Anda di halaman 1dari 17

TEKNIK SUNGAI

MUH. DJUNAEDY SYAM 105 81 11206 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sebagian besar air hujan yang turun kepermukaan tanah, mengalir


ke tempat- tempat yang lebih rendah dan setelah mengalami bermacam-
macam perlawanan akibat gaya berat, akhirnya melimpah ke danau atau
laut. Suatu alur yang panjang di atas permukaan bumi tempat mengalirnya
air yang berasal dari air hujan disebut alur sungai. Dan perpaduan antara
alur sungai dan aliran air di dalamnya disebut sungai. Sifat- sifat sungai
sangat dipengaruhi oleh luas dan bentuk daerah pengaliran serta
kemiringannya. Dalam teknik perencanaan dan penanganan sungai,
perkuatan lereng merupakan hal yang sangat penting, terutama sungai-
sungai yang memiliki kecuram lereng yang sangat besar ataupun
pengikisan oleh arus sungai yang kuat.

Maka dari itu sebagai mahasiswa Jurusan Sipil Pengairan perlu


memahami tentang hal tersebut. Seta sebagai kewajiban untuk
menyelesaikan tugas terstruktur mata kuliah Rekayasa Sungai.

1.1.1. Tujuan

Adapun tujuan dari penyelesaian Tugas ini, yaitu :

1). Untuk menyelesaikan Tugas Terstruktur mata kuliah Teknik Sungai


2). Untuk mengetahui Perencanaan Perkuatan Lereng dalam mengatasi
terjadinya banjir pada sungai

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TEKNIK SUNGAI
MUH. DJUNAEDY SYAM 105 81 11206 18

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Perkuatan Lereng

2.1.1. Pengertian Perkuatan Lereng

Perkuatan lereng (revetments)adalah bangunan yang ditempatkan


pada permukaan suatu lereng guna melindungi suatu tebing alur sungai
atau permukaan lereng tanggul dan secara keseluruhan berperan
meningkatkan stabilitas alur sungai atau tubuh tanggul yang dilindungi.

2.1.2. Klasifikasi Perkuatan Lereng

Gambar 2.1 Jenis-jenis Perkuatan Lereng

Sebagaimana yang tertera pada Gb. 2.1 berdasarkan lokasi,


perkuatan lereng dapat dibedakan dalam 3 jenis, yaitu :

a. Perkuatan Lereng Tanggul (leeve revetment)


Dibangun pada permukaan lereng tanggul guna melindungi
terhadap gerusan arus sungai dan konstruksi yang kuat, dibuatkan
tanggul-tanggul yang sangat dekat dengan tebing alur sungai.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TEKNIK SUNGAI
MUH. DJUNAEDY SYAM 105 81 11206 18

b. Perkuatan tebing sungai(low water revetment)


Melindungi tebing terhadap gerusan arus sungai dan mencegah
proses meander pada sungai. Selain itu harus diadakan pengaman-
pengaman terhadap kemungkinan kerusakan, karena di saat terjadinya
banjir bangunan tersebut akan tenggelam seluruhnya.
c. Perkuatan lereng menerus (high water revetment).
Dibangun pada lereng tanggul dan tebing sungai secara
menerus (pada bagian sungai yang tidak ada bantarannya).

2.1.3. Konstruksi Perkuatan Lereng

Konstruksiperkuatan lereng terdiri dari beberapa kombinasi-kombinasi


sebagaimana diuraikan dibawah ini :

Gambar 2.2 Jenis-jenis Konstruksi Perkuatan Lereng

a. Pelindung Lereng
Merupakan bagian utama dari bangunan perkuatan lereng dan
dimaksudkan dari untuk melindungi permukaan lereng tanggul atau
permukaan tebing sungai terhadap gerusan arus sungai.

