Anda di halaman 1dari 23

METODE PERALATAN DAN KONSTRUKSI LANJUT

TUGAS II
BIAYA PERALATAN KONSTRUKSI

Dikerjakan oleh Kelompok 2:


1. Putri Elsari Rahmayana 55718010003
2. Khairul Rochman 55718010004

Dosen:
Dr. Ir. Albert Eddy Husin, MT.

PASCASARJANA
MAGISTER TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
Kata Pengantar

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya, Penulis dapat

menyelesaikan “Tugas II: Biaya Peralatan Konstruksi” yang merupakan salah satu syarat

kelulusan dari Mata Kuliah Metode Peralatan dan Konstruksi Lanjut.

Sebagaimana judul tugas ini, Penulis mengambil 2 (dua) studi kasus, yaitu: “Analisis Rencana
Angagaran Biaya Penggunaaan Alat Berat Sheep’s Foot Roller dan Vibrator Roller
dalam Pekerjaan Badan Jalan Pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Medan –
kualanamu – Tebing Tinggi Seksi 3: Parbarakan – Lubuk Pakam Zona 5” dan “Impact
of CIM Technologies and Agency Policies on Performance for Highway Infrastructure
Projects”.
Tugas ini tidak lepas dari dukungan, saran, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena

itu pada kesempatan ini, Penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dr. Ir. Albert Eddy Husin, MT., selaku Dosen dan B. Detty K., ST., MT., selaku

Asisten Dosen Mata Kuliah Metode Peralatan dan Konstruksi Lanjut.

2. Keluarga tercinta dan teman-teman seperjuangan di Magister Teknik Sipil Tahun

Akademik 2018/2019.

Penulis mohon maaf jika terdapat kekurangan ataupun kesalahan yang dilakukan selama

penulisan tugas ini. Semoga tugas ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.

Jakarta, 15 September 2018

Kelompok 2

UNIVERSITAS MERCU BUANA | ii


Daftar Isi

DAFTAR ISI

Hal.
HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. vi
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................... 2
1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 2
1.1.1. Latar Belakang Secara Umum ...................................................... 2
1.1.2. Latar Belakang Studi Kasus .......................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................... 4
1.3. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 4
1.4. Batasan Masalah ..................................................................................... 4
1.5. Metodologi Penulisan ............................................................................. 4
1.6. Sistematika Penulisan ............................................................................. 5
BAB 2 LANDASAN TEORI..................................................................................... 2-1
2.1. Manajemen Alat Berat pada Bidang Konstruksi..................................... 2-1
2.2. Perencanaan Anggaran Biaya Pelaksanaan............................................. 2-3
BAB 3 PEMBAHASAN ............................................................................................
3.1. Jurnal 1 : Analisis Rencana Angagaran Biaya Penggunaaan Alat
Berat Sheep’s Foot Roller dan Vibrator Roller dalam Pekerjaan
Badan Jalan Pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Medan –
kualanamu – Tebing Tinggi Seksi 3: Parbarakan – Lubuk Pakam
Zona 5 ..................................................................................................... 3-1

3.2. Jurnal 2 : Impact of CIM Technologies and Agency Policies on


Performance for Highway Infrastructure Projects .................................... 3-4
BAB 4 KESIMPULAN.............................................................................................. 4-1
4.1. Kesimpulan ............................................................................................. 4-1
4.1.1 Jurnal 1 ........................................................................................... 4-1

UNIVERSITAS MERCU BUANA | iii


Daftar Isi

4.1.2 Jurnal 2 ........................................................................................... 4-2

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAHAN PRESENTASI

UNIVERSITAS MERCU BUANA | iv


Daftar Tabel

DAFTAR TABEL

Hal.
Tabel 3.1. Informasi Jurnal 1 ..................................................................................... 3-1
Tabel 3.2. Informasi Jurnal 2 ..................................................................................... 3-4

UNIVERSITAS MERCU BUANA |v


DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Jurnal 1 Indah Siahaan dan Edim Sinuraya, “Analisis Rencana Angagaran Biaya
Penggunaaan Alat Berat Sheep’s Foot Roller dan Vibrator Roller dalam
Pekerjaan Badan Jalan Pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Medan – kualanamu
– Tebing Tinggi Seksi 3: Parbarakan – Lubuk Pakam Zona 5”.
Lampiran 2.
Jurnal 2 Bharathwaj Sankaran S.M.ASCE and William J O’Brien, Ph.D., “Impact of CIM
Technologies and Agency Policies on Performance for Highway Infrastructure
Projects”.

|1|
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


1.1.1. Latar Belakang Secara Umum
Latar belakang pemilihan alat berat yang tepat memegang peranan yang
penting. Peralatan dianggap memiliki kapasitas tinggi bila peralatan tersebut
menghasilkan produksi yang tinggi tetapi dengan biaya yang rendah.
Pemilihan alat berat yang akan dipakai merupakan faktor yang sangat penting
dalam keberhasilan suatu proyek. Alat berat yang dipakai haruslah tepat
sehingga proyek dapat berjalan lancar. Kesalahan di dalam pemilihan alat
berat dapat mengakibatkan manajemen pelaksanaan proyek menjadi tidak
efektif dan efisien. Dengan demikian keterlambatan penyelesaian proyek dapat
terjadi yang menyebabkan biaya akan membengkak. Produktivitas yang kecil
dan tenggang waktu yang dibutuhkan untuk pengadaan alat lain yang lebih
sesuai merupakan hal yang menyebabkan biaya yang lebih besar.

Proyek konstruksi adalah suatu kegiatan yang mempunyai suatu tujuan


yang sejak sebelum proyek dikerjakan sudah ditetapkan, sehingga proses
pelaksanaannya harus mengacu pada tujuan yang ditetapkan. Terkait dengan
keberhasilan proyek konstruksi terdapat kategori yang menjadi indikator
kesuksesan suatu proyek, yakni ketepatan mutu, waktu dan biaya
serta performance yang direncanakan dengan yang dilaksanakan atau hasil
akhir yang tampak (Kerzner, 2006).

Menurut Soeharto (2001), setiap kegiatan proyek didalam mencapai tujuannya


harus memenuhi batasan-batasan yaitu sesuai biaya (anggaran) yang
dialokasikan, sesuai jadwal (waktu) dan tanggal akhir yang telah ditentukan,
serta sesuai mutu yakni sesuai dengan spesifikasi dan kriteria yang
dipersyaratkan.

Sedangkan menurut Arditi dan Patel (1989) kunci utama keberhasilan


tepat biaya adalah perencanaan dan penjadwalan proyek yang lengkap dan
tepat. Pembengkakan biaya dapat dianggap sebagai akibat ketidak terpenuhinya

|2|
rencana yang telah dibuat, karena kondisi kenyataan tidak sama atau tidak
sesuai dengan saat anggaran tersebut tetapkan.

Menurut Benjamin (1991), pemilihan peralatan untuk suatu proyek harus


sesuai dengan kondisi dilapangan, agar dapat berproduksi seoptimal dan
seefisien mungkin. Faktor–faktor yang mempengaruhi yaitu:

1. Spesifikasi alat disesuaikan dengan jenis pekerjaanya, seperti


pemindahan tanah, penggalian, produksi agregat, penempatan beton.
2. Kondisi lapangan, seperti keadaan tanah, keterbatasan lahan.
3. Letak daerah/lokasi, meliputi keadaan cuaca, temperature, topografi.
4. Jadwal rencana pelaksanaan yang digunakan.
5. Keberadaan alat untuk dikombinasikan dengan alat yang lain.
6. Pergerakan dari peralatan, meliputi mobilisasi dan demobilisasi.
7. Kemampuan satu alat untuk mengerjakan bermacam–macam
pekerjaan.
Menurut The American Association of Cost Engineer (AACE), cost
engineering adalah suatu bidang engineering yang meliputi penerapan prinsip-
prinsip ilmiah dan teknik dengan menggunakan pengalaman dan pertimbangan
engineering dalam masalah estimasi biaya, pengendalian biaya dan ekonomi
teknik.

Cost Engineering menjadi semakin berkembang didorong oleh kesadaran


Manajemen dalam Industri, mengenai hal-hal yang menyangkut Cost. Cost
engineering terbagi menjadi dua bidang besar, yaitu:

1. Cost Estimating (Estimasi biaya)

2. Cost Control (Pengendalian biaya)

Menurut Hansen dan Mowen yang yang dialihbahasakan oleh Ancella A.


Hermawan disebutkan bahwa “biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang
dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan membawa keuntungan
masa ini dan masa yang akan datang” jadi biaya dikelurakan untuk
menghasilkan manfaat dimasa depan. Dalam persahaan, manfaat dimanasa
depan biaya berarti pendapatan. Jadi, biaya digunakan untuk memperoduksi
pendpatan atau manfaat yang lain.

|3|
1.1.2. Latar Belakangan Studi Kasus
Pada jurnal 1 penulis mencoba menghitung produktivitas dan rencana
anggaran biaya yang diperlukan dalam pekerjaan badan jalan pada proyek
pembangunan jalan tol Medan- Kualanamu- Tebing Tinggi Seksi 3:
Perbarakan- Lubuk Pakam (zona 5).

Pada Jurnal 2 Makalah ini secara empiris memodelkan efek dari praktik CIM
(Civil Integrated Management) pada pengurangan yang dihasilkan dalam
pesanan perubahan, penghematan dalam jadwal, peningkatan kualitas kerja,
dan manfaat keselamatan dan dan menunjukkan kerangka kinerja baru untuk
lembaga-lembaga yang berinvestasi dalam integrasi praktik digital.

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari pembuatan paper ini adalah
1) Bagaimana mengetahui produktivitas alat berat pada proyek konstruksi jalan?
2) Bagaimana mengetahui Produktivitas dan biaya penggunaan alat berat?
3) Bagaimana untuk mengetahui perhitungan penggunaan alat berat?

1.3. Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan yang akan dibahas dalam paper ini:
1) Untuk mengetahui produktivitas alat berat pada proyek pembangunan jalan.
2) Mengetahui produktivitas dan biaya penggunaan alat berat pada proyek
pembangunan jalan.
3) Untuk mengetahui perhitungan penggunaan alat berat dan rencana anggaran
biaya.
4) Mempelajari, mengidentifikasi, dan menyebarluaskan praktik-praktik terbaik
untuk teknologi dan praktik yang muncul terbukti untuk penyampaian proyek

1.4. Pembatasan Masalah


Batasan-batasan masalah yang dibahas dalam paper ini antara lain:
1. Studi kasus proyek konstruksi di Indonesia dan negara lain.
2. Studi kasus yang dibahas diperoleh dari studi literatur terkait dengan topik
biaya peralatan konstruksi.
3. Studi literatur yang diperoleh dari jurnal perguruan tinggi di Indonesia
yang dipublikasi tahun 2016 dan ASCE edisi 2018.

|4|
1.5. Metedologi Penulisan
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam pembahasan penelitian tersebut
menggunakan beberapa metode yaitu :
1. Buku Literatur
2. Jurnal
3. Media Online/Internet.
1.6. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada penelitian ini sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, batasan
masalah, metodologi penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI


Pada bab ini berisikan landasan teori yang terdapat bahasan mengenai
kapasitas, produktivitas, analisis waktu dan analisis biaya peralatan konstruksi.

BAB III PEMBAHASAN


Pada bab ini berisikan analisis waktu dan biaya peralatan berdasarkan studi kasus.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


Pada bab ini berisikan hasil atau kesimpulan yang dapat diambil dari paparan studi
kasus yang dibahas.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAHAN PRESENTASI

|5|
Bab 2 Landasan Teori

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Manajemen Alat Berat Pada Bidang Konstruksi

Pada pengerjaan proyek skala besar seperti gedung bertingkat, pengaspalan jalan,
pembuatan landasan pesawat terbang, dan proyek besar lainnya, penggunaan alat
berat sudah umum digunakan. Selain untuk mempercepat waktu pengerjaan, efisiensi
dalam nilai ekonomi pun diperoleh dengan pemanfaatan alat berat. Penggunaan alat
berat pada proyek konstruksi memiliki berbagai jenis sesuai dengan fungsi dan
aplikasinya. Oleh karena itu, diperlukan sistem pengelolaan dan manajemen yang
baik. Hal ini bertujuan agar pola efisiensi waktu, tenaga, serta teknik perawatan pada
alat berat tersebut dapat berjalan dengan baik tanpa membroskan biaya yang tidak
seharusnya dikeluarkan.

Pengelolaan (manajemen) alat berat khususnya pada bidang konstruksi dibagi menjadi
empat skala besar.

A. Pertama adalah pelaksanaan pekerjaan. Hal ini meliputi peninjauan lokasi


berlangsungnya proyek dan inventarisasi pekerjaan. Hal yang dilakukan pada
saat proses peninjauan adalah plotting atau gambar rencana dan data di lokasi
pengerjaan proyek, penelitian, dan pengukuran. Selain itu dilakukan pula uji
material dan bahan, pengecekan infrastruktur atau acces road, serta penelitian
khusus kondisi masyarakat sekitar, terutama berkaitan dengan masalah sosial.

Sedangkan dalam alokasi atau inventarisasi pekerjaan yang perlu dilakukan


adalah menghitung jenis kegiatan yang harus memakai alat berat serta
volumenya. Selain itu, kondisi dan perhitungan jumlah tenaga yang
dibutuhkan. Terkait dengan pemakaian fasilitas infrastruktur harus memiliki
ijin terlebih dahulu. Untuk fasilitas operasional, jadwal kerja dan pembagian
waktu, penyusunan RAB (Rencana Anggaran Biaya), serta sistem
penanggulangan jika terjadi masalah sosial dan non teknis juga merupakan
tugas inventarisasi pekerjaan.

B. Manajemen yang kedua adalah pemilihan dan penyediaan alat berat.


Pemilihan jenis alat berat berdasarkan pertimbangan secara teknis dan

Universitas Mercu Buana|2 - 1


Bab 2 Landasan Teori

ekonomis. Tujuannya adalah agar dapat menyelesaikan tugas sesuai jadwal


kerja dan tidak melenceng dari prosedur RAB. Dasar yang dijadikan sebagai
pertimbangan adalah jenis pekerjaan yang dilakukan dan kelengkapannya;
penggunaan material; dan ukuran alat. Khusus untuk ukuran alat, akan
dipertimbangkan lagi mengenai kondisi medan, material, jumlah yang bisa
dipakai secara maksimal, harga satuan alat, serta kemungkinan melakukan
kombinasi jenis alat. Pertimbangan lainnya adalah apakah alat tersebut sudah
menjadi milik sendiri atau harus memesannya secara khusus. Sebagai
persiapan untuk maintenance atau perawatan dibutuhkan suku cadang untuk
setiap peralatan. Untuk pengadaanya ada dua hal yang harus diperhatikan.
Pertama lokasi lain yang dipindah, peminajaman, penyewaan atau pembelian,
baik baru, bekas, maupun modifikasi. Kedua, sumber pendanaan, yang bisa
berasal dari pembiayaan sendiri atau peminjaman dari bank yang dialokasikan
sebagai biaya pendukung.

C. Manajemen ketiga adalah teknik pelaksanaan dan penggunaa alat. Teknik ini
memiliki bermacam-macam jenisnya. Misalnya alat tersebut dikerjakan oleh
pemiliknya sendiri. Kemudian oleh sang pemilik dilimpahkan ke kontraktor
lain. Dari kontraktor tersebut masih bisa dikerjakan sendiri atau dilemparkan
ke pihak subkontrakor. Sedangkan pihak atau personil yang menggunakan alat
berat, di bawah kepemimpinan manajer khusus atau dibawah kendali
supervisor konstruksi sipil yang memiliki tugas mengawasi segala macam
jenis pekerjaan sipil dan sistem operasional alat berat. Tugas ini juga dapat
dilakukan oleh badan pengawas bagian pengendalian mekanik alat berat serta
pemeliharaan dan sistem administrasinya.

D. Manajemen yang terakhir adalah analisa perhitungan RAB. Komponen yang


dijadikan dasar perhitungan diantaranya volume pekerjaan, daya dan
kapasitas yang dimiliki, dan Harga Satuan Pekerjaan (HSP). HSP dihitung
berdasarkan biaya produksi pada setiap satu jenis, dan satu unit alat, baik
biaya langsung maupun yang tidak langsung, misalnya profit dan pajak.

Selain itu hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun rencana kerja alat
berat antara lain:

Universitas Mercu Buana|2 - 2


Bab 2 Landasan Teori

a. Volume pekerjaan yang harus diselesaikan dalam batas waktu


tertentu
b. Dengan volume pekerjaan yang ada tersebut dan waktu yang telah ditentukan
harus ditetapkan jenis dan jumlah alat berat yang diperlukan untuk
menyelesa ika n pekerjaan tersebut.

c. Dengan jenis dan jumlah alat berat yang tersedia, dapat ditentukan berapa volume
yang dapat diselesaikan, serta waktu yang diperlukan.

2.2 Perencanaan Anggaran Biaya Pelaksanaan


Menurut Ir. A. Soedradjat pada bukunya yang berjudul “Analisa (cara modern) Anggaran
Biaya Pelaksanaan”, perencanaan anggaran biaya adalah proses perhitungan volume
pekerjaan, harga dari berbagai macam bahan dan pekerjaan yang akan terjadi pada suatu
konstruksi.
Terdapat lima hal pokok dalam menghitung biaya konstruksi yaitu:
1) Bahan – bahan
Meliputi perhitungan bahan yang diperlukan dan harganya. Biasanya, harga bahan
yang digunakan adalah harga bahan ditempat pekerjaan dilaksanakan dan sudah
termasuk biaya angkutan, biaya menaikkan dan menurunkan, pengepakan, penyimpanan
sementara di gudang, pemeriksaan kualitas, dan asuransi. ehitungan biaya bahan-bahan
dapat dirumuskan:

Biaya Material =
Volume Material x Harga Material
2) Upah Pekerja
Biaya upah pekerja sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti: durasi
pekerjaan (panjangnya jam kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu jenis
pekerjaan), kondisi lokasi pekerjaan, ketrampilan dan keahlian pekerja yang
bersangkutan.
Perhitungan biaya pekerja dapat dirumuskan sebagai berikut

Biaya Pekerja = Durasi x Upah Pekerja

3) Alat-Alat Konstruksi
Perhitungan biaya peralatan konstruksi didasarkan pada masa pakai dari alat
tersebut, lamanya pemakaian alat, dan besarnya pekerjaan yang harus
diselesaikan. Biaya peralatan juga meliputi: biaya sewa, pengangkutan dan
pemasangan alat, pemindahan, pembongkaran, biaya operasi, dan juga upah
operator dan pembantunya.
Perhitugan biaya alat berat dapat dirumuskan sebagai berikut

Universitas Mercu Buana|2 - 3


Bab 2 Landasan Teori

Biaya Alat Berat =


Durasi x Harga Sewa Alat Berat
4) Overhead atau Biaya Tak Terduga
Biaya tidak terduga dibagi menjadi dua yaitu: biaya tidak terduga umum
dan biaya tidak terduga proyek.
a. Biaya tidak terduga umum adalah biaya yang tidak dapat dibebankan
langsung pada proyek misalnya: sewa kantor, peralatan kantor
dan alat tulis menulis, air, listrik, telepon, asuransi, pajak, bunga
uang, biaya – biaya notaris, biaya perjalanan, dan pembelian berbagai
macam barang – barang kecil.

b. Biaya tidak terduga proyek adalah biaya yang dapat dibebankan


pada proyek tetapi tidak dapat dibebankan pada biaya bahan-bahan,
upah pekerja atau biaya alat, misalnya: asuransi, telepon yang
dipasang di proyek, pembelian tambahan dokumen kontrak pekerjaan,
pengukuran (survey), surat – surat izin, honorarium, sebagian dari
gaji pengawas proyek, dan lain sebagainya.

5) Keuntungan atau Profit


Biasanya keuntungan dinyatakan dengan prosentase dari
jumlah biaya, yaitu sekitar 8% sampai
15% tergantung dari keinginan kontraktor untuk mendapatkan
proyek tersebut.
Pengambilan keuntungan juga tergantung dari
besarnya resiko pekerjaan, tingkat kesulitan pekerjaan, dan cara
pembayaran dari pemberi pekerjaan.

Universitas Mercu Buana|2 - 4


Bab3 Pembahasan

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Studi Kasus 1


Berikut merupakan informasi mengenai jurnal pertama :

Tabel 3.1. Informasi Jurnal 1


Judul Peneliti Penerbit Tahun Kota/Negara
Analisis Rencana Angagaran  Indah Siahaan ISSN: 2477- 2016 Indonesia
Biaya Penggunaaan Alat 4898
 Edim Sinuraya
Berat Sheep’s Foot Roller
dan Vibrator Roller dalam
Pekerjaan Badan Jalan Pada
Proyek Pembangunan Jalan
Tol Medan – kualanamu –
Tebing Tinggi Seksi 3:
Parbarakan – Lubuk Pakam
Zona 5

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas dan renana anggaran biaya yang
dibutuhkan untuk penggunaan alat berat sheep foot roller dan vibrator roller dalam
pekerjaan pekerjaan badan jalan pada proyek pembangunan jalan tol Medan-
Kualanamu- Tebing Tinggi Seksi 3: Perbarakan- Lubuk Pakam (zona 5). Dalam teknik
pelaksanaan pekerjaan badan jalan pada proyek pembangunan jalan tol Medan-
Kualanamu Tebing Tinggi Seksi 3: Perbarakan- Lubuk Pakam (zona 5) sudah sesuai
dengan standard SNI. Dalam penyelesaian penelitian ini, penulis mencoba menghitung
produktivitas dan rencana anggaran biaya yang diperlukan dalam pekerjaan badan jalan
pada proyek pembangunan jalan tol Medan- Kualanamu- Tebing Tinggi Seksi 3:
Perbarakan- Lubuk Pakam (zona 5).

Metode Pengumpulan Data

a. Melakukan pengamatan langsung ke proyek pembangunan jalan Tol Medan-


Kualanamu- Tebing Tinggi Seksi 3: Perbarakan- Lubuk Pakam, yaitu pada zona 5.
b. Studi perpustakaan yaitu pengumpulan informasi- informasi dari buku literatur atau
materi-materi yang berhubungan dengan judul Penelitian ini dari berbagai sumber seperti
buku, internet, dan jurnal.
c. Konsultasi dengan yang bertugas pada proyek pembangunan jalan tol Medan-
Kualanamu- Tebing Tinggi.

U n i v e r s i t a s M e r c u B u a n a |3 - 1
Bab3 Pembahasan

Judul Penerbit Hasil Keunggulan Kelemahan Keterbaruan


Analisis ISSN: 1. Alat berat Sheep Foot Roller dan Vibrator Roller yang 1. Jurnal ini 1. Analisa harga Tidak ada
Rencana 2477- digunakan pada proyek pembangunan jalan tol merencanakan alat dalam sekup
Angagaran 4898 Medan- Kualanamu- Tebing Tinggi Seksi3 : anggaran pekerjaan tidak
Biaya Perbarakan- Lubuk Pakam ini dalamkeadaan pekerjaan tertera SNI nya.
Penggunaaan baik. proyek dengan
Alat Berat 2. Alat berat Sheep Foot Roller dan Vibrator Roller yang hasil
Sheep’s Foot dipakai adalah merk Sakai dengan type SV 515 TF. perhitungan dan
Roller dan 3. Produktivitas alat berat sheep foot roller analisa harga
Vibrator yang telah diteliti dan dihitung yaitu pada satuan secara
Roller dalam pekerjaan timbunan dalam pembentukkan badan
detail dengan
Pekerjaan jalan adalah
koefisien.
Badan Jalan Dengan data
830
Pada Proyek  207,5 m³/jam, dengan terbaru
Pembangunan 4 2. Hasil
Jalan Tol volume pemadatan pada zona 5 per 1 layer
ditampilkan
Medan – adalah 30 m x 600 m x 025 = 4500 m³ +
dengan baik dan
kualanamu – terperinci dan
penyusutan 10 % = 4950 m³.
Tebing Tinggi disajikan
4. Produktivitas alat berat vibrator roller yang telah
Seksi 3: dengan tabel.
Parbarakan – diteliti dan dihitung yaitu pada pekerjaan
Lubuk Pakam timbunan dalam pembentukkan badan jalan adalah
Zona 5 498
 62,25 m³/ jam, dengan
8
volume pemadatan pada zona 5 per 1
layer
= 30m x 600 m x 0,25
= 4500 m³+penyusutan 10%
= 4950 m³.
Waktu yang diperlukan vibrator roller
untuk menyelesaikan adalah

U n i v e r s i t a s M e r c u B u a n a |3 - 2
Bab3 Pembahasan

4950 = 79,5 ~ 80 jam .


62,25
5. Rencana Anggaran Biaya pemakaian
alat berat sheep foot roller untuk menyelesaikan
zona 5 sepanjang 600 m dan lebar 30 m untuk 1
lapisan/layer adalah Rp 384. 706/ jam x 24 jam
waktu produktivitas = Rp 9.232.944
6. Rencana Anggaran Biaya pemakaian alat berat
Dump Truck untuk menyelesaikan 1
lapisan/layer pemadatan adalah Rp 222.750.000.
7. Rencana Anggaran Biaya pemakaian alat berat
Motor Grader untuk menyelesaikan 1
lapisan/layer pemadatan adalah Rp 81.600.
8. Total Rencana Anggaran Biaya untuk
penggunaan alat berat sheep foot roller vibrator
roller, dump truck, dan motor grader pada
pekerjaan timbunan dalam pembentukkan
badan jalan adalah Rp 280. 802. 784.
9. Berhubung karena lapisan tanah yang akan
dipadatkan adalah 75 cm, maka pelaksanaan
penimbunan dan pemadatan adalah 3 kali
lapis/layer. Oleh karena itu total Rencana
Anggaran Biaya untuk penggunaan sheep foot
roller dan vibrator roller pada pekerjaan timbunan
dan pembentukkan badan jalan adalah sebesar 3
x Rp 280.802.784 = Rp 842. 408. 352.

U n i v e r s i t a s M e r c u B u a n a |3 - 3
Bab3 Pembahasan

3.2. Studi Kasus 2


Berikut merupakan informasi mengenai jurnal kedua :

Tabel 3.2 Informasi Jurnal 2


Judul Peneliti Penerbit Tahun Kota/Negara
Impact of CIM Technologies  Bharathwaj ASCE, 2018 Amerika
and Agency Policies on ISSN Serikat
Sankaran
Performance for Highway 0733-9364.
Infrastructure Projects S.M.ASCE
 William J
O’Brien, Ph.D.

Manajemen terpadu sipil (CIM) telah dipromosikan sebagai jalur untuk meningkatkan kinerja
dan kepastian pengiriman proyek jalan raya dan manajemen aset (Guo et al. 2017). Menurut
Sankaran et al. (2016), CIM adalah istilah yang memiliki data yang
datang untuk diterapkan ke berbagai macam praktek dan alat yang memerlukan
pengumpulan, organisasi, dan manajemen informasi dalam format digital tentang proyek
pembangunan jalan raya. "CIM memperoleh signifikansi dari dan berbagi atribut dengan
implementasi membangun pemodelan informasi (BIM ) untuk proyek jalan raya, namun apa
yang telah memungkinkan ide CIM untuk mendapatkan traksi adalah aspek unik dari proyek
infrastruktur, termasuk elemen horizontal ekspansif, terkait akuisisi jalan-jalan (ROW),
koordinasi utilitas, tantangan lingkungan, dan perluasan penilaian dan masukan pemangku
kepentingan (Taylor et al. 2012; Hartmann dkk. 2008). CIM juga mencakup lingkup yang
lebih luas daripada BIM, merangkum teknologi digital dan praktik yang memungkinkan data-
sentris dan digital

alur kerja untuk pengiriman proyek jalan raya dan manajemen aset. Ini termasuk metode
survei lanjutan, proses desain berbasis model dan manajemen proyek, kontrol mesin otomatis
untuk konstruksi, dan arsip digital untuk manajemen aset (Guo et al. 2017). Pengadopsian
CIM juga mengumpulkan signifikansi dan daya tarik yang besar baik dalam konteks nasional
maupun internasional. Hal ini terutama terjadi pada proyek-proyek infrastruktur besar seperti
Crossrail Ltd. — proyek transit cepat Inggris senilai £ 14,8 miliar yang telah mendapatkan

U n i v e r s i t a s M e r c u B u a n a |3 - 4
Bab3 Pembahasan

pengakuan atas penerapan siklus siklusnya dalam praktik pemodelan informasi dan teknologi
digital terkait (Munsi 2012).

U n i v e r s i t a s M e r c u B u a n a |3 - 5
Bab3 Pembahasan

Judul Penerbit Hasil Keunggulan Kelemahan Keterbaruan


Impact of ASCE, 1. Studi ini secara empiris mengevaluasi 1. Keragaman Tidak ada 1. Pekerjaan di
CIM ISSN dampak teknologi CIM dan mendukung dan heterogenitas masa depan dapat
Technologies 0733- proses untuk meningkatkan hasil kinerja. kasus-kasus baru mengatasi
and Agency 9364. Melalui tinjauan literatur yang luas dan dapat keterbatasan
Policies on survei nasional, 13 proyek dipilih untuk meningkatkan penelitian ini dengan
Performance meneliti implementasi CIM mereka dan validitas teoritis memasukkan lebih
for Highway perbaikan yang diamati. Informasi yang dan kekokohan banyak studi kasus
Infrastructure dikumpulkan melalui wawancara studi dari jalur kausal yang telah
Projects kasus dan dokumen proyek dianalisis yang diperoleh menggunakan
menggunakan analisis komparatif kualitatif. dalam penelitian teknologi CIM.
2. Hasil menunjukkan efek positif dan ini. Pertimbangan
interaktif dari pemanfaatan CIM pada kasus baru juga
pengurangan RFI dan CO, meningkatkan dapat mengarah
penghematan jadwal, dan meningkatkan pada solusi
keselamatan. Kehadiran solusi alternatif sederhana yang
juga menunjukkan sifat mendukung alat cukup
CIM dan menggarisbawahi perlunya menjelaskan
investasi dalam proses kerja, membangun peningkatan
konsensus tim, memformalkan standar dan kinerja karena
spesifikasi, dan menciptakan strategi penggunaan CIM.
manajemen informasi.
3. Temuan dan pembelajaran juga signifikan
sejak CIM merupakan praktik yang muncul
di sektor jalan raya. Pemanfaatan QCA juga
menambah validitas temuan karena QCA
adalah alat yang dapat diandalkan untuk
menganalisis data studi kasus yang
terperinci.

U n i v e r s i t a s M e r c u B u a n a |3 - 6
Bab 4 Penutup

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
4.4.1. Jurnal 1
1. Alat berat Sheep Foot Roller dan Vibrator Roller yang digunakan pada proyek
pembangunan jalan tol Medan- Kualanamu- Tebing Tinggi Seksi3 :
Perbarakan- Lubuk Pakam ini dalamkeadaan baik.
2. Alat berat Sheep Foot Roller dan Vibrator Roller yang dipakai adalah merk
Sakai dengan type SV 515 TF.
3. Produktivitas alat berat sheep foot roller

yang telah diteliti dan dihitung yaitu pada pekerjaan timbunan dalam
pembentukkan badan jalan adalah

volume pemadatan pada zona 5 per 1 layer

adalah 30 m x 600 m x 025 = 4500 m³ + penyusutan 10 % = 4950 m³.

4. Produktivitas alat berat vibrator roller yang telah diteliti dan dihitung yaitu
pada pekerjaan timbunan dalam pembentukkan badan jalan adalah

volume pemadatan pada zona 5 per 1 layer = 30m x 600 m x 0,25 = 4500
m³+penyusutan 10% = 4950 m³.

Waktu yang diperlukan vibrator roller untuk menyelesaikan


adalah

5. Rencana Anggaran Biaya pemakaian

alat berat sheep foot roller untuk menyelesaikan zona 5 sepanjang 600 m dan
lebar 30 m untuk 1 lapisan/layer adalah Rp 384. 706/ jam x 24 jam waktu
produktivitas = Rp 9.232.944

U n i v e r s i t a s M e r c u B u a n a | 4-1
Bab 4 Penutup

6. Rencana Anggaran Biaya pemakaian alat berat Dump Truck untuk


menyelesaikan 1 lapisan/layer pemadatan adalah Rp 222.750.000.
7. Rencana Anggaran Biaya pemakaian alat berat Motor Grader untuk
menyelesaikan 1 lapisan/layer pemadatan adalah Rp 81.600.
8. Total Rencana Anggaran Biaya untuk penggunaan alat berat sheep foot
roller vibrator roller, dump truck, dan motor grader pada pekerjaan
timbunan dalam pembentukkan badan jalan adalah Rp 280. 802. 784.
9. Berhubung karena lapisan tanah yang akan dipadatkan adalah 75 cm, maka
pelaksanaan penimbunan dan pemadatan adalah 3 kali lapis/layer. Oleh karena
itu total Rencana Anggaran Biaya untuk penggunaan sheep foot roller dan
vibrator roller pada pekerjaan timbunan dan pembentukkan badan jalan adalah
sebesar 3 x Rp 280.802.784 = Rp 842. 408. 352.

4.4.2. Jurnal 2

Studi ini secara empiris mengevaluasi dampak teknologi CIM dan mendukung
proses untuk meningkatkan hasil kinerja. Melalui tinjauan literatur yang luas
dan survei nasional, 13 proyek dipilih untuk meneliti implementasi CIM
mereka dan perbaikan yang diamati. Informasi yang dikumpulkan melalui
wawancara studi kasus dan dokumen proyek dianalisis menggunakan analisis
komparatif kualitatif
QCA adalah pendekatan analisis lintas kasus yang diperluas, yang dalam
penelitian ini, membantu menentukan kemungkinan kondisi penyebab yang
mengarah pada peningkatan kinerja. Hasil menunjukkan efek positif dan
interaktif dari pemanfaatan CIM pada pengurangan RFI dan CO,
meningkatkan penghematan jadwal, dan meningkatkan keselamatan.
Kehadiran solusi alternatif juga menunjukkan sifat mendukung alat CIM dan
menggarisbawahi perlunya investasi dalam proses kerja, membangun
konsensus tim, memformalkan standar dan spesifikasi, dan menciptakan
strategi manajemen informasi.

U n i v e r s i t a s M e r c u B u a n a | 4-2
Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA

https://www.asce.org/

Rostiyanti, Susi Fatena. (2002). “ Alat


Berat Untuk Proyek Konstruksi”.
Jakarta: Rineka Cipta.

Rochmanhadi. (1992). “Alat-alat Berat dan

Penggunaannya” Semarang: YPBBU.

Wilopo, Djoko. (2011). “ Metode Konstruksi


dan Alat- Alat Berat”. Jakarta:
Universitas Indonesia (UI- Press).

Bharathwaj Sankaran S.M.ASCE and


William J O’Brien, Ph.D. 2018,
“Impact of CIM Technologies
and Agency Policies on
Performance for Highway
Infrastructure Projects”.
Amerika Serikat

Indah Siahaan dan Edim Sinuraya, 2016


“Analisis Rencana Angagaran
Biaya Penggunaaan Alat Berat
Sheep’s Foot Roller dan
Vibrator Roller dalam Pekerjaan
Badan Jalan Pada Proyek
Pembangunan Jalan Tol Medan
– kualanamu – Tebing Tinggi
Seksi 3: Parbarakan – Lubuk
Pakam Zona 5”. Alumni Prodi
D3 Teknik Sipil, Fakultas
Teknik UNIMED

Anda mungkin juga menyukai