Anda di halaman 1dari 24

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 LATAR BELAKANG 1
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN 2
1.3 RUANG LINGKUP PEKERJAAN 2
1.4 LOKASI PEKERJAAN 4
1.5 SISTEMATIKA PEMBAHASAN 4

BAB II GAMBARAN UMUM DAN RENCANA KERJA 6


2.1 GAMBARAN UMUM 6
2.2 DATA 6
2.2.1 DATA PRIMER 6
2.2.2 DATA SEKUNDER 7

BAB III METODOLOGI 8


3.1 LANDASAN HUKUM 8
3.2 KRITERIA PERENCANAAN 9
3.3 PENDEKATAN TEKNIS 9
3.3.1 DASAR PERENCANAAN 9
3.3.2 PENDEKATAN PERENCANAAN 10
3.4 METODOLOGI 11
3.4.1 SASARAN 11
2.4.2 METODE PERENCANAAN 11
3.4.3 METODOLOGI PERENCANAAN 12
3.5 TAHAP PELAPORAN 16
3.6 BAGAN ALIR PERENCANAAN 16
3.7 KONSEP/USULAN ARSITEKTUR 19
BAB IV HASIL PRENCANAAN 20
4.1 RENCANA KERJA 20
4.2 ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN 21
4.2.1 STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANAAN KERJA 21
4.2.2 JADWAL PELAKSANAAN KERJA 21
4.2.3 SISTEM LAPORAN 21
BAB V KESIMPULAN 23
LAMPIRAN
Laporan Akhir BAB
Perencana Pembuatan Konstruksi Kamar Mandi Mess Cangkudu
I

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia merupakan salah satu negara yang di Benua Asia tepatnya Asia
tenggara, yang secara tidak langsung perkembangannya tertuntut atas hubungan baik
dengan negara – negara baik yang ada di Benua Asia maupun yang berada di Benua
lainnya yang memiliki kepentingan yang sama. Adanya sarana dan prasarana seperti
Transportasi, Komunikasi, dan Pendidikan menjadikannya sebagai jembatan
penghubung atas hubungan baik tersebut. Perkembangan yang terjadi pada negara –
negara tersebut berefek pada perkembangan bagi Indonesia, seperti perkembangan
pada sektor Transportasi, sektor Pendidikan, sektor Teknologi, sektor Perbankkan,
dan sektor – sektor lainnya yang dengan bijak Indonesia menerima dan
menerapkannya untuk menunjang keseharian Masyarakat Indonesia sendiri.
Salah satu perkembangan yang sangan pesat adalah Teknologi, yang telah
diterapkan untuk berbagai dan atau menjadikannya sebagai alat yang membantu
manusia dalam kegiatan sehari – hari. Teknolgi juga berperan apda sektor
Komunikasi yang mana dalam 20 tahun terakhir teknologi untuk komunikasi
berkembang sangan pesat dan diyakini akan terus berkembang.
Sehubungan dengan teknologi komunikasi, tentu ada peranan – peranan yang
terbentuk sebagai unsur internal dalam pelaksanaannya, misal unit Operasional
sebagai satuan yang membantu masyarakat dalam penggunaan sarana/prasarana
komunikasi, unit Pengawasan sebagai satuan yang mengawasi masyarakat dalam
penggunaan sarana/prasaran komunikasi. Dalam hal ini Indonesia membentuk
Kementrian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO).
Bermula dari Deppen, Kementrian Komunikasi dan Informatika sebelumnya
Bernama “Departemen Penerangan” (1945-1999), kemudian diperluas menjadi
“Kementrian Negara Komunikasi dan Informasi” (2001-2005), dan “Departemen
Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) (2005-2009). Dalam Struktur Organisasi
Kementrian ini terdapat beberapa Bidang dan atau Direktorat Jenderal salah satunya
yaitu Direktorat Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika (Ditjen
SDPPI). Dilihat dari banyaknya Struktur Organisasi hingga unit kerja yang ada

1
Laporan Pendahuluan BAB
Perencana Pembuatan Konstruksi Kamar Mandi Mess Cangkudu
I

dalam Kementerian KOMINFO, tentu banyak pula Staff – staff baik yang Ahli
maupun Pendukung, dengan penempatan posisi/lokasi kerja yang tentu akan
membutuhkan tempat tinggal sementara (mess) yang telah dipersiapan untuk
dipergunakan sebagaimana harusnya demi kenyamanan kinerja dan mobilisasi staff –
staffnya. Dari sini kita sadar bahwa sarana dan prasarana yang dimiliki bukanlah
merupakan aset yang digunakan tanpa pemeliharaan dan penyempurnaan.
Berkaitan dengan sarana dan prasarana dalam hal ini adalah Mess Staff
dengan meningkatnya kebutuhan jumlah staff akan berbanding lurus dengan
kebutuhan peningkatan prasarana sebagai penunjang kerja, maka hal ini menjadi
dasar pengembangan dari Mess Staff sebagai prasarana yang akan dilakukan untuk
penambahan unit kamar mandi pada Mess tersebut, yang disebut dengan “Pembuatan
Konstruksi Kamar Mandi Mess Cangkudu”
Berkaitan dengan sarana dan prasarana dalam hal ini meningkatnya
kebutuhan jumlah staff akan berbanding lurus dengan kebutuhan peningkatan
prasarana sebagai penunjang kerja, maka hal tersebut menjadi dasar pengembangan
dari mess staff sebagai prasarana yang akan dilakukan untuk penambahan unit kamar
mandi pada mess tersebut dan dibuat lah perencanaan “Pembuatan Konstruksi Kamar
mandi Mess Cangkudu”.

1.2. Maksud Dan Tujuan


Tujuan dari perencanaan ini adalah untuk meningkatkan kualitas sarana dan prasarana yang
baik, sehingga dapat menunjang kinerja dan mobilitas staff.

1.3. Ruang Lingkup


Perencanaan Konstruksi Pembuatan Kamar Mandi Mess Cangkudu

Ruang Lingkup Pekerjaan


Ruang lingkup pada pekerjaan Perencanaan Konstruksi Kamar Mandi Mess Cangkudu adalah
Perencanaan Konstruksi Kamar Mandi Mess yang berada di Balai Monitoring Spektrum
Frekuensi Radio Kelas 1 Tangerang, dengan manfaat dan fungsi seperti seharusnya.

2
Laporan Pendahuluan BAB
Perencana Pembuatan Konstruksi Kamar Mandi Mess Cangkudu
I

Data dan Fasilitas Penunjang


1. Dalam hal ini informasi perencanaan memuat hal-hal sebagai berikut:
a) Informasi tentang lahan meliputi :
➢ Lokasi
➢ Luas
➢ Batas-batas
b) Informasi lain yang dibutuhkan baik oleh pemakai atau pemberi tugas maupun
instansi terkait :
➢ Hal–hal yang berhubungan dengan antisipasi pelaksanaan, seperti
pembongkaran jangan sampai mengganggu aktifitas yang lain.
➢ Informasi tentang utilitas bangunan eksisting.

Penyediaan oleh Penyedia Jasa


Penyedia Jasa harus menyediakan semua fasilitas/peralatan yang dipergunakan untuk
kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Fasilitas dan peralatan tersebut antara lain :
1. Kantor perencanaan sebagai tempat pelaksanaan pekerjaan ini dapat berupa milik
sendiri atau sewa, berikut furniturenya seperti: alat tulis kantor (tinta, printer, kertas,
dll), alat fotocopy, computer lengkap dengan softwarenya, printer dan alat komunikasi
(telepon dan fax).
2. Peralatan transportasi seperti: kendaraan roda 4 dan kendaraan roda 2
3. Peralatan survey, pengukuran dan pengumpulan data seperti: kamera digital,
Meteran dan lain - lain.
Input/Masukan Konsultan Perencana
Dalam proses pengembangan dan perencanaan Konsultan akan didampingi PPK dan Panitia
Konsultan harus mengevaluasi data dan informasi yang dibutuhkan, antara lain berupa:
a. Konsultasi dengan Pihak Pemberi Tugas yang telah ditunjuk
b. Konsultasi dengan Pihak Pemakai Bangunan (User),
c. Meninjau dan meneliti area/lokasi yang akan dilakasanakannya pembangunan.
d. Meninjau dan mempelajari (studi banding) melakukan survei material bangunan baik
ditingkat lokal maupun diluar daerah bila memang diperlukan,
Dalam hal ini data informasi untuk masukan perencanaan antara lain
Informasi tentang Lokasi bangunan, meliputi :

3
Laporan Pendahuluan BAB
Perencana Pembuatan Konstruksi Kamar Mandi Mess Cangkudu
I

Lokasi Untuk Pembuatan Konstruksi Kamar Mandi Mess Cangkudu yang berada di Balai
Monitoring Spektrum Frekuensi Radio Kelas 1 Tangerang, Cangkudu Kec. Balaraja, Kab.
Tangerang, Provinsi Banten.
Output/Keluaran Konsultan
Output/Keluaran Konsultan berupa hasil karya yang berupa Dokumen Perencanaan terdiri
dari:
a. Detail Engineering Design (DED)
b. Kerangka Acuan Kerja (KAK)
c. Rencana Anggaran Biaya (RAB)

1.4. Lokasi Pekerjaan


Lokasi Kegiatan yaitu terletak di Balai Monitoring Spektrum Frekuensi Radio Kelas 1
Tangerang, Cangkudu Kec. Balaraja, Kab. Tangerang, Provinsi Banten.

BALAI MONITORING SFR


CANGKUDU

Gambar 1.1 Lokasi Kegiatan

1.5 Sistematika Pembahasan


Dalam Draft Laporan Perencanaan Pembuatan Konstruksi Kamar Mandi Mess Cangkudu.
BAB I Pendahuluan
Menjelaskan latar belakang, maksud, ruang lingkup pekerjaan, lokasi pekerjaan dan
sistematika penulisan.

4
Laporan Pendahuluan BAB
Perencana Pembuatan Konstruksi Kamar Mandi Mess Cangkudu
I

BAB II Gambaran Umum Rencana Kerja


Menjelaskan tentang permasalahan dan kebutuhan yang terjadi dilokasi kegiatan, ter-input-
nya data primer dan sekunder, rencana kerja yang akan dilaksanakan
BAB III Metodologi
Berisi mengenai identifikasi kondisi bangunan eksisting Mess Staff dan Metode pelaksanaan
yang akan diterapkan oleh konsultan perencana dalam proses dasar pembuatan konsep dan
desain perencanaan
BAB IV Rencana Kerja dan Organisasi Pelaksanaan
Menguraikan tentang pelaksanaan perencanaan dan pelaporan yang dibuat oleh konsultan
perencana.
BAB V Penutup
Menguraikan tentang kesimpulan dan rekomendasi yang diasampaikan setelah melalui tahap
– tahap pelaksanaan studi yang direncakan
Lampiran

5
Laporan Akhir BAB
Perencana Pembuatan Konstruksi Kamar Mandi Mess Cangkudu
II

BAB II
Gambaran Umum dan Rencana Kerja

2.1. Gambaran Umum


Perencanaan merupakan Langkah awal dalam menentukan tujuan/hasil yang ingin dituju.
Perencanaan terbagi 2; pertama pra-rencana yang berisi konsepsi awal sebagai dasar
asistensi dengan pihak pemilik program, kedua yaitu rencana yang telah melalui proses
asistensi yang hasilnya akan dituangkan dalam perencanaan. Dasar teknis perencanaan
umumnya terdiri dari Observasi Lokasi, dan Pengolahan Data.
2.1.1 Observasi Lokasi
Observasi lokasi dimaksudkan untuk mendapatkan data – data baik primer maupun
sekunder.
2.1.2 Analisa Data
Analisa data adalah proses pengolahan data hasil observasi lokasi yang akan menghasilkan
dokumen – dokumen perencanaan.
2.2. Data
2.2.1 Data Primer
Data primer diperoleh dari hasil survey dan pengukuran di lokasi area perencanaan. Data
lokasi dalam bangunan eksisting dapat dilihat pada gambar Site Eksisting terlampir dibawah
ini :

6
Laporan Akhir BAB
Perencana Pembuatan Konstruksi Kamar Mandi Mess Cangkudu
II

2.2.2 Data Sekunder


Data sekunder diperoleh dari narasumber yang berhubungan dengan pekerjaan perencanaan,
dalam hal ini adalah seluruh komponen yang terlibat meliputi PPK, Panitia Kegiatan, dan
User. Berikut ini adalah data sekunder yang diperoleh berupa daftar kebutuhan yang diminta
oleh User dalam hal ini adalah menciptakan ruangan yang nyaman untuk menunjang
pekerjaan bagi para staff dan direksi terkait (terlampir).

7
Laporan Akhir
Perencana Pembuatan Konstruksi Kamar Mandi Mess Cangkudu
BAB
III

BAB III
METODOLOGI
3.1. Landasan Hukum
1. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 1999 Tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara 3881).
2. Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1964 tentang penetapan peraturan pemerintah
pengganti undang – undang nomor 6 tahun 1963 tentang telekomunikasi menjadi
undang – undang (Lembaran Negara Tahun 1964 nomor 59, tambahan lembaran
negara nomor 2657).
3. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran (Lembaran negara
Republik Indonesia tahun 2002 nomor 139, tambahan lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4252).
4. Undang – Undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang Pos ( Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 146, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5065).
5. Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja ( Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Repubik
Indonesia Nomor 6573).
3.2. Kriteria Perencanaan Penataan Ruang
Kriteria Umum
Perencanaan harus memperhatikan kriteria umum bangunan disesuaikan berdasarkan fungsi dan
kompleksitas bangunan, yaitu :
1. Persyaratan peruntukan dan intensitas :
a. Menjamin bangunan gedung didirikan berdasarkan ketentuan tata ruang dan tata
bangunan yang ditetapkan didaerah yang bersangkutan.
b. Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya.
c. Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat dan lingkungan.
2. Persyaratan arsitektur:
a. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang didirikan berdasarkan karakteristik
lingkungan, ketentuan wujud bangunan dan budaya daerah sehingga seimbang, serasi dan
selaras dengan lingkungannya (fisik, sosial dan budaya).

8
Laporan Pendahuluan
BAB
Perencana Pembuatan Konstruksi Kamar Mandi Mess Cangkudu
III

b. Menjamin bangunan gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan tidak menimbulkan


dampak negatif terhadap lingkungannya.

3.3. Pendekatan Teknis


3.3.1. Dasar Perencanaan
Untuk mendapatkan bangunan yang berfungsi dengan optimal, perencanaan dimensi ruang
fasilitas-fasilitas di dalam perlu dilakukan dengan mengacu pada karakteristik pengguna
bangunan, aktivitas dan jumlah penghuni dalam bangunan tersebut dan jenis peralatan yang
akan mengisi bangunan . Untuk itu diperlukan pengaturan-pengaturan desain ruang dalam dan
ruang luar, yang memperhatikan kesesuaian, diantaranya :
A. Komposisi
1. Kesatuan
Bagian-bagian dari struktur, arsitektur dan utilitas yang terdiri dari bentuk, tampak bangunan dan
elemen-elemen bangunan serta elemen penunjang harus menyatu dan diatur secara baik.
2. Tekanan
Struktur, arsitektur dan utilitas adalah elemen penting dalam komposisi maka penekanan yang
utama adalah bukan hanya elemen pengisi tetapi juga dalam penyesuaian fungsi ruang.
3. Keseimbangan
Jika titik pusat perhatian sudah terbentuk, maka semua bagian komposisi yang ada di
sekelilingnya harus diatur sehingga tiap-tiap bentuk dan ruang mendapat penekanan-penekanan
yang sesuai.

B. Kenyamanan
1. Visual
Setiap bentuk dan ruang mempunyai perbedaan-perbedaan visual untuk mendukung kegiatan
yang ada di dalamnya, seperti bentuk massa, pola sirkulasi, jalan, tekstur, lansekap dan elemen
penunjang lainnya.
2. Fungsi
Karakteristik setiap fungsi ruang diperlukan suatu organisasi ruang yang mempunyai fungsi yang
saling berhubungan dan terkait. Hal ini dimaksudkan untuk kenyamanan penggunaan fungsi
ruang.

9
Laporan Pendahuluan
BAB
Perencana Pembuatan Konstruksi Kamar Mandi Mess Cangkudu
III

3.3.2. Pendekataan Perencanaan


Perencanaan dilakukan melalui pendekatan analisis aktivitas yang ada, serta berfungsi
sebagai tempat untuk mendukung efektivitas kegiatan dan menghadirkan penataan ruang yang
nyaman. Untuk penampilan bangunan harus mampu mewakili ciri-ciri arsitektur setempat yang
menjadi simbol dari Instansi pengguna).
Pendekatan aktivitas yang direncanakan meliputi :
A. Pendekatan Perencanaan Fungsi Bangunan
Fungsi bangunan gedung meliputi fungsi hunian, keagamaan, usaha, sosial dan budaya,
serta fungsi khusus. Bangunan gedung fungsi hunian meliputi bangunan untuk rumah tinggal
tunggal, rumah tinggal deret, rumah susun, dan rumah tinggal sementara. Bangunan gedung
fungsi keagamaan meliputi masjid, gereja, pura, wihara, dan kelenteng. Bangunan gedung
fungsi usaha meliputi bangunan gedung untuk perkantoran, perdagangan, perindustrian,
perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal, dan penyimpanan. Bangunan gedung fungsi sosial
dan budaya meliputi bangunan gedung untuk pendidikan, kebudayaan, pelayanan kesehatan,
laboratorium, dan pelayanan umum. Bangunan gedung fungsi khusus meliputi bangunan
gedung untuk reaktor nuklir, instalasi pertahanan dan keamanan, dan bangunan sejenis yang
diputuskan oleh menteri. Satu bangunan gedung dapat memiliki lebih dari satu fungsi.
B. Pendekatan Perencanaan Sirkulasi
Sirkulasi adalah pergerakan dalam ruang yang terbentuk dari hubungan ruang yang
dikelompokkan berdasarkan kedekatan aktivitas dan privasi ruang. Alurnya diciptakan mengalir
dan terbuka dari ruang satu ke ruang lainnya sehingga tidak terjadi tabrakan yang diakibatkan
adanya perbedaan zona sirkulasi.
C. Pendekatan Perencanaan Desain dan Dimensi Ruang
Penentuan ruang dalam desain didasarkan skala priorotas yang kebutuhan ruang-ruang
dalam bangunan dari mulai ruang inti sampai dengan ruang tambahan yang menunjang
aktivitas. Dalam perencanaan ini kebutuhan ruang mengacu pada peraturan dan ketentuan yang
diuraikan sebelumnya.
Dimensi ruang direncanakan dengan mempertimbangkan jumlah pengguna, aktivitas yang
dilakukan dan furniture yang akan digunakan dalam ruangan.
D. Azas - azas
Selain dari kreteria diatas dalam melaksanakan tugasnya Konsultan Perencana hendaknya
memperhatikan azaz-azaz sebagai berikut :

10
Laporan Pendahuluan
BAB
Perencana Pembuatan Konstruksi Kamar Mandi Mess Cangkudu
III

1. Bangunan Gedung hendaknya fungsional, efisien, menarik tetapi tidak berlebihan


2. Kreatifitas desain hendaknya tidak ditekankan kepada kemewahan material, tetapi pada
kemampuan mengadakan sublimasi antar fungsi teknik dan fungsi sosial banguna
3. Dengan batasan tidak mengganggu produktifitas kerja, biaya investasi dan pemeliharaan
bangunan sepanjang umurnya, hendaknya diusahakan serendah mungkin
4. Penyusunan Desain Bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa sehingga dapat
dilaksanakan dalam waktu pendek dan dapat dimanfaatkan secepatnya
5. Bangunan hendaknya ikut meningkatkan kualitas lingkungan disekitarnya

3.4. Metodologi
3.4.1. Sasaran
Sasaran yang akan dicapai dalam pelaksanaan pekerjaan perencanaan tersebut adalah
mendapatkan hasil rancangan gedung yang :
- Representatif;
- Mencerminkan kenyamanan dan keamanan;
- Dapat dilaksanakan dalam program waktu yang ditargetkan serta dapat dimanfaatkan secepat
mungkin;
- Menampilkan Gedung yang berwibawa, bersahabat dan kokoh serta serasi terhadap lingkungan
sekitar bangunan tersebut.

