Anda di halaman 1dari 27

PERENCANAAN ULANG SISTEM TRANSMISI SABUK V

PADA MESIN JAHIT BUTTERFLY

LAPORAN PRAKTIKUM DESAIN ELEMEN MESIN 2

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan

Praktikum Desain Elemen Mesin 2

Oleh :

Zaenal Mustofa

2111161074

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS JENDRAL ACHMAD YANI

2019
LAPORAN PRAKTIKUM

DESAIN ELEMEN MESIN 2

PERENCANAAN ULANG SISTEM TRANSMISI SABUK V

PADA MESIN JAHIT BUTTERFLY

Oleh :

Zaenal Mustofa

2111161074

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS JENDRAL ACHMAD YANI

2019

`
ii
Lembar Pengesahan

“PERENCANAAN ULANG SISTEM TRANSMISI SABUK V

PADA MESIN JAHIT BUTTERFLY”

Oleh :

Zaenal Mustofa

2111161074

JURUSAN TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS JENDRAL ACHMAD YANI

Tim Pembimbing

Cimahi, 03 Januari 2019

Mengetahui
Koordinator Dosen Pembimbing

(War’an Rosihan,S.T.,M.T.,) (War’an Rosihan,S.T.,M.T.,)


NID.412117868 NID.412117868

`
iii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji Syukur Kami Panjatkan Kehadirat Allah SWT Atas Segala Limpahan Rahmat
dan Karunia-Nya Atas Terselesaikannya Tugas Elemen Mesin ini, Walaupun Sekiranya
Masih jauh dari Tahap Kesempurnaan.

Dalam Tugas Elemen Mesin ini, penulis mencoba Menganilisis V-Belt Pada Sebuah
Mesin jahit dengan Daya Motor dan Putaran Tertentu. Dalam Analisis Belt ini Penulis
Mengambil Literatur dari Berbagai Buku-Buku Mesin, Mencari Referensi Lewat Internet dan
Masukan dari Teman-Teman Serta Dosen.

Penulis Hendak Mengucapkan Banyak Terima Kasih kepada Bapak War’an


Rosihan,ST.,MT Yang Sudah Membantu Serta Menjadi Pembimbing dalam Penyusunan
Tugas Elemen Mesin ini. Serta Kepada Rekan-Rekan Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin
UNJANI.

Akhir Kata Penulis Mengharapkan Adanya Sumbang Saran Yang Dapat Bermanfaat
Bagi Penulis untuk Memperbaiki Isi Analisis Ini.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Bandung, 03 Januari 2019

Zaenal Mustofa
NIM.2111161074

`
iv
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ 4

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1

1.2 Tujuan ................................................................................................................................... 2

1.3 Batasan Masalah ................................................................................................................... 2

BAB II DASAR TEORI............................................................................................................ 3

2.1 Belt ........................................................................................................................................ 3

2.2 Rangkaian Sabuk Dan Puli ................................................................................................... 6

2.3 Perencanaan ........................................................................................................................ 10

BAB III METEDOLOGI ........................................................................................................ 13

3.1 Diagram Alir ....................................................................................................................... 13

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................. 15

4.1 Data ...................................................................................................................................... 15

4.2 Analisis ............................................................................................................................... 15

BAB V PENUTUP.................................................................................................................... 17

4.1 Kesimpulan ......................................................................................................................... 17

4.2 Saran ................................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 18

LAMPIRAN – LAMPIRAN.................................................................................................... 19

`
v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menjahit adalah pekerjaan menyambung kain, bulu, kulit binatang, dan
bahan-bahan lain yang bisa dilewati jarum jahit dan benang. Menjahit dapat
dilakukan dengan tangan memakai jarum tangan atau dengan mesin jahit.
Menjahit sudah dikenal orang sejak 20.000 tahun yang lalu, jauh sebelum orang
mengenal cara menenun. Pada tahum 1790. Penemu berkebangsaan Inggris,
Thomas Saint menciptakan mesin jahit pertama. Sebelumnya, penemu
berkebangsaan Jerman, Karl Weisenthal sudah menciptakan jarum mesin jahit
yang pertama, namun tidak berhasil menyelesaikan rancangan mesin jahit
ciptaannya. Mesin jahit ciptaan Saint tidak diproduksi dan hanya sampai pada
tahapan model untuk pendaftaran paten. Sedangkan pada tahun 1830, penjahit
Perancis Barthelemy Thimonnier menciptakan mesin jahit yang dapat dipakai
untuk menjahit.

Sampai pada saat ini masih banyak orang melakukan kegiatan menjahit,
baik bagi orang sehat jasmani maupun penyandang cacat fisik. Mulai dari
menjahit dilakukan secara manual menggunakan tangan, menggunakan mesin
jahit model lama, maupun mesin jahit model tarbaru. Sadangkan untuk
penyandang cacat fisik dibutuhkan alat untuk membantu pekerjaannya secara
otomatis sehingga pekerjaan akan menjadi lebih mudah dan cepat, sehingga akan
menghemat waktu pekerjaan dan tenaga, karena tidak perlu menggerakkan kaki
untuk mendayung ataupun menekan tombol untuk menggerakkan mesin jahit akan
tetapi cukup menggerakkan tangan untuk dideteksi oleh sensor. Dengan demikian
bisa mempermudah pengguna untuk menjahit karena tidak perlu lagi
menggunakan kaki untuk mendayung atau menekan switch yang ada di bawah
meja mesin jahit.

Dengan begitu di era modern ini, suatu alat-alat permesinan merupakan alat
yang penting dan vital untuk menunjang peralatan-peralatan yang berbasis
keteknikan. Dikarenakan V-Belt merupakan komponen mesin yang sangat vital dan
berpengaruh besar terhadap kinerja suatu mesin penepung, maka dalam hal
perencanaan suatu V- Belt pada mesin jahit haruslah tepat, ini dimaksudkan untuk
mendapatkan Kinerja V-belt yang efektif, maksimal, ekonomis dan sesuai dengan
standar yang sudah ditetapkan. V-belt sangat dibutuhkan untuk mendukung kinerja
suatu alat permesinan oleh karena itu ide-ide pengembangan serta inovasi
penggunaannya harus selalu ada, setidaknya kalaupun itu sulit seorang engineer harus
dapat merancang dan membuat V-belt supaya dapat bekerja dengan efektif dan
maksimal.

1
1.2 Tujuan
Dikarenakan dalam sebuah perencanaan suatu elemen mesin haruslah akurat dan teliti,
maka dalam analisis V-belt pada Mesin Jahit Butterfly ini terdapat beberapa tujuan yang
hendak dicapai, antara lain:
a. Dapat mengetahui Kekuatan Belt
b. Dapat mengetahui Material Belt

1.3 Batasan Masalah


Dalam Analisis suatu Belt pada Mesin Penepung Yang Harus diketahui adalah:
a. Panjang Belt (L)
b. Kecepatan Sabuk (V)
c. Sudut Kemiringan (α)
d. Sudut Kontak (θ)
e. Tegangan Maksimum Sabuk (F)

2
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Belt

Sabuk (Belt) adalah suatu elemen mesin yang terbuat dari bahan fleksibel yang dapat
digunakan dengan mudah untuk mentransmisikan torsi dan gerakan berputar dari suatu
komponen ke komponen lainnya, dimana belt tersebut dililitkan dengan puli yang melekat
pada poros yang akan berputar. (http://tugasakhiramik.blogspot.com/2013/02/belt-
transmisi-sabuk)

Sabuk atau yang sering disebut Belt merupakan suatu komponen Mesin Yang
Termasuk Vital, dimana belt ini nantinya akan meneruskan sebuah gaya yang diterima
dari puli untuk kemudian diteruskan pada gaya gerak mekanik. Dan apabila sebuah sabuk
atau belt mempunyai kualitas yang jelek dan tidak sesuai standar maka umur kerja dari
sebuah belt atau sabuk akan relatif pendek. (Ahmad Zaenuri, 2010)

Sabuk berfungsi untuk memindahkan tenaga melalui kontak antara belt dengan puli
yang digerakkan, kemampuan belt untuk memindahkan tenaga tergantung pada faktor-
faktor berikut:
- Tegangan Belt Terhadap Puli
- Gesekan antara Puli dan Belt
- Sudut Kontak antara Puli dan Belt
- Kecepatan Belt
Dan harus diperhatikan, untuk sabuk datar jarak maksimum antar poros tidak
boleh lebih dari 10 meter dan jarak minimumnya tidak boleh kurang dari 3-5 kali diameter
puli terbesar. (mumu komaro,2008)

- Macam-Macam Sabuk

Sabuk disebut juga ban mesin (Belt) dibagi menjadi 3 macam yaitu:

1. Belt Datar atau Rata (Flat Belt)

Belt jenis ini biasanya terbuat dari Leather Rubberized Fabric dan Cord. Flat
Belt jarang digunakan karena membutuhkan puli yang lebih besar, tempat yang
luas dan kurang fleksibel. Jenis belt ini umumnya digunakan di industri dengan
daya yang cukup besar dan jarak antar puli pun biasanya sampai 10 m. (R.S.
khurmi &
J.K. Gupta, 2005)

3
2. Belt Bentuk V (V-Belt)

Banyak digunakan untuk memindahkan beban antar puli yang berjarak pendek.
(R.S. khurmi & J.K. Gupta, 2005). Gaya jepit yang ditimbulkan oleh bentuk alur
V mempengaruhi gaya tarik atau load yang lebih besar sehingga menghasilkan
gaya jepit belt yang kuat. Efisiensi jenis belt ini mampu mencapai 45%.

3. Belt Bentuk Bundar (Circular Belt)


Jenis belt ini paling jarang digunakan, biasanya dipakai untuk mentransmisikan
daya yang kecil, dan jarak antar puli sampai 5 meter. Batas maksimum kecepatan
sabuk gilir (bentuk bundar) kurang lebih 35 m/s dan daya yang dapat
ditransmisikan adalah sampai 60 Kw. (R.S. khurmi & J.K. Gupta, 2005)

Gb.2.1 jenis belt (R.S. khurmi & J.K. Gupta, 2005)

V-Belt adalah sabuk atau belt yang terbuat dari bahan karet dan mempunyai
penampang berbentuk Trapesium, tenunan teteron dan semacamnya yang terdapat
di dalam kontruksi belt digunakan sebagai inti sabuk untuk membawa atau
menyalurkan tarikan yang besar. Sabuk V dibelitkan pada alur puli yang berbentuk
V pula, bagian sabuk yang membelit akan mengalami lengkungan sehingga lebar
bagian dalamnya akan bertambah besar. Gaya gesekan juga akan bertambah
karena pengaruh bentuk yang akan menghasilkan transmisi daya yang besar pada
tegangan yang relatif rendah. Hal ini merupakan salah satu keunggulan dari sabuk
V jika dibandingkan dengan sabuk rata (flat belt). (Sularso & Kiyokatsu Suga
1979)

4
Berikut Kelebihan Transmisi Belt jika dibandingkan Dengan Jenis Transmisi
Lain (Rantai dan Roda Gigi) antara lain: (R.S. khurmi & J.K. Gupta, 2005)

- Harganya murah
- Perawatan mudah
- Tidak berisik

Dengan beberapa kelebihan tersebut, V-Belt lebih banyak digunakan untuk


mentransmisikan daya yang tidak terlalu besar (± 500 Kw). Dan ini sering kita
jumpai dalam mesin-mesin industri rumah tangga. Misal pada mesin jahit. (Sularso
& Kiyokatsu Suga 1979)

Gb. 2.2 V-belt pada mesin jahit butterfly


Selain mempunyai kelebihan, transmisi Belt juga mempunyai Kekurangan jika
dibandingkan dengan transmisi rantai dan roda gigi, diantaranya: (R.S. khurmi &
J.K. Gupta, 2005)

- Umurnya Pendek (Mudah Aus)


- Sering terjadi Sliding
- Efisiensi Rendah
- Kapasitas Daya Kecil
- Tidak bisa mentransmisikan daya yang jarak antar poros puli lebih dari 10 m
(daya yang ditransmisikan akan lebih kecil sehingga tidak efisien).

5
2.2 Rangkaian Sabuk Dan Puli
Puli Belt merupakan salah satu elemen mesin yang berfungsi
untuk mentransmisikan daya seperti halnya sproket rantai dan roda gigi.
Bentuk puli adalah bulat dengan ketebalan tertentu, di tengah-tengah
puli terdapat lubang poros. Puli pada umumnya dibuat dari besi cor
kelabu FC 20 atau FC 30, dan ada juga yang terbuat dari baja.
(http://academia.edu/V-BELT_V-Belt)

Secara umum rangkaian sabuk dan puli dapat digolongkan menjadi:

a. Sabuk Terbuka
b. Sabuk Silang
c. Sabuk Seperempat Putaran
d. Sabuk Dengan Puli Pengencang
e. Sabuk Kompon
f. Sabuk Bertingkat
g. Sabuk Dengan Puli Pelepas

 Sabuk Terbuka
Sabuk V terbuka (open belt drive) seperti diperlihatkan pada
gambar dibawah ini digunakan untuk menghubungkan dua poros sejajar
yang berputar dengan arah yang sama. Jarak kedua sumbu poros besar,
sehingga sisi kencang sabuk harus ditempatkan di bagian
bawah.http://scribd.com/Sabuk-Belt-Pada-Mesin)

Gb.2.3 sabuk terbuka


(R.S. khurmi & J.K. Gupta, 2005)

6
 Sabuk Silang
Sabuk silang (cross or twist belt drive), disebut juga sabuk puntir
digunakan untuk dua poros yang sejajar dengan putaran berlawanan arah.
Perlu diperhatikan, bahwa terjadi persinggungan sabuk yang akan
menimbulkan pengikisan sabuk satu sama lain. Untuk menghindarinya poros-
poros harus mempunyai jarak maksimum 20x lebar sabuk, dengan kecepatan
dibawah 15 m/s.

 Sabuk Seperempat Putaran


Sabuk seperempat putaran (quarter turn belt drive), digunakan untuk
poros tegak lurus dan berputar pada suatu arah tertentu. Jika dikehendaki arah
lain perlu dipasang puli pengarah (guide pulley). Untuk mencegah lepasnya
sabuk, lebar bidang singgung puli harus lebih besar atau sama dengan 1,4
lebar sabuk.

Gb.2.4 sabuk seperempat putaran dan sabuk silang


(http://scribd.com/Sabuk-Belt-Pada-Mesin)

7
 Sabuk Dengan Puli Pengencang
Sabuk dengan puli pengencang, digunakan pada poros sejajar dengan
sudut kontak yang kecil.

Gb.2.5 sabuk dengan puli pengencang


(http://scribd.com/Sabuk-Belt-Pada-Mesin)

 Sabuk Kompon
Sabuk kompon (compound belt drive) digunakan untuk meneruskan
daya dari suatu poros ke poros lainnya melalui beberapa puli.

 Sabuk Bertingkat
Sabuk bertingkat digunakan jika dikehendaki perubahan kecepatan poros
yang digerakan pada waktu poros penggerak berputar pada kecepatan konstan.

Gb.2.6 sabuk bertingkat


(http://scribd.com/Sabuk-Belt-Pada-Mesin)

8
 Sabuk Dengan Puli Pelepas
Sabuk dengan puli pelepas digunakan jika dikehendaki menjalankan atau
menghentikan poros mesin tanpa mempengaruhi puli penggerak.
Puli yang terpasang pada mesin disebut fast pulley, dan puli yang
berputar bebas disebut loose pulley. http://scribd.com/Sabuk-Belt-Pada-Mesin)

Berikut Kontruksi bahan V-Belt:

Gb.2.7 kontruksi v-belt


(https://www.google.com/search?q=gambar+sabuk+belt)

Macam dan Tipe V-Belt

Gb.2.8 ukuran penampang belt

(https://www.google.com/search?q=gambar+sabuk+belt)

9
2.3 Perencanaan

Gb.2.9 sistem terbuka (R.S. khurmi & J.K. Gupta, 2005)

Keterangan :

X = Jarak Antar Poros (mm)

r1,r2 = Jari-Jari Puli 1 dan 2 (mm)

α = Sudut Kemiringan ( 0 )

θ = Sudut Kontak ( Rad)

Panjang Belt Keseluruhan :

 (r1  r 2) 2 
L =  (r  r )  2x   . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.1)
2 1
 x 


(R.S. khurmi & J.K. Gupta, 2005)

Kecepatan Linier Sabuk :

dN
V= . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..(2.2)
60
(R.S. khurmi & J.K. Gupta, 2005)

10
Sudut Kemiringan (Sin α) :

Sin α = r1  r2
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.3)
x
(R.S. khurmi & J.K. Gupta, 2005)

Sudut kontak (θ) :


 = 180°+2ɑ( .) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(2.4)
180
(R.S. khurmi & J.K. Gupta, 2005)

(R.S. khurmi & J.K. Gupta, 2005)

Keterangan :

T1 = Tegangan pada Sisi Kencang (kg)

T2 = Tegangan pada Sisi Kendor (kg)

V = Kecepatan Sabuk (m/s)

Daya Yang di Transmisikan :

(T1  T2 )V
P= . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.5)
75
(R.S. khurmi & J.K. Gupta, 2005)

11
Rasio Tegangan :

T
2,3 Log 1
= μθ . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.6)
T2

(R.S. khurmi & J.K. Gupta, 2005)

μ = Koefisien Gesek antara Puli dengan Belt

θ = Sudut Kontak (Rad)

Luas Penampang Sabuk :

A = b +c. xt . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.7)
2
(R.S. khurmi & J.K. Gupta, 2005)

Tegangan Tarik Sabuk :

F = m x a... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
(2.8)

(R.S. khurmi & J.K. Gupta, 2005)

12
BAB III
METEDOLOGI

3.1 Diagram Alir

Mulai

Studi
Literatur

Pembuatan
Desain

Perhitungan

Analisa

Pembuatan
Laporan

Selesai

13
3.2 Studi Literatur
Dalam proses studi literatur dilakukan pemahaman terhadap materi yang
menjadi dasar pembelajaran dalam kegiatan praktikum desain elemen mesin 2
ini. Proses ini dilakukan dengan cara mempelajari buku gambar teknik, buku
desain elemen mesin 2 dan internet seperti tatacara gambar teknik, perhitungan
panjang sabuk, kecepatan sabuk, kemiringan sabuk, sudut kontak, daya yang
ditransmisikan, rasio tegangan, luas penampang sabuk dan tegangan tarik
sabuk.

3.3 Pembuatan Desain


Dalam pembuatan desain disini penulis membuat beberapa bagian dalam
mesin jahit, penulis mulai menggambar dengan mensket pada kertas dengan
panduan buku paket gambar, setelah gambar sket selesai dipindahkan
menggunakan software autocad.

3.4 Perhitungan
Dalam perhitungan gaya-gaya pada mesin jahit penulis berfokus pada
bagian sabuk dan puli, perhitungan yang dicari meliputi perhitungan panjang
sabuk, kecepatan sabuk, kemiringan sabuk, sudut kontak, daya yang
ditransmisikan, rasio tegangan, luas penampang sabuk dan tegangan tarik
sabuk. Dengan panduan buku desain elemen mesin 2, pembimbing, teman-
teman dan internet.

3.5 Analisa
Pada mesin jahit butterfly tipe HFI 2207 dengan daya 120Watt dan 7000
Rpm didapat panjang belt sebesar 378,93 mm, kecepatan sabuk sebesar
2.33m/s, sudut kemiringan sabuk sebesar 19.47°, sudut kontak sebesar 3.82
Rad.

14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data

Puli Motor
Listrik Puli
Pegangan

Analisis Data Dari Mesin Jahit Butterfly

1. Daya (P) : 120 Watt


2. Putaran Mesin (N) : 7000 Rpm
3. Diameter puli yang digerakan (d2) : 60 mm
4. Diameter puli Penggerak (d1) : 20 mm
5. Jarak poros antar pully (C) : 120 mm
6. Jari-jaripuli (r2) : 30 mm
7. Jari-jaripuli (r1) : 10 mm
8. JenisBelt : MB 350

4.2 Analisis

a) Panjang Belt
L = 2C + 1,57(D+d) + (D-d)2 / 4C
= 2.120 + 1.57(60+20) + (60-20)2 / 4.120
= 378.93 mm

15
b) Kecepatan Sabuk

𝑑𝑝.𝑛𝑖
V = 60.1000

20.7000
=60.1000
= 2,33 m/s

c) Sudut Kemiringan

sin ɑ = 𝑟1−𝑟2
𝐶
= 60-20/120
= 0.3333
= 19.47°

d) Sudut Kontak

°
   π 
  Rad

16
BAB V
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari Analisis Tersebut Dapat Diketahui Panjang Belt Pada Mesin Jahit
Sebesar 378.93 mm Dan kecepatan sabuk sebesar 2.33 m/s cukup untuk
mentranmisi kan gaya pada puli dan masih terbilang aman buat sabuk agar
tidak putus karena kecepatannya rendah.

4.2 Saran
Mengingat Belt Merupakan Elemen Mesin Yang Vital Untuk
Mendukung Kinerja Suatu Mesin Penepung, Maka Dalam Perencanaan Belt
Pada Suatu Mesin Penepung Disarankan Agar Menggunakan Sabuk (Belt)
Dengan Kualitas Yang Baik Dan Sesuai Dengan Standart Yang Sudah
Ditetapkan. Hal Ini Bertujuan Untuk Menghasilkan Kinerja Mesin Yang
Maksimal Dan Efisien.

17
DAFTAR PUSTAKA

- Darmanto, Buku Ajar Elemen Mesin 1 2007


- http://academia.edu/V-BELT_V-Belt)
- http://en.wikipedia.org/wiki/Ultimate_tensile_strength
- http://indoteknik.com/v1/pi/engine-gx160t1qbhs/
- http://tugasakhiramik.blogspot.com/2013/02/belt-tramisi-sabuk.html
- http://www.alibaba.com/product-detail/Polyamide-nylon-flat-transmission-
belt_1591934223.html?s=p
- https://www.scribd.com/doc/51669910/Bahan-Kuliah-Elmes-2-Sabuk-dan-Pulli
- R.S. khurmi & J.K. Gupta,machine design (S.I. UNITS) 2005 : Eurasia
Piblishing House (Pvt.) Ltd.

- SULARSO,MSME &KIYOKATSU SUGA, DASAR PERENCANAAN


DAN PEMILIHAN ELEMEN MESIN P.T. PRADNYA PARAMITA
JAKARTA: 1979. Hlm.163

18
LAMPIRAN – LAMPIRAN

19
Gambar 1. Baut dan Ring

Gambar 2. Pengunci Puli

Gambar 3. Poros

20
Gambar 4. Motor Listrik dan Puli

Gambar 5. Pegangan dan Puli

21
22

Anda mungkin juga menyukai