Anda di halaman 1dari 7

Perencanaan Teknis Pembangunan Turap Jalan Depan Kantor Desa Alah Air

5.1. U M U M

Sesuai dengan maksud dan tujuan dari pekerjaan, ini adalah Perencanaan Teknis
Pembangunan Turap Jalan. Turap adalah suatu konstruksi yang banyak digunakan
dalam rekayasa sipil yang biasa berupa konstruksi sederhana hingga konstruksi
sangat berat. Konstruksi yang akan direncanakan pada perencanaan ini adalah
dinding penahan tanah lentur yang disebut konstruksi dinding.

Didalam bagian dinding turap maka perhitungan mobilisasi gaya lateral


menggunakan kondisi Rankine, khusus dimana <I =δ=0.

Ada beberapa penggunaan dinding turap antara lain adalah :

 Dinding penahan tanah misalnya pada tebing jalan raya atau tebing sungai

 Dinding dermaga

 Dinding penahan galian misalnya pada pembuatan fondasi langsung atau


fondasi menerus, pembuatan besment dan lain-lainnya.

Pada perencanaan ini akan dilakukan dinding penahan tening jalan yang berada
tepan disamping saluran.

Laporan AKHIR
CV. GUMBEL ENGINEERING KONSULTAN Bab V - 13
Perencanaan Teknis Pembangunan Turap Jalan Depan Kantor Desa Alah Air

5.2. KRITERIA PERENCANAAN

Dalam merencanakan suatu struktur pengamanan tebing perlu dipelajari


secara seksama berbagai macam kriteria sesuai dengan daerah lokasi rencana
pengamanan tebing tersebut akan dibangun.

Terdapat beberapa kriteria perencanaan yang perlu mendapat perhatian


yaitu :
1. Lokasi pengaman tebing
Pada hakekatnya biaya konstruksi pengaman tebing tidaklah murah, oleh
sebab itu penempatannya harus dibatasi pada bagian-bagian yang
diperlukan saja, yaitu bagian tebing yang dapat tergerus air dan bagian
yang mendapat pukulan gelombang.
2. Panjang pengaman tebing
Beberapa faktor yang dominan untuk menentukan panjang pengaman
tebing adalah karakteristik kerusakan yang ditimbulkan oleh gelombang
atau arus air pada lokasi tersebut.
3. Tinggi pengaman tebing
Penetapan elevasi mercu pengaman tebing biasanya disamakan dengan
elevasi permukaan banjir rencana.

Selain itu harus diperhatikan pula data-data yang tercatat serta pengalaman di
masa yang lalu. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan
trase pengaman tebing adalah sebagai berikut :
 Kurva trase pengaman tebing diusahakan sebesar mungkin, diusahakan
searah dengan arus sungai pada waktu banjir. Apabila kurvanya terlalu
kecil, lengkungannya akan terlalu tajam dan kecepatan arus meningkat
sehingga menimbulkan gaya sentrifugal dan terjadi penggerusan pada
dasar sungai di tempat tersebut.
 Trase pengaman tebing ditempatkan sedemikian rupa agar menghindari

Laporan AKHIR
CV. GUMBEL ENGINEERING KONSULTAN Bab V - 14
Perencanaan Teknis Pembangunan Turap Jalan Depan Kantor Desa Alah Air

terjadinya pusaran-pusaran air yang tidak teratur. Pusaran-pusaran air


dapat terjadi akibat penempatan trase pengaman tebing kurang tepat,
terutama pengaman tebing yang berdekatan dengan bangunan-bangunan
sungai, misalnya pilar jembatan dan lain-lain.
Trase pengaman tebing agar ditempatkan lebih ke belakang. Namun ini
perlu diperhatikan dengan kondisi setempat dimana pengaman tebing
tersebut direncanakan akan dibangun. Apabila ruang tersedia maka akan
lebih baik jika trase pengaman tebing ditempatkan lebih ke belakang,
dengan keuntungan lebih mudah dalam pelaksanaan, urugan hanya
sedikit, konsolidasi pondasi bisa dihilangkan dan pelindung kaki
pengaman tebing bisa ditiadakan.

5.3. IDEBTIFIKASI KELONGSORAN

Sebelum melakukan perencanaan secara detail terlebih dahulu mengidentifikasi


kelongsoran dengan tujuan agar dapat diperoleh suatu solusi yang lengkap dan
komprehensif. Terdapat beberapa tipe pergerakan tanah ditinjau dari segi
geoteknis.

Menurut Cruden dan Varnes, 1992 pergerakan tanah dapat diklasifikasikan


menjadi lima seperti yang terlihat pada Gambar 4.1, yaitu :

1. Falling
Hal ini banyak terjadi pada tebing-tebing sungai disebabkan dari proses
erosi pada dasar sungai akibat gerusan air. Fenomena ini sering terjadi
pada lokasi kurva sungai yang maximum dimana material tebing
sungainya terbuat dari tanah lembek, tanah tak terkonsolidasi atau tanah
yang tersementasi (non cemented), misalnya tanah berlanau atau
berpasir.
Biasanya proses ini didahului oleh bentuk tanah yang berongga di kaki
tebing dan seterusnya mencapai kondisi batas maka material tanah di
atasnya akan jatuh ke bawah, seperti yang terlihat pada Gambar 5.1.

Laporan AKHIR
CV. GUMBEL ENGINEERING KONSULTAN Bab V - 15
Perencanaan Teknis Pembangunan Turap Jalan Depan Kantor Desa Alah Air

2. Toppling
Terjadinya topple, sering pada tanah yang berbatu sebagai akibat proses
pelapukan (weathering), dimana bongkahan batu terlepas dari batu
induknya.

3. Sliding
Merupakan pergerakan ke bawah dari suatu massa tanah akibat
kegagalan shear atau regangan shear yang berlebihan.Tanda-tanda yang
sering terlihat di lapangan adalah terjadinya retak-retak memanjang
(crack) pada tanah asli. Pergerakan tanah ini secara translasi, rotasi atau
kombinasi dari keduanya. Pergerakan translasi terjadi apabila terjadi
discontinuities atau terdapat lapisan lemah, sedangkan pergerakan rotasi
terjadi pada tanah yang homogen.

4. Spreading
Spreading merupakan pergerakan tanah akibat penurunan tanah,
biasanya disebabkan oleh proses liquefaction pada tanah berbutir lepas
(loose sand) atau pada tanah kohesive yang lunak.

5. Flowing
Merupakan pergerakan tanah, biasanya tanah lempung yang jenuh air dan
kadar air mendekati batas cair (liquid limit) sehingga kuat geser tanah
tidak mampu menahan tegangan geser tanah akibat berat sendiri.

Didasarkan pada penjelasan tersebut di atas maka kondisi di lapangan dapat


dikategorikan sebagai erosi dan dan sliding.

Oleh sebab itu dalam perencanaan ini, telah direncanakan suatu struktur yang
mampu melindungi permukaan tebing atau memperkuat kaki tebing terhadap
hantaman arus sungai sehingga keruntuhan tebing sungai dapat dihindarkan.

Laporan AKHIR
CV. GUMBEL ENGINEERING KONSULTAN Bab V - 16
Perencanaan Teknis Pembangunan Turap Jalan Depan Kantor Desa Alah Air

Gambar 5.1. Tipe –tipe kelongsoran (1) Fall, (2) Topple, (3) Slide, (4) Spread, (5)
Flow

Gambar 5.2. Erosi pada tebing sungai akibat gerusan arus air

Laporan AKHIR
CV. GUMBEL ENGINEERING KONSULTAN Bab V - 17
Perencanaan Teknis Pembangunan Turap Jalan Depan Kantor Desa Alah Air

5.4. KRITERIA TIPE STRUKTUR

Tipe bangunan pengaman tebing dapat dikelompokkan menjadi dua kategori,


yaitu :
1. Bangunan pelindung tebing
Bangunan pelindung tebing merupakan bangunan yang dibangun
menempel pada tebing sungai, berfungsi untuk melindungi tebing sungai
terhadap erosi, dimana tebing tersebut cukup stabil terhadap bahaya
longsor.

2. Bangunan perkuatan tebing


Bangunan perkuatan tebing adalah bangunan di tebing sungai yang
berfungsi untuk memperkuat tanah tebing sungai terhadap longsoran dan
erosi tebing sungai, dimana tebing sungai tersebut biasanya tidak stabil
terhadap bahaya longsor.

Dari penjelasan tersebut di atas dan hasil survey langsung di lapangan maka dalam
perencanaan PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN TURAP JALAN DEPAN
KANTOR DESA ALAH AIR , direncanakan pengaman tebing beton bertulang.
Perencanaan yang direncanakan memiliki panjang 874 m, Struktur turap ini, sangat
cocok pada sungai dengan tebing yang landai, keadaan lingkungan padat penduduk/
sarana umum, misalnya Kantor pusat pemerintah Desa Alah Air. Selain tersebut di
atas, tipe bangunan ini mempunyai kekedapan cukup baik, sehingga tidak ada
kekawatiran tersedotnya butiran tanah dari belakang turap tersebut.

Laporan AKHIR
CV. GUMBEL ENGINEERING KONSULTAN Bab V - 18
Perencanaan Teknis Pembangunan Turap Jalan Depan Kantor Desa Alah Air

Gambar Perencanaan :

Laporan AKHIR
CV. GUMBEL ENGINEERING KONSULTAN Bab V - 19

Anda mungkin juga menyukai