Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP


AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

BAB - 4
ANALISA HASIL
SURVEY

4.1 PENGUKURAN TOPOGRAFI DAN PENGGAMBARAN PETA


4.1.1 Metode Pengukuran Topografi

Survey Topografi atau Pemetaan bertujuan untuk membuat


peta topografi yang berisi informasi terbaru dari keadaan
permukaan lahan atau daerah yang dipetakan. Informasi
yang disajikan meliputi keadaan fisik/detail baik yang
bersifat alamiah maupun buatan manusia serta keadaan
relief (tinggi rendahnya) permukaan lahan atau areal daerah
pengukuran tersebut.

Dalam Pekerjaan Penyusunan Kinerja dan Penyusunan


AKNOP Sarana/Prasarana Air Baku Kabupaten Rokan Hulu,
pengukuran topografi dilakukan dengan metode pengukuran
polygon tertutup. Alat ukur yang digunakan adalah :
 Global Positioning System (GPS) Garmin 78 S,
 Theodolit Topcon DT-209,
 Waterpass Topcon AT-B4,
 Rambu ukur dan
 Meetband 50 m
Pekerjan pengukuran topografi yang telah dilakukan meliputi
:
4-1
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

1. Pengukuran koordinat (X, Y dan Z) titik awal pengukuran


sebagai titik referensi awal untuk menentukan posisi
lokasi di atas permukaan bumi.
2. Pemasangan pilar/patok Bench Mark (BM) dan Control
Point (CP)
3. Pengukuran kerangka dasar horizontal
4. Pengukuran kerangka dasar vertikal dan
5. Pengukuran situasi detail

Kegiatan lapangan pengukuran topografi di lokasi studi


disajikan dalam foto dokumentasi pada gambar di bawah ini:

4-2
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

Gambar 4.1
Dokumentasi Survey Pengukuran
Lokasi Air Baku Langgini

Gambar 4.2
Dokumentasi Survey Pengukuran
Lokasi Air Baku Kasikan

4-3
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

Gambar 4.3
Dokumentasi Survey Pengukuran
Lokasi Air Baku Kebun Durian

Gambar 4.4
Dokumentasi Survey Pengukuran
Lokasi Air Baku Teluk Kenidai

4-4
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

4.1.2 Pengukuran Koordinat Titik Awal Pengukuran


Dan Pemasangan Pilar/Patok BM dan CP

Di ketiga lokasi studi sudah terdapat plar BM hasil


pengukuran terdahulu, akan tetapi karena pada pilar BM
tersebut tidak terdapat referensi koordinat yang dapat
dijadikan acuan, maka konsultan memasang pilar/patok BM
dan CP baru. Dalam menentukan titik koordinat (X, Y, Z) awal
pengukuran topografi dilakukan dengan menggunakan alat
global positioning system (GPS) merk Garmin 78 S. Pada
posisi titik awal pengukuran ini selanjutnya dipasang
pilar/patok BM. Hasil pengukuran koordinat BM dan CP di
ketiga lokasi stasiun air baku disajukan pada tabel dan
dokumentasi foto di bawah ini:
Tabel 4.1
Koordinat BM dan CP Dilokasi Studi

No KOORDINAT ELEVASI Z
Nama BM/CP KETERANGAN
X Y (m)
1 Air Baku Langgini (Kab. Kampar)
BM.01 723,467.813 37,443.157 22.042 BM Baru
CP.01 723,453.311 37,436.405 21.937 CP Baru

2 Air Baku Kasikan (Kab. Kampar)


BM.02 692,707.000 65,790.000 10.758 BM Baru
CP.02 692,714.363 65,800.597 9.500 CP Baru

3 Air Baku Kebun Durian (Kab.Kampar)


BM.03 749,686.131 14,477.735 10.402 BM Baru
CP.03 749,709.000 14,467.000 10.389 CP Baru

3 Air Baku Teluk Kenidai (Kab.Kampar)


BM.01 768,294.585 42,952.911 12.256 BM Baru
CP.01 768,267.000 42,914.000 10.000 CP Baru

4-5
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

Gambar 4.5
Dokumentasi Patok BM dan CP

4-6
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

4.1.3 Pengukuran Kerangka Dasar Horisontal

Bentuk areal lahan ketiga lokasi Stasiun Air Baku yang diukur
masing-masing merupakan suatu hamparan maka
pengukuran kerangka dasar horizontal dilakukan dengan
system polygon tertutup, di mana titik awal pengukuran
sekaligus merupakan titik akhir pengukuran. Pengukuran dan
pemetaan poligon merupakan salah satu pengukuran dan
pemetaan kerangka dasar horizontal yang bertujuan untuk
memperoleh koordinat planimetris (X,Y) titik-titik
pengukuran.

Secara teknis pengukuran polygon dilakukan dengan cara :


 Titik awal pengukuran adalah pilar/patok BM yang
telah ditentukan/diukur harga koordinatnya.
 Pengukuran dilakukan pada batas areal lahan yang
ditunjukan oleh petugas Stasiun Air Baku pada
masing-masing stasiun sesuai informasi dari Dinas
Perumahan Dan Kawasan Permukiman Kabupaten
Rokan Hulu.
 Pengukuran polygon dilakukan dengan alat ukur
theodolite merk Topcon DT-209 untuk sudut dan
azimuth dan mitband untuk pengukuran jarak.
 Ketelitian polygon adalah: tidak lebih dari 20”
untuk kesalahan sudut dan tidak lebih dari 10”
untuk kesalahan azimuth.

4-7
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

Tabel 4.2

Tabel 4.1
Koordinat BM dan CP Dilokasi Studi

4-8
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

4-9
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

4-10
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

Tabel 4.3

4-11
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

4-12
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

4-13
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

Tabel 4.4

4-14
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

4-15
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

4-16
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

Tabel 4.5

4-17
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

4-18
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

4.1.4 Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal

Pengukuran kerangka dasar vertikal merupakan teknik dan


cara pengukuran kumpulan titik-titik tinggi yang diikatkan
terhadap bidang rujukan ketinggian tertentu. Referensi
ketinggian rujukan ini biasanya berupa ketinggian muka air
taut rata-rata (mean sea level – MSL) atau titik tinggi geodesi
(TTG), akan tetapi karena lokasi pengukuran jauh dari laut
dan tidak ada TTG yang dekat, maka ketinggian referensi
ditentukan lokal. Pengukuran yang telah dilaksanakan di
lapangan adalah sebagai berikut:
 Alat ukur yang digunakan adalah Waterpass
Topcon AT-B4,
 Pengukuran pada jalur yang terikat/tertutup
dilakukan dengan cara double stand, sedangkan
pada jalur yang terbuka diukur dengan cara pergi
pulang.
 Selisih bacaan stand pertama dengan stand
kedua tidak lebih dari 2 (dua) mm.
 Batas toleransi untuk kesalahan penutup
maksimum 7D mm, dimana D = jumlah jarak
dalam km.

4.1.5 Pengukuran Situasi Detil

Dalam pengukuran dan pemetaan selain pengukuran


kerangka dasar vertikal yang menghasilkan tinggi titik-titik
ikat dan pengukuran kerangka dasar horizontal yang
menghasilkan koordinat titik-titik ikat juga perlu dilakukan
pengukuran titik-titik detail yang ada di lokasi pengukuran

4-19
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

baik bentukan alami maupun bangunan yang dibuat sehingga


diperoleh gambaran situasi daerah pengukuran. Pengukuran
situasi (titik-titik detail) ini pada prinsipnya adalah
menentukan koordinat dan ketinggian titik–titik detail dari
titik-titik ikat.

Pengukuran titik-titik detail dilakukan sesudah pengukuran


kerangka dasar vertikal dan pengukuran kerangka dasar
horizontal dilakukan. Pengukuran titik-titik detail mempunyai
orde ketelitian lebih rendah dibandingkan orde pengukuran
kerangka dasar.

Pengukuran situasi (titik-titik detail) pada pekerjaan


pengukuran ini dilakukan dengan metode tachymetry, yaitu
dilakukan dengan menggunakan peralatan dengan teknologi
lensa optis dan elektronis digital. Dalam hal ini alat ukur yang
digunakan adalah theodolite merk Nikon NE 103 untuk sudut
dan waterpass merek Nikon AC-2S. Hasil dari pengukuran
situasi detail metode tachymetri ini relatif cepat dan mudah
karena data yang diperoleh dari lapangan adalah pembacaan
rambu, sudut horizontal (azimuth magnetis), sudut vertikal
(zenith atau inklinasi) dan tinggi alat. Hasil yang diperoleh
dari pengukuran tachymetry adalah posisi planimetris X, Y,
dan ketinggian Z.

4.1.6 Penggambaran Peta

Berdasarkan hasil hitungan data pengukuran kerangka dasar


horizontan, kerangka dasar vertikal dan pengukuran situasi

4-20
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

detil, digambarkan peta topografi lokasi studi. Peta topografi


lokasi studi disajikan pada halaman berikut:

4-21
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

Gambar 4.6
Peta Topografi
Stasiun Air Baku
Lannggini

4-22
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

Gambar 4.7
Peta Topografi
Stasiun Air Baku
Kasikan

4-23
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

Gambar 4.8
Peta Topografi
Stasiun Air Baku
Kebun Durian

4-24
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

Gambar 4.9
Peta Topografi
Stasiun Air Baku
Teluk Kenidai

4-25
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

4.2 INVENTARISASI SARANA/PRASARANA DAN


KELEMBAGAAN

4.2.1 Sumber, Sistem Pengambilan Dan Penggunaan


Air Baku

Sumber air merupakan tempat atau wadah air alami


dan/atau buatan yang terdapat pada, di atas,
ataupun di bawah permukaan tanah. Adapun air baku
adalah air yang peruntukannya dapat digunakan
untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain
yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut

Dilihat dari sistem pengambilannya, dapat dibedakan


menjadi 4 (empat) sistem pengambilan yaitu: sistem
pompa, sistem bendung, sistem pengambilan bebas
dan sistem broncapting. Sedangkan cara
pengaliran/distribusinya dilakukan dengan cara
pompa dan cara gravitasi.

Berdasarkan hasil penelusuran jaringan air baku di


ketiga lokasi studi sumber air baku berasal dari
sungai, dengan system pengambilan dan pengaliran
dilakukan dengan menggunakan pompa. Saluaran
untuk mengalirkan air baku dialirkan dengan pipa
transmisi menuju instalasi pengolahan air (IPA).
Adapun penggunaan air baku di lokasi studi
seluruhnya diolah menjadi air bersih dan selanjutnya
didistribusikan kepada konsumen. Berikut pada tabel

4-26
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

di bawah ini menunjukkan sumber pengambilan,


system pengambilan dan penggunaan air baku di
lokasi studi:
Tabel 4.6.
Sumber, Sistem Pengambilan Dan Penggunaan Air Baku

Sumber : Survei Lapangan, 2019

4.2.2 Skema Jaringan

1. Stasiun Air Baku Langgini


Skema jaringan air baku Stasiun Air Baku Langgini
terdiri dari: Pengambilan bebas (free intake)
saluran terbuka, bangunan pengatur, kantong
lumpur, sumur pompa , pompa, saluran pipa
transmisi bawah tanah sampai ke Instalasi
Pengolahan Air (IPA) seperti pada gambar skema
jaringan di bawah ini :

4-27
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

Gambar 4.10.
Skema Jaringan Air Baku Langgini
2. Stasiun Air Baku Kasikan

Skema jaringan air baku Stasiun Air Baku Kasikan


terdiri dari: Pengambilan bebas (free intake)
saluran terbuka, bangunan pengatur, kantong
lumpur, sumur pompa , pompa, saluran pipa
transmisi bawah tanah sampai ke Instalasi
Pengolahan Air (IPA) seperti pada gambar skema
jaringan di bawah ini:

Gambar 4.11.
Skema Jaringan Air Baku Kasikan

3. Stasiun Air Baku Kebun Durian

Skema jaringan air baku Stasiun Air Baku Kebun


Durian terdiri dari: Pengambilan bebas (free
intake) dengan bangunan pengatur (pintu air)

4-28
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

saluran bawah tanah (culvert), kantong lumpur,


bangunan pengatur (pintu air), sumur pompa,
pompa, saluran pipa transmisi bawah tanah
sampai ke Instalasi Pengolahan Air (IPA) seperti
pada gambar skema jaringan di bawah ini:

Gambar 4.12.
Skema Jaringan Air Baku Kebun Durian

4. Stasiun Air Baku Teluk Kenidai

Skema jaringan air baku Stasiun Air Baku Teluk


Kenidai terdiri dari: Pengambilan bebas dengan
Pompa Submersibel,saluran tertutup (Pipa
Galvanize), Rumah pompa, saluran pipa transmisi
bawah tanah sampai ke Instalasi Pengolahan Air
(IPA) seperti pada gambar skema jaringan di
bawah ini:

Gambar 4.13.
Skema Jaringan Air Baku Teluk Kenidai
4-29
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

4.2.3 Identifikasi Dan Analisis Tingkat Kerusakan


Jaringan

Inventarisasi sarana dan prasarana air baku dilakukan


dengan cara penelusuran jaringan yang dimulai dari
hulu hingga ke hilir yaitu dimulai dari lokasi
pengambilan air hingga ke akhir saluran transmisi.
Untuk ketiga stasiun air baku yang ada di lokasi studi
saluran pembawa transmisi seluruhnya berakhir pada
bangunan Instalasi Pengolahan Air Bersih (IPA).

Pada prinsipnya sarana/prasarana air baku yang


diinventarisir terdiri dari sarana/prasarana utama dan
sarana/prasa penunjang atau pelengkap. Dalam
pekerjaan ini identifikasi dan analisis tingkat
kerusakan jaringan air baku mengacu kepada system
penilaian yang ditetapkan dalam Rencana Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,
Tahun 2016 tentang Operasi Dan Pemeliharaan
Jaringan Irigasi, di mana kondisi kerusakan jaringan
diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Kondisi baik jika tingkat kerusakan < 10 % dari


kondisi awal bangunan/saluran dan diperlukan
pemeliharaan rutin.
2. Kondisi rusak ringan jika tingkat kerusakan 10 –
20 % dari kondisi awal bangunan/saluran dan
diperlukan pemeliharaan berkala.

4-30
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

3. Kondisi rusak sedang jika tingkat kerusakan 21 –


40 % dari kondisi awal bangunan/saluran dan
diperlukan perbaikan.
4. Kondisi rusak berat jika tingkat kerusakan > 40 %
dari kondisi awal bangunan/saluran dan diperlukan
perbaikan berat atau penggantian (rehabilitasi).

Hasil identifikasi dan analisa kerusakan merupakan


bahan dalam penyusunan detail desain pemeliharaan.

Berdasarkan hasil identifikasi dan anlisis tingkat


kerusakan jaringan, kondisi jadingan air baku di
lokasi studi dapat diklasifikasikan seperti disajikan
pada tabel-tabel berikut:

4-31
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

Tabel 4.6 Inventarisasi Sarana dan Prasarana Stasiun Air Baku Langgini

4-32
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

4-33
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

4-34
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

4-35
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

Tabel 4.7 Inventarisasi Sarana dan Prasarana Stasiun Air Baku Kasikan

4-36
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

4-37
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

4-38
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

4-39
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

Tabel 4.8 Inventarisasi Sarana dan Prasarana Stasiun Air Baku Kebun Durian

4-40
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

4-41
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

4-42
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

4-43
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

4-44
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

Tabel 4.9 Inventarisasi Sarana dan Prasarana Stasiun Air Baku Teluk Kenidai

4-45
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

4-46
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

4-47
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

4.2.4 Usulan Perbaikan Dan Pemeliharaan Jaringan

Jenis pemeliharaan Jaringan Air Baku terdiri dari :


1. Pengamanan Jaringan Air Baku
2. Pemeliharaan rutin
3. Pemeliharaan berkala
4. Perbaikan darurat

1. Pengamanan Jaringan Air Baku


Pengamanan Jaringan Air Baku merupakan upaya
untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya
kerusakan Jaringan Air Baku yang disebabkan
oleh daya rusak air, hewan, atau oleh manusia
guna mempertahankan fungsi Jaringan Air Baku.
Kegiatan ini dilakukan secara terus menerus oleh
pengelola jaringan air baku bersama sema dengan
anggota/pengurus Perkumpulan Pemakai Air
(PPA), dan seluruh masyarakat setempat. Setiap
kegiatan yang dapat membahayakan atau merusak
Jaringan Air Baku dilakukan tindakan pencegahan
berupa pemasangan papan larangan, papan
peringatan atau perangkat pengamanan lainnya.

2. Pemeliharaan Rutin
Merupakan kegiatan perawatan dalam rangka
mempertahankan kondisi Jaringan Air Baku yang
dilaksanakan secara terus menerus tanpa ada
bagian konstruksi yang diubah atau diganti.
Kegiatan ini dilaksanakan secara spontan sesuai
jadwal, dan biasanya tidak diperlukan observasi

4-48
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

lapangan, justifikasi perbaikan, analisis kegiatan


dan pembiayaan, dan tidak perlu proposal detail
kegiatan.

Kegiatan pemeliharaan rutin meliputi :


a. Yang bersifat Perawatan :
 Memberikan minyak pelumas pada bagian
pintu.
 Membersihkan saluran dan bangunan dari
tanaman liar dan semak-semak.
 Membersihkan saluran dan bangunan dari
sampah dan kotoran.
 Pembuangan endapan lumpur di bangunan
ukur.
 Memelihara tanaman lindung di sekitar
bangunan dan di tepi luar tanggul saluran.
b. Yang bersifat Perbaikan ringan
 Menutup lubang-lubang bocoran kecil di
saluran/bangunan.
 Perbaikan kecil pada pasangan, misalnya
siaran/plesteran yang retak atau beberapa
batu muka yang lepas.

3. Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan berkala merupakan kegiatan
perawatan dan perbaikan yang dilaksanakan
secara berkala yang direncanakan. Pemeliharaan
berkala dapat dilaksanakan secara swakelola atau
secara kontraktual. Pemeliharaan berkala dapat
dibagi menjadi tiga, yaitu pemeliharaan yang

4-49
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

bersifat perawatan, pemeliharaan yang bersifat


perbaikan, dan pemeliharaan yang bersifat
penggantian.

a. Pemeliharaan berkala yang bersifat perawatan


 Pengecatan pintu
 Pembuangan lumpur di bangunan dan
saluran
 Perawatan stasiun pompa (bangunan dan
pompa)
 Perawatana perpipaan.
b. Pemeliharaan Berkala Yang Bersifat Perbaikan
 Perbaikan bangunan utama seperti:
bendung/embung, bangunan pengambilan
dan bangunan pengatur
 Perbaikan bangunan ukur dan
kelengkapannya
 Perbaikan saluran pipa dan/atau saluran
terbuka
 Perbaikan pintu-pintu dan skot balk
 Perbaikan jalan inspeksi
 Perbaikan fasilitas pendukung seperti kantor,
rumah dinas, kendaraan dan peralatan
 Perbaikan stasiun pompa, perpipaan, dll
 Perbaikan kolam tandon/reservoir.
c. Pemeliharaan Berkala Yang Bersifat
Penggantian
 Penggantian Pintu
 Penggantian alat ukur
 Penggantian peil schall

4-50
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

 Penggantian pipa
 Penggantian pompa
 Penggantian peralatan mekanikal dan
elektrikal

4. Penanggulangan/Perbaikan Darurat
Perbaikan darurat dilakukan akibat adanya
bencana alam dan atau kerusakan berat akibat
terjadinya kejadian luar biasa seperti pengrusakan
oleh manusia. Ditanggulangi segera dengan
konstruksi tidak permanen, agar Jaringan Air Baku
tetap berfungsi.

Berdasarkan hasil analisis yang didasarkan pada


kondisi jaringan air baku maka usulan parbaikan
dan pemeliharaan jaringan air baku di lokasi studi
seperti diuraikan dalam tabel-tabel berikut:

4-51
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

Tabel 4.10 Usulan Perbaikan Sarana dan Prasarana Stasiun Air Baku Langgini

4-52
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

Tabel 4.11 Usulan Perbaikan Sarana dan Prasarana Stasiun Air Baku Kasikan
Tabel 4.5 Sumber, Sistim Pengambilan dan Penggunaan A

4-53
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

Tabel 4.12 Usulan Perbaikan Sarana dan Prasarana Stasiun Air Baku Kebun Durian

4-54
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

Tabel 4.13 Usulan Perbaikan Sarana dan Prasarana Stasiun Air Baku Teluk Kenidai

4-55
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

4.2.5 Organisasi Pengelolaan Air Baku

Pengelolaan air baku di Kabupaten Kampar berada di


bawah naungan PDAM Kabupaten Kampar yang
pelaksanaannya dilakukan langsung oleh personil
PDAM Kab. Kampar.

Adapun banyaknya personil yang ada di PDAM


Kabupaten Kampar di lokasi studi disajikan dalam
tabel berikut :

Tabel 4.13.
Jumlah Personil PAB Di Lokas Studi

Jumlah Pegawai Status Pengawai


UPT
(orang) PNS Non PNS

Langgini 6 4 2

Kasikan 6 4 2

Kebun Durian 6 4 2

Teluk Kenidai 4 3 1

4-56
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

4.3 KUALITAS AIR BAKU

Pada dasarnya, ada dua sisi yang harus dipenuhi oleh


suatu air baku sistem pengolahan air minum, yaitu:

1. Segi Kualitas
Air yang dipergunakan harus memenuhi syarat-
syarat kualitas fisik, kimia dan biologi yang
menjamin bahwa air tersebut akan aman
dikonsumsi oleh masyarakat tanpa khawatir akan
terkena penyakit bawaan air. Dalam hal ini, air
harus memenuhi baku mutu sesuai Peraturan
Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001.

2. Segi Kuantitas
Air yang akan dipergunakan harus tersedia dalam
jumlah yang cukup sehingga dapat dipergunakan
selama dibutuhkan. Untuk menjaga kehidupan
akuatik di dalam sumber air maka terdapat
persyaratan pengambilan debit maksimum yang
diijinkan yaitu sekitar 20 – 40% dari kapasitas
sumber.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan
Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air.

Berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001 tersebut


tercantum pada Pasal 8 klasifikasi dan kriteria
mutu air adalah sebagai berikut :

4-57
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

(1) Klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4


(empat) kelas :
a. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat
digunakan untuk air baku air minum, dan
atau peruntukan lain yang memper-
syaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut;
b. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat
digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi
air, pembudidayaan ikan air tawar,
peternakan, air untuk mengairi
pertanaman, dan atau peruntukan lain
yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut;
c. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat
digunakan untuk pembudidayaan ikan air
tawar, peternakan, air untuk mengairi
pertanaman, dan atau peruntukan lain
yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut;
d. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat
digunakan untuk mengairi pertanaman dan
atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama
dengan kegunaan tersebut.
(2) (Kriteria mutu air dari setiap kelas air
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
tercantum dalam Lampiran Peraturan
Pemerintah ini (lihat tabel di bawah ini).

4-58
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

4-59
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN PENYUSUNAN AKNOP
AIR BAKU KABUPATEN KAMPAR

4-60

Anda mungkin juga menyukai