b. Pondasi dan Pelindung Kaki


Berfungsi sebagai landasan/tumpuan pelindung lereng, dan
penempatannya pada kaki tanggul atau tebing sungai. Mengingat
sebab utama kerusakan perkuatan lereng diawali dengan kerusakan
pondasinya, maka pondasi dan pelindung kaki harus dikerjakan
dengan sangat hati-hati.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TEKNIK SUNGAI
MUH. DJUNAEDY SYAM 105 81 11206 18

c. Sambungan
Sambungan dibuat setiap jarak 20 m perkuatan lereng, sebagai
sambungan pemisah konstruksi, guna melokalisir kemungkinan
kerusakan.

d. Konsolidasi
Guna lebih menjamin stabilitas pondasi dan melindungi
terhadap gerusan arus sungai, maka diatas permukaan dasar sungai
didepan pondasi ditempatkan hamparan pelindung atau konsolidasi
pondasi yang dapat berfungsi pula untuk melindungi permukaan dasar
sungai terhadap gerusan.

e. Pelindung Mercu
Perkuatan tebing alur sungai dan perkuatan lereng tanggul
yang karena fungsi dan dimensinya mungkin tenggelam di saat terjadi
banjir besar dan agar tidak mengalami kerusakan-kerusakan
diperlukan adanya pelindung pada bagian Mercu.

2.1.4. Perencanaan Perkuatan Lereng

a. Proses Perubahan Alur Sungai


Proses perubahan alur sungai dapat dibedakan menjadi dua
macam : yaitu perubahan setempat. Perubahan setempat adalah gejala-
gejala longsor tebing sungai, pembentukan gorong-gorong pasir,
pengendapan-pengendapan pada belokan dalam dan gerusan pada
belokan luar serta perpindahan mendadak alur sungai.

Dalam merencanakan perbaikan sungai, yang paling utama


adalah pembuatan lintang sungai agar mencapai bentuk sungai yang
paling stabil. Bentuk stabil memanjang sungai akan memberikan
petunjuk bahwa sedimen yang masuk kedalam alur sungai dan yang
keluar dari alur sungai dalam keadaan seimbang.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TEKNIK SUNGAI
MUH. DJUNAEDY SYAM 105 81 11206 18

b. Gejala Meander
Disebut meander jika sepanjang estimasinya sungai sebagai
satu kesatuan yang senantiasa bergerak, secara visual sungai berbelok-
belok mengikuti pola-pola tertentu. Dengan demikian gejala meander
pada sungai dapat menyebabkan tergerusnya kaki tanggul yang lambat
laun dapat menyebabkan jebolnya tanggul dan menimbulkan
malapetaka yang sangat besar.

Agar dapat dicapai kondisi sungai yang stabil haruslah


direncanakan suatu trace alur sungai dengan belokan-belokan yang
tidak terlalu tajam, dengan panjang dan amplitudo tertentu.

c. Hidrolika pada Belokan-Belokan Sungai


Hidrolika pada belokan-belokan sungai masalah utama dari
proses meander adalah gerusan dan pengendapan pada bagian sungai
yang berbelok-belok, dimana terjadi pengendapan sedimen pada
belokan dalam gerusan pada belokan luarnya.

Gambar 2.3 Garis-garis aliran pada belokan

d. Rencana Trace Perkuatan Lereng

Penentuan trase perkuatan lereng didasarkan pada karakteristik


sungai yang bersangkutan sungai yang bersangkutan dan kondisi
setempat , seperti bentuk trase perkuatan tebing yang akan dibuat,
kemiringan sungai terutama yang berkaitan dengan perilaku meander

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TEKNIK SUNGAI
MUH. DJUNAEDY SYAM 105 81 11206 18

sungai, serta perubahan-perubahan alur sungai secara lokal baik


vertikal maupun horizontal.

Dan secara garis besarnya hal-hal yang harus diperhatikan


dalam merencanakan trase perkuatan lereng adalah :

a. Penentuan trase perkuatan lereng lebih banyak dilakukan sebagai


kegiatan diatas meja, tetapi harus di cocok di lapangan

b. Alurnya tease perkuatan lereng diusahakan sebesar mungkin


mengingat proyektor aliran sungai diwaktu cenderung lurus. Apabila
kurva nya terlalu kecil, lingkungan nya akan terlalu dan kecepatan arus
akan meningkat akibat timbulnya gaya centrifugal.

c. Trace perkuatan lereng yang ditempatkan sedemikian rupa agar dapat


menghindarkan pusaran-pusaran yang tidak teratur.

d. Guna menekan biaya yang besar, maka trace nya ditempatkan pada
posisi arah luar alur, tetapi dengan memperhatikan lebar bantaran yang
memadaiuntuk menjaga kestabilan kaki tanggul yang terdapat
dibelakang Mercu perkuatan nya.

Gambar 2.4 Contoh pengunduran trase perkuatan tebing sungai

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TEKNIK SUNGAI
MUH. DJUNAEDY SYAM 105 81 11206 18

e. Lokasi untuk Bangunan Perkuatan Lereng


Pada hakekatnya, biaya konstruksi perkuatan lereng sangat
tinggi.Oleh sebab itu, penempatannya haruslah dibatasi pada bagian-
bagian sungai yang diperlukan saja, yaitu bagian-bagian tebing atau
tanggul yang dapat tergerus dan bagian-bagian yang dapat terjadi
pukulan air.

f. Panjang Perkuatan Lereng


Faktor yang dominan untuk menu menentukan panjang
perkuatan lereng adalah karakteristik sungai yang bersangkutan
dengan kondisi setempat, seperti bentuk trace perkuatan tebing yang
akan buat, kemiringan sungai dan besarnya debit sungai. Panjang trace
ditetapkan secara empiris didasarkan pada faktor-faktor tersebut
diatas.

2.1.5 Jenis Pelindung Lereng

 Gebalan Rumput
Gebalan rumput sangat umum dipakai sebagai pelindung
lereng guna melindungi lereng tanggul dari hempasan air hujan agar
tidak terjadi erosi atau longsoran dan terhadap arus sungai agar tidak
terjadi gerusan.

 Hamparan Anyaman Dahan Willow

Hamparan anyaman dahan willow (Willow Branch Work)


cocok untuk sungai yang arusnya tidak deras pada kemiringan lereng
yang lebih landai.

 Hamparan Anyaman Ranting Berisi Batu


Hamparan semacam ini biasanya dipergunakan pada bagian
sungai yang senantiasa terjadi pukulan air, tetapi arusnya tidak deras.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TEKNIK SUNGAI
MUH. DJUNAEDY SYAM 105 81 11206 18

 Bronjong Kawat Silinder


Batu kali yang didapat dari sungai atau batu belah dapat
ditempatkan diatas permukaan lereng yang akan dilindungi.
Kelebihan dari Bronjong kawat silinder (Wire Cylinder Work)ini
adalah kekasaran nya yang tinggi, fleksibel, dapat dikerjakan dengan
cepat dan cukup ekonomis, terutama untuk pelindung lereng secara
darurat dan sementara.Pelindung kawat silinder juga dipergunakan
sebagai pengganti pelindung permanen, karena lokasi pukulan air
berpindah-pindah akibat mudahnya terjadi perubahan bentuk alur
sungai pada sungai yang alurnya mudah berubah.Bronjong kawat
silinder biasanya dengan ukuran diameter 0..45 m dan untuk setiap 1
m panjang permukaan lereng dilindungi dengan 2 buah Bronjong.

 Pasangan Batu
Pasangan batu adalah pelindung lereng atau tebing dari
pasangan batu biasanya paling murah jika dibandingkan dengan jenis
pelindung lainnya.Apabila pada sungai yang bersangkutan terdapat
batu yang mencukupi.

 Pasangan Blok Beton


Pasangan blok terbagi ada 2 tipe, yaitu :

1. Pasangan Blok Beton Permukaan Rata


Dimana pasangan blok beton tersebut sambungan lurus,
sambungan setengah cakupan atau sambungan bulu. Maka ini
perlu perhatian pada pemasangan blok beton (kerusakan).

2. Blok Beton Kenchiishi


Biasanya blok beton tipe Kenchiishi digunakan untuk
permukaan lereng pada sungai-sungai yang deras arusnya atau
pada lereng-lereng yang kemiringannya lebih besar 1,5.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TEKNIK SUNGAI
MUH. DJUNAEDY SYAM 105 81 11206 18

 Perkerasan dengan Beton


Perkerasan permukaan lereng dengan beton dapat
dilaksanakan dengan beberapa cara, antara lain dengan menuangkan
adukan beton di atas permukaan lereng yang telah disiapkan
tulangnya atau dengan menuangkan adukan beton pada petakan-
petakan yang dibatasi dengan bingkai beton bertulang.

 Perkerasan Beton Rata


Perkerasan beton rata (flat concrete pitching) dimulai dengan
persiapan berupa pemadatan permukaan lereng dan menghamparkan
pasir kerikil urug.

2.2. Konsolidasi Pondasi

2.2.1. Pengertian Konsolidasi


Konsolidasi pondasi (foundation consolidation) adalah suatu
bangunan yang ditempatkan di depan bagian atas pondasi atau yang
berupa kaki perkuatan lereng.

2.2.2. Jenis dan Konstruksi Konsolidasi Pondasi

1. Lapis Lindung Batu


Lapis lindung batu (rip rap) merupakan konsolidasi pondasi
yang paling sederhana di antara berbagai jenis konsolidasi pondasi.

2. Matras Anyaman Ranting


Matras anyaman ranting willow biasanya digunakan sebagai
konsolidasi pada sungai-sungai yang tidak deras arusnya dan biaya
permukaan cukup rendah.

3. Matras Anyaman Ranting Lapis Tunggal


Matras jenis ini mempunyai konstruksi yang lebih sederhana.
Satu atau dua lapisan dahan ditempatkan di atas kisi dasar, patok-patok

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TEKNIK SUNGAI
MUH. DJUNAEDY SYAM 105 81 11206 18

ditancapkan tanpa kisi atas, pagar dibuat dan selanjutnya batu pecah
sebagai pemberat dituang di atas lapisan tersebut.

4. Matras Balok Kayu


Kondolidasi pondasi jenis matras blok kayu (log mattress)
dipergunakan pada sungai-sungai yang arusnya deras. Matras balok
kayu merupakan konstruksi batang-batang kayu yang dihubungkan satu
dengan lainnya, sehingga terjadi konstruksi yang cukup kuat dan kekar
untuk dapat bertahan terhadap gaya-gaya arus yang deras, tetapi
pengaruhnya terhadap pengurangan kecepatan arus relatif kecil.

5. Matras Balok Beton


Pada matras balok beton (concrete rod matters), maka dolos
kayu pada matras balok kayu diganti dengan balok-balok beton
bertulang, guna meningkatkan keawetannya.

6. Blok Beton
Konsolidasi pondasi jenis ini blok beton (concrete block
consolidation of foundation) biasanya dengan pengecoran setempat
dengan satu dengan lainnya dirangkai dengan kawat baja, sehingga
merupakan satu kesatuan (merupakan hamparan) yang flexible dan
dapat mengikuti perubahan permukaan dasar sungai serta mencegah
hanyut terbawa arus sungai.

2.2.3. Jenis dan Konstruksi Pondasi Perkuatan Lereng

a. Ambang Tiang Tunggal


Ambang tiang tunggal umumnya dipergunakan pada sungai-
sungai dangkal yang dasarnya terdiri dari kerikil.Pada ambang ini pada
bagian dasarnya terdiri dengan sebuah ambang dari kayu.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TEKNIK SUNGAI
MUH. DJUNAEDY SYAM 105 81 11206 18

b. Ambang Bertangga
Pasangan kayu biasanya digunakan untuk pondasi ambang
bertangga dan karena tidak tahan lama disarankan papar, kayu tersebut
diganti dengan balok beton.Berdasarkan pengalaman konstruksi
ambang bertangga umumnya dipergunakan pada sungai-sungai dangkal
yang dasarnya terdiri dari kerikil dan perlindungannya dibuat dari
pasangan batu kosong dengan ketinggian 1,0 – 2,0.

2.2.4. Jenis dan Konstruksi Pelindung Kaki Perkuatan Lereng

a. Tiang Pancang Urugan


Jenis pelindung perkuatan lereng adalah pertama-tama
memancang tiang-tiang utama pada jarak 1.0 – 2.0 m, kemudian
diantaranya dipancang tiang-tiang yang lebih pendek dan selanjutnya
ujung diatas dari tiang-tiang pancang tersebut dijepit untuk memperkuat
jajaran dari tiang-tiang pancang tersebut.Biasanya pelindung kaki
perkuatan lereng jenis ini cocok untuk sungai yang kecil dari sedang
yang arusnya tidak begitu deras.

b. Dinding Papan
Menunjukkan cara pemasangan dinding papan (plank hurdle)
sebagai pelindung perkuatan lereng dengan pancangan tiang-tiang kayu
atau beton pada jarak antara 1,0-1,5 m dan kemudian pada tiang-tiang
tersebut dipasang papan kayu atau pelat beton cetak dan selanjutnya
kerikil urug atau bahan-bahan semacam itu diurugkan dibelakangnya.

c. Bangunan Kisi
Pelindung kaki perkuatan lereng dengan konstruksi bangunan
kisi (crib work) cukup rumit, berfungsi pula sebagai konsolidasi
pondasi. Akan tetapi pada sungai-sungai yang dasarnya terdiri dari batu
dan pemancangan sangat sulit dilaksanakan, maka tipe ini cukup dapat
diandalkan.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TEKNIK SUNGAI
MUH. DJUNAEDY SYAM 105 81 11206 18

d. Tipe Turap Beton


Konstruksi tipe ini sangat mirip dengan konstruksi tipe turap
papan, hanya saja bahan kayu diganti dengan beton bertulang yang
lebih tahan lama.

2.2.5. Mendimensi Perkuatan Lereng

a. Menentukan Potongan-Potongan
Potongan-potongan dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
R 0 = R1 + B

Rp = Ro (½ B)

θ
.2.π.R
R1 = 360
Untuk rumus K dan Rumus Euler, syarat : K  0,7
b
K = R C  0,7
Untuk Beda Tinggi (H) dalam tikungan :

v 2 Ln×R 0
×
H = g R1

Koreksi :

v2 b

H = 2 g dimana : k = R C ………. 0,7 (Aman)
Dimana :
V = Kecepatan rata-rata (Buku PPS hal 126)
G = Gaya Gravitas (9,81 m/dt2)

Kehilangan Energi pada Tikungan :

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TEKNIK SUNGAI
MUH. DJUNAEDY SYAM 105 81 11206 18

24×
( h×θ
R )
C ( C C ))
2
(
× + 2S
2
2

C=

81
γ
1+
Dimana koefisien Chesy = C = RC

Keterangan :
H = Tinggi rata-rata air
C = Koefisien Chesy

b. Menghitung Debit Banjir Untuk Dimensi Saluran

1) Interval Kedalaman Banjir (T)


L
V
20× (ΔHL )
T= V=

Dimana :
L = Panjang sungai dari hulu sampai ke lokasi bangunan perkuatan
Lereng
V =Kecepatan perlambatan banjir
H= Perbedaan elevasi antara sungai dan perkuatan lereng

2) Debit Banjir (Q0)

F×R× A
360
Q0 =

R Max
( )
2
24
× 3
24 tC
R=

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TEKNIK SUNGAI
MUH. DJUNAEDY SYAM 105 81 11206 18

Dimana :

F= Koefisien Pengaliran (0,7 – 0,9)


R= Interval Curah Hujan Rata-Rata
A= Luas DAS
Debit Rencana (QP) = 1,1 x Q0 ……………….. (Buku PPS Hal. 328)

3) Lebar Sungai Rencana


1
α × (Q P )2
B= ……………………………… (Buku PPS Hal. 329)

Dimana :
B =Lebar Atas Sungai
 = Koefisien Pengaliran
QP=Debit Rencana (m3/dt)

4) Tinggi Muka Air (h) Maksimum dan Minimum :

Elevasi muka muka air rencana ditentukan dengan


perhitungan aliran Uniform atau aliran non-Uniform. Perhitungan
aliran Uniform biasanya digunakan formula Manning untuk
memperoleh kecepatan arus rata-rata.
2 1
1
×R 3 ×I 2
n
V=

A
P
R=

√ m2 +1
P = b + 2h

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TEKNIK SUNGAI
MUH. DJUNAEDY SYAM 105 81 11206 18

A = (b + m.h)h]

Q=V.A

Dimana :
V = Kecepatan Arus Rata-Rata (m/dtk)
R = Jari-jari Hidrolis (m)
A = Luas Potongan Lintang (m2)
P = Keliling Basah Sungai (m)
n = Koefisien Manning
b = Lebar Sungai (m)
m = Kemiringan Talud
I = Kemiringan Hidrolik

c. Menghitung Perbedaan Kecepatan Antara Q Minimum dan Q


Maksimum dengan menggunakan Rumus Manning
1. Persamaan Bernoulli
v v
12 22
2g 2g
Z1 + h1 + = Z2 + h2 + + hf

Dimana :
Z1 = Elevasi Bangunan
Z2 = Elevasi air pada sumbernya
H1
H2 = Tinggi Muka air maksimum dan minimum

V = Kecepatan Aliran
L = Panjang Sungai yang akan dibangunkan perkuatan lereng

2.3. Pelaksanaan Dengan Alat Berat

2.3.1. Memilih Alat Berat

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TEKNIK SUNGAI
MUH. DJUNAEDY SYAM 105 81 11206 18

Pemilihan alat berat untuk pekerjaan tanah adalah memilih


komposisi alat berat yang cocok untuk pekerjaan tersebut. Alat berat yang
cocok untuk pekerjaan tanah dan mudah didapatkan akan menghasilkan
harga satuan pekerjaan yang murah.

2.3.2. Jenis pekerjaan dan Tipe Alat Berat


Jenis pekerjaan harus sesuai dengan tipe alat berat yang akan
dipakai karena jika tidak sesuai, maka kemungkinannya pekerjaan yang
dilakukan akan terhambat atau bertambah lam dari rencana kerja yang
telah ditentukan. Berikut disajikan tabel hubungan jenis pekerjaan dengan
tipe alat berat yang akan digunakan.

Tabel Jenis Pekerjaan dan Penggunaan Alat Berat Yang Sesuai

Jenis Pekerjaan Jenis Alat Berat

Penggalian Alat berat penggali bertubuh shovel (shovel, back


hole, dragline, clamshell).

Pemuatan Alat beta penggali bertubuh shovel (shovel, back


hole, dragline, clamshell)

Penggalian, Pemuatan Alat berat penggali bertubuh shovel (shovel, back


hole, dragline, clamshell, tractor, bucket wheel,
excavator).

Penggalian, Pengangkutan Bulldozer, scraper dozer, carryail scraper, motor


scraper, cractorshovel

Pengangkutan Bulldozer, dump truck, belt conveyor

Perataan Bulldozer, motor grader.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TEKNIK SUNGAI
MUH. DJUNAEDY SYAM 105 81 11206 18

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Anda mungkin juga menyukai