Anda di halaman 1dari 10

Sejarah[sunting 

| sunting sumber]

Di Arab, lima ribu tahun yang lalu sebuah kawah gunung berapi yang sudah tidak aktif

digunakan sebagai waduk oleh petani untuk penampungan air irigasi mereka. [6] Iklim

kering dan kelangkaan air di India memunculkan inovasi pengelolaan sumber daya

airseperti pembangunan waduk di Girnar pada 3000 SM.[7]

Pembangunan waduk buatan[sunting | sunting sumber]

Pembangunan waduk buatan sendiri umumnya dilakukan di lahan yang bebas dari

jangkauan warga ataupun jauh dari kawasan keramaian. Namun, setelah selesai, fungsi

waduk ini dapat digunakan untuk menarik wisatawan ataupun menjadi objek wisata.

Waduk ini biasanya dibangun mengunakan semen dibagian sisi waduk.

Iklim kering dan kelangkaan air di India menyebabkan perkembangan awal teknik

pengelolaan air, termasuk pembangunan waduk di Girnar pada 3000 SM.[8] Danau

buatan yang dibuat pada abad ke-5 SM telah ditemukan di Yunani kuno.[9]

Kegunaan[sunting | sunting sumber]

Penyedia air langsung[sunting | sunting sumber]

Banyak sungai yang dibendung dan kebanyakan bagian sisi waduk digunakan untuk

menyediakan pakan air baku instalasi pengolahan air yang mengirim air minum melalui

pipa-pipa air. Waduk tidak hanya menahan air sampai tingkat yang dibutuhkan, waduk

juga dapat menjadi bagian pertama dalam proses pengolahan air. Waktu ketika air

ditahan sebelum dikeluarkan dikenal sebagai waktu retensi. Ini merupakan salah satu

fitur desain yang memudahkan partikel dan endapan lumpur untuk mengendap seperti
ketika melakukan perawatan biologi alami menggunakan alga, bakteri,

dan zooplankton yang hidup secara alami dengan air.

Namun, proses alami limnologis dalam danau beriklim sedang menghasilkan stratifikasi

suhu di dalam badan air yang cenderung membagi kedalam beberapa elemen

seperti mangan dan fosfor kedalam air anoxic dingin selama bulan musim panas.

Dalam musim gugur dan musim dingin danau menjadi bercampur lagi secara penuh.

Selama kondisi kekeringan, danau kadang perlu menarik ke bawah air dingin dan

terutama meningkatkan kadar mangan yang menyebabkan masalah dalam pengolahan

air.[10]

Hidroelektrisitas[sunting | sunting sumber]

Bendungan Hidroelektrisitas dalam bagian silang.

Sebuah waduk membangkitkan hidroelektrisitas termasuk turbin air yang terhubung

dengan penahan badan air dengan pipa berdiameter besar. Turbin ini membangkitkan

perangkat yang mungkin berada pada dasar bendungan atau lainnya yang jauh

jaraknya. Beberapa waduk menghasilkan hidroelektrisitas menggunakan pompa yang

diisi ulang seperti waduk tingkat tinggi yang diisi dengan air menggunakan pompa

elektrik berkinerja tinggi pada waktu kerika permintaan listrik rendah dan kemudian

menggunakan air yang tersimpan untuk membangkitkan elektrisitas dengan melepas air
yang tersimpan kedalam waduk tingkat rendah ketika permintaan listrik tinggi. Sistem

seperti ini disebut skema pump-storage.[11]

Kontrol sumber daya air[sunting | sunting sumber]

Waduk bisa digunakan dengan berbagai cara untuk mengontrol aliran air melalui

saluran ke hilir.

 Suplai air ke hilir - Air bisa dilepaskan dari waduk yang lebih tinggi sehingga

bisa disaring menjadi air minum di daerah yang lebih rendah, kadang bahkan

ratusan mil lebih rendah dari waduk tersebut.

