Disusun Oleh :
Disusun Oleh :
i
LEMBARAN PENGESAHAN
Menyetujui
Komisi Penasehat.
Ketua Anggota
Prof. Dr. Ir. Jonie Tanijaya, M.Sc Prof. Dr. Melly Lukman, M.S
NIDN. 0927036201 NIDN. 0010115715
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 2
1.3. Tujuan Penelitian 3
1.4. Batasan Masalah 3
1.5. Manfaat Masalah 3
4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Proyek Konstruksi 5
2.2. Pengertian Alat Berat 5
2.3. Manajemen Alat Berat 5
2.4. Efisiensi Kerja 6
2.5 Sifat-Sifat Teknis Alat-Alat Berat 8
2.6. Produktivitas Alat Berat 11
2.7. Penelitian Sejenis 14
2.8. Kerangka Konseptual 16
18
iii
3.4. Teknik Analisi Data 20
21
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN 22
23
iv
DAFTAR TABEL
Tabel
1. Efisensi Kerja 9
2. Koefisien Tahanan Gelinding (r) 11
3. Koefisien traksi pada tiap kendaraan 14
v
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
1. Kerangka konseptual 18
2. Bagan Alir Penelitian 19
.
vi
BAB I
PENDAHULUAN
dengan skala yang besar. Tujuan penggunaan alat berat tersebut untuk
diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah dan pada waktu yang relatif lebih
singkat.
Pemilihan alat berat yang akan dipakai merupakan faktor terpenting dalam
keberhasilan suatu proyek. Alat berat yang dipilih harus tepat sehingga
pengerjaan menjadi panjang, ini merupakan hal yang menyebabkan biaya lebih
besar.
Dalam merencanakan suatu proyek, produktivitas baik per jam maupun per
hari diperlukan. Produktivitas standar dari alat tersebut dalam kondisi ideal
dikalikan dengan suatu faktor. Faktor tersebut dinamakan efisiensi kerja. Efisiensi
adalah bentuk permukaan bumi yang dalam istilah pekerjaan jalan sering disebut
Page |1
medan yang di ukur tegak lurus garis kontur, menurut Bina Marga (1997).
Berdasarkan acuan Bina Marga medan jalan terbagi atas medan datar dengan
kemiringan lebih kecil dari 3%, perbukitan dengan kemiringan 3% sampai dengan
pemadat, alat perata dan alat penghampar aspal dengan medan yang berbeda,
produktivitas juga berbeda. Hal ini disebabkan selain dari faktor medan
Barat karena topografi pada provinsi ini sangat bervariasi seperti wilayah
produktivitas dari peralatan perlu dianalisis dengan baik. Olek karena itu perlu
datar?
medan perbukitan?
Page |2
3. Bagaimana produktivitas alat berat pada pekerjaan jalan dengan klasifikasi
medan pegunungan?
medan datar.
medan perbukitan.
medan pegunungan.
Page |3
c. Paket - 4 Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan Bts. Kota Majene -
Page |4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu. Proyek biasanya bersifat lintas
profesi dan organisasi. Setiap proyek adalah unik, bahkan tidak ada dua proyek
yang persis sama. Proyek adalah aktivitas sementara dari personil, material, serta
Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali
dalam proyek konstruksi dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu kegiatan rutin dan
yang berulang dan berlangsung lama, sementara kegiatan proyek adalah suatu
rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya dalam jangka
Alat berat adalah peralatan mesin berukuran besar yang didesain untuk
Page |5
teknik sipil merupakan alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam
berat merupakan faktor penting dalam pelaksaan proyek terutama proyek besar
sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah pada waktu
yang relatif lebih singkat dan diharapkan hasilnya lebih baik (Rostiyanti, 2002)
manusia.
4. Mutu hasil kerja yang lebih baik, dengan memakai peralartan berat.
aspek alat berat sepanjanh usisa hidupnya mulai dari proses pemilihan sampai
peremajaan.
penentu. Tidak setiap alat berat dapat dipakai untuk setiap proyek konstruksi.
Page |6
Oleh karena itu pemilihan alat berat yang tepat sangatlah diperlukan. Apabila
terjadi kesalahan dalam pemilihan alat berat maka akan terjadi keterlambatan di
dalam pelaksanaan, biaya proyek yang membengkak dan hasil yang tidak sesuai
dengan rencana.
Faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan alat berat antara lain
sebagai berikut:
lain-lain.
2. Kapasitas peralatan : pemilihan alat berat didasarkan pada volume total atau
berat material yang harus diangkut atau dikerjakan. Kapasitas alat yang
dipilih harus sesuai sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang
telah ditentukan.
5. Ekonomi Selain biaya investasi atau biaya sewa peralatan, biaya operasi
Page |7
6. Jenis Proyek : Ada beberapa jenis proyek yang umumnya menggunakan
7. Lokasi Proyek : Lokasi proyek juga merupakan hal lain yang perlu
dataran tinggi memerlukan alat berat yang berbeda dengan lokasi proyek
di dataran rendah.
8. Jenis dan Daya Dukung Tanah Jenis tanah di lokasi proyek dan material
yang akan dikerjakan dapat mempengaruhi alat berat yang akan dipakai.
9. Kondisi Lapangan : Kondisi dengan medan yang sulit dengan kondisi yang
dengan kondisi ideal alat dikarenakan hal-hal tertentu seperti topografi, keahlian
operator, pengoperasian dan pemeliharaan alat. Produktivitas per jam alat harus
ideal dikalikan faktor yang disebut efisiensi kerja. Besarnya nilai efisiensi kerja
Page |8
Tabel 1. Efisensi Kerja
Selain dengan menggunakan faktor efisiensi kerja diatas dapat juga digunakan
1. Faktor peralatan
2. Faktor operator
3. Faktor material
Page |9
a. Sempurna = 1,00
b. Baik = 0,92
c. Sedang = 0,82
d. Buruk = 0,75
5. Faktor cuaca
a. Baik = 1,00
b. Sedang = 0,80
a. Berat = 0,70
b. Sedang = 0,80
c. Ringan = 1,00
(Rohchmanhadi, 1987) :
Dimana :
EO = Efisiensi Operator
EA = Efisiensi Alat
EC = Efisiensi Cuaca
EL = Efisiensi Lokasi
P a g e | 10
2.5 Sifat-Sifat Teknis Alat-Alat Berat
Menurut andi (2003) pada dasarnya suatu alat bisa bergerak bila mendapat
gaya atau tenaga. Faktor-faktor yang bisa mempengaruhi gerakan alat berat yaitu :
Dimana :
P a g e | 11
2. Landai permukaan
Bila kendaraan bergerak naik pada permukaan yang miring maka diperlukan
tenaga tambahan agar gerakannya tetap. Tambahan tenaga tersebut kurang lebih
permukaan.
Rimpull adalah tenaga gerak yang disediakan mesin kepada roda-roda gerak
suatu kendaraan beroda biasa (wheels) yang dinyatakan dalam kg atau lbs. Jika
data rimpull tidak diperoleh dari spesifikasi alat, maka dapat dihitung dengan
rumus :
dihitung untuk menarik muatan disebut Tenaga Tarik Traktor (Draw Bar Pull =
DBP), ialah tenaga yang terdapat pada gantol hook di belakang traktor tersebut,
yang dinyatakan dalam kilogram atau lbs. Dari tenaga mesin secara keseluruhan
daya guna mesin, maka sisanya dihitung sebagai DBP. DBP ini besarnya
tergantung juga dari kecepatan gerak kendaraan (gear selection), untuk masing-
masing gigi dinyatakan DBP nya untuk kecepatan maksimal pada gigi tersebut,
P a g e | 12
pada putaran mesin tertentu (rated RPM). Biasanya dalam daftar spesifikasi yang
Resistance sebesar 110 lbs/ton berat traktor. Jika dalam kenyataan nila RR
tersebut lebih kecil atau lebih besar, maka dapat dilakukan penyesuaian nilai DBP
nya.
(oksigen) dari udara. Karena udara mempunyai lapisan – lapisan yang mempunyai
Maka oksigen yang terdapat di lapisan tersebut juga berbeda-beda. Hal ini
menimbulkan pada penurunan daya kerja mesin. Secara empiris ( praktis) bisa
6. Koefisien Traksi
Tenaga mesin tidak ada gunanya bila tidak ada tenaga geser antara
permukaan tanah (landasan) dengan roda. Bila geseran (koefisien geser) antara
roda dengan landasan kecil (licin) maka tenaga mesin hanya memutar roda di
tempat saja (selip). Tidak selamanya tenaga mesin bisa terpakai penuh untuk
menarik kendaraan, tetapi pada kondisi tertentu tenaga mesin hanya bekerja
sampai batas tertentu sudah terjadi selip. Hal ini bergantung dari koefisien traksi
P a g e | 13
faktor perbandingan antara tenaga maksimum yang diperlukan sebelum terjadi
Produktivitas alat berat ini perlu diketahui untuk beberapa keperluan, yaitu:
atau Cuyds/jam. Perhitungan produktivitas alat berat menurut Andi (2003) dapat
Produktivitas Peralatan :
Q=qxNxE
Dimana,
P a g e | 14
Menurut Peurifoy, (2006) faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas, antara
Volume banyaknya tanah tergantung dari pada apakah tanah tersebut dalam
keadaan asli (belum dikerjakan alat berat), apakah telah lepas karena telah terkena
tergantung dari tipe tanah dan derajat pengerjaan, tetapi biasanya angka termaksud
produktivitas suatu alat berat, maka faktor konversi diambil dari tabel 1, dan
merencanakan proyek, volume harus dihitung apakah untuk tanah asli atau tanah
2. Efisiensi kerja ( E )
Dalam merencanakan suatu proyek, produktivitas per jam dari suatu alat
yang diperlukan adalah produktivitas standar dari alat tersebut dalam kondisi ideal
dikalikan dengan suatu faktor. Faktor tersebut dinamakan efisiensi kerja. Efisiensi
Kondisi kerja tergantung dari hal-hal berikut dan keputusan terakhir harus
P a g e | 15
a. Apakah alat sesuai dengan topografi yang bersangkutan.
