Di Susun Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
CIMAHI
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua
sistemyang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang
dimampatkan untuk menghasilkan suatu kerja disebut dengan sistem Pneumatik.
Dalam penerapannya, sistem pneumatic banyak digunakan sebagai sistem automasi.
Pneumatik itu merupakan cabang teoretis aliran atau mekanika fluida dan tidak
hanya meliputi penelitian aliran-aliran udara melalui suatu system saluran, yang terdiri
atas pipa-pipa, selang-selang, gawai (device) dan sebagainya, tetapi juga aksi dan
penggunaan udara mampet.
Aliran (arus) gas dengan kecepatan yang tinggi atau pada beda tekanan yang
besar menimbulkan perbedaan masing-masing dalam hal massa volume dan massa
jenis, yang tidak dapat diabaikan lagi. Aliran gas seperti itu sangat berlainan
perilakunya jika dibandingkan dengan aliran zat cair dengan massa jenis yang tetap.
Sebagai sebutan dari bidang kejuruan teknik pneumatik dalam pengertian yang
lebih sempit lagi adalah teknik udara mampat (compressed air technology).
Udara atmosfer yang dihisap oleh kompresor dan dimampatkan dari tekanan
normal (0,98 bar) sampai dengan tekanan yang lebih tinggi ( biasanya antara 4 dan 8
bar) disebut udara mampat.
Pada mulanya pemakaian udara mampat terbatas untuk alat-alat kerja dengan peralatan
tumbuk atau putar. Setelah itu, terutama setelah perang dunia ke-2 peralatan-perlatan udara
mampat ini oleh sebab majunya perkembangan teknik, mekanisasi dan otomatisasi, lebih
banyak mendapatkan mengakuan sebagai alat bantu yang cocok sekali dalam pelaksanaan
produksi.
Disebabkan oleh penurunan tekanan udara dan suhu, atau juga disebabkan oleh
pemuaian udara mampat ini dalam suatu alat pneumatik maka energy potensial yang
terkandung dalam udara diubah menjadi energi kinetik, sehingga alat ini dapat
menghasilkan kerja mekanis. Dalam beberapa hal, tekanan udara mampat dapat
digunakan secara langsung. Fungsi udara mampat ini sebenarnya adalah sebagi sumber
tenaga. Dengan demikian , dalam motor udara mampat, ( pemakaian udara mampat)
akan terbagi dua jenis energi :
a. Energi aliran, dari udara mampat yang mengalir masuk, tetapi terutama.
b. Energi muaian, dari gasa yang memuai (jadi energi termis).
Seorang bangsa yunani bernama Ktezibios boleh dianggap sebagai salah satu
diantara penemu diantara (investor) pertama alat udara mampat. Lebih dari 2000 tahun
lalu ia membuat suatu meriam udara mapat untuk menembakan proyektil : tegangan
yang dibutuhkan untuk melempar benda ini dilakukan oleh udara yang dimampatkan
oleh penegangan dawai.
Begitu pasti halnya bahwa ada cabang industri lagi yang tidak menggunakan
udara-udara mapat, begitu sulit pun kita dapat membayangkan tidak adanya udara
mampat dalam suatu perusahaan produksi modern yang mana pun juga.
a. Dari penggerakan motor stasioner dan dari alat-alat tangan pneumatic yang
dapat diangkut (portable).
b. Melalui pengangkutan pneumatik.
c. Sampai teknik pengendalian dan pengaturan.
d. Dan pengolahan sinyal (data).
Suatu bagian secara garis besar lainnya dari pelaksanaan teknik pneumatic ini
membeda-bedakan :
1. Pneumatic gaya, yang berarti penyerahan gaya dan energy mekanik (dalam
seluruh bidang teknik mesin) :
a. Untuk mesin produksi dan peralatan pengangkutan.
b. Untuk penempatan ( silinder atau alat lainnya, sebagai motor linear atau
motor penyetel).
2. Pneumatic pengendali dan pengatur, ini merupakan teknik pengolahan
sinyal atau data yang hampir tidak membutuhkan tenaga ; hal ini terdapat
dalam lapangan pengerjaan-pengerjaan cermat dan fluidika.
Fluctuating
Atmospheric Gauge
Absolut
Pressure Pressur (PG)
Pressure ( Pab)
Vaccum
Pressure (Pv)
Pada dasarnya tekanan udara diatmosfer bumi ini tidaklah tetap / konstan. Hal
ini karena dipengaruhi oleh lokasi geografis dan cuaca yang ada. Tekanan udara disebut
vakum apabila tekanan yang ada didalamnya lebih kecil daripada tekanan udara
diatmosfer. Jadi daerah vakum ini dibatasi oleh garis nol didalamnya serta garis
tekanan atmosfer diatasnya. Adapun kondisi absolut pressure dan gauge pressure dapat
dilihat pada digram diatas.
a. Sistem tekanan tinggi
Untuk sistem tekanan tinggi, udara biasanya disimpan dalam tabung metal (Air
Storage Cylinder) pada range tekanan dari 1000 – 3000 Psi, tergantung pada keadaan
sistem.
Tipe dari tabung ini mempunyai 2 Klep, yang mana satu digunakan sebagai
klep pengisian, dasar operasi Kompresor dapat dihubungkan pada klep ini untuk
penambahan udara kedalam tabung. Klep lainnya sebagai klep pengontrol. Klep ini
dapat sebagai klep penutup dan juga menjaga terperangkapnya udara dalam tabung
selama sistem dioperasikan.
Energy Input
Supply Elements
Prosessing
Elements
Actuating Devices
Tekanan udara pada sistem pneumatik berkisar antara 6 sampai 10 bar (800-
1000 kpa). Sedangkan dalam praktikan yang dilaksanakan ini, tekanan udara yang
dipakai ialah 6 sampai 8 bar. Empat hal yang utama dalam sistem pneumatik adalah:
1. Energy Supply
2. Sensor
3. Processor
4. Actuator
Katup penentu arah dapat berfungsi sebagai pengontrol sensor, processor, atau
actuator, apabila katup penentu arah digunakan untuk mengontrol gerakan sebuah
silinder, maka katup ini berfungsi sebagai pengontrol grup actuator. Apabila digunakan
mengolah sinyal, maka katup ini berfungsi sebagai processor. Begitu pula apabila
dipakai untuk membaca sebuah gerakan, maka akan berfungsi sebagai sensor.
2.4.1 Energy supply Source
1. Compressor
Compressor adalah mesin yang digunakan untuk mengompresikan udara dari
tekanan rendah ke tekanan tinggi. Hal ini terjadi karena adanya perubahan volume
gas. Compressor udara yang biasa digunakan adalah;
5. Air lubricators
Peralatan ini berfungsi untuk menjamin pelumasan pada bagian yang
bergerak dari komponen pneumatic.
Katup 3 way dengan push button normally closed yang terbuat dari
2
polymer. katup ini teraktuasi bila push-button ditekan dan akan kembali pada posisi
normal jika tekanan dilepas. Hal ini terjadi karena adanya spring return.
Katup 3 way dengan push button, normally open terbuat dari plastik.. katup
2
ini teraktuasi dengan menekan push-button. Saat melepas push-button maka katup
akan kembali pada posisi wemula dengan media spring return.
Katup 5 way valve with solenoid switch. katup ini teraktuasi karena adanya
2
selector switch dan akan kembali ke posisi semula karena adanya spring return.
Katup 3 way lever valve terbuat dari polymer dengan pencekaman atau
2
penahanan dengan sistem putar (rotary detent system). katup ini akan teraktuasi
karena tekanan dari roller lever tergerak oleh silinder. Katup ini akan kembali pada
posisi normal karena adanya spring return setelah roller lepas dari silinder.
Katup 3 way roller valve with idle return dan push-in elbow ini terbuat dari
2
plastik. Pencekamannya menggunakan rotary putar. Katup ini teraktuasi ketika
tripoller tertekan oleh silinder, dan akan kembali pada posisi semula karena adanya
spring return.
Gambar 2.10 Katup 3 way roller lever valve with idle return, normally closed
2
6. 5/2 way single pilot valve
4 2
14
5 3
Single pilot valve digerakan dengan memberikan isyarat berupa udara yang
disalurkan melalui saluran 14 sehingga symbol aliran valve akan bergeser ke kiri.
Saat proses ini spring akan tertekan sehingga aliran udara dapat mengalir dari
saluran 1 menuju ke saluran 4, sedangkan udara yang mengalir melewati saluran 2
akan keluar melalui saluran 3.
Jika akan kembali ke posisi semula maka udara yang mengalir di saluran 14
akan berhenti sehingga spring dapat bergerak kembali ke posisi semula. Dari proses
ini membuat symbol aliran valve kembali ke posisi awal (bergeser ke kiri),
sehingga udara yang mengalir melalui saluran 1 akan disalurkan melalui sauran 2,
dan aliran pembuangannya akan disalurkan dari saluran 4 menuju saluran 5.
4 2
14 12
5 3
Double pilot valve digerakan dengan memberikan isyarat berupa udara yang
disalurkan melalui saluran 14 dan udara yang mengalir pada saluran 12 dimatikan
sehingga symbol aliran valve akan bergeser ke kiri. Dan prosen ini membuat aliran
udara dapat mengalir dari saluran 1 menuju ke saluran 4, sedangkan udara yang
mengalir melewati saluran 2 akan keluar melalui saluran 3.
Jika akan kembali ke posisi semula maka udara yang mengalir di saluran 14
akan berhenti dan udara akan mengalir melewati saluran 12. Dari proses ini
membuat symbol aliran valve kembali ke posisi awal (bergeser ke kiri), sehingga
udara yang mengalir melalui saluran 1 akan disalurkan melalui sauran 2, dan aliran
pembuangannya akan disalurkan dari saluran 4 menuju saluran 5.
Desain: katup shuttle valve with push-in elbow fittings terletak diatas plate yang
ditahan dengan penjepit katup.
Fungsi: shuttle valve berfungsi sebagai tempat aplikasi sinyal input 1 atau 1/3 (Or-
Function). Jika kedua input diberi tekanan secara bersamaan, maka
tekanan yang dapat menjangkau output adalah tekanan yang lebih tinggi.
2. Dual-Pressure Vlave
Desain: katup dual pressure dengan push-in elbow fittings terletak di atas plat yang
ditahan penjepit.
Fungsi: sebagai And-Function, yaitu bekerja apabila kedua lubang (saluran 1 dan
1/3) delalui udara bertekanan. Jika hanya salah satu saluran yang dilalui
udara, maka katup tidak bekerja.
3. Time Delay Valve, Normally Closed
Desain: Time Delay Valve, Normallyy Closed terletak di atas plat yang ditahan
oleh penjepit.
Fungsi: Katup ini akan teraktuasi bila mendapat sinyal dari port 1.2 setelah
waktunya diatur sesuai dengan keinginan. Katup ini akan kembali ke posisi
normal karena adanya spring. Pengaturan waktunya menggunakan screw.
1. 5 -way valve
2
A0 A1 B0 B1 C0 C1
4 2 4 2 4 2
5 3 5 3 5 3
1 1 1
2 2 2
C1 B0 A0
1 3 1 3 1 3
4 2
2
5 3
1
A1
1 3
4 2
5 3
1
2 2
B1 C0
1 3 1 3
2. Diagram Alir :
3. Komponen :
3 unit double acting cylinder
6 unit 3/2 Wave Valve roller spring return
6 unit manometer
5 unit 5/2 wave valve pneumatically control valve
4 unit kompresor
kabel/selang
4. Diagram Pemindahan :
5. Mekanisme Kerja :
6. Pengaplikasian Mesin :
3.2 Tugas Pneumatik
Kasus 1
Diagram Pemindahan
B
Kasus 2
Ketika tombol start atau push bottom pada katup 3/2 (1.2) ditekan udara
mengalir masuk dari lubang P (1) keluar melalui lubang A (4), lalu masuk pada
katup 3/2 a0 (1.4) melalui lubang P (1) dan jika roll itu ditekan maka akan
menggerakan Silinder A akan bergerak maju (A+) yang mana batang silinder
tersebut akan menekan roll katup 3/2 a1 (2.2) yang akan menggerakan Silinder B
bergerak maju (B+). Dan batang silinder B akan menekan roll yang ada pada katup
3/2 b1 (2.3) yang membuat Silinder B brgerak mundur atau (B-) setelah itu batang
silinder B menekan katup 3/2 b0 (1.3) yang akan membuat Silinder A bergerak
mundur atau (A-).
Diagram Pemindahan
B
Kasus 3
4.1 Kesimpulan
1 Sistem pneumatik mempermudah dalam melakukan proses pembentukan
2 Mempercepat dan mengefisiensikan suatu pekerjaan
3 Dengan adanya sistem Pneumatik, para operator mendapatkan kemudahan
dalam menyelesaikan pekerjaan.
4.2 Saran
1 Sehubungan dengan harga setiap komponen – komponen Pneumatik cukup
mahal, diperlukan perawatan yang intensif dan pengawasan saat penggunaan
seperti saat digunakan untuk praktikum.
2 Waktu Pelaksaaan praktikum lebih di tersusun dan jelas agar mahasiswa tidak
kebingungan menentukan modul mana saja yang sudah dan belum.
3 Komponen yang sudah tua sebaik nya di ganti agar mahasiswa tidak harus
mengganti apabila pada saat praktikum komponen patah karena sudah rapuh.
DAFTAR PUSTAKA
A0 A1 B0 B1 C0 C1 D0 D1
4 2 4 2 4 2 4 2
5 3 5 3 5 3 5 3
1 1 1 1
2 2 2 2
C0 A0 B0 C1
1 3 1 3 1 3 1 3
4 2
5 3
1 A1
4 2
1 3
2
2 5 3
1
4 2 B1
D0 1 3
1 3
2
2 5 3
1
D1
1 3
1 3
2.Diagram Alir :
3.Metode Intuitif :
4.Komponen :
5.Diagram Pemindahan :
6.Mekanisme Kerja :
7.Pengaplikasian Mesin :
Mesin Pemindah Barang (Komveyor)
B0 B1
A0 A1
4 2 4 2
5 3 5 3
1 1
2 2
B0 A1
1 3 1 3
4 2
2 5 3 2
1
A0 B1
1 3 1 3
2
1 3
2.Diagram Alir :
3.Komponen :
4.Diagram Pemindahan :
B
5.Mekanisme Kerja :