Anda di halaman 1dari 34

30

BAB II
TOPIK BAHASAN

A. Latar Belakang Pemilihan Topik

Metode penambangan konvensional merupakan metode yang di

terapkan pada pit 3 Timur Banko Barat. Untuk mendapatkan pencapaian target

produksi pengupasan Overburden yang sudah direncanakan, diperlukan

pengkajian tentang keperluan produksi dan jumlah peralatan yang digunakan.

Penelitian ini mengangkat topik tentang “Kajian operasional penambangan

menggunakan shovel elektrik pada pengupasan Overburden di Pit 3 Timur

Banko Barat PT. Bukit Asam (Persero), Tbk.”.

Dalam operasi penambangan di lokasi Pit 3 Timur Banko Barat PT.

Bukit Asam (Persero), Tbk. menggunakan metoda penambangan terbuka

dengan penggunaan alat elektrifikasi untuk pembongkaran dan pengangkutan

overburden ke disposal area.

Alat gali muat yang digunakan di Pit 3 Timur yaitu Excavator

Komatsu PC 3000 dengan kapasitas bucket 12-16 m3 yang dikombinasikan

dengan alat angkut HD Belaz 75135 dengan kapasitas bucket 52,2 m3.

Penggunaan alat shovel elektrik ini baru penerapannya di PT. Bukit

Asam (Persero), Tbk. dan masih menjadi satu-satunya yang ada di Indonesia

karena baru PT. Bukit Asam (Persero), Tbk. sendiri yang menggunakan alat

jenis ini.
31

B. Kajian Teoritis
1. Metode Penambangan
Metode penambangan secara umum terbagi menjadi dua macam

antara lain tambang terbuka (surface mining) dan tambang dalam

(underground mining). Tambang terbuka biasanya dilakukan dengan cara

pengupasan overburden atau lapisan tanah penutup untuk mendapatkan

material yang telah direncanakan sebagai target produksi. Pada surface

mining, semua aktifitasnya berhubungan langsung dengan udara luar.

Sedangkan underground mining dilakukan tanpa berhubungan langsung

dengan udara luar.


Pemilihan kedua metode tersebut diatas yaitu berdasarkan dari

tingkat teknis yang ada saat ini dan keekonomisan bahan galian tersebut

apabila dilakukan penambangan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi

keekonomisan suatu penambangan salah satunya adalah besaran biaya

operasi penambangan untuk melakukan kegiatan produksi. Produksi

merupakan banyaknya material yang dapat dipindahkan atau digali

persatuan waktu. Produktivitas adalah jumlah produksi peralat. Kapasitas

alat adalah jumlah material yang dapat diisi, dimuat atau diangkut oleh

suatu alat. Pabrik pembuatan alat akan memberikan spesifikasi unit alat

termasuk kapasitas teoritisnya.


Dalam perhitungan jumlah material umumnya dinyatakan dalam

volume aslinya ditempat (insitu), walaupun yang diangkut atau dimuat

sebenarnya adalah material lepas (loose). Ada tiga bentuk volume material

yaitu bank cubic meter (BCM), loose cubic meter (LCM), compacted

cubic meter (CCM).


32

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kelancaran dari suatu

proses operasi penambangan yaitu:


a. Kondisi cuaca
b. Ketersediaan alat
c. Efisiensi Operator
d. Keadaan lapangan
e. Efisiensi kerja

Overburden adalah lapisan tanah bagian atas yang terdiri dari

lapisan humus yang diangkut ke tempat penimbunan yang telah ditetapkan

sehingga kelak dapat digunakan lagi untuk lahan reklamasi.

Berdasarkan cara penambangan yang di lakukan ada beberapa cara

pembuangan OB yang sesuai untuk tambang terbuka yaitu:

a. Back Filling yaitu menimbun kembali tempat-tempat bekas penggalian

yang sudah diambil bahan galian nya.


b. Benching System yaitu pengupasan Overburden dengan sistem jenjang,

sistem ini cocok untuk tanah penutup yang tebal dan bahan galian atau

lapisan batubara yang tebal.


c. Multi Bucket Excavator System yaitu pembuangan tanah penutup ke

tempat yang sudah digali batubaranya atau ketempat pembuangan

khusus. Cara pengupasan ini mirip dengan cara Bucket Wheel

Excavator (BWE), cocok untuk tanah penutup yang materialnya lunak

dan tidak lengket.


d. Drag Scrapper System, cara ini biasanya langsung diikuti dengan

pengambilan bahan galian setelah tanah penutupnya dibuang, tetapi

bisa juga tanah penutupnya dihabiskan terlebih dahulu kemudian baru

bahan galiannya ditambang, cocok untuk tanah penutup yang

materialnya lunak atau lepas (loose).


33

e. Cara konvensional kombinasi alat gali (bulldozer), alat muat (track

loader), dan alat angkut (dump truck).


2. Tahapan Penambangan
Tahapan kegiatan penambangan batubara yang diterapkan untuk

tambang terbuka adalah sebagai berikut:


a. Persiapan
Kegiatan ini merupakan kegiatan tambahan dalam tahap

penambangan. Kegiatan ini bertujuan mendukung kelancaran

kegiatan penambangan. Pada tahap ini akan dibangun jalan tambang

(acces road), stockpile, dll.


b. Pembersihan lahan (land clearing)
Kegiatan yang dilakukan untuk membersihkan daerah yang

akan ditambang mulai dari semak belukar hingga pepohonan yang

berukuran besar. Alat yang biasa digunakan adalah bulldozer ripper

dan dengan menggunakan bantuan mesin potong chainsaw untuk

menebang pohon dengan diameter lebih besar dari 30 cm.


c. Pengupasan Tanah Pucuk (top soil)
Maksud pemindahan tanah pucuk adalah untuk

menyelamatkan tanah tersebut agar tidak rusak sehingga masih

mempunyai unsur tanah yang masih asli, sehingga tanah pucuk ini

dapat digunakan dan ditanami kembali untuk kegiatan reklamasi.

Tanah pucuk yang dikupas tersebut akan dipindahkan ke tempat

penyimpanan sementara atau langsung di pindahkan ke timbunan.

Hal tersebut bergantung pada perencanaan dari perusahaan.


d. Pengupasan Tanah Penutup (stripping overburden)
Bila material tanah penutup merupakan material lunak (soft

rock) maka tanah penutup tersebut akan dilakukan penggalian bebas.

Namun bila materialnya merupakan material kuat, maka terlebih


34

dahulu dilakukan pemboman lingkaran dengan peledakan (blasting)

kemudian dilakukan kegiatan penggalian. Peledakan yang

akan dilakukan perlu dirancang sedemikian rupa hingga sesuai

dengan produksi yang diinginkan.


e. Penimbunan Tanah Penutup (overburden removal)
Tanah penutup dapat ditimbun dengan dua cara yaitu back

filling dan penimbunan langsung. Tanah penutup yang akan dijadikan

material back filling biasanya akan ditimbun ke penimbunan

sementara pada saat tambang baru dibuka.

f. Penambangan Batubara (coal getting)


Untuk melakukan penambangan batubara (coal getting) itu

sendiri, terlebih dahulu dilakukan kegiatan coal cleaning. Maksud

dari kegiatan coal cleaning ini adalah untuk membersihkan pengotor

yang berasal dari permukaan batubara (face batubara) yang berupa

material sisa tanah penutup yang masih tertinggal sedikit, serta

pengotor lain yang berupa agen pengendapan (air permukaan, air

hujan, longsoran). Selanjutnya dilakukan kegiatan coal getting

hingga pemuatan ke alat angkutnya. Untuk lapisan batubara yang

keras, maka terlebih dahulu dilakukan penggaruan.


g. Pengangkutan Batubara (coal hauling)
Setelah dilakukan kegiatan coal getting, kegiatan lanjutan

adalah pengangkutan batubara (coal hauling) dari lokasi tambang

(pit) menuju stockpile atau langsung ke unit pengolahan.


h. Pengupasan parting (parting removal)
35

Parting batubara yang memisahkan dua lapisan atau lebih

batubara perlu dipindahkan agar tidak mengganggu dalam

penambangan batubara.
i. Back filling (dari tempat penyimpanan sementara)
Tanah penutup maupun tanah pucuk yang sebelumnya

disimpan di tempat penyimpanan sementara akan diangkut kembali

ke daerah yang telah tertambang (mined out). Kegiatan ini

dimaksudkan agar pit bekas tambang tidak meninggalkan lubang

yang besar dan digunakan untuk rehabilitasi lahan pasca tambang.


j. Perataan dan Rehabilitasi Tanah (spreading)
Terdiri dari pekerjaan penimbunan, perataan, pembentukan,

dan penebaran tanah pucuk diatas disposal overburden yang telah di

back filling, agar daerah bekas tambang dapat ditanami kembali

untuk pemulihan lingkungan hidup (reclamation).


k. Penghijauan (reclamation)
Merupakan proses untuk penanaman kembali lahan bekas

tambang, dengan tanaman yang sesuai atau hampir sama seperti pada

saat tambang belum dibuka.


l. Kontrol (monitoring)
Kegiatan ini ditujukan untuk pemantauan terhadap aplikasi

rencana awal penambangan. Kontrol akan dilakukan terhadap lereng

tambang, timbunan, ataupun lingkungan, baik terhadap pit yang

sedang aktif maupun pit yang telah ditambang.

Article I. Peralatan Mekanis

Alat-alat mekanis yang sering digunakan pada operasi pemindahan

tanah pada bidang pertambangan antara lain:

a. Alat dorong
36

Bulldozer merupakan alat dorong yang paling umum digunakan,

dapat juga dikategorikan sebagai alat gali angkut jarak pendek.

Kemampuan Bulldozer antara lain:

1) Membabat atau menebas

Yaitu pekerjaan pembersihan tempat kerja dari semak-semak,

pohon-pohon besar kecil, sisa pohon yang sudah ditebang.


2) Pusher Loading
Yaitu membuang bagian tanah atau batuan yang menghalangi

pekerjaan. Untuk membantu Scraper dalam mengisi muatannya pada

lapisan tanah kohesif. Bantuan itu diperlukan untuk menambah

power agar diperoleh kecepatan mengisi yang lebih singkat dan

scraper terisi penuh (Heaped Load).

Sumber: dukomentasi penulis


Gambar 10. Bulldozer

3) Menyebarkan material
Untuk menyebarkan material tanah ke tempat-tempat tertentu

dengan tebal yang dikehendaki.


37

4) Menimbun kembali

Pekerjaan menimbun kembali terhadap bekas lubang-lubang

galian seperti menutupi saluran air, menimbun lubang pondasi

atau tiang penyangga bangunan-bangunan besar.

5) Trimming dan sloping


Pekerjaan pembuatan kemiringan tertentu pada suatu tempat,

seperti tanggul, dam, kanal-kanal besar, tepi jalan raya.


6) Penggerus atau Pemberai
Ini dilakukan khusus bulldozer yang memiliki shank ripper

seperti D155, D375, D8R, D9R dan lain-lain.

b. Alat Gali-muat

Berdasarkan cara pengendalian atau pemuatannya, excavator

digolongkan dalam dua tipe yaitu front shovel (penggalian dengan

bucket mengarah ke depan) dan excavator (penggalian dengan bucket

mengarah ke belakang). Adapun cara pengoperasian excavator dan

loading shovel yaitu:

1) Excavator
a) Mampu menggali material pada berbagai kondisi (loading di

floor, Channel, dan Roof)


b) Manuver lebih mudah
c) Dapat beroperasi dengan areal kerja lebih sempit
d) Pada kelas yang sama, back hoe mempunyai jangkauan gali ke

atas dan ke bawah lebih besar dari pada shovel.


e) Ukuran bucket lebih kecil dibanding shovel untuk ukuran mesin

yang sekelas
f) Sistem operasi: Alat muat diposisikan lebih tinggi dari alat

angkut.
2) Loading back hoe atau shovel
38

Gambar 11. Alat Gali/Muat (Excavator) Back Hoedan Loading


Shovel

Gambar 12. Excavator Loading Shovel Komatsu PC 3000

Adapun fungsi dari alat loading adalah:

a) Digunakan umumnya untuk material blasting


b) Diperlukan kondisi operasi terbatas (luas dan rata)
c) Dapat menangani ukuran material boulder
d) Mempunyai ukuran bucket lebih besar
e) Dalam operasional memerlukan alat tambahan bulldozer
f) Sistem operasional: Alat muat dan dump truck diposisikan pada

lantai kerja yang sama.


c. Alat Angkut

Digunakan untuk pengangkutan jarak dekat dan sedang. Karena

kecepatannya yang tinggi (kondisi jalan bagus), maka dump truck


39

memiliki kapasitas tinggi sehingga ongkos angkut per-ton material

rendah. Selain itu, dump truck bersifat fleksible artinya dapat dipakai

untuk mengangkut bermacam-macam barang dengan berat muatan yang

berubah-ubah.

Gambar 13. Dump Truck HD Belaz.

Penggolongan dump truck:

1) Berdasarkan tenaga penggerak:

a) Front wheel drive (tenaga penggerak pada roda depan), lambat

dan ban cepat aus.

b) Rear wheel drive (tenaga penggerak pada roda belakang),

merupakan tipe yang paling umum digunakan.

c) Four wheel drive, tenaga penggerak pada roda depan dan

belakang.

d) Double rear wheel drive, tenaga penggerak pada dua pasang roda

belakang.

2) Berdasarkan cara dumping


40

a) End dump, mengosongkan muatan ke belakang.

b) Side dump, mengosongkan muatan ke samping.

c) Bottom dump, mengosongkan muatan ke bawah.

Badan dump truck terbuat dari baja yang kuat dengan kapasitas

antara 5 sampai 40 ton. Pemilihan dump truck tergantung pada keadaan

tempat kerja dan letak tempat pembuangan material. Pemilihan dump

truck agak sukar, tetapi batas standar kapasitas minimum dari dump

truck kira-kira 4 sampai 5 kali kapasitas alat penggalinya.

3. Produktivitas Peralatan Mekanis


Menurut Rochmanhadi (2003), produktivitas adalah laju material

yang dapat dipindahkan atau dialirkan persatuan waktu (biasanya per

jam). Pemindahan material dihitung berdasarkan volume (m3 atau cuyd),

sedangkan pada batubara biasanya kapasitas produksi dalam ton.


Menurut Permana (2011), kemampuan produktivitas alat gali muat

merupakan besarnya produktivitas yang terpenuhi secara real oleh alat

gali muat berdasarkan pada kondisi yang dapat dicapai. Adapun faktor-

faktor yang mempengaruhi produktivitas alat, antara lain:


a. Sifat Material
Lapisan Tanah Penutup (Overburden) adalah semua lapisan

tanah/batuan yang berada di atas dan langsung menutupi lapisan

bahan galian berharga sehingga perlu disingkirkan terlebih dahulu

sebelum dapat menggali bahan galian berharga tersebut. Lapisan

tanah penutup (overburden) yang dapat ditemui umumnya

dikelompokkan menjadi beberapa sifat yaitu:


1) Material yang sangat mudah digali (sangat lunak)
41

Material yang mengandung sedikit air, misalnya pasir,

tanah biasa, kerikil, campuran pasir dengan tanah biasa, dan

material yang banyak mengandung air, misalnya pasir

lempungan, lempung pasiran, lumpur, dan pasir yang banyak

mengandung air (quick sand). Material ini dapat digali

menggunakan back hoe.


2) Material yang lebih keras (lunak)
Misalnya tanah biasa yang bercampur kerikil, pasir yang

bercampur dengan kerikil, pasir yang kasar. Material ini juga

masih dapat digali menggunakan back hoe.

3) Material yang setengah keras (sedang)


Misalnya batubara, shale (clay yang sudah mulai

kompak), batuan kerikil yang mengalami sementasi dan

pengompakan, batuan beku yang sudah mulai lapuk, dan batuan-

batuan beku yang mengalami banyak rekahan-rekahan. Material

ini agak sulit menggali langsung menggunakan backhoe sehingga

material harus di ripping terlebih dahulu.


