BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Crane menurut (Charles Moore) Crane adalah salah satu alat berat
(heavy equipment) yang digunakan sebagai alat pengangkat /
pemindah. Crane bekerja dengan mengangkat material yang akan
dipindahkan dengan memindahkan secara horizontal, kemudian
menurunkan material ditempat yang diinginkan. Crane memiliki
bentuk dan kemampuan angkat yang besar dan mampu beputar hingga
360o dan jangkauan lengan yang mencapai puluhan meter. Crane biasa
digunakan dalam pekerjaan proyek, industri, perbengkelan, kontruksi,
pergudangan, pelayaran, dan lain-lain.
Jalan daerah yang rawan terhadap kemacetan, untuk mengatasi atau
mengurangi kemacetan tersebut, salah satunya diperlukan penambahan
ruas jalan dengan cara pembuatan jalan layang. Pengertian jalan layang
adalah jalan yang dibangun tidak sebidang melayang menghindari
daerah/kawasan yang selalu menghadapi permasalahan kemacetan lalu
lintas, melewati persilangan kereta api untuk meningkatkan
keselamatan lalu lintas dan efisiensi. Jalan layang merupakan
perlengkapan jalan bebas hambatan untuk mengatasi hambatan karena
konflik dipersimpangan, melalui kawasan kumuh yang sulit ataupun
melalui kawasan rawa-rawa. Jalan layang sebagai penghubung dari
satu daerah ke daerah yang lainnya, maka jalan layang menjadi salah
satu cara untuk mengurangi kemacetan yang sering terjadi. Dalam
pembuatan proyek besar seperti jalan layang non tol diperlukannya
suatu alat berat supaya pekerjaan dapat terselesaikan dengan lebih
cepat dengan adanya bantuan dari alat berat tersebut. Dan juga
1
1
2
1
1.2.Batasan Masalah
1.3.Rumusan masalah
Dalam penelitian ini, penulis mengindentifikasi rumusan masalah yang
akan dibahas yaitu :
1.4.Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin didapat dalam pembuatan karya tulis ini adalah
sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan cara kerja alat berat jenis crane untuk pembutan
jembatan layang.
2. Menjelaskan efektivitas penggunaan alat berat jenis crane untuk
pembutan jembatan layang.
1.5.Manfaat penulisan
3
1
4
1
BAB II
5
1
2.1.1 Pengertian
Alat berat adalah peralatan mesin berukuran besar yang didesain untuk
melaksanakan fungsi konstruksi seperti pengerjaan tanah, konstruksi jalan,
konstruksi bangunan, perkebunan, dan pertambangan. Alat berat dalam ilmu
teknik sipil merupakan alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam
melakukan pekerjaan pembangunan suatu infrastruktur di bidang konstruksi.
2.1.2 Jenis-Jenis
1. Crane Crawler
2. Tower Crane
6
1
2.2.1 Pengertian
2.2.2 Komponen
1.Semen
2.Pasir
3.Kerikil Beton
4.Beton
7
1
BAB III
8
1
4. Bagian Crane
Bagian dari crane adalah mast atau tiang utama,, jib dan counter jib,
counterweight, trolley dan tie ropes. Mast merupakan tiang vertical yang berdiri di
atas base atau dasar. Jib merupakan tiang horizontal yang panjangnya ditentukan
berdasarkan jangkauan yang diinginkan.
9
1
Sedangkan pemilihan kapasitas tower crane berdasarkan berat, dimensi, dan daya
jangkau pada beban terberat, ketinggian maksimum alat, perakitan alat diproyek,
berat alat yang harus ditahan oleh strukturnya, ruang yang tersedia untuk alat, luas
area yang harus dijangkau alat dan kecepatan alat untuk memindahkan material.
2.Kait (Hook)
3.Pulley (Shave)
5.Motor Penggerak
Kapsitas tower crane tergantung beberapa factor. Yang perlu diperhatikan
adalah bahwa jika material yang diangkut oleh crane melebihi kapasitasnya maka
akan terjadi jungkir. Oleh karena itu, berat material yang diangkut sebaiknya
sebagai berikut :
1). Untuk mesin beroda crawler adalah 75% dari kapasitas alat
10
1
2). Untuk mesin beroda ban karet adalah 85% dari kapasitas alat
3). Untuk mesin yang memilliki kaki adalah 85% dari kapasitas alat
Factor luar yang harus diperhatikan dalam menentukan kapasitas alat adalah
11
1
kejut, abrasi, korosi, desain sling, bahan yang ditangani, keadaan lingkungan atau
paparan panas bahan kimia, pelumasan, dan juga riwayat penggunaan dalam
semua yang kemudian menjadi factor pada berapa lama tali kawat tetap dalam
pemakaian.
Cara yang baik untuk mencegahnya ialah dengan memeriksa tali kawat
sebelum melakukan pekerjaan, apabila adanya kerusakan maka tali kawat harus
segera dibuang dengan benar agar mencegah penggunaan lebih lanjut. Dan juga
kamu harus memastikan bahwa tali kawat tersebut sudah dilumasi dengan benar,
karena dengan pelumasan tali kawat yang benar memiliki manfaat utama yaitu :
dapat mengurangi gesekan ketika masing-masing pada kabel bergerak satu sama
lainnya, dapat memberikan perlindungan pada korosi dan juga pelumasan pada
inti, kabel yang didalam, dan juga permukaan pada luar.
Cara yang dapat kamu lakukan dalam mencegah hal ini ialah dengan
mempunyai Derek secara berkala yang diperiksa oleh penyedia layanan pihak
ketiga yang mempunyai reputasi lebih baik. Penyediaan layanan pada crane bisa
mensurvei rel crane dan juga sistem pada landasan pacu kamu agar
12
1
13
1
Metode Crane adalah suatu cara atau metode yang digunakan dalam
pelaksanaan erection girder atau pemasangan girder dengan bantuan alat Crane.
Berdasarkan jumlah alat Crane yang digunakan, metode ini dibagi lagi menjadi 2
yaitu Metode Erection dengan 1 Crane dan Metode Erection dengan 2 Crane. 1.
Metode erection girder dengan 1 Crane Erection girder dengan 1 Crane dilakukan
pada bentang girder kurang dari sama dengan ( ≤ ) 20,8 meter. Dalam metode
erection girder dengan 1 Crane ini, Crane dapat mengambil secara langsung girder
dari stockyard untuk dierection, dengan catatan lokasi stockyard tidak lebih dari
(>) 50 meter dari tepi abutment. Metode ini dapat diterapkan pada model
jembatan apapun. Namun bila berupa overpass, tinggi pijakan Crane ke dudukan
girder (bearing pad pada pier head) tidak boleh lebih dari 5 meter. Dalam metode
erection girder dengan 1 Crane ini, Crane perlu dibantu dengan spreader beam
untuk menghindari terjadinya tekuk pada girder. 2. Metode erection girder dengan
2 Crane Erection girder dengan 2 Crane dilakukan pada bentang girder lebih dari
(>) 20,8 meter. Pada erection girder dengan 2 Crane ini posisi girder harus berada
di antara atau disamping dengan syarat masih dalam jangkauan kedua Crane.
Sehingga perlu dilakukannya mobilisasi girder untuk jembatan model underbridge
atau underpass karena jembatan tersebut melewati bisa jurang/sungai/lalulintas
dan dibutuhkannya jembatan sementara untuk akses mobilisasi dengan Truck
Bogie. Adapun model jembatan yaitu overpass, yang tidak dibutuhkan mobillisasi
karena stockyard girder bisa didudukan di antara
abutment-abutment/pilarpilar/abutment-pilar, sehingga kedua Crane bisa langsung
dapat melakukan erection. Untuk model overpass, syarat tinggi pijakan Crane ke
dudukan girder (bearing pad pada pier head) tidak lebih dari 5 meter.
14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Alat berat merupakan alat yang sengaja diciptakan atau didesain untuk dapat
melaksanakan salah satu fungsi atau kegiatan proses konstruksi yang sifatnya
berat bila dikerjakan oleh tenaga manusia, seperti mengangkut, mengangkat,
memuat, memindah, menggali, mencampur dan lainnya dengan cara yang mudah,
cepat, hemat, dan aman.
Alat berat juga dibagi dalam beberapa kategori, yaitu kategori berdasarkan
klasifikasi fungsional dan klasifikasi operasional. Klasifikasi fungsional alat
adalah pembagaian alat tersebut berdasarkan fungsi utama alat. Berdasarkan
fungsinya alat berat dapat dibagi atas tujuh fungsi dasar, salah satunya alat
penggali (excavator) seperti Backhoe, Front Shovel / Power Shovel, Clamshell,
dan Dragline. Sedangkan klasifikasi operasional alat adalah alat-alat berat yang
dalam pengoperasiannya dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain atau
tidak dapat digerakan atau statis, slah satunya alat dengan penggerak seperti
crawler dan roda ban karet.
.
4.2 Saran
Pemilihan alat berat yang akan dipakai merupakan salah satu faktor penting dalam
suatu keberhasilan suatu proyek. Alat berat yang dipilih haruslah tepat dan sesuai
dengan kebutuhan lapangan. Kesalahan di dalam pemilihihan alat berat dapat
mengakibatkan proyek menjadi tidak lancar, sehingga dapat menyebabkan waktu
proyek tidak sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dan juga biaya akan
membengkak.
Dalam melakukan perhitungan yang berkaitan dengan proses pemindahan tanah
mekanis, hendaknya dilakukan dengan teliti, karena perhitiungan tersebut akan
mempengaruhi pada peng-aplikasian di lapangan. Dalam hal memilih alat berat
yang akan digunakan, hendaknya juga memilih sesuai dengan kebutuhan di
lapangan.
15
Fungsi dan kegunaan alat berat tersebut agar proses pengerjaan tidak terhambat
dan tidak menghamburkan biaya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Philip, Fredy Jhon, And Ferdinand Fassa. "Analisis Efektifitas Kinerja Layanan
Jalan Layang Non Tol Studi Kasus Tanah Abang-Kampung Melayu."
WIDYAKALA: JOURNAL OF PEMBANGUNAN JAYA UNIVERSITY 2.1
(2015): 105-116.
id.wikipedia.org/wiki/Alat_berat
Safitri, Rianti, and Ady Purnama. "Analisis Produktivitas Alat Berat Untuk
Pekerjaan Tanah Pelaksanaan Pembangunan Bendungan Beringin Sila Kecamatan
Utan." Jurnal SainTekA 2.1 (2021): 8-14.
Argo, Syahrul Mujahidin. "Kerusakan Pada Pompa Hidrolik Crane Saat Terjadi
Bongkar Muat Di Mv. Majesty." Karya Tulis (2021).
Bestari, Intan Kumala. Analisis Sistem Tenaga dan Redesign Tower Crane Potain
MD 900. Diss. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 2018.
17
Arifin, Hasanul. Evaluasi Box Underpass Pembangunan Jalur Kereta Api Rantau
Prapat-Kotapinang Pada Sta 20+ 675. Diss. Universitas Quality, 2020.
id.wikipedia.org/wiki/Jalan_layang
Bestari, Intan Kumala. Analisis Sistem Tenaga dan Redesign Tower Crane Potain
MD 900. Diss. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 2018.
(https://www.elhifa.co.id/cara-kerja-dari-tower-crane/)
(http://benziro.co.id/blog/detail/411/masalah-umum-pada-overhead-crane)
Dwiretnani, A., & Putra, I. A. (2019). Kajian Kebutuhan Alat Berat pada
Pekerjaan Tanah Pembangunan Turap atau Pematangan Lahan Parkir Kecamatan
Pelayangan Seberang Kota Jambi. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi,
19(2), 391-395.
18
19