Anda di halaman 1dari 33

DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

UPT. PENGEMBANGAN BENIH HORTIKULTURA


POHJENTREK-KOTA PASURUAN
PROVINSI JAWA TIMUR
TAHUN ANGGARAN 2019

LAPORAN PENDAHULUAN

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUANG


PERTEMUAN UPT. PENGEMBANGAN BENIH
HORTIKULTURA

LOKASI
Jl. Urip Sumoharjo no. 33 Pohjentrek-Pasuruan

KONSULTAN PERENCANA
Laporan Pendahuluan
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Ruang Pertemuan UPT. Pengembangan Benih Hortikultura

KATA PENGANTAR

Sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUANG


PERTEMUAN UPT. PENGEMBANGAN BENIH HORTIKULTURA Lokasi Pohjentrek-
Kota Pasuruan, kerja sama antara Dinas Pekerjaan Umum dan Cipta Karya dan Dinas Pertanian
dan Ketahanan Pangan UPT. Pengembangan Benih Hortikultura serta CV. ERY PUTERA
PERKASA sebagai konsultan perencana, maka dengan ini melampirkan dokumen,

LAPORAN PENDAHULUAN

Dengan harapan laporan ini dapat memberikan informasi keseluruhan kegiatan yang telah
dilaksanakan oleh Konsultan. Laporan ini berisikan dokumen perencanaan teknis yang meliputi
Tahap Konsepsi Rancangan, Tahap Pra-Rancangan, Tahap Pengembangan Rancangan dan
Tahap Rancangan Detail. Apabila laporan ini ada hal yang tidak dipahami, maka kami bersedia
memperbaikinya dan harapan kami pelaporan berikutnya akan lebih baik lagi.

Atas kesempatan dan kerjasama yang baik disampaikan terima-kasih.

Surabaya, Juli 2019


CV. Ery Putera Perkasa

Heristama Anugerah Putra ST., M.Ars


Direktur
i
Page

Kegiatan : Pembangunan/Perbaikan UPT Dinas dan Penyediaan Sara Pendukungnya UPT. Pengembangan Benih Hortikultura
Laporan Pendahuluan
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Ruang Pertemuan UPT. Pengembangan Benih Hortikultura

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Maksud dan Tujuan 2
1.3 Data Kegiatan 3
1.4 Sistematika Pekerjaan 3
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RUANG LINGKUP PEKERJAAN4
2.1 Gambaran Umum Lokasi Studi 4
2.2 Lingkup Pekerjaan 5
2.3 Kedalaman Kajian Desain 7
BAB III METODOLOGI
3.1 Pendekatan 8
3.2 Metode Perencanaan 8
BAB IV KAJIAN ANALISA
4.1 Geologi Lokasi 8
4.2 Konsep 8
4.3 Rencana Massa Bangunan 13
4.4 Rencana Tapak 14
4.5 Denah 15
4.6 Tampak 16
4.7 Potongan 16
4.8 Visual Tiga Dimensi 17
4.9 Laporan Teknis 18
4.9.1 Luas Lantai 18
4.9.2 Penggunaan Bahan dan Material 18
4.9.3 Sistem Struktur 19
4.9.4 Sistem Utilitas 20
4.9.5 Konsep Tata Lingkungan 20
4.9.6 Prinsip Bangunan Gedung Hijau 21
4.9.7 Biaya dan Waktu Pelaksanaan 22
4.9.8 Spesifikasi Tekni 23
BAB V RENCANA KERJA 24
5.1 Pendekatan Operasional 24
ii
Page

Kegiatan : Pembangunan/Perbaikan UPT Dinas dan Penyediaan Sara Pendukungnya UPT. Pengembangan Benih Hortikultura
Laporan Pendahuluan
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Ruang Pertemuan UPT. Pengembangan Benih Hortikultura

5.1.1 Program Kerja 24


5.1.2 Penyusunan Program Kerja 24
BAB VI LAPORAN HASIL PRESENTASI TAHAP PERSIAPAN DAN PRESENTASI
KONSEP RANCANGAN DAN DISKUSI 27
6.1 Hasil Presentasi Tahap Persiapan 27
6.2 Hasil Presentasi Konsep Rancangan dan Diskusi 27
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 29
7.1 Kesimpulan 29
7.2 Saran 29

iii
Page

Kegiatan : Pembangunan/Perbaikan UPT Dinas dan Penyediaan Sara Pendukungnya UPT. Pengembangan Benih Hortikultura
Laporan Pendahuluan
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Ruang Pertemuan UPT. Pengembangan Benih Hortikultura

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia dan kemandirian
produktivitas pertanian hortikultura yang berkualitas untuk itu Pemerintah Provinsi Jawa
Timur melalui UPT. Pengembangan Benih Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan Provinsi Jawa Timur akan menyiapkan berbagai fasilitas yang diperlukan baik
untuk pengguna (user) maupun pendatang (tamu). Untuk mewujudkan hal tersebut
melalui Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui UPT. Pengembangan Benih
Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan memandang perlu untuk
melibatkan peran Konsultan Perencana untuk melaksanakan perencanaan teknis terhadap
pelaksanaan pekerjaan dilapangan, Maka kami dari konsultan perencana CV. Ery Putera
Perkasa telah melaksanakan survey pendahuluan sehingga kami mendapat data primer
berupa lokasi site, aksesbilitas, tipologi massa bangunan, dan kebutuhan ruang pada
Perencanaan Pembangunan Ruang Pertemuan UPT. Pengembangan Benih Hortikultura
Provinsi Jawa Timur. Ulasan mengenai data primer tersebut yakni :
a. Lokasi Site
Lokasi bangunan masih berada didalam area lahan milik UPT. Pengembangan Benih
Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur dan mudah
dijangkau oleh pihak user.
b. Aksesbilitas
Merencanakan kemudahan akses mulai dari kendaraan bermotor (motor ataupun
mobil) hingga para pejalan keki dari dan ke bangunan ini.
c. Tipologi Massa Bangunan
Massa bangunan diupayakan dapat terlihat dari arah jalan pintu masuk site sebagai
point of interest, agar orang yang melewati jalan utama depan bangunan dapat
langsung melihat bangunan ini dengan baik.
d. Kebutuhan Ruang
Didalam bangunan ini diharapkan mampu menghadirkan ruang-ruang yang
berkualitas dan mampu menarik minat pengunjung diantaranya sebagai berikut:
1. Ruang Teras
Area ini berupa zona publik yang dapat sebagai tempat titik kumpul pertama
para pengguna bangunan ini nantinya dengan memiliki sifat terbukan namun tidak
terkena air hujan secara langsung/ternaungi.
2. Ruang Pertemuan
Berupa zona private yang difungsikan untuk kegiatan-kegiatan kantor ataupun
penyuluhan dari dan ke pihak luar atau tamu, diharapkan ruang ini dapat
menampung kurang lebih 20-30 orang.
1
Page

Kegiatan : Pembangunan/Perbaikan UPT Dinas dan Penyediaan Sara Pendukungnya UPT. Pengembangan Benih Hortikultura
Laporan Pendahuluan
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Ruang Pertemuan UPT. Pengembangan Benih Hortikultura

3. Ruang Galeri
Dapat diakses oleh semua orang dan bersifat publik yang berfungsi untuk
memamerkan atau menjual hasil panen buah dari dinas pertanian khususnya UPT.
Pengembangan Benih Hortikultura untuk memberikan pendapatan bagi kantor
yang nantinya dapat difungsikan untuk biaya operasional sehari-hari kantor.
Ruang ini dapat menampung kurang lebih 20-30 orang.
4. Toilet dan ruang penunjang lainnya
Toilet pada bangunan ini nantinya sebagai penunjang untuk para penggunanya,
selain toilet ruang penunjang lainnya yang ada yakni lobby dan balkon yang
berfungsi sebagai tempat kumpul dalam bangunan dan lebih bersifat publik.

Untuk memenuhi hal-hal tersebut diatas, tentunya diperlukan adanya perencanaan dan
kajian tata letak bangunan (Master Plan) dalam menempatkan dan mendesain komposisi
yang optimal terhadap segala fasilitas yang diperlukan agar keinginan tersebut diatas
dapat dilaksanakan. Masterplan sangat diperlukan dalam upaya memberikan gambaran
tahapan-tahapan pembangunan fasilitas tersebut agar lebih terencana sesuai dengan
kebutuhan anggaran yang diperlukan.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


Tujuan dari Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Ruang Pertemuan UPT.
Pengembangan Benih Hortikultura Provinsi Jawa Timur ini adalah memberikan
gambaran yang jelas terhadap komposisi dan perletakan bangunan serta fasilitas
pendukung sesuai dengan kaidah perencanaan dan teknis serta kebutuhan yang
diinginkan dalam upaya peningkatkan Sumber Daya Manusia.
Adapun Sasaran dari kegiatan Perencanaan Pembangunan Ruang Pertemuan UPT.
Pengembangan Benih Hortikultura Provinsi Jawa Timur ini adalah :
1. Memberikan gambaran yang jelas terhadap perletakan komposisi massa bangunan
dan ruang-ruang pendukungnya yang akan direncanakan di dalam bangunan
tersebut, khususnya penempatan komposisi massa bangunan dengan melihat aspek
view ataupun arah mata angun.
2. Analisis terhadap kenyamanan akses lingkungan dari kemungkinan-kemungkinan
yang tidak diinginkan.
3. Estimasi terhadap kebutuhan bangunan dan fasilitas yang diperlukan dalam upaya
penyelenggaraan pelatihan dengan baik.
4. Menyusun Estimasi terhadap kebutuhan anggaran yang diperlukan dalam
pembangunan fasilitas yang direncanakan dalam Kegiatan tersebut.
5. Menyusun Laporan-Laporan hasil penyusunan bangunan Perencanaan
Pembangunan Ruang Pertemuan UPT. Pengembangan Benih Hortikultura Provinsi
Jawa Timur tersebut.
2
Page

Kegiatan : Pembangunan/Perbaikan UPT Dinas dan Penyediaan Sara Pendukungnya UPT. Pengembangan Benih Hortikultura
Laporan Pendahuluan
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Ruang Pertemuan UPT. Pengembangan Benih Hortikultura

6. Mempresentasikan hasil perencanaan kepada owneer’s dalam upaya memberikan


pemahaman terhadap hasil design.
7. Menyusun dokumentasi dari hasil perencanaan Ruang Pertemuan tersebut.

