Anda di halaman 1dari 30

PROFOSAL TESIS

PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS PERALATAN


PEKERJAAN JALAN BERDASARKAN KLASIFIKASI
MEDAN JALAN DI PROVENSI SULAWESI BARAT

Disusun Oleh :

FEBRIANTO ALI TANDIARA


81 60505 119 0317

PROGRAM PASCA SARJANA


PROGRAM MAGISTER TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS
MAKASSAR
2021
PROFOSAL TESIS

PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS PERALATAN


PEKERJAAN JALAN BERDASARKAN KLASIFIKASI
MEDAN JALAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT

Disusun Oleh :

FEBRIANTO ALI TANDIARA


81 60505 119 0317

PROGRAM PASCA SARJANA


PROGRAM MAGISTER TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS
MAKASSAR
2021

i
LEMBARAN PENGESAHAN

PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS PERALATAN


PEKERJAAN JALAN BERDASARKAN KLASIFIKASI
MEDAN JALAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT

Disusun dan diajukan oleh

FEBRIANTO ALI TANDIARA


81 60505 119 0317

Menyetujui

Komisi Penasehat.

Ketua Anggota

Prof. Dr. Ir. Jonie Tanijaya, M.Sc Prof. Dr. Melly Lukman, M.S
NIDN. 0927036201 NIDN. 0010115715

Ketua Program Magister Teknik Sipil

Prof. Dr. Ir. Melly Lukman, M.S


NIDN. 0010115715

ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 2
1.3. Tujuan Penelitian 3
1.4. Batasan Masalah 3
1.5. Manfaat Masalah 3
4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Proyek Konstruksi 5
2.2. Pengertian Alat Berat 5
2.3. Manajemen Alat Berat 5
2.4. Efisiensi Kerja 6
2.5 Sifat-Sifat Teknis Alat-Alat Berat 8
2.6. Produktivitas Alat Berat 11
2.7. Penelitian Sejenis 14
2.8. Kerangka Konseptual 16
18

BAB III. METODE PENELITIAN


3.1. Bagan Alir Penelitian 19
3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian 19
3.3. Metode Pengumpulan Data 20

iii
3.4. Teknik Analisi Data 20
21
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN 22
23

iv
DAFTAR TABEL

Tabel
1. Efisensi Kerja 9
2. Koefisien Tahanan Gelinding (r) 11
3. Koefisien traksi pada tiap kendaraan 14

v
DAFTAR GAMBAR

No. Halaman
1. Kerangka konseptual 18
2. Bagan Alir Penelitian 19
.

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Alat berat merupakan faktor terpenting di dalam proyek-proyek konstruksi

dengan skala yang besar. Tujuan penggunaan alat berat tersebut untuk

memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaan sehingga hasil yang

diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah dan pada waktu yang relatif lebih

singkat.

Pemilihan alat berat yang akan dipakai merupakan faktor terpenting dalam

keberhasilan suatu proyek. Alat berat yang dipilih harus tepat sehingga

proyek/pekerjaan berjalan lancar. Kesalahan dalam pemilihan alat berat dapat

mengakibatkan proyek pekerjaan tidak lancar. Dengan demikian keterlambatan

penyelesaian pekerjaan dapat terjadi yang menyebabkan biaya akan menbengkak.

Produktivitas yang kecil sehingga tenggang waktu yang dibutuhkan. untuk

pengerjaan menjadi panjang, ini merupakan hal yang menyebabkan biaya lebih

besar.

Dalam merencanakan suatu proyek, produktivitas baik per jam maupun per

hari diperlukan. Produktivitas standar dari alat tersebut dalam kondisi ideal

dikalikan dengan suatu faktor. Faktor tersebut dinamakan efisiensi kerja. Efisiensi

kerja tergantung pada banyak faktor diantaranya adalah topografi. Topografi

adalah bentuk permukaan bumi yang dalam istilah pekerjaan jalan sering disebut

medan jalan. Medan jalan akan diklarifikasikan berdasarkan kondisi kemiringan

Page |1
medan yang di ukur tegak lurus garis kontur, menurut Bina Marga (1997).

Berdasarkan acuan Bina Marga medan jalan terbagi atas medan datar dengan

kemiringan lebih kecil dari 3%, perbukitan dengan kemiringan 3% sampai dengan

25% dan pengunungan dengan kemiringan lebih besar dari 25%.

Produktivitas peralatan yang digunakan dalam pekerjaan jalan seperti alat

pemadat, alat perata dan alat penghampar aspal dengan medan yang berbeda,

produktivitas juga berbeda. Hal ini disebabkan selain dari faktor medan

(topografi) juga diperlukan kemahiran dari operator yang menjalankan peralatan

tersebut serta yang menyangkut operasional lainnya.

Permasalahan yang timbul pada pelaksanaan proyek di Provinsi Sulawesi

Barat karena topografi pada provinsi ini sangat bervariasi seperti wilayah

pedataran, perbukitan serta didominasi dengan pegunungan sehingga

produktivitas dari peralatan perlu dianalisis dengan baik. Olek karena itu perlu

dilakukan penelitian tentang Perbandingan Produktivitas Peralatan Pekerjaan

Jalan Berdasarkan Klasifikasi Medan Jalan Di Provensi Sulawesi Barat

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah tersebut diatas, rumusan masalah dapat

dijabarkan sebagai berikut:

1. Bagaimana produktivitas alat berat pekerjaan jalan pada klasifikasi medan

datar?

2. Bagaimana produktivitas alat berat pada pekerjaan jalan dengan klasifikasi

medan perbukitan?

Page |2
3. Bagaimana produktivitas alat berat pada pekerjaan jalan dengan klasifikasi

medan pegunungan?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk :

1. Menganalisis produktivitas peralatan pelaksanaan pekerjaan jalan pada

medan datar.

2. Manganalisis produktivitas peralatan pelaksanaan pekerjaan jalan pada

medan perbukitan.

3. Manganalisis produktivitas peralatan pelaksanaan pekerjaan jalan pada

medan pegunungan.

1.4. Batasan Masalah

Untuk menghindari adanya penyimpangan maupun pelebaran pokok

masalah agar penelitian tersebut lebih terarah dan memudahkan dalam

pembahasan maka batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Pekerjaan yang dikaji adalah :

a. Paket - 9, Pengawasan Teknis Pemulihan Kondisi dan Rekonstruksi

Jalan Nasional Pasca Bencana Alam Gempa Bumi di Provinsi Sulawesi

Barat (Majene & Mamuju)

b. Paket - 3, Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan Kalukku – Salubatu –

Mambi - Malabo (MYC)

Page |3
c. Paket - 4 Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan Bts. Kota Majene -

Polewali - Bts. Prov. Sulsel (MYC)

2. Menganalisis kombinasi peralatan pemadatan seperti Static Roller, Tandem

Roller dan Pheneumatic Tire Roller

3. Analisis dilakukan terhadap Biaya operasional peralatan, koefisien peralatan

dan kebutuhan peralatan

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam menelitian ini adalah :

1. Dapat memberikan masukan kepada pengguna jasa dan penyedia jasa

(konsultan perencana, konsultan pengawas dan kontraktor pelaksana),

sebagai dasar perhitungan pelaksanan pekerjaan jalan.

2. Menambah hasanah ilmu pengatahuan dalam pelaksanaan pekerjaan

konstruksi di dunia kerja.

Page |4
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Proyek Konstruksi

Proyek merupakan sekumpulan aktivitas yang saling berhubungan dimana

ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu. Proyek biasanya bersifat lintas

fungsi organiPsasi sehingga membutuhkan berbagai keahlian (skills) dari berbagai

profesi dan organisasi. Setiap proyek adalah unik, bahkan tidak ada dua proyek

yang persis sama. Proyek adalah aktivitas sementara dari personil, material, serta

sarana untuk menjadikan / mewujudkan sasaran-sasaran proyek dalam kurun

waktu tertentu yang kemudian berakhir (PT. Pembangunan Perumahan, 2003).

Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali

dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Suatu rangkaian kegiatan

dalam proyek konstruksi dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu kegiatan rutin dan

kegiatan proyek.Kegiatan rutin adalah suatu rangkaian kegiatan terus-menerus

yang berulang dan berlangsung lama, sementara kegiatan proyek adalah suatu

rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya dalam jangka

waktu yang pendek (Ervianto, 2002).

2.2 Pengertian Alat Berat

Alat berat adalah peralatan mesin berukuran besar yang didesain untuk

melaksanakan fungsi konstruksi seperti pengerjaan tanah, konstruksi jalan,

konstruksi bangunan, perkebunan, dan pertambangan. Alat berat dalam ilmu

Page |5
teknik sipil merupakan alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam

melakukan pekerjaan pembangunan suatu infrastruktur di bidang konstruksi. Alat

berat merupakan faktor penting dalam pelaksaan proyek terutama proyek besar

yang tujuannya untuk memudahkan manusia dalam menyelesaikan pekerjaanya

sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah pada waktu

yang relatif lebih singkat dan diharapkan hasilnya lebih baik (Rostiyanti, 2002)

Keuntungan-keuntungan yang diperoleh dalam menggunakan alat berat

antara lain (Wilopo, 2009) :

1. Waktu pekerjaan lebih cepat, mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan,

terutama pada pekerjaan yang sedang dikerjar target penyelesainya.

2. Tenaga besar, melaksanakan pekerjaan yang tidak dapat dikerjakan oleh

manusia.

3. Ekonomis, karena efisien, ketebatasan tenaga kerja, keamanan dan faktor-

faktor ekonomis lainya.

4. Mutu hasil kerja yang lebih baik, dengan memakai peralartan berat.

2.3. Manajemen Alat Berat

Manajemen alat berat merupakan suatu proses manajemen terhadap semua

aspek alat berat sepanjanh usisa hidupnya mulai dari proses pemilihan sampai

peremajaan.

Menurut Rostiyanti (2002), Pemilihan alat berat dilakukan pada tahap

perencanaan, dimana jenis, jumlah, dan kapasitas alat merupakan faktor-faktor

penentu. Tidak setiap alat berat dapat dipakai untuk setiap proyek konstruksi.

Page |6
Oleh karena itu pemilihan alat berat yang tepat sangatlah diperlukan. Apabila

terjadi kesalahan dalam pemilihan alat berat maka akan terjadi keterlambatan di

dalam pelaksanaan, biaya proyek yang membengkak dan hasil yang tidak sesuai

dengan rencana.

Faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan alat berat antara lain

sebagai berikut:

1. Fungsi yang harus dilaksanakan : Alat berat dikelompokkan berdasarkan

fungsinya, seperti untuk menggali, mengangkut, meratakan permukaan, dan

lain-lain.

2. Kapasitas peralatan : pemilihan alat berat didasarkan pada volume total atau

berat material yang harus diangkut atau dikerjakan. Kapasitas alat yang

dipilih harus sesuai sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang

telah ditentukan.

3. Cara operasi : alat berat dipilh berdasarkan arah (horisontal maupun

vertikal) dan gerakan, kecepatan, frekuensi gerakan dan lain-lain.

4. Pembatasan dari Metode yang Dipakai Pembatasan yang mempengaruhi

pemilihan alat berat antara lain peraturan lalulintas, biaya dan

pembongkaran. Selain itu, metode konstruksi yang dipakai dapat membuat

pemilihan alat dapat berubah.

5. Ekonomi Selain biaya investasi atau biaya sewa peralatan, biaya operasi

dan pemeliharan merupakan faktor penting di dalam pemilihan alat berat.

Page |7
6. Jenis Proyek : Ada beberapa jenis proyek yang umumnya menggunakan

alat berat. Proyekproyek tersebut antara lain proyek gedung, pelabuhan,

jalan, jembatan, irigasi, pembukaan hutan, dam dan sebagainya.

7. Lokasi Proyek : Lokasi proyek juga merupakan hal lain yang perlu

diperhatikan dalam pemilihan alat berat. Sebagai contoh lokasi proyek di

dataran tinggi memerlukan alat berat yang berbeda dengan lokasi proyek

di dataran rendah.

8. Jenis dan Daya Dukung Tanah Jenis tanah di lokasi proyek dan material

yang akan dikerjakan dapat mempengaruhi alat berat yang akan dipakai.

Tanah dapat dalam kondisi padat, lepas, keras atau lembek.

9. Kondisi Lapangan : Kondisi dengan medan yang sulit dengan kondisi yang

baik merupakan faktor lain yang mempengaruhi pemilihan alat berat

2.4. Efisiensi Kerja

Produktivitas alat pada kenyataan di lapangan tidak sama jika dibandingkan

dengan kondisi ideal alat dikarenakan hal-hal tertentu seperti topografi, keahlian

operator, pengoperasian dan pemeliharaan alat. Produktivitas per jam alat harus

diperhitungkan dalam perencanaan adalah produktivitas standar alat pada kondisi

ideal dikalikan faktor yang disebut efisiensi kerja. Besarnya nilai efisiensi kerja

ini sulit ditentukan secara tepat tetapi berdasarkan pengalaman-pengalaman dapat

ditentukan efisensi kerja yang mendekati kenyataan. Sebagai pendekatan dapat

dipergunakan Tabel 1 sebagai berikut:

Page |8
Tabel 1. Efisensi Kerja

Sumber : Rochmanhadi (1986)

Selain dengan menggunakan faktor efisiensi kerja diatas dapat juga digunakan

berdasarkan pengalaman pemakaian perlatan di lingkungan DPU (departemen

Pekerjaan Umum), maka besaran faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

produksi peralatan, ditetapkan sebagai berikut:

1. Faktor peralatan

a. Untuk peralatan yang masih baru = 1,00

b. Untuk peralatan yang baik (lama) = 0,90

c. Untuk peralatan yang rusak ringan = 0,80

2. Faktor operator

a. Untuk operator kelas I = 1,00

b. Untuk operator kelas II = 0,80

c. Untuk operator kelas III = 0,70

3. Faktor material

a. Faktor kohesif = 0,75 – 1,00

b. Faktor non kohesif = 0,60 – 1,00

4. Faktor manajemen dan sifat manusia

Page |9
a. Sempurna = 1,00

b. Baik = 0,92

c. Sedang = 0,82

d. Buruk = 0,75

5. Faktor cuaca

a. Baik = 1,00

b. Sedang = 0,80

6. Faktor kondisi lapangan

a. Berat = 0,70

b. Sedang = 0,80

c. Ringan = 1,00

Efisiensi kerja dapat dihitung dengan persamaan dibawah ini

(Rohchmanhadi, 1987) :

Efisien (E) = (1)

Dimana :

EO = Efisiensi Operator

EA = Efisiensi Alat

EC = Efisiensi Cuaca

EL = Efisiensi Lokasi

EM = Efisiensi Manajemen dan Sifat Manusia

P a g e | 10
2.5 Sifat-Sifat Teknis Alat-Alat Berat

Menurut andi (2003) pada dasarnya suatu alat bisa bergerak bila mendapat

gaya atau tenaga. Faktor-faktor yang bisa mempengaruhi gerakan alat berat yaitu :

1. Tahanan Gelinding (Rolling Resistance)

Tahanan gelinding didefinisikan sebagai tenaga tarik yang diperlukan untuk

menggerakkan tiap ton berat kendaraan termasuk muatannya di atas permukaan

yang datar. Tahanan gelinding dengan rumus :

(RR) = CRR x W (kg)

Dimana :

W = Berat kendaraan (kg)

CRR = Koefisien tahanan gelinding

Koefisien tahanan gelinding dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Koefisien Tahanan Gelinding (r)

P a g e | 11
2. Landai permukaan

Bila kendaraan bergerak naik pada permukaan yang miring maka diperlukan

tenaga tambahan agar gerakannya tetap. Tambahan tenaga tersebut kurang lebih

sebanding dengan kemiringan (landai permukaan). Sebaliknya bila bergerak

turun, maka tenaga yang diperlukan berkurang sebanding dengan kelandaian

permukaan.

3. Tenaga Roda (Rimpull)

Rimpull adalah tenaga gerak yang disediakan mesin kepada roda-roda gerak

suatu kendaraan beroda biasa (wheels) yang dinyatakan dalam kg atau lbs. Jika

data rimpull tidak diperoleh dari spesifikasi alat, maka dapat dihitung dengan

rumus :

4. Tenaga Tarik (Draw Bar Pull)

Tenaga yang tersedia pada traktor/kendaraan beroda rantai yang dapat

dihitung untuk menarik muatan disebut Tenaga Tarik Traktor (Draw Bar Pull =

DBP), ialah tenaga yang terdapat pada gantol hook di belakang traktor tersebut,

yang dinyatakan dalam kilogram atau lbs. Dari tenaga mesin secara keseluruhan

setelah dikurangi untuk mengatasi gesekan-gesekan mekanisme traktor, untuk

menggerakkan, kendaraannya sendiri dan lain-lain pengaruh yang mengurangi

daya guna mesin, maka sisanya dihitung sebagai DBP. DBP ini besarnya

tergantung juga dari kecepatan gerak kendaraan (gear selection), untuk masing-

masing gigi dinyatakan DBP nya untuk kecepatan maksimal pada gigi tersebut,

P a g e | 12
pada putaran mesin tertentu (rated RPM). Biasanya dalam daftar spesifikasi yang

diberikan oleh masing-masing pabrik telah diperhitungkan besarnya Rolling

Resistance sebesar 110 lbs/ton berat traktor. Jika dalam kenyataan nila RR

tersebut lebih kecil atau lebih besar, maka dapat dilakukan penyesuaian nilai DBP

nya.

5. Ketinggian tempat kerja

Ketinggian terutama mempengaruhi pada mesin-mesin yang

mempergunakan bahan bakar. Pada waktu pembakaran diperlukan zat asam

(oksigen) dari udara. Karena udara mempunyai lapisan – lapisan yang mempunyai

kepadatan berbeda-beda (makin tinggi tempat makin berkurang kepadatannya).

Maka oksigen yang terdapat di lapisan tersebut juga berbeda-beda. Hal ini

menyebabkan daya bakar (kecepatan pembakaran) akan berkurang dan

menimbulkan pada penurunan daya kerja mesin. Secara empiris ( praktis) bisa

dikemukakan bahwa tenaga mesin akan berkurang sebesar 3% setiap penambahan

ketinggian 1000 ft di atas pertama.

6. Koefisien Traksi

Tenaga mesin tidak ada gunanya bila tidak ada tenaga geser antara

permukaan tanah (landasan) dengan roda. Bila geseran (koefisien geser) antara

roda dengan landasan kecil (licin) maka tenaga mesin hanya memutar roda di

tempat saja (selip). Tidak selamanya tenaga mesin bisa terpakai penuh untuk

menarik kendaraan, tetapi pada kondisi tertentu tenaga mesin hanya bekerja

sampai batas tertentu sudah terjadi selip. Hal ini bergantung dari koefisien traksi

antara kendaraan dengan permukaan landasan. Koefisien traksi adalah suatu

P a g e | 13
faktor perbandingan antara tenaga maksimum yang diperlukan sebelum terjadi

selip dengan berat kendaraan.

Tabel 3. Koefisien traksi pada tiap kendaraan

2.6 Produktivitas Alat Berat

Produktivitas alat berat ini perlu diketahui untuk beberapa keperluan, yaitu:

1. Menentukan jumlah alat berat yang dibutuhkan

2. Menentukan waktu pekerjaan

3. Menentukan biaya produksi

Dalam perhitungannya, produktivitas alat berat dinyatakan dalam satuan m3/jam

atau Cuyds/jam. Perhitungan produktivitas alat berat menurut Andi (2003) dapat

ditentukan dengan rumus :

Produktivitas Peralatan :

Q=qxNxE

Dimana,

Q = jumlah produksi per jam (m3/jam)

q = kapasitas produksi per cycle (m3)

N = jumlah cycle/gerakan tiap jam

E = faktor efisiensi kerja

P a g e | 14
Menurut Peurifoy, (2006) faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas, antara

lain sebagai berikut :

1. Faktor konversi volume tanah

Volume banyaknya tanah tergantung dari pada apakah tanah tersebut dalam

keadaan asli (belum dikerjakan alat berat), apakah telah lepas karena telah terkena

pengerjaan dengan alat-alat berat, atau telah dipadatkan. Faktor konversi

tergantung dari tipe tanah dan derajat pengerjaan, tetapi biasanya angka termaksud

berkisar seperti pada tabel 1 konversi tanah, lampiran 1. Untuk memperoleh

produktivitas suatu alat berat, maka faktor konversi diambil dari tabel 1, dan

produktivitas mesin dianggap untuk tanah lepas. Meskipun demikian, jika

merencanakan proyek, volume harus dihitung apakah untuk tanah asli atau tanah

yang dipadatkan misalnya, maka harus hati-hati di dalam perhitungkannya.

2. Efisiensi kerja ( E )

Dalam merencanakan suatu proyek, produktivitas per jam dari suatu alat

yang diperlukan adalah produktivitas standar dari alat tersebut dalam kondisi ideal

dikalikan dengan suatu faktor. Faktor tersebut dinamakan efisiensi kerja. Efisiensi

kerja tergantung pada banyak faktor seperti ; topografi, keahlian operator,

pemilihan standar pemeliharaan, dan sebagainya yang menyangkut operasi alat.

Dalam kenyataannya memang sulit untuk menentukan besarnya efisiensi

kerja, tetapi dengan dasar pengalaman-pengalaman dapat ditentukan efisiensi

kerja yang mendekati kenyataan.

Kondisi kerja tergantung dari hal-hal berikut dan keputusan terakhir harus

diambil dengan memperhitungkan semua hal tersebut di bawah ini :

P a g e | 15
a. Apakah alat sesuai dengan topografi yang bersangkutan.

b. Kondisi dan pengaruh lingkungan seperti ukuran medan dan peralatan,

cuaca saat itu dan penerangan pada tempat dan waktu yang diperlukan.

c. Pengaturan kerja dan kombinasi kerja antar peralatan dan mesin.

d. Metode operasional dan perencanaan persiapan.

e. Pangalaman dan kepandaian operator dan pengawas untuk pekerjaan

termaksud.

Hal-hal berikut harus diperhatikan dalam pelaksanaan pemeliharaan peralatan

a. Penggantian pelumas dan grease (gemuk) secara teratur.

b. Kondisi peralatan pemotong (blade, bucket, bowl, dan sebagainya ).

c. Persediaan suku-suku cadang yang sering diperlukan untuk peralatan yang

bersangkutan.

2.7. Penelitian Sejenis

Madeppungeng dkk. (2019), meneliti Faktor-Faktor Pengelolaan Kinerja

Produktivitas Alat-Berat pada Proyek Pematangan Lahan pada Proyek

Infrastruktur. penelitian ini menggunakan metode perhitungan produksi kapasitas

alat berat secara actual, yaitu perhitungan produktivitas alat berat dengan

menentukan waktu siklus alat, penentuan faktor koreksi, perhitungan produksi

masingmasing alat, dan menentukan komposisi alat berat yang digunakan. Hasil

yang diperoleh dari penelitian ini menemukan produktivitas alat berat, waktu dan

biaya yang paling efektif dan efisien dari penggunaan komposisi alat berat yaitu

alternative kedua, yang terdiri dari 3 unit Excavator: 144,3 m3/jam, 1 unit

P a g e | 16
Crawler Tractor Dozer: 88,83 m3/jam, 1 unit Vibration Roller: 16,93 m3/jam dan

4 unit Dump Truck dengan total produksi 111 m3/jam dengan biaya total sebesar

Rp 331.260.000 dan waktu pelaksanaan 26 hari.

Febrianti 2018., meneliti Produktivitas dan Waktu Penggunaan Alat Berat

Excavator Pada Pekerjaan Galian Tanah. Penelitian ini dilakukan pada Proyek

Peningkatan Jalan Alun-Alun Suka Makmue-Jalan Lingkar Timur Ibu Kota Tahap

II, Kabupaten Nagan Raya, dengan tujuan untuk mengetahui produktivitas kerja

alat berat dan mengetahui waktu yang dibutuhkan alat berat dalam menyelesaikan

pekerjaan galian. Metode yang digunakan adalah metode perhitungan secara

manual dengan menggunakan rumus produktivitas dan perhitungna volume galian

tanah untuk menghasikan waktu yang efektif selama penggunaan excavator.

Berdasarkan hasil perhitungan produktivitas pada pekerjaan galian menggunakan

excavator produksi perjam 93,312 m3/jam, produksi per hari 746,496 m/hari

dengan waktu 8 hari. Hasil penelitian ini menunjukan bahwasanya pengelolaan

dan pemanfaatan alat berat yang baik dapat mempercepat target waktu yang

diharapkan.

Dewi dkk 2019, meneliti tentang Produktivitas Penggunaan Alat Berat Pada

Proyek Jalan Tol Trans Sumatera (Studi Kasus : Paket III Kota Baru – Metro

Sta102+775 – 103+225). Hasil yang diperoleh untuk biaya penggunaaan alat yang

dikeluarkan setiap kombinasi yaitu : kombinasi 1 (Rp. 3.356.926.272,86),

kombinasi 2 (Rp. 3.356.926.272,86), kombinasi 3 (Rp. 3.641.665.554,94),

kombinasi 4 (Rp. 3.656.651.832,94), kombinasi 5 (Rp. 3.671.638.110,95),

kombinasi 6 (Rp. 3.686.624.388,95), kombinasi 7 (Rp. 3.671.638.110,95),

P a g e | 17
kombinasi 8 (Rp. 3.716.596.944,96). Sedangkan produktivitas alat berat

dilapangan selama 61 hari (4 unit excavator dan 32 unit dump tronton) dan

volume/hari 2.355,03 m3. Secara teoritis lebih efisien pada waktu pengerjaan di

kombinasi 5 (49 hari dengan 5 unit excavator, 40 unit dump tronton, volume/hari

2.943,79 m3), kombinasi 6 (41 hari dengan 6 unit excavator, 48 unit dump

tronton, volume/hari 3.532,55 m), kombinasi 7 (35 hari dengan 7 unit excavator,

56 unit dump tronton, volume/hari 4.121,31 m) kombinasi 8 (31 hari dengan 8

unit excavator, 64 unit dump tronton, volume/hari 4.710,07 m3)

2.8. Kerangka Konseptual

Gambar 1. Kerangka konseptual

P a g e | 18
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Bagan Alir Penelitian

Gambar 2. Bagan Alir Penelitian

P a g e | 19
3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian pada pekerjaan jalan di Provinsi Sulawesi Barat dengan

klasifikasi medan datar, perbukitan dan pengunungan yang sementara

dilaksanakan. Lokasi tersebut adalah :

1. Pekerjaan Pengaspalan Lokasi Majene – Mamuju Medan datar

2. Pekerjan Pengaspalan Lokasi Kalukku - Salubatu perbukitan

3. Pekerjaan Pengaspalan Lokasi Mambi – Malabo pegunungan

Waktu penelitian akan dilakukan selama 90 (Sembilan puluh) hari

3.3. Metode Pengumpulan Data

Metodologi penelitian adalah cara-cara yang dipakai untuk melakukan

penelitian hingga ditemukan kesimpulan. Dalam penentuan syarat tersebut,

ditentukan terlebih dahulu obyek studi kasus yang akan diteliti untuk

menyesuaikan urutan penelitian yang paling sesuai dengan objek yang diteliti.

Secara umum, penelitian ini akan dimulai dengan peninjauan lokasi. Untuk

mendapatkan data dalam penelitian ini dilakukan pengamatan secara terus

menerus di proyek, secara langsung koreksi data dilakukan selama umur proyek

dan memdapatkan keyakinan antara kenyataan di lapangan dengan pelaporannya.

Menggunakan data laporan harian, mingguan, dan bulanan yang terekam dalam

laporan harian dapat dihitung angka produktifitas kerja alat. Dengan mengunakan

perhitungan aritmatika yang sederhana dan analisa statistik. Data yang akan

dikumplkan adalah :

P a g e | 20
1. Data Perimer

Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung melalui obyek

penelitian.

2. Data Skunder

Data sekunder adalah data yang berasal dari peratuaran-peraturan atau

ketentuaan-ketentuan yang berlaku yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan

jalan

3.4. Teknik Analisi Data

Pengolahan data setelah mendapatkan semua data yang diperlukan, proses

selanjutnya yaitu pengolahan data dengan cara perhitungan manual. Sebelum

pengolahan data dilakukan terlebih dahulu melalui tahapan-tahapan sebagai

berikut :

1. Melakukan studi pustaka yang didapat dari berbagai buku-buku literatur,

2. Merangkum teori yang berhubungan antara manajemen konstruksi dan hal-

hal lain yang saling terkait,

3. Mengumpulkan data dari penjelasan yang didapat langsung dari kontraktor

pelaksana proyek,

4. Melakukan penyusunan konsep pemilihan alat berat pada pekerjaan galian

dan timbunan tanah. Hal-hal yang akan dihitung dengan cara perhitungan

manual adalah sebagai berikut :

a. Produksi masing-masing alat,

b. Jumlah alat,

c. Kuantitas/koefisien alat,

P a g e | 21
DAFTAR PUSTAKA

Andi T. Tenrisukki., 2003., Pemindahan Tanah Mekanis – Seri Diktat Kuliah.


Jakarta : Gunadarma.
Blessing Billy Kalengkongan B. B., Tisano Tj. Arsjad T. Tj., Jantje B. Mangare J.
B., 2020., “Analisa Perhitungan Produktivitas Alat Berat Pada Pekerjaan
Pematangan Lahan Pembangunan Tower Sutet Likupang – Paniki” Jurnal
Sipil Statik Vol.8 No.1. Hal 99-106
Dewi S. Utama., Jaya F. Hendi., Masherni., 2019., “Produktivitas Penggunaan
Alat Berat Pada Proyek Jalan Tol Trans Sumatera (Studi Kasus : Paket III
Kota Baru – Metro Sta102+775 – 103+225)” TAPAK Vol. 8 No. 2 Hal.
162-169.
Febrianti D. & Zakia., 2018., Analisis Produktivitas dan Waktu Penggunaan Alat
Berat Excavator Pada Pekerjaan Galian Tanah” Seminar Nasional Pakar ke
1 Buku 1, Hal. 123-127
Jawat, I. Wayan., Rahadiani A. A. S. Dewi,, Armaeni N. Komang., 2018.,
“Produktivitas Truck Concrete Pump dan Truck Mixer pada Pekerjaan
Pengecoran Beton Ready Mix”., PADURAKSA, Volume 7 Nomor 2, Hal.
164-183.
Maddeppungeng A., Soedarsono, dan Depyudin Y., 2012., “Analisis
Produktivitas Alat-Alat Berat Studi Kasus Proyek Pembangunan Jalan
Antartika II di Kawasan Industri Krakatau Steel”, Cilegon JURNAL
FONDASI , Volume 1 Nomor 1 hal 57-66
Madeppungeng A. 2019., “Faktor-Faktor Pengelolaan Kinerja Produktivitas Alat-
Berat pada Proyek Pematangan Lahan pada Proyek Infrastruktur”. Jurnal
Konstruksia Vol. 10 No.2 Hal. 107-113.
Peurifoy, 2006, Contruction Planin Equipmentand Methods Seventh Edition,
Mc.Graw Hill, Inc
Riduan R. Amin., 2014., Manajemen Peralatan Berat Untuk Jalan. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Rostiyanti, S. F. (2008). Alat Berat untuk Proyek Konstruksi, cetakan kedua.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Sokop R. M., Arsjad T. T., Malingkas G., 2018., “Analisa Perhitungan
Produktivitas Alat Berat Gali-Muat (Excavator) Dan Alat Angkut (Dump
Truck) Pada Pekerjaan Pematangan Lahan Perumahan Residence Jordan
Sea”. Jurnal Tekno, Vol. 16, No 70, Hal. 83-88

P a g e | 22
Supit D. Donny., 2020., “ Analisa Produktivitas Dan Efisensi Alat Berat Untuk
Pekerjaan Tanah, Dan Pekerjaan Perkerasan Berbutir (Studi Kasus : Proyek
Rehabilitasi Ring Road II – Paniki)” Dynamic Saint Vol. 5 No. 1., Hal.
917-917
Thayeb A. M., 2015., “Perencanaan Alat Berat Pada Pekerjaan Tanah Proyek
Pembangunan Packing Plant Pt. Semen Indonesia Di Balikpapan” Tesis.,
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut
Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Wulfram, I. E. (2005). Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta: Andi Offset.

P a g e | 23

Anda mungkin juga menyukai