discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/317398731
CITATIONS READS
0 1,539
2 authors:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Widi Nugraha on 13 July 2017.
ABSTRAK
Aksesibilitas masyarakat pedesaan di Indonesia untuk keperluan aktivitas sehari-hari sangat terbatas,
khususnya wilayah yang terpisahkan hambatan seperti sungai, lereng, bukit, dan sebagainya tentunya
memerlukan penghubung dimana salah satunya adalah jembatan. Hal tersebut membatasi masyarakat untuk
mendapatkan akses ke pendidikan, informasi, pemasaran hasil pertanian, dan akses untuk mendapatkan
barang / jasa yang dibutuhkan. Masih banyak wilayah dengan kondisi tersebut di Indonesia yang
membutuhkan jembatan penghubung. Pada tahun 2014, Puslitbang Jalan dan Jembatan telah menyusun
konsep JUDESA dan melaksanakan penerapan konstruksi JUDESA dengan panjang bentang 42 m di Desa
Cihawuk, Pangalengan, Kabupaten Bandung. Pelaksanaan dilakukan dalam waktu kurang dari dua bulan
dengan kontribusi penuh masyarakat setempat dan disupervisi oleh Puslitbang Jalan dan Jembatan. Dari
penerapan tersebut kemudian dilakukan evaluasi dan disusun kembali JUDESA untuk tipe bentang lainnya,
sehingga dapat mengakomodasi bentang 30 hingga 120 m dengan beberapa tipe struktur yang dimodifikasi
dari JUDESA bentang 42 m. Pedoman perencanaan maupun modul pelaksanaan telah disusun oleh
Puslitbang Jalan dan Jembatan agar JUDESA dapat diterapkan dengan lebih mudah di seluruh wilayah
pedesaan di Indonesia. JUDESA yang diterapkan oleh Puslitbang Jalan dan Jembatan merupakan bentuk
kepedulian pemerintah terhadap masyarakat. Diharapkan dengan adanya teknologi JUDESA ini diharapkan
penerapan jembatan gantung pedesaan dapat dilaksanakan di wilayah pedesaan manapun di Indonesia yang
membutuhkan dukungan infrastruktur jembatan penghubung secara umum guna mendukung kegiatan dan
aktivitas masyarakat sehari-hari.
Dalam fungsinya sebagai pembuka akses Dalam menentukan lokasi tepat dari rencana
transportasi antara dua lokasi yang konstruksi JUDESA, maka harus
terpisahkan penghalang, maka dalam mempertimbangkan panjang bentang
penentuan lokasi untuk penerapan JUDESA terpendek yang mungkin dari jembatan. Hal
harus mempertimbangkan aksesibilitas yang ini perlu dioptimasi dengan kelandaian dan
ada dan akan tersedia setelah JUDESA kenyamanan akses pengguna jembatan.
selesai dibangun di lokasi tersebut. Lokasi JUDESA yang telah didesain secara tipikal
yang dipilih harus memberikan jalan masuk dapat mengakomodasi kebutuhan panjang
yang baik untuk material dan pekerja bentang jembatan dengan batasan bentang 30
sehingga suplai bahan konstruksi dapat lancar m hingga mencapai 120 meter dengan
selama pelaksanaan konstruksi JUDESA. ketentuan sebagai berikut:
a. Kekuatan
Elemen dan sistem struktur jembatan harus
cukup kuat untuk menahan beban hidup dan
beban mati yang didefinisikan di bawah ini
dengan batas yang cukup untuk keselamatan,
untuk mengizinkan beban yang tidak terduga,
properti material, kualitas konstruksi,
Gambar 3. JUDESA tipe double asimetris I pemasangan dan pemeliharaan.
(Bentang 60 m s/d 80 m)
Jembatan pejalan kaki harus kuat dan kaku
(tanpa lendutan yang berlebih) untuk
menahan beban rencana yang akan diuraikan
pada bagian ini. Fungsi dari JUDESA
berdasarkan penggunanya, dibatasi hanya
untuk pejalan kaki atau kendaraan sepeda
motor. Beban tersebut adalah beban hidup
dari pengguna jembatan. Selain beban hidup
pengguna jembatan, terdapat beban mati,
beban samping berupa beban angin yang juga
direncanakan untuk dapat dipikul oleh
Gambar 4. JUDESA tipe double asimetris II
JUDESA.
(Bentang 80 m s/d 120 m)
Tabel 1. Beban hidup yang dipikul dan lendutan izin jembatan gantung pejalan kaki.
Beban Lendutan
Beban
Kelas pengguna Lebar terdistribusi izin
terpusat
merata Δ
Jembatan gantung pejalan kaki
(beban hidup dibatasi hanya untuk 1,8 m - 3 kPa 1/100 L
pejalan kaki dan sepeda motor)
Keterangan:
L adalah bentang utama jembatan
JUDESA berkisar antara Rp. 15.000.000,- Puslitbang Jalan dan Jembatan, Kementerian PU, 2015.
hingga Rp. 25.000.000,- per meter panjang Rancangan Manual Pelaksanaan Jembatan Gantung
untuk Pedesaan Asimetris (JUDESA)
jembatan (Rp 15 juta ~ Rp. 25 juta /m’).
Besaran biaya yang dibutuhkan ini akan INFORMASI PEMASARAN
tergantung pada lokasi geografis konstruksi, Untuk informasi lebih lanjut mengenai JUDESA dan
kondisi tanah dan topografi lokasi konstruksi, penerapannya, dapat menghubungi:
dan lain sebagainya.
Bidang Standardisasi dan Kerjasama
PENUTUP Puslitbang Jalan dan Jembatan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Kebutuhan infrastruktur jembatan pedesaan
JL AH Nasution No.264 Bandung 40294
yang mudah, cepat, dan murah, untuk Telp (022) 7802251-53 - Fax (022) 7802726
memberikan aksesibilitas bagi masyarakat
pedesaan dapat dijawab dengan teknologi
JUDESA ini. Diharapkan dengan adanya
teknologi JUDESA ini diharapkan penerapan
jembatan gantung pedesaan dapat
dilaksanakan di wilayah pedesaan manapun
di Indonesia yang membutuhkan dukungan
infrastruktur jembatan penghubung secara
umum guna mendukung kegiatan dan
aktivitas masyarakat sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA