INTERNSHIP
PROYEK GEDUNG PARKIR AMSL
Oleh:
Pembimbing:
Oleh:
i
ii
LEMBAR ORISINALITAS
Universitas Bina Nusantara
Pernyataan Laporan Enrichment Program
Internship Track
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
membimbing kami untuk dapat menyelesaikan studi Internship dan laporan berjudul
“Laporan Internship Proyek Gedung Parkir AMSL” dengan baik selama 4 bulan dan
tepat waktu. Tujuan dari laporan ini adalah sebagai gambaran mengenai pekrjaan-
pekerjaan yang dilaksanakan selama melakukan program internship di proyek ini.
Dalam Penyusunan laporan akhir ini, Kami berterima kasih kepada pihak –
pihak bersangkutan yang telah membimbing kami dan memberikan pembelajaran yang
didapat selama studi Internship dan pengerjaan laporan Internship.
a. Bapak Dr. Ir. Oki Setyandito, S.T., M.Eng., selaku Ketua Program Studi
Teknik Sipil Universitas Bina Nusantara;
b. Bapak Irpan Hidayat, S.T, M.T, selaku koordinator Enrichment Program
3+1 Internship Program Studi Teknik Sipil Universitas Bina Nusantara;
c. Ibu Ir. Juliasuti, M.T selaku Dosen Pembimbing kami;
d. Bapak R. Sutjijono Ranu selaku Project Manager PT. Takenaka Indonesia
yang sudah memberikan izin untuk melakukan kegiatan internshirp di Proyek
Gedung Parkir AEON Mall BSD Serpong;
e. Bapak Ade Sri Raharjo selaku pembimbing di lapangan pada kegiatan
internship di Proyek Gedung Parkir AEON Mall BSD Serpong;
f. Seluruh staff dan pekerja PT. Takenaka Indonesia yang tidak dapat disebutkan
satu persatu;
Dalam laporan ini merupakan kumpulan materi – materi yang kami dapatkan
selama bekerja/melakukan kegiatan internship selama 4 bulan dan memberi kebenaran
dari referensi untuk laporan ini.
v
vi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vii
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR TABEL xi
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Riwayat perusahaan 1
1.2 Visi dan Misi Perusahaan 2
1.3 Pengalaman perusahaan 3
vii
Data Pendukung 24
Metode Pekerjaan 24
Perhitungan Volume Pekerjaan 31
3.2 Quality control pelaksanaan pekerjaan pile cap 37
Latar belakang 37
Data dan perlengkapan pendukung 37
Standar spesifikasi pile cap 39
Pelaksanaan inspeksi Quality Control 40
3.3 PDA Test 45
Latar Belakang 45
Data dan Perlengkapan Uji 46
Persiapan dan pelaksanaan Pengujian PDA 47
Hasil PDA Test 49
3.4 Pelaksanaan Pekerjaan Kolom 53
Latar Belakang 53
Spesifikasi Kolom 54
Design Layout 55
Data Pendukung 55
Metode Pekerjaan 56
Perhitungan Volume Pekerjaan 61
3.5 LOMBA KOMPETESI COVID 19 TERKAIT KONSTRUKSI 63
DAFTAR PUSTAKA xiii
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
Gambar 3.17 SOP pekerjaan pembsian sengkang kolom 29
Gambar 3.18 Pelaksanaan pekerjaan pembesian di lapangan 29
Gambar 3.19 SOP metode pengecoran 30
Gambar 3.20 Pelaksanaan pengecoran pile cap di lapangan 30
Gambar 3.21 Gambar layout member pile cap tipe F8 37
Gambar 3.22 Form laporan Checklist Quality Control pekerjaan pile cap 38
Gambar 3.23 Standar ukuran angkur 90o pada pile cap 40
Gambar 3.24 Checklist dimensi bekisting pile cap 41
Gambar 3.25 Checklist kedalam pile cap 42
Gambar 3.26 Checklist jarak tulangan dan diameter tulangan 42
Gambar 3.27 Checklist ketinggian tulangan additional 43
Gambar 3.28 Checklist tebal selimut beton 43
Gambar 3.29 Proses pemesanan beton ke supplier 44
Gambar 3.30 Hasil slump test campuran beton 44
Gambar 3.31 Pemsangan alat PDA test 48
Gambar 3.32 Hasil pembacaan pada PDA test 48
Gambar 3.33 Hasil PDA test pada tiang pancang no.8 49
Gambar 3.34 Kerusakan pada taking pancang no. 28 49
Gambar 3.35 Hasil PDA test pada tiang pancang no.186 50
Gambar 3.36 Hasil PDA test pada tiang pancang no.216 50
Gambar 3.37 Hasil PDA test pada tiang pancang no.411 51
Gambar 3.38 Hasil PDA test pada tiang pancang no.496 51
Gambar 3.39 Hasil PDA test pada tiang pancang no.585 52
Gambar 3.40 Hasil PDA test pada tiang pancang no.665 52
Gambar 3.41 Gambar Plan kolom pada proyek Gedung Parkir AMSL 54
Gambar 3.42 Design Layout Tulangan Kolom 55
Gambar 3.43 Diagram Alir Metode Pelaksanaan Pekerjaan Kolom 56
Gambar 3.44 Proses pabrikasi tulangan kolom 57
Gambar 3.45 Penempatan sambungan pada tulangan kolom 57
Gambar 3.46 Proses pemasangan tulangan kolom ke stek kolom 58
Gambar 3.47 Perapihan sengkang kolom setelah ereksi 58
Gambar 3.48 Proses fabrikasi bekisting kolom 59
Gambar 3.49 Proses pemasangan bekisting kolom 60
Gambar 3.50 Poster “Hentikan Penyebaran Virus Corona” 65
x
DAFTAR TABEL
xi
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2.2 MISI
Misi PT. Takenaka Indonesia yang dijadikan sebagai acuan bagi strategi
operasional organisasi dan mencakus aspek Q-C-D-S-E (Quality, Cost, Delivery,
Safety, Environment) adalah sebagai berikut:
f. YAKULT INDONESIA
Dalam dunia pekerjaan ada informasi tentang proyek yang kita harus pahami
dan yang akan mahasiswa kembangkan atau pelajari pada praktik magang. Agar kita
tau jenis proyek apa yang akan kita kerjakan.
Gambar 2.1 Layout Zoning Area Pada Proyek Gedung Parkir AMSL
(Sumber: Proyek Gedung Parkir AMSL)
2.2 Struktur Organisasi
Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Takenaka Indonesia, Tbk pada Proyek Gedung Parkir Mall AEON BSD
(Sumber: Proyek Gedung Parkir AMSL)
Sesuai dengan began struktur organisasi pada gambar 2.2, Berikut merupakan
peranan dari bagian – bagian dalam struktur organisasi PT. Takenaka Indonesia, Tbk
proyek Gedung Parkir AMSL:
a. Project Manager
Project Manager atau manajer proyek merupakan seseorang yang ditetapkan
untuk bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan yang berhubungan dengan
pengelolaan dan pelaksanaan pada suatu proyek konstruksi.
Manajer proyek juga didefinisikan sebagai seseorang dengan tanggung jawab
terhadap pelaksanaan suatu proyek dimulai dari tahapan desain, penawaran dan hingga
pembangun konstruksi proyek selesai. Selain itu manajer proyek juga bertanggung
jawab terhadap perusahaan dan seluruh tim yang bekerja dalam proyek. Manajer
proyek menjadi peran penting dalam pengambilan keputusan yang berhubungan
dengan sumber daya, jadwal dan biaya suatu proyek.
b. Engineering/Shop Drawing
Pada bagian ini dipimpin oleh Chief Engineering yang merupakan kepala
bagian untuk divisi seperti:
• Quantitty Surveyor (QS)
Quantity Surveyor (QS) merupakan profesi dengan keahlian dalam
menganalisa pekerjaan konstruksi yang berhubungan dengan penilaian
pekerjaan, administrasi kontrak. Quantity Surveyor bertanggung jawab
dalam administrasi kontrak hingga suatu pekerjaan dapat diperkirakan,
direncanakan, dianalisis, dikendalikan dan dipercayakan. Selain itu
seorang Quantity Surveyor juga memiliki kemampuan dalam Analisa
komponen biaya pekerjaan konstruksi proyek dengan metode-metode
terkait sehingga dapat menerapkan hasil analisa dalam mengatasi
permasalahan yang terdapat pada setiap proyek
• Quality Control (QC)
Quality Control (QC) atau pengendali mutu menurut Feightboum adalah
suatu sistem yang efektif dalam mengintegrasikan kegiatan – kegiatan
pengawasan dan pengembangan mutu dalam suatu organisasi sehingga
memperoleh hasil produksi dan pelayanan dengan tingkat yang paling
ekonomis dan dapat memuaskan konsumen.
10
Quality Control adalah Teknik dan aktivitas operasi yang digunakan agar
dapat mencapai mutu yang diinginkan. Aktivitasnya mencangkup
pengawasan, meminimalisir munculnya suatu masalah, mengurangi
penyimpangan maupun perubahan yang tidak perlu serta usaha- usaha
untuk mencapai efektivitas waktu dan biaya. Pada bidang konstruksi
quality control memiliki peranan yang sangat penting, karena bertanggung
jawab atas kualitas dari hasil pekerjaan. Maka pengawasan terhadap mutu
pekerjaan membutuhkan perhatian yang sangat tinggi. Pengawasan mutu
tersebut dapat dilaksanakan dengan cara inspeksi sesuai dengan design
gambar yang tertera pada form checklist. Selain untuk pengawasan mutu
inspeksi berdasarkan design gambar pada form checklist juga bertujuan
untuk mencegah kesalahan pekerjaan yang dapat menyebabkan pekerjaan
tambahan serta kerugian dalam efisiensi waktu dan biaya.
