Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMINDAHAN TANAH MEKANIS

Dosen pembimbing:
Arby Haya, ST.,M.Eng

Disusun Oleh:
ARIYANI
NPM: 07382111002

PROGRAM STUDI PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS KHAIRUN

TERNATE

2023
ii
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktikum Pemindahan Tanah Mekanis ini merupakan salah satu


persyaratan dalam penyelesaian studi mata kuliah Pemindahan Tanah Mekanis
jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Khairun Ternate.

Laporan ini disusun berdasarkan hasil pengambilan data yang


dilaksanakan pada tanggal 13 Mei 2023 di CV. Adi Karya Mandiri Kelurahan
Sulamadaha.

Ternate, 31 juli 2023

Diketahui dan Disetujui oleh,


Dosen pengampuh,

Arby Haya, ST., M.Eng


NIP 197701042005110001

i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan Pemindahan Tanah Mekanis ini
dengan semaksimal mungkin dan yang terbaik sesuai dengan apa yang saya
praktek sebelumnya.
Terima kasih saya ucapkan kepada bapak dosen Arby Haya, ST., M.Eng
yang telah membantu saya baik secara moral maupan bahan. Terima kasih juga
saya ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung saya
sehingga saya bisa menyelesaikan laporan ini tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, diharapkan saran dan kritik yang membangun agar penulis menjadi lebih baik
lagi di masa yang akan mendatang.
Semoga laporan ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat untuk para
pembaca dan dapat meningkatkan ilmu pengetahuan khusunya pada kaitan mata
kuliah ‘Pemindahan Tanah Mekanis”.

Ternate, 31 juli 2023

Ariyani

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR v
DAFTAR TABEL vi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Batasan Masalah 2
1.4 Tujuan 2
BAB II LANDASAN TEORI 3
2.1 Alat Berat 3
2.2 Cycle Time (Waktu Edar) 6
2.3 Efisiensi Kerja 7
2.4 Sweel Factor 8
2.5 Fill Factor 9
2.6 Produktifitas Alat 9
2.7 Match Faktor 11
2.8 Biaya Produksi Alat 12
BAB III DATA LAPANGAN 14
3.1 Jadwal Kerja 14
3.2 Cycle Time 15
3.3 Data Biaya 17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 19
4.1 Cycle Time (Waktu Edar) 19
4.2 Efisiensi Kerja 20
4.3 Produktifitas Alat 21
4.4 Match Faktor 22
4.5 Sweel Faktor 22

iii
4.6 Biaya Produksi 22
BAB V PENUTUP 25
5.1 Kesimpulan 25
DAFTAR PUSTAKA 26
LAMPIRAN 27

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Excavator..............................................................................................4


Gambar 2.2 Bagian Bagian Excavtor.......................................................................4
Gambar 2.3 Dumptruusk..........................................................................................5

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sweel Faktor Material..............................................................................8


Tabel 3.1 Jadwal Kerja Cv Adi Kaya Mandiri.......................................................14
Tabel 3.2 Waktu Hambatan Alat Gali-Muat..........................................................14
Tabel 3.3 Waktu Hambatan Alat Angkut...............................................................15
Tabel 3.4 Data Cycle Time Excavator...................................................................15
Tabel 3.5 Data Cycle Time Dumptruck.................................................................16
Tabel 4.1 Rincian Perhitungan Biaya Excavator...................................................23
Tabel 4.2 Rincian Perhitungan Biaya Dumptruck.................................................24

vi
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penambangan pasir dan batuan adalah bagian kegiatan usaha pertambangan
non logam yang bertujuan untuk memproduksi mineral ikutannya. Penambangan
pasir dari definisi lain adalah penggalihan di bawah permukaan tanah baik di
lahan ataupun di bawah tanah aliran sungai dengan maksud pengambilan jenis
bahan galian mineral non logam (pasir) yang mem punyai arti ekonomis.

Dalam kegiatan produksi yang dilakukan umumnya adalah gali-muat dan


angkut. yang bertujuan memindahkan hasil yang didapatkan ke tempat yang telah
ditentukan menggunakan bantuan alat-alat mekanis yang ada. Adanya alat
mekanis pada setiap kegiatan penambangan sangatlah menunjang keberhasilan
suatu kegiatan produksi pada perusahaan itu sendiri. Dalam penggunaannya pun
membutuhkan perhitungan yang tepat untuk memperoleh kemampuan alat yang
optimal dan tingkat efisiensi yang tinggi.

Dalam kegiatan produksi pun memerlukan biaya, biaya produksi adalah total
biaya yang dikeluakan suatu perusahaan dalam melakukan suatu proses produksi
yang bertujuan untuk menghasilkan suatu barang atau produk yang selanjutnya
akan dipasarkan.

Oleh karna itu perhitungan biaya produksi alat merupakan salah satu hal
penting untuk mengetahui apa saja yang membutuhkan pendanaan serta besaran
biaya yang akan dikerluakan, agar perusahaan dapat meminimalisir kerugian dan
dapat merencanakan keuangan dengan baik.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1. Bagaimana waktu siklus alat gali-muat dan alat angkut di lokasi
pengambilan data?
2. Bagaimana tingkat keserasaian alat gali-muat dan alat angkut di lokasi
pengambilan data?
3. Bagaimana tingkat produktivitas alat gali-muat dan alat angkut di lokasi
pengambilan data?
4. Berapakah biaya produksi di lokasi pengambilan data?
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan massalah yang dibahas pada laporan ini yaitu, tentang
berapakah biaya produksi alat gali muat dan alat angkut pada lokasi pengambilan
data.

1.4 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada pembuatan laporan ini adalah:
1. Mengetahui waktu siklus alat gali-muat dan alat angkut di lokasi
pengambilan data.
2. Mengetahui tingkat keserasaian alat gali-muat dan alat angkut di lokasi
pengambilan data.
3. Mengetahui tingkat produktivitas alat gali-muat dan alat angkut di lokasi
pengambilan data.
4. Mengetahui berapakah biaya produksi di lokasi pengambilan data.

2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Alat Berat
Alat berat adalah peralatan mesin berukuran besar yang didesain untuk
melaksanakan fungsi konstruksi seperti pengerjaan tanah, konstruksi jalan,
konstruksi bangunan, perkebunan, dan pertambangan. Keberadaan alat berat
dalam setiap proyek sangatlah penting guna menunjang pembangunan
infrastruktur maupun dalam mengeksplorasi hasil tambang. Banyak keuntungan
yang didapat dalam menggunakan alat berat yaitu waktu yang sangat cepat, tenaga
yang besar, nilai-nilai ekonomis dan lainnya.

Alat berat merupakan faktor penting dalam pelaksanaan proyek terutama


proyek besar yang tujuannya untuk memudahkan manusia dalam menyelesaikan
pekerjaanya sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah
pada waktu yang relative lebih singkat dan diharapkan hasilnya lebih baik
(Rostiyanti 2002).

Salah satu jenis alat berat yang banyak digunakan dalam kegiatan ini adalah
excavator. Alat berat yang lebih dikenal dengan nama backhoe ini lebih dikenal
sebagai mesin penggali yang biasanya digunakan untuk mengeruk bahan tambang.
Akan tetapi, sebenarnya fungsi dari excavator bukanlah sekedar untuk menggali
dan mengeruk bahan tambang saja. Excavator ini juga dapat digunakan untuk
pekerjaan kehutanan, pembuatan jalan, konstruksi dan sebagainya. Dalam
aplikasinya yang bermacam-macam itu jugalah ekscavator juga banyak memiliki
additional front attachment seperti breaker untuk memecah batu, harvester untuk
pekerjaan forestry serta attachment yang lainnya. Oleh karena itu, wajar saja jika
alat berat jenis ini termasuk yang menjadi primadona.

Penggunaan alat berat yang kurang tepat dengan kondisi dan situasi lapangan
pekerjaan akan berpengaruh berupa kerugian antara lain rendahnya produksi,
tidak tercapainya jadwal/target yang telah direncanakan, atau kerugian biaya
repair yang tidak semestinya. Oleh karena itu terlebih dahulu kita harus

3
memahami fungsi dan aplikasinya sebelum menentukan tipe dan jumlah peralatan.
Pemilihan alternatif peralatan yang baik merupakan faktor yang sangat penting
dan sangat mempengaruhi berhasil tidaknya pelaksanaan suatu proyek.

2.1.1 Excavator

Gambar 2.1 Excavator


Excavator merupakan salah satu alat berat yang digunakan untuk
memindahkan material. Tujuannya adalah untuk membantu dalam melakukan
pekerjaan yang sulit agar menjadi lebih ringan dan dapat mempercepat waktu
pengerjaan sehingga dapat menghemat waktu.

Excavator bekerja dengan cara menggerakkan bucket ke arah bawah dan


kemudian menariknya menuju badan alat. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa Excavator menggali material yang berada di bawah permukaan di mana
alat tersebut berada.

Pengoperasiannya umumnya untuk penggalian saluran, terowongan, atau


basement. Backhoe beroda ban biasanya tidak digunakan untuk penggalian, tetapi
lebih sering digunakan untuk pekerjaan umum lainnya. Excavator digunakan pada
pekerjaan penggalian di bawah permukaan serta untuk penggalian material keras.
Dengan menggunakan backhoe maka akan didapatkan hasil galian yang rata.

Gambar 2.2 Bagian Bagian Excavtor

4
Cara kerja Excavator pada saat penggalian adalah sebagai berikut :
1. Boom dan bucket bergerak maju.
2. Bucket digerakkan menuju alat.
3. Bucket melakukan penetrasi ke dalam tanah.
4. Bucket yang telah penuh diangkat.
5. Struktur atas berputar.
6. Bucket diayun sampai material di dalamnya keluar.

Pada dasarnya, excavator bekerja menggunakan prinsip hidrolik. Tujuan


utama excavator adalah menggerakan bucket untuk mendorong atau mengeruk
sesuatu. Untuk menunjang tujuan itu, tiga buah silinder (bucket cylinder, arm
cylinder, boom cylinder) bekerja secara bergantian untuk menggerakan bucket.

2.1.2 Dumptruck

Gambar 2.3 Dumptruusk

Dump Truck adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan material
pada jarak menengah sampai jarak jauh (500 m atau lebih). Muatannya diisi oleh
alat pemuat, sedangkan untuk membongkar alat ini dapat bekerja sendiri. Contoh
material diantaranya batu bara, tanah urug, batu split, dll. Sebuah dump truck
memiliki ciri yang khas dilengkapi dengan piranti pembantu hidrolik yang
terpasang dibawah bak dump truck dalam posisi tidur dengan bagian belakang
berengsel, bagian depan bak yang dapat diangkat memungkinkan isi yang dibawa

5
dalam bak dump truck dengan mudah diturunkan dibagian belakang truk pada
lokasi pengiriman.

Dump Truck diklasifikasikan berdasarkan faktor dan cara kerja berikut.


1. Ukuran, tipe mesin dan bahan bakar.
2. Jumlah roda, as dan cara penyetiran.
3. Metode pembongkaran muatan.
4. Kapasitas
5. Sistem pembongkaran

2.2 Cycle Time (Waktu Edar)


Waktu edar adalah waktu yang diperlukan oleh suatu alat untuk berkerja
(beroperasi) dalam satu kali putaran. Semakin kecil waktu siklus suatu alat, maka
produkdsinya semakin tinggi (Prodjosumarto, 1993).

Perhitungan waktu edar alat muat dan alat angkut dapat menggunakan metode
statistik dengan rumus sebagai berikut:

Jumlah Kelas Interval = 1 + 3,33 log 30

Xmax− Xmin
Interval Panjang kelas =
Jumblah kelas

∑ fi . xi
Nilai Rata-Rata =
∑fi

Dimana:
Jumlah Kelas Interval (K) : jumblah pemisah antar kelas
Interval/Panjang Kelas (W) : jarak antara tepi atas dan tepi bawah kelas
Xmax : nilai data tertinggi
Xmin : nilai data terendah
n : jumlah data
Kh : nilai rata-rata

6
Ketika telah diperoleh masing-masing nilai rata-rata kemudian untuk
mengetahui waktu edar dapat dihitung dengan persamaan berikut:

Excavator:

Cycle Time = Dgt + STL + DpT + SET (Nurhakim, 2004)

Keterangan :
DgT : Waktu penggalian (detik)
STL : Waktu ayun bermuatan (detik)
DpT : Waktu penumpahan material (detik)
SET : Waktu ayun kosongan (detik)

Dumptruck:

Cycle Time = LT + HLT + SDT + DT + RT+ SLM (Nurhakim, 2004)

Keterangan:
CT : Waktu edar (detik)
LT : Waktu pemuatan material (detik)
HLT : Waktu pergi bermuatan (detik)
SDT : Waktu manuver sebelum menumpah (detik)
DT : Waktu menumpahkan material (detik)
RT : Waktu kembali tanpa muatan (detik)
SLM : Waktu manuver sebelum dimuati (detik)

2.3 Efisiensi Kerja


Efisiensi kerja adalah perbandingan antara waktu kerja produktif dengan
waktu kerja yang tersedia, dinyatakan dalam persen (%). Efisiensi kerja ini akan
mempengaruhi kemampuan produksi dari suatu alat. Faktor manusia, mesin (alat),
keadaan cuaca dan kondisi kerja secara keseluruhan akan menentukan besarnya
efisiensi kerja. Efisiensi kerja dapat digunakan untuk menilai baik tidaknya
pelaksanaan suatu pekerjaan. Dalam waktu kerja tidak semua waktu kerja yang

7
tersedia dapat digunakan secara optimal, ada beberapa hambatan yang sering
terjadi dalam bekerja (Martin dkk 2018).

Waktu kerja efektif adalah waktu kerja yang benar–benar digunakan oleh
operator bersama alat untuk operasi produksi. Waktu kerja efektif berpengaruh
terhadap efisiensi kerja. Waktu kerja efektif dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :

We = Wt– ( Wtd + Whd )

Ek = (We/ Wt ) x 100 %

Keterangan :
We : Waktu kerja efektif, menit.
Wt : Waktu kerja yang tersedia, menit.
Whd : Waktu hambatan yang dapat dihindari, menit.
Wtd : Waktu hambatan yang tidak dapat dihindari, menit.
Ek : Efisiensi kerja, %.

2.4 Sweel Factor


Faktor pengembangan dan penyusutan material (sweel factor) yaitu
perubahann (penambahan atau pengurangan) volume material apabila material
tersebut diganggu dari bentuk aslinya (digali, pindahkan, angkut, atau
dipadatkan). Pengembangan (sweel) adalah peresentase pemberian volume
material dari volume asli yang dapat mengakitbatkan bertambahnya jumblah
material yang harus dipindahkan kedudukan aslinya adapun data Sweel factor
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.1 Sweel Faktor Material


Material Sweel factor
Bauksit 0,75
Tanah liat, kering 0,85
Tanah liat, basah 0,82
Batubara 0,74

8
Bijih tembaga 0,74
Tanah biasa, kering 0,85
Tanah biasa basah 0,85
Tanah biasa bercampur kerikil 0,90
Kerikil kering 0,89
Kerikil basah 0,88
Granit 0,57
Hamatit 0,45
Andesit 0,67
Bijih besi 0,45
Batu kapur 0,60
Lumpur 0,83
Lumpur, sudah ditekan 0,83
Pasir kering 0,89
Pasir basah 0,88
Serpih (shale) 0,75
Batu sablak 0,77

2.5 Fill Factor


Fill factor atau faktor isian mangkuk adalah faktor yang mempengaruhi
kemampuan alat tersebut. Hubungan faktor isian mangkuk dengan produktifitas
alat mekanis yang dipakai adalah semakin besar isian mangkuk yang dicapai suatu
alat maka semakin besar produksi alat tersebut (Prodjosumarto, 1993). Demikian
sebaliknya, semakin kecil faktor isian mangkuk maka semakin kecil produksi
yang didapatkan. Besar isian mangkkuk tergantung dari jenis material yang akan
digali.

Dapat dihitung dengan persamaan berikut:

FP = Vr/Vs x 100%

Keterangan:
Vr : Volume real
Vs : Volume standard (teoritis)

9
2.6 Produktifitas Alat
2.6.1 Alat Gali-Muat
Alat yang digunakan untuk pekerjaan pemuatan material pada penambangan
overburden (OB) adalah excavator. Produksi perjam excavator dapat dihitung
dengan persamaan sebagai berikut :

q × 3600 × E
Q=
CTm

Keterangan:
Q = Produktivitas excavator perjam(m3 /jam)
q = Kapasitas produksi persiklus (m3)
E = Efisiensi kerja
Ctm= Waktu siklus (s)

Kapasitas produksi persiklus excavator dapat ditentukan dengan rumus :

q = q1 x K

Keterangan :
q = Produktivitas persiklus (m3)
q1 = Kapasitas bucket (m3)
K = Faktor bucket

2.6.2 Alat Angkut


Pengangkutan adalah kegiatan usaha pertambangan untuk memindahkan
mineral atau OB dari daerah tambang atau tempat pengolahan dan pemurnian
sampai tempat penyerahan. Produksi perjamalat angkut dapat dihitung dengan
persamaan sebagai berikut :

C × 60 × E × Sf
Q=
CTa
Keterangan :

10
Q = Produksi alat angkut perjam(m3/jam)
q = Kapasitas produksi persiklus (m3)
E = Efisiensi kerja alat
Ctm = Waktu siklus (menit)

Kapasitas produksi persiklus alat angkut dihitung dengan rumus :

C = q1 x K x n

Keterangan :
C = Kapasitas perduksi persiklus (m3)
q1 = Kapasitas bucket (m3)
n = Jumlah siklus yang diperlukan untukmengisi alat angkut
K = Faktor bucket

2.7 Match Faktor


Untuk mendapatkan hubungan kerja yang serasi antara alat gali-muat dan alat
angkut, maka produksi alat gali-muat harus sesuai dengan produksi alat
angkut.Faktor keserasian alat gali-muat dan alat angkut didasarkan pada produksi
alat gali-muat dan produksi alat angkut, yang dinyatakan dalam Match Factor
(MF).

Secara perhitungan teoritis, produksi alat gali-muat haruslah sama dengan


produksi alat angkut, yaitu : Produksi alat gali-muat = Produksi alat angkut
Sehingga perbandingan produksi antara alat angkut dan alat gali-muat mempunyai
nilai satu.

Na x n x Ctm
MF=
Nm x Cta

Keterangan :
MF = Match Factor atau faktor keserasian
Na = Jumlah alat angkut dalam kombinasi kerja, unit
Nm = Jumlah alat gali-muat dalam kombinasi kerja, unit

11
N = Banyaknya pengisian tiap satu alat angkut
Cta = Waktu edar alat angkut, menit
Ctm = Waktu edar alat gali-muat, menit

Faktor kerja alat gali-muat dan alat angkut akan mencapai 100% bila MF = 1,
sedangkan bila MF < 1 maka faktor kerja alat angkut = 100%dan faktor kerja alat
gali-muat < 100%, sebaliknya bila MF >1 maka faktor kerja alat gali-muat =
100% dan faktor kerja alat angkut < 100%.
Keserasian kerja antara alat gali-muat dan alat angkut akan terjadi pada saat
harga MF = 1, pada saat itu kemampuan alat gali-muat akan sesuai dengan alat
angkut.

2.8 Biaya Produksi Alat


Biaya produksi alat adalah besaran biaya yang harus dikerluakan alat untuk
beroperasi. Biaya produksi dibagi menjadi 2 kategori, yaitu biaya kepemilikkan
alat dan biaya operasional alat,peruashaan yang memiliki alat berat harus
menanggung biaya yang disebut biaya kepemilikan alat berat (owning cost). Biaya
kepemilikan disebut juga biaya teatp atau biaya pasti, dimana biaya ini harus
dikeluarkan baik alat sedang beroperasi ataupun tidak beroperasi. Sedangkan
biaya operasional (operation cost) adalah biaya tidak tetap, dimana biaya yang
harus dikeluarkan apabila alat beroperasi (Tripoli, dkk 2018).

Adapun untuk menghitung biaya produksi dapat digunakan rumus segagai


berikut:

BK + BO
BP =
Q

Keterangan:
BP : biaya produksi (Rp/ton)
BK : Biaya kepemilikan (Rp/ton)
BO : Biaya operasional (Rp/ton)
Q : Total produksi (Rp/ton)

12
2.8.1 Biaya Kepemilikan
Biaya kepemilikan adalah jumlah biaya setiap jam selama umur ekonomis
alat yang harus diterima kembali oleh pemilik alat karena telah mengeluarkan
biaya untuk pembelian alat, angkutan, pajak, asuransi, dan juga bunga modal.
Karena harga pembelian, bunga modal, pajak, asuransi serta umur ekonomis alat
merupakan bilangan tetap/konstan maka biaya kepemilikan disebut juga biaya
tetap.
Biaya kepemilikan terdiri dari :
1. Biaya penyusutan (depresiasi)
2. Biaya investasi, yang dipengaruhi oleh : bunga modal, pajak, dan asurans
2.8.2 Biaya Operasional
Biaya operasi alat adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan
pengoperasian alat, yang terdiri dari biaya-biaya untuk :
1) Bahan bakar
2) Pelumas
3) Pemeliharaan dan perbaikan alat
4) Penggantian ban (untuk kendaraan roda ban) atau penggantian
undercarriage (untuk kendaraan roda rantai)
5) Upah operator / mekanik

13
BAB III
DATA LAPANGAN
3.1 Jadwal Kerja
Berdasarkan pengambilan data yang dilakukan di Cv Adi Karya Mandiri
diperoleh jadwal kerja sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jadwal Kerja Cv Adi Kaya Mandiri

Waktu Keterangan Waktu (jam)


08:00 – 12:00 Waktu Kerja 4
12:00 – 13:00 Waktu Istirahat 1
13:00 – 17:00 Waktu Kerja 4
Total 9

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumblah waktu normal tersedia pada
CV. Adi Karya Mandiri adalah 9 jam atau 540 menit, sedangkan waktu kerja
tersedia pada CV. Adi Karya Mandiri adalah 8 jam atau 480 menit per hari.
Namun dalam kegiatan yang dilakukan terdapat hambatan-hambatan yang
didapatkan, baik hambatan yang dapat dihindari maupun yang tidak dapat
dihindari, disajikan dalam data berikut:

Tabel 3.2 Waktu Hambatan Alat Gali-Muat

Alat Gali-Muat
Hambatan Yang Tidak dapat dihindari Hambatan dapat dihindari
(Wtd) (Whd)
Menit Menit
Kerusakan alat 0 Terlambat bekerja 0

Isi solar 10 Istirahat lebih awal 0

Terlambat bekerja
Pemanasan alat 10 5
setelah istirahat

Berhenti bekerja
istirahat 60 10
lebih awal

14
Total 80 Total 15

Tabel 3.3 Waktu Hambatan Alat Angkut

Alat Angkut
Hambatan Yang Tidak dapat dihindari Hambatan dapat dihindari
(Wtd) (Whd)
Menit Menit
Kerusakan alat 0 Terlambat bekerja 0

Isi solar 12 Istirahat lebih awal 5

Terlambat bekerja
Pemanasan alat 10 0
setelah istirahat

Berhenti bekerja
istirahat 60 5
lebih awal

Total 82 Total 10

3.2 Cycle Time


Berikut data waktu edar sebanyak 30 data yang diambil langsung dari lokasi
pengambilan data:

 Alat Gali-Muat

Tabel 3.4 Data Cycle Time Excavator


Waktu
No Waktu Gali Swing Waktu Buang Waktu Swing Cycle Time
(Detik) Isi (Detik) (Detik) Kosong (Detik) (Detik)
1 6,34 4,52 5,15 4,1 20,11
2 5,2 5,14 13,7 6,4 30,44
3 2,27 3,91 12,11 5,3 23,59
4 7,26 5,13 10,77 3,25 26,41
5 6,73 6,21 14,17 2,2 29,31
6 5,18 5,23 8,33 5,42 24,16
7 5,73 5,83 6,34 4,21 22,11

15
8 8,41 4,33 30,82 6,8 50,36
9 7,65 3,92 5,81 3,45 20,83
10 9,81 6,36 7,9 3,68 27,75
11 5,59 4,72 7,01 2,01 19,33
12 7,15 6,29 7,82 1,98 23,24
13 5,38 3,76 17,14 4,2 30,48
14 5,97 2,85 20,57 3,65 33,04
15 12,25 8,81 13,25 4,11 38,42
16 8,63 3,41 8,5 5,2 25,74
17 8,36 4,65 8,65 3,81 25,47
18 7,91 3,5 9,1 13,21 33,72
19 9,42 5,4 7,02 8,23 30,07
20 6,68 3,82 8,09 9,21 27,8
21 5,67 4,94 7,42 4,5 22,53
22 4,28 3,13 22,34 3,25 33
23 4,16 4,22 8,41 4,5 21,29
24 5,82 6,03 27,08 7,08 46,01
25 6,12 7,67 9,82 5,07 28,68
26 5,51 5,91 10,71 5,15 27,28
27 5,03 4,15 8,36 4,2 21,74
28 7,4 5,9 12,7 6,7 32,7
29 6,04 4,17 14,05 5,2 29,46
30 5,41 7,01 6,72 6,02 25,16
MAX 12,25 8,81 30,82 13,21 50,36
MIN 2,27 2,85 5,15 1,98 19,33

 Alat Angkut

Tabel 3.5 Data Cycle Time Dumptruck


Cycle
No Manuver Loading Waktu Pergi Manuver Back Time
loading
(Detik) (Detik) Bermuatan Tumpah Kosong
(Menit) (Detik) (Detik)
1 4 6 29 11 26 76
2 3 7 36 11 32 89
3 4 6 35 10 29 84
4 4 8 33 11 30 86
5 5 6 30 12 27 80
6 4 5 28 11 26 74
7 3 7 31 10 27 78
8 4 7 34 13 31 89
9 5 6 32 11 29 83

16
10 4 5 31 11 27 78

11 3 5 35 12 27 82
12 4 8 31 10 31 84
13 4 7 27 11 29 78
14 3 5 30 12 24 74
15 2 6 31 12 26 77
16 4 5 28 13 29 79
17 5 5 30 11 29 80
18 2 7 34 13 25 81
19 3 7 29 12 30 81
20 3 8 36 11 26 84
21 4 6 35 11 32 88
22 2 7 35 11 31 86
23 4 6 33 10 31 84
24 4 5 30 10 30 79
25 5 6 28 12 27 78
26 4 5 31 10 26 76
27 3 5 34 9 26 77
28 5 7 32 13 27 84
29 5 7 33 11 31 87
30 4 7 34 10 29 84
MAX 5 8 36 13 32 89
MIN 2 5 27 9 24 74

3.3 Data Biaya


Berikut data biaya yang diperoleh langsung di lokasi pengambilan data
dengan cara mewawancarai operator atau pihak pengawas serta berdasarkan
kajian-kajian literatur:

 Alat Gali-Muat
Tipe Alat : Excavator Hitachi Zaxis 200
Harga : Rp1.500.000.000 Per Unit
Horse Power :138 Hp
Bea : Rp59.420
Jam Kerja Pertahun : 2670 Jam/Tahun
Lama Pemakaian : 3 Tahun
Harga Bahan Bakar : Rp6.800 Per Liter
Harga Pelumas : Rp28.000 Per Liter

17
Kapasitas Crankcase : 25 Liter
Asuransi : 2,5% Per Tahun
Faktor Operasi : 0,6
Selang Pergantian Pelumas : 100 Jam

 Alat Angkut
Tipe Alat : Hino Ditro 136 HDX
Harga : Rp443.000.000
Horse Power : 130 Hp
Bea : Rp59.420
Jam Kerja Pertahun : 2688 Jam/Tahun
Lama Pemakaian : 5 Tahun
Harga Bahan Bakar : Rp14.500 Per Liter
Harga Pelumas : Rp44.000 Per Liter
Kapasitas Crankcase : 25,00 Liter
Asuransi : 2,5% Per Tahun
Faktor Operasi : 0,7
Selang Pergantian Pelumas : 120 Jam
Pergantian Ban : 1.600.000,00 Per Roda

18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Cycle Time (Waktu Edar)
4.1.1 Alat gali-muat (Excavator Hitachi Zx200)
Adapun nilai rata-rata cycle time Excavator Zx 200 yaitu waktu gali,
waktu swing isi, waktu tumpah, dan waktu swing kosong yang diperoleh
berdasarkan perhitungan statistik adalah sebagai berikut:
Waktu gali/digging = 6,56 detik
Waktu Swing isi = 5,09 detik
Waktu Tumpah = 11,58 detik
Waktu Swing Kosong = 5,05 detik

Sehingga dapat dihitung waktu edar Excavator Zx 200 adalah


CTm = Wg + Wi + Wt + Wk
CTm = 6,56 + 5,09 + 11,58 + 5,05
CTm = 28,28 detik atau 0,47 menit

4.1.2 Alat Angkut (Hino Ditro 136 HDX)


Sementara nilai rata-rata cycle time Hino Ditro 136 HDX yaitu waktu
loading, waktu maneuver loading, waktu pergi bermuatan, waktu maneuver
bermuatan, waktu tumpah dan waktu kembali kosong yang diperoleh berdasarkan
perhitungan statistik adalah sebagai berikut:
waktu loading = 6,14 detik
waktu manuver loading = 3,59 detik
waktu pergi bermuatan = 31,63 detik
waktu tumpah = 11,03 detik
waktu kembali kosong = 30 detik

Sehingga dapat dihitung waktu edar Mitsubishi Canter FE74 HD adalah


CTa = Wl + Wml + Wpb + Wt + Wkk
CTa =6,14 + 3,59 + 31,63 + 11,03 + 30

19
CTa = 82,39 detik atau 1,37 menit

4.2 Efisiensi Kerja


4.1.3 Alat gali-muat (Excavator Hitachi Zx200)
Untuk mengetahui tingkat produktifitas suatu alat maka perlu mengetahui
efisiensi kerja suatu alat yang dimana dapat dihitung sebagai berikut:
Diketahui :
Waktu kerja tersedia (Wtp) = 540 menit
Waktu hambatan yang dapat dihindari (Whd) = 15 menit
Waktu hambatan yang tidak dapat dihindari (Wtd) = 80 menit
 Waktu Kerja Efektif
We = Wtp – (Whd + Wtd)
= 540 – (15 + 80)
= 445 menit
 Efisiensi Kerja
Ek = (We/Wtp) x 100%
= (445/540) x 100%
= 82,4%
Sehingga diketahui efisiensi kerja Excavator Hitachi Zx200 adalah 82,4%
4.1.4 Alat Angkut (Hino Ditro 136 HDX)
Untuk mengetahui tingkat produktifitas suatu alat maka perlu mengetahui
efisiensi kerja suatu alat yang dimana dapat dihitung sebagai berikut:
Diketahui :
Waktu kerja tersedia (Wtp) = 540 menit
Waktu hambatan yang dapat dihindari (Whd) = 10 menit
Waktu hambatan yang tidak dapat dihindari (Wtd) = 82 menit
 Waktu Kerja Efektif
We = Wtp – (Whd + Wtd)
= 540 – (10 + 82)
= 448 menit
 Efisiensi Kerja

20
Ek = (We/Wtp) x 100%
= (448/540) x 100%
= 83%
Sehingga diketahui efisiensi kerja Hino Ditro 136 HDX adalah 83%

4.3 Produktifitas Alat


4.3.1 Alat gali-muat (Excavator Hitachi Zx 200)
Produktifitas alat adalah kemampuan produksi alat yang digunakan untuk
menilai kinerja dari suatu alat, produktifitas alat dapat dihitung sebagai berikut:

Diketahui:
q1 = 0,8
K = 0,95
CTm = 26,5 detik
SF = 0,89
EK = 0,824 atau 82,4%

Perhitungan:
q = 0,8 x 0,95 = 0,76
q ×3600 × EK × SF 0 ,76 × 3600 ×0,824 × 0 , 89
Q= = =75 , 6 ton/ jam
CTm 26 , 54
Jadi diperoleh produktivitas Excavator Hitachi Zx 200 adalah 75,6 ton/jam

4.3.2 Alat Angkut (Hino Ditro 136 HDX)


Produktifitas alat adalah kemampuan produksi alat yang digunakan untuk
menilai kinerja dari suatu alat, produktifitas alat angkut dapat dihitung sebagai
berikut:

Diketahui:
q1 = 0,8
K = 0,95
n=5
CTa = 26,5 detik

21
SF = 0,89
EK = 0,83 atau 83%

Perhitungan:
C = 0,8 x 5 x 0,95 = 3,8
60 60
Q = C× × EK × SF = 3 , 8 × ×0 , 83 × 0 ,89=46 , 4 ton / jam
CTa 3 ,63
Jadi diperoleh produktivitas Hino Ditro 136 HDX adalah 46,4 ton/jam

4.4 Match Faktor


Tingkat keserasian alat gali-muat dan alat angkut diperoleh dengan
menggunakan persamaan berikut:

Diketahui ;
Na =2 CTa = 0,44
Nm =1 CTm = 3,63
n =5

Perhitungan :
Na x n x Ctm 2 x 5 x 0 , 44
Match Faktor = = = 1,22
Nm x Cta 1 x 3 , 63

Jadi, berdasarkan nilai match factor yang diperoleh dapat diketahui bahwa
alat gali-muat bekerja 100% dan alat angkut bekerja kurang dari 100% sehingga
terjadi antrian

4.5 Sweel Faktor


Faktor pengembangan dan penyusutan material (Sweel factor) yaitu
perubahann (penambahan atau pengurangan) volume material apabila material
tersebut diganggu dari bentuk aslinya. Adapun Sweel factor material pasir dan
batuan adalah 89%.

4.6 Biaya Produksi


4.6.1 Alat gali-muat (Excavator Hitachi Zx 200)

22
Biaya produksi dibagi menjadi 2 kategori, yaitu biaya kepemilikan dan
biaya operasional alat. Adapun rincian biaya dari biaya kepemilikan dan biaya
operasional yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.1 Rincian Perhitungan Biaya Excavator

Biaya Kepemilikan (Excavator Hitachi Zx 200)


No Uraian Biaya Total/Bulan
1 Biaya depresiasi Rp 41.665.016
2 BAP dan Ongkos Gudang Rp 2.083.251
Total Rp 43.748.267
Biaya Operasional Alat (Hino Ditro 136 HDX)
No Uraian Biaya Total/Bulan
1 Biaya Penggunaan BBM Rp 18.323.447
2 Biaya Penggunaan Pelumas Rp 3.252.994
3 Biaya Perawatan dan Pemeliharaan Rp 37.498.515
4 Upah Operator Rp 1.500.000
Total Rp 60.574.956

Sehingga, total biaya produksi Excavator Hitachi Zx 200 :


Biaya Kepemilikan + Biaya Operasional= Rp 43.748.267 + Rp 60.574.956
= Rp 104.323.223 per bulan.

Jadi, dapat dihitung biaya produksi perton Excavator Hitachi Zx 200 sebagai
berikut:

Diketahui:
BK : Rp 43.748.267
BO : Rp 60.574.956
Q : 54.435 ton/bulan

Perhitungan :
BK + BO Rp 104.323 .223/bulan
BP = = = Rp 1.916 Ton/Bulan
Q 54.435ton /bulan

4.6.2 Alat Angkut (Hino Ditro 136 HDX)

23
Berikut rincian biaya dari biaya kepemilikan dan biaya operasional alat
angkut yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.2 Rincian Perhitungan Biaya Dumptruck

Biaya Kepemilikan (Mitsubishi Cantrer FE74 HD)


No Uraian Biaya Total/Bulan
1 Biaya depresiasi Rp 7.382.343
2 BAP dan Ongkos Gudang Rp 553.676
Total Rp 7.936.019
Biaya Operasional Alat (Mitsubishi Cantrer FE74 HD)
No Uraian Biaya Total/Bulan
1 Biaya Penggunaan BBM Rp 46.931.909
2 Biaya Penggunaan Pelumas Rp 5.664.316
3 Biaya Perawatan dan Pemeliharaan Rp 6.644.109
4 Biaya Pergantian Ban Rp 800.000
5 Upah Operator Rp 1.500.000
Total Rp 61.540.334

Sehingga, total biaya produksi Mitsubishi Cantrer FE74 HD :


Biaya Kepemilikan + Biaya Operasional= Rp 7.936.019 + Rp 61.540.334
= Rp 69.476.353 per bulan.

Jadi, dapat dihitung biaya produksi perton Mitsubishi Cantrer FE74 HD


sebagai berikut:

Diketahui:
BK : Rp 7.936.019
BO : Rp 61.540.334
Q : 33.422 ton/bulan

Perhitungan :
BK + BO Rp 69.476 .353 /bulan
BP = = = Rp 2.079 Ton/Bulan
Q 33.422 ton/bulan

24
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pembahasan terhadap perhitungan
waktu edar, tingkat keserasian alat, produktifitas alat dan biaya produksi alat gali
muat Excavator Hitachi Zx200 dan alat angkut Mitsubishi Canter FE74 HD dapat
disimpulkan bahwa:

1. Berdasarkan perhitungan diketahui waktu edar alat gali-muat Excavator


Hitachi Zx200 berada pada kisaran 28,28 detik dan waktu edar alat angkut
Hino Ditro 136 HDX adalah 82,39 detik
2. Tingkat keserasian alat gali-muat dengan alat angkut dilokasi pengambilan
data adalah 1,22, yang berarti bahwa alat gali-muat bekerja 100% dan alat
angkut bekerja kurang dari 100% sehingga terjadi antrian
3. Tingkat produktifitas alat gali muat Excavator Hitachi Zx200 adalah
sebesar 75,6 ton per jam, 1.814 ton per hari, dan 54.435 ton perbulan,
sementara alat angkut yakni sebesar 46,42 ton per jam, 1.114 ton per hari,
dan 33.422 ton perbulan
4. Untuk biaya produksi alat bgali muat Excavator Hitachi Zx200 adalah Rp
1.916 ton/bulan, sedangkan pada alat angkut Mitsubishi Canter FE74 HD
yakni sebesar Rp 2.079 ton/bulan

25
DAFTAR PUSTAKA

Susy Fatena Rostiyanti, Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi (Jakarta : Rineka
Cipta, 2002), h. 68

Nurhakim. 2004. Program Studi Teknik Pertambangan. Banjarbaru : Universitas


Lampung Mangkurat.

Ronald Martin Sokop1, T. T. (2018). Analisa Perhitungan Produktivitas Alat


Berat Gali-Muat (Excavator) Dan Alat Angkut (Dump Truck) Pada Pekerjaan
Pematangan Lahan Perumahan Residence Jordan Sea. Jurnal Tekno, Vol. 16,
No 70, 2018, Issn : 0215-9617 , 83-88.

26
LAMPIRAN

27

Anda mungkin juga menyukai