Anda di halaman 1dari 26

BULETIN BANTEK Kementerian

Pekerjaan Umum dan


Perumahan Rakyat

PERBAIKAN TANAH LUNAK

DI RUAS TERANG-BARI LINTAS UTARA FLORES

DENGAN METODE PRELOADING KONVENSIONAL

EDISI APRIL

2022

BALAI PELAKSANAAN JALAN NASIONAL

NUSA TENGGARA TIMUR


PRAKATA

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Perkenanan-Nya sehingga
Buletin Bantek Edisi April ini akhirnya dapat diterbitkan.

Buletin Bantek adalah rangkuman bacaan yang berisi tentang artikel Teknik Pekerjaan
Jalan dan Jembatan serta informasi kegiatan terkait lainnya yang dilakukan dalam
lingkungan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Nusa Tenggara Timur. Selain itu, Buletin
Bantek juga menyajikan informasi lain di luar bidang teknik dalam memberikan informasi
tertentu yang bersifat menambah wawasan Pembaca Buletin Bantek.

Penulis ucapkan limpah terima kasih kepada pembaca Buletin Bantek sekalian yang
budiman dan setia membaca Buletin Bantek yang diterbitkan secara periodik setiap bulan
dari bulan Maret hingga bulan Oktober tahun 2022.

Ucapan terima kasih juga disampaikan untuk semua rekan penulis yang telah berpartisipasi
memberikan materi teknis dan membantu penulis dalam membuat Buletin Bantek ini.

Akhir kata sebagai harapan kami, semoga artikel dan berbagai informasi yang disajikan
dalam Buletin Bantek ini dapat menjadi sumber pengetahuan dalam menambah wawasan
bagi setiap pembaca yang budiman dan menyadari kekurangan dan keterbatasan penulis
maka segala kritik dan saran sangat diharapkan dalam pengembangan dan
penyempurnaan Buletin Bantek ini.

Selamat Membaca…

Buletin Bantek Edisi April 2022 2|Page


DAFTAR KONTEN

Prakata Umum

2 4

Metode Preloading
Metode Perbaikan Tanah

12
13

Proses Perbaikan Tanah Perancangan Tinggi


Rawa Timbunan

14 17

Kesimpulan dan Saran Daftar Pustaka

21 22

Buletin Bantek Edisi April 2022 3|Page


UMUM
Latar Belakang
Pengembangan Labuan Bajo menjadi Destinasi Wisata Super Premium berkelas dunia
terus mendapat perhatian serius dari pemerintah Pusat. Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR) terus membangun infrastruktur berskala masif di Kawasan
Pariwisata Nasional (KSPN) Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo di
Kabupaten Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur (NTT).

Sejumlah pembangunan dan Pembenahan/Peningkatan terus dilakukan Kementerian


Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam memaksimalkan potensi Labuan
Bajo dan kekayaan alamnya sebagai Destinasi Wisata Super Premium.

Buletin Bantek Edisi April 2022 4|Page


Beberapa Destinasi Wisata Labuan Bajo yang menjadi Wisata Super Premium antara lain:

1). Pulau Komodo


Pulau ini berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat dan merupakan
habitat asli binatang Komodo yang dihuni oleh lebih dari 2.000 ekor komodo yang
hidup di alam bebas.

2). Pulau Rinca


Pulau ini memiliki pemandangan pantai yang indah dan jejeran beberapa bukit yang
menambah keindahan pulau dengan hamparan padang rumput yang luas, selain itu
terdapat banyak satwa liar di pulau ini.

Buletin Bantek Edisi April 2022 5|Page


3). Puncak Waringin
Puncak waringin merupakan salah satu puncak tertinggi di Labuan Bajo yang bisa
dimanfaatkan para Pengunjung/Wisatawan untuk menikmati keindahan panorama
alam Labuan Bajo dari ketinggian.

4). Goa Batu Cermin


Goa Batu Cermin merupakan destinasi wisata “Perut Bumi” dengan pesona batu
karang yang berkilau seperti cermin karena terkena sinar matahari.

Buletin Bantek Edisi April 2022 6|Page


Selain untuk berwisata, Labuan Bajo pun sering kali digunakan oleh Wisatawan untuk
melakukan kegiatan (Event) baik skala Nasional maupun Internasional.
Beberapa kegiatan skala internasional yang akan dilakukan di Labuan Bajo:
 Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 yang akan dihadiri oleh lebih dari 20 Kepala
Negara/Pemerintahan.
 ASEAN Summit yang akan dilakukan pada February 2023.

Dalam menyiapkan kegiatan/Event KTT G-20 dan ASEAN Summit 2023 yang akan
dilaksanakan di Labuan Bajo, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat terus meningkatkan pembangunan Infrastruktur Jalan, Jembatan
dan Infrastruktur Pendukung lainnya di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa
Tenggara Timur dalam menunjang kegiatan dimaksud.

Buletin Bantek Edisi April 2022 7|Page


Tanah Lunak
Permasalahan utama pada pembangunan jalan di atas tanah lempung lunak (soft clay) adalah
daya dukung tanah dasarnya yang relatif rendah dan pemampatan tanah dasarnya yang relatif
besar serta berlangsung relatif lama. Apabila tanpa dilakukan perbaikan pada tanah dasarnya
terlebih dahulu maka infrastruktur yang dibangun di atasnya akan berpotensi mengalami
kerusakan sebelum mencapai umur yang direncanakan.

Persebaran tanah lunak di Indonesia cukup merata, melihat luasnya daerah tanah lempung
yang dimiliki hampir di setiap pulau. Tanah lunak sering kali menimbulkan permasalahan pada
struktur di atasnya yang disebabkan oleh masalah daya dukung yang lemah dan masalah
waktu konsolidasi yang lama. Di Nusa Tenggara Timur juga ada beberapa lokasi yang
mempunyai jenis tanah lunak ini. Salah satu lokasi yang direncanakan pembangunan jalan
yang melewati tanah lunak (Rawa) ini adalah ruas Terang-Bari yang merupakan salah satu
ruas Lintas Utara Flores di Kabupaten Manggarai Barat.

LOKASI TANAH
RAWA DI TERANG

Buletin Bantek Edisi April 2022 8|Page


Pada Ruas Terang – Bari, tepatnya di desa Terang, jika bisa dibangun jalan Pendekat
(Shortcut) melintasi rawa tersebut maka bisa mengurangi panjang Perjalanan Sepanjang
3,3 Km yang tentu bisa lebih menghemat energi, biaya dan waktu bagi pengguna jalan
yang melewati jalan tersebut.

Penanganan tanah lunak (Rawa) untuk konstruksi jalan perlu direncanakan dan dilakukan
secara tepat agar tidak terjadi penurunan (settlement) pasca konstruksi melebihi yang
dipersyaratkan, dan agar tidak terjadi kerusakan sebelum mencapai umur konstruksi yang
direncanakan.

Untuk konstruksi jalan, beberapa metode perbaikan tanah jenis ini antara lain Metode
Preloading Konvensional, Preloading Vacuum Preloading dengan PVD, dan masih banyak
metode lainnya seperti Kolom Batu, Kolom Semen, Penggantian Tanah, dan konstruksi
pile-slab.

Pemilihan metode penanganan juga mempertimbangkan biaya dan waktu pada saat
pelaksanaan konstruksi di lapangan. Umumnya digunakan konstruksi pile slab dan cakar
ayam untuk pembangunan konstruksi jalan di atas tanah lunak, tetapi penggunaan struktur
tersebut membutuhkan biaya yang besar. Untuk itu sangat dibutuhkan metode alternatif
yang lebih efisien dari segi biaya dengan menggunakan material local sebanyak-
banyaknya dan minim resiko terhadap dampak lingkungan.

Metode Vacuum Consolidation merupakan salah satu alternatif untuk memperbaiki tanah
lempung lunak jenuh air, pertama kali diperkenalkan oleh Kjellman pada tahun 1952
dimana pompa vakum akan menghisap air dan udara di dalam tanah yang sudah di beri
Buletin Bantek Edisi April 2022 9|Page
lembaran kedap udara di atasnya, dengan begitu penurunan konsolidasi pada tanah akan
terjadi dalam waktu yang lebih cepat dibanding metode terdahulunya (tanpa vakum). Untuk
proyek-proyek yang dibatasi waktu pelaksanaan konstruksi, metode ini yang biasanya
dipilih. Namun karena dalam prosesnya metode ini banyak menggunakan material pabrikan
dan alat-alat khusus, akan membutuhkan dana yang besar dan ada juga kemungkinan
gagalnya apabila ada lapisan tanah pasir yang tidak terdeteksi selama penyelidikan tanah.

Gambar Metode Preloading Vacuum Consolidation

Metode Preloading konvensional atau yang biasa di sebut prabeban merupakan sebuah
metode untuk memperbaiki masalah yang ditimbulkan tanah lempung lunak, yaitu
membebani tanah lunak dengan timbunan konstruksi dan tambahan beban Preloading.

Gambar Metode Preloading Konvensional

Buletin Bantek Edisi April 2022 10 | P a g e


Beban preloading ini akan dibongkar kembali setelah proses konsolidasi mencapai 90%.
Dalam proses pelaksanaannya, metode ini sering mengalami permasalahan diantaranya
adalah kelongsoran tanah timbunan dan segi waktu relative lama sampai proses
konsolidasi nya dianggap selesai. Meskipun demikian untuk konstruksi jalan bertahap yang
tahap konstruksi berikut nya direncanakan dalam waktu 3-5 tahun ke depan dan yang
lokasi-lokasi konstruksi dekat dengan sumber material timbunan dan di kiri kanan trase
jalan masih bebas dari pemukiman, metode Preloading Konvensional yang disarankan
untuk dipilih. Untuk mengatasi kelongsoran, beban timbunan untuk konstruksi badan jalan
dan beban preloading dapat dibuat bertahap. Tahapan pembebanan berikut nya dilakukan
setelah pembebanan tahapan sebelum nya telah tercapai konsolidasi 50%-70%. Dengan
derajat konsolidasi ini diharapkan tanah lunak telah meningkat daya dukungnya untuk
mendukung pembebanan berikutnya. Sebagai tambahan kekuatan tahanan geser tanah
lunak, tanah dasar diberikan cerucuk bambu vertical dan horizontal.

Dalam tulisan ini kami mencoba menganalisa dari data yang ada baik data primer di lokasi
Terang-Bari dan data-data sekunder dari proyek-proyek yang mempunyai jenis tanah dan
penanganan relatif yang sama, dengan memilih salah satu metode yang paling mudah
dilakukan dengan menggunakan material local yang berlimpah di lokasi dan tentu dana
yang lebih murah. Dan seperti yang sudah disebutkan di atas Metode Preloading
Konvensional yang dipilih. Tentu saja pada saat tahapan konstruksi harus dilakukan
penelitian tanah yang lebih teliti dan desain yang lebih akurat.

Buletin Bantek Edisi April 2022 11 | P a g e


METODE PERBAIKAN TANAH

Cara perbaikan tanah mengacu pada SNI 8460:2017 tentang “Persyaratan Perancangan
Geoteknik” yang membahas tentang ruang lingkup penyelidikan geoteknik dan metode
perbaikan tanah yang tepat.

Untuk memahami tentang metode perbaikan tanah berdasarkan jenis tanahnya bisa dilihat
pada tabel di bawah ini:

Buletin Bantek Edisi April 2022 12 | P a g e


METODE PRELOADING

Pada prinsipnya bangunan tidak boleh dibangun di atas tanah yang mudah memampat
(compressible) karena dikhawatirkan akan terjadi perbedaan penurunan tanah (differential
Settlement) yang lebih besar dari pada batas toleransi bangunan tersebut.
Untuk menanggulangi masalah tersebut maka perlu dilakukan pemampatan
awal/prakompresi tanah (soil precompression) sebelum bangunan didirikan menggunakan
beban awal/prabeban (preload) dengan tujuan pokok:
a). Menghilangkan sama sekali (sebagian besar) penurunan konsolidasi yang akan terjadi
akibat beban bangunan tersebut. Penghilangan penurunan konsolidasi dilakukan
dengan membebani tanah dengan beban awal (preload) yang lebih besar dari beban
bangunan yang direncanakan.
b). Meningkatkan daya dukung (tahanan geser = shear strength) tanah dasar. Pemampatan
dapat meningkatkan tahanan geser tanah sehingga tanah yang semula lunak dan daya
dukungnya rendah menjadi lebih kuat dan lebih stabil.

Buletin Bantek Edisi April 2022 13 | P a g e


PROSES PERBAIKAN TANAH RAWA

Tahapan Soil Preloading

Skenario Pekerjaan Soil Preloading

Buletin Bantek Edisi April 2022 14 | P a g e


Perancangan Tinggi Timbunan

Persamaan diferensial 1 D Terzaghi

𝜕𝑢 𝜕2 𝑢
= 𝑐𝑣 (2.1)
𝜕𝑡 𝜕𝑧 2

𝑐𝑣 = Koefisien konsolidasi arah vertikal (m2/hari)

u = Tekanan air pori (kN/m2)

t = Waktu peninjauan (hari)

z = Kedalaman peninjauan (m)


𝜕𝑢
𝜕𝑡
= Turunan pertama tekanan air pori terhadap waktu

𝜕2 𝑢
𝜕𝑧 2
= Turunan kedua tekanan air pori terhadap kedalaman

Penurunan Konsolidasi (𝑆𝑐 ) menurut Craig (2004).

𝑆𝑐 = 𝑚𝑣 . Δσ′ . 𝐻 (2.2)

𝑆𝑐 = Penurunan Konsolidasi (m)

𝑚𝑣 = Koefisien kompresibilitas volume (m2/kN)

Δσ′ = Perubahan tegangan aksial/tegangan deviator (kN/m2)

H = Tebal lapisan tanah lunak (m)

Buletin Bantek Edisi April 2022 15 | P a g e


Koefisien Kompresibilitas (𝑚𝑣 ) menurut Craig (2004).
1 ℯ0 −ℯ1
𝑚𝑣 = . (2.3)
(1 + ℯ0 ) (σ1 ′ − σ0 ′ )

𝑚𝑣 = Koefisien kompresibilitas volume (m2/kN)

ℯ0 = Angka pori sebelum pengujian

ℯ1 = Angka pori mulai pengujian

σ0 ′ = Effective Offerburden Pressure (kN/m2)

σ1 ′ = Presconsolidation Pressure (kN/m2)

Laju Konsolidasi menurut Craig (2004).

0,848𝑑 2
𝑐𝑣 = (2.4)
𝑡90

𝑐𝑣 = Koefisien konsolidasi arah vertikal (m2/detik)

d = Panjang aliran yang harus ditempuh air pori selama proses konsolidasi (m)

t = Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai derajat konsolidasi (detik)

Menurut Persamaan Konsolidasi 1 D Terzaghi

𝑘
𝑐𝑣 = (2.5)
𝑚𝑣 .𝛾𝑤

𝑐𝑣 = Koefisien konsolidasi arah vertikal (m2/detik)

𝑚𝑣 = Koefisien kompresibilitas volume (m2/kN)

γw = Berat volume air (kN/m3)

k = Koefisien permeabilitas (m/detik)

Buletin Bantek Edisi April 2022 16 | P a g e


Faktor Waktu menurut Craig (2004).
𝜋
𝑇𝑣 = 𝑈2 ; U < 60 (2.6)
4

𝑇𝑣 = Faktor waktu konsolidasi arah vertikal

U = Derajat konsolidasi rata-rata

Menurut Craig (2004).

𝑇𝑣 = −0,933 log(1 − 𝑈) − 0,085 ; U > 60 (2.7)

𝑇𝑣 = Fakktor waktu konsolidasi arah vertikal

U = Derajat konsolidasi rata-rata

Hubungan Faktor Waktu dan Waktu Konsolidasi menurut Craig (2004).

𝑐𝑣 𝑡
𝑇𝑣 = (2.8)
𝑑2

𝑇𝑣 = Fakktor waktu konsolidasi arah vertikal

𝑐𝑣 = Koefisien konsolidasi arah vertikal (m2/detik)

t = Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai derajat konsolidasi (detik)

d = Panjang aliran yang harus ditempuh air pori selama proses konsolidasi (m)

Buletin Bantek Edisi April 2022 17 | P a g e


Grafik hubungan antara logaritma waktu dan penurunan kumulatif

Grafik hubungan antara logaritma waktu dan penurunan kumulatif

Buletin Bantek Edisi April 2022 18 | P a g e


Gambar Data Tanah Bore Log Ruas Jalan Shortcut Terang – Bari.

BORE LOG
Project Pengambilan Data Tanah Jalan Ruas Shortcut Terang - Bari COORDINATES OF GPS (UTM) x= 179433
Location Shortcut Terang Y= 9064178
Bore No. BH-1 DIAMETER OF BORE = 73 mm
MAT 0,50 Meter DIAMETER OF CASING = 89 mm

S P T VALUE STANDARD PENETRATION


DEPT
BORE LOG Depth Sample TEST (SPT) DESCRIPTION COLOUR
(m)
(Blow/30cm) N/30cm

0 0 20 40 60 80

2 1 + 0 + 0 => 1
2,00 - 2,50 m
3

4 1+1+0=1
4,00 - 4,50 m Lempung Kelanauan Hitam Kecoklatan
5

6 1+1+2=3
6,00 - 6,50 m
7

8 2 + 4 + 6 = 10
8,00 - 8,50 m
9

10 7 + 10 + 13 = 23
Lempung Kelanauan Sedikit Pasir Hitam
10,00 - 10,50 m
11
Lempung Kelanauan Berbatu dan Pasir Hitam
12 17 + 27 + 60 => 60
-5 cm
13 12,00 - 12,50 m
Batu Kelanauan Berpasir dan Berkerikil Hitam
14 21 + 34 + 60 => 60
-10 cm
15 14,00 - 14,50 m

16 24 + 26 + 60 => 60
-10 cm
17 16,00 - 16,50 m
Pasir Kelanauan Berbatu dan Berpadas Hitam Kecoklatan
18 60 + 0 + 0 => 60
-10 cm
19 18,00 - 18,50 m

20 60 + 0 + 0 => 60
-7 cm
20,00 - 20,50 m

= SAMPLE = SPT

Tabel Parameter Sc Berdasarkan Hasil Korelasi N-SPT dengan mv

Tebal mv cv
No Jenis Tanah Konsistensi N-SPT
(m) (m2/kN) 2
(m /dtk)
Lempung Sangat Lunak 4,00 1 2,58E-03
Lunak 2,00 3 2,58E-03
3,72E-07
Medium 2,00 10 2,58E-03
Medium 2,00 23 2,69E-03
Total Kedalaman 10,00
Hendra Masvika, Agus Darmawan Adi dan Fikri Faris/Evaluasi Penurunan Konsolidasi Tanah Berdasarkan
Korelasi N-SPT dengan mv

Buletin Bantek Edisi April 2022 19 | P a g e


Hubungan Penurunan Konsolidasi terhadap Waktu

𝑚𝑣 = 2,58x10-3 (m2/kN) 𝑚𝑣 = 2,58x10-3 (m2/kN)


Δσ′ = 2,5𝑥18.000 (N/m2) Δσ′ = 3,5𝑥18.000 (N/m2)
Δσ′ = 45.000 (N/m2) Δσ′ = 63.000 (N/m2)
Δσ′ = 45 (kN/m2) Δσ′ = 63 (kN/m2)
H = 10 m H = 10 m

𝑆𝑐 = 𝑚𝑣 . Δσ′ . 𝐻 𝑆𝑐 = 𝑚𝑣 . Δσ′ . 𝐻
𝑆𝑐 = 2,58𝑥10−3 . 45 . 10 𝑆𝑐 = 2,58𝑥10−3 . 63 . 10
𝑆𝑐 = 1,393 𝑚 𝑆𝑐 = 1,625 𝑚

1,161
𝑈= x 90%
1,625
U = 64% U = 90%
U = 0,64 U = 0,90

𝑇𝑣 = −0,933 log(1 − 𝑈) − 0,085 𝑇𝑣 = −0,933 log(1 − 𝑈) − 0,085


= −0,933 log(1 − 0,64) − 0,085 = −0,933 log(1 − 0,9) − 0,085
= −0,933 log(0,36) − 0,085 = −0,933 log(0,1) − 0,085
= −0,933 . −0,44 − 0,085 = −0,933 . −0,1 − 0,085
= 0,414 − 0,085 = 0,933 − 0,085
= 0,329 = 0,848

𝑐𝑣 . 𝑡 𝑐𝑣 . 𝑡
𝑇𝑣 = 𝑇𝑣 =
𝑑2 𝑑2

3,72𝑥10−7 . 𝑡64 3,72𝑥10−7 . 𝑡90


0,329 = 0,848 =
102 102
3,72𝑥10−7 . 𝑡64 3,72𝑥10−7 . 𝑡90
0,329 = 0,848 =
100 100
32,9 = 3,72𝑥10−7 . 𝑡64 84,8 = 3,72𝑥10−7 . 𝑡90
32,9 84,8
𝑡64 = 𝑡90 =
3,72𝑥10−7 3,72𝑥10−7
𝑡64 = 88.440.860 Detik 𝑡90 = 227.956.989 Detik

𝑡64 = 2,8 Tahun (1 Tahun = 31.536.000 Detik) 𝑡90 = 7,2 Tahun (1 Tahun = 31.536.000 Detik)

Jadi banyaknya waktu yang dibutuhkan oleh tanah timbunan untuk mencapai konsolidasi 64% adalah
2,8 Tahun dan konsolidasi 90% adalah 7,2 Tahun.

Buletin Bantek Edisi April 2022 20 | P a g e


Skenario Pembebanan
1. Tinggi Timbunan 2,5m U = 90% Penurunan 1,39m
2. Tinggi Timbunan 3,5m U = 64% Penurunan 1,62m
Hasil perhitungan penurunan pada tinggi timbunan 2,5 meter dengan derajat konsolidasi U = 90%
terjadi penurunan konsolidasi sedalam 1,39 meter dengan lama waktu konsolidasinya 7,2 tahun.
Untuk mempercepat waktu konsolidasi maka dilakukan penambahan (Preloading) setinggi 1 meter
sehingga total timbunan menjadi 3,5 meter dari semula 2,5 meter.

1.00m
3.50m
2.50m

10.00m

Dengan pembebanan setinggi 3,5 meter maka diperoleh derajat konsolidasi (U) menjadi 64% dengan
besar penurunan konsolidasi sebesar 1,39 meter dalam waktu 2,8 tahun, setara timbunan 2,5 meter
dengan periode konsolidasi 7,2 tahun. Dengan demikian, dengan menambah timbunan setinggi 1
meter bisa mempercepat penurunan konsolidasi.

Buletin Bantek Edisi April 2022 21 | P a g e


1.00m
3.50m
2.50m

10.00m

1.00m
Elevasi sesaat setelah
2.11m
1.11m penimbunan
1.39m

10.00m

0.65m Beban Percepatan Konsolidasi Pembongkaran beban:


2.11m 0.65m Beban Lalu Lintas
0.81m 1. Beban percepatan
1.39m Penurunan Konsolidasi
konsolidasi 0,65m
10.00m 2. Beban lalu lintas 0,65m
Total Pembongkaran = 0,65 +
0,65 = 1,3m
Pembongkaran timbunan
dibuang ke samping
Pembongkaran beban
Pembongaran
1.00m 0.65m Konstruksi
tambahan percepatan
1.13m 0.48m
1.39m Penurunan Konsolidasi konsolidasi 1 m, dibuang ke
10.00m
samping.
Penambahan beban konstruksi
setinggi 0,65m

Buletin Bantek Edisi April 2022 22 | P a g e


Hubungan Derajat Konsolidasi terhadap Kuat Geser Tanah
Tabel Data Uji Kuat Geser Tanah

𝑢
Derajat 𝑐 =
2
Konsolidasi
(Kg/𝑐𝑚 2 )
(%)
0 0,1545
10 0,166
20 0,192
30 0,198
40 0,205
50 0,213
70 0,221
90 0,381

Grafik Konsolidasi Vs Cu
0,40
0,381
0,35

0,30

0,25
Cu (Kg/cm2)

0,213 0,221
0,20 0,198 0,205
0,192
0,166
0,15 0,1545

0,10

0,05

0,00
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Derajat Konsolidasi (%)

Gambar Grafik hubungan derajat konsolidasi dengan kuat geser tanah

Buletin Bantek Edisi April 2022 23 | P a g e


KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Untuk mengetahui tentang jenis tanah pada tiap lapisan serta letak lapisan keras maka
perlu dilakukan uji Standard Penetration Test (SPT) pada lokasi tanah rawa tersebut
kemudian sampel tanah diuji lebih lanjut di laboratorium untuk untuk mendapatkan data
tanah sesuai kebutuhan desain.
2. Metode Preloading yang digunakan pada perbaikan tanah rawa ini adalah konsolidasi
normal dengan cara membebani tanah timbunan dengan tinggi tertentu di atas tanah
rawa kemudian membiarkan tanah timbunan tersebut mengalami penurunan
(terkonsolidasi) secara alami hingga mendekati 90% sebelum proyek jalan dikerjakan di
atas rawa tersebut.
3. Tinggi timbunan dan lama waktu konsolidasi tanah timbunan di atas tanah rawa dihitung
lebih lanjut berdasarkan data tanah saat pengujian.

Saran

1. Jika memungkinkan, bisa ditambahkan cerucuk bambu di bawah tanah timbunan untuk
menahan tanah timbunan agar tidak menyebar saat proses konsolidasi.
2. Jika diperlukan, bisa digelar bambu di atas tanah rawa sebelum ditimbun untuk
mencegah terjadinya longsor sehingga konsolidasi timbunan terjadi secara seimbang.

Buletin Bantek Edisi April 2022 24 | P a g e


DAFTAR PUSTAKA

Hendra Masvika, Agus Darmawan Adi dan Fikri Faris, 2018. Evaluasi Penurunan Konsolidasi
Tanah Berdasarkan Korelasi N-SPT dengan Mv. Jurnal Rekayasa Sipil Vol. 7 No.1. Ferbruari
2018.

Hardiyatmo, Hary Christady, 2017. Metode Vacuum Preloading Sebagai Salah Satu Alternatif
Solusi Pembangunan Timbunan di Atas Tanah Lunak. JTS Teknologi Sipil Vol 1 No 1.Hutama
Karya, 2020. Vacuum Consolidation Method (VCM) Untuk Membangun Jalan Tol Palembang-
Indralaya [Video Youtube], diakses melalui https://www.youtube.com/watch?v=KXuo1pGiuAg,
03 Juli 2020.

Standar Nasional Indonesia, SNI 2812: 2011. Cara Uji Konsolidasi Tanah Satu Dimensi.

Syafruddin, 2008. Pengaruh Preloading terhadap Kuat Geser Undrain. Jurnal Info-Teknik. Vol. 9
No.2. Desember 2008.

Buletin Bantek Edisi April 2022 25 | P a g e


BPJN NTT

BANTEK 2022

Anda mungkin juga menyukai