Anda di halaman 1dari 13

TUGAS V

MANAJEMEN PERALATAN KONTRUKSI

POWER MACHINE

Kelompok 2

Putri Elsari Rahmayana 55718010003

Khairul Rochman 55718010004

Dosen:
Dr. Ir. Albert Eddy Husin, MT.
Pendahuluan
• Sampai abad ke-19 dan awal abad ke-20, mesin berat ditarik di bawah
kekuasaan manusia atau hewan. Awal abad ke-20 terlihat mesin-mesin
bertenaga listrik baru seperti forklift. Caterpillar Inc. adalah merek masa kini pada
saat ini, dimulai sebagai Perusahaan Holt Manufacturing. Mesin berat pertama
yang diproduksi secara massal adalah traktor Fordson pada tahun 1917.
• Berdasarkan merriam-webster – sebuah perusahaan Springfield, Massachusetts,
Amerika Serikat yang menerbitkan buku referensi, khususnya kamus, mesin
(machine) diartikan a mechanically, electrically, or electronically operated device
for performing a task dan power (power) diartikan operated mechanically or
electrically rather than manually, sedangkan menurut wordink – kamus bahasa
inggris online, power-machine ­diartikan operated mechanically or electrically
rather than manually. Jadi power-machine/machine-power adalah sebuah alat
yang dioperasikan secara elektrik atau mekanik untuk melakukan suatu tugas
tertentu.
Faktor
Aplikasi

Perkembangan Faktor
Estetika.
Tingkat
Produktifitas

Power Machine

Tingkat
Faktor Biaya
Efisien

Tingkat Faktor
Lifetime Kenyamanan
Jenis Mesin/Alat
• Excavator
• Motor Grader

Berat
Articulated Dump Truck
• Wheel Loader
• Mesh Grid Roller
• Tandem Roller
• Pneumatic Tired Roller

• Rammers
• Plate Compactor

Ringan
single-drum walk-behind (SDWB) roller
• double-drum walkbehind (DDWB) roller
Jurnal 1. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Alternatif
Pembangunan Terowongan Jalan di Indonesia”

Perkembangan pembangunan infrastruktur yang kian pesat saat ini


di seluruh wilayah di Indonesia, termasuk prasarana transportasi,
menjadi salah satu strategi yang diambil pemerintah untuk
meningkatkan laju pertumbuhan dan pemerataan ekonomi.
Menurut Mingsi (2013), terowongan merupakan salah satu alternatif
prasarana perhubungan masa depan yang memungkinkan untuk
mempersingkat waktu perjalanan. Selain itu, menurut Pakbaz &
Yareevand (2005), terowongan jalan raya sangat efektif digunakan
untuk mengatasi masalah kemacetan lalu lintas dan mengurangi
alinyemen vertikal. Kondisi topografi Indonesia yang memiliki
banyak kontur pegunungan dan kondisi geologi yang kaya akan
mineral tambang akan membuat teknologi terowongan semakin
berkembang di Indonesia (Munawar, 2007 dan Bronto, 2006).
Metodologi

Metode penelitian yang dilakukan adalah kajian literatur


terkait pembangunan terowongan jalan. Kajian
dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan alternatif pembangunan
terowongan jalan.
Analisis Strength, Weakness, and Novelty
Judul Penerbit Hasil Keunggulan Kelemahan Keterbaruan
Faktor-faktor Jurnal • Terdapat 7 faktor yang berpengaruh • Pemenuhan Pembangunan • Pembangunan
Infrastr terhadap pemilihan alternatif terhadap terowongan jalan terowongan
yang pembangunan terowongan jalan standar jalan dinilai
uktur relatif lebih
Mempengaruhi yaitu: kondisi hambatan fisik/alami, perencanaa memiliki potensi
Vol. 4 pemenuhan terhadap standar dan n dan aspek ramah lingkungan besar untuk
Pemilihan No. 1 aspek keselamatan, pemenuhan keselamatan pada ekosistem dikembangkan
Alternatif dan ekologi di
kebutuhan kelestarian lingkungan . di Indonesia
Pembangunan dan ekologi, konstruksi dan • Pemenuhan atas permukaan apabila ditinjau
Terowongan infrastruktur yang ramah lingkungan, kebutuhan tanah. dari segi kondisi
Jalan di potensi masalah geoteknik, kelestarian medan,
teknologi dan metode pelaksanaan lingkungan topografi, dan
Indonesia pembangunan terowongan jalan, dan ekologi. geologi yang
dan aspek finansial konstruksi • Konstruksi ada di
terowongan jalan. dan Indonesia.
• Pembangunan terowongan jalan infrastruktur • Menggunakan
memerlukan biaya konstruksi dan yang ramah peralatan/bahan
teknologi yang relatif tinggi lingkungan. khusus seperti
sehingga membutuhkan alat TBM
perencanaan pembiayaan yang (Tunnel Boring
matang dan multidisiplin keahlian. Machine).
Jurnal 2. “Compacting Characteristics of Light Compacting Equipment”

• Ketidakcukupan pemadatan backfill dekat abutment, area pendekatan gorong-


gorong, dan bagian jalan yang lebih kecil menghasilkan penurunan lapisan dan
kegagalan perkerasan dini. Pemadatan di daerah-daerah yang terkendala sulit, karena
kesulitan dalam manuver peralatan pemadatan seperti rol berat. Berbagai jenis
peralatan pemadatan ringan seperti rammers, pemadat pelat getaran, roler single-
drum walk-behind (SDWB), dan roler double-drum walk-behind (DDWB)
digunakan untuk pemadatan material di area terbatas.
• Tanah lempung yang tersedia secara lokal dipadatkan untuk ketebalan lapisan yang
berbeda dari 50, 100, 150, dan 200 mm menggunakan pelat pemadat yang dipilih,
seperti pelat pemadat, roler SDWB, dan roler DDWB. Hubungan kelembaban-
kerapatan lapangan untuk peralatan ini ditetapkan.
• Studi menunjukkan bahwa rol kadar air optimum (ROMC) lebih tinggi daripada
kadar air optimum (OMC) dari pemadatan Proctor bahkan setelah 10 lintasan untuk
semua peralatan pemadatan ringan yang digunakan. Persamaan regresi yang
dikembangkan untuk memprediksi kerapatan lapangan sebagai fungsi pemadatan
kadar air di lapangan, jumlah lintasan, dan ketebalan lapisan untuk semua peralatan
pemadatan ringan dapat digunakan selama masa konstruksi.
Metodologi
• Tanah lempung yang tersedia secara lokal dipilih untuk mempelajari
karakteristik pemadatan lapangan menggunakan peralatan pemadatan ringan.
• Sifat tanah yang dipilih untuk studi disajikan pada Tabel 3.3. Hubungan
kelembaban-densitas yang diperoleh oleh Proctor standar dan tes pemadatan
Proctor yang dimodifikasi disajikan pada Gambar. 3.3.
• Fitur peralatan pemadatan ringan yang digunakan dalam studi ditunjukkan
pada Tabel 3.4, dan diagram skematik peralatan pemadatan ringan yang
digunakan untuk studi merujuk pada Gambar. 2–4 yang disajikan di dalam
jurnal.
Analisis Strength, Weakness, and Novelty
Judul Penerbit Hasil Keunggulan Kelemahan Keterbaruan
Compacting American  Ketebalan angkat maksimum yang Alat pemadat ringan Ketebalan angkat Hasil persamaan
Characteristi Society of diijinkan dapat dibatasi hingga 50, dapat digunakan maksimum yang regresi yang
cs of Light Civil 100, dan 150 mm pada masing- untuk area-area yang diijinkan dapat dikembangkan
Compacting Engineers masing pemadat pelat, roller SDWB, terbatas seperti dekat dibatasi hingga untuk memprediksi
Equipment (ASCE) dan roller DDWB. abutment, mendekati 150mm dimana kerapatan
area gorong-gorong, lebih rendah lapangan dapat
 Kurva kerapatan kelembaban
ISSN: dan bagian jalan dengan Ketebalan digunakan untuk
lapangan yang diperoleh untuk
yang lebih kecil untuk angkat maksimum memperkirakan
(Print) upaya pemadatan menggunakan mencegah alat pemadat kerapatan
peralatan pemadatan ringan tidak penurunan lapisan berat, yaitu lapangan selama
0733-9364,
sama dengan kurva kerapatan dan kegagalan 200mm. pemadatan
(Online) kelembaban Proctor laboratorium perkerasan dini yang lapangan ketika
1943-7862  Kurva kerapatan kelembaban diakibatkan tidak jenis tanah yang
lapangan ini tidak sama dengan terjangkaunya serupa digunakan.
kurva kerapatan kelembaban pemadatan pada
lapangan yang dilaporkan untuk area tersebut bila
roller berat, yang mirip dengan kurva menggunakan alat
pemadatan Proctor. pemadat berat.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai