BAB I
PENDAHULUAN
1.1.1. Tujuan
BAB II
LANDASAN TEORI
a. Pelindung Lereng
Merupakan bagian utama dari bangunan perkuatan lereng dan
dimaksudkan dari untuk melindungi permukaan lereng tanggul atau
permukaan tebing sungai terhadap gerusan arus sungai.
c. Sambungan
Sambungan dibuat setiap jarak 20 m perkuatan lereng, sebagai
sambungan pemisah konstruksi, guna melokalisir kemungkinan
kerusakan.
d. Konsolidasi
Guna lebih menjamin stabilitas pondasi dan melindungi
terhadap gerusan arus sungai, maka diatas permukaan dasar sungai
didepan pondasi ditempatkan hamparan pelindung atau konsolidasi
pondasi yang dapat berfungsi pula untuk melindungi permukaan dasar
sungai terhadap gerusan.
e. Pelindung Mercu
Perkuatan tebing alur sungai dan perkuatan lereng tanggul
yang karena fungsi dan dimensinya mungkin tenggelam di saat terjadi
banjir besar dan agar tidak mengalami kerusakan-kerusakan
diperlukan adanya pelindung pada bagian Mercu.
b. Gejala Meander
Disebut meander jika sepanjang estimasinya sungai sebagai
satu kesatuan yang senantiasa bergerak, secara visual sungai berbelok-
belok mengikuti pola-pola tertentu. Dengan demikian gejala meander
pada sungai dapat menyebabkan tergerusnya kaki tanggul yang lambat
laun dapat menyebabkan jebolnya tanggul dan menimbulkan
malapetaka yang sangat besar.
d. Guna menekan biaya yang besar, maka trace nya ditempatkan pada
posisi arah luar alur, tetapi dengan memperhatikan lebar bantaran yang
memadaiuntuk menjaga kestabilan kaki tanggul yang terdapat
dibelakang Mercu perkuatan nya.
Gebalan Rumput
Gebalan rumput sangat umum dipakai sebagai pelindung
lereng guna melindungi lereng tanggul dari hempasan air hujan agar
tidak terjadi erosi atau longsoran dan terhadap arus sungai agar tidak
terjadi gerusan.
Pasangan Batu
Pasangan batu adalah pelindung lereng atau tebing dari
pasangan batu biasanya paling murah jika dibandingkan dengan jenis
pelindung lainnya.Apabila pada sungai yang bersangkutan terdapat
batu yang mencukupi.
ditancapkan tanpa kisi atas, pagar dibuat dan selanjutnya batu pecah
sebagai pemberat dituang di atas lapisan tersebut.
6. Blok Beton
Konsolidasi pondasi jenis ini blok beton (concrete block
consolidation of foundation) biasanya dengan pengecoran setempat
dengan satu dengan lainnya dirangkai dengan kawat baja, sehingga
merupakan satu kesatuan (merupakan hamparan) yang flexible dan
dapat mengikuti perubahan permukaan dasar sungai serta mencegah
hanyut terbawa arus sungai.
b. Ambang Bertangga
Pasangan kayu biasanya digunakan untuk pondasi ambang
bertangga dan karena tidak tahan lama disarankan papar, kayu tersebut
diganti dengan balok beton.Berdasarkan pengalaman konstruksi
ambang bertangga umumnya dipergunakan pada sungai-sungai dangkal
yang dasarnya terdiri dari kerikil dan perlindungannya dibuat dari
pasangan batu kosong dengan ketinggian 1,0 – 2,0.
b. Dinding Papan
Menunjukkan cara pemasangan dinding papan (plank hurdle)
sebagai pelindung perkuatan lereng dengan pancangan tiang-tiang kayu
atau beton pada jarak antara 1,0-1,5 m dan kemudian pada tiang-tiang
tersebut dipasang papan kayu atau pelat beton cetak dan selanjutnya
kerikil urug atau bahan-bahan semacam itu diurugkan dibelakangnya.
c. Bangunan Kisi
Pelindung kaki perkuatan lereng dengan konstruksi bangunan
kisi (crib work) cukup rumit, berfungsi pula sebagai konsolidasi
pondasi. Akan tetapi pada sungai-sungai yang dasarnya terdiri dari batu
dan pemancangan sangat sulit dilaksanakan, maka tipe ini cukup dapat
diandalkan.
a. Menentukan Potongan-Potongan
Potongan-potongan dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
R 0 = R1 + B
Rp = Ro (½ B)
θ
.2.π.R
R1 = 360
Untuk rumus K dan Rumus Euler, syarat : K 0,7
b
K = R C 0,7
Untuk Beda Tinggi (H) dalam tikungan :
v 2 Ln×R 0
×
H = g R1
Koreksi :
v2 b
k×
H = 2 g dimana : k = R C ………. 0,7 (Aman)
Dimana :
V = Kecepatan rata-rata (Buku PPS hal 126)
G = Gaya Gravitas (9,81 m/dt2)
24×
( h×θ
R )
C ( C C ))
2
(
× + 2S
2
2
C=
81
γ
1+
Dimana koefisien Chesy = C = RC
Keterangan :
H = Tinggi rata-rata air
C = Koefisien Chesy
Dimana :
L = Panjang sungai dari hulu sampai ke lokasi bangunan perkuatan
Lereng
V =Kecepatan perlambatan banjir
H= Perbedaan elevasi antara sungai dan perkuatan lereng
F×R× A
360
Q0 =
R Max
( )
2
24
× 3
24 tC
R=
Dimana :
Dimana :
B =Lebar Atas Sungai
= Koefisien Pengaliran
QP=Debit Rencana (m3/dt)
A
P
R=
√ m2 +1
P = b + 2h
A = (b + m.h)h]
Q=V.A
Dimana :
V = Kecepatan Arus Rata-Rata (m/dtk)
R = Jari-jari Hidrolis (m)
A = Luas Potongan Lintang (m2)
P = Keliling Basah Sungai (m)
n = Koefisien Manning
b = Lebar Sungai (m)
m = Kemiringan Talud
I = Kemiringan Hidrolik
Dimana :
Z1 = Elevasi Bangunan
Z2 = Elevasi air pada sumbernya
H1
H2 = Tinggi Muka air maksimum dan minimum
V = Kecepatan Aliran
L = Panjang Sungai yang akan dibangunkan perkuatan lereng