cuaca saat itu dan penerangan pada tempat dan waktu yang diperlukan.
termaksud.
bersangkutan.
alat berat secara actual, yaitu perhitungan produktivitas alat berat dengan
masingmasing alat, dan menentukan komposisi alat berat yang digunakan. Hasil
yang diperoleh dari penelitian ini menemukan produktivitas alat berat, waktu dan
biaya yang paling efektif dan efisien dari penggunaan komposisi alat berat yaitu
alternative kedua, yang terdiri dari 3 unit Excavator: 144,3 m3/jam, 1 unit
P a g e | 16
Crawler Tractor Dozer: 88,83 m3/jam, 1 unit Vibration Roller: 16,93 m3/jam dan
4 unit Dump Truck dengan total produksi 111 m3/jam dengan biaya total sebesar
Excavator Pada Pekerjaan Galian Tanah. Penelitian ini dilakukan pada Proyek
Peningkatan Jalan Alun-Alun Suka Makmue-Jalan Lingkar Timur Ibu Kota Tahap
II, Kabupaten Nagan Raya, dengan tujuan untuk mengetahui produktivitas kerja
alat berat dan mengetahui waktu yang dibutuhkan alat berat dalam menyelesaikan
excavator produksi perjam 93,312 m3/jam, produksi per hari 746,496 m/hari
dan pemanfaatan alat berat yang baik dapat mempercepat target waktu yang
diharapkan.
Dewi dkk 2019, meneliti tentang Produktivitas Penggunaan Alat Berat Pada
Proyek Jalan Tol Trans Sumatera (Studi Kasus : Paket III Kota Baru – Metro
Sta102+775 – 103+225). Hasil yang diperoleh untuk biaya penggunaaan alat yang
P a g e | 17
kombinasi 8 (Rp. 3.716.596.944,96). Sedangkan produktivitas alat berat
dilapangan selama 61 hari (4 unit excavator dan 32 unit dump tronton) dan
volume/hari 2.355,03 m3. Secara teoritis lebih efisien pada waktu pengerjaan di
kombinasi 5 (49 hari dengan 5 unit excavator, 40 unit dump tronton, volume/hari
2.943,79 m3), kombinasi 6 (41 hari dengan 6 unit excavator, 48 unit dump
tronton, volume/hari 3.532,55 m), kombinasi 7 (35 hari dengan 7 unit excavator,
P a g e | 18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
P a g e | 19
3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
ditentukan terlebih dahulu obyek studi kasus yang akan diteliti untuk
menyesuaikan urutan penelitian yang paling sesuai dengan objek yang diteliti.
Secara umum, penelitian ini akan dimulai dengan peninjauan lokasi. Untuk
menerus di proyek, secara langsung koreksi data dilakukan selama umur proyek
Menggunakan data laporan harian, mingguan, dan bulanan yang terekam dalam
laporan harian dapat dihitung angka produktifitas kerja alat. Dengan mengunakan
perhitungan aritmatika yang sederhana dan analisa statistik. Data yang akan
dikumplkan adalah :
P a g e | 20
1. Data Perimer
Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung melalui obyek
penelitian.
2. Data Skunder
jalan
berikut :
pelaksana proyek,
dan timbunan tanah. Hal-hal yang akan dihitung dengan cara perhitungan
b. Jumlah alat,
c. Kuantitas/koefisien alat,
P a g e | 21
DAFTAR PUSTAKA
P a g e | 22
Supit D. Donny., 2020., “ Analisa Produktivitas Dan Efisensi Alat Berat Untuk
Pekerjaan Tanah, Dan Pekerjaan Perkerasan Berbutir (Studi Kasus : Proyek
Rehabilitasi Ring Road II – Paniki)” Dynamic Saint Vol. 5 No. 1., Hal.
917-917
Thayeb A. M., 2015., “Perencanaan Alat Berat Pada Pekerjaan Tanah Proyek
Pembangunan Packing Plant Pt. Semen Indonesia Di Balikpapan” Tesis.,
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut
Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Wulfram, I. E. (2005). Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta: Andi Offset.
P a g e | 23