Anda di halaman 1dari 77

SKRIPSI

ANALISIS DISTRIBUSI TEGANGAN, REGANGAN,


DAN PERPINDAHAN BOOM MOBILE CRANE
KAPASITAS 55 TON MENGGUNAKAN AUTODESK
INVENTOR PROFESSIONAL 2018

GILBERT AMORA
03051181419036

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018
SKRIPSI
ANALISIS DISTRIBUSITEGANGAN, REGANGAN,
DAN PERPINDAHAN BOOM MOBILE CRANE
KAPASITAS 55 TON MENGGUNAKAN AUTODESK
INVENTOR PROFESSIONAL 2018

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana


Teknik Mesin Pada Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

OLEH:
GILBERT AMORA
03051181419036

JURUSANTEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018

1
2

Universitas Sriwijaya
3

Universitas Sriwijaya
4

Universitas Sriwijaya
5

Universitas Sriwijaya
6

Universitas Sriwijaya
7

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
karunia-Nya, Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Analisi
Distribusi Tegangan, Regangan dan Perpindahan Boom pada Mobile Crane Kapasitas
55 Ton Menggunakan Autodesk Inventor Profesional 2018 ”.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Teknik pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya. Dalam
penyusunan Skripsi ini tentunya penulis tidak bekerja sendiri, akan tetapi mendapat
bantuan serta dukungan dari orang-orang, secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih
kepada :

1. Ir. H. Zainal Abidin M.T selaku dosen pembimbing Skripsi yang telah
membimbing, mengarahkan dan membantu penulis selama proses
penyelesaian Skripsi ini.
2. Irsyadi Yani, S.T, M.Eng, Ph.D, selaku ketua Jurusan Teknik Mesin
Universitas Sriwijaya.
3. Amir Arifin, S.T, M.Eng, Ph.D, selaku sekretariat Jurusan Teknik Mesin
Universitas Sriwijaya.
4. Dr. Ir. H. Darmawi, M.T.,M.T. yang merupakan dosen pembimbing
akademik selama penulis menjalani perkuliahan.
5. Dosen-dosen Jurusan Teknik Mesin Universitas Sriwijaya dan staf
pengajar yang telah membekali saya dengan ilmu yang berguna sebelum
menyusun Skripsi ini.
6. Orang tua dan keluarga yang selalu mendukung penuh, baik dalam hal
materi maupun doa. Mama Tiomada. T yang selalu mensuport saya dan
juga abang Golvry ansen yang selalu memberi motivasi dalam dalam
menyelesaikan skripsi saya ini. Kemudian kepada bapak saya

Universitas Sriwijaya
8

M.L.Tobing yang selalu memberi masukan kepada saya pada saat


mengerjakan skripsi ini, dan juga adik saya Endang.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar penelitian
ini menjadi lebih baik. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
semua pihak yang berkepentingan.

Indralaya, November 2018

Penulis

Gilbert Amora

NIM.03051181419036

RINGKASAN

Universitas Sriwijaya
9

Karya Tulis Ilmiah Berupa Skripsi, 27 September 2018

Gilbert Amora; dibimbing oleh Ir. H. Zainal Abidin, M.T

Analisis Distribusi Tegangan Regangan ,dan Perpindahan Boom Mobile Crane


Kapasitas 55 Ton Menggunakan Autodesk Inventor Profesional 2018
Xxv + 39 halaman, 2 tabel, 21 gambar

Ringkasan

Crane berfungsi sebagai alat angkat untuk mengangkat suatu equipment


dengan dimensi yang cukup besar dan beban yang cukup berat, Selain fungsi
dari alat berat itu sendiri, juga harus di pertimbangkan kapasitas alat berat,
cara pengorasian alat berat, pembatasan dari metode yang akan dipakai, nilai
ekonomi. Crane hook (kait) merupakan salah satu komponen utama pada
crane yang berfungsi untuk sebagai penghubung antara crane dan muatan
yang akan di angkat dan di pindahkan, Saat beroperasi,kait pernah ditemukan
pada kegagalan kerja berupa patah pada bagian lengkungan kait. Terjadinya
kecelakaan tersebut diakibatkan kurangnya perencanaan dalam menganalisa
sebelum ke tahap proses konstruksi di lapangan proyek. Dengan
menggunakan visualisasi 3D memungkinkan para pekerja proyek lebih
kreatif dalam menyelesaikan pekerjaan dan pengujian melalui simulasi
software. Aplikasi CAD (Computer Aided Design) saat ini banyak
menggunakan fitur yang membantu analisa di bidang teknik, Dalam analisa
ini pengangkatan beban dengan menggunakan alat pengangkat Mobile
Crane. Mobile crane memiliki mobilitas yang lumayan tinggi , Mobile Crane
bisa berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dengan sangat cepat serta
bisa menjangkau jarak yang lumayan jauh. Penggunaan Mobile Crane juga
sangat efektif , sebab memakai lengan atau boom sejenis teleskopik sehingga
mudah diatur panjang dan pendeknya, sesuai dengan kebutuhan dan juga
bisa menjangkau tempat-tempat yang relatif sempit. Pada simulasi ini
menggunakan software Autodesk inventor 2018 didapatkan nilai tegangan

Universitas Sriwijaya
10

pada boom dan rool holder. Yaitu 27,74 MPa dengan pembebanan maximum
yang diberikan sebesar 539.000 N, Pada simulasi ini didapatkan nilai
regangan pada boom yang terjadi pada pengangkatan beban 55 ton. Yaitu
nilai minimum 1,48e-13 dan nilai max yang terdapat pada boom crane yang
bernilai 1,247e-04, Pada hasil simulasi didapatkan nilai safety faktor
minimum sebesar 9,01.Nilai tersebut masih diatas nilai 1 sehingga
mengindikasikan tidak terjadinya kegagalan atau permanent yield,
Maximum displacement yang dihasilkan terletak pada komponen mur poros
pengunci sebesar 2,23 mm.
1.
2. Kata Kunci : Crane, Crane hook, CAD (Computer Aided Design), Mobile
crane

SUMMARY

Scientific Paper in the form of skripsi, September 27th, 2018

Universitas Sriwijaya
11

Gilbert Amora ; supervised by Ir. H. Zainal Abidin, M.T.

Analysis of strain stress distribution and displacement of 55 tons mobile crane


boom using Autodesk Inventor Profesional 2018
Xxv + 39 pages, 2 tables, 21 pictures

Summary

The crane functions as a lifting tool to lift an equipment with a large


enough dimension and a heavy enough load. In addition to the function of the
heavy equipment itself, it must also consider the capacity of the heavy
equipment, the way of heavy equipment, the limitations of the method to be used,
the economic value . Crane hook (hook) is one of the main components of the
crane that serves as a liaison between the crane and the load to be lifted and
moved. When operating, the hook is once found in a work failure in the form of
a broken hook. The occurrence of the accident was due to a lack of planning in
analyzing before going to the construction process in the project field. Using 3D
visualization allows project workers to be more creative in completing work and
testing through software simulations. CAD (Computer Aided Design)
applications currently use many features that help analysis in the field of
engineering. In this analysis, lifting loads using a Mobile Crane lifting device.
Mobile cranes have a fairly high mobility, Mobile Crane can move from one
place to another very quickly and can reach a considerable distance. The use of
Mobile Crane is also very effective, because it uses telescopic-type arms or
booms so that they are easy to set in length and short, according to needs and
can also reach relatively narrow places. In this simulation using the Autodesk
Inventor 2018 software obtained voltage values on the boom and rool holder.
That is 27,74 MPa with maximum given load of 539,000 N, in this simulation
obtained strain values on the boom that occurs in the lifting of 55 tons of load.
That is the minimum value of 1,48e-13 and the max value contained in the crane
boom which is worth 1,247e-04, the simulation results obtained a minimum

Universitas Sriwijaya
12

factor safety value of 9,01. The value is still above the value of 1, indicating no
failure or permanent yield. The resulting maximum displacement lies in the
component of the locking shaft nut of 2,23 mm.

3. Keywords: Crane, Crane hook, CAD (Computer Aided Design), Mobile


crane

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................... xix


DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xxiii

Universitas Sriwijaya
13

DAFTAR TABEL ...........................................................................................xxv


BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................1
1.1 Latar Belakang ...............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................3
1.3 Batasan Penelitian ..........................................................................3
1.4 Tujuan Penelitian ...........................................................................3
1.5 Manfaat Penelitian .........................................................................3
1.6 Metode Penelitian...........................................................................4
1.7 Sistematika Penulisan ....................................................................5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................7
2.1 Mesin Pemindah Bahan..................................................................7
2.2 Klasifikasi Mesin Pemindah Bahan ...............................................8
2.3 Mesin Pengangkat ..........................................................................9
2.4 Crane ............................................................................................10
2.5 Jenis-jenis Crane ..........................................................................11
2.5.1 Tower Crane .................................................................................11
2.5.2 Overhead Crane ............................................................................11
2.5.3 Hidrolik Crane ..............................................................................11
2.5.4 CrawlerCrane ...............................................................................12
2.5.5 Mobile Crane................................................................................13
2.6 Hal-Hal Yang Mempengaruhi Kekuatan Boom ...........................16
2.6.1 Mengetahui Berat Beban ..............................................................16
2.6.2 Letak Titik Pusat (Center Of Gravity) .........................................17
2.6.3 Sudut Pengangkatan .....................................................................17
2.6.4 Kapasitas Pengangkatan ...............................................................17
2.6.5. Beban Dapat Dikendalikan ..........................................................18
2.6.6 Kebutuhan Khusus .......................................................................18
2.7 Faktor Yang MempengaruhiProduktifitas Mobile Crane ............18
2.7.1 Jenis Material ...............................................................................18
2.7.2 Ketinggian Alat ............................................................................19
2.7.3 Sudut Putar ...................................................................................19
2.7.4 Kondisi Medan Kerja ...................................................................20
2.8 Rigging Study ..............................................................................20
2.8.1 Arrangement Sling .......................................................................21
2.8.2 Spreader Beam dan Equalizer Beam ............................................21
2.9 Gaya .............................................................................................22
2.10 Metode Elemen Hingga................................................................23

Universitas Sriwijaya
14

2.11 Tegangan dan Regangan ............................................................. 24


2.11.1 Tegangan (Stress) ........................................................................ 24
2.11.2 Regangan (Strain) ........................................................................ 24
2.11.3 Konsep Modulus Elastisitas ........................................................ 25
2.12 Simulasi ....................................................................................... 26

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 27


3.1 Diagram Alir Penelitian .............................................................. 27
3.2 Langkah Penelitian ..................................................................... 28
3.2.1 Pengambilan Data ....................................................................... 28
3.2.2 Permodelan .................................................................................. 28
3.2.3 Asumsi ......................................................................................... 29
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 31
4.1 Data MobileCrane ...................................................................... 31
4.2 Simulasi Finite ElementAnalysis pada Mobile Crane................. 31
4.3 Simulation Constraint .................................................................. 33
4.4 Studi Sensitifitas Mesh ................................................................ 33
4.5 Generate a mesh .......................................................................... 35
4.6 Hasil Simulasi Finite Element Analysis ...................................... 38
4.6.1 Von Mises Stress ......................................................................... 38
4.6.2 Equivalent Strain ......................................................................... 39
4.6.3 Safety Factor ............................................................................... 39
4.6.4 Displacement ............................................................................... 40
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 43
5.1 Kesimpulan.................................................................................. 43
5.2 Saran ............................................................................................ 43
DAFTAR RUJUKAN ......................................................................................... i
LAMPIRAN ........................................................................................................ i

Universitas Sriwijaya
15

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Dongkrak (Rahmanto, 2013) .......................................................... 9


Gambar 2.2 Elevator (Rahmanto, 2013) .......................................................... 10
Gambar 2.3 Bagian-bagian crawler crane (Leach, 2002) ................................ 13
Gambar 2.4 Bagian-bagian mobile crane (Tadano, 2012) ............................... 16
Gambar 2.5 Dimensi sling pada pengangkat beban (Leach, 2002) .................. 21
Gambar 2.6 Spreader beam dan equalizer beam(Leach, 2002) ....................... 22
Gambar 2.7 Gaya pada telescopic boom (Hakim, 2017) .................................. 23
Gambar 3.1 Diagram alir penelitian ................................................................. 27
Gambar 3.2 Dimensi mobile crane (Tadano, 2012) ......................................... 28
Gambar 3.3 Panjang boom telescopic mobile crane (Tadano, 2012) .............. 29
Gambar 4.1 Boom mobile crane ....................................................................... 32
Gambar 4.2 Penentuaan fixed constraint pada mobile crane ........................... 33
Gambar 4.3 Studi konvergensi mesh (David & Hutton, 2004) ........................ 34
Gambar 4.4 Grafik hasil studi element mesh dengan von mises stress ............ 35
Gambar 4.5 Pengaturan mesh ........................................................................... 36
Gambar 4.6 Mesh view pada mobile crane....................................................... 37
Gambar 4.7 Von mises stress analysis result ................................................... 38
Gambar 4.8 Equivalent strain analysis result .................................................. 39
Gambar 4.9 Safety faktor analysis result.......................................................... 40
Gambar 4.10 Displacement analysis result ...................................................... 41

Universitas Sriwijaya
16

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data mobile crane............................................................................. 31


Tabel 4.2 Hasil von mises stress dengan variasi jumlah element mesh ............ 34

Universitas Sriwijaya
17

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan Teknologi sekarang telah banyak menghasilkan kreasi


yang bertujuan untuk mempermudah pekerjaan manusia, serta dapat
meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi. Ilmu pengetahuan dan teknologi
mempunyai peran yang sangat penting dalam mengisi berbagai sector yang ada
dan selalu berkembang dan berubah secara cepat, terutama dibidang konstruksi
yang selalu mengandalkan teknologi yang baru dan mutahir.

Dalam bidang konstruksi dikenal suatu alat yang dinamakan crane. Crane
berfungsi sebagai alat angkat untuk mengangkat suatu peralatan dengan dimensi
yang cukup besar dan beban yang cukup berat. Dengan memperhatikan kondisi
alat berat yang akan disediakan atau ketersedian alat berat di proyek tersebut
perlu dipertimbangkan biaya, mutu, waktu, keselamatan kerja dan lingkungan
dan hal yang nantinya akan mempengaruhi jalannya pelaksanaan pekerjaan di
proyek. Selain fungsi dari alat berat itu sendiri, juga harus di pertimbangkan
kapasitas alat berat, cara pengorasian alat berat, pembatasan dari metode yang
akan dipakai, nilai ekonomi.

Crane hook merupakan salah satu komponen utama pada crane yang
berfungsi untuk sebagai penghubung antara crane dan muatan yang akan di
angkat dan di pindahkan. Saat beroperasi kait pernah ditemukan pada kegagalan
kerja berupa patah pada bagian lengkungan kait. Bidang teknik yang menjadi

Universitas Sriwijaya
18

perencanaan konstruksi merupakan teknik mesin (mechanical engineering)


dengan topik penulisan alat pengangkat dan pengangkut material. Bidang teknik
tersebut memiliki peran pada proses konstruksi dan resiko terjadinya kecelakaan
yang sangat sering terjadi.
Pengerjaan proyek suatu konstruksi yang berbasis komputer diakui lebih
cepat, aman dan lebih efisien dibandingkan pengerjaan yang masih
menggunakan cara manual. Menurut Flood, (2010) merencanakan proyek
konstruksi biasanya memanfaatkan metode jalur kritis berbasis aktivitas jaringan
(CPM) karena mudah digunakan dan cukup fleksibel. CPM adalah teknik
menganalisis jaringan kegiatan atau aktivitas ketika menjalankan proyek dalam
rangka memprediksi durasi total. Pendekatan menggambar dengan 2D memiliki
keterbatasan untuk mengidentifikasi masalah yang mungkin terjadi secara
dinamis pada proses pengangkatan. Dengan menggunakan visualisasi 3D
memungkinkan para pekerja proyek lebih kreatif dalam menyelesaikan
pekerjaan dan pengujian melalui simulasi software. Aplikasi Computer Aided
Design (CAD) saat ini banyak menggunakan fitur yang membantu analisa di
bidang teknik oleh insinyur. Fitur CAD yang dikembangkan seperti simulasi
stress-strain-displacement, fatique dan lain-lain. Contoh software CAD yang
banyak digunakan adalah AutoCAD, Autodek Inventor Professional, SolidWork,
CATIA dan lain-lain.

Dalam analisa ini pengangkatan beban dengan menggunakan alat


pengangkat Mobile Crane. Mobile crane memiliki mobilitas yang lumayan
tinggi, Mobile Crane bisa berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dengan
sangat cepat serta bisa menjangkau jarak yang lumayan jauh. Penggunaan
Mobile Crane juga sangat efektif , sebab memakai lengan atau boom sejenis
teleskopik sehingga mudah diatur panjang dan pendeknya, sesuai dengan
kebutuhan dan juga bisa menjangkau tempat-tempat yang relatif sempit.

Berdasarkan latar belakang diatas ini penulis berusaha untuk menganalisa


pengangkatan terhadap boom Mobile Crane, di PT. PAMA PERSADA
NUSANTARA DI TANJUNG ENIM dengan judul “ANALISIS DISTRIBUSI

Universitas Sriwijaya
19

TEGANGAN, REGANGAN, DAN PERPINDAHAN BOOM MOBILE


CRANE KAPASITAS 55 TON MENGGUNAKAN AUTODESK
INVENTOR PROFESSIONAL 2018”

1.2 Rumusan Masalah


Penelitian ini akan dirumuskan dengan beberapa masalah yang menjadi
acuan dalam penelitian ini. Adapun rumusan masalah tersebut antara lain :

Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan yang akan dibahas yaitu


1. Material diasumsikan isotropis, silinder dan elastis.
2. Bagaimana mengetahui distribusi tegangan, regangan dan perpindahan
yang terjadi pada boom mobile crane dengan melakukan simulasi
mengggunakan Autodesk Inventor Profesional.

1.3 Batasan Masalah

Pembahasan masalah , sebagai berikut :


1. Penelitian ini membahas tentang analisis distribusi tegangan, regangan,
dan perpindahan pada boom Mobile Crane Tadano pada beban
maksimum 55 ton.
2. Boom Mobile crane dalam keadaan statis.
3. Program yang dipakai merupakan Software Autodesk Inventor
Professional 2018.

1.4 Tujuan Penelitian

Adanya Tujuan utama dilaksanakan simulasi ini adalah untuk mengetahui


distribusi tegangan, regangan dan perpindahan yang terjadi pada boom Mobile
Crane pada saat pengangkatan beban maksimum.

Universitas Sriwijaya
20

1.5 Manfaat Penelitian

Dengan adanya simulasi pada pengangkatan beban dengan Mobile Crane


menggunakan software autodesk inventor professional diharapkan dapat
memiliki manfaat sebagai berikut :
1. Menambahnya wawasan pada penerapan aplikasi Computer Aided
Design (CAD) di industri khususnya analisa pengangkatan beban.
2. Mengetahui distribusi tegangan, regangan, dan perpindahan boom
Mobile crane pada pengangkatan beban maksimum.
3. Memberikan pengetahuan dalam menentukan faktor keamanan dalam
perencanaan pengangkatan material kepada mahasiswa teknik mesin.

1.6 Metode Penelitian

Penulis menggunakan beberapa sumber yang digunakan dalam proses


pembuatan skripsi ini, yaitu:
a. Literatur
Mempelajari dan mengambil data dari berbagai literatur, jurnal, referensi
dan media elektronik.
b. Studi Lapangan

Metode ini digunakan untuk mendapatkan data-data dilapangan seperti


menguji dan mengambil data di PT. PAMA PERSADA NUSANTARA
TANJUNG ENIM.

c. Simulasi Autodesk inventor profesional

Simulasi Autodesk ini sendiri digungakan untuk mengetahui analisa tegangan


dan regangan yang terjadi pada boom mobile crane.

Universitas Sriwijaya
21

1.7 Sistematika Penulisan

Pada sistematika penulisan terdiri dari bab-bab yang sangat berkaitan


antara satu dengan yang lain dimana pada masing-masing bab tersebut terdapat
uraian dan gambaran yang mencakup pembahasan materi yang secara
keseluruhan. Adapun bab-bab tersebut antara lain sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab yang berisikan latar belakang, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan sistematika
penulisan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bab yang berisikan tinjauan pustaka mengenai teori dasar yang
melandasi pembahasan skripsi dan yang akan mendukung dalam
melakukan penelitian berdasarkan literatur.
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Bab yang berisikan diagram alir penelitian, alat, bahan, prosedur
penelitian dan pengujian spesimen.
BAB 4 PEMBAHASAN
Bab yang berisikan pembahasan dari data yang didapat selama
melakukan penelitian.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab yang berisikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan
saran tentang penelitian dari hasil yang didapat.

Universitas Sriwijaya
22

Universitas Sriwijaya
23

Universitas Sriwijaya
24

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mesin Pemindah Bahan

Istilah material handling sebenarnya kurang tepat kalau diterjemahkan


sekedar memindahkan material. Berdasarkan perumusan yang dibuat oleh
American Material Handling Society (AMHS), pengertian mengenai material
handling dinyatakan sebagai seni dan ilmu yang meliputi penanganan
(handling), pemindahan, pembungkusan/pengepakan, penyimpanan sekaligus
pengawasan dari bahan atau material dengan segala bentuknya. Menurut
Wignjosoebroto, (1996) kaitannya dengan aktivitas proses pemindahan bahan
ini akan dilaksanakan dari satu lokasi ke lokasi lain, baik secara vertical,
horizontal maupun lintasan yang membentuk kurva.

Alat transportasi berbeda dengan alat yang memindahkan muatan (bisa


berupa barang dan atau manusia) pada jarak cukup jauh, mesin pemindah bahan
hanya memindahkan muatan yang berupa bahan pada jarak yang tertentu.
Untuk operasi muat dan bongkar muatan tertentu, mekanisme mesin
pemindah bahan dilengkapi dengan alat pemegang khusus yang dioperasikan
oleh mesin bantu atau secara manual. Mesin pemindah bahan mendistribusikan
muatan keseluruhan lokasi didalam perusahaan, memindahkan bahan diantara
unit proses yang terlibat dalam produksi, membawa produk jadi (finishes
product), memindahkan limbah produksi (producting waste).

2.2 Klasifikasi Mesin Pemindah Bahan

Menurut Putra, T. ( 2009) mesin pemindahan bahan merupakan salah satu


peralatan mesin yang digunakan untuk memindahkan muatan dilokasi pabrik,
7

Universitas Sriwijaya
25

konstruksi, tempat penyimpanan dan pembongkaran muatan. Berdasarkan


desain dan fungsinya mesin pemindah bahan dibagi menjadi 3, yaitu :
1. Perlengkapan pengangkat, merupakan kelompok mesin dengan peralatan
pengangkat yang bertujuan untuk memindahkan muatan dalam jumlah
tertentu.
Contohnya: Mobile crane dan Crawler crane
2. Perlengkapan pemindah, merupakan kelompok mesin yang belum
mempunyai peralatan pengangkat tetapi memindahkan muatan secara
berkesinambungan.
Contohnya: Conveyor
3. Peralatan permukaan, merupakan kelompok mesin yang belum
dilengkapi dengan peralatan pengangkat dan biasanya menangani
muatan dalam satu batch dan kontinu.
Contohnya: Overhead crane

Banyaknya jenis perlengkapan yang ada pada pengangkat, membuat


sulitnya penggolongan secara tepat. Penggolongan dapat berdasarkan pada
berbagai karakteristik, contohnya desain, tujuan, jenis gerakan dan sebagainya.
Bila diklasifikasikan menurut jenis gerakannya (karakterisrik kinematik), beban
dianggap terpusat pada titik berat beban tersebut dan penggolongan mesin
ditentukan oleh lintasan perpindahan muatan yang berpindah pada bidang
horizontal. Penggolongan menurut tujuan penggunaan yang ditentukan dengan
memperhatikan kondisi operasi khasnya.

2.3 Mesin Pengangkat

Menurut Rahmanto, (2013) Jenis-jenis perlengkapan pengangkat


diklasifikasikan berdasarkan ciri khas desainnya, yaitu
1. Mesin pengangkat yaitu mesin yang memindahkan beban dengan jarak
yang tidak terlalu jauh dan umumnya digerakkan oleh tangan sebagai
contohnya yaitu dongkrak

Universitas Sriwijaya
26

Gambar 2.1 Dongkrak (Rahmanto, 2013)

2. Elevator (Lift), yaitu kelompok mesin yang bekerja secara periodik untuk
mengangkat muatan pada jalur pandu tertentu.

Gambar 2.2 Elevator (Rahmanto, 2013)

Universitas Sriwijaya
27

3. Crane, yaitu gabungan mekanisme pengangkat secara terpisah dengan


rangka untuk mengangkat sekaligus memindahkan muatan yang dapat
diikatkan pada crane.

2.4 Crane

Crane adalah suatu alat pengangkat dan pemindah material yang bekerja
dengan prinsip kerja tali (wire rope), crane digunakan untuk mengangkat muatan
secara vertikal dan gerak ke arah horizontal, bergerak secara bersama dan
menurunkan muatan ketempat yang telah ditentukan dengan mekanisme
pergerakan crane secara dua derajat kebebasan. Menurut Asiyanto, (2008) alat
konstruksi yang sering juga disebut alat berat merupakan alat yang sengaja
diciptakan atau didesain untuk dapat melaksanakan salah satu fungsi atau
kegiatan proses konstruksi yang sifatnya berat bila dikerjakan oleh tangan
manusia seperti mengangkat, mengangkut, memuat, memindah, menggali,
mencampur dan seterusnya dengan cara mudah, cepat hemat dan aman.

2.5 Jenis – jenis crane

Menurut Sutanto dan Soeharsono, (2014) terdapat beberapa jenis yang


mana pada setiap crane memiliki kelebihan masing-masing pada bidangnya
berikut merupakan contoh dari jenis-jenis crane yaitu :

2.5.1 Tower Crane

Tower crane adalah pesawat pengangkat material atau mesin yang


digunakan pada proyek konstruksi dan diproyek gedung seperti hotel, mall,
apartemen dan bangunan lainnya. Tower crane biasanya diangkut secara terpisah
menggunakan kendaraan ketempat proyek kemudiaan dipasangkan kembali
ditempat proyek. Pemasangan tower crane memerlukan waktu yang lama
dikarenakan banyaknya komponen yang harus dipasang termasuk pondasi tower
crane.

Universitas Sriwijaya
28

2.5.2 Overhead Crane

Overhead crane merupakan crane yang biasanya terdapat dalam


pergudangan dan perbengkelan, kemudian overhead crane ditempatkan pada
langit-langit dan memiliki rel khusus yang bernama girder. Girder merupakan
satu konstruksi dimana trolly menggantung dan bergerak.

2.5.3 Hidrolik Crane

Hidrolik crane merupakan crane yang memilki struktur sederhana,


Hampir sama seperti overhead crane, hidraulik crane biasa digunakan pada
perbengkelan, pergudangan dan lain-lain. Crane ini biasanya diletakkan pada
suatu titik dan tidak untuk dipindah-pindah dan dengan jangkauan tidak terlalu
panjang serta putaran yang hanya 180 derajat. Sehingga biasanya pada suatu
perbengkelan atau pergudangan terdapat lebih dari satu crane.

2.5.4 Crawler Crane

Crawler Crane atau sering juga disebut crane beroda rantai, merupakan
sebuah crane dengan crawler terdiri atas satu set track yang menempel pada link
untuk bergerak atau berpindah dengan merayap. Crane ini mempunyai bagian
atas yang dapat berputar 360°. Dengan roda rantai maka crane ini dapat bergerak
didalam lokasi proyek saat beroprasi pada proses pengangkatan beban. Banyak
pilihan model direkayasa dengan peluasan boom disebut fly jib. Pengangkatan
crawler crane ini dilakukan pembongkaran boom. Crawler crane dapat
beroprasi pada jalan yang sedikit berlumpur itu dikarenakan roda rantai
mempunyai luas penampang yang luas sebagai tumpuan ke tanah. Pada
umumnya crawler crane mempunyai kapasitas pengangkatan yang besar,
namum kekurangan crawler crane adalah beratnya mesin dan pergerakannya
yang lambat.

Universitas Sriwijaya
29

Berikut ini beberapa bagian-bagian crawler crane dan fungsinya :


1. Crawler adalah roda rantai yang berfungsi untuk memindahkan crane
secara merayap di area kerja dan juga sebagai tumpuan crane.
2. Superstructure merupakan ruang control operator. Superstructure juga
merupakan poros, dimana crane berputar.
3. Counterweight merupakan bobot yang digunakan untuk
menyeimbangkan beban yang akan diangkat dan juga beban crane itu
4. sendiri terutama boom crane. Dengan kata lain counterweight berfungsi
untuk menjaga stabilitas crane.
5. Additional counterweight merupakan bobot tambahan dalam
menyeimbangkan crane. Additional counterweight ini bersifat optional
(pilihan) dimana semakin besar beban yang diangkat maka semakin
besar pula additional counterweight.
6. Boom adalah lengan dari crane yang memiliki jangkauan atau radius
sebagai pengangkat beban.
7. Mast merupakan tempat untuk menopang tali atau kawat penyeimbang
crane.
8. Pulley berfungsi untuk memutar pengait sehingga hook dan kawat (wire
rope) dapat dinaikkan ataupun diturunkan.

Universitas Sriwijaya
30

Gambar 2.3 Bagian-bagian crawler crane (Leach, 2002)

2.6 Mobile Crane

Mobile crane merupakan crane yang terdapat langsung pada mobile (truk)
sehingga dapat dibawa langsung ke lokasi kerja tanpa menggunakan kendaraan
lain. Crane ini juga memiliki kaki atau pondasi yang dapat dipasangkan ketika
beroperasi untuk menjaga Mobile Crane tetap seimbang, dan juga Crane ini
dapat berputar 360°.

Mobile Crane memiliki kelebihan dari jenis crane-crane lainnya yang


antara lain adalah :
1. Mobile crane dapat berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain
dengan cepat dan pada jarak yang cukup jauh.

Universitas Sriwijaya
31

2. Mobile crane yang menggunakan lengan (boom) jenis teleskopik, dapat


dipanjang atau dipendekkan dengan mudah sesuai dengan kebutuhan
sehingga lebih efektif.
3. Mobile crane ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan Truck crane
sehingga dapat menjangkau tempat-tempat yang relatif sempit.
4. Mobile crane hanya memiliki satu kabin operator, sedangkan truck
crane memiliki dua kabin operator.

Berikut merupakan bagian-bagian dari Mobile crane beserta fungsinya


1. Jib crane merupakan pesawat pengangkat berfungsi untuk
memindahkan objek atau benda.
2. Auxiliary wire rope merupakan tali baja yang terbuat dari beberapa
wire (kawat) yang membentuk untaian atau yang sering kita sebut
simpul, berfungsi sebagai komponen crane agar dapat beroperasi
untuk mengangkat beban.
3. Cab merupakan tempat operator mengendalikan crane tersebut.
4. Boom merupakan lengan dari crane yang memiliki jangkauan atau
radius sebagai pengangkat beban.
5. Elevating cylinder merupakan untuk menaikkan atau menurunkan
boom dan merubah-ubah elevasi atau sudut boom.
6. Auxiliary witch merupakan motor pengangkat beban yang ringan.
7. Main witch pada crane tersebut merupakan motor pengangkat
beban utama (yang berat).
8. Engine merupakan mesin utama penggerak mobile crane tersebut.
9. Rear outringger merupakan tumpuan pada bagian belakang mobile
crane yang berfungsi untuk membuat mobile crane tetap stabil
pada saat menggankat beban pada crane.
10. Rear axle merupakan penyangga beban dari kendaraan pada roda
bagian belakang.

Universitas Sriwijaya
32

11. Hydraulic oil tank merupakan tempat menyimpan oli dan


memastikan bahwa terdapat cukup oli yang dibutuhkan oleh
sistem.
12. Front axle merupakan penyangga beban dari kendaraan pada roda
bagian depan.
13. Front outringger merupakan tumpuan pada bagian depan mobile
crane yang berfungsi untuk membuat mobile crane tetap stabil pada
saat mengangkat beban pada crane.
14. Auxiliary hook block merupakan penahan hook pada crane saat
sedang tidak dalam pemakaian agar terhindar dari resiko
kecelakaan kerja. .
15. Main hook block merupakan penahan hook pada crane saat sedang
tidak dalam pemakaian agar terhindar dari resiko kecelakaan kerja.
16. Main wire rope merupakan tali baja yang terbuat dari beberapa
wire (kawat) yang membentuk strand (untaian) membentuk
simpul, berfungsi sebagai komponen crane agar dapat beroperasi
untuk mengangkat beban.

Universitas Sriwijaya
33

Gambar 2.4 bagian-bagian mobile crane (Tadano, 2012)

2.7 Hal-hal yang mempengaruhi kekuatan boom crane

Menurut Ragil, (2015) agar tidak terjadi kecelakaan di dalam proses kerja
boom crane ada beberapa factor yang mempengaruhi kekuatan dari boom crane
itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut antara lain adalah

2.7.1 Mengetahui berat beban

Setiap beban memilik titik pusat (center of gravity), yaitu titik tengah dari
beban atau titik seimbang beban. Kemudian ada dua jenis beban berdasarkan
letak center of gravity yaitu :
a. Beban asimetris (Assymetrical load) merupakan beban dengan titik pusat
yang tidak tetap yang disebabkan oleh bentuk yang tidak beraturan atau
komposisi.
b. Beban simetris (Symmetrical load) merupakan beban dengan bentuk dan
komposisi yang seragam sehingga titik pusatnya berada tepat ditengah.

2.7.2 Letak titik pusat beban (center of gravity)

Merupakan titik pusat dari suatu beban berdasarkan beratnya atau titik
keseimbangan dari beban. Perlunya mengetahui titik pusat beban ini adalah
untuk menentukan dimana letak pengikatan supaya saat beban diangkat akan
berada dalam kondisi seimbang.

2.7.3 Sudut pengangkatan

Pada jenis ikatan basket hitch dan chocker (menjerat) akan membentuk
sudut dimana sudut tersebut mempunyai nilai faktor yang akan mempengaruhi
kapasitas pengangkatan.

Universitas Sriwijaya
34

2.7.4 Kapasitas Pengangkatan

Setiap peralatan angkat mempunyai kapasitas masing-masing dan terdapat


faktor keselamatan. Kapasitas peralatan tersebut dikenal dengan nama Safe
Working load (SWL), yaitu beban aman yang dapat diangkat oleh peralatan
angkat sehingga alat tetap dalam kondisi yang baik.
Biasanya peralatan akan digunakan untuk mengangkat sampai 75% dari
SWL, hal ini dimaksudkan untuk manjaga peralatan tidak cepat rusak dan untuk
mencegah terjadinya over load.

2.7.5 Beban Dapat dikendalikan

Pada saat beban diangkat dan dipindahkan, tidak boleh ada orang yang
berada di bawah beban tersebut. Oleh karena itu untuk mengontrol beban
diperlukan tali pengatur (tag line) atau tongkat (stiffy stick).

2.7.6 Kebutuhan Khusus

Setiap tempat mempunyai kebutuhan khusus yang harus dipenuhi untuk


menjaga kelancaran dalam kegiatan operasional seperti lingkungan lepas laut
yang memerlukan perhitungan terhadap besarnya angin, cuaca dan lain-lain.

2.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi produktifitas mobile crane

Menurut Darmawan, Wiranto, dan Nugraha, (2016) Produksi mobile crane


dihitung berdasarkan waktu siklus dan produksi persiklus sangat dipengaruhi
berbagi variabel .

Universitas Sriwijaya
35

2.8.1 Jenis Material

a. Berat material
Berat material adalah salah satu sifat fisik material yang mempunyai
pengaruh besar terhadap produksi, seperti memuat, mendorong, mengangkat,
menghampar dan lain-lain. Pengaruh berat ini sangat besar terhadap kemampuan
operasi alat.
b. Bentuk material
Pada dasarnya ada tiga bentuk material yang dapat diangkat oleh alat berat
yaitu : padat, cair dan padat cair. Material padat dapat dikerjakan dengan
bulldozer, power shovel, tower crane, mobile crane dan lain-lain. Material cair
dapat dikerjakan dengan clamsell.

c. Kohesivitas Material

Kohesivitas material merupakan daya ikat atau kemampuan saling


mengikat diantara butir-butir material tersebut. Material dengan kohesivitas
tinggi akan mudah menumpuk. Jadi jika material ini berbeda pada suatu tempat
maka volume material dapat lebih besar dari volume ruang. Sedangkan material
yang akan mempunyai kohesivitas kurang baik akan menempati ruang tidak
melebihi kepasitas bucket alat rata-rata dan dapat lebih kecil.

2.8.2 Ketinggian Alat

Mobile Crane direncanakan untuk mengangkat dan menepatkan material


yang dibawah menuju ketinggian bangunan, demikian posisi mobile crane harus
berada dibawah bangunan yang sedang dikerjakan sehingga menyebabkan
lamanya waktu siklus akan bertambah sesuai dengan ketinggian bangunan. Hal
lain yang menyebabkan bertambahnya waktu siklus adalah kecermatan operator
untuk melihat material yang berada dibawah akan berkurang.

Universitas Sriwijaya
36

2.8.3 Sudut Putar

Sudut Putar adalah sudut yang dibentuk oleh slewing (berputar) unit mulai
dari mengisi sampai kepada membongkar muatan. Besarnya sudut putaran dari
0º sampai 80º. Sudut putar ini akan mempengaruhi waktu siklus, semakin besar
sudut putar maka akan semakin besar waktu siklus.

2.8.4 Kondisi Medan Kerja

Kondisi kerja memberikan gambaran tentang keadaan lokasi tempat


operasi alat berat. Ada tempat operasi yang sempit dan berdekatan dengan jalan
raya, bisa juga berdekatan dengan rumah penduduk, hal ini membuat operator
mobile crane tidak bisa leluasa bergerak sehingga operator dituntut untuk lebih
berhati-hati menggerakan mobile crane khususnya pada saat melakukan gerakan
berputar (slewing). Kondisi medan kerja akan berpengaruh terhadap waktu
siklus, sebab semakin sulit medan kerja maka waktu siklus akan bertambah lama.
Lain halnya jika medan kerja yang luas, jauh dari permukiman penduduk dan
lapangan bisa tertata dengan baik sehingga memudahkan operasi mobile crane.
Melakukan pengelolaan peralatan dengan baik sehingga hubungan kerja antara
satu divisi pekerjaan dengan divisi yang lain bisa bekerja secara silmultan
sehingga tercipta suatu kondisi kerja yang sangat harmonis.

2.9 Rigging Study

Rigging merupakan suatu metode untuk menangani material beban besar


dengan menggunakan tali, baik tali dari serat sintetik ataupun tali serat baja
(sling). Pada kasus rigging ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Dimensi dari peralatan yang akan diangkat.
2. Berat beban yang akan diangkat.
3. Titik pusat gaya beban yang akan diangkat
4. Dimensi sling

Universitas Sriwijaya
37

5. Shackle
6. Lifting lug
7. Spreader beam dan Equalizer beam

2.9.1 Arrangement Sling

Pengaturan sling untuk mengangkat beban sangat penting karena


berpengaruh pada kekuatan dan keseimbangan beban pengangkatan. Selain sling
biasanya pengangkatan beban juga menggunakan shackle dan lifting lug.
Keuntungan dari penggunaan shackle adalah kita dapat menggunakan 1 sling
untuk beberapa obyek yang akan diangkat atau dipindahkan sebab shackle
sangat mudah untuk dipasang dan dilepas kembali.

Gambar 2.5 Dimensi sling pada pengangkat beban (Leach, 2002)

Universitas Sriwijaya
38

2.9.2 Spreader Beam dan Equalizer Beam

Spreader beam biasanya digunakan untuk mengangkat beban yang


panjang karena spreader beam berfungsi untuk meminimalkan bahaya terungkit
(tipping), licin (sliding), lengkung (bending) yang diakibatkan sudut sling terlalu
kecil. Kemudian Equalizer beam digunakan untuk menstabilkan beban yang
terdapat pada sling yang mempunyai dua kawat baja (wire rope) yang
digabungkan untuk menaikkan beban.

Gambar 2.6 Spreader beam dan equalizer beam (Leach 2002)

2.10 Gaya (Force)

Seorang yang mendorong meja, meja yang tadinya diam sekarang bisa
bergerak. Meja bisa bergerak karena orang memberikan sesuatu kekuatan

Universitas Sriwijaya
39

melalui dorongan, kekuatan itulah yang kita namakan sebagai gaya. Gaya adalah
dorongan atau tarikan yang dapat menyebabkan benda bergerak. Jadi bila kita
menarik atau mendorong benda hingga benda itu bergerak maka kita telah
memberikan gaya terhadap benda tersebut. Besar kecilnya gaya dapat diukur
menggunakan alat yang bernama neraca pegas atau dinamometer. Sedangkan
satuan gaya dinyatakan dalam satuan Newton yang biasa ditulis dengan huruf N.
Kata Newton diambil dari nama Sir Isaac Newton, seorang ahli matematika dan
ilmuwan besar. Besarnya gaya yang diperlukan untuk menarik benda akan
ditunjukkan oleh jarum pada skala dinamometer.

Gambar 2.7 Gaya pada telescopic boom (Hakim, 2017)

2.11 Metode Elemen Hingga

Metode elemen hingga adalah proses numeris yang dapat dipakai untuk
menyelesaikan masalah dalam bidang rekayasa, seperti analisis struktur

Universitas Sriwijaya
40

frekuensi pribadi dan mode shapnya, perpindahan panas, elektromagnetis, dan


aliran fluida. Menurut Santoso , Sulandari, dan Pranata, (2012) Dalam mekanika
struktur sifat material yang mengalami tegangan nonlinier diperhitungkan
karena menyebabkan runtuh atau rangkak, dan munculnya tekuk lokal. Material
disebut nonlinier apabila sifat dari material adalah fungsi dari kondisi tegangan
atau regangan, termasuk elastisitas nonlinier, plastisitas dan rangkak. Masalah
yang timbul dalam material adalah material menjadi nonlinier karena kekakuan,
dan kemungkinan termasuk akibat beban yang menjadi fungsi dari peralihan atau
deformasi. Menurut Suprihanto dan Wibowo, (2005) penyelesaian perhitungan
tegangan nonlinier dapat menggunakan variabel dari aljabar, differensial suatu
daerah serta memenuhi syarat-syarat batas. Penentuan syarat batas adalah tidak
mudah meskipun untuk masalah sederhana. Metode Elemen Hingga (Finite
Element Method) adalah suatu metode numerik dengan tujuan memperoleh
pemecah pendekatan dari suatu persamaan diferensial parsial (Partical
Differential Equation).

2.12 Tegangan dan Regangan

2.12.1 Tegangan

Tegangan (stress) pada benda didefinisikan sebagai gaya persatuan luas


penampang benda tersebut. Tegangan diberi simbol σ (sigma). Secara matematis
dapat ditulis sebagai berikut. (Avianto, Imron, & Sujiatanti, 2013)

F
σ
A

Dimana : σ = Tegangan (N/m2)


F = Besar gaya tekan/tarik (N)
A = Luas penampang (m2)

Universitas Sriwijaya
41

2.12.2 Regangan

Regangan (strain) didefinisikan sebagai perbandingan antara penambahan


panjang benda ΔL terhadap panjang mula-mula L. Regangan dirumuskan
sebagai berikut (Avianto, Imron, & Sujiatanti, 2013)

ΔL
e
L
Dimana :
e = Regangan
ΔL = Pertambahan panjang (m)
L = Panjang mula-mula (m)

2.12.3 Modulus Elastisitas

Selama gaya F yang bekerja pada benda tidak melampaui batas


elastisitasnya, maka perbandingan antara tegangan (σ) dengan regangan (ε)
adalah konstan. Bilangan (konstanta) tersebut dinamakan modulus elastis atau
modulus Young (E). Jadi, modulus elastis atau modulus Young merupakan
perbandingan antara tegangan dengan regangan yang dialami oleh suatu benda.
Secara matematis ditulis seperti berikut (Avianto, Imron, & Sujiatanti, 2013)

σ
E
e

Dimana : E = Modulus elastis (N/m2)


σ = Tegangan (N/m2)
e = Regangan

Universitas Sriwijaya
42

2.13 Simulasi

Simulasi adalah proses perancangan model matematis atau logis dari


sistem nyata, melakukan eksperimen terhadap model dengan menggunakan
komputer untuk menggambarkan, menjelaskan, dan memperediksi perilaku
sistem (Hoover dan Perry, 1990).

Simulasi model dengan menggunakan software Computer Aided Design


(CAD) sangat membantu pekerjaan para insinyur dalam menganalisa suatu
bagian dan pemasangan. Pada saat ini aplikasi simulasi sangat banyak digunakan
untuk mempersentasikan suatu kejadian dengan software terhadap keadaan
nyata. Hasil analisa dari simulasi didasarkan dari hasil numerik yang telah
diintegrasikan pada software CAD. Pendekatan simulasi diawali dengan
pembuatan model mendekati sistem nyata. Model tersebut harus dapat
menunjukkan bagaimana komponen dalam sistem saling berinteraksi sehingga
benar-benar menggambarkan perilaku sistem, setelah model dibuat maka model
tersebut ditransformasikan ke dalam program komputer sehingga
memungkinkan untuk disimulasikan.

Universitas Sriwijaya
43

BAB 3
METODELOGI PENELITIAN

3.1 Diagram Alir Penelitiaan

Mulai

Studi Literatur Pengambilan Data

Perhitungan Lengan Crane


Menggunakan Permodelan CAD

Hasil Perhitungan Distribusi


Tegangan Dan Regangan
Pembahsan Dan Kesimpulan

Tidak

Tegangan Max Universitas Sriwijaya


dibawah
tegangan izin
44

Ya

Selesai

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

3.2 Langkah Penelitiaan


27

Untuk melakukan analisis pada boom crawler crane, maka dibuat


urutan proses agar dalam pengerjaan studi kasus ini dapat berjalan baik. Urutan
ini dilakukandimulai dari awal hingga pembahasan tentang materi laporan ini.

3.3 Pengambilan Data

Pada tahapan penelitin ini dilakukan beberapa tahapan-tahapan kegiatan


yang bertujuan agar penelitian dapat berjalan dengan baik dan lancar dimulai
dari tahap perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data dan analisa hasil
penelitian agar mendapatkan hasil analisa yang akurat.

3.3.1 Permodelan

Berikut merupakan permodelan pada dimensi Mobile Crane, dengan


beban maksimum 55 ton fungsi dari permodelan ini untuk melihat suatu analisis
untuk kondisi yang mendekati kondisi aktual.

Universitas Sriwijaya
45

Gambar 3.2 Dimensi Mobile Crane (Tadano, 2012)

Gambar 3.3 Panjang Boom Telescopic Mobile Crane (Tadano, 2012)

3.3.2 Asumsi

Asumsi digunakan untuk mempermudah penelitian dalam melakukan


simulasi dan visualisasi model. Adapun asumsi yang diberikan sebagai berikut:

a. Material pada beban sesuai dengan spesifikasi standar.

b. Pada komponen-komponen yang kurang berpengaruh pada simulasi dan


visualisasi model konstruksi, diasumsikan tidak ada

Universitas Sriwijaya
46

Universitas Sriwijaya
47

Universitas Sriwijaya
48

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Mobile Crane

Pada Bab ini akan dilakukan simulasi dengan menggunakan software


autodesk inventor 2018, untuk mengetahui tegangan dan regangan yang terjadi
pada boom mobile crane. Agar tidak terjadinya kecelakaan kerja saat
pengangkatan beban pada boom mobile crane, kemudian hasil analisis data
dengan menggunakan perhitungan autodesk inventor dijadikan sebagai acuan
untuk melakukan proses simulasi ini. Berikut merupakan data dari mobile crane
yang akan diteliti.

Tabel 4.1 Data Mobile Crane (Tadano, 2012)

Spesifikasi Keterangan

Model Hydraulic Rough Terrain Crane

Tipe TR-550-XL-3

Applied Load 55 Ton

Total Boom Length for simulation 10.600 mm

Sudut Boom 60°

4.2 Simulasi Analisis Elemen Hingga pada Mobile Crane

Pada struktur yang digunakan untuk mempunyai kekuatan tinggi seperti


desain mobile crane umumnya menggunakan material baja high-strength low-
alloy (HSLA) yang setara dengan ASTM A242. Menurut (Budiarto & Saputra,
2017) baja HSLA memiliki kandungan sekitar 0,05% Carbon. Selain itu juga
mengandung elemen kromium, nikel, molibdenum, vanadium, titanium, dan

31

Universitas Sriwijaya
49

niobium. Baja HSLA mempunyai modulus young 200 x 103 MPa dan poisson’n
ratio 0,3. Disatu sisi HSLA adalah baja yang memiliki ketahanan korosi dan
mampunyai las yang baik.

Properti dari material HSLA harus secara keseluruhan terdefinisi, material


yang tidak terdefinisi maka simulasi tidak akan berjalan. Asumsi dari material
adalah konstan, artinya tidak ada perubahan disebabkan oleh waktu dan suhu
pada struktur properti dari material. Baja jenis ini umumnya digunakan pada
industri kendaraan, bahan konstruksi bangunan, konstruksi di industri
petrokimia, konstruksi dipengeboran minyak lepas pantai dan lainnya.

Gambar 4.1 Boom Mobile Crane

Gaya yang bekerja pada mobile crane merupakan gaya pembebanan


maksimum yang dapat diangkat oleh crane yaitu sebesar 55.000 kg x 9.8 m/s2 =
539000 N.

Universitas Sriwijaya
50

4.3 Simulasi Kondisi Batas

Fixed constraint adalah jenis boundary condition yang mengunci


pergerakan kesegala sumbu dan rotasi pada geometri yang dipilih. Pin constraint
adalah jenis boundary condition yang mengunci pergerakan pada arah radial,
aksial, atau tangential, bergantung pada pilihan arah yang dipilih. Frictionless
constraint adalah jenis boundary condition yang mengunci pergerakan pada arah
tegak lurus dari sebuah permukaan pada geometri yang dipilih.

Kondisi batas memberikan batasan pergerakan atau displacement pada


model. Peneliti menggunakan model analisis statis dengan Fixed constraint
maka untuk melakukan constraint pada model ini harus menghilangkan gerakan
translasi maupun gerakan rotasi.

Gambar 4.2 Penentuaan kondisi batas pada Mobile Crane

4.4 Studi Sensitifitas Mesh

Studi sensitifitas mesh atau biasa disebut uji konvergensi adalah suatu
analisis untuk menentukan jumlah elemen dengan menunjukkan nilai-nilai yang
tepat yang dapat diterima dalam suatu analisis berbasisis Metode Elemen Hingga
(David & Hutton, 2004). Mesh elemen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penyesuaian jumlah elemen pada komponen mesin, dimulai dari jumlah

Universitas Sriwijaya
51

elemen lebih sedikit (sangat kasar) kemudian ditambah sampai dengan jumlah
elemen yang lebih banyak (sangat halus). Analisis dilakukan dengan
membandingkan jumlah elemen yang berbeda-beda pada konstruksi boom
mobile crane. Perbandingan pada studi sensitivitas mesh ini adalah dengan nilai
Von mises menunjukan perbedaan yang dianggap cukup kecil.

Gambar 4.3 Studi Konvergensi Mesh (David & Hutton, 2004)

Pada tabel 4.2 berikut disajikan hasil Von mises stress dengan variasi
jumlah elemen mesh pada boom mobile crane.

Tabel 4.2 Hasil Von Mises Stress dengan variasi jumlah elemen mesh

Total Magnitute
Mesh Average Element Size
Element (MPa)
Mesh Sangat kasar 30379 22,13 0.3
Mesh Kasar 32124 13,68 0.2
Mesh Sedang 41244 27,74 0.15
Mesh Halus 69823 38,68 0.1
Mesh Sangat Halus 246596 43,49 0.05

Pada Gambar 4.4 dibawah berikut diperlihatkan hasil studi sensitivitas


mesh yang dilakukan.

Universitas Sriwijaya
52

Gambar 4.4 Grafik hasil studi perbandingan antara total jumlah element mesh
dengan Von mises stress

Berdasarkan Gambar 4.4 dapat diambil kesimpulan bahwa semakin


banyak jumlah elemen maka semakin besar pula nilai tegangan Von mises.
Sebagai contoh yang konvergen adalah pada iterasi ke tiga (mesh sedang) dengan
jumlah elemen 39985, sehingga pada pemodelan jumlah elemen komponen pada
keseluruhan mesin menggunakan hasil studi ini.

4.5 Generate a mesh

Pada software Autodesk Inventor terdapat fasilitas untuk pembuatan mesh


pada model yang akan disimulasikan. Fasilitas ini terdapat pada pilihan menu
Mesh. Pada software ini dapat dilakukan pengaturan mengenai ukuran elemen
penyusun mesh untuk model yang akan disimulasikan. Namun dapat juga
menggunakan pengaturan yang telah ditetapkan oleh software ini dari awal. Pada
simulasi FEA ini dilakukan pengaturan ukuran elemen agar proses simulasi
dapat berjalan dengan menggunakan memori yang ada pada komputer
penelitian. Jika ukuran elemen terlalu kecil maka memori yang dibutuhkan untuk
simulasi akan semakin banyak. Begitu pula sebaliknya jika ukuran elemen
dibesarkan maka memori yang dibutuhkan untuk simulasi akan semakin

Universitas Sriwijaya
53

berkurang. Namun terdapat kerugian dengan memperbesar ukuran elemen yaitu


hasil simulasi akan semakin jauh dari keadaan aktual.
Pengaturan mesh seperti yang terlihat pada Gambar 4.5 adalah sebagai
berikut.

Gambar 4.5 Pengaturan mesh

Ukuran elemen rata-rata digunakan untuk mengontrol rata-rata jarak


antara mesh nodes. nilai yang direkomendasikan adalah 0,100 sampai dengan
0,050. Ukuran eleman rata-rata yang digunakan pada simulasi ini adalah sebesar
0,150 satuan, sedangkan ukuran minimum elemen (Minimum Element Size) yang
digunakan pada simulasi ini adalah sebesar 0,2 satuan. Adapun Grading Faktor
yaitu digunakan untuk mengatur rasio tepi mesh yang berdekatan dimana daerah
mesh yang halus dan kasar bertemu. Peneliti menggunakan grading faktor 1,500.

Sudut putar maksimum digunakan untuk mengatur maksimum sudut mesh


yang digunakan pada lengkungan. nilai yang direkomendasikan adalah 30 o dan
60o. Peneliti menggunakan sudut maksimum sebesar 60o. Susunan mesh pada
desain mobile crane yang disimulasikan, seperti yang terlihat pada Gambar 4.6

Universitas Sriwijaya
54

dibawah ini, terlihat bahwa model ini menggunakan elemen berjumlah 41244
buah dan nodes berjumlah 78353 buah.

Gambar 4.6 Mesh View pada Mobile Crane

Setelah dilakukan proses simulasi didapatkan hasil simulasi model mobile


crane ini. Pada penelitian ini hasil simulasi yang dibahas adalah pada aspek
analisis tegangan, analisis faktor keamanan, dan analisis displacement. Dari
ketiga aspek ini kemudian dapat ditinjau apakah desain model mobile crane ini
layak digunakan atau tidak.

Universitas Sriwijaya
55

4.6 Hasil Simulasi Metode Elemen Hingga

4.6.1 Tegangan Von Mises

Von mises tegangan dari stress analysis hasil simulasi Metode Elemen
Hingga (FEA) diperoleh pada kondisi mobile crane dikenai gaya pembebanan
maksimum yang dapat diangkat oleh crane yaitu sebesar 539000 N.

Gambar 4.7 Von mises stress analysis result

Pada gambar diatas terlihat bahwa secara keseluruhan desain ditunjukkan


dengan warna biru yang bernilai di bawah 5.55 MPa, dari data ini dapat diketahui
bahwa struktur model desain pada mobile crane ini aman untuk digunakan dan
dioperasikan. Menurut Hibbeler, (2004) von mises dikatakan gagal, jika nilai
maksimum Von Mises stress material lebih dari atau melebihi kekuatan bahan
(strength of the material). Nilai maksimal von mises stress sebesar 27.74 MPa.
Nilai maksimum von mises stress ini terletak pada komponen boom and rool
holder.

Universitas Sriwijaya
56

4.6.2 Regangan

Pada Gambar 4.8 di bawah ini menunjukkan hasil strain dari stress
analysis, maka diperoleh hasil simulasi strain pada sebagaian struktur yang
terdapat pada bagian boom and rool holder dengan nilai dibawah 1.48 x 10-13
mm sedangkan strain maksimum sebesar 1.247 x 10-4 mm.

Gambar 4.8 Equivalent strain analysis result

4.6.3 Faktor Keamanan

Menurut Gunawan, (2009) Nilai faktor keamanan didapatkan dari


perbandingan antara yield strength material dari konstruksi (290 MPa) dibagi
dengan Von mises stress maksimum. Pada gambar dibawah dapat dilihat bahwa
seluruh bagian mobile crane memiliki nilai faktor keamanan yang cukup tinggi
yaitu 12-15, dan ini dapat diartikan bahwa konstruksi tidak terkena pengaruh
yang signifikan akibat Von mises stress maksimum yang terjadi.

Universitas Sriwijaya
57

Gambar 4.9 Safety factor analysis result

Berdasarkan hasil simulasi dapat disimpulkan bahwa nilai minimal safety


factor minimum sebesar 9.01 tersebut lebih dari nilai 1 yang tidak
mengindikasikan kegagalan atau permanent yield (Waguespack, 2014). Maka
dapat dikatakan bahwa struktur mobile crane aman digunakan untuk
pengangkatan beban sebesar 55 Ton.

4.6.4 Analisa Perpindahan

Berdasarkan simulasi yang terdapat pada Gambar 4.10 di bawah


menunjukkan hasil displacement analysis dari stress analysis. Diperoleh hasil
simulasi displacement pada sebagian struktur menunjukkan warna biru dengan
nilai di bawah 0.446 mm, sedangkan sebagian yang lainnya menunjukkan warna
biru muda dengan nilai 2.02-4.04 mm.
Displacement maksimal yaitu sebesar 2.23 mm teletak pada komponen
mur poros pengunci yang mana memang komponen tersebut sebagai komponen
penahan dari konstruksi Boom 3 dan boom and rool holder.

Universitas Sriwijaya
58

Gambar 4.10 Displacement analysis result

Universitas Sriwijaya
59

Universitas Sriwijaya
60

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Dari hasi simulasi Metode Elemen Hingga didapatkan bahwa


tegangan Von Mises maksimum yang terjadi pada model mobile crane
adalah sebesar 27.74 MPa dan tegangan ini tidak melebihi nilai yield
strength material ASTM A242
2. Dari hasil simulasi menunjukkan bahwa nilai equivalent strain yang
terjadi bernilai max 1,247e-04 dan terendah pada nilai 1,382e-13.
3. Dari informasi ini maka dapat diketahui factor keamanan minimum
pada mobile crane, yaitu sebesar 9.01. Selain itu didapatkan nilai
displacement yang terjadi pada mobile crane saat proses
pengangkatan beban adalah sebesar 2,23 mm, dan masih dalam
kisaran yang aman dan tidak melebihi nilai toleransi permanent yield.
4. Dari hasil simulasi ini dapat dikatakan bahwa baik pada aspek
kekuatan dan kekakuan structural desain mobile crane ini layak untuk
dioperasikan pada keperluan pengangkatan beban sebesar 55 Ton.

5.2 Saran

Karena keterbatasan penelitian ini maka diharapkan untuk penelitian


selanjutnya agar dapat dilakukan lebih mendalam tentang analisis menggunakan
perangkat lunak khususnya tentang analisis boom crane, karena dalam hal ini
analisis menggunakan perangkat lunak sangat berguna untuk mempersingkat
dan meminimalisir biaya dibandingkan dengan tidak menggunakan aplikasi
perangkat lunak.

Universitas Sriwijaya
61

4. DAFTAR RUJUKAN

Arief, M. R. (2010). Implementasi Constraint Untuk Menjamin Konsistensi Dan


Integritas Data Dalam Database. Jurnal Dasi Vol. 11 No. 2, 62-66.
Asiyanto. (2008). Manajemen Alat Berat Untuk Konstruksi . Jakarta: Pradya
Paramita Day.
Avianto, J., Imron, A., & Sujiatanti, S. H. (2013). Analisis Tegangan Yang
Terjadi Pada Geladak Kapal Tanker Akibat Pengaruh Perubahan Letak
Pembujur Geladak Dengan Metode Elemen Hingga. Teknik Pomits Vol
2 , 1-6.
Budiarto, & Saputra, A. A. (2017). Analisis Pengaruh Inhibitor Asam Askorbat
Terhadap Morfologi Permukaan dan Laju Korosi Media Air Laut Pada
Baja A242. Jurnal Karya Ilmiah, Volume 17 No. 1, 54-57.
Darmawan , M. S., Wiranto, P., & Nugraha, W. T. (2016). Produktivitas Mobile
Crane pada pembangunan gedung bertingkat . Program Studi Teknik
Sipil, Fakultas Teknik- Unpak , 6-8.
David , V., & Hutton. (2004). Fundamentals Of Finite Element Analysis.
McGraw-Hill.
Flood, I. (2010). Foresight Versus Simulation: Construction Planning Using
Graphical Constraint-Basesed Modeling . University of Florida , 3016-
3018.
Gunawan, I. (2009). Perencanaan Mesin Dan Analisa Statik Rangka Mesin
Pencacah Rumput Gajah Dengan Menggunakan Software Catia V5.
Jakarta, Universitas Gunadarma, 6-9.
Hakim, R. A. (2017). Analisis Gaya Pada Telescopic Boom Truck Crane XCMG
QY50K. Surakarta : Universitas Muhammadiyah.
Hibbeler, R. C. (2004). Static and Mechanics of Materials. New Jersey: SI
Edition.
Hoover, S. V., & Perry, R. F. (1990). Simulation: A Problem-Solving Approach.
Boston: Addison-Wesley Longman Publishing Co., Inc.
Leach, R. P. (2002). Bechtel Rigging Handbook (Second Edition). Amerika
Serikat: Bechtel Equipment Operations Inc.
Putra, T. (2009). Perancangan Tower Crane Dengan Kapasitas Angkat 6 Ton,
Tinggi Angkat 45 Meter, Radius 55 Meter, Untuk Pembangunan Gedung
Bertingkat . Medan : Sumatra Utara.

Universitas Sriwijaya
62

Ragil , N. A. (2015). Evaluasi Penerapan Keselamatan Kerja Pada Pekerjaan


Erection Girder Menggunakan Crawler Crane Di PT. ADHI KARYA
(Persero) TBK. 40-45.
Rahmanto, R. H. (2013). Analisis Desain Optimum Penyerapan Energi Material
Twistlock pada Harbour Mobile Gantry Crane Tipe EH 12 . Jurnal
Ilmiah Teknik mesin ,Vol 1 No.2 , 2.
Santoso , Y. A., Sulandari, N., & Pranata, Y. A. (Oktober 2012). Studi
Pendahuluan Simulasi Numerikal Metode Elemen Hingga Sambungan
Balok- Kolom Baja Tipe Clip Angle . Jurnal Teknik Sipil Volume 8 No
2 , 3-4.
Suprihanto, A., & Wibowo , D. B. (2005). Pengaruh Pemilihan dan Jumlah
Elemen Terhadap Besarnya Pcr Kolom Profil C Dengan Metode Elemen
Hingga . Traksi Vol. 3. No 2, 48-54.
Sutanto, E., & Soeharsono. (2014). Perancangan Gantry Crane Kapasistas 10
Ton Dengan Bantuan Software. Poros 12 Nomor 1, 80.
Tadano. (2012). Rough Terrain Crane GR 550 . Tokyo Japan.
Waguespack, C. (2014). Mastering Autodesk Inventor 2015 and Autodesk
Inventor LT 2015. Indianapolis, Indiana: John Wiley & Sons, Inc.
Wignjosoebroto, S. (1996). Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan .
Surabaya: PT Widya Guna .

LAMPIRAN

Universitas Sriwijaya
63

5. Stress Analysis Report

Analyzed File: Assembly8.iam

Autodesk Inventor Version: 2018 (Build 220112000, 112)

Creation Date: 30/10/2018, 13.40

Study Author: personal

Summary:

Author Gilbert Amora

Part Number Assembly8

Designer Gilbert Amora

Design Status WorkInProgress

Mass 14438.6 kg

Area 157560000 mm^2

Volume 1839310000 mm^3

x=-86.7428 mm
Center of Gravity y=-1293.33 mm
z=3979 mm

General objective and settings:

Universitas Sriwijaya
64

Design Objective Single Point

Study Type Static Analysis

Last Modification Date 06/10/2018, 22.27

Detect and Eliminate Rigid Body Modes No

Separate Stresses Across Contact Surfaces No

Motion Loads Analysis No

Mesh settings:

Avg. Element Size (fraction of model diameter) 0.15

Min. Element Size (fraction of avg. size) 0.2

Grading Factor 1.5

Max. Turn Angle 60 deg

Create Curved Mesh Elements No

Use part based measure for Assembly mesh Yes

5.2.1 Material(s)
Name Steel ASTM A242

Mass Density 7.85 g/cm^3

General Yield Strength 289.595 MPa

Ultimate Tensile Strength 413.7 MPa

Young's Modulus 199.959 GPa

Stress Poisson's Ratio 0.3 ul

Shear Modulus 76.9073 GPa

Boom 1
Boom 2
Boom Holder
Boom 2 Holder
Part Name(s) Boom 3
Boom 3 Holder
Boom and Roll Holder
Wheel
Wheel

Universitas Sriwijaya
65

Wheel
Wheel
Wheel
Wheel
Up Wheel
Up Wheel
Mur Poros Pengunci
Poros Pengunci
Mur Poros Pengunci
Mur Poros Pengunci
Poros Pengunci panjang
Poros Pengunci panjang
Boom 4
Mur Poros Pengunci
Dudukan

Name Stainless Steel

Mass Density 8 g/cm^3

General Yield Strength 250 MPa

Ultimate Tensile Strength 540 MPa

Young's Modulus 193 GPa

Stress Poisson's Ratio 0.3 ul

Shear Modulus 74.2308 GPa

Bushing 130mm
Part Name(s)
Bushing 130mm

Load Type Force

Magnitude 55000.000 N

Vector X -0.000 N

Vector Y -20425.231 N

Vector Z -51066.720 N

Universitas Sriwijaya
66

Constraint Type Fixed Constraint

Reaction Force Reaction Moment

Universitas Sriwijaya
67

Constraint Component Component


Magnitude Magnitude
Name (X,Y,Z) (X,Y,Z)

0N -236570 N m
Fixed 236570 N
55000 N 20425.2 N 0Nm
Constraint:1 m
51066.7 N 0Nm

Name Minimum Maximum

Volume 1839310000 mm^3

Mass 14438.6 kg

Von Mises Stress 0.000000034125 MPa 27.7442 MPa

1st Principal Stress -10.0428 MPa 18.8938 MPa

3rd Principal Stress -20.9821 MPa 5.11103 MPa

Displacement 0 mm 2.22983 mm

Safety Factor 9.0109 ul 15 ul

Universitas Sriwijaya
68

Universitas Sriwijaya
69

Universitas Sriwijaya
70

6.

Boom 1

Universitas Sriwijaya
71

Boom holder

Boom and rool holder

Universitas Sriwijaya
72

Boom 4

Mur poros pengunci

Universitas Sriwijaya
73

Poros pengunci

Wheel

Universitas Sriwijaya
74

Universitas Sriwijaya
75

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai