund MDTF) terhadap pelaksanaan kegiatan EITI Indonesia.
Montty Girianna
Laporan Kontekstual 2015 Daftar Isi
DAFTAR ISI
WILAYAH PERTAMBANGAN
DAFTAR TABEL iv
MINERBA
DAFTAR GRAFIK v
3.1 Proses Penetapan dan Tender 40
DAFTAR GAMBAR vi Wilayah Kerja Minyak dan Gas Bumi
DAFTAR SINGKATAN vii 3.2 Proses Penetapan dan Pemberian 47
RINGKASAN EKSEKUTIF 1 Izin Wilayah Pertambangan Minerba
3.3 Deviasi dari UU dan Peraturan yang 51
1 LATAR BELAKANG 7 Mengatur Proses Lisensing
1.1 Gambaran Umum EITI 8 3.4 Pengungkapan Kontrak (Contract 51
1.2 Implementasi EITI di Indonesia 10 Disclosure)
1.3 Kerangka Hukum Keterbukaan 10 3.5 Informasi Kadaster (Cadastre 52
Informasi Publik dalam Information)
Hubungannya dengan Pelaksanaan 3.6 Pemilik Manfaat (Beneficial Owner) 54
EITI di Indonesia
4 MANAJEMEN PENERIMAAN 55
2 TATA KELOLA INDUSTRI EKSTRAKTIF 13 NEGARA DARI INDUSTRI
EKSTRAKTIF
2.1 Kerangka Hukum Pertambangan 13
Minyak Bumi dan Gas Bumi (Migas), 4.1 Penerimaan Negara dan Kebijakan 55
Mineral dan Batubara (Minerba) Fiskal yang Berasal Dari Industri
2.2 Tugas dan Fungsi Instansi 23 Ekstraktif
Pemerintah yang Terkait dalam 4.2 Proses Perencanaan, Penganggaran 62
Industri Ekstraktif dan Audit
2.3 Sistem Kontrak dan Perizinan 28 4.3 Pandangan Umum Industri 64
Industri Ekstraktif Ekstraktif
2.4 Perubahan dan Perbaikan Tata 30 4.4 Alokasi Penerimaan Pemerintah 67
Kelola yang Sedang Berjalan Pusat yang Berasal dari Industri
Ekstraktif kepada Pemerintah
Daerah dalam Rangka Bagi Hasil -
Dana Bagi Hasil (DBH)
Laporan Kontekstual 2015 Daftar Isi
DAFTAR TABEL
Tabel 9 Jumlah Penawaran WK pada Tahun 44 Tabel 31 Daftar Pemegang Saham PT Aneka 111
2012 dan 2013 Tambang (Persero) Tbk
Tabel 10 Target dan Capaian Realisasi 44 Tabel 32 Pembayaran Dividen dan Laba 111
Investasi di Sektor ESDM, Jumlah Ditahan PT Aneka Tambang (Persero)
Penandatangan KKS, dan Jumlah Tbk
Penawaran WK Tabel 33 Daftar Anak Perusahaan PT Aneka 112
Tabel 11 Daftar Kontrak PSC yang akan Habis 45 Tambang (Persero) Tbk yang
Masa Kontraknya sampai dengan Bergerak di Bidang Industri Ekstraktif
Tahun 2021 Tabel 34 Perubahan Kepemilikan Wilayah 112
Tabel 12 12 Daftar Penetapan Wilayah 48 Pertambangan PT Timah (Persero)
Pertambangan Berdasarkan Pulau Tbk di Indonesia
pada Tahun 2013 Tabel 35 Realisasi PKBL PT Aneka Tambang 113
Tabel 13 Bentuk Badan Hukum yang Dapat 50 (Persero) Tbk
Mengikuti Lelang Berdasarkan Luas Tabel 36 Daftar Pemegang Saham PT. Bukit 113
WIUP Asam (Persero) Tbk
Tabel 14 Kebijakan Perpajakan Pertambangan 56 Tabel 37 Pembayaran Dividen dan Laba Ditahan 114
Migas PT. Bukit Asam (Persero) Tbk
Tabel 15 Tarif Pajak Penghasilan Perusahaan 57 Tabel 38 Anak Perusahaan PT. Bukit Asam 114
dan Bagian Pemerintah Berdasarkan (Persero) Tbk Terkait Industri
Generasi PSC Ekstraktif
Tabel 16 Ketentuan Fiskal di Beberapa 59 Tabel 39 Realisasi Program CSR Perusahaan 115
Generasi PSC PT. Bukit Asam (Persero) Tbk
Tabel 17 Kebijakan Perpajakan di Sektor 60 Tabel 40 Daftar Pemegang Saham PT Timah 115
Pertambangan Minerba (Persero) Tbk
Tabel 18 Indikator Kinerja dari Kementerian 65 Tabel 41 Pembayaran Dividen dan Laba 115
ESDM terkait Industri Ekstraktif Ditahan PT Timah (Persero) Tbk
Tabel 19 Skema Bagi Hasil Daerah Otonomi 70 Tabel 42 Anak Perusahaan PT Timah (Persero) 116
Khusus Tbk Terkait Industri Ekstraktif
Tabel 20 Skema Dana Bagi Hasil 71 Tabel 43 Realisasi PKBL PT Timah (Persero) 116
Pertambangan Umum Tbk
Tabel 21 Total Realisasi Alokasi DBH Industri 72
Ekstraktif Tahun 2012 2013
Laporan Kontekstual 2015 Daftar Grafik
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 Proyeksi Produksi Energi Primer oleh DEN Berdasarkan Skenario BaU dan Skenario KEN 66
Grafik 4 Statistik Dana ASR di Bank Pemerintah (Bank Mandiri, BNI, BRI) 74
Grafik 5 Dana CSR Perusahaan Pertambangan Migas dan Minerba Tahun 2009-2013 77
Grafik 17 Kontribusi PDB Pertambangan Terhadap Total PDB (pada Harga Berlaku) Nasional 92
Grafik 19 Nilai Ekspor Sektor Pertambangan per Komoditas Utama, dalam Milyar USD 95
Grafik 20 Volume Ekspor Sektor Pertambangan per Komoditas Utama, dalam Juta Ton 95
Grafik 24 Nilai Ekspor Gas Bumi dan LNG Tahun 2012 - 2013 98
Grafik 25 Kuantitas Ekspor Gas Bumi dan LNG pada Tahun 2012 - 2013 98
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR SINGKATAN
BUMD Badan Usaha Milik Daerah (Local GFS Government Financial Statistics
State-Owned Enterprise) GMB Gas Metana Batubara
BUMN Badan Usaha Milik Negara (State- HBA Harga Batubara Acuan
Owned Enterprise) HSE Health and Safety Environment
BUMN-K Badan Usaha Milik Negara-Khusus ICP Indonesian Crude Price
BUT Badan Usaha Tetap IDD Indonesia Deepwater Development
CALK Catatan Atas Laporan Keuangan IGT Informasi Geospasial Tematik
CFO Chief Financial Officer IMTA Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja
CNC Clean and Clear Asing
COO Chief Operating Officer INPRES Instruksi Presiden
CR Cost Recovery IP Izin Prinsip
CSR Corporate Social Responsibility IPA Indonesia Petroleum Association
Laporan Kontekstual 2015 Daftar Singkatan
RINGKASAN EKSEKUTIF
1
Laporan Kontekstual 2015
L
aporan kontekstual membahas mengenai hukum dan ketentuan fiskal industri ekstraktif di
industri ekstraktif di Indonesia dalam Indonesia (No.3.2), harus dicantumkan tinjauan
hubungannya dengan Standar EITI umum (overview) mengenai industri ekstraktif di
Internasional. Pembahasan tersebut mencakup Indonesia (No.3.3), kontribusi Industri ekstraktif
tata kelola, proses alokasi dan tender wilayah terhadap perekonomian di Indonesia (No.3.4), data-
pertambangan, manajemen penerimaan, tanggung data produksi yang terkait (No.3.5), peran serta
jawab lingkungan hidup dan sosial, pengelolaan pemerintah (dan BUMN) dalam pengembangan
industri ekstraktif dan peran serta BUMN yang industri ekstraktif di Indonesia (No.3.6), alokasi
bergerak dalam sektor industri ekstraktif. hasil pendapatan dari industri ekstraktif dan
kelangsungan hasil pendapatan tersebut (No.3.7
Laporan kontekstual merupakan ketentuan baru dan 3.8), alokasi dan registrasi dari lisensi industri
dalam Standar EITI Internasional yang disusun untuk ekstraktif (No.3.9 dan 3.10), peraturan yang
memberikan gambaran umum tentang industri terkait dan transparansi daftar pemilik manfaat
ekstraktif di Indonesia, agar laporan hasil rekonsiliasi (beneficial ownership) dari aset ekstraktif (No.3.11),
EITI dapat lebih dipahami oleh masyarakat luas dan pengungkapan daftar mengenai kontrak/
dan dapat dijadikan materi diskusi di masyarakat. izin eksploitasi minyak, gas, mineral dan batubara
Dengan adanya laporan EITI ini masyarakat (No.3.12).
diharapkan dapat berperan serta lebih aktif dalam
memberikan masukan untuk memperbaiki tata Laporan kontekstual 2012 - 2013 ini dipaparkan
kelola sektor industri ekstraktif di Indonesia. kedalam 7 (tujuh) bagian laporan yang dapat
menjadi referensi penting bagi masyarakat luas
Menurut ketentuan Standar EITI Internasional nomor untuk dapat memahami industri ekstraktif di
3, Tim Pelaksana harus menyetujui terlebih dahulu Indonesia.
prosedur dan tanggung jawab yang dilakukan oleh
IA dalam penyediaan laporan kontekstual tersebut Bagian pertama laporan kontekstual membahas
(No.3.1). Informasi dalam laporan kontekstual mengenai latar belakang EITI dan kerangka hukum
harus mencakup penjelasan mengenai kerangka transparansi informasi publik dalam kaitannya
Laporan Kontekstual 2015 Ringkasan Eksekutif
dengan implementasi EITI di Indonesia. EITI membahas mengenai ketentuan hukum industri
dijelaskan dalam definisi, peran, dan manfaatnya ekstraktif, tugas dan fungsi instansi pemerintah
bagi semua pihak yang tekait dalam industri yang terkait dalam industri ekstraktif, sistem lisensi
ekstraktif yaitu pemerintah, perusahaan dan melalui perizinan dan kontrak, dan perubahan
masyarakat. Manfaat pengimplementasian EITI serta perbaikan tata kelola industri ekstraktif yang
bagi pemerintah adalah peningkatan efektifitas sedang berjalan pada saat penulisan laporan ini.
dan efisiensi tata kelola industri ekstraktif di Bagian ini berguna bagi masyarakat luas untuk
negaranya sehingga semua warga negaranya dapat memahami bagaimana sistem pengaturan dan
menikmati hasil penerimaan negara dan daerah pengelolaan industri ekstraktif secara umum saat
yang berasal dari sumber daya alam. Manfaat ini di Indonesia.
bagi perusahaan yang ikut serta dalam EITI adalah
memperoleh kejelasan dan kepercayaan dari Tata kelola industri ekstraktif di Indonesia
masyarakat mengenai tanggung jawab perusahaan berpedoman pada UUD 1945 Pasal 33 Ayat 3:
tersebut dalam mentaati segala ketentuan dan Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung 2
kebijakan pemerintah yang mengatur industri didalamnya dikuasai oleh negara dan digunakan
sedang dalam proses revisi UU Minyak dan Gas Bumi Sehubungan dengan proses tender ini, Laporan
serta Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Aceh kontekstual juga mencatat adanya Laporan
sedang dalam proses transisi pembentukan Badan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada Ikhtisar
Pengelola Migas Aceh (BPMA). Untuk sektor industri Hasil Pemeriksaan Semester II Tahun 2014 untuk
minerba, pemerintah saat ini sedang menata dan pemeriksaan penerimaan sektor hulu migas periode
mengawasi proses Izin Usaha Pertambangan (IUP 2012-Semester 1 2014 mengenai adanya pemenang
minerba) melalui pengembangan MOMI, sertifikasi lelang wilayah kerja yang tidak memenuhi persyaratan
Clean and Clear (CNC) dan koordinasi & supervisi finansial dan terdapat kontraktor yang terkendala
(Korsup) oleh KPK di 12 provinsi. Untuk perbaikan dalam memenuhi kewajiban dan komitmennya
tata kelola yang mempengaruhi kedua sektor ini sesuai dengan peraturan yang terkait proses tender.
adalah perbaikan sistem Modul Penerimaan Negara Laporan ini dapat diakses di laman BPK.
(MPN) dengan menambah sistem penagihan (billing
system) yang juga disebut degan MPN Generasi Selain itu, Standar EITI juga mengatur mengenai
ke-2 dan pelayanan terpadu satu pintu di bawah pengungkapan daftar (registery) informasi
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). kadaster1, daftar pengungkapan kontrak2 , dan
daftar pengungkapan pemilik manfaat (beneficial
Bagian ketiga laporan kontekstual membahas ownership)3. Publik dapat mengakses sebagian
mengenai proses alokasi dan tender wilayah besar informasi kadaster sektor migas pada peta
3 pertambangan migas dan minerba di Indonesia. wilayah kerja yang tersedia di Laporan Tahunan
Pada bagian ini dibahas mengenai proses penetapan SKK Migas dan untuk informasi kadaster yang lebih
alokasi wilayah pertambangan, prosedur lelang lengkap misalnya informasi koordinat, publik dapat
Laporan Kontekstual 2015
dan kegiatan lelang yang diadakan pada tahun mengakses sistem informasi geografis bernama
2012 dan 2013. Proses penetapan wilayah kerja Inameta yang sifatnya berbayar untuk satu wilayah
pertambangan migas dimulai dengan usulan kerja yang ingin diakses. Sedangkan informasi
wilayah kerja berdasarkan kajian Ditjen Migas kadaster pada sektor minerba tersedia bagi publik
yang ditawarkan secara lelang atau usulan investor yang berkepentingan dengan mencetak wilayah
berdasarkan studi bersama antara investor dan izin usaha pertambangan di kantor Ditjen Minerba
Ditjen Migas yang ditawarkan melalui penawaran yang sifatnya berbayar. Peta tersebut dapat dicetak
langsung. Menteri ESDM berwenang dalam berdasarkan kabupaten dan berdasarkan satu
menetapkan pemenang lelang atau penawaran wilayah IUP bagi investor yang sudah memiliki
langsung. Sedangkan proses penetapan wilayah nomor Surat Keputusan (SK) beserta koordinat
pertambangan minerba ditetapkan oleh Menteri wilayah pertambangannya.
ESDM berdasarkan penetapan Pemerintah Daerah
dan setelah melakukan konsultasi dengan DPR. Laporan EITI 2012-2013 pada buku keempat
memuat daftar perusahaan yang menjadi ruang
Standar EITI mengharuskan negara pelaksana lingkup rekonsiliasi pada tahun tersebut. Informasi
EITI untuk mengungkapkan pemenang tender, kadaster dalam daftar perusahaan migas, yaitu
pengalihan kepemilikan wilayah pertambangan, nama wilayah kerja, provinsi wilayah kerja, nama
kriteria tender dan peserta tender. Pada tahun perusahaan (operator dan partner), jumlah
2012 2013 tender wilayah pertambangan dan kepemilikan, tanggal kontrak beserta tanggal akhir
pengalihan kepemilikan wilayah pertambangan kontrak, dan nama komoditas yang diproduksi.
hanya terdapat pada sektor migas. Pemenang Informasi kadaster dalam daftar perusahaan
tender dan pengalihan kepemilikan wilayah minerba, yaitu nama perusahaan, pemilik
pertambangan dilaporkan dalam Lampiran 1 dan saham perusahaan tersebut beserta komposisi
Lampiran 2 Buku Kedua Laporan EITI 2012-2013 kepemilikannya, jenis lisensi (kontrak atau IUP),
sedangkan untuk kriteria tender wilayah kerja tanggal lisensi dan tanggal akhir lisensi, nama
migas telah diatur dalam Permen 35/2008. Namun, komoditas yang diproduksi dan provinsi.
untuk nama peserta tender pada prakteknya tidak
diungkapkan oleh Ditjen Migas.
1 Standar EITI mengharuskan daftar informasi kadaster yang dapat diakses oleh 2 Standar EITI mendorong pemerintah untuk mengungkapkan daftar kontrak-
publik. Informasi kadaster yang dimaksud adalah informasi mengenai: i. pemilik komtrak yaitu daftar keseluruhan (full text) dari kontrak/lisensi, full text dari
lisensi; ii. koordinat dari wilayah pertambangan; iii. tanggal aplikasi, tanggal annex atau addendum dan full text dari amandemen.
izin/kontrak (date of award) dan durasi dari izin/kontrak; dan iv. jenis komoditas 3 Standar EITI merekomendasikan agar negara pelaksana EITI untuk membuat
yang diproduksi (jika sudah berproduksi). suatu daftar pemilik manfaat (beneficial owner) dari perusahaan pemilik aset
ekstraktif yang dapat diakses oleh publik.
Laporan Kontekstual 2015 Ringkasan Eksekutif
Saat ini tidak terdapat daftar kontrak dan daftar dan hasil pemeriksaan LKPP oleh Badan Pemeriksa
pemilik manfaat terkait industri ekstraktif yang Keuangan pada laman Kementerian Keuangan
tersedia di publik. Laporan EITI 2012-2013 memuat dan laman BPK. Untuk pandangan umum industri
ketentuan umum dalam kontrak/izin dan daftar ekstraktif ke depan, publik dapat mengakses
kepemilikan langsung dari wilayah pertambangan. Rencana Strategis Kementerian ESDM untuk tahun
Sedangkan untuk perusahaan industri ekstraktif 2015-2019 di laman Kementerian ESDM dan studi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) terdapat kondisi energi pada kurun waktu 2013-2050 di
kewajiban untuk mengungkapkan pemilik utama laman Dewan Energi Nasional.
atau pemegang saham pengendali (ultimate
shareholders) dalam laporan keuangannya yang Alokasi penerimaan negara dari industri ekstraktif
dapat diakses melalui laman BEI. Bagian ini dapat dari pusat ke daerah diatur dalam dana bagi
menjadi catatan bagi masyarakat luas mengenai hasil (DBH) sesuai dengan UU 33/2004 mengenai
perbedaan transparansi informasi di Indonesia perimbangan keuangan. Untuk dana bagi hasil
dengan yang disyaratkan oleh Standar EITI minyak bumi, Pemerintah Daerah mendapatkan
Internasional. 15% sedangkan untuk dana bagi hasil gas bumi,
Pemerintah Daerah mendapatkan 30%. Dari
Bagian keempat laporan kontekstual membahas skema bagi hasil migas tersebut, Pemerintah
mengenai manajemen penerimaan negara dalam Daerah mendapatkan alokasi khusus (earmarked)
industri ekstraktif, dalam bagian ini dibahas tambahan sebesar 0.5% untuk pendidikan dasar. 4
mengenai jenis-jenis penerimaan negara yang Selain itu terdapat pula skema pembagian DBH
berasal dari pajak dan penerimaan negara bukan bagi hasil daerah otonomi khusus untuk Provinsi
2013 2013
11,3% 32,6%
11,8% 33,8%
30,6%
2013
31,4%
pengawasan kegiatan reklamasi area pertambangan pertambangan minerba, dibahas juga kontribusi
untuk tahun 2013 hingga November 2014 pada industri ekstraktif terhadap pertumbuhan ekonomi
Dinas Pertambangan dan Energi Pemerintah (PDB) di Indonesia, penerimaan negara, total ekspor
Kabupaten Karimun yang menyimpulkan bahwa dan lapangan kerja.
kinerja pengawasan kegiatan reklamasi terhadap
perusahaan pemegang IUP belum memadai, Kontribusi industri ekstraktif terhadap total PDB
sehingga tidak diketahui perkembangan pada tahun 2012 adalah sebesar 11,8% dan pada
pelaksanaan kegiatan reklamasi sesuai dengan tahun 2013 sebesar 11,3% dari total PDB nasional.
rencana yang ditetapkan4 . Di beberapa daerah, sektor pertambangan memiliki
peranan yang sangat besar misalnya daerah seperti
Sehubungan dengan tanggung jawab sosial Provinsi Papua Barat, Provinsi Bangka Belitung
perusahaan industri ekstraktif, bagi perusahaan dan Provinsi Kalimantan Timur. Kontribusi industri
yang berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas ekstraktif signifikan bagi penerimaan negara dan
(PT) wajib menyelenggarakan tanggung jawab ekspor. Industri ekstraktif menyumbang sebesar
sosial, namun besaran dana yang wajib dikeluarkan 30,6% dari total penerimaan negara pada tahun
tidak diatur. Sedangkan BUMN diharuskan 2012 dan sebesar 31,4% pada tahun 2013
untuk melakukan program kemitraaan dan bina dan ekspor yang berasal dari industri ekstraktif
lingkungan yang jumlahnya masing-masing sebesar merupakan 33,8% dari total ekspor nasional pada
maksimal 2% dari laba setelah pajak. tahun 2012 dan sebesar 32,6% pada tahun 2013.
Kontribusi tenaga kerja di sektor pertambangan
Bagian keenam laporan kontekstual membahas dan penggalian menyumbang sekitar 1.6 juta
mengenai tinjauan umum mengenai industri pekerja (atau 1.4% dari total angkatan kerja) pada
ekstraktif dan kontribusi industri ekstraktif terhadap tahun 2012 dan 1.5 juta pekerja (atau 1.3% dari
perekonomian di Indonesia. Pembahasan tersebut total angkatan kerja) pada tahun 2013.
antara lain mengenai kedudukan kekayaan hasil
industri ekstraktif Indonesia di tingkat global, Dalam bab ini juga membahas secara umum
data produksi beserta nilainya, daerah konsentrasi mengenai dua kajian mengenai potensi penerimaan
produksi, proyek pengembangan pada sektor pemerintah yang hilang yang kemungkinan
hulu migas, gambaran kegiatan eksplorasi disebabkan oleh perdagangan ilegal dan oleh
4 Badan Pemeriksa Keuangan, Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester II tahun 2014,
h. 122
Laporan Kontekstual 2015 Ringkasan Eksekutif
IUP yang tidak memenuhi CNC. Kajian pertama Keseluruhan bagian yang dijabarkan di atas disusun
merupakan kajian perbandingan data konsumsi berdasarkan arahan Tim Pelaksana (MSG). Dalam
dari BPS dan data produksi dari ESDM yang penyusunannya, laporan ini mengambil informasi
terdapat dalam salah satu policy paper dalam salah yang telah tersedia di publik dan data yang
satu Focused Group yang diadakan oleh APBI yang disediakan oleh Tim Pelaksana.
mencatat adanya 56,3 juta5 ton batubara yang tidak
terverifikasi yang diduga berasal dari perdagangan Akhir kata, laporan kontekstual ini tersaji sebagai
ilegal. Kemudian kajian kedua berasal dari Civil bahan informasi yang dapat memberikan pengertian
Society Coalition Againts Mining Corruption yang mengenai industri ekstraktif di Indonesia dan
melaporkan potensi pendapatan negara yang berguna bagi masyarakat untuk lebih memahami
hilang dari PNBP di 23 provinsi akibat IUP yang laporan rekonsiliasi yang tersedia dan pada akhirnya
tidak memenuhi kriteria CNC adalah sebesar Rp 1.3 dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas
triliun atau (US$96 juta)6. pengelolaan industri ekstraktif di Indonesia.
01
LATAR BELAKANG
7
Laporan Kontekstual 2015
K
egiatan ekstraktif adalah segala kegiatan akuntabilitas manajemen sumber daya alam dengan
yang mengambil sumber daya alam yang mensyaratkan perusahaan minyak bumi, gas bumi
langsung dari perut bumi berupa mineral, dan pertambangan umum untuk mempublikasikan
batubara, minyak bumi, dan gas bumi. Industri pembayaran yang mereka bayarkan kepada
ekstraktif sendiri terbagi menjadi dua kegiatan pemerintah, dan pemerintah mempublikasikan
yaitu: kegiatan usaha hulu (upstream) dan kegiatan penerimaan pembayaran dari perusahaan-
hilir (downstream). Kegiatan hulu adalah kegiatan perusahaan tersebut. EITI bertujuan memberikan
usaha yang bertumpu pada kegiatan eksplorasi dan keterbukaan informasi kepada masyarakat
eksploitasi. Kegiatan eksplorasi merupakan kegiatan untuk memperkuat sistem dan meningkatkan
yang bertujuan untuk memperoleh informasi kepercayaan, baik kepada pemerintah maupun
mengenai kondisi geologi untuk menemukan kepada perusahaan-perusahaan yang terkait7.
dan memperoleh perkiraan cadangan. Eksploitasi 8
adalah rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk EITI memiliki dua konsep dasar8 di bawah ini yang
menghasilkan minyak, gas bumi, batubara digambarkan seperti pada Gambar 1.
7
https://eiti.org./eiti
8
Kementerian Koordinator Perekonomian Republik Indonesia,
Kontrak Penunjukan Independent Administrator, Appendix A, Hal 1
9
https://eiti.org/about/board
Laporan Kontekstual 2015 Latar Belakang
Licensing Transfers
information to local
government
State Production Companies Government
ownership data
discloses discloses Social and
infrastructure
Contract payments receipts investments
transparency Transit
(encouraged) payments State owned
(encouraged) enterprises
Beneficial
ownership
(encouraged)
9
EITI
Laporan Kontekstual 2015
A national multi-stakeholder group Government revenues and The findingd are communicated
(government, industry & civil society) company payments are to create public awareness and
decides how their EITI process disclosed and independently debate about how the country
should work. assesed in an EITI Report. should manage its resources better.
Manfaat pengimplementasian EITI bagi pemerintah Suatu negara harus melewati 4 tahap pendaftaran
adalah peningkatan efektifitas dan efisiensi tata sebelum menjadi negara kandidat EITI (EITI
kelola industri ekstraktif di negaranya sehingga candidate country) dan mempublikasikan laporan
semua warga negaranya dapat menikmati hasil EITI dalam waktu 18 bulan setelah diterima sebagai
penerimaan negara dan daerah yang berasal dari negara kandidat EITI. Setelah itu, untuk menjadi
sumber daya alam. Manfaat bagi perusahaan negara compliant EITI (EITI compliant country),
yang ikut serta dalam EITI adalah memperoleh negara kandidat EITI akan melalui proses validasi
kejelasan dan kepercayaan dari masyarakat selama 2,5 tahun sejak menjadi negara kandidat
mengenai tanggung jawab perusahaan tersebut EITI. Berdasarkan situs EITI pada bulan Agustus
dalam mentaati segala ketentuan dan kebijakan 2015 terdapat 48 negara pelaksana EITI yang
pemerintah yang mengatur industri ekstraktif. diantaranya merupakan 31 negara compliant EITI.
Sedangkan bagi warga negara dan masyarakat
luas, manfaat pelaksanaan EITI adalah menerima Standar EITI dapat diperoleh di https://eiti.org/
informasi yang dapat dipercaya sehingga document/standard
masyarakat dapat menuntut pertanggungjawaban
atas pengelolaan penerimaan negara atau daerah
yang berasal dari industri ekstraktif.
Laporan Kontekstual 2015 Latar Belakang
1.2 Implementasi EITI di Indonesia Indonesia menjadi negara compliant EITI pada
Prakarsa transparansi penerimaan negara dari bulan Oktober 2014 dan merupakan negara ASEAN
industri ekstraktif di Indonesia dimulai tahun pertama yang mendapatkan status compliant,
2007 ketika Menteri Keuangan saat itu, Sri walaupun saat ini, status tersebut sedang
Mulyani menyatakan dukungan kepada EITI yang ditangguhkan. Penangguhan tersebut disebabkan
disampaikan kepada perwakilan dari Transparency oleh terlambatnya penerbitan dan penyerahan
International Indonesia. Atas dukungan ini laporan EITI Tahun 2012 yang seharusnya diterbitkan
kemudian Wakil Ketua KPK saat itu, Erry Ryana pada tahun 2014 sesuai dengan ketentuan standar
Hardjapamekas, dan Deputi Pencegahan Komisi EITI Internasional butir 2.2.
Pemberantasan Korupsi (KPK), Waluyo, meninjau
persiapan dasar hukum pelaksanaan EITI.
Peraturan Presiden mengenai EITI lalu dibahas 1.3 Kerangka Hukum Keterbukaan
oleh Kementerian Energi Sumber Daya Mineral Informasi Publik dalam
(ESDM). Akhirnya pada tahun 2010 Presiden Hubungannya dengan
Republik Indonesia, Soesilo Bambang Yudhoyono Pelaksanaan EITI di Indonesia
menandatangani Perpres 26/2010 mengenai
transparansi penerimaan negara dan pendapatan
1.3.1 Undang-Undang Keterbukaan
daerah yang diperoleh dari industri ekstraktif.
Informasi publik
10
Indonesia secara resmi menjadi kandidat EITI pada Indonesia mendorong peran masyarakat untuk
bulan Oktober 2010 dan telah mempublikasikan aktif dalam proses pengambilan keputusan
Sumber: UU 14/2008
oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID)
11 Negara (APBN) atau Anggaran Pendapatan yang salah satu tugasnya adalah melakukan
dan Belanja Daerah (APBD), seperti BUMN pengujian konsekuensi untuk menetapkan
atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), partai informasi yang dikecualikan dari informasi
Laporan Kontekstual 2015
politik dan organisasi non pemerintah lainnya. publik (lihat Gambar 4).
UU ini mengatur definisi atau jenis informasi Uji konsekuensi adalah pengujian tentang
yang wajib diumumkan kepada publik dan akibat yang timbul apabila suatu informasi
informasi yang tidak dapat diumumkan kepada diberikan kepada masyarakat.
publik (informasi yang dikecualikan). UU ini
mengkategorikan informasi publik menjadi Pada prakteknya, sengketa informasi publik
informasi yang diumumkan atau disediakan sering terjadi antara badan publik dan publik,
secara berkala, secara serta merta dan setiap dan apabila hal ini terjadi, publik dapat
saat (lihat Gambar 3). mengajukan penyelesaian sengketa informasi
publik kepada komisi informasi seperti yang
Untuk menunjang pelayanan informasi diatur dalam UU 14/2008. Tata cara pengajuan
publik, suatu Badan Publik menunjuk Pejabat dapat dilihat di laman komisi informasi
(komisiinformasi.go.id).
Gambar 4
Informasi yang
Dikecualikan
INFORMASI YANG DIKECUALIKAN
a. Informasi yang dapat menghambat proses penegakan hukum
Sumber: b. Informasi yang dapat mengganggu hak atas kekayaan intelektual
UU 14/2008 c. Informasi yang dapat membahayakan pertahanan dan keamanan negara
d. Informasi yang dapat mengungkapkan kekayaan negara
e. Informasi yang dapat merugikan ketahanan ekonomi nasional
f. Informasi yang dapat merugikan kepentingan hubungan luar negeri
02
TATA KELOLA INDUSTRI
EKSTRAKTIF
13
Laporan Kontekstual 2015
B
ab ini mencakup pembahasan mengenai 2.1 Kerangka Hukum Pertambangan
kerangka hukum tata kelola yang mengatur Minyak Bumi dan Gas Bumi
industri ekstraktif di Indonesia, tugas dan
(Migas), Mineral dan Batubara
fungsi lembaga pemerintah yang terkait dalam
(Minerba)
industri ekstraktif dan kontrak serta perizinan
industri ekstraktif. Selain itu di bagian terakhir Undang-Undang Dasar 1945, sebagai peraturan
bab ini juga membahas tentang perubahan dan perundang-undangan tertinggi di Indonesia,
perbaikan tata kelola industri ekstraktif yang sedang mengatur pengelolaan sumber daya alam
dilaksanakan pada saat laporan ini ditulis. Indonesia yang tercantum dalam Pasal 33 Ayat
3: Bumi dan air dan kekayaan alam yang
terkandung didalamnya dikuasai oleh
Negara dan digunakan sebesar-besarnya bagi
kemakmuran rakyat. Sesuai dengan keputusan
Mahkamah Konstitusi (MK) pada tahun 2012,
pasal ini mengamanatkan kepada negara untuk
mengadakan kebijakan, pengurusan, pengaturan,
Laporan Kontekstual 2015 Tata Kelola Industri Ekstraktif
Undang-
Undang UU 22/2001 tentang Migas
beberapa WK, harus dibentuk badan hukum PP 79/2010 pasal 13 mengatur daftar cost recovery
yang terpisah untuk setiap WK. yang tidak dapat dikembalikan oleh pemerintah
(negative list) yang pada dasarnya merupakan
Menteri ESDM menetapkan Badan Usaha atau biaya-biaya yang tidak sesuai dengan persayaratan
Bentuk Usaha Tetap yang diberi wewenang biaya operasi yang dapat dikembalikan yang telah
melakukan kegiatan usaha eksplorasi dan dijelaskan sebelumnya. Cost recovery ini diaudit
eksploitasi pada Wilayah Kerja. oleh SKK Migas dan auditor pemerintah (BPK, BPKP
dan DJP)
Karakteristik kontrak bagi hasil menurut UU ini
antara lain: Gambar 7 Biaya Operasi yang Tidak Dapat
jangka waktu kontrak paling lama 30 Dikembalikan
tahun dan dapat diperpanjang selama 20
tahun. Jangka waktu eksplorasi 6 tahun
dan dapat diperpanjang paling lama 4
tahun; JENIS BIAYA OPERASI YANG
minyak dan gas yang dihasilkan tetap TIDAK DAPAT DIKEMBALIKAN
merupakan milik pemerintah sampai pada
a. Biaya untuk kepentingan pribadi
titik penyerahan; b. Pembentukan dan penutupan dan
pengendalian manajemen operasi di pemupukan dana cadangan, kecuali biaya 16
penutupan dan pemulihan tambang
tangan Badan Pelaksana (SKK Migas); c. Harta yang dihibahkan
Pengaturan biaya yang bisa dikurangkan Partisipasi Bada Usaha Milik Daerah
menurut pajak (tax deductible) sama (BUMD)
dengan pengaturan biaya yang dapat Sementara itu dalam Pasal 34-35 PP
dikembalikan (cost recoverable) 35/2004, kontraktor wajib menawarkan
berdasarkan kontrak dan PP ini; 10% participating interest (PI) kepada BUMD
Kerugian pajak dari sektor migas dapat setempat di mana WK berada sejak disetujuinya
ditangguhkan (carried forward) sampai rencana pengembangan lapangan pertama
kontrak kerja sama berakhir sedangkan kali (plan of development POD) oleh Menteri
jika mengacu pada UU Pajak, rugi fiskal ESDM. Jika berminat, BUMD membayar 10%
hanya bisa dikompensasi dalam kurun dari investasi yang telah dikeluarkan oleh
waktu 5 tahun; kontraktor dalam wilayah kerja tersebut.
Dasar perhitungan biaya depresiasi yang Dalam hal BUMD tidak sanggup, kontraktor
cost recoverable dapat berbeda dengan wajib menawarkan kepada perusahaan
peraturan pajak pada umumnya. nasional.
PP 32/1969 menciptakan
Mengizinkan investor posisi Pemerintah pusat
asing masuk sektor yang lebih kuat. Penerbitan peraturan
pertambangan Pertambangan rakyat pelaksana UU 23/2014 menarik
Minerba harus mendapat izin mengenai ketentuan wewenang Bupati/Walikota
Sistem Kontrak Karya pertambangan yang pokok PKP2B kepada Gubernur dalam
(KK dan PKP2B) dikeluarkan oleh Menteri penerbitan IUP
Undang-
UU 4/2009 tentang pertambangan Minerba
Undang
IUP
Kontrak / Perijinan Kontrak Karya dan PKP2B (yang mengacu pada UU
sebelumnya, lihat gambar 8)
kepada pemerintah daerah untuk memberikan Patokan harga ini akan digunakan oleh
IUP dan penetapan kebijaksanaan daerah pemerintah sebagai harga terendah patokan
yang tidak ditentukan dalam UU Minerba untuk menghitung royalti yang dibayarkan
sebelumnya. kepada pemerintah. Jika harga jual lebih tinggi
dari harga acuan maka harga yang digunakan
Ketentuan yang bertujuan untuk pengamanan adalah harga jual, dan jika harga jual lebih
kepentingan dalam negeri juga diperkenalkan rendah dibandingkan dengan harga acuan
dalam UU ini seperti penggunaan konten lokal maka harga yang digunakan adalah harga
dalam operasi pertambangan, DMO, kewajiban acuan.
untuk melakukan pengolahan dan pemurnian
di dalam negeri (untuk peningkatan nilai Pada tahun 2012 dan 2013 patokan harga
tambah) dan kewajiban investor asing untuk jual yang dikeluarkan oleh pemerintah hanya
melakukan divestasi saham kepada entitas tersedia untuk harga batubara dan harga
Indonesia setelah lima tahun berproduksi. patokan mineral lainnya belum diterbitkan
oleh pemerintah. Harga patokan batubara
Gambar 9 menunjukan tentang hirarki garis untuk steam (thermal) coal dan cooking
besar UU dan peraturan yang mengatur sektor (metallurgical) coal ditetapkan setiap bulannya
pertambangan minerba. oleh Ditjen Minerba. Pengumuman penetapan
19 Harga Batubara Acuan (HBA) dapat dilihat
Peraturan Pelaksana untuk UU Minerba pada laman Ditjen Minerba (http://www.
Pengutamaan Kepentingan Dalam Negeri minerba.esdm.go.id/)
Laporan Kontekstual 2015
(DMO) Minerba
Kewajiban Divestasi Saham
PP 23/2010 Bab VII mengatur tentang
pengutamaan kebutuhan dalam negeri bagi PP 23/2010 mewajibkan pemilik modal asing
setiap perusahaan pertambangan minerba, untuk melakukan divestasi (pengurangan)
berikut ketentuan pokok DMO dalam PP sahamnya paling sedikit sebanyak 20%
tersebut: kepada entitas Indonesia setelah berproduksi
selama lima tahun. Kemudian batasan
Jumlah DMO ditetapkan oleh Menteri
kepemilikan nasional ini diperbanyak menjadi
ESDM, baik untuk kebutuhan industri
51% melalui PP 24/2012 yang penawarannya
pengolahan maupun pemakaian langsung
dilakukan secara bertahap dalam jangka waktu
dalam negeri.
lima tahun. Berikut jumlah batas minimum
Pemegang IUP Operasi Produksi dan kepemilikan entitas Indonesia yang dimulai
Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) pada tahun keenam sampai tahun kesepuluh
Operasi Produksi baru dapat melakukan berproduksi:
ekspor mineral dan batubara yang
telah diproduksi setelah terpenuhinya Tabel 1 Jumlah Minimum Kepemilikan Saham
kebutuhan mineral dan batubara dalam Entitas Indonesia Berdasarkan Tahun Produksi
negeri.
Batas minimum
Patokan Harga Jual Tahun
No kepemilikan saham
Produksi
Permen ESDM 17/2010 mengatur harga peserta Indonesia
patokan penjualan mineral logam setiap bulan 1 Tahun ke-6 20%
bagi pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK 2 Tahun ke-7 30%
Operasi Produksi berdasarkan formula yang
3 Tahun ke-8 37%
mengacu pada mekanisme pasar dan atau
sesuai dengan harga yang berlaku umum di 4 Tahun ke-9 44%
pasar internasional. 5 Tahun ke-10 51%
Sumber: PP 24/2012
Laporan Kontekstual 2015 Tata Kelola Industri Ekstraktif
Penawaran kepemilikan saham ini harus dikeluarkannya Permen ESDM 1/2004 yang
dilakukan secara berjenjang kepada pihak- memperpanjang batas waktu pembangunan
pihak berikut berdasarkan urutannya: smelter sampai tahun 2017 dan membatasi
pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi perizinan penjualan ekspor dalam jumlah
atau kabupaten/kota, kemudian penawaran tertentu dan dengan batas pemurnian
secara lelang kepada BUMN/BUMD kemudian minimum. Kemudian untuk menunjang
badan usaha swasta nasional. Jika entitas Permen ini diberlakukan kebijakan pajak (bea
Indonesia tersebut tidak ada yang berminat, dan tarif keluar) progresif sampai 20-60%
maka pemilik asing harus melakukan proses hingga akhir 2016 bagi pengekspor mineral
penawaran kembali kepada para pihak yang mentah (lihat Permen Keuangan 6/2014).
sama di atas pada tahun berikutnya.
2.1.3 UU dan Peraturan yang Terkait
Kebijakan divestasi bagi pemilik asing ini Industri Ekstraktif
berlaku baik bagi IUP yang sudah berproduksi UU Kehutanan
sebelum PP ini dikeluarkan maupun bagi IUP
Kegiatan operasi sektor industri ekstraktif
baru12, sedangkan kebijakan divestasi untuk
seringkali berada di daerah hutan. Berdasarkan
pemilik Kontrak Karya dan PKP2B saat ini
data Kementerian Kehutanan terdapat
masih dalam proses negosiasi13.
wilayah hutan yang digunakan untuk kegiatan
industri ekstraktif, yaitu sekitar 920 ribu hektar 20
Kewajiban Pengolahan di Dalam Negeri
pada tahun 2012 dan 730 hektar pada tahun
dan Pelarangan Ekspor Mineral Mentah
Sumber: PP 24/2010
Berdasarkan laporan Civil Society Against bumi, minyak dan gas bumi, ketenagalistrikan,
Mining Corruption terdapat 274 IUP yang dan lahan untuk padi dan tebu.
beroperasi di daerah hutan konservasi dan 274
IUP yang beroperasi di wilayah hutan lindung. Bentuk Usaha dan Investasi Asing di
Dari data yang disusun oleh lembaga ini, IUP Industri Ekstraktif
yang beroperasi di hutan konservasi paling Bentuk Usaha di Industri Ekstraktif
banyak berada di Sulawesi Tengah sebanyak
Bentuk perusahaan yang dapat beroperasi
105 IUP dan yang beroperasi di Kalimantan
di industri hulu migas adalah perusahaan
Timur sebanyak 62 IUP18.
yang berbentuk badan hukum baik untuk
perusahaan Indonesia maupun perusahaan
Moratorium (Penundaan) Izin Penggunaan
asing. Badan hukum untuk perusahaan asing
Kawasan Hutan dan Lahan Gambut
adalah bentuk usaha tetap di Indonesia
Sejak tahun 2011 pemerintah memberlakukan (permanent establishment) sedangkan badan
moratorium izin penggunaan kawasan hutan hukum perusahaan Indonesia adalah sering
dan lahan gambut melalui Inpres 10/2011 kali berbentuk Perseroan Terbatas (PT).
yang dua kali diperpanjang masing-masing
dua tahun melalui Inpres 6/2013 dan Inpres Sedangkan bentuk hukum untuk perusahaan
8/2015. Akan tetapi untuk moratorium ini tidak pertambangan minerba adalah berdasarkan
berlaku untuk kegiatan fisik bagi sektor panas area Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP)
(lihat Tabel 13).
17
Kepres 41/2004 mengizinkan 13 perusahaan pertambangan untuk melakukan
penambangan terbuka di kawasan hutan lindung
18
Civil Society Coalition Againts Mining Corruption, Indonesias Mining Sector:
Leaking revenues and clearing forests, http://pwyp-indonesia.org, diakses 21
Agustus 2015
Laporan Kontekstual 2015 Tata Kelola Industri Ekstraktif
dikeluarkan oleh Menteri atau Gubernur atau energi dan terjaganya kelestarian lingkungan
Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangan hidup. UU ini memiliki ketentuan pembentukan
masing-masing. Dewan Energi Nasional (DEN) yang bertugas
antara lain merumuskan kebijakan energi
Bagi perusahaan pertambangan minerba, nasional dan mengawasi pelaksanaan
UU Minerba dan PP 78/2010 mengatur dan kebijakan di bidang energi yang bersifat lintas
mewajibkan kepada setiap pemegang IUP sektoral.
menyerahkan rencana reklamasi dan rencana
pasca tambang, kemudian setelah masa Kebijakan Energi Nasional
eksploitasi berakhir, perusahaan tambang Kebijakan energi nasional telah ditetapkan
tersebut harus melaksanakan reklamasi dan dalam produk hukum PP 79/2014 dengan
pasca tambang. Selanjutnya untuk menjamin kebijakan utama yang meliputi:
kesungguhan pelaksanaan reklamasi dan
a. Ketersedian energi untuk kebutuhan
pasca tambang, setiap pemegang IUP juga
nasional;
diwajibkan untuk menyimpan Jaminan
Reklamasi dan Jaminan pasca tambang. b. Prioritas pengembangan energi;
c. Pemanfaatan sumber daya energi nasional;
Tujuan utama reklamasi dan pasca tambang d. Cadangan energi nasional.
23 adalah menata kembali, memulihkan, dan
memperbaiki kualitas lingkungan hidup dan PP ini juga mengatur tentang bauran energi
ekosistem di area tambang dan sekitarnya agar primer yang hendak dicapai Indonesia di tahun
Laporan Kontekstual 2015
dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya. 2025 dan 2050. Komposisi bauran energi
Prinsip utama reklamasi dan pasca tambang tersebut dapat dilihat di Grafik 2 dan 3.
meliputi perlindungan terhadap kualitas air
permukaan, air tanah, air laut, dan tanah
serta udara di wilayah pertambangan sesuai
2.2 Tugas dan Fungsi Instansi
dengan standar baku mutu lingkungan hidup
Pemerintah yang Terkait dalam
yang sehat berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Industri Ekstraktif
Berikut adalah daftar instansi pemerintah beserta
Bagi perusahan pertambangan migas, Pasal tugas dan fungsinya di dalam industri ekstraktif:
36 PP 35/2004 mengatur mengenai kewajiban
kontraktor untuk mengalokasikan dana bagi 2.2.1 Kementerian Energi dan Sumber
kegiatan pasca operasi kegiatan usaha hulu. Daya Mineral
Dana ini ditempatkan sejak masa eksplorasi Kementerian ESDM merumuskan kebijakan
dan alokasi dana harus melalui kesepakatan nasional, kebijakan pelaksanaan dan
antara kontraktor dan Badan Pelaksana (dalam pengawasan di bidang ESDM. Kementerian
hal ini SKK Migas). Kewajiban tersebut dibahas ESDM memiliki tugas utama untuk menjamin
lebih lanjut dalam Surat Keputusan BP Migas ketahanan energi dan mineral dalam negeri
Nomor KEP-0139/BP00000/2010/S0 tentang yang tetap memperhatikan isu lingkungan
Pedoman Tata Kerja Abandonment and Site hidup, manajemen aset dari sumber daya
Restoration. energi dan alam, serta mengevaluasi kinerja
sektor ini19.
Undang-Undang Energi dan Dewan
Energi Nasional Organisasi Kementerian ESDM terdiri dari
UU 30/2007 tentang Energi empat direktorat yang menangani: minyak
UU Energi ini memuat ketentuan mengenai dan gas bumi, mineral dan batubara,
pengelolaan sektor energi untuk tercapainya ketenagalistrikan dan energi baru terbarukan
ketahanan energi, kemandirian pengelolaan serta konservasi energi. Beberapa badan juga
berada dalam struktur organisasi Kementerian Satuan kerja ini dibentuk pasca dikeluarkannya
ESDM yaitu: Inspektorat Jenderal, Badan keputusan MK tahun 2012 yang menyatakan
Geologi, Badan Penelitian dan Pengembangan bahwa Badan Pelaksana Kegiatan Usaha
dan Badan Pendidikan serta Pelatihan. Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMIGAS) yang
diatur dalam UU 22/2001 bertentangan
2.2.1.1 Direktorat Jenderal Minyak dan dengan UUD 1945. Putusan ini berimplikasi
Gas Bumi (Ditjen Migas) pada dialihkannya tugas BPMIGAS kepada
Ditjen Migas mempunyai tugas merumuskan Pemerintah cq. Kementerian ESDM. SKK Migas
serta melaksanakan kebijakan dan adalah lembaga sementara sampai lembaga
standardisasi teknis di bidang migas. Selain tetap terbentuk dan memiliki kepastian hukum
merumuskan kebijakan, Ditjen Migas juga dalam UU Migas baru (lihat bagian 2.4.1.1
bertanggungjawab terhadap: Revisi UU Migas).
Penetapan rencana lifting untuk
SKK Migas bertugas melaksanakan
tahun mendatang berdasarkan daerah
pengelolaan kegiatan usaha hulu minyak dan
penghasil migas dan daerah administrasi
gas bumi berdasarkan Kontrak Kerja Sama.
pemerintahan dan melakukan rekonsiliasi/
Pembentukan lembaga ini dimaksudkan
perhitungan bersama realisasi lifting
supaya pengambilan sumber daya alam minyak
dengan daerah secara periodik;
Menawarkan WK Migas dan menetapkan
dan gas bumi milik negara dapat memberikan 24
manfaat dan penerimaan yang maksimal bagi
pemenang; negara untuk sebesar-besar kemakmuran
Gambar 10 Tugas dan Tanggung Jawab Instansi Pemerintahan di Sektor Pertambangan Minyak dan Gas Bumi
Regulator
Pelaksana
Ditjen
Ditjen Ditjen Ditjen
Keseimbangan
Perbendaharaan Anggaran Pajak
SKK Migas Ditjen Migas Fiskal
27 Pemerintah
Daerah
Sumber: Scoping Study Ernst & Young (EY)
Laporan Kontekstual 2015
Ditjen
Ditjen Minerba Ditjen Ditjen Ditjen
Keseimbangan
Perbendaharaan Anggaran Pajak
Fiskal
Verifikasi
pembayaran
Pengawasan Memonitor Memonitor bukti Memformulasi
produksi pembayaran pembayaran dan dan meng-
mengkalkulasi implementasi
pendapatan kebijakan
Kebijaksanaan dan pemerintah pajak
penerbitan izin usaha
Pemilik Izin Usaha
Bukti pembayaran
Provinsi
(Gubernur)
Usulan wilayah Penerbitan izin usaha Mekanisme
pertambangan dan pengawasan operasi Bagi Hasil
dan produksi Kabupaten/Kota
(Bupati/Walikota)
Penerbitan izin usaha
dan pengawasan operasi Sumber: Scoping Study EY
dan produksi
Sumber: Scoping Study EY
Laporan Kontekstual 2015 Tata Kelola Industri Ekstraktif
2.3 Sistem Kontrak dan Perizinan Perjanjian Kerja Sama Operasi (Joint
Industri Ekstraktif Operation Body JOB)
Beberapa PSC yang berlaku saat ini memiliki
2.3.1 Kontrak yang Berlaku di Sektor kontrak jenis Joint Operation Body (JOB-PSC)
Pertambangan Migas yaitu perjanjian antara pemerintah dengan
kontraktor yang terdiri dari Pertamina dan
Sistem Kontrak Bagi Hasil (Production
kontraktor lain, dimana Pertamina memiliki
Sharing Contract PSC)
kepemilikan pada JOB sebesar 50%. Pada
Sistem kontrak bagi hasil (PSC) adalah kontrak JOB, operasi dijalankan oleh badan operasi
yang umum berlaku dalam industri usaha hulu bersama yang terdiri dari perwakilan Pertamina
migas yang menempatkan negara sebagai dan perwakilan kontraktor dalam kontrak
pemilik dan pemegang hak atas sumber JOB. Perwakilan Pertamina dan perwakilan
daya migas. Di dalam kontrak ini diatur kontraktor secara bersama-sama menyetujui
ketentuan pembagian hasil produksi (in-kind) anggaran dan membuat rencana kerja dan
antara Pemerintah Indonesia dan kontraktor. peraturan/kebijakan. Kontrak JOB yang habis
Kontraktor menanggung resiko dan biaya masa kontraknya kemungkinan akan akan
eksplorasi serta pengembangannya, maka jika dikembalikan kepada pemerintah, selanjutnya
eksplorasi tidak berhasil menemukan migas pemerintah akan menetapkan pengelola
(dryhole) atau menemukan migas tetapi tidak selanjutnya. 28
ekonomis, kontraktor akan menanggung
seluruh biaya dari kegiatan ekplorasi tersebut. Kontrak bagi hasil pertambangan migas
Wewenang untuk memberikan IUP eksplorasi dan produksi berdasarkan UU 4/2009 diberikan kepada:
Tabel 4 Wewenang untuk Memberikan IUP Eksplorasi dan Produksi Berdasarkan UU 4/2009
Sumber: UU 4/ 2009
29 Sedangkan IPR dikeluarkan oleh Bupati/ Dengan adanya sistem perizinan seperti yang
Walikota dan IUPK dikeluarkan oleh Menteri dijelaskan di atas, maka Kontrak Karya dan
ESDM. IUPK diberikan tanpa melihat letak PKP2B yang merupakan perangkat kontrak
Laporan Kontekstual 2015
22 CNN Indonesia, KPK Minta Menteri tertibkan Izin Usaha Lahan, http://www.
cnnindonesia.com/nasional/20141115003841-12-11650/kpk-minta-menteri-
tertibkan-izin-usaha-lahan/. diakses pada 21 Juli 2015.
Laporan Kontekstual 2015 Tata Kelola Industri Ekstraftif
34
dengan kawasan hutan konservasi dan hutan misalnya sertifikat CNC menjadi persyaratan
lindung dan proses administrasi yang tidak bagi perusahaan yang ingin mendapatkan
sesuai dengan UU dan peraturan yang terkait. rekomendasi Eksportir Terdaftar (ET) dalam
kegiatan ekspor bahan tambang.
Kebijakan Clean and Clear (CNC)
Untuk menanggapi permasalahan di atas, Gambar 13 Kriteria CNC IUP
Ditjen Minerba mengeluarkan kebijakan Clean
and Clear (CNC) untuk memastikan apakah
IUP; (1) tidak tumpang tindih - dengan IUP
lain, hutan lindung, beda komoditas dan (2) ADMINISTRASI KEUANGAN
sudah melalui proses administrasi yang sesuai Tidak tumpang tindih Membayar kewajiban
dengan IUP lainnya, keuangan berupa
dengan UU dan peraturan terkait. Daftar IUP KK, PKP2B serta iuran tetap dan royalti
yang mendapatkan sertifikat CNC pertama dokumen
penerbitan Kriteria
kali dikeluarkan pada bulan Juli 2011 oleh sesuai aturan CNC Izin Usaha
Ditjen Minerba. Pertambangan
(IUP)
Salah satu manfaat dari sertifikat CNC yaitu
memberikan kenyamanan bagi investor TEKNIS
Laporan eksplorasi,
potensial atau peminjam dalam bertransaksi Laporan studi, Kelayakan
dengan perusahaan tambang terkait24. dan dokumen
lingkungan
Terlebih lagi, sertifikat CNC dapat menjadi
pemenuhan persyaratan untuk peraturan-
peraturan lain yang kemudian dikeluarkan,
Sumber: Ditjen Minerba, KESDM
Tabel 6 Status Izin Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Sebelum Korsup KPK)
Mineral Batubara
Status Total
Eksplorasi Produksi Eksplorasi Produksi
CNC 1.524 2.056 1.473 988 6.041
Non CNC 1.442 1.974 1.063 398 4.877
Sub Total 2.966 4.030 2.536 1.386
10.918
Total 6.996 3.922
% Non CNC/Sub Total 48% 49% 41% 29% 45%
Tabel 7 Status Izin Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara per Mei 2015 (Sesudah Korsup KPK)
Mineral Batubara
Status Total
Eksplorasi Produksi Eksplorasi Produksi
CNC 1.502 2.207 1.349 1.085 6.143
Non CNC 1.240 1.848 849 349 4.286
Sub Total 2.742 4.055 2.198 1.434 36
10.429
Total 6.797 3.632
Sumber: Persentasi Ditjen Minerba, Kementerian ESDM yang berjudul Monitoring dan Evaluasi atas Hasil
Korsup pertambangan Minerba Provinsi Maluku, Papua dan Papua Barat
Proses dan status terkini dari Korsup KPK dapat dilihat di laman http://acch.kpk.go.id/home
27 KPPN KP
Laporan Kontekstual 2015 Tata Kelola Industri Ekstraftif
selain melalui laman internet dan integrasi instansi teknis, dan tidak adanya informasi
e-filing dan e-SPT. Saat ini jumlah bank yang yang terintegrasi30.
berpartisipasi adalah sebanyak 38 bank dan 1
Posindo. jumlah ini akan masih bertambah . Terkait industri ekstraktif, Kementerin ESDM
melalui Permen ESDM 23/2015 mengatur
2.4.3.2 Pelayanan Terpadu Satu Pintu pendelegasian wewenang dalam hal
PTSP (National Single Window for pemberian perizinan migas dari Menteri ESDM
Investment - NSWi) kepada Kepala BKPM. Peraturan Menteri ini
menyederhanakan izin pemberian dari 106
Latar Belakang
jenis izin menjadi hanya 42 jenis izin dengan
Berdasarkan laporan Ease of Doing tetap memperhatikan SOP dari Ditjen Migas
Business, memulai bisnis di Indonesia dan menempatkan pejabat/pegawai Ditjen
memerlukan waktu 52,5 hari dengan Migas sebagai perwakilan di BKPM. Proses
10 jumlah prosedur yang diperlukan28. pendelegasian dilakukan secara bertahap pada
Waktu yang diperlukan untuk memulai bisnis 1 Agustus, 1 September, dan 1 Oktober 201531.
di Indonesia tersebut relatif lebih panjang
dibandingkan dengan rata-rata waktu yang PTSP dapat diakses di laman http://nswi.bkpm.
diperlukan oleh negara-negara Asia Timur go.id/wps/portal
Pasifik yang rata-rata memerlukan waktu 35
hari dengan 7 jumlah prosedur.
28 World Bank Group, Doing Business 2015, 12th Edition, h. 192 31 Presentasi Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Investasi dan Produksi, Workshop
29 Jakarta Globe, BKPM Takes Licensing Online,, http://thejakartaglobe.beritasatu. Jurnalis EITI, Bogor 7 September 2015.
com/business/bkpm-takes-licensingonline/, Desember 2014, diakses 6 Juli
2015.
30
NSWi, Tentang NSWi, http://nswi.bkpm.go.id/wps/portal/tentangnswi/ ,
diakses 6 Juli 2015
Laporan Kontekstual 2015 Tata Kelola Industri Ekstraktif
38
Halaman ini sengaja dikosongkan
03
PROSES ALOKASI DAN TENDER
WILAYAH KERJA MIGAS DAN WILAYAH
PERTAMBANGAN MINERBA
39
Laporan Kontekstual 2015
B
ab ini membahas proses perizinan di dapat dilaksanakan oleh Perusahaan dengan
pertambangan migas dan minerba, biaya dan resiko yang ditanggung sendiri dan
pengungkapan kontrak dan regulasi yang berdasarkan izin dari Menteri ESDM.
mengatur mengenai pengungkapan kontrak ke
publik, praktek cadastral information dan konteks Dari hasil interpretasi data dan hasil evaluasi
peraturan terkait pengungkapan beneficial owner Ditjen Migas menyiapkan desain Blok dan
kepada publik dari perusahaan-perusahaan di batas-batas WK.
sektor industri ekstraktif.
Penawaran Langsung
Penawaran langsung berasal dari usulan
3.1 Proses Penetapan dan Tender WK yang berasal langsung dari BU atau BUT
Wilayah Kerja Minyak dan Gas akan dievaluasi oleh Tim Penilai. Tim Penilai
Bumi menilai WK usulan BU dan BUT berdasarkan
data-data atau dokumen pendukung seperti
batas-batas WK usulan, potensi geologi,
3.1.1 Penetapan Wilayah Kerja (WK)
perkiraan cadangan, perkiraan produksi dan 40
Usulan WK dilakukan oleh Ditjen Migas dapat kajian keekonomian WK serta profil BU dan
didasarkan pada kajian data geologi regional, BUT. Perusahaan wajib melakukan presentasi
WK yang diusulkan berasal dari wilayah Jika usulan diterima, perusahaan wajib
terbuka, yaitu: melakukan studi bersama (joint study) dalam
Wilayah yang belum ditetapkan sebagai jangka waktu 7 bulan dan dapat diperpanjang
wilayah kerja 1 kali paling lama 4 bulan. Seluruh biaya dan
Bagian wilayah kerja yang disisihkan resiko ditanggung oleh perusahaan pengusul.
berdasarkan kontrak kerja sama atau Setelah hasil studi bersama diperoleh, Ditjen
disisihkan atas usul kontraktor/Menteri Migas melakukan penilaian ekonomis dan
teknis. Berdasarkan penilaian tersebut Ditjen
WK yang berakhir masa kontraknya
Migas mengusulkan wilayah studi bersama
menjadi WK. Perusahaan wajib menyerahkan
Wilayah kerja yang telah ditetapkan oleh
jaminan studi bersama sebesar 1 (satu) juta
Menteri ESDM dapat ditawarkan melalui
Dolar Amerika Serikat paling lambat 14 hari
penawaran lelang dan penawaran langsung.
sejak persetujuan penawaran langsung WK
diterbitkan yang mempunyai jangka waktu
Penawaran Lelang
selama berlakunya studi bersama.
Usulan WK yang berasal dari Ditjen Migas
didasarkan atas kajian yang meliputi kajian Sebelum penetapan WK dari kedua jenis WK
data geologi regional, data survei umum, usulan, Ditjen Migas menyampaikan kepada
permintaan pasar dan penemuan baru. Menteri ESDM mengenai usulan penetapan
Kegiatan survei umum sebagai penunjang WK. Kemudian, Menteri dan Ditjen melakukan
penyiapan WK diatur dalam PP 35/2004 konsultasi kepada pemerintah daerah.
yaitu meliputi survei geologi, survei fisika, Kemudian WK ditetapkan oleh Menteri ESDM.
survei geosifisika, dan survei geokimia yang
Proses Alokasi dan Tender Wilayah Kerja Migas dan
Laporan Kontekstual 2015 Wilayah Pertambangan Minerba
Studi bersama
Batas-batas WK
Evaluasi dan
Dokumen lelang
interpretasi data
Bentuk dan ketentuan
pokok kontrak kerja Evaluasi hasil
sama studi bersama
Lelang
3.1.2 Prosedur Lelang Wilayah Kerja lelang penawaran langsung) dari tanggal
Penawaran WK dilaksanakan oleh Ditjen Migas pengumuman lelang. Peniliaian dilaksanakan
dengan membentuk Tim Lelang (untuk WK berdasarkan penilaian teknis, keuangan, dan
lelang) dan Tim Penilai (untuk WK penawaran kinerja yang diterima oleh Tim Lelang/Tim
langsung). Kedua tim tersebut terdiri atas Penilai.
perwakilan Departemen dan SKK Migas
yang memiliki kompetensi di bidang teknis, 1. Penilaian teknis yang dilakukan terhadap:
ekonomi, hukum dan bidang lainnya sesuai komitmen survei seismik yang meliputi
dengan kebutuhan, serta ahli dari perguruan jenis, rencana lintasan, dan kuantitas
tinggi yang sesuai dengan kompetensi yang survei seismik;
dibutuhkan. komitmen jumlah pemboran sumur
taruhan (new field wildcat well) dan
Proses lelang WK dimulai dengan pengumuman rencana lokasinya yang didasarkan atas
lelang dan penerbitan dokumen lelang untuk hasil evaluasi geologi dan geofisika dan
masing-masing WK yang ditawarkan oleh justifikasi teknis;
Ditjen Migas. Perusahaan yang membeli Penawarkan teknis yang wajar dan
dokumen lelang akan dicatat sebagai calon dapat diimplementasikan akan menjadi
peserta lelang. Bagi perusahaan yang hendak pertimbangan
meneruskan proses lelang harus menyerahkan 2. Penilaian keuangan yang dilakukan
dokumen partisipasi paling lambat 120 hari terhadap:
(bagi peserta lelang) atau 45 hari (bagi peserta besaran bonus tanda-tangan;
Proses Alokasi dan Tender Wilayah Kerja Migas dan
Laporan Kontekstual 2015 Wilayah Pertambangan Minerba
Tabel 8 Jaminan Peserta Tender Lelang Wilayah Kerja Minyak dan Gas Bumi
43
Alur proses penetapan WK sampai dengan Pada tahun 2013 Pemerintah menawarkan 20
penandatangan kontrak dapat dilihat di website wilayah kerja termasuk 2 blok shale gas. Lebih
Laporan Kontekstual 2015
ESDM. Akan tetapi, alur yang terdapat di dari 70% WK yang ditawarkan berasal dari
website tersebut masih berdasarkan Peraturan wilayah timur. Akan tetapi hanya 6 WK yang
Menteri ESDM Tahun 2006, walaupun Menteri berhasil memiliki pemenang.
ESDM telah memperbaharui peraturan menteri
tentang tata cara penetapan dan penawaran Pemerintah mengumumkan lelang WK melalui
wilayah kerja minyak dan gas bumi dalam media cetak maupun elektronik atau pada
Permen ESDM 35/2008. laman Kementerian ESDM (www.migas.esdm.
go.id atau www.wkmigas.com).
3.3.1 Penawaran Pada Tahun 2012 dan
2013 Daftar pemenang penawaran WK dapat
Salah satu cara pemerintah untuk menaikkan dilihat di Lampiran 1. Pengumuman peserta
cadangan dan produksi migas selain pemenang dalam proses tender migas
mendorong kegiatan eksplorasi dari kontrak bukanlah praktek yang biasa dilakukan oleh
yang ada adalah dengan menambah jumlah Ditjen Migas, kami merekomendasikan agar
kontrak kerja sama baru. Tim Pelaksana dapat mendorong Ditjen Migas
dapat mengumumkan daftar peserta untuk
3.3.1.1 Penawaran WK Pada Tahun 2012 memenuhi standard EITI.
dan 2013
Pada tahun 2012 Pemerintah Indonesia
menawarkan WK dalam dua tahap. Tahap
pertama ditawarkan sebanyak 19 blok,
tahap kedua ditawarkan sebanyak 23 blok
dan terdapat penawaran 8 Blok gas metana
batubara (GMB) dan satu blok shale gas. Dari
total 51 Blok yang ditawarkan terdapat 36
pemenang tender.
Proses Alokasi dan Tender Wilayah Kerja Migas dan
Laporan Kontekstual 2015 Wilayah Pertambangan Minerba
WK Konvensional WK Non-
Periode
Konvensional
Penawaran Tanggal Penawaran Total
Lelang Penawaran
(jumlah WK) Langsung Langsung
2012 12 30 9 51
2012 (Tahap I) Maret 2012 5 14 - 19
2012 (Tahap II) Oktober 2012 7 16 25
2012 Juni 2012 8 8
2012 Nopember 1 1
2013 2 16 2 20
2013 (Tahap I) September 2013 2 16 - 18
2013 (Tahap II) Desember 2013 - - 2 2
Tabel 10 Target dan Capaian Realisasi Investasi di Sektor ESDM, Jumlah Penandatangan KKS, dan
Jumlah Penawaran WK
No Uraian Satuan Target Realisasi Capaian (%) Chart Capaian
Capaian 100%
1 Jumlah realisasi investasi di sektor energi dan sumber daya mineral
2012 Milyar US$ 36.96 28.78 78%
2013 Milyar US$ 41.78 27.82 67%
Jumlah Kontrak Kerja Sama di sektor energi dan sumber daya mineral yang
2
telah ditawarkan dan ditandatangani
a. Penawaran WK Migas Konvensional
2012 WK 35 42 120%
2013 WK 40 18 45%
b. Penandatanganan KKS Migas Konvensional
2012 KKS 28 13 46%
2013 KKS 30 13 43%
Tabel 11 Daftar Kontrak PSC yang akan Habis Masa Kontraknya sampai dengan Tahun 2021
Tahun Akhir
No. Wilayah kerja PSC Operator
Kontrak
1 Gebang 2015 JOB Pertamina-Costa Int Group Ltd.
2 Offshore North West Java 2017 PHE ONWJ Ltd
3 Lematang 2017 PT Medco E&P Lematang
4 Warim 2017 ConocoPhillips
5 Mahakam 2017 Total E&P Indonesie
6 Attaka 2017 Indonesia Petroleum Exploration Ltd
7 Tuban 2018 JOB Pertamina-Petrochina East Java
8 Ogan Komering 2018 JOB Pertamina-Talisman (Ogan Komering)
9 Sanga-Sanga 2018 Virginia Indonesia Co, LLC
10 Southeast Sumatra 2018 CNOOC SES Ltd
11 Blok B, onshore 2018 Exxonmobil Oil Indonesia Inc.
North Sumatra Offshore (NSO)/
12 2018 Exxonmobil Oil Indonesia Inc.
NSO Ext
13 Tengah 2018 Total E&P Indonesie
32 Rambu Energy.com, Indonesia Energy Ministry Says 17 Oil-Gas Contracts Will 34 Platts, Key Indonesia gas projects face delay due to uncertainty over PSC
Expire by 2019, http://www.rambuenergy.com/2015/01/indonesia-energy- extentions, http://www.platts.com/latestnews/ natural-gas/jakarta/key-
ministry-says-17-oil-gas-contracts-will-expire-by-2019/ , diakses 24 Juli 2015. indonesian-gas-projects-face-delay-due-to-27203470, diakses 24 Juli 2015.
33 IPA, Uncertainty Over Contract Extention Hampers Production, http://www.ipa.
or.id/news/detail/205, diakses 11 Oktober 2015
Proses Alokasi dan Tender Wilayah Kerja Migas dan
Laporan Kontekstual 2015 Wilayah Pertambangan Minerba
Tahun Akhir
No. Wilayah kerja PSC Operator
Kontrak
14 East Kalimantan 2019 Chevron Indonesia Company
15 Pendopo - Raja 2019 Pertamina-Golden Spike
16 Bula 2019 Kalrez Petroleum (Seram) Limited
17 Jambi Merang 2019 JOB Pertamina-Talisman (Jambi Merang)
18 Seram Non Bula 2019 CITIC Seram Energy Ltd
19 Malacca Strait,offshore 2020 EMP Malacca Strait S.A.
20 South Jambi B 2020 ConocoPhillips (South Jambi) Ltd
21 Makassar Strait, offshore 2020 Chevron Makasar Ltd.
22 Salawati Kepala Burung 2020 JOB Pertamina-Petrochina Salawati
23 Sengkang 2020 Energy Equity Epic (Sengkang) PTY, LTD.
24 Bentu Segat 2021 EMP Bentu Limited
25 Muriah 2021 PC Muriah Ltd.
26 Rokan 2021 PT Chevron Pacific Indonesia
27 Selat Panjang 2021 Petroselat Ltd.
ii. Jika Pertamina ditunjuk sebagai pengelola WP sendiri terbagi menjadi Wilayah Usaha
WK, Menteri ESDM menetapkan bentuk Pertambangan (WUP), Wilayah Pertambangan
dan ketentuan-ketentuan pokok kontrak Rakyat (WPR) dan Wilayah Pencadangan
termasuk komposisi PI. Negara (WPN). WUP adalah bagian dari WP
yang telah memiliki ketersediaan data, potensi,
BUMD dapat menjadi pemegang PI paling dan/atau informasi geologi. WPR adalah
banyak 10% bagi kedua pilihan tersebut (jika bagian dari WP tempat dilakukan kegiatan
BUMD belum memiliki partisipasi dalam WK usaha pertambangan rakyat. Sedangkan WPN
tersebut). adalah bagian dari WP yang dicadangkan
untuk kepentingan strategis nasional.
3.2 Proses Penetapan dan Pemberian Untuk menetapkan suatu WP, Pemerintah
Izin Wilayah Pertambangan Pusat (dibantu oleh Pemerintah Daerah)
melakukan kegiatan penyelidikan dan
Minerba
penelitian pertambangan. Dalam melakukan
kegiatan tersebut, Pemerintah dapat
3.2.1 Penetapan Alokasi Wilayah Usaha memberikan penugasan kepada lembaga
Pertambangan riset negara atau lembaga riset daerah. Dalam
47 3.2.1.1 Penetapan Wilayah kondisi tertentu Pemerintah dapat melakukan
Pertambangan kerja sama dengan lembaga riset asing setelah
Wilayah Pertambangan (WP) adalah wilayah mendapat persetujuan dari Menteri ESDM.
Laporan Kontekstual 2015
Penggunaan
Penentuan WIUP Pengumuman WIUP Penetapan WIUP
kawasan hutan
Sumber : PP 22/2010
Proses Alokasi dan Tender Wilayah Kerja Migas dan
Laporan Kontekstual 2015 Wilayah Pertambangan Minerba
Badan hukum peserta lelang menentukan luas wilayah WIUP yang dapat diikuti.
Tabel 13 Bentuk Badan Hukum yang Dapat Mengikuti Lelang Berdasarkan Luas WIUP
Area WIUP (Hektar)
Badan Hukum
<=1000 1000-5000 >=5000
BUMN -
BUMD
Perusahaan swasta nasional
Koperasi -
Perseorangan (orang, CV, firma) - -
PMA - -
Syarat utama yang harus dipenuhi peserta 3. Persyaratan keuangan meliputi antara lain:
lelang yang akan mengikuti proses Lelang a. Laporan keuangan tahun terakhir
WIUP adalah: yang telah diaudit oleh Kantor
50
1. Persyaratan administratif meliputi Akuntan Publik (KAP)
Permen 28/2013. Selain itu, hingga saat ini tidak langsung yaitu melalui pengalihan saham
belum terdapat tata cara perhitungan harga dari perusahaan induk atau perusahaan di atas
biaya data/informasi dan/atau biaya pengganti perusahaan pemilik kontrak atau IUP. Akan
investasi. Faktor teknis adalah usulan WIUP tetapi kepemilikan saham dari pemilik kontrak
mineral logam dan/atau batubara yang tidak dapat dialihkan sebelum masa operasi
diusulkan pemerintah daerah tidak dilengkapi produksi dimulai tanpa adanya izin tertulis dari
data dan informasi yang memadai dan tidak pemerintah.
dibuatnya peta maupun laporan sesuai kaidah
standar nasional pengolahan data geologi
sesuai dengan pasal 12 PP 22/2010 tentang 3.3 Deviasi dari UU dan Peraturan
wilayah pertambangan. Peta dan laporan yang Mengatur Proses Lisensi
yang tidak disusun sesuai dengan kaidah dan
standar sebagaimana diatur dalam ketentuan
di atas menyulitan dalam verifikasi dan
Sektor Pertambangan Migas
klarifikasi teknis baik dalam penentuan kisaran Pada Laporan Pemeriksaan Badan Pemeriksa
harga data maupun cek ulang lokasi oleh Keuangan (BPK) II Tahun 2014 melaporkan
pemenang lelang. adanya pemenang lelang wilayah kerja yang
tidak memenuhi persyaratan finansial dan
terdapat kontraktor yang terkendala dalam
51 Faktor kebijakan adalah banyaknya izin yang
memenuhi kewajiban dan komitmennya sesuai
diterbitkan oleh Bupati/Walikota yang belum
menyelesaikan kewajiban keuangan kepada dengan peraturan yang terkait proses tender.
Laporan Kontekstual 2015
negara maupun lingkungan. Selanjutnya Laporan BPK ini dapat diakses pada laman
jumlah izin pertambangan mineral logam http://www.bpk.go.id/assets/files/ihps/2014/II/
seperti nikel, tembaga dan bauksit tidak ihps_ii_2014_1428982182.pdf.
berbanding lurus dengan industri hilirisasi/
smelter di Indonesia. Berdasarkan kondisi Sektor Pertambangan Minerba
tersebut, Kementerian ESDM belum melihat Saat ini Pemerintah Indonesia sedang dalam
pentingnya pembukaan proses tender WIUP proses menata izin-izin usaha pertambangan
mineral logam dan batubara kecuali untuk yang dikeluarkan yang tidak sesuai dengan
komoditas yang sudah terdapat fasilitas smelter peraturan pemberian izin usaha wilayah
dan untuk komoditas yang pasokannya kurang pertambangan. Penjelasan mengenai proses
seperti besi atau batubara yang digunakan ini sudah dijelaskan pada bagian 2.4.2.2
sebagai pasokan PLTU atau smelter. tentang pembenahan IUP melalui sertifikasi
Clean and Clear serta Koordinasi dan Supervisi
(Korsup) KPK.
3.2.4 Pengalihan Kontrak dan IUP
PP 24/2012 melarang pengalihan IUP kepada
pihak lain kecuali dialihkan pada perusahaan 3.4 Pengungkapan Kontrak
yang 51% sahamnya dimiliki oleh pemegang (Contract Disclosure)
IUP tersebut. Pengaturan yang sama berlaku
untuk kontrak karya, dimana kepemilikannya
Regulasi Tentang Pengungkapan
sebagian atau seluruhnya tidak dapat dialihkan
Kontrak
kepada pihak lain kecuali mendapatkan
persetujuan tertulis dari pemerintah. Saat ini tidak ada UU atau peraturan
yang menghalangi institusi pemerintahan
Karena kesulitan dalam pengalihan dan perusahaan untuk mengungkapkan
bagian kepemilikan dalam kontrak atau ketentuan-ketentuan dalam kontrak. UU
IUP, pengalihan bagian kepemilikan pada 14/2008 mengatur kriteria informasi publik
prakteknya banyak dilakukan dengan cara yang wajib dibuka oleh badan publik, salah
satunya adalah informasi yang mengancam
Proses Alokasi dan Tender Wilayah Kerja Migas dan
Laporan Kontekstual 2015 Wilayah Pertambangan Minerba
hajat hidup orang banyak (Pasal 10) atau Sepanjang tidak termasuk informasi yang
perjanjian badan publik dengan pihak ketiga bersifat privat
(Pasal 11 ayat 1.e). Tetapi dalam prakteknya Informasi kontrak tidak berkonsekuensi
pengungkapan kententuan-ketentuan dalam mengungkap kinerja dan/atau kapasitas
kontrak baik oleh pemerintah dan perusahaan finansial perusahaan
masih sangat terbatas. Misalnya untuk kontrak
Pengecualian adalah mengenai informasi
bagi hasil (PSC), pengungkapan hanya sebatas
lokasi yang menyebut nama tempat
tanggal kontrak, periode kontrak dan jumlah
seperti nama Desa, Kecamatan dan Kota
komitmen pasti perusahaan.
yang merupakan informasi kekayaan alam
Indonesia yang dikecualikan dari informasi
Salinan izin usaha pertambangan minerba
publik dalam Lampiran B kontrak karya
dapat diakses oleh publik dengan mengajukan
tentang peta area kontrak.
permohonan resmi dengan melampirkan
kegunaannya kepada instasi pemberi izin
Keputusan KIP di atas telah dibatalkan oleh
(misalnya Gubernur dan Bupati/Walikota).
PN Jakarta Selatan berdasarkan tuntutan
Salinan kontrak pertambangan migas dan
dari BP Migas (sekarang SKK Migas) yang
minerba, berdasarkan keterangan Ditjen
berpendapat bahwa kontrak antara BP Migas
Migas dan Ditjen Minerba, adalah dokumen
dan perusahaan bukan termasuk informasi
yang sifatnya rahasia karena merupakan
publik. Kemudian KIP mengajukan kasasi 52
kesepakatan kedua belah pihak yaitu SKK
kepada MA namun permohonan tersebut
Migas dengan perusahaan (untuk sektor
kontrak pertambangan) terkait dengan perusahaan (data management agency) dari Pusat Data dan
yang masuk dalam ruang lingkup laporan EITI, Informasi (PUSDATIN) Kementerian ESDM38.
yaitu mengenai: i. pemilik lisensi; ii. koordinat dari Publik harus melakukan pembayaran jika ingin
wilayah pertambangan; iii. tanggal aplikasi, tanggal mendapatkan akses secara penuh atas jasa dari
izin/kontrak (date of award) dan durasi dari izin/ sistem ini. Prosedur pembayarannya dapat di
kontrak; dan iv. jenis komoditas yang diproduksi akses di laman Patra Nusa Data http://www.
(jika sudah berproduksi). patranusa.com/index.php/products-services/9-
data-access-services. Contoh informasi yang
Sektor Pertambangan Migas dapat diakses dalam Inameta Platinum dapat
Publik dapat mengakses informasi kadaster dilihat di Lampiran 8. Selain itu, Patranusa
yang disyaratkan oleh standar EITI dari berbagai juga menyediakan sistem versi sederhana (lite)
sumber, yaitu peta WK yang terdapat di dalam yang disebut Inameta Platinum Lite yang hanya
laporan tahunan SKK Migas atau peta wilayah menyediakan peta wilayah kerja dan informasi
kerja dari pihak ketiga (misalnya Patra Nusa lainnya seperti lokasi sumur yang dapat diakses
Data), Lampiran 1.1 1.2 dalam buku keempat di http://product.patranusa.com.
laporan EITI 2012-2013 dan Sistem Informasi
Geografis INAMETA yang berbayar. Sektor Pertambangan Minerba
Untuk pertambangan minerba, publik
53 Peta WK di dalam laporan tahunan SKK Migas dapat mengakses informasi kadaster yang
(http://www.skkmigas.go.id/publikasi/laporan- disyaratkan oleh standar EITI dari berbagai
tahunan) dan peta wilayah kerja migas dari sumber, yaitu jasa penyediaan sistem informasi
Laporan Kontekstual 2015
Patra Nusa data merupakan peta wilayah kerja data mineral dan batubara di kantor Ditjen
migas yang memuat informasi tentang letak, Minerba namun jasa ini berbayar, Lampiran
tipe kontrak (PSC/JOB), nama operator, tanggal 1.3 1.4 dalam buku keempat laporan EITI
efektif kontrak dan status operasi (eksplorasi 2012-2013 dan webGIS Minerba One Map
atau produksi) dari suatu WK tanpa merinci Indonesia (MOMI).
mengenai koordinat dan tanggal kadarluasa
untuk setiap WK. Jasa penyediaan sistem informasi data mineral
dan batubara di kantor Ditjen Minerba
Lampiran 1.1 - 1.2 dalam Laporan EITI buku dikenakan biaya PNBP sebagaimana diatur
keempat memuat daftar wilayah kerja yang dalam lampiran PP 9/2012 tentang jenis dan
termasuk dalam ruang lingkup laporan EITI tarif atas jenis penerimaan negara bukan
2012-2013, komposisi kepemilikan dari pajak yang berlaku pada Kementerian Energi
kontraktor wilayah kerja tersebut, tanggal dan Sumber Daya Mineral. Jasa pelayanan
kontrak, tanggal kadarluarsa kontrak, informasi tersebut termasuk jasa pelayanan
komoditas yang diproduksi dan provinsi dari pencetakan peta informasi wilayah izin
WK tersebut. usaha pertambangan/kontrak. Untuk
dapat mencetak peta tersebut pihak yang
Sistem Informasi Geografis (SIG) bernama berkepentingan harus terlebih dahulu memiliki
INAMETA Platinum adalah media informasi nomor Surat Keputusan (SK) dan nomor
bagi investor yang meliputi database keteknisan koordinat wilayah izin usaha pertambangan.
seperti data cekungan, seismik, laporan G&G Lampiran 8 menampilkan contoh informasi
dan lain-lain termasuk diantaranya informasi dalam peta yang disediakan dalam jasa ini.
kadaster seperti pemilik wilayah kerja, tanggal
kontrak dan kadarluarsa kontrak, produksi dan Lampiran 1.3 - 1.4 dalam Laporan EITI
peta area wilayah kerja. Aplikasi ini tersedia pada buku keempat memuat daftar perusahaan-
suatu web portal dan ruang data (data room). perusahaan minerba yang termasuk dalam
Portal dan ruang data ini dikelola oleh Patra ruang lingkup laporan EITI 2012-2013
Nusa Data (PND), sebuah pusat data pemerintah yang terdiri dari informasi mengenai nama
perusahaan, jangka waktu izin/kontrak, nama
38 http://www.patranusa.com/index.php/corporate-info/38-preface
Proses Alokasi dan Tender Wilayah Kerja Migas dan
Laporan Kontekstual 2015 Wilayah Pertambangan Minerba
komoditas yang diproduksi dan nama provinsi oleh dua regulator akan tetapi tidak spesifik
dari lokasi operasi perusahaan. untuk perusahaan yang bergerak di sektor industri
ekstraktif. Dua peraturan tersebut adalah:
Ditjen Minerba telah melakukan digitalisasi 1. Bagi perusahaan yang terdaftar di bursa
data yang mencakup informasi kadaster dalam efek diwajibkan untuk mengungkapkan
suatu geodatabase melalui sebuah aplikasi pemegang saham utama atau pengendali
Sistem Informasi Wilayah Pertambangan (ultimate shareholders) dalam laporan
yang dinamakan Minerba One Map Indonesia tahunannya berdasarkan peraturan
(MOMI). MOMI pada mulanya lebih bertujuan Bapepam Kep-431/BL/2012. Publik dapat
untuk memfasilitasi Pemerintah Daerah dalam mengakses laporan tahunan perusahaan
mendaftarkan wilayah izin pertambangan industri ekstraktif yang terdaftar di bursa di
di daerahnya ke dalam geodatabase agar laman bursa efek Indonesia (http://www.
Pemerintah Daerah dapat dengan mudah idx.co.id/id-id/beranda/perusahaantercatat/
melakukan monitoring dan melaporkan laporankeuangandantahunan.aspx)
Izin Usaha Pertambangan (IUP) di daerah
2. Bagi perusahaan luar negeri, dalam rangka
masing-masing. Lihat juga bagian 2.4.2.1
memohon pengurangan pajak PPh 26 atas
tentang Kebijakan Satu Peta. Akan tetapi hak
pendapatan bunga, dividen dan royalti (yang
akses MOMI belum diberikan kepada publik
diterima dari Indonesia) adalah perusahaan
sesuai dengan Peraturan Dirjen Minerba No.
yang merupakan pemilik manfaat sesuai 54
698.K/30/DJB/2014. Hak akses MOMI hanya
dengan kriteria dalam peraturan DJP PER - 62/
diberikan kepada pemerintah, Pemerintah
04
MANAJEMEN PENERIMAAN NEGARA
DARI INDUSTRI EKSTRAKTIF
55
Laporan Kontekstual 2015
B
agian manajemen penerimaan negara 4.1 Penerimaan Negara dan
mencakup pembahasan mengenai Kebijakan Fiskal yang Berasal
penerimaan negara yang dicatat dalam
Dari Industri Ekstraktif
sistem keuangan Pemerintah Pusat, proses
perencanaan dan audit anggaran negara (APBN),
rencana strategis Kementerian ESDM hingga tahun
4.1.1 Penerimaan Negara Berasal Dari
2019, serta penjabaran tentang dana bagi hasil
Industri Ekstraktif yang Dikelola
(DBH) migas yang bertujuan untuk pemerataan
dan Dicatat di Sistem Keuangan
pembangunan dalam rangka desentralisasi.
Pemerintah Pusat
Berdasarkan Laporan Keuangan Pemerintah
Pusat (LKPP) penerimaan negara dari industri
ekstraktif secara garis besar berasal dari
penerimaan pajak dan penerimaan negara
Laporan Kontekstual 2015 Manajemen Penerimaan Negara dari Industri Ekstraktif
Gambar 19 Penerimaan Negara yang Berasal dari Industri Ekstraktif yang Dilaporkan dalam LKPP
bukan pajak (PNBP) yang disetorkan ke kas dalam anggaran negara (APBN) dan tidak
memiliki dana cadangan (sovereign wealth and
negara seperti yang diilustrasikan dalam 56
Gambar 19. Kas negara ini dikelola oleh Ditjen development funds) atau lembaga investasi
Perbendaharaan yang pengelolaannya diatur negara yang mengelola dana yang berasal dari
Objek PBB sektor Migas didasarkan pada konsep dimana bumi (permukaan
dan tubuh bumi) dan/atau bangunan yang berada di dalam wilayah kerja atau
PBB
sejenisnya terkait pertambangan migas. Tata cara pengenaan PBB Migas diatur
dalam PER-45/PJ/2013.
PPN Produksi migas yang diambil langsung dari sumbernya dibebaskan PPN
Laporan Kontekstual 2015 Manajemen Penerimaan Negara dari Industri Ekstraktif
Kontraktor dibebaskan dari pemungutan bea masuk dan pajak dalam rangka
Bea Masuk dan Pajak Dalam
impor atas barang yang digunakan dalam operasi perminyakan pada
Rangka Impor
kegiatan eksplorasi dan kegiatan eksploitasi
Tabel 15 Tarif Pajak Penghasilan Perusahaan dan Bagian Pemerintah Berdasarkan Generasi PSC
Bag. Bag.
Bag. Bag.
Tahun Tarif pajak Tarif pajak Pemerintah Pemerintah
Tarif pajak Pemerintah Pemerintah
dimulainya penghasilan penghasilan - sebelum - setelah
gabungan - sebelum - setelah
PSC Umum - Dividen pajak pajak
pajak (Gas) pajak (Gas)
(Minyak) (Minyak)
Sebelum
45% 20% 56% 65,91% 85% 31,82% 70%
1984
1984-1994 35% 20% 48% 71,15% 85% 42,31% 70%
1995-2007 30% 20% 44% 73,21% 85% 46,43% 70%
2008 30% 20% 44% 55,36% 75% 28,57% 60%
2009 28% 20% 42.4% 37,5% 64% 28,6% 58,86%
2010 25% 20% 40% 40% 64% 31,5% 58,86%
Tarif pajak penghasilan pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 tidak ada perubahan.
Laporan Kontekstual 2015 Manajemen Penerimaan Negara dari Industri Ekstraktif
Gross Revenue
FTP 1
Investment Credit 2
Cost Recovery 3
58
Equity to be Split 4
DMO Volume 5
DMO Fee 6
tidak bisa dikembalikan dalam CR maupun Pendapatan pemerintah dalam bentuk in-kind
pajak penghasilan. sesuai dengan skema kontrak bagi hasil adalah
sebagai berikut:
4. Equity to be Split (ETBS) adalah jumlah lifting FTP bagian pemerintah
bruto yang telah dikurangi FTP, KI (jika ada), dan
Equity Share bagian pemerintah
CR. ETBS akan dibagi antara pemerintah dan
kontraktor sesuai dengan persentase ekuitas DMO net (DMO gross dikurangi dengan fee
dalam masing-masing PSC DMO yang dibayarkan kepada kontraktor)
39 PP 5/2004
40 PMK 139/2013
Laporan Kontekstual 2015 Manajemen Penerimaan Negara dari Industri Ekstraktif
Terdapat beberapa paket insentif yang Kebijakan Fiskal pada Sistem Perizinan
dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia pada Pertambangan Minerba
untuk menarik investor melakukan kegiatan Pemerintah Indonesia menerapkan beberapa
eksplorasi di Indonesia. Salah satunya berupa iuran dan pungutan yang wajib dibayarkan
kredit investasi yang saat ini tersedia sampai oleh pemegang IUP dan kontraktor dari KK
dengan 20% untuk WK dengan rate of return dan PKP2B berupa:
yang diperoleh Kontraktor diperkirakan lebih a. iuran tetap (landrent),
kecil dari 15% (Permen ESDM 8/2005). Sebagai b. iuran eksploitasi/produksi (royalti),
tambahan untuk mendorong pengembangan c. penjualan hasil tambang (PHT),
wilayah kerja, Menteri dapat menetapkan d. iuran kehutanan
bentuk dan besaran insentif (PP 79/2010),
namun tidak dijelaskan lebih lanjut mengenai Iuran Tetap
kriteria wilayah kerja yang dapat mendapatkan
Iuran tetap (land rent) adalah iuran atas wilayah
kredit investasi.
IUP yang dikenakan sejak diterbitkannya IUP.
Tarif iuran tetap merupakan tarif satuan atas
4.1.3 Kebijakan Fiskal pada Industri
nilai Dolar AS per luas area eksploitasi/eksplorasi
pertambangan Minerba
(hektar). Besarnya tarif dibedakan atas dasar
Pendapatan pemerintah dari industri tahap kegiatan dan status (perpanjangan atau
pertambangan minerba yang hanya dalam tidak), untuk KK dan PKP2B sesuai kontrak/ 60
bentuk kas akan dijelaskan pada bagian di perjanjian.
bawah ini.
Cara pembayaran iuran tetap untuk IUP sekali Penjualan Hasil Tambang (PHT)
dalam setahun, maksimal 30 hari setelah terbit Penjualan Hasil Tambang (PHT) adalah
SK IUP atau setiap ulang tahun tanggal SK IUP pungutan yang dikenakan terhadap pemegang
setiap tahunnya, sedangkan KK dan PKP2B kontrak PKP2B. PHT dihitung berdasarkan
dua kali dalam setahun setiap bulan Januari formula Dana Hasil Produksi Batubara (DHPB)
dan Juli. sebesar 13,5% dikurangi tarif royalti.
Tarif berdasarkan PP 9/2012 Sekitar 90% dari total penerimaan iuran ini
Royalti (Mineral) untuk KK dan IUP berasal dari perusahaan yang begerak di
bidang industri ekstraktif.
Komoditas Satuan Royalti
Nikel Per Ton 5% dari harga jual
Timah Per Ton 3% dari harga jual
Tembaga Per Ton 4% dari harga jual
Bauksit Per Ton 3,75% dari harga jual
Emas Per Kilogram 3,75% dari harga jual
Biji Besi Konsentrat 3,75% dari harga jual
Perak Per Kilogram 3,25% dari harga jual
Sumber: PP 9/2012
Cara pembayaran royalti untuk pemegang kontrak IUP, KK, PKP2B dibayarkan segera paling lambat 30 hari
atau sesuai kontrak (transaksi/pengapalan).
Laporan Kontekstual 2015 Manajemen Penerimaan Negara dari Industri Ekstraktif
K/L= Kementerian/Lembaga
Tujuan KPJM adalah untuk disiplin fiskal prioritas pembangunan dari Presiden,
yang bisa berjalan berkelanjutan, karena dibahas bersama dalam trilateral meeting
anggaran KPJM yang diajukan oleh K/L oleh K/L selaku chief operating officer
dengan skema prakiraan maju untuk (COO), Menteri Keuangan selaku chief
tahun berikutnya. financial officer (CFO), dan Menteri
Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) Perencanaan Pembangunan Nasional
atau Performance Based Budgeting (PPN)/Bappenas. Hasil dari pembahasan
(PBB). PBK merupakan penyusunan tersebut adalah Rancangan Undang-
anggaran yang dilakukan dengan undang (RUU) APBN dan Nota Keuangan
memperhatikan keterkaitan antara yang diajukan kepada DPR untuk dibahas
pendanaan dengan keluaran (output) dan lebih lanjut.
hasil yang diharapkan, termasuk efisiensi 3. Nota Keuangan APBN yang dipresentasikan
dalam pencapaian hasil dan keluaran kepada DPR dan APBN maupun APBN-P
tersebut. Penyusunan anggaran tersebut dapat diakses di laman http://www.
mengacu pada indikator kinerja, standar kemenkeu.go.id/uuapbn
biaya, dan evaluasi kinerja. Maksud dan 4. Tahap ketiga adalah pembahasan antara
tujuan PBK adalah: Pemerintah Pusat dan DPR dengan
Mengutamakan upaya pencapaian mempertimbangkan masukan dari DPD.
63 hasil kerja berupa keluaran (output) Setelah mendapatkan kesepakatan
dan hasil (outcome) atas alokasi antara Pemerintah Pusat dan DPR, DPR
belanja (input) yang ditetapkan
Laporan Kontekstual 2015
6. 1.
Pemeriksaan dan Perencanaan dan
Pertanggung- Penganggaran
jawaban APBN APBN (Januari-Juli)
5. 2.
Pelaporan dan Pembahasan APBN
Pencatatan APBN (Agustus-Oktober)
4. 3.
Pelaksanaan APBN Penetapan APBN
(sejak Januari) (Akhir Oktober)
64
Target
No Indikator Kinerja Satuan
2015 2016 2017 2018 2019
Ribu
1 Produksi/lifting energi fosil
boepd 6.934 6.799 6.650 6.569 6.595
a. Produksi minyak bumi Ribu bpd 825 830 750 700 700
Ribu
b. Lifting gas bumi
boepd 1.221 1.150 1.150 1.200 1.295
mmscfd 6.838 6.440 6.440 6.720 7.252
Ribu
c. Produksi batubara
boepd 4.888 4.819 4.750 4.669 4.600
Juta ton 425 419 413 406 400
2 Penandatanganan KKS Migas Kontrak 8 8 8 8 8
3 Rekomendasi Wilayah Kerja Wilayah 39 39 40 41 41
4 Produksi Mineral Ton
a. Emas 75 75 75 75 75
65
b. Perak 231 231 231 231 231
c. Timah 70.000 70.000 70.000 70.000 70.000
Laporan Kontekstual 2015
Dewan Energi Nasional (DEN) kondisi energi Indonesia di masa yang akan
DEN, sebagai salah satu tugasnya, melakukan datang, sehingga dapat menjadikan acuan
studi tentang kondisi energi Indonesia pada penyusunan kebijakan dan pengembangan
kurun waktu 2013 2050. Kondisi energi yang sektor energi di Indonesia.
diukur terdiri dari kebutuhan energi Indonesia
dan dibandingkan dengan penyediaan energi Dalam melakukan proyeksinya, DEN
baik yang berasal dari produksi maupun menggunakan dua pendekatan, yaitu
berasal dari impor. Proyeksi kondisi energi ini pendekatan skenario dasar (Business as Usual -
bertujuan untuk memberikan referensi bagi BaU) dan pendekatan skenario Kebijakan Energi
pemerintah dan pihak lain tentang prakiraan Nasional (KEN). Skenario BaU adalah skenario
Laporan Kontekstual 2015 Manajemen Penerimaan Negara dari Industri Ekstraktif
proyeksi dengan asumsi makro seperti kondisi yang di ringkas dalam Grafik 1. Pembaca
saat ini, tanpa adanya perubahan kebijakan diharapkan mengakses www.den.go.id. untuk
yang berlaku dan intervensi lainnya yang dapat mendapatkan informasi yang lebih rinci.
menekan laju konsumsi. Sedangkan skenario
KEN adalah skenario dengan asumsi adanya Proyeksi melalui pendekatan KEN, DEN
program dan usaha konservasi energi dan berharap dominasi konsumsi energi primer
efisiensi energi, sehingga konsumsi energi final yang berasal dari energi fosil (minyak bumi,
berkurang sesuai dengan target pemerintah gas bumi dan batubara) yaitu sebesar 92%
dalam Kebijakan Energi Nasional. Asumsi pada tahun 2013 diharapkan berkurang
yang digunakan dalam dua pendekatan dapat menjadi 77% pada tahun 2025 dan kemudian
dilihat lebih lanjut di buku Outlook Energi diharapkan terus berkurang menjadi 69%
Indonesia tahun 2014 yang dapat diakses pada tahun 2050. Perbandingan antara
pada laman http://www.den.go.id/index.php/ realisasi bauran energi pada tahun 2012 dan
outlookenergi/all. Di dalam laporannya DEN 2013 dan target bauran energi pada tahun
memproyeksikan produksi energi primer pada 2025 dan 2050 dapat dilihat di Grafik 2 dan
tahun mendatang sampai dengan tahun 2050 Grafik 3.
66
Grafik 1 Proyeksi Produksi Energi Primer oleh DEN Berdasarkan Skenario BaU dan Skenario KEN41
Gas Bumi
800 Minyak Bumi 140
700 305
102 600
600
71 459 185
Juta TOE
500
107
33 52 370
400 348
288
265 281 282
300
200
100 68 66 52
30 30 30 30 30
36 36 36 36 36 36 36 36
2020 2030 2040 2050
BaU KEN BaU KEN BaU KEN BaU KEN
Grafik 2 Bauran Energi pada Tahun 2012 dan 2013 Grafik 3 Target Bauran Energi Tahun 2025 dan 2050
2013 2050
8% 2050
8% 20%
23% 25%
20%
23% 31%
25%
30% 41%
29% 2012 31% 42% 2025
2025
22% 24%
30%
20% 22% 24%
30% 25%
25%
67
21%
Laporan Kontekstual 2015
42 Batas 4 km dari garis pantai adalah bagian dari kabupaten, dan batas 4-12
kilometer dari garis pantai menjadi bagian dari provinsi, yaitu provinsi sebagai
produsen.
Laporan Kontekstual 2015 Manajemen Penerimaan Negara dari Industri Ekstraktif
Rencana Penerimaan
per Prov, Kab./Kota
SK Daerah Penghasil dalam Rupiah
dan
Dasar Perhitungan
dari satu daerah, Menteri Dalam Negeri 5. Perkiraan alokasi DBH SDA Minyak Bumi
menetapkan daerah penghasil sumber dan/atau Gas Bumi untuk masing-masing
daya alam berdasarkan pertimbangan daerah ditetapkan paling lambat 30 hari
Menteri ESDM terkait, paling lambat setelah menerima ketetapan dari Menteri
60 hari setelah diterimanya usulan ESDM sebagaimana dimaksud pada butir
pertimbangan dari KementerianTeknis. 1, perkiraan bagian pemerintah, dan
3. Ketetapan Menteri Dalam Negeri perkiraan unsur-unsur pengurang lainnya.
sebagaimana disebutkan dalam butir 2
di atas menjadi dasar penghitungan DBH
SDA oleh Menteri ESDM. 4.4.1 Skema Dana Bagi Hasil untuk
Industri Ekstraktif
4. Menteri Keuangan menetapkan perkiraan
alokasi DBH SDA untuk masing-masing Skema Dana Bagi Hasil (DBH) Migas
daerah paling lambat 30 hari setelah Berikut skema perhitungan DBH pertambangan
diterimanya ketetapan dari Menteri ESDM. migas dan pertambangan minerba:
Gambar 25 Skema Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam (DBH SDA) Migas
69 PNBP Migas
Laporan Kontekstual 2015
D A E RA H P E N G H A SIL
Untuk pendidikan
dasar 0,40%
Sumber: PP 55/2005
Laporan Kontekstual 2015 Manajemen Penerimaan Negara dari Industri Ekstraktif
Skema pembagian DBH migas mengikuti Untuk penerimaan migas yang dihasilkan di
skema yang ditetapkan dalam UU 33/2004 provinsi-provinsi tersebut, 30% adalah untuk
dan PP 55/2005. Dari besaran PNBP migas, Pemerintah Pusat dan 70% untuk Pemerintah
15% dari hasil minyak dan 30% dari hasil Daerah dalam bentuk DBH migas. Sehingga
gas disalurkan ke daerah dalam bentuk DBH dari DBH migas yang umum Daerah Otonomi
Migas. Jumlah PNBP yang dibagihasilkan ke Khusus mendapatkan tambahan 55%
daerah hanya untuk penghasilan dari blok sedangkan 15% sisanya dibagi sama skema
yang beroperasi sampai dengan wilayah laut umum di atas. Sementara dari hasil gas bumi,
12 mil. PNBP dari blok penghasil di atas 12 Daerah Otonomi Khusus mendapatkan 40%
mil wilayah laut 100% dialokasikan untuk sedangkan 30% mengikuti skema umum
Pemerintah Pusat. Dari bagian daerah tersebut, seperti Gambar 25. Secara ringkas pembagian
dibagi menurut daerah penghasil baik provinsi porsi DBH Migas untuk Daerah Otonomi
maupun kabupaten/kota sesuai dengan skema Khusus ditunjukkan pada Tabel 19.
pada Gambar 25.
Pasal 36 UU 21/2001 mensyaratkan
Alokasi khusus (earmarked) untuk Pemerintah Provinsi Papua dan Papua barat
program tertentu. untuk mengalokasikan penerimaan DBH Migas
Tambahan DBH migas sebesar 0,5% paling sedikit 30% untuk biaya pendidikan dan
dialokasikan khusus (earmarked) untuk dana sekurang-kurangnya 15% untuk kesehatan 70
pendidikan di daerah tersebut. dan perbaikan gizi.
43 Saat ini SDA Migas hanya terdapat di Papua Barat sesuai dengan keterangan
dari Kasubdit Ditjen Perimbangan Keuangan dalam Workshop Jurnalis EITI.
Bogor, 7 September 2015.
44 Presentasi Kasubdit Ditjen Perimbangan Keuangan, Kebijakan DBH SDA.
Workshop Jurnalis EITI. Bogor, 7 September 2015. Karena Migas hanya
terdapat di Papua Barat.
Laporan Kontekstual 2015 Manajemen Penerimaan Negara dari Industri Ekstraktif
% Porsi (%)
Jenis DBH
Untuk Kab/Kota Kab/Kota Lain
Pertambangan Umum Provinsi
Daerah Penghasil dalam Provinsi
A. Land Rent Penghasil Kab/Kota 80 16 64 -
B. Land Rent Penghasil Provinsi 80 80 - -
C. Royalti Penghasil Kab/Kota 80 16 32 32
D. Royalti Penghasil Provinsi 80 26 - 54
Penjabaran mengenai proses penyaluran DBH dapat tersebut berada di kas daerah selama 3 bulan
dilihat pada laporan rekonsiliasi tahun 2012 2013. ke depan dan jumlahnya di atas rata-rata
nasional45.
4.4.2 Metode akuntabilitas dan efisiensi
pemakaian DBH Transparansi dan akuntabilitas
71 Pemantauan dan evaluasi Harga komoditas yang berfluktuasi dan
Untuk DBH yang dialokasikan khusus untuk penerimaan kas negara dari industri ekstraktif
Laporan Kontekstual 2015
pendidikan dasar, PP No. 55 /2005, pasal yang tidak dapat direkonsiliasi akan menyulitkan
32 dan 34 mengatur mengenai ketentuan publik dalam melakukan monitoring. Kondisi
pemantauan dan pengawasan yang ditugaskan tersebut menyebabkan pentingnya Pemerintah
kepada Menteri Keuangan, yaitu : Pusat untuk memberikan informasi yang
transparan mengenai informasi rinci tentang
1. Menteri Keuangan melakukan pemantauan
kuantitas penerimaan dari industri ektraktif,
dan evaluasi atas penggunaan anggaran
beserta formula yang digunakan sehingga
pendidikan dasar yang berasal dari DBH
publik dapat melakukan pengawasan secara
Migas.
memadai.
2. Apabila hasil pemantauan dan evaluasi
mengindikasikan adanya penyimpangan Untuk menyederhanakan dasar perhitungan
penggunaan anggaran untuk alokasi DBH, Kementerian Keuangan dalam arah
pendidikan dasar, Menteri Keuangan kebijakan ke depan akan melakukan
meminta aparat pengawasan fungsional reformulasi (menyederhanakan perhitungan)
untuk melakukan pemeriksaan. DBH dengan menggunakan prognosa pada
3. Hasil pemeriksaan tersebut dapat dijadikan akhir tahun, dan selisihnya dengan realisasi
sebagai bahan pertimbangan dalam akan diperhitungkan pada tahun berikutnya46.
pengalokasian DBH untuk tahun anggaran
berikutnya. Saat ini Kementerian Keuangan hanya
mempublikasikan jumlah prakiraan alokasi
Untuk DBH yang non-earmarked, Pemerintah dan realisasi dana bagi hasil yang dapat dilihat
Pusat memperhatikan dana bagi hasil yang di laman Direktorat Jenderal Perimbangan
menganggur (idle) di daerah. Jika terdapat Keuangan http://www.djpk.kemenkeu.go.id/
dana menganggur maka Pemerintah Pusat itd/ atau pada Lampiran dalam Laporan
tidak akan melakukan transfer dalam Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP)47.
bentuk dana melainkan dalam bentuk Surat
Utang Negara (SUN) ke Pemerintah Daerah. Tabel 21 adalah total realisasi alokasi DBH ke
Ketentuan ini berlaku jika dana menganggur daerah dari pemerintah pusat pada tahun
2012-2013.
45 Presentasi Kasubdit Ditjen Perimbangan Keuangan (Sesi Tanya Jawab), 47 Lampiran 6 dari Buku Ketiga juga memberikan daftar transfer dari Pemerintah
Kebijakan DBH SDA. Workshop Jurnalis EITI. Bogor, 7 September 2015. Pusat ke Pemerintah Daerah
46
Presentasi DJPK, Kementerian Keuangan yang disampaikan kepada
Musrenbang Rencana Kerja Pembangunan Prov. Kalimantan Timur
Laporan Kontekstual 2015 Manajemen Penerimaan Negara dari Industri Ekstraktif
Tabel 21 Total Realisasi Alokasi DBH Industri Ekstraktif Tahun 2012 2013
dalam Jutaan Rupiah
Gas Pertambangan Total
Tahun Minyak Bumi
Bumi Umum Alokasi
2012 26.486.848 20.573.996 12.508.311 59.569.155
72
05
TANGGUNG JAWAB
LINGKUNGAN HIDUP DAN
TANGGUNG JAWAB SOSIAL
73
Laporan Kontekstual 2015
P
erusahaan yang begerak dalam industri reklamasi lingkungan yang disebut dengan Dana
ekstraktif memiliki tanggung jawab Abandonment and Site Restoration (ASR) untuk
lingkungan dan tanggung jawab sosial. Dalam migas dan Dana Jaminan Reklamasi untuk minerba.
rangka tanggung jawabnya tersebut, perusahaan Selain itu, Perusahaan industri ekstraktif dapat
yang bergerak di bidang industri ekstraktif melakukan program tanggung jawab sosial dan
memiliki kewajiban untuk meyetorkan sejumlah lingkungan perusahaan, atau yang lebih dikenal
dana yang digunakan untuk biaya restorasi atau dengan istilah Corporate Social Responsibility (CSR).
Laporan Kontekstual 2015 Tanggung Jawab Lingkungan Hidup dan Tanggung Jawab Sosial
497
Peraturan Terkait
ASR fund adalah dana cadangan yang
digunakan untuk pemulihan kondisi lapangan 344
setelah operasi. Dana tersebut disetorkan oleh
kontraktor melalui rekening dengan nama 232
bersama yaitu SKK Migas dan kontraktor.
167
Kewajiban untuk menempatkan cadangan 134
dana tersebut saat ini terdapat dalam
ketentuan Kontrak Kerja Sama sesuai dengan
PP 35/2004. Kontraktor wajib mengalokasikan
ASR fund sejak tahap eksplorasi dan
2009 2010 2011 2012 2013
dilaksanakan melalui rencana kerja dan
anggaran. Penempatan alokasi dana ini
disepakati antara kontraktor dan SKK Migas.
Sumber: 74
http://www.skkmigas.go.id/statistik/statistik-asr
2. Jaminan reklamasi tahap operasi produksi Peraturan Menteri ESDM 2/2013 mengenai
untuk periode 5 tahun pertama wajib Pengawasan terhadap Penyelenggaraan
ditempatkan seluruhnya untuk jangka waktu Pengelolaan Usaha Pertambangan yang
5 tahun, namun jika ternyata umur tambang dilaksanakan oleh Pemprov dan Pemkab/Pemkot
kurang dari 5 tahun maka jaminan reklamasi mengatur bahwa Izin Pertambangan Rakyat (IPR)
tahap operasi produksi ditempatkan sesuai harus membuat rencana reklamasi dan rencana
dengan umur tambang. Serupa dengan pasca tambang berdasarkan dokumen lingkungan
penetapan jaminan reklamasi tahap eksplorasi, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
jenis jaminan ini ditetapkan oleh Ditjen Minerba sebelum diterbitkannya IPR.
atas nama Menteri, Gubernur, atau Bupati/
Walikota yang berwenang dan dicantumkan Tidak tersedia daftar yang bisa diakses oleh publik
dalam RKAB operasi produksi tahunan. Jaminan mengenai jumlah dana jaminan reklamasi yang telah
ini dapat berbentuk: disetor, baik oleh Ditjen Minerba maupun Pemda.
a. Rekening Bersama yang ditempatkan pada Namun, pada tahun 2010 2011, BPK melakukan
Bank Pemerintah atas nama bersama antara pemeriksaan untuk tujuan tertentu dan menemukan
Ditjen Minerba, Gubernur, atau Bupati/ 64 perusahaan yang tidak membuat rencana
Walikota dan pemegang IUP/IUPK Operasi reklamasi pasca tambang, dan 73 perusahaan
Produksi bersangkutan, tidak menyetorkan dana jaminan reklamasi,
75 b. Deposito Berjangka yang ditempatkan pemeriksaan serupa belum diadakan pada tahun
pada Bank Pemerintah atas nama bersama 2012 dan 2013. Pada tahun 2014 BPK melakukan
antara Ditjen, Gubernur, atau Bupati/ pemeriksaan kinerja atas pengawasan kegiatan
Laporan Kontekstual 2015
Walikota dan pemegang IUP/IUPK Operasi reklamasi49 area pertambangan untuk tahun 2013
Produksi bersangkutan, hingga November 2014 pada Dinas Pertambangan
c. Bank Garansi yang diterbitkan oleh Bank dan Energi Pemerintah Kabupaten Karimun
Pemerintah di Indonesia atau Bank swasta yang menyimpulkan bahwa kinerja pengawasan
nasional di Indonesia, kegiatan reklamasi terhadap perusahaan pemegang
d. Jaminan reklamasi dapat berbentuk IUP belum memadai, sehingga tidak diketahui
cadangan akuntansi (accounting reserve) perkembangan pelaksanaan kegiatan reklamasi
apabila pemegang IUP/IUPK Operasi Produksi sesuai dengan rencana yang ditetapkan50.
terdaftar pada bursa efek di Indonesia
(dengan penempatan saham >40%) dan
memiliki jumlah modal disetor minimal USD 5.3 Program Tanggung Jawab Sosial
50 juta. dan Lingkungan (CSR)
3. Jaminan Pasca tambang wajib terkumpul CSR merupakan bagian tak terpisahkan dari
seluruhnya dalam 2 tahun sebelum memasuki aktivitas Perusahaan sebagai bentuk komitmen
pelaksanaan pasca tambang. Jaminan pasca dan tanggung jawab terhadap masyarakat (yang
tambang ditempatkan dalam bentuk Deposito berhubungan langsung dan tidak langsung) serta
Berjangka yang ditempatkan pada Bank lingkungan sekitar, dengan memberikan kontribusi
Pemerintah atas nama bersama antara Ditjen pengembangan ekonomi dan bertanggungjawab
Minerba, Gubernur, atau Bupati/Walikota yang atas masalah-masalah sosial dan lingkungan51.
berwenang dan pemegang IUP/IUPK Operasi Dana tanggung jawab sosial ini bukan merupakan
Produksi bersangkutan. Penetapan besaran jenis pendapatan yang dicatat dalam laporan
jaminan pasca tambang ditetapkan oleh Dirjen keuangan pemerintah pusat.
Minerba atas nama Menteri, Gubernur, atau
Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya.
49 BPK, Hasil Pemeriksaan BPK Semester II tahun 2011 atas pengelolaan 51 CIFOR, Peraturan saja tidak cukup Pelajaran dari program tanggung jawab
PNBP dan DBH Sektor Pertambangan, http://www.bpk.go.id/news/hasil- sosial dan lingkungan (CSR) di Taman Nasional Kutai dan gagasan perbaikan
pemeriksaan-bpk-semester-ii-tahun-2011-atas-pengelolaan-pnbp-dan-dbh- ke depan, http://www.cifor.org/publications/pdf_files/infobrief/002_Brief.pdf,
sektorpertambangan, diakses 1 Agustus 2015 No. 02, April 2010, diakses 10 Agustus 2015.
50 Badan Pemeriksa Keuangan, Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester II tahun
2014, h. 122
Laporan Kontekstual 2015 Tanggung Jawab Lingkungan Hidup dan Tanggung Jawab Sosial
76
Pengolahan Air Bersih - PT Medco E&P Indonesia
77
Grafik 5 Dana CSR Perusahaan Pertambangan Migas dan Minerba Tahun 2009-2013
Laporan Kontekstual 2015
2.500 50%
2.175
40%
2.000
30%
1.612
1.569
1.377
Pertumuhan %
20%
1.500
1.218
Triliun Rp
1.870 10%
1.000
952 0%
1.391 1.570
1.002
-10%
500
-20%
78
Halaman ini sengaja dikosongkan
06
PENGELOLAAN INDUSTRI
EKSTRAKTIF DI INDONESIA
B
agian ini membahas mengenai gambaran
industri ekstraktif di Indonesia yang membahas
secara garis besar mengenai sebaran sumberdaya
dan cadangan industri ekstraktif serta gambaran
produksi/lifting termasuk kegiatan eksplorasi yang
signifikan. Kemudian dibahas mengenai kontribusi
industri ekstraktif pada perekonomian Indonesia yaitu
79 kontribusi terhadap PDB, penerimaan negara, ekspor
dan lapangan kerja.
Laporan Kontekstual 2015
Jumlah produksi
Minyak peringkat ke-23 dunia
Gas peringkat ke-10 dunia
Eksportir LNG terbesar ke-4
53 Data yang digunakan dalam bagian konteks global adalah data realisasi tahun
2013 kecuali dinyatakan lain.
54 EIA, Indonesia, http://www.eia.gov/beta/international/analysis.cfm?iso=IDN,
diakses 5 September 2015
Laporan Kontekstual 2015 Pengelolaan Industri Elstraktif di Indonesia
Batubara
Mineral lainnya
Selain itu tambang Garsberg, Papua adalah tambang emas terbesar dan tambang tembaga ketiga
terbesar di dunia.
6.2 Industri Minyak dan Gas Bumi water). Sementara di bagian timur Indonesia
sebagain besar cekungan sedimen terletak di
6.2.1 Potensi Sumberdaya dan bagian laut dalam (deep-sea offshore) 55.
Cadangan Minyak dan Gas bumi
Indonesia memiliki 60 cekungan sedimen
Kepulauan Indonesia secara geologis dibagi
(hasil penelitian terakhir Badan Geologi
menjadi dua bagian yaitu bagian barat dan
mengidentifikasi cekungan Migas sebanyak
bagian timur. Bagian barat terdiri dari pulau
128 cekungan)56 yang menyimpan potensi
Sumatra, Jawa, Kalimantan dan pulau-pulau
cadangan minyak dan gas bumi. Dari
diantaranya, dan bagian timur terdiri dari
total 60 cekungan sedimen, baru 38 yang
pulau Sulawesi, Maluku, Irian Jaya, Laut
sudah dieksplorasi. Terdapat 18 basin yang
Arafura, Laut Banda dan Laut Timor.
merupakan basin berproduksi57, dimana 75%
basin produksi tersebut terletak di bagian
Cekungan sedimen (sedimentary basin)
barat Indonesia. Di bagian timur Indonesia
merupakan salah satu ukuran dalam
terdapat 3958 tertiary dan pre-tretiary basin
menentukan potensi sumberdaya migas.
yang menunjukkan kekayaan hidrokarbon
Cekungan sediman (sedimentary basin) di
yang menjanjikan tetapi masih kurang terdapat
bagian barat Indonesia sebagian besar terletak
kegiatan eksplorasi.
di daratan (onshore) dan laut dangkal (shallow
81
Laporan Kontekstual 2015
Pada akhir tahun 2013 Indonesia memiliki cadangan cadangan gas bumi lebih tersebar di seluruh wilayah
minyak (3P) sebesar 7.390 Juta STB dan cadangan Indonesia yang cadangan terbesarnya berada di
gas (3P) sebesar 150 Triliun SCF. Cadangan minyak Natuna sebanyak 33% kemudian disusul oleh
bumi terkonsentrasi di pulau Sumatera yaitu sebesar cadangan di Pulau Sumatera yang memiliki 22%
61% lalu disusul oleh pulau Jawa sebesar 25% dan oleh Pulau Papua sebesar 16% dari cadangan
dari cadangan minyak bumi nasional. Sedangkan gas bumi Indonesia.
50,18
359,39 14,25
537,27
4.512,33 16,44 23,46
61,7
50,17
53,7
2,56
1.844,76
10,61 7,48
15,21
RRR, %
900 47% 54%
pada tahun 2012-2013, Reserve 63%
860
Replacement Ratio (RRR) dari
minyak bumi hanya sekitar 50% 850 36%
824
yang artinya penemuan cadangan
baru hanya dapat menggantikan
800 18%
50% minyak bumi yang telah 23%
diproduksi. 82
700 0%
2009 2010 2011 2012 2013
944
pemain baru yang mencapai 30% 950 100
Rata-rata ICP, US$/bbl
83 140
124
116
120
Laporan Kontekstual 2015
100
Lifting, juta barel
80
70
66
60
40
26
26
12
14
12
13
16
11
20
10
8
9
7
6
6
6
4
7
5
5
4
3
3
3
3
3
3
0
a
ra
pu
ng
au
or
a
n
J
ak
ur
CP
ng
ny
ta
ba
ka
W
at
ka
id
m
Ce
bu
an
ad
tt
in
ng
N
Sa
Tu
um
rr
a
Ri
Ro
+A
Ja
O
Se
La
Co
lim
tM
a-
Pa
S
ng
an
a
st
Ka
es
un
ak
Ea
Sa
W
at
st
ah
Ea
N
ut
M
h
So
ut
So
2012 2013
140
120
100
Lifting, Triliun Rupiah
74
72
80
60
40
26
28
13
15
17
12
14
12
20
10
8
9
8
6
6
6
5
6
6
4
7
6
6
3
3
3
3
3
3
0
a
ra
pu
ng
au
or
a
n
J
ak
ur
CP
ng
ny
ta
ba
ka
84
W
at
ka
id
m
Ce
bu
an
ad
tt
in
ng
N
Sa
Tu
um
rr
a
Ri
Ro
+A
Ja
O
Se
La
Co
lim
tM
a-
Pa
S
ng
an
a
st
Ka
es
un
ak
Ea
Sa
W
at
st
ah
Ea
N
ut
M
h
So
ut
So
2012 2013
Beberapa proyek yang menjadi andalan lapangan Indonesian Deep Water Development (IDD)
untuk meningkatkan produksi gas Bangka- Gendalo-Gehem, lapangan Jangkrik (Blok Muara
dalam 5 tahun ke depan antara lain Bakau) dan Tangguh Train- 3.
62 Nilai lifting menggunakan harga rata-rata satu tahun ICP dan harga rata-rata
gas, oleh karena itu tidak dapat dijadikan untuk memperhitungkan penerimaan
negara karena harga yang fluktuatif dan adanya perlakuan akuntansi dan
pengurangan pada saat pengakuan penerimaan negara. Lebih jelas tentang
perlakuan penerimaan negara pada rekening kas negara dijelaskan dalam
bagian rekonsiliasi.
63 SKK Migas, Laporan Tahunan 2012, h. 43.
Laporan Kontekstual 2015 Pengelolaan Industri Elstraktif di Indonesia
Lifting dan Nilai Lifting Gas Bumi Grafik 11 Lifting Gas Bumi 2009-2013
Berdasarkan Wilayah Kerja Utama
tahun 2012 - 2013
Grafik 12 dan Grafik 13
7200 11,0 12
menggambarkan blok-blok utama yang 10,5 10,7
menyumbang 80% lifting gas bumi
7000
nasional. Penyumbang lifting gas bumi 10
700
577
559
600
Lifting, Juta Mscf
452
447
500
346
332
325
331
400
300
143
129
200
97
88
94
75
72
64
56
66
57
100
55
47
39
30
39
38
40
32
42
40
29
37
30
0
or
"
JW
ng
ra
ra
a
a
"B
ng
ur
ur
ny
ea
ta
an
ak
at
at
gu
id
bu
N
ad
an
ad
in
ng
Sa
er
rr
um
m
a
tt
ok
O
ng
Ja
Se
La
Co
lim
M
Su
A
a-
Ka
Bl
lS
Ta
ng
&
st
bi
th
Ka
un
ra
e
am
m
Sa
Se
or
W
nt
at
st
Ja
N
ak
Ce
Ea
N
un
ah
d
at
ut
an
M
N
So
h
ut
2012 2013
So
90
Lifting, Triliun Rupiah
80
70
60
50
33,1
35,4
31,8
30,5
40
25,2
26,3
20,3
18,1
30
14,7
13,1
12,8
16,1
12,9
20 12,8
4,3
5,7
5,9
2,3
3,4
6,6
4,5
6,2
3,1
3,1
3,0
1,6
3,2
2,9
1,4
1,8
10
0
or
ga
JW
ng
ra
ra
a
a
ur
ur
ny
ea
ta
an
ok
ak
at
at
gu
id
ok
an
bu
N
ad
an
ad
in
ng
er
rr
um
m
tt
Bl
O
Bl
ng
-S
Ja
La
Co
tM
lim
M
Su
A
Ka
a
a
lS
Ta
ng
un
&
Se
bi
th
Ka
es
ra
am
m
Sa
at
or
a
nt
st
Ja
un
N
N
ak
Ce
Ea
h
at
ah
ut
86
N
an
M
So
h
ut
2012 2013
So
6.2.3 Kegiatan Eksplorasi yang Signifikan Proyek IDD merupakan proyek gabungan 4
di Sektor Pertambangan Migas wilayah kerja, yaitu Ganal, Rapak, Makassar
Tim Pelaksana memutuskan bahwa definisi Strait and East Kalimantan dengan mendirikan
proyek eksplorasi signifikan adalah proyek dua Floating Production Unit (FPU) hubs
eksplorasi yang memiliki cadangan pasti dan 1 subsea tie-back65. Chevron, Eni, Niko
terbukti dan akan memasuki tahapan Resources, Statoil, Total, and Hess adalah
eksploitasi (pengembangan). Menurut laporan perusahaan yang aktif di proyek ini.
SKK Migas tahun 2012 dan 2013 terdapat lima
proyek pengembangan yang signifikan dalam Proyek Abadi Inpex Masela terletak di Laut
hal besaran cadangan dan ruang lingkup Arafura, Maluku. Blok ini merupakan Blok
pekerjaannya (lihat Tabel 22). kerjasama antara Inpex (65%) dan Shell (35%).
Pengembangan proyek ini melalui skema kapal
Proyek Banyu Urip di Cepu (Jawa Timur) terapung (floating LNG) yang berkapasitas
telah dimulai sejak Agustus 2011. Blok ini 2.5 ton per tahun (MTPA). Proyek Masela
dioperasikan oleh ExxonMobil yang memiliki merupakan proyek pertama di Indonesia
PI 45% yang bekerjasama (joint venture) dengan metode floating LNG.
bersama Pertamina (45%) dan 4 perusahaan
BUMD (10%). Proyek pengembangan ini telah Proyek Tangguh train-3 merupakan
mengalami beberapa kali keterlambatan yang pengembangan lanjutan dari Blok Tangguh
disebabkan oleh permasalahan akuisisi lahan yang sebelumnya memiliki 2 train. Train-3 akan
dan perizinan64. SKK Migas memproyeksikan dibangun dengan kapasitas 3.8 MTPA. Blok ini
produksi puncak Blok Cepu sebesar 165 dioperasikan oleh British Petroleum.
ribu barel per hari yang diharapkan dapat
memperlambat penurunan produksi minyak Proyek Jangkrik dibangun dengan skenario
bumi nasional. unit produksi terapung (floating production
unit FPU) yang dapat memproses gas dan kondensat. FPU ini akan disambungkan dengan pipa gas
yang telah ada di Blok East Kalimantan untuk mengalirkan produksi gas ke Bontang LNG plant. Blok ini
merupakan kerja sama antara ENI (55%) dan GDF Suez (45%).
Produksi
Nama Proyek Lokasi Estimasi Produksi
Pertama
Banyu Urip project Blok Cepu, Jawa Timur Jan 2015 165 Mbopd
*Chevron mengajukan permohonan untuk menunda projek sampai dengan adanya kepastian perpanjangan PSC kontrak.
Estimasi produksi pertama berubah dari tahun 2016 menjadi tahun 2020.
250,0
Nilai Produksi Batubara66
2012
Grafik 16 menggambarkan nilai
192
200,0 2013
produksi batubara berdasarkan
161
15
4
7
7
0
2
la ter
a
ah an
bi
ku
ny
au
la nt
m t
m
n
ng nt
Se ma
Ti an
ng
in
Se a
Ri
n
Ja
Te ima
La
lim
Su
Be
Ka
l
Ka
Ka
66 Ditjen Minerba tidak memiliki data nilai produksi atau nilai penjualan dari
komoditas batubara selama tahun 2012-2013 sehingga Tim Pelaksana
menyetujui untuk memakai harga referensi, yaitu Harga Acuan Batubara
tahun 2012-2013 untuk menghitung nilai produksi batubara.
Laporan Kontekstual 2015 Pengelolaan Industri Elstraktif di Indonesia
Grafik 16 Nilai Produksi Batubara Berdasarkan Wilayah 6.3.3 Potensi Sumberdaya dan
Utama Cadangan Mineral
250,0
Secara geologi kepulauan
2012
209
150,0
Filipina yang membentuk kerangka
yang cukup rumit dan dinamis
100,0
sehingga cocok bagi pengendapan
mineral logam yang tersebar di
50,0 wilayah Indonesia. Papua memiliki
22
20
4
6
6
0
2
0
0 dan perak hampir 80% dari
total cadangan nasional. Hampir
ta a
lu
ta an
ur an
la ter
a
ah an
bi
ku
ny
au
la nt
m t
m
n
ng nt
Se ma
Ti an
ng
in
Se a
Ri
n
Te ima
lim
La
lim
Su
Be
Ka
l
Ka
Ka
KALIMANTAN MALUKU
SULAWESI
Bijih Besi: 68,4 Nikel: 461,8
Bauksit: 558,6 Nikel: 701,0 Tembaga: 76,0
Tembaga: 33,8
BABEL
Timah: 801
SUMATERA
Bijih Besi: 2.4
PAPUA
NUSA TENGGARA
Tembaga: 2.574,7
Tembaga: 349,1
JAWA Emas Primer: 2.574,7
Pasir Besi: 173,8
Tembaga: 11,3
Daftar sebaran sumber daya dan cadangan Nilai Produksi70 Mineral Utama
berdasarkan daerah dan komoditas dapat Nilai produksi mineral utama pada tahun 2013
diakses di http://webmap.psdg.bgl.esdm. secara keseluruhan lebih tinggi dibandingkan
go.id/geosain/neraca-mineral-strategis. dengan nilai produksi pada tahun 2012 yang
php?mode=administrasi disebabkan oleh kenaikan volume produksi
mineral terkait, walaupun terjadi penurunan
Pemerintah juga menyediakan peta sebaran harga komoditas di tahun 2013 dibandingkan
interaktif yang dapat diakses di http://webmap. dengan tahun 2012. Penurunan harga
psdg.bgl.esdm.go.id/pmapper_webmap/ komoditas utama yang paling signifikan adalah
pmapper-4.2.0/map_default.phtml harga nikel yang turun 14% dan emas yang
turun 15% pada tahun 2013 dibandingkan
Lampiran 7 merinci sumber daya dan cadangan dengan tahun 2012. Sebaliknya harga timah
mineral metalik per Desember 2013 yang juga mengalami penguatan sebesar 6% pada tahun
terdapat pada neraca sumber daya geologi 2013 dibandingkan dengan tahun 2012.
tahun 2013 dari Badan Geologi (http://psdg.
bgl.esdm.go.id/index.php?option=com_ Tabel 24 Nilai Mineral Utama Tahun 2012 - 2013
content&view=article&id=1062&Itemid=681). Dalam Triliun Rupiah
Mineral utama 2012 2013
91 6.3.4 Produksi dan Nilai Produksi
Logam tembaga 33 34
Mineral Utama
Emas 38 28
Volume Produksi Mineral Utama
Laporan Kontekstual 2015
Timah 19 21
Pada tahun 2013 terdapat kenaikan produksi
yang cukup signifikan untuk komoditas Bijih Nikel 12 16
bijih mineral karena perusahaan tambang Bijih bauksit 6 14
banyak yang menggenjot produksi sebagai Bijih dan pasir besi 9 21
antisipasi rencana pemerintah melarang
ekspor dan memberlakukan pajak bea keluar Sumber: Kementerian ESDM, USGS, BPS
progresif pada awal tahun 2014. Peraturan
ekspor timah yang harus melalui bursa timah
menyebabkan produksi timah turun di tahun
2013. Penurunan produksi emas tahun 2013
dikarenakan penurunan kualitas bijih emas di
tambang Garsberg dan Batu Hijau69.
Grafik 17 Kontribusi PDB Pertambangan Terhadap Total PDB (pada Harga Berlaku) Nasional
11,8%
592 96
600 462 483
333 396 7,0%
83 5,4% 5,6%
254 5,2% 5,3%
4,5%
400 5,0%
5% 4,7% 4,4%
4,5% 4,5%
200 255 290 370 387 401 3,0%
1,5% 1,5% 1,5% 1,5% 1,6%
0 1,0%
2009 2010 2011 2012 2013
Penggalian 83 96 109 124 142
93 Pertamabangan tanpa Migas 254 333 398 462 483
Pertambangan Minyak dan Gas Bumi 255 290 370 387 401
Laporan Kontekstual 2015
Sumber:
Sumber:BPS
BPS (PDB berdasarkan
(PDB berdasarkan lapangan
lapangan usahausaha pertambangan
pertambangan minyak
minyak dan dan(Migas)
gas bumi gas bumi
dan (Migas) dan
pertambangan tanpa Migas) pertambangan tanpa Migas)
Grafik 17 menggambarkan secara garis besar harga komoditas mineral. Namun, persentase
kontribusi sektor pertambangan Indonesia terhadap tersebut mulai menurun pada tahun 2013 yang
PDB nasional atas dasar harga berlaku. Secara menjadi 11,3% dari PDB nasional.
nominal, PDB sektor pertambangan pada kurun
waktu 2009-2013 terus tumbuh. Pertumbuhan Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDB
tersebut juga meningkatkan kontribusi sektor secara nasional terlihat tidak terlalu dominan yaitu
pertambangan pada PDB nasional, namun berkisaran antara 10-11% dari total PDB nasional.
komposisi PDB sektor pertambangan pada PDB Namun, kontribusi sektor pertambangan dalam
nasional mulai menurun pada tahun 2013. PDB [ekonomi] daerah seperti Papua, Bangka-
Belitung, Nusa Tenggara Barat dan Kalimantan
Tahun 2009 sektor pertambangan berkontribusi Timur memiliki peranan yang besar73.
sekitar 10,6% dari PDB nasional. Persentasi tersebut
terus naik yang pada puncaknya mencapai 11,8% PDB atas dasar harga berlaku berdasarkan lapangan
dari PDB nasional di tahun 2011 yang disebabkan usaha dapat dilihat di laman Badan Statistik Nasional
oleh kenaikan harga internasional pada berbagai http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1199.
29,7% 30,6%
500 35%
452,4
300 20%
251,9 76,9
49,2 15%
200 326,8
240,7 298,9
322,1
10%
202,8 94
100
7,9% 8,7% 5%
5,8% 7,7% 6,5%
*pendapatan dari minyak dan gas bumi merupakan Pada periode tahun 2009-2013, nominal
pendapatan pemerintah yang diterima dalam penerimaan negara dari sektor pertambangan
bentuk barang (in-kind) sehubungan dengan migas terus mengalami kenaikan yang pada tahun
kontrak bagi hasil (lihat bagian 4.1.2). 2011 kenaikannya cukup tajam dikarenakan
kenaikan yang cukup signifikan pada harga
Grafik 18 menggambarkan signifikansi kontribusi minyak mentah yaitu dari sekitar USD 80/barel
penerimaan negara pada kurun waktu 2009- menjadi di atas USD100/barel. Pada tahun 2012
2013. Kontribusi yang cukup tinggi yaitu sekitar dan tahun 2013 kenaikan penerimaan negara dari
30% - 33% dari total penerimaan negara yang pertambangan migas di saat penurunan lifting
menjadikan sektor ini sangat strategis. Kontribusi lebih disebabkan karena melemahnya nilai tukar
pertambangan migas berkontribusi sekitar 23%- Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat 2012-
25% dan sektor minerba yang berkontribusi sekitar 2013. Persentase kontribusi penerimaan negara
6%-9% dari total penerimaan negara. dari sektor pertambangan migas mulai menurun
dari 24,7% pada tahun 2011 menjadi 24,1% pada
tahun 2012 dan 22,7% pada tahun 2013.
Laporan Kontekstual 2015 Pengelolaan Industri Elstraktif di Indonesia
Pajak Penghasilan
83,46 88,75
Migas
BUKAN PAJAK 218,89 217,09 BUKAN PAJAK 24,48 29,00 243,37 246,09
Pendapatan Minyak
144,72 135,33 Royalti 15,51 18,03
Bumi *
Pendapatan dari
13,06 13,46 Iuran Tetap 0,36 0,59
Kegiatan Hulu
95 Pendapatan
- - - pengusahaan 0,47 0,59
Laporan Kontekstual 2015
hutan
TOTAL TOTAL
PENERIMAAN 322,14 326,78 PENERIMAAN 87,58 125,60 409,72 452,38
MIGAS MINERBA
TOTAL
TOTAL PENERIMAAN
1.338,11 1.438,89 PENERIMAAN 1.338,11 1.438,89 1.338,11 1.438,89
NEGARA
NEGARA
Rasio Penerimaan 24,1 % 22,7 % Rasio Penerimaan 6,5% 8,7% 30,6% 31,4%
Begitu pula halnya dengan penerimaan negara dari kombinasi antara kenaikan produksi batubara
sektor pertambangan minerba yang secara nominal dan pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar
terus mengalami kenaikan pada periode tahun Amerika Serikat pada tahun 2013.
2009-2013. Puncak tertinggi baik dari segi nominal
dan persentase terjadi pada tahun 2013. Kenaikan Tabel 26 merinci penerimaan negara dari industri
penerimaan negara pada tahun 2013 merupakan ekstraktif pada tahun 2012-2013.
Laporan Kontekstual 2015 Pengelolaan Industri Elstraktif di Indonesia
Grafik 19 Nilai Ekspor Sektor Pertambangan per Komoditas Utama, dalam Milyar USD
80 71,3
Nilai Ekspor Pertambangan per
Komoditas Utama, Milyar USD
64,2
70 59,5
4,7
60 50,8 2,6
3,0
50 27,2
36,5 6,9 26,2
40 24,5
5,1 18,5
30
13,8 22,9 20,5
20 18,1
13,7
8,9
10
7,8 10,4 13,8 12,3 10,2
0
2009 2010 2011 2012 2013
Lainnya 0,3 0,3 0,5 0,5 0,6
Bauksit 0,2 0,5 0,8 0,6 1,4
Bijih Nikel 0,3 0,5 1,4 1,5 1,7
Bijih Tembaga 5,1 6,9 4,7 2,6 3,0
96
Batubara 13,8 18,5 27,2 26,2 24,5
Gas Bumi 8,9 13,7 22,9 20,5 18,1
Grafik 20 Volume Ekspor Sektor Pertambangan per Komoditas Utama, dalam Juta Ton
Volume Ekspor Pertambangan per
Komoditas Utama, Juta Ton
700 620
509 527
600
500 409
400 313
300 424,3
353,4 384,3
200 298,8
234,8
100
0
2009 2010 2011 2012 2013
Lainnya 10,1 13,5 20,8 20,4 33,9
Bauksit 14,7 27,4 40,6 29,5 57,1
Bijih Nikel 10,4 17,6 40,8 48,4 64,8
Bijih Tembaga 2,3 2,6 1,5 1,1 1,5
Batubara 234,8 298,8 353,4 384,3 424,3
Gas Bumi 22,7 30,5 34,3 27,8 25,1
Minyak Bumi 18,0 18,1 17,8 15,0 13,0
Total 313 409 509 527 620
Total Ekspor 379 479 582 600 700
Sumber: BPS
Sumber: BPS
0
10
20
30
40
50
In
M d
0
1000.0
2000.0
3000.0
4000.0
5000.0
6000.0
ob (R one
Co il ok si ob (R one
no Ce a a 46,1 Co il ok si
co pu n) no Ce a a 5.254
ph Li 45,5 co pu n)
ill m ph Li 4.838
ip ite ill m
s( d 8,2 ip ite
To N s( d 868
ta at 9,6 To N
lE un ta at
u 948
& a lE
P 7,8 & na
Laporan Kontekstual 2015
B)
In P B) 841
do 6,2 In
ne IN do 622
CN sie PE ne IN
O (M X 7,7 CN sie PE
O O (M X 827
C ah 8,2 O
SE ak C ah 852
S SE ak
Pe B, am
7,3 S am
tr V, ) Pe B.
792
oc (S 7,9 tr V. )
hi ,E oc (S
,S hi .E 823
na U na .S
U
In M 5,2 M
Ch tl, ) Ch In
) 589
M ev 5,6 tl.
ed ro
(Ja
b M ev (Ja 595
n ed ro b
co In
un
co n un
E& g) 4,2 In
P
do E& do g) 445
In
ne 3,9 P ne
do s ia In sia 387
Co do
ne 3,7 ne Co
Pe s i , Pe s . 417
rt a 3,3 rt ia
am Vi (R am Vi ( 349
Grafik 22 Nilai Ekspor Minyak Bumi Tahun 2012 - 2013
in co im in co
Ri
m
a (S au a (S
H an ) 3,1 H an
au
) 359
ul g
u ga
2,9
ul
u 318
2012
Bl Bl
oc oc
BP k) 1,2 BP k) 133
Be Be
ra 1,0 ra 108
u u
Lt Lt
d, 1,4 d. 129
1,5 O 137
O th
th
2013
2013
er
er
s 11,9 s 1.284
Sumber: SKK Migas
12,6 1.297
Ekspor Gas berdasarkan Kontraktor diikuti oleh blok Natuna B yang dikelola oleh
Grafik 24 dan 25 menggambarkan ekspor gas ConocoPhillips yaitu sebesar 10% pada tahun
bumi dan LNG pada tahun 2012 dan 2013. 2012 dan 9% pada tahun 2013. Kemudian
Blok Mahakam yang dikelola oleh Total E&P blok Sanga-Sanga yang dikelola oleh VICO dan
Indonesie menyumbang ekspor gas alam blok Corridor yang dikelola oleh ConocoPhillips
terbesar yaitu sebesar 38% dari total ekspor yang menyumbang ekspor nasional masing-
gas bumi dan LNG Indonesia pada tahun masing sebanyak 9%-10% dari total produksi
2012 dan 39% pada tahun 2013. Kemudian nasional pada tahun 2012 dan 2013.
Grafik 24 Nilai Ekspor Gas Bumi dan LNG Tahun 2012 - 2013
6.834
8000,0 2012 2013
6.146
Nilai Ekspor Gas Bumi dan LNG,
7000,0
Sumber: SKK Migas
6000,0
5000,0
Juta USD
4000,0
1.708
1.453
3000,0
1.615
1.361
1.559
1.383
1.371
1.222
1.156
1.500
99 2000,0
895
716
786
545
418
459
381
348
342
412
208
207
139
119
117
1000,0
20
91
18
10
7
5
9
Laporan Kontekstual 2015
0
)
ap
)
g)
EP
m e
d.
M )
ar
c.
ur
A
ga
SO
BP ock
ka
B)
or
ga
ka si
.C
In
Lt
ak
n
as
ga )
CO aha one
ut
na
rid
ta
an
sia
bu
a
a
se
ak
in
Bl
(K
iri
un
l(
t
u
r
ra
-S
ne
(A
Ja
Pa
am
(M Ind
M
Co
W
(B
at
i
gy
at
O
Be
(
do
(N
le
n
rt
N
il
tl
BP
er
ps
ile
pe
an
P
ro
O
In
s(
ng
BP
Pe
In
&
En
il
i
ob
In
ill
(S
ve
il
O
ip
lE
na
ia
n
PT
ob
ph
ar
nM
ro
Ch
ill
Tr
ta
hi
ie
nM
ph
st
co
ev
To
em
oC
VI
xo
no
Ch
co
xo
tr
Ex
Pr
no
Co
Pe
Ex
Co
Grafik 25 Kuantitas Ekspor Gas Bumi dan LNG pada Tahun 2012 - 2013
440,9
500,0
2012 2013
390,0
Kuantitas Ekspor Gas Bumi dan LNG,
450,0
300,0
250,0
142,2
129,5
200,0
89,6
83,6
82,5
79,2
150,0
75,9
75,5
73,7
71,6
49,7
42,8
47,7
34,3
100,0
25,0
21,5
22,9
24,0
24,7
19,2
12,1
12,3
1,1
1,3
1,3
0,3
1,0
0,4
50,0
5,5
6,6
0
)
ap
)
g)
EP
m e
d,
M )
ar
c,
ur
A
ga
SO
BP ock
ka
B)
or
ga
ka si
,C
In
Lt
ak
n
as
ga )
CO aha one
ut
na
rid
ta
an
sia
bu
a
a
se
ak
in
Bl
(K
iri
un
t
u
or
ra
-S
ne
(A
Ja
Pa
am
il
(M Ind
M
W
(B
t
gy
at
O
a
Be
sC
do
(N
le
n
rt
N
il
tl
BP
er
ile
pe
an
P
ro
O
p
In
s(
ng
BP
Pe
In
&
En
il
i
ob
In
ill
(S
ve
il
rO
ip
lE
na
ia
n
PT
ob
ph
ar
nM
ro
Ch
ill
Tr
ta
hi
ie
nM
ph
st
co
ev
To
em
oC
VI
xo
no
Ch
co
xo
tr
Ex
Pr
no
Co
Pe
Ex
Co
250,0
2012
222,3
200,0 2013
166,3
Ekspor Batubara, Juta Ton
150,0
106,8
106,1
100,0
50,0
12,0
3,6
9,7
9,5
7,1
5,9
4,2
6,0
0,6
0,4
0
Kalimantan Kalimantan Kalimantan Sumatera Jambi Bengkulu Riau
Timur Selatan Tengah Selatan
6.5 Kegiatan Informal dalam Industri Batubara - Policy Paper dalam Focus Group
Ekstraktif Discussion yang dilaksanakan oleh APBI-
ICMA, yang berjudul Kajian Peningkatan
Tarif Royalti dan Penerapan Bea Keluar
Tim Pelaksana memutuskan untuk membahas
Batubara tahun 2013 yang membahas
kajian-kajian kontribusi informal yang tersedia
maraknya aktifitas pertambangan tanpa izin
di publik dalam rangka memenuhi standar EITI
dan perdagangan liar
nomor 3.4.a tentang kontribusi informal. Tidak
ditemukan kajian kontribusi informal dari industri
Policy Paper ini menyebutkan adanya kemungkinan
ekstraktif yang membahas secara komprehensif
penambangan dan perdagangan ilegal yang
atas keseluruhan kegiatan informal di industri
cukup signifikan. Metode yang digunakan adalah
ekstraktif. Beberapa kajian di bawah ini tidak kami
perbandingan data pasokan batubara baik yang
verifikasi dan merupakan kajian kemungkinan
diekspor maupun yang dikonsumsi di dalam negeri
adanya kehilangan penerimaan negara:
dan data produksi batubara pada tahun 2012
seperti di bawah ini:
Sumber: Policy Paper, Kajian Peningkatan Tarif Royalti dan Penerapan Bea Keluar Batubara, 2013, APBI-ICMA
74
PWC, Mining in Indonesia, h. 3
Laporan Kontekstual 2015 Pengelolaan Industri Elstraktif di Indonesia
Perbandingan data di atas terdapat sekitar 56.3 kegiatan korupsi dan penyalahgunaan hukum yang
juta ton batubara yang terverifikasi yang menurut mengakibatkan potensi kehilangan pendapatan
policy paper tersebut diduga berasal dari kegiatan negara.
penambangan ilegal. Lebih lanjut policy paper ini
memperkirakan penerimaan negara yang hilang Salah satu hasil investigasi yang dilaporkan dalam
dari produksi yang tidak terverifikasi yaitu sebesar laporan ini adalah potensi kehilangan pendapatan
US$ 340-459 juta yang berasal dari pembayaran negara yang diakibatkan banyaknya IUP yang tidak
royalti, PPh Badan, dan PPN (dengan asumsi harga memenuhi kriteria CNC (lihat bagian 2.4.2.2).
batubara US$40 58 per ton). Menurut laporan ini potensi pendapatan negara
yang hilang dari PNBP di 23 provinsi akibat IUP
Batubara dan Mineral Policy Brief yang yang tidak memenuhi kriteria CNC adalah sebesar
berjudul Indonesias mining sector: leaking Rp 1.3 triliun atau (US$96 juta). Detail potensi
revenues and clearing forests oleh Civil pendapatan yang hilang berdasarkan provinsi dan
Society Coalition Againts Mining Corruption. temuan lainnya dari studi ini dapat diakses pada
laman www.pwyp-indonesia.org.
Lembaga ini melakukan investigasi kegiatan
industri ekstraktif di 26 provinsi dimana terdapat
laporan dari masyarakat tentang adanya dugaan
102
07
BADAN USAHA MILIK NEGARA
B
UMN adalah badan usaha yang seluruh atau
sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara
melalui penyertaan secara langsung yang
berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan yang
diatur oleh UU 19/2003 tentang BUMN. Selain itu,
dalam pengelolaan usahanya, BUMN juga tunduk
pada UU 40/2007 tentang Perseroan Terbatas, UU
Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya khusus
103 bagi BUMN yang tercatat di Bursa Efek Indonesia,
UU Keuangan Negara dan UU Pemeriksaan dan
Laporan Kontekstual 2015
Pengawasan.
Selanjutnya UU BUMN ini mengatur dua bentuk 7.1 Hubungan BUMN dan
badan hukum BUMN, yaitu: Pemerintah
1. Perusahaan Umum (Perum)
Hubungan BUMN dengan Pemerintah Pusat dapat
Perum dimiliki 100% oleh Pemerintah dan
digambarkan secara garis besar dalam Gambar 31
kepemilikan tidak dibagi atas saham. BUMN
yang mengilustrasikan kewenangan kementerian
yang bergerak di sektor industri ekstraktif
dalam melakukan pengangkatan Direksi BUMN,
tidak ada yang berbentuk Perum.
pengawasan dan perumusan kebijakan teknis.
2. Perusahaan Perseroan (Persero)
BUMN yang berbentuk persero kepemilikan Menteri BUMN yang kedudukannya selaku
sahamnya dimiliki lebih dari 50% atau pemegang saham dalam Rapat Umum
seluruhnya oleh pemerintah dan memiliki Pemegang Saham (RUPS) pada persero
orientasi untuk mencari keuntungan. berwenang untuk menangani urusan
operasional/manajerial BUMN, termasuk untuk
Peranan BUMN cukup signifikan di dalam pengangkatan direksi berdasarkan keputusan
sektor industri ekstraktif di Indonesia. Pertamina Menteri BUMN. 104
menyumbang lifting minyak bumi sebesar 21% Menteri Keuangan sebagai pengelola kekayaan
Pemegang
Saham
Sektor/Teknis Sumber
Pendanaan
Dewan Komisaris
Direksi
Operasional Keuangan
Badan Usaha Milik Negara
PMK.02.2013.
Prosedur dan Mekanisme Penetapan
Laba Ditahan dan Pembayaran Dividen Audit Laporan Keuangan BUMN tahun
2012-2013 oleh Auditor Independen
BUMN membayar dividen kepada pemerintah
berdasarkan Pay Out Ratio (POR), yaitu Keempat BUMN yang bergerak di industri
persentase tertentu dari jumlah dividen yang ekstraktif pada tahun 2012-2013 telah
dibagikan dibandingkan dengan laba bersih diaudit oleh auditor independen. Publik dapat
BUMN. Nilai POR tersebut ditentukan tiap mengakses laporan keuangan BUMN tersebut
tahun oleh Rapat Umum Pemegang Saham pada masing-masing laman berikut ini:
Gambar 33 Alur Kas Penjualan Minyak Bumi Bagian Pemerintah dan Subsidi BBM
Kilang
penunjukan $$ penjualan
SKK Migas
$$ fee
KUN
107
Penjualan minyak
bagian negara
Laporan Kontekstual 2015
2012 2013
No. Produk
Volume Milyar Rupiah Volume Milyar Rupiah
1 Premium (juta kilo liter) 28,11 103.808 29,27 98.777
2 Minyak Tanah (juta kilo liter) 1,18 6.634 1,11 6.911
3 Solar (juta kilo liter) 15,46 65.017 15,88 69.876
4 LPG 3 kg (metric ton) 3.905.405 29.818 4.402.958 36.727
Total 205.277 212.291
Jumlah penggantian biaya subsidi yang proyek pembangunan DPPU Ngurah Rai
diterima oleh PT Pertamina (Persero) sesuai dengan perjanjian pinjaman tanggal
dari Pemerintah Indonesia 29 November 1994. Pinjaman tersebut harus
Dalam laporan arus kas Pertamina tahun 2013, dilunasi dalam 36 kali cicilan semesteran mulai
Pertamina menerima kas dari pemerintah Mei 2007 sampai dengan November 2024,
terkait subsidi dan imbalan jasa pemasaran dan dikenakan suku bunga 3,1% per tahun.
sejumlah USD 18,4 milyar (atau Rp 171,9
triliun) pada tahun 2012 dan USD 21,5 milyar Pinjaman Proyek Pembangunan Panas
(atau Rp 224,7 triliun) pada tahun 2013. Bumi Lumut Balai
Pada tanggal 29 Maret 2011 telah
Peran Pertamina dalam penjualan ditandatangani Loan Agreement IP-557 antara
minyak mentah/kondesat bagian Pemerintah Indonesia diwakili oleh Direktur
Pemerintah Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian
Sesuai dengan PTK BP Migas mengenai Keuangan dengan JICA, dengan Perusahaan
penjualan minyak mentah/kondesat bagian bertindak sebagai Executing Agency dan
negara, BP Migas dapat melakukan penunjukan PGE sebagai Implementing Agency, dengan
langsung minyak mentah atau kondesat yang total pinjaman sebesar 26.966.000.000
akan diolah oleh kilang dalam negeri. PT (nilai penuh) untuk jangka waktu penarikan
Pertamina (Persero) mendapatkan penunjukan pinjaman delapan tahun sejak dinyatakan 108
langsung sebagai penjual minyak mentah/ efektif.
Persentase Persentase
No Nama Perusahaan Saham Saham Bidang Usaha
(2012) (2013)
Eksplorasi dan produksi
1 PT Pertamina Hulu Energi 100% 100%
minyak dan gas
Eksplorasi dan produksi
2 PT Pertamina EP 99,99% 100%
minyak dan gas
Eksplorasi dan produksi
3 PT Pertamina EP Cepu 99,00% 100%
minyak dan gas
Eksplorasi dan produksi
4 PT Pertamina East Natuna 100% 100%
minyak dan gas
PT Pertamina EP Cepu alas dara dan Eksplorasi dan produksi
5 - 100%
Kemuning minyak dan gas
Eksplorasi dan produksi
6 Natuna 2 B.V - 50%
minyak dan gas
dan 2013
PT Pertamina (Persero) memiliki WK dari anak Kontrak Kerjasama setelah berlakunya
perusahaan seperti: Undang-Undang Migas No. 22 Tahun
PT Pertamina EP berupa Kontrak Bantuan 2001, tentang minyak dan gas bumi, Gas
Teknis (KBT)/Technical Assistance Contracts dan Metana Barubara/ Coal Bed Methane
(TAC) sejumlah 26 WK, ada 14 WK
Kontrak Kerja Sama Operasi (KSO) - Joint Operating Body-Production Sharing
Operation Cooperation (OC) Contract 30 Contracts (JOB-PSC) ada 8 WK
WK, PT Pertamina (Persero) Participating
Kontrak Unitisasi/ Unitisation Agreement Interests (PPI) 2 WK,
7 WK. Kepemilikan kontrak minyak dan gas di
luar negeri 2 WK
Sedangkan WK dari anak perusahaan PHE
yaitu: Daftar WK PT Pertamina (Persero) terdapat
Indonesian Participation Arrangements (IP) pada Lampiran 6.
ada 6 WK
Kontrak Kerjasama setelah berlakunya Perubahan kepemilikan wilayah kerja
Undang-Undang Migas No. 22 Tahun di wilayah Indonesia selama tahun 2012
2001, tentang minyak dan gas bumi 13 dan 2013
WK Tabel 30 adalah daftar akuisisi yang dilakukan
oleh Pertamina di wilayah Indonesia pada
tahun 2012 dan 2013 yang tersedia dalam
Laporan Tahunan Pertamina tahun 2012 dan
2013.
Laporan Kontekstual 2015 Badan Usaha Milik Negara
Tabel 30 Daftar Perubahan Kepemilikan Pertamina atas Wilayah Kerja Migas di Indonesia pada
Tahun 2012 -2013
Participating Nilai
No Nama Blok Penjual Interest (%) (dalam Catatan
ribuan USD)
2012
Talisman Resources
Onshore North
1 (North West Java) 5,0295% 39.000 -
West Java
Limited
Akuisisi saham
Anadarko Offshore
Blok Ambalat
Holding Company LLC
(33.75%),
Anadarko Offshore atas 100% kepemilikan
Blok Ambalat, Blok Blok Bukat
2 Holding Company 49.025 saham pada Anadarko
Bukat, Blok Nunukan (33.75%),
LLC Indonesia Nunukan,
Blok Nunukan
Anadarko Ambalat Ltd.,
(35%)
dan Anadarko Bukat
Ltd..
110
2013
Ditunjuk Pemerintah
Tanggung Jawab Sosial PT Pertamina Pemerintah memiliki modal saham pada PT Aneka
(Persero) Tambang (Persero) Tbk sebesar Rp 620 miliar di
Pengeluaran tanggung jawab sosial yang 2012 dan 2013. Pemerintah juga memiliki saham
dilakukan oleh perusahaan diantaranya Dwiwarna di PT Aneka Tambang (Persero) Tbk, yang
adalah tanggung jawab sosial perusahaan memberikan pemerintah hak veto dalam menunjuk
dan PKBL, untuk lebih lengkap informasi dan memberhentikan anggota dewan direksi dan
tersebut ada dalam laman resmi PT Pertamina komisaris, dalam menerbitkan saham baru dan
(Persero) (http://www.pertamina.com/social- dalam melakukan merger atau likuidasi PT Aneka
responsibility/) Tambang (Persero) Tbk.
(Persero) Tbk mencatatkan sahamnya di Australia Dividen dibayar kepada 303 157
Pemegang saham lain miliar miliar
Laporan Kontekstual 2015
Tabel 33 Daftar Anak Perusahaan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk yang Bergerak di Bidang
Industri Ekstraktif
Persentase Persentase
No Tipe kepemilikan Perusahaan saham saham Bidang Usaha
(2012) (2013)
Eksplorasi dan
1 Pemilikan langsung Indonesia Coal Resources 99,98% 99,98% operator tambang
batubara
Eksplorasi dan
2 Pemilikan langsung PT Antam Resourcindo 99,98% 99,98%
operator tambang
PT International Mineral Pertambangan
3 Pemilikan langsung 99,00% 99,00%
Capital Mineral
Eksplorasi dan
4 Pemilikan langsung PT GAG Naikel Indonesia 100% 100%
operator tambang
Eksplorasi dan
PT Citra Tobindo Sukses
5 Pemilikan langsung 100% 100% operator tambang
Perkasa
batubara
PT Nusa Halmahera Pertambangan
6 Asosiasi
Minerals
25% 25%
emas 112
Sumber: Annual Report PT ANTAM (Persero) Tbk 2012-2013
Berdasarkan laporan keuangan PT Aneka 7.4 PT. Bukit Asam (Persero) Tbk
Tambang (Persero) Tbk pada tahun 2012 dan Sejarah pertambangan batubara PT. Bukit Asam
2013 terdapat adanya resiko pengurangan IUP (Persero) Tbk di Tanjung Enim dimulai sejak zaman
dan Kuasa Pertambangan sebagai implikasi kolonial Belanda tahun 1919 dengan menggunakan
dari penataan IUP oleh pemerintah. Publik metode penambangan terbuka (open pit mining)
dapat mendapatkan informasi yang lengkap di wilayah operasi pertama, yaitu di Tambang
mengenai resiko ini dalam laporan keuangan Air Laya. Selanjutnya mulai 1923 perusahan
PT Aneka Tambang (Persero) Tbk pada laman beroperasi dengan metode penambangan bawah
http://www.antam.com. tanah (underground mining) hingga 1940,
sedangkan produksi untuk kepentingan komersial
Tanggung Jawab Sosial PT Aneka dimulai pada 1938. Seiring dengan berakhirnya
Tambang (Persero) kekuasaan kolonial Belanda di Indonesia status
PT Aneka Tambang (Persero) Tbk tambang menjadi pertambangan nasional. Pada
melaksanakan Program Kemitraan dan Bina 1950, Pemerintah RI kemudian mengesahkan
Lingkungan (PKBL) yang bertujuan untuk pembentukan Perusahaan Negara Tambang Arang
membantu pemerintah dalam melaksanakan Bukit Asam (PN TABA).
pembangunan yang lebih merata serta
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada tahun 1981, PN TABA kemudian berubah
113 status menjadi Perseroan Terbatas dengan nama
Realisasi PKBL PT Aneka Tambang (Persero) PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk.
Tbk pada tahun 2012 dan tahun 2013 sebagai Dalam rangka meningkatkan pengembangan
Laporan Kontekstual 2015
Sumber: Laporan Keuangan Audited PT. Bukit Asam (Persero) Tbk tahun 2012-2013
Daftar lengkap anak perusahaan dan perusahaan asosiasi PT. Bukit Asam (Persero) Tbk terdapat pada
Lampiran 5.
Tanggung Jawab Sosial PT. Bukit Asam Wilayah izin usaha penambangan PT Timah
(Persero) Tbk (Persero) Tbk meliputi Provinsi Bangka Belitung
Program CSR Perusahaan terdiri dari PKBL terdiri dan Kepulauan Riau, dengan sejumlah operasi
dari Program Pengembangan Masyarakat dan sekundernya berlokasi di Provinsi Kalimantan
Program Pembangunan Daerah. Selatan, Sulawesi Tenggara, Banten, dan DKI
Jakarta.
Realisasi Program CSR Perusahaan PT. Bukit
Asam (Persero) Tbk yang terintegrasi dalam Kepemilikan saham
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Tabel 40 Daftar Pemegang Saham PT Timah
(PKBL) PT. Bukit Asam (Persero) Tbk tahun (Persero) Tbk
2012 dan 2013 adalah: Porsi
Pemegang Saham Kepemilikan
Tabel 39 Realisasi Program CSR Perusahaan PT. (%)
Bukit Asam (Persero) Tbk
dalam Milyar Rupiah Pemerintah Indonesia 65%
Publik 35%
Tahun
Aktifitas
2012 2013 Sumber: Laporan Keuangan Audited PT Timah
(Persero) Tbk tahun 2012 & 2013
Hubungan Masyarakat 0 0
115
Pelayanan Masyarakat 0 0 Pemerintah memiliki saham Dwiwarna yang
Pemberdayaan memungkinkan pemerintah untuk memiliki
Laporan Kontekstual 2015
87 26
Masyarakat hak-hak istimewa dalam mengambil keputusan
Pembangunan strategis. Saham yang dimiliki oleh pemerintah
39 44
Infrastruktur adalah sebesar 1,7 triliun pada 2012 yang
Lingkungan 0 0 kemudian nilainya meningkat menjadi Rp 1,9
triliun pada tahun 2013.
TOTAL 126 70
Sumber: Formulir ORT PT. Bukit Asam (Persero) Tbk Laba ditahan dan dividen
tahun 2012-2013 Tabel 41 Pembayaran Dividen dan Laba
Ditahan PT Timah (Persero) Tbk
Informasi yang lebih lengkap tentang kegiatan Dividen dan laba 2012 (Rp) 2013 (Rp)
tanggung jawab sosial PT Bukit Asam (Persero) ditahan
dapat diakses pada laman http://www.ptba.
Dividen dibayar 448,39 215,79
co.id/en/csr kepada pemegang milyar milyar
saham
Dividen dibayar 291,45 140,26
7.5 PT Timah (Persero) Tbk kepada Pemerintah milyar milyar
PT Timah (Persero) Tbk didirikan pada tahun 1976 Dividen dibayar 156,94 75,53
berkantor pusat di Pangkalpinang, Bangka dan kepada Pemegang milyar milyar
telah menjadi perusahan terbuka dan terdaftar di saham lain
Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 1995. PT Laba ditahan 3,74 3,95
Timah (Persero) Tbk merupakan produsen timah dicadangkan triliun triliun
terbesar di Indonesia dan terintegrasi dalam Laba ditahan tidak 431,57 515,08
operasi eksplorasi, pertambangan, pengolahaan, dicadangkan milyar milyar
pemurnian (smelting) dan pemasaran. Selain itu, PT
Timah (Persero) Tbk merupakan eksportir terbesar Sumber: Laporan Keuangan Audited PT Timah
(Persero) Tbk tahun 2012 & 2013
timah di dunia yang berlokasi di Provinsi Bangka
Belitung.
Laporan Kontekstual 2015 Badan Usaha Milik Negara
Wilayah pertambangan yang dimiliki Realisasi PKBL PT Timah (Persero) Tbk tahun 2012
oleh PT Timah di wilayah Indonesia dan tahun 2013, yaitu:
pada tahun 2012 dan 2013
Konsesi pertambangan yang dimiliki oleh Tabel 43 Realisasi PKBL PT Timah (Persero) Tbk
dalam Milyar Rupiah
PT Timah (Persero) Tbk di wilayah Indonesia
pada tahun 2012 dan 2013 dapat dilihat pada Tahun
Aktifitas
Lampiran 6. 2012 2013
Hubungan Masyarakat 29 0
Perubahan kepemilikan (akuisisi dan
Pelayanan Masyarakat 1 0
divestasi) pada tahun 2012 dan 2013
Pemberdayaan
Pada periode tahun 2012 dan 2013 tidak 0 0
Masyarakat
ada perubahan kepemilikan atas wilayah
pertambangan yang dimiliki PT. Timah Pembangunan
0 0
(Persero) Tbk. Infrastruktur
Lingkungan 0 0
Tanggung Jawab Sosial PT Timah TOTAL 30 0
(Persero) Tbk
Salah satu wujud kepedulian PT Timah (Persero) Sumber: Formulir ORT PT Timah (Persero) Tbk tahun
2012 & 2013
Tbk terhadap lingkungan terutama di bidang
sarana & prasarana, pendidikan, pelatihan,
Informasi yang lebih lengkap tentang kegiatan
keagamaan dan olah raga serta program sosial
tanggung jawab sosial PT Timah (Persero) Tbk
lainnya yang dirangkum dalam satu Program
dapat diakses pada laman http://www.timah.com/
Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) serta
v3/ina/keberlanjutan/
program Corporate Social Responsibility (CSR).
Laporan Kontekstual 2015 Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
BP. 2014. Statistical Review. http://www.bp.com/en/global/corporate/about-bp/energy-economics/statistical-review-
of-world-energy/statistical-review-downloads.html. 1 Mei 2015
Badan Statistik Indonesia (BPS). 2014. Statistik Pertambangan Non Minyak dan Gas Bumi 2010-2013. Jakarta:BPS
Badan Statistik Indonesia (BPS). 2014. Statistik Pertambangan Minyak dan Gas Bumi 2009-2013. Jakarta:BPS
Badan Statistik Indonesia (BPS). 2013. Analisa Komoditi Ekspor 2006-2012. Jakarta: BPS
Badan Statistik Indonesia (BPS).. 2014. Statistik Indonesia 2014. Jakarta:BPS
Badan Statistik Indonesia (BPS). 2014. Statistik Indonesia (Statistical Yearbook Indonesia) 2014. Mei 2014. Jakarta:
Katalog BPS
Civil Society Coalition Against Mining Corruption. 2014. Policy Brief: Indonesias Mining Sector; leaking revenues
and clearing forests
CNN Indonesia. (2013). KPK Minta Menteri tertibkan Izin Usaha Lahan. Tersedia: http://www.cnnindonesia.com/
nasional/20141115003841-12-11650/kpk-minta-menteri-tertibkan-izin-usaha-lahan/. [21 Juli 2015]
Dewan Energy Nasional Republik Indonesia. 23 Desember 2014. Outlook Energy Indonesia 2014. Jakarta
Devi B, Prayogo D. 2013. Action Research report commissioned by the International Mining for Development
Centre: IM4DC Action Research Report. March 2013. Indonesia: Governance and Regulation; Community and
Environmental Sustainability.
117 Direktorat Jendral Mineral dan Batubara.. 2015. Monitoring dan Evaluasi atas Hasil Koordinasi dan Supervisi
Pertambangan Mineral dan Batubara Provinsi Maluku, Papua, dan Papua Barat. 13 Mei 2015. Ambon: KESDM.
Direktur Jendral Mineral dan Batubara. Bahan pada Indonesia Mining Outblook 2015. 2014. Kebijakan Mineral dan
Laporan Kontekstual 2015
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). (2013). Korsup Minerba KPK Cabut 400 IUP. Tersedia: http://kpk.go.id/id/berita/
berita-sub/2228-korsup-minerba-kpk-cabut-400-iup. [27 Agustus 2015]
Lubiantara, Benny. 2012. Ekonomi Migas: Tinjauan Aspek Komersial Kontrak Migas. Jakarta: Grasindo.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia. Maret 2013. Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
(LAKIP) tahun 2012. Jakarta
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia. Maret 2014. Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
(LAKIP) tahun 2014. Jakarta
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia. 2015. Rencana Strategis Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral 2015-2019. Jakarta
Ministry of Energy and Mineral Resources Republic of Indonesia. 15 April 2015. Presentation material: Indonesias
Effort In Maintaining Sustainable Mineral Development. Geneva: Directorate General of Mineral and Coal.
Menteri ESDM Paparkan Draf Revisi UU Migas. 10 April 2015. http://www2.esdm.go.id/berita/migas/40-migas/7219-
menteri-esdm-paparkan-draf-revisi-uu-migas.html?tmpl=component&print=1&page=. 10 Agustus 2015
Musrenbang Rencana Kerja Pembangunan Daerah Prov. Kalimantan Timur. 2015. Kebijakan Keuangan Daerah dan
Transfer ke Daerah, Dana Desa, Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Tahun Anggaran 2016. Jakarta:
Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
Naresworo, Satyo. 2014. Koordinasi dan Supervisi Pengelolaan Pertambangan Mineral dan Batubara di 12 Provinsi di
Indonesia. Warta Minerba Majalah Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara. 118
Nasir, Abdul. 2013. Sejarah Sistem Fiskal Migas Indonesia. Jakarta: Grasindo
DAFTAR KATA
Ajudikasi adalah proses penyelesaian perkara atau bentuk, sebaran , kuantitas dan kualitas dan ciri-
sengketa dipengadilan ciri yang lain dari endapan mineral tersebut dapat
Badan Usaha (BU) adalah perusahaan berbentuk ditentukan dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Uji
badan hukum yang menjalankan jenis usaha bersifat pengolahan dari pencontohan ruah (bulk sampling)
tetap, terus-menerus dan didirikan dan berkedudukan mungkin di perlukan.
di wilayah Indonesia Eksploitasi adalah rangkaian kegiatan yang bertujuan
Badan Usaha Tetap (BUT) adalah badan usaha yang untuk menghasilkan Minyak dan Gas Bumi dari Wilayah
didirikan dan berbadan hukum di luar Indonesia yang Kerja yang ditentukan, yang terdiri atas pengeboran
melakukan kegiatan di wilayah Indonesia. dan penyelesaian sumur, pembangunan sarana
pengangkutan, penyimpanan, dan pengolahan untuk
Barel (Barrel) adalah satuan ukur volume cairan yang
pemisahan dan pemurnian Minyalc dan Gas Bumi di
biasa dipakai dalam perminyakan; satu barel kira-kira
lapangan serta kegiatan lain yang mendukungnya
159 liter
Energi Baru adalah energi yang berasal dari sumber
Barel minyak per hari (Barrel Oil per Day - bopd)
energi baru
adalah jumlah barel minyak per hari yang diproduksi
oleh sumur, lapangan, atau perusahaan minyak Energi Terbarukan adalah energi yang berasal dari
sumber energi terbarukan.
Cadangan (Reserve) adalah endapan mineral yang
119 telah diketahui ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas Energi Final adalah energi yang langsung dapat
dan kualitasnya dan yang secara ekonomis, teknis, dikonsumsi oleh pengguna akhir.
hukum, lingkungan dan sosial dapat ditambang pada Energi Primer adalah energi yang diberikan oleh alam
Laporan Kontekstual 2015
saat perhitungan dilakukan. dan belum mengalami proses pengolahan lebih lanjut.
Cadangan Terbukti adalah minyak dan gas bumi yang Gas Bumi (Natural Gas): Semua jenis hidrokarbon
diperkirakan dapat diproduksi dari suatu reservoar berupa gas yang dihasilkan dari sumur; mencakup
yang ukurannya sudah ditentukan dan meyakinkan gas tambang basah, gas kering, gas pipa selubung,
sehingga eksploitasi dapat dilakukan secara ekonomik. gas residu setelah ekstraksi hidrokarbon cair dan gas
Cadangan Terkira (Probable Reserve) adalah basah, dan gas nonhidrokarbon yang tercampur di
sumber daya mineral terunjuk dan sebagian dalamnya secara alamiah.
sumberdaya mineral terukur yang tingkat keyakinan Geodatabase merupakan sebuah database yang
geologinya masih lebih rendah, yang berdasarkan menyimpan, mengelola suatu data, informasi geografis
studi kelayakan penambangan semua faktor yang dan data keruangan lainnya.
terkait telah terpenuhi, sehingga penambangan dapat Georeferensi merupakan prosedur awal yang
dilakukan secara ekonomik. harus dilakukan pada data-data mentah, status
Cadangan Potensial adalah minyak dan gas bumi tergeoreferensi mempunyai arti sudah berada pada
yang diperkirakan terdapat dalam suatu reservoar. posisi yang tepat di permukaan bumi, sesuai dengan
Earmarking dalam konteks pengelolaan keuangan sistem koordinat yang digunakan.
publik berarti suatu kondisi dimana sumber Hutan konservasi adalah kawasan hutan yang
pendapatan negara tertentu dialokasikan untuk berfungsi untuk pengawetan keanekaragaman
kegiatan atau pelayanan publik tertentu tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya.
Eksplorasi adalah kegiatan yang bertujuan Hutan lindung adalah kawasan hutan yang
memperoleh informasi mengenai kondisi geologi mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan
untuk menemukan dan memperoleh perkiraan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata
cadangan Minyak dan Gas Bumi di Wilayah Kerja yang air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah
ditentukan intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah.
Eksplorasi Rinci (Detailed Exploration) adalah Hutan produksi adalah kawasan hutan yang
tahap eksplorasi untuk mendeliniasi secara rinci mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan.
dalam 3-dimensi terhadap endapan mineral yang Industri Ekstraktif adalah segala kegiatan yang
telah diketahui dari pencontohan singkapan, mengambil sumber daya alam yang langsung dari
paritan, lubang bor, shafts dan terowongan. Jarak perut bumi berupa mineral, batubara, minyak bumi
pencontohan sedemikian rapat sehingga ukuran, dan gas bumi.
Laporan Kontekstual 2015 Daftar Kata
Informasi Publik adalah informasi yang dihasilkan, Undang-Undang secara berencana, terpadu dan
disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau diterima sistematis oleh DPR dan Pemerintah
oleh suatu badan publik yang berkaitan dengan Quasi fiscal expenditures adalah biaya yang
penyelenggara dan penyelenggaraan negara dan/atau dikeluarkan oleh Perusahaan baik BUMN maupun
penyelenggara dan penyelenggaraan badan publik swasta atas arahan Pemerintah yang pada umumnya
lainnya yang sesuai dengan Undang-Undang ini serta biaya tersebut dikeluarkan lebih rendah dari harga
informasi lain yang berkaitan dengan kepentingan pasar.
publik.
Komisi Informasi adalah lembaga mandiri yang Reserves replacement ratio (RRR) adalah rasio yang
berfungsi menjalankan UU 17/2008 dan peraturan dihitung dari penambahan cadangan terbukti dan
pelaksanaannya, menetapkan petunjuk teknis standar dibandingkan dengan volume produksi minyak dan
layanan informasi publik dan menyelesaikan sengketa gas bumi pada tahun yang sama.
informasi publik melalui mediasi dan/atau ajudikasi Saham Dwiwarna adalah saham yang dimiliki
nonlitigasi. oleh pemegang saham istimewa (golden share)
Komitmen pasti (Firm commitment) adalah rencana yang mempunyai hak lebih dibandingkan dengan
kerja/anggaran kontraktor sesuai dengan kontrak PSC pemegang saham lainnya. Hak lebih itu terutama
untuk tiga tahun pertama masa eksplorasi dalam proses penunjukan direksi Perusahaan. Di dalam
hukum pasar modal Indonesia, saham ini dimiliki oleh 120
Kondensat (Condensate) adalah 1) Hidrokarbon Pemerintah Indonesia dengan jumlah satu buah
yang pada tekanan dan suhu reservoir berupa gas
121
Halaman ini sengaja dikosongkan
Laporan Kontekstual 2015
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
LAMPIRAN
Lampiran 1: Daftar Penawaran Lelang Wilayah Kerja Dan Pemenang Lelang
Tahun 2012
No Wilayah Kerja Offshore/Onshore Lokasi Nama Pemenang Lelang
2012 - Konvensional Tahap I (Maret 2012 September 2012)
Penawaran Lelang
1 East Sokang Offshore Natuna Timur PT Equator Energy
Penawaran Langsung
1 Bireun Sigli Onshore NAD PT Aceh Energy*
12 Udan Emas Onshore Papua Barat Kris Energy (Udan Emas) B.V.
3 North East Sepanjang Offshore Jawa Timur tidak ada pemenang ***
122
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
No Wilayah Kerja Offshore/Onshore Lokasi Nama Pemenang Lelang
Penawaran Langsung
1 Merangin III Onshore Sumatera Selatan Cooper Energy Merangin III Ltd.
4 West Tuna Offshore Natuna Premier Oil West Tuna Ltd. ****
5 Offshore North X-Ray Offshore Laut Jawa Conrad Petroleum (V) Ltd
10 North East Tanjung Onshore Kalimantan Timur PT Anugrah Trimata Kaltim Energi
Kalimantan Tengah-
15 South Tanjung Onshore tidak ada pemenang***
Selatan
Penawaran Langsung
1 GMB Bontang Bengalon Kalimantan Timur Dart Energy International PTE. Ltd.
Catatan:
*) Pada saat itu ada masalah internal dengan Pemerintah Aceh. Pasca terbitnya PP 23/2015 , akan dibahas kembali tindak lanjutnya
123
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
**) Masih ada dispute tumpang tindih tentang wilayah Marlin dengan area pengembangan lapangan East Natuna (ex Natuna D
Alpha)
***) Peserta Lelang tidak memenuhi syarat
****) Dibatalkan, pemenang Lelang tidak bersedia menandatangan KKS / tidak sepakat draft KKS/ tidak menyerahkan jaminan
pelaksanaan
Tahun 2013
No Wilayah Kerja Offshore/Onshore Lokasi Nama Pemenang Lelang
2013 - Konvensional
Penawaran Lelang
1 East Seringapatam Offshore NTT tidak ada pemenang
Penawaran Langsung
3 North East Madura VI Offshore Jawa Timur Golden Code Commercial Ltd
Sumber: Sub Dit Pengembangan WK Migas Konvensional, Direktorat Pembinaan Usaha Hulu Migas, Ditjen Migas
124
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
125
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
No. Tanggal Wilayah Kerja Operator Komposisi Sebelum Pengalihan Interest Komposisi Sesudah Pengalihan Interest
13 10-Aug-12 Boney Bay Black Gold Ventures LLC Marathon Indonesia (Bone Bay) Limited 55% Black Gold Ventures LLC 100%
Black Gold Ventures LLC 45%
14 10-Aug-12 Kumawa Black Gold Kumawa LLC Marathon Indonesia (Kumawa) Limited 35% Black Gold Kumawa LLC 100%
Indonesia Kumawa Energy Limited 20%
Black Gold Kumawa LLC 45%
15 30-Aug-12 Lhokseumawe Zaratex N.V Zaratex N.V 100% Zaratex N.V 70%
Niko Resources (Overseas XXVII) Limited 30%
16 19-Oct-12 GMB Barito PT Transasia Energy Resources PT Transasia Energy Resources 100% PT Transasia Energy Resources 51%
ExxonMobil Exploration and Production Indonesia
(Barito CBM) Limited 49%
17 19-Oct-12 South Block A Renco Elang Energy Pte Ltd Renco Elang Energy Pte Ltd 51% Renco Elang Energy Pte Ltd 51%
PT Prosys Oil & Gas International 49% PT Prosys Oil & Gas International 14%
KRX Energy (SBA) Pte Ltd 35%
18 30-Nov-12 GMB Kapuas I PT TransAsia CBM BP Kapuas I Limited 45% PT TransAsia CBM 100%
PT TransAsia CBM 55%
19 30-Nov-12 GMB Kapuas II PT Kapuas CBM Indonesia BP Kapuas II Limited 45% PT Kapuas CBM Indonesia 100%
PT Kapuas CBM Indonesia 55%
20 30-Nov-12 GMB Kapuas III PT Gas Methan Utama BP Kapuas III Limited 45% PT Gas Methan Utama 100%
PT Gas Methan Utama 55%
Tahun 2013
No. Tanggal Wilayah Kerja Operator Komposisi Sebelum Pengalihan Interest Komposisi Sesudah Pengalihan Interest
1 8-Jan-13 North Ganal Statoil Indnesia North Ganai AS Niko Resources (North Ganal) Ltd 31% Niko Resources (North Ganal) Ltd 18,5%
North Ganal Energy Ltd 20% North Ganal Energy Ltd 18,5%
Statoil Indonesia North Ganal AS 19% Statoil Indonesia North Ganal AS 26%
ENI North Ganal Ltd 20% ENI North Ganal Ltd 24%
GDF Suez New Projects Indonesia BV 10% GDF Suez New Projects Indonesia BV 12,5%
2 30-Jan-13 South East Sangatta Salamander Energy (SE Salamander Energy (SE Sangatta) Limited 75% Salamander Energy (SE Sangatta) Limited 75%
Sangatta) Limited PT Kutai Timur Resources 25% Kutai Timur Resources (SE Sangatta) Limited 25%
3 18-Feb-13 Ketaapang PC Ketapang II Ltd PC Ketapang II Ltd 50% PC Ketapang II Ltd 50%
Petronas Carigali (Ketapang) Ltd 30% Petronas Carigali (Ketapang) Ltd 30%
Sierra Oil Service Limited 20% PT Saka Ketapang Perdana 20%
4 18-Feb-13 Cendrawasih Black Gold Cendrawasih LLC ExxonMobil Expolration and Production Indonesia Black Gold Cendrawasih LLC 100%
(Cendrawasih) Limited 49%
Black Gold Cendrawasih LLC 51%
126
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
No. Tanggal Wilayah Kerja Operator Komposisi Sebelum Pengalihan Interest Komposisi Sesudah Pengalihan Interest
5 5-Mar-13 GMB Barito Tapin ExxonMobil Expolration and ExxonMobil Expolration and Production Indonesia ExxonMobil Expolration and Production Indonesia
Production (Tapin CBM) Limited (Tapin CBM) Limited 70%
PT Trisakti Gas Methan 30%
6 18-Mar-13 Offshore North West Java PT Pertamina Hulu Energi ONWJ PT Pertamina Hulu Energi ONWJ 53,2500% PT Pertamina Hulu Energi ONWJ 58,2795%
(ONWJ) EMP ONWJ Ltd 36,7205% EMP ONWJ Ltd 36,7025%
Risco Energy (Java) BV 5,0000% Risco Energy (Java) BV 5,0000%
Talisman Resources (North West Java) Ltd 5,0295%
7 26-Apr-13 West Papua Black Gold West Papua IV LLC Niko Resources (West Papua IV) Ltd 21% Niko Resources (West Papua IV) Ltd 19,9%
Tately West Papua NV 20% Tately West Papua NV 10,1%
Statoli Indonesia West Papua IV AS 29% Statoil Indonesia West Papua IV AS 40%
Black Gold West Papua IV LLC 30% Black Gold West Papua IV LLC 30%
8 9-Apr-13 Budong-budong Harvest Budong-Budong BV Tately Budong-budong NV 35,1% Tately Budong-budong NV 28%
PT Gema Terra 0,5% PT Gema Terra 0,5%
Harvest Budong-Budong BV 67,4% Harvest Budong-Budong BV 71,5%
9 12-Apr-13 Lhokseumawe Zaratex NV Zaratex NV 70% Zaratex NV 100%
Niko Resources (Overseas XXVII) Limited 30%
10 18-Apr-13 South Bengara II Caelus Energy South Bengare II ACG (South Bengara II) Pte Ltd ACG (South Bengara II) Pte Ltd 43%
Pte Ltd Caelus Energy South Bengara II Pte Ltd 57%
11 26-Apr-13 Tuna Premier Oil Tuna BV Premier Oil Tuna BV 65% Premier Oil Tuna BV 65%
Moeco Tuna E&P Co Ltd 20% Moeco Tuna E&P Co Ltd 20%
GS Caltex Corporation 15% GS Energy Corporation 15%
12 26-Apr-13 Obi Niko Resources (Obi) Limited Niko Resources (Obi) Limited 51% Niko Resources (Obi) Limited 42%
Statoil Indonesia Obi AS 19% Statoil Indonesia Obi AS 40%
Zimorex NV 30% Zimorex NV 18%
13 26-Apr-13 Southwest Birds Head Total E&P Indonesia West Papua Total E&P Indonesia West Papua 100% Total E&P Indonesia West Papua 90%
PT Indika Multi Daya Energi 10%
14 20-May-13 South East Sangatta Salamander Energy (SE Salamander Energy (SE Sangatta) Limited 75% Salamander Energy (SE Sangatta) Limited 75%
Sangatta) Limited Kutai Timur Resources (SE Sangatta) Limitted 25% PT Kutai Timur Resources 25%
15 31-May-13 Bangkanai Salamander Energy (SE Salamander Energy (Bangkanai) Limited 69% Salamander Energy (Bangkanai) Limited 39%
Bangkanai) Limited Bangkanai Petroleum (L) Berhard 15% PT Saka Bangkanai Klemantan 30%
Salamander Energy (Central Kalimantan) Limited 11% Bangkanai Petroleu (L) Berhard 15%
Mitra Energia Bangkania Limited 5% Salamander Energy (Central Klimantan) Limited
11%
Mitra Energia Bangkania Limited 5%
16 13-Jun-13 Cendrawasih Black Gold Cendrawasih LLC Black Gold Cendrawasih LLC 100% Black Gold Cendrawasih LLC 70%
Repsol Exploration Cendrawasih I BV 30%
17 7-Jun-13 Masela Inpex Masela Ltd Inpex Masela Ltd 60% Inpex Maseia Ltd 65%
127
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
No. Tanggal Wilayah Kerja Operator Komposisi Sebelum Pengalihan Interest Komposisi Sesudah Pengalihan Interest
PT EMP Energi Indonesia 10% Shell Upstream Overseas (I) Limited 35%
Shell Upstream Overseas (I) Limited 30%
18 27-Jun-13 Halmahera-Kofiau Niko Resources (Halmahera Black Gold Halmahera Kofiau LLC 30% Black Gold Halmahera-Kofiau LLC 30%
Kofiau) Limited Niko Resources (Halmahera-Kofiau) Limited 21% Niko Resources (Helmahera-Kofiau) Limited 50%
Tately Halmahera NV 20% Tately Halmahera NV 20%
Statoil Indonesia Halmahera-Kofiau AS 29%
19 22-Jul-13 Bengara I PT Medco E&P Bengara PT Medco E&P Bengara 58,33% PT Medco E&P Bengara 100%
Salamander Energy (Bengara) Limiteed 41,67%
20 22-Jul-13 Bangkanai Salamander Energy (Bangkanai) Salamander Energy (Bangkanai) Limited 39% Salamander Energy (Bangkanai) Limited 54%
Limited PT Saka Bangkanai Klemantan 30% PT Saka Bangkanai Klemantan 30%
Bangkanai Petroleum (L) Berhard 15% Salamander Energy (Central Kalimantan) Limited
Salamander Energy (Central Kalimantan) Limited 11% 11%
Mitra Energia Bangkania Limited 5% Mitra Energia Bangkania Limited 5%
21 22-Jul-13 Simenggaris PT Medco E&P Simenggaris PT Pertamina Hulu Energi Simenggaris 37,5% PT Pertamina Hulu Energi Simenggaris 37,5%
PT Medco E&P Simenggaris 41,5% PT Medco E&P Simenggaris 62,5%
Salamander Energy (Simenggaris) Limited 21%
22 24-Jul-13 GMB Sekayu PT Medco CBM Sekayu South Sumatera Energy Inc 50% South Sumatera Energy Inc 28,5%
PT Medco CBM Sekayu 50% Ephindo Sekayu CBM Inc 21,5%
PT Medco CBM Sekayu 50%
23 12-Aug-13 Bangko Petrochina Internationall Bangko Petrochina International Bangko Ltd 75% Petrochina Internattional Bangko Ltd 100%
Ltd SK innovation Co Ltd 25%
24 23-Aug-13 West Madura Offshore Pertamina Hulu Energi West Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (WMO) Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore
Madura Offshore (WMO) 80% (WMO) 80%
Kodeco Energy Co Ltd 20% Kodeco Energy Co Ltd 10%
PT Mandiri Madura Barat 10%
25 2-Sep-13 Palangkaraya Petcon Borneo Limited Petcon Borneo Limited 100% Petcon Borneo Limited 51%
ConocoPhillips 49%
26 6-Sep-13 Gurita Lundin Gurita BV Lundin Gurita BV 100% Lundin Gurita BV 90%
Nido Petroleum Indonesia (Gurita) Pty Ltd 10%
27 6-Sep-13 Cakalang Lundin Cakalang BV Lundin Cakalang BV 100% Lundin Cakalang BV 90%
Nido Petroleum Indonesia (Cakalang) Pty Ltd 10%
28 10-Sep-13 Baronang Lundin Baronang BV Lundin Baronang BV 100% Lundin Cakalang BV 90%
Nido Petroleum Indonesia (Baronang) Pty Ltd 10%
29 9-Okt-13 Kerapu PearOil (Tachylyte) Limited PearOil (Tachylyte) Limited 100% PearOil (Tachylyte) Limited 70%
Japex West Natuna Limited 30%
30 17-Okt-13 Northwest Natuna AWE (Northwest Natuna) Pte Ltd AWE (Northwest Natuna) Pte Ltd 100% AWE (Northwest Natuna) Pte Ltd 50%
Santos Netherlands BV 50%
128
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
Lampiran 3: Ketentuan Ketentuan Pokok dalam Kontrak yang Berlaku di Industri
Ekstraktif
Kontrak bagi hasil minyak dan gas bumi
Dapat dilihat di laman Sekretariat EITI Indonesia (http://eiti.ekon.go.id/draft-kontrak-psc/)
129
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
No Ketentuan Umum Catatan
penghentian perjanjian
27 Kerjasama para pihak Mengatur kerjasama yang baik antara Pemerintah dan Perusahaan
28 Ketentuan para pihak Mengatur kerjasama yang baik antara Pemerintah dan Perusahaan
Pengalihan hak dengan pengalihan saham Perusahaan harus dengan
29 Pengalihan hak
persetujuan Menteri
30 Pembiayaan Mengatur pembiayaan yang cukup atas usaha pertambangan oleh Perusahaan
31 Jangka waktu Mengatur tanggal efektif berlakunya kontrak termasuk perpanjangannya
32 Pilihan hukum Kontrak tunduk pada hukum yang berlaku di Indonesia
130
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
Lampiran 4: Jumlah Kuantitas Ekspor Komoditas Mineral dan Batubara
Lampiran 4.1: Jumlah Kuantitas Ekspor Batubara
Dalam Juta Ton
131
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
No Company 2012 2013
Sumber: Indonesia Mineral and Coal Information 2014 Book, Directorate General of Mineral and Coal
132
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
Lampiran 4.2: Jumlah Kuantitas Eskpor Mineral Utama
BUMN
1 Aneka Tambang Tbk, PT
Nickel ore wmt 7.861.367,00 9.754.160,00
Ferro nickel ton Ni 17.337,00 15.422,00
Gold Kg 6.972,00 8.345,00
Silver Kg 27.147,00 18.841,00
Bauxite ton 227.620,00 475.686,00
2 Timah Tbk, PT
Tin Metal ton 29.512,00 14.775,24
KONTRAK KARYA
3 Freeport Indonesia, PT
Copper concentrate dmt 1.606.045,00 1.166.243,00
- Copper ton 332.891,00 242.218,00
- Gold Kg 27.878,07 20.497,00
- Silver Kg 81.929,74 58.319,00
4 Koba Tin, PT
Tin metal ton 1.882,00 140.188,00
5 Vale Indonesia Tbk. (International Nickel
Indonesia Tbk, PT)
Nickel + Cobalt in matte ton 71.379,00 77.293,61
6 Karimun Granit, PT
Granite mt 585.123,00 1.189.601,00
7 Indo Muro Kencana, PT
Gold Kg 837,68 653,10
Silver Kg 20.561,28 14.298,80
8 Newmont Nusa Tenggara, PT
Copper concentrate dmt 321.194,00 249.698,50
- Copper ton 77.337,49 58.731,83
- Gold Kg 2.186,58 1.193,84
- Silver Kg 13.390,06 8.072,90
9 Nusa Halmahera Mineral, PT
Gold Kg 12.914,93 9.237,74
Silver Kg 9.279,98 11.974,85
10 Galuh Cempaka, PT
Diamond crt n/a n/a
Gold Kg n/a n/a
11 Avocet Bolaang Mongondow, PT
(J Resources, PT)
Gold Kg 1.389,88 974,98
Silver Kg 684,94 504,95
12 Ensbury Kalteng Mining, PT
Gold Kg 83,64 29,35
Silver Kg 31,62 16,19
13 Natarang Mining, PT
Gold Kg 740,86 82,20
Silver Kg 13.180,87 1.052,67
14 Meares Soputan Mining, PT
Gold Kg 2.291,89 2.401,88
133
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
No Perusahaan/Komoditas Satuan 2012 2013
134
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
No Perusahaan/Komoditas Satuan 2012 2013
32 Central Kalimantan
Zircon ton 71.478,84 n/a
Iron Mt 585.560,33 3.295.884,94
Bauxite ton 480.053,62 14.461.110,57
Ilmenite ton 4.177,00 n/a
Nickel Ore ton n/a 253,74
33 South Kalimanatan
Iron ton 4.007.911,37 11.724.745,44
Nickel Ore ton 601.913,30 41.500,00
Zircon ton 766,40 n/a
34 East Kalimantan
Nickel Ore ton 242.558,00 161.184,00
Manganese ton 13.019,00 n/a
Zircon ton 360,00 n/a
Iron ton n/a 14.001,00
35 Riau Island
Bauxite Mt 14.684.641,59 14.400.534,44
Copper ton 48.000,00 n/a
Iron ton n/a 40.905,42
36 West Kalimantan
Bauxite Mt 13.052.001,98 16.838.684,79
Zircon ton 18.179,44 n/a
Manganese ton 4.816,66 n/a
Ilmenite ton 838,00 n/a
Iron ton 285.331,75 216.315,59
37 Southeast Sulawesi
Nickel Ore ton 19.662.721,07 18.292.646,00
Iron ton 62.300,00 n/a
Chromium ton 15.610,56 n/a
38 South Sulawesi
Nickel Ore ton 320.533,00 n/a
39 Central Sulawesi
Nickel Ore ton 7.233.320,82 6.172.733,00
Iron ton n/a 55.000,00
40 Gorontalo
Manganese ton 325,00 n/a
41 North Sulawesi
Iron ton 21.111,33 17.483,63
Nickel Ore ton 360.770,00 20.702.567,10
42 North Maluku
135
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
No Perusahaan/Komoditas Satuan 2012 2013
Sumber: Indonesia Mineral and Coal Information 2014 Book, Directorate General of Mineral and Coal
136
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
Lampiran 5: Daftar Anak Perusahaan dan Perusahaan Asosiasi BUMN
1. Daftar Anak Perusahaan dan Perusahaan Asosiasi - PT Pertamina (Persero)
Persentase Saham Persentase Saham Bidang Usaha
No Nama Perusahaan
(2012) (2013)
Eksplorasi dan produksi
1 PT Pertamina Hulu Energi 100% 100%
minyak dan gas
Eksplorasi dan produksi
2 PT Pertamina EP 99.99% 100%
minyak dan gas
Eksplorasi dan produksi
3 PT Pertamina EP Cepu 99.00% 100%
minyak dan gas
Eksplorasi dan produksi
4 Pertamina EP Libya Limited 100% 100%
minyak dan gas
Eksplorasi dan produksi
5 PT Pertamina East Natuna 100% 100%
minyak dan gas
Eksplorasi dan produksi
6 PT Pertamina EP Cepu alas dara dan Kemuning - 100%
minyak dan gas
PT Pertamina Internasional Eksplorasi dan Eksplorasi dan produksi
7 - 100%
Produksi minyak dan gas
Eksplorasi dan produksi
8 ConocoPhilips Algeria Limited - 100%
minyak dan gas
Eksplorasi dan produksi
9 PT Pertamina Geothermal Energy 100% 100%
panas bumi
Niaga minyak dan gas
bumi, transportasi gas,
10 PT Pertamina Gas 100% 100% pemrosesan, distribusi
dan penyimpanan minyak
dan gas
Jasa pengeboran minyak
11 PT Pertamina Drilling Services Indonesia 100% 100%
dan gas
Perdagangan minyak
12 Pertamina energy trading Limited, Hong Kong 100% 100%
mentah dan hasil olahan
Jasa perdagangan dan
13 PT Pertamina Patra Niaga 100% 100%
aktifitas industri
14 PT Pertamina Retail 100% 100% Penjualan retail SPBU
Pengolahan dan
15 PT Pertamina Lubricants - 100%
pemasaran pelumas
16 PT Pertamina Trans Kontinental 100% 100% Perkapalan
17 PT Tugu Pratama Indonesia 65% 65% Jasa asuransi
18 PT Pelita Air Service 100% 100% Jasa pengangkutan udara
Manajemen portofolio
19 PT Pertamina Dana Ventura 100% 100%
investasi
Jasa pengembangan
20 PT Pertamina Training & Consulting 100% 100%
sumber daya manusia
Sewa perkantoran,
21 PT Patra Jasa 100% 100%
perumahan dan hotel
Jasa kesehatan dan
22 PT Pertamina Bina Medika 100% 100% pengoperasian rumah
sakit
23 Pacific Petroleum & Trading Co, Ltd 50% 50% Jasa pemasaran
24 Korea Indonesia Petroleum Co. Ltd 45% 45% Jasa pemasaran
Pengolahan dan
penjualan hasil olahan
minyak dan gas, jasa
25 PT Elnusa Tbk 41.10% 41,1% kontruksi dan
perminyakan, teknologi
informasi dan
telekomunikasi
137
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
Persentase Saham Persentase Saham Bidang Usaha
No Nama Perusahaan
(2012) (2013)
26 PT Donggi Senoro LNG 29% 29% Pengolahan LNG
27 PT Tugu Reasuransi Indonesia 25% 25% Reasuransi
28 PT Asuransi Samsung Tugu 19.50% 19,5% Asuransi
29 PT Nusantara Regas 60% 60% Regasifikasi LNG
30 PT Patra SK 35% 35% Pengolahan LBO
31 PT Perta-Samtan Gas 66% 66% Pengolahan LNG
32 PT Perta Daya Gas 65% 65% Regasifikasi LNG
33 Natuna 2 B.V - 50% Eksplorasi dan Produksi
138
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
2. Daftar Anak Perusahaan dan Perusahaan Asosiasi - PT Aneka Tambang (Persero) Tbk
Persentase saham
No Tipe kepemilikan Perusahaan Bidang Usaha
2012 2013
1 Pemilikan langsung Asia Pasific Nickel Pty., Ltd 100% 100% Perusahaan investasi
Eksplorasi dan operator tambang
2 Pemilikan langsung Indonesia Coal Resources 99,98% 99,98%
batubara
PT Aneka Tambang
3 Pemilikan langsung 99,98% 99,98% Eksplorasi dan operator tambang
Resourcindo
Pembangunan, perdagangan,
4 Pemilikan langsung PT Mega Citra Utama 99,50% 99,50% perindustrian, pertanian dan
pertambangan
PT Abuki Jaya Stainless
5 Pemilikan langsung 99,50% 99,50% Pengolahan stainless steel
Indonesia
Pembangunan, perdagangan,
PT Borneo Edo
6 Pemilikan langsung 99,50% 99,50% perindustrian, pertanian, dan
International
pertambangan
PT dwimitra Enggang
7 Pemilikan langsung 99,50% 99,50% Eksplorasi dan operator tambang
Khatulistiwa
Eksplorasi, konstruksi dan
pengembangan tambanga,
penambangan, produksi,
8 Pemilikan langsung PT Cibaliung Sumberdaya 99,15% 99,15%
pengolahan dan pemurnian,
pengangkutan dan penjualan di
industri emas
PT International Mineral
9 Pemilikan langsung 99,00% 99,00% Pertambangan mineral
Capital
10 Pemilikan langsung PT GAG Naikel Indonesia 100% 100% Eksplorasi dan operator tambang
PT Citra Tobindo Sukses Eksplorasi dan operator tambang
11 Pemilikan langsung 100% 100%
Perkasa batubara
Perdagangan, pembangunan dan
12 Pemilikan langsung PT Feni Haltim 100% 100%
jasa
Perkebunan, perindustrian,
PT Borneo Edo
13 Pemilikan langsung 100% 100% pengangkutan darat, jasa,
International
pertambangan dan percetakan
Pembangunan, perdagangan,
perindustrian, pertanian,
14 Pemilikan langsung PT Gunung Kendaik 100% 100%
pengangkutan darat, jasa,
pertambangan dan percetakan
Jasa pertambangan mineral dan
15 Pemilikan langsung PT Nusa Karya Arindo 100% 100%
batubara
Jasa pertambangan mineral dan
16 Pemilikan langsung PT Sumber Daya Arindo 100% 100%
batubara
PT Meratus Jaya Iron and
17 Associates 34% 34% pengolahan bijih besi
Steel
PT Menara Antam jasa konstruksi bangunan
18 Associates 25% 25%
Sejahtera perkantoran
PT Nusa Halmahera
19 Associates 25% 25% Pertambangan emas
Minerals
Pengendalian Bersama PT Indonesia Chemical
20 80% 80% Pengolahan bauksit
Entitas Alumina
139
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
3. Daftar Anak Perusahaan dan Perusahaan asosiasi - Bukit Asam (Persero) Tbk
Persentase kepemilikan Bidang Usaha
No Perusahaan
(2012) (2013)
Penambangan
1 PT Batubara Bukit Kendi 75% 75%
batubara
Pembangkit listrik
2 PT Bukit Pembangkit Innovative 59,75% 59,75%
tenaga uap
3 PT Bukit Asam Prima 99,99% 99,99% Perdagangan batubara
Penambangan gas
4 PT Bukit Asam Metana Ombilin 99,99% 99,99%
metana
Penambangan gas
5 PT Bukit Asam Metana enim 99,99% 99,99%
metana
Penambangan gas
6 PT Bukit Asam Metana Peranap 99,99% 99,99%
metana
Penambangan
7 PT Bukit Asam Banko 65% 65%
batubara
8 PT Bukit Asam Transpacific Railway 10% 10% Angkutan batubara
Penambangan
9 PT International Prima Coal 51% 51%
batubara
Pembangkit listrik
10 PT Huadian Bukit Asam Power 45% 45%
tenaga uap
140
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
4. Daftar Anak Perusahaan dan Perusahaan asosiasi PT Timah (Persero) Tbk
Presentase Saham
No Relasi Perusahaan Bidang Usaha
(2012) (2013)
Agen pemasaran untuk wilayah
1 Anak Perusahaan Indomental Corporation 100% 100%
Amerika
2 Anak Perusahaan PT Timah Industri 100% 100% Industri kimia
Pertambangan timah & mineral
3 Anak Perusahaan PT Tambang Timah 100% 100%
lainnya
Pertambangan mineral diluar
4 Anak Perusahaan PT Timah Investasi Mineral 99,9% 99,9%
timah & pemasaran batubara
5 Anak Perusahaan Great Force Trading Limited - 100% Perdagangan
6 Anak Perusahaan PT Tanjung Alam Jaya 99,95% 99,95% Pertambangan batubara
7 Anak Perusahaan PT Kutaraja Tembaga Raya 100% 100% Eksplorasi mineral
Agen pemasaran untuk wilayah
8 Anak Perusahaan Indometal London Limited 100% 100%
Eropa
Jasa konsultasi & penelitian
9 Anak Perusahaan PT Timah Eksplomin 100% 100%
pertambangan
PT Dok & Perkapalan Air Jasa perbengkelan, galangan
10 Anak Perusahaan 100% 100%
Kantung kapal & transportasi
11 Asosiasi Perusahaan PT Truba Bara Bunyu Enim 10% 10% Perjanjian pembelian batubara
12 Asosiasi Perusahaan PT Koba Tin 25% 25% Pertambangan timah
PT Asuransi Jiwa Tugu
13 Asosiasi Perusahaan 29,5% 29,5% Asuransi kesehatan
Mandiri
141
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
Lampiran 6: Daftar Wilayah Kerja dan Wilayah Pertambangan yang dimiliki BUMN pada
tahun 2012 2013
1. Wilayah Kerja PT Pertamina (Persero) di wilayah Indonesia pada tahun 2012 dan 2013
Wilayah Kerja Pertamina EP
Perjanjian kerjasama dengan pihak-pihak dalam melakukan aktivitas minyak dan gas - PT Pertamina EP-
Kontrak Bantuan Teknis (KBT)/Technical Assistance Contracts (TAC).
Tanggal
Tanggal Tanggal
Mulai
Wilayah Efektif Akhir
Produksi/
Mitra Usaha/ Kerja/ Kontrak/ Kontrak/ Produksi/
No Wilayah/ Area Date
Partner Working Effective Date Production
ofCommenc
Area Date of of End of
ement of
Contract Contract
Production
Kalimantan
PT Medco E&P
1 Sembakung Timur/ East 22/12/1993 01/05/1994 21/12/2013 Minyak/Oil
Sembakung
Kalimantan
Korea Minyak dan
Jawa Timur/ East
2 Development Poleng 22/12/1993 1/5/1998 21/12/2013 gas/ Oil and
Java
(Poleng) Co. Ltd. gas
PT Babat Kukui
3 Babat, Kukui Jambi 12/7/1994 12/11/2003 11/7/2014 Minyak/Oil
Energi
PT Binawahana
4 Meruap Jambi 12/7/1994 30/8/2000 11/7/2014 Minyak/Oil
Petrindo Meruap
PT Patrindo Mogoi,
5 Papua 12/7/1994 22/9/2000 11/7/2014 Minyak/Oil
Persada Maju Wasian
PT Radiant Energi Jawa Barat/ West
6 Sukatani 16/6/1995 18/11/1999 15/6/2015 Minyak/Oil
Sukatani Java
PT Pelangi
Jawa Barat/ West
7 Haurgeulis Haurgeulis 17/11/1995 26/6/2003 16/11/2015 Gas/Gas
Java
Resources
Sumatera
PT Radiant Ramok Ramok
8 Selatan/ South 9/1/1995 23/9/2003 8/1/2015 Minyak/Oil
Senabing Senabing
Sumatera
Sabaku,
Intermega Sabaku
9 Salawati - A, Papua 9/1/1995 01/12/1995 8/1/2015 Minyak/Oil
Pte Ltd.
D
Intermega Salawati Salawati C,
10 Papua 9/1/1995 01/10/1995 8/1/2015 Minyak/Oil
Pte Ltd. E, N dan F
PT Sembrani Kalimantan Minyak dan
11 Persada Oil Semberah Timur/ East 17/11/1995 28/11/2004 16/11/2015 gas/ Oil and
(SEMCO) Kalimantan gas
Salamander Sumatera Minyak dan
Glagah,
12 Energy (North Utara /North 17/12/1996 17/9/2009 16/12/2016 gas/ Oil and
Kambuna
Sumatera) Ltd. Sumatera gas
Sumatera
Goldwater TMT Tanjung
13 Selatan /South 17/12/1996 23/10/2000 16/12/2016 Minyak/Oil
Ltd. Miring Timur
Sumatera
Sumatera
Pilona Petro Tanjung
14 Selatan /South 7/10/1996 27/3/1998 6/10/2016 Minyak/Oil
Tanjung Lontar Ltd. Lontar
Sumatera
Tuba Obi
15 PT Akar Golindo Jambi 15/5/1997 11/10/2011 14/5/2017 Minyak/Oil
Timur
Sungai Minyak dan
PT Insani Mitrasani
16 Gelam - A, B, Jambi 15/5/1997 13/10/2004 14/5/2017 gas/ Oil and
Gelam
D gas
Blue Sky Langsa
17 Langsa Aceh 15/5/1997 28/11/2001 14/5/2017 Minyak/Oil
Ltd.
PT Putra Kencana
18 Diski Aceh 16/11/1998 13/02/2002 15/11/2018 Minyak/Oil
Diski Petroleum
19 IBN Oil Holdico Ltd. Linda -A, C, Papua 16/11/1998 4/9/2000 15/11/2018 Minyak/Oil
142
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
Tanggal
Tanggal Tanggal
Mulai
Wilayah Efektif Akhir
Produksi/
Mitra Usaha/ Kerja/ Kontrak/ Kontrak/ Produksi/
No Wilayah/ Area Date
Partner Working Effective Date Production
ofCommenc
Area Date of of End of
ement of
Contract Contract
Production
G, Sele
Sumatera
PT Indama Putera
20 Kaya Selatan/South 22/5/2000 19/03/2012 21/5/2020 Minyak/Oil
Kayapratama
Sumatera
Ellipse Energy Minyak dan
Jawa Barat/West
21 Jatirarangon Jatirarangon 22/5/2000 06/1/2004 21/5/2020 gas/ Oil and
Java
Wahana Ltd. gas
Sumatera
PT Binatek Reka
22 Kruh Selatan/ South 22/5/2000 6/2/2003 21/5/2020 Minyak/Oil
Kruh
Sumatera
PT Eksindo Telaga
23 Telaga Said Aceh 7/8/2002 16/02/2006 6/8/2022 Minyak/Oil
Said Darat
PT Pertalahan Udang Kepulauan Riau/
24 7/8/2002 28/11/2005 6/8/2022 Minyak/Oil
Arnebatara Natuna Natuna Riau Archipelago
PT Indo Jaya Sumatera
Sukaraja,
25 Sukaraja (Easco Selatan/ South 7/8/2002 19/6/2008 6/8/2022 Minyak/Oil
Pendopo
Sukaraja) Sumatera
PT Prakarsa
Meruo
26 Betung Meruo Jambi 14/8/2002 15/02/2012 13/8/2022 Minyak/Oil
Senami
Senami
Perjanjian kerjasama dengan pihak-pihak dalam melakukan aktivitas minyak dan gas - PT Pertamina EP -
Kontrak Kerja Sama Operasi (KSO) - Operation Cooperation (OC) Contract.
Tanggal
Tanggal
Mulai Tanggal
Efektif
Wilayah Produksi/ Akhir
Mitra Usaha/ Kontrak/ Produksi/
No Kerja/Working Wilayah/ Area Date Kontrak/
Partner Effective Production
Area ofCommenc Dateof End
Date of
ement of of Contract
Contract
Production
PT Indelberg
Jawa Timur/ East
1 Indonesia Suci 25/04/2007 - 24/04/2027 -
Java
Perkasa
PT Kendal Oil Jawa Tengah/
2 Kendal 25/04/2007 - 24/04/2027 -
and Gas Central Java
PT Kamundan
3 Kamundan Papua 25/04/2007 - 24/04/2027 -
Energy
PT Formasi Sumatera
Tanjung Tiga
4 Sumatera Selatan/ South 25/04/2007 25/04/2007 24/04/2022 Minyak/Oil
Timur
Energy Sumatera
Sumatera
GEO Minergy
5 Sungai Lilin Selatan/ South 25/04/2007 25/04/2007 24/04/2022 Minyak/Oil
Sungai Lilin Ltd.
Sumatera
Patina Group
Bangkudulis Kalimantan Timur/ 25/04/2007 01/1/2011 24/04/2022 Minyak/Oil
6 Ltd.
East Kalimantan
Pacific Oil & Gas Sumatera Utara/ Juli/July
7 Perlak 25/04/2007 24/04/2022 Minyak/Oil
(Perlak) Ltd North Sumatera 2011
Sumatera
Indrillco Hulu
8 Uno Dos Rayu Selatan/ South 19/12/2007 - 18/12/2007 Minyak/Oil
Energy Ltd.
Sumatera
Sumatera
PT Benakat
9 Benakat Barat Selatan/ South 16/03/2009 16/3/2009 15/03/2024 Minyak/Oil
Barat Petroleum
Sumatera
PT Petroenergi Papua Barat/
10 Wiriagar 02/09/2009 02/09/2009 01/09/2024 Minyak/Oil
Utama Wiriagar West Papua
Sumatera
PT Santika
11 Talang Akar Selatan/ South 05/06/2010 05/07/2010 04/06/2025 Minyak/Oil
Pendopo Energy
Sumatera
Sumatera
Cooper Energy Tangai
12 Selatan/ South 26/07/2010 26/07/2010 25/07/2025 Minyak/Oil
Sukananti Ltd. Sukananti
Sumatera
143
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
Tanggal
Tanggal
Mulai Tanggal
Efektif
Wilayah Produksi/ Akhir
Mitra Usaha/ Kontrak/ Produksi/
No Kerja/Working Wilayah/ Area Date Kontrak/
Partner Effective Production
Area ofCommenc Dateof End
Date of
ement of of Contract
Contract
Production
Jawa Barat/
13 PD Migas Bekasi Jatinegara 17/02/2011 17/02/2011 16/02/2026 Gas
West Java
Samudra Energy Sumatera
Tanjung Lontar
14 Tanjung Lontar Selatan/ South 17/02/2011 - 16/02/2031 -
Timur
Limited Sumatera
Prisma Sumatera
Kampung
15 Kampung Selatan/ 15/07/2011 15/07/2012 14/07/2026 Minyak/Oil
Minyak
Minyak Ltd South Sumatera
Ramba Energy
16 West Jambi Jambi Barat Jambi 13/06/2011 - 12/06/2031 -
Limited
Sumatera
PT Techwin
17 Benakat Timur Selatan/ South 01/05/2012 01/05/2012 30/04/2027 Minyak/Oil
Benakat Timur
Sumatera
Sumatera
PT Petroenim
18 Muara Enim Selatan/ South 28/06/2012 28/06/2012 27/06/2027 Minyak/Oil
Betun Selo
Sumatera
PT Tawun
Tawun Jawa Timur/East
19 Gegunung 28/06/2012 28/06/2012 27/06/2027 Minyak/Oil
Gegunung Java
Energi
Foster Trembes Trembes Jawa Timur/ East
20 28/06/2012 28/06/2012 27/06/2027 Minyak/Oil
Petroleum Ltd Sendang Java
PT Axis
Jawa Barat/ West
21 Sambidoyong Sambidoyong 26/07/2012 26/07/2012 25/07/2027 Minyak/Oil
Java
Energi
PT IEV Jawa Barat/ West
22 Pabuaran 03/08/2012 03/08/2012 02/08/2027 Gas
Pabuaran Java
PT Klasofo
23 Energy Klamono Selatan Papua 22/11/2012 - 21/11/2032 -
Resources
PT Energi Jambi
24 Jambi Barat Jambi 23/11/2012 - 22/11/2032 -
Indonesia
Sumatera
PT QEI Loyak Loyak Talang
25 Selatan/ South 28/12/2012 01/01/2013 27/12/2027 Minyak/Oil
Talang Gula Gula
Sumatera
Gegunung Sumatera
Sungai Taham
26 Kampung Selatan/ South 15/02/2013 01/07/2013 14/02/2028 Minyak/Oil
Batu
Minyak Ltd. Sumatera
Sumatera
Indospec Energy Keras Suban
27 Selatan/ South 01/03/2013 01/03/2013 28/02/2033 Minyak/Oil
Limau Ltd. Jeriji Limau
Sumatera
Sumatera
Energi Tanjung Pandan-
28 Selatan/ South 05/07/2013 05/07/2013 04/07/2028 Minyak/Oil
Tiga Petanan-Tapus
Sumatera
Kawengan,
PT. Geo Cepu Jawa Timur/ East
29 Ledok, Nglobo 01/12/2013 01/12/2013 30/11/2033 Minyak/Oil
Indonesia Java
dan Semanggi
PT Banyubang Jawa Timur/ East
30 Banyubang 20/12/2013 20/12/2013 19/12/2033 Minyak/Oil
Blora Energi Java
Perjanjian kerjasama dengan pihak-pihak dalam melakukan aktivitas minyak dan gas, PT Pertamina EP -
Kontrak Unitisasi/ Unitisation Agreement.
Tanggal
Efektif Tanggal Akhir
Para Pihak/ Lapangan/ Lokasi/ Kontrak/ Produksi/ Kontrak/ PT Pertamina
No Operator Effective Dateof End of
Parties Field Location Production EP
Date of Contract
Contract
Air Serdang, Minyak/Oil:
Talisman
PEP, CNEES & Sumatera 21.96%
1 Ogan Air Serdang 22-Jul-91 22-Jul-91 16-Sep-35
BVI (O.K). Selatan/South dan/and
Komering Ltd.
Sumatra Gas: 19.93%
144
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
Tanggal
Efektif Tanggal Akhir
Para Pihak/ Lapangan/ Lokasi/ Kontrak/ Produksi/ Kontrak/ PT Pertamina
No Operator Effective Dateof End of
Parties Field Location Production EP
Date of Contract
Contract
PEP, PCI, Pearl
Petrochina Minyak/Oil
Oil, Lundin Intl.
2 International Wakamuk Sorong, Papua 13-Nov-06 13-Nov-06 16-Sep-35 dan/and
& PHE Salawati
(Bermuda) Ltd Gas: 50%
Basin
PEP,
Minyak/Oil
ConocoPhilips ConocoPhilips
4 Suban Suban, Jambi 11-Mar-13 Juni 2011 23-Jan-23 dan/and
(Grissik) Ltd. , (Grissik) Ltd.
Gas: 10%
Talisman, PHE
Tanjung Laban,
Minyak/Oil
PEP, Medco EP PT Pertamina Tanjung Sumatera
5 18-Jun-87 2005 16-Sep-35 dan/and
Rimau EP Laban Selatan/South
Gas: 74.99 %
Sumatra
Pertamina
Hulu Energi Minyak/Oil
PEP, PHE Jawa Barat/
6 Offshore MB Unit 23-Dec-85 23-Dec-85 16-Sep-35 dan/and
ONWJ West Java
North West Gas: 47.4%
Java Ltd.
PEP,
PEPC,MCL, Jambaran,
PT Pertamina
7 AMPOLEX, Tiung Biru Jawa Timur/ 14-Sep-12 - 16-Sep-35 Gas: 8.06%
EP Cepu *
SPHC,PJUC, East Java
BHP,ADS
Perjanjian kerjasama PHE dengan pihak-pihak lain, Indonesian Participation Arrangements (IP)/
Indonesian Participation Arrangements (IP)
Tanggal
Perse
Mulai Tanggal
ntase
Tanggal Produksi Jatuh
Wilayah Partisi Produk Periode
Mitra Efektif / Date of Tempo
Kerja/ Wilayah/ pasi/ si/ Kontrak/
No Usaha/ Kontrak/ Commen Kontrak/
Working Area Percet Produc Contract
Partner Effective Date cement Expiry
Area age of tion Period
of Contract of Date of
Partici
Producti Contract
pation
on
ConocoPhilli
ps (Grissik) Sumatera Minyak
Blok 20
Ltd. Selatan/ dan gas
1 Corridor/Corr 20/12/2003 1/8/1987 19/12/2023 10% tahun/year
Talisman South bumi/Oil
idor Block s
(Corridor) Sumatera and gas
Ltd.
Star Energy
(Kakap) Ltd.
Kepulauan Minyak
Singapore
Blok Kakap/ Natuna/ dan gas 23 tahun/
2 Petroleum 22/3/2005 1/1/1987 21/3/2028 10%
Kakap Block Natuna bumi/Oil years
Co. Ltd.
Archipelago and gas
Premier Oil
Kakap BV
Petrochina
International Blok Kepala Minyak
Kepala Burung/ dan gas 20 tahun/
3 Papua 15/10/2000 7/10/1996 14/10/2020 10%
Burung Ltd. KepalaBurun bumi/Oil years
RH Petrogas g Block and gas
Pearl Oil Ltd.
Petrochina Blok Jabung/ 14.28% Minyak 30 tahun/
4 International Jambi 27/2/1993 13/9/1996 26/2/2023
Jabung * dan gas years
145
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
Jabung Ltd. Block bumi/Oil
Petronas and gas
Carigali Sdn.
Bhd.
Chevron Blok
Minyak
Makassar Makassar Kalimantan
dan gas 30 tahun/
5 Ltd. Strait/Makas Timur/ East 26/1/1990 1/7/2000 25/1/2020 10%
bumi/Oil years
sar Strait Kalimantan
and gas
Block
Total E&P Minyak
Blok Tengah/ Kalimantan
Indonesie 27/11/200 dan gas 30 tahun/
6 Tengah Timur/ East 5/10/1988 4/10/2018 5%**
Inpex Co. 7 bumi/Oil years
Block Kalimantan
and gas
Perjanjian kerjasama PHE dengan pihak-pihak lain, Kontrak Kerjasama setelah berlakunya Undang-
undang Migas No. 22 Tahun 2001, tentang minyak dan gas bumi.
Persenta
Tanggal Tanggal
Tanggal se
Mulai Jatuh
Wilayah Efektif Partisipa Produk Periode
Mitra Produksi/ Tempo
Kerja/ Wilayah Kontrak/ si/ si/ Kontrak/
No Usaha/ Date of Kontrak/
Working / Area Effective Percetag Product Contract
Partner Commenc Expiry
Area Date of e of ion Period
ement of Date of
Contract Participa
Production Contract
tion
PT Bumi Siak
Pusako Block Coastal
Plain
Pekanbaru/ Minyak/ 20 tahun/
1 Riau 6/8/2002 6/8/2002 5/8/2022 50%
Coastal Plain Oil years
Pekanbaru
Block
Stat Oil
Indonesia Selat
Karama AS Blok Karama/ Makasar/ 30 tahun/
2 21/3/2007 - 20/3/2037 49% -
Karama Block Makassar years
Strait
Petrochina
Minyak
International Jawa
Block Tuban/ dan gas 30 tahun/
3 Java Ltd. PT Timur/ 29/2/1988 12/2/1997 28/2/2018 25%
Tuban Block bumi/ Oil years
PHE Tuban East Java
and gas
East Java
Kodeco Minyak
Blok West Jawa
Energy Co. dan gas 20 tahun/
4 Madura/ West Timur/ 7/5/2011 27/9/1984 6/5/2031 80%
Ltd. bumi/ Oil years
Madura Block* East Java
and gas
CNOOC SES
Ltd.
Korea
National Oil
Corporation Blok Offshore
Talisman South East Sumatera
Minyak
Resources Sumatera/ Tenggara
dan gas 20 tahun/
5 Ltd. Offshore / South 6/9/1998 1975 5/9/2018 13.07%
bumi/ Oil years
Talisman UK South East East
and gas
Ltd. Sumatera Sumatera
Orchard Block
Energy Ltd.
Fortune
Resources
Ltd.
Energi Mega
Persada Blok Offshore
Jawa Minyak
ONWJ Ltd. North West
Barat/ 58.2795% dan gas 20 tahun/
6 Risco Energy Java/ Offshore 19/1/1997 27/8/1971 18/1/2017
West ** bumi/ Oil years
ONWJ Ltd. North West
Java and gas
Java Block*
Petronas Jawa
Carigali Sdn. Blok Randu- Tengah &
Bhd. gunting/ Jawa 30 tahun/
7 Petrovietnam 9/8/2007 - 8/8/2037 40% -
Randu- Timur/ years
gunting Block* Central &
East Java
146
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
Persenta
Tanggal Tanggal
Tanggal se
Mulai Jatuh
Wilayah Efektif Partisipa Produk Periode
Mitra Produksi/ Tempo
Kerja/ Wilayah Kontrak/ si/ si/ Kontrak/
No Usaha/ Date of Kontrak/
Working / Area Effective Percetag Product Contract
Partner Commenc Expiry
Area Date of e of ion Period
ement of Date of
Contract Participa
Production Contract
tion
Konsorsium
Murphy
Blok Semai II
(Murphy Oil Papua
Offshore/
Corporation, Barat/ 12/11/203 30 tahun/
8 Semai II 13/11/2008 - 15% -
Inpex West 8 years
Offshore
Corporation Papua
Block
and PTTEP
Ltd.)
Petronas Blok West
Carigali Sdn. Glagah Sumatera
Berhad Kambuna/ Utara/ 29/11/203 30 tahun/
9 30/11/2009 - 40% -
West Glagah North 9 years
Kambuna Sumatera
Block
Medco E&P
Nunukan Kalimanta
Videocon Blok Nunukan/ n Timur/
11/12/203 30 tahun/
10 Indonesia Nunukan East 12/12/2004 - 35%*** -
4 years
Nunukan Bpril Block* Kalimanta
Ventures n
Indonesia BV
ENI Ambalat Kalimanta
Ltd. n Timur/
Blok Ambalat/ 30 tahun/
11 East 27/9/1999 - 26/9/2029 33.75%*** -
Ambalat Block years
Kalimanta
n
ENI Bukat Ltd. Kalimanta
n Timur/
Blok Bukat/ 30 tahun/
12 East 24/2/1998 - 23/2/2028 33.75%*** -
Bukat Block years
Kalimanta
n
Premier Oil
Natuna Sea
Ltd.
Kufpec 14/1/2019,
Blok A
Indonesia 15/1/1999, PSC
(Natuna Sea) / Natuna 20 tahun/
13 (Natuna) BV PSC extension - extension 23%**** -
A Block Sea years
Natuna 1 BV 16/10/2009 15/10/202
(Natuna Sea)
(Petronas 9
Carigali
Indonesi
Operation)
147
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
Perjanjian kerjasama PHE dengan pihak-pihak lain, Kontrak Kerjasama setelah berlakunya Undang-
undang Migas No. 22 Tahun 2001, tentang minyak dan gas bumi, Gas dan Metana Barubara/ Coal Bed
Methane.
Persenta
Tanggal
Tanggal se
Jatuh
Wilayah Efektif Partisipa Periode
Mitra Tempo
Kerja/ Wilayah/ Kontrak/ si/ Produksi/ Kontrak/
No Usaha/ Kontrak/
Working Area Effective Percetag Production Contract
Partner Expiry
Area Date of e of Period
Date of
Contract Participa
Contract
tion
Sangatta
West CBM, Blok Gas Metana
Kalimantan
Inc Sangatta I/ Batubara/ 30 tahun/
1 Timur/ East 13/11/2008 12/11/2038 52%
Sangatta I Coal Bed years
Kalimantan
Block Methane
PT Visi Multi
Artha Blok Gas Metana
Kalimantan
Sangatta II/ Batubara/ 30 tahun/
2 Timur/ East 5/5/2009 4/5/2039 40%
Sangatta II Coal Bed years
Kalimantan
Block Methane
Arrow Tanjung Blok Tanjung
Enim Pty.,Ltd. Sumatera Gas Metana
Enim/
PT Bukit Selatan/ Batubara/ 30 tahun/
3 Tanjung 4/8/2009 3/8/2039 77.5%
Asam Metana South Coal Bed years
Enim
Enim Sumatera Methane
Block
PT Trisula
CBM Energy Sumatera Gas Metana
Blok Muara
Selatan/ Batubara/ 30 tahun/
4 Enim/ Muara 30/11/2009 29/11/2039 60%
South Coal Bed years
Enim Block
Sumatera Methane
Konsorsium
KP SGH Blok Muara Sumatera Gas Metana
Batubara (PT Enim I/ Selatan/ Batubara/ 30 tahun/
5 3/12/2010 2/12/2040 65%
Indo Gas Muara Enim I South Coal Bed years
Methan) Block Sumatera Methane
Tidak
ada/None Kalimantan Gas Metana
Blok Tanjung
Selatan/ Batubara/ 30 tahun/
6 II/ Tanjung II 3/12/2010 2/12/2040 100%
South Coal Bed years
Block
Kalimantan Methane
Indo CBM
Sumbagsel2 Blok Muara Sumatera Gas Metana
Pte. Ltd. Enim II/ Selatan/Sout Batubara/ 30 tahun/
7 1/4/2011 31/3/2041 40%
PT Metana Muara Enim h Coal Bed years
Enim Energi II Block Sumatera Methane
BP
Eksploration Blok Tanjung Kalimantan Gas Metana
Ltd IV/ Tengah/ Batubara/ 30 tahun/
8 1/4/2011 31/3/2041 56%
Tanjung IV Central Coal Bed years
Block Kalimantan Methane
PT Baturaja
Metana Blok Muara Sumatera Gas Metana
Indonesia Enim III/ Selatan/ Batubara/ 30 tahun/
9 1/4/2011 31/3/2041 73%
Muara Enim South Coal Bed years
III Block Sumatera Methane
PT Suban
Energi Sumatera Gas Metana
Blok Suban I/
Selatan/ Batubara/ 30 tahun/
10 Suban I 1/8/2011 31/7/2041 58%
South Coal Bed years
Block
Sumatera Methane
PT Suban
Methan Gas Blok Suban Sumatera Gas Metana
II/ Selatan/ Batubara/ 30 tahun/
11 1/8/2011 31/7/2041 50%
Suban II South Coal Bed years
Block Sumatera Methane
148
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
Persenta
Tanggal
Tanggal se
Jatuh
Wilayah Efektif Partisipa Periode
Mitra Tempo
Kerja/ Wilayah/ Kontrak/ si/ Produksi/ Kontrak/
No Usaha/ Kontrak/
Working Area Effective Percetag Production Contract
Partner Expiry
Area Date of e of Period
Date of
Contract Participa
Contract
tion
PT Petrobara
Sentosa Blok Air Sumatera Gas Metana
Benakat I/ Selatan/ Batubara/ 30 tahun/
12 18/4/2012 17/4/2042 79.5%
Air Benakat I South Coal Bed years
Block Sumatera Methane
PT Prima Gas
Sejahtera Blok Air Sumatera Gas Metana
Benakat II/ Selatan/ Batubara/ 30 tahun/
13 18/4/2012 17/4/2042 69.7%
Air Benakat South Coal Bed years
II Block Sumatera Methane
PT Unigas
Geosinkinal Blok Air Sumatera Gas Metana
Makmur Benakat III/ Selatan/ Batubara/ 30 tahun/
14 18/4/2012 17/4/2042 73.5%
Air Benakat South Coal Bed years
III Block Sumatera Methane
Perjanjian kerjasama PHE dengan pihak-pihak lain, Joint Operating Body-Production Sharing Contracts
(JOB-PSC)
Perse
ntase Perio
Tanggal Tanggal
Tanggal Partis de
Mulai Jatuh
Wilayah Efektif ipasi/ Kontr
Mitra Produksi/ Tempo
Kerja/ Wilayah/ Kontrak/ Perce Produksi/ ak/
No Usaha/ Date of Kontrak/
Working Area Effective tage Production Contr
Partner Commenc Expiry
Area Date of of act
ement of Date of
Contract Partic Perio
Production Contract
ipatio d
n
Golden Blok Raja
Spike dan Sumatera
Minyak dan 30
Indonesia Pendopo/ Selatan/
1 6/7/1989 21/11/1992 5/7/2019 50% gas bumi/ Oil tahun/
Ltd. Raja and South
and gas years
Pendopo Sumatera
Block
Petrochina
Kepala
Burung Ltd. Blok
30
RHP Salawati/
2 Papua 23/4/1990 21/1/1993 22/4/2020 50% Minyak/ Oil tahun/
Salawati Salawati
years
Island B.V Block
Petrogas
(Island) Ltd.
Petrochina
International Jawa Minyak dan 30
Blok Tuban/
3 Java Ltd. Timur/ 29/2/1988 12/2/1997 29/2/2018 50% gas bumi/ Oil tahun/
Tuban Block
PT PHE East Java and gas years
Tuban
EMP Blok
Sumatera Minyak dan 30
Gerbang Gebang/
4 Utara/North 29/11/1985 29/10/1992 28/11/2015 50% gas bumi/ Oil tahun/
Block
Sumatera and gas years
Gebong
Talisman Blok Ogan
Sumatera
(Ogan Komering/ Minyak dan 30
Selatan/
5 Komering) Ogan 29/2/1988 11/7/1991 28/2/2018 50% gas bumi/ Oil tahun/
South
Ltd. Komering and gas years
Sumatera
Block
Talisman Blok Jambi
Jambi Merang/ Minyak dan 30
6 Merang Jambi Jambi 10/2/1989 - 9/2/2019 50% gas bumi/ Oil tahun/
Pacific Oil Merang and gas years
and Gas Ltd. Block
149
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
Perse
ntase Perio
Tanggal Tanggal
Tanggal Partis de
Mulai Jatuh
Wilayah Efektif ipasi/ Kontr
Mitra Produksi/ Tempo
Kerja/ Wilayah/ Kontrak/ Perce Produksi/ ak/
No Usaha/ Date of Kontrak/
Working Area Effective tage Production Contr
Partner Commenc Expiry
Area Date of of act
ement of Date of
Contract Partic Perio
Production Contract
ipatio d
n
PT Medco
Sulawesi
E&P Tomori Blok Senoro 30
Tengah/ Agustus/
7 Sulawesi Toili/ Senoro 4/12/1997 30/11/2027 50% Minyak/ Oil tahun/
Central August 2006
Mitsubishi Toili Block years
Sulawesi
Corporation
Medco
Blok
Simenggaris Kalimantan 30
Simenggaris/
8 Pty., Ltd. Timur/East 24/2/1998 - 23/2/2028 37.5% - tahun/
Simenggaris
Salamander Kalimantan years
Block
Energy Ltd.
150
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
Perjanjian kerjasama PHE dengan pihak-pihak lain, Pertamina Participating Interests (PPI)
Tanggal Tanggal
Tanggal
Mulai Jatuh Periode
Wilayah Efektif %
Mitra Produksi/ Tempo Kontrak
Kerja/ Wilayah Kontrak/ Parti Produksi/
No Usaha/ Date of Kontrak/ /
Workin / Area Effective sipas Production
Partner Commence Expiry Contrac
g Area Date of i
ment of Date of t Period
Contract
Production Contract
Conoco
Phillips
Jambi
(South Minyak dan
Block B/ Selatan/ 30 tahun/
1 Jambi) Ltd. 26/1/1990 26/9/2000 25/1/2020 25% gas bumi/ Oil
B Block South years
Petrochina and gas
Jambi
International
Jambi B Ltd.
Total E&P Kalimant
Blok
Indonesia an Timur/
Tengah/ 30 tahun/
2 Inpex East 5/10/1988 1/6/1990 4/10/2018 50% Gas Bumi/ gas
Tengah years
Tengah Ltd. Kalimant
Block
an
151
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
2. Konsesi Pertambangan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk di wilayah Indonesia pada tahun
2012 dan 2013
2012 2013
No KK/IUP Wilayah Kepemi- Kepemi- Komoditas
Status likan Status likan
(%) (%)
261.K/30/DJB/2011 tanggal 16-
1 DKI Jakarta OP 100% OP 100% Emas
2-2011
2 541/103-BPPT/2010 Banten OE 100% OE 100% Emas
541.2/005/kpts/ESDM/2010 Emas
3 Jawa Barat OP 100% OP 100%
(98PP0138)
4 540/Kep.633-SDAP/2011 Jawa Barat OE 100% OE 100% Emas
152
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
2012 2013
No KK/IUP Wilayah Kepemi- Kepemi- Komoditas
Status likan Status likan
(%) (%)
Sulawesi Nikel
37 201 Tahun 2010 (WSWD 003) OP 100% OP 100%
Tenggara
202 Tahun 2010 Sulawesi
38 OP 100% OP 100% Nikel
(KW.WSPM.014) Tenggara
Kalimantan
39 02 Tahun 2010 KW 98PPO183 OP 100% OP 100% Bauksit
Barat
Kalimantan Bauksit
40 221 Tahun 2009 OP 100% OP 100%
Barat
Kalimantan Bauksit
41 163 Tahun 2010 OE 100% OE 100%
Barat
Kalimantan Bauksit
42 544.2/284/HK-2009 OE 100% OE 100%
Barat
Kalimantan
43 547 Tahun 2011 OE 100% OE 100% Zirkon
Barat
Kalimantan
44 545/241/HK-2011 OE 100% OE 100% Zirkon
Barat
Kalimantan
45 545/50/HK-2011 OE 100% OE 100% Zirkon
Barat
188.45/287/427.12/2010 (KW
46 Jawa Timur OP 100% OP 100% Timbal
67316)
47 178/ESDM/2010 Jambi OE 100% OE 100% Batubara
48 137/ESDM/2010 Jambi OE 100% OE 100% Batubara
49 138/ESDM/2010 Jambi OE 100% OE 100% Batubara
50 188.45/540.A-III/2011 Maluku Utara OE 100% OE 100% Gamping
51 503.8/8931-BPPT/2010 Jawa Barat OP 100% OP 100% Bentonit
153
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
3. Konsesi Pertambangan PT Bukit Asam (Persero) Tbk di wilayah Indonesia pada tahun 2012
dan 2013
2012 2013 Komoditas
Operasi Operasi
7. 304/KPTS/DISTAMBEN/2010 SUMSEL 100% 100% Batubara
Produksi Produksi
154
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
4. Konsesi pertambangan yang dimiliki oleh PT Timah (Persero) Tbk di wilayah Indonesia pada
tahun 2012 dan 2013
I. PT Timah (Persero) Tbk
2012 2013
155
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
2012 2013
156
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
2012 2013
157
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
Lampiran 7: Sumber Daya dan Cadangan Mineral Metalik Pilihan dan Batubara
Lampiran 7.1: Sumber Daya dan Cadangan Mineral Metalik Berdasarkan Komoditas
Juta Ton
Komoditas Total sumber daya* Total cadangan**
Bijih Logam Bijih Logam
Merkuri 32 0 - -
Lead 401 11 6 0
Tembaga 17.518 106 3.134 28
Seng 625 7 6 1
Timah 449 2 801 0
Besi Primer 712 402 66 40
Besi Laterit 1.880 685 424 101
Pasir Besi 2.117 425 174 25
Kobal 1.482 1.630 490 0
Kromit Primer 32 0 0 -
Kromit Plaser 6 2 4 3
Mangan 16 6 4 3
Nikel 3.565 52 1.168 22
Titan Laterit 741 3 - -
Titan Plaser 71 7 1 0
Molibdenum 706 0 - -
Emas primer 7.692 0 3.231 0
Emas Plaser 1.455 0 17 0
Perak 13.775 1 3.259 2
Platinum 115 0 0 0
Bauksit 1.294 626 583 238
Monasit 1.569 0 - -
Sumber: 2014 Indonesia Mineral and Coal Information, Ditjen Minerba, Kementerian ESDM
* Sumber daya terdiri dari inferred (tereka), indicated (tertunjuk), measured (terukur);
**cadangan terdiri dari: probable (terkira) dan proved (terbukti)
158
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
Lampiran 7.2: Sumber Daya dan Cadangan Batubara
Berdasarkan Nilai Kalori
Kualitas/ Quality Cadangan
Nilai Kalori/ Sumber daya
Kelas/Class Clorific Value (Juta Ton) Terkira/Probable Terbukti/Proven Total
(cal/gr)
Low <5.100 30.570 5.720 3.760 9.481
Medium 5.100 6.100 78.454 16.152 3.981 20.133
High 6.100- 7.100 9.558 497 990 1.488
Very High >7.100 1.943 92 164 256
TOTAL 120.525 22.462 8.895 31.357
Berdasarkan Provinsi
Sumber daya Cadangan
Provinsi/Province (Juta Ton)
Terkira/Probable Terbukti/Proven Total
Nangroe Aceh 451
Darussalam
North Sumatera 27
Riau 1.802 54 635 689
West Sumatera Sumatera 795 158 158
Jambi 2.223 175 149 324
Bengkulu 192 19 19
South Sumatera 50.301 9.964 2.140 12.104
Lampung 108 0
Banten 19 0
Central Java Java 1 0
East Java 0 0
West Kalimantan 491 0
Central Kalimantan 3.756 242 317 559
Kalimantan
South Kalimantan 12.587 1.105 2.383 3.448
East Kalimantan 47.402 10.921 3.094 14.015
South Sulawesi 231 0
Sulawesi
Central Sulawesi 2 0
North Maluku Maluku 7 0
West Papua 126 0
Papua
Papua 3 0
TOTAL INDONESIA 120.525 22.462 8.895 31.357
159
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
LAMPIRAN 8 : INFORMASI YANG TERDAPAT DALAM SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS KEMENTERIAN ESDM
Pertambangan Migas : Sistem Informasi Inameta
Biaya untuk mengakses data room Inameta
160
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
Informasi kadaster yang dapat diakses
161
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
162
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
163
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
Pertambangan Migas : Peta Wilayah Kerja dari Patra Nusa Data
164
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
Pertambangan Minerba: Jasa Pelayanan Pencetakan Peta Informasi Wilayah Izin Usaha Pertambangan /Kontrak
Contoh Peta Berdasarkan Kabupaten
Kabupaten Mimika
165
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
Kabupaten Kertanegara
166
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
Contoh Peta Berdasarkan Izin Usaha Pertambangan
167
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
168
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
Form Pemesanan Peta Informasi Wilayah Pertambangan
169
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
Pertambangan Minerba: Minerba One Map Indonesia
Untuk kebutuhan pemenuhan Standar EITI, informasi yang tersedia di MOMI antara lain adalah sebagai
berikut:
Langkah 1:
Tampilan
Dashboard
Mineral dan
Batubara
170
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
Langkah 2:
- Ketik
perusahaan
yang diinginkan
(contoh :
Gunungbayan
Pratamacoal)
- Pilih Area
Pertambangan/
Kabupaten
- Klik Kawasan
Hutan
Langkah 3:
- Tampilan peta
wilayah
- Tampilan
informasi
171
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
Langkah 4:
Tampilan wilayah
kerja jika di zoom
in
Langkah 5:
Tampilan lain
wilayah kerja jika
di zoom in
172
Laporan Kontekstual 2015 Lampiran
Cara lain Langkah 6:
- Klik tombol i di
sebelah kanan
peta
- Pilih menu
djmb.sde.WIUP
Langkah 7:
- Tampilan
informasi lebih
lengkap
- Turunkan cursor
ke bawah sesuai
informasi yang
diinginkan
173
LAPORAN EITI 2012 -2013
LAPORAN KONTEKSTUAL