42

(a) Material yang keras

Misalnya sandstone, limestone, slate, vulcanic tuff,

batuan beku yang mulai lapuk, mineral-mineral penyusun

batuan yang telah mengalami sementasi dan pengompakan.

Material ini di ripping terlebih dahulu atau langsung dengan

peledakan.

(b) Material sangat keras

Misalnya batuan-batuan beku dan batuan-batuan

metamorf, contohnya granit, andesit, slate, kwarsit, dan

sebagainya. Material ini di bongkar menggunakan metode

peledakan.

Karakteristik material dapat di lihat pada Tabel 4. Halaman 44

Tabel 4.Karakteristik Material


No. Jenis Material Keterangan
1. Material Sangat Lunak
- Pasir
- Tanah biasa Mudah digali, dapat
- Kerikil menggunakan back hoe
2. Material Lunak
- Pasir campur kerikil
- Pasir kasar Digali menggunakan back
- Tanah biasa campur hoe atau power shovel
3. Material setengah keras (sedang)
- Batubara Agak sulit menggunakan
- Batu beku yang lapuk back hoe sehingga harus di
- Shale ripping terlebih dahulu
- Kerikil yang mengalami sementasi
43

4. Material Keras
- Sandstone
- Limestone di-ripping terlebih dahulu
- Slate atau dengan peledakan
- Volcanic tuff
- Mineral penyusun batuan yang
mengalami pengompakan
5. Material Sangat Keras
- Batuan beku Tidak dapat digali dengan
- Batuan metamorf alat gali ataupun di-ripping,
- Slate melainkan harus dengan
- Kwarsit peledakkan
6. Material Massive
- Batuan beku berbutir halus Dengan peledakan

Bentuk lapisan tanah penutup, ukuran ketebalan dan luasnya akan

menentukan volume keseluruhan sehingga dengan faktor pengembangan

tertentu dapat digunakan untuk mencari dan menentukan lokasi

penampungan material hasil penggalian. Pembongkaran batuan melalui

penggaruan (ripping) dan pemboran untuk peledakan dipengaruhi oleh

sifat-sifat teknis dari material (batuan) tersebut diantaranya:

1) Berat jenis (density)


Berat jenis yaitu berat dari suatu bahan atau material

berbanding volume dari material tersebut. Terdiri dari densitas

insitu dan densitas loose.


2) Faktor Pengembangan Material
Pengembangan (swell) adalah presentase pemberaian volume

material dari volume asli yang dapat mengakibatkan bertambahnya

jumlah material yang harus dipindahkan dari kedudukan aslinya.

Material di lapangan jika digali akan mengalami pengembangan.

Perkembangan volume sebelum digali dan volume setelah digali


44

diartikan sebagai faktor pengembangan. Faktor pengembangan

juga dapat diketahui dari perbandingan densitas material lepas dan

densitas material insitunya. Densitas adalah berat per unit volume

dari suatu material. Material mempunyai densitas yang berbeda

karena dipengaruhi sifat-sifat fisiknya.

Swell Factor = x 100%

Swell Factor = x 100%

Sumber: Septia Nisfi Laili 2016: 54

Dimana:
Vinsitu = Volume material dalam keadaan asli di alam (bcm)
Vloose = Volume material dalam keadaan lepas (lcm)
D loose = Densitas dalam keadaan lepas (lb/cuyd atau ton/m3)
D insitu = Densitas dalam keadaan asli di alam (lb/cuyd atau
ton/m3)

3) Tekstur
Tekstur menunjukkan struktur butiran dari batuan dan dapat

diklasifikasikan berdasarkan sifat-sifat porositas, densitas, dan

ukuran butir. Porositas batuan dipengaruhi oleh besarnya butiran

penyusun batuan tersebut. Semakin besar porositas batuan berarti

semakin banyak rongga antar butir, sehingga lebih mudah dalam

penggaruan (ripping). Tekstur juga akan mempengaruhi dalam

produktivitas alat ripping.


4) Struktur Batuan
45

Struktur batuan seperti patahan, rekahan, bidang perlapisan,

jenis batuan, dip dan strike akan mempengaruhi dalam kekuatan

struktur batuan. Struktur batuan akan berpengaruh terhadap

penggaruan.
5) Abrasivitas
Abrasivitas adalah suatu parameter yang mempengaruhi

keausan (umur) alat penggali (blade) atau (cutting edge), dan juga

dapat mempengaruhi keausan alat penggaru (ripper)


6) Kekerasan atau Kekuatan
Kekerasan adalah tahanan dari suatu bidang permukaan halus

terhadap tusukan, goresan, abrasi atau pemotongan. Kekerasan

batuan dapat juga dipakai untuk menyatakan besarnya tegangan

yang diperlukan untuk menyebabkan kerusakan pada batuan, dapat

dilihat pada Tabel 5. Halaman 47.

Tabel 5. Karakteristik Kuat Tekan Batuan

b. Kapasitas Alat
Kapasitas alat dipengaruhi oleh faktor pengembangan material

dan faktor pengisian. Perencanaan pemilihan alat sangat penting agar

alat dapat bekerja maksimal sehingga produksi dapat tercapai.

