Anda di halaman 1dari 62

Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12

1
Laporan Perencanaan Teknis

Bab I
Pendahuluan

1.1 LATAR BELAKANG

Pembangunan Jaringan Jalan dan Jembatan sebagai urat nadi perekonomian Nasional
diharapkan mampu menghubungkan jalan lintas antar Kota / Kabupaten dan atau Provinsi.
Program Pembinaan Jaringan Jalan merupakan salah satu upaya Pemerintah dalam menunjang
pencapaian sasaran pembangunan Nasional, yang pelaksanaan Perencanaannya akan
dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu melalui Pelaksana Kegiatan
Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12
Mengingat upaya yang telah dilakukan dalam sistem manajemen Pembangunan Jalan Perlu
ditindak lanjuti dengan upaya meningkatkan baik jumlah di dalam pelaksanaan perencanaan
sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Juga sesuai dengan laju pertumbuhan pembangunan
yang membawa perubahan kondisi angkutan orang, barang dan jasa yang meningkat, dilihat dari
volume maupun dari berat muatannya, sehingga mengakibatkan terjadinya percepatan
pembangunan Jalan untuk menunjang sarana yang ada.
Dengan meningkatnya volume penanganan konstruksi jaringan jalan setiap tahunnya
sangat besar dibandingkan dengan personil perencana yang ada di dalam lingkungan Dinas
Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat Sub Dinas Bina Marga baik keahliannya
maupun jumlahnya, sehingga tidak memungkinkan bagi Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang
dan Perumahan Rakyat Sub Dinas Bina Marga untuk melakukan perencanaan sendiri terhadap
keperluan penanganan pekerjaan tersebut, oleh karena itu dan untuk mendapatkan hasil
pekerjaan yang baik, yaitu sesuai dengan rencana baik mutu perencanaan dan tepat waktu. Perlu
diadakan pekerjaan perencanaan yang dikerjakan oleh pihak lain yaitu konsultan perencana.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


1.2.1 MAKSUD

Maksud dari pekerjaan ini adalah untuk membantu Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu
Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat Penataan Ruang dan Perumahan
Rakyat Bidang Bina Marga Kabupaten Mahakam Ulu dalam rangka melaksanakan pekerjaan
perencanaan teknik jalan pada ruas – ruas jalan lintas utama dan lintas non utama.

CV. RIMA CIPTA CONSULTANT - 2017


Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12
2
Laporan Perencanaan Teknis

1.2.2 TUJUAN

Sedang tujuan dari pekerjaan ini meliputi ;


 Tujuan pekerjaan ini adalah menyediakan desain Perencanaan Semenisasi
Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12 di Kabupaten
Mahakam Ulu, Propinsi Kalimantan Timur.

1.3 SASARAN KEGIATAN DAN LOKASI PEKERJAAN

Sasaran yang hendak di capai dalam kegiatan ini adalah :


 Tersedianya hasil laporan pemeriksaan detail yang sesuai dengan persyaratan serta
dapat dipertanggung jawabkan guna pelaksanaan pekerjaan program peningkatan
Jalan tersebut, sesuai dengan rencana menggunakan standar prosedur yang berlaku
guna tercapainya mutu pekerjaan perencanaan, tercapainya penyelesaian
penanganan masalah – masalah yang sifatnya khusus serta memeuhi tingkat
perekonomian yang tinggi sehingga tingkat pelayanan jalan dilingkungan
Kabupaten Mahakam Ulu yang diinginkan selama ini dapat terwujud.
 Selaras dengan maksud dan tujuan tersebut di atas, maka sasaran pokok dari
pekerjaan ini, adalah untuk mendapatkan suatu dokumen lengkap perencanaan
teknis longsoron pada suatu lereng jalan yang ada (existing) secara permanen.
 Ketersediaan dokumen Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung
Lutan K250 Beton Bertulang 12 serta dokumen pelelangan.

1.4 Administrasi Proyek

Pemberi Tugas adalah Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat
Kabupaten Mahakam Ulu Bidang Bina Marga dengan Pekerjaan Perencanaan Semenisasi
Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12, dengan dana APBD
Kabupaten Mahakam Ulu - Tahun Anggaran 2017. Waktu Pelaksanaan pekerjaan adalah 1,00
(satu) bulan

CV. RIMA CIPTA CONSULTANT - 2017


Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12
3
Laporan Perencanaan Teknis

Bab II
Rencana Kerja dan Jadual Kegiatan

2.1 GAMBARAN UMUM

Kabupaten Mahakam Ulu adalah salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan Timur,
Indonesia. Mahakam Ulu merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Kutai Barat yang disahkan
dalam sidang paripurna DPR RI pada 14 Desember 2012 di gedung DPR RI tentang Rancangan
UU Daerah Otonomi Baru (DOB). Luas wilayahnya 15.315,00 Km2 dan pusat pemerintahannya
berada di Ujoh Bilang.
Batas Wilayah
 Sebelah Utara berbatasan dengan Negara Malaysia dan Kabupaten Malinau
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Kutai Kartanegara
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kutai Barat dan Provinsi
Kalimantan Tengah
 Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Barat

Geografis
Secara geografis Kabupaten Mahakam Hulu terletak antara koordinat 113?45’05’’-115?
45’ 05’’ BT dn 1? 31’ LU -O? 34’ LU.

Topografi
Wilayah Kabupaten Mahakam Ulu didominasi kontur permukaan yang bergelombang,
dari kemiringan landai sampai curam dengan ketinggian berkisar antara 0 – 1.500 meter diatas
permukaan laut dengan kemiringan antara 0 – 60 persen. Daerah dataran rendah pada umumnya
dijumpai di kawasan sepanjang daerah aliran sungai (DAS). Sedangkan daerah perbukitan dan
pegunungan memiliki ketinggian rata-rata lebih dari 1.000 meter di atas permukaan laut dengan
kemiringan 30 persen terdapat di bagian barat laut yang berbatasan langsung dengan wilayah
Malaysia.

CV. RIMA CIPTA CONSULTANT - 2017


Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12
4
Laporan Perencanaan Teknis

Bab III
Survey Pendahuluan dan Hidrologi

3.1 SURVEY PENDAHULUAN


Dalam survei pendahuluan, konsultan akan mengumpulkan sebanyak mungkin data yang
diperlukan untuk perencanaan lebih lanjut. Untuk itu konsultan akan melakukan hal-hal sebagai
berikut :
1. Mengumpulkan dan mereview data mengenai alinyemen jalan dan situasinya serta
informasinya lainnya secara umum, termasuk didalamnya konfirmasi ruas yang akan
ditangani.
2. Mengumpulkan dan mereview data lalulintas
3. Mengumpulkan dan mereview data banjir, erosi dan daerah tergenang pada lokasi.
4. Mengumpulkan dan mereview pemilihan lokasi atau daerah-daerah khusus yang
diperkirakan banyak membantu dalam tahap berikutnya.
5. Mengumpulkan dan mereview data harga satuan bahan-bahan dan material dilokasi.
6. Mengumpulkan dan mereview data mengenai bahan-bahan/material maupun peralatan
yang tersedia yang dapat menentukan jenis konstruksi.
7. Membuat foto-foto dokumentasi mengenai kondisi lapangan yang bersangkutan dan
khusus untuk kepentingan pekerjaan lansekap jalan, perlu direkam situasi lokasi dan
sekitarnya dengan foto panoramik.
8. Menyusun rencana jadwal pelaksanaan dilapangan
9. Mengumpulkan data sekunder lainnya yang diperlukan yang dianggap penting

Dari survei pendahuluan ini diharapkan konsultan sudah dapat menyajikan metode
penelitian dan perencanaan yang akan diterapkan, dan mengidentifikasi masalah-masalah yang
mungkin timbul.

