Anda di halaman 1dari 19

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Crane menurut (Charles Moore) Crane adalah salah satu alat berat
(heavy equipment) yang digunakan sebagai alat pengangkat /
pemindah. Crane bekerja dengan mengangkat material yang akan
dipindahkan dengan memindahkan secara horizontal, kemudian
menurunkan material ditempat yang diinginkan. Crane memiliki
bentuk dan kemampuan angkat yang besar dan mampu beputar hingga
360o dan jangkauan lengan yang mencapai puluhan meter. Crane biasa
digunakan dalam pekerjaan proyek, industri, perbengkelan, kontruksi,
pergudangan, pelayaran, dan lain-lain.
Jalan daerah yang rawan terhadap kemacetan, untuk mengatasi atau
mengurangi kemacetan tersebut, salah satunya diperlukan penambahan
ruas jalan dengan cara pembuatan jalan layang. Pengertian jalan layang
adalah jalan yang dibangun tidak sebidang melayang menghindari
daerah/kawasan yang selalu menghadapi permasalahan kemacetan lalu
lintas, melewati persilangan kereta api untuk meningkatkan
keselamatan lalu lintas dan efisiensi. Jalan layang merupakan
perlengkapan jalan bebas hambatan untuk mengatasi hambatan karena
konflik dipersimpangan, melalui kawasan kumuh yang sulit ataupun
melalui kawasan rawa-rawa. Jalan layang sebagai penghubung dari
satu daerah ke daerah yang lainnya, maka jalan layang menjadi salah
satu cara untuk mengurangi kemacetan yang sering terjadi. Dalam
pembuatan proyek besar seperti jalan layang non tol diperlukannya
suatu alat berat supaya pekerjaan dapat terselesaikan dengan lebih
cepat dengan adanya bantuan dari alat berat tersebut. Dan juga

1
1

seiringnya perkembangan zaman yang modern bentuk dari proyek


semakin bervariasi dan semakin sulit tingkat pembuatannya, maka
dibuatnya alat yang lebih canggih dan modern untuk membantu
pekerjaan menjadi lebih mudah untuk dilaksanakan.

Konstruksi dinding penahan pada galian tegak umumnya


menggunakan material steel sheet pile. Namun penggunaan steel sheet
pile pada konstruksi penahan galian pondasi membutuhkan lahan kerja
yang cukup luas (untuk proses pemancangan menggunakan 2 crane).
Ketersediaan material steel sheet pile kurang meluas di pasar bahan
bangunan karena hanya ditujukan pada segmen pasar tertentu, dan
secara biaya relatif mahal. Oleh karena itu perlu dikaji kajian
penggunaan material alternatif selain sheel sheet pile . Dalam
penelitian ini dicoba mengkaji penggunaan material bambu petung
(Dendrocalamus asper Back.) sebagai material pembentuk dinding
penahan galian. Material bambu petung digunakan karena bambu
petung merupakan jenis bambu yang amat kuat, memiliki kuat tarik
rata-rata lebih besar 2 dari 5 jenis bambu lain yang umum ada di
Indonesia mudah didapatkan di pasaran bahan bangunan, serta relatif
lebih murah.

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis mencoba untuk menyusun karya


tulis ilmiah ini dengan memilih judul “Efektivitas Crane Untuk Pembuatan
Jembatan Layang ”.

2
1

1.2.Batasan Masalah

Batasan-batasan masalah pada penyusunan makalah ini adalah


sebagai berikut : 

1. Alat berat digunakan jenis crane .

2. Mempercepat waktu pengakatan beton dan baja.


3. Untuk mempercepat pembuatan jembatan layangan.

1.3.Rumusan masalah
Dalam penelitian ini, penulis mengindentifikasi rumusan masalah yang
akan dibahas yaitu :

1. Bagaimana cara kerja alat berat jenis crane untuk pembuatan


jembatan layang?

2. Apa saja kendala pembuatan jembatan layang dengan


menggunakan alat berat jenis crane?
3. Bagaimana efektifitas penggunaan alat berat jenis crane untuk
pembangunan jembatan layang?

1.4.Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin didapat dalam pembuatan karya tulis ini adalah
sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan cara kerja alat berat jenis crane untuk pembutan
jembatan layang.
2. Menjelaskan efektivitas penggunaan alat berat jenis crane untuk
pembutan jembatan layang.
1.5.Manfaat penulisan

3
1

1. Menambah wawasan tentang penggunaan alat berat.


2. Menjadi pedoman dalam pembuatan jembatan lainya.

1.6. Sistematika peyusunan

1. Wawancara tujuannya untuk memperoleh pengetahuan tentang crane dan


cara penggunaannya.

2. Dalam penelitian disusun berdasarkan 4 Bab. Bab pertama membahas


mengenai pendahuluan yang berisi latar belakang, batasan masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan metode
penyusunan. Bab kedua, membahas mengenai kajian teori Alat Berat
crane. Bab ketiga mengenai pembahasan berdasarkan kajian teori. Bab
ke empat, membahas mengenai kesimpulan dan penutup. Kemudian,
daftar pustaka.

4
1

BAB II

2.1 Alat Berat

Alat berat adalah mesin berukuran besar yang didesain untuk


melaksanakan fungsi konstruksi seperti pengerjaan tanah (earthworking) dan
memindahkan bahan bangunan. Alat berat umumnya terdiri atas lima komponen,
yaitu implemen, alat traksi, struktur, sumber tenaga dan transmisinya (power
train), serta sistem kendali. Pemanfaatan alat berat telah dilakukan sejak zaman
Romawi. Vitruvius dalam bukunya De architectura tercatat menggunakan derek
sederhana.

Definisi alat berat tidak hanya pada pekerjaan konstruksi. Dalam


pertanian, truk pengangkut, traktor dan sebagainya juga disebut sebagat alat berat.

Dalam bidang teknik sipil alat-alat berat digunakan untuk membantu


manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur bangunan atau
pengilahan tanah. Saat ini alat berat merupakan faktor penting di dalam proyek,
terutama proyek-proyek konstruksi dengan skala yang besar.

5
1

2.1.1 Pengertian

Alat berat adalah peralatan mesin berukuran besar yang didesain untuk
melaksanakan fungsi konstruksi seperti pengerjaan tanah, konstruksi jalan,
konstruksi bangunan, perkebunan, dan pertambangan. Alat berat dalam ilmu
teknik sipil merupakan alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam
melakukan pekerjaan pembangunan suatu infrastruktur di bidang konstruksi.

2.1.2 Jenis-Jenis

1. Crane Crawler

Crawler Crane adalah alat pengangkat yang umumnya


dipakai pada proyek pembangunan maupun pelabuhan dengan
jangkauan yang tidak terlalu panjang. Type ini memiliki sisi atas
yang bisa bergerak 360 derajat. Dengan roda crawler jadi crane
type ini bisa bergerak di dalam tempat proyek waktu lakukan
pekerjaannya. Ketika crane bakal dipakai ditempat lain jadi crane
diangkut dengan menggunakan lowbed trailer. Pengangkutan ini
dikerjakan dengan membongkar boom jadi bagian-bagian untuk
memudahkan proses pengangkutan.

2. Tower Crane

Tower crane adalah alat yang dipakai untuk mengangkat


material dengan cara vertical serta horizontal kesuatu tempat yang
tinggi pada ruangan gerak yang terbatas. Type crane ini dibagi
berdasar pada langkah crane itu berdiri yakni crane yang bisa
berdiri bebas (free standing crane), crane di atas rel (rail mounted

6
1

crane), crane yang ditambatkan pada bangunan (tied-in tower


crane) serta crane panjat (climbing crane).

2.2 Pembuatan Jembatan Layang


Proyek pembangunan, terutama pembangunan jalan layang merupakan
bukan satu hal yang baru, apa yang berubah dan merupakan hal yang ialah
dimensi dari proyek tersebut, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Sejalan
dengan perubahan tersebut timbulah persaingan yang ketat, hal ini mendorong
para pengusha mencari dan menggunakan cara-cara pengelolaan,metode serta
teknik yang baik, sehingga penggunaan sumber daya benar-benar efektif dan
efisien.

2.2.1 Pengertian

Jalan layang adalah jalan yang dibangun tidak sebidang melayang


menghindari daerah/kawasan yang selalu menghadapi
permasalahan kemacetan lalu lintas, melewati persilangan kereta api untuk
meningkatkan keselamatan lalu lintas dan efisiensi.

Jalan layang merupakan perlengkapan jalan bebas hambatan untuk mengatasi


hambatan karena konflik dipersimpangan, melalui kawasan kumuh yang sulit
ataupun melalui kawasan rawa-rawa

2.2.2 Komponen

1.Semen

2.Pasir

3.Kerikil Beton

4.Beton

7
1

BAB III

3.1 CARA KERJA ALAT BERAT JENIS CRANE

Sering kita melihat towercrane di Indonesia dengan semakin banyaknya


bangunan dan gedung gedung yang semakin tinggi di Jakarta. Berikut adalah
penjelasan mekanisme dan cara kerja dari tower crane. Untuk mengetahui
bagaiamana cara bekerjanya tower crane.

1. Mekanisme Pengangkat (hoisting mechanisme).

Digunakan untuk mengangkat atau menurunkan beban yang dikehendaki.


Cara kerja mekanisme pengangkat pada tower crane adalah: motor penggerak
menggerakkan atau memutar drum penggulung kabel baja yang bekerja menarik
atau mengulur kabel baja. Kemudian dari drum penggulung tersebut diteruskan
kesistem puli. Setelah itu kabel baja tersebut pada ujungnya dipasang kait, yang
fungsinya untuk menaruh muatan yang akan dipindahkan. Apabila mau
melakukan pengangkatan atau penurunan muatan maka kita tinggal
menghidupkan motor penggerak yang akan memutar drum penggulung kabel baja
tersebut.

2. Mekanisme Penjalan (traveling mechanisme).

8
1

Digunakan untuk memindahkan muatan (beban) sepanjang lengan crane


(pengangkat) secara horizontal. Cara kerja mekanisme gerak berjalan (trolley)
pada tower crane adalah motor penggerak yang dihubungkan lengan drum
penggulung kabel baja pada mekanisme berjalan yang bekerja menarik atau
mengulur kabel baja yang dihubungkan dengan sistem puli yang pada ujung kabel
baja tersebut disambungkan dengan trolley yang dapat bergerak sepanjang lengan
pengangkat tersebut.

3. Mekanisme Pemutar (slewing mechanisme).

Digunakan untuk memindahkan beban sejauh radius lengan


pengangkatannya. Cara kerja mekanisme pemutar adalah: motor
penggerak pada mekanisme pemutar yang dihubungkan dengan sistem
roda gigi yang tujuanya untuk menurunkan putaran yang dihasilkan
dari motor penggerak. Dari putaran yang masih tinggi dari motor
pengerak menjadi putaran yang diinginkan (direncanakan). Roda gigi
tersebut dihubungkan dengan meja putar yang ada pada bagian
sambungan antara menara atau tiang utama dengan lengan. Apabila
kita ingin mengoperasikan mekanisme putar, maka kita tinggal
menghidupkan motor penggerak yang akan memutar roda gigi
tersebut.

4. Bagian Crane

            Bagian dari crane adalah mast atau tiang utama,, jib dan counter jib,
counterweight, trolley dan tie ropes. Mast merupakan tiang vertical yang berdiri di
atas base atau dasar. Jib merupakan tiang horizontal yang panjangnya ditentukan
berdasarkan jangkauan yang diinginkan.

5. Kriterian pemilihan Tower Crane

9
1

Pemilihan tower crane sebagai alat untuk memindahkan material


didasarkan pada kondisi lapangan yang tidak luas, ketinggian yang tidak
terjangkau oleh alat lain. Dan tidak dibutuhkanya pergerakan alat. Pemilihan jenis
tower crane yang akan dipakai harus mempertimbangkan situasi proyek, bentuk
struktur bangunan, kemudahan operasiaonal baik pada saat pemasangan maupun
pada saat pembongkaran.

Sedangkan pemilihan kapasitas tower crane berdasarkan berat, dimensi, dan daya
jangkau pada beban terberat, ketinggian maksimum alat, perakitan alat diproyek,
berat alat yang harus ditahan oleh strukturnya, ruang yang tersedia untuk alat, luas
area yang harus dijangkau alat dan kecepatan alat untuk memindahkan material.

Bagian Utama Tower Crane : Rangka

1.Kabel Baja (Ropes)

2.Kait (Hook)

3.Pulley (Shave)

4.Drum penggulung kabel baja

5.Motor Penggerak

6.Bobot penyeimbang (Counter Weight)

6. Kapasitas Tower Crane

            Kapsitas tower crane tergantung beberapa factor. Yang perlu diperhatikan
adalah bahwa jika material yang diangkut oleh crane melebihi kapasitasnya maka
akan terjadi jungkir. Oleh karena itu, berat material yang diangkut sebaiknya
sebagai berikut :

1). Untuk mesin beroda crawler adalah 75% dari kapasitas alat

10
1

2). Untuk mesin beroda ban karet adalah 85% dari kapasitas alat

3). Untuk mesin yang memilliki kaki adalah 85% dari kapasitas alat

Factor luar yang harus diperhatikan dalam menentukan kapasitas alat adalah

1). Kekuatan angin terhadap alat

2). Ayunan beban pada saat dipindahkan

3). Kecepatan pemindahan material

4). Pengereman mesin dalam pergerakannya

3.2 KENDALA DALAM PEMBUATAN JEMBATAN LAYANG


Dalam mengoperasikan overhead crane pasti sering terjadi masalah yang
umum, dengan hal ini kamu harus tahu apa saja masalah yang sering terjadi pada
overhead crane dan juga bagaimana cara mencegahnya.

1. Kerusakan Atau Degradasi Pada Tali Kawat


Kerusakan ataupun degra dasi tali kawat merupakan salah satu masalah
yang paling sering terjadi dan mungkin sering kali kamu alami pada sistem
overhead crane. Ada beberapa jumlah masalah pada tali kawat yang sering
terjadi, seperti :
1) Tali kawat yang sudah melompat keluar dari dalam sistem reeving.
2) Berkurangnya diameter tali pada bawah nominal, hilangnya dukungan
inti, korosi yang internal ataupun eksternal, keausan pada kabel luar.
3) Rusaknya kabel luar ataupun aus.
4) Kabel terkorosi dan juga putus pada ujung koneksi.
5) Kinking, penghancura, pemotongan, ataupun penguliran parah.

Banyak yang dapat memengaruhi lamanya bertahan tali kawat, diantaranya


tekuk, tegangan, kondisi pada pemuatan, kecepatan palikasi beban atau beban

11
1

kejut, abrasi, korosi, desain sling, bahan yang ditangani, keadaan lingkungan atau
paparan panas bahan kimia, pelumasan, dan juga riwayat penggunaan dalam
semua yang kemudian menjadi factor pada berapa lama tali kawat tetap dalam
pemakaian.
Cara yang baik untuk mencegahnya ialah dengan memeriksa tali kawat
sebelum melakukan pekerjaan, apabila adanya kerusakan maka tali kawat harus
segera dibuang dengan benar agar mencegah penggunaan lebih lanjut. Dan juga
kamu harus memastikan bahwa tali kawat tersebut sudah dilumasi dengan benar,
karena dengan pelumasan tali kawat yang benar memiliki manfaat utama yaitu :
dapat mengurangi gesekan ketika masing-masing pada kabel bergerak satu sama
lainnya, dapat memberikan perlindungan pada korosi dan juga pelumasan pada
inti, kabel yang didalam, dan juga permukaan pada luar.

2. Masalah Pada Kemiringan Derek Dan Alignment


Derek overhead yang tidaklah sejajar dan juga miring ketika bergerak pada
landasan bisa menimbulkan tekanan dan juga kerusakan yang signifikan
dalam seluruh sistem Derek. Masalah pada crane yang tidak bisa dilacak
secara baik seiring dengan waktu ialah kekuatan yang tidaklah dihitung
dalam desain dan juga pemasangan overhead crane menimbulkan tekanan
dalam balok landasan pacu tersebut dan juga pada tie back ataupun
membangun struktur pendukung. Jenis tekanan ini bisa menyebabkan:
1. Kecelakaan
2. Kegagalan dalam derailment
3. Downtime peralatan serta hilangnya produktif
4. Penggantian suku cadang yang terbilang mahal

Cara yang dapat kamu lakukan dalam mencegah hal ini ialah dengan
mempunyai Derek secara berkala yang diperiksa oleh penyedia layanan pihak
ketiga yang mempunyai reputasi lebih baik. Penyediaan layanan pada crane bisa
mensurvei rel crane dan juga sistem pada landasan pacu kamu agar

12
1

mengidentifikasi dan juga memperbaiki masalah apapun sebelum terjadi masalah


yang besar.
Keausan Berlebih Untuk Mengakhiri Roda Truk
Roda truk ujung merupakan komponen overhead crane yang paling sering
membutuhkan pemeliharaan penggantian ataupun penyesuaian. Selama umur
crane, roda dengan alami akan aus hal ini idikarenakan penggunaan secara normal
crane dan juga perlu diganti.
Roda ini bisa dibuat dari beragam bahan, seperti poliuretan untuk gantry crane,
paduan, baja karbon yang rendah, dan baja karbon yang menengah. Semakin
banyaknya karbon pada baja, maka semakin susah roda tersebut. Ada pula metode
dengan perlakuan yang panas dan bisa digunakan dalam meningkatkan kekerasan
pada roda, meningkatkan masa pemakaian, dan juga kapasitas muatan pada
roda.Apabila roda, bantalan roda, ataupun flense roda mulai uas atau mungkin
rusak sebelum waktu yang sudah ditentukan, hal ini dapat menjadi indikasi bahwa
Derek miring dan juga tidak melacak dengan betul sistem pada landasan pacu.
Kemiringan Derek bisa menimbulkan keausan yang berlebihan dan juga tekanan
pada roda.
Roda yang cenderung aus lebih cepat disbanding crane yang dipasang dengan
menggunakan sistem rel yang ada pada lawan dari instalasi yang baru. Kecuali
apabila runway sudah disurvey secara betul sebelum pemasangan, kemungkinan
runway tidaklah selaras atau mungkin rel tidak mempunyai toleransi.Dalam
mencegah keausan dini do roda dan truk terakhir, sistem pada landasan pacu crane
kamu harus merancang, diuji, dan memeriksa dengan teratur oleh produsen
overhead crane tersebut. Tiap tanda keausan yang premature akan memungkinkan
masalah yang besar dan harus diatasi serta diperbaiki sebelum masalah tersebut
terjadi. Pastikanlah roda tersebut dibuat secara khusus untuk penggunaan rel, dan
juga kekerasan haruslah cocok dengan kekerasan pada rel.

3.3 EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ALAT BERAT JENIS CRANE


PEMBUATAN JEMBATAN LAYANG

13
1

Metode Crane adalah suatu cara atau metode yang digunakan dalam
pelaksanaan erection girder atau pemasangan girder dengan bantuan alat Crane.
Berdasarkan jumlah alat Crane yang digunakan, metode ini dibagi lagi menjadi 2
yaitu Metode Erection dengan 1 Crane dan Metode Erection dengan 2 Crane. 1.
Metode erection girder dengan 1 Crane Erection girder dengan 1 Crane dilakukan
pada bentang girder kurang dari sama dengan ( ≤ ) 20,8 meter. Dalam metode
erection girder dengan 1 Crane ini, Crane dapat mengambil secara langsung girder
dari stockyard untuk dierection, dengan catatan lokasi stockyard tidak lebih dari
(>) 50 meter dari tepi abutment. Metode ini dapat diterapkan pada model
jembatan apapun. Namun bila berupa overpass, tinggi pijakan Crane ke dudukan
girder (bearing pad pada pier head) tidak boleh lebih dari 5 meter. Dalam metode
erection girder dengan 1 Crane ini, Crane perlu dibantu dengan spreader beam
untuk menghindari terjadinya tekuk pada girder. 2. Metode erection girder dengan
2 Crane Erection girder dengan 2 Crane dilakukan pada bentang girder lebih dari
(>) 20,8 meter. Pada erection girder dengan 2 Crane ini posisi girder harus berada
di antara atau disamping dengan syarat masih dalam jangkauan kedua Crane.
Sehingga perlu dilakukannya mobilisasi girder untuk jembatan model underbridge
atau underpass karena jembatan tersebut melewati bisa jurang/sungai/lalulintas
dan dibutuhkannya jembatan sementara untuk akses mobilisasi dengan Truck
Bogie. Adapun model jembatan yaitu overpass, yang tidak dibutuhkan mobillisasi
karena stockyard girder bisa didudukan di antara
abutment-abutment/pilarpilar/abutment-pilar, sehingga kedua Crane bisa langsung
dapat melakukan erection. Untuk model overpass, syarat tinggi pijakan Crane ke
dudukan girder (bearing pad pada pier head) tidak lebih dari 5 meter.

14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Alat berat merupakan alat yang sengaja diciptakan atau didesain untuk dapat
melaksanakan salah satu fungsi atau kegiatan proses konstruksi yang sifatnya
berat bila dikerjakan oleh tenaga manusia, seperti mengangkut, mengangkat,
memuat, memindah, menggali, mencampur dan lainnya dengan cara yang mudah,
cepat, hemat, dan aman.
Alat berat juga dibagi dalam beberapa kategori, yaitu kategori berdasarkan
klasifikasi fungsional dan klasifikasi operasional. Klasifikasi fungsional alat
adalah pembagaian alat tersebut berdasarkan fungsi utama alat. Berdasarkan
fungsinya alat berat dapat dibagi atas tujuh fungsi dasar, salah satunya alat
penggali (excavator) seperti Backhoe, Front Shovel / Power Shovel, Clamshell,
dan Dragline. Sedangkan klasifikasi operasional alat adalah alat-alat berat yang
dalam pengoperasiannya dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain atau
tidak dapat digerakan atau statis, slah satunya alat dengan penggerak seperti
crawler dan roda ban karet.
.

4.2 Saran
Pemilihan alat berat yang akan dipakai merupakan salah satu faktor penting dalam
suatu keberhasilan suatu proyek. Alat berat yang dipilih haruslah tepat dan sesuai
dengan kebutuhan lapangan. Kesalahan di dalam pemilihihan alat berat dapat
mengakibatkan proyek menjadi tidak lancar, sehingga dapat menyebabkan waktu
proyek tidak sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dan juga biaya akan
membengkak.
Dalam melakukan perhitungan yang berkaitan dengan proses pemindahan tanah
mekanis, hendaknya dilakukan dengan teliti, karena perhitiungan tersebut akan
mempengaruhi pada peng-aplikasian di lapangan. Dalam hal memilih alat berat
yang akan digunakan, hendaknya juga memilih sesuai dengan kebutuhan di
lapangan.

15
Fungsi dan kegunaan alat berat tersebut agar proses pengerjaan tidak terhambat
dan tidak menghamburkan biaya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Okky, Purnomo Susilo. "Penyebab Kerusakan Dan Perawatan Rescue Crane Di


Kn. Sar Sadewa 231 Badan Sar Nasional (Basarnas) Semarang." Karya Tulis
(2022).

Philip, Fredy Jhon, And Ferdinand Fassa. "Analisis Efektifitas Kinerja Layanan
Jalan Layang Non Tol Studi Kasus Tanah Abang-Kampung Melayu."
WIDYAKALA: JOURNAL OF PEMBANGUNAN JAYA UNIVERSITY 2.1
(2015): 105-116.

Wahyudianto, Kurniadi, Yusep Muslih Purwana, and Niken Silmi Surjandari.


"Penggunaan Bambu Petung Sebagai Alternatif Material Konstruksi Dinding
Penahan Galian Pada Kondisi Tanah Non Kohesif." Jurnal Muara Sains,
Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 1.1 (2017): 175-183.

Purba, Yulia. "Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Kelayakan Penggunaan


Alat Berat Menggunakan Metode Composite Performance Index Pada Pt. Hutama
Karya Infrastruktur." (2020).

id.wikipedia.org/wiki/Alat_berat

Safitri, Rianti, and Ady Purnama. "Analisis Produktivitas Alat Berat Untuk
Pekerjaan Tanah Pelaksanaan Pembangunan Bendungan Beringin Sila Kecamatan
Utan." Jurnal SainTekA 2.1 (2021): 8-14.

Argo, Syahrul Mujahidin. "Kerusakan Pada Pompa Hidrolik Crane Saat Terjadi
Bongkar Muat Di Mv. Majesty." Karya Tulis (2021).

Bestari, Intan Kumala. Analisis Sistem Tenaga dan Redesign Tower Crane Potain
MD 900. Diss. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 2018.

17
Arifin, Hasanul. Evaluasi Box Underpass Pembangunan Jalur Kereta Api Rantau
Prapat-Kotapinang Pada Sta 20+ 675. Diss. Universitas Quality, 2020.

id.wikipedia.org/wiki/Jalan_layang

Bestari, Intan Kumala. Analisis Sistem Tenaga dan Redesign Tower Crane Potain
MD 900. Diss. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 2018.

(https://www.elhifa.co.id/cara-kerja-dari-tower-crane/)

(http://benziro.co.id/blog/detail/411/masalah-umum-pada-overhead-crane)

Wicaksono, S. (2018). Analisis Biaya Dan Waktu Perbandingan Erection Grider


Dengan Methode Temporary Tower Dan Temporary Shoring (Doctoral
dissertation, UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945).

Dwiretnani, A., & Putra, I. A. (2019). Kajian Kebutuhan Alat Berat pada
Pekerjaan Tanah Pembangunan Turap atau Pematangan Lahan Parkir Kecamatan
Pelayangan Seberang Kota Jambi. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi,
19(2), 391-395.

Sarwandy, M. Hijrah Agung, And Noto Royan. "PRODUKTIVITAS ALAT


BERAT EXCAVATOR BACKHOE PADA PROYEK PERUMAHAN AL ZAFA
TEGAL BINANGUN KOTA PALEMBANG." Bearing: Jurnal Penelitian Dan
Kajian Teknik Sipil 7.2 (2021): 121-12

18
19

Anda mungkin juga menyukai