• Drafter
Drafter adalah orang yang bertugas dalam pembuatan shop drawing yang
merupakan gambar rencana suatu elemen konstruksi yang disertai dimensi
dan spesifikasi detail sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan konstruksi di
lapangan. selain itu drafter juga membuat as-built drawing yang terdiri
dari gambaran elemen yang telah dibangun. Fungsi dari as-built drawing
adalah sebagai pembanding hasil pembangunan di lapangan dengan
gambar rencana.
• Logistic
Logistic merupakan sebuah profesi dalam rangkaian struktur organisasi
proyek dengan tanggung jawab dalam pendataan, penyimpanan dan
pengadaan seluruh alat dan sumber daya pada suatu proyek.
11
c. Operational/Site Engineer
Site engineer merupakan suatu profesi yang memiliki tanggung jawab dalam
perencanaan teknis dan material konstruksi bersama manajer proyek, termasuk
menyediakan seluruh shop drawing dan membuat perhitungan konstruksi yang
diperlukan serta menentukan spesifikasi data teknis bahan dan volume pekerjaan
konstruksi.
• Chief Engineer
Merupakan kepala bagian Engineer yang membantu tugas manager proyek
dalam hal konstruksi bangunan.
d. Safety Officer
Safety officer adalah sebuah profesi yang tujuan utamanya adalah memastikan
bahwa para pekerja berada dalam lingkungan kerja yang aman dan sehat. Selain itu
adalah mengidentifikasi dan meminimalkan risiko bahaya (Hazard) yang mungkin
timbul di dalam lingkungan pekerjaan. Dengan membawa pedoman K3 safety officer
dapat memberikan induksi tentang keselamatan kepada para pekerja dan staff tentang
bahaya pada proyek konstruksi bangunan.
2.3 Kontrak
Kontrak yang berlaku pada proyek ini adalah kontrak Lumpsum. Sesuai dengan
Perpres No. 54 Tahun 2010 pasal 51 ayat (1), kontrak Lumpsum merupakan kontrak
pengadaan barang/jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu
sebagaimana ditetapkan dalam kontrak, dengan ketentuan:
12
a. Jumlah harga pasti dan tetap, serta tidak dimungkinkan penyesuaian harga;
b. Semua risiko sepenuhnya ditanggung oleh penyedia barang atau jasa;
c. Pembayaran didasarkan pada tahapan produk/ keluaran yang dihasilkan sesuai
isi kontrak;
d. Sifat pekerjaan berorientasi kepada keluaran (output based);
e. Total harga penawaran bersifat mengikat
f. Tidak diperbolehkan adanya pekerjaan tambah/ kurang.
Berdasarkan penjelasan dan ketentuan pada kontrak Lumpsum. Berikut ini
adalah keuntungan dari pemberlakuan kontrak ini:
a. Risiko pemilik proyek sangat kecil;
b. Meminimalisir terjadinya pekerjaan tambah/ kurang;
c. Pembayaran tidak perlu dilakukan secara sekaligus;
d. Pengendalian proyek yang lebih terjamin;
e. Hubungan kerja antara pemilik proyek dan kontraktor menjadi lebih baik.
Pengendalian Mutu
Mutu seringkali digunakan dalam memberikan penilaian yang terbaik pada
suatu produk pada kehidupan sehari- hari. Mutu adalah tingkat dimana satu set
karakteristik yang melekat memenuhi kebutuhan atau harapan yang dinyatakan
umumnya tersirat atau wajib.
Pengendalian mutu (Quality Control) adalah bagian dari manajemen mutu
difokuskan pada pemenuhan persyaratan seperti monitoring, mengurangi
permasalahan dan penyimpangan yang teridentifikasi. Pelaksanaan pengendalian mutu
ini selain dilaksanakan oleh pihak Quality Control di lapangan juga dilaksanakan oleh
pihak Head Office untuk memastikan jika segala pelaksanaan pekerjaan sudah sesuai
dengan standar perusahaan. Dalam pelaksanaan pengendalian mutu pada proyek ini
dilaksanakan uji laboratorium dalam mengendalikan mutu material beton dan besi dan
inspeksi untuk mengawasi mutu pekerjaan yang dilaksanakan. Sebagai contoh
pengendalian mutu material besi/baja tulangan dilaksanakan beberapa pengujian yang
diatur pada SNI 07 – 2052 - 2002 sebagai berikut: uji sifat tampak; uji ukuran, berat
dan bentuk: Uji sifat mekanis yang terdiri dari uji tarik dan lengkung. Berikut ini
adalah contoh pengendalian mutu dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan:
Pengendalian Waktu
Dalam pengendalian waktu proyek dikenal metode Kurva S yang merupakan
sebuah jadwal pelaksanaan pekerjaan yang di sajikan dalam bentuk grafis yang dapat
memberikan bermacam ukuran kemajuan pekerjaan pada sumbu tegak dikaitkan
dengan satuan waktu pada sumbu mendatar. Kurva S ini dikenal salah satu perencanan
waktu yang dapat dibuat oleh kontraktor sebagai alat bantu jadwal pelaksanaan proyek.
Keterlambatan kerja merupakan masalah yang paling sering dihadapi dalam
pengendalian mutu. Untuk dapat mengatasi masalah tersebut dapat dilakukan dengan
penambahan tenaga kerja dan shift kerja (Anggraeni, 2017). Berikut ini adalah kurva
S weekly progress minggu ketiga pada bulan mei pada proyek gedung parkir AMSL:
Pengendalian Biaya
Biaya – biaya konstruksi proyek perlu dikelompokkan agar dalam analisa
perhitungan Rencana Anggaran Biaya. Biaya konstruksi memiliki unsur utama dan
faktor yang perlu dipertimbangkan dalam kegiatan pengendalian (Asiyanto, 2005).
Pada proyek gedung parkir AMSL ini pengendalian biaya diawasi langsung oleh
Quantity Surveyor (QS). Disini wewenang Quantity Surveyor adalah memastikan
segala pengeluaran biaya untuk pengadaan item atau material pekerjaan sesuai dengan
persetujuan awal oleh supplier dan tidak ada pembengkakan biaya yang disebabkan
oleh unsur disengaja maupun tidak disengaja. Salah satu contoh kasus pengendalian
15
biaya material beton saat pengecoran zone 1 lantai +3100. Permasalahan yang dihadapi
adalah terjadinya ketidak sesuaian volume pengecoran beton aktual dan rencana.
Setelah diteliti ketidaksukaan tersebut diakibatkan oleh kerusakan pompa saat
pengecoran dan menyebabkan terbuangnya campuran beton tersebut. Dalam
penyelesaian masalah tersebut pihak Quality Control membicarakannya dengan pihak
penyedia pompa beton dan ditemukannya solusi pihak penyedia pompa akan
bertanggung jawab atas volume beton yang terbuang. Dalam pengendalian biaya
material metode yang digunakan oleh pihak Quantity Surveyor adalah
membandingkan volume rencana dengan volume aktual, data volume aktual didapat
dari data surat jalan material. Berikut ini adalah contoh surat jalan besi yang telah
disusun oleh pihak logistic di lapangan yang akan diserahkan ke pihak Quantity
Surveyor:
Safety
Penerapan K3 di proyek Gedung parkir AMSl diawasi oleh safety officer.
standar kelengkapan APD yang ditentukan oleh PT. Takenaka terdiri atas penggunaan
safety helmet lengkap dengan tali dagu, safety belt atau body harness untuk pekerjaan
tinggi, safety glove dan safety shoes atau safety boot tergantung pada kondisi cuaca di
proyek. setiap pekerja baru akan diberikan briefing mengenai prosedur keselamatan
kerja yang berlaku pada proyek tersebut dalam safety induction. Seluruh pekerjaan di
proyek ini diatur oleh 10 program keselamatan kerja yang selalu dibacakan setiap
koordinasi pagi. Selain keselamatan saat bekerja disini para bekerja juga menjaga
Kesehatan tubuh mereka dengan melakukan senam setiap pagi sebelum memulai
pekerjaan. Safety officer juga melakukan safety patrol setiap harinya untuk mengawasi
ketertiban dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan prosedur keselamatan kerja.
Peralatan dan perlengkapan di proyek juga selalu diperiksa setiap minggunya. berikut
merupakan salah satu pekerjaan yang telah memenuhi prosedur keselamatan kerja:
17
Konsultan Perencana
Konsultan perencana merupakan pihak yang ditunjuk oleh pemilik sebagai
pelaksana pekerjaan perencanaan dan dapat berupa badan usaha baik swasta maupun
pemerintah. Peran konsultan perencana dalam pelaksanaan proyek konstruksi yaitu
sebagai berikut:
a. Membuat gambar kerja pelaksanaan;
b. Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan seusai kehendak pemilik;
c. Membuat rencana anggaran biaya bangunan;
d. Membuat rencana kerja dan syarat-syarat pelaksanaan bangunan;
e. Melakukan perubahan desain bila terdapat pekerjaan yang tidak
memungkinkan dilaksanakan di lapangan.