1.3 DATA KEGIATAN


Adapun data kegiatan adalah sebagai berikut:
1. Nama Kegiatan : Pembangunan/Perbaikan UPT. Pengembangan
Benih Hortikultura dan Penyediaan Sara
Pendukungnya
2. Nama Paket Pekerjaan : Perencanaan Pembangunan Ruang Pertemuan UPT.
Pengembangan Benih Hortikultura
3. Lokasi Kegiatan : Jl. Urip Sumoharjo no. 33 Pohjentrek-Kota
Pasuruan
4. Pemberi Tugas : UPT. Pengembangan Benih Hortikultura Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa
Timur

1.4 SISTEMATIKA PEKERJAAN


Proses pengolahan laporan menggunakan perangkat lunak Miscrosof Office 2007
dengan program Exel dan Microsof word. Produk gambar diolah dengan menggunakan
perangkat lunak Autocad Land Development (LDD) 2000i, Auto Cad 2009/2010,
3Dmax dan Photo shop. Laporan akan disampaikan dalam bentuk hard copy dan soft
file berupa back up CD.
Adapun jenis-jenis laporan yang akan diserahkan oleh Konsultan Penyedia Jasa
kepada Pengguna Jasa adalah:
1. LAPORAN PENDAHULUAN
2. LAPORAN AKHIR
3. DOKUMENTASI
4. SOFT COPI DATA
3
Page

Kegiatan : Pembangunan/Perbaikan UPT Dinas dan Penyediaan Sara Pendukungnya UPT. Pengembangan Benih Hortikultura
Laporan Pendahuluan
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Ruang Pertemuan UPT. Pengembangan Benih Hortikultura

BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI &
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
2.1 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

Lokasi yang akan


dikerjakan

Gambar 2.1 Lokasi lahan rencana ruang pertemuan

Lokasi tepatnya untuk Perencanaan Pembangunan Ruang Pertemuan UPT.


Pengembangan Benih Hortikultura tersebut terletak pada area atau lahan kantor UPT.
Pengembangan Benih Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa
Timur tepatnya di Jl. Urip Sumoharjo no. 33 Pohjentrek, Kota Pasuruan. Lahan ini posisinya
berdekatan dengan pintu tol Kota Pasuruan yang berjarak kurang lebih 100m. Posisi Lahan
yang digunakan ini berada di sebelah Utara gedung kantor UPT. Pengembangan Benih
Hortikultura (lihat gambar 2.1). Untuk akses masuk utama akan mengambil Entrance dari
jalan utama yakni Jl. Urip Sumoharjo.
Kondisi lokasi adalah lahan kantor eksisiting yang sudah terbentuk sesuai kebutuhan.
Kondisi lahan cenderung datar dan padat. Terdapat pula beberapa bangunan eksisting
didalamnya, diantaranya rumah dinas kepala UPT dan screen house. Dari kondisi tersebut
tentunya diperlukan adanya penyusunan massa bangunan dan tata ruang serta material
finishing yang digunakan nantinya yang dapat memberikan kenyamanan pada pengguna.
Bangunan ini nantinya berfungsi sebagai bangunan private dan public, sehingga
membutuhkan kajian sirkulasi untuk aksesbilitas kendaraan ataupun orang. Bangunan
dikatakan private karena terdapat ruang pertemuan yang berfungsi untuk menjamu tamu
ataupun rapat internal koordinasi untuk pihak kantor saja. Bangunan dikatakan public karena
terdapat ruang galeri yang berfungsi untuk men-display barang atau buah-buah hasil kebun
yang akan dijual secara umum untuk memberikan penghasilan secara mandiri kepada pihak
kantor UPT. Bagaimanapun kondisi eksisting akan memberikan aspek tambahan guna
susunan gubahan massa bangunan agar terlihat oleh orang umum yang melintas diluar site.
Untuk itu pihak konsultan berencana memaksimalkan tata ruang yang ada sehingga dapat
menampung kendaraan baik roda 2 dan roda 4 semaksimal mungkin, serta tata letak
bangunan agar dapat memberikan komposisi perletakan tapak bangunan yang ideal sesuai
4
Page

Kegiatan : Pembangunan/Perbaikan UPT Dinas dan Penyediaan Sara Pendukungnya UPT. Pengembangan Benih Hortikultura
Laporan Pendahuluan
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Ruang Pertemuan UPT. Pengembangan Benih Hortikultura

kontur yang ada dan melihat aspek-aspek kenyamanan, keamanan dan sirkulasi operasional
yang baik. Untuk mengkaji bentuk bangunan dapat dimulai dengan membuat susunan massa
bangunan yang dapat terlihat dari arah luar secara keseluruhan dengan memainkan elevasi
bangunan.

2.2 LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup dari pekerjaan yang dilakukan oleh Konsultan Perencana CV. Ery Putera
Perkasa mengacu pada Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang dibuat oleh Pemilik dan
Pengguna (UPT. Pengembangan Benih Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Provinsi Jawa Timur) terutama pada desain perletakan dan tata ruang bangunan yang terdiri
dari ruang – ruang yang sedemikian rupa yang dapat memberikan kenyamanan dalam
melakukan aktifitas pelatihan. Dengan demikian harapan yang diinginkan oleh Pemilik dan
Pengguna dapat terealisasi dengan baik.
Adapun Lingkup Pekerjaan yang harus dilakukan oleh Konsultan Perencana meliputi:
1. Kegiatan Pradesign
Kegiatan pradesign merupakan draft awal yang digunakan untuk menuangkan
ide-ide yang diinginkan oleh Pemilik dan Pengguna dalam bentuk sketsa design.
Sketsa design tersebut diasistensikan kepada pengguna jasa untuk mendapatkan
persetujuan awal terhadap kebutuhan dan kegiatan yang ada didalam bangunan itu
nantinya.
2. Kegiatan Pengumpulan Data
Data dibedakan menjadi 2 yaitu data sekunder dan data primer. Data sekunder
berupa data-data hasil olahan pihak lain yang masih relevan dan berguna dalam
proses perencanaan seperti laporan-laporan, peta, gambar, dan literatur / preseden
yang berkaitan dengan proses kegiatan perencanaan. Sedangkan data primer
adalah data yang dihasilkan dengan melakukan survey lapangan terhadap kondisi
lokasi studi dengan melibatkan team dari personil konsultan itu sendiri. Adapun
data primer yang diperlukan adalah:
- Data Topografi Lokasi (kontur)
- Data Luasan Area Lokasi yang disurvey
- Data Kondisi Tanah di lokasi tersebut secara visual
- Data Kondisi Lingkungan Area Lokasi
- Data Jaringan Akses jalan
- Data Kondisi Utilitas dan drainase yang akan dibangun sesuai dengan
hasil pengukuran lapangan.
Data Primer ini merupakan data valid, aktual dan merupakan komponen utama
dalam melakukan suatu perencanaan. Dengan data ini perencana dapat
menganalisa kondisi dan situasi lokasi menjadi lebih objektif dan aktual.
5
Page

Kegiatan : Pembangunan/Perbaikan UPT Dinas dan Penyediaan Sara Pendukungnya UPT. Pengembangan Benih Hortikultura
Laporan Pendahuluan
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Ruang Pertemuan UPT. Pengembangan Benih Hortikultura

3. Kegiatan Analisa
Setelah proses pengumpulan data dilakukan, baik pengumpulan data sekunder
maupun data primer, maka lingkup pekerjaan selanjutnya adalah melakukan
kegiatan analisa terhadap hasil pengumpulan data tersebut. Analisa disini meliputi
beberapa aspek yang menyangkut kegiatan perencanaan tata ruang bangunan
sarana pelatihan selam. Dalam menganalisa kegiatan perencanaan tata ruang
bangunan sarana pelatihan selam tersebut, tentunya diperlukan team yang mampu
baik secara pengalaman maupun kemampuan teknisnya. Hal-hal yang perlu
dianalisa adalah sebagai berikut:
- Analisa terhadap ruang, estetika dan struktur bangunan yang disesuaikan
dengan kondisi tanah di lokasi kegiatan.
- Analisa kebutuhan biaya pelaksanaan secara kasar (Estimasi).
- Analisa terhadap dampak dibangunnya kegiatan tersebut secara global
(Umum).
- Analisa Utilitas, Sarana dan Prasarana pendukung
- Analisa keterikatan antara massa bangunan yang ada terhadap komponen
sarana pendukungnya.
- Analisa terhadap keamanan dan kenyamanan
- Analisa terhadap kemungkinan faktor-faktor alam yang dapat berpengaruh
terhadap kondisi lingkungan bangunan tersebut.
4. Hasil Analisa
Hasil Analisa adalah output dari kegiatan penganalisaan oleh team ahli yang
diwujudkan dengan bentuk fisik kegiatan seperti laporan, gambar, peta dan hasil-
hasil perhitungan baik struktur maupun kebutuhan biaya secara kasar yang
digunakan sebagai acuan dalam tahapan kegiatan pembangunan berikutnya.
5. Asistensi
Assistensi dilakukan dalam upaya memberikan kesamaan pola pikir, harapan dan
hasil akhir yang diharapkan, sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai.
Dengan asistensi tersebut, meminimalkan perbedaan pola pikir antara pihak
penyedia jasa dan pengguna jasa termasuk pihak Sekolah sebagai penggunanya.
Assistensi dilakukan dengan kontinue dari setiap komponen kegiatan
dimaksudkan agar tahap tiap tahap pekerjaan dapat terpantau dan termonitor
dengan baik sesuai keinginan dan harapan.
6. Presentasi
Presentasi adalah memberikan pemahaman kepada pihak-pihak yang
berkompeten dalam upaya menyatukan persepsi produk hasil perencanaan.
Presentasi dilakukan setelah proses draft laporan akhir diselesaikan untuk
diekspose dan mendapatkan koreksi dan masukan-masukan yang bersifat
membangun dari pihak-pihak yang berkompeten terhadap hasil perencanaan.
6
Page

Kegiatan : Pembangunan/Perbaikan UPT Dinas dan Penyediaan Sara Pendukungnya UPT. Pengembangan Benih Hortikultura
Laporan Pendahuluan
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Ruang Pertemuan UPT. Pengembangan Benih Hortikultura

2.3 KEDALAMAN KAJIAN DESAIN


Perencanaan Pembangunan Ruang Pertemuan UPT. Pengembangan Benih Hortikultura
ini mengkaji dan merumuskan hal-hal sebagai berikut :
a). Kebutuhan terhadap bangunan dan fasilitas ruangan pendukung yang diperlukan
untuk peningkatan sarana pendidikan.
b). Penempatan posisi bangunan tersebut sesuai kaidah yang benar dengan menerapkan
pola keamanan dan kenyamanan pengguna.
c). Menghitung estimasi kebutuhan biaya pembangunan secara bertahap sesuai anggaran
yang diusulkan yang disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan dan lahan yang
tersedia.
d). Merencanakan pola sirkulasi secara baik dan benar, seperti sirkulasi orang, sirkulasi
kendaraan dan lain-lain.
e). Menganalisis secara umum (global) terhadap dampak lingkungan dengan adanya
kegiatan pembangunan nantinya.
f). Menyusun Produk-produk laporan hasil kajian yang didukung oleh gambar, peta dan
dokumentasi dari kegiatan tersebut.
g). Memberikan gambaran pentahapan dan pengembangan pembangunan berikutnya
sesuai kebutuhan pembangunan fasilitas yang ada.

7
Page

Kegiatan : Pembangunan/Perbaikan UPT Dinas dan Penyediaan Sara Pendukungnya UPT. Pengembangan Benih Hortikultura
Laporan Pendahuluan
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Ruang Pertemuan UPT. Pengembangan Benih Hortikultura

BAB III
METODOLOGI
3.1 Pendekatan
Penanganan pela ksanaan pekerjaan perancangan akan dibuat
seoptimal mungkin dengan mempertimbangkan fa kto r -f akt or
e k o n o m i s , k e n ya m a n a n d a n f u n g s i o n a l . Selain itu juga mempertimbangkan
efisiensi pelaksanaan pembangunan, penggunaan maupun pemeliharaan.

3.2 Metode Perencanaan


Untuk menghasilkan produk pekerjaan yang baik dan berkualitas maka Tim
Konsultan akan menerapkan metode pekerjaan berupa “design-sistimatis” yakni:

FEED-BACK FEED-BACK FEED-BACK

DATA ANALISIS SINTESIS EVALUASI

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4

Gambar 3.1 Alur penggunaan metode


Tahap 1 DATA
Data yang dibutuhkan pada saat ini adalah data primer yakni data lahan/lokasi, data
kebutuhan ruang, dan data potensi serta data sekunder yakni wawancara dengan pihak
pengguna atau pemilik. Data ini merupakan hal yang mutlak harus ada. Tim Konsultan
akan menelaah setiap data yang telah didapatkan kemudian akan diperoleh gambaran
awal bagaimana bangunan gedung ini direncanakan. Setelah Data semua terkumpul
diperoleh, dilakukan survey awal berupa turun ke lapangan untuk mempelajari kajian-
kajian data tersebut langsung dilokasi pembangunan gedung. Perencanaan ini dapat
dimulai dari tatanan massa bangunan, pengembangan ruang, hingga pemilihan struktur
dan material bangunan agar terlihat lebih menarik dsb. Survey ini dilaksanakan secara
detail dengan melakukan sketsa lahan dan desain massa bangunan. Setelah survey awal
dilaksanakan, berdasarkan data survey awal dilaksakan survey terstruktur.

Survey terstruktur dilaksanakan sesuai dengan lingkup pekerjaan.


- Survey Lokasi
a. Lokasi lahan yang direncanakan untuk bangunan ruang pertemuan UPT.
Pengembangan Benih Hortikultura terkait luasan lahan yang cukup dan mudah
dijangkau.
b. Massa bangunan harus mampu terlihat dan tertangkap dari arah jalan utama
(terkait komposisi massa dan elevasi bangunan) sebagai point of interview.
8
Page

Kegiatan : Pembangunan/Perbaikan UPT Dinas dan Penyediaan Sara Pendukungnya UPT. Pengembangan Benih Hortikultura
Laporan Pendahuluan
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Ruang Pertemuan UPT. Pengembangan Benih Hortikultura

c. Kemudahan aksesbilitas kendaraan ataupun pejalan kaki untuk masuk dan keluar
dari site ataupun bangunan ini nantinya.
- Survey Arah Mata Angin
a. Terkait susunan dan pola sirkulasi ruang yang dapat membagi antara zona publik
ataupun zona privat agar tidak bercampur.
b. Peletakan ruang ataupun arah hadap bangunan harus memperhatikan arah mata
angin terkait pencahayaan dan penghawaan pasif.

Tahap 2 ANALISIS
Dalam tahap ini dilakukan proses menyinkronkan dan dari data yang sudah didapat dari
tahap sebelumnya untuk diambil sebuah kesimpulan.
Bila hasilnya positif maka akan disusunlah data-data hasil analisis yang akan dibawa
dalam Tahap 3-Sintesa.

Apabila dalam tahap analisis ini terjadi stagnan dan diperlukan data-data tambahan maka
dilaksankanlah prosedur feed-back. Feed-back adalah proses untuk memenuhi
kekurangan-kekurangan yang ada pada saat survey yaitu dengan melakukan resurvey
sesuai kebutuhan analisis data.

Tahap 3 SINTESA
Pada tahap ini kesimpulan yang sudah didapatkan kemudian di sintesakan ke dalam
bentuk sebuah massa bangunan dan ruang baik itu komposisi ataupun zonasi ruangnya.
Dengan data-data ini, prosedur sintesa dilakukan kedalam gambar bangunan. Semua
system usulan di plot kedalam drawings dan dikaji kembali secara keseluruhan.

Bila dalam proses sintesa terdapat kesalahan atau tidak sinkron data dengan aplikasinya,
maka dilakukan feetback ke Tahap Analisis. Hal-hal yang tidak sinkron di analisis
kembali sampai ketemu dengan hasil.

Tahap 4 EVALUASI
Tahap evaluasi adalah tahap dimana semua hasil sintesis telah terplot kedalam gambar
rencana. Tahap evaluasi adalah melakukan ujicoba keseluruhan dengan tetap mengkaji
lagi dari tahap data hingga sintesa baik itu terkait susunan massa bangunan, struktur,
elevasi, material dll. Evaluasi ini sendiri didapatkan juga masukan dari beberapa pihak,
baik itu pihak pengguna atau pemilik dan pengkaji.
9
Page

Kegiatan : Pembangunan/Perbaikan UPT Dinas dan Penyediaan Sara Pendukungnya UPT. Pengembangan Benih Hortikultura
Laporan Pendahuluan
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Ruang Pertemuan UPT. Pengembangan Benih Hortikultura

BAB IV
KAJIAN ANALISA
4.1 GEOLOGI LOKASI
Wilayah Kabupaten Pasuruan terletak diantara Kabupaten Mojokerto, Kabupaten
Sidoarjo, Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Malang. Secara astronomis letak
Kabupaten Pasuruan terbentang antara 112°.30'-113°.30' Bujur Timur dan 7°.30'-8°,30'
Lintang Selatan dengan luas 1.474,02 Km . Kabupaten Pasuruan memiliki batas wilayah
sebagai berikut: sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Sidoarjo dan Selat Madura,
sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Malang, sebelah Timur berbatasan
langsung dengan Kabupaten Probolinggo, dan sebelah Barat berbatasan dengan
Kabupaten Mojokerto.
Wilayah Kabupaten Pasuruan meliputi daerah datar dan pegunungan dengan
ketinggian 0 m dpl s/d > 1.000 m dpl. Wilayah yang memiliki ketinggian rata-rata
hingga 100 m dpl meliputi 14 kecamatan antara lain : Kejayan, Wonorejo, Gempol, Beji,
Bangil, Rembang, Kraton, Pohjentrek, Godang Wetan, Rejoso, Winongan, Grati, Lekok
dan Nguling. Wilayah yang mempunyai ketinggian 100 m dpl s/d 500 m dpl antara lain
Kecamatan Purwodadi, Lumbang, Pasrepan, Purwosari, Sukorejo dan Pandaaan.
Sedangkan wilayah yang mempunyai ketinggian > 500 m dpl adalah Kecamatan Tutur,
Puspo, Tosari dan Prigen.
Lokasi Pekerjaan ini nantinya berada di Kecamatan Pohjentrek, Pasuruan dengan luas
wilayah administratif sebesar 11.880 km2 dan letak ketinggian wilayah dari permukaan
laut yakni 0-25 m dpl. Secara geologis wilayah Kabupaten Pasuruan terbagi atas tiga
wilayah geologis yaitu daerah perbukitan, daerah dataran rendah dan daerah pantai.
Sekitar 20,83% wilayah ada di kedalaman 0 – 60 cm (dataran rendah), sekitar 42,83 %
wilayah memiliki kedalam tanah 60 – 61 cm dan 36,34 % wilayah memiliki kedalaman
lebih dari 90 cm. Berdasarkan hasil analisa peta topografi Kabupaten Pasuruan terbitan
Bakosurtanal tahun 2001 kemiringan lahan di Kabupaten Pasuruan sangat bervariasi.
Guna keperluan evaluasi kesesuaian lahan homogeny, maka kelas kemiringan di bagi
menjadi 7 kelas :
Kemiringan kelas I meliputi ± 0 – 2 % :
Wilayah dimaksud meliputi Kecamatan Bangil, Rembang, Keraton, Pohjentrek, Gondang
Wetan, Rejoso dan Lekok, sebagian Kecamatan Pasrepan, Kejayan, Wonorejo,
Winongan, Grati dan Nguling;
Kelas II kemiringan antara 2 – 5 % :
Wilayah yang dimaksud antara lain meliputi Kecamatan Purwodadi, Tosari, Lumbang,
Pasrepan, Kejayan, Wonorejo, Purwosari, Prigen, Sukorejo, Pandaan, Gempol, Beji,
Winongan, Grati dan Nguling;
Kelas III kemiringan antara 5 – 8 % :
10
Page

Kegiatan : Pembangunan/Perbaikan UPT Dinas dan Penyediaan Sara Pendukungnya UPT. Pengembangan Benih Hortikultura
Laporan Pendahuluan
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Ruang Pertemuan UPT. Pengembangan Benih Hortikultura

Wilayah yang dimaksud adalah Kecamatan Purwodadi, Tutur, Puspo, Tosari, Lumbang,
Pasrepan, Kejayan, Purwosari, Prigen, Sukorejo, Pandaan, Gempol, Beji, Winongan dan
Lekok.
Kelas IV dengan kemiringan 8 - 15 % :
Wilayah dimaksud adalah Kecamatan Purwodadi, Tutur, Puspo, Tosari, Lumbang,
Pasrepan, Kejayan, Purwosari, Prigen, Pandaan, Gempol, Winongan dan Grati.
Kelas V kemiringan 15 – 25 % :
Wilayah dimaksud adalah Kecamatan Purwodadi, Tutur, Puspo, Tosari, Lumbang,
Pasrepan, Purwosari, Prigen, Gempol dan Beji.
Kelas VI Kemiringan antara 25 – 45 % :
Wilayah dimaksud adalah sebagian Kecamatan Purwodadi, Tutur, Puspo, Tosari,
Lumbang, Purwosari, Prigen dan Gempol.
Kelas VII Kemiringan > 45 % :
Wilayah dimaksud adalah sebagian Kecamatan Purwodadi, Tutur, Puspo, Tosari,
Lumbang dan Prigen.

Wilayah Kabupaten Pasuruan mempunyai kemiringan kelas I, kelas II dan kelas III
sebanyak ± 32,18 % dari luas total wilayah, selanjutnya kemiringan kelas IV dan V
sebanyak 23,42 % dari luas wilayah Kabupaten Pasuruan, kemiringan kelas VI sebanyak
27,59 % dan kemiringan kelas VII sebanyak 16,81 % dari total luas wilayah Kabupaten
Pasuruan. Berdasarkan Jenis Tanah yang diterbitkan oleh Badan Pertanahan Nasional,
Kabupaten Pasuruan terbagi menjadi 6 jenis tanah yaitu Aluvial, Regosol, Grumosol,
Mediteran, Latosol dan Andosol. Wilayah Kabupaten Pasuruan bagian Utara sebagian
besar mempunyai jenis tanah Alvial yang meliputi Kecamatan Bangil, Kecamatan
Kraton, Kecamatan Pohjentrek, Kecamatan Lekok, Kecamatan Rejoso, Kecamatan
Winongan dan Kecamatan Grati. Untuk jenis tanah Regosol terdapat di Kecamatan
Prigen, Kecamatan Sukorejo, Kecamatan Kejayan dan Kecamatan Pandaan. Jenis tanah
Grumosol terdapat di Kecamatan Rembang dan Kraton.
Kecamatan Lekok, Kecamatan Rejoso, Kecamatan Winongan dan Kecamatan Grati.
Untuk jenis tanah Regosol terdapat di Kecamatan Prigen, Kecamatan Sukorejo,
Kecamatan Kejayan dan Kecamatan Pandaan. Jenis tanah Grumosol terdapat di
Kecamatan Rembang dan Kraton. Sedangkan untuk jenis tanah Mediteran banyak
dijumpai di Kecamatan Lekok, Kecamatan Nguling dan Kecamatan Grati. Tanah dengan
jenis Latosol mempunyai ciri khas berwarna merah kecoklatan dan biasanya tanah ini
tersebar dari dataran rendah sampai pada ketinggian 900 m dpl. Wilayah dengan jenis
tanah Latosol banyak dijumpai di Kecamatan Lumbang, Kecamatan tutur dan Kecamatan
Purwodadi. Untuk jens tanah Andosol dicirikan dengn warna tanah hitam atau coklat tua,
remah dengan kandungan bahan organik yang tinggi, jenis tanah ini banyak dijupai pada
Kecamatan Tosari, sebagian Kecamatan Lumbang, sebagian Kecamatan Tutur dan
11

Kecamatan Puspo. Tanah Regosol dan Latosol mempunyai sebaran masing-masing 24,3
Page

Kegiatan : Pembangunan/Perbaikan UPT Dinas dan Penyediaan Sara Pendukungnya UPT. Pengembangan Benih Hortikultura
Laporan Pendahuluan
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Ruang Pertemuan UPT. Pengembangan Benih Hortikultura

% dan 24,5 % tana Grumosol sebanyak 3,99 % tanah Aluvial sebesar 15,73 %, Andosol
17,04%, dan Mediteran mempunyai 14,26 %. Berdasar tekstur tanah wilayah Kabupaten
Pasuruan terbagi atas 2 jenis yaitu tanah ber tekstur halus sebanyak 54,33 % dan tanah
dengan tekstur sedang sebanyak 44,73 %. Salah satu faktor yang mempengaruhi
kemampuan lahan adalah kedalaman solum tanah, sebagain mempunyai kedalaman
antara 60 – 90 cm yaitu 43,28 % sedangkan dengan kedalaman > 90 cm sebanyak 36,85
%. Tanah di Kabupaten Pasuruan umumnya tergolong tanah yang subur mulai dataran,
menengah sampai pada dataran tinggi, pada lahan basah yang mayoritas terdapat pada
dataran rendah sampai sedang produktivitas tanaman yang dibudidayakan oleh petani
umumnya sangat tinggi, sayuran dan buah yang ditanam pada lahan kering juga
mempunyai produktivitas yang cukup tinggi. Salah satu faktor penting yang
mempengaruhi tingkat kesuburan tanah adalah adanya gunung berapi yang masih aktif
yang mengelilingi wilayah Kabupaten Pasuruan diantaranya adalah deretan pegungungan
yang ada di wilayah timur yaitu pegunungan tengger dan pada ujung Barat ada Gunung
Arjuno dan Penanggungan.

Tabel 4.1 Data jenis tanah di Kabupaten Pasuruan

4.2 KONSEP
Bangunan ini harus mampu menampung sekitar 50-70 orang, sehingga konsep
perencanaan pembangunan ruang pertemuan UPT. Pengembangan Benih Hortikultura ini
mengambil konsep “tropis modern”, dimana bangunan yang berfungsi sebagai kantor dan
12
Page

Kegiatan : Pembangunan/Perbaikan UPT Dinas dan Penyediaan Sara Pendukungnya UPT. Pengembangan Benih Hortikultura
Laporan Pendahuluan
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Ruang Pertemuan UPT. Pengembangan Benih Hortikultura

khususnya ruang pertemuan ini memiliki rancangan desain yang modern namun tetap
menonjolkan sisi lokalitas setempat agar menyatu dengan lingkungan sekitar.
4.3 RENCANA MASSA BANGUNAN

Gambar 4.1 Rencana massa bangunan


Bangunan ini diharapkan dapat langsung terlihat dari arah jalan utama sehingga langsung
tertangkap secara visual oleh pengendara bermotor, sehingga bentuk massa bangunan
dibentuk seperti huruf “L”. Posisi massa bangunan sendiri berada di tengah-tengah area
lahan yang masih kosong dan jauh dari garis GSB yang telah ditentukan, sehingga masih
aman bila nanti terjadi pelebaran jalan utama. Agar menyatu dengan lingkungan sekitar
penggunaan material lokal dan warna soft atau hangat dipilih sebagai elemen finishing untuk
bangunan ini. Karena berada ditengah-tangah lahan nantinya bangunan ini akan dinaikkan
elevasinya dari kontur tanah eksisting untuk mengantisipasi bila terjadi banjir ataupun
adanya genangan air yang tidak diinginkan. Area pada sisi Timur diberikan banyak bukaan
untuk dapat memasukkan cahaya dan penghawaan ke dalam bangunan secara pasif guna
menurunkan konsumsi penggunaan listrik. Elemen arsitektural khususnya memanfaatkan
material lokal yang ada.

Gambar 4.2 Susunan massa bangunan


13
Page

Kegiatan : Pembangunan/Perbaikan UPT Dinas dan Penyediaan Sara Pendukungnya UPT. Pengembangan Benih Hortikultura
Laporan Pendahuluan
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Ruang Pertemuan UPT. Pengembangan Benih Hortikultura

4.4 RENCANA TAPAK

Gambar 4.3 Layout plan


Konsep dari “tropis modern” ini kemudian ditarik kedalam sebuah hubungan antar
bangunan dengan tata ruang luar atau penghijauan di dalam kawasan tapak, dimana terdapat
beberapa vegetasi yang ditanam disepanjang akses masuk dari pagar lahan menuju
bangunan. Vegetasi ini dapat digunakan juga sebagai panduan jalur akses kearah bangunan.
Vegetasi yang dapat dipilih yakni pohon palem ekor tupai, dimana memiliki ciri khas tinggi
dengan daun yang berhelai, sehingga dapat menampilkan kesan tropis disepanjang akses
jalan bila dipadukan dengan bangunan utama. Selain itu juga ada beberapa tanaman kecil
atau pendek seperti tanaman perdu yang dapat ditanam disekeliling bangunan ruang
pertemuan ini untuk menambah kesan sejuk dan tropis. Tanaman perdu yang dimaksud bisa
bunga lili, pucuk merah, ataupun sansivera.
Pintu masuk terdapat pada sisi Timur dari tapak bangunan ini, dan haya ada satu akses
pintu masuk. Pemilihan desain ini dikarenakan hanya akses ini satu-satunya yang dapat
digunakan sebagai entrance. Setelah memasuki entrance ini, para pengendara motor hingga
mobil dapat langsung memarkir kendaraannya pada sisi Timur atau area yang telah
disediakan. Area parkir yang digunakan adalah area Timur dari tapak, dikarenakan area
entrance hanya satu dan bercampur, sehingga area sirkulasi yang digunakan nantinya dapat
digunakan secara bergantian dan lebih diatur.

IN/OUT

Gambar 4.4 Layout plan


14
Page

Kegiatan : Pembangunan/Perbaikan UPT Dinas dan Penyediaan Sara Pendukungnya UPT. Pengembangan Benih Hortikultura
Laporan Pendahuluan
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Ruang Pertemuan UPT. Pengembangan Benih Hortikultura

4.5 DENAH

Gambar 4.5 Denah lantai 1 dan 2


Pembagian zonasi pada bangunan dapat menentukan posisi dan letak ruang-ruang yang
ada di dalamnya diantaranya, teras, lobby, ruang galeri, ruang rapat, balkon dan toilet serta
fasilitas penunjang lainnya. Teras, lobby dan ruang galeri merupakan zona publik yang dapat
diakses oleh semua orang, sedangkan ruang rapat dan balkon merupakan zona private
dimana hanya pemilik (pihak UPT. dan Dinas Pertanian) yang dapat menggunakannya dan
harus memiliki ijin akses ke pihak pemilik bila ada pengguna lain yang ingin
menggunakannya.

Publik Publik Private

Publik

Private

Publik

Gambar 4.6 Zoning massa bangunan horisontal


Secara hierarki antar ruang pengguna akan melewati area teras terlebih dahulu dari arah
Selatan, dimana pada area ini memiliki ketinggian plafon/plat dengan elevasi +3.50, dengan
ketinggian itu dimaksudkan agar tampias air hujan tidak sampai terkena jauh ke dalam
karena area ini bersifat terbuka. Kemudian pengguna dapat masuk ke area lobby yang
memiliki ketinggian plafon dengan elevasi +6.70, dari area ini pengguna dapat memilih ke
ruang mena kemudian akan dituju. Ruang galeri berada di sisi Timur dan berada di lantai 1
dengan maksud untuk memudahkan pengguna non private dapat mengakses ruang ini.
Ketinggian pada ruang ini sendiri memiliki elevasi +3.60. Terdapat sirkulasi vertikal yang
berada di sisi Barat bangunan untuk mengakses ke lantai 2. Pada lantai 2 ini terdapat ruang
pertemuan yang dikhususkan untuk zona private dan dapat digunakan hanya oleh pemilik
bangunan saja, kecuali bila ada tamu dari pihak luar. Dalam ruang pertemuan ini pengguna
15

akan dibawa menuruni tangga dalam ruang yang turun elevasinya diposisi -0.50 dengan
Page

Kegiatan : Pembangunan/Perbaikan UPT Dinas dan Penyediaan Sara Pendukungnya UPT. Pengembangan Benih Hortikultura
Laporan Pendahuluan
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Ruang Pertemuan UPT. Pengembangan Benih Hortikultura

ketinggian plafond berada dielevasi +6.70. Pada sisi Timur atas dan terbuka dilantai 2
terdapat balkon yang berada di ketinggian +3.95, area ini dapat difungsikan untuk bersantai
sejenak para pengguna dengan menikmati view disekitar bangunan ini.
4.6 TAMPAK

Gambar 4.7 Tampak bangunan


Permainan elevasi lantai yang tertampang pada gambar denah juga memberikan sebab
buat ketinggian bangunan, hal ini dapat dilihat dari keempat sisi tampak yang memiliki pola
ketinggian yang berbeda-beda. Sebagai emphasis atau point of interest dari bangunan ini
yakni sisi ruang lobby dan area tangga yang memiliki elevasi cukup tinggi, hal ini
dimaksudkan agar pengguna dapat secara langsung dan mudah menerima secara visual dari
arah jalan utama (Jl. Urip Sumoharjo-Pasuruan).

Ruang Pertemuan+Balkon

Teras+Ruang Galeri+Toilet

Gambar 4.8 Zoning bangunan vertikal

4.7 POTONGAN

Gambar 4.9 Potongan A-A dan Potongan B-B


16
Page

Kegiatan : Pembangunan/Perbaikan UPT Dinas dan Penyediaan Sara Pendukungnya UPT. Pengembangan Benih Hortikultura
Laporan Pendahuluan
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Ruang Pertemuan UPT. Pengembangan Benih Hortikultura

Gambar 4.10 Potongan C-C dan Potongan D-D

Gambar 4.11 Potongan E-E dan Potongan F-F


Perbedaan elevasi dari satu ruang ke ruang lainnya terlihat lebih jelas bila disaksikan atau
digambarkan dalam gambar potongan. Hal ini untuk menunjukkan dan memudahkan pekerja
dalam menentukan titik tinggi ruangan hingga material yang digunakan selama proses
pembangunan.
4.8 VISUAL TIGA DIMENSI

Gambar 4.12 3Dimensi Ruang Pertemuan UPT. Pengembangan Benih Hortikultura


17
Page

Kegiatan : Pembangunan/Perbaikan UPT Dinas dan Penyediaan Sara Pendukungnya UPT. Pengembangan Benih Hortikultura
Laporan Pendahuluan
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Ruang Pertemuan UPT. Pengembangan Benih Hortikultura

4.9 LAPORAN TEKNIS


4.9.1 LUAS LANTAI
Perencanaan pembangunan ruang pertemuan UPT. Pengembangan Benih
Hortikultura ini memiliki beberapa ruang yang penting diantaranya:
a. Teras
Berada di area terdepan atau terluar dari bangunan ini dengan memiliki luasan
sekitar 40 m2 yang posisinya terletak tepat di bawah ruang pertemuan. Area
ini terdiri dari dua area perkerasan yakni paving (teras dari akses jalan) dan
keramik (teras sebelum pintu masuk).

b. Lobby
Ruangan ini dapat dicapai setelah melewati area teras, ruangan ini memiliki
luasan kurang lebih 13 m2. Pada area ini sebagai titik kumpul pengguna
sebelum ke beberapa ruang lainnya baik yang dilantai satu ataupun lantai dua.
c. Ruang galeri
Penggunaan ruang bersifat publik sehingga boleh dimasuki oleh beberapa
orang umum. Sifat publik dari ruang ini dapat difungsikan untuk pameran
ataupun penjualan hasil-hasil pertanian hortikultura. Ruangan ini sendiri
memiliki luasan sekitar 22 m2.
d. Ruang pertemuan
Berada di lantai 2 yang memiliki fungsi ruang untuk rapat ataupun pertemuan
penting lainnya, sehingga bersifat lebih private. Ruangan ini diharapkan
mampu menampung sekitar 20-25 orang, sehingga luasannya kurang lebih
sebesar 22 m2.
e. Balkon
Fungsi balkon ini sendiri hanya sekedar untuk menikmati view luar dan
bersantai bagi para penggunanya dari lantai 2 bangunan. Memanfaatkan ruang
yang ada, luasan balkon ini hanya sekitar 5 m2.
f. Toilet
Peletakan toilet sendiri berada dibawah tangga, hal ini disebabkan untuk
memanfaatkan dan memaksimalkan ruang yang ada. Luasan toilet ini sendiri
sebesar 3.75 m2.
4.9.2 PENGGUNAAN BAHAN DAN MATERIAL
Konsep “tropis modern” bukan hanya tertuang atau terlihat dari komposisi massa
bangunannya, tetapi juga di aplikasikan kedalam bahan dan material bangunan
khususnya yang arsitektural, diantaranya:
a. Cat
Sebagai pekerjaan akhir atau finishing digunakan material cat. Warna cat yang
dipilih memiliki suasana yang soft atau bersifat hangat agar menyatu dengan
18

alam dan lingkungan sekitar.


Page

Kegiatan : Pembangunan/Perbaikan UPT Dinas dan Penyediaan Sara Pendukungnya UPT. Pengembangan Benih Hortikultura
Laporan Pendahuluan
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Ruang Pertemuan UPT. Pengembangan Benih Hortikultura

b. Roster
Pemilihan material ini difungsikan untuk memberikan bukaan pada area
tertentu untuk memasukkan cahaya dan penghawaan pasif pada sisi bangunan
tertentu. Bahannya sendiri dapat berasal dari tanah liat dan plesteran beton
yang dicetak atau di pres.
c. Bata tempel
Material ini diletakkan pada area yang menonojol atau sebagai emphasis
bangunan. Bahan bata tempel ini terbuat dari tanah liat.
d. Genteng beton
Penutup atap bangunan ini menggunakan genteng beton yang menampilkan
sisi arsitektural yang modern dan kuat serta tahan terhadap cuaca.
e. Onduline
Selain penutup atap genteng beton juga digunakan penutup atap onduline atau
pelapis bitumen. Penutup atap ini memiliki dimensi 2.40x1.20 dengan pilihan
warna yang bermacam-macam. Material ini sendiri memiliki durability yang
sangat baik karena kuat dan tahan lama.
f. Keramik lantai
Keramik lantai digunakan sebagai material akhir atau penutup dari dasar
sebuah bangunan sebagai akses pengguna. Beberapa dimensi keramik yang
digunakankan yakni 40x40 dan 30x30 dengan berbagai motif. Umumnya
untuk area yang berada di dalam atau indoor menggunakan motif yang
polished atau licin sedangkan untuk area luar dan terkena cuaca menggunakan
motif kasar agar tidak licin bila terkena hujan.
g. Keramik dinding
Keramik dinding biasanya digunakan pada area dalam kamar mandi. Hal ini
dimaksudkan agar dinding kamar mandi awet dan tahan lama karena tidak
terkena air terus menerus. Dimensi keramik dinding yang digunakan yaitu
30x60 dengan pemasangan yang sesuai dengan gambar nantinya.
h. Plafond dan list plafond
Pemisah atap ruang dengan rangka atap menggunakan plafond gypsum rangka
hollow galvalume dengan list plafond shadow line yang secara visual
menampilkan kesan ruang yang modern.
4.9.3 SISTEM STRUKTUR
Struktur merupakan hal paling utama dari berdirinya sebuah bangunan.
Banyak sistem struktur yang digunakan dalam dunia konstruksi mulai dari
struktur beton, baja dan kayu. Dalam bangunan kali ini digunakan struktur
beton bertulang dengan kontruksi portal dan struktur baja untuk rangka atap
bangunannya.
Berdasarkan hasil perhitungan struktur yang telah dilakukan, bangunan
19

dengan ketinggian kurang lebih 9 m ini menggunakan pondasi strous


Page

Kegiatan : Pembangunan/Perbaikan UPT Dinas dan Penyediaan Sara Pendukungnya UPT. Pengembangan Benih Hortikultura
Laporan Pendahuluan
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Ruang Pertemuan UPT. Pengembangan Benih Hortikultura

dengan kedalaman 6 m. Setelah pondasi terdapat penopang diatasnya


berupa sepatu atau poer sebagai tempat bertumpu dan bertransfernya beban
kolom dengan yang diteruskan ke pondasi. Sistem portal yang digunakan
yakni kolom dan balok beton bertulang sesuai dimensi yang telah dihitung
di dalam laporan serta penggunaan plat bertulang pada lantai 2 dengan
ketebalan 12 cm.
Struktur rangka atapnya sendiri menggunakan konstruksi baja kanal C
bebannya diteruskan pada kolom yang kemudian ditransfer balok hingga
pondasi. Pemasangan struktur rangka atap ini digunakan angkur untuk
sambungan dengan kolom beton dan las untuk sambungan antar baja. Pada
titik-titik tertentu untuk menghindari tekuk diperlukan web dengan
pemasangan di las pula.
4.9.4 SISTEM UTILITAS
Pada intinaya pemilihan system dan perhitungan kapasitas utilitas M & E
didasari pada aspek:
- Kenyamanan pengguna
- Tepat teknologi
- Sesuai standart internasional / Koni
- Biaya / investasi dan operasional rendah
- Mudah dalam pemeliharaan
Pengendalian system badan M & E pada kawasan ini dikendalikan oleh
Pengelola kawasan yang meliputi system :
- Cahaya (penerangan) dan sumber
- Tata surya
- Tata udara
- Sistem komunikasi (telepon)
- Penangkal petir
- Sistem air bersih /kotor dan drainase lingkungan
Penggunaan utilitas bangunan pada perencanaan pembangunan ruang UPT.
Pengembangan Benih Hortikultura ini hanya hal-hal yang umum saja, dimana air
bersih, air hujan, air kotor, kotoran dan penangkal petir. Terdapat bak kontrol
sebagai tempat pertemuan beberapa buangan air sebelum menuju roil kota.
4.9.5 KONSEP TATA LINGKUNGAN
Untuk memberikan point of intereset dari arah penangkap visual maka pola
bangunan agar menyatu dengan lingkungan juga dihadapkan ke sisi sebelah
Timur. Penentuan ini juga ditujukan untuk pintu masuk utama ke dalam
bangunan. Penggunaan material yang menyatu digunakan agar bangunan tidak
kontras dengan lingkungan sekitarnya.
Penghijauan di sepanjang areal parkir berfungsi sebagai penyaring udara
20

kotor yang dihasilkan oleh emisi dari kendaraan bermotor sendiri. Sedangkan
Page

Kegiatan : Pembangunan/Perbaikan UPT Dinas dan Penyediaan Sara Pendukungnya UPT. Pengembangan Benih Hortikultura
Laporan Pendahuluan
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Ruang Pertemuan UPT. Pengembangan Benih Hortikultura

penghijauan yang terdapat pada areal sekitar hunian berfungsi sebagai

penyerap CO2 dan menggantinya dengan O2 yang dapat dihirup langsung


oleh para penghuni dari Sarana Pelatihan Selam tersebut.

Gambar 4.13 Titik vegetasi lingkungan bangunan


4.9.6 PRINSIP BANGUNAN GEDUNG HIJAU
Pada dasarnya seluruh bangunan khususnya bangunan pemerintahan
diharapkan mampu menunjang prinsip bangunan hijau yang bertujuan untuk
menyeimbangkan bumi dalam segi dunia konstruksi. Sustainable architecture
mulai banyak digencarkan untuk menyelamatkan bumi akibat efek pemanasan
global.
Bangunan ini banyak memberikan bukaan pasif dari arah Timur dimaksudkan
agar penghawaan dan pencahayaan tidak terlalu bergantung penuh pada sistem
aktif. Sistem pencahayaan pasif ini dapat dihadirkan dalam bentuk material kaca
yang dihadapkan ke Timur dengan maksud agar ruangan yang diperoleh
mendapatkan pencahayaan dari arah ini lebih lama (sinar matahari pagi) dan dapat
mengurangi beban lampu atau pencahayaan aktif. Bukaan pasif untuk
penghawaan juga dihadapakan kearah Timur sesuai dengan arah angin bergerak di
lingkungan sekitar, sehingga angin dapat secara langsung masuk melalui roster-
roster yang terpasang, sedangkan untuk bangunan sisi Barat lebih banyak tertutup
untuk menghindari sinar matahari panas yang panas, namun penghawaan tetap
dapat dimasukkan dengan adanya roster di sisi Barat. Ruang-ruang yang
terpasangi beberapa material ini (kaca dan roster) yakni ruang galeri dan ruang
pertemuan yang menuntut adanya cross ventilation agar ruang tidak pengap.
Konsep perencanaan menurut aspek bangunan tentunya tidak lepas dari
penerapan konsep sustainable yang diangkat dari topik dan tema. Dengan
memanfaatkan sun shading secara maksimal sesuai dengan analisis yang telah
dilakukan.
Penerapan sun shading di bawah ini adalah untuk bagian bangunan yang
menghadap Selatan dan juga Utara, dikarenakan perbedaan analisa matahari
antara sun shading yang menghadap Utara Selatan dengan Timur dan Barat.
21
Page

Kegiatan : Pembangunan/Perbaikan UPT Dinas dan Penyediaan Sara Pendukungnya UPT. Pengembangan Benih Hortikultura
Laporan Pendahuluan
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Ruang Pertemuan UPT. Pengembangan Benih Hortikultura

4.9.7 BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN


Bangunan ruang pertemuan UPT. Pengembangan Benih Hortikultura terdiri
dari dua lantai dengan ruang utamanya yakni galeri dan ruang pertemuan.
Penggunaan konstruksi beton dan rangka atap baja serta beberapa elemen
arsitektural maka didapatkan nilai atau perkiraan rencana anggaran biaya sebesar
Rp. 550.000.000 sebagai nilai pagunya dengan rencana waktu pelaksanaan selama
120 hari kalender yang tertuang dalam time schedule perencanaan.

ESTIMATE ENGINEERING (EE)


REKAPITULASI ANGGARAN BIAYA
PEMBANGUNAN RUANG PERTEMUAN
UPT. PENGEMBANGAN BENIH HORTIKULTURA
DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN
PROVINSI JAWA TIMUR

NO URAIAN PEKERJAAN JUMLAH


( RP )

A PEKERJAAN PERSIAPAN 6,189,851.30


B PEKERJAAN TANAH 7,765,623.07

I PEKERJAAN STRUKTUR
A PEKERJAAN PONDASI 31,898,624.61
B PEKERJAAN STRUKTUR UTAMA 26,416,582.25
C PEKERJAAN STRUKTUR LT.1 (ELV. +/- 0.00) 40,497,159.46
D. PEKERJAAN STRUKTUR LT.1 (ELV. +3.00 & ELV. +3.50) 40,775,774.27
E. PEKERJAAN STRUKTUR LT.2 (ELV. +4.00) 31,194,052.47
F. PEKERJAAN STRUKTUR LT.2 (ELV. +7.00) 13,255,545.78
G. PEKERJAAN STRUKTUR LT.ATAP (ELV. +8.00) 6,249,607.46
H. PEKERJAAN STRUKTUR ATAP 36,672,433.10

II PEKERJAAN ARSITEKTURAL LT.1 (ELV. +0.00)


A PEKERJAAN PASANGAN DINDING 58,306,478.84
B PEKERJAAN FINISHING DINDING DAN LANTAI 27,934,629.05
C PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA 27,462,291.59
D PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK 5,023,576.80
E PEKERJAAN SANITAIR 22,143,898.62
F PEKERJAAN PLAFOND 4,783,305.13

III PEKERJAAN ARSITEKTURAL LT.2 (ELV. +4.00)


A PEKERJAAN PLAFOND 5,310,450.86
B PEKERJAAN PASANGAN DINDING 32,583,852.74
C PEKERJAAN FINISHING DINDING DAN LANTAI 15,649,290.58
D PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA 30,910,525.41
E PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK 9,492,155.20
F PEKERJAAN SANITAIR 1,577,442.24

IV PEKERJAAN LAIN-LAIN
A PEKERJAAN RAILING 15,230,379.56
22

B PEKERJAAN WATERPROOFING 2,675,008.05


Page

Kegiatan : Pembangunan/Perbaikan UPT Dinas dan Penyediaan Sara Pendukungnya UPT. Pengembangan Benih Hortikultura
Laporan Pendahuluan
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Ruang Pertemuan UPT. Pengembangan Benih Hortikultura

JUMLAH 499,998,538.42
PPN 10% 49,999,853.84
TOTAL 549,998,392.26
DIBULATKAN 549,998,000.00
Terbilang :
Lima Ratus Empat Puluh Sembilan Juta Sembilan Ratus Sembilan Puluh Delapan Ribu
Rupiah

Tabel 4.2 Nilai Harga Perkiraan Sendiri

4.9.8 SPESIFIKASI TEKNIS


Pada Perencanaan pembangunan ruang pertemuan UPT. Pengembangan
Benih Hortikultura ini menerapkan konsep “tropis modern” sehingga penggunaan
material lokal sangat dominan dan ada beberapa spesifikasi material yang sangat
dominan pada bangunan ini. Penggunaan material lokal ini membuat fasad dan
bentuk bangunan menjadi selaras dengan lingkungan sekitar namun tahan lama
dan tahan terhadap cuaca ataupun hama.
Material lokal dan selaras yang digunakan diantaranya bata tempel pada
dinding bangunan yang tinggi. Hal ini menuntut agar sisi bidang ini menjadi
emphasis dari bangunan ini. Selain bata tempel penggunaan roster juga
memberikan efek tropis modern pada bangunan, dimana sistem roster mampu
memasukkan cahaya dan angin pasif namun tidak tampias oleh hujan. Material
utama lainnya yang sangat dominan yakni alumunium yang digunakan untuk
jendela maupun pintu. Penggunaan material ini dimaksudkan agar tahan lama dan
terhindar dari cuaca atau hama rayap serta cepat dalam pengerjaannya.
23
Page

Kegiatan : Pembangunan/Perbaikan UPT Dinas dan Penyediaan Sara Pendukungnya UPT. Pengembangan Benih Hortikultura
Laporan Pendahuluan
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Ruang Pertemuan UPT. Pengembangan Benih Hortikultura

BAB V
RENCANA KERJA

Sebelum melakukan kegiatan perencanaan, konsultan perencana harus membuat rencana


kerja sebagai penjabaran dari apa yang diharapkan oleh Kerangka Acuan Kerja (KAK). Rencana
kerja tersebut meliputi penentuan personil, pendelegasian job description, struktur organisasi,
peralatan yang diperlukan, membuat time scedule dan menyusun anggaran pelaksanaan
perencanaan.
Dengan rencana kerja yang matang melalui analisa dan pembahasan langkah-langkah kerja
diharapkan output yang dihasilkan dapat sesuai dengan keinginan pengguna jasa.
5.1 PENDEKATAN OPERASIONAL
5.1.1 Program Kerja
Dalam program kerja Konsultan telah menyiapkannya yang merupakan
langkah-langkah nyata yang akan dikerjakan oleh Konsultan dalam menyelesaikan
seluruh pekerjaan. Program kerja ini mencakup kewajiban yang harus dilaksanakan
konsultan pada pelaksanaan konstruksinya.
5.1.2 Penyusunan Program Kerja
Konsultan akan menyusun program kerja dan pedoman penugasan/pengelolaan
tugas, penyediaan sumber daya dan lain- lain yang harus dilaksanakan oleh semua
pihak yang terlibat. Usulan ini harus mendapat persetujuan dari Pengelola Proyek.
a. Persiapan Survei.
Tahap ini merupakan langkah persiapan pelaksanaan survei lapangan maupun
institusional yang mencakup :
Mempelajari peta tapak dan kontur yang ada.
Pengadaan peralatan survei lapangan dan laboraturium.
Mempelajari karaktristik dan spesifikasi masing-masing kegiatan dan fungsi
bangunan.
b. Pengamatan Karaktristik Arsitektur Setempat.
Pengamatan dan pengkajian arsitektur dan budaya setempat merupakan hal yang
esensial sebagai dasar bagi pengembangan gagasan/idea perancangan suatu
bangunan. Untuk itu konsultan akan mengadakan pengamatan bangunan-bangunan
yang berkaraktristik khas daerah maupun studi literatur guna mendapatkan suat
rancangan arsitektur yang modern, fungsional namun masih menampilkan citra
budaya setempat.
c. Studi Literatur.
Studi ini berkaitan dari segala aspek rancangan bangunan, yang dilakukan
meliputi program ruang, kegiatan, persyaratan environment serta persyaratan-
persyaratan lainnya. Hasil studi akan disesuaikan dengan kondisi setempat serta
24

kebutuhannya untuk menghasilkan rancangan yang optimal.


Page

Kegiatan : Pembangunan/Perbaikan UPT Dinas dan Penyediaan Sara Pendukungnya UPT. Pengembangan Benih Hortikultura
Laporan Pendahuluan
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Ruang Pertemuan UPT. Pengembangan Benih Hortikultura

d. Diskusi dengan Pemberi Tugas dan Pemakai.


Diskusi dengan calon pemakai/user dilakukan untuk mendapatkan gambaran
yang lebih rinci akan spesifikasi dan karaktrisik program, peralatan kegiatan serta
kebutuhan-kebutuhan khusus lainnya untuk masa sekarang maupun masa akan
datang.
e. Pengumpulan Data
Data yang dikunpulkan adalah untuk menunjang perencanaan dan perancangan
arsitektur.
Data yang dibutuhkan meliputi :
Kebutuhan peralatan dan spesifikasi.
Kondisi lingkungan.
Kondisi dan karaktristik tanah.
f. Penyelidikan Tanah.
Penyelidikan tanah dengan sondiring dan boring dilakukan untuk mengetahui
karaktristik fisik tanah yang meliputi :
Daya dukung tanah.
Komposisi tanah dan karaktristiknya.
Muka air tanah.
g. Menyusun Konsep Perancangan.
Merupakan uaraian secara diskriptif konsep perancangan yang mencakup
bidang arsitektur, sistem mekanikal, sitem elektrikal, sistem utilitas, sistem struktur,
equipment operasional, interior dan eksterior pengembangan lahan. Secara garis besar
konsep rancangan berisi cara-cara pendekatan serta alternatif pemecahan
permasalahan pada setiap bidang. Konsep ini juga menjelaskan spesifikasi dan
keandalan masing-masing sistem yang akan diterapkan.
Secara keseluruhan konsep perancangan ini berisi kriteria-kriteria dan patokan-
patokan perancangan yang akan menjadi dasar transformasi ke dalam rancangan fisik
h. Pra Rancangan Arsitektur
Berisi gagawan awal rancangan arsitektural dan lansekap yang merupakan hasil
tranformasi dari konsep rancangan arsitekturnya.
i. Pra Rancangan Struktural, Mekanikal, Elektrikal, Utilitas,
Equipment operasional, Interior dan exterior.
Berisi uraian dan diagram skematis sistem-sistem struktur, mekanikal, elektrikal,
utilitas, Equipment operasional, Interior dan exterior yang diterapkan sesuai
dengan fungsi karaktristik bangunan jaga penjelasan fungsi dan cara penerapannya
masing-masing sistem dalam sistem bangunan secara keseluruhan.

j. Pengembangan Sistem dan Rancangan.


25
Page

Kegiatan : Pembangunan/Perbaikan UPT Dinas dan Penyediaan Sara Pendukungnya UPT. Pengembangan Benih Hortikultura
Laporan Pendahuluan
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Ruang Pertemuan UPT. Pengembangan Benih Hortikultura

Pengembangan sistem dan rancangan mencakup gambar-gambar hasil


pengembangan rancangan arsitektural, lansekap, struktur, mekanikal, elektrikal,
utilitas, equipment operasional. Sebagai satu sistem bangunan yang utuh.
Oleh karena penentuan dan penempatan setiap sistem harus
memperhitungkan sistem-sistem lainnya, sesuai dengan kriteria-kriteria yang ada
dalam konsep perancangan. Sistem yang dipilih juga harus mempertimbangkan
kemudahan pelaksanaannya.
k. Perhitungan dan Pembuatan Detail Rancangan.
Dalam tahap ini akan didahului dengan perhitungan –perhitungan pada masing-
masing sistem beserta dasar-dasarnya sesuai denga peraturan dan persyaratan yang
berlaku.
l. Perhitungan Struktur.
Berisi perhitungan-perhitungan struktur yang diterapkan dalam rancangan sesuai
dengan peraturan dan persyaratan yang berlaku perhitungan struktur akan
merupakan dari dokumen lelang.
m. Penyusunan Spesifikasi Teknis.
Spesifikasi teknis berisi penjelasan terinci tentang jenis, ukuran dan karaktristik
teknis setiap material yang akan digunakan mencakup bidang pekerjaan. Untuk
memudahkan pelaksanaan konstruksi kemungkinan bisa dilakukan oleh beberapa sub
kontraktor.
n. Penyusunan Gambar Kerja.
Berisi gambar-gambar rancangan, detail dan tapak bangunan yang mencakup semua
bidang/sistem.
o. Penyusunan BQ dan RAB.
Berisi voleme seluruh pekerjaan konstruksi yang akan dilaksanakan dan
tafsiran biaya pembangunannya.
p. Penyusunan Dokumen Pengadaan Administrasi.
Berisi tata cara dan persyaratan bagi kontraktor yang mencakup tahap
penawaran maupun pelaksanaan konstruksi.
q. Laporan Perancangan.
Berisi semua aspek yang telah dilakukan oleh konsultan dalam menyusun
konsep sampai dengan tahap transformasi rancangan.
r. Penjelasan Pekerjaan.
Konsultan berkewajiban memberikan penjelasan kepada kontraktor pelaksana
yang akan mengajukan penawara, tentang segala sesuatu yang mencakup masalah-
masalah teknis dalam dokumen pengadaan.
s. Pengawasan Berkala.
Konsultan juga berkewajiban melaksanakan pengawasan berkala selama
pelaksanaan konstruksi dan membantu memecahkan permasalahan di lapangan yang
26

menyangkut teknis perancangan.


Page

Kegiatan : Pembangunan/Perbaikan UPT Dinas dan Penyediaan Sara Pendukungnya UPT. Pengembangan Benih Hortikultura
Laporan Pendahuluan
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Ruang Pertemuan UPT. Pengembangan Benih Hortikultura

BAB VI
LAPORAN HASIL PRESENTASI TAHAP PERSIAPAN DAN
PRESENTASI KONSEP RANCANGAN DAN DISKUSI

6.1 HASIL PRESENTASI TAHAP PERSIAPAN


Sesuai dengan data perencanaan awal maka kami selaku tim konsultan perencana telah
melaksanakan presentasi tahap persiapan. Data perencanaan yang kami sajikan antara lain
adalah:
1. Tahap persiapan yang meliputi :
a. Menyiapkan dan menentukan methodologi,
b. Rencana Kerja,
c. Personil sesuai dengan kebutuhan tenaga ahli yang diperlukan dan jadwal pekerjaan,
d. Alat atau Peralatan yang digunakan.
Dari tahap persiapan ini kami telah melaksanakan presentasi kepada pihak owner sehingga
kami mendapatkan masukan atau saran yang membangun. Saran dan masukan itu dapat kami
terima dan akan kami jadikan acuan dalam menentukan langkah – langkah kerja berikutnya.
Saran dan masukan dari owner antara lain adalah :
1. Selalu mengikuti KAK perencanaan yang terlampir dalam Surat Perjanjian.
2. Jika ada masukan dari pihak sekolah dan masyarakat sekitar dapat direkap untuk segera
dilaporkan kepada owner.
3. Memaksimalkan kondisi lahan yang ada pada saat mendesain tapak bangunan.
4. Mempertimbangkan bahaya kebakaran yang bersumber dari luar areal sekolah dan tidak
mengabaikan keamanan gedung pelatihan yang akan dibangun.
5. Akses jalan yang sempit supaya dipertimbangkan mengenai akses keluar masuk material
yang akan dipakai pada saat membangun gedung pelatihan ini.
Dari uraian diatas dapat kami rangkum bahwa Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Ruag
Pertemuan UPT. Pengembangan Benih Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Provinsi Jawa Timur ini dapat kami laksanakan dengan maksimal sesuai kaidah-kaidah
perencanaan dan selalu mengacu kepada peraturan yang berlaku serta dapat menerima masukan
dan saran yang obyektif dari pihak yang berkepentingan.

6.2 HASIL PRESENTASI KONSEP RANCANGAN DAN DISKUSI


Dalam Presenatasi telah kami sampaikan konsep perencanaan dan dasar desain seuai dengan
kebutuhan Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Ruag Pertemuan UPT. Pengembangan Benih
Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur. Dari presentasi dan
27
Page

Kegiatan : Pembangunan/Perbaikan UPT Dinas dan Penyediaan Sara Pendukungnya UPT. Pengembangan Benih Hortikultura
Laporan Pendahuluan
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Ruang Pertemuan UPT. Pengembangan Benih Hortikultura

diskusi yang telah kami laksanakan bersama pihak owner terdapat beberapa hal yang perlu
dilaporkan diantaranya adalah :
1. Konsep Zoning yang kami tentukan perlu di kaji lebih mendalam guna mendapatkan
tapak bangunan gedung sarana pelatihan selam yang sesuai dengan kebutuhan.
2. Konsep Perencanaan dari aspek manusia dapat diterima dan dapat dilanjutkan sebagai
dasar desain lebih lanjut.
3. Konsep Perencanaan dari aspek lingkungan perlu diperhatikan hal-hal yang penting
terutama aspek social sehingga gedung pelatihan yang akan dibangun dapat menjadi
sarana pelatihan yang ramah lingkungan dengan pengelolaan yang efisien.
Dari beberapa point diatas kami tim perencana menilai bahwa proses Pekerjaan Perencanaan
Pembangunan Ruag Pertemuan UPT. Pengembangan Benih Hortikultura Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur ini dapat kami lanjutkan pada tahap berikutnya sesuai
dengan jadwal yang telah kami susun pada metode kerja.

28
Page

Kegiatan : Pembangunan/Perbaikan UPT Dinas dan Penyediaan Sara Pendukungnya UPT. Pengembangan Benih Hortikultura
Laporan Pendahuluan
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Ruang Pertemuan UPT. Pengembangan Benih Hortikultura

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 KESIMPULAN
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau kegiatan diperlukan adanya langkah-langkah kerja
yang diwujudkan dengan perencanaan dan prosedur yang tepat dalam upaya mengarahkan
kegiatan tersebut agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, seperti tersebut diatas.
Untuk itu, konsultan perencana hendaknya membuat rencana kerja yang mengacu kepada
Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah dibuat oleh pengguna jasa yang dalam hal ini sebagai
pemilik kegiatan. Yang perlu diperhitungkan dalam menyusun rencana kerja adalah sebagai
berikut:
1. Membuat Sistem Organisasi Kerja Perencanaan.
2. Menyusun team ahli sesuai dengan bidangnya.
3. Menjabarkan Tugas dan Tanggung-jawab dari tenaga-tenaga ahli tersebut dengan baik
sehingga peran serta dalam organisasi jelas.
4. Mengestimasi waktu yang diperlukan oleh perencana karena dibatasi oleh waktu dalam
kontrak kerja yang ada.
5. Menyusun peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan selama melaksanakan pekerjaan
perencanaan tersebut.
Dengan langkah-langkah dan rencana kerja yang tersusun dengan baik sesuai dengan unsur-
unsur yang terkait termasuk kaidah perencanaan yang benar, diharapkan kegiatan ini
mendapatkan output yang sesuai dengan tujuan yang telah dijabarkan dalam Kerangka Acuan
Kerja yang ada.

7.2 SARAN
Saran yang mungkin dapat kami sampaikan dalam laporan pendahuluan ini adalah sebagai
berikut:
1. Diperlukan adanya komunikasi yang kontinue dalam upaya menyamakan persepsi
terhadap hasil kerja perencanaan dengan melakukan rapat-rapat rutin selama masa
pelaksanaan agar produk yang ada sesuai dengan keinginan dan harapan yang telah
tertuang dalam KAK.
29
Page

Kegiatan : Pembangunan/Perbaikan UPT Dinas dan Penyediaan Sara Pendukungnya UPT. Pengembangan Benih Hortikultura

Anda mungkin juga menyukai