Anda di halaman 1dari 29

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH


KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

SATKER/SKPD : DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


NAMA PPK : PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK) BIDANG BINA
MARGA I, DINAS PEKERJAAN UMUM DAN
PENATAAN RUANG KABUPATEN LAMPUNG
SELATAN

NAMA PEKERJAAN :

PERENCANAAN TEKNIS PENINGKATAN JALAN


DAN JEMBATAN KABUPATEN-19.12

TAHUN ANGGARAN 2019


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Pengadaan pekerjaan jasa konsultansi :


PERENCANAAN TEKNIS PENINGKATAN JALAN DAN
JEMBATAN KABUPATEN-19.12

I. PENDAHULUAN

1. LATAR : Program pembangunan jalan dan jembatan


BELAKANG merupakan salah satu upaya pemerintah dalam
menunjang sasaran Pembangunan Nasional yang
terkait dengan usaha-usaha pemerataan
pembangunan beserta hasil-hasilnya melalui
pengembangan prasarana jalan dan jembatan,
pembuatan jalan dan jembatan baru serta
peningkatan kondisi jalan dan jembatan yang ada,
sesuai dengan tuntutan laju pertumbuhan lalu lintas
dan ekonomi masyarakat.

Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan berupaya


tetap berkomitmen untuk penyediaan infrastruktur
yang layak, memadai, terjangkau dan adil, serta
pelayanan kepada publik yang semakin baik dan
handal. Hal ini dilaksanakan dengan harapan layanan
infrastruktur jalan yang mengakses daerah baik
pemukiman, pusat perekonomian dan pertanian dapat
ikut memberikan konstribusi bagi peningkatan
perekonomian masyarakat yang dapat menunjang
peningkatan taraf hidup masyarakat.

Untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi prasarana


jalan yang baik, diperlukan perencanaan teknis yang
memenuhi standar pelayanan minimal, berwawasan
lingkungan, mempertimbangkan aspek keselamatan
dan kenyamanan, serta untuk menjamin bahwa
pekerjaan konstruksi dapat dilaksanakan sesuai
dengan standard-standard dan prosedur teknik yang
berlaku. Oleh karena itu, pelaksanaan pekerjaan
perencanaan teknis perlu dilakukan sebagai dasar
pelaksanaan pekerjaan konstruksi pembangunan jalan
di Kabupaten Lampung Selatan.

2. MAKSUD DAN a Maksud


TUJUAN .
Maksud dari layanan jasa konsultansi perencanaan
teknis ini adalah untuk membantu Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Lampung
Selatan dalam kegiatan Perencanaan Jalan di
.
Kabupaten Lampung Selatan agar tersedianya
dokumen perencanaan teknis untuk pelaksanaan
pekerjaan konstruksi pada kegiatan di Tahun
Anggaran 2019.

b Tujuan
. Tujuan dari pengadaan pekerjaan jasa konsultansi ini
adalah : menyediakan perencanaan teknik jalan yang
berwawasan lingkungan, serta dokumen pengadaan,
sesuai dengan rencana dengan menggunakan standar
. prosedur yang berlaku guna tercapainya mutu
pekerjaan perencanaan, tercapainya penyelesaian
penanganan masalah-masalah yang sifatnya khusus
serta memenuhi tingkat pelayanan jalan yang
direncanakan.

3. SASARAN : Sasaran dari kegiatan ini adalah dihasilkannya :


 Tersedianya dokumen hasil perencanaan teknik
jalan;
 Tersedianya dokumen pengadaan termasuk
analisa harga satuan, spesifikasi teknik dan
gambar rencana sebelum pelaksanaan
konstruksi;
 Tercapainya penanganan jalan guna
meningkatkan pelayanan jalan sesuai dengan
umur rencana.

4. LOKASI : Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung.


KEGITAN

5. SUMBER DANA a Sumber dana yang diperlukan untuk membiayai


DAN PERKIRAAN . pengadaan pekerjaan jasa konsultansi ini, adalah :
BIAYA APBD Kabupaten Lampung Selatan TA. 2019.

b Total perkiraan biaya yang diperlukan pada kegiatan


. ini dengan pagu anggaran (sudah termasuk PPN )
kurang lebih sebesar Rp. 100.000.000,00 (seratus juta
rupiah).

6. NAMA : Nama organisasi yang menyelenggarakan/


ORGANISASI melaksanakan pengadaan pekerjaan jasa konsultansi
PENGADAAN Perencanaan Teknis Pembangunan Jalan, Kabupaten
BARANG/JASA Lampung Selatan
 K/L/D/I : Pemerintah Daerah Kabupaten
Lampung Selatan
 Satker/SKPD : Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang
 PPK : Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Bidang Bina Marga I, Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang, Kabupaten Lampung
Selatan.
II. DATA PENUNJANG

7. DATA DASAR : a). Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten


Lampung Selatan;
b). Keputusan Bupati Lampung Selatan Nomor :
B/296.a/III.17/HK/2011, tentang Penetapan
Status ruas Jalan Kabupaten di Wilayah
Kabupaten Lampung Selatan;
c). Peta Jaringan Jalan Kabupaten Lampung Selatan
(lampiran Keputusan Bupati Lampung Selatan
Nomor : B/296.a/III.17/HK/2011);.

8. STANDAR : Perencanaan merupakan perencanaan teknik jalan


TEKNIS secara lengkap, yang dikelompokkan pada
perencanaan geometrik jalan dan perencanaan tebal
perkerasan jalan. Untuk melaksanakan pekerjaan ini,
konsultan dianjurkan memakai metode yang
diterbitkan oleh Dirjen Bina Marga, Kementerian
Pekerjaan Umum. Namun demikian, konsultan dapat
melaksanakannya dengan metode lain yang dapat
dipertanggung jawabkan dengan persetujuan Pejabat
Pembuat Komitmen, sesuai metodediatas maka
konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan harus selalu
mengacu kepada standard atau pedoman antara lain:
a). Buku pedoman SK. 77, Dirjen Bina Marga No.
77/KPTS/Dd/1990;
b). Petunjuk perencanaan tebal perkerasan lentur
Jalan Raya dengan metode analisa komponen SNI
No. 1732, 1989-F;
c). Petunjuk Teknis Survey dan Pelaksanaan Teknik
Jalan Kabupaten, Maret 1992;

9. STUDI-STUDI : -
TERDAHULU
III. RUANG LINGKUP

10. LINGKUP : a. Lingkup Kegiatan;


KEGIATAN 1) Persiapan
a) Tujuan
Tujuan dari tahap persiapan adalah untuk
mengumpulkan informasi awal mengenai
kondisi topografi, tata guna lahan, lalulintas
dan lingkungan;

b) Lingkup
(1) Peta Topografi berupa peta kontur, dengan
Skala minimum 1: 50.000
(2) Peta jaringan jalan, dokumen leger jalan,
data base jaringan jalan, daerah rawan
kecelakaan
(3) Peta kondisi tanah, peta geologi dengan
Skala minimal 1: 250.000, daerah rawan
bencana, dokumen tanah terdahulu, dan
koridor trase
(4) Peta wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah
(5) Peta tata guna lahan
(6) Melakukan kordinasi dengan instansi
terkait dengan di sekitar lokasi kegiatan.

c) Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dalam persiapan
meliputi :
(1) Laporan studi koridor (jika bisa
diterapkan);
(2) Laporan studi rancang-bangun
pendahuluan;
(3) Rencana pendahuluan dari alternatif
desain (yaitu: profil atau lembar rencana,
bagian-bagian yang umum, materi
pekerjaan utama yang dikenali dan
dialokasikan).

2) Survey Lapangan
a) Survey Pendahuluan
(1) Tujuan
Tujuan survey pendahuluan adalah
survey untuk mengumpulkan data-data
awal berdasarkan aspek-aspek yang
diperlukan yang akan digunakan sebagai
dasar/referensi survey detail/survey
berikutnya dan harus dilakukan oleh
seorang ahli utama;

(2) Lingkup Pekerjaan


Hal lain yang menjadi lingkup pekerjaan
adalah :
PERENCANAAN TEKNIS JALAN

(a) Survey Pendahuluan Desain


Geometrik
(1). Menentukan awal proyek/
kegiatan (Sta. 0+000) dan akhir
proyek/kegiatan yang tepat
untuk mendapatkan overlapping
yang baik dan memenuhi syarat
geometrik.

Pada penentuan titik awal dan


titik akhir pekerjaan, diwajibkan
mengambil data sejauh 200 m
sebelum titik awal dan 200 m
setelah titik akhir pekerjaan
seperti disajikan dalam gambar
berikut :

a a = (a = 200 M)

Jalan atau rencana trase

Jalan yang sudah ada


Rencana trase jalan Koridor pengabilan data

2a

Gambar 1. Koridor Pengambilan data

(2). Mengidentifikasi lokasi pekerjaan


secara stationing/urutan jarak,
dengan mengelompokan kondisi :
medan datar, rolling, perbukitan,
pegunungan/bukit curam dalam
bentuk tabelaris;
(3). Mengidentifikasi/memperkirakan
secara tepat penerapan desain
geometrik (alinyemen horizontaal
dan vertikal) berdasarkan
pengalaman dan keahlian yang
harus dikuasai sepenuhnya oleh
Highway Engineer yang
melaksanakan pekerjaan ini
dengan melakukan pengukuran-
pengukuran secara sederhana
dan benar (jarak, azimut,
kemiringan dengan helling meter)
dan membuat sketsa desain
alinyemen horizontal maupun
vertikal secara khusus untuk
lokasi-lokasi yang dianggap sulit
untuk memastikan trase yang
dipilih akan dapat memenuhi
persyaratan geometrik yang
dibuktikan dengan sketsa
horizontal dan penampang
memanjang rencana trase jalan;
(4). Di dalam penarikan perkiraan
desain alinyemen horizontal dan
vertikal harus sudah
diperhitungkan dengan cermat
sesuai dengan kebutuhan
perencanaan untuk lokasi lokasi :
galian/timbunan, bangunan
pelengkap jalan, gorong-gorong
dan jembatan (oprit jembatan),
persimpangan yang bisa terlihat
dengan dibuatnya sketsa sketsa
serta tabelaris di lapangan dari
identifikasi kondisi lapangan
secara stasioning dari awal s/d
akhir proyek.
(5). Semua kegiatan ini harus sudah
dikonfirmasikan sewaktu
mengambil keputusan dalam
pemilihan trase dengan anggota
team yang saling terkait dalam
pekerjaan ini.
(6). Di lapangan harus diberi/ dibuat
tanda-tanda berupa patok dan
tanda anjir dengan diberi tanda
bendera sepanjang daerah
rencana dengan interval 50 m
untuk memudahkan tim
pengukuran, serta pembuatan
foto-foto penting untuk pelaporan
dan panduan dalam melakukan
survey detail selanjutnya;
(7). Dari hasil survey recon ini secara
kasar harus sudah bisa dihitung
perkirakan volume pekerjaan
yang akan timbul serta bisa
dibuatkan perkiraan rencana
biaya secara sederhana dan
diharapkan dapat mendekati final
desain

(b) Survey Pendahuluan kondisi eksisting


perkerasan
(1). Inventarisasi terhadap data
histori penanganan jalan
(2). Identifikasi jenis perkerasan
(3). Identifikasi kerusakan
perkerasan (jika sudah ada
perkerasan)

(c) Survey Pendahuluan Survey


Topografi
Kegiatan yang dilakukan oleh
Highway Engineer pada survey
pendahuluan adalah :
(1). Menentukan awal dan akhir
pengukuran serta pemasangan
patok beton Bench Mark di awal
dan akhir Proyek;
(2). Mengamati kondisi topografi
(3). Mencatat daerah-daerah yang
akan dilakukan pengukuran
khusus serta, morpologi dan
lokasi yang perlu dilakukan
perpanjangan koridor;
(4). Membuat rencana kerja untuk
survey detail pengukuran;
(5). Menyarankan posisi patok Bench
Mark pada lokasi/ titik yang
akan dijadikan referensi.

(d) Survey pendahuluan Bangunan


Pelengkap Jalan

(1). Untuk perencanaan jalan baru


perlu dicatat data lokasi/Sta……,
perkiraan lokasinya apa sudah
sesuai dengan geometrik serta
rencana jenis konstruksi, dimensi
yang diperlukan
(2). Untuk lokasi yang sudah ada
existing perlu dibuatkan
inventarisasinya dengan lengkap
antara lain Sta........, jenis
konstruksi, dimensi, kondisi
serta mengusulkan penanganan
yang diperlukan. (lihat format
survey inventarisasi jembatan).
(3). Untuk lokasi yang ada aliran
airnya perlu dicatat tinggi muka
air normal, muka air banjir dan
muka air banjir tertinggi pernah
terjadi serta adanya tanda-tanda/
gejala-gejala erosi yang dilengkapi
dengan sket lokasi, morfologi
serta karakter aliran sungai dan
di lengkapi foto-foto jika
diperlukan;

(4). Mendiskusikan dengan direksi


teknis dan team konsultan
apakah data-data dan usul
penempatan lokasi serta usul
perencanaan/penanganan sudah
sesuai secara teknis;
(5). Membuat sket dan kalau perlu
foto-foto beserta catatancatatan
khusus serta saran-saran yang
sangat berguna dijadikan
panduan dalam pengambilan
data untuk perencanaaan pada
waktu melakukan survey detail
nanti dan pengaruhnya terhadap
keamanan/kestabilan;

(e) Survey Pendahuluan Geologi dan


Geoteknik.
Kegiatan yang dilakukan pada survey
pendahuluan geologi dan geoteknik
adalah :
(1). Melakukan pengambilan data
mengenai karakteristik tanah,
perkiraan lokasi sumber material,
dan mengantisipasi dan
mengidentifikasi lokasi yang akan
longsor;
(2). Memberikan rekomendasi
rencana trase alinyemen jalan;
(3). Mengidentifikasi masalah-
masalah geoteknik, bahaya,
resiko-resiko, dan batasan-
batasan proyek;
(4). Mencatat pengamatan visual
menurut stasiun, patok kilometer
atau informasi lokasi lain seperti
GPS.

(f) Survey Pendahuluan Drainase.


Kegiatan yang dilakukan pada survey
pendahuluan Drainase meliputi:
(1). Mengumpulkan data curah
hujan;
(2). Menganalisa luas daerah
tangkapan (Catchment Area)
(3). Mengamati kondisi terrain pada
daerah tangkapan sehubungan
dengan bentuk dan kemiringan
yang akan mempengaruhi pola
aliran;
(4). Mengamati tata guna lahan
(5). Menginventarisasi bangunan
drainase existing;

(6). Melakukan pemotretan pada


lokasi-lokasi penting.
(7). Membuat rencana kerja untuk
survey detail
(8). Mengamati karakter aliran
sungai/morfologi yang mungkin
berpengaruh terhadap konstruksi
dan saran-saran yang diperlukan
untuk menjadi pertimbangan
dalam perencanaan berikut.

(3) Keluaran survey pendahuluan meliputi


(a) Laporan seluruh hasil survey
pendahuluan berkaitan dengan
konsep desain yang akan diterapakan
dengan mempertimbangkan faktor-
faktor berdasarkan seluruh hasil
survey pendahuluan;
(b) Laporan tindak lanjut survey
pendahuluan yaitu survey detail yang
didalamnya memuat beberapa survey
detail yang harus dilakukan
termasuk batasan koridor
pengambilan data;

PERENCANAAN JEMBATAN

(a) Koordinasi dengan instansi terkait


(1). Tim melaksanakan koordinasi
dan konfirmasi dengan
instansi/unsur-unsur terkait
di daerah sehubungan dengan
dilaksanakannya survey
pendahuluan.

(2). Diskusi perencanaan di


lapangan
Tim bersama-sama melaksa-
nakan survey dan mendiskusi-
kannya dan membuat usul
perencanaan di lapangan bagian
demi bagian sesuai dengan
bidang keahliannya masing-
masing serta membuat sketsa
dilengkapi catatan-catatan dan
kalau perlu membuat tanda di
lapangan berupa patok serta
dilengkapi foto-foto penting dan
identitasnya masing- masing
yang akan difinalkan di
kantor sebagai bahan
penyusunan laporan setelah
kembali;
(3). Survey pendahuluan upah,
harga satuan dan peralatan
Tim melaksanakan
pengumpulan data upah, harga
satuan, dan data peralatan yang
akan digunakan;

(4). Mengidentifikasi kondisi existing


jembatan dan sungai, dengan
pengamatan secara visual
atau menentukan jenis
pengujian dengan peralatan
yang sesuai;

(5). Menentukan jenis dan metoda


penanganan yang sesuai.

(6). Menetapkan lokasi/posisi


jembatan untuk penggantian
jembatan/pembangunan
jembatan baru/duplikasi
jembatan, setelah berdiskusi
dengan tenaga-tenaga ahli
kosultan berdasarkan
pengamatan lapangan;

(7). Menetapkan perkiraan elevasi,


jenis dan susunan/konfigurasi
bentang jembatan serta teknik
pelaksanaan atau ereksinya;

(8). Menetapkan jenis soil


investigation yang diperlukan :
 Menentukan perkiraan
pondasi yang paling baik
untuk lokasi tersebut
sehubungan dengan material
dan kondisi tanah;
 Memperkirakan letakjumlah
serta panjang bentang,
elevasi jembatan baru dan
lokasi jembatan baru;
 Mencatat banjir terbesar
serta erosi yang pernah
terjadi, apabila survai
pendahuluan ini
dilaksanakan untuk
pekerjaan perencanaan
teknis pada lokasi sulit,
dimana jembatan tersebut
akan melintasi sungai;
 Membuat sketsa situasi
rencana jembatan baru
serta profil sungai pada
lokasi jembatan baru;
 Mencatat material yang
tersedia di sekitar lokasi
jembatan, dan menyarankan
jenis jembatan yang paling
efisien sesuai dengan
material yang tersedia;
 Mencatat harga-harga
satuan yang ada pada
daerah tersebut;
 Memberikan rekomendasi
untuk tahapan pekerjaan
selanjutnya serta
menyarankan lokasi dan
jumlah titik bor yang harus
dilaksanakan;
 Survey pendahuluan
Hidrologi/ Hidrolika.

(9). Survey pendahuluan topografi :


Kegiatan yang dilakukan pada
survey topografi adalah :
 Menentukan awal dan
akhir pengukuran serta
pemasangan patok beton
Bench Mark di awal dan
akhir Pelaksanaan.
 Mengamati kondisi topografi.
 Mencatat daerah - daerah
yang akan dilakukan
pengukuran khusus serta
morfologi dan lokasi yang
perlu dilakukan
perpanjangan koridor.
 Membuat rencana kerja
untuk survey detail
pengukuran.
 Menyarankan posisi patok
Benchmark pada lokasi/titik
yang akan dijadikan
referensi.

(10). Survey pendahuluan Drainase:


Kegiatan survey pendahuluan
drainase diantaranya :
 Mengumpulkan data curah
hujan.
 Menganalisa luas daerah
tangkapan (Catchment Area).
 Mengamati kondisi
terrain pada daerah
tangkapan sehubungan
dengan dengan bentuk dan
kemirngan yang akan
mempengaruhi pola aliran.
 Mengamati tata guna lahan.
 Melakukan pemotretan
pada lokasi-lokasi penting.
 Membuat rencana kerja
untuk survey detail.
 Mengamati karakter aliran
sungai/morfologi yang
mungkin berpengaruh
terhadap konstruksi dan
saran-saran yang
diperlukan untuk menjadi
pertimbangan dalam
perencanaan berikut.

(11). Survey pendahuluan Geologi &


Geoteknik
Kegiatan yang dilakukan pada
survey pendahuluan geologi dan
geoteknik adalah :
 Melakukan pengambilan
data mengenai karakteristik
tanah, perkiraan lokasi
sumber material, dan
mengantisipasi dan
mengidentifikasi lokasi yang
akan longsor;
 Mengidentifikasi lokasi/titik
pengujian antara lain Bor,
Sondir, DCP, Test Pit;
 Memberikan rekomendasi
rencana trase alinyemen
jalan;
 Mengidentifikasi masalah-
masalah geoteknik, bahaya,
resiko-resiko, dan batasan-
batasan proyek;
 Mencatat pengamatan visual
menurut stasiun, patok
kilometer atau informasi
lokasi lain seperti GPS.

(12). Survey Pendahuluan Geometri


Kegiatan yang dilakukan pada
survey pendahuluan geometri
adalah :
 Mengidentifikasi/memperkira
kan secara tepat penerapan
desain geometrik
(alinyemen horisontal dan
vertikal) berdasarkan
pengalaman dan keahlian
yang harus dikuasai
sepenuhnya oleh Highway
Engineer yang
melaksanakan pekerjaan ini
dengan melakukan
pengukuran-pengukuran
secara sederhana dan benar
(jarak, azimut dan
kemiringan dengan helling
meter) dan membuat sketsa
desain alinyemen horizontal
maupun vertikal secara
khusus untuk lokasi- lokasi
yang dianggap sulit, untuk
memastikan trase yang
dipilih akan dapat memenuhi
persyaratan geometrik yang
dibuktikan dengan sketsa
horizontal dan penampang
memanjang rencana trase
jalan;
 Didalam penarikan perkiraan
desain alinyemen horizontal
dan vertikal harus
sudah diperhitungkan
dengan cermat sesuai dengan
kebutuhan perencanaan
untuk lokasi-lokasi : galian
dan timbunan.
 Semua kegiatan ini harus
sudah dikonfirmasikan
sewaktu mengambil
keputusan dalam pemilihan
lokasi jembatan dengan
anggota team yang saling
terkait dalam pekerjaan ini;
 Di lapangan harus
diberi/dibuat tanda-tanda
berupa patok dan tanda
banjir, dengan diberi tanda
bendera sepanjang
daerah rencana dengan
interval 50 m untuk
memudahkan tim
pengukuran, serta
pembuatan foto-foto penting
untuk pelaporan dan
panduan dalam melakukan
survey detail selanjutnya;
 Dari hasil survey recon ini,
secara kasar harus sudah
bisa dihitung perkirakan
volume pekerjaan yang akan
timbul serta bisa dibuatkan
perkiraan rencana biaya
secara sederhana dan
diharapkan dapa mendekati
desain final;

(13). Survey Pendahuluan Rencana


Jembatan
Kegiatan yang dilakukan
pada survey rencana
jembatan adalah:
 Menentukan dan memper-
kirakan total panjang, lebar,
kelas pembebanan jembatan,
tipe konstruksi, dengan
pertimbangan terkait dengan
LHR, estetika, lebar sungai,
kedalaman dasar sungai,
profil sungai/ada tidaknya
palung, kondisi arus dan
arah aliran, sifat-sifat sungai,
scouring vertikal/horisontal,
jenis material bangunan atas
yang tersedia dan paling
efisien;
 Menentukan dan memper-
kirakan ukuran dan bahan
tipe abutmen, pilar,
fondasi, bangunan pengaman
(bila diperlukan) dengan
mempertimbangkan lebar
dan kedalaman sungai, sifat
tebing, sifat aliran,
endapan/sedimentasi
material, benda hanyutan,
scouring yang pernah terjadi;
 Memperkirakan elevasi muka
jembatan dengan mempertim-
bangkan MAB (banjir), MAN
(normal), MAR (rendah) dan
banjir terbesar yang pernah
terjadi;
 Menentukan dan
memperkirakan posisi/letak
lokasi jembatan dengan
mempertimbangan situasi
dan kondisi sekitar lokasi,
profil sungai, arah
arus/aliran sungai, scouring,
segi ekonomi, sosial, estetika
yang terkait dengan
alinyemen jalan, kecepatan
lalu lintas rencana, jembatan
darurat, pembebanan tanah
timbunan dan quarry;
 Dari hasil survey recon ini
secara kasar harus sudah
bisa dihitung perkiraan
volume pekerjaan yang akan
timbul serta bisa dibuatkan
perkiraan rencana biaya
secara sederhana dan
diharapkan dapat mendekati
desain final

(14). Keluaran survey pendahuluan


meliputi:
 Laporan seluruh hasil survey
pendahuluan berkaitan
dengan konsep desain yang
akan diterapakan dengan
mempertimbangkan faktor2
berdasarkan seluruh hasil
survey pendahuluan;
 Laporan tindak lanjut
survey pendahuluan yaitu
survey detail yang
didalamnya memuat
beberapa survey detail yang
harus dilakukan termasuk
batasan koridor pengambilan
data;

b) Survey Topografi

(1) Tujuan
Tujuan pengukuran topografi dalam
pekerjaan ini adalah mengumpulkan data
koordinat dan ketinggian permukaan
tanah sepanjang rencana trase jalan dan
jembatan di dalam koridor yang
ditetapkan untuk penyiapan peta
topografi dengan skala 1:1000 yang akan
digunakan untuk perencanaan geometrik
jalan.

(2) Lingkup Pekerjaan


(a) Pemasangan Patok-patok;
Pengukuran jarak dapat dilakukan
secara langsung atau menggunakan
titik-titik sementara dan bantuan alat
ukur lainnya.

Patok-patok pengukuran dapat


berupa :
 Patok kayu dengan ukuran
panjang 50 cm, dipasang ditempat
yang bebas dari gangguan lalu-
lintas atau lainnya.
 Paku atau cat yang dipasang pada
beton atau cara lainnya dan pada
bangunan-bangunan tetap.

(b) Pengukuran titik kontrol horizontal;


 Pengukuran titik kontrol horizontal
dilakukan dengan sistem poligon,
dan semua titik ikat (BM) harus
dijadikan sebagai titik poligon.
 Sisi poligon atau jarak antar titik
poligon maksimum 100 meter,
diukur dengan pita ukuratau
dengan alat ukur secara optis
ataupun elektronis.
 Sudut-sudut poligon diukur
dengan alat ukur theodolit dengan
ketelitian baca dalam detik.
Disarankan untuk menggunakan
theodolit jenis T2 atau dengan
ketelitian yang lebih tinggi.

(c) Pengukuran titik kontrol vertikal;


 Pengukuran menggunakan water
pass dengan ketelitian 1.5 – 2.5
mm/km,
 Pengukuran lebar Right of Way
(ROW) dengan penyebutkan
tataguna tanah serta data lainnya
seperti : pemukiman, persawahan,
rawa dll
 Dalam satu seksi (satu hari
pengukuran) harus dalam jumlah
slag (pengamatan) yang genap.

(d) Pengukuran situasi


 Pengukuran situasi dilakukan
dengan sistem tachimetri, yang
mencakup semua obyek yang
dibentuk oleh alam maupun
manusia yang ada disepanjang
jalur pengukuran, seperti alur,
sungai, bukit, jembatan, rumah,
gedung dan sebagainya;
 Dalam pengambilan data agar
diperhatikan keseragaman
penyebaran dan kerapatan titik
yang cukup sehingga dihasilkan
gambar situasi yang benar. Pada
lokasi-lokasi khusus (misalnya:
sungai, persimpangan dengan
jalan yang sudah ada) pengukuran
harus dilakukan dengan tingkat
kerapatan yang lebih tinggi;
 Untuk pengukuran situasi harus
digunakan alat theodolith

(e) Pengukuran Penampang Melintang


 Cross section dibuat untuk setiap
interval 50 m pada tiap-tiap titik
kontrol, dengan lebar cross section
disesuaikan dengan kadaan
lapangan.
(3) Persyaratan
(a) Pemeriksaan dan koreksi alat ukur;
Sebelum melakukan pengukuran,
setiap alat ukur yang akan
digunakan harus diperiksa dan
dikoreksi.

(b) Ketelitian dalam pengukuran;


Ketelitian untuk pengukuran poligon
adalah sebagai berikut :
 Kesalahan sudut yang
diperbolehkan adalah 10”√n, (n
adalah jumlah titik poligon dari
pengamatan matahari pertama ke
pengamatan matahari selanjutnya
atau dari pengukuran Global
Position System (GPS) geodetic
yang mempunyai presisi tinggi
pertama ke pengukuran GPS
berikutnya).
 Kesalahan azimuth pengontrol
tidak lebih dari 5”.

(4) Keluaran survey Topografi meliputi :


(a) Laporan survey Topografi meliputi :
 Data pengukuran dan hitungan
pengukuran topografi yang telah
diterima
 Data Koordinat dan elevasi Bench
Mark
 Foto dokumentasi proses
pengukuran dan Bench Mark
(b) Peta topografi (peta transies) dengan
skala yang disesuaikan dengan jenis
perencanaan yang akan dilakukan;

c) Survey Perkerasan
(1) Tujuan
Survey Perkerasan Jalan ini bertujuan
untuk mengetahui data struktural
perkerasan yang ada dan
susunan/lapisan perkerasan.
(2) Lingkup
Survey Perkerasan Jalan ini bertujuan
untuk mengetahui data struktural
perkerasan yang dan susunan/lapisan
perkerasan.
(a) Pemeriksaan Susunan/Lapisan
Struktur Perkerasan Eksisting
dengan ketentuan sebagai berikut :
- Melakukan test pit dengan metode
paling tepat sehingga tidak
mengurangi kekuatan struktur
perkerasan lama.
- Mengindentifikasi setiap lapisan
perkerasan yang ada pada
perkerasan Jalan Lama (eksisting).
- Mengukur ketebalan setiap
perkerasan
- Mendokumentasi susunan/lapisan
struktur perkerasan eksisting

(b) Pemeriksaan Kekasaran Permukaan


Pemeriksaan Kekasaran dapat
dilaksanakan secara visual;

(c) Analisa data lapangan, desain dan


gambar-gambar, Berdasarkan data
yang diperoleh dari lapangan,
Konsultan harus mengadakan
analisa data.

(3) Keluaran yang dihasilkan dari survey


Perkerasan Jalan berupa laporan yang di
dalamnya memuat:
(a) Data Pemeriksaan Susunan/Lapisan
Perkerasan Eksisting
(b) Data Pemeriksaan Kekasaran
Permukaan

d) Survey Drainase
(1) Tujuan
Tujuan survey drainase yang
dilaksanakan dalam pekerjaan ini adalah
untuk mengumpulkan data hidrologi dan
karakter/perilaku aliran air pada
bangunan air yang ada guna keperluan
perencanaan drainase dan bangunan
pengaman terhadap gerusan yang
diperlukan.

(2) Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan survey hidrologi dan
hidrolika ini meliputi :
(a) Mengumpulkan data bangunan
pengaman yang ada seperti gorong-
gorong, jembatan, selokan yang
meliputi: lokasi , dimensi, kondisi,
tinggi muka air banjir;
(b) Menganalisa pola aliran air pada
daerah rencana untuk memberikan
masukan dalam proses perencanaan
yang aman.
(c) Menentukan dimensi dan jenis
bangunan pengaman yang
diperlukan.
(d) Menentukan rencana elevasi aman
untuk jalan/ jembatan termasuk
pengaruhnya akibat adanya
bangunan air ( aflux)
(e) Merencanakan bangunan pengaman
jalan/jembatan terhadap gerusan
samping atau horisontal dan
vertikal.

(3) Persyaratan
Proses analisa perhitungan harus
mengacu pada Standar Nasional
Indonesia (SNI) No: 03-3424-1994 atau
Standar Nasional Indonesia (SNI) No: 03-
1724-1989 SKBI-1.3.10.1987 (Tata Cara
Perencanaan Hidrologi dan Hidrolika
untuk Bangunan di Sungai), Pedoman
Perencanaan Drainase Jalan Pd.T.02-
2006-B, Manual Hidrolika untuk Jalan
dan Jembatan No.01/BM/05, serta
pedoman lain yang dipersyaratkan

(4) Keluaran Survey Drainase


Keluaran yang dihasilkan dari Survey
Drainase adalah berupa data yang
memuat:
(a) Data identifikasi semua aliran air
yang ada dan lintasan-lintasan
drainase;
(b) Daerah-daerah tangkapan
berdasarkan peta-peta topografi;
(c) Lokasi-lokasi drainase yang ada
meliputi permasalahan banjir;
(d) Acuan banjir/sumber informasi
drainase
(e) Kapasitas aliran air dan debit aliran
air permukaan yang akan diterima
oleh drainage yang akan
direncanakan
(f) Dimensi saluran dan gorong-gorong
(g) Potensi erosi baik erosi tebing
maupun erosi dasar sungai/saluran
baik erosi umum maupun lokal

3) Pengendalian survey Pendahuluan dan


Survey Detail
Pengendalian survey bertujuan sebagai kendali
mutu pengambilan data, kendali mutu tersebut
diantaranya :
a) Setiap akan kegiatan survey baik
pendahuluan maupun survey detail
pelaksana kegiatan wajib mengajukan
jadwal kegiatan kepada Core Team (jika ada)
dan Pihak PPK yang kemudian
ditindaklanjuti dengan surat ijin melakukan
survey baik pendahuluan maupun detail
yang dikeluarkan oleh Pihak PPK melalui
direksi yaitu Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan (PPTK);
b) Proses survey baik pendahuluan maupun
survey detail wajib diawasi dimulai dari
persiapan peralatan sampai pada proses
survey oleh Core Team (jika ada) dan
petugas yang ditunjuk oleh Kepala Satuan
Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen
c) Data hasil pengambilan pada survey detail
wajib di periksa kebenarannya oleh Core
Team (jika ada) sebelum dilakukan proses
desain. proses desain dapat dilakukan
apabila data hasil survey detail sudah dapat
diterima oleh Kepala Satuan Kerja atau
Pejabat Pembuat Komitmen.
d) Adanya berita acara pemeriksaan baik
terhadap survey pendahuluan maupun
survey detail yang dikeluarkan oleh Core
Team (jika ada) dan Kepala Satuan Kerja
atau Pejabat Pembuat Komitmen

4) Pengendalian survey Pendahuluan dan


Survey Detail
a) Tujuan
Persiapan desain ini bertujuan :
(1) mempersiapkan dan mengumpulkan
data-data awal;
(2) menetapkan desain sementara dari data
awal untuk dipakai sebagai panduan
survey pendahuluan;
(3) menyiapkan dokumen perencanaan
teknis yang terdiri dari gambar desain,
spesifikasi, engineering estimate.
b) Lingkup Pekerjaan
Hal lain yang menjadi lingkup pekerjaan
adalah :
(1) Menetapkan awal dan akhir rencana
proyek pada peta, serta menarik
beberapa Alternatif rencana As Jalan/
Alinyemen Horizontal dengan dilakukan
pengecekan Alinyemen Vertikal sesuai
dengan kondisi medan yang memenuhi
Standar Perencanaa Geometrik Jalan
dan dibahas bersama-sama;
(2) Melakukan perencanaan alinyemen
horisontal dan vertikal berdasarkan
alternatif yang dipakai dengan tetap
mengacu pada standar geometrik jalan
antar kota maupun perkotaan;
(3) Melakukan perencanaan tebal
perkerasan;
(4) Melakukan perencanaan drainase dan
bangunan perlengkapan jalan;
(5) Melakukan perencanaan manajemen
traffic pada saat pelaksanaan;
(6) Membuat Estimasi panjang jalan,
jumlah dan panjang jembatan, box
culvert/gorong–gorong dan bangunan
pelengkap jalan lainnya yang mungkin
akan terdapat pada route jalan tersebut;
(7) Melakukan analisis resiko yang harus
dituangkan dalam laporan perencanaan
teknis yang di dalamnya membuat
identifikasi resiko, analisis resiko,
penilaian resiko, mitigasi resiko, alokasi
resiko

c) Persyaratan
Hal lain yang menjadi lingkup pekerjaan
adalah :
Proses perencanaan harus mengacu pada
standar, Pedoman yang berlaku seperti
standar atau pedoman yang tertulis pada
acuan normatif atau referensi lain yang
tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja.

5) Pengendalian proses perencanaan

Pengendalian pada saat proses perencanaan


dilakukan agar desain yang dihasilkan
memenuhi persyaratan secara teknis, proses
pengendalian dilakukan terhadap :

a) Konsep desain awal berdasarkan data


sekunder harus mendapat persetujuan dari
Core Team (jika ada) dan PPK melalui
direksi teknis (PPTK).
b) Konsep desain berdasarkan data survey
pendahuluan dan survey detail yang review
terhadap desain awal harus diperiksa dan
diasistensikan kepada Core Team (jika ada)
dan PPTK
c) Pemeriksaan dan Asistensi perencanaan
secara bertahap wajib dilaksanakan oleh
pelaksana kegiatan kepada Core Team (jika
ada) dan direksi teknis (PPTK).

b. Lokasi Kegiatan;

Kegiatan jasa konsultansi yang harus dilaksanakan


pada lingkup pekerjaan ini adalah penanganan ruas-
ruas jalan di Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi
Lampung, meliputi :
- Pembangunan Jembatan Way Jambu, Desa
Tanjung Ratu;
- Peningkatan Jalan ruas Sidowaluyo -
Sukamarga (Lanjutan);
- Peningkatan Jalan ruas Purwodadi - Beringin
Kencana;
- -;
- -;
- -;
- -;
- -;
- -;
- -;
11. KELUARAN/ : Keluaran Laporan Teknis yang dihasilkan dari
PRODUK YANG pelaksanaan pekerjaan ini adalah termasuk :
DIHASILKAN a. Laporan Detail Desain
 Gambar Perencanaan Teknis (Desain)
jalan/jembatan dalam ukuran kertas A3, agar
dapat digunakan pada saat penerapan di
lapangan;
 Laporan Topografi yang didalamnya memuat
seluruh data pengukuran termasuk hasil
perhitungan serta foto dokumentasi;
 Laporan Drainase yang didalamnya memuat
seluruh data survey hidrologi.
b. Laporan Engineering Estimate
c. Standar Dokumen Lelang termasuk didalamnya
Spesifikasi Teknis

12. PERALATAN, : a. Laporan dan Data


MATERIAL, Seluruh data yang relevan dan masih dapat
PERSONIL DAN dipergunakan terkait perencanaan akan dilakukan
FASILITAS DARI pembahasan pada saat Survey Pendahuluan
PEJABAT (sejauh data yang diperlukan tersedia)
PEMBUAT b. Staf Pengawas/Pendamping
KOMITMEN  Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) akan
menunjuk pembantu dalam pengadaan ini,
yang bertugas sebagai Project Officer (PO), yang
akan membantu konsultan dalam memfasilitasi
pertemuan pembahasan, administrasi dan
perijinan;
 Konsultan pendamping/core team (jika ada)
dapat diadakan guna pendampingan dalam jasa
konsultansi ini.

13. PERALATAN DAN Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara


MATERIAL DARI semua fasilitas dan peralatan yang dipergunakan
PENYEDIA JASA untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan. (fasilitas
KONSULTANSI tersebut dicantumkan dalam bill of quantity yang
diperoleh dari cara beli atau sewa)

14. LINGKUP : Penyedia (Jasa Konsultansi) dapat menentukan


KEWENANGAN metodologi yang dianggap baik, efisien dan sesuai
PENYEDIA guna penyelesaian seluruh lingkup pekerjaan dalam
kurun waktu yang telah ditetapkan. Jadwal Penugasan
Tenaga ahli dapat ditentukan oleh penyedia dengan
sesuai dengan kebutuhan pada setiap tahapan studi
dan waktu yang tersedia, sehingga seluruh
sumberdaya yang dimiliki oleh penyedia dapat
dimanfaatkan secara optimal sehingga kontrak dapat
dilaksanakan tepat waktu, tepat sasaran dan
menghasilkan keluaran/produk yang sesuai dengan
yang telah ditetapkan.

Penyedia (jasa konsultansi) wajib membuat Rencana


Kerja secara terperinci dan sistematis atas semua
tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan. Atas
rencana kerja yang telah disusun, harus dijadikan
sebagai dasar monitoring dan penggunaan
sumberdaya yang dimiliki serta pemantauan kemajuan
(progres) pekerjaan.

15. JANGKA WAKTU : Jangka waktu pelaksanaan pengadaan pekerjaan jasa


PELAKSANAAN kosultansi ini adalah 1 (satu) bulan, sejak
diterbitkanya SPMK .

16. PERSONIL : Kebutuhan tenaga ahli minimal, diuraikan dalam


Lampiran B. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini.

17. JADWAL : Kegiatan dilaksanakan dengan tahapan berikut:


TAHAPAN
1. Persiapan dan penyusunan rencana kerja;
PELAKSANAAN
2. Survei pendahuluan;
PEKERJAAN
3. Survey Topografi
4. Survey Perkerasan
5. Survey Drinase
6. Pengolahan, analisis data dan konsep desain;
7. Desain dan penyusunan standard dokumen
pengadaan (termasuk spesifikasi teknis)
IV. KELUARAN DAN PRODUK YANG DIHASILKAN

18. LAPORAN : Laporan Pendahuluan sekurang-kurangnya memuat :


PENDAHULUAN 1) Pemahaman penyedia jasa (konsultan) atas
Kerangka Acuan Kerja Perencanaan;
2) Metodologi, pendekatan dan rencana kerja;
3) Penyampaian Kriteria Desain secara detail;
4) Pengenalan Lokasi Awal
5) Organisasi pelaksaan pekerjaan dan
sumberdaya yang akan ditempatkan;
6) Jadwal pelaksanaan, termasuk persiapan
survei.

Laporan harus diserahkan dengan jumlah laporan


sebanyak 5 (lima) rangkap buku laporan (1 asli dan 4
salinan).

19. LAPORAN AKHIR : Laporan Akhir sekurang-kurangnya memuat :


1) Penyempurnaan laporan dan progres
perencanaan;
2) Detailed Engineeering Design (DED);
3) Estimasi Biaya
4) Album gambar rencana hasil perencanaan;
5) Dokumen pengadaan , sesuai dengan standard
dokumen pengadaan yang disyaratkan oleh
pengguna jasa/pemberi pekerjaan.

Laporan harus diserahkan dengan jumlah laporan


sebanyak 5 (lima) rangkap buku laporan (1 asli dan 4
salinan);

Selain itu hasil perencanaan diserahkan dalam bentuk


softcopy dalam media penyimpan data/flash Disk
sebanyak 3 (tiga) rangkap.

20. PRODUKSI Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini


DALAM NEGERI harus dilakukan di dalam wilayah Negara Republik
Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam angka 4 KAK
dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam
negeri.

21. PERSYARATAN Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain


KERJA SAMA diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan jasa
konsultansi ini maka persyaratan berikut harus
dipatuhi :
1) Kerjasama dapat dilakukan guna
kesempurnaan hasil perencanaan teknis atas
persetujuan pemberi pekerjaan;
2) Kerjasama yang dilakukan dapat berupa
diskusi, pembahasan dan share data sekunder.
22. PEDOMAN : Pengumpulan data lapangan harus memenuhi
PENGUMPULAN persyaratan berikut: Teknik pengambilan data
DATA LAPANGAN lapangan sesuai dengan pedoman yang relevan dan
berlaku atas jenis pengambilan data

23. KETENTUAN : Ketentuan tambahan ini adalah sesuai dengan


KHUSUS Lampiran C Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini. (jika ada).

24. ALIH : Jika dipandang perlu, Penyedia jasa Konsultansi


PENGETAHUAN berkewajiban untuk menyelenggarakan pertemuan dan
pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada
personil proyek/satuan kerja Pejabat Pembuat
Komitmen, yang meliputi antara lain :
1. Pertemuan dan pembahasan dilakukan pada
setiap waktu penyedia jasa konsultansi akan
menyerahkan laporannya, baik Laporan
Pendahuluan, Laporan Antara dan Laporan
Akhir;
2. Sebelum pertemuan dan pembahasan
dilakukan, penyedia jasa konsultansi harus
melakukan penjelasan rencana pembahasan
kepada petugas yang telah ditunjuk;
3. Setelah pertemuan dan pembahasan dilakukan,
penyedia jasa harus melakukan konsultasi hasil
pertemuan dan pembahasan dengan petugas
yang telah ditunjuk.

Kalianda, 2019
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Bidang Bina Marga I
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kabupaten Lampung Selatan

YUDI SISWANTO, S.T


NIP. 19730506 200501 1 010
Lampiran B. Kerangka Acuan Kerja (KAK)

TENAGA AHLI YANG DIPERLUKAN

1. Tujuan
Tujuan dibuatnya ketentuan mengenai keahlian yang diperlukan, adalah untuk
mendapatkan hasil pekerjaan perencanaan yang optimal dan sesuai dengan
standar teknis perencanaan jalan dan jembatan yang berlaku.

2. Tugas dan Fungsi Tenaga Ahli


a. Ketua Tim (Team Leader)/Ahli Jalan Raya
Adalah Sarjana Teknik Sipil dengan pengalaman dalam bidang perencanaan
teknik jalan minimum 5 tahun serta memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) dengan
klasifikasi Ahli teknik Jalan. Mengetahui dengan baik mengenai proses
perencanaan dengan segala permasalahannya.

Tugas utama ketua tim adalah bertanggung jawab pada hal-hal berikut:
 Merencanakan, mengkoordinasi dan mengendalikan semua kegiatan
dan personil yang terlibat dalam pekerjaan ini sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan dengan baik serta mencapai hasil yang diharapkan;
 Mempersiapkan petunjuk pelaksanaan kegiatan, baik dalam tahap
pengumpulan data, pengolahan, dan penyajian akhir dari hasil
keseluruhan pekerjaan;
 Merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan dalam pekerjaan
perencanaan teknis jalan yang mencakup pelaksanaan survey,
pemilihan trase, perencanaan geometrik, perkerasan jalan, jembatan
dan bangunan pelengkap yang diperlukan, serta harus menjamin bahwa
rencana jalan yang dihasilkan adalah pilihan yang paling ekonomis dan
sesuai dengan standar teknis yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal
Bina Marga;
 Bertanggung jawab atas semua hasil perhitungan dan gambar-gambar.
c. Cost & Quantity Engineer

Adalah Sarjana Teknik Sipil (S1) yang berpengalaman minimal 3 (tiga) tahun di
bidang jalan.

Tugas dan tanggung jawab Cost & Quantity Engineer meliputi :


 Melaksanakan semua kegiatan yang mencakup pengumpulan data
quantitas/volume pekerjaan.
 Melakukan analisis dan penyusunan rencana mengenai hal-hal yang
menyangkut volume dalam pelaksanaan konstruksi jalan.
 Memeriksa dan bertanggung jawab terhadap akuratnya hasil hitungan
biaya pekerjaan.

b. Asisten Ahli Jalan Raya/Highway Engineer

Adalah Sarjana Teknik Sipil yang sudah berpengalaman minimum 3 tahun


dalam bidang perencanaan jalan serta mengetahui dengan baik proses
pengerjaan konstruksi jalan dengan segala permasalahannya, mampu
menganalisa kekuatan struktur dan memilih serta menentukan jenis, dimensi
dan kualitas material yang dibutuhkan untuk jalan yang dibuat.

Tugas dan tanggung jawab Highway Engineer meliputi :


 Mengendalikan supervisor dan surveyor dan memberikan petunjuk
seperlunya dalam Survai Pengumpulan Data Jaringan Jalan dimaksud
sesuai wilayah tanggung jawabnya
 Memeriksa dan menganalisa semua hasil Survai Pengumpulan Data
Jalan sehingga diperoleh data yang dapat dipertanggung jawabkan;
 Bertanggung jawab terhadap keakuratan kelengkapan hasil Survai
Pengumpulan Data Jalan yang dimaksud serta ketepatan waktunya
sesuai wilayah tanggung jawabnya;
 Bertanggung jawab terhadap keakuratan hasil Pemasukan Data;
 Dalam melaksanakan tugas, Highway Engineer bertanggung jawab
kepada Team Leader.
f. Surveyor

Adalah Tenaga Teknik denga latar belakang pendidikan Teknis Sipil (S1) dengan
pengalaman minimal 1 tahun atau pendidikan Sekolah Teknik menengah (STM)
dengan pengalaman minimal 3 tahun dalam bidang pengukuran dan
penyelidkan di lapangan. Pengalaman dalam hal ini adalah pengalaman
pelaksanaan pekerjaan penyelidikan lapangan untuk pekerjaan sipil khusunya
teknik jalan dan jembatan termasuk pemeriksaan kekuatan jalan (tanah dasar)
dengan DCP, Pengukuran Geodesi dan Survey Material.

Tugas dan tanggung jawab surveyor adalah mengumpulkan semua data yang
dibutuhkan dari lapangan dan bertanggung jawab atas ketelitian hasil yang
diperoleh.

f. Drafter/Cad Operator

Mempunyai latar belakang pendidikan SLTA/sederajat dan berpengalaman


minimal 3 (tiga) tahun dalam bidang gambar-gambar teknik sipil, khususnya
jalan dan jembatan dan dapat bekerja dengan cepat dengan tingkat ketelitian
yang tinggi. Juru gambar/drafter bertanggung jawab atas pembuatan gambar-
gambar yang dibutuhkan dalam perencanaan teknis

g. Administrasi/Typist/Op. Computer

Lulusan lembaga pendidikan/akademi computer yang sudah berpengalaman


dalam menggunakan komputer. Merupakan personal yang cakap dalam hal
administrasi perkantoran dan mempunyai pengalaman sekurang-kurangnya 1
Tahun, atau dengan pendidikan setingkat SLTA/SMEA dengan pengalaman
sekurang-kurangnya selama 3 tahun dalam bidang tersebut.

Tugas dan tanggung jawabnya adalah menyiapkan administrasi dan


korespondensi yang diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai