Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI
PT. ADHI PERSADA GEDUNG &
PT. UNITED TRACTOR TBK.
Tower Crane

1. Pengertian Tower Crane

Tower Crane adalah suatu alat bantu yang ada hubungannya dengan akses
bahan dan material konstruksi dalam suatu proyek. Bila dijabarkan lebih lanjut,
fungsinya lebih dekat terhadap alat mobilisasi vertikal-horisontal yang amat
sangat membantu didalam pelaksanaan pekerjaan struktur.

Disebut Tower karena memiliki rangka vertikal dengan bentuk standard


dan ditancapkan pada perletakan yang tetap. Tower crane merupakan peralatan
elektromotor, artinya menggunakan listrik sebagai penggeraknya. Tenaga gerak
tersebut diperoleh dari PLN maupun generator set.

Tower crane memiliki fungsi untuk mengangkat material atau bahan


konstruksi suatu bangunan, seperti beton, baja, dan generator, dari bawah menuju
ke atas (hoisting mechanism) sampai batas maksimum ketinggian tower crane
tersebut. Selain mengangkat dari bawah menuju ke atas, tower crane juga mampu
memindahkan material secara horizontal (trolleying) sesuai dengan panjang jib
(working arm) dan memiliki slewing unit yang memungkinkan crane untuk
berputar 360o.
(Gambar 1. Tower Crane)

Seperti yang terlihat pada gambar diatas, tower crane banyak digunakan
pada proyek pembangunan gedung-gedung bertingkat. Dengan menggunakan
tower crane, maka pekerjaan akan lebih cepat dan mudah dibanding menggunakan
sistem konvensional.

Di dalam proyek konstruksi bangunan bertingkat, tower crane sangat cocok


dipakai untuk pelayanan bangunan bertingkat (high rise building) untuk melayani
daerah konstruksi sesuai luas lahan. Tower crane menjadi sentral atau alat yang
paling utama karena dalam proyek gedung bertingkat tower crane digunakan
untuk mengangkat muatan secara horisontal maupun vertikal, menahannya apabila
diperlukan, dan menurunkan muatan ke tempat lain yang ditentukan dengan
mekanisme pendongkrak (luffing), pemutar (slewing), dan pejalan (travelling).

Tower crane yang memegang peranan penting soal kecepatan dan


percepatan pekerjaan. Seluruh operasional proyek sangat dipengaruhi oleh
berfungsinya tower crane, disebabkan peranannya yang dominan untuk kelancaran
jalannya pembangunan proyek. Untuk efisiensi biaya proyek, perkiraan jadwal
dan waktu penggunaan tower crane perlu dilakukan sebelum pelaksanaan
konstruksi. Pada proyek bangunan bertingkat tower crane pada umumnya
digunakan untuk pekerjaan pengangkatan tulangan, pekerjaan pengecoran,
pengangkatan bekisting, pengangkatan dinding precast, pasir, batu bata, atap
rangka baja, unit-unit elektrikal dan mekanikal. Banyaknya pekerjaan yang dapat
dilakukan tower crane maka dibutuhkan perhitungan yang dapat menghitung
efektivitas penggunaan tower crane. Dengan mempelajari karakteristik dan
spesifikasi tower crane beserta observasi lapangan. Untuk keperluan operasional,
ketinggian tower crane minimal harus lebih tinggi 4-6 meter dari ketinggian
maksimum pekerjaan yang dilayani.

2. Prinsip Kerja Tower Crane

Prinsip kerja tower crane berdasarkan kekuatan mesin (genset),


keseimbangan beban, momen dan tegangan tarik kabel, serta sifatnya dapat
berputar 360 derajat. Pada prinsipnya, tower crane merupakan pesawat
pengangkat dan pengangkut yang memiliki mekanisme gerakan yang cukup
lengkap yakni : kemampuan mengangkat muatan (lifting) menggeser (trolleying),
menahannya tetap di atas bila diperlukan dan membawa muatan ke tempat yang
ditentukan (slewing dan travelling). Operasi kerja yang identik dan muatan yang
seragam yang diangkutnya, memungkinkan fasilitas transport dilakukan secara
otomatis. Bukan hanya untuk memindahkan, melainkan juga untuk proses
bongkar muatan. Tower crane mampu menjangkau tempat yang jauh, mempunyai
kapasitas angkut yang besar, dan dapat diatur mengikuti ketinggian bangunan.

Pemilihan dan penempatan tower crane harus sebaik mungkin agar dapat
mengangkut material secara maksimal dan menjangkau seluruh wilayah proyek 2-
3 dengan menggunakan panjang lengan (jib length). Semakin jauh radius jib,
maka kemampuan angkat menurun. Pada Tower Crane terdapat dua buah limit
switch :

1. Switch beban maksimum :


Untuk memonitor pada kabel dan memastikan tidak terjadinya
overload.
2. Switch momen beban :
Untuk memastikan operator tidak melebihi rating ton-meter bagi crane,
ketika beban bergerak pada jib. Sebuah alat yang dinamakan “cat head
assembly” pada slewing unit, dapat mendeteksi secara dini bila terjadi
kondisi overload.

2.1 Mekanisme Kerja

Mekanisme kerja dari tower crane terbagi menjadi 3, antara lain :

1. Mekanisme pengangkatan (hoisting mechanism)

Mekanisme ini digunakan untuk mengangkat atau menurunkan beban yang


dikehendaki. Cara kerja mekanisme ini pada tower crane adalah; motor penggerak
menggerakkan atau memutar drum penggulung kabel baja yang bekerja untuk
menarik atau mengulur kabel baja tersebut. Kemudian, dari drum tersebut akan
diteruskan sistem puli. Pada ujung kabel baja tersebut akan di pasang kait (hook),
yang berfungsi untuk mengait muatan yang akan dipindahkan. Dengan demikian,
proses pengangkatan atau penurunan beban dapat dilakukan dengan
mengoperasikan motor penggerak yang akan memutar drum penggulung baja.

(Gambar 2. Drum Penggulung kawat Baja beserta Penggerak)

2. Mekanisme penjalan ( trolleying mechanism)

Mekanisme ini digunakan untuk memindahkan muatan sepanjang lengan


crane (jib / working arm) secara horizontal. Cara kerja mekanisme ini adalah
motor penggerak yang dihubungkan dengan lengan drum penggulung kabel baja
pada mekanisme berjalan yang bekerja menarik atau mengulur kabel baja. Kabel
baja tersebut dihubungkan dengan sistem puli yang mana pada ujung kabel baja
tersebut disambungkan dengan trolley yang dapat bergerak sepanjang lengan
pengangkat tersebut.

(Gambar 3. trolley)

3. Mekanisme pemutar (slewing mechanism)


Mekanisme ini digunakan untuk memindahkan muatan sejauh radius lengan
pengangkatnya secara rotasi. Mekanisme ini memungkinkan lengan crane untuk
berputar sampai 360o. Cara kerja mekanisme pemutar adalah dengan motor
penggerak. Motor tersebut dihubungkan dengan sistem roda gigi yang tujuannya
untuk menurunkan kecepatan putar motor penggerak sehingga akan terjadi
kenaikan torsi. Hal ini dilakukan karena yang dibutuhkan adalah torsi yang besar,
bukan kecepatan putar yang tinggi. Roda gigi tersebut kemudian dihubungkan
dengan slewing unit yang ada pada bagian sambungan antara menara atau tiang
utama dengan lengan. Apabila ingin mengoperasikan mekanisme putar, maka
motor penggerak dihidupkan sehingga memutar roda gigi tersebut.

(Gambar 2.4 Slewwing Unit)

3. Konstruksi Umum Tower Crane


Konstruksi utama Tower Crane memiliki bagian-bagian penting yang
tentunya dirancang sedemikin rupa agar dapat memenuhi keinginan atau
memudahkan pekerjaan yang akan dilakukan. Adapun bagian-bagian penting
tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :

(Gambar 2.5 Detail Tower Crane)

Adapun penjelasan lebih lengkap dari bagian-dasar Tower Crane diatas


sebgai berikut :

3.1 Komponen-komponen Utama Tower crane Sebuah tower crane terdiri


dari beberapa bagian, antara lain :

a. Base ( dasar ) tower crane,

Dasar tower crane dipasang pada pondasi beton yang besar dan kuat.
Pondasi inilah yang akan menopang tower crane dan beban yang bekerja padanya.

(Gambar 2.6 Base Tower Crane)


Gambar diatas adalah bagian terpenting pada kontruksi Tower Crane
sendiri, karena pada bagian ini yang menopang berdirinya Tower Crane sehingga
dapat berdiri dengan kokoh. Sehingga dasar penopang tersebut diberikan pondasi
beton cor yang besar dan kuat.

b. Mast ( tower ),

Bagian ini yang memberikan ketinggian pada tower crane. Dalam sebuah
tower crane terdiri dari beberapa mast yang disusun secara vertikal ke atas.
Penyusunan banyaknya mast tergantung dari kebutuhan ketinggian. Selain itu,
kecepatan angin juga mempengaruhi banyaknya mast yang diperbolehkan pada
suatu tower crane. Semakin cepat kecepatan angin pada suatu daerah, maka
jumlah mast tidak boleh terlalu banyak sehingga tower crane tidak terlalu tinggi.
Berikut adalah mast.

(Gambar 2.7 Mast)


Gambar diatas adalah bagian Tower Crane yaitu Mast, bagian ini adalah
kerangka yang menyusun berdirinya tower crane. Sehingga penyusunan kerangka
ini juga harus menetukan faktor angin, sehingga semakin banyak angin maka mast
tidak boleh terlalu tinggi.

c. Slewing Unit

Slewing unit dipasang pada bagian paling atas dari mast. Dengan adanya
slewing unit, maka sebuah tower crane dapat berotasi sampai 360 o. Pada slewing
unit, terdapat roda gigi dan motor yang berfungsi untuk melakukan gerakan
berputar.
(Gambar 2.8 Slewing unit)

Gambar diatas adalah bagian yang berfungsi untuk membelokkan Tower


Crane agar dapat mencapai posisi yang diinginkan dengan mudah. Alat ini
digerakkan oleh motor yang terdapat pada bagian samping roda gigi tersebut,
sehingga dapat berotasi hingga 360° sesuai dengan posisi yang diinginkan.

d. Jib ( working arm )


Merupakan bagian dari tower crane yang berfungsi untuk menahan beban.
Sebuah troli akan bergerak sepanjang jib ( gerakan horizontal ) menjauhi atau
mendekati pusat crane.
(Gambar 2.9 Lengan/jib Tower Crane)

Gambar diatas adalah lengan yang menopang troyel dan hook sehingga
beban yang dibawa dapat dipindah sesuai dengan posisi yang diinginkan. Lengan
tersebut menahan adanya beban yang dibawa oleh mesin ini. Sehingga beban
dapat terangkat.

e. Counter-weight
Counter-weight merupakan beton yang dipasang pada ujung lengan pendek
tower crane. Counter weight berfungsi sebagai pemberat sehingga menciptakan
keseimbangan momen saat ada beban pada jib. Dengan demikian, momen yang
dirasakan pada base dan pondasi tidak begitu besar.
(Gambar 2.10 Counter Weight)

Gambar diatas adalah bagian Counter Weight yang berada ujung lengan
tower yang pendek. Pemberat ini berfungsi sebagi penyeimbang sehingga beban
yang dibawa tower pada lengan yang pajang dapat terbawa dengan seimbang
dengan kapasitas beban yang lebih banyak, karena pemberat ini berfungsi untuk
menyeimbangkan beban yang dibawa pada tower.

f. Cabin operator

Melalui kabin ini, seorang operator mengoperasikan crane. Semua motor


pada crane dikendalikan melalui kabin ini untuk mengatur jarak jangkau dan arah
gerakan.

(Gambar 2.11 Ruang Operator Tower Crane)

Gambar tersebut adalah tempat control Tower Crane sehingga beban yang
dibawa dapat diarahkan pada tempat yang dibutuhkan.

g. Hook, trolley, dan pulley

Ketiga bagian ini memiliki peran penting dalam mengangkat muatan. Hook
berguna sebagai pengait pada muatan. Puli (pulley) berfungsi meneruskan kabel
baja dari drum. Sementara trolley berfungsi melakukan gerakan trolleying.

(Gambar 2.12 Hook) (Gambar 2.13 Trolley dan Pulley)


Hook berfungsi sebagai pengkait beban yang akan dibawa pada Tower
Crane tersebut, Hook ini terdapat gulungan baja dan Pulley sebagai penerus kabel
baja dari gulungan tersebut sehingga hook dapat naik dan turun untuk mencapai
material yang akan dipindahkan seperti yang terlihat pada gambar 3.2 tersebut.
Sedangkan trolley berfungsi untuk memindahkan beban ag terkait oleh hook
secara horizontal mengikuti lintasan yang ada pada jib/lengan tower tersebut.

h. Drum dan kabel baja

Drum berfungsi untuk menggulung atau mengulurkan kabel baja sehingga


beban dapat naik ataupun turun. Sementara kabel baja berfungsi untuk menopang
beban yang di angkat oleh crane.

(Gambar 2.14 Gulungan Baja)

Gambar gulungan baja tersebut berguna untuk mengulur dan menarik


kawat baja sehingga beban ang terkait pada hook dapat terangkat, tentunya
dengan spesifikasi berat yang telah ditentukan dan tidak melebihi kapasitas mesin
tersebut. Gulungan baja tersebut digerakkan leh sebuah motor listrik, sehingga
apabila aliran listrik tersebut dialirkan maka motor bergerak menggerakkan
gulungan tersebut, dan apabila aliran dihilangkan maka motor berhenti dan
mengunci gulungan tersebut agar tidak jatuh.
i. Motor

Pada tower crane, juga terdapat motor yang berguna untuk melakukan
hoisting mechanism (winch motor), slewing mechanism dan trolleying
mechanism.

(Gambar 2.15 motor for slewing mechanism)

(Gambar 2.16 Whinch Motor) (Gambar 2.17 trolleying mechanism)

Gambar diatas adalah fungsi kerja motor listrik yang menggerakkan bagian-
bagian komponen pada tower crane tersebut. Adapun fungsi motor listrik tersebut
sebagai berikut :

1. Whinch Motor (Hoisting Mechanism)


Motor tersebut berfungsi untuk menggerak gulungan kawat baja seperti
yang terlihat pada gambar 2.16 sehingga kawat dapat menarik dan mengulur
kawat.
2. Trolleying Mechanism
Motor yang terlihat pada gambar 2. 17 tersebut berfungsi untuk
menggerakkan/memindahkan muatan sepanjang lengan/jib pada tower crane.
Sehingga motor tersebut bergerak secara horizontal sepanjang lintasan yang ada
pada lengan tower crane.
3. Slewing Mechanism
Motor tersebut berfungsi menggerakkan kerangka dengan gerak rotasi
hingga 360°. Sehinnga tower crane dapat berputar.

2.3.2 Pembangkit Listrik

Pembangkit listrik ini berfungsi sebagai sumber utama untuk


mengoprasikan Tower Crane tersebut. Pembangkit tersebut menggunakan
Generator Set, yang merupakan alat pembangkit tenaga listrik dengan mesin
diesel. Generator ini digunakan sebagai sumber listrik untuk tower crane, selain
dapat digunakan sebagai sumber listrik untuk penerangan pada lokasi proyek.
Generator yang digunakan adalah dengan kapasitas 150 KVA.
(Gambar 2.18 Generator)

2.3.3 Kapasitas Alat

Besarnya muatan yang dapat diangkat oleh Tower Crane telah diatur dan
ditetapkan dalam manual operasi Tower Crane yang dikeluarkan oleh pabrik
pembuat Tower Crane. Prinsip dalam penentuan beban yang bisa diangkat adalah
berdasarkan prinsip momen. Jadi jarak dan ketinggian tertentu Tower Crane
memiliki momen batas yang tidak boleh dilewati. Panjang lengan muatan dan
daya angkut muatan merupakan suatu perbandingan yang bersifat linier. Perkalian
panjang lengan dan daya angkut maksimum pada setiap titik adalah sama dan
menunjukkan kemampuan momen yang bisa diterima Tower Crane tersebut.
semakin berat beban yang haru diangkut maka radius operasi yang dapat dicapai
juga akan semakin kecil. Sehingga kapasitas Tower Crane bergantung pada
beberapa faktor. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa jika material yang
diangkut oleh crane melebihi kapasitasnya maka tower crane akan terjungkir.
Oleh karena itu berat material yang diangkut sebaiknya ± 85% dari kapasitas alat.
Adapun beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan kapasitas alat
adalah berikut ini :

1. Ayunan angin terhadap alat.


2. Ayunan beban pada saat dipindahkan.
3. Kecepatan pemindahan material.
4. Pengereman mesin dalam pergerakannya.
Lebih jelasnya seperti yang terlihat pada tabel berikut ini :

2.5 Penggunaan Tower Crane

2.5.1 Spesifikasi Peralatan Tower Crane

Penentuan tipe dan jenis peralatan ( spesifikasi peralatan ) merupakan


langkah yang harus dilakukan sebelum menghitung kapasitas operasi peralatan
dan waktu pelaksanaan, serta biaya pelaksanaan. Spesifikasi dari tower crane yang
digunakan adalah tipe Free Standing Crane karena tipe tower crane ini mampu
berdiri bebas dengan pondasi khusus untuk tower crane itu sendiri : dengan
Lifting capacity ; 2,4 ton di ujung jib dan maximum capacity ; 8 ton dan memiliki
jib radius 61,5 m yang karena mampu menjangkau 100% area proyek.

2.5.2 Rencana Penempatan Tower Crane

Penempatan alat yang tepat pada lokasi proyek akan dapat memperlancar
kegiatan proyek. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menganalisa kondisi lokasi
proyek, diantaranya jalur mobilisai alat tersebut terhadap perencanan tata letak
atau
penempatan baik itu penimbunan material, gudang, kantor dan lainnya. Dimana
penempatan alat ini harus mampu dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam
proses pelaksanaan proyek tersebut.

Posisi operasional tower crane adalah penempatan tower crane pada suatu
lokasi proyek untuk melakukan pekerjaan pengangkatan, pengecoran dan lain –
lain. Dimana radius perputaran dari tower crane tersebut dapat mampu
menjangkau seluruh lokasi proyek sehingga tower crane dapat menyelesaikan
pekerjaan sefektif mungkin. Menurut (Nugraha dkk,1985), dalam menentukan tata
letak alat tower crane harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut ini :

1. Arah gerak atau lintasan tower crane sebaiknya sejajar dengan arah
memanjang dari bangunan.
2. Harus tersedia ruang cukup untuk proses pemindahan.
3. Dengan ukuran tower crane yang minimum, radius dan tinggi dan dapat
menjangkau 100 % area gedung.
Letak tower crane direncakan sebagai berikut :

1. Letak crane tepat ditengah – tengah bangunan dari posisi memanjang,


karena pada posisi tersebut tower crane dapat menjangkau 100 % area bangunan
dengan jib radius yang minimum.
2. Tower crane berada di samping kanan bangunan dari tampak utara
dengan free standing setinggi 50 m supaya tidak membentur bangunan lain pada
saat proses kerja.

3. Jarak tower crane dari bangunan disesuaikan dengan data teknis dari tipe
tower crane yang digunakan. Seperti yang terlihat dibawah ini :

(Gambar 2.22 Layout osisi penempatan Tower Crane)

2.5.3 Cara Pemasangan Tower Crane

Cara pemasangan tower crane dapat dilakukan dengan metode kerja


sebagai berikut:

1. pemasangan fine angle dan base section


Cara pemasangan Tower Crane yang pertama kali dilakukan adalah
penanaman fine angle dan base section kedalam lubang pondasi. Yaitu sebelum
dilakukan pemasangan tower crane, harus disiapkan pondasi dari semen yang
dicor, untuk ukuran dan kedalaman tergantung dari tower crane yang akan
digunakan. Pada bagian dasar pondasi ditanamkan Fine Angle dari besi cor
berkualitas tinggi, yang berfungsi untuk memperkokoh pondasi. Kemudian
dilakukan pengecoran beton terhadap pondasi tersebut.

(Gambar 2.23 Pondasi Tower Crane sebelum dicor)

(Gambar 2.24 Fixing Angel)

(Gambar 2.25 Base Section tower Crane)

Setelah fondasi selesai dibuat, perlu waktu 1 minggu untuk menunggunya


menjadi keras dan kering, sebelum diinstal keseluruhan rangkaian alat tersebut.
Dan Tower crane akan berdiri dan di ‘baut’ dengan pondasi untuk menjaga
stabilitasnya, kemudian dihubungkan dengan bagian menara (tower) penopang
tower crane tersebut

.
2. Pemasangan mast section
Pemasangan mast section menggunakan bantuan mobile crane untuk
membantu melakukan pemasangan awal mast section dengan cara mengangkat
dan menempatkan mast section pada base section tower crane. untuk penambahan
mast section Apabila sesuai spesifikasi free standing crane, maka langsung dapat
dirakit bagian per-bagian menggunakan pertolongan sebuah mobile-crane. Jika
crane yang dirakit lebih tinggi atau terjadi penambahan maka crane menggunakan
proses ” self assembly “. Biasanya di gunakan pada pemasangan Crane yang di
tambatkan pada bangunan (tied-in tower crane).

3. Pemasangan climbing frame crane


Pemasangan climbing frame crane menggunakan mobile crane. Mobile
crane melakukan pemasangan climbing frame crane yang digunakan untuk self
assembly. Dimana climbing frame crane akan mengangkat slewing unit ke atas
sehingga terdapat ruang kosong di antara slewing unit dan mast section kemudian
jib akan mengangkat sebuah mast section untuk kemudian diletakan pada ruang
kosong diantara slewing unit dan mast section. Kedua proses tersebut akan terus
berlanjut hingga mendapat ketinggian yang diinginkan.

4. Pemasangan joint pin


Setelah pemasangan climbing frame crane Kemudian mobile crane
melakukan pemasangan joint pin diatas climbing crane.

5. Pemasangan jib dan counter jib


Setelah pemasangan joint pin Kemudian mobile crane melakukan
Pemasangan jib dan counter jib.

(Gambar 2.26 Pemasangan Jib)

6. Pemasangan counter weight


Setelah pemasangan jib dan counter jib Kemudian mobile crane
melakukan Pemasangan counter weight. Kebanyakan tower crane dirakit untuk
mencapai ketinggian yang diinginkan, sejak pertama alat tersebut dirakit dan
digunakan. Kemudian, alat tersebut akan tumbuh semakin tinggi bersamaan
dengan tumbuhnya bangunan yang sedang dibangun. Dan jika struktur yang
dibangun sangat tinggi, maka tower crane dapat juga dihubungkan pada
bangunan, untuk mendapatkan tambahan kestabilan.

2.5.4 Cara Pembongkaran Tower Crane

Apabila pekerjaan telah selesai dan sudah waktunya untuk membongkar


tower crane tersebut. Tahapan pembongkaran tower crane adalah kebalikan dari
pemasangannya. Mula-mula hooke akan melepaskan bagian section terakhir,
sehingga timbul ruang kosong antara slewing dengan section ke 2 terakhir dan
teleskop diturunkan perlahan-lahan hingga menyatu dengan section berikutnya.
Kemudian hooke melepaskan section berikutnya, sehingga timbul slewing dengan
section ke 3 terakhir. Proses ini dilakukan terus menerus hingga slewing menyatu
dengan section 1.

Dengan bantuan mobil crane, tower crane dilepaskan satu per-satu. Dimulai
dari hoist dilepaskan 3 buah terlebih dahulu, setelah itu jib beserta
perlengkapannya dilepaskan. Berikutnya, counter jib dilepaskan beserta
perlengkapannya. Tower crane menjadi bentuk ( I ) kembali. Top head dan
slewing dilepaskan dengan mobil crane, dilanjutkan dengan teleskop, section 1
hingga basic master. Setelah selesai pembongkaran hanya menyisakan pondasi
tower crane, selanjutnya dibongkar dengan menggunakan alat berat untuk
mengambil fine angel yang akan digunakan kembali untuk mendirikan tower
crane berikutnya.

BAB 3 PENUTUP

3.1. Kesimpulan

 Menurut Rostiyanti (2002), Tower Crane merupakan suatu alat yang


digunakan untuk mengangkat material secara vertikal dan horizontal ke
suatu tempat yang tinggi pada ruang gerak terbatas. Disebut Tower
karena memiliki rangka vertikal dengan bentuk standard dan
ditancapkan pada perletakan yang tetap. Fungsi utama dari tower crane
adalah mendistribusikan material dan peralatan yang dibutuhkan oleh
proyek baik dalam arah vertikal ataupun horizontal. Tower crane
merupakan peralatan elektromotor, artinya menggunakan listrik sebagai
penggeraknya. Tenaga gerak tersebut diperoleh dari PLN maupun
generator set.
 Prinsip kerja tower crane berdasarkan kekuatan mesin (genset),
keseimbangan beban, momen dan tegangan tarik kabel, serta sifatnya
dapat berputar 360 derajat. Pada prinsipnya, tower crane merupakan
pesawat pengangkat dan pengangkut yang memiliki mekanisme
gerakan yang cukup lengkap yakni : kemampuan mengangkat muatan
(lifting) menggeser (trolleying), menahannya tetap di atas bila
diperlukan dan membawa muatan ke tempat yang ditentukan (slewing
dan travelling).
 Bagian Utama Tower Crane :
1. Rangka
2. Kabel Baja (Ropes)
3. Kait (Hook)
4. Pulley (Shave)
5. Drum penggulung kabel baja
6. Motor Penggerak
 Menurut Rostiyanti (2002), Jenis jenis tower crane dibagi berdasarkan
cara crane tersebut berdiri Yaitu : free standing crane, rail mounted
crane, climbing tower crane, tired in crane.
 Penggunaan tower crane : yaitu pada tempat yang strategis tentunya,
dengan memprehatikan beberapa faktor antara lain sebagai berikut :
1. Arah gerak atau lintasan tower crane sebaiknya sejajar dengan arah
memanjang dari bangunan.
2. Harus tersedia ruang cukup untuk proses pemindahan.
3. Dengan ukuran tower crane yang minimum, radius dan tinggi dan
dapat menjangkau 100 % area gedung. Letak tower crane direncakan
sebagai berikut :
a. Letak crane tepat ditengah – tengah bangunan dari posisi
memanjang, karena pada posisi tersebut tower crane dapat
menjangkau 100 % area bangunan dengan jib radius yang
minimum.
b. Tower crane berada di samping kanan bangunan dari tampak
utara dengan free standing setinggi 50 m supaya tidak
membentur bangunan lain pada saat proses kerja.
TOWER CRANE

Jumat, 18 November 2011

ALAT PENGANGKAT (CRANE)

Tingkat keberhasilan suatu proyek konstruksi dapat diukur antara lain


dengan keuntungan serta ketepatan waktu penyelesaian proyek.Keuntungan ini
tergantung pada perencanaan awal yang detail dan cermat terhadap metode
pelaksanaan, alat yang dipakai serta jadwal pengerjaan proyek bangunan
tersebut. Suatu proyek yang volumenya lebih dari 4000 m2 atau mempunyai lebih
dari tiga lantai, agar jadwal pekerjaan proyek cepat maka dibutuhkan alat
pengangkat (crane).

Cara kerja crane adalah dengan mengangkat material yang akan


dipindahkan, memindahkan secara horizontal, kemudian menurunkan material
ditempat yang diinginkan. Salah satu alat pengangkat adalah Tower Crane.

Tower Crane

Kran menara (Tower crane) merupakan salah satu jenis pesawat


pengangkat yang sering kali digunakan, yang fungsinya selain mengangkat juga
mengangkut material atau muatan. Jenis pesawat pengangkat ini sering dipakai
oleh kontraktor bangunan gedung-gedung bertingkat, pada pelabuhan, dan
sebagianya.

Alat ini mempunyai berbagai kelebihan diantaranya adalah kemampuan


mengangkat muatan ketempat yang tinggi dengan kapasitas yang besar, juga
kemampuan angkutnya yang cukup jauh. Serta ditunjang kemampuan lengan
menara untuk berputar sehingga mampu menjangkau tempat yang diinginkan
tanpa menambah lintasan yang panjang.

a. Bagian Tower Crane


Bagian dari tower crane adalah.

1. Rangka

2. Kabel Baja (Ropes)

3. Kait (Hook)

4. Pulley (Shave)

5. Drum penggulung kabel baja

6. Motor Penggerak

7. Bobot penyeimbang (Counter Weight)

Spesifikasi tower crane berkaitan dengan operasi pengangkatan dan


pemindahan material., meliputi :

Ketinggian tower rencana

Jangkauan Jib

Hoist

Trolley

Seling

Ketinggian tower crane bergantung dari ketinggian yang ingin dicapai. Jika
diperlukan, ketinggiannya dapat ditambah dengan mengikatkannya ke bangunan.

Untuk jib atau boom, merupakan lengan tower crane yang terdiri dari
elemen-elemen besi yang tersusun menjadi satu bagian rangka batang.
Pemasangan jib harus sesuai dengan keperluan dan persyaratannya, baik dengan
panjang yang standard maupun yang mencapai maksimum. Pemasangan jib ini,
selanjutnya mempengaruhi terhadapa beban yang diangkat. Untuk tiap panjang jib
tertentu, ada batasan beban maksimum.
Selain jib, juga terdapat counter jib yang berfungsi sebagai jib
penyeimbang terhadap boom yang terpasang. Counter jib dilengkapi counter
weight, yang berfungsi sebagai bebannya.

Untuk hoist adalah bagian tower crane yang berfungsi sebagai alat angkut
arah vertikal. Sedangkan trolley, adalah bagian tower crane yang berfungsi
sebagai alat angkut tower crane arah horisontal. Sedangkan seling merupakan
bagian tower crane yang berupa kabel baja dan menjadi bagian hoist. Pemakaian
seling bisa diubah-ubah diameternya atau dapat ditambahkan(double-seling),
tergantung pada kebutuhan di lapangan.

Pada Tower Crane terdapat dua buah limit switch

Switch beban maksimum, : untuk memonitor pada kabel dan memastikan


tidak terjadinya overload

Switch momen beban, : untuk memastikan operator tidak melebihi rating


ton-meter bagi crane, ketika beban bergerak pada jib. Sebuah alat yang
dinamakan “cat head assembly” pada slewing unit, dapat mendeteksi secara dini
bila terjadi kondisi overload.

b. Kriteria pemilihan Tower Crane

Pemilihan tower crane sebagai alat untuk memindahkan material


didasarkan pada kondisi lapangan yang tidak luas, ketinggian yang tidak
terjangkau oleh alat lain. Dan tidak dibutuhkanya pergerakan alat. Pemilihan jenis
tower crane yang akan dipakai harus mempertimbangkan situasi proyek, bentuk
struktur bangunan, kemudahan operasiaonal baik pada saat pemasangan maupun
pada saat pembongkaran.
Sedangkan pemilihan kapasitas tower crane berdasarkan berat, dimensi, dan daya
jangkau pada beban terberat, ketinggian maksimum alat, perakitan alat diproyek,
berat alat yang harus ditahan oleh strukturnya, ruang yang tersedia untuk alat, luas
area yang harus dijangkau alat dan kecepatan alat untuk memindahkan material.
c. Kapasitas Tower Crane

Kapasitas tower crane tergantung beberapa factor. Yang perlu diperhatikan


adalah bahwa jika material yang diangkut oleh crane melebihi kapasitasnya maka
akan terjadi jungkir. Oleh karena itu, berat material yang diangkut sebaiknya
sebesar 75% dari kapasitas alat
Factor luar yang harus diperhatikan dalam menentukan kapasitas alat adalah:
1). Kekuatan angina terhadapa alat
2). Ayunan beban pada saat dipindahkan
3). Kecepatan pemindahan material
4). Pengereman mesin dalam pergerakannya

5). Bobot penyeimbang (Counter Weight)

Penyeimbang (Counter Weight) dimaksudkan untuk mengimbangi dari


berat sangkar sehingga mesin tidak menahan beban yang tinggi. Pada umumnya
berat penyeimbang sama dengan berat maksimum sangkar ditambah 40% -
50% .

Cara Kerja Tower Crane

a. Mekanisme Pengangkat (hoisting mechanisme).

Digunakan untuk mengangkat atau menurunkan beban yang dikehendaki.

Cara kerja mekanisme pengangkat pada tower crane adalah: motor


penggerak menggerakkan atau memutar drum penggulung kabel baja yang bekerja
menarik atau mengulur kabel baja. Kemudian dari drum penggulung tersebut
diteruskan kesistem puli. Setelah itu kabel baja tersebut pada ujungnya dipasang
kait, yang fungsinya untuk menaruh muatan yang akan dipindahkan. Apabila mau
melakukan pengangkatan atau penurunan muatan maka kita tinggal
menghidupkan motor penggerak yang akan memutar drum penggulung kabel baja
tersebut.
b. Mekanisme Penjalan (traveling mechanisme).

Digunakan untuk memindahkan muatan (beban) sepanjang


lengan crane(pengangkat) secara horizontal.

Cara kerja mekanisme gerak berjalan (trolley) pada tower crane adalah
motor penggerak yang dihubungkan lengan drum penggulung kabel baja pada
mekanisme berjalan yang bekerja menarik atau mengulur kabel baja yang
dihubungkan dengan sistem puli yang pada ujung kabel baja tersebut
disambungkan dengan trolley yang dapat bergerak sepanjang lengan pengangkat
tersebut.

c. Mekanisme Pemutar (slewing mechanisme).

Digunakan untuk memindahkan beban sejauh radius lengan


pengangkatannya.

Cara kerja mekanisme pemutar adalah: motor penggerak pada mekanisme


pemutar yang dihubungkan dengan sistem roda gigi yang tujuanya untuk
menurunkan putaran yang dihasilkan dari motor penggerak. Dari putaran yang
masih tinggi dari motor pengerak menjadi putaran yang diinginkan
(direncanakan). Roda gigi tersebut dihubungkan dengan meja putar yang ada pada
bagian sambungan antara menara atau tiang utama dengan lengan. Apabila kita
ingin mengoperasikan mekanisme putar, maka kita tinggal menghidupkan motor
penggerak yang akan memutar roda gigi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai