Anda di halaman 1dari 40

`SKRIPSI

ANALISA BORED PILE PADA BANGUNAN


INFRASTRUCTURE MAINTENANCE STASIUN KARAWANG
PADA PROYEK KERETA CEPAT JAKARTA - BANDUNG

Diajukan sebagai bahan Sidang Sarjana dan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Teknik Sipil
UNIVERSITAS JAYABAYA

Disusun oleh :
Ariefani Nurhakim
NIM : 2016731150015

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS JAYABAYA
JAKARTA 2020
HALAMAN PENGESEHAN
SKRIPSI

ANALISA BORED PILE PADA BANGUNAN INFRASTRUCTURE


MAINTENANCE STASIUN KARAWANG PADA PROYEK
KERETA CEPAT JAKARTA - BANDUNG

Disusun oleh :
Ariefani Nurhakim
NIM : 2016731150015

Telah diperbaiki berdasarkan masukan, koreksi Tim Penguji dan memenuhi syarat
akademik pada Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Universitas Jayabaya

Disahkan

Ketua program studi teknik sipil Pembimbing


FTSP Universitas Jayabaya

(Ir.H. Darmadi , MT, MM.) (Ir.H. Darmadi , MT, MM)

Mengetahui
Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Jayabaya

(Ir. H. Eri Setia Romadhon, M.T.)

ii
LEMBAR PERSETUJUAN
SKRIPISI

ANALISA BORED PILE PADA BANGUNAN INFRASTRUCTURE


MAINTENANCE STASIUN KARAWANG PADA PROYEK
KERETA CEPAT JAKARTA - BANDUNG

Disusun oleh :
Ariefani Nurhakim
NIM : 2016731150015

Dipertahankan di depan Tim Penguji


pada tanggal 30 Januari 2016
Telah dinyatakan lulus dan memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Strata
I pada Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Universitas Jayabaya

Disetujui Tim Penguji dan Pembimbing Skripsi

Penguji 1 Penguji 2

(……………………...) (………………………….)

Pembimbing

(Ir. H. Darmadi, M.M.)

iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir dengan judul “Analisa
bored pile pada bangunan infrastructure maintenance stasiun karawang pada proyek
kereta cepat jakarta bandung” ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk
memperoleh gelar kesarjanaan di perguruan tinggi manapun. Sepanjang
sepengatahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka.

Jika dikemudian hari diketahui saya telah melakukan plagiat, maka saya secara
sukarela akan melepaskan gelar kesarjanaan saya dan menerima sanksi hukum yang
berlaku tanpa melibatkan pihak Universitas Jayabaya.

Bintaro, 07 Juli 2020

Pembuat pernyataan,

Ariefani Nurhakim

iv
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur kami panjatkan kehadiran Allah Subhanahu Wa

Ta’ala atas Berkat dan Rahmat-Nya sehingga Tugas Akhir ini dapat Penulis

selesaikan dengan baik.

Tugas Akhir ini diberikan kepada Mahasiswa Teknik Sipil Universitas

jayabaya dengan maksud agar mahasiswa lebih memahami dan mendalami teori-teori

mata kuliah yang diberikan oleh dosen. Adapun Tugas Akhir ini merupakan salah

satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata 1 pada Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan Universitas Jayabaya.

Tidak semua teori yang diterima di bangku kuliah dapat diterapkan di

lapangan. Diharapkan dengan Tugas Akhir ini, mahasiswa mendapatkan wawasan

tentang dunia Teknik Sipil yang aplikatif di lapangan. Demikian pentingnya suatu

pengalaman lapangan tersebut, sehingga Tugas Akhir menjadi wahana bagi

mahasiswa untuk memperoleh bekal sebelum terjun di dunia kerja. Adapun judul

laporan Proposal Skripsi yang Penulis susun adalah Analisa bored pile pada

bangunan infrastructure maintenance stasiun karawang pada proyek kereta cepat

jakarta bandung.

Dilembar ini penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Amir Santoso, M.Soc. Sc, Ph.D, menjabat Rektor Universitas Jayabaya.

2. Ir. Eri Setia Romadhon, M.T., sebagai Dekan Fakultas Teknik Sipil dan

Perencanaan Universitas Jayabaya.

v
3. Ir., Darmadi, MT, M.M., selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil Fakultas

Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Jayabaya.

4. Ir., Darmadi, MT, M.M. yang bersedia menjadi Pembimbing Skripsi.

5. Bapak-Ibu dosen dan staf Program Studi Teknik Sipil Universitas Jayabaya.

6. Teman-teman angkatan 15 yang bahu membahu menuju cita-cita bersama yaitu

lulus program lanjutan Strata I.

7. Teman-teman dan pimpinan PT.Wijaya karya section stasiun yang bersedia

membantu dan memberi semangat moral dan spiritual.

Semoga amal kebaikan dan ketulusan yang diberikan kepada penulis dibalas

oleh Allah ‘Azza Wa Jalla berupa ganjaran pahala yang berlipat ganda baik di dunia

maupun di akhirat.

Jakarta, 10 Juli 2020

Penulis,

Ariefani Nurhakim

vi
ABSTRAK

ANALISA BORED PILE PADA BANGUNAN INFRASTRUCTURE


MAINTENANCE STASIUN KARAWANG PADA PROYEK
KERETA CEPAT JAKARTA - BANDUNG

Perencanaan pondasi suatu bangunan sangatlah penting dengan diawali


pengujian tanah lalu merencanakan dan memperhitungkan penggunaan pondasi
apakah yang tepat untuk pada bangunan tersebut nantinya. Pada pembangunan
proyek kereta cepat pada bangunan penunjang stasiun yaitu bangunan
infrastructure maintenance karawang, penulis merasa bahwa pondasi yang
digunakan pada bangunan kurang tepat untuk digunakan. Oleh karna itu penulis
mencoba untuk menganalisa daya dukung pondasi yang digunakan yaitu bored pile
dan membandingkan dengan hasil perencanan bangunan.Tujuan dari penelitan ini
untuk mengetahui apakah perencanaan pondasi sudah efisien atau belum , karna hal
itu berhubungan dengan biaya dan waktu pada proyek. Sehingga juga penulis dapat
mengetahui apakah perencanaan konsultan pada proyek ini sudah cukup baik atau
belum.

Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data yang sudah
didapat dari proyek kereta cepat Jakarta bandung secara langsung, yakni data
sondir tanah di karawang, dimensi boredpile yakni diameter 0,6 m dan Panjang 12
m. Analisis data untuk kapasitas daya dukung boredpile tersebut menggunakan cara
Analisa Metode Meyerhoff 1976 , sedangkan analisis data untuk berat bangunan
menggunakan program SAP2000. Dari Analisa tersebut didapat ……….dan berat
bangunan pada kolom yang ditinjau…….. sehingga saat dibandingkan……………

Kata kunci: daya dukung pondasi,boredpile


.

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL................................................................................................i
ABSTRAK (maksimum 200 kata)..........................................................................vii
DAFTAR ISI............................................................................................................viii
DAFTAR TABEL.......................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................................1
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................................2
1.5 Ruang Lingkup Penelitian.........................................................................................2
BAB II KAJIAN PUSTAKA.....................................................................................3
2.1 Tinjauan Umum..............................................................................................................3
2.1.1 Tanah..............................................................................................................3
2.1.2 Penyelidikan Tanah.........................................................................................5
2.1.3 Pondasi..........................................................................................................10
2.2 Analisa Pondasi bored pile............................................................................................17
2.2.1 Kapasitas daya dukung tanah boredpile dari data sondir.............................17
2.2.2 Daya dukung ijin untuk kelompok tiang........................................................19
2.3 Beban pada bangunan gedung.....................................................................................20
BAB III METODE PENELITIAN..........................................................................23
3.1 Data Umum Proyek.......................................................................................................23
3.2 Data Teknis Proyek.......................................................................................................24
3.2.1 Data Teknis Bangunan...................................................................................24
3.2.2 Data Teknis bored pile..................................................................................24
3.3 Metode pengambilan dan analisis data........................................................................25
3.4 Bagan alir peneltian......................................................................................................26
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN................................................27
4.1 Analisa data pondasi bored pile.............................................................................27
4.1.1 Kapasitas daya dukung tanah boredpile dari data sondir.............................27
4.1.2 Daya dukung ijin untuk kelompok tiang........................................................28

viii
4.2 Menghitung Beban Bangunan................................................................................29
4.1.1 Beban Mati....................................................................................................30
4.1.2 Beban Hidup..................................................................................................31
4.1.3 Beban Gempa................................................................................................32
4.1.4 Modeling Bangunan menggunakan SAP2000................................................33
4.1.5 Menghitung Beban pada titik kolom yang ditinjau........................................34
4.3 Perbandingan hasil analisa data dengan beban bangunan....................................35

BAB V SIMPULAN DAN SARAN..........................................................................12


6.1 Simpulan................................................................................................................12
6.2 Saran......................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................14
LAMPIRAN-LAMPIRAN.......................................................................................17

ix
DAFTAR TABEL

Table Hal
Y
TABEL 4.1JADWAL PENYELESAIAN TUGAS AKHIR..............................................................13

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal
GAMBAR 2.1 DIAGRAM FASE TANAH 3
GAMBAR 2.2 ALAT UJI SPT 5
GAMBAR 2.3 SKEMA ALAT KERUCUT STATIS 7
GAMBAR 2.4 GRAFIK HASIL UJI SONDIS 8
GAMBAR 2.5 PONDASI SUMURAN 11
GAMBAR 2.6 PONDASI BORED PILE 13
GAMBAR 2.7 JENIS – JENIS PONDASI BORED PILE 14
GAMBAR 2.8 PEMBAGIAN WILAYAH GEMPA INDONESIA 21
GAMBAR 2.9 GRAFIK WILAYAH GEMPA 3 21
GAMBAR 3.1 LOKASI PROYEK KERETA CEPAT JAKARTA BANDUNG 23
GAMBAR 3.2 BAGAN ALIR METODE PENELITIAN 26

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perencanaan pondasi suatu bangunan sangatlah penting dengan diawali

pengujian tanah lalu merencanakan dan memperhitungkan penggunaan pondasi

apakah yang tepat untuk pada bangunan tersebut nantinya.

Pada pembangunan proyek kereta cepat pada bangunan penunjang stasiun

yaitu bangunan infrastructure maintenance karawang, penulis merasa bahwa pondasi

yang digunakan pada bangunan kurang tepat untuk digunakan. Oleh karna itu penulis

mencoba untuk menganalisa daya dukung pondasi yang digunakan yaitu bored pile

dan membandingkan dengan hasil perencanan bangunan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Berapakah daya dukung pondasi bored pile pada bangunan infrastructure

maintenance karawang?

2. Apakah efisien hasil perhitungan daya dukung bored pile dengan perencanaan

bangunan infrastructure maintenance?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mahasiswa dapat menghitung daya dukung pondasi bored pile menggunakan

data – data yang didapat di proyek.

2. Mahasiswa dapat menentukan efisiensi daya dukung bored pile terhadap

perencanaan bangunan.
2

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penyusunan tugas akhir ini adalah

a. Untuk masyarakat luas yaitu dapat menjadi pembelajaran bahwa suatu

design struktur pondasi jika memang perencaan yang didapat meragukan,

maka alangkah baiknya struktur pondasi tersebut ditinjau sendiri.

b. Untuk instansi / dunia industry yaitu dengan dapat menganalisa efisiensi

struktur pondasi maka perusahaan dapat menentukan apakah pondasi

tersebut memang cocok dengan bangunan atau tidak, bila tidak maka

perusahaan dapat mengganti pondasi dengan yang lebih efisien sehingga

perusahaan dapat mengurangi biaya pembangunan.

c. Untuk diri sendiri yaitu mahasiswa dapat melakukan Analisa pondasi

terhadap bored pile sehingga dapat bermanfaat didunia kerja nantinya.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Tugas akhir ini penyusun hanya akan menganalisa daya dukung bored pile

dan efisiensi penggunaan type pondasi bored pile terhadap beban yang akan diterima

oleh bangunan.

.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Umum


2.1.1. Tanah

Tanah adalah materi utama yang menerima sepenuhnya penyaluran beban

yang ditimbulkan akibat konstruksi bangunan yang dibuat diatasnya. Tanah yang ada

di permukaan bumi mempunyai karakteristik dan sifat yang berbeda-beda, sehingga

hal ini merupakan suatu tantangan bagi perekayasa konstruksi untuk memahami

perilaku tanah yang dihadapi dalam perencanaan konstruksi dengan jalan melakukan

penyelidikan dan penelitian terhadap sifat-sifat yang dimiliki tanah yang tentunya

hasilnya tidak mutlak, tepat dan benar.

Akan tetapi paling tidak kita dapat melakukan pendekatan secara teknis yang

dapat dipertanggungjawabkan akurasinya dalam perencanaan konstruksi.

Komponen-komponen tanah tersebut akan diperjelas pada Gambar 2.1 berikut:

Gambar 2.1 Diagram fase tanah


4

(Hardiyatmo, 1996) menyatakan tanah pada kondisi alam, terdiri dari

campuran butiran-butiran mineral dengan atau tanpa kandungan bahan organik.

Butiran-butiran tersebut dapat dengan mudah dipisahkan satu sama lain dengan

kocokan air. Material ini berasal dari pelapukan batuan, baik secara fisik maupun

kimia. Sifat-sifat teknis tanah, kecuali oleh sifat batuan induk yang merupakan

material asal, juga dipengaruhi oleh unsur-unsur luar yang menjadi penyebab

terjadinya pelapukan batuan tersebut. Istilah-istilah seperti kerikil, pasir, lanau dan

lempung digunakan dalam teknik sipil untuk membedakan jenis-jenis tanah.

Kekuatan tanah dapat diselidiki dengan berbagai cara, antara lain :

1. Kedalaman dan ketebalan lapisan bumi, terutama lapisan yang akan

menerima beban pondasi,

2. Tegangan tanah (σ) yang diizinkan,

3. Keadaan hidrologis (sifat – sifat dari lapisan tanah).

Perlu diperhatikan bahwa disamping kekuatan atau kelemahan, kekokohan

landasan tanah juga dipengaruhi oleh :

1. Pemadatan dan penurunan tanah akibat vibrasi lalu lintas, peralatan berat

perindustrian dan sebagainya,

2. Penurunan tanah akibat perubahan hidrologis (misalnya penurunan muka air

tanah atau kadar air di dalam tanah) atau karena pengikisan pada tepi sungai

dan sebagainya,

3. Pergeseran tanah atau longsor akibat tekanan berat, terendam air akibat banjir

atau air pasang.


5

Hal tersebut mengakibatkan penurunan gedung yang tak terhindarkan.

Perencanaan pondasi yang baik akan menghambat terjadinya penurunan. Namun,

apabila terjadi penurunan masih dalam batas toleransi. Pondasi bangunan yang

menjamin kestabilan / keseimbangan bangunan terhadap pembebanan (berat sendiri,

beban hidup, retakan dan gerakan geologis kecil serta gaya tekan angin, gempa bumi

dan sebagainya) harus diperhitungkan sedemikian rupa. Dengan pengetahuan tentang

konsep struktur, maka pondasi merupakan bagian struktur gedung yang mempunyai

daya tahan paling lama sebagai landasan dari struktur bangunan.

2.1.2. Penyelidikan Tanah (Soil Investigation)

Penyelidikan tanah (Soil Investigation) adalah proses pengambilan contoh

(sample) tanah yang bertujuan untuk menyelidiki karakteristik tanah tersebut.

Dalam mendesain pondasi, penting bagi para engineer untuk mengetahui sifat

setiap lapisan tanah (seperti berat isi tanah, daya dukung, ataupun daya rembes)

dan juga ketinggian muka air tanah. Oleh sebab itu soil investigation adalah

pekerjaan awal yang harus dilakukan sebelum memutuskan akan menggunakan

jenis pondasi dangkal dan dalam.

Penyelidikan tanah (soil investigation) ada dua jenis yaitu :

1. Penyelidikan di lapangan (in situ test)

Jenis – jenis tanah tertentu sangat mudah sekali terganggu oleh pengaruh

pengambilan contohnya didalam tanah. Untuk menanggulangi hal tersebut, sering

dilakukan beberapa pengujian di lapangan secara langsung. Pengujian pengujian

tersebut antara lain :


6

a) Uji penetrasi standar (SPT)

Uji penetrasi standard dilakukan karena sulitnya memperoleh contoh tanah

tak terganggu pada tanah granuler. Pada pengujian ini sifat – sifat tanah ditentukan

dari pengukuran kerapatan relatif secara langsung di lapangan.

Gambar 2.2 Alat Uji SPT

b) Uji penetrasi kerucut statis (sondir)

Uji penetrasi kerucut statis (sondir) digunakan untuk memperoleh nilai

variasi kepadatan pasir yang tidak padat, karna jika selain itu uji sondir menjadi

tidak efektif karna kesulitan menembus tanah. Nilai – nilai tahanan kerucut statis

atau tahanan konus (qc) yang diperoleh dari pengujian,dapat direlokasikan secara

langsung dengan kapasitas dukung tanah dan penurunan pada fondasi – fondasi

dangkal dan fondasi tiang.


7

Gambar 2.3 Skema Alat kerucut statis

Ujung alat ini terdiri dari kerucut baja yang mempunyai sudut kemiringan

dari 60º dan berdiameter 35,7 mm atau mempunyai luas tampang 1000 mm². Alat

sondir dibuat sedemikian rupa sehingga dapat mengukur tahanan ujung dan

tahanan gesek dari selimut mata sondirnya.

Cara penggunaan alat ini adalah dengan menekan pipa penekan dan mata

sondir secara terpisah melalui alat penekan mekanis yang memberikan Gerakan ke

bawah. Kecepatan penekanan sekitar 10 mm/detik. Pembacaan tahanan kerucut

statis atau tahanan konus dilakukan dengan melihat arloji pengukur. Nilai qc

adalah besarnya tahanan kerucut dibagi dengan luas penampangnya. Pembacaan

arloji pengukur dilakukan tiap penetrasi sedalam 20cm. Tahanan ujung serta

tahanan gesek selimut alat sondir dicatat. Dari sini akan diperoleh grafik tahanan

kerucur statis atau tahan konus yang mengajikan nilai keduanya.


8

Gambar 2.4 Grafik hasil uji sondir

c) Uji beban plat (plate load test)

Uji beban plat sangat cocok untuk penyelidikan tanah timbunan atau tanah

yang banyak mengandung kerikil atau bantuan dimana uji – uji lapangan lain sulit

dilakukan.
9

d) Uji geser kipas

Uji geser kipas digunakan untuk mengukur ketahanan geser tanah koseif.

Alat ini terdiri dari kipas baja setinggi 10 cm dan diameter 5 cn yang berpotongan

tegak lurus.

2. Penyelidikan di laboratorium (laboratory test)

Jenis penyelidikan di laboratorium terdiri dari uji index properties tanah

(Atterberg Limit, Water Content, Spesific Gravity, Shieve Analysis) dan engineering

properties tanah (direct shear test, triaxial test, consolidation test, permeability test,

compaction test, dan CBR).

Dari hasil penyelidikan tanah di lapangan diperoleh contoh tanah (soil

sampling) yang dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

a) Contoh tanah tidak terganggu (undisturbed soil)

Suatu contoh tanah dikatakan tidak terganggu apabila contoh tanah itu

dianggap masih menunjukkan sifat-sifat asli tanah tersebut. Sifat asli yang

dimaksud adalah contoh tanah tersebut tidak mengalami perubahan pada

strukturnya, kadar air, atau susunan kimianya. Undisturbed soil digunakan untuk

percobaan engineering properties.

b) Contoh tanah terganggu ( disturbed soil )

Contoh tanah terganggu adalah contoh tanah yang diambil tanpa adanya

usaha–usaha tertentu untuk melindungi struktur asli tanah tersebut. Disturbed soil

digunakan untuk percobaan uji index properties tanah.


10

2.1.3. Pondasi
Pondasi ialah bagian dari suatu sistem rekayasa yang meneruskan beban yang

ditopang oleh pondasi dan beratnya sendiri kepada dan ke dalam tanah dan batuan

yang terletak di bawahnya (Bowles, 1997). Suatu perencanaan pondasi dikatakan

benar apabila beban yang diteruskan oleh pondasi ke tanah tidak melampaui

kekuatan tanah yang bersangkutan (Das, 1995). Pondasi merupakan bagian bangunan

yang menghubungkan bangunan dengan tanah yang menjamin kestabilan bangunan

terhadap berat sendiri, beban hidup dan gaya – gaya luar terhadap gedung seperti

tekanan angin, gempa bumi dan lain – lain.(Frick, 2001)

Dalam menentukan perencanaan pondasi suatu bangunan ada dua hal yang

harus diperhatikan pada tanah yang ada di bawah pondasi, yaitu daya dukung pondasi

yang direncanakan harus lebih besar daripada beban yang bekerja pada pondasi

tersebut baik beban statik maupun beban dinamiknya, lalu penurunan yang terjadi

akibat pembebanan tidak boleh melebihi penurunan yang diijinkan.Banyak faktor

dalam pemilihan jenis pondasi, faktor tersebut antara lain beban yang direncanakan

bekerja, jenis lapisan tanah dan faktor non-teknis seperti biaya konstruksi, waktu

konstruksi,. Pemilihan jenis pondasi yang digunakan sangat berpengaruh kepada

keamanan struktur yang berada di atas pondasi tersebut.. Selain itu, tanah

pendukungnya harus mempunyai kapasitas daya dukung uang cukup untuk memikul

beban yang bekerja sehingga tidak terjadi keruntuhan.

Pondasi dibedakan atas dua jenis, yaitu pondasi dangkal (shallow foundation)

dan pondasi dalam (deep foundation). Pondasi dangkal digunakan apabila lapisan

tanah keras terletak tidak jauh dari permukaan tanahnya.


11

Pondasi dangkal didesain dengan kedalaman lebih kecil atau sama dengan

lebar dari pondasi tersebut. Sedangkan pondasi dalam digunakan apabila lapisan

tanah kerasnya terletak jauh dari permukaan tanah. Pondasi dalam didesain dengan

kedalaman lebih besar atau sama dengan lebar dari pondasi tersebut.Pondasi dalam

mempunyai beberapa jenis sebagai berikut :

1. Pondasi Sumuran

Pondasi sumuran digunakan untuk kedalaman tanah keras 2 – 5 m. Pondasi ini

dibuat dengan cara menanam blok-blok beton silinder dengan menggali tanah

berbentuk sumuran / lingkaran berdiameter > 0.80 m sampai mencapai tanah keras.

Pada bagian atas pondasi diberi poer untuk menerima dan meneruskan beban pondasi

sumuran secara merata.

Gambar 2.5 Pondasi sumuran


2. Pondasi Tiang pancang

Pondasi tiang antara lain dibedakan sebagai berikut :

a. Pondasi Tiang Kayu

Pondasi ini sangat cocok untuk daerah rawa dan daerah yang banyak terdapat

hutan kayu, sehingga mudah memperoleh tiang kayu yang panjang dan lurus dengan

diameter cukup besar. Biasanya satu tiang dapat menahan beban sampai 25 ton.
12

b. Pondasi Tiang Baja

Kekuatan tiang ini cukup besar sehingga di dalam pengangkutan dan

pemancangannya tidak menimbulkan bahaya patah seperti halnya pada tiang pancang

beton pracetak. Pemakaiannya sangat bermanfaat apabila diperlukan pondasi tiang

yang panjang / dalam dengan tahanan ujung yang besar. Satu-satunya kelemahan

yang dimiliki adalah tidak tahan terhadap korosi atau karat.

c. Pondasi Tiang Beton

Pondasi ini terdiri beton pracetak dan beton dicetak ditempat. Tiang beton

pracetak umumnya berbentuk bulat atau prisma, tiang ini dicetak dilokasi tertentu

kemudian diangkut ke lokasi pembangunan. Sedangkan untuk tiang beton dicetak

ditempat langsung di lokasi pembangunan.

3. Pondasi Caisson/ bored pile

Di era perkembangan zaman yang semakin modern ini penggunaan pondasi

tiang pancang semakin banyak karena beberapa alasan. Oleh sebab itu sangat

menarik untuk meninjau perkembangan berbagai pemakaiannya dan pelaksanaan

konstruksi jenis pondasi dalam ini, namun demikian pengalaman menunjukkan

bahwa pada setiap pekerjaan pondasi bored pile muncul masalah-masalah spesifik

dengan kondisi yang berbeda menyangkut segi pelaksanaan konstruksi maupun hal-

hal yang menyangkut daya dukung tanah di lokasi proyek.

Dalam pemilihan pondasi sangat dibutuhkan pengetahuan tentang jenis tanah,

daya dukung dan penurunan yang akan ditimbulkan dalam batas aman, pengendalian

mutu menjadi salah satu kunci penting keberhasilan pondasi bored pile.
13

Gambar 2.6 Pondasi bored pile

Pondasi bored pile digunakan apabila tanah dasar yang kokoh yang

mempunyai daya dukung besar terletak sangat dalam, yaitu kurang lebih 15 m.

Pondasi tiang suatu konstruksi yang mampu menahan gaya orthogonal ke sumbu

tiang dengan cara menyerap lenturan. Pondasi tiang dibuat dengan satu kesatuan

yang monolot dengan menyatukan pangkal tiang yang terdapat dibawah konstruksi,

dengan tumpuan pondasi (Nakazawa. K, 1983). Perencanaan pondasi bored pile

mencangkup rangkaian kegiatan yang dilaksananakan dengan berbagai tahap yang

meliputi studi kelayakan dan perencanaan teknis, semua itu dilakukan supaya

menjamin hasil akhir suatu konstruksi yang kuat, aman serta ekonomis.Daya dukung

bored pile diperoleh dari daya dukung ujung (end bearing capacity) yang diperoleh

dari tekanan ujung tiang dan daya dukung geser yang diperoleh dari daya dukung

gesek atau gaya adhesi antara bored pile dan tanah disekelilingnya.

Bored pile berinteraksi dengan tanah untuk menghasilkan daya dukung yang

mampu memikul dan memberikan keamanan pada struktur atas. Untuk menghasilkan

daya dukung yang akurat maka diperlukan suatu penyeledikan tanah yang akurat

juga.
14

Ada dua metode yang biasa digunakan dalam penentuan kapasitas daya

dukung bored pile yaitu dengan menggunakana metode statis dan metode dinamis.

Tiang ini biasanya dipakai pada tanah yang stabil dan kaku, sehingga memungkinkan

untuk membentuk lubang yang stabil dengan alat bor. Jika tanah mengandung air,

pipa besi dibutuhkan untuk menahan dinding lubang dan pipa ini ditarik keatas pada

waktu pengecoran beton. Pada tanah yang keras atau batuan lunak, dasar tiang dapat

dibesarkan untuk menambah tahanan daya dukung ujung tiang.

Ada berbagai jenis pondasi bore pile yaitu:

1) Bored pile lurus untuk tanah keras;

2) Bored pile yang ujungnya diperbesar berbentuk bel;

3) Bored pile yang ujungnya diperbesar berbentuk trapesium;

4) Bored pile lurus untuk tanah berbatu-batuan.

Gambar 2.7 Jenis – Jenis pondasi bored pile

Ada beberapa alasan digunakannya pondasi bore pile dalam konstruksi :

1) Bore pile tunggal dapat digunakan pada tiang kelompok atau pile cap

2) Kedalaman tiang dapat divariasikan


15

3) Bore pile dapat didirikan sebelum penyelesaian tahapan selanjutnya

4) Ketika proses pemancangan dilakukan, getaran tanah akan mengakibatkan

kerusakan pada bangunan yang ada di dekatnya, tetapi dengan penggunaan

pondasi bore pile hal ini dapat dicegah

5) Pada pondasi tiang pancang, proses pemancangan pada tanah lempung akan

membuat tanah bergelombang dan menyebabkan tiang pancang sebelumnya

bergerak ke samping. Hal ini tidak terjadi pada konstruksi pondasi bore pile

6) Selama pelaksanaan pondasi bore pile tidak ada suara yang ditimbulkan oleh

alat pancang seperti yang terjadi pada pelaksanaan pondasi tiang pancang

7) Karena dasar dari pondasi bore pile dapat diperbesar, hal ni memberikan

ketahanan yang besar untuk gaya keatas

8) Permukaan diatas dimana dasar bore pile didirikan dapat diperiksa secara

langsung

9) Pondasi bore pile mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap beban lateral

Beberapa kelemahan dari pondasi bore pile :

1) Keadaan cuaca yang buruk dapat mempersulit pengeboran dan pengecoran,

dapat diatasi dengan cara menunda pengeboran dan pengecoran sampai

keadaan cuaca memungkinkan atau memasang tenda sebagai penutup

2) Pengeboran dapat mengakibatkan gangguan kepadatan, bila tanah berupa

pasir atau tanah berkerikil maka menggunakan bentonite sebagai penahan

longsor
16

3) Pengecoran beton sulit bila dipengaruhi air tanah karena mutu beton tidak

dapat dikontrol dengan baik maka diatasi dengan cara ujung pipa tremie

berjarak 25-50 cm dari dasar lubang pondasi

4) Air yang mengalir ke dalam lubang bor dapat mengakibatkan gangguan

tanah, sehingga mengurangi kapasitas dukung tanah terhadap tiang, maka air

yang mengalir langsung dihisap dan dibuang.

5) Akan terjadi tanah runtuh (ground loss) jika tindakan pencegahan tidak

dilakukan, maka dipasang casing untuk mencegah kelongsoran

6) Karena diameter tiang cukup besar dan memerlukan banyak beton dan

material untuk pekerjaan kecil mengakibatkan biayanya sangat melonjak

maka ukuran tiang bore disesuaikan dengan beban yang dibutuhkan

7) Walaupun penetrasi sampai ke tanah pendukung pondasi dianggap telah

terpenuhi, kadang-kadang terjadi bahwa tiang pendukung kurang sempurna

karena adanya lumpur yang tertimbun di dasar, maka dipasang pipa paralon

pada tulangan bore pile untuk pekerjaan base grouting.

Adapun cara pembuatan bored pile ada tiga macam, yaitu :

1) Bor kering

Pengerjaannya menggunakan mata bor biasa (spiral plat) yang diputar sambil

dimasukkan ke dalam tanah dengan menggunakan alat bored pile mini crane, yang

terdiri atas mesin diesel dan mata as yang sudah diatur dan dikendalikan, lalu kaki

tripod sebagai penyangga untuk menaikkan dan menurunkan mata bor.

2) Bor basah
17

Sistem ini memerlukan pompa air untuk sirkulasi dan airnya yang dipakai untuk

pengeboran. Persediaan air harus cukup untuk mencapak kedalaman pengeboran

yang direncanakan.

3) Strauss pile

Strauss pile/bor mini adalah pekerjaan pembuatan pondasi dengan cara tanah

dibor secara manual atau penggerak mata bornya digerakkan oleh tenaga manusia.

Pondasi ini digunakan pada kondisi tanah lunak/buruk yang mana letak tanah

kerasnya jauh di bawah permukaan tanah. Pondasi ini biasanya digunakan pada

bangunan rumah tinggal sederhana hingga rumah tinggal 2 lantai. Kedalaman

berkisar antara 2 – 8 m. Ukurannya berkisar antara diameter 20-40 cm. Di atasnya

terdapat blok beton/pile cap untuk mengikat kolom dengan sloof.

2.2 Analisa Pondasi Bored Pile

2.2.1 Kapasitas Daya Dukung Bored Pile yang didapat dari Data Sondir

(Metode Meyerhof, 1956)

Dalam perencanaan pondasi bored pile, data tanah sangat diperlukan dalam

merencanakan kapasitas daya dukung (bearing capacity) dari bored pile sebelum

pembangunan dimulai, guna menentukan kapasitas daya dukung ultimate dari

pondasi bored pile. Untuk menghitung daya dukung bored pile berdasarkan data hasil

sondir dapat dilakungan dengan menggunakan metode Meyerhof ,1956.


18

1. Daya dukung ultimate atau daya dukung tanah maksimum sebuah tiang pondasi

dirumuskan :

Qu = Qb + Qs (1)

Dimana :

Qu = Daya dukung tanah maksimum pada pondasi atau daya dukung ultimate (ton)

Qb = Kapasitas tahanan di ujung tiang (ton)

Qs = Kapasitas tahanan Selimut/skin Resistace (ton)

2. Kapasitas tahanan di ujung tiang dirumuskan :

Qb = Ab x fb (2)

Dimana :

Ab = Luas di ujung tiang (m²)

Fb = Tahanan ujung persatuan (ton/m²)

3. Tahanan ujung persatuan luas :

Fb = ω1 x ω2 x qca (3)

Dimana :

ω1 = [(d+0,5)/2 x d ]ⁿ ; koefisien modifikasi pengaruh skala,jika d > 0.5m. ω1 = 1

ω2 = L/10d ; koefisien modifikasi untuk penetrasi tiang dalam lapisan tanah pada

saat L < 10d, jika L>10d , maka ω2 = 1

qca = qc (tahanan ujung sondir) rata – rata (ton/m²) pada zona 1d dibawah

ujung tiang dan 4d diatasnya

d = Diamater tiang (m)

L = Kedalaman penetrasi tiang didalam lapisan pasir padat (m)


19

n = Nilai eksponensial [ 1 untuk pasir longgar (qc<5Mpa)] , [ 2 untuk pasir

kepadatan sedang (5mpa < qc < 12mpa)] , [ 3 untuk pasir padat (qc>12Mpa)]
20

4. Kapasitas tahanan selimut/skin resistance dirumuskan :

Qs = As x fs (4)

Dimana :

Qs = Kapasitas tahanan Selimut/skin Resistace (ton)

As = Luas Selimut/skin Resistace tiang (m²)

Fs = Tahanan Selimut/skin Resistace satuan (ton/m²)

Untuk pondasi tiang, tahanan Selimut/skin Resistace satuan diambil salah satu dari :

 Fs = Kf*qf dengan Kf = 1 (5)

atau, bila tidak dilakukan pengukuran tahanan Selimut/skin resistace sisi konus :

 Fs = Kc*qc dengan Kc = 0,005 (6)

Dimana :

Kc = Koefisien modifikasi tahanan Selimut/skin Resistace sisi konus.

Kf = Koefisien modifikasi tahanan konus.

qc = Nilai tahanan konus (kg/cm²)

2.2.2 Daya Dukung Ijin untuk Kelompok Tiang

Jarang terjadi suatu bangunan hanya cukup menggunakan sebuah tiang

tunggal, biasanya tiang dipasang dalam kelompok seperti tiang – tiang yang

menyangga suatu bangunan, maka suatu biasanya suatu pondasi bored pile terdiri

dari lebih dari satu tiang atau berkelompok. Kelompok tiang ini secara bersama –

sama memikul beban tersebut.


21

Daya dukung tiang dalam kelompok dirumuskan sebagai berikut :

Qpg = Eq . n . Qu (7)

Dimana :

Qpq = Daya dukung yang diizinkan untuk kelompok tiang (ton)

Eg = Efisiensi kelompok tiang

n = Jumlah tiang (nos)

Qu = Daya dukung Ultimat tiap tiang tunggal (kg)

Menghitung efisiensi kelompok tiang diambil dari rumus Converse Labarre yaitu :

( n−1 ) .m+ ( m−1 ) . n


Eg = 1 – θ [ 90. m. n ]
Dimana :

m = Jumlah barisan tiang

n = Jumlah tiang per baris

θ = arc tan D/S (dalam derajat)

S = Jarak antar bored pile

D = Jarak bored pile ke tepi

2.3 Beban pada bangunan Gedung

Sistem pembebanan yang diperhitungkan dalam analisa beban pada gedung yaitu :

a. Beban vertical

 Beban mati, berupa berat sendiri struktur ditambah komponen – komponen

lain yang berhubungan dan bersifat tetap.

 Beban hidup, disebabkan penggunaan bangunan sesuai dengan fungsinya.


22

b. Beban horizontal, berupa beban gempa. Sedangkan akibat beban angin

tidak perlu diperhitungkan karena pengaruh beban gempa lebih besar.

Dalam hal ini lokasi proyek ditinjau terletak di Karawang Jawa Barat, yang

termasuk wilayah gempa 3.

Gambar 2.8 Pembagian Wilayah Gempa Indonesia

Gambar 2.9 Grafik wilayah gempa 3


23

Kombinasi yang digunakan penulis untuk Analisa perhitungan pada bangunan

gedung yakni 1,2WD +WL + WE (Menurut PBSBG,SNI 2847:2013)

Persyaratan yang digunakan dalam pembebanan yaitu :

a. Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung SNI 03-2847-

2013

b. Beban minimum untuk perencanaan bangunan gedung dan struktur lain,

SNI-1727-2013

c. Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (PPPURG)

1987
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Data Umum proyek

Kereta Cepat Jakarta – Bandung (High Speed Railway) dibangun kurang lebih

sepanjang 142,3 km melewati beberapa kota dari Jakarta – Bandung. Panjang

pembangunan dan biaya pembangunan terdiri dari 83,3 km untuk konstruksi

bridge/elevated dengan presentase biaya sebesar 58,9%, 16,82 km untuk konstruksi

pembangunan tunnel dengan presentase biaya sebesar 11,8% dan 41,68 Km untuk

Subgrade dengan presentase biaya 29,3%. Proyek memiliki beberapa stasiun

perhetian seperti, Stasiun Halim, Stasiun Walini, Stasiun Karawang, dan Stasiun

Tegal Luar..Bangunan Infrastrucure maintenan building terletak pada area stasiun

karawang yakni DK 41+183 – 41+254..Kontraktor proyek ini yaktiu PT.Wijaya

Karya.

Gambar 3.1. Lokasi Proyek Proyek Kereta Cepat Jakarta – Bandung


25

3.2 Data Teknis

3.2.1 Data Teknis Bangunan

Data ini diperoleh dari pihak kontraktor yaitu sebagai berikut :

1. Fungsi Gedung : Gedung tempat tinggal

2. Jenis struktur : Beton bertulang

3. Jumlah lantai : 3 Lantai

4. Panjang Bangunan : 68.4 meter

5. Lebar Bangunan : 20.3 meter

6. Tinggi lantai 1 : 4.7 meter

7. Tinggi lantai 2,dan 3 : 4 meter

8. Tinggi total bangunan : 12.7 meter

9. Mutu beton :25 mpa untukboredpile 30 mpa untuk struktur lain

10. Mutu baja(fy) deform : 400mpa

11. Mutu baja (fy) polos : 240mpa

3.2.2 Data Teknis Bored pile

Data ini diperoleh dari pihak kontraktor yaitu sebagai berikut :

1. Panjang bored pile : 12 m

2. Diametere bored pile : 0.6 m

3. Mutu beton : F25 mpa

4. Mutu baja : 400 mpa

5. Diameter tulangan max : D19

6. Slump test : 180mm


26

3.3 Metode Pengambilan dan Analisis Data

Untuk mencapai maksud dan tujuan studi ini,dilakukan beberapa tahapan

yang dianggap perlu dan secara garis besar diuraikan sebagai berikut :

1. Tahapan pertama adalah melakukan review dan studi kepustakaan terhadap

text book dan jurnal – jurnal yang terkait dengan pondasi tiang pancang dan

pembebanan pada suatu bangunan.

2. Tahapan kedua adalah peninjuan langsung ke lokasi proyek dan pengambilan

data yang dibutuhkan yaitu :

 Data hasil sondir

 Daya teknis bored pile

 Daya teknis gedung

3. Tahap ketiga adalah menganalisis data dengan menggunakan data – data

diatas berdasarkan formula yang ada.Yaitu menganalisis data daya dukung

bored pile dan beban bangunan total.

4. Tahap kelima menganalisis terhadap hasil perhitungan yang dilakukan dan

membuat kesimpulan.
27

3.4 Bagan Alir penelitian

Mulai

Studi literatur

Pengumpulan Data

Analisis daya Analisis Data Analisis Beban


dukung Bored dan Perhitungan Total Bangunan
pile
berdasarkan
data Sondir
Analisis Hasil
Perhitungan

Kesimpulan dan Saran

Selesaii
.
Gambar 3. 2 Bagan Alir Metode Penelitian
BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa data pondasi bored pile


4.1.1 Kapasitas daya dukung tanah boredpile dari data sondir
4.1.2 Daya dukung ijin untuk kelompok tiang

4.2 Menghitung Beban Bangunan


4.1.1 Beban Mati
4.1.2 Beban Hidup
4.1.3 Beban Gempa
4.1.4 Modeling Bangunan menggunakan SAP2000
4.1.5 Menghitung Beban pada titik kolom yang ditinjau

4.3 Perbandingan hasil analisa data dengan beban bangunan

BAB V

PEMBAHASAN
29

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, A., Khilji, S., Khan S. B., Qureshi, M. S., dan Sattar, M.,
2008.Shaft Friction of Bored Piles in Hard Clay, Pak. J. Engg. & Appl. Sci.
Vol. 3 Jul 2008 (p.54 – 60).
Andi, Y., dan Fahriani, F., 2014,Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang
Pancang Diverivikasi Dengan Hasil Uji Pile Driving Analysis dan Capwap
(Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Kantor Bank Sumsel Babel di
Pangkalpinang),Jurnal Fropil Vol 2 Nomor 1. Januari-Juni 2014.
Bowles, J. E.,1984, Foundation Analysis and Design, Terjemahan oleh Pantur
Silaban. Jilid II, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Das, B. M.,Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis) 1, Jakarta


: Erlangga 1995

Das, B. M.,Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis) 2, Jakarta :


Erlangga 1995.

Das, B. M.,2011, Principles of Foundation Engineering, SI Seventh Edition


(repaired by Utan), Cengage Learning, Stamford.

Hardiyatmo, H. C., 2002, Teknik Fondasi 1, Edisi kedua jilid 2, Yogyakarta :


Beta Offset.

Harstanto, C., dkk., 2015, Analisa Daya Dukung Tiang Bor (Bored Pile)
pada Struktur Pylon Jembatan Soekarno dengan Plaxis 3D, Jurnal Ilmiah
Media Engineering.

Hulu, H. B., 2015. Analisa Daya Dukung Pondasi Bored Pile dengan
Menggunakan Metode Analitis (Studi Kasus Proyek Pembangunan Manhattan
Mall dan Condominium), Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas
Sumatera Utara.

Ibrahim, A. M., Malik, I., and Omar, O. A., 2012, Assessment of load-
carrying capacity of bored pile in clay soil using different methods, International
Journal of Engineering Research and Applications (IJERA) ISSN: 2248-9622.

Anda mungkin juga menyukai