3.2 SURVEY INVENTARISASI JALAN DAN JEMBATAN

Survey ini dilakukan untuk menginventarisasi tentang situasi, panjang jalan, lebar
perkerasan, lebar bahu, trotoar, median, drainase, persimpangan-persimpangan, denagn jalan
lain bangunan-bangunan pelengkap jalan dan lain-lain yang berada dalam daerah pengawasan
jalan dengan jarak interval pengamatan setiap jarak menimal 50 meter dan maksimal 100 meter
atau sesuai dengan kebutuhan.

CV. RIMA CIPTA CONSULTANT - 2017


Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12
5
Laporan Perencanaan Teknis

3.3 SURVEI HIDROLOGI

Survei hidrologi dilaksanakan dengan tujuan mengumpulkan data yang diperlukan dalam
analisa hidrologi dan perencanaan drainase. Lingkup pekerjaan survei hidrologi ini meliputi :
a. Mengambil data curah hujan dan banjir tahunan dari sumber – sumber yang
bersangkutan (data dalam 10 tahun).
b. Menganalisa pola aliran pada daerah rencana trase jalan untuk mendapatkan trase jalan
yang paling aman dilihat dari pengaruh pola aliran tersebut.
c. Memprediksi kemungkiman terjadinya curah hujan yang paling besar yang selanjutnya
dapat memperkirakan besarnya intensitas curah hujan dan banjir rencana dengan
metode – metode yang ada.
d. Dari data lapangan dan hasil perhitungan tersebut diatas selanjutnya menentukan :
 Jenis dan dimensi bangunan drainase yang diperlukan seperti jenis saluran
samping dan dimensi.
 Jenis dan dimensi gorong-gorong
 Jenis jembatan yang diperlukan.

3.4 PELAKSANAAN SURVEY


3.4.1 Sketsa dan detail lokasi
Lokasi Kegiatan Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton
Bertulang 12 Tahun Anggaran 2017 Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perumahan
Rakyat Bina Marga Kabupaten Mahakam Ulu berlokasi di Kampung Datah Bilang Kecamatan Long
Hubung. Adapun tepat lokasi tersebut sesuai pengecekan lokasi bersama dan arahan pihak Dinas
Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat Bina Marga Kabupaten Mahakam Ulu
yaitu:
 Ruas Jalan Kampung Datah Bilang – Kampung Lutan, dengan STA 0+000 berada di
Kampung Datah Bilang menuju simpang Jalan Kampung Lutan dan Jalan Provinsi, dengan
Panjang +/- 7,15 Km

3.4.2 Karakteristik Umum Topografi Teknik

Wilayah Kabupaten Mahakam Ulu mempunyai pegunungan di wilayah perbatasan sebelah utara
yang membujur dari Utara ke Selatan. Pegunungan ini terjadi karena peristiwa geologi berupa
lipatan dan sisipan sehingga bentuknya berjalur-jalur, khususnya dari Utara ke Selatan sejajar
dengan garis pantai. Dengan kondisi fisiografi dan topografi yang sedemikian maka pemukiman

CV. RIMA CIPTA CONSULTANT - 2017


Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12
6
Laporan Perencanaan Teknis

penduduk lebih banyak dijumpai di wilayah sepanjang sungai Mahakam dengan kondisi yang
lebih datar.
Kecamatan Long Bagun, Long Apari dan Long Pahangai berada pada ketinggian lebih dari
100 m di atas permukaan laut (dpl), sedangkan wilayah kecamatan lainnya sebagian besar
terletak di bawah ketinggian 100 m dpl.

No Kelas Lereng Luas (Ha)

1 0-2% 184.282

2 2-8% 51.417

3 8 - 15 % 593.467

4 15 - 40 % 671.830

5 > 40 % 30.504

Total 1.531.500

Daerah-daerah yang terjal sebagian besar terletak di wilayah bagian Utara yang meliputi wilayah
Kecamatan Long Apari dan Long Pahangai. Dengan kondisi topografi yang demikian, diharapkan
wilayah di bagian utara menjadi pelindung bagi kawasan di sebelah selatan yang kondisi
pembangunannya lebih berkembang.

3.4.3 Karakteristik Umum Geologi Teknik

Struktur geologi Provinsi Kalimantan Timur didominasi oleh batuan sedimen liat berlempung.
Disamping itu terdapat pula kandungan batuan endapan tersier dan batuan endapan kwarter.
Formasi batuan endapan utama terdiri dari batuan pasir kwarsa dan batuan liat. Dari struktur
geologi, di daerah ini banyak dijumpai patahan dan lipatan yang pada umumnya terdapat di
wilayah pantai. Beberapa formasi geologi di Provinsi Kalimantan Timur antara lain utamanya
Palau Balang Beds, Balikpapan Beds, Pemaluan Beds dan Kampung Baru Beds.

CV. RIMA CIPTA CONSULTANT - 2017


Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12
7
Laporan Perencanaan Teknis

No Nama Formasi Luas (Ha)

1 Ang.Batupasir Lemuning 7.722

2 Ang.Btgping Batubelah 6.816

3 Ang.batupasir Lenmuning 2.196

4 Ang.btgping Ritan Fmhaloq 4.267

5 Bat.Gunung Api Metulang 253.707

6 Bat.Gunung Api Nyaan 11.092

7 Batuan Terobosan Sintang 4.129

8 Endapan Aluvial 21.271

9 Fm.Haloq & Fm.batu Kelau 37.056

10 Fm.Ujoh Bilang 169.548

11 Fm.Ujoh bilang 20.331

12 Formasi Balikpapan 341

13 Formasi Batu Ayau 145.006

14 Formasi Haloq 182.832

15 Formasi Kelinjau 17.211

16 Formasi Kuaro 39.795

17 Granit Alan 5.232

18 Granit Era 195

19 Granit Topai 6.275

20 Kelompok Embaluh 403.163

21 Kelompok Selangkai 189.291

22 Komplek Kapuas 1.261

23 Komplek Mafik Danau 2.763

Total 1.531.500

3.4.4 Karakteristik Umum Klimatologi

Karakteristik iklim Kabupaten Mahakam Ulu termasuk dalam kategori iklim tropika humida
dengan rata-rata curah hujan tertinggi di bulan April dan terendah di bulan Agustus. Musim

CV. RIMA CIPTA CONSULTANT - 2017


Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12
8
Laporan Perencanaan Teknis

kemarau biasanya terjadi pada bulan Mei sampai dengan bulan Oktober, sedangkan musim hujan
terjadi pada bulan November sampai dengan bulan April. Keadaan ini terus berlangsung setiap
tahun yang diselingi dengan musim peralihan. Selain itu, karena terletak di daerah khatulistiwa,
maka iklim Kabupaten Mahakam Ulu dipengaruhi oleh angin Muson Barat pada bulan Nopember-
April dan angin Muson Timur pada bulan Mei - Oktober.
Meskipun demikian, dalam tahun-tahun terakhir ini keadaan musim kadang tidak menentu.
Pada bulan-bulan yang seharusnya turun hujan dalam kenyataannya tidak ada hujan sama
sekali, atau sebaliknya pada bulan-bulan yang seharusnya kemarau justru terjadi hujan dengan
musim yang jauh lebih panjang.