Kemampuan alat merupakan faktor yang menunjukkan kondisi alat-

alat mekanis yang digunakan dalam melakukan pekerjaan dengan


46

memperhatikan kehilangan waktu selama waktu kerja dari alat yang

tersedia (Rochmanhadi, 1982).


c. Lokasi Kerja
Lokasi kerja merupakan hal yang sangat penting dalam

pemilihan peralatan yang akan digunakan. Tergantung bagaimana,

dimana, dan seperti apa bentuk dari lokasi kerjanya.

d. Ketinggian

Yang sangat berpengaruh disini adalah kemampuan mesin-

mesin yang dipakai, karena tekanan udaranya rendah pada ketinggian

yang besar. Tenaga diesel yang hilang karena pengaruh ketinggian

tempat kerja adalah sekitar 3% setiap naik 1000 ft. Hal ini

menyebabkan turunnya volume perjam produksi alat muat dan alat

angkut serta menambah ongkos gali tiap satuan volume.

e. Kemiringan Jalan
Keadaan jalan akan mempengaruhi daya angkut alat-alat yang

dipakai. Bila jalan baik, alat dapat bergerak lebih cepat dan kapasitas

angkut dapat lebih besar. Kemiringan dan jarak harus diukur dengan

teliti karena hal itu yang diperlukan untuk pengangkutan material

tersebut.
f. Waktu Edar (cycle time)
Waktu edar (cycle time) adalah waktu yang diperlukan alat

mulai dari aktivitas pengisian atau pemuatan, pengangkutan untuk

truck dan sejenisnya atau swing untuk back hoe dan shovel,

pengosongan, kembali kosong dan mempersiapkan posisi untuk diisi

atau dimuat.
1) Waktu edar alat gali–muat
47

Waktu edar alat gali muat terdiri dari waktu penggalian

material, waktu swing isi, waktu menumpahkan muatan, waktu

swing kosong.

Ctgm = Tg+ Tsi+ Tt+ Tsk


Sumber: Partanto Prodjo Sumarto, 1995

Keterangan:
Ctgm = waktu edar alat gali-muat (s)
Tg = waktu menggali material (s)
Tsi = waktu putar dengan bucket terisi/swing isi (s)
Tt = waktu menumpahkan muatan (s)
Tsk =waktu putar dengan bucket kosong (s)
2) Waktu edar alat angkut
Waktu edar alat angkut terdiri dari waktu pengisian,

waktu angkut material, waktu manuver dumping, waktu

dumping, waktu kembali kosong, waktu manuver loading.

Cta = Tl + Tai+ Tmd + Td+ Tkk + Wt + Tml


Sumber: Partanto Prodjo Sumarto, 1995

Keterangan:
Cta = waktu edar alat angkut (menit)
Tl = waktu diisi muatan/loading (s)
Tai = waktu mengangkut muatan/angkut isi (s)
Tmd = waktu mengambil posisi penumpahan/manuver (s)
Td = waktu pengosongan muatan/dumping (s)
Tkk = waktu kembali kosong/kembali kosong (s)
Twt = waktu antrian (s)
Tml = waktu mengambil posisi pengisian/manuver (s)

Waktu edar sangat penting pengaruhnya terhadap produksi

kerja alat karena waktu edar menjadi variabel dalam perhitungan

jumlah rate yang dapat dilakukan dalam satu jam kerja. Semakin

kecil waktu edar maka akan semakin besar juga jumlah


48

produktivitas yang akan dihasilkan (Partanto Prodjo Sumarto,

1995).

g. Kondisi dan jarak jalan angkut


Meliputi kemiringan dan lebar jalan angkut, baik di jalan lurus

maupun di tikungan sangat berpengaruh terhadap lalu lintas jalan

angkut. Kondisi jalan yang licin dan bergelombang juga sangat

mempengaruhi. Apabila kondisi jalan sudah memenuhi syarat, maka

akan memperlancar jalannya lalu lintas alat angkut.


h. Keterampilan dan pengalaman operator (skill operator)
Semakin baik kemampuan operator dalam mengoperasikan

alat yang digunakan, maka semakin kecil waktu edar yang diperoleh

dari peralatan tersebut.

i. Efisiensi Kerja

Efisiensi kerja adalah penilaian terhadap pelaksanaan suatu

pekerjaan atau merupakan perbandingan antara waktu yang dipakai

untuk bekerja dengan waktu yang tersedia (Indonesianto, 2005).

Waktu kerja efektif dapat dihitung dengan rumus:

Wke = Wkt – (Whd + Whdt)


Sumber: Indonesianto, 2005

Sedangkan effesiensi kerja:

Effkerja = (Wke/Wkt) x 100%


Sumber: Indonesianto, 2005

keterangan:
Wke = Waktu kerja efektif
Whd = Waktu hambatan yang dapat dihindari
Wkt =Waktu kerja yang tersedia
Whdt = Waktu kerja yang tidak dapat dihindari

Berikut cara menghitung produktivitas dari alat mekanis yang digunakan:


49

a. Produktivitas Excavator

Excavator masih berfungsi sebagai alat gali sekaligus

memuatkan tanah dan batubara kedalam dump truck yang akan

diangkut kelokasi penimbunan. Adapun spesifikasi mengenai

excavator yang digunakan oleh PT. Bukit Asam (Persero), Tbk. dapat

dilihat pada (Lampiran F). Rumus dari produktivitas Excavator adalah

sebagai berikut:

Sumber: Komatsu Spesification and Aplication Handbook, 28th Edition


Keterangan:
Q = Produktivitas Alat ( Bcm / Jam )
Kb = Kapasitas Bucket ( Bcm / m3 )
FF = Faktor Koreksi Pengisian Bucket
Wp = Waktu Produktif
SF = Swell Factor
Eff = Faktor Koreksi Effisiensi Kerja
Ct = Cycle Time (Detik)

b. Produktivitas Dump Truck


Dump truck merupakan alat berat yang digunakan untuk

mengangkut material batubara maupun lapisan tanah. Adapun

spesifikasi mengenai dump truck yang digunakan oleh PT. Bukit

Asam (Persero), Tbk. dapat dilihat pada (Lampiran G). Rumus dari

produktivitas dump truck adalah sebagai berikut:

Sumber: Komatsu Spesification and Aplication Handbook, 28th Edition

Dimana:
Q = Produktivtas alat angkut ( Bcm / jam )
n = Jumlah pengisian oleh excavator
Kb = Kapasitas bucket ( m3)
50

FF = Faktor Koreksi Pengisian Bucket


Wp = Waktu Produktif
Sf = Swell factor material
Eff = Faktor Koreksi Effisiensi Kerja
Ct = Cycle Time (Menit)

4. Match Factor ( Keserasian Kerja Alat Berat )

Match factor merupakan faktor yang digunakan dalam menentukan

tingkat keserasian kerja alat–alat berat yang dioperasikan dalam kegiatan

penambangan (shovel dan dump truck). Untuk menentukan nilai match

factor tersebut, maka dapat digunakan rumus seperti dibawah ini (Partanto

Prodjo Sumarto, 1995):

Sumber: (Partanto Prodjo Sumarto, 1995)

Dimana:
MF = Faktor keserasian kerja alat berat
Na = Jumlah alat angkut
CTm= Cycle time alat muat
n = Jumlah Pengisian
Cta = Cycle time alat angkut
Nm = Jumlah alat muat

Bila hasil dari perhitungan didapatkan:

a. MF < 1
Berarti persentase kerja dari alat angkut tidak mencapai 100 %,

sedangkan persentase kerja dari alat muat dapat mencapai 100 %,

sehingga terdapat waktu tunggu yang terjadi bagi alat gali untuk

menunggu alat angkut yang belum datang. Pada situasi ini, kinerja alat

gali dapat dioptimalkan dengan melakukan perawatan front ataupun

menyiapkan material yang akan dimuatkan selanjutnya. Keadaan


51

seperti ini lebih baik dari pada terjadinya waktu tunggu untuk alat

angkut (Partanto Prodjo Sumarto, 1995).

b. MF = 1
Berarti persentase kinerja kedua alat dapat mencapai 100 %

sehingga tidak ada waktu tunggu yang terjadi. Keadaan ini sangat

jarang terjadi langsung dilapangan dalam waktu yang lama (Partanto

Prodjo Sumarto, 1995).


c. MF > 1
Berarti persentase kerja alat angkut kurang 100% sedangkan

persentase kerja alat muat dapat mencapai 100% sehingga adanya

waktu tunggu yang terjadi untuk alat angkut. Situasi seperti ini apabila

terjadi 2 antrian alat angkut sangatlah tidak efektif (Partanto Prodjo

Sumarto, 1995).
Perhitungan waktu tunggu untuk alat gali muat adalah sebagai

berikut:

Sumber: (Partanto Prodjo Sumarto, 1995)


Perhitungan waktu tunggu untuk alatangkutadalah sebagai

berikut:

Sumber: (Partanto Prodjo Sumarto, 1995).


Keterangan:
Wtm = Waktutunggualatmuat
Wta = Waktutunggualatgali
CTm = Cycle time alat muat
Cta = Cycle time alat angkut
Na = Jumlah alat angkut
Nm = Jumlah alat muat
52

C. Proses Pelaksanaan Kegiatan/ Produksi


1. Penulis Mempelajari Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Lingkungan.
Keselamatan dan kesehatan kerja lingkungan merupakan segala

sesuatu yang berhubungan dengan upaya untuk memperoleh keselamatan

dan kesehatan setiap orang yang bekerja di lingkungan tambang.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan (K3L) merupakan

instrumen yang memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan

masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan

tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan.


K3L bertujuan untuk mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan

resiko kecelakaan kerja (zero accident). Penerapan konsep ini tidak boleh

dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat

kerja yang menghabiskan banyak biaya (cost) perusahaan, melainkan

harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang yang memberi

keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang.


Tujuan dari K3L adalah promosi dan pemeliharaan kesehatan fisik,

mental dan sosial pekerja, pencegahan gangguan kesehatan yang

disebabkan kondisi lingkungan kerja, perlindungan kerja dan resiko faktor-

faktor yang mengganggu kesehatan, penempatan dan pemeliharaan pekerja

dalam lingkungan kerja yang sesuai kemampuan fisik dan psikologis kerja

serta penyesuaian setiap orang kepada pekerjanya.


Adapun kegiatan K3 yang dilakukan di areal Tambang Banko Barat

sebagai berikut:
a. Diadakannya safety talk.
b. Apabila jalan berdebu, maka dilakukan penyiraman jalan secara

berkala.
53

c. Kelengkapan rambu-rambu jalan harus jelas, lengkap dan mudah

dimengerti, serta jalan harus rata.


d. Lebar jalan harus disesuaikan dengan alat-alat yang digunakan.
e. Untuk kenderaan yang memasuki atau melintasi kawasan operasional

HD (Heavy Dumptruck) wajib menggunakan buggy whipe setinggi 5

meter.
f. Gunakan radio komunikasi dengan frekuensi yang telah ditentukan.
g. Pastikan operator HD mengetahui kedatangan anda.
h. Dilarang parkir di area blind HD bagi semua kendaraan sarana atau

jarak minimal 30 meter.


i. Patuhilah semua aturan lalu lintas tambang yang sudah ditentukan.

Sedangkan kegiatan lingkungan yang dilakukan di PT. Bukit Asam

(Persero), Tbk. adalah penanganan tanah produk, penanganan erosi, kolam

pengendap lumpur, pengendalian air asam tambang, revegetasi, penanganan

dan pemantauan keanekaragaman hayati, pemantauan tanaman,

pemantauan mutu biota aquatik dan pemantauan satwa liar.

2. Penulis Melakukan Proses Pengumpulan Data.


Dalam proses pengumpulan data tersebut, penulis melakukan 2

tahapan dalam pengumpulan data, antara lain:

a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung

dari hasil pengamatan di lapangan. Adapun data-data yang diambil,

antara lain:
1) Data Waktu Edar (cycle time).
Merupakan alat gali-muat dan alat angkut, diperoleh dengan

mengukur waktu yang dibutuhkan oleh suatu alat untuk

menyelesaikan satu siklus kegiatan tanpa memperhatikan waktu

hambatan yang terjadi. Untuk mendapatkan cycle time perlu


54

mengukur waktu antrian, manuver, lama pengisian, lama angkutan

dan dumpingan.
2) Data Faktor Pengisian Alat (fill factor).
Merupakan muat dan jumlah pengisian mangkok ke dalam

alat angkut.
b. Data Sekunder
Merupakan data pendukung yang berhubungan dengan

pengamatan hasil observasi orang lain, laporan-laporan teknik, maupun

hasil publikasi terdahulu yang bisa diperoleh dari perusahaan tempat

melaksanakan kerja praktek. Adapun data-data tersebut, antara lain:


1) Curah Hujan.
2) Geologi.
3) Literatur.

D. Pembahasan/ Analisis data


1. Kegiatan land clearing
Pada kegiatan land clearing ini dilakukan proses pengosongan

lahan dengan cara menebang atau memotong dan memindahkan vegetasi

yang ada di area yang akan di ambil cadangannya.


2. Pengupasan tanah humus
Kegiatan ini dilakukan dengan pemindahan tahan humus yang ada

ke disposal area yang telah disediakan untuk nantinya digunakan kembali

pada kegiatan reklamasi atau pasca tambang.


3. Kegiatan pengupasan overburden
Pada pit 3 Timur Banko Barat, pengupasan lapisan overburden

dilakukan dengan cara konvensional yaitu menggunakan alat gali muat

dan alat angkut. Pada salah satu fleet nya PT. Bukit Asam (Persero), Tbk.

menggunakan penambangan elektrifikasi dengan alat gali muat seperti

excavator PC 3000 dan di angkut dengan menggunakan HD Belaz 75135.


Excavator Komatsu PC 3000 merupakan jenis shovel yang

menggunakan listrik sebagai sumber energi utamanya. Sedangkan pada


55

alat angkutnya yaitu HD Belaz 75135 yang menggunakan solar sebagai

sumber energi penggerak yang diubah menjadi energi listrik. Jenis alat-

alat ini merupakan jenis baru yang digunakan di PT. Bukit Asam

(Persero), Tbk. Jenis alat ini baru penggunaannya di PT. Bukit Asam

(Persero), Tbk. dan satu-satunya yang ada di Indonesia.


Rencana produksi overburden pada Pit 3 Timur Elektrifikasi

Banko Barat bulan Maret 2017 adalah sebesar 200.000 BCM.


Pada kegiatan pemuatan overburden, bertujuan untuk

memindahkan tanah hasil galian ke dalam alat angkut yang selanjutnya

dibawa ke disposal area. Hal ini dilakukan agar tidak mengganggu proses

pengambilan batubara dan agar tanah tidak tercampur dengan batubara.

Proses pemuatan overburden di pit 3 Timut Banko Barat menggunakan

Excavator PC 3000.

Gambar 14. Pemuatan lapisan tanah ke alat angkut

Pengangkutan overburden dilakukan untuk memindahkan tanah

dari front penambangan ke disposal area yang telah disediakan. Untuk

pengangkutan Overburden sendiri menggunakan HD Belaz menuju ke

disposal area yang berjarak kurang lebih 2,5km. Setelah penggalian


56

overburden, selanjutnya material diangkut menuju disposal area yang

telah disediakan. Pengangkutan overburden ke disposal area dapat dilihat

pada gambar 12.

Gambar 15. Pengangkutan Overburden ke disposal area

Penimbunan dilakukan untuk menutup lahan bekas kegiatan

penambangan yang tidak dipakai lagi. Dan yang akan siap ditanami

kembali pada kegiatan reklamasi.

Gambar 16. Penimbunan Disposal Area


Pada kegiatan penggalian dan pengangkutan tanah harus

dilakukan perencanaan yang matang agar target bisa tercapai. Sebelum

dilakukan kegiatan penggalian dan pengangkutan tanah, harus


57

dilakukan rencana kegiatan harian. Setelah itu dilakukan persiapan dan

perawatan jalan kerja, lokasi penggalian, dan jalan produksi. Kegiatan

selanjutnya yaitu mencatat jumlah, jenis dan nomor alat angkut yang

akan melayani angkutan persektor galian. Kemudian pertimbangkan

apakah sudah siap dilakukan operasi. Jika belum maka lakukan lagi

persiapan dan perawatan jalan. Jika sudah maka pelaksanaan pemuatan

dan penggalian tanah menuju disposal area siap dilakukan.


Pada lokasi pit 3 Timur Banko Barat, kondisi jalan dari front

kerja ke disposal area kurang baik karena licin dan bergelombang yang

disebabkan oleh hujan yang sering terjadi malam hari dan persiapan

jalan yang tidak optimal dalam pengantisipasian kondisi buruk akibat

hujan. Serta lebar jalan yang masih kurang lebar. Hal ini terjadi karena

kurangnya alat penunjang lainnya.

Gambar 17. Situasi Kondisi Jalur Angkut HD Belaz


58

4. Perhitungan Produktivitas Alat Gali-Muat dan Alat Angkut


a. Produktivitas Alat Gali-muat
Berikut adalah perhitungan produktivitas Excavator untuk

pengupasan lapisan Overburden di Pit 3 Timur Banko:

Tabel 6. Spesifikasi alat muat

specification PC 3000

operating weight 250000kg

Power 1800 rpm, 940 kW/1260 hp

Bucket capacity 12-15 m3

Performance

*Swing Speed 4,6 rpm

*Dimension

>Height and lenght 4782 mm and 13470 mm

>swing radius 4590 mm

>ground clearance 890 mm

>Cab height 3760 mm

*Engine Komatsu

Model SSA12V159

*capacity

>Fuel tank capacity 4500 L

>Hydraulic oil tank 2900


59

Grafik cycle time alat gali muat dapat dilihat pada Gambar 18.
Halaman 62.

Gambar 18. grafik cycle time PC 3000

Untuk mengetahui dan memperkirakan produktivitas dari alat

gali-muat Excavator PC 3000 maka dilakukan perhitungan sebagai

berikut:
Diketahui:
q1 = Kapasitas Bucket = 13 m3
E = Efisiensi Kerja = 0,75
Cm = Waktu Edar / Cyle Time = 26 detik
K = Bucket Fill Factor = 0,75
SF = Swell Factor = 0,85

Penyelesaian:
60

Jadi produktivitas alat gali-muat Excavator Komatsu PC 3000

berdasarkan pengamatan adalah BCM/jam. Sedangkan pada

rencana produktivitas 800 BCM/jam. Dari produktivitas pengamatan,

rencana produktivitas yang di tetapkan sudah terpenuhi.


b. Produktivitas Alat Angkut
Pada proses pengupasan lapisan Overburden di Pit 3 timur

Tambang Banko Barat alat angkut yang digunakan untuk melayani alat

gali-muat adalah Heavy Dumptruck HD Belaz, yang mana

produktivitasnya adalah sebagai berikut:

Tabel 7. Spesifikasi HD Belaz


spesification HD Belaz
Engine
*Models CUMMINS KTA 38-C
*Power 1200HP
*Max Torque 4726 Nm
*Consumption at rated power 207 g/kW hr
*Capacity 52,8 m3
Dimension
*Length 11500 mm
*width 7000 mm
*Height 5050 mm

Cycle time alat angkut dapat dilihat pada Gambar 19.


61

Gambar 19. Diagram Cycletime alat angkut

Untuk mengetahui dan memperkirakan produktivitas dari alat

Dump truck HD Belaz maka dilakukan perhitungan sebagai berikut:

Diketahui:
P = Produktivitas alat
E = efisiensi kerja = 0,75
M = Jumlah dump truck yang di operasikan = 1
C = Produksi per Cycle = m3 /cycle
C1 = kapasitas bucket Dump truck = 52,8 m3
n = Jumlah Cycle alat yang dibutuhkan untuk mengisi penuh alat
angkut
q1 = kapasitas bucket alat muat = 13 m3
K = Bucket Fill Factor = 0,75
Cmt = Cycle time dump truck = 842
Pembahasan:

=5,41 5

= 5 x 13 m3 x 0,75
62

=48,75 m3/cycle

156,32 BCM/jam

Jadi produktivitas alat angkut HD Belaz berdasarkan pengamatan

adalah 156,324 BCM/jam. Sedangkan pada rencana produktivitas yaitu

165 BCM/jam. Dari perhitungan pengamatan produktivitas belum

mencapai target yang ditetapkan.

Tabel 8. Perbandingan produktivitas alat


Jam Kerja Produktivitas
Produktivitas Efektif 1 Dalam 1
No JenisAlat Dalam 1 Jam Bulan Bulan unit Produksi
Excavator
Komatsu PC 860,62 300 258187,5 258187,5
1 3000 BCM/Jam Jam/Bulan BCM/Jam 1 BCM/bulan
HD Belaz 156,324 300 46897,26 187589
2 75135 BCM/Jam Jam/Bulan BCM/Bulan 4 BCM/bulan

5. Perhitungan keserasian alat (Match Factor)


Diketahui:
Jumlah Alat Angkut HD Belaz 75135 = 4 unit
Jumlah Alat Gali Muat Komatsu PC 3000 = 1 unit
Waktu edar alat angkut = 842 detik (lampiran C)
Waktu edar Komatasu PC 3000 =26 detik (Lampiran B)
Pembahasan:

banyak pengisian  jumlah alat angkut  CT alat gali


MF 
jumlah alat gali  CT alat angkut
63

Jadi dengan perbandingan 1:4 yaitu 1 alat gali muat dan 4 alat

angkut didapat MF < 1 berarti ada waktu tunggu untuk alat gali muat,

artinya alat gali muat bekerja kurang dari 100 % sehingga terdapat waktu

tunggu bagi alat gali muat karena menunggu alat angkut yang belum

datang.

Anda mungkin juga menyukai