 Irigasi - Air di waduk untuk irigasi bisa dialirkan ke jaringan sejumlah kanal untuk

fungsi pertanian atau sistem pengairan sekunder. Irigasi juga bisa didukung oleh

waduk yang mempertahankan aliran air yang memungkinkan air diambil untuk

irigasi di bagian yang lebih rendah dari sungai.[12]

 Kontrol banjir - juga dikenal sebagai atenuasi atau penyeimbangan waduk,

waduk sebagai pengendali banjir mengumpulkan air saat terjadi curah hujan tinggi,

dan perlahan melepaskannya selama beberapa minggu atau bulan. Beberapa dari

waduk seperti ini dibangun melintang tehadap aliran sungai dengan aliran air

dikontrol melalui orrifice plate. Saat aliran sungai melewati kapasitas orrific plate di

belakang waduk, air akan berkumpul di dalam waduk. Namun saat aliran air

berkurang, air di dalam waduk akan dilepaskan secara perlahan sampai waduk

tersebut kembali kosong. Dalam beberapa kasus waduk hanya berfungsi beberapa

kali dalam satu dekade dan lahan di dalam waduk akan difungsikan sebagai tempat

rekreasi dan berkumpulnya komunitas. Generasi baru dari bendungan penyeimbang


dikembangkan untuk mengatasi konsekuensi perubahan iklim, yang disebut Flood

Detention Reservoir (waduk penahan banjir). Karena waduk seperti ini bisa menjadi

kering dalam waktu yang sangat lama, maka bagian intinya yang terbuat dari tanay

liat terpengaruh dan mengurangi kekuatan strukturnya. Karena itu kini mulai

dikembangkan penggunaan material daur ulang untuk menggantikan tanah liat.

 Kanal-kanal - Di tempat-tempat yang tidak memungkinkan aliran air alami

dialirkan ke kanal, waduk dibangun untuk menjamin ketersediaan air ke sungai.

Contohnya saat kanal dibangun memanjat melintasi barisan perbukitan untuk

sarana transportasi lock.[13]

Waduk Kupferbach untuk kepentingan rekreasi di Aachen,Jerman.

 Rekreasi - Air bisa dilepaskan dari waduk untuk menciptakan atau meperkuat air

bersih untuk olahraga kayak ataupun olahraga air lainnya[14]. Di sungai yang

dipenuhi salmon seperti di Inggris, air secara khusus dilepaskan untuk mendorong

aktivitas migrasi ikan dan menghasilkan variasi ikan bagi para pemancing.

Penyeimbang aliran[sunting | sunting sumber]


Waduk bisa digunakan untuk menyeimbangkan aliran air di tempat yang

manajemennya sangat maju, dengan menampung air saat aliran air deras dan

melepaskannya kembali saat aliran melambat. Untuk bisa menjalankan fungsi ini tanpa

campur tangan pompa, waduk membutuhkan pengendalian secara hati-hati melalui

pintu air di bendungan.

Saat badai besar datang, petugas waduk akan menghitung volume air yang akan

bertambah selama badai ke waduk. Jika badai diramalkan akan melewati kapasitas

waduk, air akan segera dilepaskan perlahan sebelum dan selama badai. Jika

pengaturan dilakukan dengan akurat, maka badai besar tidak akan membuat waduk

meluap dan daerah hilir tidak akan mengalami kerusakan besar akibat banjir.

Perkiraan cuaca yang akurat sangat dibutuhkan agar petugas waduk bisa membuat

perencanaan yang tepat untuk mengosongkan waduk saat hujan lebat terjadi.

Dalam Banjir Queensland 2010-2011, petugas waduk menyalahkan perkiraan cuaca.

Contoh waduk yang manajemennya cukup maju adalah Burrendong Dam di Australia

dan Llyn Tegid di North Wales. Llyn Tegid adalah danau alami yang ketinggian

permukaan airnya ditingkatkan dengan dinding rendah dan diisi dengan aliran Sungai

Dee atau dilepaskan tergantung kondisi sebagai bagian dari pengaturan Sungai Dee.

Mode operasi seperti ini adalah bentuk dari sistem kapasitansi hidraulis dari sungai

tersebut.

Rekreasi[sunting | sunting sumber]
Waduk Ria Rio sebagai salah satu waduk taman, tempat rekreasi di Jakarta

Badan air yang tercipta karena waduk sering kali bisa memfasilitasi rekreasi seperti

pemancingan, kapal boat, dan aktivitas lainnya. Aturan-aturan khusus bisa diterapkan

untuk alasan keamanan dan melindungi kualitas air dan ekologi di daerah sekitarnya.

Banyak waduk kini mendukung dan mendorong rekreasi yang lebih informal dan tidak

terlalu berstrukur seperti sejarah alam, pengamatan burung, lukisan lanskap, jalan kaki

dan hiking, serta juga sering memberikan papan informasi dan materi interpretasi untuk

penggunaan manfaat secara lebih bertanggung jawab.

Keamanan[sunting | sunting sumber]

Di beberapa negara besar, waduk diatur dalam perundang-undangan.[15][16]

Banyak usaha yang dilakukan untuk memperbaiki titik terlemah dari suatu bendungan,

namun tujuan ini hanya meminimalisasi air yang tidak terkendali. Waduk yang tidak kuat

konstruksinya akan menyebabkan air membanjiri seluruh wilayah di sekitar bendungan

dengan arus yang kuat dan menimbulkan korban jiwa, seperti yang terjadi di Llyn

Eigiau yang menewaskan 17 orang[17] atau Waduk Situ Gintung yang menewaskan 100

orang sementara 902 orang harus mengungsi[18] dan 100 orang hilang.[19]

Perubahan lingkungan[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan keadaan, waduk dibuat untuk generasi hidro-elektrik juga dapat

mengurangi atau menambah produksi bersih dari gas rumah


kaca. Peningkatannya dapat terjadi jika terdapat pembusukan material tumbuhan di

daerah banjir di anaerobik melepaskan lingkungan (metana dan karbon dioksida).

Siswa dari Institut Nasional untuk penelitian dari Amazon menemukan bahwa waduk

hidroelektrik melepas karbondioksida dalam jumlah besar akibat membusuknya pohon-

pohon yang telah tumbang di waduk, khususnya selama dekade pertama setelah

penutupan.[20] Hal ini membuat dampak pemanasan global dari bendungan meningkat

jauh lebih tinggi daripada pembangkit listrik yang menghasilkan kekuatan yang sama

dari bahan bakar fosil.[20] Menurut laporan World Commission on Dams, ketika

bendungan relatif besar, emisi gas rumah kaca dari reservoir bisa lebih tinggi daripada

pembangkit listrik berbahan bakar minyak konvensional.[21] Sebagai contoh, pada tahun

1990, dampak impoundment di balik Balbina Dam di Brasil (diresmikan pada 1987)

pada pemanasan global 20 kali lebih besar dari pembangkit listrik yang menghasilkan

kekuatan yang sama dari bahan bakar fosil.[20]

Limnologi[sunting | sunting sumber]

Sebenarnya banyak kemiripan dari sudut pandang limnologi antara waduk dengan

danau untuk ukuran yang sebanding. Hanya saja tetap ada perbedaan signifikan di

antara keduanya[22]. Banyak waduk memiliki perbedaan akibat variasi ketinggian air

sehingga membuat beberapa daerah tidak digenangi air atau sama sekali kekeringan

dalam rentang waku yang signifikan. Hal ini sangat membatasi produktivitas atau

margin air sehingga akhirnya membatasi pula jenis spesies yang mampu bertahan di

kondisi tersebut.

Waduk di dataran tinggi cenderung memiliki umur residensi lebih singkat dibanding

danau alami, sehingga mengalami siklus nutrisi yang lebih cepat melalui badan airnya
sehingga lebih mudah lenyap dari sistem. Hal ini sering dianggap sebagai sumber

selisih perhitungan antara kandungan kimiawi air dengan kandungan biologisnya,

dengan kecenderungan komponen biologisnya lebih mampu bergantung kepada

kondisi kandungan rendah nutrisi (oligotroph) dibanding yang seharusnya terjadi dalam

perhitungan kimiawi.

Sementara sebaliknya, waduk di dataran rendah mengumpulkan air dari sungai-sungai

yang telah kaya dengan nutrisi yang memperlihatkan karakteristik eutrofis yang tinggi

dan sistem biologisnya memiliki kesempatan yang besar untuk mmanfaatkan kekayaan

nutrisi yang ada.

Waduk yang dalam dengan menara penyedot berketinggian berbeda bisa melepaskan

air dingin dari kedalaman ke arah hilir sehingga secara signifikan mengurangi

bagian hypolimnion dari air. Hal ini akan mengurangi konsentrasi fosforus yang

dilepaskan saat pencampuran yang terjadi setiap tahun, dan akhirnya mengurangi

produktivitas.

Dinding bendungan di bagian depan waduk berlaku sebagai sudut tajam (knickpoint)

dari jatuhnya air sehingga pengikisan dan pengendapan adalah dampak yang terjadi di

bagian bawah dinding.

Seismisitas[sunting | sunting sumber]

Proses pengisian (pembendungan) waduk sering dikaitkan dengan reservoir-triggered

seismicity (RTS) sebagai kejadian gempa yang terjadi di sekitar dinding waduk atau di

dalam waduk pada masa lalu. Kejadian ini dapat dipicu oleh pengisian atau operasi

waduk tersebut dan jarang terjadi jika dibandingkan dengan jumlah waduk di seluruh
dunia. Dari 100 kejadian yang tercatat, contoh-contoh yang terjadi pada masa lalu

antara lain Marathon Dam di Yunani (1929) sedalam 60 m (197 kaki) dan Hoover Dam

di AS (1935) sedalam 221 m (725 kaki).

Kebanyakan kejadian gempa ini terjadi di bendungan besar danhanya menghasilkan

getaran kecil. Hanya empat kejadian tercatat di atas 6.0-magnitude (Mw) yaitu Koyna

Dam di India yang terdaftar Mw of 6.3, sedalam 103 m (338 kaki), begitu juga dengan

Kremasta Dam di Yunani 120 m (394 kaki) tercatat sebanyak 6.3-Mw. Yang besar

lainnya adalah Kariba Dam di Zambia sedalam 122 m (400 kaki) pada 6.25-Mw dan

Xinfengjiang Dam di China 105 m (344 kaki) pada 6.1-Mw. Kebanyakan sengketa yang

muncul ketika RTS terjadi adalah akibat kekurangan pengetahuan hidrogeologi pada

saat gempa-gempa tersebut terjadi. Bagaimanapun, disepakati bahwa infiltrasi air ke

dalam pori-pori dan berat struktur waduk memang berkontribusi pada pola RTS.

Syarat terjadinya RTS adalah adanya struktur pemicu seismik di dekat bendungan atau

waduk dan struktur tersebut yang hampir gagal. Sebagai tambahan, air harus dapat

menginfiltrasi stratum dari sebuah deep rock karena sruktur sebuah waduk dengan

kedalaman 100 m (328 kaki) pun sebenarnya hanya menghasilkan sedikit dampak

ketika dibandingkan bobot mati sebuah batu pada crustal stress field yang dilokasikan

pada kedalaman 10 km (6 mi) atau lebih.

Iklim mikro[sunting | sunting sumber]

Waduk dapat mengubah iklim mikro lokal, meningkatkan kelembaban dan mengurangi

temperatur yang ekstrem khususnya di daerah kering. Efek seperti ini pernah diklaim

oleh sejumlah perkebunan anggur di Australia karena dianggap dapat meningkatkan

kualitas produksi anggur.


Daftar waduk[sunting | sunting sumber]

 Danau Nasser[23]

Berikut adalah contoh beberapa waduk yang terdapat di Indonesia:

 Waduk Pacal

 Waduk Gondang

 Waduk Bunder

 Waduk Widas

 Waduk Pluit, Pluit, Jakarta

 Waduk Barat, Jakarta

 Waduk Grogol, Jakarta

 Waduk Ria Rio, Pulogadung, Jakarta

 Waduk Cengkareng, Jakarta

 Waduk Hankam, Jakarta

 Waduk Jelambar, Jakarta

 Waduk Kali Deres, Jakarta

 Waduk Meruya, Jakarta

 Situ Babakan, Jakarta

 Waduk Brigif, Jakarta

 Waduk Jati Luhur, Purwakarta

Anda mungkin juga menyukai