Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN


(PKL-Virtual)

PENGAWASAN NORMA PESAWAT UAP BEJANA


BERTEKANAN & NORMA K3 MEKANIK
DI PT. MHE DEMAG INDONESIA

PEMBINAAN CALON AHLI K3 UMUM

KELOMPOK 2
1. Moh Fatchul Ulum – PT MHE DEMAG INDONESIA
2. Rizaldy Farhananda – PT KOPINDO CIPTA SEJAHTERA
3. Makbul Zakaria – PT SRI HANDAYANI INDONESIA

PENYELENGGARA
PT. INSAN PRIMA SEJAHTERA INDONESIA

Surabaya, 29 Mei 2023

1
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………. 3
BAB I PENDAHULUAN 4
1.1. Latar Belakang 4
1.2. Maksud dan Tujuan 5
1.3. Ruang Lingkup 5
1.4. Dasar Hukum 6
BAB II KONDISI PERUSAHAAN 7
2.1. Gambaran Umum Perusahaan 6
2.2. Temuan Hasil Observasi ...........................................................6
2.2.1 Temuan Positif 7
2.2.2 Temuan Negatif 8
BAB III ANALISA & PEMECAHAN MASALAH 9
3.1. Analisa Temuan Positif 9
3.2. Analisa Temuan Negatif 12
BAB IV PENUTUP 14
4.1. Kesimpulan 14
4.2. Saran 14
REFERENSI
LAMPIRAN

2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) secara virtual di PT MHE-Demag
Indonesia, yang disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan
program Pelatihan Calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (AK3U).
Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih terdapat beberapa
kekurangan, hal ini tidak lepas dari keterbatasannya pengetahuan dan wawasan
yang kami miliki, oleh karena itu kami sangat mengharapkan adanya kritik dan
saran yang konstruktif untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Selama penyusunan laporan ini, kami mendapatkan bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan
rasa terima kasih yang mendalam kepada:
1. Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia;
2. Dinas Tenaga Kerja Provinsi Jawa Timur;
3. Pimpinan PT. Insan Prima Sejahtera Indonesia selaku PJK3
penyelenggara pelatihan Ahli K3 Umum yang telah mengakomodir kami;
4. Pimpinan PT. MHE-Demag Indonesia telah bersedia menjadi
perusahaan untuk dilakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL);
5. Rekan-rekan kami, para peserta pelatihan Ahli K3 Umum yang saling
membantu.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan menjadi inspirasi untuk ilmu
pengetahuan yang lebih luas dan menjadi sumbangsih untuk dunia keselamatan
dan kesehatan kerja.

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas
keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan dan
meningkatkan produksi serta produktivitas nasional. Berdasarkan Undang-
Undang No. 01 tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja menyatakan bahwa.
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah
tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan
budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur. Keselamatan dan
kesehatan kerja mempunyai banyak pengaruh terhadap faktor kecelakaan,
karyawan harus mematuhi standart (K3) agar sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan tidak merugikan semua pihak yang bekerja pada
tempat kerja tersebut. Banyak terjadinya kecelakaan dikarenakan oleh faktor
penyakit karyawan yang tidak diketahui pengawas K3.
Pengawasan terhadap kondisi fisik di terapkan saat memasuki tempat
kerja agar dapat mengetahui dan mendeteksi secera dini Kesehatan para
pekerja saat akan memulai pekerjaan. Keselamatan kerja adalah suatu
keadaan dimana para pekerja terjamin keselamatan pada saat bekerja baik
itu dalam menggunakan mesin, pesawat, alat kerja, proses pengolahan juga
tempat kerja dan lingkungannya juga terjamin. Kondisi kesehatan tenaga
kerja yaitu jasmani maupun rohani dan didukung oleh sarana dan prasarana
yang terjamin keselamatannya maka produktivitas kerja akan dapat
ditingkatkan dan memberikan benefit untuk perusahaan dan pekerja. Potensi
resiko bahaya yang timbul akibat penggunaan pesawat uap, bejana tekan
maupun peralatan mekanik adalah dapat menyebabkan bahaya kecelakaan
bagi tenaga kerja. Oleh karena itu diperlukan pengendaliaan dan
pengawasan secara ketat. Pada Undang-undang No. 1 Tahun 1970 pasal 2
yang mengatur tentang Keselamatan Kerja dalam segala tempat kerja
khususnya dimana terdapat penggunaan pesawat uap, bejana tekan maupun

4
peralatan mekanik. Oleh karena itu, perlu ditetapkan syarat-syarat
Keselamatan Kerja sebagaimana diatur dalam pasal 3 ayat (1) Undang-
undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Khusus untuk pesawat
uap sejak tahun 1930 telah ditetapkan Stoom Ordonnantie Tahun 1930 dan
Stoom Verordening tahun 1930 maka ketentuan dan syarat-syarat
Keselamatan Kerja mengacu pada Undang-undang dan peraturan uap
tersebut. Kemudian pengertian tentang pengawasan K3 pesawat uap dan
bejana tekan merupakan serangkaian kegiatan pengawasan dan semua
tindakan yang dilakukan oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan atas
pemenuhan pelaksanaan peraturan perundang-undangan terhadap obyek
pengawasan K3 pesawat uap dan bejana tekan di tempat kerja atau
perusahaan. Lalu Pengawasan K3 mekanik adalah serangkaian kegiatan
pengawasan dan semua tindakan yang dilakukan oleh pegawai pengawas
ketenagakerjaan atas pemenuhan pelaksanaan peraturan perundang-
undangan terhadap obyek pengawasan K3 mekanik di tempat kerja.
1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dilaksanakan Praktek Kerja Lapangan ini:

1. Belajar dengan metode aktif, yaitu dengan pengamatan dan pengawasan


langsung mengenai norma-norma K3 di perusahaan tempat bekerja untuk
pembekalan calon Ahli K3 Umum pada praktek kerja pada keseharian.
2. Calon Ahli K3 Umum dapat memahami kewajiban dan wewenang di
tempat kerja, sehingga bisa melaksanakan dan berkontribusi dengan
profesional untuk meningkatkan kebijakan dan norma norma K3 yang
berlaku.
3. Calon Ahli K3 Umum dapat berdiskusi, memberi saran dan masukan pada
perusahaan yang diobservasi, untuk melakukan penilaian dan
peningkatan K3 pada Perusahaan.

1.3. Ruang Lingkup


1. Ruang Lingkup pada Pengawasan Norma K3 Mekanik pada PT MHE
Demag Indonesia.

5
2. Ruang Lingkup pada Pengawasan Norma K3 Pesawat Uap Bejana Tekan
pada PT MHE Demag Indonesia.
1.4. Dasar Hukum

1. Bidang Mekanik (Pesawat Angkat dan Angkut; Pesawat Tenaga Produksi)


a) Permenaker RI No. Per-04/MEN/1985 tentang pesawat tenaga dan
produksi;
b) Permenaker RI No. Per-05/MEN/1985 tentang pesawat angkat dan
angkut;
c) Permenakertrans RI No. Per-09/MEN/VII/2010 tentang operator dan
petugas pesawat angkat dan angkut;
2. Bidang Pesawat Uap
a. Undang-Undang Uap Tahun 1930;
b. Peraturan Uap Tahun 1930;
c. Permenaker No. 01/MEN/1988 tentang klasifikasi dan syarat-syarat
operator pesawat uap;
d. Peraturan Menakertrans No. Per 02/Men/1982 tentang Kwalifikasi Juru
Las di Tempat Kerja;
3. Bidang Bejana Tekan
a. Peraturan Menakertrans No. Per 01/Men/1982 tentang Bejana Tekan;
b. Peraturan Menakertrans No. Per 02/Men/1982 tentang Kwalifikasi Juru
Las di Tempat Kerja.

6
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

2.1. Gambaran Umum Perusahaan


PT MHE Demag Indonesia merupakan bagian dari MHE Demag Group
dan Konecranes Global. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1972 dengan kantor
pusat di Singapura. MHE Demag kini telah memiliki sebelas pabrik di 70 lokasi
yang tersebar di seluruh Asia tenggara. Cakupan produk dan service yang
ditawarkan oleh MHE Demag Indonesia hanya memproduksi Crane menurut
wawancara dengan salah satu karyawan. MHE-Demag memegang sertifikasi
kualitas yang diakui secara internasional ISO 9001, EHS 14001 dan OHSAS
18001. Produk yang diproduksi di fasilitas MHE-Demag dijamin dengan kualitas
tertinggi dan dipercaya oleh perusahaan di seluruh wilayah. Dengan tenaga kerja
yang berdedikasi lebih dari 1.700 staf terlatih, termasuk 700 insinyur dan teknisi
layanan yang responsif, back-office yang penuh perhatian, infrastruktur TI yang
cerdas, dan armada 300 van layanan, untuk MHE-Demag Indonesia memiliki 350
orang Tenaga Kerja,

2.2. Temuan Hasil Observasi


Temuan pada hasil observasi yang dilakukan PKL-Virtual di PT MHE
Demag Indonesia, dapat ditemukan temuan sebagai berikut:
2.2.1. Temuan Positif
a. Pemeriksaan Tabung Kompressor, Pemeliharaan dan pengecekan rutin
Berita acara berita uji riksa bejana tekan, Wajib uji riksa berkala bejana
tekan tangki timbun
b. Pemeriksaan overhead crane secara berkala untuk mencegah timbulnya
resiko bahaya dan pengendalian kecelakaan kerja akibat Pesawat Angkat
dan Angkut
c. Sudah dilakukan riksa uji terhadap overhead crane Sebagai bentuk
penerapan SMK3 tentang pengendalian kecelakaan kerja akibat Pesawat
Angkat dan Angkut

7
d. Operator overhead crane sudah memiliki Lisensi Wajib untuk operator PAA
untuk mempunyai lisensi
e. Adanya Name plate pada unit bejana tekan Sesuai dengan peraturan,
Name plate pada bejana tekan menunjukan spesifikasi dan identitas
bejana, setiap bejana tekan
f. Forklift yang telah melaksanakan Riksa uji untuk mencegah resiko bahaya
dan upaya pengendalian kecelakaan kerja

2.2.2. Temuan Negatif / Perbaikan

a. Membiarkan forklif tanpa operator dengan barang dan posisi garpu tidak
menyentuh tanah
b. Salah satu teknisi tidak memakai apd helm
c. Penggantian baterai forklif tanpa ada trolley
d. Riksa uji tanpa memakai apd sarung tangan dan ear plug

8
BAB III
ANALISA

Berdasarkan hasil observasi lapangan di PT. MHE DEMAG INDONESIA ada temuan positif dan temuan negative sebagai
berikut :
A. Temuan Positif
SARAN/ KLAUSAL DALAM
NO. FOTO LOKASI TEMUAN ANALISIS DASAR HUKUM SMK3 (BILA PERLU)
PENDAPAT
UU nomer 1/1970
mengenai
Pemeliharaan keselamatan kerja
Pemeriksaan
Analisis dan dan permen no. 37 Keamanan bekerja
1. Workshop Tabung
Manfaat pengecekan tahun 2016 berdasarkan SMK3
Kompressor
rutin tentang bejana
tekan dan tanki
timbun

UU nomer 1/1970
mengenai
Berita acara Wajib uji riksa keselamatan kerja
Arsip
berita uji Analisis berkala dan permen no.37 Keamanan bekerja
2. Dokumen /
riksa bejana Manfaat bejana tekan tahun 2016 berdasaarkan SMK3
Kantor
tekan tangki timbun tentang bejana
tekan dan tangki
timbun

9
SARAN/ KLAUSAL DALAM
NO. FOTO LOKASI TEMUAN ANALISIS DASAR HUKUM SMK3 (BILA PERLU)
PENDAPAT
Dapat
melakukan
pemeriksaan
overhead
crane secara
berkala untuk
mencegah
Tersedianya Permenaker No
Analisis timbulnya Keamanan Bekerja
3. Workshop overhead PER .05/
Manfaat resiko bahaya Berdasarkan SMK3
crane MEN/1985
dan
pengendalian
kecelakaan
kerja akibat
Pesawat
Angkat dan
Angkut
Sebagai
bentuk
Sudah penerapan Permenaker no
dilakukan SMK3 tentang 01/MEN/1980 SKB
Arsip
riksa uji Analisis pengendalian Menaker &Men PU
4. Dokumen / Pemeriksaan SMK3
terhadap Manfaat kecelakaan No 174/MEN/1986
Kantor
overhead kerja akibat dan No
crane Pesawat 104/kpts/1986
Angkat dan
Angkut

10
SARAN/ KLAUSAL DALAM
NO. FOTO LOKASI TEMUAN ANALISIS DASAR HUKUM SMK3 (BILA PERLU)
PENDAPAT

Operator Wajib untuk Permenaker No.