Kontraktor
Kontraktor merupakan badan hukum atau perorangan yang ditugaskan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan proyek dan merupakan pihak yang penawarannya telah
diterima dan telah diberi surat penunjukan serta telah menandatangani surat perjanjian
pemborongan kerja dengan pemilik proyek. Kontraktor bertanggung Jawab secara
langsung kepada pihak pemilik. Pihak kontraktor dapat berkonsultasi secara langsung
dengan tim pengawas menyangkut masalah yang terjadi dalam pelaksanaan pekerjaan.
Adapun tugas dan tanggung jawab sebagai pihak kontraktor yaitu sebagai berikut:
a. Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai peraturan dan spesifikasi yang telah
direncanakan dan ditetapkan di dalam kontrak perjanjian;
b. Membuat dam melaporkan laporan bulanan yang berupa kemajuan progress
proyek kepada pihak owner;
c. Bertanggung jawab atas kegiatan konstruksi dan metode pelaksanaan
pekerjaan di lapangan;
Berdasarkan hasil dari kegiatan internship yang dijalani Ada beberapa aktivitas
didapat oleh peserta selama internship pada proyek Gedung Parkir AMSL BSD
Serpong Berikut merupakan aktivitas yang akan dibahas oleh penulis:
1. Pelaksanaan pekerjaan pile cap;
2. Quality control pelaksanaan pekerjaan pile cap;
3. PDA Test;
4. Pelaksanaan pekerjaan kolom;
5. Lomba kompetensi COVID-19
Gambar 3.1 Gambar Plan Pile cap pada proyek Gedung parkir AMSL BSD Serpong
(Sumber: Proyek Gedung parkir AMSL)
Pada proyek ini terdapat 32 tipe pile cap berdasarkan jumlah pancang dan
ukurannya dan berikut ini terlampir spesifikasi ukuran dan jumlah pancang pada setiap
pile cap:
Tabel 3.1 Spesifikasi Dimensi Pile cap
Dimensi Pondasi
No. Tipe Jumlah Pancang
Panjang Lebar Tinggi
1 F4 3.30 3.30 1.20 4.00
2 F4A 3.30 4.10 1.20 4.00
3 F5 4.10 4.10 1.20 5.00
4 F5B 3.95 4.10 1.20 5.00
5 F6 3.30 5.10 1.20 6.00
6 F8 5.10 4.70 1.20 8.00
7 F8A 5.10 4.70 1.20 8.00
8 F8B 5.10 4.70 1.20 8.00
9 F10 3.30 8.70 1.20 10.00
10 F5C 3.70 3.70 1.20 5.00
11 F5D 3.65 4.10 1.20 5.00
12 F6A 3.30 4.50 1.20 6.00
13 F6B 3.30 5.10 1.20 6.00
14 F6C 3.00 5.10 1.20 6.00
23
Design Layout
Berikut adalah spesfikasi ukuran dan member tulangan pada pile cap tipe F8
yang digunakan sebagai sampel perhitungan:
Data Pendukung
Data – data pendukung dalam perhitungan kebutuhan pekerjaan pile cap, yaitu:
a. Gambar rencana design pile cap;
b. Pengukuran aktual di lapangan;
c. Gambar as built drawing.
Metode Pekerjaan
Berikut ini adalah diagram alir mengenai tahapan pekerjaan pile cap secara
berurutan dari pekerjaan galian area pile cap hingga pekerjaan pengecoran:
Sebagai contoh untuk pile cap tipe F8 dengan ukuran 5100 x 4700 mm2 maka
ukuran galian yang dibuat adalah 5600 x 5200 mm2. Sedangkan untuk
kedalaman galian ditambahkan ± 50 mm sebagai ruang untuk lantai kerja.
Pekerjaan galian ini dikerjakan menggunakan alat excavator.
lebar menyesuaikan tipe pondasi dengan pelebaran sebesar ± 300 mm, maka
untuk pondasi tipe F8 lebar pekerjaan lantai kerja menjadi 5400 x 5000 mm2.
Pelebaran lantai kerja ini dimaksudkan sebagai dasar untuk pemasangan
sebagai forming pile cap.
c. Pekerjaan pembersihan
Pekerjaan pembersihan terdiri dari beberapa bagian yaitu; pembobokan tiang
pancang dan pembersihan material tanah pada lantai kerja. Pada pekerjaan
pembobokan tiang pancang dipotong dengan menyisakan tiang pancang
setinggi 100 mm dari dasar lantai kerja sesuai dengan standar yang digunakan.
Sedangkan untuk pembersihan material lainnya, dilakukan agar saat
pengecoran tidak ada material lain yang tercampur dengan beton yang dapat
berakibat menurunkan kekuatan beton itu sendiri. Pekerjaan dewatering juga
dilaksanakan pada galian dengan kondisi tergenang yang disebabkan oleh
hujan.
27
e. Pekerjaan pembesian
Pekerjaan pemasangan tulangan pile cap dilaksanakan dengan beberapa tahap;
pertama pemasangan tulangan bagian bawah yang menggunakan besi ukuran
D25 dengan jumlah tulangan memanjang sebanyak 25 buah dan tulangan
tumpuan sebanyak 31 buah dengan penyangga beton decking sesuai dengan
tebal selimut beton yaitu 130 mm dari lantai kerja untuk bagian bawah dan
700 mm dari bekisting untuk bagian samping lalu dilanjutkan dengan tulangan
atas yang menggunakan besi ukuran D13 dengan jumlah yang sama seperti
pada tulangan bawah dan diberikan jarak 70 mm dari stop cor atas sebagai
selimut beton. Kemudian pemasangan tulangan samping berupa 4 buah
tulangan dengan ukuran D13 di setiap sisinya. Setelah tulangan utama pile cap
terpasang dilanjutkan dengan pemasangan besi additional pada tiang pancang
dengan menggunakan besi D19 dan panjang 1700 mm sebanyak 5 buah di
setiap lubang pancang yang bertujuan untuk memberikan perkuatan pada
sambungan tiang pancang ke pile cap. Terakhir pemasangan tulangan kolom
sebanyak 18 buah besi ukuran D29 dengan Sengkang D13 masing – masing
berjarak 150 mm dan 50 mm dari stop cor atas untuk Sengkang atas pertama.
Setelah seluruh pemasangan tulangan selesai akan dilakukan pengecekan oleh
quality control untuk memastikan bahwa pekerjaan ini sudah siap untuk dicor.
29
f. Pekerjaan pengecoran
Terdapat dua metode yang digunakan pada proses pengecoran pile cap.
Pemilihan metode yang dipergunakan berdasarkan letak dan akses dari pile cap
yang akan dicor. Jika truk mixture memiliki akses yang cukup untuk talang truk
mixture mencapai daerah pengecoran maka pengecoran akan dilakukan secara
manual sedangkan jika truk mixture tidak memiliki akses maka pengecoran
akan dilaksanakan menggunakan tower crane.
kerja lebih untuk meratakan penyebaran beton sedangkan metode tower crane
dapat melakukan pengecoran di beberapa titik jadi dapat menghasilkan
pengecoran yang lebih merata. Persiapan awal yang dilaksanakan sebelum
memulai pengecoran adalah menutup tulangan besi kolom dengan plastik cor
yang bertujuan untuk mencegah tulangan kolom kotor karena terkena beton.
Selanjutnya pekerjaan pengecoran dapat dilaksanakan dan saat pengecoran
beton vibrator ditusuk - tusukan ke campuran beton untuk menghilangkan
rongga – rongga udara pada campuran beton. Setelah pengecoran selesai
dilaksanakan finishing untuk meratakan permukaan beton lalu ditutup dengan
plastik cor dan disiram air agar proses curing dapat berlangsung. Proses curing
pada pengecoran pile cap ini berlangsung selama 24 jam. Setelah proses curing
selesai maka dapat dilanjutkan dengan pengerjaan kolom dan sloef.
= 6.912 m3/jam
= 5 jam
Jadi, untuk pekerjaan galian pile cap tipe F8 volume galian tanah yang
dikerjakan adalah sebesar 34,66 m3 dan dapat diselesaikan dengan waktu 5 jam
menggunakan excavator tipe PC50.
33
1
Kebutuhan hebel per 1 m3 = panjang hebel × lebar hebel × tinggi hebel
1
= 0,6 × 0,075 × 0,2
= 1,77 kubik
d. Volume pekerjaan besi
Berikut ini adalah penjabaran data besi tulangan yang terdapat pada pile cap
tipe F8 berdasarkan gambar member:
Tabel 3.3 Data dimensi tulangan pile cap tipe F8
Diameter Besi Jumlah Panjang Luas Penampang Berat
(mm) (n) (m) (m2) Jenis
(kg/m3)
25 31 5.56 0.00049
25 28 5.96 0.00049
13 31 6.88 0,00013
13 28 7.304 0,00013
13 8 6 0,00013
7850
13 8 4.64 0,00013
19 24 1.925 0,00028
19 64 1.93 0,00028
8 8 12 0,00005
8 8 4 0,00005
35
Tabel 3.4 Hasil perhitungan kebutuhan besi pada pile cep tipe F8
Diameter Jumlah Panjang Luas Berat Berat Berat
Besi (n) (m) Penampang Jenis (kg) total
(mm) (m2) (kg/m3) (ton)
Gambar 3.22 Form laporan Checklist Quality Control pekerjaan pile cap
(sumber: proyek Gedung parkir AMSL)
39
b. Ukuran angkur pada tulangan tulangan atas dan bawah diatur pada standa SNI
2847 :2013 klause 15.6.3 seperti pada gambar 3.24. Pada tulangan bagian
bawah panjang angkur yang diperlukan sepanjang 20d atau lebih. Sedangkan
untuk angkur pada tulangan atas sepanjang 12d.
40
d. Pekerjaan Bekisting
− Memastikan ukuran bekisting sudah sesuai dengan design.
− Memastikan marking stop cor atas pada bekisting sudah sesuai dengan
ukuran design dan terlihat jelas.
e. Pekerjaan Pembesian
− Memastikan jumlah dan diameter besi tulangan pile cap telah sesuai
dengan design member.
− Memastikan jarak antar tulangan sudah seragam dan ikatan tulangan
dikerjakan secara diagonal.
− Memastikan ukuran hook tulangan bawah sudah sesuai standar 20d yaitu
500 mm.
− Memastikan pemasangan beton decking sudah rapi dan tepat sesuai design
yaitu 70 mm untuk selimut atas dan samping dan 130mm untuk selimut
bawah.
f. Pekerjaan Pengecoran
− Memastikan kebersihan pile cap sudah bersih dan tidak ada material lain
di lantai kerja.
− Memastikan tulangan kolom diatas pile cap sudah ditutupi plastic cor.
− Menghitung volume pengecoran aktual Bersama supplier beton.
44
Gambar 3.31 Pemasangan alat PDA Gambar 3.32 Hasil pembacaan pada
test PDA test
(sumber: handover document proyek (sumber: proyek Gedung parkir
Gedung Parkir AMSL) AMSL)
Rangkuman seluruh hasil PDA test pada delapan sampel tiang pancang dapat
dilihat pada tabel dibawah.
Tabel 3.7 Rangkuman hasil uji PDA dengan Analisa CAWAP
Analisa CAPWAP
Daya Daya Daya
No. tiang Penurunan Peresentase
No. Dukung Dukung Dukung
Pancang Tanah Keutuhan
Selimut Ujung Batas
(mm)
(ton) (ton) (ton)
1 08 145.6 79.4 225.9 10.0 100 %
2 28 - - - - -
3 186 129.5 100.5 230.0 16.0 100 %
4 216 156.9 36.1 193.0 9.4 85 %
5 411 159.7 45.8 205.5 7.9 100 %
6 496 157.4 55.7 213.2 6.0 100 %
7 585 152.1 37.9 190.0 9.3 100 %
8 665 207.7 30.3 238.0 6.6 100 %
Spesifikasi Kolom
Berikut adalah gambar plan lokasi kolom pada proyek ini:
Pada proyek ini terdapat 7 tipe jenis berdasarkan ukuran dan jumlah
tulangannya. Berikut ini terlampir spesifikasi dimensi pada setiap kolom:
Tabel 3.8 Spesifikasi Ukuran kolom
Dimensi
No. Tipe
P L
1 C50 0.50 0.60
2 C60 0.60 0.80
3 C60A 0.60 0.60
4 C60B 0.60 1.00
5 C60C 0.60 1.20
6 C80 0.80 1.00
7 C80A 0.80 1.50
55
Design Layout
Berikut adalah spesfikasi ukuran dan tulangan pada desain kolom tipe C60
yang digunakan sebagai sampel perhitungan:
Data Pendukung
Data – data pendukung dalam perhitungan kebutuhan pekerjaan kolom, yaitu:
a. Gambar rencana design kolom;
b. Pengukuran aktual di lapangan;
c. Gambar as built drawing.
56
Metode Pekerjaan
Pekerjaan kolom dilakukan pengukuran di lapangan bersamaan dengan
persiapan bekisting dan persiapan tulangan dari pabrikasi. Berikut adalah diagram alir
tahapan pekerjaan kolom:
dan kebersihan dasar kolom bagian dalam yang banyak terdapat kawat. Jika
sudah lolos tahapan quality control makan tulangan kolom siap untuk
dibekisting
b. Pekerjaan Bekisting
Dimulai dari marking area kolom oleh surveyor sesuai dengan dimensi kolom
tipe C60 yaitu 800 × 600 mm2 menggunakan sipatan. Kemudian Pemasangan
Sepatuan pada kolom sesuai dengan marking yang ada berfungsi sebagai
patokan saat pemasangan bekisting. Pemasangan sepatuan menggunakan pelat
besi dan las ke besi support yang telah diatur sedemikian rupa. Saat proses
pengelasan bagian tulangan utama tidak boleh sampai ikut terlas karena dapat
mengurangi kekuatan tulangan tersebut. Bekisting yang digunakan terbuat dari
plywood dengan tebal 12 mm dan menggunakan besi hollow sebagai rangka.
Fabrikasi bekisting kolom dikerjakan oleh PT. saluyu. Sebelum proses
pemasangan bekisting bagian dalam belkisting dilapisi dengan solar terlebih
dahulu agar campuran beton tidak menempel dengan bekisting saat mengering.
support agar bekisting tetap stabil saat pengecoran. Setelah bekisting terpasang
pihak surveyor akan mengecek Kembali dimensi kolom tersebut.
Pada proyek Gedung Parkir AMSL (Aeon Mall Sinarmas Land) yang
dilaksanakan oleh kontraktor PT. TAKENAK INDONESIA sudah melaksanakan
beberapa pencegahan penyebaran COVID – 19 di proyek yang dipimpin langsung oleh
PM dan Safety officer sebagai kepala pelaksana di lapangan dengan seluruh staff dan
pekerja sebagai pelaksana di lapangan. Upaya pencegahan ini dilaksanakan dimulai
dari tanggal 16 maret lalu yang berupa pemberian susu ‘Bear Brand’ selama 14 hari
ke depan kepada seluruh staff yang melaksanakan lembur di proyek sebagai tahapan
awal untuk menjaga ketahanan antibody tubuh.
Upaya pencegahan yang telah terlaksana di proyek sampai per tanggal 3 april, sebagai
berikut:
a. Pelaksanaan pengecekan suhu tubuh seluruh staff dan pekerja sebelum
memasuki lingkungan proyek yang dilaksanakan di pagi hari dimulai dari
pukul 07.00 dan untuk pekerja yang memiliki suhu diatas 37. 4 oc akan
dipulangkan serta dicatat dan dipantau perkembangannya selama beberapa hari
ke depan, jika panas tidak turun selama tiga hari pihak kontraktor yang bekerja
sama dengan mandor akan merujuk ke puskesmas untuk pengecekan.
b. Setelah pengecekan suhu para staff dan pekerja akan melewati disinfektan
chamber untuk menetralisasi pakaian. Penyemprotan disinfektan dilakukan
secara manual untuk mencegah terkena ke bagian kulit maupun wajah.
c. Melaksanakan physical distancing pada segala kegiatan di proyek seperti pada
kegiatan senam pagi, meeting, dan saat kerja di lapangan. Jadi jarak per orang
pada barisan minimal 1-meter dan saat koordinasi pekerjaan di lapangan akan
diselingi dengan penyuluhan mengenai cara pencegahan penyebaran COVID-
19 selama bekerja di lapangan, menjaga jarak dan tidak berkumpul saat
bekerja, rutin mencuci tangan dengan sabun, menjaga Kesehatan selama
dengan istirahat yang cukup, jangan pulang kampung dan beberapa hal penting
lainnya.
d. Menyediakan fasilitas tempat cuci tangan di beberapa titik seperti rest area
pekerja dan di dekat akses keluar masuk proyek.
e. Mewajibkan penggunaan masker bagi seluruh pekerja dan staff selama berada
di proyek.
65
Ariani, V. (2018). Estimasi Biaya Proyek Konstruksi Gedung Oleh Quantity Surveyor
. Pekerjaan Struktur Atas Proyek Apartement The Accent Jakarta.
Bantul, D. (n.d.). Kolom Bangunan Pengertian, Jenis, dan Fungsinya. Retrieved from
Dpupkp.bantulkab.go.id: https://dpupkp.bantulkab.go.id/berita/96-kolom-
bangunan-pengertian-jenis-dan-fungsinya
Batu, A. L. (2018). Hubungan Sumber Daya Manusia (SDM) Dengan Menejemen
mutu. 9.
Kumaseh, F. (n.d.). Pengaruh Jarak Sengkang Terhadap Kapasitas Beban Aksial
Maksimum Kolom Beton Berpenampang Lingkaran Dan Segi Empat.
Retrieved from Neliti.com:
https://www.neliti.com/id/publications/140832/pengaruh-jarak-sengkang-
terhadap-kapasitas-beban-aksial-maksimum-kolom-beton-ber
Messah, Y. A., Paula, L. H., & Sina, D. A. (2013). Pengendalian Waktu Dan Biaya
Pekerjaan Konstruksi Sebagai Dampak dari Perubahan Desain. Studi Kasus
Embung Irigasi Oenaem, Kecamatan Biboki Selatan,, 12.
Pekerjaan Kontraktor ME dan Sipil Arsitektur Dalam Proyek. (n.d.). PT DInamika
Nusa Mandiri.
Anggraeni, E. R. (2017). Analisis Percepatan Proyek menggunakan Metode Crashing
Dengan Penambahan tenaga Kerja Dan Shift Kerja. Jurnal Online Jurusan
Teknik Sipil UNS Surakarta.
xiii
xiv