Anda di halaman 1dari 69

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI GARUDA MAINTENANCE FACILITY


AEROASIA

Oleh:
Valentinus Krisna Prihantoro
NPM : 140607849

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
2018
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat,
berkah, dan limpahan karuniaNya, Penulis dapat menyelesaikan kerja praktek di
PT. GMF AeroAsia dari tanggal 19 Desember 2017 hingga 19 Februari 2018
dengan lancar.
Laporan kerja praktek ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
program Strata 1 Program Studi Teknik Industri Universitas Atma Jaya
Yogyakarta. Laporan ini disusun berdasarkan kegiatan maupun pengamatan
yang dilakukan selama melaksanakan kerja praktek di PT. GMF AeroAsia.
Kerja praktek dan pembuatan laporan ini tidak lepas dari dukungan, bimbingan,
dan bantuan dari pihak yang bersangkutan dengan Penulis. Maka dari itu,
Penulis ingin mengucapkan ucapan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan segala rahmat, nikmat,
perlindungan dan segala yang terbaik bagi Penulis dalam melakukan kerja
praktek dan penulisan laporan ini.
2. Ibu Hanna Shofa Zahara selaku G. M. Material Trading, Ibu Nadya Nur
Herlistiani selaku Manager Retail, Udah Iki atau Pak Rizki Nika Kharisma
selaku Manager Routine Parts & Tools Purchasing, Mas Adityo Prabowo (Unit
TME) dan Mas Ahmad Fadly Agusanto Firdaus selaku Sales and Business
Development Specialist dan pembimbing lapangan maupun supervisor yang
selalu membimbing selama pelaksanaan kerja praktek di PT. GMF AeroAsia.
3. Ibu Dr. Yosephine Suharyanti, S. T., M. T., selaku dosen pembimbing kerja
praktek atas bimbingan sebelum, sesaat, maupun sesudah pelaksanaan dan
penyusunan Laporan Kerja Praktek.
4. Kedua orang tua, Bapak dan Ibu yang selalu mendukung materi maupun non
materi, memotivasi, dan memberikan saran maupun nasihat yang
membangun Penulis.
5. Saudara-saudaraku Widyosiswoyo Verseneranda Ari Widyaningtyas (Mbak
Ari) serta suaminya Mas Wahyu, Vinsensius Prita Iswandaru (Mas Ndaru),
dan khususnya Vinsensia Candra Hary Murti (Mbak Ndanda) dan Suaminya
Mas Kus yang telah mendukung materi maupun non materi, yang telah rela
direpotkan oleh adiknya yang bontot bangun pagi menyiapkan bekal.
6. Ponakan Penulis yang pertama, Marie Orlee Lavanya Vheefranz yang selalu
menghibur dan masih lucu-lucunya.

iv
7. Teman kerja Mas Novid, Mas Dayat (Pace), Bu Dika, Bu Eva, Teh Rina, Mas
Hangga, Mas Fariz, Mas Kosasih, Mas Hendri, Pak Ragil, Pak Syaifull, Pak
Adhi, Mas Gun, Bang Raja, Mbak Happy, Mbak Cefa, Kang Diding, Mbak
Faiq, Mbak Dina, Mbak Jean, Mas Ades, dan khususnya Mbak Dita Pradini
yang telah membantu dalam bekerja.
8. M Rizal Wibisono yang menjadi orang pertama Penulis kenal saat mengurus
ID Clearance sekaligus yang mengenalkan keliling Hangar GMF AeroAsia.
9. Ko Evan Beta Kartika dan Karania Dharma Putra Muliana yang membantu
dan mendukung tugas Penulis saat Kerja Praktek.
10. Teman-teman Chips Ahoy, Asisten Sistem Perencanaan dan Pengendalian
Produksi semester Genap 2016/2017, Asisten Perancangan Sistem Terpadu
2 semester Gasal 2017/2018, Asisten Simulasi Industri semester Genap
2017/2018 dan teman-teman kuliah yang telah mendukung dan memberikan
semangat.
11. Teman-teman unit TM PT. GMF AeroAsia lainnya yang belum Penulis
sebutkan, dimana selalu meluangkan waktu untuk direpotkan dan menjawab
semua pertanyaan yang Penulis ajukan.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah
membantu dan memotivasi Penulis dalam pelaksanaan dan penyusunan
Laporan Kerja Praktek di PT. GMF AeroAsia.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kerja praktek ini masih
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca. Penulis berharap laporan kerja praktek ini
dapat berguna bagi semua pihak yang terkait.

Cengkareng, 8 Februari 2018

Penulis

v
DAFTAR ISI

BAB JUDUL HAL

Halaman Judul i
Halaman Pengesahan ii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Tabel viii
Daftar Gambar ix

1 Pendahuluan 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan 1
1.3. Area Kompetensi Teknik Industri 2
1.4. Pelaksanaan Kerja Praktek 2

2 Tinjauan Umum Perusahaan 4


2.1. Sejarah Singkat Perusahaan 4
2.2. Struktur Organisasi 7
2.3. Management Perusahaan 13

3 Tinjauan Sistem Perusahaan 24


3.1. Proses Bisnis Departemen 24
3.2. Layanan Yang Diberikan 25
3.3. Proses Operasi 28
3.4. Fasilitas Operasi 29

4 Tinjauan Pekerjaan Mahasiswa 31


4.1. Lingkup Pekerjaan Mahasiswa 31
4.2. Tanggung Jawab dan Wewenang Dalam Pekerjaan 31
4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan 35
4.4. Hasil Pekerjaan 36

5 Penutup 51
5.1. Ringkasan 51

vi
5.2. Saran 52

Daftar Pustaka 53
Lampiran 54

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Waktu Kerja Reguler 15


Tabel 4.1. Material Peringkat 20 Teratas dengan Permintaan Terbanyak Tahun
2017 49
Tabel 4.2. Jumlah RFQ dan SO Tahun 2017 49

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Logo PT. GMF AeroAsia 5


Gambar 2.2. Lokasi PT. GMF AeroAsia 6
Gambar 2.3. Struktur Organisasi PT. GMF AeroAsia 7
Gambar 2.4. Struktur Organisasi Unit Trade and Asset Management / TM 10
Gambar 2.5. Level 4 ke Level 3 18
Gambar 2.6. Level 3 ke Level 2 19
Gambar 2.7. Level 2 ke Level 1 20
Gambar 2.8. Level 1 to Repeat Customer 21
Gambar 3.1. Layout PT. GMF AeroAsia 30
Gambar 4.1. Tugas Sourcing Data Pembelian Material dari Vendor 32
Gambar 4.2. Tugas Rekap Pengeluaran Perawatan pada Maskapai Garuda
Indonesia Tahun 2016 32
Gambar 4.3. Tugas Rekap Pengeluaran Perawatan pada Maskapai Non -
Garuda Indonesia Tahun 2016 33
Gambar 4.4. Tugas Rekap Pengeluaran Perawatan pada Maskapai Garuda
Indonesia Tahun 2017 33
Gambar 4.5. Tugas Rekap Pengeluaran Perawatan pada Maskapai Non -
Garuda Indonesia Tahun 2017 34
Gambar 4.6. Tugas Merekap Data Sertifikat Material dan Part yang Telah
Terupload di GMF AeroTrade 34
Gambar 4.7. Tugas Data Mining pada List Trading untuk DSMR 2017 35
Gambar 4.8. Hasil Output Bulan Januari 36
Gambar 4.9. Hasil Output Bulan Februari 37
Gambar 4.10. Hasil Output Bulan Maret 38
Gambar 4.11. Hasil Output Bulan April 39
Gambar 4.12. Hasil Output Bulan Mei 40
Gambar 4.13. Hasil Output Bulan Juni 41
Gambar 4.14. Hasil Output Bulan Juli 42
Gambar 4.15. Hasil Output Bulan Agustus 43
Gambar 4.16. Hasil Output Bulan September 44
Gambar 4.17. Hasil Output Bulan Oktober 45
Gambar 4.18. Hasil Output Bulan November 46
Gambar 4.19. Hasil Output Bulan Desember 47

ix
Gambar 4.20. Material Permintaan 20 Tertinggi (High Demand 2017) 48
Gambar 4.21. Jenis Material dari 10 Permintaan Terbanyak 50

x
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma
Jaya Yogyakarta (PSTI UAJY) mewajibkan semua mahasiswanya untuk
melaksanakan kerja praktek sesuai dengan Kurikulum di PSTI UAJY. PSTI UAJY
memandang kerja praktek sebagai wahana atau sarana bagi mahasiswa untuk
mengenali suasana di industri serta menumbuhkan, meningkatkan, dan
mengembangkan etos kerja profesional sebagai calon sarjana Teknik Industri.

Kerja praktek dapat dikatakan sebagai ajang simulasi profesi mahasiswa Teknik
Industri. Paradigma yang harus ditanamkan adalah bahwa selama kerja praktek
mahasiswa bekerja di perusahaan yang dipilihnya. Bekerja, dalam hal ini
mencakup kegiatan perencanaan, perancangan, perbaikan, penerapan dan
pemecahanan masalah. Karenanya dalam kerja praktek kegiatan yang dilakukan
oleh mahasiswa adalah:
1. Mengenali ruang lingkup perusahaan
2. Mengikuti proses kerja di perusahaan secara kontinu
3. Melakukan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh atasan, supervisor
atau pembimbing lapangan
4. Observasi terhadap sistem kerja dan proses pembelian material
5. Mengamati perilaku sistem
6. Menyusun laporan kegiatan kerja praktek dalam bentuk tertulis
7. Melaksanakan ujian kerja praktek

1.2. Tujuan
Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah:
1. Melatih kedisiplinan, semangat, dan etos kerja dalam dunia Industri.
2. Melatih kemampuan berinteraksi dengan bawahan, rekan kerja, dan atasan
dalam perusahaan.
3. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.
4. Mengamati secara langsung aktivitas perusahaan dalam berproduksi dan
menjalankan bisnis.
5. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan praktek yang ada di
perusahaan.

1
6. Menambah wawasan mengenai sistem produksi dan sistem bisnis.

1.3. Area Kompetensi Teknik Industri


Teknik Industri adalah cabang ilmu teknik yang berkenaan dengan perencanaan,
perancangan, perbaikan, dan instalasi sistem terintegrasi yang terdiri dari
manusia, mesin, material, informasi, energi, metode kerja dan sumber daya
finansial atau secara singkat mengkaji sistem industri. Kompetensi yang dimiliki
oleh mahasiswa dan lulusan Teknik Industri, yang tercermindari Mata Kuliah
yang dipelajari antara lain:
1. Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
2. Perencanaan dan Pengendalian Produksi
3. Manajemen Persediaan/Inventori
4. Sistem Pengendalian Kualitas
5. Sistem Penanganan Material
6. Logistik dan Supply Chain Management
7. Perancangan dan Pengembangan Produk
8. Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
9. Perancangan Tata Letak Fasilitas Manufaktur
10. Manajemen Organisasi
11. Analisis Biaya
12. Analisis Kelayakan Industri
13. Perancangan Proses dan CAD/CAM, dan lain-lain.

1.4. Pelaksanaan Kerja Praktek


Kerja Praktek dilaksanakan mulai tanggal 19 Desember 2017 sampai dengan 19
Februari 2018 di PT. Garuda Maintenance Facility AeroAsia (GMF Aero Asia)
yang terletak di Soekarno-Hatta International Airport, Cengkareng, Tangerang,
Indonesia, P.O. Box 1303-BUSH 19130, Phone (021) 5508080, Fax 62-21-
5501639. PT. GMF AeroAsia merupakan perusahaan bagian dari PT. Garuda
Indonesia dimana tempat maintenance, perbaikan, maupun perawatan pesawat
terbang. Pelaksanaan Kerja Praktek dilaksanakan 2 bulan dengan jam kerja
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di PT. GMF AeroAsia yaitu dengan jam
kerja karyawan pada Hari Senin sampai dengan Hari Jumat jam 07.00 – 16.00
WIB, dengan jam istirahat Hari Senin – Kamis jam 12.00 – 13.00 WIB, dan Hari
Jumat jam 11.30 – 13.00 WIB. Mahasiswa ditempatkan di bagianUnit TM atau di
Asset Management dan kegiatan kerja praktek dilakukan dibawah pengawasan

2
General Manajer dan Manager secara langsung maupun setara dengan staff
yang ada di PT. GMF AeroAsia.

3
BAB 2
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Singkat Perusahaan


2.1.1. Sejarah Perusahaan
Pada tahun 1949, GMF AeroAsia merupakan Divisi Teknik dari maskapai Garuda
Indonesia di bandara Kemayoran dan Halim Perdanakusuma di Jakarta,
Indonesia. Pada tahun 1984, GMF AeroAsia dipindahkan ke Bandara Soekarno
Hatta dan menamakan diri sebagai Division of Maintenance & Engineering
(M&E), yang kemudian dikembangkan menjadi unit bisnis mandiri. Selanjutnya
pada tahun 1998 Divisi M&E tersebut melakukan transformasi menjadi Strategic
Business Unit (SBU-GMF), dan menangani semua kegiatan perawatan armada
Garuda Indonesia, sehingga menajamkan sisi kompetitifnya. Akhirnya, pada
2002, SBU-GMF lepas dari induknya yaitu Garuda Indonesia dan secara resmi
menjadi anak perusahaan mandiri dibawah nama PT Garuda Maintenance
Facility AeroAsia.
Sekarang GMF AeroAsia layak dipertimbangkan sebagai salah satu perusahaan
perawatan pesawat terbang yang terbaik dan terbesar di wilayah sekitar
Indonesia serta menjadi pilihan pelanggan sebagai penyedia jasa MRO
(Maintenance, Repair, and Overhaul) pada 2015.
Pada Januari 2016, FAA (Federal Aviation Administration) mengkategorikan PT.
GMF AeroAsia sebagai Low Risk MRO. Kategori ini yang menjadikan GMF
AeroAsia diakui berada di top level dan selected MRO di dunia. Secara global,
saat ini GMF AeroAsia menempati posisi ke-17 MRO dan program kerja tahun
2016, perusahaan ini menetapkan visi baru sebagai Top 10 MROs in The World.
GMF AeroAsia merupakan Pusat Logistik Berikat telah diatur dalam Surat
Keputusan Menteri Keuangan No. 2056/KM.4/2016. Selain itu juga bekerjasama
dengan pihak Bea dan Cukai Negara Indonesia, sehingga aturan maupun
pengawasan sangatlah ketat. Garuda Indonesia merupakan perusahaan induk
perusahaan GMF AeroAsia dan merupakan salah satu perusahaan BUMN di
Indonesia. Seiring dengan kemajuan teknologi, GMF AeroAsia mempunyai e-
commerce untuk memudahkan pelanggan dalam memesan atau membeli dari
suatu material yaitu melalui www.gmfaerotrade.com.

4
2.1.2 Profil PT. GMF AeroAsia

Gambar 2.1. Logo PT. GMF AeroAsia

Penjelasan :
1. Kepala burung Garuda melambangkan lambang Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
2. Lima (5) bulu sayap melambangkan Pancasila yang menjadi ideologi bangsa
Indonesia.
3. Warna biru yang melambangkan langit.

PT. GMF AeroAsia memiliki logo berbentuk kepala dan sayap burung garuda
seperti logo milik maskapai Garuda Indonesia, akan tetapi terdapat perbedaan
pada warna logo yaitu berwarna biru tua keseluruhan dengan tambahan tulisan
“GMF AeroAsia” disampingnya dan dibawahnya terdapat tulisan “GARUDA
INDONESIA GRUP” seperti terlihat pada gambar 2.1. Untuk lokasi PT. GMF
AeroAsia terletak di Soekarno-Hatta International Airport, Cengkareng,
Tangerang, Indonesia, P.O. Box 1303-BUSH 19130, Phone (021) 5508080, Fax
62-21-5501639.PT. Untuk kantor berada di Pajang Benda, Kota Tangerang,
Banten. PT. GMF tidak hanya berada di Soekarno-Hatta International Airport,
Cengkareng akan tetapi berada di seluruh Bandara Indonesia sejumlah 50 lini
stasiun dan tidak hanya di Indonesia, ada juga di Amsterdam, Jeddah, Tokyo,
Singapore, dan Sydney. PT. GMF Aero Asia menghandle 550 penerbangan dan
semakin bertambah seiring kemajuan zaman.

5
Gambar 2.2. Lokasi PT. GMF AeroAsia

2.1.3. Sertifikasi / Prestasi Perusahaan


PT. GMF AeroAsia telah mempunyai banyak sertifikasi pengakuan yang sah dari
berbagai pihak yang berkaitan dengan dunia layanan penerbangan. Sertifikasi
yang diperoleh PT. GMF AeroAsia adalah sebagai berikut:
a. Federal Aviation Administration (FAA) Approved Repair Station No. WGFY
076F.
b. Indonesia Directorate General of Civil Aviation (DGCA) No. 145/0100.
c. European Aviation Safety Agency (EASA) Approved Repair Station No.
145.0062.
d. Australia Civil Aviation Safety Authority (CASA) Approved Repair Station No.
1-VLRQ9.
e. DGCA India
f. DCA Thailand
g. CAA Nigeria
h. CAAV Vietnam
i. Armenia
j. DCAM Malaysia
k. CAA Sri Lanka
l. CAAS Singapore
m. DGCAR Oman
n. DCA Myanmar
o. BRAA-MOLIT Korea
p. CAAZ Zimbabwe
q. Iraq 2015
r. CAD Iran

6
s. BCAA Certificate

2.2. Struktur Organisasi

2.2.1. Struktur Organisasi PT. GMF AeroAsia

Corporate
Secretary
Quality Assurance &
President & CEO Safety

Sales &
Marketing

Internal Audit &


Deputy President Control
Corporate Planning & (COO)
Development

EVP Finance & Human


EVP EVP
Resources
Base Operation Line Operation
Management (CFO)

Corporate Finance Base Maintenance Line Maintenance

Human Resources Component


Engineering Services
Management Maintenance

Trade & Asset


Engine Maintenance
Management

Gambar 2.3. Struktur Organisasi PT. GMF AeroAsia

Chief Executif Officer (CEO) membawahi dua fungsi yaitu Service Function
Organization dan Business Function Organization. Sedangkan PT. GMF
AeroAsia mempunyai 1 Chief Executif Officer (CEO), Direktur Utama dan satu
orang Chief Operation Officer (COO) yang membawahi tiga Executive Vice
President (EVP) yaitu:
1. EVP Finance & Human Resource Management.
2. EVP Base Operation.
3. EVP Line Operation.

Kemudian untuk struktur Business Function terdiri dari sebelas dinas yaitu:

7
1. Dinas Line Maintenance / TL.
Unit ini mempunyai tugas dalam jasa perawatan pesawat seperti perawatan
sebelum terbang (PreFlight Check), perawatan harian (Daily Check), dan Transit
Check.

2. Dinas Base Maintenance / TB.


Unit yang bertanggung jawab dalam perawatan pesawat yang meliputi berbagai
layanan, mulai dari perawatan rutin menengah hingga overhaul, pelaksanaan
perbaikan struktur dan sistem pesawat yang ringan hingga perawatan besar,
termasuk modifikasi.

3. Dinas Component Maintenance / TC.


Dinas yang mempunyai tugas dan wewenang untuk memperbaiki dan merawat
komponen pesawat agar selalu layak pakai.

4. Dinas Engine Maintenance / TR.


Merupakan dinas yang mengatur atas pelaksanaan perawatan dan perbaikan
mesin pesawat di PT. GMF AeroAsia.

5. Dinas Engine Service / TE.


Unit yang bertugas dalam rekayasa perawatan pesawat terbang seperti standar
perawatan modifikasi, program pengendalian kehandalan, perpustakaan &
distribusi dokumentasi teknik dan pelayanan jasa tenaga ahli.

6. Dinas Trade and Asset Management / TM.


Unit ini bertugas dalam mengelola asset, pergudangan (logistic), dan penjualan
asset terutama yang tidak terpakai dan mengenai eksport maupun import. Di unit
ini mahasiswa ditempatkan. Mahasiswa dapat mengeksplor segala ilmu yang
ada di unit ini untuk memenuhi dan melengkapi pembelajaran yang sudah
diberikan dari kampus. Di dalam unit TM terbagi dalam beberapa bagian yaitu
Bonded & Inventory Control (TMB), Planning & Purchasing Airframe (TME),
Planning & Purchasing I Engine & Component (TMP), Material Trading (TMM),
dan yang terakhir ada Strategic Purchasing (TMS).

Selain unit tersebut dalam menjalankan tugas, Dewan Direksi GMF yang dibantu
oleh Executive Commite yang terdiri dari sebelas orang Vice President, dimana
masing-masing Vice President mempunyai wewenang dalam unitnya, yaitu:

8
7. Internal Audit & Control (TI).
Unit yang bertugas dalam pengendalian program kerja, masalah anggaran dan
internal audit.

8. Quality Assurance (TQ).


Unit yang bertanggung jawab atas standard dan kualitas produk pekerjaan
perawatan pesawat serta pengembangannya.

9. Corporate Strategic & Development (TS).


Unit yang bertugas untuk menangani masalah fasilitas perusahaan, sumber daya
manusia, pengembangan dan pemeliharaan sistem informasi manajemen, dan
menjaga hubunngan komunikasi antar karyawan, manajemen, dan pemegang
saham di perusahaan sesuai dengan tujuan dari perusahaan. Membawahi empat
(4) pelaksana operasi, salah satunya adalah Information Technology & Business
Process Engineering.

10. Corporate Finance (TA).


Unit yang meliputi pertanggung jawaban atas aktivitas keuangan, administrasi,
dan kontrol arus kas. Unit ini membawahi tiga (3) bidang pelaksana operasi yaitu
bidang Treasury, Bidang Revenue & Risk Management, dan Bidang Accounting
& Financial Report.

11. Business Corporate & Development (TP).


Unit yang mempunyai tugas dan wewenang mencari pelanggan dan juga
memasarkan produk-produk yang ditangani atau dihasilkan PT. GMF AeroAsia
ke pasar domestik maupun internasional dan termasuk juga menangani masalah
pengembangan bisnis.

9
2.2.2. Struktur Organisasi Unit Trade and Asset Management / TM

MATERIAL SERVICE
UNIT TM

BONDED & INVENTORY PLANNING & PURCHASING PLANNING & PURCHASING


MATERIAL TRADING STRATEGIC PURCHASING
CONTROL AIRFRAME ENGINE & COMPONENT
TMM TMS
UNIT TMB TME TMP

AIRCRAFT PART & MATERIAL


BONDED OPERATION ENGINE PART RETAIL PROCUREMENT CONTRACT
PLANNING
TMB-1 TMP-1 TMM-1 TMS-1
TME-1

BONDED COMPLIENCE RUSH ORDER PURCHASING COMPONENT PART COMMERCIAL ADMINISTRATION DEMAND ANALYSIS
TMB-2 TME-2 TMP-2 TMM-2 TMS-2

INVENTORY CONTROL AOG MATERIAL SUPPORT PART REPAIR


TMB-3 TME-3 TMP-3 MATERIAL ENGINEERING
TMS-3

ROUTINE PARTS & TOOLS


ASSET MOVEMENT CONTROL
PURCHASING
TMB-4
TME-4

Gambar 2.4. Struktur Organisasi Unit Trade and Asset Management / TM

10
Di unit Material Service (TM) mempunyai 5 divisi yang dibagi-bagi berdasarkan
tugas masing-masing yaitu:
1. Bonded & Inventory Control (TMB),unit ini bertugas untuk menjaga dan
mengkontrol setiap barang/material yang masuk di area PT. GMF AeroAsia.
Karena area PT. GMF AeroAsia merupakan Bonded Zone atau kawasan berikat.
Sehingga harus terekam baik dan terkontrol. Unit ini juga terdiri dari empat (4)
divisi yang dibagi sesuai dengan wewenangnya masing-masing seperti:
a. Bonded Operation (TMB 1), disini terbagi dari shift karena kerjanya dalam
24 jam nonstop. Bagian ini berhubungan atau berkoordinasi langsung dengan
Bea dan Cukai pada setiap barang atau material yang masuk di kawasan PT.
GMF AeroAsia.
b. Bonded Compliace (TMB 2), bagian ini bertanggung jawab terhadap report
atau pelaporan dan menjaga agar barang/material yang masuk sesuai
dengan apa yang tertera dalam Bea dan Cukai.
c. Inventory Control (TMB 3), menjaga dan memonitor inventory yang ada di
gudang seluruh part (GADC) dan melakukan laporan terhadap audit yang
dilakukan.
d. Asset Movement Control (TMB 4),unit yang mengurusi atau mengatur asset
yang ada di kawasan PT. GMF AeroAsia

2. Planning & Purchasing Airframe (TME), unit yang mengatasi perencanaan


pembelian hingga ke pembelian barang/material yang dibutuhkan dalam
perawatan/maintenance hingga overhaul pesawat. Unit ini terbagi menjadi empat
(4) divisi sesuai tugas masing-masing, yaitu:
a. Aircraft Part & Material Planning (TME 1), unit ini yang mengatur maupun
mengevaluasi kebutuhan barang/material yang dibutuhkan dalam
perawatan/maintenance hingga overhaul pesawat yang sedang terparkir di
Hangar.
b. Rush Order Purchasing (TME 2), unit yang melayani pembelian material
yang tidak reufine. Unit ini masuk setiap hari.
c. AOG Material Support (TME 3),Aircraft On Ground yang bertugas untuk
check stok supaya tidak terjadi kekurangan material/stok yang ada di gudang
(GADC) sehingga unit ini masuk 24 jam dengan adanya shift pagi dan
malam.
d. Routine Parts & Tools Purchasing (TME 4),unit yang bertugas dalam

11
pembelian part secara rutin dan betugas untuk follow up unit TME 1.
3. Planning & Purchasing I Engine & Component (TMP),unit yang bertugas
sebagai planner dan pembelian mesin dan komponen yang dibutuhkan oleh PT.
GMF AeroAsia. Unit ini juga terbagi dalam tiga (3) divisi, yaitu:
a. Engine Parts (TMP 1), terdapat planner yang bertugas dalam workshop
engine.
b. Component Parts (TMP 1), terdapat planner yang bertugas dalam workshop
component.
c. Parts Repair (TMP 2), unti yang bertugas dalam pembelian part maupun
komponen yang besar dan diluar PT. GMF AeroAsia.

4. Material Trading (TMM),unit ini bertugas untuk melayani penjualan dari


stock yang ada di PT. GMF AeroAsia. Unit ini terdiri dari dua (2) divisi, yaitu:
a. Retail (TMM 1),unit yang bertugas dalam penjualan stock yang ada di
gudang PT. GMF AeroAsia. Mengurus penjualan material melewati List
Trading, AOG Desk, dan GMF AeroTrade. Tidak hanya untuk pembelian
saja, akan tetapi ada Loan, Exchange, dan Lease. Loan maksudnya adalah
peminjaman mesin atau alat. Untuk Exchange adalah penukaran atau barter,
dan yang terakhir yaitu Lease adalah melepas suatu material maupun mesin.
Selain itu, unit ini juga mengatur dengan pihak vendor untuk memenuhi suatu
kebutuhan jika ketersediaan digudang habis maupun kurang. Unit ini juga
langsung berinteraksi dengan customer langsung untuk menawarkan material
yang ada di GADC atau Gudang GMF AeroAsia.
b. Commercial Administration (TMM 2), unit dalam hal finance dan
pembukuan dari hasil penjualan material atau part yang ada di PT. GMF
AeroAsia. Selain itu unit ini bertugas dalam melakukan penagihan kepada
customer yang melakukan transaksi pembelian kepada PT. GMF AeroAsia.

5. Strategic Purchasing (TMS),unit yang mengatur


perjanjian/kontrak/kerjasama dengan vendor atau supplier dan memperhatikan
inventory. Unit ini terbagi dalam tiga (3) divisi, yaitu:
a. Procurement Contract (TMS 1), unit yang bertugas dalam melakukan
perjanjian / penawaran kontrak/kerjasama dengan vendor atau supplier.
b. Demand Analysis (TMS 2), unit ini menganalisis inventory secara global dan
output dari ini dapat menjadi input unit TMS 1.

12
c. Material Engineering (TMS 3), unit ini bertugas untuk memberikan suggest
kepada engineering dimana yang menjual material/part yang dibutuhkan.

2.3. Management Perusahaan


2.3.1. Visi
Top 10 MROs in The World

2.3.2. Misi
To provide integrated and reliable aircraft maintenance solution for a safer sky
and secured quality of life of mankind.

2.3.3. Values
1. To concern for people, insan GMF harus saling menghargai, peduli,
memberi kesempatan, membangun hubungan tulus, dan percaya melalui sistem
perekrutan, penempatan, pengembangan, dan pemberdayaan SDM secara
terbuka, adil, obyektif, dan proposional.

2. Intregrity, insan GMF harus memiliki kelurusan hati yang diekspresikan


melalui kata dengan perbuatan dalam menerapkan nilai-nilai, etika bisnis, dan
profesi serta peraturan perusahaan secara konsisten meskipun sullit sehingga
dapat dipercaya.

3. Professional, insan GMF harus piawai dan sungguh-sungguh dalam


menuntaskan tugas sesuai standar teknis, bisnis, dan etika yang berlaku.

4. Teamwork, insan GMF harus senantiasa bekerjasama secara kompak


dilandasi rasa saling menghormati, memahami fungsi dan perannya agar
pekerjaan tuntas dengan memberdayakan seluruh sumber daya yang dimiliki
untuk mencapai tujuan.

5. Customer focused, insan GMF harus senantiasa melakukan segala upaya


dan tindakan untuk memenuhi kebutuhan bahkan lebih dari yang diharapkan
pelanggan, secara tulus dan penuh semangat.

2.3.4. Ketenagakerjaan

Untuk program ketenagakerjaan PT. GMF AeroAsia telah diatur dalam Perjanjian
Kerja Bersama (PKB) antara PT. GMF AeroAsia dengan GMF Employees Club
(GEC) periode 2015-2017 dimana terdapat 8 bab dan setiap bab mempunyai

13
beberapa pasal yaitu mengenai ketentuan umum, hak dan kewajiban,
pengembangan SDM, hubungan industrial, ketentuan disiplin karyawan/pegawai,
imbal jasa, dan yang terakhir adalah ketentuan perjalanan dinas.

1. Ketentuan Umum

Pihak yang mengadakan perjanjian, dimana PT. GMF AeroAsia berkedudukan di


Kota Tangerang, Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, yang
anggaran Dasarnya telah mendapatkan pengesahan oleh Menteri Kehakiman
dan HAM RI dengan Surat Keputusan Nomor AHU-53074.AH.01.01. Tahun
2008, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tertanggal 06
Februari 2009, Nomor: 11, Tambahan Nomor: 3497/2009, beserta
perubahannya, selanjutnya disebut Perusahaan. Dengan Serikat Pekerja PT
GMF AeroAsia / GMF Employees Club berkedudukan di Kota Tangerang,
Bandar Udara Soekarno-Hatta, Cengkareng dan terdaftar pada Departemen
Tenaga Kerja dengan pendaftaran Nomor: 560/226-DKK/OP/Kota-TNG/IX/2003
tanggal 08 September 2003, yang mewakili anggota-anggotanya (sesuai
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku) yang bekerja pada Perusahaan,
selanjutnya disebut GEC.

2. Sumber Daya Manusia

Untuk perekrutan pekerja, PT. GMF AeroAsia mempunyai unit yaitu Human
Resource Development (HRD). Dalam proses perekrutan terdapat berbagai cara
seperti pendaftaran online melewati portal perusahaan yaitu www.gmf-
aeroasia.co.id, melalui job fair, social media seperti LinkedIn, atau juga pihak
GMF AeroAsia telah bekerjasama dengan Universitas yang ada di Indonesia.
Salah satu elemen utama dari sebuah perusahaan adalah sumber daya
manusia. Sumber daya yang ada di GMF AeroAsia adalah sebagai berikut:

a. Chief Executif Officer (CEO)


b. Chief Operation Officer (COO)
c. Executif Vice President (EVP)
d. General Manager
e. Manager
f. Staff
g. Staff Gudang

14
3. Waktu Kerja

Untuk waktu kerja karyawan/pegawai telah diatur pada PKB Bab 4 pasal 21
tentang waktu kerja yaitu 7 jam sehari dan 40 jam seminggu untuk 6 hari kerja
dalam seminggu atau 8 jam sehari dan 40 jam seminggu untuk 5 hari kerja dalam
seminggu. Waktu kerja regular diatur sebagai berikut:

Tabel 2.1. Waktu Kerja Reguler

Hari Senin s/d Kamis Jumat

Jam Kerja 07.00 s/d 16.00 07.00 s/d 16.00

Jam Istirahat 12.00 s/d 13.00 11.30 s/d 13.00

Untuk waktu lembur, sebagaimana yang dimaksud hanya dapat dilakukan paling
banyak 3 jam sehari dan 14 jam dalam seminggu tetapi tidak termasuk kerja
lembur yang dilakukan pada waktu istirahat mingguan atau hari libur resmi. GMF
AeroAsia juga memberikan waktu khusus untuk istirahat menyusui bagi karyawati
hingga anaknya berusia 2 tahun. Akan tetapi waktu istirahat untuk menyusui
diatur dan disetujui atasan masing-masing. Untuk pencatatan kerja, GMF
AeroAsia telah menerapkan finger print scanner. Setiap pekerja/pegawai wajib
melakukan presensi harian melalui finger print scanner. GMF AeroAsia
menerapkan system poin untuk keterlambatan pada presensi. Setiap
pekerja/pegawai mempunyai 100 poin tiap tahunnya. Pengurangan poin berlaku
jika:
a. Keterlambatan > 10 (diatas sepuluh) menit – 15 (limabelas) menit,
pengurangan 2 (dua) poin.
b. Keterlambatan > 15 (diatas limabelas) menit – 30 (tigapuluh) menit,
pengurangan 3 (tiga) poin.
c. Keterlambatan > 30 (diatas tigapuluh) menit, pengurangan 5 (lima) poin.
d. Tidak masuk tanpa keterangan/ijin atasan, pengurangan 10 (sepuluh) poin.
Hukuman/Punishment pada pelanggaran yang dilakukan:
i. Setiap pegawai angka poin disiplinnya telah mencapai kurang dari 90
(Sembilan puluh) hingga mencapai 80 (delapan puluh) poin (<90-80),

15
maka atasan langsung melakukan coaching and councelling kepada
pegawai tersebut serta meminta mengisi formulir 4 tentang laporan
pelanggaran GMF Discipline dimana di dalamnya berisi antara lain:
komitmen pegawai untuk memperbaiki diri.
ii. Bagi setiap pegawai angka poin disiplinnya telah mencapai kurang dari 80
(delapan puluh) hingga mencapai 60 (enam puluh) poin (<80-60), maka
atasan langsung melakukan peringatan verbal I dan/ atau II kepada
pegawai tersebut serta meminta mengisi formulir 4 tentang laporan
pelanggaran GMF Discipline dimana didalamnya berisi antara lain:
komitmen pegawai untuk memperbaiki diri.
iii. Bagi setiap pegawai angka poin disiplinnya telah mencapai kurang dari 60
(enam puluh) samapi 0 (nol) poin (<60-0) maka atasan langsung
memberikan peringatan tertulis I dan/ atau peringatan tertulis II, dan/ atau
peringatan tertulis III serta meminta mengisi formulir 4 tentang laporan
pelanggaran GMF Discipline dimana di dalamnya berisi antara lain:
komitmen pegawai untuk memperbaiki diri.
iv. Hukuman yang tertera pada butir a. b. c. diatur dalam PKB tentang
Ketentuan Disiplin Karyawan/Pegawai dengan kategori hukuman disiplin
terhadap tindakan pelanggaran Disiplin Ringan.

4. Waktu Istirahat dan Cuti

Untuk hal ini diatur dalam PKB Bab IV yaitu hubungan industrial. Pasal 25 yang
mengatur tentang waktu istirahat dan cuti. Waktu istirahat merupakan keadaan
tidak masuk kerja yang diizinkan oleh perusahaan pada jangka waktu tertentu.
Jenis untuk waktu istirahat dan cuti yang diatur dalam peraturan waktu istirahat
dan cuti karyawan/pegawai adalah:
a. Cuti Tahunan
b. Cuti Sakit
c. Cuti Istimewa
d. Cuti Di luar Tanggungan Perusahaan
e. Cuti Ibadah Keagamaan
Ketentuan pemberian waktu istirahat dan cuti kepada karyawan/pegawai diatur
oleh perusahaan.

16
5. Imbal Jasa / Pengupahan

Perusahaan memberikan imbal jasa kepada karyawan/pegawai atas kontribusi


positif dan/atau jasanya kepada Perusahaan, yang meliputi:

a. Gaji
b. Tunjangan
c. Insentif
d. Fasilitas
e. Penghargaan

Perusahaan memberikan gaji kepada karyawan pada setiap bulan yang


didasarkan pada system penggajian yang ditetapkan oleh perusahaan dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Jabatan dan Salary range


b. Kesesuaian Kompetensi dan Kompetensi Jabatan
c. Penilaian Kinerja
d. Pengalaman

Untuk tunjangan, Perusahaan dapat memberikan tunjangan kepada karyawan


dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan karyawan,
yang meliputi:

a. Tunjangan Hari Raya


b. Bantuan Istirahat Tahunan (BIT)
c. Bantuan Extra Voeding
d. Uang Shift
e. Fasilitas Jabatan
f. Tunjangan Lisensi Perawatan Pesawat Terbang
g. Tunjangan Ground Support Equipment (GSE) Operator
h. Uang Perjalanan Dinas
i. Tunjangan kemahalan
j. Tunjangan Tengah Tahun (TTT)

17
2.3.5. Pemasaran

Untuk pemasaran, GMF AeroAsia memiliki strategi Marketing Blueprint dalam hal
pemasaran. Dalam strategi ini mempunyai 5 level yaitu level 4 to level 3 Channel,
level 3 to level 2 lead nurturing, level 2 to level 1 sales establishment, level 1 to
repeat customer customer marketing.

a. Level 4 to Level 3 Channel

Gambar 2.5. Level 4 ke Level 3

Cara membuat komunikasi efektif yang terintegrasi dengan GMF AeroAsia.


Pendekatan ini melewati Agent dimana menguasai wilayah maupun daerah dari
target customer, menggunakan pemerintah untuk mempengaruhi keputusan dari
customer, dengan referensi dari pihak terkait yang dapat menghubungkan
kepada customer, menggunakan digital marketing untuk pemasaran yang cukup
efektif, menggunakan iklan/public, marketing event seperti Singapore Airshow
2018, selain itu juga dengan penjualan langsung kepada target customer. Dalam
membangun sebuah marketing channel, setiap channel harus memenuhi secara
finansial.

18
b. Level 3 to Level 2 Lead Nurturing

Gambar 2.6. Level 3 ke Level 2

Dimana fase krusial untuk mempengaruhi keputusan customer dalam melakukan


pembelian. Pada tahap ini meningkatkan hubungan personal dan informasi
secara bersamaan. Pemasaran yang dilakukan pada tahap ini hampir sama
dengan level sebelumnya, akan tetapi terdapat tambahan dimana antara
perusahaan dengan customer sudah saling mengetahui dari segala hal tentang
bisnisnya. Perusahaan mulai untuk menawarkan paket produk dari perusahaan,
dan memberikan harga yang sangat kompetitif. Pada tahap ini merupakan tahap
penawaran melalui proposal / request for proposal (RFP).

19
c. Level 2 to Level 1 Sales Establishment

Gambar 2.7. Level 2 ke Level 1

Setelah RFP diajukan dan diterima, maka pada tahap ini merupakan
penandatanganan kontrak. Akan tetapi sebelum dilakukannya hal tersebut,
terdapat negosiasi harga dan kontrak. Di dalam negosiasi harga, hubungan
personal dan keuntungan yang ditawarkan pihak GMF AeroAsia sangat penting.

20
d. Level 1 to Repeat Customer Customer Marketing

Gambar 2.8. Level 1 to Repeat Customer

Setelah kontrak telah disetujui dengan tanda tangan, pada tahap ini merupakan
dimana pengalaman pelanggan sebagai hubungan personal dalam loyalty loop.

2.3.6. Sistem Manajemen Lingkungan


a. Pengelolan Scrap
GMF AeroAsia memiliki area scrap yang merupakan barang telah memenuhi
aturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan barang tersebut siap di-
phase-out. Unit General Fixed Asset sebagai pengelola area sisih dan area
scrap, berhak menolak barang-barang yang akan ditempatkan disana oleh unit
pengirim bila dokumen yang memenuhi syarat kualitas atau administrasi tidak
lengkap. Setiap barang yang masuk ke area sisih diberi marking sebagai tanda
bahwa barang tersebut siap di-phase-out. Unit pengirim bertanggung jawab
untuk menyediakan data dan dokumen yang diperlukan, termasuk pemisahan
kategori barang yang dikirimkan.

21
b. 5R

PT. GMF AeroAsia menerapkan konsep dari Toyota atau Toyota Production
System yaitu konsep 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin) dengan tujuan
untuk menghilangkan segala bentuk pemborosan / waste.
1. Ringkas, memisahkan barang-barang yang perlu dari yang tidak perlu dan
meletakkan barang yang tidak perlu pada tempat tertentu atau dibuang.
2. Rapi, letakan barang yang diperlukan pada tempat yang benar dan tepat agar
mudah dijangkau saat akan digunakan.
3. Resik, bersihkan secara rutin barang-barang dari debu dsb, letakkan kembali
barang-barang yang sudah selesai digunakan pada tempat yang sudah
ditentukan.
4. Rawat, menjaga kondisi Ringkas, Rapih, Resik atau kenyamanan tempat
kerja.
5. Rajin, disiplin dan tekun dalam menjalankan keempat kebiasaan diatas. Untuk
mendukung konsep tersebut yang diterapkan di PT. GMF AeroAsia, setiap
selesai kerja atau pulang kerja para pegawai memberikan foto meja kerja
sebelum dan sesudah bekerja. Selain itu, setiap tahunnya diadakan penilaian
audit yaitu audit internal.

2.3.7. Fasilitas

Perusahaan memberikan fasilitas jenis kesejahteraan. Fasilitas Kesejahteraan


yang dapat diberikan kepada karyawan dan/atau keluarganya antara lain:

a. Kantin dan toilet


b. Menyediakan kendaraan seperti Shuttle Bus
c. Program kerja karyawan aktif
d. Program kesehatan pensiunan
e. Fasilitas konsensi terbang
f. Bantuan uang pindah
g. Pakaian kerja dan alat perlengkapan kerja
h. Bantuan rekreasi
i. Fasilitas Rohani, Sosial, Budaya, dan Olah raga
j. Program pensiun
k. Jaminan Sosial, Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK),
Jaminan Kematian (JK)

22
l. Asuransi Khusus Karyawan/Pegawai
m. Uang duka/santunan
n. Bantuan biaya duka cita
o. Bantuan musibah
p. Beasiswa bagi anak karyawan/pegawai yang berprestasi.

23
BAB 3

TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN

3.1. Proses Bisnis Departemen


3.1.1. Proses Bisnis Penjualan Barang Spesifik

Proses bisnis dari Unit Material Trading terdiri dari pihak Internal dan Eksternal.
Dimana pihak internal adalah GMF AeroAsia dan pihak eksternalnya adalah
customer. Untuk proses bisnis penjualan barang spesifik dimulai dari customer
yang menanyakan material dengan Part Number (PN) atau memberikan Request
For Quote (RFQ) ke pihak GMF AeroAsia. Kemudian pihak GMF AeroAsia akan
menerima permintaan tersebut. Akan tetapi permintaan dicek terlebih dahulu
apakah tersedia atau tidak dan apakah jenis expendable tersedia dia store. Jika
tidak ada maka pihak internal akan mengirim RFQ ke vendor yang kemudian
akan menerima quotation dari vendor. Jika barang tersebut tersedia, maka pihak
intenal akan menentukan harga dan membuat quotation dan mengirimkan ke
pelanggan untuk meminta persetujuan. Jika tidak setuju, maka proses bisnis
akan selesai. Jika pelanggan setuju, maka akan meminta Purchase Order (PO)
kepada pelanggan. Jika pelanggan tersebut baru maka harus membuat data
pelanggan baru di system. Jika pelanggan lama maka langsung membuat Sales
Order (SO). Akan tetapi di GMF AeroAsia juga membedakan performa
pelanggan. Garuda Indonesia, Citilink, AirAsia, dan Sriwijaya merupakan key
account yang menjadi performa baik. Selain performa baik ada juga performa
buruk/baru. Jika pelanggan tersebut baru/performansi buruk, maka pihak internal
mengirimkan performa invoice ke pelanggan dengan performa tidak baik/baru.
Selanjutnya pelanggan harus membayar dengan performa tidak baik/buruk. Jika
pelanggan performa baik, maka langsung diproses. Sebelum itu jika perlu
pengadaan maka ada proses pengadaan dan proses penerimaan atau receiving.
Jika tidak maka barang spesifik akan disiapkan lalu dikirim ke pelanggan. Jika
pesanan tersebut belum dibayar maka pihak internal akan mengirimkan invoice
ke pelanggan dengan performa baik, jika sudah dibayar maka selesai.

3.1.2. Proses Bisnis Penjualan Barang Spesifik Melalui AOG Desk

Untuk proses ini penjualan melalui AOG Desk atau Aircraft On Ground Desk
dimana mengurus tentang Urgent Material Request (UMR). Berawal Dari email
pelanggan dan UMR dari AOG Desk, maka pihak internal akan menerima

24
permintaan pelanggan. Jika permintaan berasal dari internal maka AOG akan
melakukan pencarian ke vendor. Jika merupakan eksternal dan barang tidak
tersedia maka AOG juga akan melakukan pencarian ke Vendor. Jika pihak
vendor tidak ditemukan maka akan selesai. Jika vendor ditemukan maka
langsung akan meminta harga dari vendor dan pihak AOG akan membalas email
ketersediaan barang beserta harganya. Kemudian akan mengirimkan quotation
ke customer yang AOG, hasilnya adalah dokumen e-mail quotation. Jika
pelanggan tidak setuju maka selesai, jika setuju maka pihak internal akan
meminta PO/email persetujuan dari pelanggan. Proses selanjutnya jika sumber
barang dari vendor maka membuat PO pembelian ke vendor, jika tidak maka
proses selanjutnya barang tersebut tidak tersedia pada jam kerja maka barang
akan dikirm dan pembuatan SO lalu mengirimkan billing ke pelanggan. Setelah
itu menerima pembayaran dari pelanggan. Jika diperlukan proses pembayaran
ke vendor maka harus melakukan pembayaran terlebih dahulu baru setelah itu
selesai.

3.1.3. Proses Bisnis Penjualan Barang Spesifik Melalui GMF AeroTrade

GMF AeroTrade merupakan e-commerce dari GMF AeroAsia dalm meningkatkan


kemajuan berbisnis. Untuk proses penjualan barang melalui GMF AeroTrade
dimulai dari pelanggan yang menginput pada shopping cartnya. Kemudian
pesanan maupun PO pelanggan diterima. Jika pembayaran cash in advance
atau langsung maka pihak internal akan mengeluarkan barang dari gudang dan
disiapkan untuk dikirim kepada pelanggan. Jika belum menerima pembayaran
dari pelanggan maka invoice akan dikirimkan kepada pelanggan dan selesai.

3.2. Layanan Yang Diberikan


A. Line Maintenance
Perawatan maupun perbaikan pesawat yang ringan. Terdapat beberapa
perbaikan maupun perawatan padati pelayanan ini, yaitu:
a) Before Departure Check (BD), perawatan yang dilakukan saat sebelum
pesawat tinggal landas (Departure). Lama waktu pengerjaan biasanya kurang
lebih 1 jam dan bisa dilakukan di apron/gate.
b) Line Check, pengecekan rutin yang dilakukan sebelum penerbangan pertama
maupun saat transit. Lama waktu pengerjaan sama dengan BD check
biasanya kurang lebih 1 jam dan bias dilakukan di apron/gate.

25
c) A Check, pengecekan dan perawatan secara rutin yang dilakukan pada
pesawat yang sudah melakukan 275-600 FH (Flight Hour). Biasanya
pengecekan pada engine dan lampu. Pengecekan yang dapat dilakukan di
apron / gatedengan lama waktu sekitar kurang lebih 10 jam.

B. Base Maintenance
Perawatan pesawat dimana termasuk perawatan yang dikatan sebagai overhaul
/ heavy maintenance. Pengecekan ataupum perawatan yang harus dilakukan di
Hangar dengan rentang waktu berhari-hari hingga berbulan-bulan karena
perawatan dilakukan secara menyeluruh seperti:
a) C Check, inspeksi structural pesawat yang menyangkut membuka panel
akses, rutin dan non-rutin maintenance. Pesawat melakukan perawatan ini
ketika telah menempuh 4000-7500 FH atau 18 hingga 20 bulan. Perawatan
ini dilakukan di Hangar dan dilakukan dengan rentang waktu 3 hari hingga 1
minggu.
b) D Check / Overhaul, dimana perawatan ini dilakukan secara keseluruhan
mulai dari pengecatan ulang, engine, landing gear, dan lain-lain. Perawatan
ini dilakukan oleh pesawatyang telah melakukan terbang selama 48 hingga
96 bulan. Perawatan ini dilakukan didalam Hangar selama kurang lebih 1
bulan.

C. Material Service

PT. GMF AeroAsia juga menyediakan jasa penjualan material maupun part untuk
segala maskapai. Dengan memanfaatkan Gudang yang berada di Bandara
Soekarno-Hatta untuk menyimpan material tersebut dan bekerja sama dengan
vendor bersertifikat di seluruh dunia. Unit yang mengurusi hal ini adalah unit
Material Trading dimana Mahasiswa ditempatkan. Konsumen PT. GMF AeroAsia
mempunyai tiga jenis pilihan untuk mendapatkan kebutuhan materialnya yaitu
melalui list trading, AOG Desk, dan GMF AeroTrade. List Trading merupakan
layanan online melalui e-mail yang terintregrasi kepada seluruh staff karyawan
TMM. Untuk AOG Desk adalah unit yang mengatur adanya pesawat yang
membutuhkan penanganan cepat. Kemudian GMF AeroTrade adalah e-
commerce dari PT. GMF AeroAsia yang sedang dikembangkan.

26
D. Component Maintenance
Di PT. GMF Aeroasia mempunyai Component Shop menggunakan metode up-
to-the-minute yang dapat mempertahankan presisi dalam perbaikan dan overhaul
komponen untuk seperti Avionic, Electrical, Mechanical, Gas, dan Emergency
Equipment pada B737, B747, A320, A330, DC10, dan F28 dengan presisi level
tinggi. Selain itu untuk mendukung dalam perbaikan, setiap Component Aviation
Shop dilengkapi dengan teknologi canggih untuk mengetes equipment seperti
ATEC (Automatic Test Equipment Complex), INS (Inertial Navigation System),
dan IRIS.

E. Engineering Service

PT. GMF AeroAsia menjadikan pesawat milik konsumennya lebih ke


pembaharuan menurut regulasi dan persyaratan terbaru dari system instalasi
yang baru pada perbaikan keseluruhan dan peremajaan dari engine yang
sekarang. GMF AeroAsia telah tersertifikasi dari Indonesia yaitu DGCA
(Directorate General of Civil Aviation) sebagai DOA (Design Organizational
Approval) dengan CASR 21 sertifikasi Sub-part J untuk melaksanakan pekerjaan
perbaikan minor, mendesain dan perubahan kecil terkait desain APU, struktur,
interior kabin, dan avionic.

F. Learning Service

Sebagai salah satu layanan penyedia MRO yang terkemuka di Asia Tenggara,
GMF AeroAsia menawarkan program pelatihan berkurikulum hanya di universitas
korporat, bekerja sama dengan institusi aviasi internasional yang terkenal dan
produsen terkemuka, seperti Boeing, Airbus, General Electric, Rolls-Royce dan
CFMI. GMF AeroAsia Learning Service berpegang persyaratan FAA dan EASA
selain itu juga disahkan oleh DGCA selaku AMTO (Aircraft Maintenance Training
Organization) dengan sertifikasi CASR 147, persetujuan tipe pelatihan EASA
147, dan hanya Airbus Remote Training Center di Asia yang mempunyai
Maintenance Simulator yaitu ACT (Airbus Competence Training). Selain itu, GMF
AeroAsia Learning Services telah meluluskan yang berkompetensi di area
industry MRO dunia.

27
3.3. Proses Operasi
PT. GMF AeroAsia memiliki 2 tipe perawatan dan perbaikan pesawat yaitu Line
Maintenance dan Based Maintenance. Di mana terdapat bermacam-macam
perawatan maupun perbaikan didalam maintenancenya seperti berikut:

A. Line Maintenance
Perawatan maupun perbaikan pesawat yang ringan. Terdapat beberapa
perbaikan maupun perawatan padati pelayanan ini, yaitu:
a) Before Departure Check (BD), perawatan yang dilakukan saat sebelum
pesawat tinggal landas (Departure). Lama waktu pengerjaan biasanya kurang
lebih 1 jam dan bisa dilakukan di apron/gate.
b) Line Check, pengecekan rutin yang dilakukan sebelum penerbangan pertama
maupun saat transit. Lama waktu pengerjaan sama dengan BD check
biasanya kurang lebih 1 jam dan bias dilakukan di apron/gate.
c) A Check, pengecekan dan perawatan secara rutin yang dilakukan pada
pesawat yang sudah melakukan 275-600 FH (Flight Hour). Biasanya
pengecekan pada engine dan lampu. Pengecekan yang dapat dilakukan di
apron / gatedengan lama waktu sekitar kurang lebih 10 jam.

B. Base Maintenance
Perawatan pesawat dimana termasuk perawatan yang dikatan sebagai overhaul
/ heavy maintenance. Pengecekan ataupum perawatan yang harus dilakukan di
Hangar dengan rentang waktu berhari-hari hingga berbulan-bulan karena
perawatan dilakukan secara menyeluruh seperti:
a) C Check, inspeksi structural pesawat yang menyangkut membuka panel
akses, rutin dan non-rutin maintenance. Pesawat melakukan perawatan ini
ketika telah menempuh 4000-7500 FH atau 18 hingga 20 bulan. Perawatan
ini dilakukan di Hangar dan dilakukan dengan rentang waktu 3 hari hingga 1
minggu.
b) D Check / Overhoul, dimana perawatan ini dilakukan secara keseluruhan
mulai dari pengecatan ulang, engine, landing gear, dan lain-lain. Perawatan
ini dilakukan oleh pesawatyang telah melakukan terbang selama 48 hingga
96 bulan. Perawatan ini dilakukan didalam Hangar selama kurang lebih 1
bulan.

28
3.4. Fasilitas Operasi

PT. GMF AeroAsia memiliki 4 Hangar yang mendukung perawatan pesawat


bertaraf internasional. Hangar 1 memiliki luas 22.000 m2 dan merupakan Hangar
terkecil yang dimiliki oleh GMF diselesaikan pada tahun 1991 dengan tujuan
untuk perawatan pesawat jenis Boeing 747 yang dapat menampung 2 pesawat
dengan jenis tersebut secara bersamaan. Hangar 1 ini biasanya dipakai untuk
cabin refurbishment dan modifikasi wing pylon.

Kemudian Hangar 2 memiliki luas 23.000 m2 yang terdiri dari tiga tempat untuk
menampung pesawat terbang dan difungsikan untuk minor / daily / rutine
maintenance yaitu A check dan B check. Hangar 3 memiliki luas 23.000 m2 yang
juga terdiri dari tiga tempat untuk menampung pesawat dan dikhususkan untuk
heavy maintenance. Selain itu Hangar 3 memiliki enam roofmounted crane dan
satu tempat khusus digunakan untuk peralatan khusus untuk membuat dok bagi
pesawat MD 11/DC 10 dan pesawat Airbus wide body.

Kemudian pada tahun 2011, PT. GMF AeroAsia membangun Hangar 4 dengan
luas 18.000 m2 dilengkapi dengan platform docking yang beroperasi pada tahun
2012. Kapasitas Hangar 4 dapat menampung 16 pesawat Narrow Body secara
bersamaan. Selain Hangar, PT. GMF AeroAsia menyediakan OEM (Original
Equipment Manufacture) yang terletak di gudang berikat (Bonded Zone) Bandara
Soekarno-Hatta, konsumen PT. GMF AeroAsia mendapatkan material yang
diinginkan apa saja dan terkomputerisasi. Selain itu, PT. GMF AeroAsia juga
mempunyai e-commerce yaitu GMF AeroTrade dimana memudahkan mengecek
material/part yang dibutuhkan tersedia atau tidak.

29
Hangar 2
Hangar 1

Hangar 4 Hangar 3
Gudang dan
Material Engine Shop
Work Shop 1 Building

Wheel Shop Work Shop


Gudang 30
2

Ruang Tunggu Security Check

GMF
Learning
Center
Lapangan
Parkiran Parkiran Mobil
Sepak Bola ATM
Motor Cent
er

Gedung
Gedung Management Masjid
GMF Sport Center Serba Guna

Gambar 3.1. Layout PT. GMF AeroAsia

30
BAB 4

TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA

4.1. Lingkup Pekerjaan Mahasiswa

Pelaksanaan kerja praktek di PT. GMF AeroAsia periode 19 Desember 2017


hingga 19 Februari 2018, Mahasiswa ditempatkan di Dinas Asset Management.
Unit Material Trading sebagai staff. Dimana didalam unit tersebut memiliki peran
dalam mengontrol material maupun part yang masuk dan keluar dari PT. GMF
AeroAsia. Mahasiswa bekerja pertama kali ditempatkan di unit TME atau Unit
Planning & Purchasing dimana secara langsung diawasi oleh G.M. Planning and
Purchasing Airframe, G. M. Material Trading, Manager Aircraft Parts & Material
Planning, Manager Rush Order Purchasing, Manager AOG Material Support,
Manager Routine Parts & Tools Purchasing kemudian bekerja sama dengan
senior dan staff. Kemudian Mahasiswa dipindah tapi masih dalam satu Dinas di
unit TMM atau Material Trading dan diawasi secara langsung oleh G. M. Material
Trading, Manager Part Services, Manager Retail, dan Manager Commercial
Administration, kemudian bekerja sama dengan senior dan staff. Unit TMM
mengurus penjualan material atau part yang ada di gudang PT. GMF AeroAsia.
Penjualan material/part melalui List Trading atau melalui online atau e-commerce
di GMF AeroTrade.

4.2. Tanggung Jawab dan Wewenang dalam Pekerjaan

Tugas pertama kali Mahasiswa adalah mengolah data pembelian material pihak
PT. GMF AeroAsia dari vendor yang telah mempunyai kontrak bekerjasama
dengan PT. GMF AeroAsia.

31
Gambar 4.1. Tugas Sourcing Data Pembelian Material dari Vendor

Tugas pertama Mahasiswa adalah mengumpulkan data pembelian material


maupun part dari vendor yang telah dibeli, kemudian direkap dan diolah. Tugas
kedua adalah mencari data perawatan pada pesawat yang GA dan Non-GA
selama 1 tahun. Data tersebut merupakan data rekapan perawatan (Project
Report) mulai dari A Check hingga Overhaul tahun 2016 dan 2017. Berikut ini
merupakan data yang diolah menggunakan Excel.

Gambar 4.2. Tugas Rekap Pengeluaran Perawatan pada


Maskapai Garuda Indonesia 2016

32
Gambar 4.3. Tugas Rekap Pengeluaran Perawatan pada
Maskapai Non-Garuda Indonesia 2016

Gambar 4.4. Tugas Rekap Pengeluaran Perawatan pada


Maskapai Garuda Indonesia 2017

33
Gambar 4.5. Tugas Rekap Pengeluaran Perawatan pada
Maskapai Non-Garuda Indonesia 2017

Kemudian Mahasiswa dipindahkan ke Unit TMM atau Material Trading. Tugas


pertama adalah memotong sertifikat dari material maupun part kemudian
diupload di Alepele. Selain itu Mahasiswa juga memfoto material atau part yang
kemudian diupload di situs GMF AeroTrade.

Gambar 4.6. Tugas Merekap Data Sertifikat Material dan Part yang Telah
Terupload di GMF AeroTrade

Setelah itu Mahasiswa diberikan proyek oleh Manager Retail mengenai Data
Mining pada List Trading yang akan diolah menjadi pengambilan keputusan
dalam membeli atau mengadakan stok di gudang. Kemudian data yang menjadi
hasilnya akan dipresentasikan dalam acara tahunan unit TMM yaitu Distributor
System Management Review 2017, dimana mempresentasikan tentang
kemajuan maupun pencapaian unit tersebut tahun 2017 dan program yang akan
dilaksanakan pada tahun 2018.

34
Gambar 4.7. Tugas Data Mining Pada List Trading Untuk DSMR 2017

4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan


4.3.1. Tugas Sourcing Data Pembelian Material dari Vendor

Data diperoleh dari sistem MySAP, karena PT. GMF AeroAsia telah memiliki
system yang terintegrasi. Data di impor dari SAP ke Excel. Kemudian dari
beberapa workbook pada Excel di rekap ulang mulai dari nama material, nomor
part, nama vendor, nomor vendor, catatan pembelian, tanggal, harga, jumlah,
alternative, min/max pembelian, kemudian yang terakhir adalah jumlah konsumsi.
Data tersebut dijadikan satu worksheet menggunakan rumus fungsi Excel
(vlookup).

4.3.2. Tugas Merekap Pengeluaran Perawatan Pesawat Tahun 2016 dan


Tahun 2017 Maskapai Garuda Indonesia dan Non-Garuda Indonesia

Manager Routine Part & Tools Purchasing memberikan data Project Report 2016
& 2017 yang berisi daftar maskapai Garuda Indonesia dan Non-Garuda
Indonesia, nomor registrasi, tipe pengecekan, bulan pengecekan, dan harga
penggunaan material. Pertama kali yang dilakukan adalah mengurutkan bulan
masuk pengecekan, kemudian direkap jenis pesawat GA atau Non-GA, setelah
itu tipe dari pesawat (Boeing, Airbus, ATR, atau Bombardier), kemudian direkap
dan dihitung jumlah minimal, maksimal, dan rata-rata dari jumlah pengeluaran
yang terjadi.

4.3.3. Tugas Merekap Data Sertifikat Material/Part yang Terupload di GMF


AeroTrade

Pertama yang dilakukan adalah memotong sertifikat yang ada di dokumen


material. Sertifikat tersebut diupload di Alepele yang terintegrasi pada GMF

35
AeroTrade kemudian sertifikat tersebut direkap pada Excel dengan format telah
ditentukan sebagai tanda bahwa sertifikat telah terupload di system.

4.3.3. Tugas Data Mining pada List Trading Sebagai Pengambilan


Keputusan

Pertama yang dilakukan adalah merekap data (outright, loan, exchange, lease
maupun no rfq via list trading) yang ada di email list trading selama setahun 2017
yang dipisahkan tiap bulannya. Pengisian sesuai kebutuhan yaitu tanggal
pembelian, keterangan, konsumen, nomor part, nama part, kuantitas, dan nomor
SO. Setelah itu membuat chart yang mewakili tiap bulannya dengan RFQ vs SO
dan jumlah pemesanan dari konsumen terbanyak dari bulan tersebut. Data chart
tersebut dianalisis untuk dijadikan keputusan dalam memberikan stok di gudang.

4.4. Hasil Pekerjaan

Hasil pekerjaan dari tugas diatas yang mempunyai output sebagai proyek
Mahasiswa. Akan tetapi gambar tersebut sudah merupakan hasil dari tugas
kecuali tugas yang terakhir pada Data Mining List Trading sebagai pengambilan
keputusan dalam pembelian material. Data tersebut dapat dijadikan sebagai
patokan berapa jumlah kebutuhan yang disiapkan untuk berikutnya berdasarkan
data masa lalu. Berikut hasil dari pengolahan data tersebut.

350 310
3.2
300
250
200
150
100 60
30 30
96.8 50 2 2 2 5 6 10 17 18 20 25
0

RFQ SO

Gambar 4.8. Hasil Output Bulan Januari

Hasil chart tersebut merupakan pengolahan data dibulan Januari. Dari data
tersebut dapat dilihat bahwa terdapat 96.8% RFQ dan 3.2% SO yang terdapat di
bulan Januari. Selanjutnya untuk material 5 yang terbanyak dibutuhkan adalah
material Cotter Pin sebanyak 310 RFQ, kemudian Cherry Rivet sebanyak 60

36
RFQ, Washer dan lamp sebanyak 30 RFQ, Screw sebanyak 25 RFQ. Data ini
dapat dijadikan standard untuk tahun ini dalam membuat keputusan pembelian
dari material tersebut sebagaimana permintaan sebelumnya.

2%

98%

RFQ SO

2500
2145

2000 1800

1500

1000
600
500 402
100 103 161
2 2 2 2 2 3 3 3 3 4 5 6 10 17 30
0

Gambar 4.9. Hasil Output Bulan Februari

Dari chart bulan Februari dapat dilihat bahwa terdapat 98% RFQ dan 2% SO.
Kemudian untuk material permintaan ke 5 yang paling banyak adalah Rivet
dengan jumlah 2145 RFQ, Cherry Rivet sebanyak 1800 RFQ, Castle Nut
sejumlah 600, Seal Outer sejumlah 402 RFQ, dan Screw sebanyak 161 RFQ.
Data ini dapat dijadikan standard untuk tahun ini dalam membuat keputusan
pembelian dari material tersebut sebagaimana permintaan sebelumnya.

37
2%

98%

RFQ SO

1200 1000
1000
1000 900

800
600
600 550
450
366
400
240
200 101
101130
120
5766
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 4 4 4 4 6 6 8 8 8 9101010121213243236364040404040
0
2TH END WING RIGHT-POST…
1ST END WING RIGHT-POST…
KIT - RETROFIT KIT FOR TR…

BOLT

SCREW
PANEL ASSY

SPLICE
LIGHT ASSY

TOP KIT

CLAMP

O-RING

NUT
FIRE DETECTOR

THINNER

DOOR DISPOSAL

SEAL

ESCUTCHEON
ENGINE MOBILE JET II
BRACKET

ADAPTER
KIT MID 2

HYDRAULIC TUBE

LENS ASSY

ALEXIT HARDENER 405-86


SUPPLEMENTAL KIT

FIREX DICS - RED

REPAIR KIT - LOWER CHORD

Gambar 4.10. Hasil Output Bulan Maret

Hasil chart bulan Maret dapat dilihat bahwa 98% RFQ dan 2% SO. Untuk
material 5 permintaan terbanyak adalah pada material Rivet dengan jumlah
permintaan 1000 RFQ, Repair Kit-Lower Chord dengan jumlah 1000 RFQ, Pin
Cotter 900 RFQ, Escutcheon dengan jumlah 600 RFQ, dan Filter Kit dengan
jumlah 550 RFQ. Data ini dapat dijadikan standard untuk tahun ini dalam
membuat keputusan pembelian dari material tersebut sebagaimana permintaan
sebelumnya.

38
2%

98%

RFQ SO

Apr-17
400
336
350
300
250
200
150 125
100 107
100 48 57
30 30
50 2 3 4 6 6 7 8 9 10 13 13 15 18 18 23 25
0

Gambar 4.11. Hasil Output Bulan April

Hasil chart bulan April dapat dilihat jumlah RFQ sebanyak 98% dan jumlah SO
adalah 2%. Kemudian untuk material 5 terbanyak dari permintaan adalah
Eastman Turbo Oil 2380 sebanyak 336 RFQ, Packing sebanyak 125 RFQ,
kemudian Bolt dengan jumlah 107 RFQ, Paper Printer sebanyak 100 RFQ, dan
Filter Kit sebanyak 57 RFQ. Data ini dapat dijadikan standard untuk tahun ini
dalam membuat keputusan pembelian dari material tersebut sebagaimana
permintaan sebelumnya.

39
2%

98%

RFQ SO

5000 4500
4500
4000
3500
3000
2500
2000 1074
1500 967
1000 250
500 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 4 4 4 4 5 5 5 7 8 20 30 36 60106113173
0

PACKING
BATTERY

FITTING

PIN

COTTER PIN

PLACARDS
BOLT
Bulb, Strobe Light

elt kit battery svc

MEGAPHONE
SEALANT

ORAL TUBE ADAPTER

SEAL

RING

RIVET
NUT

FILTER KIT
CARTRIDGE

SCREW
ADHESIVE

FITTING ASSY

CLAMP
Bulb, Logo Light

COOLER HOSE ASSY

ANTI-CORROSION COMPOUND

WASHER
Bulb, Anticoll Light

CRIMPING TOOL DIES - CORE

EMERG. POWER BOTTLE

GAS RESERVOIR

SURVIVAL KIT

ENGINE OIL BPTO 2380


Bulb, Taxi Light

CRIMPING TOOL DIES-LOCATOR


ENFUSION HSD-440

Gambar 4.12. Hasil Output Bulan Mei

Hasil chart bulan Mei dapat dilihat jumlah RFQ sebanyak 98% dan jumlah SO
adalah 2%. Kemudian untuk 5 permintaan terbanyak adalah material Rivet
dengan jumlah 4500 RFQ, Screw dengan jumlah 1074 RFQ, Engine Oil BPTO
2380 sebanyak 967 RFQ, Packing sebanyak 250 RFQ, dan Filter Kit sebanyak
173 RFQ. Data ini dapat dijadikan standard untuk tahun ini dalam membuat
keputusan pembelian material tersebut sebagaimana permintaan sebelumnya.

40
JUNI 2017
5%

95%

RFQ SO

25
20 20
20

14
15 12
10
10 7
4 4 4
5 3 3
2 2 2 2 2

Gambar 4.13. Hasil Output Bulan Juni

Hasil chart bulan Juni dapat dilihat jumlah RFQ sebanyak 95% dan jumlah SO
adalah 5%. Kemudian untuk material 5 terbanyak untuk permintaan adalah
Packing dengan jumlah 20 RFQ, Gasket dengan jumlah 20 RFQ, Washer
dengan jumlah 14 RFQ, Spacer dengan jumlah 12 RFQ, dan terakhir Aero Kroil
Penetrant dengan jumlah 10 RFQ. Data ini dapat dijadikan standard untuk tahun
ini dalam membuat keputusan pembelian dari material tersebut sebagaimana
permintaan sebelumnya.

41
14%
RFQ SO

86%

30 27
25
20
15
10 66
44455
5 222222222222222222222333333
0

MISCELLANEOUS SERVICES…
IDG (INTERGRATEF DRIVE…

Bolt-Mach DBL Hex HD,…


GUIDE ARM ASSY, FORWARD…

PROXIMITY SWITCH ELECTRONICS…


BPCU

Filter

SCREWS

TERMINAL

MOBIL JET OIL II


ELECTRICAL CONTROL UNIT

CORD

LATCH

COTTER PIN

CARBON BRAKE
WASHER
PANEL ASSY-ACOUSTICAL AFT

FUEL PROBE
AIR CYRCLE MACHINE

LATCH ASSY
Oring

LANDING LIGHT

MLG WHEEL

NUT
HEAD SET AIRMAN 750

WASHER, ENGINE MOUNT


HOOD-AIR EXTRACTOR

LINING SNUBER BRAKE

SEAL
RECEPTACLE

MAIN WHEEL ASSSY

BRAKE UNIT ASSY


MAIN WHEEL

ATC TRANSPONDER

HYDRAULIC FLUID - FIRE RESISTANT


Gambar 4.14. Hasil Output Bulan Juli

Hasil chart bulan Juli dapat dilihat jumlah RFQ sebanyak 86% dan jumlah SO
adalah 14%. Kemudian material dengan jumlah permintaan 5 terbesar adalah
Bolt Mach DBL dengan jumlah 27 RFQ, Hydraulic Fluid & Nut dengan jumlah 6
FRQ, Miscellaneous dan Mobil Jet Oil dengan jumlah 5 RFQ. Data ini dapat
dijadikan standard untuk tahun ini dalam membuat keputusan pembelian dari
material tersebut sebagaimana permintaan sebelumnya.

42
0
5
10
15
20
25
LAMP
WASHER SPLIT
YOKE ASSY (OVERHAUL)

sebelumnya.
STABILIZER STAY ASSY MLG (OVERHAUL)
TORQUE SENSOR
MOUNTING BRACKET
BATTERY PACK ELT ARTEX C406-1HM
DE-ICER WIRE HARNESS
SLIP RING ASSY
PROP DE-ICER
BELLEVILLE WASHER
MAIN GEAR DAMPER ASSEMBLY
35%

PIN COTTER
RING, SEAL OUTER
69-76189-2:81205
SHIM, SOLID
FUEL PROBE(N3)á
BOLT SEPARATOR

43
SPRING COIL
DRAG STRUT ASSY, NLG (OVERHAUL)
65%

SHOCK STRUT ASSY, NLG (OVERHAUL)


LANDING GEAR FLUID
MULTIPURPOSE EPOXY ADHESIVE
RING
ADAPTER
CLAMP
NUT, KAYLOCK
MOBIL JET OIL II
SO

ORING
RFQ

SCREW

Gambar 4.15. Hasil Output Bulan Agustus


ELBOW-45 DEG
22222222222222222222222222222222

RIVET
3

MAIN WHEEL SN.B3890


ACTUATOR, ASSY
PACKING
444

TIMER/MONITOR
8

WASHER
Cowling, Air Intake, PN.SJ30361
13
20

Handling Fee Hydraulic Top Kit/65-92528-

membuat keputusan pembelian dari material tersebut sebagaimana permintaan


RFQ, Washer dengan jumlah 8 RFQ, Timer/Monitor, Packing, dan Actuator
Hasil chart bulan Agustus dapat dilihat jumlah RFQ sebanyak 65% dan jumlah

dengan jumlah 4 RFQ. Data ini dapat dijadikan standard untuk tahun ini dalam
Handling Fee dengan jumlah permintaan 20 RFQ, Cowling Air dengan jumlah 13
SO adalah 35%. Kemudian untuk material 5 terbanyak permintaan adalah
53% 47%

RFQ SO

40 38

35

30

25
21
20

15

10

5 3 3 3 3 4 4
2 2 2 2 2
0

Gambar 4.16. Hasil Output Bulan September

Hasil chart bulan September dapat dilihat jumlah RFQ sebanyak 53% dan jumlah
SO adalah 47%. Kemudian untuk material 5 permintaan terbanyak adalah
Handling Cost dengan jumlah 38 RFQ, LPT6 Blades Replacement dengan
jumlah 21 RFQ, Mobil Jet dan Security Deposite dengan jumlah 4 RFQ dan
terakhir Packing, Packing O Ring, Filter Supply, & Main Wheel PK-CLS dengan

44
jumlah 3 RFQ. Data ini dapat dijadikan standard untuk tahun ini dalam membuat
keputusan pembelian material tersebut sebagaimana permintaan sebelumnya.

43%
RFQ
57%
SO

50 44
40 31
30
20
8
10 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4
0

Gambar 4.17. Hasil Output Bulan Oktober

Hasil chart bulan Oktober dapat dilihat jumlah RFQ sebanyak 57% dan jumlah
SO adalah 43%. Kemudian 5 material permintaan terbanyak adlah Handling Cost
dengan jumlah 44 RFQ, Strike Electric dengan jumlah 31 RFQ, Gasket dengan
jumlah 8 RFQ, Decal 4 RFQ, dan dengan jumlah 3 RFQ adalah Sealant, Mobil
Jet Oil II, APU Igniter Plug, Landing Gear Fluid, Washer Special, dan Headset.
Data ini dapat dijadikan standard untuk tahun ini dalam membuat keputusan
pembelian dari material tersebut sebagaimana permintaan sebelumnya.

45
47% RFQ
53% SO

30
25
25
20 16
15
10 6 6
3 3 3 3 3 4 5
5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
0

Gambar 4.18. Hasil Output Bulan November

Hasil chart bulan November dapat dilihat jumlah RFQ sebanyak 53% dan jumlah
SO adalah 47%. Kemudian untuk 5 material permintaan terbanyak adalah
Handling Cost sebanyak 25 RFQ, Valve Trim Pressure sebanyak 16 RFQ, Main
Wheel dan Seal sebanyak 6 RFQ, dan yang terakhir dengan jumlah 5 RFQ
adalah Battery Pack 406 Lithium. Data ini dapat dijadikan standard untuk tahun
ini dalam membuat keputusan pembelian dari material tersebut sebagaimana
permintaan sebelumnya.

46
28%

72%

RFQ SO

30 27
25
20
15 13

10
4 4 4 4 4 4
5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3
0

Gambar 4.19. Hasil Output Bulan Desember

Hasil chart bulan Desember dapat dilihat jumlah RFQ sebanyak 72% dan jumlah
SO adalah 28%. Kemudian untuk 3 material dengan permintaan terbanyak
adalah The Eng. GBX Removal dengan jumlah 27 RFQ, Radome Assy dengan
jumlah 13 RFQ, dan yang terakhir adalah Sold Material/Seal dengan jumlah 4
RFQ. Data ini dapat dijadikan standard untuk tahun ini dalam membuat
keputusan pembelian material tersebut sebagaimana permintaan sebelumnya.

47
23%

77%

RFQ SO

9000

8000 7651

7000

6000

5000

4000

3000

1860
2000 1714
1246
1000 967
1000 785 723
600 600 572
402 336 324
255 215 173
120 103 100
0

Gambar 4.20. Material Permintaan 20 Tertinggi (High Demand 2017)

48
Tabel 4.1. Material peringkat 20 Teratas dengan Permintaan Terbanyak
Tahun 2017

Jumlah Permintaan
Peringkat Deskripsi Material
Tahun 2017

1 Rivet 7651
2 Cherry Rivet 1860
3 Screw 1714
4 Pin Cotter 1246
5 Repair Kit - Lower Chord 1000
6 Engine Oil BPTO 2380 967
7 Packing 785
8 Filter Kit 723
9 Castle Nut 600
10 Escutcheon 600
11 Bolt 572
12 Seal Outer 402
13 Eastman Turbo Oil 2380 336
14 Nut 324
15 Washer 255
16 O-Ring 215
17 Placards 173
18 Engine Mobil Jet II 120
19 Terminal 103
20 Insertion Removal 100

Tabel 4.2. Jumlah RFQ dan SO Tahun 2017


No Bulan RFQ SO
1 Januari 61 2
2 Februari 216 4
3 Maret 399 8
4 April 160 3
5 Mei 275 6
6 Juni 86 5
7 Juli 737 123
8 Agustus 235 126
9 September 116 130
10 Oktober 234 177
11 November 221 196
12 Desember 259 99
Total 2999 879

49
3.5%3.5% Rivet
4.2%
4.6%
Cherry Rivet
5.6%
Screw
44.6% Pin Cotter
5.8%
Repair Kit - Lower Chord
7.3% Engine Oil BPTO 2380
Packing
10.0%
Filter Kit
10.8%
Castle Nut
 B737
Escutcheon

EXPANDABLE
 A320
 A330
 ATR

Gambar 4.21. Jenis Material dari 10 Permintaan Terbanyak

Data hasil pengolahan tersebut dapat dijadikan acuan untuk mendukung


keputusan terkait inventory yang ada di Gudang PT. GMF AeroAsia pada Tahun
2018. Dari total 3878 permintaan pada tahun 2017, terdapat 77% RFQ dan 23%
SO.

50
BAB 5

PENUTUP

5.1. Ringkasan

Perusahaan GMF AeroAsia merupakan bonded zone karena salah satu pusat
dari logistic berikat yang telah diatur dalam Surat Keputusan Menteri Keuangan
No. 2056/KM.4/2016. Oleh karena itu tidak sembarang orang yang dapat masuk
kedalam kawasan tersebut. PT. Garuda Indonesia merupakan induk dari PT.
GMF AeroAsia. GMF AeroAsia tidak hanya berlokasi di Bandara Internasional
Soekarno-Hatta, akan tetapi juga berada di 50 Bandara di Indonesia dan juga di
luar negeri seperti Amsterdam, Jeddah, Tokyo, Singapore, dan Sydney. PT. GMF
Aero Asia menghandle 550 penerbangan dan semakin bertambah seiring
kemajuan zaman. Konsumen GMF AeroAsia adalah Garuda Indonesia dan Non
Garuda Indonesia.
GMF AeroAsia terbagi menjadi beberapa unit atau kedinasan yaitu unit Line
Maintenance (TL), Base Maintenance (TB), Component Maintenance (TC),
Engine Maintenance (TR), Engine Service (TE), Trade and Asset Management
(TM), Internal Audit and Control (TI), Quality Assurance (TQ), Corporate Strategic
& Development (TS), Corporate Finance (TA), dan yang terakhir adalah Business
Corporate & Development (TP).
GMF AeroAsia melayani perawatan maupun perbaikan pesawat dengan jenis
Line Maintenance dan Base Maintenance. Tempat perawatan maupun perbaikan
tergantung dari kondisi dan tipe layanan yang diberikan. Jika hanya sebentar
(hitungan jam maupun hari) dapat dilakukan di apron bandara, akan tetapi jika
memerlukan waktu yang lama (hitungan minggu maupun bulan) dilakukan di
hangar. GMF AeroAsia memiliki 4 hangar dengan kegunaan yang berbeda-beda.
Hangar 1 untuk pesawat Boeing 747 dengan layanan cabin refurbishment
maupun modifikasi wing pylon. Hangar 2 utnuk minor / daily / rutine maintenance.
Hangar 3 untuk membuat dok bagi pesawat MD 11 / DC 10 dan pesawat Airbus
wide body. Hangar terbaru yaitu hangar 4 yang dapat menampung 16 pesawat
jenis Narrow body sekaligus.
Dalam menjalankan sistem perusahaan, seluruh data GMF AeroAsia telah
terintegrasi dengan menggunakan SAP. Sehingga data pada tiap unit atau dinas
telah terintegrasi satu sama lain dan memudahkan dalam mengakses data.

51
Dalam pelaksanaan kerja praktek, Mahasiswa diberikan tugas harian yang harus
diselesaikan pada waktu yang sudah ditentukan. Selain itu Mahasiswa juga
mengolah data untuk dijadikan proyek analisis dalam melakukan pengadaan
untuk menjaga inventory. Data yang diolah merupakan data Request For Quotes
(RFQ) atau data permintaan melalui list trading dari unit Material Trading (TMM).
Selain data RFQ juga data Sales Order (SO) atau dokumen yang menyatakan
bahwa pihak GMF AeroAsia menjual barang ke pelanggannya. Dan SO tersebut
yang dijadikan sebagai penagihan. Akanj tetapi SO dibuat ketika sudah ada
Purchase Order (PO) dari pelanggan tersebut.

5.2. Saran
Berikut merupakan saran yang dapat diberikan oleh Mahasiswa terhadap Unit
Material Trading PT. GMF AeroAsia
1. Perlu adanya peninjauan ulang terhadap RFQ, PO, maupun SO yang
terdapat di List Trading (konsumen Garuda Indonesia maupun Non-Garuda
Indonesia).
2. Perlu adanya rekapan sebelum, sesaat, maupun sesudah terjadinya
permintaan material dari konsumen (dari Garuda Indonesia maupun Non-
Garuda Indonesia).
3. Perlu adanya event seperti Distributor System Management Review (DSMR)
yang rutin tiap tahunnya dan tanggal yang sudah ditetapkan.

52
DAFTAR PUSTAKA

Perundingan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) PT. GMF AeroAsia Cengkareng,


Tim. (2015-2017). Perjanjian Kerja Bersama antara PT. GMF AeroAsia
dengan GMF Employees Club (GEC). Cengkareng. PT. GMF AeroAsia.

Program Studi Teknik Industri, FTI, UAJY (2010), Buku Pedoman Pelaksanaan &
Penulisan Laporan Kerja Praktek, Internal Document No: 002-
ID/IND.FTIUAJY/April /2010.

Satoglue, Remzi. Humaira, Nazmia. Inalhan, Gokhan (2016). Research Article.


Aircraft Scheduled Airframe Maintenance and Downtime Integrated Cost
Model. Hindawi.

Type of Aircraft Maintenance. Diakses tanggal 27 Januari 2018 dari


https://en.wikipedia.org/wiki/Aircraft_maintenance

United Nations Statistics Division, International Standard Industrial Classification


of All Economics Activities (ISIC) Rev.4, diakses pada 28 Desember 2017
dari http://unstats.un.org/unsd/cr/ registry/regcst.asp?Cl=27

53
LAMPIRAN

54

Anda mungkin juga menyukai