Curah hujan
(mm/tahun) No Kecamatan
2.800-3.000 3.200-3.400 3.400-3.600

1 Laham 90.180

2 Long Apari 512.194 36.876

3 Long Bagun 2.381 494.739

4 Long Hubung 15.085 38005

5 Long Pahangai 342.040

Total 17.466 1.477.158 552.006

Temperatur rendah terjadi pada bulan Oktober sampai dengan Januari sedangkan temperatur
tinggi terjadi antara bulan Juli sampai dengan Agustus. Secara umum Kabupaten Mahakam Ulu
beriklim panas dengan suhu udara berkisar dari 18,83ºC sampai dengan 34,69ºC. Selain itu
sebagai daerah beriklim tropis dengan habitat hutan yang luas, Kabupaten Mahakam Ulu
mempunyai kelembaban udara relatif tinggi. Kelembaban udara dari yang paling rendah
sebesar 81,42% yang dipantau melalui Stasiun Meteorologi Samarinda, sedangkan yang paling
tinggi sebesar 87,07% yang terpantau di Stasiun Meteorologi Balikpapan. Kedua stasiun tersebut
merupakan stasiun klimatologi terdekat dari Kabupaten Mahakam Ulu.

CV. RIMA CIPTA CONSULTANT - 2017


Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12
9
Laporan Perencanaan Teknis

CV. RIMA CIPTA CONSULTANT - 2017


Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12
10
Laporan Perencanaan Teknis

CV. RIMA CIPTA CONSULTANT - 2017


Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12
11
Laporan Perencanaan Teknis

CV. RIMA CIPTA CONSULTANT - 2017


Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12
13
Laporan Perencanaan Teknis

Bab IV
Perencanaan Tebal Perkerasan
PERENCANAAN RIGID PAVEMENT

1. Umum

Perencanaan mangacu pada AASHTO (American Association of State Highway and


Transportation Officials) guide for design of pavement structures 1993
(selanjutnya disebut AASHTO 1993). Langkah-langkah / tahapan, prosedur dan
parameter-parameter perencanaan secara praktis diberikan sebagai berikut di
bawah ini.
Parameter perencanaan terdiri :

• Analisis lalu-lintas : mencakup umur rencana, lalu-lintas harian rata-rata,


pertumbuhan lalu-lintas tahunan, vehicle damage factor, equivalent single axle
load
• Terminal serviceability
• Serviceability loss
• Reliability
• Standar normal deviasi
• Standar deviasi
• CBR dan modulus reaksi tanah dasar
• Modulus elastisitas beton, fungsi dari kuat daya tekan beton
• Flexural strength
• Drainage coefficient
• Load transfer coefficient

2. Vehicle Damage Factor (VDF) rata-rata dan VDF desain


Data nilai-nilai Vehicle Damage Factor (VDF) akan dirangkum pada Tabel 3 Vehicle
Damage Factor desain
• Jika dilakukan survei primer beban gandar kendaraan, maka digunakan nilai
VDF dari hasil survei tersebut.
• Jika tidak dilaksanakan survai primer beban gandar kendaraan (untuk kondisi
dan proyek-proyek tertentu tidak dilaksanakan survai primer ini), maka perlu
Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12
14
Laporan Perencanaan Teknis

dilakukan kajian VDF dengan mengambil data sekunder / referensi / literaratur


berbagai sumber yang bias mewakili untuk analisis ruas jalan yang akan di
rencanakan.

Tabel 3 Koreksi VDF Desain

Vehicle Damage Factor (VDF)


No Type kendaraan
A B C D E F G H
1 Sedan, Jeep, St Wagon 0,00 0.0024 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
2 Pick up Combi 0,22 0,27 0,16 0,00 0,31 0,20 0,36 0,22
3 Micro truck. Mobil Hantaran 0,22 0,27 0,16 0,21 0,31 0,20 0,36 0,25
4 Bus Kecil 0,22 0,27 0,16 0,21 0,31 0,20 0,36 0,25
5 Bus Besar 0,30 0,38 0,70 4,45 0,16 0,93 0,37 1,04
6 Truck 2 Sumbu 2,42 3,04 2,69 4,45 2,33 1,57 4,45 2,99
7 Truck 3 Sumbu 2,74 5,41 5,38 3,42 2,62 8,03 9,81 5,34
8 Truck Gandengan 3,91 4,81 5,80 8,90 7,06 8,20 6,44 6,44
9 Truck Semi Trailer 4,17 7,29 4,22 3,69 4,36 1,03 4,13 4,13

A Bina Marga MST 10 Ton


B NAASRA MST 10 Ton
C Pustran 2002
D Cipularang 2002
E Pantura 2003 MST 10 Ton
F Pustrans 2004 Semarang Demak
G Pustrans 2004 Yogyakarta - Sleman
H VDF Rata-rata

3. Traffic design

Data dan parameter lalu – lintas yang digunakan untuk perencanaan tebal
pekerasan meliputi :

• Jenis kendaraan.
• Volume lalu –lintas harian rata – rata.
• Pertumbuhan lalu – lintas tahunan.
• Damage factor.
• Umur rencana.
• Factor distribusi arah.
• Factor distribusi lajur
• Equivalent singleaxle load, ESAL selama umur rencana (traffic design)
Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12
15
Laporan Perencanaan Teknis

Factor distribusi arah : DD = 0,3 – 0,7 dan umurnya diambil 0,5 (AASHTO 1993
hal. II-9).
Factor distribusi lajur (DL), mengacu pada Tabel 1 (AASHTO 1993 halaman II-9).

Tabel 1 ( AASHTO 1993 Hal II-9)

Jumlah Lajur Setiap Arah Dl % Ditentukan DL 100


1 100
2 80 - 100
3 60 - 80
4 50 - 75

Rumus umum desain traffic (ESAL = Equivalent Single Axle Load) :


Nn
W18 = LHRj x VDFj x DD x DL x 365
Dimana :
W 18 = traffic design pada lajur lalu-lintas, Equivalent Single Axle Load.
LHRj = Jumlah lalu – lintas harian rata – rata 2 arah untuk jenis kendaraan
j.
VDFj = Vehicle Damage Factor untuk jenis kendaraan j.
DD = Faktor distribusi arah.
DL = factor distribusi lajur
N1 = Lalu – lintas pada tahun pertama jalan di buka.
Nn = lalu – lintas pada akhir umur.

4. California Bearing Ratio (CBR)

California Bearing Ratio (CBR), dalam perencanaan perkerasan kaku di gunakan


untuk penentuan nilai parameter modulus reaksi tanah dasar (modulus of
subgrade reaction : k).
CBR yang umum digunakan di Indonesia berdasar besaran 6 % untuk lapis tanah
dasar mengacu pada spesifikasi (versi Kimpraswil/Departemen pekerjaan umum
Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12
16
Laporan Perencanaan Teknis

edisi 2004 dan versi dinas pekerjaan umum DKI Jakarta edisi 2004). Akan tetapi
tetapi tanah dasar dengan nilai CBR 5 % dan atau 4 % pun dapat digunakan setelah
melalui kajian geoteknik, dengan CBR kurang dari 6 % ini jika digunakan sebagai
dasar perencanaan tebal perkerasan, masalah yang terpengaruh adalah fungsi
tebal perkerasan yang akan bertambah, atau masalah penanganan khusus lapis
tanah dasar tersebut.
Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12
17
Laporan Perencanaan Teknis

5. Material Kontruksi Perkerasan

Material perkerasan yang digunakan dengan parameter yang terkait dalam


perencanaan tebal perkerasan sebagai berikut :

1. Pelat beton
a. Flexural strength (Sc’) = 45 kg/cm2
b. Kuat tekan ( benda uji silinder 15 x 30 cm) : fc’= 350 kg/cm2 (disarankan)
2. Wet lean concrete
a. Kuat tekan ( banda uji silinder 15 x 30 cm) : fc’ = 150 kg/cm2

Sc’ digunakan untuk penentuan parameter flexural strength, dan Fc’ digunakan
untuk penentuan parameter modulus elasitisitas beton (Ec).

6. Reliabilty

Reliability : Probabilitas bahwa perkerasan yang direncanakan akan tetap


memuaskan selama masa layannya.
Penetapan angka Reliability dari 50% sampai 99,99% menurut AASHTO
merupakan tingkat kehandalan desain untuk mengatasi, mengakomodasi
kemungkinan melesetnya besaran – besaran desain yang dipakai. Semakin tinggi
reliability yang dipakai semakin tinggi mengatasi kemungkinan terjadinya selisih
(deviasi) desain. Besaran – besaran desain yang terkait dengan ini antara lain :
• Peramal kinerja perkerasan
• Peramalan lalu – lintas
• Perkiraan tekanan gandar.
• Pelaksanaan kontruksi.
1. Kinerja perkerasan diramalkan pada angka diseain Terminal Serviceability Pt =
2,5 (untuk jalan raya utama), pt = 2,0 (untuk jalan lalu – lintas rendah), dan
initial serviceability Po = 4,5 (angka ini bergerak dari 0-5 ).
2. Peramalan lalu – lintas dilakukan dengan study tersendiri, bukan didasarkan
rumus empiric. Tingkat kehandalan jauh lebih baik dibandingkan bila
dilakukan secara empiris, liniear, atau data sekunder.
3. Perkiraan tekanan gandar yang diperoleh secara primer dari WIW survey,
tingkat kehandalan jauh lebih baik dibandingkan menggunakan data skunder
Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12
18
Laporan Perencanaan Teknis

4. Dalam pelaksanaan konstruksi, spesifikasi sudah membatasi tingkat / syarat agar


perkerasansesuai ( atau lebih) dari apa yang diminta desain. Bahkan desain
merupakan syarat minimum dalam spesifikasi.

Mengkaji keempat factor di atas, penetapan besaran dalam desain sebetulnya


sudah menekan sekecil mungkin penyimpangan yang akan terjadi. Tetapi tidak ada
satu jaminan – pun berapa besar dari keempat factor tersebut menyimpang.

Reliability (R) mengacu pada tabel 7 (diambil dari AASHTO 1993 halaman II-9).

Tabel 7 ( AASHTO 1993 Hal II-9)

Klasifikasi Jalan R% 75 80 85 90 95 99,9

Urban 85-99,9
jalan tol
Rural 80-99,9
Urban 80-99
Arteri
Rural 75-95
Urban 80-95
Kolektor
Rural 75-95
Kolektor
Interval R terpilih
Rural 75-95
Interval R terpilih
R yang mewakili 85

Standard normal deviate (ZR) mengacu pada Tabel 8 ( diambil dari AASHTO 1993
halaman I-62)
Tabel 8

R% Zr

75 -0,674
80 -0,841
85 -1,037
90 -1,282
95 -1,645
Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12
19
Laporan Perencanaan Teknis

Standard deviation untuk rigid pavement : So = 0,30 – 0,40 (diambil dari


AASHTO 1993 halaman I-62)

Catatan : untuk menggunakan besaran – besaran dalam standard AASHTO ini


sebenarnya di butuhkan sebuah rekaman data, evaluasi desain / kenyataan beserta
biaya konstruksi dan pemeliharaan dalam kurun waktu yang cukup. Dengan
demikian besaran parameter yang dipakai tidak selalu menggunakan “angka
tengah” sebagai kompromi besaran yang ditetapkan.

Tabel 9 : standard normal deviation (ZR)


Tabel 9

Angka
Parameter Batas bawah Batas atas
tengah

Reliability (R) 75 85 95
Standart normal deviation (Zr) -1,282 -1,037 -1,645
Standart deviation (So) 0,30 0,35 0,40

Penetapan konsep Reliability dan Standard Deviasi :


Parameter reliability dapat ditentukan sebagai berikut :
➢ Berdasarkan parameter klasifikasi fungsi jalan
➢ Berdasar status lokasi jalan urban / rural
➢ Penetapan tingkat Reliability (R)
➢ Penetapan standard normal deviation (ZR)
➢ Penetapan standard deviasi (So)
➢ Kehandalan data lalu –lintas dan beban kendaraan

7. Serviceability

Terminal serviceability index (Pt) mengacu pada Tabel 2.18. (diambil dari AASHTO
1993 hal II-10)
Initial serviceability untuk rigid pavement : Po = 4,5 (diambil dari AASHTO 1993
hal. II-10)
Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12
20
Laporan Perencanaan Teknis

Total loss of serviceability : PSI = Po – Pt

Penetapan parameter serviceability :

➢ Initial serviceability : Po =4,5


➢ Terminal serviceability index jalur utama (major highways) : Pt =2,5
➢ Terminal serviceability index jalan lalu –lintas rendah : Pt =2,0
➢ Total loss of serviceability : PSI = Po – Pt

8. Modulus Reaksi Tanah Dasar

Modulus of subgrade reaction (k) menggunakan gabungan formula dan grafik


penentuan modulus reaksi tanah dasar berdasar ketentuan CBR tanah dasar.
Pendekatan nilai modulus reaksi tanah dasar (k) dapat menggunakan hubungan
nilai CBR dengan k seperti yang ditunjukan pada gambar 2.4. diambil dari liriatur
HighwayEngineering (teknik jalan raya). Clarkson H Oglesby, R Gary Hick, Stanford
University &Oregon state university, 1996.
Ditentukan CBR 6%
Didapat Nilai K 159 PCI
Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12
21
Laporan Perencanaan Teknis

Grafik hubungan nilai CBR dengan K

K 159 PCI

CBR 6 %
Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12
22
Laporan Perencanaan Teknis
Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12
23
Laporan Perencanaan Teknis

9. Modulus Elastisitas Beton

Ec = 57.000 √f′c
Dimana :
Ec = modulus elastisitas beton (psi)
Fc ’ = kuat tekan beton, silinder (psi)
Kuat tekan beton Fc’ ditetapkan sesuai pada spesifikasi pekerjaan (jika ada dalam
Spesifikasi). Di Indonesia saat ini umumnya digunakan : Sc’ = 45 kg/cm2 = 640 psi

10. Flexural Strength

Flexural Strength (modulus of rupture) di tetapkan sesuai pada spesifikasi


perkerjaan. Flexural Strength saat ini umumnya digunakan : sc’ = 45 kg/cm2 = 640
psi

11. Drainage Coefficient


a. Variabel factor drainase
Tabel 4 : Koefisien pengaliran C (Hidrologi, Imam surbakah)

Tabel 4 Koefisien Pengaliran

Koefisien Pengaliran C 0,70 0,75 0,80 0,85 0,90 0,95

Binkot Jalan Beton dan Aspal 0,70-0,95

Imam Subarkah Jalan Aspal 0,70-0,95

Jalan Beton 0,80-0,95

Interval C Yang terpilih


C yang mewakili 0,8750

Sumber : Hidrologi, Imam Subarkah

12. Penetapan variable prosen perkerasan terkena air

Penetapan variable kedua yaitu persentasi struktur perkerasan dalam 1 tahun


terkena air sampai tinkat saturated, relative sulit, belum ada rekaman data
pembanding dari jalan lain, namun dengan pendekatan – pendekatan ,
Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12
24
Laporan Perencanaan Teknis

pengamatan dan perkiraan berikut ini, nilai dari factor variable kedua tersebut
dapat didekati.
Prosen struktur perkerasan dalam 1 tahun terkena air dapat dilakukan
pendekatan dengan asumsi sebagai berikut :
𝑇𝑗𝑎𝑚 𝑇ℎ𝑎𝑟𝑖
Pheff = 𝑥 𝑥𝑊𝐿𝑥100
24 365
Dimana:
Pheff = prosen hari effective hujan dalam setahun yang akan
berpengaruh terkenanya perkerasan (dalam %)
Tjam = Rata – rata hujan per hari (jam)
Thari = Rata – rata jumlah hari hujan per tahun ( hari )
WL = Faktor air hujan yang akan masuk ke pondasi jalan (%)
Selanjutnya drainage coeffisien (Cd) mengacu pada tabel 5. (AASHTO 1993
halaman II – 2.6).

Tabel 5 ( AASHTO 1993 Hal II-9)

Percent of time pavement structure is exposed to


Quality Of Drainage moisture levels approaching saturation
<1% 1-5 % 5-25 % > 25 %
Excellent 1,25-1,20 1,20-1,15 1,15-1,10 1,10
Good 1,20-1,15 1,15-1,10 1,10-1,00 1,00
Fair 1,15-1,10 1,10-1,00 1,00-0,90 0,90
Poor 1,10-1,00 1,00-0,90 0,9-0,8 0,80
Very Poor 1,00-0,90 0,9-0,80 0,80-0,70 0,70
Cd 1, 05

Penetapan parameter drainage coefficient :

➢ Bedasarkan kualitas drainase.


➢ Kondisi time pavement structur is exposed to moisture levels approaching
saturation dalam setahun.
13. Load Transfer

Load transfer coefficient (J) mengacu pada tabel 6 (diambil dari AASHTO 1993
halaman II-26), dan AASHTO halaman III-32
Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12
25
Laporan Perencanaan Teknis

Tabel 6 ( AASHTO 1993 Hal II-9)

Pavement Type Nilai J 2,2 2,3 2,4 2,5 2,6 2,7 2,8 2,9 3,0 3,1

Plain Jointed &


2,5-3,1
Jointed reinforce

Overlay design 2,5-3,1

Interval J terpilih
J yang mewakili 2, 80

Pendekatan penetapan parameter load transfer :

➢ Join dengan dowel : J = 2.5 – 3.1 (diambil dari AASHTO 1993


halaman II-26)
➢ Untuk overlay design : J = 2.2 – 2.6 (diambil dari AASHTO 1993
halaman III-132)

14. Persamaan Penentuan Tebal Plat (D)


a. Parameter Desain Dan Data Perencanan Rigid Pavement
Parameter desain dan data perencanaan untuk kemudahan bagi perencana
dalam menentukan tebal pelat beton rigid pavement, disajikan seperti Tabel
Parameter Desain Tebal Beton

Tabel 13 : Parameter dan data yang digunakan dalam perencanaan.

No Parameter AASHTO Desain


1 Umur rencana -
2 Lalu lintas,ESA -
3 Terminal serviceability (pt) 2,0 -3,0
4 Initial serviceability (po) 4,5
5 Serviceability loss (∆PSI) Pt - po
6 Reliability (R) 75 – 99,9
7 Standard normai deviation (ZR) -0,674 s/d -1,645
8 Standard deviation (So) 0,30 – 0,40
Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12
26
Laporan Perencanaan Teknis

9 Modulus reaksi tanah dasar (K) Berdasar CBR = 6*)


10 Modulus elastisitas beton (EC) Berdasar : fc = 350 kg/cm²
11 Flexural strength (S’c) Berdasar : S’c = 45 kg/cm²
12 Drainage coefficient (Cd) 1,10 – 1,20
13 Load transfer coefficient (J) 2,50 – 2,60

Keterangan : Parameter dan data diatas sebagai contoh.


*) Dapat dikaji secara khusus terhadap nilai CBR rencana
Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12
27
Laporan Perencanaan Teknis

Parameter Desain Tebal Beton

No Parameter Satuan Nilai

1 Umur Rencana Th 20
2 Lalu lintas (ESAL) - 5.791.556
3 Terminal Serviceability (Pt) - 2,50
4 Initial Serviceability (Po) - 4,50
5 Serviceability loss    Po - Pt - 2,00
6 Reliability (R) % 85,00
7 Standart normal deviation (Zr) - (1,037)
8 Standart deviation (So) - 0,35
9 CBR % 6,00
10 Modulus reaksi tanah dasar (k) Pci 159,00
11 Kuat tekan F'c Kg/cm² 350,00
12 Modulus elastisitas beton (Ec) Psi 4.020.000
13 Flexural strength (S'c) Psi 642
14 Drainage coeficient (Cd) - 1,05
15 Load transfer coeficient (J) - 2,80

Desa in teba l beton Inch 8, 07


(AAS HTO 1993) Cm 20

Perhitungan perkerasan
Lihat persamaan penentuan tebal pelat beton rigid pavement berikut ini (dari
AASHTO 1993) :
Log 10 [ Δ Psi
4,5-1,5 ]
Log 10 W18 = Zr So + 7,35 Log 10 (D + 1) - 0,06 + 7
+
1,624x 10
1 + 8,46
(D+1)

S'c Cd [ D 0,75 - 1,132] ]


(4,22-0,32 Pt) x Log 10 +
215,63 x J x [ D
0,75
-
18,42
(Ec : k) 0,25 ]
Dimana :
Ec = Modulus elastisitas beton (psi)
Ec = 57000 fc’
Fc ’ = kuat tekan beton (benda uji silinder 15 x 30 cm), dalam psi.
Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12
28
Laporan Perencanaan Teknis

Berdasar rumus tersebut diatas, nilai parameter kuat tekan beton diperlukan
untuk dapat menyelesaikan persamaan tersebut.
Di Indonesia yang menjadi ketentuan parameter utama adalah Flexural strength
(modulus of rupture) yaitu sebesar : Sc’ = 45 kg/cm2, maka perlu dicari nilai kuat
tekan beton yang akan digunakan agar persamaan tersebut diatas dapat
diselesaikan.
Pendekatan dilakukan sebagai berikut :

1. Persamaan menurut SNI 1991


Fr = 0,70 fc’
Dimana :
fr = Flexural strength (modulus of rupture) = Sc’, dalam MPa
fc = Kuat tekan beton (benda uji silinder 15 x 30 cm, umur 28
hari), dalam MPa
flexural strength : sc’ = 45 kg/cm2 = 45 x 0,084 = 3,78 MPa = fr
fr = 0,70 fc’
3,78 = 0,07 fc’
Fc ’ = 29,16 MPa = 29,16 : 0,084 = 347,14 kg/cm2

Jika ditinjau dengan menggunakan : fc’ = 350 kg/cm2


Fc ’ = 350 x 0,084 = 29,40 MPa
Fr = 0,70 fc’ = 0,70 29,40 = 3,8 MPa = 3,21 : 0,084
= 45,18 kg/cm2

2. Persamaan menurut ACI-89


Fr = 7,5 fc’
Dimana :
fr = Flexural strength (modulus of rupture) = Sc’, dalam MPa
fc = Kuat tekan beton (benda uji silinder 15 x 30 cm, umur 28
hari), dalam MPa
flexural strength : sc’ = kg/cm2 = 45,18 x 14,22 = 642,53 MPa = fr
fr = 7,5 fc’
642,53 = 7,5 fc’
Fc ’ = 4.977 psi = 4.977 : 14,22 = 350 kg/cm2

Jika :fc = 350 kg/cm2


Fc ’ = 350 x 14,22 = 4,977 psi
Fr = 7,5 fc’ = 7,5 4.977= 642,53 psi = 642,53 psi : 14,22
Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12
29
Laporan Perencanaan Teknis

= 45,18 kg/cm2

Dari pendekatan diatas, diambil nilai kuat tekan beton : fc’ = 350 kg/cm2
(benda uji silinder 15x30 cm) berdasar SNI 1991 :
Fc’ = 350 x 14,22 = 4.977 psi
Modulus elastisitas beton : Ec= 57000 fc’ = 57000 4.977 = 4.021.228 psi
(dibulatkan)

15. Tie bar


Tie bar dirancang untuk memegang plat sehingga teguh, dan dirancang untuk
menahan gaya-gaya tarik maksimum. Tie bar tidak dirancang untuk memindah
beban.
Tie bar adalah potongan baja yang diprofilkan yang dipasang pada sambungan
lidah alur dengan maksud untuk mengikat pelat agar tidak bergerak horisontal.
Batang pengikat dipasang sambungan memanjang
Jarak tiebar mengacu pada Tabel 11

Tabel 11
Ukuran dan Jarak Tie BAr yang disarankan
(Sumber Literatur/ Makalah UI)
3,048 3,353 3,658
Diameter Mm 14 Diameter 16
Tegangan Tebal Jarak Maximum Cm Jarak Maximum Cm
Jenis dan
Kerja Perkerasan Panjang Lebar Lebar Lebar Panjang Lebar Lebar Lebar
Mutu baja
Psi Cm Cm Lajur Lajur Lajur Cm Lajur Lajur Lajur
Max 3 m Max 3,35 m Max 3,65 m Max 3 m Max 3,35 m Max 3,65 m

Grade 40 30.000 15 64 122 122 122 76 122 122 122


18 64 122 122 122 76 122 122 122
20 64 122 112 102 76 122 122 122
23 64 122 102 97 76 122 122 122
25 64 122 97 81 76 122 122 122
28 64 89 81 74 76 122 122 122
30 64 81 74 66 76 122 122 122
Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12
30
Laporan Perencanaan Teknis

Gambar pelaksanaan memanjang dengan lidah alur dan Tie bar

Lt = panjang batang pengikat (tie bar) dari baja tulangan dapat dibengkokkan
dan diluruskan kembali tanpa rusak
d = diameter tie bar
D = tebal pelat perkerasan

16. Dowel
Alat pemindah beban yang biasa dipakai adalah dowel baja bulat polos. Syarat
perancangan minimum dapat mengacu pada tabel 10 :
Dimana :
d = Diameter dowel (inches)
D = Tebal pelat beton ( inches)
Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12
31
Laporan Perencanaan Teknis

Tabel 10
Ukuran dan Jarak batang dowel yang disarankan
(Sumber Principles of Pavement design by Yoder & Witzcak, 1975)

Tebal Pelat Diameter Panjang Jarak


Inch Mm Inch Mm Inch Mm Inch Mm

6 150 ¾ 19 18 450 12 300


7 175 1 25 18 450 12 300
8 200 1 25 18 450 12 300
9 225 1 ¼ 32 18 450 12 300
10 250 1 ¼ 32 18 450 12 300
11 275 1 ¼ 32 18 450 12 300
12 300 1½ 38 18 450 2 300
13 325 1½ 38 18 450 12 300
14 350 1½ 38 18 450 12 300

Gambar 2.8.: sambungan susut melintang dengan dowel

d = diameter batang dowel


Ld = panjang batang dowel
Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12
32
Laporan Perencanaan Teknis

= tebal pelat beton perkerasan

Gambar 2.9.: sambungan muai dengan dowel


Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12
33
Laporan Perencanaan Teknis

Bab V
Perencanaan Drainase

1.1 Umum

Sistem drainase permukaan jalan terdiri dari : kemiringan melintang pekerjaan dan bahu
Jalan, selokan samping, gorong - gorong dan saluran penangkap ( lihat Gambar 1 ).

Gambar 1
SISTEM DRAINASE PERMUKAAN

1.2 Kemiringan Melintang Perkerasan dan Bahu Jaalan.


Kemiringan melintang harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

1. daerah jalan yang datar dan lurus :

a) kemiringan perkerasan dan bahu jalan mulai dari tengah perkerasan


menurun/melandai ke arahselokan samping ( lihat Gambar 2 ) ;

b) besarnya kemiringan bahu Jalan di ambil 2% lebih besar dari pada


kemiringan permukaan jalan ;

c) besarnya kemiringan melintang normal pada perkerasan jalan, dapat


dilihat dilihat seperti tercantum pada Tabel 1.

Tabel 1
KEMIRINGAN MELINTANG PERKERASAN DAN BAHU JALAN
No. Jenis lapis permukaan Kemiringan
jalan melintang
normal i ( % )
1 Beraspal, Beton 2x - 3%
Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12
34
Laporan Perencanaan Teknis

2 Japat 4x - 6%
3 Kerikil 3x - 6%
4 Tanah 4x - 6%

GAMBAR 2
KEMIRINGAN MELINTANG NORMAL PADA DAERAH DATAR DAN NORMAL
PADA DAERAH DATAR DAN LURUS

2. Daerah jalan yang lurus pada tanjakan/turunan ;

a) perlu mempertimbangkan besarnya kemiringan jalan yang berupa


tanjakan dan turunan, agar aliran air secepatnya bisa secepatnya bisa
mengallir keselokan samping ;

b) untuk menentukan kemiringan perkerasan jalan gunakan nilai-nilai


maksimum daro Tabel 1.

3. pada daerah tikungan ;

a) harus mempertimbangkan kebutuhan kemiringan jalan menurut


persyaratan alinyemen horizontal jalan (menurut ketentuan yang
berlaku ) ;

b) kemiringan perkerasan jalan harus dimulai dari sisi luar tikungan


menurun/melandai ke sisi dalam tikungan ;

c) besarnya kemiringan daerah ini di tentukan oleh nilai maksimum


kebutuhan kemiringan menurut keperluan drainase ;

d) besarnya keiringan bahu jalan ditentukan sperti kaidah-kaidah seperti


pada butir 3.1 ( lihat Gambar 3 ).
Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12
35
Laporan Perencanaan Teknis

GAMBAR 3
KEMIRINGAN MELINTANG PADA DAERAH TIKUNGAN

1.3 Selokan Samping Jalan


Ihwal yang ditentukan, sebagai berikut :

1) bahan bangunan selokan samping jalan ditentukan oleh besarnya kecepatan rencana
aliran air yang akan melewati selokan samping jalan ( lihat Tabel 2 )

TABEL 2
KECEPATAN ALIRAN AIR YANG DI IZINKAN BERDASARKAN JENIS MATERIAL
Jenis Bahan Kecepatan aliran yang di
izinkan (m/detik)
Pasir halus 0,45
Lampung kepasiran 0,50
Lanau aluvial 0,60
Kerikir halus 0,75
Lempung kokoh 0,75
Lempung padat 1,10
Kerikil kasar 1,20
Batu-batu besar 1,50
Pasangan batu 1,50
Beton 1,50
Beton bertulang 1,50

2) kemiringan selokan samping ditentukan berdasarkan bahan yang digunakan ; hubungan


antara bahan yang digunakan dengan kemiringan selokan samping arah memanjang
yang dikaitkan dengan erosi aliran ( Tabel 3 )
Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12
36
Laporan Perencanaan Teknis

TABEL 3
HUBUNGAN KEMIRINGAN SELOKAN SAMPING JALAN (i)
DAN JENIS MATERIAL
Kemiringan
Jenis Material selokan samping
i(x)
Tanah Asli 0-5
Kerikil 5 - 7,5
Pasangan 7,5

3) pematah arus untuk mengurangi kecepatan aliran diperlukan bagi selokan samping
jalan yang panjang dan mempunyai kemiringan cukup besar, ( lihat Gambar 4 ) ;
pemasangan jarak pematah arus ( L ) harus sesuai Tabel 4 ;

GAMBAR 4
PEMATAH ARUS

HUBUNGAN KEMIRINGAN SELOKAN


SAMPING JALAN ( i ) DAN JARAK PEMATAH ARUS ( L ).
I ( % ) 6 % 7% 8% 9% 10%
L ( M ) 16 M 10 M 8 M 7 M 6 M

4) Tipe dan jenis bahan selokan samping didasarkan atas kondisi tanah dasar, kedudukan
muka air tanah dan kecepatan abrasi air ( lihat Gambar 5 ) ;

5) penampang minimum selokan samping 0,50 m2 .


Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12
37
Laporan Perencanaan Teknis

No. Tipe selokan Potongan melintang Bahan yang dipakai


samping
1. Bentuk trapesium Tanah asli

Bentuk segitiga
2. Pasangan batu kali atau
tanah asli

3. Bentuk trapesium Pasangan batu kali

4. Bentuk segi empat Pasangan batu kali

5. Bentuk segi empat Beton bertulang pada


bagian dasar diberi
lapisan pasir ± 10 cm

6. Bentuk segi empat Beton bertulang pada


bagian dasar diberi
lapisan pasir ± 10 cm
pada bagian atas ditutup
dengan plat beton
bertulang

7. Bentuk segi empat Pasangan batu kali pada


bagian dasar diberi
lapisan pasir ± 10 cm
pada bagian atas ditutup
dengan plat beton
bertulang.

8. Bentuk setengah Pasangan batu kali atau


lingkaran beton bertulang

GAMBAR 5
TIPE PENAMPANG SELOKAN SAMPING JALAN
Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12
38
Laporan Perencanaan Teknis

1.4 Gorong-gorong Pembuangan Air

Gorong-gorong pembuangan air meliputi hal-hal sebagai berikut :

1) ditempatkan melintang jalan raya beerfungsi untuk menampung air dari selokan
samping dan membuangnya ;

2) harus cukup besar untuk melewatkan debit air maksimum dari daerah pengaliran secara
efesien ;

3) harus dibuat dengan tipe yang permanen ( lihat Gambar 6 ) ; bagian gorong-gorong
terdiri dari tiga bagian konstruksi utama , yaitu :

a. pipa kanal air utama yang berfungsi untuk mengalirkan air dari bagian udik ke
bagian hilir secara langsung ;

b. tembok kepala yang menopang ujung dan lereng jalan ; tembok penahan yang
dipasang bersudut dengan tembok kepala, untuk menahan bahu dan kemiringan
jalan.

c. apron (dasar ) dibuat pada tempat masuk untuk mencegah terjadinya erosi dan
dapat berfungsi sebagai dinding penyekat limpur ; bentuk gorong - gorong
tergantung pada tempat yang ada dan tingginya timbunan .

d. bak penampung diperlukan pada kondisi :

I. pertemuan antara gorong - gorong dan saluran tepi

II. pertemuan lebih dari dua arah aliran.

4) Kemiringan gorong-gorong 0,5 – 2 %

GAMBAR 6
BAGIAN GORONG – GORONG

5) jarak gorong - gorong pada daerah datar maksimum 100 meter, di daerah pegunungan
dua kali lebih banyak ;
Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12
39
Laporan Perencanaan Teknis

6) kemiringan gorong - gorong antara 0,50-2% dengan pertimbangan faktor - faktor lain
yang dapat mengakibatkan terjadinya pengendapan erosi di tempat air masuk dan pada
bagian pengeluaran;

7) tipe dan bahan gorong - gorong yang permanen ( lihat Gambar 7 ) dengan desain masuk
dan pada bagian pengeluaran;

 jalan tol : 25 tahun;

 jalan arteri : 10 tahun;

 jalan lokal : 5 tahun.

8) untuk daerah-daerah yang berpasir, bak pengontrol dibuat/direncanakan sesusai dengan


kondisi setempat ;

9) dimensi gorong-gorong minimum dengan diameter 80 cm ; kedalaman gorong-gorong


yang aman terhadap permukaan jalan, tergantung tipe :

No. Tipe gorong-gorong Potongan melintang Material yang dipakai

1. Pipa tunggal atau lebih Metal gelombang, beton


bertulang atau beton tumbuk,
besi cor dll.

2. Pipa lengkung tunggal Metal gelombang


atau lebih

3. Gorong-gorong Beton bertulang


persegi ( Box culvert )

GAMBAR 7
TIPE PENAMPANG GORONG-GORONG

1.5 Menentukan Debit Aliran


Faktor-faktor untuk menentukan debit aliran, yaitu :

1) intensitas curah hujan ( I ) dihitung berdasarkan data-data sebagai berikut :

i. data curah hujan :

merupakan data curah hujan harian maksimum dalam setahun dinyatakan dalam
mm/hari ; data curah hujan ini diperoleh dari Lembaga Meteorologi Geofisika,
untuk satasiun curah hujan yang terdekat dengan lokasi sistem drainase ; jumlah
data curah hujan paling sedikit daalam jangka 10 tahun.
Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12
40
Laporan Perencanaan Teknis

ii. periode ulang ;

karakteristik hujan menunjukan bahwa hujan yang besar tertentu mempunyai


periode ulang tententu , periode ulang rencana untuk selokan samping dan
ditentukan 5 tahun

iii. lamaynya curah waktu hujan ;

ditentukan berdasarkan hasil penyelidikan Van Breen , bahwa hujan harian


terkonsentrasi selama 4 jam dengan jumlah hujan sebesar 90% dari jumlah
hujan selama 24 jam;

iv. rumus menghitung intensitas curah hujan ( I ) menggunakan analisa distribusi


frekwensi menurut rumus sebagai berikut :

= + ( + ) ....................................................................................(1)

×
= .........................................................................................................(2)

Keterangan :

XT = besarnya curah hujan untuk periode ulang T tahun ( mm )/24 jam

= nilai rata-rata aritmatika hujan kumulatip

SX = standar deviasi

YT = Variasi yang merupakan fungsi periode ulang ( Lihat Tabel 5 ).

Yn = nilai yang tergantung pada n ( lihat Tabel 6 )

Sn = standar deviasi merupakan fungsi dari n ( lihat Tabel 7 )

I = intensitas curah hujan mm/jam

v. kurva basis

untuk menentukan kurva lamanya intensitas hujan rencana , yang dapat


diturunkan dari kurva basis ( lengkung intensitas standar ) seperti pada Gambar
8.
Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12
41
Laporan Perencanaan Teknis
Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12
42
Laporan Perencanaan Teknis

(6) waktu konsentrasi (tc), di hitung dengan

Rumus :

= 1 + 2 ........................................................................................(3)
,
= 2/3 3,28 ...............................................................(4)

= .....................................................................................................(5)

Keterangan :

Tc = waktu konsentrasi(menit)

T1 = waktu inlet(menit)

T2 = waktu aliran(menit)

Lo = jarak dari titik terjauh ke fasilitas drainase (m)

L = panjang saluran(m)

Nc = konfesion hambatan(tabel u)

S = kemiringan daerah pengaliran

V = kecepatan air rata-rata di selokan (m/dt)

Tabel 8
Hubungan kondisi permukaan dengan koefesien Hambatan

Kondisi Lapis Permukaan nd


1. Lapisan semen dan aspal beton 0,013
2. Permukaan licin dan kedap air 0,020
3. Permukaan licin dan kokoh 0,100
4. Tanah dengan rumput tipis dan gundul dengan permukaan
0,200
sedikt kasar
5. Padang rumput dan rerumputan 0,400
6. Hutan gundul 0,600
7. Hutan rimbun dan hutan gundul rapat dengan hamparan
0,800
rumput jarang sampai rapat

2) luas daerah pengaliran batas-batasnya tergantung dari daerah pembebasan dan daerah
sekelilingnya di tettapkan seperti pada gambar 10.
Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12
43
Laporan Perencanaan Teknis

Gambar 10

L = batas daerah pengaliran yang

di perhitungkan(L1+L2+L3)

keterangan :

L1 = Di tetapkan dari as jalan sampai bagian

tepi perkerasan

L2 = di tetapkan dari tepi perkerasan yang ada

sampai tepi bahu jalan

L3 = tergantung dari keadaan daerah setempaat

Dan panjang maksimum 100 meter

3) harga koefesien pengaliran(c)untuk berbagai

kondisi di tentukan berdasarkan tabel 9.


Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12
44
Laporan Perencanaan Teknis

Tabel 9
Hubungan kondisi permukaan tanah dan
Koefesien pengaliran (c)

Kondisi Permukaan Tanah Koefisien Pengaliran (C)


1. Jalan beton dan jalan aspal 0.70 - 0.95
2. Jalan kerikirl dan jalan tanah 0.40 - 0.70
3. bahu jalan :
a. Tanah berbutir halus 0.40 - 0.65
b.Tanah berbutir kasar 0.10 - 0.20
c. Bantuan masif keras 0.70 - 0.85
d. Bantuan masif lunak 0.60 - 0.75
4. Daerah perkotaan 0.70 - 0.95
5. Daerah pinggir kota 0.60 - 0.70
6. Daerah industri 0.60 - 0.90
7. Pemukiman padat 0.40 - 0.60
8. Pemukiman tidak padat 0.40 - 0.60
9. Taman dan kebun 0.20 - 0.40
10. Persawahan 0.45 - 0.60
11. Perbukitan 0.70 - 0.80
12. Pegunungan 0.75 - 0.90

Keterangan :
*) = untuk daerah datar di ambil nilai c yang

Terkecil dan untuk daerah lereng di ambil

Nilai c yang besar.

Bila daerah pengaliran terdiri dari beberapa

Tipe kondisi permukaan yang mempunyai nilai c

Yang berbeda, harga c rata rata di tentukan

Dengan persamaan :

+ + +⋯
= … … … … … … … . … … … … … … … … . . … … . (6)
+ + +⋯

Keterangan :

C1,C2,C3 = Koefesien pengaliran yang sesuai dengan tipe kondisi permukaan.

A1,A2,A3 = Luas daerah pengaliran yang di perhitungkan sesuai dengan kondisi

permukaan.

4) Untuk menghitung debit air (Q) menggunakan


Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12
45
Laporan Perencanaan Teknis

Rumus yaitu :

= ,
× × .........................................................................................(7)

Keterangan :

Q = debit air (m3/detik)

C = koefisien pengaliran

I = intensitas hujan (mm/jam)


A = luas daerah pengaliran (km2)

3.6 Penampang basah selokan samping dan gorong-gorong


penampang basah selokan samping dan gorong gorong di hitung berdasarkan :
a) penampang basah yang paling ekonomis, untuk menampung debit maksimum
(fe) yaitu :

1. Selokan bentuk trapesium

GAMBAR 11
SELOKAN BENTUK TRAPESIUM

= √ + 1 .....................................................................................(8)

= ............................................................................................................(9)

Kemiringan talud terganyung dari besarnya debit ( lihat Tabel 10 ).


Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12
46
Laporan Perencanaan Teknis

TABEL 10

Debit air Q Kemiringan

(m³/detik) Talud

0,00 – 0,75 1:1

0,75 – 15 1 : 1,5

15 – 80 1:2

Keterangan :

B = lebar saluran (m)

D = dalamnya saluran tergenag air

m = perbandingan kemiringan talud

R = jari-jari hidrolis (m)

2. Selokan bentuk segi empat

GAMBAR 11
SELOKAN BENTUK SEGI EMPAT

= 2 ........................................................................................................(10)

= ..........................................................................................................(11)
Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12
47
Laporan Perencanaan Teknis

Keterangan :

b = lebar saluran (m)

d = dalamnya saluran tergenag air

R = jari-jari hidrolis (m)

3. Selokan bentuk segi tiga

GAMBAR 13
SELOKAN BENTUK SEGITIGA

= ........................................................................................................(12)

= 2 √2 ...................................................................................................(13)

= √2...................................................................................................(14)

= 2 ........................................................................................................(15)

Keterangan :

F = Luas penampang basah ( )

P = Keliling basah (m)

R = jari-jari hidrolis (m)

b = lebar atas selokan yang tergenang air (m)

d = tinggi saluaran tergenang air (m)

4. Selokan bentuk setengah lingkaran


Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12
48
Laporan Perencanaan Teknis

GAMBAR 13
SELOKAN BENTUK SETENGAH LINGKARAN

= ......................................................................................................(16)

= ......................................................................................................(17)

= ........................................................................................................(18)

= 2 ........................................................................................................(19)

Keterangan :

F = luas penampang basah (m²)

p = keliling basah (m)

F = luas penampang basah (m²)

b = lebar atas selokan yang tergenang air (m)

R = jari-jari hidrolik
Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12
49
Laporan Perencanaan Teknis

5. Selokan bentuk lingkaran/gorong-gorong:

GAMBAR 13
GORONG-GORONG BENTUK LINGKARAN

∅ = 4,5 ...........................................................................................(20)

= 0,80 .................................................................................................(21)

= ( − ) ...................................................................................(22)

= ........................................................................................................(23)

= ..........................................................................................................(24)

Keterangan :

= besarnya sudut dalam radial

d = tinggi selokan yang tergenang air (m)

F = luas penampang basah (m²)

D = garis tengah selokan bentuk lingkaran (m)

p = keliling basah (m)

r = jari-jari lingkaran (m)

R = jari-jari hidrolik
Perencanaan Semenisasi Kampung Datah Bilang - Kampung Lutan K250 Beton Bertulang 12
50
Laporan Perencanaan Teknis

b) penampang basah berdasarkan debit air dan kecepatan (V) rumus:

= .............................................................................................................(25)

Keterangan:

Fd = Luas penampang (m²)

Q = Debit air (m²/detik)

V = kecepatan aliran (m/detik)(tabel 2).

c) Dimensi selokan ditentukan atas dasar:


= ................................................(23)

Keterangan:

Fe = Luas penampang ekonomis (m²)

Fd = Luas penampang berdasarkan debit yang ada (m²)

d) Untuk gorong-gorong berbahan metal gelombang, hanya diperhitungkan debit


air dan penentuan penampang basah disesuaikan dengan spesifikasi yang telah
ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai