BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Crane menurut (Charles Moore) Crane adalah salah satu alat berat
(heavy equipment) yang digunakan sebagai alat pengangkat /
pemindah. Crane bekerja dengan mengangkat material yang akan
dipindahkan dengan memindahkan secara horizontal, kemudian
menurunkan material ditempat yang diinginkan. Crane memiliki
bentuk dan kemampuan angkat yang besar dan mampu beputar hingga
360o dan jangkauan lengan yang mencapai puluhan meter. Crane biasa
digunakan dalam pekerjaan proyek, industri, perbengkelan, kontruksi,
pergudangan, pelayaran, dan lain-lain. (Charles, 2018)
Jalan daerah yang rawan terhadap kemacetan, untuk mengatasi atau
mengurangi kemacetan tersebut, salah satunya diperlukan penambahan
ruas jalan dengan cara pembuatan jalan layang. Pengertian jalan layang
adalah jalan yang dibangun tidak sebidang melayang menghindari
daerah/kawasan yang selalu menghadapi permasalahan kemacetan lalu
lintas, melewati persilangan kereta api untuk meningkatkan
keselamatan lalu lintas dan efisiensi. Jalan layang merupakan
perlengkapan jalan bebas hambatan untuk mengatasi hambatan karena
konflik dipersimpangan, melalui kawasan kumuh yang sulit ataupun
melalui kawasan rawa-rawa. Jalan layang sebagai penghubung dari
satu daerah ke daerah yang lainnya, maka jalan layang menjadi salah
satu cara untuk mengurangi kemacetan yang sering terjadi. Dalam
pembuatan proyek besar seperti jalan layang non tol diperlukannya
suatu alat berat supaya pekerjaan dapat terselesaikan dengan lebih
cepat dengan adanya bantuan dari alat berat tersebut. Dan juga
seiringnya perkembangan zaman yang modern bentuk dari proyek
2
1
3
1
1.2.Batasan Masalah
1.3.Rumusan masalah
Dalam penelitian ini, penulis mengindentifikasi rumusan masalah yang
akan dibahas yaitu :
1.4.Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin didapat dalam pembuatan karya tulis ini adalah
sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan cara kerja alat berat jenis crane untuk pembutan
jembatan layang.
2. Menjelaskan efektivitas penggunaan alat berat jenis crane untuk
pembutan jembatan layang.
1.5.Manfaat penulisan
1. Menambah wawasan tentang penggunaan alat berat.
2. Menjadi pedoman dalam pembuatan jembatan lainya.
4
1
DAFTAR PUSTAKA
5
1
BAB II
2.1.1 Pengertian
Alat berat adalah peralatan mesin berukuran besar yang didesain untuk
melaksanakan fungsi konstruksi seperti pengerjaan tanah, konstruksi jalan,
konstruksi bangunan, perkebunan, dan pertambangan. Alat berat dalam ilmu
teknik sipil merupakan alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam
melakukan pekerjaan pembangunan suatu infrastruktur di bidang konstruksi
(Rostiyanti, 2008).
http://e-journallppmunsa.ac.id/index.php/sainteka/article/download/333/311
2.1.2 Jenis-Jenis
1. Crane Crawler
Crawler Crane adalah alat pengangkat yang umumnya
dipakai pada proyek pembangunan maupun pelabuhan dengan
jangkauan yang tidak terlalu panjang. Type ini memiliki sisi atas
yang bisa bergerak 360 derajat. Dengan roda crawler jadi crane
type ini bisa bergerak di dalam tempat proyek waktu lakukan
pekerjaannya. Ketika crane bakal dipakai ditempat lain jadi crane
diangkut dengan menggunakan lowbed trailer. Pengangkutan ini
dikerjakan dengan membongkar boom jadi bagian-bagian untuk
memudahkan proses pengangkutan. (Rio Yusuf, 2019)
6
1
2. Tower Crane
Tower crane adalah alat yang dipakai untuk mengangkat
material dengan cara vertical serta horizontal kesuatu tempat yang
tinggi pada ruangan gerak yang terbatas. Type crane ini dibagi
berdasar pada langkah crane itu berdiri yakni crane yang bisa
berdiri bebas (free standing crane), crane di atas rel (rail mounted
crane), crane yang ditambatkan pada bangunan (tied-in tower
crane) serta crane panjat (climbing crane). (Rio Yusuf, 2019)
2.2.1 Pengertian
Jalan layang adalah jalan yang dibangun tidak sebidang melayang
menghindari daerah/kawasan yang selalu menghadapi
permasalahan kemacetan lalu lintas, melewati persilangan kereta api untuk
meningkatkan keselamatan lalu lintas dan efisiensi.
Jalan layang merupakan perlengkapan jalan bebas hambatan untuk mengatasi
hambatan karena konflik dipersimpangan, melalui kawasan kumuh yang sulit
ataupun melalui kawasan rawa-rawa. (Wikipedia, 2022)
id.wikipedia.org/wiki/Jalan_layang
2.2.2 Komponen
1.Semen
2.Pasir
3.Kerikil Beton
4.Beton
7
1
BAB III
8
1
4. Bagian Crane
Bagian dari crane adalah mast atau tiang utama,, jib dan counter jib,
counterweight, trolley dan tie ropes. Mast merupakan tiang vertical yang berdiri di
atas base atau dasar. Jib merupakan tiang horizontal yang panjangnya ditentukan
berdasarkan jangkauan yang diinginkan.
Sedangkan pemilihan kapasitas tower crane berdasarkan berat, dimensi, dan daya
jangkau pada beban terberat, ketinggian maksimum alat, perakitan alat diproyek,
berat alat yang harus ditahan oleh strukturnya, ruang yang tersedia untuk alat, luas
area yang harus dijangkau alat dan kecepatan alat untuk memindahkan material.
9
1
2.Kait (Hook)
3.Pulley (Shave)
5.Motor Penggerak
Kapsitas tower crane tergantung beberapa factor. Yang perlu diperhatikan
adalah bahwa jika material yang diangkut oleh crane melebihi kapasitasnya maka
akan terjadi jungkir. Oleh karena itu, berat material yang diangkut sebaiknya
sebagai berikut :
1). Untuk mesin beroda crawler adalah 75% dari kapasitas alat
2). Untuk mesin beroda ban karet adalah 85% dari kapasitas alat
3). Untuk mesin yang memilliki kaki adalah 85% dari kapasitas alat
Factor luar yang harus diperhatikan dalam menentukan kapasitas alat adalah
10
1
(https://www.elhifa.co.id/cara-kerja-dari-tower-crane/)
Kerusakan ataupun degra dasi tali kawat merupakan salah satu masalah yang
paling sering terjadi dan mungkin sering kali kamu alami pada sistem overhead
crane. Ada beberapa jumlah masalah pada tali kawat yang sering terjadi, seperti :
1) Tali kawat yang sudah melompat keluar dari dalam sistem reeving.
2) Berkurangnya diameter tali pada bawah nominal, hilangnya dukungan
inti, korosi yang internal ataupun eksternal, keausan pada kabel luar.
3) Rusaknya kabel luar ataupun aus.
4) Kabel terkorosi dan juga putus pada ujung koneksi.
5) Kinking, penghancura, pemotongan, ataupun penguliran parah.
11
1
segera dibuang dengan benar agar mencegah penggunaan lebih lanjut. Dan juga
kamu harus memastikan bahwa tali kawat tersebut sudah dilumasi dengan benar,
karena dengan pelumasan tali kawat yang benar memiliki manfaat utama yaitu :
dapat mengurangi gesekan ketika masing-masing pada kabel bergerak satu sama
lainnya, dapat memberikan perlindungan pada korosi dan juga pelumasan pada
inti, kabel yang didalam, dan juga permukaan pada luar.
Derek overhead yang tidaklah sejajar dan juga miring ketika bergerak pada
landasan bisa menimbulkan tekanan dan juga kerusakan yang signifikan dalam
seluruh sistem Derek. Masalah pada crane yang tidak bisa dilacak secara baik
seiring dengan waktu ialah kekuatan yang tidaklah dihitung dalam desain dan juga
pemasangan overhead crane menimbulkan tekanan dalam balok landasan pacu
tersebut dan juga pada tie back ataupun membangun struktur pendukung. Jenis
tekanan ini bisa menyebabkan:
1) Kecelakaan
2) Kegagalan dalam derailment
3) Downtime peralatan serta hilangnya produktif
4) Penggantian suku cadang yang terbilang mahal
Cara yang dapat kamu lakukan dalam mencegah hal ini ialah dengan
mempunyai Derek secara berkala yang diperiksa oleh penyedia layanan pihak
ketiga yang mempunyai reputasi lebih baik. Penyediaan layanan pada crane bisa
mensurvei rel crane dan juga sistem pada landasan pacu kamu agar
mengidentifikasi dan juga memperbaiki masalah apapun sebelum terjadi masalah
yang besar.
Keausan Berlebih Untuk Mengakhiri Roda Truk
12
1
Roda truk ujung merupakan komponen overhead crane yang paling sering
membutuhkan pemeliharaan penggantian ataupun penyesuaian. Selama umur
crane, roda dengan alami akan aus hal ini idikarenakan penggunaan secara normal
crane dan juga perlu diganti.
Roda ini bisa dibuat dari beragam bahan, seperti poliuretan untuk gantry crane,
paduan, baja karbon yang rendah, dan baja karbon yang menengah. Semakin
banyaknya karbon pada baja, maka semakin susah roda tersebut. Ada pula metode
dengan perlakuan yang panas dan bisa digunakan dalam meningkatkan kekerasan
pada roda, meningkatkan masa pemakaian, dan juga kapasitas muatan pada
roda.Apabila roda, bantalan roda, ataupun flense roda mulai uas atau mungkin
rusak sebelum waktu yang sudah ditentukan, hal ini dapat menjadi indikasi bahwa
Derek miring dan juga tidak melacak dengan betul sistem pada landasan pacu.
Kemiringan Derek bisa menimbulkan keausan yang berlebihan dan juga tekanan
pada roda.
Roda yang cenderung aus lebih cepat disbanding crane yang dipasang dengan
menggunakan sistem rel yang ada pada lawan dari instalasi yang baru. Kecuali
apabila runway sudah disurvey secara betul sebelum pemasangan, kemungkinan
runway tidaklah selaras atau mungkin rel tidak mempunyai toleransi.Dalam
mencegah keausan dini do roda dan truk terakhir, sistem pada landasan pacu crane
kamu harus merancang, diuji, dan memeriksa dengan teratur oleh produsen
overhead crane tersebut. Tiap tanda keausan yang premature akan memungkinkan
masalah yang besar dan harus diatasi serta diperbaiki sebelum masalah tersebut
terjadi. Pastikanlah roda tersebut dibuat secara khusus untuk penggunaan rel, dan
juga kekerasan haruslah cocok dengan kekerasan pada rel.
(http://benziro.co.id/blog/detail/411/masalah-umum-pada-overhead-crane)
Metode Crane adalah suatu cara atau metode yang digunakan dalam
13
1
pelaksanaan erection girder atau pemasangan girder dengan bantuan alat Crane.
Berdasarkan jumlah alat Crane yang digunakan, metode ini dibagi lagi menjadi 2
yaitu Metode Erection dengan 1 Crane dan Metode Erection dengan 2 Crane. 1.
Metode erection girder dengan 1 Crane Erection girder dengan 1 Crane dilakukan
pada bentang girder kurang dari sama dengan ( ≤ ) 20,8 meter. Dalam metode
erection girder dengan 1 Crane ini, Crane dapat mengambil secara langsung girder
dari stockyard untuk dierection, dengan catatan lokasi stockyard tidak lebih dari
(>) 50 meter dari tepi abutment. Metode ini dapat diterapkan pada model
jembatan apapun. Namun bila berupa overpass, tinggi pijakan Crane ke dudukan
girder (bearing pad pada pier head) tidak boleh lebih dari 5 meter. Dalam metode
erection girder dengan 1 Crane ini, Crane perlu dibantu dengan spreader beam
untuk menghindari terjadinya tekuk pada girder. 2. Metode erection girder dengan
2 Crane Erection girder dengan 2 Crane dilakukan pada bentang girder lebih dari
(>) 20,8 meter. Pada erection girder dengan 2 Crane ini posisi girder harus berada
di antara atau disamping dengan syarat masih dalam jangkauan kedua Crane.
Sehingga perlu dilakukannya mobilisasi girder untuk jembatan model underbridge
atau underpass karena jembatan tersebut melewati bisa jurang/sungai/lalulintas
dan dibutuhkannya jembatan sementara untuk akses mobilisasi dengan Truck
Bogie. Adapun model jembatan yaitu overpass, yang tidak dibutuhkan mobillisasi
karena stockyard girder bisa didudukan di antara
abutment-abutment/pilarpilar/abutment-pilar, sehingga kedua Crane bisa langsung
dapat melakukan erection. Untuk model overpass, syarat tinggi pijakan Crane ke
dudukan girder (bearing pad pada pier head) tidak lebih dari 5 meter.
(file:///C:/Users/asus/Downloads/1606-107140-1-SM%20(3).pdf)%)
14
15
16
17