Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PRAKTIKUM

PNEUMATIK DAN HIDROLIK

Di Susun Oleh :

Zaenal Mustofa 2111161074

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

CIMAHI

2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada
telah mendorong manusia untuk melangkah lagi ke depan dengan penuh rasa optimis.
Hal tersebut harus ditunjang pula dengan sumber daya manusia dengan pengetahuan,
kemampuan dan kreatifitas yang tinggi. Jika tidak individu tersebut akan makin
tenggelam dan tergerus oleh arus globalisasi.
Seiring dengan tingginya aktivitas teknik saat ini, menyebabkan kebutuhan
akan instrument-instrument baru juga meningkat. Instrument tersebut dipakai agar
aktivitas yang ada dapat memiliki efektifitas dan efisiensi yang tinggi dalam proses
pengerjaanya.
Saat ini upaya-upaya mulai dari inovasi di bidang teknis mekanik atau pun
elektrik telah dilakukan dan di kembangkan untuk mencapai hal tersebut. Namun
upaya-upaya yang telah di lakukan tersebut masih belum dapat mencapai titik
maksimum dalam aplikasinya.
Atas dasar pemikiran tersebut, sistem Pneumatik dan Hidraulik kini mulai di
kembangkan. Perkembangan ini membuat system Pneumatik dan Hidraulik dapat di
aplikasikan ke berbagai bentuk. Kini bukan hanya industri berkapasitas besar, industri
kecil pun dapat mengaplikasikan sistem ini. Hal ini sangat penting karena akan
membantu menciptakan atmosfer kompetitif di bidang teknologi industri.
Elemen-elemen pneumatic maupun hidraulik telah mengalami perkembangan
yang pesat, terutama dalam proses pemilihan bahan, manufacturing, serta proses
desain. Gerakan yang dapat dilakukan oleh sistem Pneumatik dan Hidraulik ini antara
lain adalah gerakan melingkar (cyling), gerakanlurus (linier), dan gerakan berputar
(rotary).
Oleh karena itu pada praktikum Pneumatikdan Hidraulik ini, kami tertarik
untuk mengetahui mekanisme dan fungsi operasional komponen-komponen
Pneumatik dan Hidraulik serta bagaimana aplikasinya dalam kehidupan nyata.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun beberapa tujuan dari PraktikumPneumatik ini, antara lain :
1. Untuk memenuhi mata kuliah praktikum pneumatik dan hidraulik di
jurusan S1 teknik mesin Universitas Jenderal Achmad Yani CIMAHI.
2. Mengaplikasikan apa yang telah didapat di bangku perkuliahan.
3. Mengasah keterampilan dalam merangkai sistem pneumatik.
4. Mempelajari kemungkinan-kemungkinan permasalahan yang terjadi pada
rangkain sistem pneumatik
5. Mengetahui secara visual fungsi dari masing masing komponen sistem
pneumatik

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan, maka terdapat rumusan
masalah yang harus kita jawab dalam laporan ini, diantaranya :
1. Komponen apa saja yang harus dipersiapkan dan digunakan dalam merangkai
sistem pneumatik ?
2. Bagaiman prinsip kerja masing-masing rangkaian tersebut ?
3. Bagaimana pengaplikasian penggunaan pneumatik ?
BAB II
TEORI DASAR

2.1 Pengertian Pneumatik

Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua
sistemyang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang
dimampatkan untuk menghasilkan suatu kerja disebut dengan sistem Pneumatik.
Dalam penerapannya, sistem pneumatic banyak digunakan sebagai sistem automasi.

Prinsip kerja pneumatik adalah memanfaatkan udara bertekanan dari


kompresor yangkemudian didistribusikan ke sistem yang ada sehingga kapasitas sistem
terpenuhi. Masuk dan keluarnya udara didalam silinder diatur dari valve. Dengan
menyusun valve – valve ini kita dapat mrlakukan kontrol terhadap sistem
pneumatik, sehingga dapat berfungsi sebagaimana yang kita kehendaki.

Pneumatik itu merupakan cabang teoretis aliran atau mekanika fluida dan tidak
hanya meliputi penelitian aliran-aliran udara melalui suatu system saluran, yang terdiri
atas pipa-pipa, selang-selang, gawai (device) dan sebagainya, tetapi juga aksi dan
penggunaan udara mampet.

Pneumatik menggunakan hukum-hukum aeromekanik,yang menentukan


keadaan keseimbangan gas dan uap (khusus nya udara dan atmosfer) pada adanya gaya-
gaya luar (aerostatika),dan teori aliran (aerodinamika).

Aerodinamika mengenal bidang kejujuran teoritis dan bidang kejujuran bersifat


percobaan (eksperimental):

a. Persoalan-persoalan aeromekanika yang bersifat percobaan terutama di periksa


dalam terowongan-terowongan angin (percobaan atas model)
b. Aeromekanika teoretis memiliki sifat matematis yang kuat sekali,dengan mana
baru dapat di peroleh kemajuan-kemajuan yang kuat sekali,setelah ada dan
digunakannya mesin-mesin hitung elektrik.

Penerbangan telah memberikan dorongan dalam perkembangan


aerodinamik.aerodinamika teoritis menerapkan hokum-hukum dan metode-metode
hitung hidrodinamika,dalam teknik udara dan teknik penerbangan biasanya pengaruh
piskositas dan gesekan udara di abaikan, maka hasil-hasil praktis yang juga
memuaskan dapat di temukan melalui cara teoritis, yaitu :

a. Teori baling-baling (propeller).


b. Teori sayap dukung dan teori gaya angkat (lift) sayap dukung.
c. Teori lapisan batas.

Banyak sekali persoalan-persoalan pada pembuatan teknis, dan dalam berbagai


bidang kejuruan khusus hanya dapat dimulai dengan pertolongan aerodinamika teoritis
dan eksperimental, misalnya :

a. Berapa besar hambatan pada pipa dan alat ?


b. Berapa besar kehilangan tekanan dalam belokan dan saluran-saluran ?
c. Berapa besar hambatan dan gaya angkat dari sayap-sayap dukung?
d. Berapa besar pembebanan angin terhadap bangunan-bangunan ?

Penting sekali untuk konstruksi-konstruksi teknik antara lain, hal-hal seperti


berikut :

a. Distribusi kecepatan melalui penampang pipa jalan (perkembangan


kecepatan melalui radius pipa).
b. Pengaruh panjang pipa dan kekasaran dindingnya atas hambatan aliran.
c. Tindakan untuk mengurangi hambatan suatu benda dalam aliran gas.
Aerostatika, suatu bagian dari aeromekanika, memberi jawaban-jawaban
tentang tekanan-tekanan gas (terutama tekanan udara) dalam keadaan stedi, agar
dengan menerapkan ilmu gaya dapat ditentukan ketebalan suatu dinding atau bejana.

Hukum-hukum aerostatika dalam banyak hal hukum-hukum hidrostatika.


Perbedaannya terutama timbul dari zat cair : Zat cair dalam hidrostatika hamper tidak
termampatkan, sehingga masa jenisnya tidak berubah dengan perubahan tekanan,
sedangkan densitas (kerapatan) udara atau gas sangat tergantung pada tekanan.

Aliran (arus) gas dengan kecepatan yang tinggi atau pada beda tekanan yang
besar menimbulkan perbedaan masing-masing dalam hal massa volume dan massa
jenis, yang tidak dapat diabaikan lagi. Aliran gas seperti itu sangat berlainan
perilakunya jika dibandingkan dengan aliran zat cair dengan massa jenis yang tetap.

Pneumatik dalam pelaksanaan teknik udara mampat dalam industri (dunia


perusahaan) (dan khususnya dalam teknik mesin) merupakan ilmu pengetahuan dari
semua proses mekanis dimana udara memindahkan suatu gaya atau suatu gerakan. Jadi
pneumatik itu meliputi semua komponen mesin atau peralatan, dalam mana terjadi
proses-proses pneumatik.

Sebagai sebutan dari bidang kejuruan teknik pneumatik dalam pengertian yang
lebih sempit lagi adalah teknik udara mampat (compressed air technology).

Dalam pengertian teknik pneumatik meliputi : Alat-alat pergerakan, pengukuran,


pengaturan, pengendalian, penghubungan dan perentangan yang meminjam (mengambil)
gaya dan penggeraknya dari udara mampat.

Jadi, banyak sekali penggunaan yang berbeda-beda termasuk dalam bidang


kejuruan ini. Titik persamaan dalam penggunaan-penggunaan tersebut ialah sama-
sama menggunakan udara sebagai fluida kerja (jadi udara mampat sebagai pendukung
pengangkut dan pemberi tenaga).
2.2 Perkembangan Dan Kepentingan Pneumatik

Udara atmosfer yang dihisap oleh kompresor dan dimampatkan dari tekanan
normal (0,98 bar) sampai dengan tekanan yang lebih tinggi ( biasanya antara 4 dan 8
bar) disebut udara mampat.

Pada mulanya pemakaian udara mampat terbatas untuk alat-alat kerja dengan peralatan
tumbuk atau putar. Setelah itu, terutama setelah perang dunia ke-2 peralatan-perlatan udara
mampat ini oleh sebab majunya perkembangan teknik, mekanisasi dan otomatisasi, lebih
banyak mendapatkan mengakuan sebagai alat bantu yang cocok sekali dalam pelaksanaan
produksi.

Disebabkan oleh penurunan tekanan udara dan suhu, atau juga disebabkan oleh
pemuaian udara mampat ini dalam suatu alat pneumatik maka energy potensial yang
terkandung dalam udara diubah menjadi energi kinetik, sehingga alat ini dapat
menghasilkan kerja mekanis. Dalam beberapa hal, tekanan udara mampat dapat
digunakan secara langsung. Fungsi udara mampat ini sebenarnya adalah sebagi sumber
tenaga. Dengan demikian , dalam motor udara mampat, ( pemakaian udara mampat)
akan terbagi dua jenis energi :

a. Energi aliran, dari udara mampat yang mengalir masuk, tetapi terutama.
b. Energi muaian, dari gasa yang memuai (jadi energi termis).

Seorang bangsa yunani bernama Ktezibios boleh dianggap sebagai salah satu
diantara penemu diantara (investor) pertama alat udara mampat. Lebih dari 2000 tahun
lalu ia membuat suatu meriam udara mapat untuk menembakan proyektil : tegangan
yang dibutuhkan untuk melempar benda ini dilakukan oleh udara yang dimampatkan
oleh penegangan dawai.

Baru dalam abad pertengahan orang mulai mengadakan percobaan-percobaan


dasar dengan gas-gas dan dengan membuat perhitungan-perhitungan yang sekarang
ternyata masih berharga. Walaupun demikian sedikit sekali kemajuan yang telah
dicapai sasmpai kurang lebih 100 tahun yang lalu. Baru dengan dibangunnya jalan-
jalan kereta api dan terowongan-terowongan menumbus pegunungan yang diperlukan
untuk jalan-jalan ini, maka teknik udara mampat memang pertama-tama memenuhi
syarat-syarat untuk mengebor dalam formasi batu, yaitu :

a. Mengebor tanpa ada bahaya ledakan.


b. Pembangkitan kalor tidak seberapa (pada agregat bor).

Dalam tahun 1860 untuk pertama kalinya agregat-agregat bor pneumatik


digunakan secara besar-besaran pda pemboran terowongan (di pegunungan Alpen).
Dan sekitar 1886 dikota Paris dibuka pusat udara mampat untuk perusahaan-
perusahaan industri dengan kapasitas 18.000 kW.

Peralatan-peralatan pengangkutan pneumatic sudah dikenal sejak pergantian


abad dalam industri. Mula-mula peralatan ini digunakan untuk pengangkutan gandum,
memuatan dan pembongkaran pada kapal-kapal laut dan untuk penggunaan-
penggunaan serupa.

Pada taun-taun berikutnya pengangkutan dengan udara mampat ini semakin


banyak digunakan dalam cabang teknik lainnya, seperti dalam industri kimia,
pertambangan dan pusat tenaga listrik

Begitu pasti halnya bahwa ada cabang industri lagi yang tidak menggunakan
udara-udara mapat, begitu sulit pun kita dapat membayangkan tidak adanya udara
mampat dalam suatu perusahaan produksi modern yang mana pun juga.

Demikianlah orang dapat menemukan pelaksanaan-pelaksanaan pneumatic


banyak sekali dan beraneka ragam, misalnya :

a. Dari alat-alat peniup sampai pada otomat-otomat penuh yang terkendalikan


pneumatic.
b. Dari mesin-mesin alat kerja sampai mesin cuci otomatis atau mesin tenun
otomatis.
c. Dari meja angkat sampai mesin cetak.
d. Dari system-sistem ukur hingga pengendalian dan pengaturan-pengaturan
lengkap.
e. Dari alat-alat rentangan hingga pemberi-pemberi dorongan.

Keseluruhan bidang kegunaan pneumatic ini dapat dibagi dalam :

a. Dari penggerakan motor stasioner dan dari alat-alat tangan pneumatic yang
dapat diangkut (portable).
b. Melalui pengangkutan pneumatik.
c. Sampai teknik pengendalian dan pengaturan.
d. Dan pengolahan sinyal (data).

Alasan-alasan utama dan sekitarnya sudah jelas menerapkan pneumatik ini,


adalah jika harus dilakukan banyak tindakan dan selalu sama disamping produksi
sesungguhnya (jadi rugi waktu) agar digantikan menjadi kerja mesin (mekanik) seperti
pada :

a. Gerakan-gerakan yang memerlukan banyak udara dan melelahkan.


b. Keadaan dimana orang tidak dapat mengikuti kecepatan proses (posisi
produk yang tidak mencapai tujuan atau produk-produk yang salah letak).
c. Pengulanagan-pengulangan tak berhingga dari tindak pelepasan dan
penjepitan kembali produk-produk.

Suatu bagian secara garis besar lainnya dari pelaksanaan teknik pneumatic ini
membeda-bedakan :

1. Pneumatic gaya, yang berarti penyerahan gaya dan energy mekanik (dalam
seluruh bidang teknik mesin) :
a. Untuk mesin produksi dan peralatan pengangkutan.
b. Untuk penempatan ( silinder atau alat lainnya, sebagai motor linear atau
motor penyetel).
2. Pneumatic pengendali dan pengatur, ini merupakan teknik pengolahan
sinyal atau data yang hampir tidak membutuhkan tenaga ; hal ini terdapat
dalam lapangan pengerjaan-pengerjaan cermat dan fluidika.

Dengan sendirinya dalam kedua golongan tersebut juga terdapat pengecualian-


pengecualian, misalkan mesin bor dokter gigi merupakan suatu hasil-hasil pneumatik
gaya yang di gerakkan oleh udara mampat yang sekaligus juga merupakan gaya yang
di gerakkan oleh udara mampat yang sekaligus juga merupakan suatu hasil seksama
dari mekanik halus.

2.3 Tekanan Udara

Pneumatik akan memiliki daya optimal apabila menggunakan udara yang


proporsional. Sehingga dibawah ini akan ditunjukkan diagram variasi tekanan relatif
terhadap tekanan atmosfer.

Fluctuating
Atmospheric Gauge
Absolut
Pressure Pressur (PG)
Pressure ( Pab)

Vaccum
Pressure (Pv)

Pada dasarnya tekanan udara diatmosfer bumi ini tidaklah tetap / konstan. Hal
ini karena dipengaruhi oleh lokasi geografis dan cuaca yang ada. Tekanan udara disebut
vakum apabila tekanan yang ada didalamnya lebih kecil daripada tekanan udara
diatmosfer. Jadi daerah vakum ini dibatasi oleh garis nol didalamnya serta garis
tekanan atmosfer diatasnya. Adapun kondisi absolut pressure dan gauge pressure dapat
dilihat pada digram diatas.
a. Sistem tekanan tinggi
Untuk sistem tekanan tinggi, udara biasanya disimpan dalam tabung metal (Air
Storage Cylinder) pada range tekanan dari 1000 – 3000 Psi, tergantung pada keadaan
sistem.

Tipe dari tabung ini mempunyai 2 Klep, yang mana satu digunakan sebagai
klep pengisian, dasar operasi Kompresor dapat dihubungkan pada klep ini untuk
penambahan udara kedalam tabung. Klep lainnya sebagai klep pengontrol. Klep ini
dapat sebagai klep penutup dan juga menjaga terperangkapnya udara dalam tabung
selama sistem dioperasikan.

b. Sistem tekanan sedang


Sistem Pneumatik tekanan sedang mempunyai range tekanan antara 100 – 150
Psi, biasanya tidak menggunakan tabung udara. Sistem ini umumnya mengambil
udara terkompresi langsung dari motor kompresor.

c. Sistem tekanan rendah


Tekanan udara rendah didapatkan dari pompa udara tipe Vane. Demikian
pompa udara mengeluarkan tekanan udara secara kontinu dengan tekanan sebesar 1
–10 Psi. ke sistem Pneumatik.

2.4 Komponen-Komponen Pneumatik


Sistem pneumatik dapat digunakan apabila memenuhi persyaratan sebagai
berikut:

1. Dimanfaatkan untuk benda dengan berat yang relatif ringan


2. Digunakan pada sistem kontrol
3. Digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan biaya relatif murah
Pada sistem pneumatik untuk perangkat keras dan sinyal aliran, maka dapat
dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:

Energy Input
Supply Elements

Prosessing
Elements

Actuating Devices

Tekanan udara pada sistem pneumatik berkisar antara 6 sampai 10 bar (800-
1000 kpa). Sedangkan dalam praktikan yang dilaksanakan ini, tekanan udara yang
dipakai ialah 6 sampai 8 bar. Empat hal yang utama dalam sistem pneumatik adalah:

1. Energy Supply
2. Sensor
3. Processor
4. Actuator
Katup penentu arah dapat berfungsi sebagai pengontrol sensor, processor, atau
actuator, apabila katup penentu arah digunakan untuk mengontrol gerakan sebuah
silinder, maka katup ini berfungsi sebagai pengontrol grup actuator. Apabila digunakan
mengolah sinyal, maka katup ini berfungsi sebagai processor. Begitu pula apabila
dipakai untuk membaca sebuah gerakan, maka akan berfungsi sebagai sensor.
2.4.1 Energy supply Source

Yang termasuk kedalam Energy supply Source, antara lain:

1. Compressor
Compressor adalah mesin yang digunakan untuk mengompresikan udara dari
tekanan rendah ke tekanan tinggi. Hal ini terjadi karena adanya perubahan volume
gas. Compressor udara yang biasa digunakan adalah;

1. Positive displacement unit


2. Reciprocating piston
3. Rotary screw
4. Rotary valve

Gambar 2.1 Simbol Pneumatik Air Compressor

Gambar 2.2 Piston Compressor

2. Tangki udara (Air Receiver)


Yaitu peralatan yang berfungsi untuk menyimpan udara dari kompresor dan
memberikan udara bertekanan konstan untuk system pneumatic. Ukuran dari air
receiver tergantung dari banyaknya konsumsi udara untuk aplikasi (digunakan pada
sistem).
3. Air filter
Peralatan ini berfungsi untuk menghilangkan kontaminasi udara sebelum
didistribusikan ke system pneumatic (aktup dan actuator). Penyebab utama
kerusakan komponen pneumatic adalah debu dan uap air.

Gambar 2.3 Filter

4. Air pressure regulator


Peralatan ini berfungsi untuk menjaga tekanan agar tetap dalam kondisi stabil
atau konstan. Dan dapat juga untuk mengatur suplai tekanan udara.

Gambar 2.4 Air Pressure Regulator

5. Air lubricators
Peralatan ini berfungsi untuk menjamin pelumasan pada bagian yang
bergerak dari komponen pneumatic.

Gambar 2.5 Filter Regulator Lubricator


2.4.2 Input Element

Katup adalah sistem pneumatik yang dapat berfungsi sebagai Directional


Control Valve (DCV) yang digunakan untuk mengarahkan aliran fluida (udara) serta
merubah, menghasilkan, maupun membatalkan sinyal untuk tujuan sensing,
processing, dan controlling. Macam-macam DCV antara lain:

1. 3 way valve with push-button, normally closed


2

Katup 3 way dengan push button normally closed yang terbuat dari
2
polymer. katup ini teraktuasi bila push-button ditekan dan akan kembali pada posisi
normal jika tekanan dilepas. Hal ini terjadi karena adanya spring return.

Gambar 2.6 Katup 3 way dengan push button normally closed


2

2. 3 way valve with push-button, normally open


2

Katup 3 way dengan push button, normally open terbuat dari plastik.. katup
2
ini teraktuasi dengan menekan push-button. Saat melepas push-button maka katup
akan kembali pada posisi wemula dengan media spring return.

Gambar 2.7 Katup 3 way dengan push button, normally open


2
3. 5 way valve with selenoid switch
2

Katup 5 way valve with solenoid switch. katup ini teraktuasi karena adanya
2
selector switch dan akan kembali ke posisi semula karena adanya spring return.

Gambar 2.8 Katup 5 way valve with solenoid switch.


2

4. 3 way roller lever valve , normally closed


2

Katup 3 way lever valve terbuat dari polymer dengan pencekaman atau
2
penahanan dengan sistem putar (rotary detent system). katup ini akan teraktuasi
karena tekanan dari roller lever tergerak oleh silinder. Katup ini akan kembali pada
posisi normal karena adanya spring return setelah roller lepas dari silinder.

Gambar 2.9 Katup 3 way roller lever valve , normally closed


2

5. 3 way roller lever valve with idle return, normally closed


2

Katup 3 way roller valve with idle return dan push-in elbow ini terbuat dari
2
plastik. Pencekamannya menggunakan rotary putar. Katup ini teraktuasi ketika
tripoller tertekan oleh silinder, dan akan kembali pada posisi semula karena adanya
spring return.

Gambar 2.10 Katup 3 way roller lever valve with idle return, normally closed
2
6. 5/2 way single pilot valve

4 2
14

5 3

Gambar 2.11 Katup 5/2 way single pilot valve

Single pilot valve digerakan dengan memberikan isyarat berupa udara yang
disalurkan melalui saluran 14 sehingga symbol aliran valve akan bergeser ke kiri.
Saat proses ini spring akan tertekan sehingga aliran udara dapat mengalir dari
saluran 1 menuju ke saluran 4, sedangkan udara yang mengalir melewati saluran 2
akan keluar melalui saluran 3.

Jika akan kembali ke posisi semula maka udara yang mengalir di saluran 14
akan berhenti sehingga spring dapat bergerak kembali ke posisi semula. Dari proses
ini membuat symbol aliran valve kembali ke posisi awal (bergeser ke kiri),
sehingga udara yang mengalir melalui saluran 1 akan disalurkan melalui sauran 2,
dan aliran pembuangannya akan disalurkan dari saluran 4 menuju saluran 5.

7. 5/2 way double pilot valve

4 2

14 12

5 3

Gambar 2.12 Katup 5/2 way double pilot valve

Double pilot valve digerakan dengan memberikan isyarat berupa udara yang
disalurkan melalui saluran 14 dan udara yang mengalir pada saluran 12 dimatikan
sehingga symbol aliran valve akan bergeser ke kiri. Dan prosen ini membuat aliran
udara dapat mengalir dari saluran 1 menuju ke saluran 4, sedangkan udara yang
mengalir melewati saluran 2 akan keluar melalui saluran 3.
Jika akan kembali ke posisi semula maka udara yang mengalir di saluran 14
akan berhenti dan udara akan mengalir melewati saluran 12. Dari proses ini
membuat symbol aliran valve kembali ke posisi awal (bergeser ke kiri), sehingga
udara yang mengalir melalui saluran 1 akan disalurkan melalui sauran 2, dan aliran
pembuangannya akan disalurkan dari saluran 4 menuju saluran 5.

2.4.3 Processing Element


1. Shuttle Valve

Gambar 2.13 Shuttle Valve

Desain: katup shuttle valve with push-in elbow fittings terletak diatas plate yang
ditahan dengan penjepit katup.

Fungsi: shuttle valve berfungsi sebagai tempat aplikasi sinyal input 1 atau 1/3 (Or-
Function). Jika kedua input diberi tekanan secara bersamaan, maka
tekanan yang dapat menjangkau output adalah tekanan yang lebih tinggi.

2. Dual-Pressure Vlave

Gambar 2.14 Dual-Pressure Valve

Desain: katup dual pressure dengan push-in elbow fittings terletak di atas plat yang
ditahan penjepit.

Fungsi: sebagai And-Function, yaitu bekerja apabila kedua lubang (saluran 1 dan
1/3) delalui udara bertekanan. Jika hanya salah satu saluran yang dilalui
udara, maka katup tidak bekerja.
3. Time Delay Valve, Normally Closed

Gambar 2.15 Time Delay Valve, Normally Closed

Desain: Time Delay Valve, Normallyy Closed terletak di atas plat yang ditahan
oleh penjepit.

Fungsi: Katup ini akan teraktuasi bila mendapat sinyal dari port 1.2 setelah
waktunya diatur sesuai dengan keinginan. Katup ini akan kembali ke posisi
normal karena adanya spring. Pengaturan waktunya menggunakan screw.

2.4.4. Final control element

1. 5 -way valve
2

Gambar 2.21 5 -way valve


2

Katup ini digerakkan menggunakan port 1.4. ketika sinyalnya


dihilangkan, maka katup akan kembali ke posisi normal dengan pemantulan
kembali.

2. 5 -way double pilot valve


2

Gambar 2.22 5 -way double pilot valve


2
Katup ini menggunakan sinyal pneumatik secara bergantian ke port 1.4
dan 1.2. sinyal akan tinggal pada posisi switch terakhir sampai penghitung sinyal
diterima

3. Actuating device output


Tenaga dan udara bertekanan atau tenaga pneumatik diubah menjadi
gerakan garis lurus dan gesekan putar oleh silinder pneumatik dan motor
pneumatik. Besarnya tekanan tergantung pada luas penampang silinder dan gerak
yang timbul antara dinding dalam silinder kulit luar toraknya.
BAB III
PROJECT & TUGAS

3.1 Project Saya


Mesin Pencetak Merek Kaleng Cat
1. Rangkain Pneumatik Untuk Mesin Kaleng Cat ( B+//B-//C+//A+//A-//C-)

A0 A1 B0 B1 C0 C1

4 2 4 2 4 2

5 3 5 3 5 3
1 1 1

2 2 2

C1 B0 A0
1 3 1 3 1 3

4 2

2
5 3
1
A1
1 3
4 2

5 3
1
2 2

B1 C0
1 3 1 3

2. Diagram Alir :
3. Komponen :
 3 unit double acting cylinder
 6 unit 3/2 Wave Valve roller spring return
 6 unit manometer
 5 unit 5/2 wave valve pneumatically control valve
 4 unit kompresor
 kabel/selang

4. Diagram Pemindahan :

5. Mekanisme Kerja :

Keluaran C0 pindah saluran dari saluran 3 ke saluran 1


menggerakkan maju silinder B.

Silinder B bergerak maju sehingga bertemu dengan B1.

Keluaran B1 pindah saluran dari saluran 1 ke saluran 2 menggerakkan


mundur silinder B.
Silinder B bergerak mundur sehingga bertemu dengan B0.

Keluaran B0 menggerakkan maju silinder C.

Silinder C bergerak maju sehingga bertemu dengan C1.

Keluaran C1 menggerakkan maju silinder A.

Silinder A bergerak maju sehingga bertemu dengan A1.

Keluaran A1 berpindah saluran dari saluran 2 ke saluran 3 menggerakkan


mundur silinder A.

Silinder A bergerak mundur sehingga bertemu denga A0.

Keluaran A0 menggerakkan mundur silinder C.

Silinder C bergerak mundur sehingga bertemu dengan C0.

6. Pengaplikasian Mesin :
3.2 Tugas Pneumatik
 Kasus 1

Pergerakan silinder A+,[B+,B-]A-

 Komponen yang di gunakan :


1. Silinder kerja ganda
2. Katup 4/2 bolak balik
3. Katup 3/2 roll
4. Katup 3/2 push bottom
5. Selang
6. Sambungan T
 Cara kerja rangkaian :
Ketika tombol (start) push bottom katup 3/2 (1.2) di tekan udara akan
mengalir dari suplay masuk ke lubang P (1) lalu keluar melalui lubang A (4)
menuju ke lubang P (1) katup 3/2 A0 (1.4) lalu jika roll pada katup 3/2 di tekan
dan di tahan maka udara akan keluar ke lubang P (1) pada katup 3/2 b0 (1.6)
lalu ketika roll di tekan udara akan mengalir keluar dari lubang A (4) ke katup
4/2 (0.1) lubang Z (1.4) dan keluar melalui lubang A(4) menuju ke katup 4/2
(1.2) dan akan menggerakkan silinder A bergerak lalu batang torak akan
mengenai roll pada katup 3/2 (2.2) yang akan menggerakkan silinder B
bergerak maju dan batang silinder B menekan roll katup 3/2 (1.3, 2.3) yang
akan membuat kedua silinder A dan B bergerak kembali mundur ke posisi awal.

 Diagram Pemindahan

B
 Kasus 2

Pergerakan Silinder A+, [B+,B-], A-

 Komponen yang di gunakan :


1. Silinder kerja ganda
2. Katup 4/2 bolak-balik
3. Katup 3/2 push bottom
4. Katup 3/2 roll
5. Selang
6. Sambungan T
 Cara kerja rangkaian :

Ketika tombol start atau push bottom pada katup 3/2 (1.2) ditekan udara
mengalir masuk dari lubang P (1) keluar melalui lubang A (4), lalu masuk pada
katup 3/2 a0 (1.4) melalui lubang P (1) dan jika roll itu ditekan maka akan
menggerakan Silinder A akan bergerak maju (A+) yang mana batang silinder
tersebut akan menekan roll katup 3/2 a1 (2.2) yang akan menggerakan Silinder B
bergerak maju (B+). Dan batang silinder B akan menekan roll yang ada pada katup
3/2 b1 (2.3) yang membuat Silinder B brgerak mundur atau (B-) setelah itu batang
silinder B menekan katup 3/2 b0 (1.3) yang akan membuat Silinder A bergerak
mundur atau (A-).

 Diagram Pemindahan

B
 Kasus 3

Pergerakan Silinder : A+, [B+,B-], A-

 Komponen yang di gunakan :


1. Katup 5/2
2. Katup 3/2
3. Selang
4. Kabel
5. Komponen elektrik
6. Silinder kerja ganda
7. Silinder kerja tunggal
 Cara kerja rangkaian :
Jika tombol (S1) di tekan dan di tahan lalu tekan (S2) udara akan masuk dari
suplay ke lubang P (1) lalu keluar dari lubang A (4) menuju lubang Silinder yang
akan membuat Silinder A bergerak maju atau (A+) setelah itu lepas (S2), dan (S1)
masih ditekan lalu tekan (S3) yang akan menggerakkan Silinder B atau silinder
kerja tunggal maju/(B+) dan akan bergerak kembali atau bergerak mundur (B-)
karna ada pegas, kemudian untuk menggerakan silinder kerja ganda atau silinder A
bergerak mundur tekan tombol (B1).
BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
1 Sistem pneumatik mempermudah dalam melakukan proses pembentukan
2 Mempercepat dan mengefisiensikan suatu pekerjaan
3 Dengan adanya sistem Pneumatik, para operator mendapatkan kemudahan
dalam menyelesaikan pekerjaan.

4.2 Saran
1 Sehubungan dengan harga setiap komponen – komponen Pneumatik cukup
mahal, diperlukan perawatan yang intensif dan pengawasan saat penggunaan
seperti saat digunakan untuk praktikum.
2 Waktu Pelaksaaan praktikum lebih di tersusun dan jelas agar mahasiswa tidak
kebingungan menentukan modul mana saja yang sudah dan belum.
3 Komponen yang sudah tua sebaik nya di ganti agar mahasiswa tidak harus
mengganti apabila pada saat praktikum komponen patah karena sudah rapuh.
DAFTAR PUSTAKA

 Modul Praktikum Pneumatik dan Hidrolik, Teknik Mesin Universitas Jenderal


Achmad Yani Cimahi, 2017.
 Thomas,Krist.1979. Fundamentele Pneumatiek Vogel- Verlag, Wurzburg. Alih
bahasa: Dines,Ginting.1993. Dasar-Dasar Pneumatik. Jakarta: PT. Gelora
Aksara Pratam
LAMPIRAN

Mesin Pencetak Batako Otomatis Berbasis Pneumatik


1.Rangkaian Pneumatik Untuk Mesin Pencetak Batako :

A0 A1 B0 B1 C0 C1 D0 D1

4 2 4 2 4 2 4 2

5 3 5 3 5 3 5 3
1 1 1 1

2 2 2 2

C0 A0 B0 C1
1 3 1 3 1 3 1 3

4 2

5 3
1 A1
4 2
1 3

2
2 5 3
1
4 2 B1
D0 1 3
1 3
2
2 5 3
1
D1
1 3
1 3
2.Diagram Alir :

3.Metode Intuitif :

4.Komponen :

 Silinder kerja ganda 4 buah


 Katup 5/2 7 buah
 5 Kompresor
 Selang/kabel
 Katu 3/2 9 buah
 4 Manometer
 Throotle valve 8 buah

5.Diagram Pemindahan :
6.Mekanisme Kerja :

 Udara bertekanan dari kompressor diteruskan menuju distributor.


 Udara dari distributor dialirkan menuju katup 5/2.
 Katup 5/2 digunakan untuk mendorong silinder A maju sekaligus mendorong
 bahan/material batako menuju tempat pemadatan/pencetakan lalu silinder A
 kembali ke posisi semula.
 Kemudian silinder B turun/maju untuk menumbuk/memadatkan
bahan/material
 batako lalu silinder B kembali ke posisi semula.
 Kemudian silinder C maju menggeser cetakan yang berisi batako yang
 selanjutnya akan di keluarkan dari cetakan oleh silinder D.
 Kemudian silinder D maju menggeser batako yang sudah jadi agar keluar dari
 cetakan dan siap di pindahkan ke tempat pengeringan akhir, lalu silinder D
 kembali ke posisi semula.
 Kemudian silinder C kembali ke posisi semula dan disusul oleh silinder A.
 Proses dilakukan berulang-ulang seperti langkah diatas.

7.Pengaplikasian Mesin :
Mesin Pemindah Barang (Komveyor)

1.Rangkain Pneumatik Untuk Mesin Pemindah Barang (A+//B+//B-//A-)

B0 B1
A0 A1

4 2 4 2

5 3 5 3
1 1

2 2

B0 A1
1 3 1 3

4 2

2 5 3 2
1

A0 B1
1 3 1 3
2

1 3

2.Diagram Alir :
3.Komponen :

 Silinder kerja Ganda 2


 Katup 5/2 2 buah
 Katup 3/2 5 buah
 Pressure indicator 2
 Kabel/Selang
 2 Kompressor

4.Diagram Pemindahan :

B
5.Mekanisme Kerja :

 Keluaran A0 pindah dari saluran 2 ke saluran 1 menggerakan maju silinder A


 Silinder A bergerak maju bertemu dengan A1
 Keluaran A1 menggerakan maju silinder B
 Silinder B bergerak maju sehingga bertemu dengan B1
 Keluaran B1 pindah saluran dari saluran 1 ke saluran 2 menggerakan mundur
silinder B
 Silinder B bergerak mundur bertemu dengan B0
 Keluaran B0 menggerakan mundur silinder A
 Silinder A bergerak mundur sehingga bertemu dengan A0
6.Pengaplikasian Mesin :

Anda mungkin juga menyukai