3.4.2. Metode Perencanaan


Pendekatan pelaksanaan pekerjaan perencanaan akan dibuat seoptimal mungkin dengan
mempertimbangkan faktor-faktor fungsi ekonomis, luwes, nyaman dan fungsional. Selain itu juga
mempertimbangkan efesiensi pelaksanaan pembangunan, penggunaan maupun pemeliharaan.
Oleh karena itu dalam perancangan pekerjaan ini kami akan menerapkan metoda
perencanaan lintas cepat.
Metoda ini dikembangkan untuk menghasilkan :
a. Pelaksanaan penanganan pekerjaan yang dapat diatur sesuai dengan
kebutuhannya/tahapannya sehingga penghematan waktu dapat diperoleh.
Penghematan waktu perencanaan, berkaitan erat dengan kecepatan membangun. Dengan
metoda lintas cepat ini, pelaksanaan pekerjaan perancangan akan dilakukan secara bertahap
sesuai dengan disiplin ilmu yang berkaitan. Untuk itu diperlukan pembagian pekerjaan yang
pelaksanaannya dilakukan secara berurutan.

11
Laporan Pendahuluan
BAB
Perencana Pembuatan Konstruksi Kamar Mandi Mess Cangkudu
III

b. Produk dengan mutu/kualitas yang tinggi dan dapat dipertanggungjawabkan secara teknik,
sehingga pengendalian mutu dapat dilakukan.
▪ Dengan menggunakan standar dan pertimbangan dalam pemilihan bahan yang
mengutamakan kekuatan serta biaya pemeliharaannya kecil atau tidak ada (Maintenance
Free), fungsional, hemat energi dan cukup estetika atas biaya yang ada, maka Konsultan
Perencana akan memutuskan bahan dan sistem yang akan digunakan.
▪ Pengendalian mutu pada tahap Perancangan ini kemudian ditetapkan dalam Rencana Kerja
dan Syarat-syarat (RKS) / Spesifikasi Teknis serta dalam gambar-gambar keseluruhan.
c. Penggunaan dana yang dapat diatur sesuai dengan tahun anggarannya serta penggunaan
besarnya dapat dikendalikan (Pengendalian Biaya).
Pengendalian biaya pada tahap perancangan berkaitan erat dengan pengendalian mutu yang
dikenal dengan istilah “Value Engineering” yaitu suatu usaha perancangan untuk mendapatkan
keseimbangan nilai-nilai dari komponen suatu produk dengan fungsi dari komponen tersebut
untuk mencapai fungsi pokok dari produk dengan biaya terendah.

3.4.3. Metodologi Pelaksanaan


Setiap tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh Konsultan akan mengikuti petunjuk pelaksanaan,
Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan penjelasan yang telah diberikan oleh Direksi Pekerjaan. Metode
pelaksanaan dari kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan Konsultan dalam menangani pekerjaan
Perencana Konstruksi Kamar Mandi Mess Cangkud, diuraikan sebagai berikut :
a. Tahap Persiapan dan Mobilisasi.
b. Tahap Pengumpulan Data Sekunder dan Survei Pendahuluan.
c. Tahap Analisa dan Perencanaan Teknik.
d. Tahap Pelaporan.
Design dalam kontek arsitektur, secara sederhana adalah ”membuat atau melahirkan idea dari
gagasan atau penugasan, idea harus merupakan jawaban optimal dari proses pengkajian dan
imaginasi yang direalisasikan dalam perwujudan rancangan dan rencana implementasi.

Ada berbagai teori tentang tahapan proses design, walapun demikian relatif sama karena proses
design kadang kadang tidak berjalan linier, tetapi bisa berjalan zigzag, berputar karena datangnya
idea bisa kapan saja. Teori tersebut perbedaannya terletak pada pengelompokan tahapan
sedangkan akhirnya adalah menghasilkan design yang diinginkan oleh gagasan/penugasan.

Tahapan pelaksanaan pekerjaan yang akan dulakukan adalah sebagai berikut:

12
Laporan Pendahuluan
BAB
Perencana Pembuatan Konstruksi Kamar Mandi Mess Cangkudu
III

1. TAHAP 1 : PEKERJAAN PERSIAPAN DAN MOBILISASI


Kegiatan yang akan dilakukan oleh Konsultan sesuai dengan lingkup pekerjaan yang ada adalah
:
- Konsultan akan membuat Rencana Kerja Terinci mengenai semua tahapan kegiatan yang
akan dilaksanakan.
- Konsultan akan mempersiapkan mobilisasi untuk semua tenaga yang terlibat dan diusulkan
untuk menangani pekerjaan ini sesuai dengan jadwal personil yang ada dan sesuai dengan
tahapan pekerjaannya.
- Konsultan akan mempersiapkan tenaga pelaksana survei dan memberikan penjelasan
kepada tenaga tersebut tentang pekerjaan survei yang harus dilakukan, metoda survei untuk
pencapaian kapasitas survei, waktu yang dialokasikan untuk survei dan cara menanggulangi
masalah yang timbul selama survei untuk mendapatkan efisiensi yang tinggi dari
pelaksanaan survei lapangan.
- Konsultan akan mempersiapkan semua peralatan survei lapangan, data-data, peta-peta dan
peralatan penunjang lainnya.

2. TAHAP 2 : PEKERJAAN PENGUMPULAN DATA SEKUNDER DAN SURVEY


PENDAHULUAN
Kegiatan Konsultan pada Tahap 2 ini meliputi :
a. Pengumpulan Informasi dan Data Sekunder
b. Survei Pendahuluan
c. Pengkajian Data Sekunder dan Survei Pendahuluan
d. Laporan Pendahuluan
e. Koordinasi dan Konsultasi
Setiap tahapan, dilaksanakan secara berurutan menciptakan kesinambungan program
perencanaan.
a. Pengumpulan Informasi dan Data Sekunder
Pengumpulan Informasi dan Data Sekunder akan dilakukan oleh Konsultan langsung
kepada Pemberi Tugas atau kepada Instansi Terkait yang berhubungan dengan pekerjaan
ini.
Adapun Pengumpulan Informasi dan Data Sekunder meliputi antara lain:

13
Laporan Pendahuluan
BAB
Perencana Pembuatan Konstruksi Kamar Mandi Mess Cangkudu
III

- Peta Lokasi
- Data studi terdahulu.
- Informasi dan usulan lain dari Pengguna.
Konsultan akan mengumpulkan informasi dan data sekunder lainnya selain yang tersebut
diatas yang dirasakan perlu oleh Konsultan untuk proses tahapan pekerjaan selanjutnya.

a. Survei Pendahuluan
Survei pendahuluan bertujuan mengumpulkan data pendukung untuk melaksanakan survei
detail dan mengumpulkan data lainnya untuk melengkapi data survei detail, menyiapkan
standar perencanaan, menyiapkan tim survei dan desain beserta rencana kerja.
Sebelum melakukan Survei Pendahuluan Konsultan akan mempelajari semua informasi dan
data sekunder yang telah diperoleh dan mencatat semua informasi dan data sekunder yang
dapat diperoleh dari Instansi terkait setempat selama melakukan Survei Pendahuluan.
Survei Pendahuluan dimaksudkan untuk mengindentifikasi kondisi lapangan dan
membandingkannya dengan informasi dan data sekunder yang diperoleh, Konsultan akan
melakukan peninjauan langsung ke lokasi perencanaan untuk melakukan pendataan :
- Kondisi eksisting.
- Kondisi Topografi yang ada.
- Membuat foto dokumentasi lapangan pada lokasi-lokasi penting.
Hasil dari Survei Pendahuluan tersebut akan dipakai untuk menentukan langkah lebih lanjut
dari proses perencanaan teknik yaitu untuk mempersiapkan Survei Lapangan dengan
kendala-kendala lapangan yang sudah dapat diperkirakan terlebih dahulu sehingga Survei
Lapangan dapat berjalan dengan lancar.
b. Pengkajian Data Sekunder dan Survei Pendahuluan
Terhadap semua informasi dan data sekunder yang berhasil dikumpulkan serta hasil survei
pendahuluan akan dilakukan pengkajian dimana hasil dari pengkajian data sekunder yang
dikomparasi dengan hasil survei pendahuluan akan dipakai sebagai input dalam proses
perencanaan teknik berikutnya.
c. Koordinasi dan Konsultansi
Selama pelaksanaan Pekerjaan Pengkajian Data Sekunder, Konsultan akan melakukan
koordinasi dan konsultasi dengan pihak Pemberi Tugas tentang perkembangan pekerjaan
serta hambatan-hambatan apa yang dijumpai untuk dapat dicarikan jalan keluarnya.

14
Laporan Pendahuluan
BAB
Perencana Pembuatan Konstruksi Kamar Mandi Mess Cangkudu
III

Konsultan selama koordinasi dan konsultasi akan memberikan rekomendasi terhadap


masalah/hambatan yang timbul dan jalan keluarnya untuk didiskusikan dengan Pemberi
Tugas.

3. TAHAP 3 : PEKERJAAN SURVEI LAPANGAN


Pekerjaan Survei Lapangan akan dilakukan oleh Konsultan setelah selesainya pekerjaan yang
meliputi :
a. Survei Topografi
Melakukan orientasi lapangan yang dilakukan oleh tenaga ahli yang bersangkutan beserta
asisten dan juru ukur, dengan maksud untuk mengadakan pengamatan daerah yang akan
diukur, untuk memperoleh informasi tentang lokasi dan batas yang akan diukur sesuai
petunjuk direksi, serta melakukan sinkronisasi rencana kerja dengan kondisi lapangan.
b. Pengukuran Topografi
Pekerjaan pengukuran topografi dilakukan untuk memperoleh gambaran bentuk dan tinggi
rendahnya relief muka tanah termasuk data situasi dari semua unsur yang ada diatasnya,
seperti bangunan-bangunan prasarana umum, dan lain-lain.

4. TAHAP 4 : TAHAP ANALISA DAN PERENCANAAN TEKNIK


Kegiatan yang akan dilakukan oleh konsultan pada tahap ini merupakan kegiatan yang
didasarkan atas hasil pekerjaan pengkajian data sekunder dan pekerjaan survei lapangan
dengan urutan kegiatan sebagai berikut:
A. Analisa Data
Semua data dari hasil pengkajian data sekunder dan survei lapangan akan di analisa lebih
lanjut untuk mendapatkan data yang akan dipakai sebagai input pada perencanaan teknik
akhir.
B. Kriteria dan Standar Perencanaan
1. Standar Perencanaan
Secara legalitas, perencanaan Bangunan mengacu pada standar yang telah diatur
dalam produk hukum, diantaranya :
- Undang-Undang No.28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
- Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.

15
Laporan Pendahuluan
BAB
Perencana Pembuatan Konstruksi Kamar Mandi Mess Cangkudu
III

- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman


Teknis Pembangunan Gedung Negara.
- Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 tentang Standarisasi Sarana
dan Prasarana Kerja Pemerintahan Daerah.

2. Bentuk estetika
Struktur bangunan harus menyatu dengan lingkungan sekitar. Penampilan yang baik
sesuai dengan kondisi lingkungannya dan juga sesuai dengan fungsinya.
3. Pemeliharaan
Bangunan Gedung dibangun untuk melayani masyarakat dalam waktu lama, sehingga
perlu pemeliharaan agar umur bangunan sesuai dengan umur rencana. Untuk itu dalam
pemilihan bangunan perlu dipertimbangkan aspek kemudahan dalam pemeriksaan dan
pemeliharaan bangunan.

3.5. Tahap Pelaporan


Konsultan akan menyampaikan laporan-laporan sebagai berikut :
a. Laporan Pendahuluan
b. Laporan Akhir

3.6. Bagan Alir Perencanaan


Proses Pelaksanaaan kegiatan perencanaan dilakukan secara bertahap dan sistematis
yang diikuti dengan kegiatan pembahasan antara perencana, pengguna dan pemilik proyek
untuk menghasilkan produk yang dapat diterapkan pada tahap pembangunan.
Proses tersebut digambarkan pada gambar 3.1 seperti tersebut dibawah ini :

16
Laporan Pendahuluan
BAB
Perencana Pembuatan Konstruksi Kamar Mandi Mess Cangkudu
III

MULAI

MOBILISASI

PERSONIL PERALATAN
TIDAK

PERIKSA

YA

PEMAHAMAN KAK

IDENTIFIKASI PEKERJAAN TIDAK

PERIKSA

YA

PENGUMPULAN DATA PRIMER


SURVEY PENDAHULUAN
DAN DATA SEKUNDER
TIDAK

PERIKSA

YA

KOMPILASI DAN ANALISIS DATA


PENDAHULUAN

PENYUSUNAN
LAPORAN PENDAHULUAN

DISKUSI

PERBAIKAN LAPORAN TIDAK YA


PENDAHULUAN

LAPORAN
PENDAHULUAN

PERUMUSAN KONSEP PENGUKURAN TERESTRIAL

Gambar 3.1 Bagan Alir Metodologi Perencanaan

17
Laporan Pendahuluan
BAB
Perencana Pembuatan Konstruksi Kamar Mandi Mess Cangkudu
III

Gambar 3.2 Bagan Alir Metodologi Perencanaan (Lanjutan)

18
Laporan Pendahuluan
BAB
Perencana Pembuatan Konstruksi Kamar Mandi Mess Cangkudu
III

3.7. Konsep/Usulan Arsitektur


Scuenes Ruang
Scuenced ruang di dalam penataan ruang International Telecommunication Union (ITU) di
atur secara seksama untuk disesuaikan dengan kebutuhan dan peruntukan fungsi ruang, yang
tentu terlebih dahulu dikonsultasikan dengan pemberi tugas dan pengguna nantinya.

19
Laporan Akhir
Perencana Pembuatan Konstruksi Kamar Mandi Mess Cangkudu
BAB
IV

BAB IV
RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN

4.1. Rencana Kerja


Perencana Konstruksi Pembuatan Kamar Mandi Mess Cangkudu, lingkup kegiatan yang akan
dijalani meliputi :
1. Persiapan
a. Membuat Program Kerja
b. Menyiapkan Tenaga Ahli
c. Menyiapkan Peralatan dan Survey
2. Pengumpulan Data
a. Data Primer, yang diperoleh dari survey langsung ke lapangan terkait dengan ukuran
lahan, kontur lahan, tata guna lahan, struktur jaringan lahan, sistem drainase, dan sarana
dan prasarana yang ada.
b. Data Sekunder yang diperoleh dari instansi terkait atau pun berbagai lembaga formal
maupun non formal.
c. Studi literatur yang meliputi literatur mengenai perkotaan, peraturan perundangan,
Rencana Tata Ruang Kota, Rencana Detail Tata Ruang Kota dan sebagainya.
3. Analisa Dan Pemprosesan Data
Melakukan analisa data baik dari aspek kualitatif dan aspek kuantitatif yang dapat dipakai
sebagai bahan untuk merumuskan masalah sebagai dasar penyusunan konsep Perencanaan
dan Perancangan.
4. Konsep Dan Pengembangan Rancangan
Penyusunan konsep Perencanaan dan Perancangan untuk mengatasi permasalahan yang telah
diidentifikasi.
5. Dokumen Pelaksanaan
a. Detail Engineering design (DED)
b. Menyusun Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
c. Menyusun Rencana Anggaran Biaya
6. Pelelangan
Untuk memperoleh penawaran kualitas, biaya, dan waktu pelaksanaan pembangunan yang
wajar dan memenuhi syarat sehingga pelaksanaan pembangunan dapat berjalan dengan baik.

20
Laporan Akhir
Perencana Pembuatan Konstruksi Kamar Mandi Mess Cangkudu
BAB
IV

4.2. Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan


Untuk mencapai hasil pelaksanaan pekerjaan yang optimal, sangat tergantung kepada koordinasi
dari setiap personil tenaga ahli dan personil pendukung yang melaksanakan pekerjaan. Untuk itu
perlu adanya struktur organisasi pelaksanaan didasarkan pada :
a. Motivasi untuk menciptakan tim pelaksanaan yang terpadu;
b. Menciptakan tim yang efesien dari segi jumlah tetapi mempunyai kemampuan yang handal.
Kelancaran dan keberhasilan Perencanaan Konstruksi Pembuatan Kamar Mandi Mess Cangkudu,
ini merupakan tanggung jawab konsultan dan pihak pemilik pekerjaan. Oleh karena itu pihak
konsultan berusaha semaksimal mungkin menyiapkan tenaga ahli sebaik- baiknya.
4.2.1. Struktur Organisasi Pelaksana Pekerjaan
Untuk mencapai efektifitas dan efesiensi penyelenggaraan kegiatan ini, maka organisasi
pelaksanaan kegiatan ini akan mengoptimalkan masing-masing peran tenaga ahli. Dalam
pelaksanaan pekerjaan ini, hubungan kerja yang terjalin antara Konsultan sebagai Penyedia Jasa
dengan pihak direksi sebagai Pemilik Pekerjaan diatur dalam suatu organisasi pelaksanaan
pekerjaan.
4.2.2. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Dalam kaitan dengan pekerjaan ini, konsultan telah mencoba menyusun suatu rencana kerja untuk
melaksanakan pekerjaan ini. Target Rencana Kerja dihitung berdasarkan pada kapasitas kerja dan
volume yang ditinjau. Adapun untuk pekerjaan studio/kantor pusat yang menyangkut desk studi
estimasi penyelesaian pekerjaan disesuaikan dengan ketersediaan jumlah orang bulan personil
tenaga ahli yang telah ditentukan oleh Pemilik Pekerjaan. Jadwal pelaksanaan pekerjaan
sebagaimana terlampir.
4.2.3. Sistem Pelaporan
Evaluasi terhadap prestasi pekerjaan atau kemajuan serta perkembangan hasil pekerjaan yang
dilakukan konsultan dapat diketahui dengan cara mendiskusikan laporan-laporan yang diserahkan
oleh konsultan dan dapat dievaluasi. Uraian dan keterangan laporan yang harus disusun dan
diserahkan adalah sebagai berikut:
a. Laporan Pendahuluan, berisi :
- Rencana kerja penyedia jasa secara menyeluruh;
- Mobilisasi Tenaga Ahli, Tenaga Pendukung dan peralatan lainnya sesuai dengan
kebutuhan;
- Hasil Peninjauan lapangan awal

21
Laporan Akhir
Perencana Pembuatan Konstruksi Kamar Mandi Mess Cangkudu
BAB
IV

Laporan pendahuluan harus di presentasikan dihadapan audiens yang diundang pengguna jasa
dimana penyedia jasa harus menyiapkan bahan expose untuk dibagikan kepada audiens
b. Laporan Akhir, berisi:
Hasil akhir kegiatan berupa analisa data dan desain setelah Berita Acara Persetujuan Laporan
Akhir diterbitkan.

22
Laporan Akhir
BAB
Perencana Pembuatan Konstruksi Kamar Mandi Mess Cangkudu
V

BAB V
KESIMPULAN

1. Uraian pekerjaan yang belum termuat dalam laporan ketentuan dan syarat-syarat ini
tetapi didalam pelaksanaannya harus ada, maka pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan
setelah ada perintah tertulis dari Pemimpin Proyek dan akan diperhitungkan dalam
pekerjaan tambahan.
2. Apabila terdapat jenis pekerjaan yang semula diestimasi oleh Konsultan Perencana perlu
dikerjakan dan sudah termuat dalam Daftar Rencana Anggaran Biaya, tetapi menurut
pertimbangan Pemberi Tugas yang dapat dipertanggungjawabkan tidak perlu lagi
dilaksanakan, maka atas perintah tertulis dari Pemberi Tugas pekerjaan tersebut tidak
dilaksanakan dan akan diperhitungkan sebagai pekerjaan tambah kurangan atau sebagai
optimalisasi pekerjaan yang dibutuhkan dilapangan.
3. Apabila terdapat perbedaan antara gambar, spesifikasi teknis, dan Rencana Anggaran
Biaya, maka sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan harus diadakan rapat terlebih
dahulu untuk mendapatkan kepastian.

23

Anda mungkin juga menyukai