Arsip overhead operator PAA 08 Tahun 2020 Pengembangan
Analisis
5. Dokumen / crane sudah untuk tentang Sertifikasi ketrampilan dan
Manfaat
Kantor memiliki mempunyai & Lisensi Operator kemampuan
Lisensi lisensi Petugas PAA

Sesuai
dengan
peraturan,
Klausul 7 Standar
Name plate
Adanya pemantauan sub-
pada bejana Permenaker No.
Name plate Analisis Elemen Peralatan
6. Workshop tekan 37 Tahun 2016
pada unit Manfaat Pemeriksaan/Inspeksi,
menunjukan pasal 9 ayat 1
bejana tekan Pengukuran dan
spesifikasi
Pengujian
dan identitas
bejana, setiap
bejana tekan

11
B. TEMUAN NEGATIF

KLAUSAL
SARAN/ DASAR DALAM
NO. FOTO LOKASI TEMUAN ANALISIS SMK3 (BILA
PENDAPAT HUKUM
PERLU)
Garpu forklift
Membiarkan menjadi lebih
forklif tanpa cepat
operator mengalami
Keamanan
dengan perawatan dan UU No. 1
Analisis Bekerja
1. Workshop barang dan dapat tahun
Dampak Berdasarkan
posisi garpu menyebabkan 1970
SMK3
tidak resiko barang
menyentuh yang berada
tanah diatas forklif
jatuh
Memberi
arahan agar
Salah satu Keamanan
memakai apd UU No. 1
Lokasi di teknisi tidak Analisis Bekerja
2. helm saat tahun
site memakai Dampak Berdasarkan
dilokasi 1970
apd helm SMK3
overhead
crane

Penggantian Keamanan
Agar baterai UU No. 1
Warehouse baterai forklif Analisis Bekerja
3. aman tanpa tahun
jakarta tanpa ada Dampak Berdasarkan
mengenai ka 1970
trolley SMK3

12
Riksa uji Memberi agar
tanpa arahan Keamanan
UU No. 1
memakai Analisis memakai apd Bekerja
4. Workshop tahun
apd sarung Dampak sarung tangan Berdasarkan
1970
tangan dan dan ear plug SMK3
ear plug saat riksa uji

13
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
PT MHE Demag Indonesia dalam usahanya proses alur kerjanya
menggunakan alat seperti compressor, forklift, overhead crane yang
dimana alat tersebut termasuk kedalam Norma K3 Pesawat Uap Bejana
Tekan dan Norma K3 Mekanik, dan PT MHE Demag Indonesia telah
menerapkan beberapa hal terkait dengan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja pada Norma tersebut yaitu Pesawat Uap Bejana Tekan dan Mekanik
seperti melakukan pemeriksaan dan pengujian pada alat-alat tersebut
dibuktikan dengan hasil riksa uji/uji layak dan memberikan
pengetahuan/kompetensi kepada petugas yang ditunjuk mengoperasikan
alat tersebut dibnuktikan dengan lisensi/skp pada personel tersebut.

4.2 SARAN
Meski PT MHE Demag Indonesia sudah bagus dalam upaya dan
menerapkan Norma K3 Pesawat Uap Bejana Tekan dan Norma K3 Mekanik
akan tetapi masih kurang kontroling, karena pada alat kerja seperti forklift
dan overhead crane seharusnya sudah dilakukan pengujian ulang karena
pengujian tersebut harus dilakukan secara berkala selama 1 tahun
sekali.agar mengurangi brake down dari kerusakan alat tersebutyang dapat
menganggu operasional perusahaan.

14
REFERENSI

1. UU No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja


2. Peraturan Pemerintah No. 50 Th 2012 Dan Permen No. 05/1996
Tentang SMK3
3. Permenaker RI No. Per-04/MEN/1985 Tentang Pesawat Tenaga Dan
Produksi
4. Permenaker RI No. Per-05/MEN/1985 Tentang Pesawat Angkat Dan
Angkut
5. Permenakertrans RI No. Per-09/MEN/VII/2010 Tentang Operator Dan
Petugas Pesawat Angkat Dan Angkut
6. Undang-Undang Uap Tahun 1930
7. Peraturan Uap Tahun 1930
8. Permenaker No. 01/MEN/1988 Tentang Klasifikasi Dan Syarat-Syarat
Operator Pesawat Uap
9. Peraturan Menakertrans No. Per 02/Men/1982 Tentang Kwalifikasi Juru
Las Di Tempat Kerja
10. Peraturan Menakertrans No. Per 01/Men/1982 Tentang Bejana Tekan
11. Peraturan Menakertrans No. Per 02/Men/1982 Tentang Kwalifikasi Juru
Las Di Tempat Kerja
12. Permenaker RI No, 32 Tahun 2016 Pasal 75 Ayat 8 Tentang Bejana
Tekanan Dan Tangka Timbun.

15

Anda mungkin juga menyukai