A. Latar Belakang
Perkuatan lereng merupakan salah satu hal yang penting dalam teknik penanganan
sungai, terutama sungai-sungai yang memiliki kecuraman lereng yang cukup besar ataupun
pengikisan oleh arus sungai yang kuat. Untuk dapat melakukan penanganan yang tepat untuk
kedepannya, maka pemahaman mengenai perkuatan lereng perlu dimiliki oleh para
mahasiswa Teknik Sipil.
B. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah dengan pokok bahasan Perkuatan Lereng ini yaitu untuk
memenuhi tugas yang telah diberikan pada matakuliah Rekayasa Sungai dan untuk untuk
membantu mahasiswa memahami tentang perkuatan lereng pada sungai dengan bagian-
bagian khusus seperti :
Perkuatan Lereng
Teori stabilitas lereng pada dasarnya adalah teori mekanika gerak suatu benda yang
terletak pada bidang miring, dimana benda yang menjadi objek tinjauan adalah butir-
butir tanah. Untuk mencegah terjadinya longsoran, maka dibangunlah sebuah
bangunan perkuatan lereng.
Perkuatan ini dibangun pada permukaan lereng tanggul dengan maksud untuk
melindunginya dari gerusan arus sungai. Konstruksi yang kuat perlu dibangun pada tanggul
tanggul yang sangat dekat dengan tebing alur sungai apabila diperkirakan terjadi pukulan air
(water hummer) yang cukup kuat dan dapat membahayakan saat permukaan air sungai
mencapai titik maksimum.
Perkuatan lereng menerus ini dibangun pada lereng tanggul dan tebing sungai
secara menerus (pada bagian sungai yang tidak ada bantaranya).
Berbagai macam bahan pelindung baik yang alami maupun yang buatan digunakan untuk
konstruksi untuk perlindungan lereng, ada beberapa jenis perlindungan lereng berdasarkan
bahan pelindung lereng, yaitu :
1. Gebalan rumput merupakan suatu perlindungan lereng yang umum digunakan untuk
melindungi tanggul dari hempasan air hujan agar tidak terjadi erosi atau gusuran dari
rumput.
2. Hamparan anyaman dahan willow merupakan penahan sungai yang cocok untuk
arus sungai yang tidak deras dengan kemirinagn lereng yang lebih landai dari 1:2 dari
anyaman dahan willow.
3. Hamparan anyaman berisi batu merupakan perkuatan lereng yang digunakan pada
bagian sungai yang senantiasa terjadi pukulan air tetapi arusnya tidak deras.
4. Bronjong kawat silinder merupakan batu kali yang didapat dari sungai atau batu
belah dapat ditempatkan di atas permukaan lereng yang akan dilindungi, kelebihan dari
bronjong kawat selinder adalah kekasarannya yang tinggi, fleksibel, dapat dikerjakan
dengan cepat dan cukup ekonomis terutama untuk pelindung lereng secara darurat atau
sementara.
7. Pasangan blok beton merupakan perlindungan lereng yang tebuat dari pasangan
blok-blok beton yang telah dibuat sebelumnya.
8. Perkerasan dengan beton merupakan perkuatan lereng dengan beton yang dicorkan
langsung pada lereng sungai yang telah disiapkan tulangannya. Dan petakan-petakan ini
dibatasi dengan beton bertulang.
Ada beberapa hal yang penting dalam pertimbangan dan perencanaan perkuatan
lereng, hal-hal tersebut juga merupakan tahapan yang sistematis agar perkuatan lereng ini
dapat berfungsi sebagaimana mestinya setelah dibangun.
Proses perubahan alur sungai dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
perubahahan menyeluruh dan perubahan setempat. Perubahan- perubahan setempat adalah
gejala longsor tebing sungai, pembentukan gosong- gosong pasir, pengendapan-pengendapan
pada belokan dalam dan gerusan pada belokan luar serta perpindahan mendadak alur sungai.
2. Gejala meander
Gejala meander dapat menyebabkan tergogosnya kaki tanggul yang lambat laun dapat
menjebolkan tanggul dan menimbulkan malapetaka yang besar.
Agar dapat dicapai kondisi sungai yang stabil haruslah direncanakan suatu trase alur
sungai dengan belokan-belokan yang tidak terlalu tajam, dengan panjang dan amplitudo
tertentu. Selanjutnya dapat ditetapkan trase perkuatan lereng pada lereng tanggul, tebing
sungai dan lain-lain dengan segala perlengkapannnya seperti pondasi, pelindung pondasi, dan
krib-krib.
3. Rencana trase perkuatan lereng
Rencana trase perkuatan lereng didasarkan pada: karakteristik sungai dan data yang tercatat
serta pangalaman di masa yang lalu
Untuk menetapkan metode pelaksanaan yang cocok dengan kondisi setempat, maka
diperlukan suatu investigasi yang lengkap dan teliti.
Trase perkuatan lereng supaya direncanakan dengan kurva yang sebesar mungkin.
Trase perkuatan tebing alur sungai agar dapat ditempatkan lebih ke belakang.
Penempatannya sebaiknya pada bagian-bagian tebing atau tanggul yang dapat tergerus
dan bagian-bagian yang dapat terjadi pukulan air.
Pada sungai-sungai yang sempit biasanya dibangun pada seluruh bagian sungai karena
sangat sulit menentukan lokasi pukulan air di sungai-sungai yang sempit.
Pada sungai-sungai dengan penampang ganda, perkuatan lereng hanya dibuat pada tebing
alur sungai, dan pada umumnya tanpa perkuatan lereng tanggul.
Panjang perkuatan lereng ditetapkan secara empiris dan haruslah diperhatikan adanya
tambahan-tambahan panjang secukupnya pada saat menetapkan panjang rencana
final.
Untuk daerah yang memiliki banyak batuan, maka biaya pembuatan dirasakan lebih
ekonomis
Batuan dirasakan lebih tahan dan dengan mengandalkan gaya berat posisinya dapat
menetap dengan sedikit atau tanpa mempengaruhi nilai perlindungan pada mereka.
Pembuatan turab
A. Kesimpulan
B. Saran