Anda di halaman 1dari 7

Jenis alat berat untuk proyek bangunan

Macam-macam jenis alat berat yang digunakan untuk proyek bangunan seringkali kita temui pada pelaksanaan
pembangunan, masing-masing tipe alat tersebut mempunyai fungsi sesuai dengan item pekerjaan yang
dikerjakan, berikut ini daftar alat berat yng sering digunakan adalah.

Tower Crane / TC

Hampir semua proyek gedung bertingkat tinggi menggunakan alat ini, fungsi utamanya adalah sebagai alat lalu
lintas material dari bawah menuju atas atau sebaliknya, misalnya digunakan saat melakukan pekerjaan
pengecoran beton dengan cara mengangkat beton dengan bucket dari truck mixer menuju area pengecoran,
fungsi lainya misalnya untuk mpbilisasi besi tulangan ke area pekerjaan. penggunaan TC ini perlu direncanakan
dengan baik dari sisi penempatan, pondasi TC dan pengaturan jadwal penggunaan alat sehingga tower crane
dapat terpakai secara maksimal.

Excavator / Back Hoe

Alat berat untuk proyek bangunan yang sering digunakan lainya adalah excavator yang berfungsi untuk
penggalian dan pengerukan tanah, setiap proyek yang berhubungan dengan tanah akan banyak berhubungan
dengan alat ini misalnya pembuatan sungai, pembuatan lantai basement gedung, cutting fill jalan raya dll.

Dump Truck

Berbentuk seperti mobil pada umumnya namun dibuat lebih besar dengan bak dibelakngnya sehingga dapat
digunakan untuk pengangkutan bahan bangunan dari pabrik menuju lokasi proyek bangunan atau sebaliknya.
pada proyek skala besar akan banyak kita temui dump truck, penggunaan paling padat terjadi pada pekerjaan
galian tanah yang apabila lokasi proyek berada diperkotaan maka harus memperhatikan peraturan transportasi
dan kebersihan jalan raya, misalnya untuk daerah Jakarta untuk wilayah tertentu hanya mengizinkan dump truck
beroperasi di malam hari, oleh karena itu pada proyek gedung bertingkat tinggi ditengah kota yang sedang
melakukan pekerjaan galian tanah menjadi sangat sibuk dimalam hari dan kosong disaat siang. sebelum
meninggalkan area proyek perlu pekerjaan pembersihan truck terlebih dahulu dengan menyediakan tempat
khusus cuci ban truck karena jika tidak dilakukan maka siap-siap untuk dipanggil dan diminta
pertanggungjawaban dinas pertamanan pemerintah kota setempat.

Mobile Crane

Fungsinya sama dengan tower crane namun jenis alat berat ini bersifat mobile atau bisa berpindah tempat
sehingga tidak memerlukan pondasi khusus.

Dan masih banyak lagi jenis alat berat lainya yang dalam menggunakan perlu memperhitungkan kapasitas
produksi masing-masing alat dan perencanaan waktu penggunaan secara matang, karena mahalnya biaya sewa
alat berat yang seringkali dihitung per jam dapat menyebabkan pembengkakan biaya jika menyewa alat untuk
berdiam diri dilingkungan proyek
Urutan pekerjaan pemasangan tower crane
Dalam pembangunan gedung bertingkat tinggi membutuhkan alat yang dapat mengangkat beban berat sampai
sekian ribu ton. alat yang bisa digunakan yaitu mobile crane yang dapat berpindah tempat secara cepat, atau
bisa juga menggunakan tower crane (TC) yang diam ditempat. Posisi TC diatur sedemikian rupa agar dapat
melayani sebanyak mungkin aktifitas pembangunan. Perlu perencanaan yang matang agar didapatkan alat
terbaik. Nah.. berikut ini urutan pekerjaan pemasangan tower crane barangkali dapat menjadi penambah refrensi
keilmuan alat berat bagi saudara saudari

Urutan pekerjaan pemasangan tower crane

1. Menentukan TC yang akan digunakan, dari mana alat tersebut akan diadakan, apakah mau sewa atau
beli untuk mendapatkan harga termurah sekaligus kualitas terbaik. dari evaluasi tersebut maka dapat
diputuskan tipe alat apa yang akan dipakai.

2. Desain Pondasi TC, Berdasarkan data-data yang tersedia entah itu brosur TC serta informasi lain, dapat
digunakan sebagai pedoman perencanaan untuk menentukan seperti apa pondasi yang kuat dan murah.
hasilnya berupa bentuk dan ukuran pondasi, jenis dan jumlah besi yang digunakan dan tipe beton K
berapa yang mau dipakai.

3. Gambar Pondasi dan perletakan TC, dilanjutkan dengan pembuatan shop drawing tower crane yang
berfungsi untuk proses perizinan sekaligus pedoman pelaksanaan dilapangan.

4. Pengukuran Posisi TC dilapangan, menentukan dimana titik lokasi pondasi TC akan dibuat.

5. Galian Tanah, dilanjutkan dengan menggali tanah sebagai tempat dimana berdirinya pondasi.

6. Bekisting pondasi, berfungsi sebagai batas cor sekaligus alat cetak pondasi brton bertulang.

7. Pembesian / pemasangan besi tulangan, besi berfungsi sebagai penahan gaya tarik,tekan dan geser
bekerjasama dengan beton agar pondasi kuat.

8. Pasang angkur TC, bisa dibilang sebagai sepatunya tower crane, dimana alat berat ini berpijak.

9. Cor pondasi TC, selanjutnya dapat dilakukan pengecoran menggunakan tipe beton sesuai rencana.

10. Pemasangan Tower crane, sering disebut juga sebagai erection TC.

11. Pasang lampu dan perlengkapan TC.

12. TC siap dioperasikan.


Jadi begitulah gambaran sederhana mengenai proses urutan pekerjaan tower crane dari awal perencanaan
sampai dengan pemasangan sehingga dapat beroperasi sesuai harapan

Tower Crane Elemen Penting Dalam Pekerjaan


Teknik Sipil
Tower crane banyak digunakan untuk proyek-proyek pembangunan gedung-gedung bertingkat dan juga
jembatan. Dengan menggunakan Tower Crane maka pekerjaan lebih mudah dan cepat dibandingkan dengan
menggunakan sistem konvensional. Alat bantu dalam setiap proyek sangat penting peranannya dalam
menyukseskan sebuah pekerjaan. Tidak ada yang bergerak sendirian, semuanya berkoordinasi menjadi sebuah
tim yang saling mendukung satu sama lain. Salahsatu elemen penting dalam sebuah pekerjaan di proyek
pembangunan itu bernama Tower Crane. Tower Crane adalah suatu alat bantu yang ada hubungannya dengan
akses bahan dan material konstruksi dalam suatu proyek. Bila dijabarkan lebih lanjut, fungsinya lebih dekat
terhadap alat mobilisasi vertikal-horisontal yang amat sangat membantu didalam pelaksanaan pekerjaan
struktur.

Tower Crane biasanya disewakan dengan sebuah harga yang didalamnya sudah terlingkup elemen biaya kirim
(transportasi sampai ke lokasi), metode (pemasangan dan pembongkaran) serta pemulangan (transportasi
sampai ke tempat nya semula). Tower crane banyak digunakan untuk proyek-proyek pembangunan gedung-
gedung bertingkat dan juga jembatan. Dengan menggunakan Tower Crane maka pekerjaan lebih mudah dan
cepat dibandingkan dengan menggunakan system konvensional atau cara lama. Pada masa lalu, pekerjaan
proyek jarang menggunakan Tower Crane, orang banyak dibantu dengan menggunakan Derek biasa serta
menggunakan tenaga manusia dalam mengerjakan proyek gedung bertingkat.

Penempatan Tower Crane memerlukan perencanaan yang matang dan tepat. Perencanaan yang matang ini harus
merujuk kepada struktur bangunan yang dibangun serta kondisi dilapangan. Apalagi jika ada banyak Tower
Crane yang dipasang dalam sebuah proyek Konstruksi, harus diperhitungkan juga jangkauan dari setiap Tower
Crane yang dipasang. Hal ini menjadi penting mengingat penempatan Tower Crane yang salah akan
mengakibatkan tidak efektifnya fungsi dari Tower Crane itu sendiri. Tower crane harus ditempatkan sebaik
mungkin agar dapat menjangkau seluruh wilayah proyek dengan menggunakan panjang lengan (jib length) yang
sependek mungkin tanpa harus melakukan pekerjaan bongkar pasang Tower Crane. Semakin jauh radius jib,
maka kemampuan angkat menurun.

Selain itu, kapasitas Tower Crane yang dipilih juga memegang peranan penting dalam memudahkan pekerjaan
Konstruksi.DalammemilihTowerCrane, harus diperhitungkan beban angkut, jumlah dan waktu distribusinya.

Bagian-bagian Tower Crane


Tower Crane terdiri dari Base Section, Mast Section, Telescopic Set, Slewing, Counter Jib, Cad Head, Jib
Section dan Hook +Trolley. Tower Crane terbuat dari material baja. Sebagaimana dapat dilihat, struktur tower
crane ini sudahbaku dan standar, dan standar ini biasanya sudah berasal dari fabrikan pembuat tower crane
tersebut.

Berikut ini adalah bagian-bagian dari Tower Crane:

Jib, merupakan bagian dari tower crane yang panjang dan bisa berputar secara horisontal sebesar 360
atau sering disebut lengan tower crane yang berfungsi untuk mengangkat material atau alat bantu pada
proyek dengan bantuan kabel baja (sling).

Counter weight, berupa beton pemberat yang terdapat pada bagian belakang tower crane yang berfungsi
untuk memberikan keseimbangan pada tower crane.

Mast section, adalah bagian dari tower crane yang menentukan tinggi dari tower crane, dimana
pemasangan tiap-tiap mast section dibantu dengan alat hidrolik untuk menyusun mast section tersebut ke
arah vertikal.

Joint pin, adalah bagian dari tower crane yang merupakan tempat operator mengoperasikan tower crane.

Sabuk pengaman (collar frame atau anchorages frame). Setelah ketinggian tower crane melampaui
batas free standing yang diijinkan oleh pabrik pembuat, tower crane harus dipasang sabuk pengaman
(tie beam) yang diikatkan pada bangunan (kolom). Dalam pemasangannya, harus diperhatikan kekuatan
bracing agar konstruksi stabil menerima beban tarik dan tekan.

Fungsi

Tower crane termasuk alat berat yang multifungsi dalam kegiatan proyek pembangunan gedung tinggi atau juga
jembatan. Misalnya melakukan pekerjaan pemindahan bahan konstruksi ke tempat yang lebih tinggi, ataupun
lebih jauh maka. Pekerjaan tersebut menjadi lebih efisien dengan menggunakan tower crane dibandingkan
dengan menggunakan tenaga manusia. Tower crane juga bisa membantu kita dalam mengangkut suatu bahan
atau alat konstruksi yang berat dan keperluan bongkar muat.

Selain itu, tower crane juga digunakan biasanya untuk mengangkut concrete bucket untuk pengecoran kolom
pada lokasi yang tinggi serta mengangkut peralatan bantu dan bahan-bahan untuk pekerjaan struktur, seperti air
compressor, bekisting kolom, flying table form, besi beton, serta alat dan bahan lain. Seluruh operasional
proyek sangat dipengaruhi oleh berfungsinya tower crane, disebabkan peranannya yang dominan untuk
kelancaran jalannya pembangunan proyek.3

Mengingat begitu pentingnya sebuah efisiensi pekerjaan dalam sebuah proyek, maka Tower Crane ini
memegang peranan penting dalam setiap proyek. Namun jangan dilupakan faktor-faktor penting lainnya yang
menyangkut struktur dan penempatan yang tepat agar efisiensi benar-benar terwujud.

Penyebab Tower Crane TC rubuh


Kecelakaan TC ambruk pada sebuah proyek bangunan merupakan hal yang sangat tidak menyenangkan karena
dapat menimbulkan kerugian tidak sedikit, konstruksi bangunan yang sudah dibangun dengan susah payah bisa
hancur dalam sekejap, akibat paling fatal adalah adanya resiko melayangnya nyawa pekerja. Nama perusahaan
juga ikut tercoreng atau bahkan terkena back list sehingga tidak diperbolehkan untuk mengerjakan proyek
selanjutnya. Ya.. bermacam kejadian ngeri lainya tentu sangat tidak diharapkan, lalu apa saja langkah yang bisa
dilakukan untuk mencegah adanya kejadian tersebut. Untuk itu perlu kita ketahui apa saja hal-hal yang mungkin
menjadi penyebab tower crane TC rubuh? mari kita bahas disini.

Macam-macam penyebab Tower crane (TC) rubuh

1. Beban yang diangkat oleh tower crane melebihi batas izin kemampuan, istilahnya over load.

2. Tiang tower crane miring, Saat pemasangan TC harus dicek ketegakanya dari dua sisi yang berbeda
menggunakan alat ukur seperti teodolit dengan angka kesalahan maksimal 0,5 mm.

3. Pondasi TC tidak kuat, bisa jadi dimensinya terlalu kecil atau bahan bangunan yang digunakan dibawah
spesifikasi material yang dibutuhkan.

4. Umur TC sudah tua, Material baja akan mengalami perlemahan jika digunakan secara terus menerus
dalam waktu lama.

5. Jadwal penggunaan TC yang terlalu dipaksakan, harus ada waktu istirahat dan kapan bisa beroperasional
kembali, hal ini untuk mengantisipasi kelelahan operator dan tower crane itu sendiri.

6. Sambungan tidak kuat atau tidak terpasang dengan sempurna.

7. Terjadi bencana alam seperti gempa, kebakaran, atau huru hara yang tingkat gangguanya diatas
kemampuan alat.

8. Faktor kesengajaan, bisa jadi ada gangguan dari luar yang menyebabkan kerusakan pada alat berat.

9. Aplagi penyebab lainya ya? bagi yang hendak menambahkan bisa dituliskan dibawah.

Setelah kita ketahui penyebabnya maka bisa melakukan langkah antisipasi agar tidak terjadi kejadian TC
ambruk dimasa mendatang, Namun sebagai manusia kita tidak dapat bergerak sendiri tanpa bantuan Tuhan yang
maha kuat, oleh karena itu setiap usaha perlu disertai dengan doa agar proses pelaksanaan pembangunan proyek
dapat berjalan lancar tanpa adanya kecelakaan, atau istilahnya Zero Accident.

mengenal jenis alat pemecah batu


Mengenal Jenis Jenis Alat Pemecah Batu (Jaw dan Gyratory) dalam pekerjaan konstruksi jalan, efisiensi dan
efektivitas produksi agregat untuk campuran beraspal sangat ditetukan oleh pengaturan dan pengawasan pada
unit alat pemecah batu (stone crusher). Sebelum agregat masuk kea lat pemecah batu, bahan baku harus lah
sudah memenuhi persyaratan kekerasan dan keawetan tertentu. Begitu juga setelah batu itu dipecah-pecah,
harus juga memenuhi persyaratan fisik yang sudah ditentukan dalam spesifikasi. Jika bahan baku batuan
tersebut mengandung kotoran seperti tanah atau kotoran organik maka harus dibersihkan dahulu sebelum
dilakukan pemecahan di unit pemecah. Memakai agregat yang kotor akan mempengaruhi kekuatan dari
perkerasan karena jalan mudah retak akibat daya ikat mengikat menjadi rendah.

Dalam memproduksi agregat dapat diklasifikasikan berdasarkan ukuran pemecahnya, yaitu pemecah primer,
pemecah sekunder dan pemecah tersier.. Pemecah primer langsung menerima bahan baku dari querry dan
kemudian memperkecil bahan baku tersebut dengan cara dipecahkan. hasil dari pemecah primer masuk ke
pemecah sekunder dan demikian seterusnya samapi diperoleh ukuran agregat yang diinginkan. Secara umum
jika kita urutkan maka terklasifikasi sperti berikut ini :

1. Pemecah primer, biasanya digunakan alat pemecah batu jenis jaw, gyratory atau hammer mill

2. Pemecah sekunder, biasanya digunakan pemecah batu konus, roll atau hammer mill

3. pemecah tersier, biasanya digunakan pemecah batu jenis roll, rod mill atau ball mill

Sekarang mari kita lihat jenis jenis alat pemecah batu yang sebagian sudah disebutkan diatas. jenis- jenis
pemecah batu ini meliputi 4 macam yaitu :

a) Pemecah batu jenis jaw

Penggerak tunggal

Penggerak ganda

b) Pemecah batu jenis gyratory dan konus (cone)

Gyratory

Konus (cone)

c) Pemecah batu jenis bentur (impact)

Primer

Penggiling (hammermills/limemills)

Batang horizontal (horizontal shaft)

batang vertical (vertical shaft)

d) Pemecah batu jenis silinder (roll)

Silinder tunggal (single roll)

Silinder ganda (double roll)

Pemecah batu jenis jaw

Pemecah tipe ini adalah jenis yang paling banyak digunakan untuk pemecah primer (primary crusher). jenis ini
sangat efektif digunakan untuk batuan sedimen samapi batuan yang paling keras seperti granit dan basal.
Bentuk alat ini seperti rahang penjepit dengan dua buah plat yang salah satu platnya berada pada posisi tetap
sedangkan plat yang lainnya bergerak yang didorong oleh satu (single) atau dua (double) batang penggerak
(toggle) sebagai penghantam. Penggerak tunggal digunakan untuk pemecah pertama dan penggerak ganda
untuk pemecah kedua. Plat ini terbuat dari baja manganese dan dapat diganti-ganti lho. jadi jangan takut kalau
suatu saat plat nya rusak atau tergerus karena batuan. Untuk masalah harga, jaw crusher penggerak tunggal
lebih rendah 20% 40% dari harga penggerak ganda, bentuknya lebih berat tetapi pendek, dan kapasitas
produksinya tinggi. penggerak ganda harganya relatif lebih mahal dan digunakan untuk memecah batu yang
abrasif seperti kuarsa.

Pemecah batu jenis gyratory

Pemecah batu jenis gyratory ini mempunyai konus yang bergerak berputar dan bergoyang turun naik dengan
sudut bervariasi. Konus bagian dalam berputar secara eksentris. mesin ini dapat digunakan untuk batu yang
abrasif, kasar dan kenyal. Berat mesin antara 5 sampai 10 kali berat pemecah jenis jaw, harganya pun 3x lebih
mahal daripada pemecah jenis jaw. namun output yang dihasilkan lebih tinggi dengan menghasilkan batu yang
lebih halus daripada hasil pemecah jenis jaw, selain itu pemecah jenis ini dapat menangani ukuran batu yang
beragam, hemat energy dan dapat menangani batu yang basah dan sedikit berlempungan.

Anda mungkin juga menyukai